analisis pelaksanaan fatwa dewan syari’ah...

100
ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI) NO:108/DSN-MUI/X/2016 TENTANG PARIWISATA SYARI’AH (STUDI KASUS DI PT AL-HIJAZ INDOWISATA) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Disusun oleh : Faizah Eferdy 11140460000012 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440H/2019M

Upload: others

Post on 11-Feb-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL

MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI) NO:108/DSN-MUI/X/2016

TENTANG PARIWISATA SYARI’AH

(STUDI KASUS DI PT AL-HIJAZ INDOWISATA)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Disusun oleh :

Faizah Eferdy

11140460000012

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440H/2019M

Page 2: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

ii

ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL

MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI) NO:108/DSN-MUI/X/2016

TENTANG PARIWISATA SYARI’AH

(STUDI KASUS DI PT AL-HIJAZ INDOWISATA)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

Faizah Eferdy

11140460000012

Pembimbing :

A.M Hasan Ali, M.A

NIP. 19751201 200501 1 005

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440H/2019M

Page 3: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

iii

Page 4: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang diberlakukan oleh Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 15 Agustus 2019

Faizah Eferdy

NIM. 11140460000012

Page 5: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

v

ABSTRAK

Faizah Eferdy. NIM 11140460000012. ANALISIS PELAKSANAAN FATWA

DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI)

no:108/DSN-MUI/X/2016 TENTANG PARIWISATA SYARIAH (STUDI

KASUS DI PTAL-HIJAZ INDOWISATA). Program Studi Hukum Ekonomi

Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

1440/2019. viii + 80 halaman

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah

resmi menerbitkan fatwa No: 108/DSN-MUI/X/2016, fatwa ini berisi tentang

prinsip dasar penyelenggaraan dan standarisasi pariwisata berdasarkan syariah

dengan berbagai ketentuan yang telah diatur terkait pariwisata syariah. Biro

Perjalanan Wisata Syariah adalah yang menawarkan fasilitas dan pelayanan yang

sesuai dengan nilai islam, sehingga mampu meminimalisir serta menjauhkan dari

kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan syari’at-syari’at Islam disaat

melakukan perjalanan wisata.

Penelitian ini merumuskan dua hal masalah, yang pertama bagaimana

penerapan Fatwa DSN-MUI no:108/DSN-MUI/X/2016 di PT Al-Hijaz

Indowisata, kemudian yang kedua faktor apa saja yang menyebabkan Al-Hijaz

Indowisata tidak menerapkan prinsip syari’ah secara menyeluruh? Adapun jenis

penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian lapangan yang

menggunakan metode kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang

dilakukan adalah menggunakan metode wawancara dan observasi dengan pihak

PT Al-Hijaz Indowisata. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode induktif yaitu metode menekankan pada pengamatan

dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yang pertama, fasilitas

dan pelayanan PT Al-Hijaz Indowisata telah menerapkan aturan-aturan atau

standar pariwisata syari’ah seperti yang terdapat di dalam Fatwa DSN-MUI

no:108/DSN-MUI/X/2016. Kedua, masih terdapat faktor-faktor yang

menyebabkan tidak tercapainya penerapan prinsip-prinsip syari’ah secara

menyeluruh. Seperti untuk fasilitas hotel atau penginapan juga dalam hal transaksi

keuangan antara Al-Hijaz dengan mitra ataupun dengan jama’ahnya yang belum

menggunakan Lembaga Keuangan Syariah.

Kata Kunci : Pariwisata Syariah, Fatwa DSN-MUI, Prinsip Syariah

Pembimbing : A.M Hasan Ali, M.A

Daftar Pustaka : Tahun 1987 s.d tahun 2018

Page 6: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirahiim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat Rahman dan Rahim-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan

judul “ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH

NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI) NO:108/DSN-

MUI/X/2016 TENTANG PARIWISATA SYARI’AH (STUDI KASUS DI PT

AL-HIJAZ INDOWISATA)”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Besar Muhammad SAW semoga kesejahteraan menyelimuti

keluarga dan sahabat Nabi beserta seluruh pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna karena keterbatasan dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh

penulis. Meskipun demikian, penulis telah memberikan yang terbaik dengan

harapan yang terbaik atas hasil penelitian ini.

Disamping itu, selama proses penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang memberikan doa, bimbingan, dan motivasi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yag telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A., selaku

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidatullah Jakarta.

2. Bapak A.M Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Prodi Hukum Ekonomi

Syariah, yang dalam hal ini sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang

senantiasa memberikan arahan, motivasi serta saran-saran dan telah

bersedia meluangkan waktu dalam membimbing penyusunan skripsi ini.

Page 7: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

vii

3. Bapak Dr. Abdurrouf, M.A., selaku Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi

Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan dan membantu penulis

secara tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, M.A., selaku dosen penasehat

akademik yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

5. Kepada seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mentransfer ilmu bermanfaat dengan ikhlas kepada penulis.

6. Segenap jajaran Staf dan Karyawan akademik, Perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama yang telah membantu

penulis dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

7. Ibu Hj. Farida Muhammad selaku Komisaris PT.Al-Hijaz Indowisata dan

Bapak Abdullah Djafar selaku Direktur utama PT.AL-Hijaz Indowisata,

dan ibu Kiki Rizki Septiani Staff Divisi Legal dan ibu Ernawati selaku

Staff Haji dan Umroh yang senantiasa telah memberikan waktu untuk bisa

diwawancarai dan penjelasan serta arahan dan saran selama penulis

melakukan wawancara.

8. Keluarga tercinta, Ibunda Rita Damai Yanti yang menjadi motivasi

terbesar penulis, Tugas akhir skripsi dan gelar ini ananda persembahankan

untuk beliau, serta Adik tersayang Peri Sajena Nadirohanta, dan Keluarga

besar yang selalu memberikan semangat dan bantuan moril dan materil

kepada penulis.

9. Sahabat terbaik Afrida Purwanti yang selalu ada dalam suka dan duka

selama menempuh pendidikan perkuliahan di Ciputat selama ini.

10. Teman-teman Hukum Ekonomi Syariah (A) angkatan 2014 yang telah

memberikan dukungan moril kepada penulis, khususnya Siti Khadijah,

Khadijah Nurarafah, Asyifa Delya, Nurfaiqoh, Wienda Putri Rahayu ,

Ismy Yasintia.

11. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Komfaksy cabang Ciputat dan

Korps HMI-Wati Komfaksy cabang Ciputat yang telah memberikan

Page 8: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

viii

dukungan moril dan pengalaman berharga yang menjadikan

perkembangan pribadi lebih baik dalam diri penulis.

12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, penulis berharap

semoga hasil karya ini bisa bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.

Khususnya bagi peneliti-peneliti yang ingin mengembangkan dan tertarik

dengan penelitian ini sebagai awal untuk melakukan studi berikutnya.

Teriring do’a semoga amal yang telah kita lakukan menjadi amal yang

tiada putus pahalanya serta bermanfaat untuk kita semua baik didunia dan di

akhirat. Amin.

Ciputat, 7 Agustus 2019

Faizah Eferdy

Page 9: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL…………………………………………………………..……i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING......……………….…….ii

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI……………………………….iii

LEMBAR PERNYATAAN………………………......................…………...….iv

ABSTRAKS……………………………….………......................……………….v

KATA PENGANTAR……………………………….....................……………..vi

DAFTAR ISI………….………………….…………….....................…….....…vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………….….....................………...….1

B. Identifikasi Masalah…………………….………………….................7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………....................7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….................8

E. Tinjauan (Review) Terdahulu……………………………....................9

F. Metode Penelitian………………………………………....................11

G. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual……….……….................16

H. Sistematika Penulisan……………………....…………......................20

BAB II : FATWA DSN DAN PARIWISATA SYARIAH

A. Fatwa DSN MUI No. 108/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pariwisata

Syariah

1. Fatwa……..................…………………………………................21

2. DSN MUI................................…………………………...............28

3. Fatwa DSN MUI No.108/DSN-MUI/X/2016………....................32

B. Pariwisata Syariah

1. Pengertian Pariwisata Syariah………………………....................33

Page 10: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

x

2. Landasan Hukum Pariwisata Syariah….………………...............34

3. Akad dalam Pariwisata Syariah…………………….....................35

4. Ketentuan-ketentuan dalam Pariwisata Syariah………................35

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG AL-HIJAZ INDOWISATA

A. Sejarah dan Perkembangan Al-Hijaz Indowisata………………….....41

B. Landasan Hukum Al-Hijaz Indowisata………………………..…..…43

C. Visi dan Misi Perusahaan………………….…...…………............….45

D. Struktur Organisasi…………………………………………..........….46

E. Produk-Produk Al-Hijaz Indowisata……………………....................48

BAB IV: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DSN-MUI TENTANG

PARIWISATA SYARI’AH DI PT AL-HIJAZ INDOWISATA

A. Penerapan Fatwa DSN-MUI No:108/DSN-MUI/X/2016 di PT Al-

Hijaz Indowisata……….................................................….........……62

B. Faktor penyebab tidak terpenuhinya prinsip syariah dalam fasilitas dan

pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata ………………….........………80

BAB V : PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………84

B. SARAN………………………………………………………………85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

1

BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pariwisata adalah salah satu sektor unggulan yang

memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional Indonesia,

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan bahwasanya dalam

beberapa tahun terakhir ini, kontribusi sektor pariwisata terhadap

perekonomian nasional semakin besar. Indonesia saat ini diketahui sebagai

negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, dengan

jumlah penduduk muslim sebesar 207.176.162 jiwa maka sudah sepatutnya

sektor pariwisata melihat hal ini sebagai sebuah ceruk pasar baru yang

cukup potensial, dengan menggabungkan konsep wisata dan nilai-nilai ke

Islaman maka sudah sepatutnya pariwisata syariah dapat menjadi jawaban

atas kondisi tersebut. 1

Pariwisata syariah ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang disebutkan mengenai

pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan juga tentang kode etik

pariwisata dunia yang menjunjung tinggi budaya dan nilai-nilai kearifan

lokal.2 Potensi yang menjanjikan terhadap pengembangan wisata islami atau

wisata syariah di Indonesia semakin diperkuat dengan launching pariwisata

syariah pada tanggal 30 Oktober 2013 pada acara Indonesia Halal Expo

(INDHEX) di Jakarta Internasional Expo yang didukung oleh Kementrian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Majelis Ulama

Indonesia (MUI). Ada lima komponen yang dimasukkan dalam wisata

syariah oleh Kementerian Pariwisata dan MUI yaitu sektor kuliner, fashion

muslim, perhotelan dan akomodasi, kosmetik dan spa, serta haji umrah.3

1https://www.indonesia-investments.com, diakses pada 3 juli 2018

2RiyantoSofyan, Prospek Bisnis Pariwisata Syariah (Jakarta: Republika, 2012) h.7

3Kementerian Pariwisata RI, The Indonesia halal Lifestyle & Bussines (Jakarta: PT

Indonesia halal Lifestyle, 2016) h.67

Page 12: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

2

Wisatawan muslim merasakan berwisata ke negara-negara

mayoritas Islam lebih menyenangkan sehingga pasar wisatawan muslim

semakin berkembang pesat dan berbagai pihak berusaha menangkap potensi

pasar tersebut termasuk dengan menyediakan paket wisata baru, akomodasi

yang islami, objek wisata Islam untuk dikembangkan. Di Asia, rata-rata

telah menerapkan wisata islami di negaranya, yaitu Malaysia yang juga

telah membentuk Islamic Tourism Center pada tahun 2009, bukan hanya

Malaysia, negara yang minoritas beragama Islam-pun ikut menggarap

wisata syariah untuk meraup pangsa pasar wisatawan muslim, seperti Rusia,

China, Thailand, Jepang, Australia yang justru bukan Negara dengan

penduduk mayoritas Islam. Mereka berhasil unggul dalam sektor pariwisata

syariah. Singapura juga memiliki Crescent Rating Halal Friendly Travel

and Tourism Company, yang menawarkan jasa management, consultancy,

dan training. Lembaga ini juga memberikan peringkat halal friendly di

seluruh sektor pariwisata di berbagai negara. Bagaimana dengan Indonesia?4

Indonesia sudah mempunyai modal dasar yang lebih baik

dibanding negara lain dengan populasi muslim terbesar di dunia, sehingga

sangat kondusif dalam menyambut wisatawan muslim. Dengan mengangkat

branding “Wonderful Indonesia” menggambarkan bahwa Indonesia

memiliki potensi yang beragam dan menarik dengan kekayaan alam dan

budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Hal tersebut tidak menutup

kemungkinan menjadikan Indonesia menjadi tujuan utama wisatawan

muslim mancanegara.5

Unsur halal sangat memegang peranan penting dalam skala

kehidupan saat ini, yang dimana disisi lain merupakan suatu pendukung

komoditi ekuitas pasar yang potensial. Berbagai segmen pasar kehidupan ini

sudah melirik basis syariah melihat potensi kedepannya yang semakin

menjanjikan. Halal tidak hanya dari segi zat barangnya namun cara

4Ariqa Nurwilda Sugiarti, Strategi Pengembangan Pariwisata untuk Meningkatkan

Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan Mancanegara di Bandung, (jurnal, 2015) h.5 5Ariqa Nurwilda Sugiarti, Strategi Pengembangan Pariwisata untuk Meningkatkan

Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan Mancanegara di Bandung, (jurnal, 2015) h.5

Page 13: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

3

pengelolaannya bisa diperhitungkan untuk menentukan halal tidaknya suatu

barang atau jasa. Dibidang jasa mulai terlihat segmen pasar yang signifikan

dalam melirik unsur halal ini seperti halnya Biro Jasa Pariwisata.6

Sektor perhubungan dan pariwisata mempunyai peran penting

dalam usaha mencapai sasaran pembangunan serta pembinaan persatuan

bangsa dan Negara. Sektor perhubungan berperan memperlancar arus

manusia, barang, dan jasa untuk merangsang dan menunjang pertumbuhan

produksi barang dan jasa serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.

Sedangkan pariwisata berperan sebagai penghasil devisa serta

memperkenalkan budaya bangsa dan tanah air. Bagi masyarakat sendiri

sektor ini memberikan lapangan pekerjaan dan bidang usaha yang cukup

luas. Begitupun sektor perhubungan dan pariwisata yang merupakan salah

satu unsur penunjang dalam menjalin hubungan antar bangsa yang

dilakukan melalui hubungan timbal balik dari kegiatan angkutan dan

telekomunikasi ke dan dari luar negeri.7

Pembangunan periwisata, seperti halnya pembangunan

pertambangan, pabrik-pabrik, pertanian atau jenis pembangunan ekonomi

lainnya, akan menimbulkan bermacam-macam pengaruh terhadap suatu

daerah, tempat pembangunan itu berlangsung. Tentu saja, dampak atau

pengaruh berbagai macam pembangunan itu akan berbeda-beda namun ada

yang kerap kali sangat terasa. Semua itu akan kelihatan sekali dampaknya

terhadap perekonomian,masyarakat, pemerintah dan atau lingkungannya. 8

Wisata dibagi menjadi dua, yaitu wisata domestik (dalam negeri)

dan wisata internasional (luar negeri). Disamping untuk mencari kesenangan

dan pengalaman baru, berwisata juga dianggap dapat memperkuat rasa

bangga pada Negara, dan ini terjadi pada jenis wisatawan domestik (dalam

negeri). Bentuk perjalanan wisata domestik ini tidak saja memberikan

6Iwanati Falsah, “Analisis Motivasi Konsumen Dalam Memilih Hotel Walan Syariah

Sidoarjo,” Skripsi (Surabaya; UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016),h.4 7Spille James J, Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. (Yogyakarta : Kanisius,

1987) h.14 8Spille James J, Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. (Yogyakarta : Kanisius,

1987) h.14

Page 14: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

4

keuntungan dalam memperbesar rasa nasionalisme dan memperkuat

pembentukan karakter bangsa, namun juga memberi manfaat besar dari

beberapa sisi lain. Pertama, bagi negara-negara dengan jumlah populasi

penduduk yang besar seperti Indonesia, besarnya wisatawan domestik ini

sangat signifikan dalam mendorong perekonomian nasional dan lokal.

Kedua, belanja langsung wisatawan domestik dapat memberikan manfaat

langsung kepada masyarakat lokal. Ketiga, sifat wisatawan domestik ini

lebih stabil dibanding wisatawan internasional.9

Tujuan berwisata tidak harus selalu dikaitkan dengan keuntungan

fisik . Sebuah perjalanan wisata juga akan dapat menstimulasi pikiran

seseorang secara unik. Perjalanan itu akan dapat membuat seseorang

menjadi lebih kreatif dan disamping itu, lingkungan baru yang

didapatkannya juga akan menyebabkan sinyal-sinyal baru yang diterima

dari lingkungan barunya. Pada tahap selanjutnya, ketika wisatawan ingin

menjadi konsumen sekaligus produsen, pola kegiatan berwisata menjadi

lebih berbasis pada pengembangan diri dan ini menghasilkan pola kegiatan

wisata yang berbasis kreatifitas. Jadi, hasil kunjungan menjadi tidak hanya

sekedar berupa foto, berupa cerita, namun akan lebih berupa pemahaman

(knowledge) yang akan memperkaya diri wisatawan itu sendiri, dan bahkan

mereka akan dapat mengembangkan pengetahuan tersebut.10

Istilah Syariah sudah sering terdengar sebelumnya seperti bank

syariah, hotel syariah, dan perumahan syariah. Namun, wisata syariah masih

lebih jarang terdengar dan diketahui oleh masyarakat muslim Indonesia. Hal

ini disebabkan pemerintah baru mengembangkan produk ini melalui

Kemenparekraf bertepatan dengan kegiatan Indonesia Halal Expo

(INDHEX) 2013 dengan tema “Wonderfull Indonesia as Moslem Friendly

Destination”. Saat ini konsep syariah kian marak dan sedang menjadi tren di

masyarakat Indonesia. Pada awalnya konsep syariah umumnya di gunakan

pada dunia perbankan. Lambat laun seiring dengan perkembangan waktu,

9Ariqa Nurwilda Sugiarti, Strategi Pengembangan Pariwisata untuk Meningkatkan

Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan Mancanegara di Bandung, (jurnal, 2015) h.6 10

Henky Hermantoro, Creative-Based Tourism, (Depok: Aditri,2011), h. 41-43

Page 15: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

5

mayarakat mulai familiar dengan kata maupun istilah “syariah”. Maka,

bermunculan-lah berbagai bank maupun lembaga yang menambahkan

penerapan syariah pada aktivitas bisnisnya. Dunia pariwisata tidak mau

ketinggalan. Kemenparekraf bertekad menjadikan Indonesia sebagai salah

satu destinasi wisata syariah (syariah tourism) di dunia.11

Kitab-kitab sejarah Islam mencatat dengan sangat rapi bahwa

ulama-ulama Islam tempo dulu sering melakukan perjalanan jauh dan

melelahkan guna menimba ilmu dari satu tempat ke tempat yang lain, dari

satu negeri ke negeri yang lain. Bahkan Imam Asy-Syafi‟i salah seorang

Imam Madzhab yang sangat masyhur dan popular, beliau pernah mengubah

banyak fatwa atau pendapatnya mengenai masalah hukum fiqih setelah

melakukan perjalanannya ke negeri Mesir. Artinya setelah beliau sampai di

negeri Mesir, beliau banyak mendapat ilmu dan wawasan, teman, dan guru

baru.12

Jadi, melakukan perjalanan jauh sangatlah memberikan manfaat

yang luar biasa. Tentu, kalau kita pandai memanfaatkan perjalanan itu

sendiri, karena lautan ilmu bisa kita dapatkan, bahwa kearifan berpikir dan

tindak laku dalam bertindak pun dapat kita peroleh karena hasil dari

perjalanan kita sendiri. Sebagian besar orang menghabiskan waktunya

seharian penuh apabila sudah sampai ditempat tujuan wisatanya, kadang-

kadang lupa untuk menjalankan perintah agama yaitu sholat 5 waktu karena

fikirannya hanya fokus untuk bersenang-senang. Padahal sangat

disayangkan bergembira tetapi melalaikan perintah agama. 13

Motivasi orang juga berbeda-beda dalam melakukan perjalanan

wisata, ada yang hanya untuk sekedar rekreasi, bersantai, keinginan untuk

mengetahui budaya,adat, dan tradisi, mengunjungi teman dan keluarga, atau

untuk melepaskan diri dari rutinitas yang membosankan. Pada waktu

11

Hery Sucipto & Fitria Andayani, Wisata Syariah,(Jakarta:Grafindo Books Media,2014),

h.65-66 12

Tohir Bawazir, Panduan Praktis Wisata Syariah, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2013),

h.5 13

Tohir Bawazir, Panduan Praktis Wisata Syariah, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2013),

h.6

Page 16: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

6

transaksi juga, sebenarnya wisatawan membayar untuk pelayanan yang

ditunda, karena apa yang diinginkan belum menjadi kenyataan. Semuanya

ini terjadi karena adanya kepercayaan pada Travel Agen yang bersangkutan.

Oleh karena itu kepercayaan pelanggan perlu dijaga agar jangan terjadi

keragu-raguan bagi orang yang melakukan perjalanan melalui travel agen.14

PT Al-Hijaz Indowisata merupakan badan usaha yang membuka

perjalanan wisata syariah. Al-Hijaz Tour dan Travel memiliki izin resmi

dari Kementrian Agama RI, sehingga bisa meningkatkan rasa kepercayaan

nasabah menjadikan Al-Hijaz sebagai biro travel haji & umrah pilihannya.

Selain itu, Al-Hijaz Indowisata berkantor di gedung sendiri juga mempunyai

ruang manasik milik sendiri, pembimbing haji dan umrah yang professional,

harga terjangkau, mengutamakan kualitas pelayanan dan kenyamanan,

ibadah umrah sesuai syariat islam ahlus sunnah waljamaah.15

hotel dekat

dengan Baitullah. Alhijaz juga merupakan salah satu provider visa sehingga

dapat memastikan visa umroh sesuai jadwal keberangkatan yang telah

ditentukan di awal musim sesuai dengan PNR (Passeanger Name Record)

yang diterima dari maskapai yang bersangkutan yaitu Saudi Airlines dan

Turkish Airlines.16

Kepastian jadwal keberangkatan merupakan salah satu

kelebihan travel umroh Al-Hijaz. Jamaah tidak perlu khawatir akan

mundurnya jadwal, karena Al-Hijaz langsung booking seat pesawat dan

sudah mengantongi PNR untuk masing-masing jadwal tanpa menunggu seat

penuh, sehingga jadwal sudah didapatkan dari awal musim umroh. Dengan

terbitnya perpanjangan izin pelaksanaan ibadah haji khusus No.

PHU/HK.3245/IV/2015 maka Al-Hijaz Tours & Travel adalah salah satu

travel yang dapat memberangkatkan jamaah haji langsung tanpa antri atau

menunggu 5 tahun.17

14

Yoeti Oka, Tours and Travel management, (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1990), h.24 15

https://alhijaz-indonesia.com/ , diakses 7 agustus 2018 16

https://alhijaz-indonesia.com/ , diakses 7 agustus 2018 17

adminalhijazindowisata 23/03/2017 Info Berita, diakses pada 3 juli 2018

Page 17: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

7

Melihat berbagai kelebihan dari Al-Hijaz Tour Travel tersebut,

maka penulis tertarik untuk meneliti, mengamati, mengkaji, dan

menganalisa lebih jauh dan mendalam bagaimana Biro Perjalanan

Pariwisata atau Agen Tour Travel Al-Hijaz dalam melayani dan

memfasilitasi Jamaa‟ahnya? Apakah sudah sesuai prinsip-prinsip syari‟ah

dan standar DSN-MUI? yang dituangkan dalam skripsi ini dengan judul

“Analisis Pelaksanaan Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) no: 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata

Syari‟ah (Studi Kasus Pada PT Al Hijaz Indowisata)”.

B. Identifikasi Masalah

Seiring dengan berkembangnya dunia pariwisata di Indonesia,

maka semakin banyak biro perjalanan, tour and travel selalu berinovasi dari

segi produk yang ditawarkan serta pelayanan yang diberikan, Begitu juga

dengan wisata syari‟ah di Indonesia. Salah satunya wisata syariah yang

disediakan oleh PT Al Hijaz Indowisata atau yang biasa dikenal dengan

Al-Hijaz Tour and Travel.

Karena masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai

produk wisata syariah . Serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai

adanya peraturan yang dikeluarkan DSN-MUI mengenai Pariwisata

Syari‟ah, maka disini penulis ingin melakukan analisis terhadap produk

wisata syari‟ah dari salah satu Biro Perjalanan Pariwisata Syariah yaitu PT

Al-Hijaz Indowisata .

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian dalam skripsi ini lebih terarah dan mendalam, maka

penulis membatasi permasalahannya mengenai Analisis Pelaksanaan dari

produk wisata syariah. Oleh karena itu, penelitian skripsi ini mengarah

kepada spesifikasi penelitian hanya pada kantor PT Al Hijaz

Indowisata.Sesuai dengan judul skripsi Analisis Pelaksanaan Fatwa DSN

Page 18: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

8

No.108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata Syari‟ah (Studi Kasus Pada

PT Al Hijaz Indowisata) maka permasalahan yang dapat dirumuskan oleh

penulis adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana penerapan Fatwa DSN-MUI no:108/DSN-MUI/X/2016

di PT Al-Hijaz Indowisata?

b. Faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya prinsip syariah dalam

fasilitas dan pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui penerapan Fatwa DSN no: 108/DSN-

MUI/X/2016 tentang pariwisata syari‟ah dalam pelaksanaan

operasional di PT Al Hijaz Indowisata.

b. Untuk mengetahui faktor penyebab tidak tercapainya prinsip

syariah dalam fasilitas dan pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata.

Maka manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi akademisi, diharapkan mampu menambah wawasan

pengetahuan dan mengembangkan pikiran serta memperluas

informasi tentang bagaimana penerapan prinsip syariah pada

pariwisata syariah yang sesuai dengan aturan yang telah

dikeluarkan dan tercantum dalam Fatwa DSN-MUI no:108/DSN-

MUI/X/2016

b. Bagi praktisi, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan, saran dan masukan tentang masalah

yang perlu perbaikan atau pembenahan serta kualitas syariah,

khususnya bagi AL-Hijaz Indowisata dalam memberikan

pelayanan.

Page 19: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

9

E. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu

Literatur review merupakan bagian penting dalam proses

penelitian. Proses ini dimulai dengan menggali sumber data penelitian

sebelumnya yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas,

selanjutnya peneliti akan menganalisis mengenai perbedaan dan persamaan

dari penelitian yang sudah ada dengan tujuan agar tidak ada pembahasan

yang sama yang saling bertentangan. Literatur review atau kajian pustaka

dapat diambil dari berbagai jenis penelitian seperti jurnal penelitian,

disertasi, tesis, skripsi, laporan hasil penelitian, makalah dan lain

sebagainya. Oleh karena itu dibawah ini merupakan literatur review yang

dapat peneliti simpulkan beserta aspek pembeda dengan penelitian

sebelumnya.18

Diantara lain yaitu :

1. Penelitian dilakukan oleh Dewi Kusuma Sari 2011 dengan judul

“Pengembangan Pariwisata Objek Wisata Pantai Sigandu

Kabupaten Batang” Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi ini lebih membahas

tentang bagaimana agar cara menarik minat masyarakat untuk

berwisata, dan meningkatan pendapatan masyarakat pantai

sigandu.19

2. Penelitian dilakukan oleh Maulana Haitami 2014 dengan judul

“Efektivitas Pemasaran Produk Wisata Syariah (Studi Kasus pada

PT Cheria Tour and Travel)”, Konsentrasi Perbankan Syariah

Program Studi Muamalat (Ekonomi Syariah) Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014M/1435H. Skripsi ini

lebih menekankan kepada SWOT produk wisata syariah, lalu

membahas tentang efektivitas pemasaran PT Cheria Tour and

18

Bahrudin Nur Tanjung Ardial, pedoman penulisan karya ilmiah, (proposal, skripsi, tesis,

dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah), (Jakarta: PT.Kencana,2010), ed.I

cet.5,h.7 19

Dewi Kusuma Sari, “Pengembangan Pariwisata Objek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten

Batang,” (Skripsi S-1 Fakultas Ekonomi,Universitas Diponegoro Semarang, 2011).

Page 20: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

10

Travel dan memasarkan produknya baik secara internal maupun

eksternal.20

3. Penelitian dilakukan oleh Winda Dwi Astuti Zebua 1434H/2013M

dengan judul “Kontruksi Pemberitaan Wisata Syariah pada

Republika Online” Jurusan Jurnalistik Komunikasi dan Penyiaran

Islam Studi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Skripsi

ini lebih menekankan pembahasan tentang respon masyarakat

terhadap wisata syariah, dan menjelaskan bahwa wisata syariah

bukan hanya sekedar mengunjungi makam saja.21

4. Penelitian dilakukan oleh Rizka R1437H/2016M dengan judul

“Persepsi Konsumen tentang Wisata Syariah dan Pengaruhnya

Terhadap Minat Berkunjung” Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Universitas Lampung. Skripsi ini lebih menekankan

pembahasannya pada pandangan umum masyarakat terhadap

wisata syariah dan apa pengaruhnya terhadap minat masyarakat

memilih wisata syariah sebagai Alternatif berwisata.22

5. Penelitian dilakukan oleh Ariqa Nurwilda Sugiarti 1436H/2015M

dengan judul “Strategi Pengembangan Pariwisata Syariah untuk

Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan

Mancanegara dikota Bandung”. Skripsi ini menekankan

pembahasannya pada cara meningkatkan kunjungan wisatawan

baik domestik maupun mancanegara dengan pengembangan

pariwisata syariah yang ada di kota Bandung saja.23

20

Maulana Haitami, “Efektivitas Pemasaran Produk Wisata Syariah (Studi Kasus pada PT

Cheria Tour and Travel)”, (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum,Universitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah Jakarta,2014). 21

Winda Dwi Astuti Zebua, “Kontruksi Pemberitaan Wisata Syariah pada Republika

Online”, (Skripsi S-1 Fakultas Ilmu dakwah dan Komunikasi,Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta,2013). 22

Rizka R“Persepsi Konsumen tentang Wisata Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Minat

Berkunjung”, (Skripsi S-1 Fakultas Ilmu sosial ilmu Politik,Universitas Lampung, 2016). 23

Ariqa Nurwilda Sugiarti, “Strategi Pengembangan Pariwisata Syariah untuk

Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan Mancanegara dikota Bandung“

(Skripsi S-1 Fakultas Ekonomi,Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,2015).

Page 21: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

11

6. Penelitian dilakukan oleh Aufa Saffanah Fitri Sholeh

1439H/2018M dengan judul “Penerapan Prinsip Syariah pada Bayt

Kaboki Hotel Bali Menurut Fatwa DSN-MUI no. 108/DSN-

MUI/X/2016” Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah

dan Hukum. Skripsi ini lebih menekankan pembahasan tentang

penerapan prinsip syariah pada Bayt Kaboki Hotel Bali.

Perbedaan dengan Skripsi saya adalah, Analisis yang saya lakukan

terhadap produk wisata syari‟ah di PT Al Hijaz Tour and Travel apakah

sudah menerapkan aturan yang telah dibuat oleh DSN-MUI yaitu Fatwa

no:108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata Syariah serta faktor apa saja

yang masih menghalangi tercapainya prinsip syariah secara menyeluruh

dalam fasilitas dan pelayanan yang diberikan Al-Hijaz Tour Travel.

F. Metode Penelitian

Setiap penelitian selalu dihadapkan dengan masalah yang

menuntut jawaban yang akurat, oleh karena itu sangat dibutuhkan

beberapa metode penelitian dan teknik pengelolaan data dalam penelitian

ini guna memecahkan dan mndapatkan jawaban atas masalah-masalah

yang ada.

1. Pendekatan Penelitian

Pendekata penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

menyajikan gambaran lengkap mengenai situasi sosial atau dimaksudkan

untuk melakukan eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau

kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang

diuji. Dan pendekatan Yuridis-Normatif (doktrinal) adalah pendekatan yang

memandang hukum sebagai doktrin atau seperangkat aturan yang bersifat

normatif (law in book). Pendekatan ini dilakukan melalui upaya pengkajian

Page 22: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

12

atau penelitian hukum kepustakaan.24

Dalam hal ini penulis menganalisis

tentang penerapan prinsip syariah pada Al-Hijaz Tour and Travel dengan

pendekatan deskriptif

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif,

yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan

dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang

bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik

dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di

laboratorium melainkan harus terjun ke lapangan.25

Oleh sebab itu,

penelitian semacam ini disebut dengan field research yaitu penelitian

dengan cara mengumpulkan data secara langsung dari kegiatan yang telah

dilakukan dilapangan kerja penelitian.26

Dengan itu penulis melakukan

penelitian penerapan prinsip syariah pada Al-Hijaz Tour Travel dengan

jenis kualitatif.

3. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah subjek dimana data didalam skripsi

ini didapatkan. Dalam skripsi ini penulis menggunakan sumber data berikut:

a.Data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber

pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil

wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan

peneliti.27

Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dari hasil

24

Lexy J Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosyada Karya,

1997), h., 6

25 Moh. Nazir, Metode Penelitian(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h.159

26 Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h.34

27Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2004), Cet.VI, h.42

Page 23: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

13

wawncara dengan pihak pengurus serta agen dan pemandu

pariwisata di PT Al Hijaz Tour and Travel.

b.Data sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari literatur yang ada

seperti kepustakaan, seperti regulasi, buku, karya ilmiah, dan media

cetak yang terkait dengan skripsi ini. Data yang disajikan oleh

pihak terkait dalam bentuk tabel atau diagram, dan digunakan

penulis sebagai data lebih lanjut.28

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa cara, yaitu :

a. Observasi, Observasi atau pengamatan adalah kegiatan

keseharian manusia dengan menggunakan panca indra lainnya

seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu,

observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata dibantu

dengan panca indra lainnya.29

Observasi pada penelitian ini

mendatangi langsung ke tempat penelitian, yaitu PT AL-Hijaz

Indowisata.

b. Wawancara, merupakan percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.30

Penulis melakukan wawancara langsung kepada Staff Legal Al-

28

Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2004), Cet.VI, h.42 29

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,dan Ilmu

Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group,2010), h.115 30

Lexy J. Moleong, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1993), h.10

Page 24: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

14

Hijaz Tour and Travel, Staff Haji dan Umroh Al-Hijaz Tour

andTravel.

c. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data yang

ditujukan kepada subjek penelitian.31

Penulis mengambil data-

data yang terkait dengan melakukan dokumentasi pada Al-Hijaz

Tour and Travel.

5. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian yaitu Staff Legal Al-Hijaz Tour and Travel dan

Staff Haji dan Umroh Al-Hijaz Tour and Travel, karena Divisi tersebut

yang memahami dengan baik dari segi operasional, fasilitas dan

pelayanan Al-Hijaz dengan prinsip syariah yang diterapkan di dalam

perjalanan pariwisata syariah yaitu haji dan umroh.

6. Teknik Pengolahan Data

Data mentah harus diubah menjadi data yang dapat dibaca dengan

baik. Pengolahan data harus didasarkan pada kebutuhan data yang akan

disajikan dalam skripsi. Data hasil interview harus ditranskip atau

diubah dari format audio menjadi visual dalam wujud teks. Untuk data

kualitatif, teknik pengolahan data dengan melakukan pengkodean data

dan selanjutnya dilakukan kategorisasi dan fragmentasi data. Pemilahan,

pemilihan, dan pemotongan data dilakukan sesuai dengan kebutuhan,

seperti menyeleksi fragman hasil interview atau data kepustakaan yang

akan dikutip dalam penulisan skripsi.32

7. Metode Analisis Data

Untuk data kualitatif (terutama data dokumen, naskah atau literatur

lainnya), analisis dapat menggunakan model analisis hermeneutik,

31

Sukandar Rumaidi, Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Pemula,

(Yogyakarta: UGM Press, 2004), h.100 32

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan

Skripsi, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2017).

Page 25: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

15

analisis framing, dan analisis wacana. Dalam ketiga metode analisis ini,

analisis data harus didasarkan pada dua aspek penting, yaitu data

(dokumen, naskah atau literatur lainnya) adalah produk dari dialektika,

dinamika sejarah.33

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah

dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi dan

sebagainya.34

Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan

data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan

uraian dasar. Bogolan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai

proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan

merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan

sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada utama dan hipotesis itu.

Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis data

merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam

pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data.35

8. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh Penulis dalam

skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah pada

buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2017”.

33

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan

Skripsi, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2017). 34

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),

h.91 35

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),

h.91

Page 26: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

16

G. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual

1. Kerangka Teori

Teori dalam penelitian ilmiah adalah sebuah kemestian karena

merupakan inti dari penelitian ilmiah dimaksud.36

Teori secara bahasa

adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung

oleh data argumentasi. Kata teori berasal dari kata theoria yang artinya

pandangan dan wawasan.37

Menurut Abdul Kadir Muhammad, Kerangka

teoritis dalam penulisan karya ilmiah merupakan susunan dari beberapa

anggapan, pendapat, cara, aturan, asas, keterangan sebagai suatu kesatuan

logis yang menjadikan landasan acuan dan pedoman untuk mencapai

tujuan dalam penelitian atau penulisan.38

Fatwa DSN MUI selama ini telah mengisi kekosongan hukum dan

karenanya memberikan kepastian hukum. Pelaku usaha membutuhkan

kepastian dari pihak yang punya otoritas di bidang syariah, yakni

para mufti yang terhimpun dalam MUI. “Fatwa tentu menjadi suatu jalan

atau jawaban untuk pertanyaan umat Islam.39

Fatwa pada dasarnya lebih

sebagai sebuah aturan moral, bukan hukum.40

Fatwa DSN telah berperan

penting dalam aktivitas perekonomian berbasis syariah di Indonesia. Fatwa

justru tak hanya dijadikan rujukan karena permintaan masyarakat, tetapi

juga karena perintah Undang-Undang.41

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

dibentuk dalam rangka mewujudkan aspirasi umat Islam mengenai masalah

36

Muktar Fajar & Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,

(Yogyakarta: Pustaka pelajar,2010),h.92 37

Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Edisi Revisi,cet-VI(Yogyakarta: Cahaya Atma

Pustaka 2012),h.4 38

Muhammad, Abdul Kadir, Hukum dan Penelitian Hukum, cetI (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti,2004), h.72 39

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt588ff515067ac/positivisasi-fatwa-di-ladang-

ekonomi-syariah, diakses pada 3 juli 2018 40

https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2010/07/100726_fatwamui, diakses

pada 3 juli 2018 41

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt588ff515067ac/positivisasi-fatwa-di-ladang-

ekonomi-syariah

Page 27: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

17

perekonomian dan mendorong penerapan ajaran Islam dalam bidang

perekonomian/keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat

Islam. Pembentukan DSN-MUI merupakan langkah efisiensi dan koordinasi

para ulama dalam menanggapi isu-isu yang berhubungan dengan masalah

ekonomi/keuangan. Berbagai masalah/kasus yang memerlukan fatwa akan

ditampung dan dibahas bersama agar diperoleh kesamaan pandangan dalam

penanganannya oleh masing-masing Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang

ada di lembaga keuangan syariah. Untuk mendorong penerapan ajaran Islam

dalam kehidupan ekonomi dan keuangan, DSN-MUI akan senantiasa dan

berperan secara proaktif dalam menanggapi perkembangan masyarakat

Indonesia yang dinamis dalam bidang ekonomi dan keuangan.42

Tugas

Dewan Syari‟ah Nasional adalah menetapkan fatwa atas sistem, kegiatan,

produk, dan jasa LKS, LBS, dan LPS lainnya, mengawasi penerapan fatwa

melalui DPS di LKS, LBS, dan LPS lainnya. Membuat Pedoman

Implementasi Fatwa untuk lebih menjabarkan fatwa tertentu agar tidak

menimbulkan multi penafsiran pada saat diimplementasikan di LKS, LBS,

dan LPS lainnya. Mengeluarkan Surat Edaran (Ta‟limat) kepada LKS, LBS,

dan LPS lainnya. Memberikan rekomendasi calon anggota dan/atau

mencabut rekomendasi anggota DPS pada LKS, LBS, dan LPS lainnya.

Memberikan Rekomendasi Calon ASPM dan/atau mencabut Rekomendasi

ASPM. Menerbitkan Pernyataan Kesesuaian Syariah atau Keselarasan

Syariah bagi produk dan ketentuan yang diterbitkan oleh Otoritas terkait.

Menerbitkan Pernyataan Kesesuaian Syariah atas sistem, kegiatan, produk,

dan jasa di LKS, LBS, dan LPS lainnya. Menerbitkan Sertifikat Kesesuaian

Syariah bagi LBS dan LPS lainnya yang memerlukan. Menyelenggarakan

Program Sertifikasi Keahlian Syariah bagi LKS, LBS, dan LPS lainnya.

Melakukan sosialisasi dan edukasi dalam rangka meningkatkan literasi

keuangan, bisnis, dan ekonomi syariah. Menumbuh kembangkan penerapan

42

https://dsnmui.or.id/kami/sekilas/diakses pada 7desember2018

Page 28: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

18

nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya dan

keuangan pada khususnya.43

Menurut Fatwa DSN-MUI nomor 108/DSN-MUI/X/2016 Wisata

Syariah adalah Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara yang sesuai dengan

prinsip syariah.44

Pariwisata Syariah adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah yang sesuai dengan prinsip

syariah.45

Destinasi Wisata Syariah adalah kawasan geografis yang berada

dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya

tarik wisata, fasilitas ibadah dan umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas

serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan yang sesuai dengan prinsip syariah.46

Biro Perjalanan Wisata Syariah (BPWS) adalah kegiatan usaha

yang bersifat komersial yang mengatur, dan menyediakan pelayanan bagi

seseorang atau sekelompok orang, untuk melakukan perjalanan dengan

tujuan utama berwisata yang sesuai dengan prinsip syariah.47

Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa,

fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI yaitu no. 108/DSN-

MUI/X/2016 adalah sebagai bentuk pengisi kekosongan atas belum adanya

aturan atau hukum yang mengatur dari pihak yang memiliki wewenang

dalam hal ini, maka para mufti yaitu DSN-MUI membuat aturan yang dapat

43

https://dsnmui.or.id/kami/sekilas/ 44

https://www.gomuslim.co.id/read/regulasi_direktori/2018/03/17/7374/-p-pariwisata-

syariah-makin-berkembang-ini-fatwa-mui-tentang-pedoman penyelenggaraannya-p-.html 45

https://www.researchgate.net/publication/323960421_Penyelenggaraan_Parawisata_Halal

_di_Indonesia_Analisis_Fatwa_DSNMUI_tentang_Pedoman_Penyelenggaraan_Pariwisata_Berda

sarkan_Prinsip_Syariah 46

https://www.researchgate.net/publication/323960421_Penyelenggaraan_Parawisata_Halal

_di_Indonesia_Analisis_Fatwa_DSNMUI_tentang_Pedoman_Penyelenggaraan_Pariwisata_Berda

sarkan_Prinsip_Syariah 47

https://dsnmui.or.id

Page 29: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

19

mengatur agar pariwisata syari‟ah dapat berjalan sesuai syariat Islam, yang

tercantum dalam Fatwa DSN-MUI no. 108/DSN-MUI/X/2016.

2. Kerangka Konseptual

Dari kerangka diatas dapat disimpulkan bahwa Fatwa DSN-MUI

no.108/DSN-MUI/X/2016 sebagai rujukan dalam setiap pelaksanaan

pariwisata syariah, Al-Hijaz Indowisata sebagai Biro Perjalanan Pariwisata

Syariah selaku fasilitator yang akan memandu seluruh rangkaian perjalanan

wisata syariah. Al-Hijaz menyediakan daftar destinasi wisata, hotel dan

restoran syariah, serta pemandu yang akan membimbing wisatawan.

Pariwisata Syariah

Wisatawan Destinasi Wisata

Syariah

Biro Perjalanan

Pengusaha

Periwisata

Pemandu

Pariwisata

Usaha Hotel dan

Restoran Syariah

Fatwa DSN No : 108/DSN-

MUI/X/2016

Al Hijaz Indowisata

Page 30: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

20

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk mempermudah

penjabaran dan pemahaman tentang permasalahan yang dikaji serta untuk

memberikan gambaran garis besar mengenai tiap-tiap bab sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, di dalam bab ini berisi Latar Belakang,

Identifikasi Masalah, Permbatasan dan Perumusan

masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Tinjauan Studi

Terdahulu, Metode Penelitian, Kerangka Teori dan

Kerangka Konseptual serta Sistematika Penulisan.

BAB II : Pengertian Fatwa, Dasar-dasar Penetapan Fatwa, Sifat dan

Metode Fatwa. Pengertian Pariwisata Syariah, Landasan

Hukum , Akad dan Ketentuan-ketentuan dalam Pariwisata

Syariah.

BAB III : Gambaran Umum tentang Al Hijaz Indowisata, Sejarah

Berdirinya, Visi dan Misi Perusahaan, Struktur Organisasi,

Produk-produk Al Hijaz Indowisata.

BAB IV : Analisis penerapan fatwa DSN no 108/DSN-MUI/X/2016

tentang pariwisata syariah, dan fasilitas dan pelayanan apa

saja yang diberikan oleh PT Al-Hijaz Indowisata yang

mencerminkan prinsip-prinsip syari‟ah seperti tercantum

dalam fatwa DSN-MUI no:108/DSN-MUI/X/2016.

BAB V : Penutup yang berisi kesimpulan juga berisikan saran-saran

terkait masalah yang dibahas.

Page 31: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

23

BAB II

FATWA DSN DAN PARIWISATA SYARIAH

A. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.108/DSN-MUI/X/2016 tentang

Pariwisata Syari’ah

1. Fatwa

a. Pengertian Fatwa

Secara etimologi fatwa berasal dari bahasa arab yaitu Al-Aftaa‟a

yang merupakan mufrod (tunggal) dan memiliki arti pendapat resmi atau

fatwa.48

Menurut bahasa Indonesia fatwa berarti “jawaban” atau keputusan

yang diberikan oleh ahli hukum Islam atau mufti.49

Fatwa menurut bahasa

berarti jawaban mengenai suatu kejadian (peristiwa). Sedangkan fatwa

menurut syara‟ adalah menerangkan hukum syara‟ dalam suatu persoalan

sebagai jawaban dari suatu pertanyaan, baik si penanya itu jelas

identittasnya maupun tidak, baik perseorangan maupun kolektif.50

Fatwa selayaknya disebut sebagai ensiklopedia ilmiah modern

yang sudah tentu dibutuhkan oleh setiap muslim yang menaruh perhatian

terhadap zamannya beserta segala permasalahannya. Namun demikian tidak

berarti bahwa semua yang tertulis dalam kitab fatwa benar seluruhnya,

kekeliruan yang ada didalamnya dimaafkan, bahkan akan memperoleh

pahala selama hal itu dilakukan sebagai upaya ijtihad.51

Komisi Fatwa MUI juga mempunyai definisi tersendiri mengenai

fatwa, yaitu suatu penjelasan tentang hukum atau ajaran Islam mengenai

permasalahan yang dihadapi atau ditanyakan oleh masyarakat, serta

48

Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta : Pustaka

Progresif, 1997), h.134 49

Muhammad Ali, Kamus Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani,2008), h.96 50

Yusuf Qardawi, Al-Fatwa Bainal Indhibat wat-Tasayyub “Fatwa Antara Ketelitian dan

Kecerobohan”, Cet. 1 (Jakarta: Gema Insani Press, 1977), h.5 51

Yusuf Qardawi, Al-Fatwa Bainal Indhibat wat-Tasayyub “Fatwa Antara Ketelitian dan

Kecerobohan”, Cet. 1 (Jakarta: Gema Insani Press, 1977),h. 5

Page 32: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

24

merupakan pedoman dalam melaksanakan ajaran agamanya.52

Beberapa

pengertian fatwa yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :

a. Menurut M.Hasbi Ash-Shidiqie memberikan maksud bahwa

fatwa adalah sebagai jawaban atas pertanyaan yang tidak

begitu jelas hukumnya.53

b. Menurut Yusuf Qardhawi memberikan maksud bahwa

fatwa adalah menerangkan atau menjelaskan hukum syara‟

dari suatu persoalan sebagai jawaban atas pertanyaan yang

diajukan oleh yang meminta fatwa, baik individu, maupun

kolektif atau lembaga.54

c. Dalam ilmu Ushul Fiqih, fatwa berarti pendapat yang

dikemukakan oleh seorang mujtahid atau faqih sebagai

jawaban atas pertanyaan yang diminta atau diajukan oleh

peminta fatwa dalam suatu kasus yang sifatnya tidak

mengikat. Pihak yang meminta fatwa tersebut bisa pihak

pribadi, lembaga atau kelompok masyarakat.55

d. Menurut As-Syatibi, fatwa dalam arti al-iftaa berarti

keterangan-keterangan tentang hukum syara‟ yang tidak

mengikat untuk diikuti.56

e. Menurut Zamakhsyari, fatwa adalah penjelasan hukum

syara‟ tentang suatu permasalahan atas pertanyaan

seseorang atau kelompok.57

Terkadang terjadi kerancuan dalam membedakan antara fatwa

dengan Ijtihad. Ijtihad menurut Al-Amidi dan An-Nabhani adalah

mencurahkan seluruh kemampuan untuk menggali hukum-hukum syariat

52

MUI, PengantarKomisi Fatwa MUI dalamHasil Fatwa Munas VII Majelis Ulama

Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 2005)h.5 53

M. Hasbi Ash-Shidiqie,Peradilan dan hukum Acara Islam, (Semarang : PT.Pustaka Rizki,

2001), h.86 54

Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam, (Jakarta : Elsas, 2008), h.20 55

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: PT.Ikctiar Baru Van Hoeve,

1996), h.32 56

KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.20 57

KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.20

Page 33: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

25

dari dalil-dalil dzanni hingga batas tidak ada lagi kemampuan melakukan

usaha lebih dari apa yang telah dicurahkan. Sedangkan Ifta‟ hanya

dilakukan ketika ada kejadian secara nyata, lalu ulama ahli fiqih berusaha

mengetahui hukumnya. Dengan demikian, fatwa lebih spesifik

dibandingkan dengan ijtihad. Seorang mustafti bisa saja mengajukan

pertanyaan kepada seorang mufti mengenai hukum suatu permasalahan

yang dihadapinya. Apabila mufti menjawabnya dengan perkataan, hukum

masalah ini halal atau haram, disertai dalil-dalilnya secara terperinci, maka

itulah fatwa. Fatwa dapat berbentuk perkataan ataupun tulisan.58

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fatwa adalah pendapat

yang dikemukakan oleh seorang mufti sebagai jawaban atas pertanyaan yang

diminta atau diajukan oleh peminta fatwa dalam suatu kasus. Dan sifatnya

tidak mengikat.

b. Dasar-Dasar Penetapan Fatwa

Dalam menetapkan fatwa harus mengikuti tata cara dan prosedur

tertentu yang telah disepakati oleh para ulama, termasuk dalam hal

penggunaan dasar yang menjadi landasan hukum dalam penetapan fatwa

yang tidak mengindahkan tatacara dan prosedur yang ada merupakan salah

satu bentuk tahakkum (membuat-buat hukum) dan menyalahi esensi fatwa

yang merupakan hukum syara‟ terhadap suatu masalah, yang harus

ditetapkan berdasarkan dalil-dalil keagamaan (adillah syar‟iyyah).59

Dalam hal ini para ulama mengelompokkan sumber atau dalil

syara‟ yang dapat dijadikan dasar penetapan fatwa dan dalil-dalil hukum

yang diperselisihkan untuk dijadikan dasar penetapan fatwa. Para ulama

juga telah menjelaskan apa saja dalil-dalil hukum yang disepakati untuk

dijadikan dasar penetapan fatwa (adiliah al-ahkam al-muttafaq „alaihi),

yaitu meliputi:

58

https://sites.google.com/site/muhammadhamzah/home/memahami-fatwa-ulama 59

KH. Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: elsas , 2008), h.10

Page 34: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

26

a) Al-Qur‟an

Para ulama menjelaskan bahwa kata “Al-qur‟an” secara

etimologi berasal dari bahasa Arab Qara‟a- yaqro‟u- Qur‟an yang

mempunyai arti “bacaan”.60

Para ulama juga berpendapat sebagai

berikut:

1) Al-qur‟an merupakan lafadz

2) Al-qur‟an diturunkan dalam bahasa Arab

3) Al-qur‟an dinukilkan kepada generasi sesudahnya

secara Mutawatir (diturunkan oleh orang banyak

kepada orang banyak sampai sekarang).

4) Membaca setiap kata dalam Al-qur‟an mendapat

pahala, baik bacaan itu berasal dari hafalan maupun

dibaca langsung dari Mushaf Al-qur‟an.

5) Al-qur‟an itu dimulai dari surat Al-Fatihah dan

diakhiri dengan surat An-Nas. Tata urutan surat yang

terdapat dalam Al-Qur‟an, disusun sesuai dengan

petunjuk Allah melalui malaikat jibril Nabi

Muhammad SAW, tidak boleh diubah dan diganti

letaknya.61

Para ulama sepakat bahwa Al-qur‟an merupakan sumber

utama hukum Islam yang diturunkan Allah, dimana seorang

mujtahid harus mendahulukan nash-nash Al-qur‟an sebagai dasar

penetapan sebelum mempergunakan sumber hukum lainnya. Begitu

juga dalam penetapan fatwa, Al-qur‟an merupakan dasar

pertimbangan pertama sebelum beralih pada yang lainnya. Apabila

hukum permasalahan yang dicari tidak ditemukan dalam Al-qur‟an,

maka barulah mujtahid tersebut menggunakan dalil yang lainnya.62

b) As-Sunnah

60

KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.20 61

KH. Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: elsas , 2008), h.11 62

KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.20

Page 35: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

27

Pengertian As-Sunnah dari sisi bahasa adalah “jalan yang

biasa dilalui” atau “cara yang senantiasa dilakukan”.Sedangkan

secara terminology, As-Sunnah bisa dibedakan menurut disiplin

ilmunya. Menurut disiplin ilmu hadits, yaitu “seluruh yang

disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik perkataan,

perbuatan, dan ketetapannya atau sifatnya sebagai manusia,

akhlaknya, apakah itu sebelum maupun setelah diangkat menjadi

rasul”. Sedangkan pengertian Sunnah menurut disiplin ushul fiqh

adalah : “segala yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW,

berupa perbuatan, perkataan, dan ketetapan yang berkaitan dengan

hukum”.63

Sedangkan pengertian Sunnah menurut disiplin ilmu fiqih,

disampingnya pengertian yang dikemukakan para ulama ushul fiqih

di atas, juga dimaksudkan sebagai salah satu hukum taklifi, yang

mengandung pengertian “perbuatan yang apabila dikerjakan

mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa”.

Terjadinya perbedaan pengertian Sunnah dikalangan ahli ushul

fiqh, disebabkan perbedaan sudut pandang masing-masing terhadap

sunnah. Ulama ushul Fiqih memandang bahwa sunnah tersebut

merupakan salah satu sumber atau dalil hukum. Sedangkan ulama

fiqih menempatkan Sunnah sebagai salah satu hukum taklifi.64

Para ulama sepakat mengatakan bahwa Sunnah Rasulullah

SAW dalam tiga bentuk (fi‟liyah, qauliyah dan taqririyah)

merupakan sumber asli dari hukum-hukum syara‟ dan menempati

posisi yang kedua setelah Al-qur‟an sehingga dalam penetapan

fatwa, As-Sunnah menjadi rujukan kedua setelah Al-qur‟an.

63

Kitab Shahih Al-Muslim,Maktabah Syamilah.(Pustaka As-Sunnah : 2017) Juz:5, h.6 64

Kitab Shahih Al-Muslim,Maktabah Syamilah.(Pustaka As-Sunnah : 2017) Juz:5, h.6

Page 36: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

28

c.) Ijma‟

Pengertian Ijma‟ menurut bahasa (etimologi) adalah

“kesepakatan” atau “konsensus”. Selain itu mengandung arti

“ketetapan hati untuk melakukan sesuatu”. Sedangkan secara

terminology, ada beberapa rumusan ijma‟ dengan “kesepakatan

umat Muhammad secara khusus tentang suatu masalah agama”.

Rumusan ini memberikan batasan bahwa ijma‟ harus dilakukan

umat Muhammad saw, yaitu umat islam, tetapi harus dilakukan

oleh seluruh umat islam, termasuk orang awam.65

Rumusan menurut Al-Amidi mengikuti pandangan Imam

As-Syafi‟i yang menyatakan bahwa ijma‟ harus dilakukan dan

dihasilkan oleh seluruh umat islam, karena suatu pendapat yang

dapat terhindar dari suatu kesalahan hanyalah apabila disepakati oleh

seluruh umat. Selanjutnya Al-amidi merumuskan ijma‟ dengan

“kesepakatan sekelompok ahl- al-hall wa al-„aqdi dari umat

Muhammad pada suatu masa terhadap suatu hukum dari suatu

peristiwa/kasus”. Rumusan tersebut menunjukkan bahwa tidak

semua orang bisa melakukan ijma‟, melainkan orang-orang tertentu

yang disebut dengan ahl al-hall wa al-„aqdi yang bertanggung jawab

langsung terhadap umat. Maka orang awam tidak diperhitungkan

dalam proses ijma‟.66

Sedangkan jumhur ulama merumuskan bahwa ijma‟ adalah

kesepakatan para mujtahid dari umat Muhammad saw pada suatu

masa, setelah wafatnya Rasulullah saw terhadap suatu hukum

syara‟. Dari beberapa rumusan diatas bahwa ijma‟ hanya dilakukan

dan disepakati oleh para Mujtahid Muslim pada suatu masa setelah

wafatnya Rasulullah saw. Sebab selama Rasulullah masih hidup

65

KH. Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam. (Jakarta: elsas,2008), h.12 66

KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.20

Page 37: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

29

seluruh permasalahan yang timbul langsung dapat ditanyakan

kepada beliau, sehingga tidak diperlukan ijma‟.67

Jumhur ulama berpendapat bahwa ijma‟ dapat menjadi dalil

hukum (hujjah) selagi memenuhi rukun-rukun ijma‟. Dalam kondisi

tersebut ijma‟ menjadi hujjah yang qath‟i (pasti), wajib diamalkan

dan tidak boleh diingkar, sehingga jika ada orang yang

mengingkarinya maka dianggap kafir. Dengan begitu ijma‟ juga

dapat dijadikan sebagai dasar penetapan fatwa. Disampingi itu,

permasalahan yang telah ditetapkan hukumnya melalui ijma‟ tidak

boleh lagi menjadi permasalahan bagi umat generasi berikutnya,

karena hukum yang ditetapkan melalui ijma‟ merupakan hukum

syara‟ yang qath‟i dan menempati urutan yang ketiga sebagai dalil

syara‟ setelah Al-qur‟an dan as-Sunnah.

d.) Qiyas

Pengertian qiyas secara bahasa adalah ukuran, mengetahui

ukuran sesuatu, membandingkan, atau menyamakan sesuatu dengan

yang lainnya. Sedangkan pengertian qiyas secara terminology

terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para ulama ushul fiqh,

sekalipun redaksinya berbeda, tetapi mengandung arti yang sama.68

Proses penetapan hukum melalui metode qiyas bukanlah

menetapkan hukum dari awal, tetapi hanya menyingkapkan dan

menjelaskan hukum yang telah ada pada suatu kasus yang belum

jelas hukumnya. Penyingkapan dan penjelasan ini dilakukan melalui

pembahasan mendalam dan teliti terhadap „illat dari suatu kasus

yang sedang dihadapi. Misalnya seorang mujtahid ingin mengetahui

hukum meminum bir atau wisky. Dari hasil pembahasan dan

penelitiannya secara cermat, kedua minuman tersebut mengandung

zat yang memabukkan, seperti yang ada pada zat yang ada pada

67

KH. Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam. (Jakarta: elsas,2008), h.12 68

KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.13

Page 38: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

30

khamar. Zat yang memabukkan inilah yang menjadi ‟illat-nya, sebab

„illat-nya bir dan wisky sama seperti ‟illat-nya khamar. Dengan

demikian mujtahid tersebut telah menemukan bahwa hukum bir dan

wisky sama dengan hukum khamar yaitu haram. Para ulama berbeda

pendapat tentang apakah qiyas dapat dijadikan dasar hukum. Tetapi

jumhur ulama ushul fiqih berpendirian bahwa qiyas dapat dijadikan

sebagai metode atau sarana untuk meng-istinbat-kan hukum

syara‟.69

Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dasar-

dasar penetapan fatwa dapat diambil melalui dalil-dalil Al-qur‟an,

sunnah Rasul, ijma‟ para Mujtahid ataupun qiyas.

2. DSN-MUI

a. Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri pada tanggal 17 Rajab

1395H bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975M. MUI hadir ke pentas

sejarah ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase kebangkitan

kembali, setelah 30 Tahun sejak kemerdekaan energi bangsa lebih banyak

terserap dalam perjuangan politik di dalam negeri maupun internasional,

sehingga kesempatan untuk membangun menjadi bangsa yang maju dan

berakhlak mulia kurang diperhatikan. Pendirian MUI dilatar belakangi

adanya kesadaran kolektif pimpinan umat Islam bahwa Indonesia

memerlukan suatu landasan kokoh bagi pembangunan masyarakat yang

maju dan berakhlak. Karena itu, keberadaan organisasi para ulama, dan

cendekiawan muslim ini merupakan konsekuensi logis dan persyaratan bagi

berkembangnya hubungan yang harmonis antara berbagai potensi yang ada

untuk kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia.70

69

Ma‟ruf Amin. Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam (Jakarta:eLSAS Jakarta,juli 2008),h.13 70

MUI, 20 Tahun Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 1995),h.31

Page 39: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

31

Sebelum MUI didirikan, telah digelar beberapa kali pertemuan

yang melibatkan ulama dan tokoh-tokoh Islam. Pertemuan tersebut

mendiskusikan gagasan akan pentingnya keberadaan majelis ulama yang

menjalankan fungsi ijtihad kolektif dan memberikan masukan dan nasihat

kegamaan pada pemerintah dan masyarakat. Pada tanggal 30 September

hingga 4 Oktober 1970 diselenggarakan sebuah konferensi di Pusat Dakwah

Indonesia. Konferensi tersebut bertujuan untuk membentuk sebuah majelis

ulama yang berfungsi memberikan fatwa.71

Pada akhir acara konferensi, dicetuskan sebuah deklarasi yang

ditandatangani oleh 53 peserta konferensi, terdiri atas 26 orang ketua

majelis ulama tingkat provinsi se-Indonesia, 10 orang ulama dari unsur

organisasi Islam tingkat pusat, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam

Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Kepolisian, serta 13

orang ulama yang hadir sebagai pribadi. Penandatanganan itu disusul

dengan pengumuman pendirian himpunan para ulama dengan sebutan

Majelis Ulama Indonesia (MUI). Konferensi ini juga ditetapkan sebagai

Musyawarah Nasional (Munas) MUI pertama. 72

Buya Hamka, tokoh yang awalnya menolak pendirian sebuah

majelis ulama didaulat menjadi Ketua Umum MUI yang pertama. Beliau

menjabat Ketua Umum MUI mulai tahun 1975 sampai dengan tahun 1981.

Buya Hamka memberikan dua alasan sebelum menerima amanah sebagai

Ketua Umum MUI: pertama, menurutnya kaum muslim harus bekerja sama

dengan pemerintahan Soeharto yang anti komunis, kedua, pendirian MUI

harus dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan umat Islam

Indonesia. Ketua umum MUI sejak Buya Hamka sampai dengan DR. (HC)

K.H.MA. Sahal Mahfudh mempunyai beberapa persamaan yaitu pertama,

tidak seorangpun dari mereka pernah mengenyam bangku universitas,

kedua, mendapatkan gelar doktor kehormatan atau sederajat profesor dari

71

MUI, 20 Tahun Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 1995)h. 31 72

MUI, 20 Tahun Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 1995) h.31

Page 40: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

32

sejumlah universitas, dan ketiga kesemuanya berasosiasi dengan organisasi

kemsyarakatan Islam mayoritas di Indonesia, baik NU maupun

Muhammadiyah.73

Fatwa-fatwa MUI dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok,

pengklasifikasian yang pertama didasarkan pada forum yang

menetapkannya, dan yang kedua diklasifikasikan berdasarkan tema

pembahasannya. Jika mengikuti pengklasifikasian yang pertama, maka

fatwa-fatwa MUI adakalanya ditetapkan melalui forum Komisi fatwa MUI,

Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, Musyawarah Nasionaal (Munas)

MUI, atau melalui forum Ijtima‟ Ulama MUI. Sementara secara tematik,

fatwa-fatwa MUI terdiri atas fatwa-fatwa yang berbicara tentang ekonomi

syariah, produk halal, dan masalah-masalah keagamaan. Fatwa-fatwa yang

terkait dengan masalah-masalah keagamaan dibagi menjadi empat, yaitu

fatwa-fatwa yang membicarakan tentang akidah dan aliran keagamaan,

ibadah, sosial kemasyarakatan dan kebudayaan, dan yang terkait dengan

ilmu pengetahuan teknologi. 74

b. Dewan Syari‟ah Nasional (DSN)

Secara kelembagaan, Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah

perangkat organisasi yang secara khusus bertugas untuk menangani

masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas Lembaga Keuangan

Syariah, pembentukan DSN merupakan langkah efisiensi dan koordinasi

para ulama dalam menanggapi isu-isu yang berhubungan dengan masalah

ekonomi dan keungan. DSN diarahkan sebagai lembaga pendorong

penerapan ajaran islam dalam kehidupan ekonomi. Oleh karena itu, DSN

73

MUI, 20 Tahun Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 1995), h.32 74

DewanSyariahNasional, Himpunan Fatwa KeuanganSyariah(Jakarta: PenerbitErlangga,

2014),h.5

Page 41: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

33

berperan secara produktif dalam kehidupan ekonomi dan keuangan di

Indonesia.75

Tugas DSN adalah:

1) Menumbuhkembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnyadan keuangan pada

khususnya

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah

dan mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

Sedangkan wewenang DSN adalah:

1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat Dewan Pengawas

Syariah di masing-masing lembaga keuangan syariah dan

menjadi dasar tindakan hukum pihak terkait

2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan

atau peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang, seperti Departemen Keuangan dan Bank

Indonesia

3) Memberikan rekomendasi dan/atau mencabut rekomendasi

nama-nama yanag akan duduk sebagai Dewan Pengawas

Syariah pada suatu Lembaga Keuangan Syariah

4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah

yang diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah,

termasuk otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam

negeri maupun luar negeri

5) Memberikan peringatan kepada Lembaga Keuangan

Syariah untuk menghentikan penyimpangan dari fatwa yang

telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional.76

75

M. Asrorun Ni‟am Sholeh, Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia:

Penggunaan Prinsip Pencegahan dalam Fatwa (Jakarta: Emir, 2016),h.96

Page 42: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

34

Jadi, Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah perangkat organisasi

yang secara khusus bertugas untuk menangani masalah-masalah yang

berhubungan dengan aktivitas Lembaga Keuangan Syariah yang memiliki

tugas dan wewenang berperan secara produktif dalam kehidupan ekonomi

dan keuangan di Indonesia

3. Fatwa DSN-MUI N0. 108/DSN-MUI/X//2016

Pertimbangan DSN MUI mengeluarkan fatwa No.

108/DSNMUI/X/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata

Berdasarkan Prinsip Syariah dikarenakan bahwa saat ini sektor pariwisata

berbasis syariah mulai berkembang di dunia termasuk Indonesia, dan belum

diatur dalam fatwa sehingga dalam penyelenggaraannya memerlukan

ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman dalam pembuatan fatwa

ini. Fatwa DSN MUI NO.108/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah merupakan hasil

ijtihad ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus Dewan Syariah

Nasional pada tanggal 29 Dzulhijjah 1436 H/01 Oktober 2016 M di Jakarta.

Pelaksanaan fatwa DSN MUI ini diatur lebih lanjut dalam Pedoman

Implementasi Fatwa. Apabila terjadi perselisihan diantara para pihak dalam

penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah, maka

penyelesaiannya dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa

berdasarkan syariah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Diantara ketentuan

yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI) Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan

Prinsip Syariah.77

Maka Fatwa DSN MUI NO.108/DSN-MUI/X/2016 adalah

Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah hasil

76

DewanSyariahNasional, Himpunan Fatwa KeuanganSyariah(Jakarta: PenerbitErlangga,

2014),h..6 77

https://dsnmui.or.id/produk/fatwa. diakses 20 Desember 2018, pukul 16.25

Page 43: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

35

dari ijtihad ulama. Fatwa ini dikeluarkan untuk mengisi kekosongan atas

belum adanya regulasi hukum Indonesia yang mengatur mengenai

pariwisata syariah.

B. Pariwisata Syari’ah

1. Pengertian

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang

atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara, sedangkan Wisata

Syariah adalah wisata yang sesuai dengan prinsip syariah.78

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Sedangkan Pariwisata

Syariah adalah pariwisata yang sesuai dengan prinsip syariah.79

Destinasi Wisata Syariah adalah kawasan geografis yang berada

dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya

tarik wisata, fasilitas ibadah dan umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,

serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan yang sesuai dengan prinsip syariah.80

Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Biro Perjalanan

Wisata Syariah (BPWS) adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang

mengatur, dan rnenyediakan pelayanan bagi seseorang atau sekelompok

78

http://www.fiqhislam.com/ekonomi-syariah/fatwa-dsn-mui/114572-108-fatwa-dewan-

syariah-nasional-no-108-dsn-mui-x-2016-pedoman-penyelenggaraan-pariwisata-berdasarkan-

prinsip-syariah 79

http://www.fiqhislam.com/ekonomi-syariah/fatwa-dsn-mui/114572-108-fatwa-dewan-

syariah-nasional-no-108-dsn-mui-x-2016-pedoman-penyelenggaraan-pariwisata-berdasarkan-

prinsip-syariah 80

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/

Page 44: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

36

orang, untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama berwisata yang

sesuai dengan prinsip syariah. Pemandu Wisata adalah orang yang

memandu dalam pariwisata syariah. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau

sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata.81

Usaha Hotel Syariah adalah penyedia akomodasi berupa kamar-

kamar di dalam suatu bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa

pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan atau fasilitas lainnya

secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan yang dijalankan

sesuai prinsip syariah. Kriteria Usaha Hotel Syariah adalah rumusan

kualifikasi danlatau klasifikasi yang mencakup aspek produk, pelayanan,

dan pengelolaan.82

Terapis adalah pihak yang melakukan spa, sauna, dan

atau massage.83

Dengan demikian Pariwisata Syariah adalah rangkaian kegiatan

wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan

termasuk didalamnya Akomodasi, Destinasi, Hotel/penginapan, Makanan,

Pemandu wisata serta pelayanan dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan

dalam rangkaian perjalanan pariwisata.

2. Landasan Hukum Pariwisata Syari’ah

Q.s. Al-Mulk (67): 15

شىا في مناكبها ض ذلىلا فامأ رأ قه وإليأه النشىر هى الذي جعل لكم الأ وكلىا منأ رزأ

Artinya: “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya.

Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.

81

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 82

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 83

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/

Page 45: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

37

Dalam ayat ini terkandung makna dorongan agar manusia berjalan-

jalan kemana saja keseluruh penjuru dunia, karena Allah telah menjadikan

bumi terbentang dan mudah dijelajahi. Mencari nikmat dan rizki Allah,

menunjukkan kuasa-Nya, mengingatkan nikmat-nikmatNya, serta

memperingatkan hanya kepada Allah semata tempat kembalinya manusia

dari setiap perjalan hidupnya.

3. Akad dalam Pariwisata Syari’ah

Akad yang digunakan dalam Pariwisata Syariah sebagai berikut :

a. Akad ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)

atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan

pembayaran atau upah.

b. Akad wakalah bil ujrah adalah akad pemberian kuasa yang

disertai dengan ujrah dari hotel syariah kepada BPWS untuk

melakukan pernasaran.

c. Akad Ju‟alah adalah janji atau komitmen perusahaan untuk

memberikan imbalan (reward/'iwadh/ju'f) tertentu kepada

pekerja ('anil) atas pencapaian hasil yang ditentukan dari

suatu pekerjaan (obyek akad ju'alah). 84

Akad ijarah, wakalah bil ujrah dan ju‟alah ini adalah standar yang

telah ditetapkan oleh DSN MUI yang sesuai dengan prinsip syariah untuk

digunakan dalam setiap transaksi-transaksi terkait dalam pelaksanaan

pariwisata syariah, berdasarkan akad-akad dalam fiqih muamalah.

4. Ketentuan-Ketentuan dalam Pariwisata Syariah

Ketentuan terkait Para Pihak dan Akad , Pihak-pihak yang berakad

dalam penyelenggaraan Pariwisata Syariah adalah : Wisatawan, Biro

Perjalanan Wisata Syariah (BPWS), Pengusaha Pariwisata, Hotel syariah,

84

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/

Page 46: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

38

Pemandu Wisata,Terapis. Akad antar Pihak , akad-akad yang digunakan

antara para pihak sebagai berikut :

a. Akad antara Wisatawan dengan BPWS adalah akad ijarah

b. Akad antara BPWS dengan Pemandu Wisata adalah akad

ijarah atau ju'alah

c. Akad antara Wisatawan dengan Pengusaha Pariwisata adalah

ijarah

d. Akad antara hotel syariah dengan wisatawan adalah akad

ijarah

e. Akad antara hotel syariah dengan BPWS untuk pemasaran

adalah akad wakalah bil ujrah

f. Akad antara Wisatawan dengan Terapis adalah akad ijarah

g. Akad untuk penyelenggaraan asuransi wisata, penyimpanan

dan pengelolaan serta pengembangan dana pariwisata wajib

menggunakan akad-akad yang sesuai fatwa dengan DSN-

MUI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 85

Ketentuan terkait Hotel Syariah;

a. Hotel syariah tidak boleh menyediakan fasilitas akses

pornografi dan tindakan asusila

b. Hotel syariah tidak boleh menyediakan fasilitas hiburan yang

mengarah pada kemusyrikan, maksiat, pornografi danlatau

tindak asusila

c. Makanan dan minuman yang disediakan hotel syariah wajib

telah mendapat sertifikat halal dari MUI

d. Menyediakan fasilitas, peralatan dan sarana yang memadai

untuk pelaksanaan ibadah, termasuk fasilitas bersuci

e. Pengelola dan karyawan/karyawati hotel wajib mengenakan

85

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/

Page 47: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

39

pakaian yang sesuai dengan syariah

f. Hotel syariah wajib meniiliki pedoman dan atau panduan

mengenai prosedur pelayanan hotel guna menjamin

terselenggaranya pelayanan hotel yang sesuai dengan prinsip

syariah

g. Hotel syariah wajib menggunakan Jasa Lembaga Keuangan

Syariah dalam melakukan pelayanan.86

Ketentuan terkait Wisatawan ;

a. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah dengan

menghindarkan diri dari syirik, maksiat, munkar, dan

kerusakan

b. Menjagakewajiban ibadah selama berwisata

c. Menjaga akhlak mulia

d. Menghindari destinasi wisata yang bertentangan dengan

prinsip-prinsip syariah.87

Ketentuan Destinasi Wisata;

a. Mewujudkan kemaslahatan umum

b. Pencerahan, penyegaran dan penenangan

c. Memelihara amanah, keamanan dan kenyamanan

d. Mewuiudkan kebaikan yang bersifat universal dan inklusif

e. Memelihara kebersihan. kelestarian alam, sanitasi dan

lingkungan

f. Menghormati nilai sosial budaya dan kearifan lokal yang

tidak melanggar prinsip syariah

g. Destinasi wisata wajib memiliki fasilitas ibadah yang layak

86

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 87

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/

Page 48: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

40

pakai, mudah dijangkau dan memenuhi persyaratan syariah

memenuhi persyaratan

h. Makanan dan minuman halal yang terjamin kehalalannya

dengan Sertifikat Halal MUI.

i. Destinasi wisata wajib terhindar dari Kernusyrikan dan

khurafat, Maksiat, zina, pornografi, pornoaksi, minuman

keras, narkoba dan judi.

j. Menghindari Pertunjukan seni dan budaya serta atraksi yang

beftentangan prinsip-prinsip syariah. 88

Ketentuan Spa, Sauna dan Massage:

a. Menggunakan bahan yang halal dan tidak najis yang terjamin

kehalalannya dengan Seftifikat Halal MUI

b. Terhindar dari pornoaksi dan pornografi

c. Terjaganya kehormatan wisatawan

d. Terapis laki-laki hanya boleh rnelakukan spa, sauna, dan

massage kepadawisatawan laki-laki; dan terapis wanita hanya

boleh melakukan spa, sauna, dan massage kepada wisatawan

wanita

e. Tersedia sarana yang memudahkan untuk melakukan

ibadah.89

Ketentuan terkait Biro Perjalanan Wisata Syariah:

a. Menyelenggarakan paket wisata yang sesuai dengan prinsip-

prinsip syariah

b. Memiliki daftar akomodasi dan destinasi wisata yang sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah.

88

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 89

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/

Page 49: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

41

c. Memiliki daftar penyedia makanan dan minuman halal yang

memiliki Serlifikat Halal MUI

d. Menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah dalam

melakukan pelayanan jasa wisata, baik bank, asuransi,

lembaga pembiayaan, lernbaga penjaminan, maupun dana

pensiun

e. Mengelola dana dan investasinya wajib sesuai dengan

prinsip syariah

f. Wajib merniliki panduan wisata yang dapat mencegah

terjadinya tindakan syirik, khurafat, maksiat, zina, pornoaksi,

pornografi, minuman keras, narkoba dan judi.90

Ketentuan terkait Pemandu Wisata Syariah

a. Memahami dan mampu melaksanakan nilai-nilai syariah

dalarn menjalankan tugas terutama yang berkaitan dengan

fikih pariwisata

b. Berakhlak mulia, komunikatif, ramah, jujur dan

bertanggungjawab

c. Memiliki kornpetensi kerja sesuai standar profesi yang

berlaku yang dibuktikan dengan sertifikat

d. Berpenampilan sopan dan menarik sesuai dengan nilai dan

prinsip- prinsip syariah

e. Penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah

boleh dilakukan dengan syarat mengikuti ketentuan yang

terdapat dalam fatwa ini

f. Prinsip Umum Penyelenggaraan Pariwisata Syariah

Penyelenggaraan wisata wajib terhindar dari kemusyrikan,

kemaksiatan, kemafsadatan

90

https://dsnmui.or.id

Page 50: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

42

g. Menciptakan kemaslahatan dan kemanfaatan baik secara

material maupun spiritual.91

Demikian ketentuan-ketentuan yang berlaku atau standar DSN-

MUI yang harus ada dan diterapkan di setiap kegiatan rangkaian pariwisata

yang dilaksanakan oleh Biro Perjalanan Pariwisata yang berbasis Syariah.

91

https://dsnmui.or.id

Page 51: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

43

BAB III

GAMBARAN UMUM AL HIJAZ INDOWISATA

A. Sejarah dan Perkembangan Al-Hijaz Indowisata

Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang

bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua

kota suci bagi umat Islam pada zaman nabi Muhammad saw, yaitu Makkah

dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular

dan memberikan dampak positif dalam kinerja perusahaan. Sedangkan

Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia

dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis dari perusahaan tersebut.

Didirikan oleh Bapak H.Abdullah Djakfar Muksen pada tahun 2000.

Merangkak dari kecil namun pasti. Alhijaz berkembang pesat dari mulai

penjualan tiket maskapai penerbangan domestik dan luar negeri, tour

domestik hingga mengembangkan ke layanan jasa umrah dan haji khusus.

Tak hanya itu, pada tahun 2011 Alhijaz kembali membuka divisi baru yaitu

Provider Visa Umroh yang bekerja sama dengan muassasah arab saudi.92

Muassasah merupakan organisasi gabungan antara mutawif

pembimbing tawaf yang biasa disebut syekh dan munawir, pembimbing

ziarah. Organisasi ini bertugas dan bertanggung jawab melayani akomodasi,

transportasi bimbingan ibadah haji dan pelayanan umum. Organisasi ini

didirikan pada 3 Mei 1984 oleh pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan

mutu layanan haji mereka, baik di Mekah, Madinah, maupun di Jeddah.

Muassasah mempunyai tugas dan kewajiban antara lain menyambut

kedatangan jemaah haji dan memberi petunjuk yang diperlukan jemaah dan

memperhatikan keperluan mereka selama di Saudi. Muassasah dibagi dalam

dua sektor berdasarkan wilayah dan tugasnya, yakni di Mekah dan

Madinah.93

92

https://alhijaz-indonesia.com/ 93

https://alhijaz-indonesia.com/

Page 52: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

44

Pertama, Muassasah Tawwaful. Berpusat di kota Mekah dan

layanannya meliputi Mekah, Arafah dan Mina. Muassasah Tawwaful terdiri

dari Dewan Pengurus Muassasah, Lajnah Taufidziyah, dan bagian yang

mengurus pelayanan umum, seperti akomodasi/konsumsi angkutan dan

pemberangkatan, penyuluhan dan bimbingan serta keuangan dan

administrasi. Kedua, Muassasah Adillah Muahhadah. Berpusat di Madinah

yang berkewajiban menyambut jemaah haji dan memberi petunjuk-petunjuk

seperlunya terkait ziarah. Mereka juga memperhatikan keperluan jemaah

selama di Madinah. Sistem pelayanan Muassasah Adillah Muahhadah ini

menempatkan setiap kelompok jemaah di suatu mazmuah untuk menjaga

keutuhan kelompoknya.94

Sebagai komitmen legalitas perusahaan dalam melayani pelanggan

dan jamaah secara aman dan profesional, saat ini perusahaan telah

mengantongi izin resmi dari pemerintah melalui Kementrian Pariwisata.

Lalu izin haji khusus dan umrah dari Kementrian Agama. Selain itu

perusahaan juga tergabung dalam komunitas organisasi travel nasional

seperti ASITA, komunitas penyelenggara umrah dan haji khusus yaitu

HIMPUH dan organisasi internasional yaitu IATA.95

Al-Hijaz Tour dan

Travel memiliki izin resmi dari kementrian Agama RI, sehingga bisa

meningkatkan rasa kepercayaan nasabah menjadikan Al-Hijaz sebagai biro

travel haji & umrah pilihannya. Selain itu, Al-Hijaz Indowisata juga

mempunyai ruang Manasik milik sendiri, pembimbing haji dan umrah yang

professional. Memberangkatkan ratusan jamaah setiap minggu, Pembimbing

Umrah Profesional, Harga terjangkau, Mengutamakan kualitas pelayanan

dan kenyamanan, ibadah umrah sesuai syariat islam ahlus sunnah

waljamaah.96

Harga Terjangkau Oleh Semua

94

http://alhijaztravels.com/ 95

http://alhijaztravels.com/ 96

https://alhijaz-indonesia.com/

Page 53: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

45

Jadi, Al-Hijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang

bergerak di bidang tour dan travel, dengan menggunakan nama pemasaran Al-

Hijaz Tour and Travel, berdiri dari tahun 2000 dan sudah beroperasi selama

kurang lebih delapan belas tahun. Al-Hijaz telah mengantongi izin resmi dari

pemerintah melalui Kementrian Pariwisata. Lalu izin haji khusus dan umrah dari

Kementrian Agama.

B. Landasan Hukum Al-Hijaz Tour and Travel

Al-Hijaz telah melayani keberangkatan umroh haji sejak tahun

2000. Memiliki izin resmi dari Kementrian Agama RI sebagai Travel

Umroh dan Haji No.722 Thn 2017. Izin Haji No. PHU/HK3245/iv/2017.

sebagai komitmen legalitas perusahaan dalam melayani pelanggan dan

jamaah secara aman dan profesional. Berikut profil serta legalitas Al-Hijaz

Tour and Travel :

Nama Perusahaan : PT Alhijaz Indowisata

MerkDagang : Alhijaz Tours & Travels

Domisili : Graha Alhijaz Lt. 3 Jl. Dewi Sartika No. 239 A Cawang

Jakarta Timur 13630

Akta Pendirian : 12/2009

Notaris : Petrus Suandi Halim, SH.

NPWP : 02.028.437.8-005.000

TDP : 09.04.1.63.18694

SIUP : 2138/-1.8554

Izin Haji : PHU/HK.3245/IV/2012

Izin Umrah : D/591 Tahun 2014

ASITA : 0841/VIII/DPP/2003

IATA : HO 15-3 1053 6

HIMPUH : 013/HIMPUH 2010

Situs : www.alhijaztourumroh.com

Page 54: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

46

Hotline call : 083890894149. 97

AAl-Hijaz juga memiliki lisensi sebagai provider visa umrah dan

haji. Sehingga menjamin kepastian pengurusan visa yang akan menambah

rasa aman para jamaahnya. Syarat provider visa tertuang di dalam Peraturan

Menteri Agama (PMA) nomor 18/2015 tentang penyelenggaraan perjalanan

ibadah umrah yang diantaranya :

a. Memiliki izin operasional sebagai Penyelenggara Perjalanan

Ibadah Umrah (PPIU) yang masih berlaku

b. Memiliki kontrak kerjasama dengan mitra di Arab Saudi yang

telah disahkan oleh notaris memiliki sertifikat IATA

c. Harus mendapat rekomendasi dari asosiasi PPIU

d. Memiliki kemampuan finansial laporan keuangan dan bank

garansi

e. Komitmen mentaati peraturan atau fakta integritas. Baik saat

berada di indonesia maupun di Arab Saudi serta menjamin

pelayanan administrasi, akomodasi, konsumsi dan transportasi

di Arab Saudi

f. Menjamin pengurusan jamaah yang sakit dan dirawat dirumah

sakit Arab Saudi sampai kembali ke tanah air.

g. Menjamin tiket jamaah ke dan dari Arab Saudi.

h. Melaporkan nama-nama jamaah dan PPIU yang diurus visanya

kepada pemerintah.98

Dengan adanya landasan hukum dan legalitas yang berlaku dan

resmi di Indonesia, menjadikan Al-Hijaz sebagai Biro Pariwisata Syariah

yang terjamin dan terpercaya. Menjaga keamanan dan kenyamanan

jamaahnya. Serta memberikan kemudahaan bagi jamaahnya dengan menjadi

provider visa yang telah mendapatkan izin dari Kementerian Agama.aaaa

AaaaAAlangan

97

http://alhijaztravels.com/ 98

https://haji.kemenag.go.id

Email : [email protected]

Page 55: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

47

C. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT. Al-Hijaz Indowisata yaitu Menjadi Perusahaan terdepan

dalam pelayanan wisata khususnya Ibadah Haji dan Umroh. Misi kami untuk

membantu masyarakat muslim Indonesia untuk menunaikan ibadah haji dan

Umroh dan Motto kami “Al-Hijaz pelayan Anda menuju Baitullah” dan

“Semangat Al-Hijaz Untuk Indonesia” tercapai. Dengan visi, misi, dan motto

yang telah dibuat Travel Umroh Al-Hijaz dapat menjawab kenapa harus Al-

Hijaz? Satu, Karena Al-Hijaz resmi terdaftar di Kementerian Agama. Dua,

Al-Hijaz berkantor di gedung sendiri. Tiga, Al-Hijaz adalah Provider Visa

Umroh. Empat, Al-Hijaz memiliki ruang manasik sendiri. Lima, memiliki

pembimbing yang berpengalaman. Enam, ada kepastian jadwal/ tanggal

keberangkatan. Tujuh, Direct Flight (tanpa transit). Delapan, jarak hotel

dekat dengan Baitullah. Dengan terbitnya perpanjangan izin pelaksanaan

ibadah haji khusus No. PHU/HK.3245/IV/2015 maka Al-Hijaz Tours &

Travel adalah salah satu travel yang dapat memberangkatkan jamaah haji

langsung tanpa antri atau menunggu 5 tahun.99

Kepastian jadwal keberangkatan merupakan salah satu kelebihan

travel umroh Al-Hijaz. Jamaah tidak perlu khawatir akan mundurnya jadwal,

karena Al-Hijaz langsung booking seat pesawat dan sudah mengantongi

PNR untuk masing-masing jadwal tanpa menunggu seat penuh, sehingga

jadwal sudah didapatkan dari awal musim umroh. Fasilitas umroh yang

ditawarkan baik di brosur maupun di website www.travelumrohalhijaz.com

sesuai dengan apa yang diberikan saat pelaksanaan umroh. Seperti maskapai,

jadwal serta tipe hotel.100

Paket umroh yang ditawarkan lengkap, PT Al-Hijaz Indowisata

mempunyai program paket umroh yang terdiri dari paket umroh regular 9

99

adminalhijazindowisata 23/03/2017 Info Berita 100

adminalhijazindowisata 23/03/2017 Info Berita

Page 56: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

48

hari keberangkatan setiap sabtu dengan Saudi Airlines, promo umroh tiap

bulan dengan Saudi Airlines, Paket umroh plus city tour turki 10 hari, paket

umroh plus turki 12 hari, paket umroh plus city tour thaif dan paket umroh

ramadhan.101

Direct Flight travel umroh Al-Hijaz menggunakan pesawat

Saudi Airlines yang rutenya langsung ke Jeddah/ Madinah. Selain direct

flight, Alhijaz menggunakan hotel yang dekat dan terjangkau dengan masjid

baik di Madinah maupun di Mekkah. Serta jamaah Al-Hijaz akan dibimbing

oleh pembimbing ibadah haji/umroh yang sudah berpengalaman dan

profesional.102

Jadi Visi dan Misi PT. Al-Hijaz Indowisata yaitu Menjadi

Perusahaan terdepan dalam pelayanan wisata khususnya Ibadah Haji dan

Umroh. Membantu masyarakat muslim Indonesia untuk menunaikan ibadah

haji dan Umroh, memfasilitasi jamaah dengan pembimbing yang

berpengalaman, adanya kepastian jadwal/ tanggal keberangkatan serta Direct

Flight (tanpa transit). Memberangkatkan jamaah haji langsung tanpa antri

atau menunggu 5 tahun atau bahkan lebih.

D. Struktur Organisasi

Komisaris : Hj. Farida Muhammad

Direktur Utama : H. Abdullah Djafar

Dir. Operasional : Dwi Puji Hastuti

Manager : Achmad

Spv Accounting : Sabrina Anastasia

Staff Finance : Siti Kartika Sandra

Staff Accounting : Santi Dian Apriani

Kasir : Effy Krisnawati

Spv Ticketing : Desy Christina

101

https://alhijaz-indonesia.com/ 102

https://alhijaz-indonesia.com/

Page 57: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

49

Staff Ticketing : Rita Soraya

Staff Ticketing : Annisa Mullad Dina

Staff Adm dan Legal : Miskowati

Staff Legal : Kiki Rizki Septiani

Staff Umrah dan Haji : Ernawati

Staff Umrah dan Haji : Chairiyah

Staff Umrah dan Haji : An Nisa Rachman

Pembimbing Ibadah Umrah dan Haji : Muhammad Sodik

Staff Handling : Sonya Suherman

Staff Visa : Vahmi Muhammad

Staff Visa : Arifin

Staff Visa : Marsuni Sasaky

Staff Visa dan Messenger : Maulana Zainudin

It Web Maintenance : Endi Siscare

Staff IT : Ahmad Sahid

Graphic Designer : Siti Nur Hasanah103

103

https://alhijaz-indonesia.com/

Page 58: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

50

E. Produk-Produk Al-Hijaz Tour Travel

1. Paket umroh regular 9 hari

Hari 1 : Jakarta – Jeddah – Madinah

Rombongan tiba dan berkumpul di Terminal 2 E Bandara

International Soekarno Hatta Pk. 10.30 pagi.Setelah siap, Rombongan

berangkat menuju Jeddah dengan Garuda GA 9880 Pk. 14.25 WIB. Tiba di

Jeddah pukul 20.25, setelah proses imigrasi selesai, perjalanan dilanjutkan

menuju Medinah dengan bus. Perjalanan memakan waktu + 6 jam. Setelah

sampai di hotel, check in, makan malam dan istirahat.

Page 59: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

51

Hari 2 : Madinah

Ziarah ke Makam Rasulullah Shalallahu „Alaihi Wassalam dan

kedua sahabatnya Radiallahu Anhum ( kondisional ). Melaksanakan sholat

jum‟at, sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di

Masjid Nabawi.

Hari 3 : Madinah

Setelah sarapan pagi atau Pk. 07.00 pagi, Ziarah Madinah antara

lain : Makam Baqi, Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, Jabal

Uhud dan Pasar Kurma ( kondisional ). Melaksanakan sholat fadhu

berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjid Nabawi.

Hari 4 : Madinah – Mekah

Sekitar Pk.10.00, bersiap-siap untuk berangkat ke Mekkah guna

melaksanakan ibadah Umrah, tak lupa mampir di Bir Ali untuk ambil miqot.

Tiba di Makkah check in hotel untuk meletakkan barang bagasi dan makan

malam. Setelah selesai, berkumpul di lobby untuk melaksanakan Umrah (

Tawaf, Sai dan Tahallul ). Kondisional.Kembali ke hotel untuk istirahat dan

atau memperbanyak ibadah di Masjidil Haram.

Hari 5 : Mekah

Melaksanakan shalat fardhu berjamaah dan memperbanyak ibadah

sunnah di Masjidil Haram.

Hari 6 : Mekah

Setelah sarapan atau Pk. 07.00 Ziarah ke Jabal Tsur, Padang

Arafah, Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) & ambil

miqat di Ji‟ranah untuk melaksanakan Ibadah Umrah kedua ( Tawaf, Sai

dan Tahallul) ( Kondisional ).

Hari 7 : Mekah

Page 60: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

52

Melaksanakan shalat fardhu berjamaah, dan memperbanyak ibadah

sunnah di Masjidil Haram.

Hari 8 : Mekah – Jeddah – Jakarta

Setelah sarapan pagi atau jam 07.00, melaksanakan tawaf wada,

kemudian 13.00, Rombongan bersiap-siap untuk berangkat menuju Jeddah

untuk City Tour ( Kondisional ). Tiba di Jeddah, City Tour ke Makam Siti

Hawa, Laut Merah dan Masjid Terapung. Setelah itu bersiap- siap untuk

berangkat ke Tanah Air dengan Garuda GA 9890 22.25.

Hari 9 : Jakarta

Insya Allah Tiba di Bandara Soekarno Hatta Pk.12.50 dengan

selamat. Dengan mengucapkan Alhamdulillah sampai di Tanah Air.104

2. Paket umroh 2x Jumat- 10 hari

Hari 1 : Jakarta-Jeddah-Mekkah

Rombongan berkumpul di lounge umroh Bandara Internasional

Soekarno Hatta pukul 15.00 wib. Setelah siap, rombongan berangkat menuju

Jeddah dengan pesawat Saudi Arabia SV 817 pukul 20.00 wib dan tiba di

Jeddah pukul 02.00 waktu Saudi

Hari 2 : Mekkah

Setelah proses imigrasi selesai dan keluar dari bandara dan

miqat/niat untuk umrah, dilanjutkan perjalanan menuju Mekkah dengan bus,

setelah sampai di hotel, check in dan istirahat selanjutnya berkumpul di

lobby untuk melaksanakan umroh (tawaf, said an tahallul).Kemudian

melaksanakan sholat jumat berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di

masjidil haram.

Hari 3 : Mekkah

104

http://alhijaztravels.com/

Page 61: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

53

Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah

sunnah di masjidil haram.

Hari 4 : Mekkah

Setelah sarapan pukul 07.00 ziarah citytour ke jabal Tsur, Padang

Arafah, jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) & kemudian

ambil miqat di Ji‟ronah untuk melaksanakan ibadah Umrah kedua

(Tawaf,Said an Tahallul). Kemudian melaksanakan sholat fardhu berjamaah

serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjidil Haram.

Hari 5 : Mekkah-Madinah

Setelah sarapanpagi atau pukul 09.00 melaksanakan tawaf wada,

kemudian setelah melaksanakan sholat zuhur kembali ke hotel untuk makan

siang dan cek-out pukul 14.00 dan rombongan berangkat menuju

madinah.Sampai di hotel cek in, makan malam, dan sholat berjamaah di

masjid nabawi.

Hari 6 : Madinah

Setelah sarapan pagi atau pukul 07.00, ziarah ke raudhah dan

makam Nabi Muhammad SAW berikut kedua sahabat beliau. Kemudia

melaksanakan sholat fardhu berjamaah dan memperbanyak ibadah sunnah di

masjid nabawi.

Hari 7 : Madinah

Setelah sarapan pagi atau pukul 07.00 pagi, ziarah citytour madinah

antara lain : Masjid Quba, Masjid Jum‟ah,Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh,

JabalUhud, Pasar Kurma, dan makam Baqi. Kemudian melaksanakan sholat

fardhu berjamaah dan memperbanyak ibadah sunnah di masjid Nabawi.

Page 62: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

54

Hari 8 : Madinah

Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah

sunnah di masjid Nabawi.

Hari 9 : Madinah- Jeddah

Setelah sholat jumat berjamaah dan makan siang, pukul 14.00 siap-

siap untuk cek-out hotel setelah itu menuju Jeddah untuk citytour ke pasar

cornice balad dan Makam siti Hawa.Selanjutnya menuju ke bandara King

Abdul Aziz Jeddah

Hari10: Jeddah-Jakarta

Dengan pesawat Saudi Arabia berangkat ke Tanah Air SV 818

pukul 04.25 insyaAllah tiba di Bandara Soekarno Hatta dengan selamat.105

3. Paket umroh plus turki 10 hari

Hari 1 : Jakarta- Istanbul

Rombongan tiba dan berkumpul di lounge umroh bandara

internasional Soekarno Hatta pukul 17.00 wib. Setelah siap, rombongan

berangkat menuju Istanbul dengan pesawat Turkish Airlines TK 57 pukul

21.30 wib

Hari 2 : Istanbul- Madinah

Tiba di Istanbul pada pukul 05.55 waktu Turki. Setelah proses

imigrasi selesai, bertemu dengan local guide, makan pagidi restaurant, city

tour mengunjungi Ayyub Al ansari mosque, Golden Horn Bay, Old City

Walls, mengunjungi Turkish outlet toko kulit dan toko Turkish delight dan

Spice, makan siang di restaurant, city tour mengunjungi Blue Mosque,

Hippodrome, panorama 1453 museum.Selanjutnya rombongan diantar ke

bandara untuk siap-siap menuju Madinah Saudi Arabia dengan Turkish

105

http://alhijaztravels.com/

Page 63: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

55

Airlines TK 5328 pukul 19.30 dan akan tiba di Madinah pukul 22.45wakyu

Saudia.Setelah proses imigrasi selesai jamaah menuju hotel di kota Madinah,

cek in dan istirahat.

Hari 3 : Madinah

Setelah sarapan pagi atau pukul 07.00 ziarah ke roudhoh, makam

Rasulullah dan kedua sahabat beliau yaitu Abubakar Assidiq dan Umar bin

Khatab. Kemudian melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta

memperbanyak ibadah sunnah di Masjid Nabawi

Hari 4 : Madinah

Setelah sarapan pagi pukul 07.00, ziarah Madinah antara lain :

Masjid Quba, Masjid Jum‟ah, Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, Jabal Uhud

dan Pasar Kurma. Kemudian melaksanaka sholat Fardhu berjamaah serta

memperbanyak ibadah sunnah di Masjid Nabawi.

Hari 5 : Madinah- Mekkah

Setelah sholat zuhur dan makan siang pukul 14.00, cek out hotel

menuju Mekkah, singgah di Bir Ali untuk ambil Miqat. Setelah sampai hotel

di Mekkah cek in, makan malam selanjutnya berkumpul di lobby untuk

bersama-sama menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan Umroh

(Tawaf,Sa‟i dan Tahallul). Kemudian kembali ke hotel untuk istirahat dan

memperbanyak ibadah di Masjidil Haram.

Hari 6 : Makkah

Melaksanakan sholat jum‟at berjamaah serta memperbanyak ibadah

sunnah di masjidil Haram.

Hari 7 : Mekkah

Setelah sarapan pukul 07.00 ziarah ke Jabal Tsur, Padang Arafah,

Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) dan ambil Miqat

Page 64: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

56

melaksanakan ibadah Umrah kedua (Tawaf, Said an Tahallul). Kemudian

melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah

di Masjidil Haram

Hari 8 : Mekkah

Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah

sunnah di Masjidil Haram

Hari 9 : Mekkah- Jeddah- Istanbul

Sebelum sholat subuh jamaah malaksanakan Tawaf Wada‟,

kemudian setelah sholat subuh dan sarapan pagi pukul 07.00 pagi

rombongan berangkat menuju Jeddah untuk citytour ke pasar Cornice dan

makam siti Hawa.Kemudian menuju bandara Jeddah untuk kembali ke tanah

air dengan pesawat Turkish Airlines TK 5149 pukul 20.15 dan transit di

Istanbul.

Hari 10 : Istanbul- Jakarta

Pukul 02.40 waktu Istanbul melanjutkan dengan TK 56 menuju

Jakarta dan tiba di bandara SoekarnoHatta pada pukul 18.00 wib.106

4. Paket umroh plus Aqsha

Hari 1 : Jakarta- Madinah

Rombongan tiba dan berkumpul di Lounge umroh pukul 12.00 wib.

Setelah siap, rombongan ditransfer ke terminal 3 Bandara Soekarno hatta

untuk berangkat menuju madinah dengan pesawat saudia Airlines SV825

pukul 16.00 wib. Tiba di bandara internasional Madinah pukul 21.40 waktu

Saudi. Setelah proses imigrasi selesai, perjalanan dilanjutkan menuju hotel.

Sampai di hotel cek in dan istirahat.

Hari 2 : Madinah

106

http://alhijaztravels.com/

Page 65: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

57

Setelah sarapan pagi pukul 07.30 ziarah ke makam rasulullah SAW,

Taman Raudhah dan kedua sahabatnya Radiyallahu anhuma yaitu Abu Bakar

dan Ummar bin Khattab. Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta

memperbanyak ibadah sunnah di masjid nabawi.

Hari 3 : Madinah

Setelah sarapan pagi atau pukul 07.00 pagi, ziarah madinah antara

lain Masjid Quba, masjid Jum‟ah, Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, Jabal

Uhud, dan Pasar Kurma. Ba‟da sholat ashar diadakan manasik/ pembekalan

umroh. Melaksanakan sholat jumat berjamaah serta memperbanyak ibadah

sunnah di masjid nabawi.

Hari 4 : Madinah-Makkah

Setelah sholat zuhur berjamaah dan makan siang pukul 14.00, cek

out hotel menuju mekkah, singgah di Bir Ali untuk ambil miqot. Setelah

sampai hotel di mekkah, cek in, makan malam, selanjutnya berkumpul di

lobby untuk bersama-sama menuju masjidil harom untuk melaksanakan

umroh ( tawaf,sa‟I,tahallul). Kembali ke hotel untuk istirahat dan atau

memperbanyak ibadah di masjidil haram.

Hari 5 : Makkah

Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah

sunnah di masjidil haram

Hari 6 : Makkah

Setelah sarapan pukul 07.00 ziarah ke Jabal Tsur, Padang Arafah,

Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) & ambil miqat di

Ji‟ranah untuk melaksanakan Ibadah Umroh kedua (Tawaf,Sai, dan

Tahallul). Kemudian melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta

memperbanyak ibadah sunnah di masjidil haram.

Hari7 : Makkah

Page 66: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

58

Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah

sunnah di masjidil haram.

Hari 8 : Makkah-Jeddah- Amman

Setelah sholat subuh jamaah, melaksanakan tawaf wada‟,kemudian

sarapan pagi. Selanjutnya pukul 11.00 rombongan bersiap-siap untuk

berangkat menuju Jeddah untuk city tour ke makam siti hawa pasar cornice

balad. Kemudian menuju bandara Jeddah untuk terbang ke Amman Jordan

dengan pesawat Saudi Airlines SV 635 pukul 20.05 dan akan tiba di Amman

pukul 21.15 rombongan dijemput oleh local guide kemudian menuju hotel

untuk check in, makan malam dan istirahat.

Hari 9 : Amman- Jerussalem

Setelah sarapan pagi, cek out hotel kemudian rombongan citytour ke

Ashbul kahfi setelah itu menuju Allenby berziarah ke makam nabi Musa as.

Berangkat menuju Jerussalem citytour ke panorama kota lama Jerussalem,

makam Robiatul Adawiyah, makam Sayyidina Salman Alfarisy dan

beribadah berkunjung ke masjid Al-aqsha. Kemudian menuju hotel untuk

cek in, makan malam dan istirahat.

Hari 10 : Jerussalem

Setelah sarapan pagi berangkat menuju Hebron untuk berkunjung

ke Alharam Al ibrahimi, makam nabi Yunus as, kemudian ke Betlehem

untuk berkunjung ke tempat kelahiran Nabi Isa as. Kembali ke Jerussalem

untuk berkunjung ke makam Nabi Daud as, tembok Alburok, masjid Omar

bin Khattab, kemudian beribadah di masjidil Al-aqsha.kemudian menuju

hotel untuk cek in, makan malam dan istirahat.

Hari 11 : Jerussalem- Amman-Jeddah

Setelah sarapan pagi cek out hotel kemudian berangkat menuju

Allenby untuk berkunjung ke pemakaman sahabat Abu Ubaidah bin Amerin

Page 67: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

59

Al jarrah, Muath bin Jabal, Shurahbil bin Hasnah bin Abi waqqas (Dirrar bin

Alazwar) di Jordan Hill. Setelah itu rombongan ke Laut mati, makam

sahabat Ja‟far bin Abi Thalib, Zaid bin Haritha, Abdullah in rawahah,

kemudian menuju Airport. Dengan pesawat Saudia SV 636 pkl 22.15 terbang

menuju Jeddah.

Hari 12 : Jeddah- Jakarta

Pukul 03.35 waktu Saudi jamaah melanjutkan dengan SV 818

menuju Jakarta dan tiba di bandara Soekarno Hatta dengan selamat pada

pukul 17.30 wib.107

5. Paket umroh ramadhan

Hari 1 : Jakarta - Jeddah

Rombongan tiba dan berkumpul di Terminal 3 Bandara

International Soekarno Hatta pukul 15.30 WIB.Setelah siap, Rombongan

berangkat menuju Jeddah dengan pesawat Saudi Arabia SV 817 pukul 19.30

WIB.

Hari 2 : Jeddah – Mekkah

Insyaa allah akan tiba di Jeddah pukul 01.10 waktu Saudi. Setelah

proses imigrasi selesai, jamaah ganti kain ihram dan ambil miqot di bandara

Jeddah selanjutnya menuju bus untuk melanjutkan perjalanan menuju kota

Mekkah. Tiba di Makkah, check in hotel untuk meletakkan barang bagasi

dan istirahat. Setelah selesai, berkumpul di lobby untuk melaksanakan

Umrah (Tawaf, Sai dan Tahallul).Melaksanakan sholat Tarawih, sholat

fadhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjidil haram.

Hari 3 : Mekkah

Melaksanakan sholat Tarawih dan fadhu berjamaah serta

memperbanyak ibadah sunnah di Masjidil haram.

107

http://alhijaztravels.com/

Page 68: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

60

Hari 4 : Mekkah

Pukul 07.00 Ziarah ke Jabal Tsur, Padang Arafah, Jabal Rahmah,

Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) & ambil miqat di Ji‟ranah untuk

melaksanakan Ibadah Umrah kedua (Tawaf, Sai dan Tahallul).

Melaksanakan sholat Tarawih dan fadhu berjamaah serta memperbanyak

ibadah sunnah di Masjidil haram.

Hari 5 : Mekkah Medinah

Pukul 10.00 melaksanakan tawaf wada, kemudian sholat Dhuhur

berjamaah di Masjidil haram selanjutnya kembali ke hotel untuk cek out

setelah itu rombongan berangkat menuju kota Medinah (Kondisional).

Hari 6 : Medinah

Pukul 07.30, bersiap-siap untuk Ziarah ke Raudhoh, Makam

Rasulullah Shalallahu „Alaihi Wassalam, dan kedua sahabatnya Radiyallahu

Anhuma yaitu Abu Bakar Assidiq dan Umar bin Khattab. Melaksanakan

shalat Tarawih dan fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di

Masjiid Nabawi.

Hari 7 : Medinah

Pukul 07.00 pagi, Ziarah Madinah antara lain : Makam Baqi,

Masjid Quba, Masjid Jum‟ah, Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, Jabal Uhud

dan Pasar Kurma (kondisional). Melaksanakan shalat Jumat berjamaah dan

Tarawih serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjiid Nabawi.

Hari 8 : Medinah – Jeddah

Setelah Sholat Dhuhur bersiap-siap untuk cek out hotel menuju

kota Jeddah. Sampainya di Jeddah, City Tour ke Makam Siti Hawa, pasar

cornes, Laut Merah dan Masjid Terapung. ( konditional ) Setelah itu menuju

bandara Jeddah untuk kembali ke tanah air.

Page 69: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

61

Hari 9 : Jeddah Jakarta

Dengan pesawat Saudi Arabia SV 818 pukul 03.35 rombongan

berangkat ke Tanah Air.Insya Allah Tiba di Bandara Soekarno – Hatta

dengan selamat pukul 17.30 WIB. Dengan mengucapkan Alhamdulillah

Kita sampai di Tanah Air. 108

Keberadaan Haji Plus menjadi alternatif masyarakat untuk

berangkat haji lebih cepat, tidak harus menunggu belasan tahun atau bahkan

puluhan tahun baru berangkat. Jamaah yang ingin berangkat dalam antrian

yang tidak begitu panjang, bisa melakukannya melalui haji plus. Haji Plus

dan Reguler mempunyai kesamaan pada proses pendaftaran. Pendaftaran

sama-sama dilakukan Kementrian Agama, namun pada proses

keberangkatan dan kepulangan, Haji Plus ditangani oleh Travel Agent

Khusus yang berizin dan jelas namun tetap dalam pengawasan Kementrian

Agama RI.Yang membedakan antara Haji Plus dan Haji Reguler ini adalah

pada masa pelaksanaan haji. Haji khusus (plus), masa pelaksanaan haji lebih

cepat yakni 25 atau 27 hari. Sedangkan haji reguler, mencapai 38 atau 40

hari. Haji Plus memiliki masa pelaksanaan yang lebih singkat dibanding

Haji Reguler, namun dari segi pembiayaan, haji plus lebih mahal. Yang

menjadikan Haji Plus lebih mahal adalah fasilitasnya. Fasilitas yang

diberikan kepada jamaah Haji Plus akan lebih nyaman dari pada Haji

Reguler. Fasilitas bagi Jamaah Haji Plus, seperti hotel lebih mewah, jarak ke

Madinah, Arafah dan lainnya lebih dekat. Jamaah Haji Khusus akan

disediakan makanan dengan prasmanan dimana pun posisi mereka, fasilitas

tersebut berbeda jauh dari jamaah haji biasa. Harga biaya haji plus di Travel

Haji Al-Hijaz Indowisata pada prinsipnya adalah mengikuti penetapan biaya

haji ONH plus yang sudah ditetapkan pemerintah. Dengan demikian,

ongkos haji plus tentu saja pada akhirnya akan menyesuaikan dengan

keputusan hasil pemerintah yang berlaku saat keberangkatan.

108

http://alhijaztravels.com/

Page 70: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

62

Persyaratan Umroh

a. Paspor yang masih berlaku (Min. 7 bulan sebelum keberangkatan) dan

nama di dalam passport minimal 3 suku kata

b. Buku vaksin Meningitis

c. Foto copy KTP

d. Foto copy buku nikah bagi suami istri yang berpergian

e. Foto copy Akte Lahir bagi yang membawa putra/i

f. Pas foto ukuran 4×6 = 4 lembar (latar belakang putih)

g. Dokumen dan pelunasan sudah kami terima minimal 1 bulan sebelum

jadwal keberangkatan

h. Membayar DP sebesar Rp. 7.000.000

i. Mengisi surat pernyataan.109

Pembatalan Paket Umroh

Bila terjadi sesuatu hal yang tidak terduga bagi calon jama‟ah

Umroh dan terpaksa membatalkan diri maka akan dikenakan biaya

pembatalan

a. Pembatalan sebelum Issued Ticket & Visa dikenangan DP Hangus

b. Pembatalan setelah pengurusan Visa, dikenakan DP Hangus dan

dikenakan biaya Visa

c. Pembatalan setelah Issued Ticket, dikenakan biaya 100% harga paket

.110

Harga Sudah Termasuk

a. Tiket pesawat Saudia Pulang Pergi

b. Akomodasi hotel selama di tanah suci

c. Makan 3x sehari, paket Standar (Zam Zam Tower) di Tasniem

109

http://alhijaztravels.com/ 110

http://alhijaztravels.com/

Page 71: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

63

d. Pembimbing ibadah / Guide / Muthawwif

e. Manasik umroh 1 x di kantor Al HIjaz Tours & Travel

f. Ziarah Mekkah, Madinah dan City Tour Jeddah

g. Air Zam Zam 1 Galon (5 liter).111

Harga Belum Termasuk

a. Pembuatan Passport

b. Visa Umroh (Bagi yang pernah berangkat umroh di tahun yang sama

(Hijriah), dikenakan biaya SAR 2000

c. Tiket pesawat dari daerah ke Jakarta

d. Suntik Meningitis

e. Biaya handling & perlengkapan ibadah Rp. 1.000.000 (Pulau Jawa),

Luar Pulau Jawa ongkos kirim ditanggung jama‟ah.112

Demikian produk-produk pariwisata syariah dalam bentuk Haji dan

Umroh yang disediakan oleh Al-Hijaz Tour and Travel, serta penjelasan mengenai

syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pendaftaran sebagai jamaah, serta hal-hal

terkait pembatalan haji/umroh.

111

http://alhijaztravels.com/ 112

https://alhijaz-indonesia.com/

Page 72: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

64

BAB IV

ANALISIS

A. Penerapan Fatwa DSN-MUI no:108/DSN-MUI/X/2016 di PT Al-Hijaz

Indowisata

Fatwa DSN MUI No.108/DSN-MUI/X/2016 adalah fatwa yang

mengatur tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan

Prinsip Syariah yang mencakup pembahasan tentang pariwisata syariah dan

pihak-pihak terkait seperti wisatawan, biro perjalanan wisata syariah,

pengusaha pariwisata, hotel syariah, pemandu wisata dan terapis.

Al-Hijaz sebagai perusahaan yang telah mengantongi berbagai

legalisasi dan sertifikasi Biro Perjalanan Pariwisata yang berbasis syariah,

tentu saja dalam hal ini harus menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam

setiap pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada jama‟ahnya. Berikut

paparan mengenai standar yang telah ditetapkan oleh DSN MUI dalam

Fatwa No.108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata Syariah serta Al-Hijaz

dalam penerapannya :

N

o

Standar

DSN-MUI

Operasional Al-Hijaz

Tour Travel

Sesuai Tidak

Sesuai

1 Akad antara

Wisatawan dengan

BPWS adalah akad

Ijarah.113

Akad yang digunakan

konsumen dengan

Alhijaz Tour Travel

menggunakan akad

Ijarah.114

Sesuai -

2 Akad antara BPWS

dengan pemandu

wisata adalah akad

Alhijaz menggunakan

akad Ju'alah dengan Tour

Guide atau agen yang

Sesuai -

113

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 114

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 73: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

65

Ijarah atau

Ju'alah.115

membimbing para

jama'ah Haji/Umroh .116

3 Akad antara Hotel

Syariah dengan

Wisatawan adalah

akad Ijarah.117

Alhijaz melakukan

transaksi konvensional

biasa dengan hotel-hotel

mitra karena tidak semua

hotel mitra menerapkan

prinsip-prinsip syariah di

negara nya.118

- Tidak

sesuai

4 Akad antara hotel

syariah dengan

BPWS untuk

pemasaran adalah

akad wakalah bil

ujrah.119

Akad kerjasama antara

Hotel mitra dengan

Alhijaz Tour Travel

menggunakan akad

wakalah bil ujrah dengan

pembagian keuntungan

beberapa persen untuk

Alhijaz sebagai Biro

Pariwisata yang

membantu dalam

pemasaran hotel

tersebut.120

Sesuai -

5 Akad antara

Wisatawan dengan

Untuk penggunaan jasa

terapis tidak ada dalam

- Tidak

sesuai

115

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 116

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 117

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 118

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 119

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 120120

https://alhijaz-indonesia.com/

Page 74: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

66

Terapis adalah

akad Ijarah.121

fasilitas pelayanan

langsung dari pihak

Alhijaz maupun pihak

hotel mitra, namun dapat

disediakan sesuai

kebutuhan konsumen/

jama'ah. Serta untuk akad

yang mereka gunakan

biasanya secara

konvensional saja,

namun tetap

memperhatikan prinsip-

prinsip syariah.122

6 Akad untuk

penyelenggara

asuransi,

penyimpanan dan

pengelolaan serta

pengembangan

dana pariwisata

wajib

menggunakan

akad-akad yang

sesuai dengan

Fatwa DSN-MUI

dan peraturan

perundang-

Untuk penyelenggaraan

asuransi, penyimpanan

dan pengelolaan dana

pariwisata Alhijaz

merujuk kepada

peraturan perundang-

undangan yang berlaku

di Indonesia.124

Sesuai -

121

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 122

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 75: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

67

undangan yang

berlaku.123

7 Hotel syari'ah tidak

boleh menyediakan

fasilitas akses

pornografi dan

tindakan asusila.125

Tentu saja Alhijaz telah

bekerjasama dengan

pihak hotel mitra agar

segala rangkaian ibadah

jama'ah dapat berjalan

dengan lancar khusyu'

serta mabrur maka pihak

hotel akan sangat teliti

memperhatikan serta

tidak akan meyediakan

akses pornografi maupun

asusila lainnya.126

Sesuai -

8 Hotel syari'ah tidak

boleh menyediakan

fasilitas hiburan

yang mengarah

pada kemusyrikan,

maksiat, pornografi

dan atau tindak

asusila.127

Al-hijaz bekerjasama

dengan hotel mitra di

kota negara setempat

untuk menghindari

bahkan agar tidak

menyediakan fasilitas

hiburan yang mengarah

kepada kemusyrikan,

maksiat, pornografi dan

atau tindak asusila .128

sesuai -

124

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 123

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 125

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 126

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 127

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 128

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 76: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

68

9 Makanan dan

minuman yang

disediakan hotel

syariah wajib

mendapat sertifikat

halal dari MUI.129

Makanan dan minuman

yang disediakan al-hijaz

dipastikan halal, begitu

juga disaat jama‟ah

berada di negara Saudi

Arabia ataupun negara-

negara destinasi

kunjungan lainnya .

walaupun tidak ada

tercantum label atau

mendapatkan sertifikat

halal standar Indonesia

dari MUI.130

Sesuai -

10 Menyediakan

fasilitas, peralatan

dan sarana yang

memadai untuk

pelaksanaan

ibadah, termasuk

fasilitas bersuci.131

Tentu Al-Hijaz akan

memperhatikan

keperluan-keperluan

ibadah yang dibutuhkan

jamaah secara detail,

karena sejatinya tujuan

perjalanan atau rihlah

tersebut adalah ibadah

kepada Allah SWT.132

Sesuai -

129

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 130

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 131

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 132

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 77: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

69

11 Pengelola dan

karyawan/karyawat

i hotel wajib

mengenakan

pakaian yang

sesuai dengan

syariah.133

Tidak ada aturan baku

dalam perjanjian

kerjasama dengan hotel

mitra yang

mengharuskan

karyawan/karyawati

hotel untuk mengenakan

pakaian syar‟i. Karena

sistem kerjasama

hanyalah menerima

fasilitas dan pelayanan

standarisasi dari hotel

tersebut.134

- Tidak

sesuai

12 Hotel syariah wajib

memiliki pedoman

dan atau panduan

mengenai prosedur

pelayanan hotel

guna menjamin

terselenggaranya

pelayanan hotel

yang sesuai dengan

prinsip syariah.135

Memang tersedia

pedoman atau panduan

baik itu berbentuk

slogan, logo, buku,

majalah yang disediakan

pihak hotel. Tetapi tidak

tersedia panduan khusus

yang mencantumkan

prinsip-prinsip

syari‟ah.136

- Tidak

sesuai

133

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 134

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 135

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 136

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 78: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

70

13 Hotel syariah wajib

menggunakan Jasa

Lembaga

Keuangan Syariah

dalam melakukan

pelayanan.137

Karena hotel mitra yang

bekerjasama dengan Al-

Hijaz Tour Travel tidak

semuanya yang

memegang sistem Hotel

syari‟ah, maka secara

otomatis hotel-hotel

mitra tidak menggunakan

Jasa Lembaga Keuangan

Syari‟ah dalam

melakukan pelayanan.138

- Tidak

sesuai

14 Berpegang teguh

pada prinsip-

prinsip syariah

dengan

menghindarkan diri

dari syirik, maksiat,

munkar, dan

kerusakan.139

Dalam pelaksanaan

perjalanan ibadah, Al-

Hijaz sudah

berpengalaman serta

dengan sepenuh hati

melayani jamaah,

menjaga agar ibadah

lancer serta mambrur,

untuk itu hal-hal yang

dapat menimbulkan

syirik, maksiat, mungkar

dan kerusakan akan

sangat dan wajib

dihindari serta dihimbau

untuk semua jamaah agar

Sesuai -

137

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 138

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 139

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/

Page 79: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

71

menjauhi hal-hal

tersebut.140

15 Menjaga kewajiban

ibadah selama

berwisata.141

Rangkaian perjalanan

ibadah bersama Al-Hijaz

selain melaksanakan

ibadah wajib, kita juga

mengutamakan

pelaksanaan ibadah-

ibadah yang sunnah. Jadi

akan sangat terjamin

bahwa perjalanan ibadah

bersama Al-Hijaz

menjaga amalan ibadah-

ibadah wajib selama

perjalanan.142

Sesuai -

16 Menjaga akhlak

mulia.143

Menjaga akhlak serta tata

karma penting, karena

perjalanan ibadah ke

negara orang, Al-Hijaz

membawa wajah

Indonesia, maka menjaga

akhlak dan tata krama

dinegara orang adalah

Sesuai -

140

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 141

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 142

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 143

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/

Page 80: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

72

hal yang sangat

penting.144

17 Menghindari

destinasi wisata

yang bertentangan

dengan prinsip-

prinsip syariah.145

Destinasi-destinasi yang

telah dicantumkan dalam

jadwal perjalanan adalah

destinasi-destinasi

pilihan yang merupakan

memiliki nilai-nilai

filosofis serta religi,

maka jauh dari yang

namanya bertentangan

dengan prinsip-prinsip

syari‟ah.146

Sesuai -

18 Ketentuan

Destinasi Wisata :

Mewujudkan

kemaslahatan

umum.147

Destinasi wisata

tujuannya untuk

mewujudkan

kemashlahatan umum.148

Sesuai -

144

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 145

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 146

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 147

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 148

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 81: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

73

19 Ketentuan

Destinasi Wisata :

Pencerahan,

penyegaran dan

penenangan.149

Tentusaja kriteria-kriteria

destinasi wisata pilihan

Al-Hijaz adalah tempat-

tempat yang memberikan

pencerahan ilmu,

penyegaran serta

penenangan fikiran.150

Sesuai -

20 Ketentuan

Destinasi Wisata :

Memelihara

amanah, keamanan

dan

kenyamanan.151

Pemandu wisata Al-Hijaz

akan menghimbau

kepada seluruh jamaah

untuk tetap menjaga

amanah dari masyarakat

setempat, serta menjaga

keamanan dan

kenyamanan lingkungan

sekitar.152

Sesuai -

21 Ketentuan

Destinasi Wisata :

Mewuiudkan

kebaikan yang

bersifat universal

dan inklusif.153

Tentusaja tujuan dari

keseluruhan rangkaian

perjalanan ibadah adalah

untuk mewujudkan

kebaikan bersifat

universal dan inklusif

untuk pihak manapun.154

Sesuai -

149

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 150

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 151

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 152

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 153

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 154

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 82: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

74

22 Ketentuan

Destinasi Wisata :

Memelihara

kebersihan,

kelestarian alam,

sanitasi dan

lingkungan.155

Menjaga kebersihan,

jamaah dihimbau untuk

tidak membuang sampah

sembarangan, membuang

sampah pada tempatnya,

untuk menjaga

kelestarian alam

sekitar.156

Sesuai -

23 Menghormati nilai

sosial budaya dan

kearifan lokal yang

tidak melanggar

prinsip syariah.157

Menghormati nilai sosial

budaya dan kearifan

lokal yang tidak

melanggar prinsip

syariah.158

Sesuai -

24 Destinasi wisata

wajib memiliki

fasilitas ibadah

yang layak pakai,

mudah dijangkau

dan memenuhi

persyaratan

syariah.159

Destinasi wisata

dipastikan memiliki

fasilitas ibadah yang

layak pakai, mudah

dijangkau dan memenuhi

persyaratan syari‟ah.160

Sesuai -

155

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 156

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 157

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 158

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 159

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 160

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 83: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

75

25 Makanan dan

minuman halal

yang terjamin

kehalalannya

dengan Sertifikat

Halal MUI.161

Makanan dan minuman

yang disediakan oleh Al-

Hijaz terjamin

kehalalannya dengan

Sertifikat Halal MUI.162

Sesuai -

26 Menggunakan

bahan yang halal

dan tidak najis

yang terjamin

kehalalannya

dengan Seftifikat

Halal MUI.163

Menggunakan bahan

makanan yang halal dan

tidak najis yang terjamin

kehalalannya dengan

sertifikat MUI.164

Sesuai -

27 Menghindari

Pertunjukan seni

dan budaya serta

atraksi yang

beftentangan

prinsip-prinsip

syariah.165

Menghindari pertunjukan

seni dan atrkasi yang

bertentangan dengan

prinsip-prinsip syariah.166

Sesuai -

161

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 162

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 163

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 164

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 165

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 166

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 84: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

76

28 Destinasi wisata

wajib terhindar dari

kernusyrikan dan

khurafat, maksiat,

zina, pornografi,

pornoaksi,

minuman keras,

narkoba dan judi.

167

Destinasi wisata

terhindar dan jauh dari

hal-hal yang

menimbulkan

kemusyrikan dan

khufarat, maksiat, zina,

pornografi, pornoaksi,

minuman keras, narkoba

dan judi.168

Sesuai -

29 Terhindar dari

pornoaksi dan

pornografi.169

Menghindari dari

pornoaksi dan

pornografi.170

Sesuai -

30 Terjaganya

kehormatan

wisatawan.171

Menjaga kehormatan

wisatawan.172

Sesuai -

167

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 168

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 169

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 170

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 171

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 172

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 85: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

77

31 Terapis laki-laki

hanya boleh

rnelakukan spa,

sauna, dan massage

kepadawisatawan

laki-laki; dan

terapis wanita

hanya boleh

melakukan spa,

sauna, dan massage

kepada wisatawan

wanita.173

Tidak ada kegiatan

terapis dalam rangkaian

perjalanan bersama Al-

Hijaz, namun apabila

diperlukan akan

dihimbau kepada jamaah

untuk menggunakan jasa

terapis yang tidak

bertentangan dengan

prinsip syari‟ah.174

Sesuai -

32 Tersedia sarana

yang memudahkan

untuk melakukan

ibadah.175

Tersedia sarana yang

memudahkan untuk

melakukan ibadah.176

Sesuai -

33 Menyelenggarakan

paket wisata yang

sesuai dengan

prinsip-prinsip

syari‟ah.177

Menyelenggarakan paket

wisata yang sesuai

dengan prinsip-prinsip

syari‟ah.178

Sesuai -

173

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 174

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 175

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 176

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 177

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 178

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 86: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

78

34 Memiliki daftar

akomodasi dan

destinasi wisata

yang sesuai dengan

prinsip-prinsip

syari‟ah.179

Memiliki daftar

akomodasi dan destinasi

wisata yang sesuai

dengan prinsip-prinsip

syari‟ah.180

Sesuai -

35 Memiliki daftar

penyedia makanan

dan minuman halal

yang memiliki

Serlifikat Halal

MUI.181

Memiliki daftar penyedia

makanan dan minuman

halal yang memiliki

sertifikat.182

Sesuai -

36 Menggunakan jasa

Lembaga

Keuangan Syariah

dalam melakukan

pelayanan jasa

wisata, baik bank,

asuransi, lembaga

pembiayaan,

lernbaga

penjaminan,

maupun dana

pensiun.183

Al-Hijaz belum

menerapkan penggunaan

Lembaga Keuangan

Syariah dalam

melakukan pelayanan

jasa wisata, baik bank,

asuransi, lembaga

pembiayaan, lembaga

penjaminan, maupun

dana pensiun.184

- Tidak

sesuai

179

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 180

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 181

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 182

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 183

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/

Page 87: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

79

37 Mengelola dana

dan investasinya

wajib sesuai

dengan prinsip

syariah.185

Mengelola dana dan

investasi Al-Hijaz belum

secara keseluruhan

menerapkan prinsip-

prinsip syari‟ah.186

- Tidak

sesuai

38 Wajib memiliki

panduan wisata

yang dapat

mencegah

terjadinya tindakan

syirik, khurafat,

maksiat, zina,

pornoaksi,

pornografi,

minuman keras,

narkoba dan

judi.187

Al-Hijaz akan

memberikan panduan

wisata baik secara verbal

dari pemandu wisata

maupun non verbal

seperti berbentuk buku

panduan wisata yang

berisikan tatacara ibadah

Haji/Umroh serta

himbauan-himbauan

menjauhi segala

perbuatan-perbuatan

maksiat agar tercapainya

ibadah haji yang

mabrur.188

Sesuai -

184

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 185

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 186

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 187

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 188

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 88: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

80

39 Ketentuan untuk

pemandu wisata :

Memahami dan

mampu

melaksanakan

nilai-nilai syariah

dalarn menjalankan

tugas terutama

yang berkaitan

dengan fikih

pariwisata.189

Memahami dan mampu

melaksanakan nilai-nilai

syariah dalam

menjalankan tugas

terutama yang berkaitan

dengan fikih

pariwisata.190

Sesuai -

40 Ketentuan untuk

pemandu wisata :

Berakhlak mulia,

komunikatif,

ramah, jujur dan

bertanggungjawab.

191

Berakhlak mulia,

komunikatif, ramah, jujur

dan

bertanggungjawab.192

Sesuai -

41 Memiliki

kornpetensi kerja

sesuai standar

profesi yang

berlaku yang

dibuktikan dengan

sertifikat.193

Memiliki kompetensi

sesuai standar profesi

yang berlaku yang

dibuktikan dengan

sertifikat.194

Sesuai -

189

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 190

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 191

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 192

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 193

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/

Page 89: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

81

42 Berpenampilan

sopan dan menarik

sesuai dengan nilai

dan prinsip- prinsip

syariah

Berpenampilan sopan

sesuai dengan nilai dan

prinsip syari‟ah

Sesuai -

43 Penyelenggaraan

pariwisata

berdasarkan prinsip

syariah boleh

dilakukan dengan

syarat mengikuti

ketentuan yang

terdapat dalam

fatwa ini.195

Menyesuaikan dengan

ketentuan-ketentuan

pariwisata syariah yang

terdapat didalam fatwa

MUI.196

Sesuai -

44 Prinsip Umum

Penyelenggaraan

Pariwisata Syariah

Penyelenggaraan

wisata wajib

terhindar dari

kemusyrikan,

kemaksiatan,

kemafsadatan.197

Penyelenggaraan wisata

terhindar

darikemusyrikan,

kemaksiatan,

kemafsadatan.198

Sesuai -

194

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 195

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 196

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

196

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 198

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 90: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

82

45 Menciptakan

kemaslahatan dan

kemanfaatan baik

secara material

maupun

spiritual.199

Menciptakan

kemashlahatan dan

kemanfaatan baik secara

material maupun

spiritual.200

Sesuai -

Dari table diatas dapat dilihat ada total empat puluh lima poin

standar pariwisata syariah yang tercantum dalam fatwa DSN-MUI. Dari

sebanyak empat puluh lima poin , ada tiga puluh tujuh poin yang telah

diterapkan oleh Al-Hijaz Tour Travel yang memenuhi standar syariah yang

sesuai dengan fatwa DSN-MUI No.108/DSN-MUI/X/2016, namun masih

ada sebanyak delapan poin yang belum memenuhi standar syariah atau

belum sesuai dengan aturan yang tercantum di dalam fatwa DSN MUI.

B. Faktor penyebab tidak terpenuhinya prinsip syariah dalam fasilitas

dan pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata

Dewan Syariah Nasional (DSN) melalui Fatwa DSN Majelis

Ulama Indonesia No: 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syari‟ah telah memberikan

penjelasan bahwa penyediaan akomodasi atau segala hal yang berkaitan

dengan jasa pelayanan dalam pelaksanaan pariwisata seperti penyediaan

hotel, makan dan minum, destinasi kunjungan, kegiatan hiburan dan atau

fasilitas ibadah serta fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan

memperoleh keuntungan yang dijalankan oleh Biro Perjalanan Wisata

Syari‟ah harus sesuai dengan prinsip syari‟ah. Dengan demikian, fatwa ini

199

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 200

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Page 91: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

83

merupakan acuan bagi seluruh Biro Perjalanan Wisata Syari‟ah dalam

proses manajemen atau operasional , termasuk PT Al-Hijaz Indowisata.

Namun yang sangat disayangkan walaupun banyak Biro Perjalanan

Pariwisata Syariah yang telah mengklaim perusahaannya berbasis syariah

maupun yang secara legalitasnya telah memenuhi sebagai perusahaan yang

berbasis syariah, tetapi masih saja belum dapat memenuhi standar-standar

yang seharusnya di terapkan secara menyeluruh dalam pelayanan maupun

fasilitasnya seperti yang tercantum dalam fatwa DSN MUI No.108/DSN-

MUI/X/2016, begitu juga dengan Al-Hijaz Tour and Travel. Berikut faktor-

faktor yang menghalangi tidak tercapainya prinsip syariah dalam fasilitas

dan pelayanan di Al-Hijaz Tour and Travel

1. Fasilitas Hotel/Penginapan yang digunakan Al-Hijaz Tour Travel

Hotel/Penginapan yang sesuai dengan standar syariah menurut

fatwa DSN MUI yaitu seharusnya tidak boleh menyediakan fasilitas akses

pornografi, maksiat atau musyrik dan tindakan asusila. Berkonsep islami

dengan tujuan untuk memberikan kemudahan fasilitas menginap bagi

keluarga, umat Islam dan masyarakat lainnya dengan pelayanan yang halal.

Namun dikarenakan keterbasan, Al-Hijaz masih sulit dalam memilih Hotel

mitra yang menerapkan prinsip syariah. Terkecuali bila di negri Arab yang

masih sangat mudah dan banyak hotel yang berbasis syariah. Kendala

terberat disaat pelaksanaan Umroh/Haji plus mengunjungi negara diluar

Arab seperti Dubai atau Turki atau wilayah Eropa lainnya masih susah

menemukan hotel yang benar-benar menerapkan prinsip syariat islam dalam

operasional fasilitas dan pelayanan hotel tersebut.

Dalam hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa susahnya mencari hotel

yang berstandar syariah di wilayah tersebut. Karena kebanyakan hotel masih

menerima para tamu atau penginap tanpa menunjukkan kartu nikah bagi

pasangan disaat check-in. Dan juga sudah biasa suatu hotel menyediakan

makanan non-halal dan minuman beralkohol dalam buffet yang mereka

Page 92: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

84

sediakan, namun untuk mengantisipasi hal tersebut disinilah fungsi

Pemandu wisata dari Al-Hijaz Tour Travel yang professional dan telah

berpengalaman akan memandu dan memberitahukan kepada para jama‟ah

untuk pemilihan makanan, minuman atau fasilitas lain yang terdapat dihotel

seperti Spa, Bar, tempat Gym, Swimmingpool, Karaoke room, atau fasilitas

lain yang terdapat dihotel tersebut, para pemandu akan memberikan

penjelasan dan arahan terkait hal-hal apabila ada yang dikhawatirkan tidak

sesuai dengan syari‟at islam. Maka dengan sikap kehati-hatian dan pelatihan

yang telah diberikan kepada pemandu dapat menjaga ibadah wisata religi

para jama‟ah agar tetap syariah.201

2. Transaksi dengan Al-Hijaz Tour Travel

Biro Perjalanan Wisata Syariah yang sesuai standar DSN MUI

seharusnya wajib menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah dalam

melakukan pelayanan. Namun Al-Hijaz dalam melakukan pelayanan

belum menggunakan Lembaga Jasa Keuangan Syariah dalam setiap

transaksinya, baik itu dalam melakukan pelayanan atau transaksi dengan

jamaah ataupun rekan bisnis seperti pihak hotel, restoran, transportasi Al-

Hijaz masih menggunakan jasa lembaga keuangan konvensional.

Walaupun Al-Hijaz telah memiliki rekening bank yang berbasis syariah

namun yang menjadi kendala adalah disaat perusahaan mitra tidak

menggunakan LKS, begitu juga nasabah dengan latar belakang yang

berbeda-beda, dan berbeda-beda pula rekening bank yang mereka

gunakan. Dalam mengantisipasi hal yang memberatkan jamaah, maka

disini Al-Hijaz yang berinisiatif demi memudahkan jamaah dalam

transaksinya. Maka dapat disimpulkan bahwa Al-Hijaz dalam

pelayanannya belum menggunakan jasa lembaga keuangan syariah. 202

201

Wawancara dengan Ibu Ernawati , Staff Haji dan Umrah Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 9November 2018 202

Wawancara dengan Ibu Ernawati , Staff Haji dan Umrah Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 9November 2018

Page 93: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

85

3. Akad yang digunakan Al-Hijaz Tour Travel

Seperti yang tercantum dalam fatwa DSN MUI No.108/DSN-

MUI/X/2016 akad-akad yang digunakan Biro Perjalanan Pariwisata

Syariah yaitu menggunakan akad-akad muamalah. Dalam pelaksanaannya

Al-Hijaz menggunakan akad ijarah untuk kontrak dengan jamaahmya,

Akad yang digunakan anatara Pemandu Wisata atau Agen dengan Al-

Hijaz menggunakan akad Ju‟alah, akad antara pihak hotel dengan

jama‟ah menggunakan akad ijarah. Sedangkan Akad antara Al-Hijaz

dengan pemasaran pihak hotel berbasis syariah adalah wakalah bil ujrah.

Yang menjadi kendala adalah bila hotel mitra tidak berbasis syariah, maka

dalam kontrak dengan mitra pun tidak menggunakan akad muamalah.203

Itulah Faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya prinsip syariah

dalam fasilitas dan pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata. Hal tersebut

dikarenakan sulitnya memilih hotel mitra diluar Arab Saudi yang

menerapkan prinsip syariah. Al-Hijaz juga dalam melakukan pelayanan

belum menggunakan Lembaga Jasa Keuangan Syariah baik itu transaksi

dengan jamaah ataupun dengan rekan bisnis seperti pihak hotel, restoran,

transportasi. Masih menjadi kendala bila Al-Hijaz bekerjasama dengan

perusahaan ataupun hotel mitra tidak berbasis syariah, maka dalam

kontrak dengan mitra pun tidak menggunakan akad muamalah.

203

Wawancara dengan Ibu Ernawati , Staff Haji dan Umrah Al-Hijaz Indowisata, Cawang

Jakarta Timur, Jum‟at 9November 2018

Page 94: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan uraian pada beberapa bab

sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Al-Hijaz sebagai Biro Perjalanan Pariwisata Syariah telah

menerapkan prinsip syariah dan berusaha memenuhi standar syariah yang

sesuai dengan fatwa DSN-MUI No.108/DSN-MUI/X/2016, namun masih

terdapat beberapa hal yang belum memenuhi standar syariah. Dari sebanyak

empat puluh lima poin standar Biro Perjalanan Pariwisata Syariah yang

tercantum didalam fatwa DSN MUI No.108/DSN-MUI/X/2016 tentang

Pariwisata Syariah, ada sebanyak tiga puluh tujuh poin yang dapat dipenuhi

oleh Al-Hijaz yang sesuai standar syariah dan ada delapan poin yang belum

memenuhi standar syariah.

2. Faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya prinsip syariah dalam

fasilitas dan pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata dikarenakan yang

pertama, Al-Hijaz masih sulit dalam memilih hotel mitra yang menerapkan

prinsip syariah. Kedua, Al-Hijaz dalam melakukan pelayanan belum

menggunakan Lembaga Jasa Keuangan Syariah dalam setiap transaksinya,

baik itu transaksi dengan jamaah ataupun dengan rekan bisnis seperti pihak

hotel, restoran, transportasi. Al-Hijaz masih menggunakan jasa lembaga

keuangan konvensional. Ketiga, dalam pelaksanaannya Al-Hijaz telah

menerapkan akad muamalah dalam setiap kontraknya. Yang menjadi

kendala adalah bila perusahaan ataupun hotel mitra tidak berbasis syariah,

maka dalam kontrak dengan mitra pun tidak menggunakan akad muamalah.

Page 95: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

87

B. Saran

Setelah mendapatkan kesimpulan dari penelitian skripsi ini, maka

perlu saran atau masukan yang baik untuk pelaku Biro Perjalanan Wisata

Syari‟ah terkhusus Al-Hijaz Tour Travel, maupun untuk pengembangan

penelitian lanjutan. Berikut ini adalah berupa saran atau masukan yang

direkomendasikan penulis:

1. Saran untuk pelaku usaha biro perjalanan pariwisata syari‟ah

untuk lebih memperhatikan ketentuan-ketentuan prinsip-prinsip syari‟ah

seperti yang tercantum dalam Fatwa DSN-MUI no.108/DSN-MUI/X/2016

dalam hal penerapannya baik untuk SOP perusahaan ataupun disaat

pelaksanaan wisata syari‟ah dan perjalanan ibadah.

2. Himbauan untuk para pelaku usaha biro perjalanan pariwisata

syari‟ah, apabila sudah mendapatkan izin atau sertifikasi untuk mendirikan

perusahaan berbasis syari‟ah untuk benar-benar menerapkan ketentuan-

ketentuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syari‟ah yang telah

dikeluarkan oleh DSN-MUI yang bertujuan untuk kemashlahatan umum.

Terkhusus Biro Perjalanan Wisata Syari‟ah seperti yang dibahas dalam

skripsi ini.

3. Saran untuk pengembangan penelitian sebagai aturan satu-

satunya mengenai perkembangan pariwisata syariah di Indonesia dalam

fatwa ini yaitu Fatwa no.108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata

Syari‟ah, ketentuan-ketentuan tersebut perlu diteliti dan didiskusikan

kembali. Apakah hal-hal tersebut benar-benar diperlukan tercantum dalam

fatwa sebagai kebutuhan masyarakat saat ini, atau hanya sekedar

dicantumkan dalam fatwa tetapi sebenarnya dalam pelaksanaan tidak

diperlukan sama sekali.

4. Tujuan dari adanya Fatwa tersebut dalam rangka memberikan

rasa nyaman dan perlindungan bagi umat Islam, terkhusus Fatwa DSN-MUI

No:108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata Syariah yang dapat dijadikan

rujukan umat Islam sebagai bentuk sikap kehati-hatian dalam melakukan

perjalanan pariwisata.

Page 96: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

88

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Muhammad Kadir. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 2004.

Ali, Muhammad. Kamus Indonesia Modern. Jakarta : Pustaka Amani, 2008.

Asrorun, M Ni‟am Sholeh. Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama

Indonesia: Penggunaan Prinsip Pencegahan dalam Fatwa. Jakarta:

Emir, 2016.

Aziz, Abdul Dahlan. Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta: PT.Ikctiar Baru Van

Hoeve, 1996. Bahrudin, Nur Tanjung Ardial. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: proposal,

skripsi, tesis, dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah.

Jakarta : Kencana, 2010

Bawazir, Tohir. Panduan Praktis Wisata Syariah. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,

2013

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2010.

Fajar, Muktar dan Yulianto Achmad. Dualisme Penelitian Hukum Normatif &

Empiris. Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2010.

Hasbi, M Ash-Shidiqie. Peradilan dan hukum Acara Islam. Semarang : PT.

Pustaka Rizki, 2001.

Henky, Hermantoro. Creative-Based Tourism. Depok: Aditri,2011.

Kusuma Dewi Sari, “Pengembangan Pariwisata Objek Wisata Pantai Sigandu

Kabupaten Batang,” (Skripsi S-1 Fakultas Ekonomi,Universitas Diponegoro

Semarang, 2011).

Ma‟ruf, KH Amin. Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam. Jakarta: Elsas, 2008.

Mertokusumo, Sudikno. Teori Hukum. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2012.

Muslim, Shahih. Maktabah Syamilah. Pustaka As-Sunnah, 2017.

Morissan. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana Prenada Group, 2012.

Page 97: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

89

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1990.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.

Oka, A Yoeti. Tours and Travel management. Jakarta: PT Pradnya Paramita,

1990.

Qardawi, Yusuf. Al-Fatwa Bainal Indhibat wat-Tasayyub (Fatwa Antara

Ketelitian dan Kecerobohan). Jakarta: Gema Insani Press, 1977.

Rumaidi, Sukandar. Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Pemula.

Yogyakarta: UGM Press, 2004.

Sofyan, Riyanto. Prospek Bisnis Pariwisata Syariah. Jakarta: Republika, 2012

Soekanto, Soejono. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia UI-Press,

Jakarta, 2008.

Spillane, James J. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta :

Kanisius, 1987.

Sucipto, Hery dan Fitria Andayani. Wisata Syariah. Jakarta: Grafindo Books

Media, 2014.

Supardi. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press, 2005.

Suwandi, Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2017.

Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2004.

Warson, Ahmad Munawwir. Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Yogyakarta :

Pustaka Progresif, 1997.

Fatwa dan Peraturan:

Dewan Syariah Nasional (DSN). Himpunan Fatwa Keuangan Syariah. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2014

Page 98: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

90

Kementerian Pariwisata RI (Kemenpar RI). The Indonesia halal Lifestyle &

Bussines. Jakarta: DSN, 2016.

Majelis Ulama Indonesia (MUI). PengantarKomisi Fatwa MUI dalam Hasil

Fatwa Munas VII Majelis Ulama Indonesia. Jakarta: Sekretariat MUI,

2005.

Majelis Ulama Indonesia (MUI). 20 Tahun Majelis Ulama Indonesia. Jakarta:

Sekretariat MUI, 1995.

Jurnal dan Skripsi :

Dwi, winda Astuti Zebua. “Kontruksi Pemberitaan Wisata Syariah pada

Republika Online.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Falsah, Iwanati. “Analisis Motivasi Konsumen Dalam Memilih Hotel Walan

Syariah Sidoarjo.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2016.

Haitami, Maulana. “Efektivitas Pemasaran Produk Wisata Syaria( Studi Kasus

pada PT Cheria Tour and Travel).” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

R, Rizka. “Persepsi Konsumen tentang Wisata Syariah dan Pengaruhnya

Terhadap Minat Berkunjung.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu sosial ilmu

Politik,Universitas Lampung, 2016

Gilang, Widagyo Kurniawan. “The Journal of Tauhidinomics.” Jurnal vol I no.1,

2015.

Nurwilda, Ariqa Sugiarti. “Strategi Pengembangan Pariwisata untuk

Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan

Mancanegara di Bandung.” Jurnal vol I no.1, 2015.

Website:

adminalhijazindowisata 23/03/2017 Info Berita, diakses pada 20 desember 2018

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt588ff515067ac/positivisasi-fatwa-di-

ladang-ekonomi-syariah, diakses pada 3 juli 2018

Page 99: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

91

https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2010/07/100726_fatwamui,

diakses pada 3 juli 2018

https://dsnmui.or.id, diakses pada 3 juli 2018

https://www.indonesia-investments.com, diakses pada 3 juli 2018

http://poskotanews.com/2013/12/02/indonesia-memiliki-potensi-besar-

kembangkan-wisata-syariah/ , diakses pada 21 februari 2018

https://www.gomuslim.co.id/read/regulasi_direktori/2018/03/17/7374/-p-

pariwisata-syariah-makin-berkembang-ini-fatwa-mui-tentang-pedoman

penyelenggaraannya-p-.html, diakses pada 3 juli 2018

https://www.researchgate.net/publication/323960421_Penyelenggaraan_Parawisa

ta_Halal_di_Indonesia_Analisis_Fatwa_DSNMUI_tentang_Pedoman_Pe

nyelenggaraan_Pariwisata_Berdasarkan_Prinsip_Syariah, diakses pada

20 desember 2018

https://sites.google.com/site/muhammadhamzah/home/memahami-fatwa-ulama,

diakses pada 5 februari 2019

adminalhijazindowisata 23/03/2017 Info Berita, diakses pada 20 desember 2018

https://dsnmui.or.id/produk/fatwa, diakses pada 20 Desember 2018, pukul 16.25

http://www.fiqhislam.com/ekonomi-syariah/fatwa-dsn-mui/114572-108-fatwa-

dewan-syariah-nasional-no-108-dsn-mui-x-2016-pedoman-penyelenggaraan-

pariwisata-berdasarkan-prinsip-syariah, diakses pada 20 desember 2018

https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/, diakses pada juli 2018

https://dsnmui.or.id, diakses pada 3 juli 2018

https://alhijaz-indonesia.com/, diakses pada 7 agustus 2018

http://alhijaztravels.com/, diakses pada 3 juli 2018

https://haji.kemenag.go.id, diakses pada 7 agustus 2018

Page 100: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONALrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

92

Interview:

Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata

Cawang Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018

Wawancara dengan Ibu Ernawati , Staff Haji dan Umrah Al-Hijaz Indowisata,

Cawang Jakarta Timur, Jum‟at 9November 2018