analisis pasar & rasio
DESCRIPTION
Analisis Pasar & Rasio Semen IndonesiaTRANSCRIPT
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT. HOLCIM INDONESIA
2007 - 2012
1. Yesi N.A (041113142)
2. Adit
3. Monica Taurisia (041113206)
4. Amanda Rizca A (041113248)
5. Sabrina Amalia (041113253)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN
PERUSAHAAN DENGAN PERGERAKAN SAHAM
PERUSAHAAN
Harga saham ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar
keuangan. Harga saham akan berangsur naik jika permintaan terhadap saham tersebut juga
mengalami peningkatan. Rasio-rasio keuangan disini berperan dalam proses keputusan kapan
saham tersebut akan dijual atau kapan saham tersebut akan dibeli. Pada saat rasio menunjukkan
kondisi yang baik dan stabil, pemegang saham biasanya akan membeli atau mempertahankan
sahamnya. Sebaliknya, jika rasio menunjukkan kondisi yang buruk dan tidak stabil, pemegang
saham akan menjual saham tersebut guna mengurangi resiko keuangan akibat harga saham yang
anjlok. Return of Equity (ROE) merupakan salah satu rasio yang diperhatikan oleh para investor
sebelum mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham tersebut. Data Return of
Equity (ROE) pada PT Holcim menunjukkan nilai yang positif selama periode 2007 sampai 2012.
ROE yang positif tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal sendiri.
Hal itu menjadi keuntungan bagi pemegang saham. Current ratio (CR) merupakan rasio
likuiditas yang digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar CR yang dimiliki menunjukkan besarnya
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang
sangat penting untuk menjaga performance kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi
harga saham. CR yang rendah akan berakibat terjadi penurunan harga pasar dari saham
perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dapat memberikan keyakinan pada investor untuk memiliki
saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham.
Pada PT Holcim, current ratio menunjukkan kestabilan presentasi selama periode 6 tahun dari
2007 sampai 2012. Hal itu merupakan salah satu alasan investor berani untuk berinvestasi pada PT
Holcim. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan
modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang perusahaan. DER yang tinggi
menunjukkan hutang semakin besar dibandingkan dengan ekuitasnya, sehingga beban bunga dan
ketergantungan modal perusahaan terhadap pihak luar juga semakin besar. Purnomo (1998)
mengemukakan bahwa Return on assets (ROA) atau sering disebut return on investment (ROI)
merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Perusahaan yang dapat
menghasilkan ROA yang tinggi disertai dengan peningkatan ROA dari periode ke periode
menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik. Hal ini meningkatkan daya tarik investor terhadap
saham perusahaan, sehingga harga saham perusahaan akan meningkat dan diikuti oleh
peningkatan return saham. Namun beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa ROA yang
semakin besar belum tentu mampu meningkatkan return saham suatu perusahaan.
Analisis kondisi ekonomi merupakan dasar dari analisis sekuritas, dimana jika kondisi
ekonomi jelek maka kemungkinan besar tingkat kembalian saham-saham yang beredar akan
merefleksikan penurunan yang sebanding. Namun jika kondisi ekonomi baik, maka refleksi harga
saham akan baik pula. (Robert Ang, 1997). Dilihat dari rasio-rasio yang disebutkan di atas, kondisi
keuangan di PT Holcim masih berada pada taraf aman sehingga para investor pun berani untuk
berinvestasi. Bila kondisi keuangan perusahaan baik maka pergerakan harga saham akan
meningkat, seperti yang terlihat pada tabel laba bersih PT Holcim selama periode 2007-2012 di
bawah ini, jika laba bersih mengalami kenaikan, laba bersih saham per tahun pun mengalami
peningkatan.
Tahun Laba Bersih Laba Bersih / saham dasar
(dalam jutaan rupiah)
2007 169.419
2008 282.220
2009 895.751
2010 828.422
2011 1.063.560
2012 1.350.791
ANALISIS RASIO TAHUN 2007
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
1) Working Capital
Aktiva Lancar – Hutang Lancar = 1.460.971.000.000 - 1.098.383.000.000
= 362.588.000.000
Working Capital pada tahun 2007 bernilai positif mencerminkan bahwa perusahaan
mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya.
2) Rasio Lancar (Current Ratio)
Aktiva Lancar = 1.460.971.000.000Hutang Lancar 1.098.383.000.000
= 1,33 kali
3) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Aktiva Lancar – Persediaan = 1.460.971.000.000 - 263.316.000.000Hutang Lancar 1.098.383.000.000
= 1,09
4) Rasio Kas (Cash Ratio)
Kas x 100% = 681.794.000.000 x 100%Hutang Lancar 1.098.383.000.000
= 62,07%
5) Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over Ratio)
Penjualan Bersih = 3.754.906.000.000Modal Kerja Bersih 362.588.000.000
= 10,3
6) Inventory to Net Working Capital
Persediaan = 263.316.000.000 .Aktiva Lancar – Hutang Lancar 1.460.971.000.000 - 1.098.383.000.000
= 0,73
Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
1) Rasio Hutang terhadap Total Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Total Hutang = 4.950.893.000.000
Total Aktiva 7.208.250.000.000= 0,69
2) Ratio of Liabilities to Stockholders’ Equity
Total Hutang = 4.950.893.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 1,29
3) Long Term Debt to Equity Ratio
Hutang Jangka Panjang = 3.449.202.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 0,9
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
1) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Penjualan Bersih = 3.754.906.000.000 .Rata-rata Piutang Dagang (41.318.000.000 + 59.660.000.000) : 2
= 74,37
2) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
HPP x 1 kali = 2.492.805.000.000 x 1 kaliRata-rata Persediaan (263.316.000.000 + 313.841.000.000) : 2
= 8,64 kali
3) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 3.754.906.000.000 x 1 kaliModal Kerja Rata-rata (362.588.000.000 + 193.754.000.000) : 2
= 13,49 kali
4) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 3.754.906.000.000 x 1 kaliTotal Aktiva Tetap 5.671.804.000.000
= 0,66 kali
5) Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 3.754.906.000.000 x 1 kali Total Aktiva 7.208.250.000.000
= 0,52 kali
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
1) Net Profit Margin
EAT x 100% = 169.410.000.000 x 100%Penjualan 3.754.906.000.000
= 4,51%
2) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment)
EAT x 100% = 169.410.000.000 x 100%Total Aktiva 7.208.250.000.000
= 2,35%
3) Return on Equity
EAT x 100% = 169.410.000.000 x 100%Total Ekuitas 2.257.357.000.000
= 7,50%
ANALISIS RASIO TAHUN 2008
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
7) Working Capital
Aktiva Lancar – Hutang Lancar = 1.924.756.000.000 - 1.143.456.000.000
= 781.300.000.000
Working Capital pada tahun 2007 bernilai positif mencerminkan bahwa perusahaan
mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya.
8) Rasio Lancar (Current Ratio)
Aktiva Lancar = 1.924.756.000.000Hutang Lancar 1.143.456.000.000
= 1,68
9) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Aktiva Lancar – Persediaan = 1.924.756.000.000 - 386.624.000.000Hutang Lancar 1.143.456.000.000
= 1,35
10) Rasio Kas (Cash Ratio)
Kas x 100% = 852.862.000.000 x 100%Hutang Lancar 1.143.456.000.000
= 74,59%
11) Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over Ratio)
Penjualan Bersih = 4.803.377.000.000Modal Kerja Bersih 781.300.000.000
= 6,15
12) Inventory to Net Working Capital
Persediaan = 386.624.000.000 .Aktiva Lancar – Hutang Lancar 1.924.756.000.000 - 1.143.456.000.000
= 0,49
Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
4) Rasio Hutang terhadap Total Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Total Hutang = 5.137.054.000.000Total Aktiva 7.674.980.000.000
= 0,67
5) Ratio of Liabilities to Stockholders’ Equity
Total Hutang = 5.137.054.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 1,34
6) Ratio of Long Term Liabilities to Stockholders’ Equity
Hutang Jangka Panjang = 3.516.496.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 0,92
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
6) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Penjualan Bersih = 4.803.377.000.000 .Rata-rata Piutang Dagang (558.868.000.000 + 470.721.000.000) : 2
= 9,33
7) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
HPP x 1 kali = 2.933.054.000.000 x 1 kaliPersediaan 386.624.000.000
= 7,59 kali
8) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 4.803.377.000.000 x 1 kaliModal Kerja Rata-rata (470.721.000.000 + 362.588.000.000) : 2
= 11,53 kali
9) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 4.803.377.000.000 x 1 kaliTotal Aktiva Tetap 5.598.217.000.000
= 0,86 kali
10) Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 4.803.377.000.000 x 1 kali Total Aktiva 7.674.980.000.000
= 0,63 kali
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
4) Net Profit Margin
EAT x 100% = 282.220.000.000 x 100%Penjualan 4.803.377.000.000
= 5,9%
5) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment)
EAT x 100% = 282.220.000.000 x 100%Total Aktiva 7.674.980.000.000
= 3,7%
6) Return on Equity
EAT x 100% = 282.220.000.000 x 100%Total Ekuitas 2.537.926.000.000
= 11,12%
ANALISIS RASIO TAHUN 2009
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
13) Working Capital
Aktiva Lancar – Hutang Lancar = 1.476.338.000.000 - 1.162.542.000.000
= 313.796.000.000
Working Capital pada tahun 2007 bernilai positif mencerminkan bahwa perusahaan
mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya.
14) Rasio Lancar (Current Ratio)
Aktiva Lancar = 1.476.338.000.000Hutang Lancar 1.162.542.000.000
= 1,27
15) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Aktiva Lancar – Persediaan = 1.476.338.000.000 - 403.111.000.000Hutang Lancar 1.162.542.000.000
= 0,92
16) Rasio Kas (Cash Ratio)
Kas x 100% = 380.248.000.000 x 100%Hutang Lancar 1.162.542.000.000
= 32,71%
17) Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over Ratio)
Penjualan Bersih = 5.943.881.000.000Modal Kerja Bersih 313.796.000.000
= 18,94
18) Inventory to Net Working Capital
Persediaan = 382.132.000.000 .Aktiva Lancar – Hutang Lancar 1.476.338.000.000 - 1.162.542.000.000
= 1,22
Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
7) Rasio Hutang terhadap Total Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Total Hutang = 3.949.183.000.000Total Aktiva 7.265.366.000.000
= 0,54
8) Ratio of Liabilities to Stockholders’ Equity
Total Hutang = 3.949.183.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 1,03
9) Ratio of Long Term Liabilities to Stockholders’ Equity
Hutang Jangka Panjang = 1.940.000.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 0,51
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
11) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Penjualan Bersih = 5.943.881.000.000 .Rata-rata Piutang Dagang (604.020.000.000 + 558.868.000.000) : 2
= 10,22
12) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
HPP x 1 kali = 3.694.149.000.000 x 1 kaliPersediaan 382.132.000.000
= 9,67 kali
13) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 5.943.881.000.000 x 1 kaliModal Kerja Rata-rata (313.796.000.000 + 781.300.000.000) : 2
= 10,86 kali
14) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 5.943.881.000.000 x 1 kaliTotal Aktiva Tetap 5.460.935.000.000
= 1,09 kali
15) Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 5.943.881.000.000 x 1 kali Total Aktiva 7.265.366.000.000
= 0,82 kali
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
7) Net Profit Margin
EAT x 100% = 895.751.000.000 x 100%Penjualan 5.943.881.000.000
= 15,07%
8) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment)
EAT x 100% = 895.751.000.000 x 100%Total Aktiva 7.265.366.000.000
= 12,33%
9) Return on Equity
EAT x 100% = 895.751.000.000 x 100%Total Ekuitas 3.314.890.000.000
= 27,02%
ANALISIS RASIO TAHUN 2010
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
19) Working Capital
Aktiva Lancar – Hutang Lancar = 2.253.237.000.000 - 1.355.830.000.000
= 897.407.000.000
Working Capital pada tahun 2007 bernilai positif mencerminkan bahwa perusahaan
mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya.
20) Rasio Lancar (Current Ratio)
Aktiva Lancar = 2.253.237.000.000Hutang Lancar 1.355.830.000.000
= 1,66
21) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Aktiva Lancar – Persediaan = 2.253.237.000.000 - 499.926.000.000Hutang Lancar 1.355.830.000.000
= 1,29
22) Rasio Kas (Cash Ratio)
Kas x 100% = 1.070.427.000.000 x 100%Hutang Lancar 1.143.456.000.000
= 93,61%
23) Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over Ratio)
Penjualan Bersih = 5.960.589.000.000Modal Kerja Bersih 897.407.000.000
= 6,64
24) Inventory to Net Working Capital
Persediaan = 499.926.000.000 .Aktiva Lancar – Hutang Lancar 2.253.237.000.000 - 1.355.830.000.000
= 0,56
Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
10) Rasio Hutang terhadap Total Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Total Hutang = 3.611.246.000.000Total Aktiva 10.437.249.000.000
= 0,35
11) Ratio of Liabilities to Stockholders’ Equity
Total Hutang = 3.611.246.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 0,94
12) Ratio of Long Term Liabilities to Stockholders’ Equity
Hutang Jangka Panjang = 1.730.410.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 0,45
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
16) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Penjualan Bersih = 5.960.589.000.000 .Rata-rata Piutang Dagang (591.531.000.000 + 604.020.000.000) : 2
= 4,99
17) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
HPP x 1 kali = 3.711.232.000.000 x 1 kaliPersediaan 499.926.000.000
= 7,42 kali
18) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 5.960.589.000.000 x 1 kaliModal Kerja Rata-rata (897.407.000.000 + 313.796.000.000) : 2
= 9,84 kali
19) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 5.960.589.000.000 x 1 kaliTotal Aktiva Tetap 7.893.251.000.000
= 0,76 kali
20) Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 5.960.589.000.000 x 1 kali Total Aktiva 10.437.249.000.000
= 0,57 kali
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
10) Net Profit Margin
EAT x 100% = 828.422.000.000 x 100%Penjualan 5.960.589.000.000
= 13,90%
11) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment)
EAT x 100% = 828.422.000.000 x 100%
Total Aktiva 10.437.249.000.000
= 7,94%
12) Return on Equity
EAT x 100% = 828.422.000.000 x 100%Total Ekuitas 6.822.608.000.000
= 12,14%
ANALISIS RASIO TAHUN 2011
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
25) Working Capital
Aktiva Lancar – Hutang Lancar = 2.468.172.000.000 - 1.683.799.000.000
= 784.373.000.000
Working Capital pada tahun 2007 bernilai positif mencerminkan bahwa perusahaan
mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya.
26) Rasio Lancar (Current Ratio)
Aktiva Lancar = 2.468.172.000.000Hutang Lancar 1.683.799.000.000
= 1,47
27) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Aktiva Lancar – Persediaan = 2.468.172.000.000 - 570.459.000.000Hutang Lancar 1.683.799.000.000
= 1,13
28) Rasio Kas (Cash Ratio)
Kas x 100% = 1.127.482.000.000 x 100%Hutang Lancar 1.683.799.000.000
= 66,96%
29) Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over Ratio)
Penjualan Bersih = 7.523.964.000.000Modal Kerja Bersih 784.373.000.000
= 9,59
30) Inventory to Net Working Capital
Persediaan = 570.459.000.000 .Aktiva Lancar – Hutang Lancar 2.468.172.000.000 - 1.683.799.000.000
= 0,73
Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
13) Rasio Hutang terhadap Total Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Total Hutang = 3.423.241.000.000Total Aktiva 10.950.501.000.000
= 0,31
14) Ratio of Liabilities to Stockholders’ Equity
Total Hutang = 3.423.241.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 0,89
15) Ratio of Long Term Liabilities to Stockholders’ Equity
Hutang Jangka Panjang = 1.739.442.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 0,45
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
21) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Penjualan Bersih = 7.523.964.000.000 .Rata-rata Piutang Dagang (651.035.000.000 + 591.531.000.000) : 2
= 12,11
22) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
HPP x 1 kali = 4.661.085.000.000 x 1 kaliPersediaan 570.459.000.000
= 8,17 kali
23) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 7.523.964.000.000 x 1 kaliModal Kerja Rata-rata (784.373.000.000 + 897.407.000.000) : 2
= 8,95 kali
24) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 7.523.964.000.000 x 1 kaliTotal Aktiva Tetap 8.238.252.000.000
= 0,91 kali
25) Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 7.523.964.000.000 x 1 kali Total Aktiva 10.950.501.000.000
= 0,69 kali
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
13) Net Profit Margin
EAT x 100% = 1.054.987.000.000 x 100%Penjualan 7.523.964.000.000
= 14,02%
14) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment)
EAT x 100% = 1.054.987.000.000 x 100%Total Aktiva 10.950.501.000.000
= 9,63%
15) Return on Equity
EAT x 100% = 1.054.987.000.000 x 100%Total Ekuitas 7.527.260.000.000
= 14,02%
ANALISIS RASIO TAHUN 2012
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
31) Working Capital
Aktiva Lancar – Hutang Lancar = 2.186.797.000.000 - 1.556.875.000.000
= 629.922.000.000
Working Capital pada tahun 2007 bernilai positif mencerminkan bahwa perusahaan
mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya.
32) Rasio Lancar (Current Ratio)
Aktiva Lancar = 2.186.797.000.000Hutang Lancar 1.556.875.000.000
= 1,40
33) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Aktiva Lancar – Persediaan = 2.186.797.000.000 - 687.087.000.000Hutang Lancar 1.556.875.000.000
= 0,96
34) Rasio Kas (Cash Ratio)
Kas x 100% = 555.785.000.000 x 100%Hutang Lancar 1.556.875.000.000
= 35,70%
35) Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over Ratio)
Penjualan Bersih = 9.011.076.000.000Modal Kerja Bersih 629.922.000.000
= 14,31
36) Inventory to Net Working Capital
Persediaan = 687.087.000.000 .Aktiva Lancar – Hutang Lancar 2.186.797.000.000 - 1.556.875.000.000
= 1,09
Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
16) Rasio Hutang terhadap Total Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Total Hutang = 3.750.461.000.000Total Aktiva 12.168.517.000.000
= 0,31
17) Ratio of Liabilities to Stockholders’ Equity
Total Hutang = 3.750.461.000.000Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000
= 0,98
18) Ratio of Long Term Liabilities to Stockholders’ Equity
Hutang Jangka Panjang = 2.193.586.000.000
Total Modal Pemegang Saham 3.831.450.000.000 = 0,57
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
26) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Penjualan Bersih = 9.011.076.000.000 .Rata-rata Piutang Dagang (810.169.000.000 + 651.035.000.000) : 2
= 12,33
27) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
HPP x 1 kali = 5.664.231.000.000 x 1 kaliPersediaan 687.087.000.000
= 8,24 kali
28) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 9.011.076.000.000 x 1 kaliModal Kerja Rata-rata (629.922.000.000 + 784.373.000.000) : 2
= 12,74 kali
29) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 9.011.076.000.000 x 1 kaliTotal Aktiva Tetap 9.588.783.000.000
= 0,94 kali
30) Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)
Penjualan Bersih x 1 kali = 9.011.076.000.000 x 1 kali Total Aktiva 12.168.517.000.000
= 0,74 kali
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
16) Net Profit Margin
EAT x 100% = 1.381.404.000.000 x 100%Penjualan 9.011.076.000.000
= 15,33%
17) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment)
EAT x 100% = 1.381.404.000.000 x 100%Total Aktiva 12.168.517.000.000
= 11,35%
18) Return on Equity
EAT x 100% = 1.381.404.000.000 x 100%Total Ekuitas 8.418.056.000.000
= 16,41%
Analisis Rasio Tahun 2007 – 2009
1) LIKUIDITAS
Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk
mengembalikan seluruh hutang lancarnya yang harus segera dilunasi dengan
aktiva lancar yang lebih likuid.
Current Ratio
Hasil dari perhitungan dari tahun 2007 hingga tahun 2009
menunjukkan persentase dari current ratio sangat fluktuatif namun masih
diatas 100% maka perusahaan bisa dikatakan likuid. Pada tahun 2007 aktiva
lancarnya lebih dari 1 kali lipat dari hutang lancarnya atau setiap Rp 1 hutang
jangka pendeknya dijamin pembayarannya dengan Rp 1,33 aset lancar, pada
tahun 2008 setiap Rp 1 hutang jangka pendeknya dijamin pembayarannya
dengan Rp 1,68 aset lancar, sedangkan pada tahun 2009 setiap Rp 1 hutang
jangka pendeknya dijamin pembayarannya dengan Rp 1,27 aset lancar. Jadi
dari tahun 2007 ke 2009 dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan
likuid atau perusahaan dapat menjamin semua hutang jangka pendeknya
dengan aktiva lancar yang ada, dengan kata lain PT Holcim Indonesia Tbk
mampu melunasi kewajiban-kewajibannya yang segera jatuh tempo. Semakin
besar rasio menandakan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Quick Ratio
Hasil dari perhitungan pada tahun 2007 dan 2008 menunjukkan angka
yang cukup tinggi di atas 100%. Pada tahun 2007 setiap Rp 1 hutang jangka
pendeknya dijamin pembayarannya dengan Rp 1,09 aset cepat (kas dan setara
kas serta piutang usaha), sedangkan pada tahun 2008 setiap Rp 1 hutang
jangka pendeknya dijamin pembayarannya dengan Rp 1,35 aset cepat (kas dan
setara kas serta piutang usaha). Namun pada tahun 2009, hasil dari
perhitungan quick ratio menunjukkan angka dibawah 100%, yaitu setiap Rp 1
hutang jangka pendeknya dijamin pembayarannya dengan 92% dari aset cepat
(kas dan setara kas serta piutang usaha) yang dimiliki perusahaan. Dari hasil
analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2007 dan 2008
perusahaan mampu menjamin semua hutang jangka pendeknya dengan aktiva
lancar yang lebih likuid pada saat jatuh tempo, sedangkan pada tahun 2009
perusahaan tidak mampu menjamin sepenuhnya semua hutang jangka
pendeknya dengan aktiva lancar yang lebih likuid pada saat jatuh tempo.
Cash Ratio
Hasil dari perhitungan dari tahun 2007 hingga tahun 2009
menunjukkan angka dibawah 100%. Pada tahun 2007 setiap Rp 1 hutang
jangka pendeknya dijamin pembayarannya Rp 0,62 kas dan setara kas yang
dimiliki perusahaan, pada tahun 2008 setiap Rp 1 hutang jangka pendeknya
dijamin pembayarannya Rp 0,74 kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan,
sedangkan pada tahun 2009 setiap Rp 1 hutang jangka pendeknya dijamin
pembayarannya Rp 0,32 kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan. Hal ini
berarti dana yang tertanam dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk
membayar hutang lancar yang segera harus dipenuhi tidak terlalu tinggi.
Dengan kata lain sebagian aktiva lancar tertanam pada persediaan.
Berikut ini adalah gambaran dari rasio likuiditas yang diukur dengan
current ratio, quick ratio, dan cash ratio secara tingkat likuiditas rata-rata :
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat likuiditas yang dicapai
oleh perusahaan dengan menggunakan current ratio dan quick ratio sudah cukup baik,
meskipun pada tahun 2009 current ratio mengalami penurunan, namun sudah
mendekati standar industri yaitu berada diatas 100%. Dan jika dilihat dari cash
rationya kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya dengan
kas dan setara kas cukup tinggi.
Cash Turn Over Ratio
Pada tahun 2007 rasio perputaran kas PT Holcim Indonesia Tbk adalah
TahunLikuiditas
CR (%) QR (%) CaR (%)
2007 133 109 62,072008 168 135 74,592009 127 92 32,71
10 kalo, pada tahun 2008 rasio perputarannya adalah 6 kali dan pada tahun
2009 rasio perputarannya adalah 18 kali. Pada tahun 2008 rasio perputaran kas
nya sangat rendah, sehingga dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva
sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras
dengan kas yang lebih sedikit. Sedangkan pada tahun 2009 rasio perputaran
kas sangat tinggi, ini berarti perusahaan memiliki ketidakmampuan dalam
membayar tagihan.
2) SOLVABILITAS
Debt to Asset Ratio
Pada tahun 2007, rasio hutang terhadap total aktiva (debt to asset ratio)
perusahaan sebesar 69%, pada tahun 2008 sebesar 67%, dan pada tahun 2009
sebesar 54%. Jika persentase semakin kecil maka hutang yang dimiliki
perusahaan pun semakin kecil dan ini beresiko finansial bahwa PT Holcim
Indonesia Tbk mengembalikan pinjaman yang semakin kecil pula.
Ratio of Liabilities to Stockholders’ Equity
Pada tahun 2007, rasio hutang modal sebesar 129% yang diperoleh dari
perbandingan total hutang sebesar Rp 4.950.893.000.000 dengan modal
sebesar Rp 3.831.450.000.000. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi
hutang sebesar Rp 1,29. Pada tahun 2008, terjadi peningkatan dari 129% pada
tahun 2007 menjadi sebesar134% pada tahun 2008 yang diperoleh dari
perbandingan total hutang sebesar Rp 5.137.054.000.000 dengan modal
sebesar Rp 3.831.450.000.000. Ini berarti perusahaan bisa menutupi hutang
sebesar Rp 1,34. Pada tahun 2009, terjadi penurunan dari 134% pada tahun
2008 menjadi sebesar 103% pada tahun 2009 yang diperoleh dari
perbandingan total hutang sebesar Rp 3.949.183.000.000 dengan modal
sebesar Rp 3.831.450.000.000. Ini berarti perusahaan bisa menutupi hutang
sebesar Rp 1,03. Bagi bank (kreditor) semakin besar rasio ini maka akan
semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang
ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.
3) PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan betapa besar
kemampuan perusahaan menggunakan modalnya untuk mengelola perusahaan
guna menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.
Net Profit Margin
Pada tahun 2007, net profit margin sebesar 4,51%. Ini berarti bahwa
setiap Rp 1,- penjualan akan menghasilkan keuntungan neto Rp 0,0451. Pada
tahun 2008, terjadi peningkatan yaitu dari 4,51% pada tahun 2007 naik
menjadi 5,9% pada tahun 2008. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- penjualan akan
menghasilkan keuntungan neto Rp 0,059. Pada tahun 2008, terjadi
peningkatan secara signifikan yaitu dari 5,9% pada tahun 2008 naik menjadi
15,07% pada tahun 2009. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- penjualan akan
menghasilkan keuntungan neto Rp 0,1507.
Dari hasil perhitungan tersebut, tingkat net profit margin yang dicapai
perusahaan selama tahun 2007 hingga 2009 mengalami peningkatan. Ini
disebabkan karena tingkat penjualan mengalami peningkatan yang begitu
besar. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu
perusahaan.
Return on Investment
Pada tahun 2007, rentabilitas ekonomi (Return on Investment)
perusahaan sebesar 2,35%, pada tahun 2008 sebesar 3,7%, dan pada tahun
2009 sebesar 12,33%. Hal ini berarti bahwa kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto
sebesar 2,35% pada tahun 2007, 3,7% pada tahun 2008, dan 12,33% pada
tahun 2009. Kondisi ini menunjukkan bahwa penggunaan aktiva perusahaan
belum efisien dan rendahnya tingkat laba yang dihasilkan oleh keseluruhan
pengguna aktiva.
Return on Equity
Pada tahun 2007, rentabilitas modal sendiri (Return on Equity)
perusahaan sebesar 7,50%, pada tahun 2008 sebesar 11,12%, dan pada tahun
2009 sebesar 27,02%. Hal ini berarti bahwa kemampuan modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan neto sebesar 7,50% pada tahun 2007, 11,12% pada
tahun 2008, dan 27,02% pada tahun 2009. Kondisi ini menunjukkan bahwa
kemampuan modal sendiri untuk menghasilka n keuntungan neto meningkat
dari tahun ke tahun. Peningkatan ini disebabkan karena biaya-biaya operasi
yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran sehingga laba yang dicapai
sebanding dengan modal yang dikeluarkan.
Analisis Rasio Tahun 2010 – 2012
1) LIKUIDITAS
Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk
mengembalikan seluruh hutang lancarnya yang harus segera dilunasi dengan
aktiva lancar yang lebih likuid.
Current Ratio
Hasil dari perhitungan dari tahun 2010 hingga tahun 2012
menunjukkan persentase dari current ratio sangat fluktuatif namun masih
diatas 100% maka perusahaan bisa dikatakan likuid. Pada tahun 2010 aktiva
lancarnya lebih dari 1 kali lipat dari hutang lancarnya atau setiap Rp 1 hutang
jangka pendeknya dijamin pembayarannya dengan Rp 1,66 aset lancar, pada
tahun 2011 setiap Rp 1 hutang jangka pendeknya dijamin pembayarannya
dengan Rp 1,47 aset lancar, sedangkan pada tahun 2012 setiap Rp 1 hutang
jangka pendeknya dijamin pembayarannya dengan Rp 1,40 aset lancar. Jadi
dari tahun 2010 ke 2012 dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan
likuid atau perusahaan dapat menjamin semua hutang jangka pendeknya
dengan aktiva lancar yang ada, dengan kata lain PT Holcim Indonesia Tbk
mampu melunasi kewajiban-kewajibannya yang segera jatuh tempo. Semakin
besar rasio menandakan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Quick Ratio
Hasil dari perhitungan pada tahun 2010 dan 2011 menunjukkan angka
yang cukup tinggi di atas 100%. Pada tahun 2010 setiap Rp 1 hutang jangka
pendeknya dijamin pembayarannya dengan Rp 1,29 aset cepat (kas dan setara
kas serta piutang usaha), sedangkan pada tahun 2011 setiap Rp 1 hutang
jangka pendeknya dijamin pembayarannya dengan Rp 1,13 aset cepat (kas dan
setara kas serta piutang usaha). Namun pada tahun 2012, hasil dari
perhitungan quick ratio menunjukkan angka dibawah 100%, yaitu setiap Rp 1
hutang jangka pendeknya dijamin pembayarannya dengan 96% dari aset cepat
(kas dan setara kas serta piutang usaha) yang dimiliki perusahaan. Dari hasil
analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2010 dan 2011 perusahaan
mampu menjamin semua hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang
lebih likuid pada saat jatuh tempo, sedangkan pada tahun 2012 perusahaan
tidak mampu menjamin sepenuhnya semua hutang jangka pendeknya dengan
aktiva lancar yang lebih likuid pada saat jatuh tempo.
Cash Ratio
Hasil dari perhitungan dari tahun 2010 hingga tahun 2012
menunjukkan angka dibawah 100%. Pada tahun 2010 setiap Rp 1 hutang
jangka pendeknya dijamin pembayarannya Rp 0,93 kas dan setara kas yang
dimiliki perusahaan, pada tahun 2011 setiap Rp 1 hutang jangka pendeknya
dijamin pembayarannya Rp 0,66 kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan,
sedangkan pada tahun 2012 setiap Rp 1 hutang jangka pendeknya dijamin
pembayarannya Rp 0,35 kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan. Hal ini
berarti dana yang tertanam dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk
membayar hutang lancar yang segera harus dipenuhi tidak terlalu tinggi.
Dengan kata lain sebagian aktiva lancar tertanam pada persediaan.
Berikut ini adalah gambaran dari rasio likuiditas yang diukur dengan
current ratio, quick ratio, dan cash ratio secara tingkat likuiditas rata-rata :
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat likuiditas yang dicapai
oleh perusahaan dengan menggunakan current ratio dan quick ratio sudah cukup baik,
meskipun pada tahun 2009 current ratio mengalami penurunan, namun sudah
mendekati standar industri yaitu berada diatas 100%. Dan jika dilihat dari cash
rationya kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya dengan
kas dan setara kas cukup tinggi.
Cash Turn Over Ratio
Pada tahun 2010 rasio perputaran kas PT Holcim Indonesia Tbk adalah
6 kalo, pada tahun 2011 rasio perputarannya adalah 9 kali dan pada tahun
TahunLikuiditas
CR (%) QR (%) CaR (%)
2010 166 129 93,612011 147 113 66,962012 140 96 35,70
2012 rasio perputarannya adalah 14 kali. Pada tahun 2010 rasio perputaran kas
nya sangat rendah, sehingga dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva
sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras
dengan kas yang lebih sedikit. Sedangkan pada tahun 2012 rasio perputaran
kas sangat tinggi, ini berarti perusahaan memiliki ketidakmampuan dalam
membayar tagihan.
2) SOLVABILITAS
Debt to Asset Ratio
Pada tahun 2010, rasio hutang terhadap total aktiva (debt to asset ratio)
perusahaan sebesar 35%, pada tahun 2011 sebesar 31%, dan pada tahun 2012
sebesar 31%. Jika persentase semakin kecil maka hutang yang dimiliki
perusahaan pun semakin kecil dan ini beresiko finansial bahwa PT Holcim
Indonesia Tbk mengembalikan pinjaman yang semakin kecil pula.
Ratio of Liabilities to Stockholders’ Equity
Pada tahun 2010, rasio hutang modal sebesar 94% yang diperoleh dari
perbandingan total hutang sebesar Rp 3.611.246.000.000 dengan modal
sebesar Rp 3.831.450.000.000. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi
hutang sebesar Rp 0,94. Pada tahun 2011, terjadi penurunan dari 94% pada
tahun 2010 menjadi sebesar 89% pada tahun 2011 yang diperoleh dari
perbandingan total hutang sebesar Rp 3.423.241.000.000 dengan modal
sebesar Rp 3.831.450.000.000. Ini berarti perusahaan bisa menutupi hutang
sebesar Rp 0,89. Pada tahun 2012, terjadi peningkatan dari 89% pada tahun
2011 menjadi sebesar 98% pada tahun 2012 yang diperoleh dari perbandingan
total hutang sebesar Rp 3.750.461.000.000 dengan modal sebesar Rp
3.831.450.000.000. Ini berarti perusahaan bisa menutupi hutang sebesar Rp
0,98. Bagi bank (kreditor) semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak
menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas
kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.
3) PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan betapa besar
kemampuan perusahaan menggunakan modalnya untuk mengelola perusahaan
guna menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.
Net Profit Margin
Pada tahun 2010, net profit margin sebesar 13,90%. Ini berarti bahwa
setiap Rp 1,- penjualan akan menghasilkan keuntungan neto Rp 0,1390. Pada
tahun 2011, terjadi peningkatan yaitu dari 13,90% pada tahun 2010 naik
menjadi 14,02% pada tahun 2011. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- penjualan
akan menghasilkan keuntungan neto Rp 0,1402. Pada tahun 2011, terjadi
peningkatan secara signifikan yaitu dari 14,02% pada tahun 2011 naik menjadi
15,33% pada tahun 2012. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- penjualan akan
menghasilkan keuntungan neto Rp 0,1533.
Dari hasil perhitungan tersebut, tingkat net profit margin yang dicapai
perusahaan selama tahun 2010 hingga 2012 mengalami peningkatan. Ini
disebabkan karena tingkat penjualan mengalami peningkatan yang begitu
besar. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu
perusahaan.
Return on Investment
Pada tahun 2010, rentabilitas ekonomi (Return on Investment)
perusahaan sebesar 7,94%, pada tahun 2011 sebesar 9,63%, dan pada tahun
2012 sebesar 11,35%. Hal ini berarti bahwa kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto
sebesar 7,94% pada tahun 2010, 9,63% pada tahun 2011, dan 11,35% pada
tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa penggunaan aktiva perusahaan
belum efisien dan rendahnya tingkat laba yang dihasilkan oleh keseluruhan
pengguna aktiva.
Return on Equity
Pada tahun 2010, rentabilitas modal sendiri (Return on Equity)
perusahaan sebesar 12,14%, pada tahun 2011 sebesar 14,02%, dan pada tahun
2012 sebesar 16,41%. Hal ini berarti bahwa kemampuan modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan neto sebesar 12,14% pada tahun 2010, 14,02% pada
tahun 2011, dan 16,41% pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa
kemampuan modal sendiri untuk menghasilka n keuntungan neto meningkat
dari tahun ke tahun. Peningkatan ini disebabkan karena biaya-biaya operasi
yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran sehingga laba yang dicapai
sebanding dengan modal yang dikeluarkan.