analisis manajemen usaha jamur merang -...

103
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS MANAJEMEN USAHA JAMUR MERANG STUDI MANDIRI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi CHRISANTY AGUSSYL 0706288141 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN KONSENTRASI KEUANGAN DEPOK JUNI 2013 Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Upload: dinhhanh

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS MANAJEMEN USAHA JAMUR MERANG

STUDI MANDIRI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

CHRISANTY AGUSSYL 0706288141

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KONSENTRASI KEUANGAN

DEPOK

JUNI 2013

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 2: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 3: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 4: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan studi mandiri ini. Penulisan

studi mandiri ini dilakukan atas dasar memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia. Saya menyadari betul bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, dri masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,

sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada:

1) Ibu Rifelly Dewi Astuti S.E., M.M, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam mengarahkan saya

untuk menyusun studi mandiri ini;

2) Ibu Dra. Cintavhati Poerwoto, atas kesabaran yang tanpa batas, kepedulian

dan hati emasnya. Ibu telah memberikan senyum di wajah saya saat saya

menangis dan kekuatan bagi saya untuk bisa menyelesaikan studi mandiri.

You care when nobody else does;

3) Ibu Riani Rachmawati S.E., M.A., PhD, selaku ketua prodi bidang studi

Manajemen yang telah sabar mendengarkan ide-ide gila saya dan

membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan;

4) Ibu Gita Gayatri Ph.D. atas usaha dan dorongan yang sangat memotivasi

saya. Bu Gita, this is the debt long past due yang akhirnya saya bayar;

5) Bapak Dr. Buddi Wibowo. Meskipun skripsi ternyata bukan jalan saya,

namun usaha dan pikiran bapak sangat saya hargai;

6) Pihak-pihak Departemen Manajemen yang telah banyak membantu saya

dalam masalah prosedural yang berkaitan dengan penulisan studi mandiri

ini, khusunya Mas Aji;

7) Orang tua saya. Ma, Pa, terima kasih karena sudah bertahan menghadapi

anak yang telah menyusahkan kalian selama dua tahun ini. Kalian adalah

segalanya yang membawa saya ke sini. Untuk cece, karena menjadi big

sister yang seringkali harus mengalah pada keegoisan adiknya;

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 5: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

v

8) Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga studi mandiri ini membawa

manfaat pagi pengembangan ilmu, khususnya manajemen keuangan.

Cikarang, 14 Juni 2013

Penulis

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 6: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 7: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

vii

ABSTRAK

Nama : Chrisanty Agussyl Program Studi : Manajemen Judul : Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang

Penelitian ini bertujuan untuk melihat elemen-elemen manajeman dalam prakteknya di bisnis jamur merang. Baik bisnis skala besar maupun skala kecil memerlukan manajemen yang baik agar bisa berhasil. Penelitian ini didasarkan pada observasi kegiatan usaha bisnis kecil jamur merang di Cikarang selama satu siklus produksi. Dari observasi tersebut diidentifikasi elemen-elemen manajemen yang dilakukan dalam menjalankan kegiatan usaha, kelebihan praktek manajemen tersebut dan kekurangan yang dapat menjadi hambatan usaha. Juga dilakukan analisis kelayakan finansial sebagai dasar penilaian kelayakan memulai bisnis jamur merang yang baru maupun melakukan ekspansi produksi yang sudah ada.

Kata kunci: Jamur merang, usaha kecil, praktek manajemen, analisis finansial

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 8: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

viii

ABSTRACT

Name : Chrisanty Agussyl Study Program : Management Title : Analysis of Management of Paddy straw Mushroom Business The purpose of this research is to see the elements of management in practice in paddy straw mushroom business. Small and large-scale business both need good management to be successful. This research is based on observation of business activity of the observed small-scale paddy straw mushroom business in Cikarang for the period of one production cycle. From the observation elements of management that being practiced by the business are identified, the strength and success of the practice and problems that could cause future problems. A financial feasibility analysis is also conducted for the benefit of newcomer in paddy straw mushroom business and for the existing entrepreneur as a basis of consideration of whether or not a new project is feasible financially.

Key words: Paddy straw mushroom, Small business, Management practice, financial analysis

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 9: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... I

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ II

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... III

KATA PENGANTAR .................................................................................. IV

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. VI

ABSTRAK .................................................................................................. VII

ABSTRACT ............................................................................................... VIII

DAFTAR ISI ................................................................................................. IX

DAFTAR TABEL ...................................................................................... XII

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. XIII

DAFTAR FOTO ........................................................................................ XIV

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... XV

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar belakang ........................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................. 6 1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 6 1.3.3 Manfaat Penulisan ........................................................................... 6

1.4 Lingkup Penulisan.................................................................................. 7 1.5 Metodologi ............................................................................................. 8

1.5.1 Penelitian Lapangan ........................................................................ 8 1.5.2 Parsitipasi ........................................................................................ 8 1.5.3 Penelitian Eksploratif ...................................................................... 8

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................ 9

BAB 2: TINJAUAN LITERATUR ............................................................. 11

2.1 Bisnis .................................................................................................... 11 2.1.1 Definisi Bisnis ............................................................................... 11 2.1.2 Bentuk Kepemilikan Bisnis .......................................................... 11 2.1.3 Skala Usaha di Indonesia .............................................................. 12

2.2 Manajemen ........................................................................................ 13 2.2.1 Manajemen Stratejik ..................................................................... 14

2.2.1.1 Proses manajemen stratejik .................................................... 15 2.2.2 Manajemen Operasi / Produksi ..................................................... 16 2.2.3 Manajemen Pemasaran ................................................................. 17 2.2.4 Manajemen Keuangan ................................................................... 19 2.2.5 Manajemen Sumber Daya Manusia .............................................. 21

2.3 Usaha Jamur Merang ........................................................................... 23

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 10: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

x

2..3.1 Jenis Usaha Jamur Merang .......................................................... 23 2.3.2 Alasan memilih usaha jamur ......................................................... 25 2.3.3 Peranan usaha jamur bagi kehidupan masyarakat ......................... 26

2.4 Manajemen Usaha Produksi Jamur Merang ........................................ 27 2.4.1 Manajemen Produksi ..................................................................... 27

2.4.1.1 Faktor-faktor produksi ........................................................... 27 2.4.1.2 Bahan Baku produksi ............................................................. 29 2.4.1.3 Alur produksi ......................................................................... 30 2.4.1.4 Kendala produksi ................................................................... 32

2.4.2 Manajemen Keuangan ................................................................... 33 2.4.3 Manajemen Tenaga kerja .............................................................. 34 2.3.4 Manajemen Pemasaran ................................................................. 35

2.3.4.1 Jalur Distribusi ....................................................................... 35 2.3.4.2 Produk .................................................................................... 37 2.3.4.3 Harga ...................................................................................... 37

BAB 3: GAMBARAN UMUM USAHA ..................................................... 38

3.1 Profil Usaha .......................................................................................... 38 3.2 Tujuan dan Strategi Usaha ................................................................... 39 3.3 Produk dan Pasar .................................................................................. 39

BAB 4: METODOLOGI ............................................................................. 42

4.1 Gambaran Umum Penelitian ................................................................ 42 4.2 Lingkup penelitian ............................................................................... 42

4.2.1 Unit Analisis ................................................................................. 42 4.2.2 Responden ..................................................................................... 43 4.2.3 Lokasi Penelitian ........................................................................... 43 4.2.4 Periode Penelitian ......................................................................... 43

4.3 Desain penelitian .................................................................................. 44 4.4 Data penelitian ..................................................................................... 44

4.4.1 Data Primer ................................................................................... 45 4.4.2 Data Sekunder ............................................................................... 45 4.4.3 Lingkup dan batasan data: ............................................................. 46

4.5 Metode Analisis ................................................................................... 46 4.5.1 Penulisan Laporan ......................................................................... 46 4.5.2 Analisis .......................................................................................... 47 4.5.3 Alat-alat Analisis ........................................................................... 48

BAB 5: PEMBAHASAN .............................................................................. 50

5.1 Laporan lapangan ................................................................................. 50 5.1.1 Kegiatan sehari-hari selama observasi .......................................... 50 5.1.2 Laporan kumbung ......................................................................... 52

5.1.2.1 Pembangunan kumbung dan alat-alat produksi ..................... 52 5.1.2.2 Biaya produksi ....................................................................... 54 5.1.2.3 Hasil Produksi ........................................................................ 55

5.2 Analisis Manajemen Stratejik .............................................................. 56 5.2.1 Tujuan Usaha ................................................................................ 56 5.2.2 Analisis SWOT ............................................................................. 56

5.2.2.1 Strength: ................................................................................. 56

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 11: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

xi

5.2.2.2 Weakness: .............................................................................. 57 5.2.2.3 Opportunity ............................................................................ 57 5.2.2.4 Threat: .................................................................................... 58

5.2.3 Formulasi strategi .......................................................................... 59 5.3 Analisis Manajemen Operasi ............................................................... 60

5.3.1 Keadaan ......................................................................................... 60 5.3.2 Kelebihan ...................................................................................... 61 5.3.3 Permasalahan ................................................................................ 61 5.3.4 Rekomendasi ................................................................................. 63

5.4 Analisis Manajemen SDM ................................................................... 66 5.4.1 Keadaan ......................................................................................... 66 5.4.2 Kelebihan: ..................................................................................... 66 5.4.3 Permasalahan ................................................................................ 66 5.4.4 Rekomendasi ................................................................................. 69

5.5 Analisis Manajemen Keuangan ........................................................... 69 5.5.1 Keadaan ......................................................................................... 69 5.5.2 Kelebihan ...................................................................................... 69 5.5.3 Permasalahan ................................................................................ 70 5.5.4 Rekomendasi ................................................................................. 70 5.5.5 Analisis Kelayakan Finansial ........................................................ 71

5.5.5.1 Asumsi: .................................................................................. 71 5.5.5.2 Analisis................................................................................... 72

5.6 Analisis Manajemen Pemasaran .......................................................... 74 5.6.1 Keadaan ......................................................................................... 74 5.6.2 Kelebihan ...................................................................................... 75 5.6.3 Permasalahan ................................................................................ 75 5.6.4 Rekomendasi ................................................................................. 75

BAB 6: PENUTUP ....................................................................................... 77 

6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 77 6.2 Saran ..................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 81 

 

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 12: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

xii

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Rata-Rata Permintaan Ekspor Jamur Per Bulan ............................. 1

Tabel 1.2 Produksi Jamur Merang Dunia (Dalam Ton) .................................. 3

Tabel 2.1 Komponen Empat P Dalam Bauran Pemasaran ............................. 19

Tabel 5.1 Kegiatan Selama Observasi ........................................................... 51

Tabel 5.2 Pembangunan Kumbung ............................................................... 53

Tabel 5.3 Biaya Produksi ............................................................................... 55

Tabel 5.4 Hasil Produksi ................................................................................ 55

Tabel 5.5 Swot Matrix ................................................................................... 59

Tabel 5.6 Laporan Laba Rugi ........................................................................ 73

Tabel 5.7 Arus Kas, NPV, IRR, BC Ratio, PI Dan Payback Period ............. 73

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 13: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses manajemen stratejik ........................................................ 15

Gambar 2.2 Manajemen operasi: sudut pandang sistem ................................ 17

Gambar 2.3 Hubungan kebutuhan pasar dengan aksi pemasaran .................. 18

Gambar 2.4 Peran, jangka waktu dan aktivitas SDM .................................... 22

Gambar 2.5 Alur produksi jamur merang dari pembangunan hingga panen . 31

Gambar 2.6 Diagram Pemasaran Jamur ........................................................ 36

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 14: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

xiv

Daftar Foto

Foto 2.1 Berbagai Tahap Usaha Jamur Merang ............................................ 24

Foto 2.2 Jamur liar ........................................................................................ 32

Foto 3.1 Berbagai stadia buah jamur ............................................................ 39

Foto 3.2 Produk Jamur kualitas super ............................................................ 40

Foto 5.1 Pembangunan kumbung.................................................................. 52

Foto 5.2 Tumpukan media tanam di depan kumbung .................................... 54

Foto 5.3 Kegiatan produksi ............................................................................ 65

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 15: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

xv

Daftar Lampiran

Lampiran 1: Perhitungan Analisis Kelayakan Finansial ................................ 82

Lampiran 2: Contoh Standard Operating Procedures (SOPs) ........................ 88

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 16: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masyarakat Indonesia belum terlalu mengenal jamur dalam makanan sehari-

harinya. Identitas kultural kuliner bangsa ini lebih pada padi, tempe dan tahu.

Introduksi pemakaian jamur sebagai bahan kuliner berasal dari negara lain.

Hingga saat ini, konsumsi jamur masih tidak signifikan dibandingkan konsumsi

bahan pangan lainnya, yaitu mencapai 101 gram per kapita pada tahun 2007

(Corinthian, 2008).

Beberapa jenis jamur konsumsi yang sudah diproduksi di Indonesia dan

sudah cukup dikenal masyarakat antara lain jamur kancing ( Agaricus bisporus ),

jamur kuping ( Auricularia auricula ), jamur shitake ( Lentinula edodes ), Jamur

Tiram ( Pleurotus ostreatus ) dan Jamur Merang ( Volvariella rolvacea ) (Sinaga,

2010). Berdasarkan pasar penjualannya, jamur tiram, kuping dan merang dijual

baik di pasar swalayan modern maupun pasar tradisional, sedangkan jamur

kancing dan shiitake umumnya ditemukan di pasar swalayan dan jarang dapat

dibeli di pasar tradisional.

Tabel 1.1 Rata-rata permintaan ekspor jamur per bulan

Jenis Jamur Volume (ton) 

Jamur merah kalengan  80

Jamur tiram acar  80

Jamur tiram putih kering 30

Shiitake kering  20

Shiitake segar  60

Jamur kuping segar  50

Jenis lain  500

Jumlah  820

Sumber: Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI), 2007

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 17: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

2

Universitas Indonesia

Menurut data PT Corinthian, pada 2007 ukuran pasar jamur segar di

Indonesia sebesar 22,8 ribu ton. Berdasarkan data MAJI (Masyarakat Agribisnis

Jamur Indonesia) 2009 setiap hari Jawab Barat memproduksi 15 – 20 ton jamur

merang dan 10 ton jamur tiram. Sementara jamur kuping, dengan sentra utama

Jawa Tengah, setiap hari memproduksi 1 ton. Jumlah petani inti jamur merang

sekitar 5.000 orang, jamur tiram 600 petani, dan jamur kuping 200 petani. Untuk

daya serap Jakarta saja menurut data MAJI, per harinya lebih dari 15 ton jamur

Merang dapat diserap pasar. Sampai saat ini sentra jamur lebih banyak berada di

Jawa.

Produksi jamur di Indonesia didominasi oleh jamur merang karena

permintaan pasar yang lebih tinggi disebabkan lebih dikenalnya jamur merang di

berbagai resep masakan dibandingkan jamur-jamur lainnya. Namun dengan makin

dikenalnya jamur dan jamur tiram sebagai bahan pangan sumber protein alternatif

daging di masyarakat, belakangan jamur tiram muncul sebagai jamur yang lebih

dipilih produsen karena proses produksi yang lebih praktis bagi petani, modal

awal yang dapat ditekan sedemikian rupa hingga mencapai nol, biological

efficiency yang cukup tinggi dan waktu budidaya yang relatif singkat

dibandingkan jamur kayu lainnya (Asegab, 2011). Jamur merang, meskipun

dianggap jenis jamur yang lebih enak dibandingkan jamur tiram, memiliki proses

produksi yang lebih rumit (Chang & Hayes, 1978), dengan tenaga kerja yang

lebih tinggi, modal awal yang cukup besar, biological efficiency yang sangat

variatif namun cenderung lebih rendah dari jamur tiram (Carlos & Salmones,

2006), dan durabilitas produk yang lebih singkat.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 18: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

3

Universitas Indonesia

Tabel 1.2 Produksi jamur Merang Dunia (dalam ton)

Negara produsen  2007 2008 2009

Cina  4.068.518 4.710.579 4.680.726

USA  359.630 363.560 369.257

Belanda  240.000 255.000 235.000

Polandia  180.000 164.025 176.569

Spanyol  131.974 133.548 136.000

Perancis  162.450 150.450 117.934

Italia  85.911 100.000 105.000

Kanada  81.610 86.496 77.017

Jepang  67.000 67.500 64.143

Indonesia  48.247 61.349 63.000

Dunia  5.975.924 6.576.106 6.535.542

Sumber: United Nations, Food and Agriculture Organisations, FAOStat (6/29/2011)

Dari survei pasar sekitar Cikarang – Cibitung – Bekasi pada Februari 2013

penulis mengamati bahwa jamur tiram mudah didapatkan di hampir semua pasar,

baik tradisional maupun modern, dalam bentuk segar. Kisaran harga Rp 12.000,- -

Rp 15.000,-/kg. Jamur kancing bentuk segar (Rp 24.000,- – 50.000,- / kg) dan

kaleng ditemui di pasar modern. Jamur kuping segar di pasar modern dan

tradisional, sementara jamur kuping kering di pasar modern. Jamur shiitake baik

segar maupun kering ditemui di pasar modern, hampir tidak ada di pasar

tradisional. Jamur merang segar umumnya ditemui di pasar tradisional, dalam

kemasan (blanched dan kalengan) di pasar modern (Rp24.000,- - Rp 30.000,- /kg

Grade Super, Rp 14.000,- - Rp 28.000,- /kg Grade KW).

Belakangan ini di berbagai media yang mendukung masyarakat untuk

berwirausaha, usaha jamur naik daun sebagai bisnis yang dapat dilakukan dengan

modal kecil, proses mudah, return cepat. Pada tahun 2009 – 2010 penulis

mengamati booming bisnis jamur krispi yang berbasis jamur tiram. Hal ini

menyediakan permintaan di pasar. Dengan sistem produksi yang lebih mudah dan

potensi keuntungan yang ada, produksi jamur tiram dengan cepat menjadi bisnis

yang mensubstitusi produksi jamur merang,

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 19: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

4

Universitas Indonesia

Informasi dari berbagai media dan pengamatan penulis inilah yang

mendorong penulis untuk mengamati lebih dekat, meskipun teknologi produksi

belum bisa seringkas jamur tiram, permintaan jamur merang yang tinggi

merupakan indikasi bahwa bisnis jamur merang masih cukup berpotensi. Dengan

manajemen yang baik, produksi jamur merang yang sukses mungkin bisa

mengalahkan kepraktisan produksi jamur tiram.

Penulis melakukan observasi langsung di lapangan dengan produsen jamur

merang yang sudah bergelut di produksi jamur selama bertahun-tahun. Proses

produksi jamur merang yang belum bisa dipangkas se-‘instan’ produksi jamur

tiram menuntut produsen memiliki andil lebih besar dalam menentukan

kesuksesan bisnisnya, antara lain kualitas bibit, komposisi media tanam, kualitas

dan desain kumbung, SOP pemeliharaan kumbung, keterampilan pekerja dan jalur

pemasaran produk masih sangat variatif sesuai masing-masing produsen.

Bertani jamur merang dapat dilakukan di berbagai skala (Ahwalat & Tewari,

2007), mulai dari skala rumah tangga, usaha kecil hingga skala pabrik. Media

tanam berupa limbah organik yang mengompos, antara lain jerami, daun pisang,

ampas tebu, bungkil sawit, dan banyak media lain baik yang sudah diteliti maupun

belum. Metode penanaman terbagi atas penanaman luar ruang (konvesional,

dengan atap) dan dalam ruang (metode sirkular, metode rak, metode sangkar).

Untuk produksi komersil, media yang dipakai adalah media yang paling banyak

tersedia di lingkungan produksi ditambah limbah kapas, dan metode penanaman

dalam ruang untuk menjamin hasil produksi yang memadai.

Seperti usaha-usaha lainnya, usaha jamur merang juga memerlukan

manajemen dalam pengelolaannya. “ Manajemen merupakan suatu proses khas

yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan

sumberdaya lainnya” (Terry, 1977). Baik budidaya skala rumahan maupun skala

yang lebih besar, diperlukan manajemen yang baik agar usaha merang dapat

dijadikan bisnis yang layak.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 20: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

5

Universitas Indonesia

Studi ini dilakukan untuk melihat manajemen usaha jamur merang.

Didasarkan pada observasi langsung penulis di lapangan akan dilihat pelaksanaan

secara riil usaha jamur di Cikarang.

Sudah banyak dilakukan penelitian mengenai kelayakan finansial usaha

jamur, penelitian mengenai hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan jamur,

teknologi meningkatkan hasil dan kualitas produksi maupun pemeliharaan yang

tepat bagi produksi jamur. Sejauh pengetahuan penulis belum ada penelitian yang

membahas aspek manajemen dalam usaha jamur. Manajemen yang dimaksud

adalah secara keseluruhan, melampaui sekedar aspek produksi. Seperti usaha

lainnya, bisnis jamur juga memerlukan manajemen. Manajemen ini unik pada

setiap jenis usahanya. Dengan mengobservasi pengusaha jamur yang sudah

bertahan selama bertahun-tahun penulis mengharapkan dapat memberi contoh

kasus di mana manajemen yang dilakukan cukup memadai untuk menutupi poin-

poin kritisnya, yaitu manajemen usaha jamur yang sukses.

1.2 Rumusan Masalah

Studi ini mendeskripsikan kegiatan dan pelaksanaan bisnis Jamur merang

oleh Pak Guntur sebagai pemilik bisnis jamur yang diobservasi. Studi kasus ini

mencoba melihat

Bagaimana perusahaan melakukan produksi jamur?

Poin-poin manajemen apa saja yang penting bagi suksesnya usaha?

Bagaimana bentuk manajemen yang diterapkan dalam perusahaan?

Poin-poin manajemen apa yang telah diterapkan dengan sukses oleh

usaha?

Poin-poin manajemen apa yang masih belum optimal dan apa rekomendasi

cara mengoptimalkannya?

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 21: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

6

Universitas Indonesia

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Observasi atas praktek bisnis jamur di mana penulis berpartisipasi selama

periode penelitian.

Melakukan analisis atas bisnis jamur yang diobservasi lewat 5 aspek

manajemen; yaitu manajemen stratejik, manajemen operasi, manajemen

keuangan, manajemen SDM, dan manajemen pemasaran.

Memformulasikan solusi atas masalah-masalah yang ditemukan dan

memberikan saran untuk manajemen yang lebih baik.

1.3.2 Tujuan Khusus

Melaporkan hasil observasi dan partisipasi yang dilakukan.

Menganalisis manajemen stratejik perusahaan melalui analisis SWOT

Melakukan analisis atas operasional perusahaan

Melakukan analisis manajemen keuangan dan analisis kelayakan finansial

bisnis jamur

Menganalisis pemasaran yang dilakukan

Menganalisis manajemen sumber daya manusia perusahaan

1.3.3 Manfaat Penulisan

Penulis mengharapkan studi mandiri ini dapat memberi manfaat bagi pihak-

pihak berikut:

1. Bagi penulis, dengan menulis studi mandiri ini dan melakukan observasi

penulis meningkatkan keterampilan menyusun laporan serta menambah

pengetahuan mengenai usaha jamur dan praktek manajemennya.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 22: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

7

Universitas Indonesia

2. Bagi perusahaan jamur yang diobservasi, dengan analisis dan saran yang

dituliskan dalam studi mandiri ini diharapkan dapat menjadi feedback

yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

3. Bagi dunia bisnis secara umum, diharapkan studi ini dapat membantu

kalangan pelaku bisnis untuk melihat jembatan antara teori manajemen

dengan prakteknya di dunia nyata.

4. Bagi dunia akademik, studi ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi

penelitian-penelitian selanjutnya baik mengenai penerapan manajemen

maupun penelitian mengenai bisnis jamur.

5. Masyarakat umum: Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan maupun

bahan perbandingan untuk membuat penulisan selanjutnya yang terkait

dengan penulisan ini.

1.4 Lingkup Penulisan

Studi mandiri ini mencoba melihat poin poin masalah pada praktek

manajemen usaha jamur merang yang diobservasi dibandingkan dengan kondisi

manajemen ideal dan apa saja yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya.

Laporan dan analisis terbatas pada kegiatan yang berhubungan dengan

produksi jamur merang yang dilakukan oleh pihak Guntur sendiri dan penjualan

hasil produksi sendiri karena kegiatan ini adalah kegiatan yang mampu diprediksi

dan dikontrol oleh pihak pengelola. Kegiatan usaha lainnya tidak dapat diprediksi

maupun menjadi sumber pendapatan terus-menerus bagi usaha.

Penulis membatasi laporan ini pada kegiatan internal perusahaan, yaitu

pengelolaan produksi dan penjualan produk hasil produksi pihak internal

perusahaan. Kerjasama maupun bentuk ikatan lainnya dengan pihak luar yang

tidak dikontrol oleh perusahaan, seperti kegiatan membantu produksi petani lain,

pengadaan sarana dan bahan produksi untuk pihak lain, penyaluran produk dari

pihak lain ke pasar atau konsumen perusahaan tidak dimasukkan dalam

pembahasan laporan ini maupun diperhitungkan sebagai variabel yang

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 23: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

8

Universitas Indonesia

mempengaruhi wirausaha jamur. Produksi yang diamati terbatas pada produksi

jamur merang (Vovariella Volvacea).

1.5 Metodologi

Metodologi penelitian adalah sebuah kerangka kerja untuk melakukan suatu

penelitian, di mana secara detail dijabarkan prosedur yang dilakukan untuk

memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian

(Malhotra, 2004).

1.5.1 Penelitian Lapangan

Melalui metode ini, penulis langsung mengadakan observasi dan wawancara

lisan kepada pemilik usaha, karyawan, serta berbagai pihak terkait guna

memperoleh data primer.

1.5.2 Parsitipasi

Penulis ikut berpartisipasi dalam kegiatan produksi jamur selama satu bulan.

Dalam periode tersebut melibatkan satu siklus penuh produksi jamur, mulai dari

pengomposan media tanam hingga akhir masa tanam.

1.5.3 Penelitian Eksploratif

Tujuan dari Riset Eksploratori adalah menyelidiki atau melakukan pencarian

terhadap sebuah masalah atau situasi untuk kemudian mendapatkan pemahaman

dan wawasan yang mendalam (Malhotra, 2004). Penelitian eksploratif dilakukan

secara dengan cara studi literatur (dari jurnal ilmiah, buku-buku kuliah, internet,

dan lainnya) untuk mengumpulkan data-data yang relevan dengan penelitian,

untuk menentukan atribut-atribut apa yang akan ditanyakan kepada responden.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 24: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

9

Universitas Indonesia

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini akan dilakukan sebagai berikut:

Bab 1: Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan gambaran umum mengenai masalah yang diteliti

dalam penelitian ini. Bab ini antara lain mencakup latar belakang penulisan,

rumusan masalah dan ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penulisan,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2: Landasan Teori

Pada bab ini diuraikan teori-teori yang dijadikan dasar untuk melakukan

penelitian dan pembahasan. Teori yang diuraikan berasal dari berbagai

penelitian kepustakaan, buku literatur, website, artikel ilmiah, undang-undang

dan berbagai catatan lainnya yang berkaitan dengan materi penelitian.

Bab 3: Gambaran Umum Perusahaan

Pada bab ini diuraikan mengenai perusahaan yang diteliti. Aspek perusahaan

yang diuraikan antara lain profil usaha, tujuan dan strategi usaha, dan produk

yang ditawarkan perusahaan.

Bab 4: Metodologi

Pada bab ini dijelaskan gambaran umum penelitian secara ringkas, diikuti

dengan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. Proses yang dijelaskan

dalam bab ini antara lain pengumpulan data yang dilakukan, dan proses

analisis pada laporan studi mandiri ini.

Bab 5: Analisis

Bab ini membahas hasil-hasil observasi, melakukan analisis atas hasil-hasil

tersebut melalui berbagai aspek manajemen, beserta saran dan rekomendasi

penulis untuk tiap permasalahan yang ditemukan. Analisis ini dilakukan

sebagai dasar untuk kesimpulan dari penelitian ini.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 25: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

10

Universitas Indonesia

Bab 6: Kesimpulan

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, hasil evaluasi, dan penelaahan

dari bab-bab sebelumnya, serta rangkuman dari penemuan yang didapatkan.

Selanjutnya penulis memberikan saran untuk penelitian-penelitian berikutnya

berdasarkan studi yang sudah dilakukan.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 26: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

11

BAB 2: TINJAUAN LITERATUR

2.1 Bisnis

2.1.1 Definisi Bisnis

Bisnis atau usaha didefinisikan sebagai usaha terorganisasi individu-individu

untuk memproduksi dan menjual, demi mendapatkan keuntungan, barang dan jasa

yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebuah bisnis merujuk pada satu

organisasi yang melakukan usaha tersebut. Untuk berhasil, sebuah bisnis harus

melakukan tiga aktivitas: bisnis tersebut harus terorganisasi, harus memenuhi

kebutuhan, dan memperoleh keuntungan. (Pride, Hughes, Kapoor, 2010) Untuk

menjadi terorganisasi, bisnis tersebut harus mengkombinasikan empat jenis

sumber daya: material, manusia, keuangan dan informasi.

Menurut Pride, Hughes, Kapoor (2010) saat ini bisnis bisnis terorganisasi

menjadi salah satu dari tiga jenis: bisnis manufaktur, bisnis jasa, dan bisnis

penengah. Bisnis manufaktur memproses material menjadi barang tangible, bisnis

jasa memproduksi jasa, sementara penengah membeli produk dari produsen dan

menjualnya kembali.

2.1.2 Bentuk Kepemilikan Bisnis

Menurut Griffin dan Ebert (2006) kepemilikan bisnis dapat berupa:

1. kepemilikan non perusahaan, yang terbagi atas:

Kepemilikan sendiri (sole proprietorship) yaitu usaha dimiliki dan

biasanya dioperasikan oleh satu orang.

Kemitraan (partnership) di mana usaha dimiliki oleh beberapa mitra-

pemilik. Mitra dapat menginvestasikan dan membagi keuntungan

sejumlah sesuai kesepakatan.

Koperasi, di mana grup usaha individu maupun kemitraan setuju

bekerjasama dengan membentuk koperasi.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 27: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

12

Universitas Indonesia

2. Entitas Perusahaan

Merupakan bentuk usaha yang secara hukum merupakan entitas yang

terpisah dari pemiliknya dan bertanggung jawab atas hutangnya sendiri; di

mana tanggung jawab pemilik terbatas pada investasinya.

2.1.3 Skala Usaha di Indonesia

Mengikuti Undang Undang nomor 20 tahun 2008 skala usaha di Indonesia

terbagi atas:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria:

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria:

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 28: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

13

Universitas Indonesia

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan kriteria:

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah

4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh

badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik

negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan

kegiatan ekonomi di Indonesia.

2.2 Manajemen

Manajemen adalah:

(Griffin, Ebert, 2006) proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan mengontrol sumber daya keuangan, fisik, manusia dan informasi

sebuah organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.

(Robbins & Coulter, 2012) proses mengkoordinasi aktivitas kerja

sehingga aktivitas-aktivitas tersebut diselesaikan dengan efisien dan

efektif dengan dan melalui orang lain. Proses yang dimaksud

merepresentasikan fungsi-fungsi aktivitas utama yang dilakukan manajer,

yaitu perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengontrol.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 29: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

14

Universitas Indonesia

Proses Manajemen (Griffin, Ebert, 2006):

1. Perencanaan (planning)

Menentukan apa yang perlu organisasi lakukan dan cara terbaik

melakukannya. Perencanaan mempunyai tiga komponen utama: tujuan,

strategi komprehensif, rencana taktis dan operasional.

2. Pengorganisasian (organizing)

Menentukan cara terbaik untuk mengatur sumber daya dan aktivitas suatu

bisnis menjadi struktur yang koheren.

3. Pengarahan (directing)

Proses manajemen yang melibatkan membimbing dan memotivasi

karyawan untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi.

4. Mengontrol (controlling)

Proses memonitor performa organisasi untuk memastikan bahwa

organisasi tersebut mencapai tujuan-tujuannya.

2.2.1 Manajemen Stratejik

Menurut (Robbins & Coulter, 2012) manajemen stratejik adalah kumpulan

keputusan-keputusan dan aksi-aksi manajerial yang menentukan performa jangka

panjang organisasi. Manajemen stratejik meliputi semua fungsi dasar manajemen;

yaitu bahwa strategi-strategi perusahaan harus direncanakan, diorganisasikan,

diberlakukan dan dikontrol.

Menurut Williamson et al (2004) manajemen stratejik adalah tentang:

Memposisikan sebuah organisasi di posisi kompetitif

Menopang dan meningkatkan posisi tersebut melalui penyebaran dan

perolehan sumber daya yang sesuai dan dengan memonitor dan

merespon perubahan lingkungan

Memonitor dan merespon permintaan pemegang kepentingan

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 30: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

15

Universitas Indonesia

2.2.1.1 Proses manajemen stratejik

Proses manajemen stratejik merupakan proses yang terdiri atas enam langkah

yang meliputi perencanaan strategi, pelaksanaan, dan evaluasi. (Robbins &

Coulter, 2012)

Gambar 2.1 Proses manajemen stratejik

Sumber: Stephen P. Robbins & Mary Coulter. Management. 11th ed. Prentice Hall. New Jersey:

2012. hal.226.

Langkah 1: Mengidentifikasi misi, tujuan dan strategi organisasi saat ini

Setiap organisasi butuh misi, yaitu pernyataan tujuannya. Mendefinisikan misi

memaksa manajer mengidentifikasi yang harus dilakukan.

Langkah 2: Melakukan analisis eksternal

Menganalisis lingkungan eksternal merupakan langkah yang penting bagi

manajer untuk mengetahui keadaan kompetisi, peraturan yang dapat

mempengaruhi organisasi, dan berbagai kondisi eksternal lainnya yang dapat

berdampak bagi organisasi. Setelah menganalisis lingkungan manajer perlu

menunjuk peluang dan ancaman (opportunities and threats) bagi perusahaan.

Langkah 3: Melakukan analisis internal

Analisis internal menyediakan informasi penting mengenai sumber daya dan

kapabilitas organisasi. Setelah melakukan analisis internal manajer dapat

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan (strength and weakness)

perusahaan.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 31: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

16

Universitas Indonesia

Kombinasi analisis internal dan eksternal adalah analisis SWOT. Setelah

melakukan analisis SWOT manajer siap memformulasikan strategi-strategi

yang sesuai, yaitu strategi yang (1) mengeksploitasi kekuatan dan peluang

organisasi (2) melindungi organisasi dari ancaman luar (3) memperbaiki

kelemahan yang kritis.

Langkah 4: Memformulasikan strategi

Strategi adalah kumpulan komitmen dan aksi yang terintegrasi dan

terkoordinasi untuk mengeksploitasi core competencies dan memperoleh

competitive advantage (Hitt, Ireland, Hoskisson, 2011). Tiga tipe utama

strategi yang diformulasikan manajer adalah strategi perusahaan (corporate),

kompetitif (competitive), dan fungsional (functional).

Langkah 5: Melaksanakan strategi

Langkah 6: Mengevaluasi hasil

Seberapa efektifkah strategi-strategi tersebut dalam membantu organisasi

mencapai tujuan? Penyesuaian-penyesuaian apa saja yang dibutuhkan?

2.2.2 Manajemen Operasi / Produksi

Menurut Madhevan (2009) manajemen operasi adalah pendekatan sistematis

berkaitan dengan proses transformasi yang mengubah input menjadi output yang

berguna dan menghasilkan pendapatan. Pendekatan ini melibatkan pengertian

mengenai sifat permasalahan yang ingin dimengerti, mengadakan ukuran kinerja,

mengumpulkan data yang relevan, menggunakan cara-cara, teknik dan solusi

metodologis ilmiah untuk menyelesaikan masalah. Untuk keberhasilan

manajemen operasi perlu fokus pada pengembangan kumpulan alat untuk

menyelesaikan masalah di dalam sistem operasi.

Selanjutnya Madhevan (2009) mengatakan bahwa tujuan manajemen operasi

adalah memastikan bahwa organisasi mampu menekan biaya hingga batas

minimum dan memperoleh pendapatan melebihi biaya lewat perencanaan yang

hati-hati dan kontrol operasi. Oleh karena itu manajemen operasi juga melibatkan

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 32: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

17

Universitas Indonesia

pengembangan sistem evaluasi kinerja dan metode-metode melalui mana sistem

operasi dapat membuat peningkatan untuk memenuhi ukuran kinerja yang

ditargetkan.

Gambar 2.2 Manajemen operasi: sudut pandang sistem

Sumber: Madhevan, B. Operations Management: Theory and Practice. 2nd ed. Prentice Hall: New

Jersey. 2009. hal. 14

Manajemen operasi berkaitan dengan konversi input menjadi output,

menggunakan sumber daya fisik, sehingga menyediakan kegunaan-kegunaan yang

diinginkan – bentuk, tempat, kepemilikan maupun keadaan atau kombinasinya –

pada konsumen sambil memenuhi tujuan-tujuan lain organisasi dalam hal

efektivitas, efisiensi dan adaptabilitas. (Chary, 2009)

2.2.3 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu pengetahuan dalam memilih

pasar sasaran dan memperoleh, menjaga, dan menambah pelanggan melalui

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 33: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

18

Universitas Indonesia

menciptakan, mengantarkan, dan mengkomunikasikan nilai yang superior bagi

pelanggan. (Kotler, 2006).

Penjualan dapat terjadi apabila perusahaan menerapkan strategi pemasaran

dengan benar (Kotler, 2006). Namun sebelum muncul penjualan, tentunya diawali

dulu dengan adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Urutan hubungan

dari market needs hingga pengaruhnya pada keputusan pembelian konsumen,

yang pada giliran selanjutnya akan mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan

dapat dijelaskan melalui Gambar 2.3 sebagai berikut:

Gambar 2.3 Hubungan kebutuhan pasar dengan aksi pemasaran

Sumber: Rick, 2007

1. Bermula dari adanya kebutuhan pasar, baik akan fitur produk, biaya,

kualitas, maupun penghematan waktu dan kenyamanan, menimbulkan

adanya permintaan. Perusahaan yang melihat adanya kebutuhan pasar ini

selanjutnya mulai merencanakan penjualan.

2. Proses segmentasi adalah proses mengidentifikasi dan membentuk

kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin meminta produk dan atau

bauran pemasaran tersendiri. Segmentasi pasar menunjukkan usaha untuk

meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu perusahaan yang

dapat dijalankan pada empat tingkatan: segmen, celah/ niche, wilayah

lokal, dan individual (Kotler, 2006).

Proses targeting adalah proses memilih satu atau lebih segmen pasar untuk

dimasuki. Proses ini dilakukan setelah perusahaan mengidentifikasi

peluang segmen pasarnya dan dilanjutkan dengan evaluasi segmen yang

ada lainnya hingga memutuskan berapa banyak dan segmen yang mana

Identify market needs Benefits in terms of: - Product features - Expense - Quality - Savings in time and

convenience

Process of segmenting and targeting markets

Execute marketing program A marketing mix in terms of:

- Product - Price - Promotion - Place

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 34: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

19

Universitas Indonesia

yang akan dibidik. Lima pola pemilihan sasaran dasar, yaitu: (1)

konsentrasi segmen tunggal (2) Spesialisasi Selektif (3)Spesialisasi

Produk (4) Spesialisasi Pasar (5) Cakupan Seluruh Pasar.

Positioning merupakan suatu tindakan merancang penawaran dan citra

perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan

berbeda dalam benak pelanggan sasarannya.

3. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran

yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan

pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat itu diklasifikasikan menjadi

empat kelompok yang luas yang disebut empat P pemasaran : produk

(product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).

Tabel 2.1 Komponen empat P dalam bauran pemasaran

Marketing mix

Product

Product Variety Quality Design Features Brand name Packaging Sizes Services Warranties Returns

Price

List price Discounts Allowances Payment period Credit terms

Place

Channels Coverage Assortments Locations Inventory Transport

Promotion

Sales Promotion Advertising Sales force Public relations Direct marketing

Sumber: Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. Marketing Management. Upper Saddle River, N.J.:

Pearson Prentice Hall, 2006. Hal. 19

2.2.4 Manajemen Keuangan

Menurut Baker dan Powell (2005) manajemen keuangan merupakan proses

pengambilan keputusan yang terintegrasi mengenai perolehan, pendanaan, dan

pengaturan aset-aset untuk mencapai tujuan keseluruhan dalam sebuah entitas

bisnis. Manajemen keuangan melibatkan tiga tipe keputusan besar: (1) keputusan

investasi jangka panjang, (2) keputusan pendanaan jangka panjang, dan (3)

keputusan manajemen modal kerja.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 35: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

20

Universitas Indonesia

Selanjutnya Baker dan Powell (2005) menyatakan dua tujuan utama

manajemen keuangan adalah:

1. Teori pemegang kepentingan (Stakeholder Theory)

Manajer harus membuat keputusan yang mempertimbangkan kepentingan

semua stakeholder perusahaan. Stakeholder yang dimaksud mencakup

lebih dari pemegang kepentingan finansial, tapi juga meliputi karyawan,

manajer, konsumen, suplier, komunitas lokal dan pemerintah.

2. Maksimalisasi nilai (Value Maximization)

Menyatakan bahwa tujuan utama manajemen keuangan adalah

memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Asumsi-asumsi dalam teori

ini antara lain: manajer beroperasi demi kepentingan pemegang saham

dan tidak berusaha mengambil alih kekayaan dari peminjam untuk

kepentingan pemegang saham; manajer tidak melakukan aksi yang

menipu pasar finansial untuk meningkatkan harga saham perusahaan;

manajer bertindak dalam batas tanggung jawab sosial dan tidak

membebankan biaya yang tidak rasional terhadap masyarakat untuk

meningkatkan kekayaan pemegang saham.

Proses-proses yang termasuk dalam manajemen keuangan agribisnis antara

lain: (Obst, Graham, Christie, 2007)

1. Pengumpulan dan pencatatan data 2. Pencatatan data finansial (Financial record keeping) 3. Manajemen arus kas 4. Penaksiran ekuitas bisnis 5. Penaksiran profitabilitas 6. Manajemen perpajakan 7. Hak mewarisi dan perencanaan hak milik 8. Analisis finansial 9. Perencanaan bisnis dan pemasaran 10. Penganggaran perubahan 11. Manajemen pendanaan 12. Menyelesaikan perencanaan bisnis

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 36: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

21

Universitas Indonesia

2.2.5 Manajemen Sumber Daya Manusia

(Werther & Davis, 1995) Saat manajer melakukan aktivitas dalam bidang

sumber daya manusia sebagai bagian pekerjaannya, mereka mencoba

memfasilitasi kontribusi yang dibuat orang-orang untuk mencapai strategi dan

rencana organisasi

(Mathis & Jackson, 2012) Manajemen sumber daya manusia berurusan

dengan mendesain sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan

penggunaan SDM yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi. MSDM

organisasi berarti melakukan perekrutan, pengkompensasian, pelatihan, dan

pengembangan SDM.

Peran-peran MSDM

Administratif: berfokus pada administrasi dan pencatatan data,

termasuk lembar kerja hukum yang diperlukan dan implementasi

kebijaksanaan.

Operasional dan penasihat karyawan: mengatur sebagian besar

aktivitas SDM sesuai dengan strategi dan operasi yang telah

diidentifikasi manajemen dan berperan sebagai “lini depan” bagi isu

dan persoalan karyawan.

Strategis: Membantu mendefinisikan strategi yang berhubungan

dengan SDM dan kontribusinya terhadap hasil organisasi.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 37: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

22

Universitas Indonesia

Gambar 2.4 Peran, jangka waktu dan aktivitas SDM

(Price, 2011) The Michigan School mengidentifikasi area-area kunci berikut

untuk pengembangan kebijaksanaan dan sistem SDM yang pantas:

Seleksi Kinerja Penilaian (appraisal) Reward Pengembangan

(Mathis & Jackson, 2012) Metrik SDM adalah ukuran-ukuran spesifik

berkaitan dengan indikator kinerja SDM. Metrik biasanya digunakan untuk

menilai fungsi SDM dan hasil dalam organisasi dari waktu ke waktu.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 38: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

23

Universitas Indonesia

2.3 Usaha Jamur Merang

2..3.1 Jenis Usaha Jamur Merang

Menurut (Asegab, 2011) dalam memproduksi jamur merang bisa terbagi

menjadi beberapa tahap usaha, yaitu:

1. Produksi bibit F0

Produksi bibit F0 merupakan tahap awal untuk menghasilkan kultur murni

menggunakan proses kultur jaringan di media PDA (Potato Dextrose

Agar) steril.

2. Produksi bibit F1

Produksi bibit F1 menggunakan bibit F0 yang kemudian ditanam pada

media steril sesuai formula produsen, biasanya terdiri atas biji-bijian,

serbuk gergaji, atau media lainnya. Tahap ini bertujuan mengadaptasi

miselium jamur ke media tanam.

3. Produksi bibit F2

Produksi bibit F2 selain merupakan tahapan adaptasi selanjutnya juga

bertujuan untuk memperoleh lebih banyak bibit dari satu induk kultur

murni. Pada tahap ini bibit F2 jamur merang menggunakan media

merang, bekatul, kapas dan kapur. Media tanam pada tahap ini sudah

mendekati media tanam tahap produksi.

4. Produksi jamur

Pada tahap ini dilakukan penanaman hingga panen. Menggunakan bibit

F2 dan media tanam pilihan petani yang sudah dikondisikan untuk

pertumbuhan jamur, dilakukan pemeliharaan pada media agar berada di

kondisi yang optimal demi kehidupan miselium jamur. Setelah masa

inkubasi akan diperoleh panen berupa produk jamur yang akan dijual ke

pasar.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 39: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

24

Universitas Indonesia

Foto 2.1 Berbagai Tahap Usaha Jamur Merang

Sumber: a) mushroomsuryasah.blogspot.com b)http://forum.kompas.com/lapak-campur-

sari/163844-%5Bjual%5D-jamur-tiram-lingzhi-kuping-dewa-pusat-jamur-online.html c) dan d)

dokumentasi penulis

Keterangan: (a) bibit F0 (b) bibit F1 (c) bibit F2 (d) produksi di kumbung

Selain berorientasi pada proses inti produksi jamur, beberapa alternatif

berbisnis jamur antara lain (Aditya & Saraswati, 2011):

1. Produksi jamur kemasan

2. Produksi makanan olahan berbasis jamur (jamur krispi, nugget jamur,

pepes jamur, dll)

3. Kompos dan pakan ternak dari limbah jamur

4. Produksi alat-alat pendukung produksi seperti boiler, autoclave,

plastik baglog dan mesin pengolah media.

(a) (b)

(c) (d)

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 40: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

25

Universitas Indonesia

Pengusaha jamur merang dapat melakukan produksi beberapa tahap

sekaligus, maupun melakukan alih daya.

2.3.2 Alasan memilih usaha jamur

Sembilan alasan memilih usaha budi daya jamur konsumsi (Aditya &

Saraswati, 2011):

1. Daya serap pasar tinggi dan terus meningkat

Jamur tiram, merang dan kuping merupakan jamur yang permintaan pasarnya

paling besar di Indonesia. Selain itu, harga ketiga jamur ini mampu dijangkau

untuk semua kalangan masyarakat.

2. Stagnansi pasar sangat kecil karena dikonsumsi masyarakat sehari-hari

Permintaan jamur relatif stabil dan cenderung meningkat pada kondisi normal.

Artinya, pasar akan menyerap jamur dalam jumlah besar untuk konsumsi

setiap hari.

3. Bahan baku (media tumbuh) mudah diperoleh dan murah

Ada banyak pilihan alternatif bahan baku (media tumbuh) yang bisa

digunakan, seperti serbuk kayu, jerami padi, eceng gondok, kompos daun-

daunan dan rumput-rumputan, ampas tebu, sisa keras, kulit kacang, serta

bonggol jagung. Semuanya merupakan limbah yang mudah didapat dan murah

harganya.

4. Kebutuhan skill tidak begitu tinggi

Tidak memerlukan skill atau kemampuan akademik untuk berbisnis jamur.

Ketekunan, kesabaran, dan kreativitaslah yang menjadi kunci kesuksesan

usaha budi daya jamur ini.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 41: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

26

Universitas Indonesia

5. Proses pemeliharaan tergolong mudah

Budi daya jamur dilakukan di dalam rumah kumbung. Dengan demikian,

pengaturan dan pengkondisian lingkungan hidup jamur menjadi lebih mudah.

Pengawasan dan pemeliharaannya pun lebih fokus.

6. Tidak memerlukan lahan yang luas

Penggunaan sistem bertingkat dengan menggunakan rak-rak bersusun

menghasilkan efisiensi ruang yang sangat baik.

7. Budi daya jamur tidak mengenal musim sehingga dapat menghasilkan

keuntungan sepanjang tahun

Jamur bisa dipanen setiap hari sehingga perputaran uang pun berlangsung

hampir setiap hari. Oleh karena itu, perlu mempelajari manajemen keuangan

agar dapat mengatur dana usaha dan kebutuhan sehari-hari.

8. Jamur merupakan pangan alternatif yang lezat, sehat, dan bergizi tinggi

Banyak khasiat yang diperoleh bila mengkonsumsi jamur, khususnya bagi

kesehatan.

9. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan

Limbah baglog sisa produksi sebenarnya bisa diolah kembali untuk kompos

yang dapat digunakan untuk pupuk kolam ikan, campuran pakan ikan, kompos

tanaman, campuran pakan ternak dan media pemeliharaan cacing.

2.3.3 Peranan usaha jamur bagi kehidupan masyarakat

Menurut Marshal dan Nair (2009) budidaya jamur dapat secara langsung

meningkatkan kehidupan lewat kontribusi ekonomi, nutrisi, dan obat. Bertani

jamur dapat berperan sebagai sumber pendapatan yang dapat menjadi jaring

pengaman saat masa-masa kritis, aktivitas pengisi di saat menganggur dan batu

loncatan bagi orang miskin bahkan dapat mengangkat dari kemiskinan. Terdapat

juga kesempatan bekerja bagi orang-orang yang sulit menemukan pekerjaan

karena sudah tua atau cacat.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 42: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

27

Universitas Indonesia

2.4 Manajemen Usaha Produksi Jamur Merang

2.4.1 Manajemen Produksi

2.4.1.1 Faktor-faktor produksi

Faktor-faktor produksi menurut (Griffin & Ebert, 2006) merupakan sumber

daya yang digunakan dalam produksi barang dan jasa. Faktor-faktor tersebut

meliputi tenaga kerja, modal, pengusaha, sumber daya fisik dan sumber daya

informasi.

Dalam produksi jamur merang menggunakan cara modern, faktor-faktor

produksi yang dibutuhkan adalah: (Sinaga, 2011; Marshal dan Nair, 2009; Aditya

& Saraswati, 2011)

1. Bahan produksi

Bahan produksi meliputi media tanam, bibit dan bahan bakar

pasteurisasi. Media tanam akan dijabarkan di bawah. Bibit harus

berkualitas dan dari produsen bibit yang tepercaya atau dapat

diproduksi secara internal perusahaan jika perusahaan memiliki

pengetahuan dan kemampuan untuk memproduksi bibit yang

berkualitas atau jika sulit memperoleh bibit yang berkualitas. Bahan

bakar bisa berupa kayu, minyak tanah, gas atau tergantung

ketersediaan sumber energi dan harga di lingkungan produsen.

2. Kumbung

Kumbung dapat dibuat dengan rangka besi dan dinding plastik, rangka

bambu serta dinding dan atap plastik, rangka bambu dengan dinding

nipah atau gibig dan atap plastik, ataupun bangunan batu permanen.

Ukuran kumbung yang ideal adalah lebar 4m, panjang 6m dan tinggi

2,5m.

3. Alat produksi

Alat produksi meliputi alat pasteurisasi, alat pengolahan dan peletakan

media dan alat panen.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 43: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

28

Universitas Indonesia

Alat pasteurisasi dapat berupa drum (200 liter, dihubungkan dengan

pipa besi ke kumbung) atau boiler sebagai pembangkit uap. Produksi

jamur merang di Indonesia melakukan pasteurisasi langsung di

kumbung, namun teknik produksi yang lebih canggih secara teknologi

memiliki ruang sterilisasi sendiri. Untuk penggunaan drum sebagai

pembangkit uap dan kayu sebagai bahan bakar diperlukan blower agar

api cukup besar untuk mencapai suhu kumbung yang diinginkan.

Pemakaian bahan bakar lain memerlukan kompor atau alat penghasil

panas lainnya yang sesuai.

4. SDM

SDM meliputi pengusaha dan pekerjanya. Pengusaha dapat terjun

langsung atau sekedar melakukan supervisi produksi. Pekerja

umumnya berasal dari masyarakat lokal karena kompetensi dan

persyaratan yang dibutuhkan rendah.

5. Modal

Modal dapat berasal dari pemilik, pinjaman, maupun dari investor.

Untuk setiap siklus produksi diperlukan modal untuk pembelian bahan

dan pembiayaan tenaga kerja. Bagi petani kecil, ketersediaan modal

sering menjadi masalah utama yang menghambat produksi.

6. Informasi

Petani perlu know-how cara produksi, juga troubleshooting jika terjadi

masalah. Selain cara produksi, perlu informasi mengenai supplier

bahan produksi, produsen bibit berkualitas, di mana memperoleh

SDM yang dapat diandalkan dan di mana pasar yang dapat

menampung produksi. Masing-masing pengetahuan ini dapat menjadi

penentu sukses atau gagalnya bisnis jamur.

7 faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan produksi adalah:

(Sinaga, 2011)

1. Suhu: optimal pada 30°C - 33°C. Toleransi antara 28°C - 40°C.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 44: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

29

Universitas Indonesia

2. Kelembapan udara: 65% pada pembentukan miselium, 85% pada

pembentukan tubuh buah.

3. Oksigen: rendah pada pembentukan miselium, lebih tinggi pada

pembentukan tubuh buah.

4. Karbondioksida: tinggi pada pembentukan miselium, lebih rendah

pada pembentukan tubuh buah.

5. Cahaya: menghindari cahaya matahari langsung. Cahaya diperlukan

namun eksposur berlebih akan menyebabkan tubuh buah hitam.

6. Derajat keasaman: optimum pada 6,8 – 7,0. Toleransi antara 5 – 8.

7. Sanitasi dan kebersihan: saringan udara, kebersihan kumbung dari

elemen luar.

2.4.1.2 Bahan Baku produksi

Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat media apa yang paling

optimal bagi produksi jamur merang agar mendapatkan biological efficiency

tertinggi. Dari berbagai penelitian rata-rata ditemukan media berbasis jerami atau

kombinasi jerami dengan media lain menghasilkan produksi yang lebih tinggi.

Pada cara budidaya modern, media tanam tidak lagi terbatas pada jerami yang

direndam dan dikondisikan saja, tapi terdiri atas media utama, sekunder, dan

nutrisi. Berikut rinciannya:

Media utama

Merupakan media yang memiliki volume terbesar dari total media tanam.

Fungsi utama media utama ini adalah menyediakan tempat tumbuh yang baik

dan memiliki rongga udara. Media utama yang baik juga dapat menjadi media

penahan air dan penyedia nutrisi sekaligus, namun untuk produksi optimal

disarankan pemakaian media sekunder dan nutrisi tambahan.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 45: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

30

Universitas Indonesia

Berbagai media yang dapat menjadi media utama antara lain jerami, ampas

tebu, limbah aren, bungkil sawit, daun pisang, karton, bahkan kapas (Tripathy,

Sahoo, Behera, 2011), (Onuoha, Oyibo , Judith, 2009), .

Media sekunder

Merupakan media tambahan selain media utama. Fungsi utamanya adalah

sebagai penyeimbang agar karakteristik media tanam keseluruhan optimal.

Media sekunder tergantung pada media utama, karena karakteristik masing-

masing media utama berbeda. Salah satu contoh fungsi media sekunder adalah

menahan air. Media yang paling sering dipakai sebagai media sekunder adalah

limbah kapas. Media lain adalah sekam atau serbuk gergaji.

Nutrisi

Media tambahan dapat digunakan untuk menjadi sumber nutrisi. Sumber

nutrisi antara lain dedak, bekatul, kotoran kuda, air kelapa, pupuk bahkan

cairan gula. Selain sumber nutrisi, juga diperlukan media-media lain untuk

pengondisian media tanam, antara lain kapur untuk mengatur ph media,

gipsum (Sinaga, 2011), (Asegab, 2011).

2.4.1.3 Alur produksi

Menurut (http://diperta.jabarprov.go.id) dan Sinaga (2011) tahap produksi

budidaya jamur merang terdiri atas:

1. Persiapan media: Pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan

2. Pengolahan bahan: Mencampur bahan sesuai komposisi dan formula yang

dipilih produsen.

3. Pengomposan: memfermentasikan bahan-bahan agar nutrisi bahan tersedia

bagi pertumbuhan jamur. Lama proses ini bervariasi tergantung volume

pengomposan, jenis dan formula media, kadar air, cuaca dan perlakuan

terhadap media selama masa pengomposan.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 46: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

31

Universitas Indonesia

Gambar 2.5 Alur produksi jamur merang dari pembangunan hingga panen

Sumber: Redaksi Trubus, Jamur merang: 10 hari panen, skala rumah tangga. Depok: PT Trubus

Swadaya, 2012. Hal. 58-59

4. Pengisian media dan sterilisasi: memasukkan media ke kumbung lalu

memanaskan kumbung hingga suhu tertentu (minimum 70°C) untuk

periode tertentu (minimum 8 jam pada suhu 70°C) dengan tujuan

mengeliminasi mikroorganisme yang dapat menghambat atau bersaing

dengan jamur.

5. Tebar bibit: Setelah suhu turun menjadi 32˚-35˚C siap ditanami bibit. Pada

tahap ini diperhatikan tingkat kelembapan media. Bibit yang dibutuhkan

sebanyak 1-6% dari berat basah media, tergantung pada strain bibit.

6. Pemeliharaan: Petani harus memastikan bahwa suhu dan kelembapan

kumbung optimal agar tubuh buah berhasil tumbuh. Setelah beberapa hari

setelah tanam dilakukan pengkabutan untuk memicu tubuh buah.

Pengkabutan penting dilaukankan secara berkala untuk memastikan

pertumbuhan tubuh buah dan bukan hanya miselium saja.

7. Panen: Panen bisa dilakukan hampir setiap hari sejak tubuh buah

terbentuk, tergantung dari kondisi dan kualitas kumbung. Panen dapat

berlangsung hingga 20 hari.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 47: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

32

Universitas Indonesia

2.4.1.4 Kendala produksi

Foto 2.2 Jamur liar

Sumber: dokumentasi penulis

Faktor-faktor yang dapat menjadi kendala produksi jamur bahkan

menyebabkan gagal panen:

1. Sterilisasi kurang sempurna

Sterilisasi yang tidak sempurna menyebabkan mikroorganisme di dalam

media belum mati. Mikroorganisme ini dapat membunuh miselium jamur.

Selain itu bibit jamur liar yang sudah ada tidak mati sehingga tumbuh

bersaing dengan jamur merang bahkan mengalahkan pertumbuhan jamur

merang.

2. Pengkondisian media kurang tepat

Kesalahan pada pengkondisian dapat terjadi antara lain pengomposan

yang kurang lama atau terlalu lama, komposisi media yang salah sehingga

rongga udara dan kapasitas menahan air tidak sesuai, penggunaan kapur

tidak sesuai sehingga ph terlalu tinggi atau rendah.

3. Perawatan kumbung yang tidak memenuhi standar

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 48: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

33

Universitas Indonesia

Kondisi kumbung tidak dijaga optimal, antara lain suhu terlalu rendah

sehingga miselium mati (berdasarkan penelitian miselium jamur merang

mati di bawah suhu 27°C dan di atas 40°C), pencahayaan terlalu terang

atau terlalu gelap, udara berlebih atau kekurangan oksigen, kebersihan

kumbung kurang sehingga timbul hama dan penyakit, penyiraman

kumbung terlalu basah atau terlalu kering, kelembaban udara.

4. Perlakuan panen yang salah

Tenaga kerja yang kurang terampil dapat merusak miselium jamur pada

saat panen. Perlakuan yang salah juga dapat merusak produk jamur yang

dijual, antara lain memar karena terlalu sering disentuh, panen yang

kurang baik sehingga tubuh buah rusak.

5. Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit dapat berasal dari perawatan kumbung yang kurang

memadai, namun dapat juga berasal dari kedekatan lokasi kumbung

dengan sumber hama. Hama yang dapat menyerang kumbung antara lain

tikus, lalat, semut dan cacing. Penyakit dapat berasal dari virus atau

bakteri yang ada di lingkungan kumbung. Penyakit akan merusak bentuk

tubuh buah, bahkan di tahap lanjut dapat menyebabkan gagal panen.

2.4.2 Manajemen Keuangan

Poin penting dalam manajemen keuangan bisnis jamur merang adalah analisis

kelayakan finansialnya. Baik untuk petani baru yang ingin memasuki usaha jamur

merang maupun petani lama yang ingin menilai kelayakan proyek baru di lokasi

baru, perlu dilakukan analisis kelayakan finansial yang menggambarkan proyeksi

arus kas dan keuntungan proyek berdasarkan biaya dan harga yang berlaku di

lokasi produksi. Dengan sifat usaha yang memiliki siklus produksi pendek,

proyeksi arus kas dan profitabilitas juga dihitung berdasarkan periode yang cukup

singkat. Untuk menganalisis keuntungan jangka panjang perlu diperhatikan

proyeksi kapasitas dan interval produksi perusahaan jangka panjang, lebih dari

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 49: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

34

Universitas Indonesia

satu siklus. (Aditya & Saraswati, 2011; Trubus, 2012; Sinaga, 2011; Asegab,

2011)

Termasuk dalam analisis finansial usaha jamur merang antara lain investasi

awal untuk pengadaan aset tetap (kumbung dan alat produksi), biaya operasi dan

produksi, proyeksi volume produksi jamur dan harga jamur, serta estimasi

kenaikan harga dan inflasi.

Pendanaan bisnis jamur merang dapat berasal dari pengusaha sendiri,

pinjaman bank, maupun berbagai sistem investasi. (Trubus, 2012): Investor dapat

berasal dari pihak yang tidak bergelut di bisnis jamur merang maupun pihak yang

lebih besar kepada petani kecil (sistem plasma-inti). Ada juga sistem sewa

kumbung di mana investor menyewa kumbung sekaligus manajemen produksi

jamur dengan tarif tertentu dan pembagian keuntungan sistem bagi hasil

(organikganesha.com).

Sistem pembayaran pada agribisnis jamur merang umumnya menggunakan

cash and carry mulai dari pembelanjaan hingga penjualan (Sinaga, 2011). Namun

tidak tertutup kemungkinan kontrak dengan pihak pasar maupun konsumen besar

untuk mengadakan sistem pembayaran berkala, antara lain penjualan pada

supermarket modern atau kontrak dengan restoran (Aditya & Saraswati, 2011).

2.4.3 Manajemen Tenaga kerja

MSDM usaha jamur sebagian besar meliputi aktivitas perekrutan. Tenaga

kerja untuk usaha jamur umumnya direkrut dari warga sekitar tempat produksi.

Sistem kontrak kerja biasanya bersifat jangka pendek, mulai dari harian hingga

bulanan, tergantung kebutuhan.

Pengalaman dan kompetensi yang dibutuhkan kandidat pekerja rendah,

selama kapabilitas fisik untuk melakukan tugas yang diberikan (seperti

mengangkat media yang berat, memanjat rak tanam) terpenuhi maka kandidat bisa

diterima sebagai SDM. Pengawasan dibutuhkan terutama untuk pekerja yang

tidak memiliki pengalaman, namun juga pekerja yang sudah berpengalaman

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 50: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

35

Universitas Indonesia

karena minimnya proses training dalam bisnis ini membuat kemungkinan

kesalahan cukup tinggi.

Proses panen jamur memerlukan kehati-hatian agar tidak merusak miselium

jamur untuk pertumbuhan buah selanjutnya. Hal ini perlu menjadi perhatian

pengusaha atau manajer agar memilih SDM yang dinilai teliti dan terampil.

Kompensasi pada usaha jamur dapat dihitung per hari kerja, per tahap

produksi yang dikerjakan (pengomposan, memasukkan media, pasteurisasi, panen

dsb), atau borongan dari awal sampai akhir siklus produksi.

2.3.4 Manajemen Pemasaran

Segmentasi pasar jamur merang antara lain: 1. berdasarkan pasar: pasar

tradisional, pasar modern; 2. berdasarkan produk: jamur segar, jamur yang

diawetkan, jamur olahan, makanan berbasis jamur. Usaha-usaha yang bergelut di

bidang jamur merang dapat menarget segmen pasar sesuai competitive advantage

masing-masing.

2.3.4.1 Jalur Distribusi

Masalah utama dalam pemasaran jamur merang adalah distribusi produk.

Mengingat jamur merang segar merupakan produk yang sangat cepat rusak,

diperlukan jalur distribusi yang cukup solid dan cepat untuk menghindari

terbuangnya produk karena tidak laku. Petani jamur merang baru atau kecil

umumnya tidak punya kontak distribusi dan kalaupun ada, bargaining power

rendah sehingga petani berada pada posisi yang kurang menguntungkan.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 51: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

36

Universitas Indonesia

Gambar 2.6 Diagram Pemasaran Jamur

Sumber: Rial Aditya & Desi Saraswati. 10 Jurus Sukses Beragribisnis Jamur. Depok: Penebar

Swadaya. 2011. Hal. 115

Berdasarkan gambar 2.6, pemasaran jamur dapat dibagi menjadi lima tahap:

1. Kerjasama dengan supplier dan pasar tradisional

Bisa dilakukan dengan (1) langsung melalui jalur 2B dan jalur 3 (2)

pemasaran dengan agen melalui sistem kontrak (3) pemasaran dengan

agen melalui sistem harian.

2. Bidik pasar yang lebih potensial dari segi harga

Pemasaran melalui jalur 2C. Produk dan kemasan harus memenuhi

standar kualitas, ketepatan waktu dan kesinambungan.

3. Ciptakan pasar baru melalui diversifikasi produk

Produk kreasi produsen selain jamur segar.

4. Bidik pasar luar kota / luar pulau

Lewat jalur 2A, dilakukan saat produksi stabil dengan jumlah besar. Perlu

transportasi memadai dan teknik pengemasan produk agar tahan lama.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 52: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

37

Universitas Indonesia

5. Masuki pasar ekspor

Perlu stabilitas produksi, standar produksi dan proses pengawetan.

2.3.4.2 Produk

Produk jamur berupa jamur segar masuk kategori produk komoditas, yaitu

tidak mempunyai karakter unik yang membedakan produk satu produsen dengan

produsen lainnya. Cara produsen untuk membedakan produknya antara lain

dengan mengemas dan melabeli produknya untuk meyakinkan kualitas dan

pengenalan merk oleh konsumen.

Pengolahan jamur menjadi produk yang lebih praktis juga dapat

meningkatkan keunikan produk dan menjadi alternatif dari produk jamur segar.

Pengolahan dapat berupa pengemasan dengan tujuan memperpanjang umur

simpan (shelf life), atau mengolah menjadi produk siap konsumsi.

2.3.4.3 Harga

Harga jamur merang segar umumnya standar pada suatu wilayah, meskipun

dapat berbeda-beda antar kota. Oleh karena itu sebelum mulai produksi petani

harus mengetahui harga jamur merang di pasar lokal. Kestabilan harga juga

menjadi pertimbangan. Di tahun 2004 tercatat harga jamur merang per kilo antara

Rp 6.000,- hingga Rp 9.000,- (http://www.trubus-online.co.id), sementara di tahun

2009 harga jamur sudah meningkat 2 kali lipat menjadi antara Rp 20.000,- hingga

25.000,- (data dari trubus). Saat ini (2013) harga jamur segar daerah Jabodetabek

masih berada antara Rp 20.000,- hingga Rp 30.000,-. Jika sewaktu-waktu terjadi

penurunan harga dapat memaksa petani tidak berproduksi.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 53: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

38

BAB 3: GAMBARAN UMUM USAHA

3.1 Profil Usaha

Usaha Jamur Guntur (UJG) adalah usaha skala kecil yang dimulai pada tahun

2000 oleh Bapak Guntur, pemilik usaha. Setelah menggeluti bisnis jamur selama

dua puluh tahun di bawah sayap pengusaha jamur lain, pemilik bersama istri

bertekad untuk memiliki kumbung sendiri meskipun tidak ada modal. Dengan

dana dari pinjaman bank pemilik mendirikan kumbung pertamanya di dekat

tempat tinggalnya di Kampung Ceger, Cikarang, yang kemudian menghasilkan

keuntungan dan terus dikembangkan. Saat ini (awal 2013) Guntur sudah memiliki

belasan kumbung pribadi, membina puluhan peminat usaha jamur dan

memfasilitasi pendirian ratusan kumbung baik di pulau Jawa hingga Kalimantan

dan Sumatra. Karena rintisan Guntur, Kampung Ceger saat ini dikenal sebagai

desa yang memproduksi jamur merang.

Hingga saat ini UJG belum memiliki bentuk hukum, masih berupa usaha

perorangan. Pinjaman bank yang digunakan untuk pendirian usaha telah lama

dikembalikan, saat ini UJG berjalan sepenuhnya dari modal pribadi Guntur.

Tanggung jawab dan pengawasan produksi dilakukan oleh pemilik dan keluarga.

Jumlah tenaga kerja yang digunakan berfluktuasi tergantung jumlah dan fase

produksi jamur. Kurang dari sepuluh tenaga kerja merupakan tenaga kerja yang

konsisten dipakai terus menerus. Tidak ada sistem kontrak maupun ikatan tertulis

dengan tenaga kerja.

Kegiatan usaha UJG yang berorientasi profit adalah memproduksi jamur.

Kegiatan usaha UJG juga mencakup kegiatan yang tidak berorientasi pada, namun

tidak menutup kemungkinan, laba. Kegiatan tersebut antara lain pengadaan alat

dan bahan produksi, bantuan pembangunan kumbung, tenaga kerja handal bagi

petani jamur yang baru mulai dan menyalurkan produk jamur hasil produksi anak

binaannya maupun produksi warga sekitar. Pemilik menaruh harga atas alat,

bahan dan jasa dengan sedikit keuntungan namun tidak cukup banyak untuk

menjadi laba utama UJG. Konsultasi dan penyediaan binaan diberikan secara

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 54: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

39

Universitas Indonesia

gratis. Selain produksi jamur, kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan hanya jika ada

permintaan pihak-pihak yang dibantu.

3.2 Tujuan dan Strategi Usaha

Tujuan UJG terbagi dua:

Mendapatkan keuntungan

Membantu petani jamur yang sudah mulai maupun orang-orang yang

berminat memproduksi jamur

Strategi UJG untuk memperoleh keuntungan terutama adalah dengan

memproduksi sendiri produknya. Keuntungan tambahan diperoleh jika ada pihak

lain yang mau memakai jasa UJG baik untuk membantu produksi, penyediaan

bahan, maupun penyaluran produk jadi.

3.3 Produk dan Pasar

UJG menyediakan produk jamur merang segar yang belum diolah. Produk

terbagi atas tiga kelas:

Foto 3.1 Berbagai stadia buah jamur

Sumber: dokumentasi penulis

Keterangan: nomor (1&2) jamur KW, (3&4) jamur mekar, (5&6) jamur super

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 55: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

40

Universitas Indonesia

Jamur kualitas super

Merupakan jamur yang masih pada stadia telur, dengan kulit volva belum

pecah. Jamur kualitas ini dihargai paling mahal.

Foto 3.2 Produk Jamur kualitas super

Sumber: dokumentasi penulis

Keterangan: produk siap kirim. Satu keranjang menampung bobot antar 13 – 17 kg..

Jamur KW 2 (jamur BS)

Merupakan jamur yang sudah memanjang sehingga payung jamur akan

segera keluar, hingga jamur yang payungnya sudah keluar namun masih

kuncup. Jamur pada stadia ini masih diterima pengepul namun dihargai

lebih rendah.

Jamur mekar

Payung jamur sudah mekar sempurna. Pada stadia ini durabilitas jamur

sudah jauh berkurang karena payung yang mekar mudah robek. Dianggap

produk gagal, sulit menemukan pasar yang mau menampung produk ini.

Bagi UJG, jamur kualitas ini umumnya dibagi-bagikan ke tetangga

maupun untuk konsumsi sendiri saja.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 56: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

41

Universitas Indonesia

Pasar yang dijangkau produk UJG adalah pasar tradisional sekitar Cikarang –

Cibitung – Bekasi. Beberapa pasar besar di mana UJG telah menjalin hubungan

dagang antara lain Pasar Induk Cibitung, Pasar Baru Cikarang, Pasar SGC dan

Pasar Bekasi. Produk ditransportasikan ke pasar setiap harinya beberapa jam

setelah panen. Transportasi produk dilakukan oleh UJG.

Harga yang diterapkan UJG mengikuti harga pasar lokal.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 57: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

42

BAB 4: METODOLOGI

4.1 Gambaran Umum Penelitian

Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan

pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah (Cooper &

Emory, 1995) atau usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau

mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu

manusia (Suparmoko, 1991).

Penelitian berdasarkan tujuannya dibagi menjadi dua, yaitu penelitian murni

(basic research) dan penelitian terapan (applied research). Penelitian murni

adalah penelitian yang bertujuan untuk melakukan pengembangan ilmu

pengetahuan, sedangkan penelitian terapan adalah penelitian yang diarahkan

untuk mendapatkan informasi untuk memecahkan masalah yaitu untuk

mengetahui adakah hubungan antar variabel dan menyelesaikan suatu masalah

yang muncul.

Penelitian ini berupa studi kasus untuk mengobservasi dan mempelajari

penerapan manajemen pada usaha jamur yang diamati.

4.2 Lingkup penelitian

4.2.1 Unit Analisis

Unit analisis penelitian ini adalah Usaha Jamur Guntur, untuk melakukan

analisis lima area manajemen:

1. Manajemen stratejik

2. Manajemen operasi

3. Manajemen keuangan

4. Manajemen pemasaran

5. MSDM

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 58: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

43

Universitas Indonesia

4.2.2 Responden

Responden yang menjadi narasumber bagi penelitian ini adalah

1. Pemilik UJG: Bapak Guntur

2. Keluarga Guntur: Istri (Bu Titin) dan anak ketiga (Bachtiar)

3. Karyawan UJG: Ali dan pekerja produksi (total tiga orang) serta pekerja

konstruksi kumbung (lima orang)

4. Warga sekitar: tetangga rumah Guntur(lima orang) dan warga sekitar

kumbung B (dua orang).

5. Mitra petani: penulis pernah melakukan kontak langsung dengan mitra dari

Rengas Bandung dan dari Jababeka.

4.2.3 Lokasi Penelitian

Observasi dan partisipasi dalam operasional usaha dilakukan di Kampung

Ceger, Cikarang. Observasi pembangunan kumbung dilakukan di Jababeka,

Cikarang. Survei pasar dilakukan di pasar berkaitan, dalam wilayah Cikarang –

Cibitung – Bekasi.

4.2.4 Periode Penelitian

Observasi dan partisipasi dilakukan dari tanggal 14 Februari 2013 – 18 Maret

2013. Total selama 33 hari.

Observasi pembangunan kumbung dilakukan beberapa kunjungan antara

periode 18 Maret 2013 – 30 Maret 2013. Penulis antara lain melihat

perkembangan pembangunan kumbung dan mengumpulkan data catatan

pembelian bahan bangunan.

Survei pasar dilakukan dalam bulan Februari dan Maret 2013.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 59: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

44

Universitas Indonesia

4.3 Desain penelitian

Tahap 1: Studi Literatur

Tahap 2: Observasi dan Partisipasi

Tahap 3: Laporan dan Analisis

Penelitian yang dilakukan merupakan studi deskriptif, yaitu (Cooper &

Schindler, 2003) mencoba menemukan jawaban pertanyaan siapa, apa, kapan,di

mana dan kadang bagaimana. Peneliti pencoba mendeskripsikan atau

mendefinisikan sebuah subjek, sering dengan cara menciptakan profil kelompok

masalah, orang atau peristiwa.

Lingkup topikal penelitian berupa studi kasus yang pengumpulan datanya

dilakukan lewat metode komunikasi dengan responden dan lingkungan penelitian

di lapangan. Penelitian secara ex post facto, yaitu penulis tidak memiliki kontrol

maupun mampu memanipulasi variabel, sekedar melaporkan.

4.4 Data penelitian

Data merupakan fakta-fakta yang disajikan pada peneliti dari pembelajaran

lingkungan (Cooper & Schindler, 2003).

Data yang penulis kumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data

kuantitatif yang berupa harga produk, biaya produksi, upah dan pengeluaran

lainnya, kapasitas produksi dan volume produksi. Data kualitatif berupa informasi

mengenai UJG, proses produksi, pemasaran dan sistem tenaga kerja yang

digunakan.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 60: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

45

Universitas Indonesia

4.4.1 Data Primer

Waktu pengambilan data: 14 Februari–18 Maret 2013 dan 18–30 Maret 2013

Metode pengambilan data:

Observasi

Penulis mengobservasi langsung pelaksanaan proses produksi dan

kegiatan usaha yang dilakukan. Observasi dilakukan sebagai verifikasi

pernyataan-penyataan yang diberikan.

Wawancara

Untuk dapat memahami signifikansi masing-masing kegiatan usaha

maupun memperoleh data-data yang tidak bisa diobservasi langsung

penulis mewawancarai pemilik usaha, pekerja, keluarga, dan warga

sekitar.

Partisipasi

Penulis berpartisipasi dalam beberapa kegiatan produksi. Selain

partisipasi dengan usaha jamur Guntur penulis juga mereplikasi sebagian

kegiatan usaha pada kondisi yang berbeda, yaitu pembuatan kumbung dan

satu siklus penanaman jamur.

Sumber data primer adalah responden, operasi usaha, bon pembelian dan bon

penjualan (kalau ada).

4.4.2 Data Sekunder

Menurut Umar (1999:43), menyatakan bahwa data sekunder adalah data

primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pengumpul data

primer atau pihak lain. Data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah

penelitian-penelitian sebelumnya dan literatur yang digunakan sebagai basis teori.

Data sekunder yang dipakai berasal dari buku yang terkait dengan tema penelitian

penulis, internet, textbook, jurnal-jurnal ilmiah, serta karya tulis ilmiah dari

berbagai tingkat studi.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 61: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

46

Universitas Indonesia

4.4.3 Lingkup dan batasan data:

Lingkup data penelitian ini mencakup seluruh data yang relevan untuk

melakukan analisis sesuai tujuan penulisan laporan ini dan yang penulis ketahui

keberadaannya dan dapat diakses penulis.

Penulis berusaha memperoleh data primer selengkap mungkin dan

memverifikasi semua data, namun beberapa proses transaksi terjadi di luar

observasi langsung penulis dan tidak memiliki jejak dokumen sebagai bukti

sehingga data didapatkan berupa laporan dan hasil wawancara dari pihak

responden.

4.5 Metode Analisis

4.5.1 Penulisan Laporan

Dari hasil observasi dilaporkan:

Kegiatan sehari-hari, yaitu operasional dan produksi UJG yang diikuti

penulis. Dari laporan ini dapat diamati siklus produksi UJG dan dibandingkan

dengan siklus produksi seperti yang dijabarkan di literatur.

Laporan kumbung, yang mencakup biaya dan bahan pembangunan kumbung

dan satu siklus produksi serta hasil produksi dari satu kumbung yang diobsevasi.

Setiap kumbung pasti mempunyai faktor keunikan yang merupakan gabungan

antara faktor lokasi, bangunan, dan perawatan. Pada laporan biaya produksi dan

hasil produksi dijabarkan proses unik dari satu kumbung yang untuk selanjutnya

akan disebut sebagai kumbung A. Pada laporan pembangunan kumbung

dijabarkan proses unik pembangunan kumbung mitra petani di Jababeka, sebagai

referensi perkiraan kebutuhan bahan dan dana untuk kumbung-kumbung lainnya.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 62: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

47

Universitas Indonesia

4.5.2 Analisis

Analisis data dilakukan pada lima aspek manajemen, yaitu:

1. Manajemen stratejik: melihat target yang ingin dicapai perusahaan dan

arah yang dituju. Pada analisis ini dilihat bagaimana keadaan strategi

perusahaan.

2. Manajemen operasi: menganalisis operasi dan produksi UJG, yaitu input

resources dan proses produksi.

3. Manajemen keuangan: menganalisis aktivitas manajerial yang berkaitan

dengan keuangan perusahaan di UJG. Juga melakukan analisis terpisah

yang ditujukan bagi pihak petani baru untuk menilai kelayakan finansial

memulai usaha baru jamur merang sebagai potensi investasi bisnis.

4. Manajemen pemasaran: menganalisis strategi pemasaran UJG yang

melibatkan target pasar, jalur distribusi, produk yang dijual dan harga.

5. Manajemen tenaga kerja: menganalisis aktivitas manajerial yang berkaitan

dengan SDM yang dipakai UJG, antara lain rekrutmen, pelatihan,

kompensasi, appraisal dan keamanan lingkungan kerja.

Pada 4 area manajemen terakhir (keuangan, operasi, SDM dan pemasaran),

sistem analisis yang dilakukan adalah dengan:

1. Menjabarkan keadaan manajemen UJG saat ini; bagaimana UJG

melakukan manajemennya.

2. Mengidentifikasi kelebihan: apa yang telah dicapai UJG dengan

manajemennya. Kriteria kelebihan: mampu berkontribusi pada kekuatan

perusahaan, Memiliki dampak nyata pada core competencies dan atau

competitive advantage perusahaan.

3. Mengidentifikasi permasalahan: apa yang dapat namun belum dicapai UJG

dengan manajemennya. Kriteria permasalahan: memberi dampak negatif

bagi posisi perusahaan terhadap kompetitor, mengurangi efisiensi dan

efektivitas perusahaan, poin manajemen yang pada prakteknya dapat

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 63: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

48

Universitas Indonesia

dicapai oleh praktek manajerial di organisasi/perusahaan lain namun

belum dicapai UJG.

4. Rekomendasi: saran penulis untuk masing-masing poin permasalahan

yang telah diidentifikasi. Rekomendasi dibuat berdasarkan pertimbangan

kompetensi dan sumber daya UJG, serta pertimbangan biaya vs

keuntungan yang didapat dari implementasi rekomendasi tersebut.

4.5.3 Alat-alat Analisis

Alat-alat analisis yang digunakan dan tujuannya dalam laporan ini antara lain:

1. SWOT

Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, serta

kesempatan dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan dari

lingkungan eksternal.

Analisis SWOT dilakukan sebagai bagian dari proses manajemen stratejik

agar dapat dinilai kondisi perusahaan saat ini dan strategi-strategi apa

yang diperlukan perusahaan. Dalam penelitian ini analisis SWOT

dilakukan sebagai basis analisis manajemen stratejik perusahaan secara

umum dan strategi perusahaan secara khusus.

2. Analisis kelayakan finansial

Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk memproyeksikan arus kas

berdasarkan kinerja sebelumnya dan ekspektasi kinerja di masa depan.

Proyeksi ini dibuat berdasarkan proyeksi pendapatan biaya. Harus

dideskripsikan asumsi-asumsi yang digunakan untuk proyeksi pendapatan

(seperti pertumbuhan, perubahan suku bunga pinjaman, kenaikan harga)

dan proyeksi biaya (seperti inflasi, biaya-biaya aset tetap baru dan

variansi).

Setelah melakukan proyeksi, dilanjutkan dengan penilaian keuangan

(financial appraisal), yaitu menghitung, NPV, IRR dan Payback period

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 64: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

49

Universitas Indonesia

untuk melihat apakah proyek bisnis yang diajukan menguntungkan dan

layak untuk direalisasikan.

Analisis ini dilakukan sebagai bagian dari upaya penelitian ini untuk

menilai potensi profitabilitas usaha jamur merang, juga sebagai bagian

dari analisis manajemen keuangan UJG. Meskipun ditujukan untuk petani

baru, dengan asumsi-asumsi yang berbeda dari keadaan nyata UJG, data

produksi berasal dari data aktual UJG, dan data investasi awal berasal dari

pembangunan kumbung yang menyerupai spesifikasi investasi awal UJG.

Dengan demikian analisis ini juga dapat digunakan UJG sebagai

pertimbangan kelayakan mendirikan kumbung baru.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 65: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

50

BAB 5: PEMBAHASAN

5.1 Laporan lapangan

Penulis melakukan observasi dan partisipasi operasi UJG pada periode 14

Februari 2013 – 18 Maret 2013. Setelah itu dilanjutkan dengan observasi mitra

petani UJG untuk mempelajari pembangunan kumbung baru. Observasi

pembangunan kumbung dilakukan sebatas melihat dibangunnya kumbung dan

bahan-bahan dan biaya yang dipakai dalam pembangunan.

Berikut merupakan laporan lapangan yang penulis dapatkan. Selain data

pembangunan kumbung, semua data yang ditampilkan di sini berasal dari operasi

UJG, secara khusus produksi pada kumbung A.

5.1.1 Kegiatan sehari-hari selama observasi

Penjabaran kegiatan yang dilakukan setiap harinya dapat dilihat di tabel 5.1.

Catatan:

1. Pada periode observasi UJG melakukan produksi di dua kumbung yang

berbeda berjarak 100 m satu sama lain. Penulis fokus pada kumbung A.

2. Jika tidak dispesifikasikan, kegiatan yang dimaksud dilakukan di kumbung

A

3. Kontrol iklim: mengatur suhu, kelembapan dan cahaya kumbung lewat

bukaan jendela dan terpal.

4. Panen: memetik buah jamur, menyortir dan mengemas lalu mengirimkan

dan menjual secara tunai produk ke pasar.

5. Pengkabutan: menyemprot media dengan sprayer yang sangat halus untuk

memanipulasi suhu dan menjaga kadar air media.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 66: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

51

Universitas Indonesia

Tabel 5.1 Kegiatan selama observasi

Hari Tanggal Kegiatan 1 Kam 14/02/13 Pertemuan pertama dengan pemilik UJG. Wawancara umum.

Kumbung A memasuki hari-hari terakhir siklus produksi sebelumnya

2 Jum 15/02/13 3 Sab 16/02/13 Pembalikan kompos (1 orang). Wawancara lanjutan dengan keluarga

pemilik. Mitra petani datang untuk membeli bahan produksi 4 Min 17/02/13 Mengeluarkan media lama dan membersihkan kumbung 5 Sen 18/02/13 Pembalikan kompos kumbung B 6 Sel 19/02/13 7 Rab 20/02/13 Mengirimkan baglog bibit ke mitra petani di Bekasi. 8 Kam 21/02/13 Memasukkan media ke kumbung(3 orang). Wawancara dengan

pekerja. 9 Jum 22/02/13 Pasteurisasi pertama(1orang). Cuaca mendung dan kemudian hujan

di siang hari sehingga pasteurisasi diulang agar hasil optimal 10 Sab 23/02/13 Pasteurisasi ke-2. Memasukkan media ke kumbung B 11 Min 24/02/13 Penebaran benih(2 orang): membuka dan memecah baglog bibit,

menebar bibit secara merata di permukaan media dan bagian bawah rak. (foto 5.1)

12 Sen 25/02/13 kontrol iklim 13 Sel 26/02/13 kontrol iklim. Penebaran benih kumbung B 14 Rab 27/02/13 kontrol iklim. Mengirim tenaga kerja untuk membantu pebangunan

kumbung di Yogyakarta. 15 Kam 28/02/13 Pengkabutan pertama 16 Jum 01/03/13 kontrol iklim 17 Sab 02/03/13 kontrol iklim. Pengkabutan pertama kumbung B 18 Min 03/03/13 kontrol iklim 19 Sen 04/03/13 Panen pertama kumbung A 20 Sel 05/03/13 kontrol iklim. Panen. Kontrol kumbung mitra petani di Bekasi 21 Rab 06/03/13 kontrol iklim. Pengkabutan. Panen pertama kumbung B. 22 Kam 07/03/13 kontrol iklim. Panen. 23 Jum 08/03/13 kontrol iklim. Panen. Kontrol hama. 24 Sab 09/03/13 kontrol iklim. Panen. 25 Min 10/03/13 kontrol iklim. Panen. 26 Sen 11/03/13 kontrol iklim. Panen. Kontrol hama. 27 Sel 12/03/13 kontrol iklim. Panen. 28 Rab 13/03/13 kontrol iklim. Panen. Kontrol hama. 29 Kam 14/03/13 kontrol iklim. Panen. Kontrol hama. Perolehan bahan produksi

jerami dan kapas. 30 Jum 15/03/13 kontrol iklim. Panen. Kontrol hama. Koordinasi penyaluran bahan

produksi, tenaga kerja, bahan pembangunan kumbung untuk mitra petani di Cikarang.

31 Sab 16/03/13 kontrol iklim. Panen. Kontrol hama. 32 Min 17/03/13 kontrol iklim. Panen. Kontrol hama. Persiapan produksi siklus

berikutnya. 33 Sen 18/03/13 Hari terakhir panen

Sumber: olah data

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 67: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

52

Universitas Indonesia

5.1.2 Laporan kumbung

5.1.2.1 Pembangunan kumbung dan alat-alat produksi

Foto 5.1 Pembangunan kumbung

Sumber: dokumentasi penulis

Pembangunan kumbung dilakukan oleh petani baru yang ingin memulai

produksi jamur maupun oleh petani lama jika kumbung yang lama rusak,

melakukan ekspansi usaha, memulai unit produksi di lahan baru, atau sekedar

menjadi alat pembelajaran.

Bahan dan biaya untuk pembangunan kumbung serta alat-alat produksi yang

diperlukan oleh petani baru sebelum dapat memulai produksi jamur dijabarkan di

tabel 5.2. Harga yang tercantum berlaku per Maret 2013 – Data diambil dari

observasi pembangunan kumbung di Cikarang oleh petani baru dengan konsultasi

dan bantuan UJG.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 68: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

53

Universitas Indonesia

Tabel 5.2 Pembangunan kumbung

No Uraian Keterangan Unit Harga Jumlah Nilai

1 Bambu dia.7 cm, panjang 7 m batang 9.000 500 4.500.000

2 Paku 12 cm kg 11.700 5 58.500

10 cm kg 11.700 10 117.000

4 cm kg 12.000 5 60.000

gypsum pcs 21.500 0,5 10.750

GRC pcs 10.000 2 20.000

3 Tambang 4 mm kg 32.000 11,4 364.800

4 Plastik PE 150 mikron kg 25.000 22,25 556.250

5 Kayu 4 m x 15 cm pcs 30.000 6 180.000

6 Batu Bata, pasir, semen total 150.000 1 150.000

7 Asbes lbr 65.000 22 1.430.000

8 bilik lbr 80.000 11 880.000

9 Drum bahan besi, bekas pcs 100.000 3 300.000

10 Tenaga kerja borongan + makan, kopi dan rokok 3.750.000 1 3.750.000

11 palu pcs 16.000 2 32.000

12 timbangan 50 kg pcs 100.200 1 100.200

13 termometer raksa pcs 20.000 1 20.000

14 blower customized pcs 300.000 1 300.000

15 pipa besi dia. 5 cm meter 50.000 5 250.000

16 cangkul pcs 100.000 1 100.000

17 keranjang lengkeng pcs 5.000 8 40.000

18 Sprayer semprot pupuk pertanian, 16 l pcs 300000 1 300.000

19 kassa plastik pcs 16.000 2 32.000

20 Terpal 6 x 8 m pcs 265.000 2 530.000

Jumlah 14.081.500

Sumber: olah data

Catatan:

Kumbung dibangun di lahan yang sudah berlantai semen. Pembangunan

kumbung di lahan yang masih berupa tanah membutuhkan dibuatnya

lantai semen sehingga jumlah batu bata, pasir dan semen yang dibutuhkan

lebih tinggi.

Beberapa material memiliki substitusi sesuai ketersediaan di pasar lokal

dan harga. Material-material yang umumnya memiliki substitusi antara

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 69: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

54

Universitas Indonesia

lain bilik dengan styrofoam atau material dinding pilihan pembangun,

asbes dengan bahan material atap lainnya.

Bambu diperoleh dari penjual lokal Cikarang, bahan bangunan sebagian

besar dibeli di TB Pratama, Cikarang. Harga dan ketersediaan dapat

bervariasi.

5.1.2.2 Biaya produksi

Foto 5.2 Tumpukan media tanam di depan kumbung

Sumber: dokumentasi penulis

Biaya produksi terdiri atas biaya material, bahan bakar dan tenaga kerja yang

dibutuhkan untuk melakukan satu siklus produksi jamur. Biaya yang dimaksud di

sini adalah biaya langsung (direct costs).

Data diambil dari satu siklus produksi satu kumbung jamur UJG di Cikarang,

Februari 2013. Ketersediaan bahan dan harga bervariasi tergantung musim tanam

padi dan kemampuan negosiasi pengusaha. Jumlah pemakaian bahan dapat

bervariasi pada kumbung dengan spesifikasi berbeda mapun prosedur tanam

berbeda.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 70: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

55

Universitas Indonesia

Tabel 5.3 Biaya Produksi

No Uraian Satuan Biaya Satuan Jumlah Nilai 1 Jerami ikat 1.000 400 400.000 2 Kapas kg 800 350 280.000 3 Dedak kg 2.000 100 200.000 4 Sekam kg 500 200 100.000 5 Kapur kg 300 60 18.000 6 Kayu Bakar mobil 300.000 1 300.000 7 Bibit baglog 2.500 100 250.000 8 Biaya Transportasi 100.000 1 100.000 9 Tenaga kerja (total) 400.000 1 400.000

Jumlah 2.048.000

Sumber: olah data

5.1.2.3 Hasil Produksi

Berikut adalah hasil panen dari satu kumbung. Meskipun pada masa observasi

UJG melakukan produksi di lebih satu kumbung, penulis hanya menampilkan

hasil satu kumbung yang siklus produksinya penulis amati dari awal hingga akhir.

Tabel 5.4 Hasil Produksi

Produksi Tanggal super nilai ekonomis kw nilai

ekonomis mekar

03/03/13 33 693.000 0,5 7000 04/03/13 45 945.000 2 28000 05/03/13 58 1.218.000 1,3 18200 06/03/13 16,5 346.500 0,2 2800 07/03/13 44 924.000 0 08/03/13 8 168.000 0 0,5 09/03/13 14 294.000 0 0,5 10/03/13 3 63.000 0 1 11/03/13 10 210.000 0 12/03/13 2 42.000 0 1 13/03/13 5 105.000 0 14/03/13 0 0 1 15/03/13 0 7 98000 16/03/13 0 6 84000 17/03/13 0 0 1,5 18/03/13 4 84.000 0

238,5 5.008.500 17 238000 5,5 Total Nilai ekonomis 5.246.500

Sumber: olah data

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 71: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

56

Universitas Indonesia

5.2 Analisis Manajemen Stratejik

5.2.1 Tujuan Usaha

Sesuai dengan yang dijabarkan di bab 3, tujuan usaha UJG adalah untuk

memperoleh keuntungan dan membantu petani jamur merang lainnya. Dari tujuan

ini dapat dilihat bahwa rencana strategis UJG tidak melibatkan ekspansi

perusahaan lebih dari operasi dan produksi yang dilakukannya sekarang. Dengan

mengevaluasi hasil dan keadaan UJG yang saat ini telah berhasil mendapatkan

keuntungan dari produksi jamurnya, Penulis mengambil kesimpulan bahwa UJG

telah mencapai tujuan yang ditetapkannya.

5.2.2 Analisis SWOT

Berikut adalah elemen-elemen SWOT UJG yang penulis identifikasi:

5.2.2.1 Strength:

Pengalaman dan pengetahuan lapangan selama bertahun-tahun dalam

produksi jamur. Dengan pengalaman, pengusaha dapat segera mengetahui

jika ada kesalahan dalam produksi dan apa penyebab masalahnya. Telah

mengetahui apa saja yang penting dan tak boleh terlewatkan serta faktor

apa yang dapat ditekan atau ditunda.

Produk yang cukup unggul. Produk jamur segar UJG memiliki kualitas

lebih kering dan lebih tahan lama. Agen dan pasar induk mengetahui hal

ini dan dengan demikian lebih menyukai hasil produksi UJG

dibandingkan pihak kompetitor, sehingga daya tawar UJG tinggi dan

kemungkinan ditolak saat terjadi banjir panen lebih kecil.

Telah terbentuknya hubungan dengan suplier maupun penyalur produk.

UJG mengetahui kapasitas produksi yang pasti ditampung, toleransi

maksimal kapasitas produksi, dan harga yang pantas.

Produksi dilakukan dengan efektif. Banyak petani jamur lain tidak mampu

memproduksi volume jamur yang memadai untuk mendapatkan

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 72: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

57

Universitas Indonesia

keuntungan, namun UJG dalam produksinya mampu menghasilkan

jumlah jamur yang cukup.

5.2.2.2 Weakness:

Tidak adanya SOP. Variabilitas setiap kumbung pada setiap siklus tanam

jauh lebih tinggi, yang berarti risiko produksi lebih tinggi. Tidak adanya

SOP berarti kesalahan kecil tak dapat dihindarkan jika kurang supervisi.

Kesalahan tersebut dapat mempengaruhi kebersihan kumbung, jumlah

produksi dan keamanan kerja.

Tidak ada pencatatan proses produksi maupun penelitian lebih lanjut,

produksi berbasis tebak-tebakan sehingga variabel-variabel penentu

kualitas maupun kuantitas masih belum terkontrol. Hal ini tidak

memungkinkan UJG melakukan peningkatan proses produksinya lebih

jauh.

Tidak ada pengaturan waktu tanam; karena hasil produksi selalu

ditampung, tidak ada disiplin maupun tekanan untuk memproduksi

dengan tempo yang teratur dan kuantitas yang ditargetkan. Pengusaha

sering lalai untuk mengatur dimulainya waktu tanam berikutnya.

Manajemen masih berbasis pengalaman dan pengetahuan perorangan,

tidak dapat diregenerasi (SDM) ataupun diteruskan dengan mudah

Produk hanya dijual dalam satu bentuk, belum ada channel untuk

menampung oversupply produk (canning, blanching, produk olahan)

Post-harvest treatment; kemasan/ penyimpanan seadanya. Umur simpan

produk tidak maksimal. Tidak ada standar kualitas yang ditawarkan UJG.

5.2.2.3 Opportunity

Segmen pasar yang belum tereksplorasi.

Tren pola makan masyarakat saat ini, yaitu terbuka pada inovasi-inovasi

dan tema kuliner baru, memungkinkan terbukanya segmen pasar baru

(makanan organik, jamur krispi) dan peningkatan permintaan akan produk

segar di segmen pasar yang ada saat ini.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 73: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

58

Universitas Indonesia

Kerjasama dengan food industry lain; baik pengolah makanan saji maupun

produsen makanan olahan.

Perubahan persepsi perlahan menggeser daging dan produk hewani

sebagai sumber utama protein ke produk nabati. Jamur merupakan sumber

protein alternatif yang sehat dan terjangkau.

Pasar belum jenuh. Meskipun telah terdapat banyak produsen jamur,

kapasitas dan stabilitas produksi yang rendah masih membuka ruang bagi

produsen untuk mempertahankan harga jamur merang segar di pasar.

5.2.2.4 Threat:

Munculnya kompetitor berupa pemain besar di daerah yang dekat dengan

lokasi UJG sehingga dapat merebut segmen pasar yang ditarget UJG.

Fluktuasi harga bahan. Sebelum minyak tanah berhenti disubsidi, produsen

jamur memakai bahan bakar minyak tanah. Berhentinya subsidi minyak

tanah membuat banyak produsen jamur bangkrut. Untuk ke depannya hal

ini mungkin terjadi lagi, baik kelangkaan bahan bakar kayu maupun

kelangkaan bahan produksi lainnya.

Fluktuasi harga produk. Dilihat dari fenomena komoditas pangan lainnya,

fluktuasi harga jamur merang sebagai salah satu produk pangan secara

drastis mungkin terjadi. Selain itu ‘banjir’ panen berkala kadang terjadi,

menyebabkan oversupply, harga turun, dan produk tidak ditampung pasar.

Teknologi maju dalam produksi jamur: lebih mudah dan murah namun

punya high knowledge and cost barrier. Jika ditemukan teknologi yang

dapat merevolusi cara produksi jamur merang (seperti teknologi baglog

merevolusi produksi jamur tiram), kemungkinan besar teknologi itu

memerlukan pengetahuan yang lebih dalam dan mesin produksi yang

lebih canggih. UJG yang tidak memiliki kemampuan dalam dua hal

tersebut bisa kalah bersaing dengan produsen yang mampu memenuhi

tuntutan teknologi tersebut.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 74: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

59

Universitas Indonesia

5.2.3 Formulasi strategi

(Robbins & Coulter, 2012) Strategi yang diformulasikan perusahaan harus (1)

mengeksploitasi kekuatan dan peluang organisasi (2) melindungi organisasi dari

ancaman luar (3) memperbaiki kelemahan yang kritis.

Melihat poin-poin ancaman dari pihak luar terhadap UJG, ada kemungkinan

untuk ke depannya UJG tidak dapat lagi mencapai tujuannya karena kehadiran

kompetitor baru maupun teknologi baru. Hal ini menuntut formulasi strategi yang

dapat melindungi usaha dari ancaman-ancaman tersebut, strategi yang saat ini

tidak dimiliki perusahaan.

Pada tabel 5.5 dapat dilihat rekomendasi strategi yang penulis buat sesuai

dengan SWOT yang telah diidentifikasi.

Tabel 5.5 SWOT Matrix

Strength Weakness

1. Pengalaman & pengetahuan lapangan bertahun-tahun.

2. Produk yang cukup unggul.

3. Hubungan dengan supplier dan distributor.

4. Produksi efektif.

1. Tidak ada SOP

2. Tidak ada pencatatan dan penelitian

3. Tidak ada disiplin waktu

4. Tidak ada sistem regenerasi SDM

5. Hanya satu jenis produk

6. Post-harvest treatment

Opportunities SO Strategies WO Strategies 1. Segmen pasar yang belum

tereksplorasi

2. terbukanya segmen pasar baru

3. Kerjasama dengan food industry lain

4. Persepsi masyarakat saat ini mendorong permintaan naik

5. Pasar belum jenuh

1. Memasarkan produk ke segmen baru

2. Meningkatkan produksi

1. Membuat skema jadwal produksi agar produksi meningkat

2. Mempelajari kemungkinan produksi produk non-segar

Threat ST Strategies WT Strategies

1. Munculnya kompetitor

2. Fluktuasi harga bahan

3. Fluktuasi harga produk

4. Teknologi maju

1. Memposisikan perusahaan sebagai bisnis yang sudah terpercaya dibandingkan kompetitor yang belum teruji

2. Mengatisipasi fluktuasi harga bahan dengan perjanjian dengan supplier

1. Membuat catatan dan meningkatkan pengertian atas proses produksi dan variabel pentingnya sehingga mampu mengikuti teknologi baru.

2. Mengantisipasi fluktuasi harga dengan mengembangkan lini produksi yang punya daya simpan lebih lama

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 75: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

60

Universitas Indonesia

5.3 Analisis Manajemen Operasi

5.3.1 Keadaan

Operasi sehari-hari UJG melibatkan produksi jamur sesuai tahapan siklusnya,

yang dilakukan di bawah supervisi Guntur.

Persiapan media: pekerja datang, diberi instruksi oleh guntur untuk

memindahkan media dari lokasi penyimpanan ke lokasi pengomposan. Guntur

memberi instruksi perendaman dan pencampuran media dan kuantitas media yang

dipakai.

Pengomposan dan pembalikan kompos: dilakukan pekerja sesuai instruksi

Guntur. Media kapas dan jerami ditaburi kapur dan dedak per ketebalan 30 cm

dengan jumlah taburan sesuai instruksi. Pengawasan setelah instruksi diberikan

tidak terlalu ketat.

Peletakan media: pekerja memindahkan media yang sudah siap ke rak.

Ketebalan jerami diawasi oleh Guntur, juga pembagian kapas dan bentuk

tumpukan (agar merata dan sesuai).

Pasteurisasi: dapat dilakukan pekerja atau Guntur sendiri. Proses diawasi dari

jam tercapainya suhu yang diinginkan, dan secara berkala untuk memastikan

tingkat air dalam drum masih cukup dan suhu tidak jatuh.

Peletakan bibit: untuk proses ini beberapa tenaga kerja khusus didatangkan,

yaitu tenaga kerja yang menurut Guntur lebih ahli dalam menebar bibit. Membuka

baglog dan memecahkan bentuk baglog dari solid menjadi remah dapat dilakukan

siapa saja, tanpa prosedur sanitasi terlebih dahulu. Lokasi pemecahan baglog,

wadah bibit dan alat yang dipakai tidak disanitasi. Dari poin ini hingga proses

selanjutnya tidak pernah ada tahap sanitasi sebelum memasuki kumbung.

Kontrol iklim: Guntur sendiri yang memantau ke dalam kumbung untuk

mengetahui kelembaban (menggunakan perkiraan) dan suhu (menggunakan

perkiraan dan kadang termometer). Jika diperlukan jendela akan dibuka atau

ditutup.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 76: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

61

Universitas Indonesia

Pengkabutan: dilakukan oleh pekerja yang sudah punya pengalaman di bawah

pengawasan Guntur.

Panen: dapat dilakukan oleh siapa saja setelah diajarkan caranya untuk

pertama kali. Hampir tidak ada pengawasan selain pada akhir panen untuk proses

sortir dan menghitung bobot panen.

5.3.2 Kelebihan

1. Operasi sudah efektif

UJG mencapai tujuan operasional perusahaan: mentransformasi material

dan SDM menjadi produk jamur dengan pendapatan lebih tinggi dari

pengeluaran.

2. Sudah memiliki rantai pasokan yang solid.

UJG telah memiliki kontak dengan pihak-pihak pemasok bahan produksi

dan dapat membeli bahan dengan kekuatan tawar yang cukup tinggi.

Ketersediaan Jerami tergantung pada musim tanam. Dengan adanya

hubungan dengan petani, UJG mengetahui estimasi waktu dan jumlah

ketersediaan jerami.

3. Kualitas tinggi

Persentase produk kualitas super tinggi. Dibandingkan kompetitor,

kualitas produksi UJG juga lebih baik (karakteristik jamur lebih kering

dan tahan lama) sehingga pasar memiliki preferensi atas jamur UJG

dibandingkan produsen lain.

5.3.3 Permasalahan

1. Efisiensi belum maksimal

Efisiensi didefinisikan sebagai memaksimalkan produktivitas dengan

usaha minimum. Produksi UJG masih belum efisien dilihat dari bobot

produksi per kumbung yang belum maksimal, benchmark terhadap hasil

produksi petani jamur besar lainnya yang mampu memproduksi hingga

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 77: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

62

Universitas Indonesia

satu ton per kumbung ukuran yang sama dengan bahan produksi tidak

jauh berbeda. UJG juga belum memaksimalkan jumlah produksi hingga

kapasitas maksimum. Kumbung sebagai aset UJG tidak dioperasikan

sepenuhnya, hanya 2 kumbung, meskipun bahan produksi dan tenaga

kerja tersedia.

2. Tidak ada SOP

Prosedur produksi dari awal sampai akhir bergantung pada ingatan dan

instruksi Guntur. Bahkan pekerja yang paling berpengalaman dapat

melakukan kesalahan, dan Guntur dapat lupa hal-hal yang perlu dilakukan

dalam produksi. Kebersihan pekerja saat memasuki kumbung tidak

dijaga. Penanganan produk yang benar, cara panen, dan setiap langkah

produksi tidak memiliki standar untuk mengarahkan.

3. Manajemen sumber daya fisik

UJG memiliki akses terhadap jerami, namun tidak ada pengaturan ruang

simpan, perencanaan pemesanan, maupun perencanaan penggunaan.

Prioritas utilisasi bahan juga tidak jelas. Permintaan dari petani mitra atas

stok jerami dapat mengubah siklus produksi yang sudah direncanakan.

4. Manajemen waktu produksi tidak memiliki kedisiplinan

Critical steps dalam produksi, yaitu langkah-langkah produksi yang

memakan waktu paling lama dan oleh karena itu harus diperhitungkan

secara teliti, tidak diperhatikan. Penundaan langkah kritis ini dapat

menjadi penghambat produksi. Namun UJG secara keseluruhan tampak

tidak memiliki target produksi per siklus, berdasarkan tidak

dimanfaatkannya kapasitas produksi perusahaan secara optimal. Hal ini

menyebabkan tidak ada pengaturan ketat untuk durasi dan interval

produksi.

5. Tidak ada RnD untuk optimalisasi teknologi maupun peningkatan sistem

produksi ke depannya.

Tidak ada pencatatan maupun penelitian lebih lanjut, pengawasan kualitas

dan kuantitas hanya direkam di pengalaman pemilik usaha. Sulit

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 78: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

63

Universitas Indonesia

dianalisis variabel-variabel penentu kualitas dan kuantitas produksi karena

tidak ada parameter tertulis untuk membandingkan kinerja. Dari waktu ke

waktu, sistem produksi yang dirasa pemilik paling baik berdasarkan

pengalaman belum tentu merupakan sistem produksi yang paling efisien

maupun berhasil karena tidak dapat membandingkan parameter

pengukurannya.

5.3.4 Rekomendasi

1. Efisiensi belum maksimal

Belajar dari produsen yang mampu memproduksi lebih baik. Melakukan

peneitian untuk melihat kesalahan produksi.

2. Tidak ada SOP

Membuat SOP. Rekomendasi contoh SOP dapat dilihat di Lampiran 2.

3. Manajemen sumber daya fisik

Membuat perencanaan produksi yang jelas dengan mempertimbangkan

dana, tenaga kerja dan kemampuan pengusaha. Mengalokasikan sumber

daya fisik untuk masing-masing rencana produksi. Membuat keputusan

mengenai prioritas dan trade-off: memenuhi permintaan mitra petani atau

mengikuti rencana produksi?

4. Manajemen waktu produksi tidak memiliki kedisiplinan

Menentukan critical steps dalam produksi. Menggunakan rencana

produksi yang telah dibuat, menyusun skema jadwal kegiatan produksi

yang harus dilakukan.

5. Tidak ada RnD untuk optimalisasi teknologi maupun sistem produksi ke

depannya.

Melakukan pencatatan kondisi produksi, cara produksi, dan variabel yang

berbeda di masing-masing siklus produksi. Mencatat hasil masing-masing

siklus produksi. Membandingkan kesuksesan produksi, mereplikasi

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 79: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

64

Universitas Indonesia

variabel-variabel pada siklus produksi yang dianggap berhasil, memilih

siklus produksi yang paling konsisten menghasilkan produksi lebih baik.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 80: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

65

Universitas Indonesia

Foto 5.3 Kegiatan produksi

Sumber: dokumentasi penulis

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 81: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

66

Universitas Indonesia

Keterangan: (a) Pengkondisian media tanam (b) meletakkan media di kumbung (c) pasteurisasi (d)

menyiapkan bibit (e) menebar bibit (f) panen.

5.4 Analisis Manajemen SDM

5.4.1 Keadaan

Sumber daya manusia UJG terdiri atas pemilik, yaitu Guntur, anak ke-3 yang

memiliki minat berpartisipasi, dan tenaga kerja yang dipakai. Tenaga kerja dapat

dibedakan antara tenaga kerja membangun kumbung dan tenaga kerja produksi,

meskipun tak jarang ada pekerja yang bisa melakukan keduanya.

Pekerja kumbung umumnya berasal dari kampung sekitar lokasi. Pekerja inti,

yaitu pekerja yang sering dipakai dan sudah dipercaya pengalamannya umumnya

sudah pernah mencoba atau masih memproduksi jamur sendiri. Pekerja lain bisa

sekedar mencari tambahan pendapatan. Jika dibutuhkan, Guntur menghubungi

warga sekitar dan memberitahukan kebutuhan tenaga kerja. Pekerja yang berminat

dan disetujui Guntur akan melakukan kerja dengan sistem pembayaran sesuai

perjanjian, baik secara harian, per tahap, atau borongan dari awal persiapan media

sampai akhir panen. Yang paling sering dipakai adalah sistem harian.

Pekerja yang baru pertama kali langsung mulai dan belajar sambil jalan.

5.4.2 Kelebihan:

1. UJG mampu memanfaatkan SDM sekitar

2. Biaya SDM rendah sehingga dapat menyangga keuntungan usaha

5.4.3 Permasalahan

1. Ketidakstabilan persediaan SDM

Sistem kerja yang tidak memiliki kontrak dan dibayar harian bergantung

pada melimpahnya ketersediaan SDM di lingkungan usaha. Pada saat-saat

tertentu, contohnya pada musim panen padi, terjadi kelangkaan SDM

sehingga dapat menunda bahkan menghambat produksi.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 82: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

67

Universitas Indonesia

2. Asuransi dan keamanan kerja

Risiko kecelakaan kerja dalam proses produksi jamur antara lain:

Luka bakar

Pasteurisasi mengekspos pekerja pada api terbuka. Prasarana yang

seadanya membuat risiko luka bakar karena ketidakstabilan api

maupun kesalahan manusia cukup tinggi.

Jatuh

Proses panen jamur melibatkan memanjat rak bambu yang tingginya

mencapai 4 meter, setara dengan tingkat 2 bangunan. Bambu yang

dipanjat kadang licin karena kelembaban udara. Cahaya dalam

kumbung cenderung redup, terutama jika panen dilakukan subuh untuk

mengejar penjualan pagi. Saat memanjat pekerja bisa membawa

keranjang panen yang bobotnya dapat mencapai 5 kg. Salah langkah

dan kelelahan, semua ini menambah risiko pekerja jatuh pada saat

panen.

Luka yang berhubungan dengan konstruksi bangunan

Pembangunan kumbung, seperti kegiatan konstruksi lainnya,

mengekspos pekerja pada risiko kecelakaan. Luka tertusuk paku,

tertimpa barang berat, terjatuh adalah beberapa contoh luka yang dapat

terjadi.

Karena pembangunan kumbung cukup sering dilakukan (usia

operasional kumbung rata-rata 3 tahun), proses ini merupakan bagian

yang harus dipertimbangkan dalam produksi dan risiko kecelakaan

kerja.

Kepanasan (heat stroke) dan dehidrasi

Kondisi di dalam kumbung pada waktu panen menyerupai sauna, di

mana suhu berkisar 29°C - 35°C sehingga tubuh banyak mengeluarkan

keringat. Pada hari-hari di mana produksi jamur mencapai puluhan kilo

per kumbung, pekerja bisa menghabiskan berjam-jam hingga seharian

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 83: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

68

Universitas Indonesia

di dalam kumbung. Tanpa kontrol interval istirahat yang ketat, pekerja

berisiko mengalami dehidrasi dan kepanasan. Kondisi ini, ditambah

dengan aktivitas memanjat, meningkatkan risiko jatuh.

Dengan banyaknya sumber risiko dan tingginya kemungkinan risiko

kecelakaan kerja, UJG tidak memiliki asuransi baik untuk pekerja (karena

sistem perjanjian kerja) maupun untuk melindungi UJG dari tanggungan

kecelakaan kerja.

3. Tidak memiliki pengukuran kinerja maupun sistem pemberian reward

Pemilik UJG melakukan perekrutan dan menilai sendiri pekerja mana

yang baik dan tidak. Tidak adanya catatan membuat UJG mungkin

memperkerjakan kembali pekerja yang sebelumnya sudah dianggap tidak

baik. Tidak adanya catatan juga membuat mustahil bagi UJG untuk

mengkompensasi pekerja yang berkinerja lebih baik sehingga tidak ada

motivasi ekstra bagi pekerja untuk melakukan pekerjaan dengan lebih

baik.

4. Tidak ada sistem transfer pengetahuan bagi tenaga kerja.

UJG tidak melakukan pelatihan bagi pekerjanya. Semua pekerja baik

yang baru maupun yang lama tidak pernah diberikan standar cara kerja,

melainkan belajar sambil jalan dan mengikuti perintah supervisor. Hal ini

membuat pekerja yang paling pengalaman sekalipun dapat melakukan

pekerjaan dengan salah jika tidak disupervisi karena kesalahpahaman

ataupun lupa.

5. Tidak memiliki sistem pendelegasian.

Saat ini tangan kanan pemilik adalah anak ke-3 yang masih berusia 18

tahun. Namun anak pemilik belum memiliki pengetahuan dan pengalaman

seluas pemilik. Jika pemilik sakit atau berhalangan proses produksi yang

sedang berjalan bisa berhenti begitu saja atau dilakukan dengan salah.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 84: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

69

Universitas Indonesia

5.4.4 Rekomendasi

1. Ketidakstabilan persediaan SDM

Memprediksi kebutuhan tenaga kerja sesuai rencana produksi dan

menghubungi tenaga kerja jauh hari sebelum hari H. Atau memberi

kompensasi yang lebih tinggi agar pekerja memilih bekerja bagi UJG

daripada alternatifnya.

2. Asuransi dan keamanan kerja

Mengasuransikan usaha dan membuat SOP keselamatan kerja.

3. Tidak memiliki pengukuran kinerja maupun sistem pemberian reward

Membuat kartu catatan pekerja berisikan informasi kontak dan

pengalaman, yang juga berisikan penilaian kinerja sebelumnya.

Memberlakukan sistem reward bagi yang kinerjanya baik.

4. Tidak ada sistem transfer pengetahuan bagi tenaga kerja.

Membuat manual sederhana atau SOP yang bersifat membimbing pekerja

langkah demi langkah.

5. Tidak memiliki sistem pendelegasian.

Menentukan hierarki dalam usaha dan melakukan briefing (cukup sekali

saja) apa saja yang harus dilakukan seandainya pemilik berhalangan.

5.5 Analisis Manajemen Keuangan

5.5.1 Keadaan

Manajemen keuangan yang dilakukan UJG bersifat administratif: melakukan

pembayaran material, tenaga kerja dan pengeluaran kecil serta menerima

pendapatan.

5.5.2 Kelebihan

1. Kesederhanaan sistem pembayaran yang bersifat tunai mengeliminasi

komplikasi yang dapat terjadi dan tidak dapat diatasi oleh UJG.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 85: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

70

Universitas Indonesia

5.5.3 Permasalahan

1. Tidak ada pembukuan maupun pencatatan transaksi keuangan yang

konsisten dan dapat diandalkan.

2. Utilisasi aset rendah

Utilisasi aset UJG masih dapat ditingkatkan, antara lain kumbung yang

menganggur dapat disewakan ke pihak lain sebagai sumber pendapatan

tambahan, blower dan drum dapat disewakan saat tidak dipakai ( dengan

siklus produksi 45 hari, utilisasi drum dan blower hanya sebanyak jumlah

kumbung yang berproduksi x 1 hari dalam 45 hari tersebut, sementara

hari-hari lainnya aset menganggur.).

3. Pengaturan retained earnings yang buruk

Masalah ini umum terjadi pada petani dan pengusaha kecil yang tidak

memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan perusahaan; tidak ada

perencanaan alokasi pendapatan yang diperoleh, tidak ditetapkan hierarki

prioritas yang jelas. Pengusaha sering merasa masih memiliki banyak

uang sehingga tidak menyadari bahwa untuk produksi selanjutnya sudah

tidak tersedia dana yang cukup untuk ekspansi bahkan untuk produksi.

Penulis mengamati bahwa keterbatasan dana merupakan salah satu

hambatan UJG untuk memproduksi pada kapasitas maksimal.

5.5.4 Rekomendasi

Beberapa contoh rekomendasi untuk manajemen keuangan dapat dilihat di

lampiran 4.

1. Tidak ada pembukuan maupun pencatatan transaksi keuangan yang

konsisten dan dapat diandalkan.

Membuat pembukuan sederhana berisi catatan uang masuk dan keluar

setiap harinya.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 86: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

71

Universitas Indonesia

2. Utilisasi aset rendah

Mengekplorasi keuntungan dan kerugian jika aset disewakan.

3. Pengaturan retained earnings yang buruk

Membuat rencana produksi, memproyeksikan ekspansi dan menghitung

akuisisi aset baru yang diperlukan, mengalokasikan dana pada kebutuhan

usaha term berikutnya lalu mengambil persentase yang diinginkan untuk

keuangan pribadi.

5.5.5 Analisis Kelayakan Finansial

5.5.5.1 Asumsi:

1. Periode analisis 3 tahun. Dari hasil wawancara dan beberapa literatur

terdapat beberapa opini yang berbeda mengenai usia kumbung, yaitu

antara 3 – 6 tahun. Penulis mengambil asumsi tiga tahun periode analisis

karena merupakan periode minimum masa produktif kumbung.

2. Pembangunan kumbung di lahan milik pengusaha yang masih berupa

tanah belum disemen, tidak ada biaya tambahan atau biaya lainnya untuk

perolehan tanah.

3. Modal awal berasal dari pengusaha. Nilai mark-up investasi awal sebesar

20% untuk mengantisipasi variasi.

4. Penyusutan kumbung dan alat produksi secara garis lurus dengan masa

pakai 3 tahun, semuanya dialokasikan ke overhead. Tidak ada nilai sisa

FA di akhir periode.

5. Periode pembangunan kumbung tidak lebih dari 1 bulan.

6. Investasi awal tidak termasuk tanah dan sarana transportasi.

7. Inflasi 10% per tahun. Meskipun tingkat inflasi secara statistik jauh di

bawah 10%, pada kenyataannya harga barang-barang konsumsi

meningkat jauh lebih cepat dari tingkat tersebut. Baik bahan produksi

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 87: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

72

Universitas Indonesia

maupun produk jamur mempunyai laju peningkatan dan fluktuasi harga

yang tinggi sehingga dalam asumsi ini dipakai angka 10%.

8. Perubahan biaya dan harga produk hanya dipengaruhi oleh inflasi.

9. Pajak penghasilan sebesar 5% (pendapatan di bawah 50 juta).

10. Satu tahun terdiri atas delapan siklus produksi.

11. Tidak memiliki piutang (sistem cash & carry), maupun utang (modal

sendiri, pembayaran belanja secara tunai).

12. Persediaan akhir bahan baku sejumlah satu siklus produksi pada akhir

tahun.

13. Tidak ada persediaan akhir WIP dan barang jadi di setiap akhir tahun

(highly perishabile product)

14. Cost of Capital sebesar 25%, dengan inflasi 10% dan spread 15% sebagai

nilai wajar ekspektasi return investor atas investasi di bidang agribisnis.

15. Tenaga kerja yang dipakai seluruhnya masuk upah produksi. Tidak ada

produksi, tidak ada pengeluaran upah. Upah tidak langsung maupun

operasional tidak ada.

5.5.5.2 Analisis

Tabel perhitungan secara terperinci dapat dilihat di lampiran. Berikut

merupakan rangkuman analisis:

Dapat dilihat dari laporan laba rugi di tabel 5.6 bahwa usaha jamur merang

yang ditawarkan, berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan dan ceteris paribus,

menghasilkan keuntungan pada tahun pertama, kedua dan ketiga. Biaya yang

dikeluarkan perusahaan terdiri atas HPP, biaya operasi dan pajak. Dari laporan

keuangan ini diperoleh kesimpulan bahwa tujuan bisnis utama secara finansial,

yaitu memperoleh keuntungan, telah tercapai.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 88: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

73

Universitas Indonesia

Tabel 5.6 Laporan laba rugi

Uraian th. 1 th. 2 th.3 Penjualan 40.320.000 46.569.600 53.787.888 HPP 23.642.600 25.406.600 27.347.000 Gross profit 16.677.400 21.163.000 26.440.888 Biaya Operasi 2.400.000 2.640.000 2.904.000 EBIT 14.277.400 18.523.000 23.536.888 Biaya bunga 0 0 0 Biaya lain-lain 0 0 0 EBT 14.277.400 18.523.000 23.536.888 pajak 5% 713.870 926.150 1.176.844 Net Income 13.563.530 17.596.850 22.360.044

Sumber: olah data

Tabel 5.7 Arus kas, NPV, IRR, BC Ratio, PI dan Payback Period

Uraian Awal Th. 1 Th. 2 Th. 3

CASH INFLOW

EBIT (1-T) 13.563.530 17.596.850 22.360.044

+ Depresiasi 6.002.600 6.002.600 6.002.600

Nilai Sisa

Fixed Asset 0

Modal Kerja 1.821.050

Total Cash Inflow 19.566.130 23.599.450 30.183.694

- Fixed Assets 18.007.800

- Incremental Working Capital 1.505.000 150.500 165.550

Total Cash Outflow 18.007.800 1.505.000 150.500 165.550

Net Cash Flow -18.007.800 18.061.130 23.448.950 30.018.144

PVIF 1,0000 0,8000 0,6400 0,5120

PV -18.007.800 14.448.904 15.007.328 15.369.290

NPV 26.817.722

IRR 63,286%

BC Ratio 3,97207

PI 3,97207

Cumulative CF -18.007.800 53.330 23.502.280 53.520.424

Payback Period 363 hari

Sumber: olah data

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 89: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

74

Universitas Indonesia

Pada tabel 5.7 dijabarkan analisis penilaian keuangan dengan penjelasan

sebagai berikut:

1. Dengan biaya modal sebesar 25%, nilai bersih masa kini proyek ini adalah

sebesar Rp 26.817.722,-. Nilai NPV yang positif ini menunjukkan proyek

layak dijalankan.

2. IRR sebesar 63, 29% menunjukkan besarnya tingkat return proyek, di

mana dengan discount rate 63,29% nilai masa kini seluruh arus kas proyek

di masa depan sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih tinggi dari biaya

modal menunjukkan bahwa proyek ini pantas dijalankan.

3. BC ratio sebesar 3,97 menunjukkan bahwa keuntungan yang didapat dari

proyek lebih besar dari biaya sebanyak 3,97 kali, dengan demikian proyek

ini layak untuk dijalankan.

4. Payback period kurang dari satu tahun, tepatnya 363 hari. Ini berarti

dengan proyeksi yang dibuat investor dapat mengharapkan investasi

awalnya kembali dalam waktu satu tahun.

5.6 Analisis Manajemen Pemasaran

5.6.1 Keadaan

Segmen pasar yang dijangkau UJG saat ini adalah pasar tradisional di wilayah

sekitar Cikarang – Cibitung – Bekasi dan segmen pasar jamur segar. Segmen

pasar yang potensial bagi UJG adalah pasar-pasar lain di wilayah Cikarang –

Cibitung – Bekasi yang belum dijangkau UJG. Dengan kemampuan produksi UJG

saat ini segmen pasar berbasis produk jenis lain belum siap dimasuki oleh UJG.

Positioning yang dilakukan oleh UJG diperoleh lewat keberadaan dan

kestabilan usaha yang sudah lama dan dikenal agen, kualitas produk yang relatif

lebih baik, dan volume produksi yang cukup besar. Harga yang diterima UJG

sesuai dengan harga pasar saat itu.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 90: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

75

Universitas Indonesia

5.6.2 Kelebihan

1. Telah memiliki jalur distribusi produk yang solid, dengan bargaining

power cukup tinggi

2. Kualitas produk lebih tinggi dibanding kompetitor

5.6.3 Permasalahan

1. Produk yang ditawarkan hanya satu jenis

Konsumen juga menyukai jamur yang diolah maupun diawetkan.

2. Daya tahan produk

Produk perusahaan memiliki umur simpan sangat pendek. Estimasi

Guntur untuk umur simpan produknya adalah 25 jam sejak panen. Sedikit

masalah pada proses distribusi dan penjualan dapat menyebabkan

rusaknya satu angkatan kiriman dan kerugian yang cukup signifikan bagi

UJG. Konsumen juga harus mengeluarkan usaha ekstra dan manajemen

waktu yang baik untuk memperoleh jamur segar yang belum kehilangan

kualitas dan citarasanya. Dibandingkan jamur tiram yang saat ini telah

mampu produsen perpanjang umur simpannya sampai 4 hari, ketahanan

produk ini dapat pada akhirnya membuat konsumen beralih ke produk

substitusi yang lebih tahan lama.

3. Targeting terpaku pada pasar saat ini

Karena UJG telah memiliki jalur distribusi yang solid tidak

mengekplorasi kemungkinan pasar yang lebih dekat dengan harga yang

lebih tinggi. Hal ini selain mengurangi ongkos transportasi, waktu

pengiriman, juga membuka kemungkinan diterimanya produk tipe tiga,

yaitu jamur yang sudah mekar.

5.6.4 Rekomendasi

1. Produk yang ditawarkan hanya satu jenis

Pertimbangkan kemungkinan diversifikasi produksi.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 91: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

76

Universitas Indonesia

2. Daya tahan produk

Pelajari proses perlakuan pasca panen yang lebih baik sehingga dapat

memperpanjang umur simpan jamur.

3. Targeting terpaku pada pasar saat ini

Mencari info mengenai pasar sekitar dan mempertimbangkan

kemungkinan masuk pasar baru.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 92: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

77

BAB 6: PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari observasi yang dilakukan penulis dan analisis yang dilaporkan pada

penelitian ini dapat dilihat bahwa Usaha Jamur Guntur merupakan bisnis kecil

yang meskipun memiliki banyak keterbatasan telah mampu sukses memproduksi

jamur dan bertahan selama bertahun-tahun. Dari tiap aspek manajerial yang

dianalisis diidentifikasi kelebihan-kelebihan manajemen UJG. Dari poin-poin

kelebihan ini dapat dipelajari poin-poin manajemen seperti apa yang kritis

diperlukan agar pengusaha jamur merang dapat sukses.

Selain kelebihan, juga ditemukan permasalahan pada manajemen. Meskipun

UJG telah berjalan bertahun-tahun manajemennya belum sempurna. Tiap-tiap

poin permasalahan dapat menjadi sumber masalah yang sewaktu-waktu dapat

mengancam kelangsungan usaha UJG.

Analisis finansial yang dilakukan menunjukkan bahwa usaha jamur, jika

dapat meraih standar produksi seperti yang ditunjukkan UJG, adalah usaha yang

menguntungkan dan berpotensi cukup tinggi.

6.2 Saran

Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain:

Periode observasi yang singkat, yaitu hanya 33 hari. Meskipun cukup

untuk mengamati siklus produksi dari awal hingga akhir, diperlukan

periode pengamatan yang lebih panjang untuk dapat memahami

manajemen suatu usaha seutuhnya

Hanya mengamati satu objek, sementara parameter pembanding berasal

dari data sekunder dan literatur. Dari pengalaman observasi penulis, sangat

berbeda kualitas data dan informasi yang didapatkan secara langsung

dibandingkan data dari sumber lain.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 93: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

78

Universitas Indonesia

Kedalaman observasi terbatas pada internal UJG saja, padahal relasi dan

interaksi UJG dengan pengusaha lain, seperti kerjasama bisnis yang dapat

saling menguntungkan, atau ikatan masyarakat jamur, juga dapat

berpengaruh signifikan pada seluruh usaha,

Keterbatasan data-data mengenai bisnis jamur di Indonesia. Penulis tidak

memiliki akses pada hasil penelitian yang mengumpulkan data-data

mengenai bisnis jamur di Indonesia. Tidak bisa melakukan perbandingan

kesuksesan UJG dengan peer-nya.

Berdasarkan keterbatasan di atas, penulis menyarankan untuk penelitian ke

depannya dilakukan dengan periode penelitian lebih lama, objek penelitian lebih

banyak, observasi lebih dalam, dan atau dengan akses data yang lebih baik.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 94: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

Daftar pustaka

Aditya, Rial dan Desi Saraswati. 10 Jurus Sukses Beragribisnis Jamur. Penerbit Swadaya,2011.

Hitt, M.A., Ireland, RD. & Hoskisson, RE. Strategic Management: Competitiveness and Globalization 9th ed. Mason: Cengage Learning, 2011.

Ahlawat, O.P. dan R.P. Tewari. Cultivation Technology of Paddy Straw Mushroom. National Research Centre for Mushroom (Indian Council of Agricultural Research), 2007.

Anita Tripathy, T.K. Sahoo and S.R. Behera. Yield Evaluation of Paddy Straw Mushrooms (Volvariella spp.) on Various Lignocellulosic Wastes. Botany Research Intemational, 2011.

Asegab, Muad. Bisnis Pembibitan Jamur Tiram, Jamur Merang & Jamur Kuping. Agromedia, 2011.

Baker, H. Kent, Powell, Garry. Understanding Financial Management: A Practical Guide. Blackwell Publishing, 2005.

Carlos, Agripino Julian dan Dulce Salmones. Cultivos de Vorvariella Volvacea en residuos de la cosecha de de platano y paja de cebada. Revista mexicana de micologia, 2006.

Chang, S. T. dan W. A. Hayes. The Biology and Cultivation of Edible Mushrooms. New York: Academic Press, 1978.

Chary, S.N.. Production and operations management. McGraw hill, 2009.

Ebert, R. J. & Griffin, R. W.. Business 6th ed. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall, 2006

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. Marketing Management 12th ed. Upper Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall, 2006.

Madhevan, B. Operations Management: Theory and Practice 2nd edition. Prentice Hall, 2009.

Malhotra, N.K. Marketing Research: An Applied Orientation, 4th ed., Prentice Hall, New York, 2004.

Marshall, E & Nair, N.G. Make Money by Growing Mushrooms. FAO, 2009.

Mathis, R.L. & Jackson, J.H. Human Resource Management, 13th ed. Mason: Cengage Learning, 2012.

Obst, W. J. & Graham, Rob. & Christie, Graham. Financial Management for Agribusiness. Collingwood: Landlinks Press, 2007.

Onuoha C.I., Oyibo, G dan Ebibila Judith. Cultivation of Straw Mushroom (Volvariella volvacea) Using Some Agro-Waste Material. Journal of American Science, 2009.

Price, Alan. Human Resource Management 4th ed. UK: Cengage Learning, 2011.

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 95: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

80

Universitas Indonesia

Pride, William M., Hughes, Robert James, Kapoor, Jack R. Business. Mason: Cengage Learning, 2010.

Redaksi trubus. Jamur Merang: 10 Hari Panen, Skala Rumah Tangga. Depok: PT Trubus Swadaya, 2012.

Robbins, S. P., & Coulter, M. Management 11th ed. Upper Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall, 2012.

Sinaga, Meity. Budi Daya Jamur Merang. Penerbit Swadaya, 2011.

Terry, G.R. Priciples of Management. R.D. Irwin, 1997.

Werther,William B., & Davis Keith Human Resources and Personnel Management 5th ed. McGraw-Hill, 1995.

Wesley John Obst, Rob Graham, Graham Christie. Financial Management for Agribusiness. CSIRO Publishing, 2007.

Williamson, David, Cooke, Peter, Jenkins, Wyn, Moreton,Keith Michael. Strategic Management and Business Analysis 1st ed. Butterworth-Heinemann, 2004.

Studi Tentang Industri dan Pemasaran Jamur Segar & Jamur Olahan di Indonesia, 2008. Rawamangun: PT Corinthian Infopharma Corpora, 2008.

http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1087

organikganesha.com/tag/sewa-kumbung/

http://www.trubus-online.co.id/arsip/4028-jamur-merang-pasar-menanti-pasokan.html

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 96: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

Lampiran 1 Perhitungan Analisis Kelayakan Finansial

 

INVESTASI AWAL

No Uraian Unit Biaya

Satuan Jumlah Nilai Nilai Mark up

Bangunan Produksi 1 Bambu batang 9.000 500 4.500.000 5.400.000 2 Paku kg 11.700 5 58.500 70.200 kg 11.700 10 117.000 140.400 kg 12.000 5 60.000 72.000 pcs 21.500 1 10.750 12.900 pcs 10.000 2 20.000 24.000 3 Tambang kg 32.000 11 364.800 437.760 4 Plastik PE kg 25.000 22 556.250 667.500 5 Kayu pcs 30.000 6 180.000 216.000 6 Batu Bata pcs 400 400 160.000 192.000 Pasir mobil 600.000 1 600.000 720.000 Semen sak 63.000 5 315.000 378.000 7 Asbes lbr 65.000 22 1.430.000 1.716.000 8 Bilik lbr 80.000 11 880.000 1.056.000 9 Tenaga kerja total 3.750.000 1 3.750.000 4.500.000 10 kassa plastik pcs 16.000 2 32.000 38.400 Total 13.034.300 15.641.160 Alat Produksi 11 Drum pcs 100.000 3 300.000 360.000 12 Palu pcs 16.000 2 32.000 38.400 13 timbangan 50 kg pcs 100.200 1 100.200 120.240 14 termometer pcs 20.000 1 20.000 24.000 15 blower pcs 300.000 1 300.000 360.000 16 pipa besi meter 50.000 5 250.000 300.000 17 cangkul pcs 100.000 1 100.000 120.000 18 keranjang lengkeng pcs 5.000 8 40.000 48.000 19 Sprayer pcs 300.000 1 300.000 360.000 20 terpal pcs 265.000 2 530.000 636.000 1.972.200 2.366.640 Jumlah 15.006.500 18.007.800   

PROYEKSI PRODUKSI DAN PENJUALAN Uraian 0 th. 1 th. 2 th.3 Volume produksi per siklus 240 Produksi per tahun (8 siklus) 1.920 1.920 2.016 2.117 Harga 21.000 23.100 25.410 Nilai Produksi 40.320.000 46.569.600 53.787.888

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 97: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

(lanjutan)

Universitas Indonesia

HARGA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKU

No Uraian Harga Satuan Jumlah

Satuan th. 1 th. 2 th.3 per sikus per tahun1 Jerami ikat 1.000 1.100 1.210 400 3.200 2 Kapas kg 700 770 847 350 2.800 3 Dedak kg 1.000 1.100 1.210 100 800 4 Sekam kg 500 550 605 200 1.600 5 Kapur kg 200 220 242 50 400 6 Kayu Bakar mobil 300.000 330.000 363.000 1 8 7 Bibit baglog 2.500 2.750 3.025 100 800 8 Biaya Transportasi 100.000 110.000 121.000 1 8 Biaya Produksi 9 Tenaga kerja (total) 400.000 440.000 484.000 1 8 Direct cost

NILAI PEMAKAIAN BAHAN BAKU

PERSEDIAAN, PEMBELIAN DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKU Uraian th. 1 th. 2 th.3 Persediaan Awal 0 1.505.000 1.655.500Pembelian 13.545.000 13.394.500 14.733.950Persediaan Akhir 1.505.000 1.655.500 1.821.050Pemakaian 12.040.000 13.244.000 14.568.400 BIAYA PENYUSUTAN DAN NILAI BUKU

Biaya penyusutan ec. Life 0 th. 1 th. 2 th.3 Bangunan 3 15.641.160 5.213.720 5.213.720 5.213.720Peralatan 3 2.366.640 788.880 788.880 788.880Total 18.007.800 6.002.600 6.002.600 6.002.600 Nilai buku Bangunan 15.641.160 10.427.440 5.213.720 0Peralatan 2.366.640 1.577.760 788.880 0Total 18.007.800 12.005.200 6.002.600 0

No Uraian per siklus th. 1 th. 2 th.3 1 Jerami 400.000 3.200.000 3.520.000 3.872.000 2 Kapas 245.000 1.960.000 2.156.000 2.371.600 3 Dedak 100.000 800.000 880.000 968.000 4 Sekam 100.000 800.000 880.000 968.000 5 Kapur 10.000 80.000 88.000 96.800 6 Kayu Bakar 300.000 2.400.000 2.640.000 2.904.000 7 Bibit 250.000 2.000.000 2.200.000 2.420.000 8 Biaya Transportasi 100.000 800.000 880.000 968.000 Biaya Produksi 1.505.000 12.040.000 13.244.000 14.568.400 9 Tenaga kerja (total) 400.000 3.200.000 3.520.000 3.872.000 Direct cost 1.905.000 15.240.000 16.764.000 18.440.400

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 98: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

(lanjutan)

Universitas Indonesia

FOH Uraian th. 1 th. 2 th.3 Upah tidak langsung 0 0 0 Biaya Listrik 100.000 110.000 121.000 Biaya Air 50.000 55.000 60.500 Biaya telekomunikasi 50.000 55.000 60.500 Total 200.000 220.000 242.000 Biaya per tahun 2.400.000 2.640.000 2.904.000 Biaya penyusutan 6.002.600 6.002.600 6.002.600 Total per tahun 8.402.600 8.642.600 8.906.600

BIAYA OPERASI th. 1 th. 2 th.3 Upah operasional 0 0 0Biaya telekomunikasi 100.000 110.000 121.000Biaya lain-lain 100.000 110.000 121.000Total 200.000 220.000 242.000Total per tahun 2.400.000 2.640.000 2.904.000 HPP th. 1 th. 2 th.3 Bahan baku Persediaan Awal 0 1.505.000 1.655.500Pembelian 13.545.000 13.394.500 14.733.950Persediaan Akhir 1.505.000 1.655.500 1.821.050Pemakaian 12.040.000 13.244.000 14.568.400Upah Langsung 3.200.000 3.520.000 3.872.000FOH 8.402.600 8.642.600 8.906.600 Biaya Manufaktur 23.642.600 25.406.600 27.347.000Persediaan awal WIP 0 0 0Persediaan akhir WIP 0 0 0 Biaya Produksi 23.642.600 25.406.600 27.347.000Persediaan awal BJ 0 0 0Persediaan akhir BJ 0 0 0 HPP 23.642.600 25.406.600 27.347.000Biaya Produksi per unit 12.314 12.602 12.919

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 99: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

(lanjutan)

Universitas Indonesia

MODAL KERJA th. 1 th. 2 th.3 Piutang Usaha 0 0 0 Persediaan -bahan baku 1.505.000 1.655.500 1.821.050 -WIP 0 0 0 -BJ 0 0 0 Total 1.505.000 1.655.500 1.821.050 Utang Usaha 0 0 0 Kebutuhan Modal Kerja 1.505.000 1.655.500 1.821.050 Incremental Modal Kerja 1.505.000 150.500 165.550

LAPORAN LABA RUGI Ket. th. 1 th. 2 th.3 Penjualan 40.320.000 46.569.600 53.787.888 HPP 23.642.600 25.406.600 27.347.000 Gross profit 16.677.400 21.163.000 26.440.888 Biaya Operasi 2.400.000 2.640.000 2.904.000 EBIT 14.277.400 18.523.000 23.536.888 Biaya bunga 0 0 0 Biaya lain-lain 0 0 0 EBT 14.277.400 18.523.000 23.536.888 pajak 5% 713.870 926.150 1.176.844 Net Income 13.563.530 17.596.850 22.360.044 PENILAIAN KEUANGAN th. 0 th. 1 th. 2 th.3 CASH INFLOW EBIT (1-T) 13.563.530 17.596.850 22.360.044 + Depresiasi 6.002.600 6.002.600 6.002.600 Nilai Sisa Fixed Asset 0 Modal Kerja 1.821.050 Total Cash Inflow 19.566.130 23.599.450 30.183.694 - Fixed Assets 18.007.800 - Incremental Working Capital

1.505.000 150.500 165.550

Total Cash Outflow 18.007.800 1.505.000 150.500 165.550 Net Cash Flow 18.007.800 18.061.130 23.448.950 30.018.144 PVIF 1,0000 0,8000 0,6400 0,5120 PV 18.007.800 14.448.904 15.007.328 15.369.290 NPV 26.817.722 IRR 63,286% BC Ratio 3,97207 PI 3,97207 Cummulative CF 18.007.800 53.330 23.502.280 53.520.424 Payback Period 363 hari

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 100: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

(lanjutan)

Universitas Indonesia

PROYEKSI CASHFLOW OPERASIONAL 0 th. 1 th. 2 th.3

Penerimaan Penjualan Tunai 40.320.000 46.569.600 53.787.888 Piutang Usaha 0 0 0 Penerimaan lain-lain 0 0 0 Jumlah 0 40.320.000 46.569.600 53.787.888

Pengeluaran Pembayaran Tunai 13.545.000 13.394.500 14.733.950 Utang Usaha 0 0 0 Upah langsung 3.200.000 3.520.000 3.872.000 Biaya FOH 2.400.000 2.640.000 2.904.000 Biaya Operasional 2.400.000 2.640.000 2.904.000 Biaya bunga 0 0 0 Cicilian 0 0 0 Pajak 0 713.870 926.150 Biaya Provisi 0 0 0 Investasi Fixed Asset 18.007.800 Jumlah 18.007.800 21.545.000 22.908.370 25.340.100

Selisih penerimaan dan pengeluaran

-18.007.800 18.775.000 23.661.230 28.447.788

Kas Awal 0 20.280.000 44.091.730 Kas Sebelum Financing -18.007.800 18.775.000 43.941.230 72.539.518

Financing Investasi Pinjaman 0 0 0 Modal Sendiri 18.007.800 0 0 0 Modal Kerja Pinjaman 0 0 0 Modal Sendiri 1.505.000 150.500 165.550 Total Financing 18.007.800 1.505.000 150.500 165.550 Kas Akhir 0 20.280.000 44.091.730 72.705.068

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 101: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

(lanjutan)

Universitas Indonesia

BALANCE SHEET 0 th. 1 th. 2 th.3 HARTA HARTA LANCAR Kas 0 20.280.000 44.091.730 72.705.068Piutang Usaha 0 0 0 0Persediaan Bahan Baku 1.505.000 1.655.500 1.821.050Lain-lain 0 0 0 0Jumlah Harta Lancar 0 21.785.000 45.747.230 74.526.118

HARTA TETAP Bangunan 15.641.160 15.641.160 15.641.160 15.641.160Peralatan 2.366.640 2.366.640 2.366.640 2.366.640Nilai perolehan 18.007.800 18.007.800 18.007.800 18.007.800Akumulasi Biaya Penyusutan -6.002.600 -12.005.200 -18.007.800Harta Tetap (Net) 18.007.800 12.005.200 6.002.600 0

TOTAL HARTA 18.007.800 33.790.200 51.749.830 74.526.118

UTANG DAN EKUITAS UTANG LANCAR Utang Usaha 0 0 0Utang Pajak 713.870 926.150 1.176.844Total Utang Lancar 713.870 926.150 1.176.844

EKUITAS Modal Sendiri 18.007.800 19.512.800 19.663.300 19.828.850Sisa Laba (Rugi) 0 13.563.530 31.160.380Laba (Rugi) Tahun Berjalan 0 13.563.530 17.596.850 22.360.044Total Ekuitas 18.007.800 33.076.330 50.823.680 73.349.274TOTAL UTANG DAN EKUITAS

18.007.800 33.790.200 51.749.830 74.526.118

Cek Balance 0 0 0 0 RASIO PROFITABILITAS

th. 1 th. 2 th.3 ROE 41,01% 34,62% 30,48% ROA 40,14% 34,00% 30,00% Gross profit margin 41,36% 45,44% 49,16% Net Profit margin 33,64% 37,79% 41,57%

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 102: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

Lampiran 2

Contoh Standard Operating Procedures (SOPs)

 

SOP #1 –Pengolahan Media

Tujuan: Mempersiapkan media untuk dikompos Metode: 

1. Taruh jerami di lokasi pengomposan 2. Taburkan dedak 50 kg per 400 ikat jerami pada ketebalan jerami 30 cm 3. Siram media 

 

SOP #2 –Pasteurisasi

Tujuan: Mensterilkan kumbung sebelum ditanam bibit Metode: 

1. Isi drum dengan air setengah penuh. Tutup lubang masuk air sehingga udara hanya bisa keluar melalui pipa yang terhubung ke kumbung 

2. Periksa kumbung, pastikan tidak ada lubang bagi udara keluar 3. Periksa sambungan antara drum ke kumbung, pastikan tersambung dengan 

baik 4. Nyalakan api hingga menjadi cukup besar dengan bantuan blower 5. Jaga nyala api tetap besar 6. Setelah satu jam periksa suhu kumbung di bagian terjauh dari sumber uap 7. Pertahankan suhu di atas 70°C selama 8 jam sejak suhu mencapai 70°C 8. Jaga tingkat air dalam drum, ukur dengan mencelupkan kayu ke dalam drum 

 

SOP #3 – Panen

Tujuan: Melakukan panen dengan baik dan aman Metode: 

1. Bersihkan badan sebelum masuk kumbung. 2. Gunakan pakaian yang menyerap keringat, nyaman, tidak licin dan cocok 

untuk ruang panas. 3. Berada di dalam kumbung maksimal 1 jam tanpa istirahat, harus diseling 

dengan istirahat minimal 5 menit per jam 4. Minum air minimal satu gelas (250ml) per jam 5. Tidak memaksa diri jika sudah kecapekan. 6. Panen menggunakan wadah yang ditentukan 7. Melakukan panen dengan gerakan memutar dan mencabut jamur dengan 

sesedikit mungkin mengganggu miselium  

  

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013

Page 103: Analisis Manajemen Usaha Jamur Merang - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20350988-TA-Chrisanty Agussyl.pdf · membuka jalan sehingga studi mandiri ini bisa dilakukan; 4)

(lanjutan)

Universitas Indonesia

SOP #4 –Pemasaran Produk

Tujuan: Mensortir dan menjual hasil panen Metode: 

1. Hasil panen dikelompokkan berdasarkan grade 2. Jamur yang terlalu kotor dibersihkan seadanya 3. Kemas jamur dalam keranjang lengkeng. Alas bagian bawah tutup dengan 

kain. Ikat keranjang dengan baik dan kuat. 4. Antar jamur ke pasar atau tunggu pengepul menjemput jamur   

SOP #5 – Kehigienisan Pekerja

Tujuan: Mencegah kontaminasi Metode: 

1. Membuka baglog bibit: cuci tangan 2. Masuk kumbung: cuci/lepas alas kaki. Tidak memakai parfum atau 

memegang bahan kimia sebelum masuk kumbung. 3. Panen: mandi sebelum panen. Memakai pakaian bersih. Cuci tangan 

sebelum memetik. Gunakan hairnet.   

 

SOP #6 – Kemanan Kerja

Tujuan: Mencegah kecelakaan Metode: 

1. Berhati‐hati saat memanjat rak kumbung 2. Jika sulit melihat, minta penerangan tambahan 3. Perhatikan kondisi tubuh sebelum memanjat kumbung, jangan kelelahan dan 

atau dehidrasi 4. Memakai pakaian yang sesuai dan tidak mengganggu gerakan saat masuk 

kumbung 5. Memakai pelindung wajah dan mata saat mendekati api saat melakukan 

pasteurisasi 6. Menggunakan alat yang sesuai saat melakukan pasteurisasi 7. Saat membangun kumbung, ikuti petunjuk keamanan standar dalam 

pembangunan 

Analisis manajemen..., Chrisanty Agussyl, FE UI, 2013