analisis kualitas layanan (service quality dengan …
TRANSCRIPT
30
ANALISIS KUALITAS LAYANAN (SERVICE QUALITY)
DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
(QFD) PADA KANTOR KECAMATAN WARU KABUPATEN
SIDOARJO
Yogy Iyan Purnama, Pribadiyono, RM Bramastyo Kusumo Negoro
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya
ABSTRAK
Ada 6 indikator kualitas layanan (Service Quality) yang diharapkan
pengunjung pada pegawai Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo yaitu ;
kondisi semua ruangan dingin dan nyaman, pegawai dapat bekerja dengan
cekatan, pengunjung diberikan kesempatan bertanya, pegawai memberikan
petunjuk SOP pelayanan, proses pembuatan surat-surat tepat waktu, pegawai
memberikan konseling jika pengunjung tidak paham. Perbaikan yang dilakukan
pegawai untuk meningkatkan kualitas layanan (Service Quality) di Kantor
Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo dengan metode Quality Function
Deployment ; Pemberian dan penjelasan estimasi waktu yang wajar, Pengecekan
akhir surat-surat, Memberikan pojok layanan terpadu (customer service).
Kata kunci : Service Quality, Quality Function Deployment
ABSTRACT
Data Analysis Methods for using QFD. Conclusions from the analysis of
data that ServQual analysis results indicate that the average expectations of the
services provided by employees of the District Office Waru Sidoarjo regency
reached 3.52 and the average reality of services provided by employees of the
District Office Waru Sidoarjo regency reached 3.63, so there positive gap of 0.11
which means that the fact the quality of service has exceeded the expectations of
visitors of the District Office Waru Sidoarjo. There are six indicators of quality of
service (Service Quality) expected visitors at the District Office employees Waru
Sidoarjo regency namely; the condition of all the rooms cool and comfortable,
employees can work with deft, visitors are given the opportunity to ask, employees
provide services SOP manual, the process of making timely letters, employee
counseling if visitors do not understand. Improvements made employees to
improve the quality of service (Service Quality) at the District Office Waru
Sidoarjo regency with Quality Function Deployment; Provision and explanation
reasonable time estimates, checks the end of letters, corner Providing integrated
services (customer service).
Keywords: Service Quality, Quality Function Deployment
PENDAHULUAN
Di dalam mengemban tugasnya dibidang pembangunan pemerintah
31
diharapkan dapat mewujudkan visinya terutama dalam membangun di bidang
infrastruktur yaitu terwujudnya infrastruktur yang memberi manfaat bagi
kesejahteraan rakyat dan bagi kemakmuran rakyat- secara adil dan merata,
mendukung pembangunan di berbagai bidang, menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa. Visi pembangunan infrastruktur terutama pembangunan di sektor sarana
dan prasarana transportasi merupakan salah satu sektor pembangunan prasarana
yang sangat penting karena merupakan urat nadi ekonomi. Pembangunan
prasarana ini memperlancar hubungan perekonomian antara satu kota dengan
kota lainnya maupun antara kota dengan desa dan antara satu desa dengan desa
lainnya.
Dasar dari pelayanan prima adalah dengan membaiknya tingkat pendidikan,
sosial ekonomi dan teknologi informasi, masyarakat menuntut pelayanan disegala
bidang lebih baik dan bermutu termasuk pelayanan instansi pemerintahan.
kualitas layanan yang dituntut oleh masyarakat tergolong sangat simple, karena
masyarakat berharap kecepatan, ketanggapan serta layanan prima sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, terutama yang menginginkan supaya dalam urusan
administrasi pemerintahan yang dibutuhkan menjadi lebih baik.
Kualitas pelayanan dapat dilihat dari segi reliability ( kemampuan
mewujudkan janji), responsivness (ketanggapan dalam memberikan layanan),
assurance (kemampuan memberikan jaminan layanan), emphaty (kemampuan
dalam memahami keinginan Pengunjung) dan tangibles (tampilan fisik layanan).
Konsep yang demikian ini perlu dikaji untuk mengukur layanan-layanan yang
diberikan oleh fasilitas umum seperti pada Kantor Kecamatan Waru. Karena
tanpa disadari bahwa kantor pemerintahan ini yang berkaitan dengan hajat hidup
orang banyak kadangkala mengabaikan tuntutan kepuasan masyarakatnya, karena
kebutuhan akan fasilitas ini begitu banyak sehingga asumsi untuk meningkatkan
layanan akan tersisih jika instansi terkait mengabaikan keinginan masyarakat
yang membutuhkan layanan secara baik. Kantor Kecamatan merupakan tempat
dimana karyawan bekerja untuk melayani segala kebutuhan yang diperlukan
masyarakat, seperti pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk), permintaan surat
kelahiran, dokumen Kartu Keluarga dll. Alasan penelitian ini dilakukan di
32
Kantor Kecamatan karena obyek inilah yang paling banyak berinteraksi langsung
dengan masyarakat umum. Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan
apakah expectation service masyarakat sudah sama dengan perceived service-
nya. Oleh karena itu, permasalahan hanya membatasi untuk mengungkapkan
ada atau tidak adanya gap atau kesenjangan yang mungkin terjadi antara
expectation dan perceived service-nya. Bila ada dimensi ServQual mana yang
menyebabkan kesenjangan terbesar.
Fenomena yang sekarang terjadi di Kantor Kecamatan Waru Kabupaten
Sidoarjo digambarkan bahwa pelayanan masih mengikuti standard kerja yang ada
hanya saja masyarakat masih menginginkan supaya pelayanan untuk kebutuhan
administrasi kependudukan dapat dijalankan sesuai keinginan masyarakat (Voice
of Customer) yang saat ini sangat diidam-idamkan masyarakat. Banyaknya gap
yang belum terpenuhi antara harapan masyarakat dengan kenyataan pelayanan
yang diberikan, sangat perlu dikaji secara benar melalui kesanggupan pegawai
sehingga gap tersebut dapat dieliminalisir atau bahkan dihilangkan. Untuk itu
perlu dilakukan analisa pengkajian dengan menggunakan suara Pengunjung atau
yang di kenal dengan Voice of Customer untuk dapat melakukan pelayanan yang
baik.
Berdasarkan latar belakang diatas maka pada penelitian ini penulis
mengambil judul penelitian : Analisis Kualitas Layanan (Service Quality) dengan
Metode Quality Function Deployment (QFD) pada Kantor Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut di
atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana harapan dan kenyataan terhadap kualitas layanan
(Service Quality) yang diberikan pegawai Kantor Kecamatan Waru Kabupaten
Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui indikator apa saja yang mempengaruhi kualitas layanan
(Service Quality) yang diharapkan pengunjung pada pegawai Kantor
Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo
3. Untuk mengetahui apa saja yang dapat dilakukan pegawai untuk meningkatkan
kualitas layanan (Service Quality) yang berdampak pada kepuasan masyarakat
33
di Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo dengan metode Quality
Function Deployment (QFD)
TINJAUAN PUSTAKA
Parasuraman (2011 : 26) terdapat 10 dimensi umum yang digunakan oleh
Pengunjung untuk menilai kualitas suatu layanan. Kesepuluh dimensi tersebut
adalah sebagai berikut : “Reliability, responsiveness, competence, acces,
courtesy, communication, credebility, security, understanding/knowing the
costumer, dan tangible”. Competence, courtesy, credebility, dan security
digolongkan dalam dimensi asurance, sedangkan acces, communication, dan
understanding/knowing the customer digolongkan dalam emphaty sehingga
dimensi kualitas layanan dibagi menjadi lima dimensi. Sebagaimana
dikemukakan oleh Parasuraman (2011 : 26) sebagai berikut :
1) Tangibles (Bukti langsung), berupa penampilan fisik, peralatan, personil, dan
materi komunikasi.
2) Reliability (Kehandalan) berupa kemampuan untuk melaksanakan layanan jasa
yang menjanjikan dengan sangat baik, berupa catatan transaksi yang lengkap,
kredibilitas, bonafiditas, citra perusahaan, serta daya tarik keunggulan, kualitas
layanan yang mengakar dibenak Pengunjung, serta kinerja waktu yang tepat.
3) Responsiveness (Data tanggap) merupakan kemauan untuk membantu
Pengunjung, memberikan jasa dengan cepat, raksi, kesediaan dan tanggap
dengan Pengunjung (membantu dan melayani Pengunjung dengan tepat)
4) Assurance (Jaminan) yaitu kemampuan karyawan untuk membangkitkan
kepercayaan dan keyakinan, sehingga karyawan dituntut untuk memiliki
kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat yang dapat dipercaya.
5) Emphaty (Empati) yaitu kesediaan karyawan untuk peduli dan mau
memberikan perhatian pribadi bagi Pengunjung, meliputi kemudahan dalam
melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian, dan paham akan
kebutuhan Pengunjung.
Menurut Lupiyohadi (2011) meskipun terjadi beberapa perbedaan terhadap
pengertian jasa pelayanan dan secara terus menerus perbedaan tersebut akan
34
mengganggu, beberapa karakteristik jasa pelayanan berikut ini akan memberikan
jawaban yang lebih mantap terhadap pengertian jasa pelayanan. Konsep servqual
merupakan pemilihan skala yang ringkas namun memiliki tingkatan dan
kebenaran yang cukup tinggi yang dapat digunakan manajemen perusahaan agar
lebih mengerti bagaimana persepsi konsumen dan harapan konsumen akan
pelayanan yang diberikan. Dalam situasi ini, peran yang penting sebagai standart
perbandingan dalam mengevaluasi kualitas maupun kepuasan pelangan. Menurut
Wijaya (2011:72) kualitas layanan (Quality of service) dirumuskan sebagai
berikut:
Q = P (Percevied service) – E (Expected Service)
Keterangan :
Q = Gap/Kualitas pelayanan (quality of service)
P = Persepsi layanan/Kenyataan (perceived service)
E = Harapan akan layanan/Harapan (expected service)
Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan untuk menjamin
produk yang memasuki tahap produksi benar-benar akan dapat memuaskan
kebutuhan para pelangan dengan jalan membentuk tingkat kualitas yang
diperlukan dalam tingkat maksimum pada tahap perkembangan produk (Wijaya,
2011:78). Fungsi utama QFD adalah melibatkan Pengunjung ke proses
pengembangan produk sedini mungkin. Filosofi yang melandasinya adalah bahwa
pelangan tidak akan puas dengan produk atau jasa tertentu meskipun produk atau
jasa itu telah dihasiklan dengan sempurna.
METODE PENELITIAN
Kerangka proses berpikir merupakan langkah-langkah penelitian yang akan
menjelaskan secara rinci dasar penelitian yang didasarkan pada fakta dilapangan
dengan kerangka teoritis yang diajukan sebagai bahan penelitian, adapun secara
rinci dapat diperlihatkan dalam gambar Flow Chart penelitian sebagai berikut :
35
Gambar 1
Rancangan Penelitian
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penentuan dan
penjelasan fenomena-fenomena kehidupan nyata yang diamati, sehingga
dapat diukur sejauh mana pengaruh variabel antara kedua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Oleh karena itu perlu adanya penjelasan
terlebih dahulu apa definisi operasionalnya dari kedua variabel bebas dan
variabel terikat tersebut, sehingga nantinya dapat mempermudah dalam
penjelasan tentang bagaimana teori pengoperasionalan dari konsep-konsep
dan variabel-variabel penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Tangibles (X1)
Tangibles adalah persepsi Pengunjung terhadap tampilan dan fasilitas fisik,
serta peralatan yang disediakan oleh kantor kecamatan waru.
Indikator variabelnya adalah :
1) Lokasi dan lahan kecamatan sudah memenuhi syarat
2) Lokasi parkir sudah memenuhi syarat
3) Ruang pelayanan yang standar
4) Ruangan tertata baik
5) Kondisi ruangan yang sudah ber AC dan dingin segar
36
6) Semua ruangan terasa nyaman
7) Terdapat fasilitas toilet dikantor
8) Terdapat area smoking
9) pelayanan disupport IT
10) Fasilitas penunjang pelayanan seperti komputer, printer, dll
2. Reliability (X2)
Reliability adalah persepsi Pengunjung terhadap kehandalan dalam
melaksanakan pelayanan yang dijanjikan dengan cepat dan tepat.
Indikator variabelnya adalah :
1) Pegawai front office berkompeten dalam layanan
2) Seluruh pegawai bekerja dengan handal
3) Pegawai bekerja dengan cekatan
4) Pegawai bekerja dengan sigap
5) Mengarahkan dalam pelayanan
6) Pegawai mudah member informasi
7) Pegawai mencukupi dalam pelayanan
8) Pegawai sesuai kebutuhan pekerjaan
3. Responsiveness (X3)
Responsiveness adalah persepsi Pengunjung terhadap daya tanggap dalam
memberikan pelayanan, yaitu : kecepatan menyelesaikan masalah, keseriusan
dalam menanggapi setiap keluhan.
Indikator variabelnya adalah :
1) Informasi mudah dipahami
2) Penjelasan diawal proses pelayanan
3) Sapaan pegawai yang bersahabat
4) Peringai pegawai yang bersahabat
5) Pegawai memberi kesempatan bertanya
6) Pegawai mudah memberikan jawaban
7) Pegawai memberikan alur petunjuk layanan sesuai SOP
8) Terdapat banner SOP di kantor kecamatan
37
4. Assurance (X4)
Assurance adalah persepsi Pengunjung terhadap jaminan kenyamanan dan
kesopanan karyawan untuk menimbulkan rasa kepercayaan pada Pengunjung,
yaitu : pengetahuan karyawan terhadap tugas, kesopanan dan keramahan dan
kejujuran karyawan.
Indikator variabelnya adalah :
1) Bagian Satpol PP memiliki Kesopanan dalam melayani pengunjung
2) Pegawai sopan dalam pemanggilan pengunjung
3) Keramahan pegawai administrasi
4) Keramahan pegawai bagian KTP
5) Tidak ada pungutan liar
6) Kejujuran pegawai
7) Kecapatan proses pelayanan
8) Ketepatan waktu layanan
5. Emphaty (X5)
Emphaty adalah persepsi pasien terhadap kepedulian dan perhatian secara
individu pada Pengunjung, yaitu : komunikasi yang baik, perhatian karyawan
kepada Pengunjung secara pribadi, dan pemahaman terhadap kebutuhan
Pengunjung.
Indikator variabelnya adalah :
1) Komunikasi yang baik
2) Tutur kata yang baik
3) Kepedulian layanan
4) Memahami kebutuhan administrasi
5) Adanya sarana pendampingan dari pegawai
6) Adanya konseling dari pegawai
7) Pengawasan dari satpol PP
8) Menjaga rahasia dokumen pengunjung
9) Peranan bagian parkir menjaga kendaraan
10) Menjaga kendaraan pengunjung agar tidak rusak
38
Sampel penelitian ini adalah semua pengunjung yang membutuhkan
pelayanan di kantor kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo pada Bulan Mei – Juni
2016 sebanyak 100 orang. Menurut Arikunto (2012:134) bahwa “sebagai ancer-
ancer subjek penelitian kurang lebih 100, lebih baik diambil semua agar
representatif.” Teknik analisis data menggunakan ; Uji Validitas, Uji Reliabilitas,
Uji Quality Function Deployment (QFD) dengan konsep House of Quality.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Berdasarkan uji validitas dapat dilihat bahwa seluruh instrumen
pertanyaan pada kuesioner menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 (0,000 <
0,05) sehingga berdasarkan hasil pengujian seluruh kuesioner pada variabel-
varibel tersebut pada kondisi valid sehingga dapat dipakai sebagai alat
pengumpulan data. Dari uji reliabilitas dapat dilihat nilai alpha cronbach’s untuk
semua variabel bernilai lebih besar dari nilai ambang batas minimum sebesar 0,60
hal ini menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
memenuhi persyaratan reliabilitas.
2. Data Hasil Service-Quality
Metode SERVQUAL merupakan metode yang digunakan untuk
mengetahui kriteria-kriteria yang harusditingkatkan kualitas pelayananya
berdasarkan gap yang terjadi anatara persepsi dan harapan pelanggan. Setelah
dilakukan penghitungan nilai gap antara kenyataan dan harapan tiap atribut
pernyataan, maka terdapat 6 pertanyaan yang menurut pengunjung atau
masyarakat sangat perlu dilakukan perbaikan karena menunjukkan nilai gap yang
negatif, keenam pertanyaan tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
39
Tabel 1
Nilai Gap Negatif pada Pelayanan
3. AnalisisQuality Function Deployment
a. Tahapan Pembuatan House of Quality
Dalam penyusunan HoQ dengan customer requirements yang merupakan
atribut pelayanan serta respon teknikal dari pihak manajemen. Atribut pelayanan
merupakan penggabungan dengan metode servqual oleh karena itu diperlukan
penyesuaian tingkat kepentingan (adjusted importance) atribut pelayanan
sebelum kemudian diintegrasikan kedalam House of Quality, sehingga diperlukan
perhitunngan nilai adjusted importance dari atribut pelayanan-pelayanan tersebut.
Tabel 2
Customer Satisfaction Score (CSS)
40
a. Technical Requirment
Technical requirment adalah penerjemahan kebutuhan pengunjung kedalam
bahasa perusahaan.Technical requirment didapatkan dari wawancara peneliti
dengan stakeholder (pegawai kecamatan), penelusuran dokumen dan group
discussion dengan pihak kecamatan yang memiliki kapabilitas dalam hal
pelayanan. Maka didapatkan informasi Technical requirment sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas layanan secara kontinyu
2. Menciptakan pegawai terampil dan potensial
3. Memastikan perangkat komputer berfungsi baik
4. Meningkatkan motivasi kerja dalam pelayanan
5. Pemberian dan penjelasan estimasi waktu yang wajar
6. Bangunan fisik ruangan dilengkapi AC
7. Pengecekan akhir surat-surat
8. Peningkatan kesejahteraan pegawai berprestasi
9. Memberikan pojok layanan terpadu (customer service)
10. Menyediakan pamflet/panel data SOP Pelayanan
a. Bobot Respon Teknikal
Bobot respon teknikal merupakan penilaian untuk setiap respon teknikal
yang dihitung berdasarkan tingkat hubungan ( relationship matrix) antar respon
teknikal terhadap keinginan pelanggan yang memiliki hubungan dengan respon
teknikal tersebut. Bobot respon teknikal merupakan suatu ukuran yang
menunjukan respon teknikal yang perlu mendapatkan prioritas yang berhubungan
dengan costumer importance adalah:
41
Tabel 3
Nilai Bobot Respon Teknikal
a. Improvement Ratio
Nilai improvement ratio menunjukkan perbandingan antara tingkat
kepuasan yang diharapkan pelanggan dengan tingkat kepuasan sekarang.
sehingga penghitungan dengan mengambil data rata –rata dari tingkat
kepentingan dan kepuasan pelayanan tersebut.Besarnya nilai improvement
ratio menunjukkan besarnya tingkat perubahan yang harus dilakukan.
Berdasar skala (Shilito,dikutip dalam Aprillia Dita Irawatie, 2005) maka untuk
menentukan interval kelas dapat dicari mediannya:
Tabel 4
Improvements Ratio
42
a. Sales Point
Kriteria penentuan sales point ditentukan dengan menggunakan kriteria
yang telah ditetapkan angka 1 menunjukkan tidak adanya pengaruh, angka 1,2
menunjukkan adanya pengaruh sedangkan angka 1,5 menunjukkan adanya
pengaruh yang kuat. Sales point sangat berhubungan dengan t ingkat kepent ingan
pelanggan. Penentuan panjang interval kelas (p) akan ditentukan dengan
persamaan.
Tabel 5
Nilai Sales Point
a. Penghitungan Raw Weightdan Normalisasi Row Weight
Nilai raw weight diperoleh dari perkalian tiga komponen yaitu tingkat
kepentingan, improvement ratio dan sales point. Nilai raw weight dapat
digunakan sebagai dasar dalam menentukan atribut produk yang harus
dikembangkan karena komponen yang ada di dalamnya cukup menyeluruh.
Semakin tinggi nilai maka atribut tersebut mendapatkan prioritas yang lebih
utama.
43
Tabel 6
Nilai Sales Point Raw Weightdan Normalisasi Row Weight
Berdasarkan bobot pada Tabel 6 menunjukan bahwa atribut tingkat
kepentingan yang memiliki nilai bobot tertinggi adalah proses pembuatan surat-
surat tepat waktu dan nilai bobot terendah adalah kondisi semua ruangan dingin
dan rendah. penjelasan dari bobot normalnya adalah sebagai berikut :
1. Pada variabel T6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata harapan sebesar 2,49 dan
rata-rata kenyataan sebesar 2,45 sehingga diperoleh pembagian antara harapan
dengan kenyataan (improvement ratio) sebesar 1,02 yang kemudian dikalikan
dengan tingkat kepentingan, improvement ratio dan sales point (2 x 1,02 x 1)
sehingga diperoleh bobot (weight) sebesar 2,03 atau sekitar 7,71%
2. Pada variabel R3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata harapan sebesar 3,47 dan
rata-rata kenyataan sebesar 3,31 sehingga diperoleh pembagian antara harapan
dengan kenyataan (improvement ratio) sebesar 1,05 yang kemudian dikalikan
44
dengan tingkat kepentingan, improvement ratio dan sales point (3 x 1,05 x 1,2)
sehingga diperoleh bobot (weight) sebesar 3,77 atau sekitar 14,32%
3. Pada variabel RS5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata harapan sebesar 3,45 dan
rata-rata kenyataan sebesar 3,18 sehingga diperoleh pembagian antara harapan
dengan kenyataan (improvement ratio) sebesar 1,08 yang kemudian dikalikan
dengan tingkat kepentingan, improvement ratio dan sales point (3 x 1,08 x 1,2)
sehingga diperoleh bobot (weight) sebesar 3,91 atau sekitar 14,82%
4. Pada variabel RS7 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata harapan sebesar 3,65 dan
rata-rata kenyataan sebesar 3,56 sehingga diperoleh pembagian antara harapan
dengan kenyataan (improvement ratio) sebesar 1,03 yang kemudian dikalikan
dengan tingkat kepentingan, improvement ratio dan sales point (4 x 1,03 x 1,5)
sehingga diperoleh bobot (weight) sebesar 6,15 atau sekitar 23,35%
5. Pada variabel A8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata harapan sebesar 3,90 dan
rata-rata kenyataan sebesar 3,43 sehingga diperoleh pembagian antara harapan
dengan kenyataan (improvement ratio) sebesar 1,14 yang kemudian dikalikan
dengan tingkat kepentingan, improvement ratio dan sales point (4 x 1,14 x 1,5)
sehingga diperoleh bobot (weight) sebesar 6,82 atau sekitar 25,89%
6. Pada variabel E6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata harapan sebesar 3,42 dan
rata-rata kenyataan sebesar 3,36 sehingga diperoleh pembagian antara harapan
dengan kenyataan (improvement ratio) sebesar 1,02 yang kemudian dikalikan
dengan tingkat kepentingan, improvement ratio dan sales point (3 x 1,02 x 1,2)
sehingga diperoleh bobot (weight) sebesar 3,66 atau sekitar 13,91%
45
Gambar 2
House Of Quality
Hasil pengujian yang dilakukan pada analisa data penelitian dapat diberikan
intepretasi penelitian sebagai berikut :
1. Hasil pengukuran harapan dan kenyataan terhadap kualitas layanan (Service
Quality) yang diberikan pegawai Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo,
bahwa hasil analisa ServQual menunjukkan bahwa rata-rata harapan pelayanan
yang diberikan oleh pegawai Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo
mencapai 3,52 dan rata-rata kenyataan pelayanan yang diberikan oleh pegawai
Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo mencapai 3,63 sehingga terdapat
gap positif sebesar 0,11 yang artinya kenyataan kualitas layanan sudah melebihi
harapan dari pengunjung Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.
2. Indikatorkualitas layanan (Service Quality) yang diharapkan pengunjung pada
pegawai Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo, meliputi hal-hal sebagai
berikut yang nilainya masih tergolong kurang sesuai harapan mereka, yaitu :
a. Kondisi semua ruangan dingin dan nyaman terjadi gap [0.04]
46
b. Pegawai dapat bekerja dengan cekatan terjadi gap [0,16]
c. Pengunjung diberikan kesempatan bertanya terjadi gap [0,27]
d. Pegawai memberikan petunjuk SOP pelayanan terjadi gap [0,09]
e. Proses pembuatan surat-surat tepat waktu terjadi gap [0,47]
f. Pegawai memberikan konseling jika pengunjung tidak paham terjadi gap [0,06]
3. Perbaikan yang dilakukan pegawai untuk meningkatkan kualitas layanan
(Service Quality) yang berdampak pada kepuasan masyarakat di Kantor
Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo dengan metode Quality Function
Deployment (QFD), sebagai berikut :
a. Tiga hal tertinggi yang diharapkan pengunjung dalam perbaikan kualitas
layanan berdasarkan nilai Customer Requirement yaitu :
- Proses pembuatan surat-surat tepat waktu
- Pegawai memberikan petunjuk SOP pelayanan
- Pengunjung diberikan kesempatan bertanya
b. Tiga hal tertinggi yang mampu dilakukan pegawai dalam perbaikan kualitas
layanan berdasarkan nilai respon teknis yaitu :
- Pemberian dan penjelasan estimasi waktu yang wajar
- Pengecekan akhir surat-surat
- Memberikan pojok layanan terpadu (customer service)
SIMPULAN
Setelah dilakukan analisis pada bab sebelumnya diperoleh hasil analisis
yang dapat disimpukan sebagai berikut :
1. Hasil analisa ServQual menunjukkan bahwa rata-rata harapan pelayanan yang
diberikan oleh pegawai Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo
mencapai 3,52 dan rata-rata kenyataan pelayanan yang diberikan oleh pegawai
Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo mencapai 3,63 sehingga terdapat
gap positif sebesar 0,11 yang artinya kenyataan kualitas layanan sudah
melebihi harapan dari pengunjung Kantor Kecamatan Waru Kabupaten
Sidoarjo.
47
2. Ada 6 indikator kualitas layanan (Service Quality) yang diharapkan
pengunjung pada pegawai Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo yaitu ;
kondisi semua ruangan dingin dan nyaman, pegawai dapat bekerja dengan
cekatan, pengunjung diberikan kesempatan bertanya, pegawai memberikan
petunjuk SOP pelayanan, proses pembuatan surat-surat tepat waktu, pegawai
memberikan konseling jika pengunjung tidak paham.
3. Perbaikan yang dilakukan pegawai untuk meningkatkan kualitas layanan
(Service Quality) di Kantor Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo dengan
metode Quality Function Deployment ; Pemberian dan penjelasan estimasi
waktu yang wajar, Pengecekan akhir surat-surat,Memberikan pojok layanan
terpadu (customer service).
Berdasarkan pada kesimpulan hasil analisis maka saran yang peneliti
berikan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya penelitian hanya dilakukan
pada kualitas layanan pada kantor kecamatan. Sehingga perlu dilakukan
penelitian lebih jauh terhadap perkantoran penyedia jasa lainnya dan
mengenai pola perilaku pengunjung terhadap keinginan pemenuhan kepuasan
dalam layanan.
2. Penggunaan model Servqual dan QFD yang merupakan model kuantitatif ,
sangat mungkin terjadi gap yang lebih besar, sehingga membutuhkan
pengawasan dalam proses penyebaran kuesioner
3. Perlu adanya penelitian lebih mendalam mengenai kepuasan pengunjung yang
dihubungkan dengan suasana lingkungan, pelayanan, dan infrastruktur.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, 2012. Prossedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek,
Rieka Cipta, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat, 2011. Edisi pertama, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan
Praktik, Salemba Empat. Jakarta.
Parasuraman. 2011, Azas-Azas Manajemen Modern, Penerbit Liberty,
Yogyakarta.