analisis konsumsi produksi tanaman pangan

4
Analisis Konsumsi dan Produksi Tanaman Pangan Sektor pertanian merupakan sektor dominan dalam pembentukan struktur perekonomian di NTT. Sebagai andalannya adalah sub sektor tanaman pangan. Meskipun produksi tanaman pangan selama tahun 2011-2013 meningkat, namun peranan sektor pertanian dalam perekonomian cenderung menurun. Dikarenakan sempitnya lahan, masalah kekeringan, dan pasokan air yang tidak menentu. Padi merupakan bahan makanan utama penduduk NTT. Selama tahun 2011-2013 terjadi peningkatan produksi dan luas panen dari 591,4 ribu ton (2011) menjadi 739,7 ribu ton padi. Dari data Susenas 2013 diketahui bahwa konsumsi beras penduduk NTT per kapita per hari sebesar 1.196 kalori atau setara dengan 330 gram beras. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sebanyak 4.953 ribu jiwa, berarti untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduknya pada tahun 2013 NTT memerlukan beras sebanyak 596,6 ribu ton. Dengan produksi padi sebanyak 739,7 ribu ton atau setara

Upload: titis-setya-wulandari

Post on 29-Jul-2015

107 views

Category:

Data & Analytics


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis konsumsi produksi tanaman pangan

Analisis Konsumsi dan Produksi Tanaman Pangan

Sektor pertanian merupakan sektor dominan dalam pembentukan struktur

perekonomian di NTT. Sebagai andalannya adalah sub sektor tanaman pangan.

Meskipun produksi tanaman pangan selama tahun 2011-2013 meningkat, namun

peranan sektor pertanian dalam perekonomian cenderung menurun. Dikarenakan

sempitnya lahan, masalah kekeringan, dan pasokan air yang tidak menentu.

Padi merupakan bahan makanan

utama penduduk NTT. Selama tahun

2011-2013 terjadi peningkatan produksi

dan luas panen dari 591,4 ribu ton (2011)

menjadi 739,7 ribu ton padi. Dari data

Susenas 2013 diketahui bahwa konsumsi

beras penduduk NTT per kapita per hari

sebesar 1.196 kalori atau setara dengan

330 gram beras. Dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun sebanyak 4.953 ribu

jiwa, berarti untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi penduduknya pada tahun 2013 NTT memerlukan beras sebanyak 596,6

ribu ton. Dengan produksi padi sebanyak 739,7 ribu ton atau setara sengan 477,7

ribu ton beras, berarti terjadi defisit beras sebanyak 118,9 ribu ton. Untuk

memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah NTT mengimpor beras dari provinsi

lain sebesar 122 ribu ton tahun 2013.

Tingkat konsumsi beras warga di Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat

senilsi 116 kilogram per kapita per tahun atau masih berada di bawah konsumsi

nasional dengan nilai 139 kilogram per kapita per tahun.

Kecenderungan naiknya kebutuhan terhadap beras di masyarakat, karena

adanya perubahan pola hidup dimana banyak pangan lokal yang ditinggalkan dan

Page 2: Analisis konsumsi produksi tanaman pangan

beralih ke beras sebagai bahan makanan pokok. Padahal sebelumnya warga

sebagian besar tidak menjadikan beras sebagai bahan pangan pokok.

Kebutuhan terhadap beras yang kian meningkat ini menyebabkan tidak

tercukupinya kebutuhan dari produksi yang dihasilkan oleh petani di NTT sendiri.

Karena itu untuk pemenuhan kebutuhan beras, Pemerintah mengambil langkah

mengimpor beras dari sejumlah daerah di pulau Jawa dan Sulawesi.

Warga di provinsi kepulauan itu telah meninggalkan pangan lokal yang

selama ini menjadi makanan pokok warga dan sangat tersedia di lahan masing-

masing. Pangan lokal seperti ubi, pisang dan lainnya sudah ditinggalkan oleh

masyarakat NTT. Contohnya di Pulau Sabu dan Rote, makanan pokok mereka

bukan beras tapi gula, demikian juga dengan daerah lain.

Sementara itu, jagung sebagai

komoditas tanaman pangan andalan

pertanian di daerah ini, pada periode

2011-2013 luas panen, produksi,

maupun produktivitasnya juga terus

meningkat, seperti ditunjukkan

tabel. Secara kuantitas menempati

ranking ke-7 nasional, sedangkan

secara produktivitas menduduki

peringkat 27.

Untuk mengembalikan konsumsi terhadap pangan lokal itu, maka

Pemerintah Nusa Tenggara Timur kembali mengkampanyekan pangan lokal

sebagai bahan makanan pokok yang utama dalam rumah tangga. Dengan begitu,

diharap bisa menekan angka komsusi beras di wilayah ini.

Jadi, meskipun produksi tanaman pangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

meningkat setiap tahunnya, namun tetap terjadi defisit dikarenakan adanya

peralihan tren bahan makanan pokok masyarakatnya yang awalnya pangan lokal

Page 3: Analisis konsumsi produksi tanaman pangan

sebagai bahan makanan pokok kini beralih ke padi sehingga memaksa pemerintah

daerah untuk mengambil kebijakan mengimpor beras dari daerah lain seperti dari

Jawa dan Sulawesi serta berbagai upaya peningkatan produksi lainnya.