analisis kinerja keuangan organisasi nirlaba ( studi kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi...

19
1 1. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan masyarakat, berkembang pula organisasi yang disebut organisasi nirlaba, yaitu organisasi yang dalam operasinya tidak berorientasi untuk menghasilkan laba. Pada umumnya organisasi jenis ini menekankan pada pelayanan sebaik-baiknya pada pihak eksternal, misalnya organisasi pelayanan kesehatan, pendidikan, layananan social dan keagamaan. Organisasi nirlaba memperoleh modal sendiri atau fund capital dengan cara memperbesar surplus yang diperoleh, menerima sumbangan atau bantuan dan donasi dari individu atau kelompok masyarakat. Tujuan utama organisasi nirlaba adalah menyediakan jasa kepada masyarakat sekitarnya dan bukan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. (Sartono, 2000). Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset kewajiban, aset bersih, dan informasi mengenai hubungan diantara unsur- unsur tersebut. Laporan posisi keuangan organisasi nirlaba disajikan secara terpisah seperti aset bersih yang terikat maupun tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Organisasi nirlaba perlu memperhatikan laporan keuangannya yang berguna untuk menilai kemampuan organisasi nirlaba (PSAK No.45): Pertama, jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut, dan kedua, cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya terhadap kinerja organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba, dengan tujuan yang tidak homogen, sulit menetapkan keseragaman satuan pengukuran kinerja. Apalagi secara prinsip produk dari organisasi nirlaba adalah barang publik yang sangat sulit diukur kinerjanya (Prabowo, 2004). Melihat pentingnya laporan keuangan bagi sebuah organisasi - organisasi nirlaba, maka perlu ada suatu aturan baku yang mengatur mengenai penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba, IAI mengeluarkan PSAK mengenai organisasi nirlaba yaitu PSAK No.45. Menurut PSAK No.45, laporan keuangan

Upload: others

Post on 12-Jul-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

1

1. PENDAHULUAN

Sejalan dengan perkembangan masyarakat, berkembang pula organisasi

yang disebut organisasi nirlaba, yaitu organisasi yang dalam operasinya tidak

berorientasi untuk menghasilkan laba. Pada umumnya organisasi jenis ini

menekankan pada pelayanan sebaik-baiknya pada pihak eksternal, misalnya

organisasi pelayanan kesehatan, pendidikan, layananan social dan keagamaan.

Organisasi nirlaba memperoleh modal sendiri atau fund capital dengan

cara memperbesar surplus yang diperoleh, menerima sumbangan atau bantuan dan

donasi dari individu atau kelompok masyarakat. Tujuan utama organisasi nirlaba

adalah menyediakan jasa kepada masyarakat sekitarnya dan bukan

memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. (Sartono, 2000).

Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan

melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset

kewajiban, aset bersih, dan informasi mengenai hubungan diantara unsur- unsur

tersebut. Laporan posisi keuangan organisasi nirlaba disajikan secara terpisah

seperti aset bersih yang terikat maupun tidak terikat penggunaannya.

Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya

organisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas

dan laporan arus kas.

Organisasi nirlaba perlu memperhatikan laporan keuangannya yang

berguna untuk menilai kemampuan organisasi nirlaba (PSAK No.45): Pertama,

jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus

memberikan jasa tersebut, dan kedua, cara manajer melaksanakan tanggung

jawabnya terhadap kinerja organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba, dengan tujuan

yang tidak homogen, sulit menetapkan keseragaman satuan pengukuran kinerja.

Apalagi secara prinsip produk dari organisasi nirlaba adalah barang publik yang

sangat sulit diukur kinerjanya (Prabowo, 2004).

Melihat pentingnya laporan keuangan bagi sebuah organisasi - organisasi

nirlaba, maka perlu ada suatu aturan baku yang mengatur mengenai penyusunan

laporan keuangan organisasi nirlaba, IAI mengeluarkan PSAK mengenai

organisasi nirlaba yaitu PSAK No.45. Menurut PSAK No.45, laporan keuangan

Page 2: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

2

yang harus disajikan oleh organisasi nirlaba terdiri dari: laporan posisi keuangan,

laporan aktivitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan. Meskipun

organisasi nirlaba memiliki peran cukup besar dalam masyarakat Indonesia, riset

akuntansi keuangan di Indonesia selama ini hanya difokuskan Ada beberapa

faktor yang mengakibatkan hal tersebut terjadi yaitu (1) Organisasi nirlaba

memiliki tujuan dan karakteristik yang sangat berbeda dengan organisasi bisnis.

(2) Sulitnya memperoleh data laporan keuangan organisasi nirlaba membuat riset

akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil.

Pengukuran kinerja dengan indikator kualitatif juga membuat penelitian

empiris tentang kinerja organisasi nirlaba sulit dilakukan. Salah satu cara untuk

mengatasi masalah tersebut adalah menganalisis kinerja keuangan organisasi

nirlaba sebagai indikator kinerja organisasi nirlaba berdasarkan analisis rasio.

Analisis rasio yang digunakan untuk menilai kinerja organisasi nirlaba menurut

Ritchie dan Kolodinsky (2003) terdiri dari rasio kinerja fiskal, rasio efisiensi

aktivitas non program, rasio dukungan publik, rasio kinerja investasi dan rasio

efisiensi program.

Penelitian ini akan menganalisis kinerja keuangan pada Yayasan Sion yang

merupakan organisasi nirlaba yang ada di Salatiga. Yayasan Sion berdiri tanggal

10 November 1977 yang dikukuhkan dalam akte notaris Y.L. Matu Salatiga

dengan nomor: 14/1977 dan adanya pembaharuan berdasarkan keputusan rapat

pengurus dikukuhkan dalam akte Notaris P.J. Soepratignja, SH pada tanggal 14

Agustus 1990, Nomor: 16. Untuk lebih memudahkan pengurusan administrasi dan

hubungan dengan pihak pemerintah Yayasan Sion membangun kantor di atas

tanah milik gereja yang beralamat di Jl. Letjend. Sukowati No. 74 Salatiga, Jawa

Tengah.

Di dalam perkembangannya Yayasan Sion Salatiga mengalami kesulitan

dalam mengevaluasi kinerja keuangan karena tidak dilakukannya analisis khusus

terhadap kinerja keuangan. Walaupun berdasarkan laporan keuangan, tetapi

laporan keuangan itu tidak dianalisis lebih lanjut terhadap kinerja keuangan.

Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti tertarik untuk meneliti

Analisis Kinerja Laporan Keuangan Yayasan Sion Salatiga berdasarkan rasio

Page 3: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

3

keuangan yang dikemukakan oleh Ritchie dan Kolodinsky (2003) adapun rasio

tersebut adalah kinerja fiskal, rasio efisiensi aktivitas non program, rasio

dukungan publik, rasio kinerja investasi dan rasio efisiensi program. Sehingga

bagi Yayasan Sion dan donatur, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi dalam mengetahui perkembangan kinerja keuangan Yayasan Sion

sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangannya dari tahun – tahun

sebelumnya.

2. TINJAUAN LITERATUR

2.1. Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba adalah organisasi yang lebih memperhatikan jumlah kas

dan saldo investasi mereka tetapi bukan laba. Tidak terdapat kebutuhan bagi

mereka untuk ”mencetak laba” (Willey, 2003 dalam Yanita, 2010). Sedangkan

definisi nirlaba adalah bersifat tidak mengutamakan pemerolehan keuntungan

(Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002).

Organisasi nirlaba atau bisnis nonlaba bertujuan melayani beberapa

kelompok stakeholders, yang anggotanya lebih luas dari pada stockholders.

Stakeholders meliputi board of trustees, manajer, pegawai atau karyawan,

kreditur, supplier, konsumen dan masyarakat sekitar (Sartono 2000).

Organisasi nirlaba dapat terus bertahan hidup demikian lama karena

mereka memiliki sumber daya kas yang memadai untuk program-program

organisasi, jadi lembaga keuangan organisasi nirlaba seringkali menekankan

sumber daya finansial yang likuid dalam organisasi. Organisasi komersial juga

memperhatikan kas, tapi jika mereka dapat mencetak laba mereka mungkin akan

mampu membiayai kebutuhan mereka melalui pinjaman atau dari investasi.

Perhatian utama mereka adalah profitabilitas ini berarti akuntansi komersial

menekankan keseimbangan antara pendapatan dan biaya (Willey, 2003 dalam

Yanita, 2010)

Sifat operasi kebanyakan organisasi nirlaba adalah bahwa organisasi

nirlaba mendapat sebagian besar pendapatan organisasi dari kontribusi (bukan dari

Page 4: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

4

penerimaan biaya atas jasa) (Willey, 2003 dalam Yanita, 2010). Bisnis nirlaba

memperoleh modal sendiri atau fund capital dengan cara memperbesar laba yang

diperoleh, menerima sumbangan atau bantuan dan donasi dari individu atau

kelompok masyarakat. Bisnis nonlaba tidak memiliki pilihan seperti halnya

organisasi yang mencari laba, sehingga penentuan opportunity cost of fund capital

menjadi sangat sulit (Sartono 2000).

Tujuan utama bisnis nirlaba adalah menyediakan jasa kepada masyarakat

sekitarnya dan bukan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Dalam

kondisi demikian maka capital budgeting harus memperhatikan beberapa faktor

selain profitabilitas proyek yang dibiayai (Sartono 2000).

2.2. Laporan Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia (2004) menyatakan bahwa laporan keuangan

merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang

lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan

arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan

yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga

termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut,

misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan

pengaruh perubahan harga.

Ikatan Akuntan Indonesia (2004) menjelaskan bahwa tujuan umum

laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,

kinerja dan arus kas organisasi yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunanan

sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

2.3. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Pada dasarnya, praktek akuntansi untuk organisasi nirlaba tidak jauh

berbeda dengan organisasi bisnis. Hal ini terlihat jelas bahwa aturan akuntansi

organisasi nirlaba diatur sebagai bagian dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Page 5: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

5

tepatnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 : Pelaporan

Keuangan Organisasi Nirlaba. Jadi, lebih tepatnya yang diatur adalah

pelaporannya, teknis akuntansinya diatur secara mandiri diserahkan kepada entitas

masing-masing. Dengan bentuk pelaporannya yang sudah diatur dalam PSAK 45,

secara tidak langsung pencatatan transaksi akan dibuat oleh entitas mengikuti

format laporan yang telah ada.

Prinsipnya, pencatatan transaksi organisasi nirlaba dari penerimaan kas,

pengeluaran kas, pembelian, penjualan produk jasa, penyusutan, dan transaksi

reguler lainnya tidak ada perbedaan dengan organisasi bisnis, namun yang

membuat berbeda adalah organisasi nirlaba tidak ada pihak yang menjadi pemilik,

sehingga tidak ada transaksi yang berhubungan dengan penjualan atau perubahan

kepemilikan, atau tidak adanya alokasi dana atau sumber daya hasil likuidasi

(pembubaran organisasi) kepada orang-orang tertentu.

Informasi keuangan dari suatu organisasi nirlaba kepada pihak eksternal

terdiri dari (PSAK No.45) :

1. Laporan Posisi Keuangan

Tujuan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai asset,

kewajiban serta asset bersih dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-

unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan

yang digunakan bersama pengungkapan, dan informasi dalam laporan

keuangan lainnya dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi,

kreditor dan pihak-pihak lain untuk menilai :

a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan

b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi

kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal.

2. Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah meyediakan informasi mengenai :

a. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat asset

bersih,

b. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program

atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama

Page 6: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

6

dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat

membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditor dan pihak-pihak

lain untuk a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, b) menilai upaya,

kemampuan dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa serta c)

menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

3. Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas

disajikan sesuai PSAK No.2 tentang laporan arus kas dengan tambahan

berikut ini : a) aktivitas pendanaan, b) pengungkapan informasi mengenai

aktivitas investasi dan pendanaan non kas, sumbangan berupa bangunan atau

asset investasi.

4. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan ini merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan di atas

yang bertujuan memberikan informasi tambahan tentang perkiraan-perkiraan

yang diyatakan dalam laporan keuangan.

2.4. Kinerja Keuangan

Menurut Mulyadi (2007), kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-

ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi dalam

menghasilkan laba. Kinerja organisasi dapat diukur berdasarkan berbagai cara,

baik dari segi financial maupun dari segi non financial. Sebagai contoh,

pengukuran pengukuran kinerja organisasi tersebut dapat berupa kapasitas

produksi, perluasan jangkauan pelayanan, produktivitas karyawan, aduan

masyarakat, kepuasan konsumen, pendapatan, beban dan banyak ukuran atau rasio

yang dapat dipakai untuk mengukurnya.

Dari segi finansial, kinerja organisasi dapat diukur berdasarkan tingkat

pendapatan yang merupakan komponen penting yang ingin di capai dalam tujuan

organisasi. Pendapatan bagi suatu organisasi merupakan hal yang sangat penting,

karena dengan pendapatan, operasi organisasi dapat berjalan serta diharapkan

akan memperoleh laba untuk kelangsungan hidup serta pengembangan organisasi

Page 7: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

7

Pengukuran kinerja yang efektif pada Organisasi Nirlaba dirancang untuk

menunjukkan pemimpin nirlaba bagaimana menggunakan pengukuran kinerja

organisasi untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk memenuhi misinya.

Untuk secara efektif mengatasi berbagai tantangan yang harus dihadapi eksekutif,

isi dan orientasi dari program ini dibangun di sekitar kesadaran bahwa berbagai

jenis masalah kinerja memerlukan pendekatan yang berbeda (Altman, 1968).

2.5. Rasio Keuangan Organisasi Nirlaba

Rasio keuangan yang merupakan indikator keuangan pada organisasi

nirlaba digunakan oleh Prabowo (2007), dimana rasio tersebut merupakan

modifikasi dari Ritchie dan Kolodinsky (2003) dan Core, et al (2006) untuk

mengidentifikasi rasio keuangan organisasi nirlaba (yayasan universitas)

Amerika. Analisis rasio digunakan untuk menguji apakah rasio-rasio tersebut

relevan untuk digunakan dalam konteks Indonesia dan organisasi nirlaba yang

bergerak di luar bidang pendidikan.

1. Rasio-rasio Kinerja Fiskal

Rasio kinerja fiskal merupakan suatu rasio untuk mengukur kinerja fiskal suatu

organisasi nirlaba. Berikut ini adalah beberapa perhitungan dalam rasio kinerja

fiskal yang relevan untuk konteks Indonesia dan organisasi nirlaba yang

bergerak diluar sektor pendidikan:

a. Total pendapatan dibagi total aset

b. Total pendapatan dibagi total biaya

c. (Total pendapatan kurang total biaya) dibagi dengan total pendapatan

d. (Total pendapatan kurang total biaya) dibagi dengan total aset

e. Aset bersih dibagi dengan total aset

2. Rasio efisiensi aktifitas non program

Pada organisasi-organisasi nirlaba yang berada di Indonesia tidak ada yang

memasukkan biaya-biaya pencarian dana dapat disebut juga dengan biaya non

program karena setiap rupiah yang dikeluarkan untuk mencari dana itu akan

mendatangkan pendapatan bagi organisasi. Biaya non program adalah biaya-

biaya yang digunakan untuk membiaya aktifitas non program (misalnya beban

Page 8: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

8

gaji ukuran karyawan tetap, beban sewa rumah, beban penyusutan, dan

seterusnya) dari oraganisasi nirlaba yang mendukung visi, misi dan tujuan

organisasi. Rasio efisiensi ini semakin meningkat semakin baik. Rasio efisiensi

aktifitas non program merupakan perbandingan antara total pendapatan dengan

biaya non program. Komponen dari rasio efisiensi aktivitas non program

adalah :

Total pendapatan dibagi dengan biaya non program. Modifikasi dari rasio total

pendapatan dibagi dengan biaya penerimaan dana.

3. Rasio dukungan publik

Rasio dukungan publik adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan organisasi untuk mengumpulkan pendapatan (dana) dari publik

atau dengan kata lain merupakan indeks dari dukungan publik terhadap suatu

organisasi. Komponen dari rasio dukungan publik ini adalah :

a. Total kontribusi dibagi dengan total biaya

b. Total kontribusi dibagi dengan total aset

c. Total kontribusi dibagi dengan total pendapatan

4. Rasio kinerja investasi

Rasio kinerja investasi merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa efektif investasi yang dilakukan oleh organisasi nirlaba. Rasio kinerja

investasi merupakan perbandingan antara kas dan setara kas dengan total aset.

Semakin meningkat rasio ini semakin efektif. Komponen dari rasio kinerja

investasi adalah:

Kas dan setara kas dibagi dengan total aset

5. Rasio efisiensi program

Rasio efisiensi program adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

efisiensi penggunaan dana yang dicairkan untuk membiayai pelaksanaan

program (misalnya kampanye, program pemberdayaan, program bantuan

kemanusiaan, dsb). Rasio efisiensi program merupakan perbandingan antara

biaya program dengan total biaya. Biaya program adalah biaya-biaya yang

digunakan untuk membiayai aktivitas program utama dari organisasi nirlaba

Page 9: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

9

yang mendukung visi,misi, dan tujuan organisasi tersebut.Semakin meningkat

rasio ini semakin baik.

Komponen dari efisiensi program ini adalah : Biaya program dibagi dengan

total biaya.

3. METODE PENELITIAN

Jenis data dan Sumber data yang digunakan penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain

yang berhubungan dengan objek penelitian yang telah diolah dan disajikan oleh

pihak lain Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari kantor Yayasan Sion

yang beralamatkan di Jalan Letjend. Sukowati 74 Salatiga, yang berupa laporan

keuangan.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif

kuantitatif dengan menggunakan analisis rasio keuangan terhadap data sekunder

yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini, rasio-rasio keuangan yang

diperhitungkan untuk mengukur kinerja keuangan Yayasan Sion mengacu pada

Ritchie dan Kolodinsky (2003). Adapun macam rasio-rasio keuangan tersebut

ditunjukkan pada Tabel 1

Page 10: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

10

Tabel 1 Rasio Keuangan Yang Diikutsertakan Dalam

Analisis Kinerja Keuangan Yayasan Sion No Rasio Keterangan Rasio-Rasio Kinerja Fiskal

1 Total pendapatan dibagi total aset

Pada beberapa organisasi, istilah pendapatan diganti penghasilan atau penerimaan

2 Total pendapatan dibagi total biaya

Pada beberapa organisasi, istilah biaya diganti menjadi pengeluaran

3 (Total pendapatan minus total biaya) dibagi dengan total pendapatan

Trussel (2003) mengistilahkan rasio ini sebagai surplur margin, analog dengan profit margin pada organisasi bisnis

4 (Total pendapatan minus total biaya) dibagi dengan total aset

Analog dengan ROA pada organisasi bisnis.

5 Aset bersih dibagi dengan total aset

Rasio efisiensi aktivitas non program

6 Total pendapatan dibagi dengan biaya non program

Modifikasi dari rasio total pendapatan dibagi dengan biaya pencarian dana

Rasio dukungan publik 7 Total kontribusi dibagi dengan total biaya 8 Total kontribusi dibagi dengan total aset 9 Total kontribusi dibagi dengan total pendapatan

Rasio kinerja investasi 10 Kas dan setara kas dibagi dengan total aset Rasio efisiensi program

11 Biaya program dibagi dengan total biaya Mengacu Trussel (2003) dan Core et al (2006)

Sumber: Ritchie dan Kolodinsky (2003).

Tabel 1 adalah rasio keuangan yang akan digunakan dalam menilai kinerja

Yayasan Sion. Rasio keuangan ini merupakan modifikasi dari lima belas rasio

keuangan yang dianalisis oleh Ritchie dan Kolodinsky (2003). Rasio keuangan

yang lima belas itu dimodifikasi menjadi sembilan yang digunakan dalam

menganalisis kinerja keuangan karena aktivitas yang terkait dengan rasio tersebut

dilakukan oleh organisasi nirlaba di Indonesia. Ditambahkan dua rasio dari

sembilan rasio keuangan. Rasio lainnya yaitu rasio efisiensi aktivitas non program

( rasio no.6 pada Tabel 1) yang merupakan modifikasi dari rasio total pendapatan

Page 11: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

11

per biaya pencarian dana serta rasio efisiensi program (rasio no 11 Tabel 1) yang

mengacu pada Core et al (2006).

4. BAHASAN ANALIS

4.1. Sejarah Yayasan Sion

Sekitar tahun 1965, Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU)

khususnya jemaat GKJTU Salatiga memberitakan injil di daerah Kabupaten

Semarang (Jawa Tengah). Jemaat GKJTU termasuk golongan kelompok

masyarakat berpenghasilan sangat rendah atau dapat dikatakan sebagai

masyarakat terbelakang, sebagian besar warga masyarakat masih buta huruf.

Karena hal inilah yang membuat masih rendahnya pengetahuan mereka tentang

pentingnya kesehatan dan lingkungan bagi diri sendiri.

Pada tahun 1973/1974, sinode GKJTU bekerja sama dengan Lembaga

Pelayanan Kristen Indonesia (LEPKI) yang beralamat di Jalan Bromo No.2

Malang, Jawa Timur, melaksanakan proyek pengembangan masyarakat yang

pelaksanaannya bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat Kecamatan

Getasan Kabupaten Semarang yang diketuai oleh ibu pendeta Mirahingsih, STh.

Program yang dilaksanakan meliputi : Pemberantasan Buta Huruf, Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pos Pelayanan Terpadu bagi bayi di bawah lima

tahun (BALITA) dengan taman gizi, Kesehatan dengan proyek-proyek

percontohan, rumah sehat, pelebaran/pengerasan jalan, juga berpartisipasi di

dalam pengadaan dana bagi pembangunan gedung sekolah dan pengadaan modal

kerja. Maka pada tanggal 10 November 1977 berdirilah Yayasan Sion yang

dikukuhkan dalam akte notaris Y.L. Matu Salatiga dengan nomor : 14/1977.

Setelah Yayasan Sion berdiri dalam operasional pelayanannya sampai saat

ini telah melaksanakan beberapa program pengembangan masyarakat antara lain :

pendidikan formal, PPEWG, Adopsi, Panti Asuhan, Pendidikan Non Formal.

Page 12: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

12

4.2. Perhitungan Rasio Kinerja Keuangan

Penelitian ini rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk perhitungan

mengukur kinerja keuangan yang mengacu pada Ritchie dan Kolodinsky (2003).

Adapun Macam rasio-rasio keuangan tersebut beserta hasil perhitungannya.

Tabel 2 Laporan Keuangan Yayasan Sion Periode 2007-2009

Laporan Keuangan Tahun 2007 (Rp)

Tahun 2008 (Rp)

Tahun 2009 (Rp)

Kas dan setara kas 12.323.645 19.335.225 1.703.542 Biaya non program 978.431.897 1.621.295.692 1.569.475.315 Biaya program 439.382.889 694.028.666 633.518.305 Total pendapatan 1.417.286.734 1.547.763.268 1.507.592.510 Total Aset 1.207.098.296 1.138.626.422 1.231.004.242 Total Biaya 1.417.814.786 2.315.324.358 2.202.993.620 Aset bersih 906.363.359 1.303.917.507 1.266.661.975 Total kontribusi 1.055.747.026 1.547.763.268 1.507.592.510

Sumber; data sekunder 2011

4.2.1. Rasio Kinerja Fiskal

Rasio ini terdapat 5 macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan dalam

tabel berikut

Tabel 3 Rasio Kinerja Fiskal Yayasan Sion periode 2007-2009

Rasio Kinerja Fiskal Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Total pendapatan dibagi total aset 1,17 1,36 1,22 Total pendapatan dibagi total biaya 0,99 0,67 0,68 (Total pendapatan minus total biaya) dibagi dengan total pendapatan -0,0004 -0,495 -0,46

(Total pendapatan minus total biaya) dibagi dengan total aset -0,0004 -0,6741 -0,56

Aset bersih dibagi dengan total aset 0,75 1,15 1,03 Sumber; data olahan 2011

Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan (Tabel 3) tampak bahwa dalam

3 tahun yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009, rasio kinerja fiskal Yayasan Sion

mengalami gelombang naik turun. Secara umum rasio kinerja fiskal Yayasan Sion

mengalami penurunan dari tahun ketahun. Hal tersebut disebabkan karena total

Page 13: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

13

aset (penyebut) dari rasio kinerja fiskal tersebut mengalami peningkatan yang

lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan total pendapatan

(pembilangnya)

Hal tersebut di atas menjadi menarik, karena total aset mempunyai

pengaruh yang besar bagi pembentukan aset sehingga sangat dimungkinkan

bahwa Yayasan Sion mempunyai kewajiban dalam meningkatkan sumber daya

yang dimiliki walaupun sangat kecil. Oleh karena kewajiban yang dimiliki

Yayasan Sion sangat kecil dan pendapatan yang dimiliki cukup besar maka hal

tersebut mengakibatkan perolehan yang cukup besar, sehingga pajak yang di

tanggung Yayasan juga akan cukup besar atas perolehan penghasilan tersebut.

4.2.2. Rasio Efisiensi Aktivitas Non Program

Rasio ini terdapat 1 macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan dalam

tabel berikut.

Tabel 4 Rasio Efisiensi Aktivitas Non Program Yayasan Sion periode 2007-2009

Rasio Efisiensi Aktivitas Non

Program Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Total pendapatan dibagi dengan biaya non program

1,45 0,95 0,96

Sumber; data olahan 2011

Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan (Tabel 4) tampak bahwa dalam

3 tahun yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009 Rasio Efisiensi Aktivitas Non Program

Yayasan Sion mengalami gelombang naik turun, akan tetapi rasio efisiensi

aktivitas non program tahun 2007 lebih besar dari tahun 2008 dan tahun 2009.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa rasio efisiensi aktivitas

non program Yayasan Sion semakin kurang baik atau semakin tidak efisien dari

tahun ke tahun karena pengeluaran yang terjadi dalam usaha pencarian dana lebih

besar jika dibandingkan dengan pendapatan yang diperolehnya.

Page 14: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

14

4.2.3. Rasio Dukungan Publik

Rasio ini terdapat 3 macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan dalam

tabel berikut.

Tabel 5 Rasio Dukungan Publik Yayasan Sion periode 2007-2009

Rasio Dukungan Publik Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Total kontribusi dibagi dengan total biaya 0,74 0,67 0,68

Total kontribusi dibagi dengan total aset 0,87 1,36 1,22

Total kontribusi dibagi dengan total pendapatan 0,74 1 1

Sumber; data olahan 2011

Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan (Tabel 5) tampak bahwa dalam

3 tahun yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009 rasio dukungan publik Yayasan Sion

mengalami kondisi yang naik turun. Akan tetapi jika dilihat dari pembentuk rasio

kenaikan terjadi pada tahun 2008 dan mengalami penurunan kembali atau

mengalami kesetabilan pada tahun 2009. Akan tetapi kenaikan tersebut tidak

begitu besar.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa rasio dukungan publik

Yayasan Sion sebagian besar berasal dari kontibusi, karena organisasi sangat

bergantung pada sumbangan donator untuk mendanai kegiatan operasionalnya,

sehingga organisasi sangat rentan terhadap fluktuasi dana sumbangan yang

terbentuk. Yayasan Sion juga tidak mampu memanfaatkan dana sumbangan yang

ada untuk menciptakan pendapatan lain diluar pendapatan yang berasal dari

donatur.

Page 15: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

15

4.2.4. Rasio Kinerja Investasi

Rasio ini terdapat 1 macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan dalam

tabel berikut.

Tabel 6 Rasio Kinerja Investasi Yayasan Sion periode 2007-2009

Rasio Kinerja Investasi Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Kas dan setara kas dibagi dengan total aset 0,01 0,02 0,001

Sumber; data olahan 2011

Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan (Tabel 6) tampak bahwa dalam

3 tahun yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009 rasio kinerja investasi Yayasan Sion

mengalami gelombang naik turun. Akan tetapi jika dilihat dari pembentuk rasio

kenaikan terjadi pada tahun 2008 dan mengalami penurunan kembali atau

mengalami kesetabilan pada tahun 2009.

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas yang dimiliki

Yayasan Sion sebagian besar diwujudkan dalam bentuk simpanan di bank yang

berupa tabungan, sehingga rasio kinerja investasi ini dapat dikatakan cukup

efektif, karena yayasan akan mudah dalam menyediakan dana jika sewaktu-waktu

digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan. Tetapi dengan kepemilikan kas

yang sangat tinggi, yayasan akan rentan terhadap pemborosan-pemborosan dan

penyalahgunaan kas (agency problems of free cash flows)

4.2.5. Rasio Efisiensi Program

Rasio ini terdapat 1 macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan dalam

tabel berikut.

Tabel 7 Rasio Efisiensi Program Yayasan Sion periode 2007-2009

Rasio Efisiensi Program Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Biaya program dibagi dengan total biaya 0,31 0,30 0,29

Sumber; data olahan 2011

Rasio efisiensi program yang berupa biaya program dibagi dengan total

Page 16: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

16

biaya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 mengalami penurunan Tahun

2007 sampai dengan tahun 2008 mengalami penurunan dengan nilai -0.03 %,

tahun dan tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 menurun sebesar 0.03 %.

Penurunan tersebut dapat dikatakan konstan atau tetap,atau tidak mengalami

perubahan sama sekali, karena nilai penurunan tersebut dinilai kecil.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa penurunan tersebut

dikarenakan penurunan biaya program lebih kecil jika dibandingkan dengan total

biaya. Sehingga hal tersebut dapat diartikan bahwa aktivitas yayasan dalam

menjalankan program-programnya semakin kurang efisien.

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

a) Rasio kinerja fiskal Yayasan Sion mengalami penurunan dari tahun ketahun.

karena total aset (penyebut) dari rasio kinerja fiskal tersebut mengalami

peningkatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan total

pendapatan.

b) Rasio efisiensi aktivitas non program Yayasan Sion semakin kurang baik atau

semakin tidak efisien dari tahun ke tahun karena pengeluaran yang terjadi

dalam usaha pencarian dana lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan

yang diperolehnya.

c) Rasio dukungan publik Yayasan Sion adalah kurang baik, karena organisasi

sangat bergantung pada sumbangan donator untuk mendanai kegiatan

operasionalnya, sehingga organisasi sangan rentan terhadap fluktuasi dana

sumbangan yang terbentuk

d) Rasio kinerja investasi ini dapat dikatakan cukup efektif, karena yayasan akan

mudah dalam menyediakan dana jika sewaktu-waktu digunakan untuk

mendanai kegiatan-kegiatan

e) Rasio efisiensi program Yayasan Sion kurang efektif dikarenakan penurunan

biaya program lebih kecil jika dibandingkan dengan total biaya.

Page 17: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

17

5.2 Saran

Yayasan Sion dari sisi kinerja dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009

memiliki kinerja yang naik turun, akan tetapi sebagian besar mengalami

penurunan. Oleh sebab itu diharapkan agar Yayasan Sion meningkatkan

kinerjanya dengan cara: Meningkatkan sumberdaya guna mengelola keuangan,

Mengefektifkan biaya-biaya baik untuk biaya program dan non program, serta

meningkatkan penggalangan dana ke donator.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah keterbatasan dalam masalah data,

data yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan data 3 (tiga) tahun

yaitu tahun 2007, tahun 2008, dan tahun 2009. Penulis hanya menggunakan 3

(tiga) tahun dikarenakan pada saat pengambilan data, data tahun 2010 belum

teraudit. Selain itu, penulis juga tidak dapat bertemu langsung dengan pihak dari

Yayasan Sion. Untuk penelitian selanjutnya di harapkan penelitian lain untuk

menambah data yaitu tahun tahun 2010.

Setelah Yayasan Sion berdiri dalam operasional pelayanannya sampai saat

ini telah melaksanakan beberapa program pengembangan masyarakat antara lain

pendidikan formal, Adopsi, Panti Asuhan. Yayasan Sion sebagian besar berasal

dari kontibusi, karena organisasi sangat bergantung pada sumbangan donator

untuk mendanai kegiatan operasionalnya, sehingga organisasi sangat rentan

terhadap fluktuasi dana sumbangan yang terbentuk.

Page 18: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

18

DAFTAR PUSTAKA

Altman, EI. 1968, Financial Ratios, Discriminant Analysis, and The Prediction of Corporate Bankcrupcty, Journal of finance: September.

Baber,W., Roberts, A.,&Visvanathan, G. (2001). Charitable organizations’

strategies and program spending ratios. Accounting Horizons, 15(4), 329-343.

Hair, J.F. Jr. , Anderson, R.E., Tatham, R.L., & Black, W.C. (1998). Multivariate

Data Analysis, (5th Edition). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. Helfret, 1999. Analisis Laporan keuangan (terjemahan Herman Wibowo), Edisi

7. Erlangga. Jakarta Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Edisi Ketiga, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2004. Standar Akuntansi Keuangan: Pelaporan

Keuangan Organisasi Nirlaba (PSAK No. 45). Jakarta: Salemba Empat Mulyadi, 2007. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis

Balanced Scorecard, Yogyakarta : UPP STIM YKPN Prabowo,Ronny.2004. Problems with Performance- based Budgeting. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis. X(2):231-238 Prabowo, Ronny 2007. Identifikasi Rasio Keuangan Organisasi Keuangan Di

Indonesia: Suatu Analisis faktor. UKSW Salatiga

Ritchie, William J. and Robert W.Kolodinsky.2003. Nonprofit Organization Financial Performance Measure : An Evaluation of New and Existing Financial Performance Measure, Nonprofit Management and Leadership 13 (4):367-381.

Sartono, Agus.2000. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. BPFE Trussel,John.2002. Revisiting the Prediction of Financial Vulnerability. Nonprofit

Management and Leadership 13(1):17-31 Trussel,John.2003. Assessing Potential Accounting Manipulation: the Financial

Characteristics of Charitable Organizations with Higher than Expected Program-Spending Ratios. The Pennsylvania State University at Harrisburg working paper

Page 19: Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada … · 2013-04-12 · akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil. Pengukuran

19

Yuanita, 2011. Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba Yang Bisa Di Akses Berdasar Rasio-Rasio Keuangan. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. Skripsi FEB UKSW