analisis ketersediaan media dan tingkat ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfpemahaman model...

88
ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT PEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO KABUPATEN WONOSOBO Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Yantri Hayumita 1401412540 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: hoangkhuong

Post on 11-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT PEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III

KECAMATAN SELOMERTO KABUPATEN WONOSOBO

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Yantri Hayumita

1401412540

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Page 2: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

i

ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT PEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III

KECAMATAN SELOMERTO KABUPATEN WONOSOBO

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Yantri Hayumita

1401412540

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Page 3: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

ii

Page 4: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

iii

Page 5: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

iv

Page 6: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

� Kegagalan hanya terjadi bil

� a kita menyerah (Lessing).

� Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin

kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik (Evelyn Underhill).

� Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah (Thomas

Alva Edison).

� Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah (HR.

Turmudzi).

� Guru harus kaya dengan berbagai metode pembelajaran. Jika hasil belajar

peserta didik jelek, salah satu penyebabnya adalah ketidaksesuaian guru

dalam metode pembelajaran (Furqon Hidayatullah).

� Jadilah sosok guru yang cerdas, yang mampu berinovasi membawa siswa

menjadi pribadi unggulan bangsa (Penulis).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang

tuaku tercinta Ibu Hartiti dan Bapak Sakban

Suyanto, keluarga, sahabat, dan teman-

teman seperjuangan mahasiswa PGSD

angkatan 2012.

Page 7: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

vi

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Ketersediaan Media dan Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn Dalam

Penggunaannya Di Kelas Tinggi SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten

Wonosobo”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Negeri Semarang. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,

penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, dengan kerendahan

hati, ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan menjadi mahasiswa UNNES.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang

telah memberikan ijin penelitian.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan kesempatan untuk

memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

UNNES yang telah membantu dalam kelancaran skripsi ini.

Page 8: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

vii

5. Drs. Utoyo, M.Pd., dosen pembimbing pertama yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada penulis, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. Noto Suharto, M.Pd., dosen pembimbing ke dua yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada penulis, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu

Pendidikan UNNES yang telah banyak membekali penulis dengan ilmu

pengetahuan.

8. Seluruh Kepala SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo

yang telah memberikan ijin penelitian.

9. Guru-guru SD di Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo yang

telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.

10. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

UNNES angkatan 2012 yang saling memberikan semangat.

Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan

skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri dan masyarakat

serta pembaca pada umumnya.

Tegal, 1 Juni 2016

Peneliti

Page 9: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

viii

ABSTRAK

Hayumita, Yantri. 2016. Analisis Ketersediaan Media dan Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn Dalam Penggunaannya Di Kelas Tinggi SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo. Skripsi.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Utoyo, M. Pd dan Drs. Noto Suharto,

M. Pd.

Kata kunci: Ketersediaan Media; Penggunaan Media; Penggunaan Model; PKn;

Tingkat Pemahaman Model.

PKn adalah mata pelajaran yang wajib. Tetapi kenyataannya PKn tidak

terlalu diminati oleh siswa kelas tinggi, salah satu penyebabnya adalah media dan

model pembelajaran. Maka peneliti ingin menganalisis bagaimana ketersediaan

media dan tingkat pemahaman model pembelajaran PKn dalam penggunaannya di

kelas tinggi. Sehingga tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketersediaan media

dan tingkat pemahaman model pembelajaran PKn dalam penggunaannya di kelas

tinggi.

Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara, angket dan dokumentasi. Variabel

penelitian terdiri dari 3 variabel, yaitu ketersediaan media, tingkat pemahaman

model dan penggunaan. Populasi penelitian adalah guru kelas tinggi sekolah dasar

Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 30 guru

berasal dari 10 SD penelitian. Setelah data penelitian diperoleh, kemudian diuji

validitas dan reliabilitas menggunakan Person Product Moment dan Cronbach Alpha kemudian dianalisis statistik deskriptif berdasarkan rumus Azwar.

Berdasarkan analisis statistik deskriptif secara umum, mean ketersediaan

media pembelajaran PKn adalah 58,3 masuk kategori sedang, mean tingkat

pemahaman model pembelajaran PKn adalah 41,9 masuk kategori sedang, mean penggunaan media adalah 38,63 masuk kategori sedang dan mean penggunaan

model adalah 48,53 masuk kategori sedang. Hasil penelitian secara umum adalah

sedang. Sehingga peneliti menyarankan agar guru lebih meningkatkan

ketersediaan media dan tingkat pemahaman model pembelajaran PKn.

Page 10: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. ix

PRAKATA ...................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxiii

BAB

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 14

1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 15

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 16

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................. 16

1.5.1 Tujuan Umum .................................................................................... 16

1.5.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 17

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................ 17

1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 17

1.6.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 18

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ..................................................................................... 20

2.1.1 Belajar .................................................................................................. 21

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .......................................... 25

2.1.3 Hakikat Pembelajaran .......................................................................... 29

Page 11: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

x

2.1.4 Pembelajaran Efektif ............................................................................ 31

2.1.5 Pembelajaran PKn ................................................................................ 33

2.1.6 Pembelajaran PKn Efektif .................................................................... 35

2.1.7 Minat Belajar Siswa ............................................................................. 36

2.1.8 Media Pembelajaran ............................................................................. 38

2.1.9 Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran .......................................... 40

2.1.10 Media Pembelajaran PKn ..................................................................... 42

2.1.11 Model Pembelajaran PKn ..................................................................... 43

2.1.12 Karakteristik Siswa SD ........................................................................ 44

2.2 Kajian Empiris ...................................................................................... 46

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 54

3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ................................................................................. 56

3.2 Subjek Penelitian ................................................................................. 57

3.2.1 Populasi ................................................................................................ 58

3.2.2 Sampel .................................................................................................. 58

3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 59

3.3.1 Variabel Independen ............................................................................ 59

3.3.2 Variabel Dependen ............................................................................... 60

3.3.3 Definisi Operasional ............................................................................. 60

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 62

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 62

3.5.1 Wawancara ........................................................................................... 63

3.5.2 Angket .................................................................................................. 63

3.5. Dokumentasi ......................................................................................... 65

3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 66

3.6.1 Alat Pengumpul Data ........................................................................... 73

3.7 Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 74

3.7.1 Validitas ............................................................................................... 74

3.7.2 Reliabilitas ............................................................................................ 82

Page 12: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xi

3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................ 84

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian ................................................................................... 88

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 88

4.1.2 Kondisi Responden .............................................................................. 89

4.2 Analisis Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................. 90

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 90

4.2.2 Hasil Wawancara ................................................................................. 246

4.2.3 Hasil Dokumentasi .............................................................................. 249

4.3 Pembahasan ......................................................................................... 249

4.3.1 Ketersediaan Media Pembelajaran PKn Kelas Tinggi Secara

Umum ................................................................................................... 251

4.3.2 Penggunaan Media Pembelajaran PKn Kelas Tinggi Secara

Umum ................................................................................................... 268

4.3.3 Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn Kelas Tinggi ............. 280

4.3.4 Penggunaan Model Pembelajaran PKn Kelas Tinggi Secara

Umum .................................................................................................. 287

5. PENUTUP

5.1 Simpulan ............................................................................................... 300

5.2 Saran .................................................................................................... 302

5.2.1 Bagi Guru ............................................................................................. 303

5.2.2 Bagi Sekolah ........................................................................................ 305

5.2.3 Bagi Dinas Terkait ............................................................................... 306

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 307

LAMPIRAN ..................................................................................................... 309

Page 13: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Jumlah Sampel Guru Kelas Tinggi SD Se Dabin III ....................... 58

3.2 Indikator Ketersediaan Media Pembelajaran PKn Kelas Tinggi ..... 67

3.3 Indikator Penggunaan Media Pembelajaran PKn Kelas Tinggi ......... 67

3.4 Indikator Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi ................................................................................................. 68

3.5 Indikator Penggunaan Model Pembelajaran PKn Kelas Tinggi ...... 69

3.6 Skala Likert ..................................................................................... 69

3.7 Kisi-kisi Ketersediaan Media .......................................................... 70

3.8 Kisi-kisi Penggunaan Media ............................................................ 71

3.9 Kisi-kisi Tingkat Pemahaman Model .............................................. 71

3.10 Kisi-kisi Penggunaan Model ........................................................... 72

3.11 Sebaran Item ValidKetersediaan Media .......................................... 75

3.12 Sebaran Item Valid Penggunaan Media .......................................... 76

3.13 Sebaran Item Valid Tingkat Pemahaman Model ............................. 77

3.14 Sebaran Item Valid Penggunaan Model .......................................... 78

3.15 Rancangan Angket Ketersediaan Media ......................................... 79

3.16 Rancangan Angket Penggunaan Media .......................................... 80

3.17 Rancangan Angket Tingkat Pemahaman Model ............................ 81

3.18 Rancangan Angket Penggunaan Model ........................................... 81

3.19 Uji Reliabilitas Angket Ketersediaan Media ................................... 83

3.20 Uji Reliabilitas Angket Penggunaan Media .................................... 84

3.21 Uji Reliabilitas Angket Tingkat Pemahaman Model ....................... 84

3.22 Uji Reliabilitas Angket Penggunaan Model .................................... 84

3.23 Kategori Interval .............................................................................. 86

4.1 Kondisi Responden Berdasarkan Umur dan Pendidikan ................. 89

4.2 Kategori Interval Ketersediaan Media Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi .............................................................................................. 92

4.3 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Page 14: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xiii

Kelas Tinggi .................................................................................... 93

4.4 Kategori Interval Indikator Buku .................................................... 95

4.5 Kategori Interval Indikator Buku .................................................... 95

4.6 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Buku ........................................................... 96

4.7 Kategori Interval Indikator Model Pakaian ..................................... 98

4.8 Kategori Interval Indikator Model Pakaian ..................................... 98

4.9 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Model Pakaian ............................................ 99

4.10 Kategori Interval Indikator Bendera ................................................ 100

4.11 Kategori Interval Indikator Bendera ................................................ 100

4.12 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Bendera ...................................................... 101

4.13 Kategori Interval Indikator Lambang .............................................. 103

4.14 Kategori Interval Indikator Lambang .............................................. 103

4.15 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Model Lambang ......................................... 104

4.16 Kategori Interval Indikator Video ................................................... 106

4.17 Kategori Interval Indikator Video ................................................... 106

4.18 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Video .......................................................................... 107

4.19 Kategori Interval Indikator Gambar ................................................ 108

4.20 Kategori Interval Indikator Gambar ................................................ 109

4.21 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Gambar ....................................................... 109

4.22 Kategori Interval Indikator Contoh Kasus....................................... 111

4.23 Kategori Interval Indikator Contoh Kasus....................................... 111

4.24 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Contoh Kasus ............................................. 112

4.25 Kategori Interval Indikator Model Cerita ........................................ 114

4.26 Kategori Interval Indikator Model Cerita ........................................ 114

Page 15: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xiv

4.27 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Cerita .......................................................... 115

4.28 Kategori Interval Indikator Budaya ................................................. 116

4.29 Kategori Interval Indikator Budaya ................................................. 117

4.30 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Budaya ....................................................... 117

4.31 Kategori Interval Indikator Perencanaan Sebelum Pembelajaran ... 119

4.32 Kategori Interval Indikator Perencanaan Sebelum Pembelajaran ... 119

4.33 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Perencanaan Sebelum Pembelajaran .......... 120

4.34 Kategori Interval Indikator Saat Pembelajaran ............................... 121

4.35 Kategori Interval Indikator Saat Pembelajaran ............................... 122

4.36 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Saat Pembelajaran ...................................... 122

4.37 Kategori Interval Indikator Tokoh Masyarakat ............................... 124

4.38 Kategori Interval Indikator Tokoh Masyarakat ............................... 124

4.39 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Tokoh Masyarakat ...................................... 125

4.40 Kategori Interval Indikator Pahlawan.............................................. 127

4.41 Kategori Interval Indikator Pahlawan.............................................. 127

4.42 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Pahlawan .................................................... 128

4.43 Kategori Interval Indikator Presiden ............................................... 129

4.44 Kategori Interval Indikator Presiden ............................................... 130

4.45 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Presiden ...................................................... 130

4.46 Kategori Interval Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi .................................................................................... 132

4.47 Kategori Interval Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi .................................................................................... 132

4.48 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Page 16: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xv

Kelas Tinggi ................................................................................... 133

4.49 Rekapitulasi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi ................................................................................... 134

4.50 Kategori Interval Penggunaan Media Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi .............................................................................................. 137

4.51 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi .................................................................................... 138

4.52 Kategori Interval Indikator Tingkat Kesukaran............................... 140

4.53 Kategori Interval Indikator Tingkat Kesukaran............................... 140

4.54 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Tingkat Kesukaran ..................................... 141

4.55 Kategori Interval Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran ........ 142

4.56 Kategori Interval Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran ........ 143

4.57 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran .............. 143

4.58 Kategori Interval Indikator Buku .................................................... 145

4.59 Kategori Interval Indikator Buku .................................................... 145

4.60 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Buku ........................................................... 146

4.61 Kategori Interval Indikator Model Pakaian ..................................... 147

4.62 Kategori Interval Indikator Model Pakaian ..................................... 148

4.63 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Model Pakaian ............................................ 148

4.64 Kategori Interval Indikator Bendera ................................................ 150

4.65 Kategori Interval Indikator Bendera ................................................ 150

4.66 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Bendera ...................................................... 151

4.67 Kategori Interval Indikator Lambang .............................................. 152

4.68 Kategori Interval Indikator Lambang .............................................. 153

4.69 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Model Lambang ......................................... 153

Page 17: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xvi

4.70 Kategori Interval Indikator Video ................................................... 155

4.71 Kategori Interval Indikator Video ................................................... 155

4.72 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Video .......................................................................... 156

4.73 Kategori Interval Indikator Gambar ................................................ 157

4.74 Kategori Interval Indikator Gambar ................................................ 158

4.75 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Gambar ....................................................... 158

4.76 Kategori Interval Indikator Contoh Kasus....................................... 160

4.77 Kategori Interval Indikator Contoh Kasus....................................... 160

4.78 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Contoh Kasus ............................................. 161

4.79 Kategori Interval Indikator Model Cerita ........................................ 162

4.80 Kategori Interval Indikator Model Cerita ........................................ 163

4.81 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Cerita .......................................................... 163

4.82 Kategori Interval Indikator Budaya ................................................. 165

4.83 Kategori Interval Indikator Budaya ................................................. 165

4.84 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Budaya ....................................................... 166

4.85 Kategori Interval Indikator Tokoh Masyarakat ............................... 168

4.86 Kategori Interval Indikator Tokoh Masyarakat ............................... 168

4.87 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Tokoh Masyarakat ...................................... 169

4.88 Kategori Interval Indikator Pahlawan.............................................. 170

4.89 Kategori Interval Indikator Pahlawan.............................................. 171

4.90 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi Indikator Pahlawan .................................................... 171

4.91 Kategori Interval Indikator Presiden ............................................... 173

4.92 Kategori Interval Indikator Presiden ............................................... 173

4.93 Distribusi FrekuensiPenggunaan Media Pembelajaran PKn

Page 18: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xvii

Kelas Tinggi Indikator Presiden ...................................................... 174

4.94 Kategori Interval Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi .................................................................................... 176

4.95 Kategori Interval Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi .................................................................................... 176

4.96 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi ................................................................................... 177

4.97 Rekapitulasi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi ................................................................................... 178

4.98 Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn Kelas Tinggi ....... 181

4.99 Distribusi Frekuensi Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi ................................................................................... 182

4.100 Kategori Interval Dimensi Model Bermain Peran .......................... 183

4.101 Kategori Interval Dimensi Model Bermain Peran .......................... 184

4.102 Distribusi Frekuensi Dimensi Model Bermain Peran ..................... 184

4.103 Kategori Interval Dimensi Model Simulasi Sosial ......................... 186

4.104 Kategori Interval Dimensi Model Simulasi Sosial ......................... 186

4.105 Distribusi Frekuensi Dimensi Model Simulasi Sosial .................... 187

4.106 Kategori Interval Dimensi Model Telaah Yurisprudensi Inquiri ... 189

4.107 Kategori Interval Dimensi Model Telaah Yurisprudensi Inquiri .... 189

4.108 Distribusi Frekuensi Dimensi Model Telaah Yurisprudensi

Inquiri ............................................................................................. 190

4.109 Kategori Interval Dimensi Model Pendekatan Proses .................... 191

4.110 Kategori Interval Dimensi Model Pendekatan Proses .................... 191

4.111 Distribusi Frekuensi Dimensi Model Pendekatan Proses ............... 192

4.112 Kategori Interval Dimensi Model Number Head Together ............. 194

4.113 Kategori Interval Dimensi Model Number Head Together ............. 194

4.114 Distribusi Frekuensi Dimensi Model Number Head Together ........ 195

4.115 Kategori Interval Dimensi Model Mind Mapping ........................... 197

4.116 Kategori Interval Dimensi Model Mind Mapping ........................... 197

4.117 Distribusi Frekuensi Dimensi Model Mind Mapping ...................... 198

Page 19: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xviii

4.118 Kategori Interval Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi ................................................................................... 199

4.119 Kategori Interval Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi .................................................................................... 200

4.120 Distribusi Frekuensi Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi .................................................................................... 201

4.121 Rekapitulasi Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi ............................................................................................. 202

4.122 Kategori Interval Penggunaan Model Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi ............................................................................................. 204

4.123 Distribusi Frekuensi Penggunaan Model Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi ............................................................................................. 206

4.124 Kategori Interval Indikator Penggunaan 1 Minggu ......................... 206

4.125 Kategori Interval Indikator Penggunaan 1 Minggu ......................... 207

4.126 Distribusi Frekuensi Indikator Penggunaan 1 Minggu .................... 207

4.127 Kategori Interval Indikator Penggunaan 1 Bulan ............................ 209

4.128 Kategori Interval Indikator Penggunaan 1 Bulan ............................ 209

4.129 Distribusi Frekuensi Indikator Penggunaan 1 Bulan ....................... 210

4.130 Kategori Interval Indikator Sesuai Materi ....................................... 212

4.131 Kategori Interval Indikator Sesuai Materi ....................................... 212

4.132 Distribusi Frekuensi Indikator Sesuai Materi .................................. 213

4.133 Kategori Interval Indikator Sesuai Kegiatan ................................... 215

4.134 Kategori Interval Indikator Sesuai Kegiatan ................................... 215

4.135 Distribusi Frekuensi Indikator Sesuai Kegiatan .............................. 216

4.136 Kategori Interval Indikator Kritis .................................................... 217

4.137 Kategori Interval Indikator Kritis .................................................... 218

4.138 Distribusi Frekuensi Indikator Kritis ............................................... 218

4.139 Kategori Interval Indikator Aktif ..................................................... 220

4.140 Kategori Interval Indikator Kritis .................................................... 220

4.141 Distribusi Frekuensi Indikator Kritis ............................................... 221

Page 20: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xix

4.142 Kategori Interval Indikator Demokratis .......................................... 223

4.143 Kategori Interval Indikator Demokratis .......................................... 223

4.144 Distribusi Frekuensi Indikator Demokratis ..................................... 224

4.145 Kategori Interval Indikator Kemampuan ......................................... 225

4.146 Kategori Interval Indikator Kemampuan ......................................... 226

4.147 Distribusi Frekuensi Indikator Kemampuan.................................... 226

4.148 Kategori Interval Indikator Latar Belakang..................................... 228

4.149 Kategori Interval Indikator Latar Belakang..................................... 228

4.150 Distribusi Frekuensi Indikator Latar Belakang ............................... 229

4.151 Kategori Interval Indikator Kepribadian ......................................... 231

4.152 Kategori Interval Indikator Kepribadian ......................................... 231

4.153 Distribusi Frekuensi Indikator Kepribadian .................................... 232

4.154 Kategori Interval Indikator Keluarga .............................................. 234

4.155 Kategori Interval Indikator Keluarga .............................................. 234

4.156 Distribusi Frekuensi Indikator Keluarga ......................................... 235

4.157 Kategori Interval Indikator Sekolah ................................................ 236

4.158 Kategori Interval Indikator Sekolah ................................................ 237

4.159 Distribusi Frekuensi Indikator Sekolah ........................................... 237

4.160 Kategori Interval Indikator Masyarakat .......................................... 239

4.161 Kategori Interval Indikator Masyarakat .......................................... 239

4.162 Distribusi Frekuensi Indikator Masyarakat ..................................... 240

4.163 Kategori Interval Penggunaan Model Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi ............................................................................................. 242

4.164 Kategori Interval Penggunaan Model Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi ............................................................................................. 242

4.165 Distribusi Frekuensi Penggunaan Model Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi .............................................................................................. 243

4.166 Rekapitulasi Penggunaan Model Pembelajaran PKn Kelas Tinggi. 244

4.167 Daftar Nama Guru Sebagai Objek Wawancara ............................... 247

4.168 Daftar Nama Siswa Sebagai Objek Wawancara.............................. 247

Page 21: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xx

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..................................................................... 55

3.1 Bagan Hubungan Antara Variabel X dan Y ......................................... 59

4.1 Diagram Ketersediaan Media Pembelajaran PKn Kelas Tinggi .......... 94

4.2 Diagram Ketersediaan Media Indikator Buku ..................................... 96

4.3 Diagram Ketersediaan Media Indikator Model Pakaian ...................... 99

4.4 Diagram Ketersediaan Media Indikator Bendera ................................. 102

4.5 Diagram Ketersediaan Media Indikator Lambang ............................... 104

4.6 Diagram Ketersediaan Media Indikator Video .................................... 107

4.7 Diagram Ketersediaan Media Indikator Gambar ................................. 110

4.8 Diagram Ketersediaan Media Indikator Contoh Kasus ........................ 112

4.9 Diagram Ketersediaan Media Indikator Cerita .................................... 115

4.10 Diagram Ketersediaan Media Indikator Budaya .................................. 118

4.11 Diagram Ketersediaan Media Indikator Perencanaan Sebelum

Pembelajaran ........................................................................................ 120

4.12 Diagram Ketersediaan Media Indikator Saat Pembelajaran................. 123

4.13 Diagram Ketersediaan Media Indikator Tokoh Masyarakat ................ 125

4.14 Diagram Ketersediaan Media Indikator Pahlawan ............................... 128

4.15 Diagram Ketersediaan Media Indikator Presiden ................................ 131

4.16 Diagram Ketersediaan Media Pembelajaran PKn Kelas Tinggi .......... 134

4.17 Diagram Rekapitulasi Ketersediaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi ......................................................................................... 136

4.18 Diagram Penggunaan Media Pembelajaran PKn Kelas Tinggi............ 138

4.19 Diagram Penggunaan Media Indikator Tingkat Kesukaran ................. 141

4.20 Diagram Penggunaan Media Indikator Pencapaian Tujuan

Pembelajaran ........................................................................................ 144

4.21 Diagram Penggunaan Media Indikator Buku ....................................... 146

4.22 Diagram Penggunaan Media Indikator Model Pakaian ....................... 149

4.23 DiagramPenggunaan Media Indikator Bendera ................................... 151

Page 22: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xxi

4.24 Diagram Penggunaan Media Indikator Lambang ................................ 154

4.25 Diagram Penggunaan Media Indikator Video ...................................... 156

4.26 Diagram Penggunaan Media Indikator Gambar ................................... 159

4.27 Diagram Penggunaan Media Indikator Contoh Kasus ......................... 161

4.28 Diagram Penggunaan Media Indikator Cerita ...................................... 164

4.29 Diagram Penggunaan Media Indikator Budaya ................................... 166

4.30 Diagram Penggunaan Media Indikator Tokoh Masyarakat ................. 169

4.31 Diagram Penggunaan Media Indikator Pahlawan ................................ 172

4.32 Diagram Penggunaan Media Indikator Presiden .................................. 175

4.33 Diagram Penggunaan Media Pembelajaran PKn Kelas Tinggi............ 177

4.34 Diagram Rekapitulasi Penggunaan Media Pembelajaran PKn

Kelas Tinggi ......................................................................................... 179

4.35 Diagram Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi ................................................................................................... 182

4.35 Diagram Tingkat Pemahaman Model Dimensi Model Bermain

Peran ..................................................................................................... 185

4.36 Diagram Tingkat Pemahaman Model Dimensi Model Bermain

Peran ..................................................................................................... 187

4.37 Diagram Tingkat Pemahaman Model Dimensi Model Simulasi

Sosial .................................................................................................... 190

4.38 Diagram Tingkat Pemahaman Model Dimensi Model Telaah

Yurisprudensi Inquiri ........................................................................... 193

4.39 Diagram Tingkat Pemahaman Model Dimensi Model Pendekatan

Proses .................................................................................................. 195

4.40 Diagram Tingkat Pemahaman Model Dimensi Model Number

Head Together ..................................................................................... 198

4.41 Diagram Tingkat Pemahaman Model Dimensi Model Mind

Mapping ............................................................................................... 201

4.42 Diagram Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran PKn Kelas

Tinggi ................................................................................................... 203

4.43 Diagram Rekapitulasi Tingkat Pemahaman Model Pembelajaran

Page 23: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xxii

PKn Kelas Tinggi ................................................................................ 203

4.44 Diagram Penggunaan Model Pembelajaran PKn Kelas Tinggi .......... 207

4.45 Diagram Penggunaan Model Indikator Penggunaan 1 Minggu .......... 208

4.46 Diagram Penggunaan ModelIndikator Penggunaan 1 Bulan ............... 211

4.47 Diagram Penggunaan ModelIndikator Sesuai Materi .......................... 213

4.48 Diagram Penggunaan ModelIndikator Sesuai Kegiatan ...................... 216

4.49 Diagram Penggunaan ModelIndikator Kritis ....................................... 219

4.50 Diagram Penggunaan ModelIndikator Aktif ........................................ 221

4.51 Diagram Penggunaan ModelIndikator Demokratis .............................. 224

4.52 Diagram Penggunaan ModelIndikator Kemampuan ............................ 227

4.53 Diagram Penggunaan ModelIndikator Latar Belakang ........................ 230

4.54 Diagram Penggunaan ModelIndikator Kepribadian ............................ 232

4.55 Diagram Penggunaan ModelIndikator Keluarga .................................. 235

4.56 Diagram Penggunaan ModelIndikator Sekolah ................................... 238

4.57 Diagram Penggunaan ModelIndikator Masyarakat .............................. 241

4.58 Diagram Penggunaan ModelPembelajaran PKn Kelas Tinggi ............ 244

4.59 Diagram Rekapitulasi ModelPembelajaran PKn Kelas Tinggi ............ 246

Page 24: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Uji Coba ................................................................................... 309

2. Hasil Data Uji Coba ............................................................................. 319

3. Lembar Validasi Angket ...................................................................... 327

4. Output SPSS Uji Validitas ................................................................... 333

5. Output SPSS Uji Reliabilitas ................................................................ 341

6. Instrumen Penelitian ............................................................................. 349

7. Hasil Data Penelitian ............................................................................ 358

8. Profile Guru .......................................................................................... 366

9. Surat Penelitian .................................................................................... 367

10. Dokumentasi ......................................................................................... 378

Page 25: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang: latar belakang, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Latar belakang mengemukakan masalah-masalah yang menjadi dasar

dilakukannya penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki kekuatan atau pengaruh yang dinamis dalam

kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai

potensi yang dimiliki individu secara optimal, yaitu pengembangan potensi

individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial

dan spiritual sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan

fisik dan lingkungan sosiobudaya dimana dia hidup. Sehingga pendidikan

sangatlah penting dan wajib dimiliki oleh setiap individu tanpa terkecuali.

Salah satu cara agar setiap individu memperoleh pendidikan adalah dengan

melewati jalur formal, yaitu sekolah. Pemerintah sendiri telah mewajibkan setiap

individu (warga negara) untuk sekolah dengan program wajib belajar. Seperti

yang tertera dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2008 tentang Wajib

Belajar pada Pasal 3 Ayat 2 yaitu penyelenggaraan wajib belajar pada jalur formal

dilaksanakan minimal pada jenjang pendidikan dasar yang meliputi SD, MI, SMP,

MTs, dan bentuk lain yang sederajat. Jadi setiap warga negara Indonesia harus

Page 26: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

2

menjalani pendidikan dasar minimal 9 tahun, yaitu 6 tahun untuk Sekolah Dasar

(SD) atau Madrasah Ibtidiyah (MI) dan 3 tahun untuk Sekolah Menengah Pertama

(SMP) atau sederajat.

Seluruh warga negara yang sekolah akan menjadi peserta didik dan

memperoleh pengetahuan lewat pembelajaran. Pembelajaran memuat proses

interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya

sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran (Daryanto, 2013: 315). Selain itu, pembelajaran

berisi tentang kegiatan menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas

serta kualitas belajar pada peserta didik.

Pada pasal 1 butir 20 UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,

menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Rusman

(2014: 134) pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi

antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak

langsung dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Sedangkan

pendapat lain menurut aliran behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru

membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau

stimulus. Adapun aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran adalah cara guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan

memahami sesuatu yang sedang dipelajari, dalam pembelajaran guru memberikan

kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya

sesuai dengan minat dan kemampuannya (Basri, 2015: 22).

Page 27: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

3

Walaupun adanya perbedaan tentang pengertian pembelajaran. Tetapi hal

yang sama penting dalam pembelajaran adalah berusaha untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik. Seperti yang dikatakan oleh Winataputra (2007: 1.21)

“proses pembelajaran dalam arti luas merupakan jantungnya dari pendidikan

untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa”.

Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pembelajaran tersebut

efektif, karena menurut Reigeluth dalam Uno dan Mohamad (2015: 173) efektif

dalam pembelajaran mengarah pada terukurnya suatu tujuan dari belajar.

Misalnya seorang guru merumuskan salah satu mata pelajaran dengan standar

kompetensi skor minimal 90. Maka siswa harus mencapai skor 90. Apabila ada

siswa yang mendapatkan skor dibawah 90, maka pembelajaran guru tersebut

belum efektif. Jadi, dalam pembelajaran efektif selain dapat terlihat tingkat

keberhasilan pembelajaran, terlihat pula kemampuan seorang guru dalam

upayanya memberhasilkan suatu pembelajaran.

Yusuf Hadi Miarso dalam Uno dan Mohamad (2015: 173) memandang

bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan

pembelajaran bermanfaat dan terfokus pada siswa (student centered) melalui

penggunaan prosedur yang tepat. Kemudian Uno dan Mohamad (2015: 13)

menyebutkan pembelajaran yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran

yang diterapkan guru dengan maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah

ditetapkan. Strategi pembelajaran efektif ini menghendaki agar siswa belajar

dengan baik dan tuntas. Sebelum pembelajaran efektif berlangsung, guru terlebih

Page 28: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

4

dahulu menganalisa karakteristik siswa berupa analisis minat, bakat, kemampuan

awal, atau motivasi belajar siswa hingga gaya belajar mereka. Uno dan Mohamad

(2015: 14) mengatakan “dengan strategi ini akan terjadi proses pembelajaran yang

kondusif karena guru telah terbekali dengan karakteristik siswa yang menjadi

dasar penetapan metode dan penggunaan media pembelajaran”.

Selain menganalisa karakteristik siswa, guru juga harus mengetahui

prinsip-prinsip belajar pada pembelajaran efektif. Uno dan Mohamad (2015: 191)

menyebutkan prinsip dasar pada pembelajaran efektif, yaitu: (1) Perhatian, artinya

siswa dituntut untuk konsentrasi dan memberikan perhatian terhadap semua

rangsangan yang mengarah untuk mencapai tujuan belajar. Agar perhatian

konsentrasi siswa terjaga dan tidak jenuh, maka guru perlu menggunakan alat

peraga atau media pembelajaran; (2) Motivasi, artinya sebelum dan selama proses

pembelajaran, guru dituntut untuk memberikan motivasi pada siswa agar proses

pembelajaran lancar; (3) Keaktifan, artinya siswa berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran, keaktifan siswa dapat tercipta dengan adanya model dan media

pembelajaran; (4) Keterlibatan langsung, artinya siswa tidak hanya mengamati,

tetapi harus menghayati, terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap proses

dan hasilnya; (5) Pengulangan, artinya dengan adanya pengulangan maka daya-

daya yang ada pada individu seperti mengamati, memegang, mengingat,

mengkhayal, merasakan, dan berpikir akan berkembang; (6) Tantangan, artinya

siswa menghadapi permasalahan terlebih dahulu agar tujuan tercapai; (7)

Penguatan, artinya ada penguatan selama proses pembelajaran dan (8) Perbedaan

individual, artinya perbedaan individual perlu diperhatikan guru karena

Page 29: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

5

berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan

penggunaan metode atau strategi yang bervariasi dan penggunaan media

instruksional yang akan membantu melayani perbedaan siswa dalam belajar.

Berdasarkan penjabaran prinsip-prinsip belajar efektif tersebut, terlihat

adanya penggunaan media dan model pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa media dan model pembelajaran penting digunakan dalam proses

pembelajaran. Seperti yang dikatakan Arsyad (2014: 19) bahwa “dalam suatu

proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar

dan media pembelajaran”. Maka, guru harus bisa memahami model dan

mengetahui media pembelajaran yang sedang berkembang agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara optimal dan sesuai perkembangan zaman.

Pembelajaran efektif sangat diperlukan dalam rangka mencapai suatu

tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan menurut Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1

Ayat 1 adalah:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Sedangkan, menurut Dictionary of Education dalam Munib (2012: 30)

pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan

Page 30: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

6

bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat, seseorang dihadapkan

pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang

dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan

kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal.

Pendidikan nasional memiliki rancangan pelajaran yang akan diberikan

kepada peserta didik dalam periode jenjang pendidikan agar pendidikan berjalan

secara sistematis, rancangan tersebut dinamakan kurikulum. UU Republik

Indonesia No 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 10 pasal 37

menyebutkan bahwa:

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat 10 mata

pelajaran yaitu Pendidikan Agama, Bahasa, Matematika, Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni dan

Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Ketrampilan/Kejuruan,

Muatan Lokal dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Disebutkan dalam pasal tersebut, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) adalah salah satu mata pelajaran wajib yang ada dalam kurikulum. Pada

tahun 2013, pemerintah mengeluarkan kurikulum pendidikan baru, yaitu

Kurikulum 2013 yang bertemakan “Pendidikan Karakter”. Karakter sebenarnya

telah tertanam dalam pelajaran PKn, hal ini diungkapkan oleh Winataputra (2010:

2.1) bahwa “dalam proses pendidikan nasional PKn pada dasarnya merupakan

wahana pedagogis pembangunan watak atau karakter”. Sehingga jelas terlihat

bahwa PKn adalah mata pelajaran yang wajib dan penting diberikan kepada siswa.

PKn mempunyai fungsi sebagai pendidikan nilai, moral dan norma sesuai

dengan UUD 1945. Misi PKn selanjutnya dirangkum oleh Winarno (2007 :114-

115) bahwa misi PKn adalah (1) Pendidikan Kewarganegaraan sebagai

Page 31: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

7

pendidikan kewarganegaraan dalam arti sesungguhnya yaitu civic education; (2)

Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan karakter; (3)

Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan bela negara; (4) Pendidikan

Kewarganegaraan sebagai pendidikan demokrasi (politik) mengemban tugas

menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang demokratis untuk

mendukung tegaknya demokrasi negara. Jadi, fungsi dan misi PKn berisi tentang

bahasan pengetahuan moral karakter, pengetahuan sebagai warga negara dan

negara Indonesia. Adanya fungsi dan misi PKn ini semakin menegaskan

pentingnya PKn dalam pendidikan Indonesia. Pada Permen Diknas Nomor 19

Tahun 2005 mengatakan bahwa:

Proses pembelajaran pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakasa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

Agar proses pembelajaran PKn berjalan sesuai dengan pasal tersebut,

Winataputra (2008: 1.20) menyebutkan bahwa ada dua hal yang perlu mendapat

perhatian sebagai guru atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn

di kelas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau

pendekatan pembelajaran. Materi PKn yang diberikan guru tidak hanya dari buku

saja tetapi diberikan pengembangan, misal mengambil contoh dari lingkungan

sekitar atau kasus yang sedang berkembang sehingga siswa dapat berpikir kritis

seperti tujuan PKn yang ada pada Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006

sub 1, yaitu “berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan”. Apabila seorang guru PKn dapat menerapkan prinsip belajar

Page 32: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

8

efektif dan melaksanakan proses pembelajaran seperti pasal diatas, maka dapat

dipastikan pembelajaran PKn akan efektif. Pembelajaran PKn yang efektif adalah

pembelajaran yang penuh motivasi dan penguatan dari guru serta adanya

penggunaan media dan model pembelajaran yang membuat siswa aktif, interaktif

dan terlibat langsung sehingga siswa merespon pembelajaran secara positif.

Berdasarkan uraian tersebut, media dan model pembelajaran sangat

berpengaruh pada proses pembelajaran. Sehingga guru harus tahu perkembangan

media dan paham akan model pembelajaran. Media dan model pembelajaran

ternyata juga dijadikan salah satu indikator gugus pengetahuan dan penguasaan

teknik dasar profesional, yaitu pada poin d dan i. Disebutkan Rusman (2014: 47)

bahwa poin d adalah pengetahuan tentang model teori belajar (umum maupun

khusus) dan poin i adalah pengetahuan dan penguasaan berbagai media sumber

belajar.

Menurut Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2014:4) media pembelajaran

meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi

pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video

recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan

komputer. Maka dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar yang

mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang

siswa untuk belajar. R. Ibrahim dan Nana Syaodih S dalam Rusman (2014: 77)

berpendapat media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran.

Page 33: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

9

Sehingga media pembelajaran haruslah tersedia di sekolah-sekolah dasar karena

media adalah objek fisik yang nyata.

Selanjutnya Winataputra (2008: 2.43) menyebutkan media dalam PKn

dibagi kedalam beberapa sifat, yaitu materiel, immaterial, kondisional, dan

personal. Media PKn yang bersifat materiel misalnya buku, model pakaian,

bendera, lambang. Bersifat immaterial, misalnya contoh kasus, cerita, legenda,

budaya. Bersifat kondisional, misalnya suasana simulasi yang diciptakan sebelum

atau pada saat proses belajar berlangsung di kelas atau di tempat kejadian dan

bersifat personal, misalnya nama atau foto atau gambar tokoh masyarakat atau

pahlawan, gambar atau foto atau nama presiden, raja.

Selain media pembelajaran, dalam pembelajaran PKn terdapat model

pembelajaran yang digunakan. Joyce dan Weil dalam Rusman (2014: 133)

berpendapat bahwa “model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang

dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran

di kelas atau yang lain”. Jadi dapat dikatakan bahwa model pembelajaran adalah

sebuah prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar.

Model pembelajaran adalah sebuah prosedur yang sistematis yang

bertujuan untuk merancang dan mengembangkan pembelajaran. Artinya, guru

harus paham mengenai model pembelajaran. Mengingat model pembelajaran

bertujuan untuk merancang dan mengembangkan pembelajaran, maka model

pembelajaran masuk kedalam salah satu kompetensi guru yaitu kompetensi

Page 34: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

10

pedagogik. Menurut Nasrul (2014: 40) kompetensi pedagogik meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, merancang, dan melaksanakan pembelajaran

serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi

yang dimilikinya. Adanya kata pemahaman semakin menegaskan, bahwa guru

tidak boleh hanya mengetahui model pembelajaran yang ada saja, tetapi guru

harus paham akan model pembelajaran agar penggunaannya bisa maksimal.

Dalam materi PKn, ada sejumlah model pembelajaran yang dapat

dijadikan alternatif untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran PKn.

Bersumber dari buku, model yang bisa digunakan adalah model pembelajaran

Value Clarification Technique (VCT), model permainan antara lain metode

bermain peran (role playing) dan model portofolio. Model pembelajaran tersebut

dianggap sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran PKn karena mata pelajaran

PKn mengemban misi untuk membina nilai, moral, sikap dan perilaku siswa, di

samping membina kecerdasan (pengetahuan) siswa (Winataputra 2008: 5.45).

Selain sumber dari buku, ada beberapa penelitian yang menyimpulkan model lain

dapat digunakan dalam pembelajaran PKn karena meningkatkan hasil

pembelajaran, yaitu model Cooperative Learning, Numbered Head Together

(NHT), Problem Based Instruction, Team Assisted Individualization. Mind

Mapping, Teams Games Tournaments, Think Pair Share, dan lain sebagainya.

Penelitian mengenai media dan model pembelajaran PKn pernah dilakukan

oleh beberapa peneliti, diantaranya yang dilakukan oleh Novia Mawaddah (2015),

mahasiswi Universitas Tanjungpura dengan judul “Analisis Ketersediaan dan

Pemanfaatan Media Pembelajaran Nonproyeksi PKn Kelas V Sekolah Dasar”.

Page 35: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

11

Hasil penelitian menyebutkan bahwa ketersediaan media pembelajaran berupa

media globe terdapat di seluruh sekolah. Sedangkan media patung tidak terdapat

di seluruh sekolah. Untuk media cetak buku paket dan buku penunjang telah

tersedia di seluruh sekolah. Media pembelajaran berupa media grafis foto tidak

tersedia di seluruh sekolah, tetapi media pembelajaran grafis berupa gambar dan

peta telah tersedia di seluruh sekolah. Kemudian penelitian dari Leny Shela

Purnianingrum (2015) dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn

Melalui Model Make A Match Berbantuan Media Kartu Bergambar Siswa Kelas

VSD N Karanganyar 02 Kota Semarang”. Hasil penelitian menyebutkan

penelitian ini membuktikan model make a match berbantuan media kartu

bergambar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn meliputi keterampilan

guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas V SDN Karanganyar 02 Kota

Semarang.

PKn memuat beberapa materi yang menuntut siswa untuk berpikir kritis.

Siswa sekolah dasar yang sudah siap berpikir kritis adalah siswa kelas tinggi yaitu

kelas 4, 5 dan 6. Usia kelas 4, 5 dan 6 berada pada rentang 9 sampai 12 tahun.

Menurut Piaget dalam Siswoyo dkk (2008: 102) umur 7 sampai 11 tahun masuk

kedalam tahap operasional konkrit, dimana siswa sudah mampu berpikir

sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret. Umur 11

sampai 14 tahun masuk kedalam tahap operasional formal dimana siswa telah

memiliki kemampuan mengkoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif, secara

serentak maupun berurutan. Jadi, umur 9 sampai 12 tahun masuk kedalam dua

tahap, yaitu tahap operasional konkrit dan operasional formal. Adanya

Page 36: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

12

karakteristik siswa kelas tinggi ini membuat media dan model pembelajaran

seharusnya diterapkan pada pembelajaran PKn agar siswa semakin aktif dan

berpikir kritis. Selain itu kelas tinggi adalah saat dimana tahap intelektual siswa

benar-benar harus digali karena untuk mempersiapkan tahap yang lebih tinggi,

yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tetapi pada kenyataannya, mata pelajaran PKn saat ini dianggap sebagai

mata pelajaran yang sulit dan tidak terlalu menarik bagi siswa kelas tinggi. Guru

masih menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran dan membuat guru menjadi

pusat perhatian. Banyak guru yang masih menganggap bahwa media

pembelajaran sulit untuk diperoleh dan mahal, karena guru berfikiran bahwa

media pembelajaran yang baik hanya media seperti LCD yang dapat menampilkan

gambar visual maupun audiovisual, sehingga ketersediaan media untuk PKn

relatif sedikit dan guru kurang paham dengan perkembangan model pembelajaran

yang ada sekarang. Padahal menurut Arsyad (2014: 79) “yang terpenting adalah

media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa,

serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar”. Sebagai

contoh, pada materi lambang dalam PKn, guru dapat menggunakan model Flash

Card dan media yang digunakan adalah lambang yang berbentuk puzzle. Cara

membuat puzzle lambang pun mudah dan tidak menggunakan biaya yang mahal,

yaitu dengan kertas bergambar lambang kemudian dipotong membentuk potongan

puzzle. Media sederhana inipun dapat meningkatkan keaktifan dan minat siswa

pada pembelajaran PKn. Kurangnya ketersediaan media dan pemahaman guru

pada model pembelajaran mengakibatkan siswa kesulitan memahami materi dan

Page 37: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

13

tidak terlalu tertarik dengan pelajaran PKn.

Peneliti dapat berasumsi demikian berdasarkan dari hasil data dan

wawancara awal (studi pendahuluan) pada subjek penelitian, yaitu beberapa siswa

kelas tinggi dan beberapa guru kelas tinggi dari sekolah yang berbeda. Beberapa

siswa kelas tinggi menjawab PKn adalah pelajaran yang sulit dan tidak terlalu

menarik karena mata pelajaran ini banyak berisi pemahaman dan hafalan. Mereka

sulit untuk memahami materi yang mereka anggap terlalu luas sedangkan guru

dalam membelajarkan PKn rata-rata menggunakan metode ceramah sehingga

siswa tidak terlalu tertarik dengan mata pelajaran ini.

Selanjutnya, hasil wawancara awal (studi pendahuluan) pada guru kelas

tinggi pada pembelajaran PKn yaitu guru banyak menggunakan media gambar

atau buku dan model pembelajaran yang digunakan banyak menggunakan

ceramah atau diskusi karena guru kurang memahami model pembelajaran yang

lain. Hal ini menunjukkan bahwa guru masih kurang inovatif dalam

membelajarkan PKn. Hal inilah yang akhirnya membuat peneliti ingin meneliti

bagaimana sebenarnya ketersediaan media pembelajaran yang ada di sekolah dan

bagaimana tingkat pemahaman guru tentang model pembelajaran serta

penggunaannya dalam pembelajaran PKn secara lebih mendetail.

Subjek penelitian yangakan diteliti, yaitu kelas tinggi pada SD Dabin III

Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo. Jumlah SD yang akan diteliti

berjumlah 10 sekolah, yaitu SD Negeri 1 Kalierang, SD Negeri 2 Kalierang, SD

Negeri Pakuncen, SD Negeri Gunung Tawang, SD Negeri Wonorejo, SD Negeri

Wilayu, SD Negeri Sinduagung, SD Negeri Sidorejo, SD Negeri Tumenggungan

Page 38: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

14

dan SD Negeri Ngadimulyo. Peneliti ingin meneliti SD di Dabin III karena Dabin

ini adalah Dabin yang terdekat dengan kota dan Dabin III adalah dabin yang

mempunyai prestasi lebih banyak. Selain itu setelah mendapatkan hasil

wawancara awal bahwa adanya kurang optimalnya ketersediaan media dan

pemahaman model pembelajaran serta penggunaan pada mata pelajaran PKn,

membuat peneliti semakin tertarik untuk meneliti Dabin III ini.

Minimnya jumlah media dan pemahaman model pembelajaran

berdasarkan wawancara awal membuat peneliti ingin meneliti ketersediaan media

dan tingkat pemahaman model pembelajaran serta bagaimana penggunaannya

dalam pembelajaran PKn kelas tinggi di SD Dabin III Kecamatan Selomerto

Kabupaten Wonosobo. Dalam menganalisis penelitian, tentunya peneliti tidak

hanya mencatat media dan model pembelajaran yang digunakan, tetapi juga

menganalisis ketersediaan media, bagaimana pemahaman guru terhadap model

pembelajaran, dan penggunaan dari media model pembelajaran tersebut dalam

pembelajaran agar hasil penelitian dapat lebih konkrit dan sesuai dengan

kenyataan di lapangan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti dapat

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang penting diberikan

kepada siswa belum berjalan efektif.

Page 39: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

15

2. Pembelajaran PKn dianggap sebagai mata pelajaran yang susah dan tidak

terlalu menarik bagi siswa sekolah dasar.

3. Guru kurang inovatif pada pelaksanaan pembelajaran PKn.

4. Kurangnya ketersediaan media padapembelajaran PKn.

5. Kurangnya penggunaan media pada pembelajaran PKn.

6. Guru kurang paham terhadap model pembelajaran PKn.

7. Kurangnya penggunaan model pembelajaran pada pembelajaran PKn.

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah yang muncul sangatlah

kompleks sehingga perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan agar

pembahasan efektif dan tidak terlalu meluas. Oleh karena itu, peneliti perlu

membatasi masalah, yaitu:

1. Menganalisis dan mendeskripsikan ketersediaan media pada pembelajaran

PKn kelas tinggi di SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten

Wonosobo.

2. Menganalisis dan mendeskripsikan tingkat pemahaman guru terhadap model

pembelajaran pada pembelajaran PKn di SD Dabin III Kecamatan Selomerto

Kabupaten Wonosobo.

3. Menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan media dan model

pembelajaran dalam pembelajaran PKn kelas tinggi di SD Dabin III

Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo.

Page 40: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

16

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut,

permasalahan yang hendak diselesaikan peneliti adalah:

1. Bagaimana ketersediaan media pembelajaran PKn kelas tinggi di SD Dabin

III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo?

2. Bagaimana tingkat pemahaman guru tentang model pembelajaran PKn kelas

tinggi di SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo?

3. Bagaimana penggunaan media pembelajaran PKn kelas tinggi oleh guru di

SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo?

4. Bagaimana penggunaan model pembelajaran PKn kelas tinggi oleh guru di

SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo?

1.4 Tujuan Penelitian

Kegiatan penelitian memiliki tujuan berdasarkan rencana yang disusun.

Dalam tujuan penelitian ini dijelaskan tentang tujuan umum dan khusus

berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan. Tujuan umum merupakan

tujuan yang bersifat umum dan skala cakupannya lebih luas dan menyeluruh.

Tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat lebih spesifik dan fokus dari suatu

penelitian. Tujuan penelitian ini merupakan tolak ukur keberhasilan penelitian.

Tujuan penelitian secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui ketersediaan media dan tingkat pemahaman model

pembelajaran serta penggunaannya dalam pembelajaran PKn kelas tinggi di SD

Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo.

Page 41: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

17

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis dan mendeskripsikan ketersediaan media pembelajaran PKn

kelas tinggi di SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo.

2. Menganalisis dan mendeskripsikan tingkat pemahaman guru tentang model

pembelajaran PKn kelas tinggi di SD Dabin III Kecamatan Selomerto

Kabupaten Wonosobo.

3. Menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran PKn

kelas tinggi oleh guru di SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten

Wonosobo.

4. Menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran PKn

kelas tinggi oleh guru di SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten

Wonosobo.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberikan manfaat. Manfaat

yang diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat

praktis. Manfaat teoritis adalah manfaat hasil penelitian untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan objek penelitian. Sedangkan manfaat

praktis adalah manfaat hasil penelitian yang bersifat praktik. Selanjutnya manfaat

teoritis dan praktis akan dijelaskan sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan informasi tentang ketersediaan media dan tingkat pemahaman

model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran PKn kelas

tinggi.

Page 42: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

18

2. Sebagai acuan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian pada variabel

yang sama secara lebih mendalam dan komprehensif.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan sesuatu yang diperoleh dari pelaksanaan

kegiatan, seperti halnya penelitian. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti.

1.6.2.1 Bagi Siswa

1. Meningkatkan minat belajar siswa kelas tinggi dalam pembelajaran PKn.

2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas tinggi dalam proses pembelajaran

PKn.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas tinggi dalam pembelajaran PKn.

1.6.2.2 Bagi Guru

1. Hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi guru untuk mengetahui

apa saja media dan model pembelajaran PKn.

2. Hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi guru agar lebih

meningkatkan tingkat pemahaman media dan model pembelajaran dalam

PKn.

3. Hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi guru agar lebih

meningkatkan penggunaan media dan model pembelajaran dalam PKn.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan

pembelajaran PKn dan menambah pengetahuan guru tentang media dan model

Page 43: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

19

pembelajaran sehingga guru dapat inovatif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran PKn dan pembelajaran PKn menjadi efektif.

1.6.2.4 Bagi Dinas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi dinas

pendidikan khususnya, terkait ketersediaan media dan tingkat pemahaman model

pembelajaran pada guru agar dapat terus ditingkatkan sehingga pendidikan

semakin lebih baik.

1.6.2.5 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitan

selanjutnya.

Page 44: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

20

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai landasan teori,kajian empiris

dan kerangka berpikir. Landasan teori berisi tentang teori-teori dari para ahli yang

terkait dengan penelitian. Kajian empiris adalah penelitian terdahulu yang relevan

yang mempunyai kesamaan variabel dengan variabel penelitian. Sedangkan

kerangka berfikir adalah kerangka fikiran penelitian ini. Selanjutnya penjelasan

lebih rinci akan dikemukakan sebagai berikut.

2.1 Landasan Teori

Landasan teori perlu dibangun agar penelitian itu mempunyai dasar yang

kokoh dan bukan sekedar penelitian coba-coba (trial and error). Menurut David E

Gray dalam Sugiyono (2013: 54) bahwa “A researcher cannot conduct significant

research without understanding the literature in the field of study”. Peneliti tidak

akan dapat melakukan penelitian yang signifikan tanpa memahami pustaka/teori

yang terkait dengan bidang yang diteliti.

Adanya landasan teori ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data. Dalam kajian teori ini peneliti akan

membahas mengenai belajar, faktor-faktor yang memengaruhi belajar, hakikat

pembelajaran, pembelajaran efektif, pembelajaran PKn, pembelajaran PKn efektif,

minat belajar siswa, media pembelajaran, tingkat pemahaman model

pembelajaran, media pembelajaran PKn, model pembelajaran PKn, dan

Page 45: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

21

karakteristik siswa SD. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan secara lebih lengkap

di bawah ini.

2.1.1 Belajar

Manusia terus belajar tanpa mengenal batas usia dengan tujuan

meningkatkan kecerdasan intelektual dan peningkatan status sosialnya. Sehingga

belajar menjadi kebutuhan bagi semua individu.

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Syah (2013: 59) “belajar adalah key term, ‘istilah kunci’ yang

paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya

tak pernah ada pendidikan”. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis

dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian

tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa

baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya

sendiri.

Biggs dalam Syah (2013: 67) dalam pendahuluan Teaching for Learning:

The View from Cognitive Psychology mendefinisikan belajar dalam tiga macam

rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; dan rumusan

kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar dalam hal ini

dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Secara

institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi

(pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia

Page 46: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

22

pelajari. Ukurannya ialah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru

maka akan semakin baik pula perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam

bentuk skor atau nilai. Secara kualitatif (tinjauan mutu) belajar dalam pengertian

ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk

memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

Berdasarkan pengertian belajar, sudah terlihat bahwa belajar adalah suatu

hal yang kompleks, siswa tidak bisa dikatakan belajar apabila dia hanya melihat

buku, tetapi dia harus memahami apa yang ada didalam buku sehingga harus

dapat meningkatkan pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki. Untuk dapat

mengetahui siswa belajar atau tidak, maka guru harus mengetahui ciri- ciri belajar.

2.1.1.2 Ciri-Ciri Belajar

Menurut Basri (2015: 14) ciri-ciri belajar yang sangat penting, yaitu

sebagai berikut: (1) Belajar dilakukan dengan sadar dan memiliki tujuan; (2)

Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan pada orang lain;

(3) Belajar merupakan proses interaksi antar individu dan lingkungan; (4) Belajar

mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan

tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif afektif dan

psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya.

Belajar pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan seseorang. Oleh karena itu sebagai seorang guru yang membelajarkan

siswa, guru tidak boleh hanya asal memberikan materi tetapi guru harus

membimbing siswa dan berusaha untuk meningkatkan tingkat kemampuan siswa.

Agar kegiatan pembelajaran aktif dan siswa tidak cepat bosan dalam belajar, guru

Page 47: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

23

dapat menggunakan media dan model pembelajaran. Karena media dan model

dapat meningkatkan konsentrasi siswa dan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Selain itu, guru perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar agar guru tahu sikap yang

diambil saat pembelajaran.

2.1.1.3 Prinsip-prinsip Belajar

Slameto (2010: 27) menyebutkan ada empat prinsip-prinsip belajar, yaitu:

a) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar: (1) Dalam belajar setiap

siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan

membimbing untuk mencapai tujuan instruksional; (2) Belajar harus dapat

menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk

mencapai tujuan instruksional; (3) Belajar perlu lingkungan yang menantang

di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan

belajar efektif; (4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

b) Sesuai hakikat belajar: (1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi

tahap menurut perkembangannya; (2) Belajar adalah proses organisasi,

adaptasi, eksplorasi dan discovery; (3) Belajar adalah proses kontinguitas

(hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga

mendapatkan pengertian yang diharapkan.

c) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari: (1) Belajar bersifat keseluruhan

dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana; (2) Belajar

harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan

instruksional yang harus dicapainya.

d) Syarat keberhasilan belajar: (1) Belajar memerlukan sarana yang cukup;

Page 48: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

24

(2) Repetasi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali.

Belajar ternyata tidak hanya pada mata pelajaran, seseorang dikatakan

belajar jika terjadi perubahan pada dirinya sebagai akibat adanya latihan dan

pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan. Sejalan dengan pernyataan

tersebut, Suryabrata dalam Uno dan Mohammad (2015: 138) mengatakan bahwa

“belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan perilaku yang

dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan

pengalaman baru ke arah yang lebih baik”. Moh. Surya dalam Basri (2015: 17)

mengemukakan ciri- ciri perubahan perilaku, yaitu: (1) Perubahan yang disadari

dan disengaja (intensional); (2) Perubahan yang berkesinambungan; (3)

Perubahan yang fungsional; (4) Perubahan yang bersifat positif; (5) Perubahan

yang bersifat aktif; (6) Perubahan yang bersifat permanen; (7) Perubahan yang

bertujuan dan terarah; (8) Perubahan perilaku secara keseluruhan.

Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional) adalah Perubahan

perilaku yang terjadi secara sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan.

Demikian pula, dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari

bahwa dalam dirinya telah ada perubahan. Perubahan yang berkesinambungan,

yaitu bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya

adalah kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh

sebelumnya. Perubahan yang fungsional yaitu setiap perubahan perilaku yang

terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup. Perubahan yang positif yaitu

perubahan perilaku yang terjadi bersifat positif dan menunjukkan ke arah

kemajuan.

Page 49: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

25

Perubahan yang bersifat aktif yaitu untuk memperoleh perilaku baru,

individu harus aktif berusaha melakukan perubahan. Perubahan yang bersifat

permanen yaitu perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung

menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Perubahan yang

bertujuan dan terarah yaitu seorang individu melakukan kegiatan belajar pasti ada

tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah, maupun

jangka panjang dan yang terakhir adalah perubahan perilaku secara keseluruhan,

yaitu perubahan perilaku belajar bukan sekedar memperoleh pengetahuan,

melainkan juga memperoleh perubahan dalam sikap dan keterampilannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar tidak

hanya sekedar membaca buku tetapi belajar memuat hal yang kompleks, mulai

dari pengertian, ciri belajar, prinsip, dan ciri perubahan perilaku. Selain itu,

belajar akan efektif jika didukung oleh ketersediaan media dan tingkat

pemahaman model serta penggunaan yang tepat oleh guru.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ada beberapa pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ini muncul karena adanya

perbedaan individual dan lingkungan individu itu sendiri. Menurut Basri (2015:

51) ada tiga faktor yang memengaruhi belajar, yaitu sebagai berikut: (1) Faktor

individual adalah faktor internal siswa, seperti kondisi jasmani dan rohaninya; (2)

Faktor sosial adalah faktor eksternal siswa, seperti kondisi lingkungan; (3) Faktor

struktural adalah pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan siswa dan pengajar dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Page 50: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

26

Secara umum faktor- faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi

dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Selanjutnya akan dijelaskan faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut:

2.1.2.1 Faktor- faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa. Faktor ini

dibagi menjadi tiga bagian, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor

kelelahan. Faktor-faktor tersebut juga masih terbagi kedalam beberapa bagian.

Faktor yang pertama adalah faktor jasmaniah, faktor ini terbagi menjadi dua,

yaitu: (1) Faktor kesehatan, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap proses

belajarnya; (2) Cacat tubuh, siswa yang cacat belajarnya juga akan terganggu.

Hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu

agar dapat mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

Faktor kedua adalah faktor psikologis, faktor ini terbagi menjadi tujuh

yaitu: (1) Intelegensi, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi lebih

mudah dalam belajar, tetapi tidak menutup kemungkinan siswa yang mempunyai

tingkat intelegensi rendah bisa mendapatkan nilai yang lebih tinggi; (2) Perhatian,

siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, maka guru

perlu menyiapkan media pembelajaran; (3) Minat, adanya perhatian yang terus-

menerus menimbulkan minat siswa dan membuat siswa senang belajar; (4) Bakat,

bakat adalah kemampuan untuk belajar; (5) Motif, bakat siswa tidak akan

berkembang tanpa adanya latihan-latihan dan tujuan siswa kenapa ia belajar

(motif yang kuat); (6) Kematangan, apabila siswa belum matang, mungkin hasil

belajarnya akan menurun; (7) Kesiapan, apabila siswa sudah matang maka ia akan

Page 51: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

27

lebih mudah mempersiapkan hal diatas dan ia akan siap belajar. Sehingga hasil

belajarnya akan lebih baik.

Faktor ketiga adalah faktor kelelahan. Kelelahan pada seseorang dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Kelelahan jasmani terlihat dengan

lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh;

(2) Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

2.1.2.2 Faktor- faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ekstren

dibagi menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Faktor- faktor inipun masih terbagi menjadi beberapa bagian.

Faktor pertama adalah faktor keluarga. Faktor keluarga terdiri dari: (1)

Cara orang tua mendidik, keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan

utama; (2) Relasi antaranggota keluarga, relasi anak dengan saudaranya juga

mempengaruhi belajarnya karena pada dasarnya mereka tinggal dalam satu

rumah; (3) Suasana rumah, apabila relasi anak berjalan dengan baik, maka

suasana rumah akan tenang dan tenteram; (4) Keadaan ekonomi keluarga, anak

yang sedang belajar membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu akan

mudah diterima anak apabila keadaan ekonomi keluarganya lancar; (5) Pengertian

orang tua, ketika sedang belajar, anak jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah;

(6) Latar belakang kebudayaan, anak yang ber latar belakang budaya keluarga

yang baik akan menanamkan kebiasaan belajar pada anak sehingga anak semangat

untuk belajar.

Page 52: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

28

Faktor kedua adalah faktor sekolah. Faktor sekolah terdiri dari: (1) Metode

mengajar, metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam

mengajar; (2) Kurikulum, kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan dan

bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Salah satu cara mengembangkan

bahan pelajaran itu adalah guru menggunakan media dan model pembelajaran saat

proses pembelajaran berlangsung; (3) Relasi guru dengan siswa, proses belajar

mengajar terjadi antara guru dengan siswa, sehingga relasi antara guru dengan

siswa penting untuk diperhatikan; (4) Relasi siswa dengan siswa, relasi antarsiswa

harus diciptakan dengan baik agar dapat memberikan pengaruh yang positif

terhadap belajar siswa; (5) Disiplin sekolah, kedisiplinan sekolah erat

hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan dalam belajar; (6) Alat

pelajaran, setiap sekolah menyediakan alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada

waktu mengajar dan dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang

diajarkan itu; (7) Waktu sekolah, waktu mengajar pada sekolah telah disesuaikan

dengan materi dan kurikulum yang berlaku; (8) Standar pelajaran di atas ukuran,

standar pelajarannya telah disesuaikan dengan kemampuan siswa; (9) Keadaan

gedung, keadaan gedung sekolah perlu diperhatikan karena siswa ingin belajar

dengan nyaman; (10) Metode belajar, seorang guru ketika menyampaikan materi

perlu untuk menggunakan metode belajar agar pembelajaran lebih efektif; (11)

Tugas rumah, di akhir pembelajaran, guru biasanya memberikan tugas rumah

kepada siswa (PR).

Faktor ketiga adalah faktor masyarakat. Faktor masyarakat terdiri dari: (1)

Kegiatan siswa di masyarakat, dalam kegiatan siswa di masyarakat, perlulah

kiranya membatasi kegiatan siswa supaya jangan sampai mengganggu belajarnya.

Page 53: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

29

Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajarnya; (2) Mass media, ada

beberapa sumber yang bisa mendukung, yaitu buku, majalah, koran, bioskop dan

lain-lain (mass media). Mass media ini walaupun bisa mendukung siswa, tetapi

harus ada kontrol agar digunakan dengan baik; (3) Teman bergaul, usahakan agar

siswa memiliki teman bergaul yang baik- baik dan pembinaan pergaulan yang

baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan

terlalu ketat tetapi juga jangan lengah); (4) Bentuk kehidupan masyarakat, perlu

untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang

positif terhadap anak/siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

Kesimpulannya, banyak faktor yang mempengaruhi belajar. Mulai dari

keluarga, sekolah dan masyarakat. Di dalam sekolah, media dan model

pembelajaran menjadi salah satu faktor yang mendukung dalam kegiatan

pembelajaran, maka guru harus selalu mengembangkan media dan model agar

pembelajaran lebih efektif.

2.1.3 Hakikat Pembelajaran

Uno dan Mohammad (2015: 142) mengatakan pembelajaran yang

diindentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti

petunjuk yang diberikan kepada orang ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran

“an” menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau

mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran

Pengertian pembelajaran dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sisdiknas, yaitu “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

Page 54: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

30

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sedangkan

menurut Briggs dalam Rifa’I dan Anni (2012: 157) “pembelajaran adalah

seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa

sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan”. Walaupun ada pendapat

yang berbeda mengenai pengertian pembelajaran, tetapi tujuan pembelajaran

tetaplah sama, yaitu meningkatkan kemampuan siswa. Seperti yang disebutkan

Winataputra (2007: 1.21) tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau

kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran

tertentu.

2.1.3.2 Komponen Pembelajaran

Pembelajaran harus ada upaya membimbing, melatih, dan membiasakan

siswa terampil berpikir dan terlibat secara mental serta fisik. Pelatihan dan

pembiasaan siswa untuk terampil berpikir merupakan syarat mutlak untuk

mencapai tujuan pembelajaran sehingga hasil belajarnya memuaskan (Basri 2015:

25). Maka wajar apabila pembelajaran mempunyai beberapa komponen,

disebutkan Rifa’I dan Anni (2012: 159) komponen pembelajaran adalah (1)

tujuan; (2) subjek belajar; (3) materi pelajaran; (4) strategi; (5) media; (6)

evaluasi; dan (7) penunjang.

Berdasarkan uraian tersebut, jelas terlihat pembelajaran adalah hal yang

kompleks. Rusman (2014: 116) mengatakan mengingat serba kompleksnya tugas-

tugas pembelajaran, maka setiap guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi

akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran. Secara khusus dalam PP

No.19 Tahun 2005 ditegaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh para

Page 55: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

31

guru meliputi: (1) kompetensi pedagogik; (2) kompetensi kepribadian; (3)

kompetensi profesional; dan (4) kompetensi sosial.

Jadi, pembelajaran tidak hanya tentang memberikan materi kepada siswa,

tetapi pembelajaran mempunyai beberapa komponen yang harus dipelajari guru

agar proses pembelajaran berjalan sistematis dan efektif. Dari beberapa konponen

disebutkan strategi dan media. Strategi yang dimaksud bisa diartikan sebagai

pendekatan atau model. Adanya komponen yang menyebutkan strategi dan media,

maka penggunaan media dan model pembelajaran memang penting digunakan

guru.

2.1.4 Pembelajaran Efektif

Menurut Yusuf Hadi Miarso dalam Uno dan Mohamad (2015: 173).

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan belajar

bermanfaat dan terfokus pada siswa (student centered) melalui penggunaan

prosedur yang tepat. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, maka guru

perlu mengetahui indikatornya. Menurut Wotruba dan Wright dalam Uno dan

Mohammad (2015: 174) berdasarkan pengkajian dan hasil penelitian,

mengidentifikasikan 7 (tujuh) indikator yang dapat menunjukkan pembelajaran

yang efektif, yaitu: (1) Pengorganisasian yang baik; (2) Komunikasi yang efektif;

(3) Penguasaan dan Antusiasme terhadap materi pelajaran; (4) Sikap positif

terhadap siswa; (5) Pemberian nilai yang adil; (6) Keluwesan dalam pendekatan

pembelajaran; dan (7) Hasil belajar siswa yang baik. Sedangkan menurut pendapat

Murshell dalam Uno dan Mohammad (2015: 191), indikator pembelajaran efektif

adalah hasil belajar yang tahan lama dan siswa dapat menggunakannya.

Page 56: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

32

Pembelajaran efektif mengacu pada tingkat keberhasilan pembelajaran

yaitu memenuhi standar kompetensi minimal. Seperti yang dikatakan Uno dan

Mohammad (2015: 174) “penentuan atau ukuran dari pembelajaran yang efektif

terletak pada hasilnya”. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan

berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah

mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku

dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dan sebagainya. Hasil

belajar dapat dilihat langsung, maka agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan

berkembang secara maksimal, maka program pembelajaran tersebut harus

dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-

prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya (Uno dan Mohammad 2015:

145). Prinsip pembelajaran efektif yaitu: (1) Perhatian; (2) Motivasi; (3)

Keaktifan; (4) Keterlibatan langsung atau pengalaman; (5) Pengulangan; (6)

Tantangan; (7) Balikan atau penguatan; dan (8) Perbedaan individual (Uno dan

Mohammad 2015: 191).

Selain prinsip, pembelajaran yang efektif dapat ditingkatkan dengan

keaktifan siswa. Daryanto (2013: 53) menyebutkan suatu studi yang dilakukan

Thomas (1972) menunjukkan bahwa setelah 10 menit pembelajaran, peserta didik

cenderung akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengar pembelajaran yang

diberikan oleh pengajar apabila pengajar pasif. Hal ini tentu saja akan makin

membuat pembelajaran tidak efektif jika pembelajaran terus dilanjutkan tanpa

upaya-upaya untuk memperbaikinya, maka guru harus menggunakan cara-cara

pembelajaran aktif agar hal tersebut dapat dihindari.

Page 57: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

33

Cara pembelajaran agar aktif adalah guru dalam proses pembelajarannya

memakai media dan model pembelajaran, karena media dan model pembelajaran

dapat merangsang minat anak dan kegiatan pembelajaran lebih bervariasi. Jadi

dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai pembelajaran efektif, seorang guru

harus mengetahui berbagai hal tentang pembelajaran efektif (prinsip, komponen,

indikator,dll) dan harus mampu menggunakan kemampuan pedagogisnya, salah

satunya dengan menggunakan media dan model pembelajaran.

2.1.5 Pembelajaran PKn

Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dikemukakan bahwa:

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya

untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan

berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Selanjutnya digariskan dengan tegas bahwa PKn bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berpikir secara kritis, rasional,

dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) Partisipasi secara aktif

dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi; (3) Berkembang

secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter

masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya;

(4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

Page 58: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

34

Adanya beberapa tujuan PKn yang berpikir kritis, aktif dan cerdas dapat

menjadi bekal teori Piaget dalam Winataputra (2011: 2.49) yang menyimpulkan

bahwa pendidikan sekolah seharusnya menitikberatkan pada pengembangan

kemampuan mengambil keputusan (decision making skills) dan memecahkan

masalah (problem solving) serta membina perkembangan moral dengan cara

menuntut para peserta didik untuk mengembangkan aturan berdasarkan

keadilan/kepatutan (fairness). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka

pembelajaran PKn haruslah mampu membuat siswa untuk berpikir kritis sesuai

dengan tujuan yang telah ada. Bagi pendidikan di Indonesia PKn dapat dikatakan

sebagai program pembelajaran yang memuat Pancasila dan UUD 45 yang

bermuara pada terbentuknya watak Pancasila dan UUD 45 dalam diri peserta

didik (Winataputra 2011: 1.40).

Proses pembelajaran PKn menuntut terlibatnya emosional, intelektual, dan

sosial dari peserta didik dan guru sehingga nilai-nilai itu bukan hanya dipahami

(bersifat kognitif), tetapi dihayati (bersifat objektif) dan dilaksanakan (bersifat

perilaku). Agar siswa berpikir kritis dan cerdas, salah satu cara yang dapat

digunakan adalah guru PKn dapat menggunakan media studi kasus yang sedang

terjadi. Biarkan anak memberikan ide untuk memecahkan masalah dan anak

dibagi menjadi beberapa kelompok dengan model diskusi agar anak bisa

bermusyawarah. Jadi, adanya media dan pemahaman model dapat membantu

guru untuk menciptakan pembelajaran PKn yang menyenangkan, membantu

siswa dalam berpikir kritis dan aktif sesuai dengan tujuan PKn.

Page 59: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

35

2.1.6 Pembelajaran PKn Efektif

Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu memenuhi batas

minimal kompetensi yang telah dirumuskan. Sehingga dapat diartikan

pembelajaran PKn efektif adalah proses belajar mengajar PKn yang hasilnya

sesuai dengan standar kompetensi dan tujuan yang ingin dicapai dalam PKn.

Tujuan yang ingin dicapai PKn adalah menciptakan peserta didik yang cerdas dan

mempunyai pengetahuan yang luas.

Pada pembelajaran PKn, sudah dijelaskan sebelumnya bahwa guru dapat

menggunakan media dan model pembelajaran untuk membantu keefektifan

pembelajaran PKn. Selain itu, pembelajaran PKn dapat lebih efektif apabila guru

menerapkan prinsip pembelajaran efektif pada mata pelajaran PKn, yaitu (1)

Perhatian; (2) Motivasi; (3) Keaktifan; (4) Keterlibatan langsung atau

pengalaman; (5) Pengulangan; (6) Tantangan; (7) Balikan atau penguatan; (8)

Perbedaan individual (Uno dan Mohamad, 2015: 191).

Adanya keberhasilan pembelajaran PKn efektif tidak terlepas dari

perencanaan pembelajaran. Ruminiati (2007: 1.14) mengatakan untuk dapat

membantu siswa secara baik, guru harus benar-benar merencanakan pembelajaran

dengan matang, dan untuk ini guru perlu mengetahui latar belakang serta

kemampuan dasar siswa. Latar belakang siswa yang dimaksud bukan sekedar latar

belakang ekonomi, keluarga, lingkungan, asal sekolah/prasekolah, orang tua,

tetapi juga bagaimana keberadaan siswa di kelas. Selanjutnya Ruminiati (2007:

1.15) mengatakan latar belakang siswa yang berkaitan dengan lingkungan hidup

dan orang tua perlu diketahui oleh guru, khususnya guru yang melaksanakan

Page 60: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

36

pembelajaran PKn karena pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang

berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat.

Adanya hal ini, membuat media studi kasus sangat cocok diterapkan dalam

PKn. Guru bisa mengambil kasus di sekitar lingkungan siswa yang terkait dengan

materi agar siswa berpikir kritis dan sadar akan apa yang terjadi di sekitar mereka.

Sehingga guru harus selalu meningkatkan kemampuan sosialnya dan mempelajari

media dan model pembelajaran sebagai faktor pendukung dalam menciptakan

pembelajaran PKn efektif.

2.1.7 Minat Belajar Siswa

Setiap siswa mempunyai minat yang berbeda-beda, begitu pula dengan

minat belajar yang dimiliki. Minat belajar pada siswa dapat menurun dikarenakan

faktor tertentu. Uraian tentang minat belajar akan dijelaskan sebagai berikut:

2.1.7.1 Pengertian Minat

Slameto (2010: 180) menyebutkan minat adalah suatu rasa suka atau rasa

keterikatan pada suatu hal, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

Semakin kuat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat pada siswa harus

selalu dikembangkan agar siswa dapat semangat sekolah dan mau menerima hal

baru untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya. Tetapi Mikarsa dkk (2007:

3.13) menyatakan tidak jarang dijumpai siswa-siswa yang bermasalah di sekolah,

khususnya siswa-siswa yang terlihat tidak berminat pada sekolah. Minat pada

sekolah dapat diperkirakan terjadi pada beberapa anak, bahwa kecenderungan

minat akan berkurang dan lama kelamaan menjadi bosan sehingga tidak menyukai

Page 61: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

37

sekolah. Adanya hal tersebut, membuat seorang guru harus tahu penyebab

berkurangnya perubahan minat pada sekolah.

2.1.7.2 Penyebab Berkurangnya Minat Sekolah

Menurut Mikarsa dkk (2007: 3.13) penyebab berkurangnya perubahan

minat pada sekolah adalah: (1) Pengalaman anak pada masa awal sekolah; (2)

Pengaruh orang tua dan kakak; (3) Sikap teman sebaya; (4) Prestasi yang baik; (5)

Sikap terhadap tugas; (6) Hubungan guru dengan siswa; (7) Suasana emosional di

sekolah.

Pada masa awal sekolah, anak harus mempersiapkan diri karena anak

harus berpisah dengan orang tua terutama ibu atau pengasuhnya. Sehingga anak

mungkin akan kesulitan belajar dan minatnya berkurang. Oleh karena itu,

pengaruh orang tua dan kakak sangatlah penting. Apabila orang tua dan kakak

selalu mendorong untuk belajar, maka kemauan untuk belajar akan meningkat.

Selain dari segi keluarga, sikap teman sebaya juga berpengaruh pada minat. Pada

anak-anak SD ternyata minat dan sikap pada sekolah maupun kegiatan sekolah

yang dipilih anak banyak dipengaruhi oleh kelompok teman sebayanya. Agar

dapat diterima kelompoknya, anak akan menerima dan memilih minat yang dipilih

kelompoknya.

Ada kalanya siswa gagal dalam akademik, kegagalan akademik dapat

menurunkan minat pada belajar. Maka tugas guru adalah selalu memberikan

motivasi agar siswa mempunyai minat dan dapat menyelesaikan tugas sekolah

dengan baik. Apabila semua berjalan dengan baik, maka suasana di sekolah

menjadi nyaman dan siswa dapat belajar dengan baik. Selanjutnya Mikarsa dkk

Page 62: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

38

(2007: 3.15-3.16) menyebutkan umumnya anak akan berminat pada mata

pelajaran yang dianggap berkaitan dengan pemuasan kebutuhannya dan

mencerminkan prestasi terbaiknya. Di lain pihak anak tidak berminat pada mata

pelajaran yang sulit, membosankan atau cara guru menjelaskannya kurang

dimengerti.

Minat pada peserta didik sebenarnya dapat ditingkatkan oleh guru.

Hamalik dalam Arsyad (2014: 19) mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar

bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Sehingga media

perlu digunakan dalam setiap pembelajaran agar minat siswa meningkat.

2.1.8 Media Pembelajaran

Arsyad (2014:3) menyebutkan kata media berasal dari bahasa Latin

medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,’perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam

bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan.

2.1.8.1 Pengertian Media Pembelajaran

Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2014: 4) mengungkapkan secara implisit

bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, seperti buku, tape recorder, kaset, video

kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi

dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar di

lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Page 63: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

39

Manfaat media dalam pembelajaran sudah tidak diragukan lagi oleh guru

hingga para ahli. Manfaat media dalam pembelajaran dari beberapa hasil

penelitian menurut Arsyad (2014: 25) adalah (1) Penyampaian pelajaran menjadi

lebih baku; (2) Pembelajaran bisa lebih menarik; (3) Pembelajaran menjadi lebih

interaktif; (4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat

karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu; (5) Kualitas hasil belajar

dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media

pembelajaran dapat mengkomunikasikanelemen-elemen pengetahuan dengan cara

yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas; (6) Pembelajaran dapat

diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media

pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu; (7) Sikap positif siswa

terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan;

(8) Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.

2.1.8.2 Jenis Media Pembelajaran

Banyak pendapat mengenai jenis dan macam media, berdasarkan

perkembangan tekhnologi, Arsyad (2014: 31) menyebutkan media pembelajaran

dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: (1) media hasil teknologi

cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi yang

berdasarkan computer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan

komputer. Adanya pengembangan media menuntut guru untuk selalu belajar

teknologi. Guru harus mampu menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) dalam pembelajarannya, yaitu menggunakan berbagai media dan sumber

belajar yang relevan dan menarik perhatian siswa sehingga tujuan pembelajaran

Page 64: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

40

tercapai secara optimal (Rusman 2014: 54). Arsyad (2014: 74) menyebutkan ada

beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, yaitu: (1) Sesuai

dengan tujuan yang dicapai; (2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi; (3) Praktis, luwes, dan bertahan;

(4)Guru terampil menggunakannya; (5) Pengelompokan sasaran; (6)Mutu teknis.

Selain kriteria, Sudirman dalam Ruminiati (2007: 2.20) juga

mengemukakan tiga kategori prinsip pemilihan media pembelajaran, yaitu: (a)

Tujuan pemilihan, Pemilihan media yang akan digunakan harus didasarkan pada

maksud dan tujuan pemilihan yang jelas; (b) Karakteristik media pembelajaran,

bahwa setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi

keberhasilannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya; (c) Alternatif

pilihan. Pada hakikatnya, memilih media merupakan suatu proses membuat

keputusan dan berbagai alternatif pilihan. Jadi dapat disimpulkan bahwa media

bermanfaat dalam pembelajaran. Media pembelajaran juga tidak boleh asal dipilih

oleh guru, melainkan harus melihat kriteria pemilihan media agar media sesuai

dengan kegiatan pembelajaran.

2.1.9 Tingkat Pemahaman Model pembelajaran

Menurut Nasrul (2014: 40) Kompetensi pedagogik dalam standar nasional

pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yaitu meliputi pemahaman peserta didik, perancangan

dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peseta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya.

Page 65: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

41

Adanya kata pemahaman menunjukkan bahwa seorang guru tidak boleh

hanya sekedar mengetahui perencanaan dan pengembangan pembelajaran,

melainkan harus benar-benar paham. Salah satu perencanaan dan pengembangan

pembelajaran adalah dengan model pembelajaran.

Joyce dan Weil dalam Rusman (2014: 2) berpendapat bahwa model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas.

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih

model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Selanjutnya, Rusman (2014: 136) mengemukakan ciri-ciri model

pembelajaran yaitu: (1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari pada

ahli tertentu; (2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya

model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif;

(3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar-mengajar dikelas,

misalnya midel Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran

mengarang; (4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (a) urutan

langkah- langkah pembelajaran (syntax); (b) adanya prinsip-prinsip reaksi; (c)

sistem sosial, dan (d) sistem pendukung; (5) Memiliki dampak sebagai akibat

terapan model pembelajaran; (6) Membuat persiapan mengajar (desain

instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

Berdasarkan kalimat diatas, diketahui bahwa model pembelajaran tidak

hanya satu, tetapi ada beberapa model pembelajaran. Banyaknya model

pembelajaran semakin menegaskan agar guru meningkatkan pemahaman model

Page 66: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

42

pembelajaran sehingga dapat digunakan dengan baik. Selain itu, guru dalam

menggunakan model pembelajaran tidak boleh asal memilih model tetapi guru

harus tahu pertimbangan model pembelajaran agar sesuai dengan kegiatan

pembelajaran yang berlangsung.

2.1.10 Media Pembelajaran PKn

“Pengertian media PKn adalah media yang terpilih dan cocok untuk

pembelajaran PKn SD” (Ruminiati 2007: 2.11). Selanjutnya Ruminiati (2007:

2.21) menyebutkan media pembelajaran dalam PKn harus dapat menstimulus

lahirnya proses pembelajaran yang aktif dan kreatif. McLuhan menyatakan bahwa

The medium is the messageyaitu media mewakili isi pesannya (Winataputra,

2008: 2.39). Jika demikian berarti guru PKn adalah salah satu media pembelajaran

yang harus menampilkan figur sebagaimana pesan Pendidikan Kewarganegaraan.

Guru harus menjadi figur teladan bagi siswanya yaitu sebagai warga negara yang

baik, jujur, demokratis, taat beragama dan sebagainya.

Pada pedoman kegiatan belajar mengajar PKn SD, Ruminiati (2007: 2.21)

menyebutkan ada beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk media PKn,

yaitu: (1) Membawakan sesuatu atau sejumlah isi pesan harapan; (2) Memuat nilai

atau moral kontras; (3) Diambil dari kehidupan nyata; (4) Menarik minat dan

perhatian siswa; dan (5) Terjangkau oleh kemampuan belajar siswa. Selain adanya

syarat media dalam PKn, media dalam PKn juga mempunyai sifat, yaitu bersifat:

(1) Materiel (buku, model pakaian adat, bendera, lambang); (2) Immaterial

(contoh kasus, cerita, legenda, budaya); (3) Kondisional (suasana simulasi yang

diciptakan sebelum atau pada saat proses belajar berlangsung di kelas atau di

Page 67: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

43

tempat kejadian; (4) Personal (nama atau foto atau gambar tokoh masyarakat atau

pahlawan, gambar atau foto atau nama presiden, raja).

Berdasarkan penjabaran tersebut, ternyata media pembelajaran PKn

mempunyai syarat yang khusus. Itu berarti guru harus paham akan media PKn dan

apabila guru dapat menggunakan media PKn dengan baik, maka pembelajaran

PKn akan berlangsung efektif. Maka guru harus belajar mengenai media

pembelajaran PKn.

2.1.11 Model Pembelajaran PKn

PKn adalah mata pelajaran dengan materi yang kompleks, oleh karena itu

guru disarankan memakai model pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih

inovatif dan siswa semangat dalam mempelajari materi. Ruminiati (2007: 1.15)

menyebutkan model pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

mempunyai andil cukup besar dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Ada model

pembelajaran PKn untuk kelas tinggi dan kelas rendah.

2.1.11.1 Model Pembelajaran PKn Kelas Tinggi

Untuk model pembelajaran PKn kelas tinggi, model pembelajaran yang

digunakan adalah model yang mampu membuat siswa berpikir kritis. Ruminiati

(2007: 5.5) menyebutkan ada lima model pembelajaran yang dapat digunakan

dalam pembelajaran PKn kelas tinggi, yaitu model bermain peran, model simulasi

sosial, model telaah yuridisprudensi inquiri dan model pendekatan proses.

Model bermain peran menurut Ruminiati (2007: 5.5) adalah pembelajaran

yang bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan jati dirinya dalam

lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat, dalam memecahkan

Page 68: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

44

masalahnya dengan bantuan kelompok. Model simulasi sosial adalah

menganalogkan bahwa siswa belajar sebagai sistem yang dapat mengendalikan

umpan balik sendiri yang menyerupai mesin. Model pembelajaran telaah

yurisprodensi inquiry ini berdasarkan dengan adanya pemahaman masyarakat

bahwa masing-masing individu karakternya tidak sama sehingga nilai-nilai

sosialnya saling berbeda satu sama lain. Model pendekatan proses, guru

menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi sedemikian rupa sehingga

siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman.

Sebenarnya masih ada model pembelajaran PKn kelas tinggi yang dapat

digunakan bersumber dari hasil penelitian. Banyaknya model pembelajaran dalam

PKn menandakan pentingnya model pembelajaran PKn sehingga penting untuk

guru dan calon guru PKn untuk memahami dan mempelajari model pembelajaran

PKn.

2.1.12 Karakteristik Siswa SD

“Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa

seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimilikinya” (Uno, 2006: 20).

Tujuan mengetahui karakteristik siswa adalah untuk mengukur, apakah siswa

akan mampu mencapai tujuan belajar. Hal-hal yang perlu diketahui dari siswa

bukan hanya dari faktor akademisnya, tetapi juga dilihat dari faktor-faktor

sosialnya, karena kedua hal tersebut memengaruhi proses belajar (Rusman, 2014:

170). Karakteristik pada siswa SD sedang dalam tahap perkembangan. Seorang

guru harus mengetahui perkembangan pada siswa. Perkembangan khususnya

perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Rifa’i dan Anni (2012: 32-35)

Page 69: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

45

mencangkup tiga tahapan yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, dan

operasional.

Tahap Sensorimotorik (0-2 tahun), yaitu tahap dimana bayi menyusun

pemahaman dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indra (sensori) mereka

(seperti melihat dan mendengar) dengan gerakan motorik (otot) mereka

(menggapai, menyentuh). Pada awal tahap ini, bayi hanya memperlihatkan tahap

reflektif untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini, bayi

menunjukkan pola sensorimotorik yang lebih kompleks.

Tahap Praoperasional (2-7 tahun), yaitu tahap dimana pemikiran lebih

bersifat simbolis, egosentris, dan lebih bersifat intuitif, sehingga tidak melibatkan

pemikiran oprasional. Pemikiran pada tahap ini dibagi menjadi dua sub-tahap,

yaitu simbolik dan intuitif. Sub-tahap simbolis (2-4 tahun), yaitu tahap dimana

anak secara mental sudah mampu mempresentasikan objek yang tidak nampak

dan penggunaan bahasa mulai berkembang ditunjukan dengan sikap bermain,

sehingga muncul egoisme dan animisme. Sedangkan, sub-tahap intuitif (4-7

tahun), yaitu tahap dimana anak mulai menggunakan penalaran dan ingin tahu

jawaban dari semua pertanyaan: disebut intuitif karena anak merasa yakin akan

pengetahuan dan pemahaman mereka, namun tidak menyadari bagaiman mereka

bisa mengetahui cara-cara apa yang mereka ingin ketahui. Mereka mengetahui,

tetapi tanpa menggunakan pemikiran rasional.

Tahap operasional. Tahap ini ada dua, yaitu operasional konkret dan

operasional formal. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun), yaitu tahap dimana

anak mampu mengoperasikan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda

Page 70: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

46

konkret. Tahap Operasional Formal (7-15 tahun), yaitu tahap dimana anak sudah

mampu berfikir abstrak, idealis, dan logis.

Siswa SD kelas tinggi berada pada tahap operasional konkret dan sebagian

pada tahap operasional formal. Artinya, siswa kelas tinggi sudah mampu berfikir

kritis, sehingga untuk mengoptimalkan dan mengembangkan kemampuan

koginitifnya, guru dapat menggunakan media dan model pembelajaran karena

media dan model pembelajaran dapat meningkatkan cara berpikir kritis siswa

apabila penggunaannya tepat.

2.2 Kajian Empiris

Penelitian ini menekankan pada variabel media dan model pembelajaran.

Beberapa hasil penelitian yang variabelnya serupa pernah dilakukan oleh Dra.MH.

Sri Rahayu M.Pd (2014), mahasiswi Universitas Bantara Nusantara Veteran

dengan judul “Improving Students’ Learning Achievement In Civics Using

Contextual Teaching And Learning Method”. Hasil penelitian ini menyebutkan

bahwa “A CTL method is conducted in teaching learning process naturally. CTL

has implemented learning concept which help a lecturer to correlate between

subject matter and students’ real life. So, it can be motivate students to correlate

between knowledge and its implementation in social life. By using CTL, the

teaching learning process will be more meaningful, a lecturer becomes a

facilitator who can help students to find the meaning of learning”. Sebuah metode

CTL dilakukan dalam proses belajar mengajar secara alami. CTL telah

menerapkan konsep belajar yang membantu dosen untuk mengkorelasikan antara

materi pelajaran dan kehidupan nyata siswa. Jadi itu bisa membuat motivasi siswa

Page 71: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

47

untuk mengkorelasikan antara pengetahuan dan implementasinya dalam

kehidupan sosial. Dengan menggunakan CTL, proses belajar mengajar akan lebih

bermakna, dosen menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa untuk

menemukan makna pembelajaran.

Selanjutnya penelitian dari Nesrin Ozsoy (2004), penelitian ini berasal dari

Turki bersumber dari The Turkish Online Journal of Educational Technology –

TOJET dengan judul “The Effect Of Learning Together Technique Of

CooperativeLearning Method On Student Achievement In MathematicsTeaching

7th Class Of Primary School”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa “the

purpose of this study is to determine the effect of learning together technique of

cooperative learning method on student’ mathematics achievement. The study was

an experimental research in which pre-test-post-test design with control group

was applied. The study was conducted in spring 2004 with 70 pupils studying at

7th class in Balıkesir, Turkey. In this study, experiment and control groups have

been used. Learning Together technique of Cooperative Learning method has

been applied to the experiment group and Traditional Teaching method has been

applied to the control group. Before applying the measure means is given to

groups as pre-test. In the end of applying is practised post-test to groups.

Conclusions showed that there is a significant difference between the results of

experiment and control groups. Learning Together technique of cooperative

learning method is more effective than traditional teaching methods”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh belajar bersama teknik metode

pembelajaran kooperatif terhadap prestasi matematika siswa”. Penelitian ini

merupakan penelitian eksperimental yang desain pre-test-post test dengan

Page 72: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

48

kelompok kontrol diterapkan. Penelitian dilakukan pada musim semi 2004 dengan

70 murid belajar di kelas 7 di Balıkesir, Turki. Dalam penelitian ini, eksperimen

dan kelompok kontrol telah digunakan. Belajar bersama teknik metode

Cooperative Learning telah diterapkan pada kelompok eksperimen dan metode

pengajaran tradisional telah diterapkan pada kelompok kontrol. Sebelum

menerapkan mengukur berarti diberikan kepada kelompok sebagai pre-test. Pada

akhir menerapkan dipraktekkan post-test untuk kelompok. Kesimpulan

menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil eksperimen dan

kelompok kontrol. Belajar bersama teknik metode pembelajaran kooperatif lebih

efektif daripada metode pengajaran tradisional "

Penelitian yang lain dilakukan oleh Novia Mawaddah (2015), mahasiswi

Universitas Tanjungpura dengan judul “Analisis Ketersediaan dan Pemanfaatan

Media Pembelajaran Nonproyeksi PKn Kelas V Sekolah Dasar”. Hasil penelitian

menyebutkan bahwa ketersediaan media pembelajaran berupa media globe

terdapat di seluruh sekolah. Sedangkan media patung tidak terdapat di seluruh

sekolah. Untuk media cetak buku paket dan buku penunjang telah tersedia di

seluruh sekolah. Media pembelajaran berupa media grafis foto tidak tersedia di

seluruh sekolah, tetapi media pembelajaran grafis berupa gambar dan peta telah

tersedia di seluruh sekolah. Dalam hal pemanfaatan media pembelajaran

nonproyeksi PKn, guru memanfaatkannya sesuai dengan materi yang akan

disampaikan dan tergantung dengan media yang tersedia. Kendala dalam

memanfaatkan media yaitu, kemampuan siswa memahami pelajaran dan karakter

siswa yang berbeda-beda.

Page 73: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

49

Kemudian Eliyadi (2013), mahasiswa Universitas Tanjungpura dengan

judul “Analisis Ketersediaan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA Kelas VI

SDN Kecamatan Tebas”. Hasil penelitian menyebutkan bahwa ketersediaan media

pembelajaran IPA SDN Kecamatan Tebas pada umumnya sudah mencukupi untuk

terlaksananya pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA, tetapi dari

sekian banyak media pembelajaran yang ada di SDN Kecamatan Tebas banyak

yang rusak dan tidak memungkinkan untuk digunakan dalam pembelajaran.

Pemanfaatan media pembelajaran IPA kelas VI SDN Kecamatan Tebas sebagian

besar belum memanfaatkan secara maksimal media pembelajaran IPA. Ada

beberapa hal yang dapat menjadi faktor utama mengapa media pembelajaran IPA

kurang dimanfaatkan, dikarenakan kondisi dari media pembelajaran IPA kelas V

sudah banyak yang rusak, hilang dan pembelajaran kelas VI tidak efektif, peserta

didik hanya difokuskan untuk latihan soal-soal sehingga nantinya peserta didik

akan terbiasa untuk menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN).

Selanjutnya oleh Appita Ardiani (2015), mahasiswi Universitas Negeri

Semarang dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Menggunakan

Model Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Visual Pada Siswa Kelas

IV SD Negeri Pakintelan 03 Semarang”. Hasil penelitian diketahui bahwa guru

belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif, pemanfaatan media

pembelajaran yang belum optimal, serta aktivitas siswa yang masih pasif dalam

kegiatan pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini

ditunjukkan dari 25 siswa, 17 siswa diantaranya belum mencapai KKM. Solusi

dari beberapa kendala tesebut adalah dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas

dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together

Page 74: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

50

(NHT)dengan media Visual. Model pembelajaran NHT memberikan kesempatan

kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat. Rumusan masalah dalam penelitian adalah apakah model NHT

dengan media visual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas VI SDN Pakintelan

03 Kota Semarang. Tujuan penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

PKn menggunakan model pembelajaran NHT dengan media visual pada siswa

kelas VI SDN Pakintelan 03 Semarang.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Alfis Nurma Tafida (2015),

mahasiswi Universits Negeri Semarang dengan judul “Peningkatan Kualitas

Pembelajaran PKn Melalui Model Mind Mapping Berbantuan Media Power Point

Pada Siswa Kelas VI SDN Tugurejo 01 Kota Semarang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) keterampilan guru dalam pembelajaran PKn mengalami

peningkatan, pada siklus I mendapat skor 26, pada siklus II mendapat skor 30,

pada siklus III dengan skor 35, (2) aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn juga

mengalami peningkatan, pada siklus I mendapat skor 26,17, pada siklus II

mendapat skor 32,72, menjadi 34,04 pada siklus III, (3) hasil belajar siswa juga

mengalami peningkatan, pada siklus I mengalami ketuntasan klasikal sebesar

64,58%, siklus II mengalami ketuntasan klasikal sebesar 75% dan pada siklus III

menjadi 85,4%. Peningkatan kualitas pembelajaran PKn melalui model

pembelajaran Mind Mapping berbantuan media Power Point ditandai dengan

meningkatnya keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru,

Page 75: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

51

aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model

Mind Mapping berbantuan media Power Point meningkat.

Lalu penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Zulmi (2015), mahasiswa

Universitas Negeri Semarang dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran

PKn Melalui Numbered Head Together berbantuan Puzzle Pada Siswa Kelas IV B

SDN Sampangan 02 Semarang”. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu

keterampilan guru siklus I yaitu mendapat skor 27 dengan kriteria baik, siklus II

mendapat skor 33 dengan kriteria sangat baik, dan III mendapat skor 36 dengan

kriteria sangat baik. Skor aktivitas siswa pada siklus I yaitu mendapat rata-rata

skor 16,3 dengan kriteria cukup, siklus II mendapat rata-rata skor 20,3 dengan

kriteria baik, dan siklus III mendapat skor 23,5 dengan kriteria baik. Hasil belajar

siswa pada siklus I ketuntasan belajar klasikal adalah 69,4%, pada siklus II

ketuntasan belajar klasikal mencapai 83,3%, dan pada siklus III ketuntasan belajar

klasikal mencapai 94,4%. Simpulan penelitian ini adalah model Numbered Head

Together Berbantuan Puzzle dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada

siswa kelas IV B SDN Sampangan 02 Semarang. Berdasarkan hasil penelitian,

disarankan bahwa penggunaan model Numbered Head Together berbantuan

Puzzle dapat dijadikan alternative solusi untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran PKn.

Kemudian penelitian oleh Dika Prestama (2013), mahasiswa Universitas

Negeri Semarang dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui

Model Cooperative Learning Tipe NHT Dengan Media CD Pembelajaran Pada

Siswa Kelas IV D SD Hj Isriati Baiturrahman 1 Semarang”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 22

Page 76: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

52

dengan kategori baik, pada siklus II memperoleh skor 29 dengan kategori sangat

baik, dan pada siklus III memperoleh skor 34 dengan kategori sangat baik, (2)

aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 13,85 dengan kategori

cukup, pada siklus II memperoleh rata-rata skor 20,07 dengan kategori baik, dan

pada siklus III memperoleh rata-rata skor 27,23 dengan kategori baik (3)

persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 26,9% dengan kualifikasi

tidak tuntas, pada siklus II sebesar 39,3% dengan kualifikasi tidak tuntas dan pada

siklus III sebesar 86,9% dengan kualifikasi tuntas. Simpulan dari penelitian ini

adalah melalui model Cooperative Learning tipe NHT dengan media CD

pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn yang meliputi

keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas IV D. Saran dari

peneliti adalah melalui model Cooperative Learning tipe NHT dengan media CD

pembelajaran ini semoga dapat memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi,menjadi bahan kajian serta referensi untuk penelitian

selanjutnya.

Lalu yang terakhir penelitian dari Nisa ‘Azizah (2015) mahasiswa

Universitas Negeri Semarang dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran

PKn melalui Metode Sosiodrama berbantu Media Boneka Tangan pada siswa

kelas IVA SDN Tambakaji 03 Kota Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kualitas pembelajaran PKn meningkat meliputi: (1) keterampilan guru pada

siklus I memperoleh skor 23 kriteria baik, siklus II memperoleh skor 28 kriteria

sangat baik dan siklus III memperoleh skor 31 kriteria sangat baik; (2) aktivitas

siswa pada siklus I memperoleh skor 18,78 kriteria baik, pada siklus II

memperoleh skor 19,54 kriteria baik dan siklus III memperoleh skor 22,14 kriteria

Page 77: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

53

sangat baik; (3) persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal mencapai 58%

pada siklus I, meningkat pada siklus II menjadi 70%, dan meningkat pada siklus

III menjadi 82%. Simpulan penelitian ini bahwa melalui metode sosiodrama

berbantu media boneka tangan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.

Saran bagi pembaca khususnya pendidik yaitu dapat menerapkan metode

sosiodrama berbantu media boneka tangan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa adanya ketersediaan dan penggunaan beberapa media dan model

pembelajaran ternyata berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Maka dari itu

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara umum, artinya tidak

membatasi pada jenis media dan model tertentu agar hasil penelitian lebih luas.

Peneliti akan melakukan penelitian pada ketersediaan media dan tingkat

pemahaman model pembelajaran serta penggunaannya pada pembelajaran PKn

kelas tinggi di SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo.

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu kegiatan

pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum, seperti yang disebutkan dalam UU

Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab

10 Pasal 37. Agar pembelajaran berlangsung secara efektif, maka pembelajaran

PKn membutuhkan sarana pendukung, salah satunya dengan media dan model

pembelajaran.

Page 78: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

54

“Fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang

ditata dan diciptakan oleh guru” (Arsyad, 2013: 19). Agar media pembelajaran

PKn dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, syaratnya adalah media

pembelajaran PKn itu harus tersedia. Apabila sudah tersedia, maka guru harus

menggunakan dengan tepat.

Joyce dan Weil dalam Rusman (2014: 133) berpendapat bahwa “model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-

bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”.

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berisi langkah-langkah

pembelajaran yang kompleks. Model pembelajaran untuk PKn ada bermacam-

macam. Model pembelajaran PKn dapat berjalan secara efektif apabila ada

pemahaman model pembelajaran PKn oleh guru. Selain itu pemahaman model

pembelajaran juga termasuk kedalam kompetensi pedagogik pasal 28 ayat 3 butir

(a), sehingga seharusnya guru mempunyai tingkat pemahaman model

pembelajaran PKn yang tinggi. Agar dalam penggunaannya dapat berjalan secara

efektif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa adanya

ketersediaan media PKn dan tingkat pemahaman model pembelajaran PKn dalam

penggunaannya yang tepat dapat membantu guru untuk menciptakan kegiatan

pembelajaran PKn yang efektif. Hal ini menarik bagi peneliti, oleh karena itu

peneliti ingin meneliti bagaimana ketersediaan media dan tingkat pemahaman

Page 79: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

55

model pembelajaran serta penggunaannya pada pembelajaran PKn. Kerangka

berpikir dapat dilihat pada gambar 1, sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Kegiatan Pembelajaran

Membutuhkan sarana pendukung

Model Pembelajaran PKnMedia Pembelajaran PKn

Pembelajaran PKn efektif

PenggunaanKetersediaan

Media

Tingkat

pemahaman guru

Page 80: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

300

BAB 5

PENUTUP

Penutup merupakan kajian kelima dalam penelitian. Bagian penutup

memuat simpulan dan saran. Penjelasan mengenai simpulan dan saran, akan

diuraikan sebagai berikut ini.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

ketersediaan media dan tingkat pemahaman model pembelajaran PKn dalam

penggunaannya di kelas tinggi SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten

Wonosobo sebagai berikut:

Ketersediaan media pembelajaran PKn kelas tinggi di SD Dabin III

Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo berada pada kategori sedang.

Hal ini ditunjukkan dengan mean ketersediaan media secara umum yang

berada pada kategori sedang. Secara khusus, ada 14 indikator yang

terdapat dalam variabel ketersediaan media yaitu buku, model pakaian,

bendera, lambang, video, gambar, contoh kasus, cerita, budaya,

perencanaan sebelum pembelajaran, saat pembelajaran, nama atau gambar

tokoh masyarakat, nama atau gambar pahlawan dan nama atau gambar

presiden. Dari data yang dihasilkan, terdapat 1 indikator yang mempunyai

kategori rendah, yaitu indikator model pakaian, kemudian 12 indikator

Page 81: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

301

mempunyai kategori yang sedang dan 1 indikator yaitu nama atau gambar

presiden mempunyai kategori yang tinggi.

5. Tingkat pemahaman guru tentang model pembelajaran PKn kelas tinggi di

SD Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo berada pada

kategori sedang. Hal ini ditunjukkan dengan mean tingkat pemahaman

model secara umum yang berada pada kategori interval sedang. Secara

khusus terdapat 6 dimensi pada tingkat pemahaman model pembelajaran

PKn kelas tinggi, yaitu model bermain peran, model pembelajaran

simulasi sosial, model telaah yurisprudensi inquiri, model pendekatan

proses, model number head together(NHT) dan model mind mapping. Dari

data yang dihasilkan, terdapat 1 dimensi yang mempunyai kategori rendah

yaitu model bermain peran. Selanjutnya 5 dimensi lainnya mempunyai

kategori yang sedang.

6. Penggunaan media pembelajaran PKn kelas tinggi oleh guru di SD Dabin

III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo berada pada kategori

sedang. Hal ini ditunjukkan dengan mean ketersediaan media secara umum

yang berada pada kategori interval sedang. Secara khusus, ada 14 indikator

yang terdapat dalam variabel penggunaan media yaitu tingkat kesukaran,

pencapaian tujuan pembelajaran, buku, model pakaian, bendera, lambang,

video, gambar, contoh kasus, cerita, budaya, nama atau gambar tokoh

masyarakat, nama atau gambar pahlawan dan nama atau gambar presiden.

Dari data yang dihasilkan, terdapat 2 indikator yang mempunyai kategori

rendah, yaitu indikator model pakaian dan video, kemudian 11 indikator

Page 82: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

302

mempunyai kategori yang sedang dan 1 indikator yaitu nama atau gambar

presiden mempunyai kategori yang tinggi.

7. Penggunaan model pembelajaran PKn kelas tinggi oleh guru di SD Dabin

III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo berada pada kategori

sedang. Hal ini ditunjukkan dengan mean ketersediaan media secara umum

yang berada pada kategori interval sedang. Secara khusus, ada 13 indikator

yang terdapat dalam variabel penggunaan model yaitu penggunaan model

pembelajaran selama 1 minggu, penggunaan model pembelajaran selama

satu bulan, sesuai materi, sesuai kegiatan, siswa berpikir kritis, siswa aktif,

siswa mempunyai sifat demokratis, kemampuan, latar belakang,

kepribadian, keluarga, sekolah dan masyarakat. Dari data yang dihasilkan,

terdapat 1 indikator yang mempunyai kategori rendah, yaitu indikator

penggunaan model pembelajaran selama satu minggu, kemudian 9

indikator mempunyai kategori yang sedang dan 3 indikator yaitu keluarga,

sekolah, dan masyarakat mempunyai kategori yang tinggi.

5.2 Saran

Saran yang peneliti berikan merupakan saran yang berkaitan dengan solusi

perbaikan ketersediaan media dan tingkat pemahaman model pembelajaran PKn

dalam penggunaannya di kelas tinggi SD Dabin III Kecamatan Selomerto

Kabupaten Wonosobo. Sesuai dengan hasil penelitian, diharapkan dapat

memberikan kontribusi berupa pemikiran guna kemajuan pembelajaran PKn kelas

tinggj.

Page 83: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

303

5.2.1 Bagi Guru

1. Guru hendaknya selalu berusaha untuk terus belajar mengenai media PKn,

sehingga guru semakin paham akan pentingnya media PKn dan terus

menambah media yang diperlukan dalam pembelajaran PKn. Media yang

secara khusus harus ditambah adalah media model pakaian, karena dari

hasil data media model pakaian berada pada kategori yang rendah. Apabila

media model pakaian dianggap terlalu mengeluarkan biaya yang besar,

guru dapat mencari beberapa boneka yang mengenakan pakaian adat

berbeda agar lebih ekonomis.Selanjutnya untuk media yang lain, guru

diharapkan dapat terus berinovasi dan menambah jumlah media agar

media dapat tersedia secara maksimal.

2. Guru hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan pemahaman model

pembelajaran kelas tinggi. Ada dua cara agar guru dapat meningkatkan

pemahaman model pembelajaran, yaitu dengan mengikuti kegiatan yang

diadakan dinas pendidikan perihal model pembelajaran dan belajar secara

mandiri. Pada kegiatan yang diadakan dinas pendidikan, guru dapat

mengikuti workshop, seminar, maupun pelatihan yang membahas

mengenai model pembelajaran. Kemudian cara kedua guru belajar secara

mandiri karena peneliti menyadari bahwa tidak setiap saat kegiatan

workshop, seminar, maupun pelatihan diadakan setiap saat. Cara belajar

yang dapat dilakukan guru dengan mudah adalah belajar model

pembelajaran dengan mengakses internet. Pada akses internet, sangat

banyak website yang membahas tentang berbagai model pembelajaran.

Page 84: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

304

Apabila guru masih kurang paham dengan model pembelajaran yang

dibahas dalam website, guru dapat mencari video pelaksanaan model

pembelajarannya di laman youtube, karena pada laman youtubeterdapat

berbagai video pelaksanaan model pembelajaran. Cara akses internet yang

mudah dan penggunaan yang dapat setiap saat kapanpun guru ingin belajar

menjadikan cara ini sebagai alternatif yang mudah bagi guru. Jika ada guru

yang belum paham bagaimana cara mengakses internet, guru dapat

meminta bantuan guru lain atau petugas tata usaha. Pada saat peneliti

berkunjung ke SD penelitian, sebagian besar SD penelitian sudah

menggunakan wifi, sehingga dapat memudahkan guru untuk mengakses

internet dan belajar model pembelajaran.

3. Guru hendaknya selalu memaksimalkan penggunaan media yang tersedia.

Sebelum materi atau kegiatan berlangsung, guru sebaiknya sudah memiliki

rancangan pelaksanaan, sehingga apabila waktu dan keadaannya

kondisional guru dapat menggunakan kemampuan kreatifitasnya untuk

membuat media pembelajaran. Sebagai contoh pada media lambang, guru

dapat print out gambar lambang, kemudian guru menggunting beberapa

bagian lambang membentuk sebuah puzzle. Pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung, siswa dapat dibagi menjadi beberapa kelompok

dan berlomba menyusun puzzle lambang tersebut, sehingga pembelajaran

akan menjadi menarik dan efektif dengan media yang sederhana dan

sangat mudah dibuat oleh guru. Selanjutnya apabila waktu dan keadaannya

tidak memungkinkan guru untuk menggunakan kemampuan kreatifitasnya

Page 85: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

305

membuat media pembelajaran. Guru dapat mengeksplor lingkungan

sekitar siswa yang sekiranya dapat dijadikan media pembelajaran. Guru

sebaiknya lebih peka dan mengetahui situasi serta kondisi yang ada agar

guru dapat lebih mudah memaksimalkan penggunaan media.

4. Guru hendaknya selalu memaksimalkan penggunaan model pembelajaran.

Pada saran sebelumnya, sudah dijelaskan cara guru untuk meningkatkan

pemahaman tentang model pembelajaran, langkah selanjutnya adalah guru

mencoba menerapkannya dalam pembelajaran PKn.

5.2.2 Bagi Sekolah

1. Pihak sekolah sebaiknya mendata terkait ketersediaan media agar terlihat

bagaimana kondisi ketersediaan media yang ada di sekolah. Kemudian

setelah mendata, sekolah harus mengevaluasi dan menambah media

apabila ada media yang kurang tersedia di sekolah.

2. Pihak sekolah hendaknya mendorong guru untuk mengikuti kegiatan-

kegiatan workshop, seminar, maupun pelatihan mengenai model

pembelajaran, sehingga guru menjadi lebih paham dan dapat

meningkatkan kualitas pendidikan.

3. Pihak sekolah atau kepala sekolah seharusnya melakukan pengawasan

secara berkala terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di

kelas, sehingga akan terlihat bagaimana guru dalam berinovasi pada

pembelajaran.

Page 86: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

306

5.2.3 Bagi Dinas Terkait

1. Pihak pemerintah sebaiknya lebih mendetail mengawasi guru, bukan

hanya dalam administrasi atau pengajaran tetapi juga dalam hal bagaimana

cara mereka mengajar agar terlihat guru yang inovatif memakai media dan

model pembelajaran. Kemudian pemerintah lebih aktif dalam memberi

bantuan media dan memberikan dukungan atau penyuluhan tentang model

pembelajaran agar pendidikan di SD Dabin III Kecamatan Selomerto

Kabupaten Wonosobo semakin meningkat.

Page 87: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

307

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Nasional.

Ardiani, Appita. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Menggunakan Model Numbered Head Together (NHT) dengan Media Visual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pakintelan 03 Semarang. Skripsi: Universitas Negeri

Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Azwar, S. 2015. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basri, Hasan. 2015. Paradigma Baru Sistem Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka

Setia.

Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.

Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S.

Eliyadi. 2013. Analisis Ketersediaan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA Kelas VI SDN Kecamatan Tebas. Artikel Penelitian: Universitas

Tanjungpura Pontianak.

Mawaddah, Novia. 2015. Analisis Ketersediaan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Nonproyeksi PKn Kelas V Sekolah Dasar. Artikel

Penelitian: Universitas Tangjungpura Pontianak.

Mikarsa, H. L., dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:

MediaKom.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.

Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Page 88: ANALISIS KETERSEDIAAN MEDIA DAN TINGKAT ...lib.unnes.ac.id/28189/1/1401412540.pdfPEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN PKn DALAM PENGGUNAANNYA DI KELAS TINGGI SD DABIN III KECAMATAN SELOMERTO

308

Rifa’i, Achmad dan Anni, Tri. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unit

Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang Press.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Nasional.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2015. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pres.

Tafida, Alfis Nurma. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui ModelMind Mapping Berbantuan Media Power Point Pada Siswa Kelas IV SDN Tugurejo 01 Kota Semarang. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Uno, Hamzah dan Mohamad, Nurdin. 2015. Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Winataputra, U. S., dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Winataputra, U. S., dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Winataputra, U. S., dkk. 2011. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Zulmi, Muhammad. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Numbered Head Together Berbantuan Puzzle Pada Kelas IV B SDN Sampangan 02 Semarang. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.