analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita

101
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL HA SKRIPSI OLEH MASITA NIM. TM161324 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL

HA

SKRIPSI

OLEH

MASITA

NIM. TM161324

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA

SAIFUDDIN JAMBI

2020

Page 2: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

i

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

SOAL CERITA MATERI ARITMATIKA SOSIAL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Matematika

MASITA

NIM. TM161324

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

Page 3: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

ii

Page 4: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

iii

Page 5: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

iv

Page 6: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

v

Page 7: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

vi

Page 8: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

vii

PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan

hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dan

hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil

karya saya sendiri atau berindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.

Jambi, Mei 2020

Penulis

Masita

NIM.TM161324

Page 9: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

viii

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrohim

Alhamdulillah.........Alhamdulillah...............Alhamdulillahirobbil’alamin…

Sujud syukur kupersembahkan kepadamu tuhan yang maha agung, atas

takdirmu telah engkau jadikan aku manusia yang senantiasa berfikir, berilmu,

beriman, dan bersabar dalam menjalani hidup. Semoga keberhasilan ini menjadi satu

langkah awal untuk meraih cita-cita besarku. Atas karunia serta kemudahan yang

engkau berikan, akhirnya Skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat

beriring salam semoga selalu tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad

SAW sebagai sebagai pembawa risalah yang memiliki cinta teramat luas kepada

umatnya. Karya sederhana ini ku persembahkan kepada orang-orang yang sangat

kucintai dan kusayangi.

Terutama dan paling utama Ayahanda dan Ibunda tercinta

(Muhammad Rafi dan Sainam).

Wahai Tuhanku Kasihilah Mereka Keduanya Sebagaimana Mereka Berdua Telah

Mendidik Aku Pada Waktu Kecil (Qs. Al Isra : 24)

Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepada Ayahanda Muhammad Rafi dan Ibunda

Sainam yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan, nasehat,

semangat, serta doa yang tiada henti untuk kesuksesanku.

Tetesan keringatmu, perjuangan dan usahamu, nasehat dan motivasimu untuk selalu

menuntunku untuk meraih impian. Untukmu Ayah dan Ibu aku tahu ini tak

sebanding dengan jasa dan perjuangan kalian, tak setimpal dengan kesusahan dan

pengorbanan kalian. Namun, semoga dengan ini mampu menyelipkan senyum

kebahagiaan pengobat rasa lelah dan menjadi penyejuk di hati..

Page 10: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

ix

Teruntuk Adikku

Arif Rahman

Untuk adikku (Arif Rahman) tiada yang paling mengharukan saat selalu bersamamu,

walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak bisa

tergantikan. Terima kasih atas doa, bantuan, dan canda tawamu selama ini.

Teruntuk Sahabatku

(Aulia Amroini, Febby Erwina Utami, dan Nur Hijratul Dina)

Terima kasih untuk bantuan, motivasi, dukungan, kebersamaan, dan canda tawa

kalian selama ini. Berbagai macam karakter, sifat, dan tingkah laku kita saat bersama

itu akan menjadi hal yang tak terlupakan. Sahabatku, terima kasih telah menyediakan

pundak untuk menangis dan memberi bantuan saat aku membutuhkannya.

Dan teruntuk teman-teman seperjuanganku..

Semua teman-teman seperjuanganku di UIN STS JAMBI, khususnya angkatan 2016,

kuatkan tekad hadapi rintangan, perjalanan kita masih panjang, karena sesungguhnya

Allah bersama kita. Semangat untuk meraih cita-cita kita semuaa..

MOTTO

Page 11: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

x

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan)

tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)”.

(QS. Al-Insyiroh : 6-7)

KATA PENGANTAR

Page 12: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

xi

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat

dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga bisa

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan

Soal Cerita Materi Aritmatika Sosial”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi salah satu syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis

hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi baik secara moral maupun

spiritual. Untuk itu pada kesmpatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan

penghargaan kepada:

1. BapakProf. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sultan Thaha

Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Drs. Sunarto, M.Pd selaku Ketua Prodi Tadris Matematika UIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Rapiko,M.Pd.I selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan

mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Betri Wendra, M.Sc selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Prodi Tadris Matematika yang telah

memperlancar urusan penulisan skripsi ini.

7. Bapak Bastoni, S.Si selaku KepalaSekolah Menengah Pertama Negeri 5 Muaro

Jambiyang telah memberikan kemudahan kepada penulisan dalam memperoleh

data di lapangan.

8. Lasmita, S.Pd selaku guru matematika di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5

Muaro Jambi.

Page 13: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

xii

Penulis mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat untuk mendorong penelitian-penelitian selanjutnya.

Jambi,Mei 2020

Masita

NIM. TM.161324

ABSTRAK

Page 14: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

xiii

Nama : Masita

NIM : TM161324

Judul : Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi

Aritmatika Sosial

Soal cerita adalah soal tertentu yang dalam penyelesaiannya membutuhkan

kemampuan membaca yang baik dan merupakan salah satu syarat untuk dapat

memahami isi pokok dari soal tersebut. Pokok bahasan matematika yang dirasakan

sulit oleh siswa adalah dalam materi aritmatika sosial. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui gambaran

kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi aritmatika sosial. (2)

untuk mengetahui pendapat siswa tentang kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita

pada materi aritmatika sosial. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP

Negeri 5 Muaro Jambi tahun ajaran 2020, yang berjumlah 28 orang siswa. Data

diperoleh dengan cara observasi, tes hasil belajar, dan wawancara. Berdasarkan hasil

pengamatan siswa yang melakukan kesulitan dalam mengerjakan soal, diantaranya

kesulitan dalam menerjemahkan soal cerita kedalam bentuk model matematika,

kesulitan siswa dalam menentukan rumus yang digunakan dalam menyelesaikan soal

, serta kesulitan operasi hitung dalam menyelesaikan soal.

Berdasarkan hasil analisa kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita

materi aritmatika sosial peneliti dapat menggambarkan bahwa kesulitan siswa dalam

menerjemahkan soal soal cerita kedalam bentuk model matematika adalah sebanyak

(31,4%), kesulitan siswa dalam menentukan rumus yang digunakan dalam

menyelesaikan soal adalah sebanyak (27,9%), dan kesulitan operasi hitung dalam

menyelesaikan soal adalah sebanyak (40,7%). Selain itu juga faktor lain penyebab

kesulitan siswa adalah kurangnya pemahaman siswa pada materi, kurang menguasai

materi, kurangnya waktu yang disediakan untuk mengulangi pembelajaran dirumah.

Kata Kunci : kesulitan, kesalahan, kemampuan, aritmatika sosial.

ABSTRACT

Name : Masita

Page 15: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

xiv

NIM : TM161324

Title : Analysis of Student Difficulties in Solving Story Problems in Social

Arithmetic Material

Story questions are specific problems that require good reading skills and are

one of the requirements for understanding the main content of the problem. The

subject of mathematics which is felt difficult by students is in social arithmetic

material. This research is a qualitative research. This study aims to (1) find out the

description of students' difficulties in solving story problems on social arithmetic

material. (2) to find out students' opinions about the difficulty in solving story

problems on social arithmetic material. The subjects of this study were students of

class VII A SMP Negeri 5 Muaro Jambi in the 2020 school year, totaling 28 students.

Data obtained by observation, learning outcomes test, and interview. Based on the

observations of students who have difficulty in working on problems, including

difficulties in translating story problems into mathematical model form, students'

difficulties in determining the formula used in solving problems, as well as difficulty

in arithmetic operations in solving problems.

Based on the analysis of students 'difficulties in solving story problems social

arithmetic researchers can illustrate that the difficulty of students in translating

problem questions into the form of mathematical models is as much (31.4%),

students' difficulty in determining the formula used in solving problems is as much

(27 , 9%), and the difficulty of arithmetic operations in solving problems is as much

(40.7%). In addition, other factors that cause student difficulties are lack of student

understanding of the material, lack of mastery of the material, lack of time available

to repeat learning at home.

Keywords: difficulties, mistakes, abilities, social arithmetic.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

Page 16: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

xv

NOTA DINAS ................................................................................................. ii

KARTU PEMBIMBING ............................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................................. vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

MOTTO ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

ABSTRAK ....................................................................................................... xii

ABSTRACT...................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4

C. Batasan Masalah ................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 6

A. Deskripsi Teori ..................................................................................... 6

1. Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita ........................ 6

a. Pembelajaran matematika ........................................................... 6

b. Kesulitan belajar matematika ..................................................... 7

c. Kesulitan menyelesaikan soal cerita ........................................... 10

d. Teori tentang aritmatika sosial ................................................... 11

2. Hasil Belajar .................................................................................... 14

B. Studi Relavan ..................................................................................... 16

C. Kerangka Teori................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 20

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 20

B. Subjek Penelitian .................................................................................. 20

Page 17: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

xvi

C. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 20

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 20

1. Populasi ............................................................................................ 20

2. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 21

E. Bentuk Data .......................................................................................... 21

F. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 22

G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 22

H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 26

A. Hasil Penelitian..................................................................................... 26

1. Pengerjaan Tes Essay Soal Cerita .................................................. 26

2. Pedoman Wawancara ..................................................................... 30

B. Pembahasan Penelitian ......................................................................... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 37

A. Kesimpulan ........................................................................................... 37

B. Saran ..................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................39

LAMPIRAN…………………………………………………………………41

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Muaro Jambi ......................... 21

Page 18: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

xvii

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tentang Menyelesaikan Soal Cerita Aritmatika

Sosial .............................................................................................. 23

Tabel 4.1Hasil Tes Siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Muaro Jambi .............. 25

Tabel 4.2 Kesalahan Siswa dalam Menyelsaikan Soal Nomor 1 ..................... 26

Tabel 4.3 Kesalahan Siswa dalam Menyelsaikan Soal Nomor 2 ..................... 26

Tabel 4.4 Kesalahan Siswa dalam Menyelsaikan Soal Nomor 3 ..................... 27

Tabel 4.5 Kesalahan Siswa dalam Menyelsaikan Soal Nomor 4 ..................... 27

Tabel 4.6 Kesalahan Siswa dalam Menyelsaikan Soal Nomor 5 ..................... 27

DAFTAR LAMPIRAN

Page 19: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

xviii

Lampiran 1 : Dokumentasi Observasi Awal Penelitian di SMP Negeri 5

Muaro Jambi ............................................................................. 42

Lampiran 2 : Hasil Tes Dokumentasi Observasi Awal Penelitian di SMP

Negeri 5 Muaro Jambi .............................................................. 43

Lampiran 3 : Kisi-Kisi Tes Essay ................................................................ 44

Lampiran 4 : Lembar Tes Essay .................................................................. 45

Lampiran 5 : Lembar Validasi Tes Essay .................................................... 46

Lampiran 6 : Rubrik Penilaian Soal Tes Essay ........................................... 48

Lampiran 7 : Nama-Nama Siswa Kelas VII A Sebagai Sampel Penelitian . 50

Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian .......................................................... 52

Lampiran 9 : Hasil Tes Essay Siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Muaro

Jambi ...................................................................................... 56

................................................................................................

................................................................................................

Lampiran 10 : Nilai Hasil Tes Essay Siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Muaro

Jambi ...................................................................................... 61

Lampiran 11 : Dokumentasi Wawancara Kepada Siswa Kelas VII A SMP

Negeri 5 Muaro Jambi ........................................................... 63

Lampiran 12 : Wawancara Kepada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Muaro

Jambi ...................................................................................... 65

Page 20: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan

dalam kehidupan manusia. Dengan belajar, manusia dapat mengembangkan

potensi-potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar, manusia tidak mungkin dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pembelajaran pada dasarnya merupakan

upaya untuk mengarahkan anak didik dalam proses belajar sehingga mereka dapat

memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajran

hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena mereka yang akan

belajar. Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu

untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari beragai materi

yang dipelajari.

Pembelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan pada setiap jenjang sekolah, baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai Perguruan

Tinggi, yang memiliki tujuan pembelajaran ialah membekali siswa dengan

kemampuan pemecahan masalah (Vilianti, 2017:1). Matematika memiliki kaitan

yang erat dengan pemecahan masalah, maka perlu diajarkan kepada siswa karena

dapat dipergunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara terhadap

usaha memecahkan masalah. Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran

yang sulit bagi siswa, hal ini disebabkan karena matematika memiliki sifat

abstrak, atau karena dalam pembelajaran kurang dikaitkan dengan kenyataan-

kenyataan yang biasa ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Belajar

matematika sama halnya dengan belajar logika, karena kedudukan matematika

dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai ilmu dasar.

Kegagalan atau keberhasilan belajar matematika tergantung kepada siswa

dalam mengikuti kegiatan belajar, diantaranya seberapa besar sikap dan minat

Page 21: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

2

siswa terhadap pembelajaran tersebut. Disamping itu kondisi siswa sangat

mempengaruhi, misalnya kondisi psikologisnya, seperti perhatian, pengamatan

dan juga berpengaruh terhadap pembelajaran seseorang (Herman Hudoyo,

1988:6).

Berdasarkan pengalaman, kini banyak orang berpendapat bahwa

matematika bukan hanya diperlukan sebagai alat penghitung pasif, akan tetapi

terutama merupakan bahasa inti bagi perumusan semua teori yang melandasi

semua bidang ilmu. Matematika merupakan alat aktif dalam usaha

mengembangkan ilmu, bagian apa dari matematika yang diperlukan sekarang

belum tentu pada masa yang akan datang (Andi Hakim Nasution, 1980).

Proses belajar mengajar matematika akan berjalan dengan lancar apabila

tidak mengabaikan obyek-obyek belajar matematika, baik langsung maupun tidak

langsung. Obyek langsung adalah fakta, konsep, keterampilan (skill) dan prinsip,

sedangkan obyek tidak langsung adalah siswa diharapkan mampu bersikap kritis,

logis, tekun dan mampu memecahkan masalah.

Pelajaran matematika dapat dipadukan dengan pelajaran lain, salah

satunya dengan pelajaran bahasa indonesia, karena salah satu tujuan pelajaran

bahasa indonesia adalah agar siswa memiliki intelektual dan kematangan

emosional. Misalnya dalam bentuk soal cerita terlihat adanya keterkaitan antara

pelajaran matematika dengan pelajaran bahasa Indonesia yang saling mendukung

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai prasyarat untuk mencapai tujuan

adalah penguasaan siswa terhadap kemampuan membaca dalam mengerjakan soal

cerita matematika.

Hubungan yang ada dalam soal cerita sebagai bagian dalam pelajaran

matematika memang berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari yang tak

lepas dari masalah-masalah yang membutuhkan pemecahan untuk mendapatkan

jawabannya. Soal cerita adalah soal tertentu dalam matematika yang dalam istilah

lama disebut soal persamaan tersamar, untuk penyelesaiannya dibutuhkan

kemampuan membaca yang baik dan merupakan salah satu syarat untuk dapat

memahami isi pokok dari soal tersebut. Siswa akan dapat menyelesaikan soal

Page 22: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

3

cerita tersebut bila mampu menerjemahkan apa yang tersirat dari soal cerita dan

dapat mengubahnya ke dalam kalimat matematika sehingga memiliki kemampuan

menghitung yang benar.

Soal cerita juga mempunyai peranan penting dalam pembelajaran

matematika, karena siswa akan lebih mengetahui hakekat dari suatu permasalahan

matematika ketika siswa di hadapkan pada soal cerita. Selain itu, soal cerita

sangat bermanfaat untuk perkembangan proses berpikir siswa karena dalam

menyelesaikan masalah yang terkandung dalam soal cerita diperlukan langkah-

langkah penyelesaian yang membutuhkan pemahaman dan penalaran. Soal cerita

pada mata pelajaran matematika banyak dijumpai pada materi pokok salah

satunya materi aritmatika sosial. Untuk mempelajari soal cerita siswa tidak cukup

hanya mampu dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari serta melakukan

latihan-latihan soal sehingga mampu menguasai materi tersebut.

Namun kenyataan dilapangan banyak siswa melakukan kesalahan dalam

menyelesaikan soal cerita, hal ini disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal yang berbentuk cerita. Hal ini terlihat ketika peneliti

melakukan observasi awal di kelas VII A di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5

Muaro Jambi pada tanggal 13 Januari 2020, siswa mengatakan bahwa mereka

mengerti terhadap contoh yang diberikan oleh guru, sehingga jarang menimbulkan

pertanyaan. Tetapi ketika telah diberikan soal yang berbeda sedikit dari contoh

soal, mulai muncul pertanyaan-pertanyaan, seperti apa yang harus dikerjakan

terlebih dahulu dari soal.

Kondisi seperti ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti yang

dilakukan oleh peneliti ketika mewawancarai beberapa orang siswa terkait mata

pelajaran matematika. Sebagian besar dari siswa tersebut mengatakan bahwa

matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit, sangat membingungkan. Ada

juga yang menyebutkan bahwa matematika adalah pelajaran yang menakutkan

dan membuat mereka pusing. Selain itu, siswa juga malas untuk membaca soal

yang terlalu panjang, sulit mencernah kata-kata dalam soal, belum memahami

operasi hitung dengan baik, dan motivasi belajar yang masih rendah. Hal ini

Page 23: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

4

terlihat dari hasil latihan awal dikelas VII A SMP Negeri 5 Muaro Jambi yang

telah dilakukan, bisa dilihat di lampiran 2.

Dari lembar-lembar jawaban siswa tersebut, dapat terlihat kesulitan-

kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal berbentuk cerita.

Kesulitan yang dialami siswa diantaranya adalah ketidakmampuan siswa dalam

menerjemahkan soal atau tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dengan

apa yang ditanyakan, ketidakmampuan siswa dalam menentukan rumus untuk

menyelesaikan soal aritmatika sosial, dan ketidakmampuan siswa dalam

melakukan operasi hitung untuk menyelesaikan soal aritmatika sosial tersebut.

Faktor lain yang menyebabkan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal

cerita adalah siswa tergesa-gesa dalam menjawab soal, siswa belum siap

menjalani tes atau dengan kata lain siswa tidak belajar, siswa tidak memahami

maksud dari soal, siswa kurang menguasai konsep yang berkaitan dengan tes soal

(Astutik, 2015:100). Menurut Hamalik (dalam Astutik, 2015:97) faktor yang

dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa digolongkan menjadi dua yaitu: faktor

yang berasal dari diri siswa sendiri (faktor internal), dan faktor yang berasal dari

luar diri siswa (faktor eksternal).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Materi Aritmatika Sosial ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Siswa masih menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang

sulit dan membosankan.

2. Kesulitan siswa dalam menerjemahkan soal atau tidak mampu menuliskan

apa yang diketahui dengan apa yang ditanyakan.

3. Kesulitan siswa dalam menentukan rumus untuk menyelesikan soal

aritmatika sosial.

Page 24: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

5

4. Kesulitan siswa dalam melakukan operasi hitung untuk menyelesaikan soal

aritmatika sosial.

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti, dan supaya

pembahasn lebih fokus dan tidak menyimpang dari pokok masalah yang ingin

diketahui kepastiannya maka peneliti perlu membatasi kajian penelitian ini.

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 5 Muaro Jambi.

2. Materi yang diberikan kepada siswa hanya dibatasi pada subbab presentase

Laba dan Rugi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada

materi aritmatika sosial?

2. Bagaimana pendapat siswa tentang kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita

pada materi aritmatika sosial?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita

pada materi aritmatika sosial.

2. Untuk mengetahui pendapat siswa tentang kesulitan dalam menyelesaikan

soal cerita pada materi aritmatika sosial.

Page 25: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

6

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan kepada bidang

pendidikan matematika yaitu untuk mengetahui bagaimana kesulitan siswa

dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Guru harus mengajarkan dan menjelaskan secara detail baik dari konsep,

keterampilan dan pemecahan masalah agar siswa mengerti dan paham

dengan konsep, keterampilan dan pemecahan masalah dalam

menyelesaikan soal matematika terutama soal cerita.

b. Bagi Siswa

Agar siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal

cerita sehingga siswa dapat menyelesaikan soal cerita matematika.

c. Bagi Peneliti

Bertujuan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1)

Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 26: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

a. Pembelajaran Matematika

Menurut bahasa latin Matematika berasal dari kata manthaein atau

mathema yang berarti pelajar atau hal yang dipelajari. Ciri utama matematika

adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan yag

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar

konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan,

hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah bilangan. Penerapan cara kerja matematika diharapkan

dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunitatif pada siswa.

Matematika secara esensial merupakan proses berpikir yang melibatkan

konstruksi dan menerapkan abstraksi, serta menghubungkan jaringan ide-ide

secara logis. Ide-ide tersebut sering muncul dari kebutuhan pemecahan masalah-

masalah sains, teknologi, dan kehidupan sehari-hari. Dalam aktivitas kehidupan

manusia sehari-hari hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik

seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok.

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

seseorang. Perubahan proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,

keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya.

Belajar matematika adalah suatu proses perubahan sikap, pengetahuan,

pemahaman, kebiasaan serta perubahan sikap, pengetahuan, pemahaman,

kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang ada di dalam diri individu yang

Page 27: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

8

timbul akibat suatu proses aktif adalam menyelesaikan masalah yang muncul

sebagaimana individu berpartisipasi secara aktif dalam latihan matematika

dikelas. Pembelajaran matematika selama ini merupakan pelajaran yang berdiri

sendiri (terpisah dari mata pelajaran lainnya). Pembelajaran matematika hanya

menekannkan pada teori dan konsep-konsep matematika tanpa disertai dengan

penerapannya pada berbagai bidang yang lain seperti ekonomi, sains, teknologi,

dan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa tidak

mengetahui untuk apa mereka belajar matematika. Dengan kata lain pembelajaran

matematika dirasakan kurang bermakna bagi kehidupannya. Tidak jarang hal ini

menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap matematika. Untuk membuat

pembelajaran matematika lebih bermakna bagi siswa, maka pengintegrasian mata

pembelajaran matematika dengan mata pelajaran yang lain merupakan hal yang

sangat penting. Salah satunya adalah dengan mengembangkan pembelajaran

matematika.

b. Kesulitan Belajar Matematika

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada

setiap jenjang pendidikan. Banyak siswa beranggapan bahwa pelajaran

matematika membosankan dan tidak menarik, hal ini disebabkan karena pelajaran

matematika dirasakan sukar dan rumit. Kenyataan ini adalah persepsi yang

negative terhadap matematika. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dapat

terlihat dalam proses pemecahan masalah matematika.

Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculia). Istilah

diskalkulia memiliki konotasi medis yang memandang adanya keterkaitan dengan

gangguan sistem syaraf pusat. Dalam pembelajaran matematika disekolah masih

banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Berikut ini

beberapa penyebab kesulitan belajar matematika yang sering dialami siswa:

1. Fakta

Fakta merupakan perjanjian atau pemufakatan yang dibuat dalam

matematika, misalnya lambing, nama, istilah. Kesulitannya yang sering dialami

siswa karena matematika penuh dengan symbol atau lambing, serta istilah-

Page 28: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

9

istilah yang asing di telinga mereka. Sehingga sulit bagi siswa untuk menerima

symbol serta istilah yang baru mereka dengar. Sehingga ketika siswa

diketemukan dengan matematika yang sifatnya abstrak mereka pun sulit untuk

menerima serta memahaminya.

2. Konsep

Konsep merupakan pengertian abstrak yang memungkinkan seseorang

menggolong-golongkan objek atau peristiwa (Mohammad Soleh, 1999:8). Pada

aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan nalar atau proses

berpikir, yaitu kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan

kemampuan rasional. Dalam aspek kognitif mencakup hal pengetahuan yang

mengacu pada kemampuan untuk mengingat materi yang dipelajari mulai dari

awal hingga akhir. Juga kemampuan mengingat konsep, proses, metode serta

struktur. Pemahaman suatu hal yang telah dipelajari. Penerapan materi yang

dipelajari dalam kondisi nyata hubungannya dengan kesulitan belajar

matematika pada aspek pemahaman, lemah dalam menerjemahkan soal serta

dalam menyelesaikan tahapan-tahapan dalam menjawabnya. Siswa kurang

memahami konsep setiap materi secara benar, dan kemampuan mengingat

konsep proses, metode serta struktur kurang cermat. Sehingga dalam setiap

pengerjaan soal siswa merasa kesulitan karena kurangnya penguasaan materi

serta proses-proses atau langkah-langkah yang harus dikerjakannya dalam

setiap menjawab soal.

3. Prinsip

Prinsip yaitu pernyataan yang menyatakan berlakunya suatu hubungan

antara beberapa konsep. Pernyataan itu dalam menyatakan sifat-sifat suatu

konsep, hukum, teorema atau dalil yang berlaku dalam konsep itu. Prisip dalam

matematika dapat berupa teorema atau dalil. Teorema adalah suatu pernyataan

matematika yang dirumuskan secara logika dan dibuktikan. Hubungannya

dalam kesulitan belajar matematika, umumnya siswa hanya mengetahui rumus

dan cara mengerjakannya, tetapi mereka tidak paham bagaimana rumus

tersebut terbentuk serta kegunaan dari mempelajari materinya dan rumus

tersebut.

Page 29: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

10

4. Skill

Skill merupakan prosedur mempercepat pekerjaan, namun tetap didasari

logika yang benar (Soleh, 1999:8). Prosedur dalam matematika adalah langkah,

urutan, atau cara yang digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika

yang mencakup langkah demi langkah dalam melakukan tugas. Hubungannya

dalam kesulitan belajar matematika adalah siswa yang lambat dalam

menggunakan operasi dan prosedur, maka akan menghambat pengerjaan

kemampuannya dalam memecahkan matematika.

Banyak para ahli mengemukakan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

dengan sudut pandang mereka masing-masing. Ada yang meninjau dari sudut

intern dan ada yang dari sudut ekstern. Adapun faktor kesulitan belajar yang

ditinjau dari sudut intern antara lain:

1. Yang bersifat kognitif, antara lain seperti rendahnya kapasitas

intelektual/inteligensi siswa.

2. Yang bersifat afektif, antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.

3. Yang bersifat psikomotor, antara lain seperti terganggunya alat indera

penglihatan dan pendengaran.

Sedangkan faktor-faktor ekstern meliputi semua situasi dan kondisi

lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, antara lain:

1. Lingkungan keluarga, contohnya ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan

ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

2. Lingkungan masyarakat, contohnya wilayah perkampungan kumuh, dan teman

bermain yang nakal.

3. Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk,

kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

Adapun faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang bersifat khusus,

seperti sindrom psikologis berupa ketidakmampuan belajar.Sindrom adalah suatu

gejala yang timbul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang

menimbulkan kesulitan belajar siswa. Misalnya disleksia yaitu ketidakmampuan

dalam beljar membaca, disgrafia yaitu ketidakmampuan menulis, dan diskalkulia

yaitu ketidakmampuan belajar matematika.

Page 30: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

11

c. Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita

Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau prestsi

yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan, baik

berbentuk sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Proses belajar yang ditandai

adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar (Nini,

2015:13-14).

Soal cerita dalam matematika adalah soal-soal matematika yang

menggunakan bahasa verbal dan umumnya berhubungan dengan kegiatan sehari-

hari (Istiqomah, 2004). Demikian juga defenisi soal cerita yang diungkapkaan

oleh ahli lainnya seperti pendapat Sweden dalam Endang Setyo Winarni dan Sri

Harmini bahwa “soal cerita yang diungkapkan dalam bentuk cerita yang diambil

dari pengalaman-pengalaman siswa yang berkaitan dengan konsep-konsep

matematika” (Endang, 2015:122).

Soal cerita matematika bertujuan agar siswa berlatih dan berpikir secara

deduktif, dapat melihat hubungan dan kegunaan matematika dalam kehidupan

sehari-hari, dan dapat menguasai keterampilan matematika serta memperkuat

penguasaan konsep matematika dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari. Soal cerita dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, soal

cerita yang berbentuk tulisan berupa sebuah kalimat yang mengilustrasikan

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.

Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam belajar matematika dapat diduga

dari kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika. Kesalahan adalah

penyimpangan dari sesuatu yang benar dan telah ditetapkan sebelumnya.

Kesalahan-kesalahan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal cerita meliputi

kesalahan memahami soal, kesalahan membuat model matematika, kesalaham

melakukan komputasi, dan kesalahan menginterpretasikan jawaban kalimat

matematika.

a. Kesalahan dalam memahami soal

1) Kesalahan menentukan apa yang diketahui dari soal

a) Tidak menuliskan apa yang diketahui.

b) Tidak lengkap menuliskan apa yang diketahui.

Page 31: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

12

c) Salah menuliskan apa yang diketahui.

2) Kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui

a) Tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal.

b) Tidak lengkap menuliskan apa yang ditanya dalam soal.

c) Salah dalam menuliskan apa yang ditanyakan.

b. Kesalahan membuat model matematika

1) Tidak menuliskan pemisalan variabel yang dipakai pada pembuatan model.

2) Tidak lengkap menuliskan pemisalan variabel yang dipakai pada pembuatan

model.

3) Salah dalam menuliskan pemisalan variabel yang dipakai pada pembuatan

model.

4) Tidak menuliskan model matematika.

5) Model matematika yang dibuat tidak sesuai dengan pemahaman soal.

c. Kesalahan menyelesaikan model matematika

1) Tidak menggunakan aturan matematika dalam menyelesaikan model.

2) Salah dalam menggunakan aturan-aturan matematika.

3) Tidak menyelesaikan model matematika yang dibuat.

4) Salah dalam menyelesaikan model mtematika yang dibuat.

d. Kesalahan dalam menyatakan jawaban akhir soal

1) Tidak menuliskan jawaban akhir soal.

2) Tidak lengkap menuliskan jawaban akhir soal.

3) Salah dalam menuliskan jawaban akhir soal.

d. Teori tentang Aritmatika Sosial

Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah materi Aritmatika Sosial.

Aritmatika sosial adalah salah satu pokok bahasan yang harus dipelajari siswa

kelas VII SMP/Mts. Aritmetika sosial merupakan salah satu materi matematika

yang mempelajari operasi dasar suatu bilangan yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan jual beli atau perdagangan

sering dijumpai. Dalam perdagangan terdapat penjual dan pembeli. Jika kita ingin

memperoleh barang yang kita inginkan maka kita harus melakukan pertukaran

Page 32: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

13

untuk mendapatkannya. Misalnya penjual menyerahkan barang kepada pembeli

sebagai gantinya pembeli menyerahkan uang sebagai penganti barang kepada

penjual. Seorang pedagang membeli barang dari pabrik untuk dijual lagi dipasar.

Harga barang dari pabrik disebut modal atau harga pembelian sedangkan harga

dari hasil penjualan barang disebut harga penjualan. Adapun ciri-ciri dari

aritmatika sosial adalah:

1. Materi aritmatika sosial ini selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Materi ini berkaitan dengan perekonomian dan perdagangan serta transaksi

jual-beli.

3. Pada materi ini, terdapat harga keseluruhan, harga per unit, dan harga

sebagian. Setelah itu juga terdapat harga pembelian, harga penjualan, untung

dan rugi serta rabat (diskon), bruto, tara, dan netto.

4. Perhitungan dalam materi ini menggunakan konsep aljabar melalui operasi

hitung yang berupa pecahan dan lain-lain.

5. Bentuk contoh soalnya berupa soal cerita.

Aritmatika sosial ini juga merupakan salah satu materi yang dianggap sulit

bagi siswa meskipun langsung berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.

Adapun pokok bahasan dalam materi aritmatika sosial dapat dilihat sebagai

berikut:

1. Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi

a. Harga Pembelian

Harga pembelian adalah harga barang dari produsen.

b. Harga Penjualan

Harga penjualan adalah harga barang yang ditetapkan penjual kepada

pembeli.

c. Untung (Laba)

Dikatakan untung jika harga penjualan lebih tinggi daripada harga

pembelian.

Untung = harga penjual – harga pembelian

Page 33: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

14

d. Rugi

Dikatakan rugi jika harga pembelian lebih tinggi daripada harga penjualan.

2. Presentase Laba dan Rugi

a. Presentase Laba

b. Presentase Rugi

3. Rabat (Diskon), Bruto Tara dan Netto

a. Rabat (Diskon)

Rabat/ adalah potongan harga penjualan. Untuk menentukan harga suatu

barang setelah memperoleh diskon, dapat menggunakan rumus berikut:

b. Bruto (Berat kotor)

Bruto (berat kotor) adalah berat barang disertai dengan berat

pembungkusan.

c. Tara (Potongan)

Tara (potongan) adalah berat pembungkusan atau kemasan barang.

Rugi = harga pembelian – harga penjualan

Presentasi untung = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛× 100%

Presentasi rugi = 𝑅𝑢𝑔𝑖

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛× 100%

Harga bersih = harga kotor – diskon

Bruto = netto + tara

Tara = bruto - netto

Page 34: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

15

Jika persen tara dan bruto diketahui, tara dapat dicari dengan

menggunakan rumus:

d. Netto (berat bersih)

Netto (berat bersih) adalah berat barang tanpa disertai pembungkusan atau

kemasan suatu barang.

Adapun kelebihan dan kekurangan dalam materi aritmatika sosial ini

adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan materi aritmatika sosial

• Mempermudah perhitungan dalam perdagangan dan lain-lain.

• Untuk memperjelas harga keseluruhan, harga per unit, dan harga

sebagian dari suatu barang.

• Untuk memperjelas harga pembelian. Herga penjualan, untung dan rugi

serat rabat (diskon), bruto, tara dan netto dalam sistem perdagangan.

2. Kekurangan materi aritmatika sosial

• Bisa terjadi kesalahan dalam perhitungan yang dapat menimbulkan

kerugian.

• Tidak semua pedagang menguasai materi aritmatika sosial ini.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi

kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya

melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun

dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas

maupun individu. Hasil akhir dari proses akhir belajar mengajar sebagai

Tara = persen tara× bruto

Netto = bruto - tara

Page 35: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

16

perwujudan segala upaya yang telah dilakukan selama proses berlangsung lebih

sering dikaitkan dengan pengelolaan kelas dan nilai siswa setelah evaluasi

diberikan yang selanjutnya dikenal sebagai hasil belajar (Latief , S. & Dini, J.

2015:213).

Menurut Sri Rumini, hasil belajar siswa merupakan kapasitas manusia

yang nampak dalam tingkah laku tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku

siswa yang ditampilkan yang berkaitan dengan hasil belajar dengan memberikan

gambaran yang lebih nyata, hal ini tentunya berkaitan dengan hasil dan proses

belajar di sekolah. Sedangkan menurut Nana Sudjana, hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil

belajar siswa dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Kognitif

Pada dasarnya kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam

berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom, segala upaya

yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah

kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk didalamnya

kemapuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisi, mensintesis, dan

kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat 6 aspek atau jenjang

proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling

tinggi. Berikut adalah jenjang ranah kognitif:

6 Aspek dalam Ranah Kognitif

Evaluasi

Sintesis

Analisis

Penerapan

Pemahaman

Pengetahuan

Page 36: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

17

1. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat

kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus

dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk

menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan disebut sebagai proses

berpikir yang paling rendah.

2. Pemahaman adalah kemampuan untuk mengerti atau memahami sesuatu

setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami

adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai

segi. Seseorang siswa diaktakan memahami sesuatu apabila ia dapat

memberikan penjelasan atau memberi uaraian yang lebih rinci tentang hal

itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

3. Aplikasi adalah kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang

sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut pengguanaan

aturan prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan beroikir yang

lebih tinggi daripada pemahaman.

4. Analisis adalah kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu bahan

atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu

memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu

dengan faktor-faktor lainnya.

5. Sintesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari

proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan

bagian-bagian atau unsure-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi

suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.

6. Evaluasi adalah jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam

taksonomi Bloom. Penilaian/evaluasi merupakan kemamouan untuk

membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, misalnya jika seseorang

dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu

pilihan terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

Page 37: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

18

2. Efektif

Efektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah efektif

mencakup watak prilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Cirri-ciri

hasil belajar efektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Ranah

efektif menjadi lagi kedalam lima jenjang, yaitu:

1. Penerimaan adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan

(stimulus) dari luar yang datang pada dirinya dalam bentuk masalah,

situasi, gejala dan lain-lain, misalnya kesadaran dan keinginan untuk

menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau

rangsangan yang datang dari luar.

2. Tanggapan (Responding) mengandung arti adanya partisipasi aktif, jadi

kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

untuk mengikuti sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu.

3. Penghargaan adalah memberikan nilai atau memberikan penghargaan

terhadap suatu kegiatan atau objek. Siswa tidak hanya mau menerima nilai

yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep

atau fenomena, yaitu baik atau buruk.

4. Pengorganisasian adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga

terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada berbaikan

umum. Mengatur atau mengorganisasikan pengembangan dari nilai

kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai

dengan nilai lainnya.

5. Karakterisasi, ini lebih mengacu kepada karakter dan gaya hidup

seseorang. Pada jenjang ini siswa telah memiliki sistem nilai yang

mengontrol tingkah lakunya untuk waktu yang lama, sehingga membentuk

karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menjadi lebih konsisten,

menetap, dan lebih mudah diperkirakan.

3. Psikomotor

Psikomotor adalah kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motorik

manusia yaitu berupa keterampilan untuk melakukan sesuatu. Keterampilan

melakukan sesuatu tersebut, meliputi keterampilan motorik, keterampilan

Page 38: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

19

intelektual, dan keterampilan sosial. Ranah psikomotorik ini dikembangkan oleh

Simpson, dan klasifikasi rana psikomotorik tersebut adalah:

1. Persepsi, ini mencakup kemampuan untuk mengadakan deskriminasi yang

tepat antaara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedan antara

cirri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya

kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan

kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan antara

seluruh rangsangan yang ada.

2. Kesiapan, ini mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam

keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan

ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan rohani.

3. Respon terpimpin, tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang

kompleks, termasuk didalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.

4. Mekanisme, membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga

tampil dengan meyakinkan dan cakap. Ini mencakup kemampuan untuk

melakukan suatu rangkaian gerakan dengan lancer karena sudah dilatih

secukupnya tanpa memperhatikan contoh yang diberikan.

5. Respon tampak yang kompleks, ini mencakup kemampuan untuk

melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen

dengan lancer, tepat, dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan

dalam suatu rangkain perbuatan yang berurutan dan menggabungkan

beberapa subketerampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang

teratur.

6. Penyesuaian, ini mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan

menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan

menunjukkan taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.

7. Penciptaan, ini mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-

gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

Page 39: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

20

Menurut Sri Rumini, dkk (1995: 61) hasil belajar dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu faktor yang berasal dari individu yang sedang belajar, dan faktor

yang berasal dari luar diri individu. Faktor yang terdapat di dalam individu

dikelompokkan menjadi 2 faktor, yaitu faktor psikis dan faktor fisik. Faktor lain

yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor yang berasal dari luar individu dan

faktor yang berasal dari dalam individu. Salah satu faktor yang berasalah dari luar

individu adalah guru dalam mengelola pembelajaran di kelas seperti penggunaan

metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dibahas, serta dengan

mempertimbangkan konsep perkembangan jiwa peserta didik. Menurut Slameto

(2001: 30), tes hasil belajar merupakan sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas

yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur

kemajuan belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

1. Faktor Internal

Faktor internal pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu:

a. Faktor Fisiologis yang terdiri dari faktor kesehatan, faktor cacat tubuh,

dan faktor kelelahan.

b. Faktor Psikologis yang terdiri dari faktor motivasi, faktor konsentrasi,

faktor persepsi, faktor organisasi, faktor pemahaman, faktor ulangan.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor keluarga

b. Faktor sekolah

c. Faktor masyarakat

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajar. Hasil belajar siswa dapat ditampilkan dari tingkah laku dengan

memberikan gambaran yang lebih nyata yang bertujuan untuk mengukur

kemajuan belajar siswa.

Page 40: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

21

B. Studi Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai bahan rujukan peneliti

terkait penelitiannya mengenai kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita

matematika yaitu:

1) Aris Arya Wijaya dan Masriyah (2012) dengan judul “Analisis Kesalahan

Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak dan jenis

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan

linear dua variabel serta untuk mengetahui faktor penyebab kesalahannya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian

diambil sebanyak tiga orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan

adalah metode tes dan wawancara. Analisi data dilakukan dengan reduksi,

penyajian, dan penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa letak

kesalahan siswa yaitu kesalahan yang menentukan apa yang diketahui,

membuat model matematika, menyelesaikan model matematika, dan jadwal

akhir. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa yaitu kesalahan konsep, prinsip

dan operasi. Faktor penyebab kesalahan yaitu tidak mampu menerjemahkan

kalimat soal kedalam kalimat matematika; lemah tentang konsep variabel,

metode eliminasi dan subsitusi; lemah dalam menentukan hasil perhitungan.

2) Amalia Zulvia Widyaningrum (2016) dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa

Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Aritmatika Sosial Ditinjau Dari Gaya

Belajar Siswa Kelas VII Smp Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui letak kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita, ditinjau dari gaya belajarnya serta mendeskripsikan

faktor penyebabnya. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMP

Negeri 5 Metro. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan

data meliputi angket gaya belajar siswa, lembar tes uraian, dan wawancara.

Hasil penelitian ini adalah siswa visual dominan melakukan kesalahan

interpretasi bahasa, siswa auditorial dominan melakukan kesalahan teknis, dan

siswa kinestetik dominan melakukan kesalahan interpretasi bahasa dan teknis.

Page 41: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

22

Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa melakukan kesalahan dalam

menyelesaikan soal cerita matematika adalah:

a) Salah menafsirkan soal kedalam rumus yang digunakan untuk membuat

kalimat matematika.

b) Belum memahami model atau kalimat matematika.

c) Penguasaan konsep persyaratan yang belum matang.

d) Kurang baik dalam pemahaman memaknai soal dan membaca.

e) Penalaran yang kurang baik dalam menerjemahkan maksud dan arah soal.

f) Kesan negative terhadap soal-soal cerita yang dipandang menakutkan dan

membuat malas siswa untuk membaca soal.

g) Tidak teliti atau cermat dalam membaca dan cenderung ceroboh dalam

pengerjaan operasi pada soal.

h) Belum bisa membedakan antara jawaban model atau kalimat matematika

dengan jawaban akhir soal.

C. Kajian Pustaka

Penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang yang diungkapkan oleh

peneliti. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan analisis untuk

mengetahui kesulitan dan kemampuan yang dimilki oleh siswa dalam

mengerjakan soal cerita materi aritmatika sosial. Materi aritmatika sosial ini

dipelajari oleh siswa kelas VII pada Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Untuk mengetahui kesulitan dan kemampuan yang dimiliki siswa pada

materi aritmatika sosial peneliti melakukan observasi kelas untuk mengetahui

proses belajar mengajar yang terjadi, keaktifan siswa selama pembelajaran, dan

sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti

memberikan tes hasil belajar siswa, tes ini berupa soal essay dan dikerjakan secara

individu. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang

dilakukan siswa dalam mengerjakan tes hasil belajar, peneliti melakukan analisis

untuk mengetahui kesulitan apa yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan

soal matematika. Peneliti juga melakukan analisis untuk mengetahui kemampuan

yang dimiliki oleh siswa dalam mengerjakan soal matematika.

Page 42: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

23

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap subjek penelitian.

Wawancara dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dan

faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

matematika. Dengan menganalisis hasil observasi, tes hasil belajar siswa, dan

hasil wawancara, peneliti dapat mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam

menyelesaikan soal matematika, faktor penyebab kesulitan, dan kemampuan yang

dimiliki siswa dalam mengerjakan soal matematika pada materi aritmatika sosial.

Page 43: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5

Muaro Jambi, yang berlokasi di Jalan Lintas Timur Desa Sekernan, Kec.

Sekernan, Kab. Muaro Jambi. Penelitian melakukan penelitian dikelas VII A SMP

Negeri 5 Muaro Jambi dengan waktu pelaksanaannya pada semester genap tahun

ajaran 2020.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat atau memetakan kesulitan siswa

dalam menyelesaikan soal cerita materi aritmatika sosial. Kesulitan siswa dalam

penelitian ini di bagi menjadi 3 yaitu : 1) kesulitan siswa dalam menerjemahkan

soal atau tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dengan apa yang

ditanyakan. 2) Kesulitan siswa dalam menentukan rumus untuk menyelesikan soal

aritmatika sosial. 3) Kesulitan siswa dalam melakukan operasi hitung untuk

menyelesaikan soal aritmatika sosial. Oleh karena itu, jenis penelitian yang

digunakan adalah deskritif kualitatif.

C. Sumber Data

Menurut Lofland yang dikutip oleh Lexy J. Meleong bahwa sumber data

utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain. Dalam penelitian ini data

diperoleh dari dua sumber, yaitu:

1. Sumber primer

Sumber data primer adalah data yang didapat dari sumber asli (langsung).

Data penelitian ini sumber data primer adalah kelas VII A yang berjumlah 28

orang siswa, 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Page 44: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

23

2. Sumber sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diambil dari sumber kedua atau

bukan sumber aslinya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau

data laporan yang telah tersedia. Sumber data sekunder dalam penelitian ini

adalah data dokumentasi berupa arsip-arsip mengenai profil SMP Negeri 5 Muaro

Jambi yang diperoleh dari kepala sekolah.

D. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 5 Muaro Jambi pada semester genap tahun ajaran

2020. Siswa kelas VII A di SMP Negeri 5 Muaro Jambi hanya berjumlah 28

orang siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yyang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari tiga tahap, yaitu:

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2017:158).

Observasi kelas dilakukan selama proses pembelajaran matematika pada materi

aritmatika sosial. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui proses belajar, dan

keaktifan siswa selama pembelajaran. Peneliti juga melakukan tes awal pada

observasi awal untuk melihat kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam

menyelesaikan soal cerita pada materi aritmatika sosial.

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dilakukan kepada siswa kelas VII A di SMP Negeri 5

Muaro Jambi sebagai tes latihan pada materi aritmatika sosial. Tes dilakukan

untuk mengetahui letak kesalahan atau kesulitan yang dialami siswa dan untuk

mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa pada materi aritmatika sosial. Tes

dikerjakan secara individu dan online, dikarenakan adanya pandemi Covid-19

yang terjadi saat ini, sehingga siswa-siswi dirumahkan. Maka peneliti melakukan

penelitian secara online.

Page 45: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

24

3. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Ciri-ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara

pencari informasi dan sumber informasi. Wawancara ini dilaksanakan untuk

memperoleh informasi secara mendalam dari setiap siswa. Wawancara dilakukan

untuk mengetahui pendapat siswa terhadap kesulitan yang dialami siswa serta

faktor penyebab kesulitan yang dialami siswa. Dengan adanya wawancara,

peneliti juga dapat mengetahui cara berpikir siswa dalam mengerjakan soal

matematika.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari

data-data otentik yang bersifat dokumentasi, baik data itu berupa catatan harian,

memori atau catatan penting lainnya. Teknik ini digunakan untuk mengungkap

data tentang keadaan sekolah dan dokumentasi yang terkait tentang kesulitan

siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi aritmatika

sosial kelas VII Smp Negeri 5 Muaro Jambi.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian adalah melakukan pengukuran maka harus adanya alat ukur

yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Jadi

instrumen penelitian suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati (Sugiyono, 2014:306).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti melakukan tes tulis

dan wawancara kepada mata siswa kelas VII A di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 5 Muaro Jambi. Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen adalah soal

essay serta pedoman wawancara. Soal tes sebanyak 5 soal yang menyangkut

materi aritmatika sosial. Materi tes dikembangkan dalam beberapa tahapan, yaitu

membuat kisi-kisi soal, melakukan perbaikan terhadap soal tersebut. Adapun kisi-

kisi soal dalam tes hasil belajar adalah sebagai berikut:

Page 46: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

25

Tabel 3.2Kisi-kisi Instrumen tentang Menyelesaikan Soal Cerita Materi

Aritmatika Sosial

Dimensi Indikator Butir-Butir

Pertanyaan Jumlah

Menyelesaikan

soal cerita

matematika

materi

aritmatika

sosial

1. Mengubah soal

kedalam bentuk

matematika

1 1

2. Operasi hitung 2, 3, 4, 5 4

Jumlah 5

Tes ini berguna untuk mengetahui seberapa besar kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita matematika siswa SMP Negeri 5 Muaro Jambi.

Sebelum tes dilakukan, maka soal tes harus di uji dahulu dengan uji validitas. Uji

validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas tes secara rasional

yaitu validitas konstruksi.

Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli

(judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-

aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen

yang telah disusun itu. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen

dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total

(Sugiyono, 2015, hal. 177).

G. Uji Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif

demi memperoleh tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul. Dalam

penelitian ini peneliti teknik analisis data berupa teknik triangulasi data.

Page 47: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

26

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

pengumpulan data. Triangulasi teknik pengumpulan data dilakukan untuk menguji

kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada beberapa sumber data yang

sama namun dengan teknik yang berbeda.

Dalam kaitannya dengan pengujian ini, untuk menguji keabsahan data agar

data yang dikumpulkan akurat serta mendapatkan makna langsung terhadap

tindakan dalam penelitian. Maka peneliti menggunakan metode triangulasi data,

yaitu proses proses penguatan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang

menjadi bukti temuan.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menjawab permasalahan

di atas, maka data yang sudah ada dalam instrumen penelitian diolah dengan

sesuai kebutuhan analisis. Dalam pengolaan data penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik perhitungan presentase, untuk mengetahui kesulitan yang

dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi aritmatika sosial. Dengan

soal-soal yang diarahkan dapat mengukur beberapa aspek kecakapan siswa.

Setelah dihitung presentase kesalahannya dapat diketahui jenis kesulitan yang

dihadapi siswa pada umumnya. Soal tes yang diberikan berupa soal cerita

sebanyak 5 soal yang menyangkut materi aritmatika sosial.

Kemudian peneliti melakukan pengolaan data dan perhitungan mengan

menggunakan rumus :

𝑃 = 𝐹

𝑁 × 100%

Page 48: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

27

Keterangan : 𝑃 = Presentase

𝐹 = Frekuensi

𝑁 = Banyaknya responden

Data yang telah tersusun dan diolah, kemudian dihitung untuk mengetahui

tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial.

Kemudian peneliti membuat tafsiran dan menyimpulkannya sehingga

permasalahan yang diajukan dapat terjawab dan terpecahkan.

Page 49: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Deskripsi penelitian yang diperoleh selama penelitian dalam

menyelesaikan soal cerita materi aritmatika sosial dan wawancara dengan siswa

sebagai berikut:

1. Pengerjaan tes essay soal cerita

Soal diujikan kepada siswa sebagai alat tes, soal tersebut meliputi materi

aritmatika sosial yang berbentuk soal cerita, dan soal ini dijadikan sebagai

instrument penelitian. Setelah soal tersebut diujikan, kemudian diberi nilai dengan

skor angka yang telah ditentukan, dan nilai itu merupakan data untuk mengetahui

kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika.

Berikut ini adalah hasil tes yang peneliti berikan kepada siswa-siswi di

kelas VII A di Smp Negeri 5 Muaro Jambi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Tes Siswa Kelas VII A di SMP Negeri 5 Muaro Jambi

No Nama Siswa

Nomor Soal Nilai Keterangan

1 2 3 4 5

1 Abiel Refandy 0 5 5 10 10 30 Tidak Tuntas

2 Adinda Putri Ayu 10 10 10 20 20 70 Tuntas

3 Adelia Ersa Putri 10 10 5 5 5 35 Tidak Tuntas

4 Adil Witra 20 10 10 20 20 80 Tuntas

5 Andika 10 5 0 5 5 20 Tidak Tuntas

6 Andra Al Qodri 20 10 10 0 0 40 Tidak Tuntas

7 Anggi Apriansyah 20 10 10 0 0 40 Tidak Tuntas

8 Arya Pratama 20 10 10 0 0 40 Tidak Tuntas

9 Aulia Muzalifah 20 10 10 5 5 50 Tidak Tuntas

10 Bunga Lestari 10 10 5 5 5 35 Tidak Tuntas

Page 50: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

28

11 Carissa Elvina 20 10 10 20 20 80 Tuntas

12 Daleh Kasmita 20 10 10 0 0 40 Tidak Tuntas

13 Delly Zulfa 20 10 20 10 10 70 Tuntas

14 Depi Nur Aini 20 5 5 0 0 30 Tidak Tuntas

15 Febrian Saputra 0 5 5 5 5 20 Tidak Tuntas

16 Fera Andini 10 5 5 0 0 20 Tidak Tuntas

17 Laurencia 0 5 10 10 20 45 Tidak Tuntas

18 Mozza Salsabila 10 10 10 20 20 70 Tuntas

19 Muji Nazzila Azzuhrah 20 5 5 10 10 50 Tidak Tuntas

20 Reza Mahendra Husaini 20 10 5 10 10 55 Tidak Tuntas

21 Rika Yani 10 10 10 10 10 50 Tidak Tuntas

22 Riski 10 10 10 5 5 40 Tidak Tuntas

23 Sanita Angelina 10 10 5 5 5 35 Tidak Tuntas

24 Septi Yolanda 20 10 5 20 20 85 Tuntas

25 Annisa Putri Rahayu 10 10 10 20 10 70 Tuntas

KKM 68

Rata-rata 48

Persentase Ketuntasan Siswa 28

Page 51: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

29

Dari tabel diatas terlihat banyak siswa mengalami ketidak tuntasan dalam

menjawab soal cerita yang diberikan. Adapun penyebab ketidak tuntasan siswa dari

data diatas, dikarenakan siswa banyak mengalami kesulitan ataupun kesalahan dalam

menjawab soal. Adapun kesulitan atau kesalahan siswa dalam menjawab soal cerita

materi aritmatika sosial dapat peneliti sajikan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 1

No.

Soal

Kesalahan F Presentase

(%)

1

- Tidak dapat menerjemakan soal

- Tidak dapat menentukan operasi

hitungnya

- Keliru dalam mengurutkan operasi

hitung

3

10

12

12%

40%

48%

Untuk lebih memperjelaskan tabel diatas, dibawah ini dapat disajikan dengan

bentuk diagram lingkaran presentase kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal

nomor 1, sebagai berikut:

12%

40%

48%

Tidak dapat

menerjemakan soal

Tidak dapat menentukan

operasi hitungnya

Keliru dalam

mengurutkan operasi

hitung

Page 52: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

30

Begitu juga halnya dengan soal nomor 2, 3, 4, dan 5 untuk menjawab

pertanyaan siswa harus bisa mengubah soal kedalam kalimat matematika,

Mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanya serta siswa bisa menyelesaikan

operasi hitung. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 2

No.

Soal

Kesalahan F Presentase

(%)

2

- Tidak dapat mengubah soal kedalam

kalimat matematika

- Tidak dapat menentukan rumus apa

yang digunakan

- Tidak dapat menyelesaikan operasi

hitung dengan baik

-

7

18

-

28%

72%

Tabel 4.4 Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 3

No.

Soal Kesalahan F

Presentase

(%)

3

- Tidak dapat mengubah soal kedalam

kalimat matematika

- Tidak dapat menentukan rumus apa

yang digunakan

- Tidak dapat menyelesaikan operasi

hitung dengan baik

2

10

13

8%

40%

52%

Tabel 4.5 Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 4

No.

Soal Kesalahan F

Presentase

(%)

4 - Tidak dapat mengubah soal kedalam 6 24%

Page 53: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

31

kalimat matematika

- Tidak dapat menentukan rumus apa

yang digunakan

- Tidak dapat menyelesaikan operasi

hitung dengan baik

7

12

28%

48%

Tabel 4.6 Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Nomor 5

No.

Soal

Kesalahan F Presentase

(%)

5

- Tidak dapat mengubah soal kedalam

kalimat matematika

- Tidak dapat menentukan rumus apa

yang digunakan

- Tidak dapat menyelesaikan operasi

hitung dengan baik

6

7

12

24%

28%

48%

Dari tabel 4.3 sampai tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa adalah siswa

mengalami kesulitan dalam mengubah soal cerita kedalam kalimat matematika ,

tidak dapat menentukan rumus apa yang digunakan dan tidak dapat menyelesaikan

operasi hitung dengan baik. Untuk lebih memperjelaskan tabel diatas, dibawah ini

dapat disajikan dengan bentuk diagram lingkaran presentase kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal nomor 2-4, sebagai berikut:

Page 54: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

32

Setelah tes soal dilakukan, peneliti dapat melihat bahwa masih banyak siswa

yang belum memahami maksud dari soal. Siswa juga tidak dapat mengubah soal

kedalam bentuk kalimat matematika, kurangnya operasi hitung siswa, dan masih

banyak siswa tidak menggunakan rumus atau kesulitan dalam menentukan rumus apa

yang mau dipakai dalam menyelesaikan soal cerita yang diberikan.

Peneliti juga sering menjumpai hal seperti ini ketika peneliti melakukan

observasi awal di kelas VII A Smp Negeri 5 Muaro Jambi, siswa tidak dapat

mengerjakan sendiri sebelum dibacakan dan dijelaskan berulang-ulang oleh guru.

Namun ketika penelitian dilakukan, peneliti mengerahkan siswa agar siswa bisa

mengerjakan sesuai dengan kemampuan sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

Dari hasil analisa kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi

aritmatika sosial dari nomor 1 sampai nomor 5, peneliti dapat mengelompokkannya

kedalam tiga kelompok kesulitan siswa, diantaranya adalah:

1) Kelompok pertama yaitu kesulitan siswa dalam menerjemahkan soal cerita

kedalam bentuk matematika pada materi aritmatika sosial (13,6).

2) Kelompok kedua yaitu kesulitan siswa dalam menentukan rumus apa yang

digunakan untuk menyelesaikan soal cerita materi aritmatika sosial (32,8).

3) Kelompok ketiga yaitu kesulitan siswa dalam melakukan operasi hitung

untuk menyelesaikan soal cerita materi aritmatika sosial (53,6).

14%

31%55%

Soal Nomor 2 sampai 5

Tidak dapat mengubah

soal kedalam kalimat

matematika

Tidak dapat menentukan

rumus apa yang

digunakan

Tidak dapat

menyelesaikan operasi

hitung dengan baik

Page 55: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

33

Untuk lebih memperjelaskan tabel diatas, dibawah ini dapat disajikan dengan

bentuk diagram lingkaran presentase kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita

materi aritmatika soal, sebagai berikut:

2. Pedoman wawancara

Peneliti melakukan konfirmasi tes hasil belajar siswa dengan cara melakukan

wawancara. Pada tahap wawancara peneliti mendapatkan informasi secara langsung

tentang kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi

aritmatika sosial. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika ternyata

siswa lebih sulit atau susah mengerjakan soal cerita matematika dibandingkan

dengan soal yang berbentuk kalimat matematika. Dengan melakukan wawancara ini,

informasi-informasi yang belum didapatkan saat observasi maupun mengerjakan tes

dapat diperoleh secara terperinci dari siswa yang bersangkutan.

13,6%

32,8%

53,6 %

Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Aritmatika Sosial

Kesulitan dalam

menerjemahkan soal cerita

kedalam bentuk matematika

Kesulitan dalam menentukan

rumus apa yang digunakan

untuk menyelesaikan soal

cerita

Kesulitan dalam melakukan

operasi hitung untuk

menyelesaikan soal cerita

Page 56: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

34

Peneliti melakukan wawancara dengan mendatangi beberapa tiap-tiap rumah

siswa. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara langsung dari peneliti.

Peneliti melakukan wawancara kepada siswa selama 2 hari. Pedoman yang dilakukan

oleh peneliti dalam wawancara yaitu sebagai berikut:

a. Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita materi aritmatika sosial

b. Pendapat siswa tentang soal yang diberikan

c. Kemampuan memahami soal matematika yang diberikan

d. Kemampuan mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika

e. Kemampuan menggunakan rumus dalam mengerjakan soal cerita

matematika pada materi aritmatika sosial

f. Kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung untuk menyelesaikan

soal cerita materi aritmatika sosial.

Peneliti melakukan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan dan

penyebab kesulitan belajar. Wawancara yang dilakukan hanya kepada 6 orang siswa

yang telah dipilih. Adapun hasil wawancara peneliti kepada siswa adalah sebagai

berikut:

1. Analisis hasil wawancara kepada S1

P : “Kakak mau nanyo ni, menurut kamu soal yang kakak berikan

dari nomor 1-5, yang mana yang kamu lebih paham?”

S1 : “Dak paham galoe kak” (Tidak paham semuanya kak)

P : “Bukannya materi ini sudah dipelajari kemaren?”

S1 : “Iyo karno susah kak, soal e tu panjang nian. Pening kepala

heheh”

P : “Apo yang membuat kamu tidak suko dengan matematika?”

S1 : “Ntah kak, pening beee”

P : “Terus kalau guru mtk nya ngajar didepan, kamu paham gak?”

S1 : “Idak kak”

P : “Idak pahamnya kenapa?”

S1 : “Yo kadang gurunyo tu ngajar e cepat nian, pening.”

Page 57: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

35

Dari hasil wawancara dengan S1, siswa tersebut mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal cerita matematika, kesulitan dalam menerjemahkan soal cerita ke

model matematika, operasi hitung yang masih rendah, serta tidak mengerti maksud

dari soal yang diberikan. Siswa tersebut selalu menganggap bahwa matematika itu

selalu membuat dia pusing, dan juga respon guru juga kurang baik ketika siswa

menanyakan ulang materi yang dijelaskan.

2. Analisis hasil wawancara kepada S2

Dari hasil wawancara dengan S2, siswa tersebut mengalami kesulitan dalam

menghitung. Siswa tersebut hanya mengerti dengan contoh yang diberikan, ketika

dikasih soal yang berbeda sedikit dari contoh siswa tersebut tidak bisa

menyelesaikannya dan siswa tersebut tidak berani bertanya kepada guru jika ia tidak

mengerti apa yang dijelaskan oleh guru didepan kelas.

P :“Kakak mau nanyo ni, menurut kamu soal yang kakak berikan

dari nomor 1 sampai 5 yang mana kamu lebih paham?”

S2 : “Nomor 1 sampe 3 kak. Kalo nomor 4 dan 5 kurang paham

kak”

P : “Kurang pahamnya dimana?”

S2 : “Nyari persen-persennyo tu kak susah, dak ngerti.”

P : “kemaren saat gurunya ngajar di depan, kamu ngerti gak?”

S2 : “Idak kak”

P : “Terus kenapa tidak nanya lagi sama gurnuya kalo kamu

masih belum mengerti?”

S2 : “Idak berani kak”

P : “Dirumah kamu belajar gak?”

S2 : “Iyo kalo ado PR be belajar, itupun kalo PR nyo mudah kak

heheh. Kalo susah nyontek di kawan kak di rumah sekolah kak

hehe “

Page 58: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

36

3. Analisis hasil wawancara kepada S3

Dari hasil wawancara dengan S3, siswa tersebut mengalami kesulitan dalam

menentukan rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan.

Siswa tersebut cenderung hanya menghafal rumus setiap akan diberikan tugas atau

hanya pada saat ujian saja.

4. Analisis hasil wawancara kepada S4

P : “Kakak mau nanyo ni, dari soal yang kakak kasih nomor 1 sampai

5, mana yang menurut kamu paham?”.

S3 : “Nomor 1 kak”

P: “Nomor yang lain?”

S3 : “Dak paham kak”

P :“Dimana yang tidak pahamnya?”

S3 : “Cari-cari rumusnyo tu kak”

P : “Emangnya waktu belajar kemaren bagaimana?”

S3 : “Dihafal kak rumusnyo, tapi kiniko lah lupo. Harus nengok buku

dulu baru ingat lagi kak, heheh”

P : “Jadi setiap belajar matematika kamu selalu ngafal rumus?”

S3 : “Iyo kak, apo lagi nak ujian kak. Hehe”

P : “Kakak mau nanyo ni, kemaren kan sudah kakak kasih soal tes

yang dari nomor 1 sampai 5 tu. Nah menurut kamu dari kelima soal

itu mengerti atau tidak?

S4 : “Insyallah mengerti lah kak galoe”

S4 : “Eeh tapi kemaren ado yang salah kak, soalnyo kami kurang teliti kak

jawab yang nomor 4 dengan 5 kalu dak salah kak”.

P : “Salahnya dibagian mana?”

S4 : “(Diam sambil lihat soal), ini kak yang hargo jual dikurang harga beli

terus dibagi hargo beli kak baru dikali 100%.

P :“Iya salah, harusnya dikurang dulu baru di bagi terus di 𝑘𝑎𝑙𝑖 100% “

Page 59: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

37

Dari hasil wawancara dengan S4, siswa tersebut mengalami kesulitan dalam

menghitung, kurang teliti dalam mengerjakan soal, dan selalu terburu-buru dalam

mengerjakan soal.

5. Analisis hasil wawancara kepada S5

Dari hasil wawancara dengan S5, siswa tersebut selalu mengatakan bahwa

tidak menyukai pelajaran matematika, dan siswa tersebut juga tidakmenyukai soal

cerita pada mata pelajaran matematika, karena soal yang oanjang-panjang membuat

dia pusing untuk membacanya. Siswa tersebut beranggapan bahwa matematika itu

hanya bisa membuat dia pusing, susah, dan mengantuk.

P : “Kemaren waktu soal yang kakak kasih 5 buah tu, kamu

ngerti gak semuanya atau ada yang belum kamu mengerti?”

S5 : “Ado kak”

P :“Soal nomor berapa?”

S5 : “Galoe kak hehehe”

P : “Kenapa?”

S5 : “Pening kak baconyo”

P : “Aponyo yang buat pening?”

S5 : “Dak suko kak dengan matematika, apo lagi soal cerito

heheh”

P : “Emang kenapo dengan soal cerito?”

S5 : “Malas baconyo kak, buat pening heheh”

P : “Loh, kok gitu?”

S5 : “Iyo kak, karno soal nyo tu panjang-panjang kak, susah

jadinyo”

P : “Apa yang ada dipikiranmu dengan pelajaran matematika?”

S5 : “Pening, susah, buat ngantuk heheh”.

Page 60: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

38

6. Analisis hasil wawancara kepada S6

Dari hasil wawancara dengan S6, siswa tersebut mengalami kesulitan dalam

menghitung. Siswa tersebut hanya mengerti ketika diberikan contoh dan dijelaskaan

berulang-ulang. Ketika diberi tugas, siswa tersebut tidak bisa mengerjakan sendiri,

melainkan meminta bantuan kepada teman, ataupun orang terdekat.

Dari hasil wawancara kepada 6 orang siswa diatas, rata-rata diantaranya

mengalami kesulitan yang sama. Kesulitan tersebut diantaranya terdapat pada

menerjemahkan soal cerita kedalam bentuk matematika, kesulitan dalam menentukan

rumus, serta kesulitan menyelesaikan operasi hitung.

P : “Kakak mau nanyo ni dek, dari soal yang kakak kasih

kemaren, nomor berapa yang kamu lebih mengerti atau

paham?

S6 : “Nomor 2 sampe 5 kak”

P : “Berarti nomor 1 udah mengerti?”

S6 : “Udah kak”

P : “Nomor 2-5, yang mana yang buat kamu tidak paham?

S6 : “Waktu bagian itung-itung nyo tu kak”

P : “Emang kenapo hitung-hitungannyo?”

S6 : “Susah kak, apo lagi ko soal cerito, pening kak. Nak baco

soal e dulu, nak ngitung-ngitung, mano awak lagi puaso

heheh”

Page 61: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

39

B. Pembahasan Penelitian

1. Tes hasil belajar

Dari Penelitian dilapangan penulis menemukan hasil temuan berupa

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi aritmatika sosial,

diantaranya tidak dapat menerjemahkan soal cerita kedalam bentuk model

matematika serta kurangnya penguasaan pada pengoperasian hitung.

Berdasarkan kesalahan tersebut, dapat dipahami bahwa kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita adalah :

1) Mereka tidak memahami bentuk soal yang harus diterjemahkan kedalam

kalimat matematika, sehingga mereka kesulitan dalam mengartikannya dan

merubah soal tersebut kedalam bentuk kalimat matematika. Hal ini

disebabkan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami kalimat masih

kurang. Disinilah siswa dituntut untuk memahami bahasa agar dapat

menerjemahkan soal cerita kedalam kalimat matematika.

2) Kesulitan dalam menetukan rumus apa yang harus dipakai untuk

menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan kurangnya

pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika. Siswa belum memahami

materi tersebut, sehingga membuat siswa merasa kesulitan dalam

menyelesaikan soal-soal yang mempunyai beban mengingat yang terlalu

banyak.

3) Operasi hitung siswa yang masih rendah, menyebabkan siswa merasa

kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Hal ini disebabkan

karena siswa selalu terpaku pada contoh-contoh soal yang diberikan. Ketika

soal diberikan siswa kebingungan untuk apa yang terlebih dahulu dikerjakan.

Dari beberapa kesalahan atau kesulitan diatas, dapat diberikan jalan keluarnya

diantaranya :

1) Kesulitan pemahaman soal dapat diatasi dengan kalimat yang singkat tetapi

jelas, selain itu juga membiasakan siswa untuk membaca soal dengan

seksama sehingga maksud soal dapat dipahami dengan benar.

2) Kesulitan siswa dalam menentukan rumus apa yang harus digunakan dalam

menyelesaikan soal. Biasanya siswa cenderung menghafal rumus-rumus dan

Page 62: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

40

itu menyebabkan siswa kebingungan karena beban mengingat yang terlalu

banyak. Seharusnya siswa tidak dibiarkan untuk menghafal tetapi siswa harus

dituntut untuk mengerti dan memahami maksud dari soal.

3) Kesulitan mengurutkan operasi hitung dapat diatasi dengan memberikan

pengertian lebih kongkrit tentang penggunaan operasi hitung dalam soal

cerita tersebut sehingga dapat lebih jelas dan teliti dalam menyelesaikan soal-

soal.

2. Hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai

berikut:

a. Hasil wawancara S1

Siswa S1 tidak memahami materi yang diberikan pada soal aritmatika sosial.

Sehingga siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menjawab soal diantaranya

kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita matematika, kesulitan dalam

menerjemahkan soal cerita ke model matematika, operasi hitung yang masih rendah,

serta tidak mengerti maksud dari soal yang diberikan. Siswa tersebut selalu

menganggap bahwa matematika itu selalu membuat dia pusing, dan respon guru juga

kurang baik ketika siswa menanyakan ulang materi yang dijelaskan.

b. Hasil wawancara S2

Siswa S2 kurang memahami dalam pengoperasian hitungan, sehingga siswa

tersebut mengalami kesulitan dalam menghitung. Pada saat wawancara siswa

tersebut mengatakan bahwa siswa tersebut hanya mengerti dengan contoh yang

diberikan, ketika dikasih soal yang berbeda sedikit dari contoh siswa tersebut tidak

bisa menyelesaikannya.

c. Hasil wawancara S3

Siswa S3 tersebut mengalami kesulitan dalam menentukan rumus apa yang

digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Siswa tersebut cenderung

hanya menghafal rumus tanpa mengerti maksud dari rumus tersebut. Siswa tersebut

juga mengatakan bahwa ia selalu menghafal rumus ketika setiap akan diberikan tugas

atau hanya pada saat ujian saja.

Page 63: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

41

d. Hasil wawancara S4

Dari hasil wawancara dengan S4, siswa tersebut mengalami kesulitan dalam

menghitung, kurang teliti dalam mengerjakan soal, dan selalu terburu-buru dalam

mengerjakan soal.

e. Hasil wawancara S5

Dari hasil wawancara dengan S5, siswa tersebut selalu mengatakan bahwa ia

tidak menyukai pelajaran matematika, dan siswa tersebut juga tidak menyukai soal

cerita pada mata pelajaran matematika, karena soal yang panjang-panjang membuat

dia pusing untuk membacanya. Siswa tersebut beranggapan bahwa matematika itu

hanya bisa membuat dia pusing, susah, dan mengantuk.

f. Hasil wawancara S6

Dari hasil wawancara dengan S6, siswa tersebut mengalami kesulitan dalam

menghitung. Siswa tersebut hanya mengerti ketika diberikan contoh dan dijelaskaan

berulang-ulang. Ketika diberi tugas, siswa tersebut tidak bisa mengerjakan sendiri,

melainkan meminta bantuan kepada teman, ataupun orang terdekat.

Dari hasil pengolaan data dan hasil penemuan yang digambarkan diatas,

haruslah tetap disadari bahwa siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar, bukan

berarti mutlak kemampuan siswa terbatas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

kesulitan siswa dalam mengerjakan soal adalah dalam diri siswa tersebut, yaitu

tergantung dari minat dan motivasinya. Mereka yang tidak memiliki motivasi belajar

tidaklah mudah mempelajari matematika, terlebih lagi dalam menyelesaikan soal.

Selain itu faktor lain adalah lingkungannya seperti teman, guru, dan orang tua.

Dalam hal ini guru dan orang tua sangat berpengaruh dalam memberikan masukan

dan memotivasikan siswa dalam belajar.

Page 64: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

41

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial

1) Jenis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial

a) Kesulitan siswa dalam menerjemakan soal cerita matematika ke dalam

model matematika (13,6%).

b) Kesulitan siswa dalam menentukan rumus yang digunakan dalam

mengerjakan soal cerita matematika (32,8%).

c) Kesulitan siswa dalam melakukan operasi hitung untuk menyelesaikan

soal aritmatika sosial (53,6%).

2) Faktor penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita

a) Siswa masih kebingungan untuk mengubah soal cerita ke dalam bentuk

matematika.

b) Siswa belum memahami simbol dengan benar.

c) Siswa belum menguasai materi yang diberikan.

d) Siswa kurang berlatih dalam mengerjakan soal.

e) Siswa kursng teliti dalam menjawab soal.

f) Kurangnya minat dan bakat siswa dalam pelajaran matematika.

g) Guru dan orang tua sangat berpengaruh dalam memberikan masukan

dan memotivasikan siswa dalam belajar.

2. Pendapat siswa tentang kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita

aritmatika sosial

Dari hasil wawancara kepada beberapa orang siswa tersebut, rata-rata

diantaranya mengalami kesulitan yang sama. Kesulitan tersebut diantaranya

terdapat pada menerjemahkan soal cerita kedalam bentuk matematika, kesulitan

dalam menentukan rumus, serta kesulitan menyelesaikan operasi hitung. Dan juga

Page 65: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

42

mereka selalu beranggapan bahwa pembelajaran matematika hanya membuat

mereka pusing, sulit, membingungkan dan membuat mereka mengantuk.

B. Saran

Setelah peneliti mengambil kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti

akan menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Guru pelajaran matematika sebaiknya dalam mengajar tidak hanya

memberikan rumus langsung kepada siswa, tetapi juga memberikan

konsep dasar dan membantu siswa menentukan rumus tersebut.

b. Dalam melakukan proses pembelajaran sebaiknya guru mengajar dengan

memperhatikan tingkat kemampuan siswa dalam menangkap materi dan

tidak mengajar terlalu cepat. Guru juga seharusnya memberikan respon

yang baik kepada siswa yang belum memahamimateri dan menjelaskan

ulang materi yang diberikan agar pemahaman siswa tentang materi yang

diajarkan dapat dipahami siswa dengan baik.

2. Bagi Siswa

a. Siswa sebaiknya dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas

memperhatikan guru yang sedang mengajar, aktif selama pembelajaran,

fokus mengikuti pembelajaran, dn tidak membuat suasana yang ributagar

materi yang dipelajari dapat dipahami dengan baik.

b. Ketika mengerjakan soal sebaiknya siswamengerjakan dengan teliti dan

tidak terburu-buru, memanfaatkan waktu untuk melakukan pengencekan

ulang atas proses proses maupun hasil yang dilakukan selama

mengerjakan soal.

c. Kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan siswa dapat digunakan

sebagai pembelajaran berikutnya, sehingga siswa tidak melakukan

kesalahan berikutnya.

d. Dalam belajar sebaiknya siswa memahami rumus yang dipelajari,

mempelajari rumus itu diperoleh, dan tidak hanya menghafal rumus saja.

Page 66: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

43

Page 67: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

43

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI (1994). Al-Qur’an dan Terjemahannnya. Semarang: CV

Adi Garfika.

Andi Hakim Nasution (1980). Landasan Matematika. Jakarta: Penerbit Bhrata

Karya Aksara.

Astutik, Y.dkk (2015). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal

Cerita Aritmatika Sosial. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI

Siduarjo.

Djamarah, Syaiful Bahri (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Endang Setyo Winarni dan Sri Harmini, (2015). Matematika Untuk PGSD.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 122.

Hudoyo, Herman (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: DepDikBud, 6.

Latief, S. & Dini, J. (2013). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Persepsi Siswa

Tentang Cara Guru Mengajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal

Pendidikan Matematika, 213.

Lexy J. Meleong, Metode Penelitian, …..,157

Margono (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Sholeh, M (1999). Pokok-Pokok Pengajaran Matematika di Sekolah. Jakarta:

Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Slameto, (2001). Belajar dan Faktor-faktor Yang Memengaruhi. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana (1998). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar Cet. IV. Bandung:

Sinar baru Algesindo.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun, (2017). Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN STS Jambi.

Vilianti, Y.c (2017). Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Soal Cerita

Aritmatika Sosial oleh Siswa Kelas VIII Smp Ditinjau dari Tahap Polya.

http://repository.uksw.edu/handle/123456789/14583.

Page 68: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

44

Page 69: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

44

LAMPIRAN

Page 70: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 1

Dokumentasi Observasi Awal Peneliti di Smp Negeri 5 Muaro

Jambi

Page 71: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 2

Hasil Tes Observasi Awal di Smp Negeri 5 Muaro jambi

Page 72: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 3

KISI-KISI TES ESSAY

Dimensi Indikator Butir-Butir

Pertanyaan Jumlah

Menyelesaikan

soal cerita

matematika

materi aritmatika

sosial

3. Mengubah soal

kedalam bentuk

matematika

1 1

4. Operasi hitung 2, 3, 4, 5 4

Jumlah 5

Page 73: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 4

LEMBAR TES ESSAY

1. Ibu Ani membeli 15 lusin pena dengan harga Rp. 17.500,00 per lusin.

Untuk biaya transportasi Ibu Ani mengeluarkan uang sebesar Rp.

35.000,00. Jika Ibu Ani memperoleh uang sebesar Rp. 372.500,00 dari

hasil seluruh penjual pena tersebut, maka keuntungan yang diperoleh Ibu

Ani sebesar Rp. 75.000,00.

Dari permasalahan diatas buatlah model matematikanya!

2. Pak Sardi membeli sepeda bekas dengan harga Rp. 550.000,00. Setelah

diperbaiki dengan biaya Rp. 150.000,00, sepeda tersebut dijual kembali

dengan harga Rp. 800.000,00. Dari permasalahn tersebut, tentukanlah!

a. Apa yang diperoleh Pak Sardi? (Untung atau Rugi)

b. Berapakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh Pak Sardi?

3. Pak Budi membeli 10 ekor ayam dengan harga Rp. 750.000,00. Ternyata

ayam tersen=buit hanya dapat dijual dengan harga Rp. 70.000,00 per ekor.

Berapa kerugian yang dialami Pak Budi?

4. Bu Dewi membeli 1 kardus jeruk seharga Rp. 250.000,00. Berat jeruk

dalam 1 kardus tersebut adalah 10 kg. kemudian Bu Dewi menjual

kembali jeruk-jeruknya dengan harga Rp. 27.500,00 per kg nya. Berapa

persentase keuntungan yang diperoleh Bu Dewi?

5. Seorang pedagang mainan membeli 1 kodi mainan anak-anak seharga Rp.

240.000,00. Karena sebagian besar mainan tersebut mengalami kerusakan,

maka pedagang tersebut menjual mainan itu seharga Rp. 9.000,00 per

buah. Jika mainan tersebut terjual habis, berapakah persentase kerugian

yang dialami pedagang tersebut?

Page 74: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 5

LEMBAR VALIDASI TES ESSAY

Page 75: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
Page 76: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 6

RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN PENALARAN SOAL

ESSAY

No Indikator Realisasi Skor

1 Mengubah soal

kedalam bentuk

matematika

Salah sama

sekali (tidak

menjawab).

0

Menyajikan

pernyataan

matematika

dengan benar

namun tidak

lengkap.

10

Menyajikan

pernyataan

matematika

tidak benar

namun lengkap.

10

Menyajikan

pernyataan

matematika

dengan benar

dan lengkap.

20

2 Operasi hitung Salah sama

sekali (tidak

menjawab).

0

Membuat

dugaan yang

benar, tetapi

5

Page 77: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

belum lengkap.

Membuat

dugaan yang

benar namun

lengkap.

5

Membuat

mengajukan

dugaan dengan

benar dan

lengkap namun

tidak menarik

kesimpulan.

10

Membuat

mengajukan

dugaan dengan

benar dan

lengkap serta

menarik

kesimpulan.

20

Page 78: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 7

NAMA-NAMA SISWA KELAS VII A SEBAGAI SAMPEL

PENELITIAN

No Nama Jenis Kelamin

1 Abiel Refandy LK

2 Adinda Putri Ayu PR

3 Adelia Ersa Putri PR

4 Adil Witra LK

5 Agustian Rahman LK

6 Andika LK

7 Andra Al Qodri LK

8 Anggi Apriansyah LK

9 Arya Pratama LK

10 Aulia Muzalifah PR

11 Bunga Lestari PR

12 Carissa Elvina PR

13 Daleh Kasmita PR

14 Delly Zulfa PR

15 Depi Nur Aini PR

16 Febrian Saputra LK

17 Fera Andini PR

18 Laurencia PR

19 Mozza Salsabila PR

20 M. Ardiansyah LK

21 Muji Nazzila Azzuhrah PR

22 Reza Mahendra Husaini LK

23 Rian Fernando LK

24 Rika Yani PR

25 Riski LK

Page 79: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

26 Sanita Angelina PR

27 Septi Yolanda PR

28 Annisa Putri Rahayu PR

Page 80: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 8

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 81: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
Page 82: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
Page 83: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
Page 84: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 9

Hasil Tes Essay Siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Muaro Jambi

Page 85: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
Page 86: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
Page 87: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
Page 88: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
Page 89: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 10

NILAI HASIL TES ESSAY SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5

MUARO JAMBI

No Nama Siswa Nomor Soal

Nilai Keterangan 1 2 3 4 5

1 Abiel Refandy 0 5 5 10 10 30 Tidak Tuntas

2 Adinda Putri Ayu 10 10 10 20 20 70 Tuntas

3 Adelia Ersa Putri 10 10 5 5 5 35 Tidak Tuntas

4 Adil Witra 20 10 10 20 20 80 Tuntas

5 Andika 10 5 0 5 5 20 Tidak Tuntas

6 Andra Al Qodri 20 10 10 0 0 40 Tidak Tuntas

7 Anggi Apriansyah 20 10 10 0 0 40 Tidak Tuntas

8 Arya Pratama 20 10 10 0 0 40 Tidak Tuntas

9 Aulia Muzalifah 20 10 10 5 5 50 Tidak Tuntas

10 Bunga Lestari 10 10 5 5 5 35 Tidak Tuntas

11 Carissa Elvina 20 10 10 20 20 80 Tuntas

12 Daleh Kasmita 20 10 10 0 0 40 Tidak Tuntas

13 Delly Zulfa 20 10 20 10 10 70 Tuntas

14 Depi Nur Aini 20 5 5 0 0 30 Tidak Tuntas

15 Febrian Saputra 0 5 5 5 5 20 Tidak Tuntas

16 Fera Andini 10 5 5 0 0 20 Tidak Tuntas

17 Laurencia 0 5 10 10 20 45 Tidak Tuntas

18 Mozza Salsabila 10 10 10 20 20 70 Tuntas

19 Muji Nazzila Azzuhrah 20 5 5 10 10 50 Tidak Tuntas

20 Reza Mahendra Husaini 20 10 5 10 10 55 Tidak Tuntas

21 Rika Yani 10 10 10 10 10 50 Tidak Tuntas

22 Riski 10 10 10 5 5 40 Tidak Tuntas

23 Sanita Angelina 10 10 5 5 5 35 Tidak Tuntas

24 Septi Yolanda 20 10 5 20 20 85 Tuntas

Page 90: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

25 Annisa Putri Rahayu 10 10 10 20 10 70 Tuntas

KKM 68

Rata-rata 48

Persentase Ketuntasan Siswa 28

Page 91: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 11

Dokumentasi Wawancara Kepada Siswa Kelas VII A SMP Negeri

5 Muaro Jambi

Page 92: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
Page 93: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Lampiran 12

Hasil Wawancara Kepada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 5

Muaro Jambi

Hasil Wawancara S1

P : “ Assalammualaikum”

S1 : “Waalaikumsalam kak”

P : “Kakak mau nanyo ni, menurut kamu soal yang kakak berikan kemaren

dari nomor 1-5, yang mana yang kamu lebih paham?”

S1 : “Dak paham galoe kak” (Tidak paham semuanya kak)

P : “Semuanyo?”

S1 : “Hehehe iyo kak”

P : “Bukannya materi ini sudah dipelajari kemaren?”

S1 : “Iyo tapi lah lupo”

P : “Kenapa sampe lupo?”

S1 : “Iyo karno susah kak, soal e tu panjang nian. Pening kepala heheh”

P : “Emangnyo kalo soalnyo bukan soal cerito, emang kamu biso?”

S1 : “Heheh tergantung kak, intinyo kami dak suko mtk kak”

P : “Apo yang membuat kamu tidak suko dengan matematika?”

S1 : “Ntah kak, pening beee”

P : “Terus kalau guru mtk nya ngajar didepan, kamu paham gak?”

S1 : “Idak kak”

P : “Idak pahamnya kenapa?”

S1 : “Yo kadang gurunyo tu ngajar e cepat nian, pening.”

P : “Kamu tidak menyuruh gurumu untuk menjelaskan ulang apa yang kamu

tidak mengerti?”

S1 : “Idak kak.”

P : “Kenapa?”

S1 : “Takut kak.”

P : “Kenapa takut?”

Page 94: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

S1 : “Ibunyo tu pemarah kak, heheh”.

P : “Kamu kalau lagi dirumah, sering ngulang pelajaran nggak?”

S1 : “Idak kak”

P : “Loh kenapa?”

S1 : “Dak lah kak”

P : “Oh oke terima kasih ya”

S1 : “Oke kak”

Page 95: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Hasil Wawancara S2

P :“Assalammualaikum”

S2 :“Waalaikumsalam”

P :“Kakak mau nanyo ni, menurut kamu soal yang kakak berikan dari nomor 1

sampai 5 yang mana kamu lebih paham?”

S2 :“Nomor 1 sampe 3 kak. Kalo nomor 4 dan 5 kurang paham kak”

P :“Kurang pahamnya dimana?”

S2 : “Nyari persen-persennyo tu kak susah, dak ngerti.”

P : “Bukannya ini sudah dipelajari kemaren?”

S2 : “Iyo kak”.

P : “Kemaren saat gurunyo ngajar didepan, kamu ngerti gak?”

S2 : “Ngerti kak dikit”

P : “Sudah dikasih contoh, disuruh latihan dak?”

S2 : “Iyo kak”

P : “Kamu biso jawabnyo?”

S2 : “Idak kak”

P : “Terus kenapa tidak nanya lagi sama gurunya kalo kamu masih belum

mengerti?”

S2 : “Idak berani kak”.

P : “Kenapa gak berani?”

S2 : “Hmm idak lah kak”

P : “Dirumah kamu belajar gak?”

S2 : “Kadang belajar kadang idak kak”

P : “Kenapa?”

S2 : “Iyo kalo ado PR be belajar, itupun kalo PR nyo mudah kak heheh. Kalo

susah nyontek dikawan kak dirumah sekolah kak hehe”

P : “Kawanmu mau nyontekin?”

S2 : “Mau lah kak, kawan aku baek-baek kak hhehe”

P : “Oh oke.. makasih ya”

S2 : “Oke kak”

Page 96: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Hasil Wawancara S3

P : “Assalammualaikum”

S3 : “Eeh kakak, waalaikumsalam kak”

P : “Kakak mau nanyo ni, dari soal yang kakak kasih kemaren, menurut kamu

soal tersebut susah nggak?”.

S3 : “Sedikit kak”.

P : “Sedikit apanya?”

S3 : “Ngertinya kak”

P : “Nomor berapa yang kamu mengerti?”

S3 : “Nomor 1 kak”

P : “Nomor yang lain?”

S3 : “Dak paham kak”

P : “Dimana yang tidak pahamnya?”

S3 : “Cari-cari rumusnyo tu kak”

P : “Ini kan sudah dipelajari kemaren, masa lupa?”

S3 : “Hehe iyo kak, nak buka-buka buku dulu, malas”

P : “Emangnya waktu belajar kemaren bagaimana?”

S3 : “Dihafal kak rumusnyo, tapi kiniko lah lupo. Harus nengok buku dulu baru

ingat lagi kak, heheh”

P : “Jadi setiap belajar matematika kamu selalu ngafal rumus?”

S3 : “Iyo kak, apo lagi nak ujian kak. Hehe”

P : “Nah, kenapa?”

S3 : “Iyo klo dak dihafal, dak tau mau makek rumus yang mano”

P : “Jadi selalu ngafal rumus?”

S3 : “Heheh iyo kak”

P : “Hm kalo sudah belajar disekolah, dirumah diulang lagi dak?”

S3 : “Heheh”

P : “Kenapa ketawa?”

S3 : “Idaklah kak, dak sempat belajar, kawan ngajak main kak heheh”

P : “Oh iyalah, makasih ya”

Page 97: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Hasil Wawancara S4

P : “Assalammualaikum”

S4 : “Waalaikumsalam”

P : “Kakak mau nanyo ni, kemaren kan sudah kakak kasih soal tes yang dari

nomor 1 sampai 5 tu. Nah menurut kamu dari kelima soal itu mengerti

atau tidak?

S4 : “Insyallah mengerti lah kak galoe”

P : “Alhamdulillah”

S4 : “Eeh tapi kemaren ado yang salah kak, soalnyo kami kurang teliti kak

jawab yang nomor 4 dengan 5 kalu dak salah kak”.

P : “Salahnya dibagian mana?”

S4 : “(Diam sambil lihat soal), ini kak yang hargo jual dikurang harga beli terus

dibagi hargo beli kak baru dikali 100%.

P : “Ya itukan rumusnya, kamu salah dalam menghitungnya atau dalam

menentukan rumusnya?’

S4 : “Ngitungnyo kak. Harusnyo hargo jual kan 275.000 − 250.000 dulu kan

kak, baru dibagi 250.000 𝑘𝑎𝑙𝑖 100%. Nah kami malah jawab

250.000 𝑏𝑎𝑔𝑖 250.000 habis, tinggal 275.000 𝑘𝑎𝑙𝑖 100%. Heheh salah

kan kak?”

P : “Iya salah, harusnya dikurang dulu baru di bagi terus di 𝑘𝑎𝑙𝑖 100% itu”

S4 : “Hehe iya kak.”

P : “Kalo disekolah, waktu guru mengajar didepan, kamu mengerti gak?”

S4 : “Kadang ngerti, kadang idak kak”

P : “Kalau kamu tidak mengerti kamu diam saja atau bertanya kepada gurunya

mintak jelasin ulang?”

S4 : “Iya kak, tapi kadang guru tu dak mau jelasin lagi, malah marah-marah

kalo ditanyo kak”.

P : “Oh.. kamu kalo lagi dirumah, sering gak ngulang pelajaran yang dikasih

guru waktu disekolah?”

S4 : “Iya kak”

Page 98: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

P : “Oh ya udah cukup, terima kasih ya”

S4 : “Oke kak”

Page 99: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Hasil Wawancara S5

P : “Assalammualaikum”

S5 : “Waalaikumsalam kak”

P : “Kakak mau tanyo ni hehe”

S5 : “Heheh tanyo apo kak”

P : “Kemaren waktu soal yang kakak kasih 5 buah tu, kamu ngerti gak

semuanya atau ada yang belum kamu mengerti?”

S5 : “Ado kak”

P : “Soal nomor berapa?”

S5 : “Galoe kak hehehe” (Semuanya)

P : “Kenapa?”

S5 : “Pening kak baconyo”

P : “Aponyo yang buat pening?”

S5 : “Dak suko kak dengan matematika, apo lagi soal cerito heheh”

P : “Emang kenapo dengan soal cerito?”

S5 : “Malas baconyo kak, buat pening heheh”

P : “Loh, kok gitu?”

S5 : “Iyo kak, karno soal nyo tu panjang-panjang kak, susah jadinyo”

P : “Jadi kalo guru mengajar disekolah, bagaimana?”

S5 : “Kami keluar kak, kalo dak tu tidur dikelas heheh”

P : “Gak marah guru nyo?”

S5 : “Jangan sampe tau lah kak”

P : “Kalo waktu ujian, bagaimana?”

S5 : “Nyontek kak, kalo dak biso nyontek isi basing-basing kak”

P : “Kamu memang tidak suka matematika?”

S5 : “Iyo kak, dari SD heheh”.

P : “Apa yang ada dipikiranmu dengan pelajaran matematika?”

S5 : “Pening, susah, buat ngantuk heheh”.

P : “Hmm yaudah, terima kasih ya”

S5 : “Iyo kak”

Page 100: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Hasil Wawancara S6

P : “Assalammualaikum”

S6 : “Waalaikumsalam kak”

P : “Kakak mau nanyo ni dek, dari soal yang kakak kasih kemaren, nomor

berapa yang kamu lebih mengerti atau paham?

S6 : “Nomor 2 sampe 5 kak”

P : “Berarti nomor 1 udah mengerti?”

S6 : “Udah kak”

P : “Alhamdulillah”

S6 : “Hehe iyo kak”

P : “Nomor 2-5, yang mana yang buat kamu tidak paham?

S6 : “Waktu bagian itung-itung nyo tu kak”

P : “Emang kenapo hitung-hitungannyo?”

S6 : “Susah kak, apo lagi ko soal cerito, pening kak. Nak baco soal e dulu,

nakngitung-ngitung, mano awak lagi puaso heheh”

P : “Kamu kalau disekolah guru mengajar didepan, kamu ngerti gak?”

S6 : “Ngerti lah dikit kak”

P : “Kalau guru ngasih latihan, kamu bisa jawabnya?”

S6 : “Kalo itung-itungan susah kak, kadang tu nyonyek dengan kawan kak”

P : ”Dirumah kamu ulangi lagi gak pelajarannya?”

S6 : “Idak kak, kalo ado PR be kadang-kadang kak, tapi sering belajar samo

dengan kawan, kalu dak tu mintak tunjukin di abang kak”.

P : “Oh iya lah makasih ya”

S6 : “Iya kak”.

Page 101: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Masita

JenisKelamin : Perempuan

Tempat/TglLahir : Sekernan/ 26 Maret 1997

Alamat : Jl. Lintas Timur, Rt. 01 Desa Sekernan

Kec. Sekernan Kab. Muaro Jambi

Alamat Email : [email protected]

Pendidikan Formal

1. SD, tahun tamat : SDN 67/IX Sekernan, Tahun 2009

2. SMP, tahun tamat : SMPN 5 Muaro Jambi, Tahun 2012

3. SMA, tahun tamat : SMAN 8 Muaro Jambi, Tahun 2015

Motto Hidup : Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan ☺

Jambi, Mei 2020

Penulis

MASITA

NIM. TM161324