analisis kepuasan nasabah atas pelayanan kantor cabang bank syariah mandiri kawasan salemba, jakarta...

Upload: taufikfathoni12

Post on 31-Oct-2015

657 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Analisis Kepuasan Nasabah Atas Pelayanan Kantor Cabang Bank Syariah Mandiri kawasan salemba, Jakarta Pusat

TRANSCRIPT

  • kANALISIS KEPUASAN NASABAH ATAS PELAYANANKANTOR

    CABANG BANK SYARIAHMANDIRI KAWASAN SALEMBA,

    JAKARTA PUSAT

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademik Dan Melengkapi

    Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

    Ekonomi Jurusan Manajemen

    Oleh

    NAMA : R. Taufik Fathoni Abdurrahman

    NPM : 12011020171

    JURUSAN : MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMENUNIVERSITAS SURAPATI

    2013

  • FAKULTASEKONOMI

    JURUSAN MANAJEMEN

    UNIVERSITAS SURAPATI

    TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

    Nama : Raden Taufik Fathoni Abdurrahman

    No Pokok Mahasiswa : 12011020171

    Fakultas : Ekonomi

    Jurusan : Manajemen

    Judul Skripsi : Analisis Kepuasan Nasabah Atas Pelayanan Kantor

    Cabang Bank Syariah Mandiri kawasan salemba,

    Jakarta Timur

    Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

    (Imhar, SE,MM) (Elly Susanti. SE)

    (DR. Marthen Martitaputy ,MM.)

    Dekan

  • Ketua

    AnggotaPembimbing Teknis,

    FAKULTASEKONOMIJURUSAN MANAJEMENUNVERSITAS SURAPATI

    BERITA ACARA SIDANG SKRIPSI

    BERJUDUL

    Analisis Kepuasan Nasabah Atas Pelayanan Kantor Cabang Bank Syariah Mandiri

    kawasan Salemba, Jakarta Pusat

    Yang disusun dan dipersiapkan oleh :

    ( R. Taufik Fathoni Abdurrahman)(12011020171)

    Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal : 18 Maret2013.......................dengan hasil .............B...............................dan dinyatakan telahmemenuhi salah satu persyarakatan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1

    Susunan Dewan Penguji :

    Pembimbing Materi, ( Nizmah, ST, MM)

    ( Drs.Marthen Matitaputty, MM)(Imhar, SE, MM)

    (Elly Susanti, SE) ( Drs. Hendra Nur Saleh)Anggota

    Jakarta : , 2013UNIVERSITAS SURAPATIFAKULTASEKONOMIDEKAN

    (Marthen matitaputty, MM)

  • iKATA PENGANTAR

    Bismillaahirrahmaanirrahim.

    Alhamdulillah dengan mengucapkan puji syukur penulis panjatkan

    kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, karunia, dan nikmat-Nya

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Analisis Kepuasan

    Nasabah Atas Pelayanan Kantor Cabang Bank Syariah Mandiri kawasan

    Salemba, Jakarta Pusat.

    Sebagaimana telah diketahui, bahwa skripsi ini disusun guna memenuhi

    salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Surapati. Dari

    awal penelitian hingga selesainya skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan

    serta petunjuk baik berupa moril maupun materil dari beberapa pihak sehingga

    skripsi dapat selesai.

    Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

    kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

    membantu penulis terutama kepada :

    1. Ibu Nizmah, ST,MM. selaku Rektor Universitas Surapati.

    2. Bapak Eddy Sugianto, SE,MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

    Surapati.

    3. Bapak Imhar, SE,MM. selaku Pembimbing Materi Skripsi ini.

    4. Ibu Elly Susanti. SE. selaku Pembimbing Teknis Skripsi ini.

    5. Seluruh Staff dan Pengajar di lingkungan Fakultas Ekonomi, terutama Bapak

    Syamsul.

  • ii

    6. Semua responden yang dengan ihklas bersedia mengisi kuesioner dalam

    penelitian ini.

    7. Ibu, dan kedua Kakakku yaitu R. Akhadi Fajri Ismail dan R. Barokah

    Rohman Hidayat terima kasih atas dukungan dan kesempatan kepada penulis

    sehingga dapat menyelesaikan kuliah, baik berupa doa, motifasi dan materi.

    Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

    banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari isi maupun cara penyajiannya

    mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh

    karena itu penulis sangat berharap akan kritikan serta saran yang nantinya dapat

    menyempurnakan skripsi ini.

    Harapan penulis semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi

    kita semua.

    Jakarta, 1 Nobember 2012

    R. Taufik Fathoni Abdurrahman

  • ABSTRAK

    Nama : R. Taufik Fathoni AbdurrahmanNo Pokok Mahasiswa : 12011020171Judul Skripsi : Analisis Kepuasan Nasabah Atas Pelayanan Kantor

    Cabang Bank Syariah Mandiri kawasan salemba, JakartaPusat

    Kata Kunci : Kepuasan Nasabah dan PelayananJumlah Halaman : vii + 74 Halaman

    Isi skripsi :Latar Belakang :Untuk menganalisa kepuasan nasabah atas pelayanan di kantor cabang BankSyariah Mandiri.

    Metode Penelitian :Untuk mengumpulkan data secara lengkap guna penyusunan skripsi ini,digunakan metodelogi penelitian berupa ruang lingkup penelitian, sumber data,teknik pengambilan sample, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data

    Tujuan Penulisan :Tujuan penelitian ini untuk analisa dan mengukur tingkat kepuasan nasabah, kitasadari bahwa pada masa sekarang ini masyarakat dunia, termasuk masyarakatIndonesia mempercayai bank untuk menyimpan sebagian dananya.

    Kesimpulan :1. Berdasarkan gambar diagram kartesius, bahwa Kuadran A (Prioritas Utama,

    Nasabah Tidak Puas) = 44 %, Kuadran B (Nasabah Puas)= 45 %, Dan diKuadran C (Nasabah cukup puas, tetapi tidak menjadi prioritas utama) = 45 %,

    2. Pelayanan Yang Perlu ditingkatkan oleh Bank Syariah Mandiri KawasanSalemba adalah :a. Keberadaan brosur yang dipajang di Banking Hall (= 1).b. Kecepatan customer services dalam menanggapi keluhan nasabahc. Keramahan karyawan ketika berhubungan dengan nasabah (= 8).

    Saran :Memperbaiki saran dan prasarana yang ada, dalam hal ini perusahaan sebaiknyamempunyai aturan yang tegas kepada karyawannya, bahwa brosur harus selaluada untuk dipajang dan juga tertata rapih, sebagai customer service, kecepatandalam menangani keluhan nasabah sangat penting. nasabah tidak punya banyakwaktu, nasabah merupakan raja dan memperbaiki sikap ramah, selalu tersenyumkepada setiap nasabah, dan menyampaikan salam kepada nasabah. Karena denganitu, nasabah akan merasa dihargai.

    Jumlah Pustaka : 12 Buku (2001 - 2011)

  • iv

    HALAMAN JUDUL

    LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

    LEMBAR BERITA ACARA SIDANG SKRIPSI

    HALAMAN MOTTO

    KATAPENGANTAR........................................................................................ i

    ABSTRAK......................................................................................................... iii

    DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii

    DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

    1.2. Perumusan Masalah.................................................................................... 3

    1.3. Pembatasan Masalah................................................................................... 3

    1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................................ 3

    1.5. Hipotesa...................................................................................................... 5

    1.6. Metodologi Penelitian................................................................................. 5

    1.7. Sistematika Penulisan.................................................................................. 12

    1.8. Jadwal Kegiatan Penelitian......................................................................... 13

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1. Pengertian Kepuasan................................................................................. 15

    2.2. Pengertian Pelayanan.................................................................................. 16

  • v2.3. Kepuasan Pelanggan................................................................................... 17

    2.5. Pengukuran Kepuasan Pelanggan............................................................. 25

    2.6. Manfaat Kepuasan Pelanggan................................................................... 28

    2.7. Pelayanan.................................................................................................. 28

    2.8. Gap Antara Kepuasan Dan Harapan Pelanggan....................................... 32

    2.9. Dimensi Kualitas Pelayanan..................................................................... 36

    2.10. Bank Syariah............................................................................................ 41

    2.10.1. Pengertian Bank Syariah...................................................................... 41

    2.10.2. Fungsi dan Tugas Bank Syariah........................................................... 42

    2.10.3. Produk yang di keluarkan Bank Syariah.............................................. 44

    2.10.4. Sumber Dana Bank Syariah.................................................................. 47

    BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    1.1. Sejarah Singkat Perusahaan...................................................................... 50

    1.2. Struktur Organisasi................................................................................... 52

    1.3. Kegiatan Perusahaan................................................................................ 53

    1.4. Produk YangDihasilkan..........................................................................53

    1.5. Masalah YangDihadapi........................................................................... 54

    1.6. Kebijakan YangDijalankan Perusahaan.................................................. 54

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    2.1. Penyajian Data.......................................................................................... 55

    2.2. Analisis Data............................................................................................ 62

    2.3. Pembahasan.............................................................................................. 66

  • vi

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1. Kesimpulan............................................................................................... 73

    3.2. Saran.......................................................................................................... 74

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYATHIDUP

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 41. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 54

    Tabel 42. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 55

    Tabel 43. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan 56

    Tabel 44. Kinerja 58

    Tabel 45. Kepentingan 58

    Tabel 46. Skor Kinerja Dan Skor Kepentingan 60

    Tabel 47. Rata-rata Kinerja Dan Rata-rata Kepentingan 60

  • iix

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.7. Model Konseptual SERVQUAL PELANGGAN 31

    Gambar 2.8. Dimensi Kualitas Pelayanan 47

    Gambar 3.2. Struktur Organisasi 50

    Gambar 4.1. Kepuasan Nasabah Atas Pelayanan Bank Syariah Mandiri 57

    Gambar 4.2. Diagram Kartesius 61

  • ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Surat Keterangan PT. Bank Syariah Mandiri

    Lampiran 2. Kuesioner 2

    Lampiran 3. Kuesioner 3

    Lampiran 4. Kuesioner 4

    Lampiran 5. Jawaban Kuesioner

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Kita sadari bahwa pada masa sekarang ini masyarakat dunia, termasuk

    masyarakat di indonesia mempercayakan bank untuk menyimpan sebagian

    dananya. Selain berfungsi untuk mengatur pengeluaran dana dan mendapatkan

    bunga, bank juga dapat melindungi sebagian dana nasabah yang disimpan

    terhadap tindak kejahatan yang sekarang ini makin meningkat.

    Bank adalah salah satu kantor jasa pelayanan yang dapat melayani,

    penyimpanan uang (tabungan), pembayaran listrik dan telepon, transfer dana

    keluar kota, pembayaran kartu kredit, peminjaman KPR dll.

    Keberhasilan sebuah bank dalam mengelola pelayanan dapat dilihat dari

    tingkat kepuasan nasabah. Oleh karena itu bank harus memperhatikan tuntutan

    tuntutan nasabah yang semakin hari semakin beraneka ragam. Untuk itu,

    perbaikan yang berkualitas sangat perlu dilakukan dalam proses peningkatan bank

    tersebut.

    Pada dasarnya kepuasan nasabah mencangkup perbedaan antara kinerja

    atau hasil yang dirasakan nasabah atas suatu produk atau pelayanan perusahaan

    dengan yang diharapkannya. Misalnya nasabah mengharapkan kecepatan

    karyawan dalam menanggapi keluhan nasabah dan itu sangat penting tetapi

    kinerja pelayanan yang dirasakannya tidak seperti yang diharapkan nasabah

    sehingga mengecewakan dan menimbulkan rasa tidak puas.

    1

  • 2Menarik nasabah merupakan hal yang sukar, apalagi mempertahankan

    nasabah merupakan hal yang lebih sukar lagi. Dalam hal ini berarti perusahaan

    selalu berupaya untuk membangun kepuasan nasabahnya dengan menghasilkan

    pelayanan yang baik dengan kualitas yang lebih tinggi kepada nasabah sesuai

    dengan harapan nasabah dan berdasarkan kepentingannya.

    Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, pelayanan yang baik

    dengan kualitas yang lebih tinggi akan selalu melekat dan senantiasa akan

    dirasakan kemudian dan akan di nilai oleh nasabahnya. Maka nasabah pun

    memiliki kesan yang beraneka ragam sesuai dengan apa yang dirasakan pada saat

    menikmati pelayanan perusahaan yang bersangkutan dengan apa yang diharapkan

    sebelumnya.

    Kepuasan nasabah atas pelayanan penyedia jasa, secara ukuran sederhana

    dapat dilihat jika nasabah tersebut menggunakan kembali jasa yang ditawarkan

    oleh penyedia jasa yang sama. Dan nasabah yang puas akan berbagi rasa dan

    pengalaman dengan orang lain, dimana pada dasarnya pelayanan yang dirasakan

    nasabah yang sesuai dengan harapan nasabah akan menjadikan promosi bagi

    perusahaan itu sendiri. Karena nasabah yang merasa puas akan memberitahukan

    kepada teman, rekan kerja, kerabat atau orang lain yang akan menggunakan jasa

    yang sama.

    Penulis telah meneliti di sebuah Kantor Cabang Bank Syariah Mandiri

    Syariah yang berlokasi di Kawasan Salemba. Berdasarkan hal-hal yang telah

    disebutkan diatas, akan dilakukan penelitian Analisis Kepuasan Nasabah Atas

    Pelayanan Kantor Cabang Bank Syariah Mandiri kawasan salemba, Jakarta

  • 3Pusat.

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba

    menyimpulkan perumusan masalah dalam skripsi ini adalah :

    1. Bagaimana kepuasan nasabah atas pelayanan Bank Syariah Mandiri

    Kawasan Salemba.

    2. Pelayanan apa yang perlu ditingkatkan dan dipertahankan kinerjanya oleh

    perusahaan agar dapat memuaskan nasabah?

    1.3. Pembatasan Masalah

    Menginggat keterbatasan keterbatasan yang dihadapi oleh penulis dalam

    penelitian ini dan tanpa mengurangi tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka

    penelitian hanya membatasi masalah pada bagaimana kepuasan nasabah atas

    pelayanan di Bank Syariah Mandiri kawasan salemba, dan juga pelayanan apa

    yang perlu ditingkatkan dan dipertahankan kinerjanya oleh perusahaan agar dapat

    memuaskan nasabah.

    1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Berikut penulis paparkan tujuan dan manfaat penelitian skripsi ini:

    a. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini untuk analisa dan mengukur tingkat kepuasan

    nasabah, kita sadari bahwa pada masa sekarang ini masyarakat dunia,

    termasuk masyarakat Indonesia mempercayai bank untuk menyimpan

    sebagian dananya. selain untuk mengatur pengeluaran dana dan

  • 4mendapatkan bunga, bank juga dapat melindungi sebagian dana dari

    kejahatan Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, pelayanan yang

    baik dengan kualitas yang lebih tinggi akan selalu melekat dan senantiasa

    akan dirasakan yang kemudian akan dinilai oleh nasabahnya..

    b. Manfaat Penelitian

    1. Bagi perusahaan

    Sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dan

    dalam usaha perbaikan serta penyempurnaan terhadap kemungkinan

    kekurangan yang ada pada pelayanan Bank Syariah Mandiri Kawasan

    Salemba dimasa yang akan datang agar dapat memuaskan nasabah.

    2. Bagi peneliti

    Menambah pengetahuan penelitian tentang pentingnya kepuasan

    nasabah dan pelayanan di dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

    selama di bangku perkuliahan.

    3. Bagi pembaca dan masyarakat

    Diharapkan sebagai tambahan dan masukan bagi yang ingin

    mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai kepuasan nasabah

    dan pelayanan.

    4. Bagi lembaga pendidikan

    Sebagai salah satu embanan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

    penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

  • 51.5. Hipotesa

    Dalam menentukan pembahasan penelitian, maka sesuai dengan rumusan

    masalah yang dibuat pada skripsi ini, hipotesa yang didapatkan adalah:

    1. Tingkat kepuasan nasabah Bank Syariah Mandiri Kawasan Salemba

    berdasarkan prosentase yang paling tinggi adalah indikator Antri yang

    teratur di Banking Hall.

    2. Pelayanan yang perlu ditingkatkan adalah keberadaan brosur yang di pajang

    di Banking Hall, kecepatan costumer services dalam menanggapi keluhan

    nasabah dan keramahan karyawan ketika berhubungan dengan nasabah.

    1.6. Metode penelitian

    Untuk mengumpulkan data secara lengkap guna penyusunan skripsi ini,

    digunakan metodelogi penelitian sebagai berikut:

    1.6.1. Ruang Lingkup Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

    penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memaparkan suatu karakteristik

    tertentu dari suatu fenomena.

    1.6.2. Sumber Data

    Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :

    1. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

    pengumpul data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data

    dalam bentuk koesioner kepada responden guna memperoleh data yang

    diperlukan.

  • 62. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

    kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

    sumber data dalam dokumentasi yang telah disediakan oleh pihak

    perusahaan.

    1.6-3. Teknik Pengambilan Sampel (data)

    Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang dilaksanakan

    oleh peneliti yaitu dengan menggunakan sampel kuota. Dimana sampel kuota

    merupakan teknik pengambilan sampel yang secara teknis peneliti lakukan

    dengan cara menghubungi responden yang paling mudah ditemui. Responder

    disini adalah nasabah Bank Syariah Mandiri yang berjumlah 50 responden.

    1.6.4. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian merupakan metode yang digunakan peneliti

    dalam melakukan penelitiannya. Adapun metode yang digunakan dan

    dipakai dalam penelitian ini adalah berupa daftar pemyataan yang

    penulis buat dalam bentuk kuesioner.

    1.6.5. Teknik Pengumpulan Data

    1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

    Peneliti berusaha mencari dan membaca sumber-sumber ilmiah berdasarkan

    buku-buku atau catatan-catatan kuliah yang penulis peroleh atau pelajari di

    Fakultas Ekonomi Universitas Surapati. Data-data yang dimaksud berkaitan

  • 7erat dengan penyusunan skripsi ini, guna memperoleh landasan teori yang

    kuat.

    2. Penelitian Lapangan (Field Research)

    Dalam mengadakan penelitian lapangan pada perusahaan, data yang diperoleh

    melalui :

    a. Kuesioner

    Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

    cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

    kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner tersebut yaitu untuk

    mendapatkan informasi tertulis mengenai kepuasan nasabah atas

    pelayanan Bank Syariah Mandiri Kawasan Salemba.

    b. Wawancara

    Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung

    kepada responden dan pihak manajemen Bank Syariah Mandiri

    Kawasan Salemba untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan oleh

    penulis.

    c. Observasi

    Merupakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan yaitu

    dengan cara melihat secara langsung pelayanan Bank Syariah Mandiri

    Kawasan Salemba Raya.

  • 81.6.6. Teknik Pengolahan Data

    Kepuasan nasabah diukur melalui metode deskriptif kualitatif dengan

    menggunakan Importance-Performance Analysis (Analisis Tingkat

    Kepentingan dan Tingkat Kinerja) yang kemudian akan dianalisis melalui

    Diagram Kartesius. Dimana pengukuran ini dilakukan untuk memperoleh

    data mengenai kepuasan nasabah atas Bank Syariah Mandiri.

    Melalui analisis tingkat kepentingan dan tingkat kineja,

    responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan berbagai atribut

    dan tingkat kinerja perusahaan pada masing-masing atribut tersebut.

    Dalam penelitian ini atribut yang dimaksud adalah pelayanan Bank

    Syariah Mandiri Kawasan Salemba.

    Sehingga kuesioner yang dibagikan kepada responden dibagi dalam dua

    kelompok, yaitu kelompok tentang kinerja perusahaan atas pelayanan

    yang dirasakan nasabah (responden), dan kelompok kepentingan nasabah

    (responden) atas pelayanan Bank Syariah Mandiri Kawasan Salemba.

    Dan hasil penyebaran kuesioner terhadap 50 responden yang telah diisi

    dikumpulkan kembali, dan akan menjadi data masukan dalam melakukan

    analisis kepuasan pelanggan atas pelayanan Bank Mandiri Kawasan

    Salemba.

    Sebelumnya dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala likert yaitu

    skala yang digunakan untuk mengatur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

    atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala likert,

  • ==

    ==

    9

    variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator.

    Setiap jawaban kelompok diberi skor I sampai dengan 5 yang

    nilainya secara gradasi. Adapun pemberian skor untuk setiap jawaban

    adalah sebagai berikut :

    1. Berhubungan dengan kinerja.

    - Jawaban SB (Sangat Baik) = 5.

    - Jawaban B (Baik) = 4.

    - Jawaban CB (Cukup Baik) = 3.

    - Jawaban KB (Kurang Baik) = 2.

    - Jawaban TB (Tidak Baik) = 1.

    2. Berhubungan dengan kepentingan.

    - Jawaban SP (Sangat Penting) = 5.

    - Jawaban P (Penting) = 4.

    - Jawaban CP (Cukup Penting) = 3.

    - Jawaban KP (Kurang Penting) = 2.

    - Jawaban TP (Tidak Penting) = 1.

    Berdasarkan skor tersebut selanjutnya dilakukan analisis melalui diagram

    kartesius yaitu merupakan suatu bangun terbagi 4 (empat) bagian yang

    dibatasi oleh 2 (dua) buah garis yang berpotongan lurus pada titik-titik (X , Y),

    dimana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kinerja dan Y adalah

  • 10

    rata-rata dari rata-rata skor tingkat. kepentingan.

    Dimana diagram kartesius ini untuk menganalisis bagaimana

    kepuasan nasabah atas pelayanan Bank Syariah Mandiri kawasan salemba,

    sekaligus nantinya pelayanan apa saja yang harus ditingkatkan dan

    dipertahankan kinerjanya oleh Bank Syariah Mandiri Kawasan

    Salemba raya agar dapat memuaskan nasabah.

    Dalam penyederhanaan minus setiap indikator kinerja perusahaan

    atas pelayanan yang dirasakan nasabah (responden) dan kepentingan

    nasabah (responden) atas pelayanan Bank Syariah Mandiri , dirumuskan :

    Dimana :

    X = Skor rata-rata tingkat kineja.

    Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan.

    n = Jumlah responden.

    Dan selanjutnya untuk membuat garis perpotongan X dan Y, dirumuskan

    dengan :

  • ==

    11

    Dimana :

    X = Rata-rata dari rata-rata Skor tingkat kinerja.

    Y = Rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan.

    K = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.

    Sehingga dari minus tersebut dapat di-plot nilainya pada diagram kartesius

    dibawah ini. Dimana bila berada dikuadran A, B, C atau D maka memiliki arti

    masing-masing, seperti yang akan dijelaskan berikut ini.

    Dimana :

    Kuadran A

    Menunjukkan atribut yang mempengaruhi kepuasan nasabah, termasuk

    unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun kinerja perusahaan belum

  • 12

    sesuai harapan nasabah. Sehingga mengecewakan / tidak puas.

    Kuadran B

    Menunjukkan atribut yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan,

    karena kinerjanya sesuai dengan harapan nasabah. Dianggap sangat penting dan

    sangat memuaskan nasabah.

    Kuadran C

    Menunjukkan atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi nasabah dan

    kinerja perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan

    kurang memuaskan.

    Kuadran D

    Menunjukkan atribut yang mempengaruhi kepuasan nasabah

    kurang penting, akan tetapi kinerja perusahaan berlebihan. Dianggap

    kurang penting tetapi sangat memuaskan.

    1.7. Sistematika Penulisan

    Dalam penulisan skripsi ini penulis membuat sistematika

    penulisan sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Merupakan bab yang menjelaskan mengenai Tatar belakang masalah,

    penulisan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat

    penelitian, metodologi penelitian yang terbagi dalam penjelasan

    tentang ruang lingkup penelitian, sumber data, teknik pengambilan

  • 13

    sampel (data), instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan

    teknik pengolahan data, sistematika penulisan, serta jadwal kegiatan

    penelitian juga termasuk dalam pembahasan bab ini.

    BAB II LANDMAN TEORI

    Uraian mengenai pelanggan, kepuasan pelanggan, pengukuran

    kepuasan pelanggan, manfaat kepuasan pelanggan, pelayanan,

    dimensi kualitas pelayanan.

    BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    Uraian mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan

    uraian tugas, pelayanan Bank Syariah Mandiri Kawasan salemba.

    BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Dijelaskan mengenai penyajian data, analisis dan pembahasan.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab terakhir dimana penulis menyimpulkan dari bab-bab yang telah di

    kemukakan sebelumnya dan uraian saran yang dianggap baik untuk

    perusahaan.

    1.8 Jadwal Kegiatan Penelitian

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pada PT.

    Bank Syariah Mandiri Kawasan Salemba di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat.

    Dan jadwal penelitian ini selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Mei 2012 dan

    Juni 2012.

  • 14

    Tabel 1.3 Jadwal dan Kegiatan Penelitian

    No KEGIATAN 2012 2013

    Nov Des Jan Feb Mar

    1 Pengajuan data pustaka,

    pengajuan proposal outline

    2 Penyusunan, revisi dan

    persetujuan Bab I dan II

    3 Penyusunan, revisi dan

    persetujuan Bab III dan IV

    4 Penyusunan, revisi dan

    persetujuan Bab V serta

    penyempurnaan dan

    persiapan presentasi

  • 15

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Pengertian Kepuasan

    Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin satis yang memiliki

    arti cukup baik dan facio yang memiliki arti melakukan atau membuat sehingga

    secara etimologi kata kepuasan (satisfaction) memiliki definisi upaya pemenuhan

    sesuatu. Definisi tersebut sangat sederhana, tetapi apabila dilihat dari sudut

    pandang manajemen dan perilaku konsumen istilah tersebut menjadi begitu

    kompleks. Berbagai macam definisi yang dimiliki oleh kepuasan tersebut, karena

    kepuasan memiliki beberapa komponen utama. Komponen utama tersebut adalah

    sebagai berikut :

    1. Kepuasan pelanggan merupakan respons (emosional atau kognitif).

    2. Respons tersebut menyangkut fokus tertentu (ekspektasi produk, pengalaman

    dalam menggunakan dan seterusnya).

    3. Respons terjadi pada waktu tertentu (setelah menggunakan, setelah

    pemilihan, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain lain).

    Komponen kepuasan juga sering digunakan untuk menunjukkan kesuksesan suatu

    sistem informasi yang berhubungan dengan kesuksesan konstruksi dalam sebuah

    ukuran jumlah dari konseptual dan aspek empirik (Bailey & Sammy W.,

    1983).tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam pendefinsian kepuasan.

    Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu

  • 16

    memadai (Tjiptono dan Chandra, 2005: 195). Menurut Oliver (dalam Barnes,

    2003: 64) kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan;

    sedangkan Kotler dalam bukunya Marketing Management 14th Edition (2011:

    61) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang

    yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu

    produk dengan harapan-harapannya.

    Menurut Engel (2004:409) Kepuasan adalah evaluasi paska konsumsi untuk

    memilih beberapa alternatif dalam rangka memenuhi harapan. Menurut Supranto

    (2001:44) istilah kepuasan pelanggan merupakan label yang digunakan oleh

    pelanggan untuk meringkas suatu himpunan aksi atau tindakan yang terlihat,

    terkait dengan produk atau jasa.

    2.2. Pengertian Pelayanan

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:686), pengertian pelayanan adalah

    suatu kegiatan yang diberikan seseorang atau badan yang melayani kebutuhan

    orang lain.

    Menurut Fred Luthans dalam bukunya Moenir (2006:16), menjelaskan pelayanan

    sebagai sebuah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang

    menyangkut segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai

    tujuannya.

    Menurut Zeitami dalam bukunya Manajemen kualitas Pelayanan (2005: 177)

    menjelaskan pengertian pelayanan adalah penyampaian secara excellent atau

    superior dibandingkan dengan harapan konsumen.

    Pengertian pelayanan menurut Kotler dalam bukunya Marketing Management

  • 17

    14th Edition (2011: 83) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

    ditawarkan oleh suatu pihak kepada orang lain yang pada dasarnya tidak berwujud

    dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

    Menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby (2000:448) mengatakan bahwa

    pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata dalam artian tidak dapat

    diraba yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan.

    2.3. Pengertian Pelanggan

    Pelanggan memegang peranan cukup penting bagi perusahaan karena

    pelanggan yang menentukan perkembangan usaha suatu usaha perusahaan. Suatu

    produk maupun pelayanan perusahaan akan direspon oleh pelanggannya sendiri.

    Maka perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan respon yang baik dari

    pelanggannya. Sehingga respon yang baik dari pelanggan, akan berarti usaha yang

    dilakukan perusahaan telah tercapai.

    Berikut penulis berikan beberapa pengertian pelanggan menurut beberapa

    ahli, diantaranya :

    Menurut Cambridge International Dictionaries yang dikutip oleh Rambat

    Lupiyoadi dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik (2001

    143) mendefinisikan :

    "Customer a person who buys goods or a service

    Artinya : "Pelanggan adalah seseorang yang membeli suatu barang atau jasa.".

    Sehingga suatu barang atau jasa akan dibeli oleh seseorang yang disebut sebagai

    pelanggan.

    Sementara menurut Webster's 1928 Dictionary dikutip oleh Rambat

  • 18

    Lupiyoadi dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praklik (2001 143)

    mendifinisikan :

    "Customer is one who frequents any place of sale for the sake or

    purchasing goods or wares"

    Artinya : "Pelanggan adalah seseorang yang beberapa kali datang ketempat

    yang sama untuk membeli suatu barang atau peralatan".

    Seseorang yang beberapa kali datang ketempat yang sama untuk membeli suatu

    barang atau peralatan dapat dikatakan sebagai pelanggan.

    Atau Webster's 1928 Dictionary juga mendefinisikan pelanggan,

    yang dikutip oleh Rambat Lupiyoadi dalam bukunya Manajemen Pemasaran

    Jasa Teori dan Praktik (2001 : 143).

    "Customer is one who frequents or visit any place for procuring what he

    wants......"

    Artinya : "Pelanggan adalah seseorang yang beberapa kali datang ketempat yang sama

    untuk memenuhi apa yang diinginkan...."

    Jadi dengan kata lain, pelanggan adalah seseorang yang secara kontinu dan

    berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memenuhi apa yang

    menjadi keinginannya.

    Vincent Gaspersz, mengemukakan definisi pelanggan dalam bukunya

    Manajemen Kualitas Penerapan Konsep-konsep Kualitas Dalam

    Manajemen Bisnis Total (2007:33).

    "Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita (atau perusahaan kita) untuk

    memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan

  • 19

    pengaruh pada performansi (performance) kita (atau perusahaan kita)".

    Perusahaan akan dituntut oleh pelanggannya sendiri untuk dapat

    memberikan standar kualitas yang akan memberi pengaruh pada

    performansinya.

    Maine mengemukakan beberapa definisi tentang pelanggan, yang dikutip

    oleh Vincent Gaspersz, dalam bukunya Manajemen Kualitas Penerapan

    Konsep - konsep Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total (2007:33).

    1. Pelanggan adalah orang-orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang

    tergantung padanya.

    2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita pada keinginannya.

    3. Tidak ada seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi dengan

    pelanggan.

    4. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan.

    Pada dasarnya. dikenal tiga macam pelanggan dalam sistem kualitas

    modern, menurut Vincent Gaspersz dalam bukunya Manajemen

    Kualitas Penerapan Konsep-konsep Kualitas Dalam Manajemen Bisnis

    Total (2007 : 34), diantaranya pelanggan internal (internal customer),

    pelanggan antara (intermediate customer) dan pelanggan eksternal

    (extenai customer).

    Dimana ketiga macam pelanggan tersebut dapat dijelaskan berikut ini.

    1. Pelanggan internal (internal customer)

    Pelanggan internal adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki

    pengaruh pada performansi (pqformance) pekerjaan (atau perusahaan) kita.

  • 20

    Bagian-bagian pembelian, produksi, penjualan, pembayaran gaji,

    rekrutmen, dan karyawan, merupakan contoh dari pelanggan internal.

    2. Pelanggan antara (intermediate customer)

    Pelanggan antara adalah mereka yang bertindak atau berperan

    sebagai perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk itu.

    Distributor yang mendistribusikan produk-produk, agen-agen

    perjalanan.

    3. Pelanggan eksternal (external customer)

    Pelanggan eksternal adalah pembeli atau pemakai akhir produk itu,

    yang sering disebut sebagai pelanggan nyata (real customer). Pelanggan

    eksternal merupakan orang yang membayar untuk menggunakan

    produk yang dihasilkan itu.

    2.4. Kepuasan Pelanggan

    Dalam rangka menghadapi persaingan bisnis yang semakin tinggi, setiap

    perusahaan dituntut untuk dapat memuaskan pelanggan agar dapat bertahan,

    bersaing dan menguasai pangsa pasar. Dan perusahaan yang bergerak dalam

    bidang jasa, kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama yang harus dicapai.

    Dimana pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan pelanggan selalu

    mencari cara untuk dapat memuaskan pelanggannya, karena pada dasarnya faktor

    terpenting yang harus diperhatikan saat ini adalah kepuasan pelanggan.

    Jika pelanggan tidak puas, dia akan menghentikan bisnisnya dengan

    perusahaan. Dimana semua upaya yang perusahaan lakukan untuk mencapai

    mutu dan memberikan produk dan pelayanan yang unggul tidak ada artinya

  • 21

    sama sekali jika perusahaan tidak berusaha untuk memuaskan pelanggan.

    Pada dasarya kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara kinerja atau

    hasil yang dirasakan pelanggan atas suatu produk atau pelayanan perusahaan

    dengan yang diharapkannya. Misalnya pelanggan mengharapkan kecepatan

    karyawan dalam menanggapi keluhan pelanggan dan itu sangat penting tetapi

    kinerja pelayanan yang dirasakannya. tidak seperti yang diharapkan pelanggan

    sehingga mengecewakan dan menimbulkan rasa tidak puas.

    Salah satu sifat dari pelayanan itu sendiri adalah diproduksi dan dirasakan oleh

    konsumen pada saat yang bersamaan. Oleh karena sifat ini, kepuasan

    pelanggan terhadap suatu pelayanan sangatlah bergantung pada proses interaksi

    antara keduanya. Yaitu konsep pelayanan perusahaan (penyedia jasa) dan respon

    pelanggan atas pelayanan tersebut. Sesuai dengan pemahaman ini

    sungguhlah penting bagi setiap penyedia jasa yang bertekad untuk memuaskan

    pelanggannya.

    Kepuasan pelanggan tidak mudah didefinisikan, namun ada

    berbagai macam pengertian yang diberikan oleh beberapa orang pakar tentang

    pengertian kepuasan pelanggan. Diantaranya dapat dijelaskan oleh penulis

    sebagai berikut :

    Day dalam Tse dan Wilton (1988 : 204) dikutip oleh Fandy Tjiptono dan

    Anastasia Diana dalam bukunya Total Quality Management (2005 : 102)

    menyatakan bahwa :

    "Kepuasan pelanggan adalah respons pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian

    yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya)

    dan kinerja aktual produk yang dirasakan, setelah pemakaiannya".

  • 22

    Respon pelanggan atas harapan pelanggan dan kinerja aktual produk yang

    dirasakannya menghasilkan kepuasan pelanggan.

    Wilkie (1990 : 622) dikutip kembali oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia

    Diana dalam bukunya Total Quality Management (2005 : 102) mendefinisikan

    bahwa :

    "Kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap

    pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa".

    Sehingga pelanggan akan memberikan suatu tanggapan dari hasil

    mengkonsumsi produk atau suatu jasa.

    Engel, et.al. (1990 : 545) dikutip kembali oleh Fandy Tjiptono dan

    Anastasia Diana dalam bukunya. Total Quality Management (1995 : 102)

    menyatakan bahwa :

    "Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang

    dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan

    ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan".

    Dapat dikatakan bahwa kepuasan pelanggan akan terjadi akibat dari

    pelanggan mengevaluasi purnabeli yang dapat melampaui harapannya dan

    ketidakpuasan terjadi ketika harapannya tidak terpenuhi.

    Dan selanjutnya Kotler (2007 : 40) dikutip oleh Freddy Rangkuti dalam bukunya

    Measuring Customer Satisfaction (2006 : 23) menyatakan kepuasan pelanggan

    adalah

    ...a person's feeling of pleasure or disappointment resulting from comparing a

    product's received performance (or outcome) in relation to the

  • 23

    person's expectation ".

    Artinya : "Perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasi l dari

    perbandingan antara kiner ja a tau has i l yang di rasakan dengan yang

    diharapkannya".

    Perbandingan dari kinerja yang dirasakan dengan yang diharapkan

    menghasilkan kepuasan pelanggan.

    Kepuasan pelanggan menurut Richard F. Gerson dalam bukunya

    Mengukur Kepuasan pelanggan (2004:3).

    "Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya

    telah terpenuhi atau terlampaui".

    Kepuasan pelanggan merupakan suatu hasi l yang didapat dar i

    terpenuhinya atau terlampauinya pengharapan pelanggan atas produk atau jasa

    yang te lah dinikmat i .

    Christopher H. Lovelock dalam bukunya Principles Qf Service Marketing

    and Management (2010:96) mengatakan bahwa :

    "Kepuasan pelanggan adalah reaksi emosional jangka pendek pelanggan terhadap

    kinerja jasa tertentu".

    Dimana kinerja suatu jasa akan terjadinya suatu reaksi oleh pelanggan

    yang menggunakannya.

    Dari beberapa pengertian kepuasan pelanggan diatas dapat penulis

    interpretasikan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli

    sebagai perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja atau hasil

    yang dirasakan pelanggan atas suatu produk atau jasa/pelayanan perusahaan

  • 24

    sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi

    harapan.

    Fandy Tjiptono (2006 : 145) banyak perusahaan (termasuk perusahaan

    jasa) yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan yang besangkutan adalah untuk

    memuaskan pelanggan, memberikan segala sesuatu yang di harapkan setiap

    pelanggan, pelanggan adalah raja, kepuasan pelanggan adalah tujuan

    kami. Situasi ini tidak hanya terjadi pada sektor swasta, tetapi juga melanda

    perusahaan atau instansi pemerintah.

    Seperti di jelaskan dalam definisi di atas, kepuasan merupakan fungsi dari

    persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja memenuhi harapan,

    pelanggan puas.Jika kinerja melebihi harapan konsumen amat puas atau senang.

    Selain mengetahui harapan dari nilai pelanggan, perusahaan juga harus

    mengawasi kinerja pesaing mereka di bidang tersebut.

    Menurut Kotler dalam buku prinsip-prinsip marketing,bahwa perasaan

    senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara

    persepsi atau respon terhadap kinerjahasil dari produk yang diharapkan. istilah

    kepuasan pelanggan merupakan tindakan pelanggan yang terlihat, terkait dengan

    produk atau jasa. Contohnya bila seorang pelanggan tersenyum saat melihat

    produk atau jasa yang sedang di promosikan maka seseorang itu telah merasakan

    kepuasan pada produk atau jasa yang dilihat. Kepuasan pelanggan terjadi bila

    anggapan kinerja atau perceived performance produk akan sesuai dengan harapan

    seorang pelanggan. Artinya pelanggan puas apabila sesuai dengan spesifikasi

  • 25

    yang di harapkan oleh pelanggan. Bila kinerja produk jauh lebih rendah di

    bandingkan harapan pelanggan, pembelinya tidak puas. Sebaliknya bila kinerja

    sesuai dengan harapan atau melebihi harapan, pembelinya merasa puas atau

    merasa amat gembira.

    2.5. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

    Kotler (2004) dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra dalam bukunya

    Service, Quality & Satisfaction (2004 : 210), mengemukakan ada beberapa

    metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau

    kepuasan pelanggannya dan pelanggan pesaing.

    Dimana Kotler, et al (2004) mengidentifikasi empat metode untuk mengukur

    kepuasan pelanggan diantaranya : sistem keluhan dan saran, ghost shopping, lost

    customer analysis dan survei kepuasan pelanggan.

    Dimana keempat metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Sistem keluhan dan saran

    Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer-oriented) perlu

    menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para

    pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan

    mereka. Dimana media yang digunakan bisa berupa kotak saran, kartu

    komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa, websites, dan lain-lain. Informasi-

    informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan

    masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga memungkinkannya untuk

    bereaksi secara tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.

    2. Ghost Shopping (Mystery Shopping)

    Salah satu Cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah

  • 26

    dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk berperan atau

    berpura-pura sebagai pelanggan potensial, kemudian mereka diminta berinteraksi

    dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk/jasa perusahaan.

    3. Lost customer analysis

    Sedapat mungkin perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang

    telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami

    mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan

    perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya exit interview saja yang

    diperlukan, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting, dimana

    peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam

    memuaskan pelanggannya.

    4. Survei kepuasan pelanggan

    Sebagian besar riser kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan

    metode survey (McNeal & Lamb, dikutip dalam Peterson & Wilson 2002).

    Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan

    penelitian survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung. Hal

    ini karena melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan

    balik secara langsung dari pelanggan dan juga, memberikan (signal) positif

    bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

    Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan

    berbagai cara, diantaranya :

    a. Directly reported satisfaction

    Pengukuran dilakukan menggunakan item-item spesifik yang menanyakan

  • 27

    langsung tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan.

    b. Derived satisfaction

    Setidaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal

    utama, yaitu (1) tingkat harapan atau ekspektasi pelanggan terhadap

    kinerja produk atau perusahaan pada atribut-atribut relevan dan (2)

    persepsi pelanggan terhadap kinerja aktual produk atau perusahaan

    bersangkutan.

    c. Problem analysis

    Dalam teknis ini, responden diminta mengungkapkan masalah-masalah

    yang mereka hadapi berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan

    saran-saran perbaikan.

    d. Importance performance analysis

    Teknik ini dikemukakan pertama kah oleh Martilla & James (1977) dalam

    artikel mereka "Importance-Performace Analysis" yang dipublikasikan di

    Journal of Marketing. Dalam teknik ini responden diminta untuk menilai

    tingkat kepentingan berbagai atribut relevan dan tingkat kinerja

    perusahaan pada masing-masing atribut tersebut.

    2.6. Manfaat Kepuasan Pelanggan

    Adanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat,

    diantaranya menurut Fandy Tjiptono (2004 : 9.) dikutip kembali oleh Fandy

    Tjiptono dan Anastasia Diana dalam bukunya Total Quality Management (2005

  • 28

    102).

    Manfaat kepuasan pelanggan diantaranya sebagai berikut

    1. Hubungan antara perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis.

    2. Memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang.

    3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.

    4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of mouth) yang

    menguntungkan bagi perusahaan.

    5. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan.

    6. Laba yang diperoleh dapat meningkat.

    2.7. Pelayanan

    Perencanaan pemasaran baru akan efektif bila pertama

    manajemen mempunyai kemampuan untuk mengelola sumber-sumber

    yang ada secara profesional. Lalu yang kedua suatu organisasi memiliki

    karyawan yang terampil dan mampu untuk menghasilkan pelayanan yang

    baik kepada para pelanggannya. Dan yang ketiga manajemen harus

    mampu melaksanakan program pemasaran yang sudah disusun dan selalu

    berusaha untuk mencapai apa yang sudah menjadi keputusan

    manajemen.

    Dalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa, sangat bergantung

    pada pelayanan yang merupakan suatu cara yang secara kritis harus

    mendapatkan perhatian dalam manajemen. Perusahaan secara

    keseluruhan memerlukan keterampilan, kemampuan dan profesionalitas

  • 29

    karyawannya. Oleh karena perusahaan harus mempekerjakan karyawan

    yang mempunyai kemampuan dan profesional dibidangnya merupakan suatu

    keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

    Pelayanan mempunyai arti yang luas dan beraneka ragam, tetapi pada

    prinsipnya sama. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai

    pengertian pelayanan, berikut ini dikemukakan definisi pelayanan

    menurut beberapa ahli, diantaranya.

    Definisi pelayanan menurut Philip Kotler (2000:428) yang dikutip

    oleh Djaslim Saladin dalam bukunya Manajemen Pemasaran, Analisis,

    Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian (2006 : 135) adalah sebagai

    berikut :

    "A service is any act or performance that one party can offer to another that is

    essentially intagible and does not result in the ownership of anything.

    It's production may or may, not be tied to physical product".

    Artinya : "Pelayanan adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan

    oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada dasamya tidak berwujud, serta

    tidak menghasilkan kepemilikan atas sesuatu. Kegiatan ini mungkin atau

    tidak mungkin berhubungan dengan produk fisik".

    Definisi diatas menitikberatkan suatu kinerja yang tidak berwujud dan

    kegiatan ini mungkin atau tidak mungkin juga berhubungan dengan

    produk fisik.

    Menurut Zeithaml dan Bitner (2000 : 3), dikufip oleh Ratih Hurriyati

  • 30

    dalarn bukunya Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen (2005 : 28).

    "Inclutle all economic activities whose output is not a physical product

    or construction, is generally consumed at the time it is produced, and

    provides added value in forms (such as convenience, amusement, timelines,

    comfort or healt) that are essentially intangible concerns of its .first

    purchaser

    Artinya :

    "Jasa/Pelayanan pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan

    output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada

    saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi

    pembeli pertamanya".

    Pelayanan disini merupakan suatu aktivitas tidak berwujud yang

    dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan untuk dapat memberikan

    nilai tambah.

    Pelayanan menurut AS Moenir dalam bukunya Manajemen Pelayanan

    Umum (2005 : 17) didefinisikan sebagai berikut :

    "pelayanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain dan

    langsung diterima".

    Dalam hal ini pelayanan dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan

    seseorang kepada orang lain agar masing-masing dapat memperoleh kepentingan dan

    dapat memenuhi kebutuhan.

    Definisi pelayanan menurut Christopher H. Lovelock dan Lauren K.

    Wright dalam bukunya. Manajemen Pemasaran Jasa (2000:5).

    "Pelayanan adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada

  • 31

    pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik,

    kinerjanya pada dasamya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan

    kepemilikan atas faktor-faktor produksi".

    Pelayanan merupakan suatu kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada

    pihak lain yang pada dasarnya tidak nyata tetapi mungkin juga terkait dengan

    produk fisik.

    Dan selanjutnya definisi lain mengenai pelayanan menurut Christopher H.

    Lovelock dan Lauren K. Wright dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa

    (2000:5 ).

    "Pelayanan adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan

    manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari

    tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama

    penerima jasa tersebut".

    Suatu kegiatan yang dapat memberikan manfaat bagi pelanggannya dapat

    dikatakan sebagai pelayanan.

    Dari beberapa pengertian pelayanan diatas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa

    pelayanan merupakan suatu kinerja yang tidak berwujud oleh pemberi pelayanan

    kepada pihak lain dimana pelaksanaannya mungkin atau tidak mungkin berhubungan

    dengan produk fisik.

    Keanekaragaman pengertian diatas atau keanekaragaman makna dalam hal pemakaian

    istilah pelayanan (service) juga dijumpai dalam literature manajemen. Kendati

    demikian, secara garis besar konsep "service" mengacu pada tiga lingkup

    definisi utama yaitu industri, output atau penawaran dan proses (Johns, 2000) yang

    dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra dalam bukunya service, Quality

  • 32

    dan Satisfaction (2004: 8).

    Dimana ketiga lingkup tersebut yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a. Industri

    Istilah service dalam lingkup industri digunakan untuk menggambarkan

    berbagai sub-sektor dalam kategorisasi aktivitas ekonomi.

    b. Output atau penawaran

    Istilah service dalam lingkup output atau penawaran, service

    dipandang sebagai produk intangibles yang outputnya lebih berupa

    aktivitas ketimbang objek fisik, meskipun dalam kenyataannya

    banyak pula services yang melibatkan produk fisik.

    c . Proses

    Istilah service dalam lingkup proses, menceminkan penyampaian jasa inti,

    interaksi personal, kinerja (performance) ataupun dalam arti luas (termasuk

    didalamnya drama dan keterampilan) serta pengalaman layanan.

    2.8. Gap Antara Kepuasan Dan Harapan Pelanggan atau Nasabah

    Model kualitas jasa yang paling popular dan hingga kini banyak di jadikan

    dalam riset manajemen dan pemasaran jasa.

    KomunikasiGethok Tular

    KebutuhanPribadi

    PengalamanMasa Lalu

    Jasa YangDi Harapkan

    Jasa YangDipersepsikan

    PenyampaianJasa

    Komunikasi EksternalKepada Pelanggan

    SpesifikasiKualitas jasa

    Persepsi ManajemenAtas Harapan Pelanggan

  • GAP 5

    Gap 4

    GAP 1Pemasaran

    GAP3

    GAP 2

    33

    Gambar 2.8. Model Konseptual SERVQUAL PELANGGAN

    Kelima gap tersebut adalah :

    1. Gap antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen (knowledge gap):

    Gap ini berarti bahwa pihak manajemen mempersepsikan ekspetasi pelanggan

    terhadap Pelayanan yang diberikan bank secara tidak akurat. Beberapa

  • 34

    kemungkinan penyebabnya antara lain : Informasi yang di dapatkan dari riset

    pasar dan analisis permintaan sangat kurang akurat; interpretasi yang sangat

    akurat atas informasinya ke atas (upward informations) dari staf yang sangat

    buruknya atau tidaknya sumber informasi yang di sampaikan dari karyawan

    hubungan pelanggan ke pihak manajemen.

    2. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan pelanggan dan spesifikasi

    Pelayanan (standards gap) gap ini berarti bahwa spesifikasi Pelayanan

    terhadap nasabah tidak konsisten dengan persepsi manajemen terhadap

    ekspektasi Pelayanan. Penyebabnya antara lain : tidak adanya standar kinerja

    yang sangat jelas ; kesalahan perencanaan atau prosedur perencanaan yang

    sangat tidak memadai ; manajemen perencanaan yang sangat buruk ; sangat

    kurangnya penetapan tujuan yang sangat jelas dalam lingkungan organisasi :

    sangat kurangnya dukungan dan komitmen manajemen puncak terhadap

    perencanaan Pelayanan ; sangat kekurangan sumber daya ; dan dari situasi

    permintaan yang sangat berlebihan.

    3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa(delivery gap)

    Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas yang tidak terpenuhi oleh Melalui

    kinerja dalam proses produksi dan penyampaian jasa. Sejumlah penyebabnya

    antara lain : spesifikasi pelayanan yang sangat terlalu rumit dan atau telalu

    sangat kaku ; Para karyawan yang sangat tidak menyepakati terhadap

    spesifikasi tersebut dan karenanya tidak sangat memenuhinya ; spesifikasi

    yang tidak sejalan dengan memiliki budaya korporat yang sangat ada ;

    manajemen operasional jasa yang sangat buruk ; sangat kurang memadainya

  • 35

    aktivitas internal marketing ; Serta teknologi dan sistem yang ada tidaknya

    untuk memfasilitasi kinerja sesuai dengan spesifikasi.

    4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal (communications

    Gap).

    Gap ini berarti bahwa memiliki janji-janji yang untuk di sampaikan melalui

    aktivitas komunikasi pemasaran yang sangat tidak konsisten dengan jasa yang

    di sampaikan kepada para pelanggan. Hal ini di sebabkan oleh karena adanya

    beberapa faktor, di antaranya yaitu : Kurangnya untuk koordinasi antara

    aktivitas pemasaran eksternal dan operasional jasa ; organisasi yang sangat

    gagal untuk memenuhi spesifikasi tersebut.

    5. Gap antara jasa yang di persepsikan jasa yang di harapkan(service gap)

    Gap kelima sangat mencerminkan untuk perbedaan antara kinerja yang sangat

    aktual dan di persepsikan untuk pelanggan terhadap jasa. Penilaian yang

    sangat subyektif terhadap Pelayanan terhadap nasabah yang akan di

    pengaruhi oleh banyaknya faktor, yang seluruhnya akan bisa berubah sesuai

    dengan yang di persepsikan terhadap jasa yang telah di informasikan.

    2.9. Dimensi Kualitas Pelayanan

    Suatu cara perusahaan untuk tetap dapat unggul bersaing adalah

    menghasilkan pelayanan yang baik dengan kualitas yang lebih tinggi kepada

  • 36

    pelanggannya. Handi Irawan dalam bukunya 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan,

    menyatakan saat ini masih paling populer adalah konsep "servqual" yang

    dikembangkan oleh Parasuraman, Berry dan Zeithaml. "Servqual" adalah konsep

    yang paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis di seluruh dunia yang

    berkecimpung dalam hal pelayanan pelanggan. Ketika pertama konsep dari

    dimensi pelayanan ini diformulasikan terdapat 10 (sepuluh) dimensi. Setelah itu

    disederhanakan menjadi 5 (lima) dimensi yaitu. Tangibles, Reliability,

    Responsiveness, Assurance dan Emphaty.

    Dimana kelima dimensi tersebut juga dikutip oleh Rambat Lupiyoadi dalam

    bukunya Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik (2005: 148) yang dapat

    dijelaskan penulis berikut ini :

    1. Tangibles (bukti fisik)

    Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada

    pihak eksternal.

    Karena suatu service tidak dapat dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa

    diraba, maka aspek tangibles menjadi penting sebagai ukuran terhadap

    pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai

    suatu kualitas pelayanan. Atribut dari dimensi tangibles dapat dilihat misalnya

    dari beberapa peralatan, gedung, seragam, penampilan fisik dari karyawan,

    ataupun materi promosi yang berupa brosur dan leaflet yang dipajang. Semua

    itu akan mempengaruhi pelanggan dalam menilai kualitas pelayanan.

    2. Tangibles yang baik akan mempengaruhi persepsi pelanggan dan pada saat

    yang bersamaan aspek tangibles ini juga merupakan salah satu sumber yang

  • 37

    mempengaruhi harapan pelanggan. Karena tangibles yang baik, maka harapan

    responden menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu penting bagi suatu perusahaan

    untuk mengetahui seberapa jauh aspek tangibles yang paling tepat, yaitu masih

    memberikan impresi yang positif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan

    tetapi tidak menyebabkan harapan pelanggan yang terlalu tinggi.

    Dan yang perlu disadari oleh setiap pelaku bisnis yang serius terhadap

    kepuasan pelanggan adalah bahwa dimensi tangibles ini umumnya lebih

    penting bagi pelanggan baru. Tingkat kepentingan aspek ini umumnya relatif

    lebih rendah bagi pelanggan yang sudah lama menjalin hubungan dengan

    penyedia jasa. Dimensi tangibles sangat penting bagi pelanggan baru,

    disebabkan faktor ini dapat memberikan kesan pertama bagi pelanggan

    tersebut.

    3. Reliability (keandalan)

    Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang

    dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

    Dimensi ini mengukur kehandalan dari perusahaan dalam memberikan

    pelayanan kepada pelanggannya. Dimana ada 2 aspek dari dimensi ini. Pertama

    adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti yang

    dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh suatu perusahaan mampu memberikan

    pelayanan yang akurat atau tidak ada error.

    Misalnya iklan yang kreatif dan memberikan janji yang berlebihan jelas tidak

    akan efektif. Pelanggan tertarik untuk membeli tetapi setelah mencoba

    pelayanannya, ternyata tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Ataupun suatu

  • 38

    perusahaan dikatakan tidak reliable atau tidak dapat dihandalkan kalau salah

    menghitung jumlah yang harus dibayar oleh pelanggannya. Ataupun produk

    dalam industri manufaktur yaitu produk yang ada cacatnya harusnya

    sebelumnya dicegah ataupun disingkirkan terlebih dahulu. Pelanggan yang

    kecewa karena janji yang berlebihan adalah pelanggan yang paling sulit untuk

    diajak kembali.

    4. Responsivenes (ketanggapan)

    Yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat

    (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang

    jelas.

    Dimensi ini merupakan dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis.

    Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan

    akan berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Hal ini

    disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang selalu memperbaiki sistem,

    terutama dalam sistem pelayanan.

    Pengalaman pelanggan dalam mendapatkan pelayanan dimasa lalu akan

    mengubah harapan pelanggan, karena waktu sama dengan uang yang harus

    digunakan secara bijak. Misalnya beberapa waktu yang lalu dalam melakukan

    transaksi pembayaran, perusahaan masih menyediakan manual sementara saat

    ini sistem pelayanan yang baru, sudah melakukan komputer. Contoh

    berikutnya perusahaan lebih sigap dalam menjawab pertanyaan atau

    permintaan pelanggan baik langsung maupun tidak langsung (via telepon). Dan

    untuk pertanyaan pelanggan (complaint) melalui telepon sering membuat

  • 39

    pelanggan kecewa yaitu pelanggan sering diping-pong dari operator dioper ke

    staf yang satu ke staf yang lainnya.

    5. Assurance (jaminan atau kepastian)

    Yaitu pengetahuan, kesopansantunan dan kemampuan para pegawai

    perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada

    perusahaan.

    Dimensi ini adalah dimensi kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan

    pelanggan yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan perilaku

    petugas pelayanan dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada

    para pelanggannya. Dalam dimensi Assurance, aspek yang dinilai yaitu

    keramahan, kompetensi, reputasi dan keamanan.

    a. Misalnya dalam memasuki suatu perusahaan, senyuman dan keramahan

    dari petugas resepsionis akan menjadi moment of truth pertama yang

    menentukan persepsi pelanggan. Keramahan adalah satu aspek kualitas

    pelayanan yang paling mudah diukur.

    b. Dalam aspek kompetisi apabila petugas customer service melayaninya

    dengan ramah, maka akan menimbulkan kesan yang baik. Namun apabila

    pelanggan tidak dapat memberikan jawaban yang baik- maka pelanggan

    akan mulai kehilangan kepercayaan diri, dan dapat mempengaruhi tingkat

    kepercayaan terhadap kualitas pelayanan.

    c. Aspek ketiga dari dimensi assurance ini adalah reputasi dimana

    perusahaan memberikan jaminan dalam memberikan keamanan akan

    produk ataupun jasa yang dihasilkannya.

  • 40

    d. Aspek selanjutnya yaitu keamanan dimana pelanggan mempunyai rasa

    aman dalam melakukan transaksi. Aman karena perusahaan jujur dalam

    bertransaksi. Mereka akan mencatat, melakukan penagihan sesuai yang

    diminta dan dijanjikan.

    6. Empathy (empati)'

    Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi

    yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan

    konsumen.

    Dimensi empathy adalah dimensi yang memberikan peluang besar untuk

    memberikan pelayanan yang bersifat surprise. Sesuatu yang tidak diharapkan

    pelanggan ternyata diberikan oleh penyedia jasa. Banyak cara yang dapat

    dilakukan untuk menyenangkan pelanggan. Hal ini misalnya, dapat dilakukan

    dengan memberikan hadiah saat anak atau orang tua pelanggan ulang tahun.

    Pelayanan yang berempati akan mudah diciptakan, kalau setiap karyawan

    mengerti kebutuhan spesifik pelanggannya

    7. Daya tanggap (responsiveness)

    Yaitu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan

    tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

    Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas

    menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

    2.10. Bank Syariah

    2.10.1. Pengertian Bank Syariah

  • 41

    Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

    syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti

    ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara

    bermuamalah secara Islam.

    Definisi menurut UU Perbankan Syariah : Bank Syariah adalah Bank yang

    menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut

    jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

    Syariah.

    Berikut ini adalah pengertian Bank syariah menurut para ahli:

    Menurut Schaik (2001), Bank Islam adalah sebuah bentuk dari bank

    modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada

    abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi risiko sebagai metode

    utama, dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan

    yang ditentukan sebelumnya.

    Menurut Sudarsono (2004), Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

    usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu-lintas

    pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip

    syariah.

    Menurut Muhammad (2002) dalam Donna (2006), Bank Syariah adalah

    lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

    bunga yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa

    lainnya dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang

    pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat Islam.

  • 42

    2.10.2. Fungsi dan Tugas Bank Syariah

    Fungsi pokok bank syariah dalam kaitannya dengan kegiatan

    perekonomian masyarakat terdiri dari:

    a. Fungsi Pengumpulan Dana ( Funding)

    b. Fungsi Penyaluran Dana (Financing)

    c. Pelayanan Jasa (Service)

    Dalam paradigma akuntansi Islam, bank syariah memiliki fungsi sebagai

    berikut:

    a. Manajemen Investasi

    Bank-bank Islam dapat melaksanakan fungsi ini ber-dasarkan kontrak

    mudharabah atau kontrak perwakilan.

    Menurut kontrak mudharabah, bank (dalam kapasitasnya sebagai

    mudharib, yaitu pihak yang melaksanakan investasi dana dari pihak

    lain) menerima persentase keuntungan hanya dalam kasus untung.

    Dalam hal terjadi kerugian, sepenuhnya menjadi risiko penyedia dana

    (shahibul maal), sementara bank tidak ikut menanggungnya.

    b. Investasi

    Bank-bank Islam menginvestasikan dana yang ditempatkan pada

    dunia usaha (baik dana modal maupun dana rekening investasi)

    dengan menggunakan alat-alat investasi yang konsisten dengan

  • 43

    syariah. Di antara contohnya adalah kontrak al murabahah, al

    mudharabah, al musyarakah, bai as salam, bai al ishtisna, al ijarah, dan

    lain-lain.

    Rekening investasi dapat dibagi menjadi tidak terbatas (unrestricted

    mudharabah) atau terbatas (restricted mudharabah) :

    1. Rekening investasi tidak terbatas (general investment)

    Pemegang rekening jenis ini memberi wewenang kepada bank

    Islam untuk menginvestasikan dananya dengan cara yang dianggap

    paling baik dan feasible, tanpa menerapkan pembatasan jenis,

    waktu dan bidang usaha investasi.

    Dalam skema ini bank Islam dapat mencampurkan dana pemegang

    rekening investasi dengan dananya sendiri (modal) atau dengan

    dana lain yang berhak dipakai oleh bank Islam (misalnya rekening

    koran). Pemegang rekening investasi dan bank Islam umumnya

    berpartisipasi dalam keuntungan dari dana yang diinvestasikan.

    2. Rekening investasi terbatas (restricted investment)

    Pemegang rekening jenis ini menerapkan pembatasan tertentu

    dalam hal jenis, bidang, dan waktu bank menginvestasikan

    dananya. Lebih jauh lagi, bank Islam dapat dibatasi dari

    mencampurkan dananya sendiri dengan dana rekening investasi

    terbatas untuk tujuan investasi. Bahkan bisa saja ada pembatasan

    lain yang diterapkan pemegang rekening investasi.

    Sebagai contoh, pemegang rekening investasi dapat meminta bank

  • 44

    Islam untuk tidak menginvestasikan dananya dalam bidang

    pertanian dan peternakan. Bisa juga pe-megang rekening investasi

    meminta bank Islam itu sendiri yang melaksanakan investasi,

    bukan melalui pihak ketiga.

    c. Jasa-Jasa Keuangan

    Bank Islam dapat juga menawarkan berbagai jasa keuangan lainnya

    berdasarkan upah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau

    penyewaan. Contohnya garansi, transfer kawat, L/C, dan sebagainya.

    d. Jasa Sosial

    Konsep perbankan Islam mengharuskan bank Islam melaksanakan

    jasa sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman kebajikan), zakat, atau

    dana sosial yang sesuai dengan ajaran Islam. Lebih jauh lagi, konsep

    perbankan Islam juga mengharuskan bank Islam memainkan peran

    dalam pengembangan sumber daya insani dan menyumbang dana bagi

    pemeliharaan serta pengembangan lingkungan hidup.

    2.10.3 Produk yang di keluarkan Bank Syariah

    Dalam bank syariah produk-produk penghimpunan dana dapat diterapkan

    berdasarkan prinsip masing-masing, yaitu:

    a. Wadiah yaitu akad titipan dimana barang yang dititipkan dapat diambil

    sewaktu-waktu. Pihak yang menerima titipan dapat meminta jasa untuk

    keamanan dan pemeliharaan.

    b. Mudharabah yaitu akad usaha dimana salah satu pihak memberikan

    modal (Sahibul Mal), sedangkan pihak lainnya memberikan keahlian

  • 45

    (Mudharib) dengan nisbah yang disepakati dan apabila terjadi kerugian,

    maka pemilik modal menanggung kerugian tersebut.

    Mudharabah dibagi menjadi 2 yaitu:

    a) Mudharabah mutlaqah (investasinya tidak terikat).

    b) Mudharabah muqayyadah: investasinya terikat (tertentu).

    Selanjutnya di PSAK no 59 paragraf 8 dan 9 secara rinci dijelaskan

    pengertian dari kedua jenis Mudharabah ini:

    08 Mudharabah mutlaqah adalah mudharabah di mana pemilik dana

    memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan

    investasinya

    09 Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana

    memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan

    objek investasi. Contoh batasan tersebut, misalnya:

    a) tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya

    b) tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa

    jaminan

    c) mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa

    melalui pihak ketiga

    Jenis Produk Bank Syariah bila dilihat dari fungsi penghimpunan dana

    (funding) terdiri dari:

    1. Giro

    a. simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu atau berdasarkan

    kesepakatan dengan menggunakan cek atau kartu ATM sebagai

  • 46

    media/alat penarikan.

    b. dapat dibuka oleh perorangan atau perusahaan.

    c. Cek dapat berbentuk tunai atau melalui rekening (account payable).

    Sesuai dengan penjelasan tentang 2 akad diatas, maka giro

    menggunakan akad Wadiah.

    2. Simpanan/tabungan:

    a. Simpanan yang dapat diambil berdasarkan kesepakatan dengan

    menggunakan buku/kartu tabungan atau kartu ATM sebagai alat

    penarikan.

    b. Buku tabungan merupakan bukti pemilikan dari pemegang rekening.

    c. Terdapat aturan tentang setoran pertama dan saldo minimal.

    Kedua jenis akad di atas dapat dipakai dalam simpanan. Jadi jenis

    simpanan menurut akadnya dibagi menjadi:

    a. Simpanan Wadiah dan

    b. Simpanan Mudharabah

    3. Deposito

    a. Simpanan untuk jangka waktu tertentu yang dapat diambil setelah

    jangka waktu tertentu.

    b. Menggunakan bilyet sebagai tanda bukti simpanan.

    c. Mendapatkan bagi hasil yang dibayarkan tiap akhir bulan.

    Akad yang dapat dipakai dalam Deposito adalah Mudharabah.

    Landasan Hukum dan Contoh Bank Syariah

    Undang Undang yang mengatur tentang Bank Syariah adalah:

  • 47

    a. UU No. 7 Tahun 1992

    b. UU No. 10 Tahun 1998

    Contoh Bank Syariah di Indonesia yaitu:

    a. Bank Muamalat Indonesia

    b. Bank Syariah Mandiri.

    2.9.4. Sumber Dana Bank Syariah

    Bagi bank konvensional selain modal, sumber dana lainnya cenderung

    bertujuan untuk menahan uang. Hal ini sesuai dengan pendekatan yang

    dilakukan Keynes yang mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang untuk

    tiga kegunaan: transaksi, cadangan(jaga-jaga), dan investasi (John M. Keynes,

    1936). Oleh karena itu, produk penghimpunan dana pun sesuai dengan tiga fungsi

    tersebut yaitu berupa giro, tabungan, dan deposito.

    Dalam pandangan syariah uang bukanlah suatu komoditi melainkan hanya sebagai

    alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic added value). Hal ini

    bertentangan dengan perbankan berbasis bunga di mana uang

    mengembangbiakan uang, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam kegiatan

    produktif atau tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan

    dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) baik secara

    langsung maupun melalui transaksi perdagangan ataupun secara tidak langsung

    melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha

    tersebut.

    Berdasarkan prinsip tersebut Bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau

    masyarakat dalam bentuk (Zainul Arifin, Op.cit, 53):

  • 48

    Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya

    (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbaaln atau keuntungan.

    Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account) untuk

    investasi umum (general investment account/ mudharabah mutlaqah) di mana

    bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan porofolio

    yang didanai dengan modal tersebut.

    Investasi khusus (spesial investment account / mudharabah muqayyadah) di mana

    bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak

    ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi.

    Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari (Ibid):

    c. Modal Inti (core capital)

    d. Kuasi ekuitas (mudharabah account)

    e. Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated deposit)

    Qualitas Pelayanan Jasa BankMandiri Syariah Terhadap Kepuasan

    Pelanggan

    Harapan1. Tangible2. Reliability3. Responsiveness4. Assurance5. Empathy

    Kinerja1. Tangible2. Reliability3. Responsiveness4. Assurance5. Empaty

    1. Tingkat Kesesuaian2. Diagram Kartesius

    Kesimpulan

  • 49

    Gambar 2.9. Dimensi Kualitas Pelayanan

  • 50

    BAB III

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    3.1. Sejarah Singkat Perusahaan

    Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas

    telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal

    pendiriannya.

    Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah

    sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana

    diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis

    multidimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam

    dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat,

    tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional

    yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.

    Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan

    merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

    Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

    oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

    Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi

    tersebut dengan melakukan upayamergerdengan beberapa bank lain serta

    mengundang investor asing.

    Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan(merger)empat

    bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi

  • 51

    satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.

    Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank

    Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

    Sebagai tindak lanjut dari keputusanmerger,Bank Mandiri melakukan

    konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

    Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah

    di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU

    No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi

    syariah(dual banking system).

    Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan

    UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT

    Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,

    Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan

    infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional

    menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank

    Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23

    tanggal 8 September 1999.

    Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan

    oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,

    25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior

    Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi

    PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,

    PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25

  • 52

    Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

    PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

    mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

    kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani

    inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam

    kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun

    Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

    3.2. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kawasan

    Salemba

  • 53

    Gambar 3.2. Struktur Organisasi

    3.3. Kegiatan Perusahaan

    PT. Bank Syariah Mandiri (persero) Tbk merupakan suatu perusahaan yang

    bergerak dalam biro perbankan yang berlandaskan syariah . Dalam menjalankan

    usahanya Bank Mandiri Syariah harus mengutamakan hal-hal seperti :

    1. Pemberian Kredit pada sektor koperasi, perkebunan, nelayan serta

    pemberian kredit pada Usaha Kecil dan Menengah ( UKM)

    2. Pemberian bantuan terhadap usaha pemerintah dalam pembangunan

    masyarakat desa.

    3. Pemberian bantuan terhadap usaha Negara dalam rangka pelaksanaan

    politik agrarian

    3.4. Produk YangDihasilkan

    Adapun produk yang dihasilkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri (persero) Tbk,

    adalah :

    1. Deposito Berjangka berbasis Syariah

    2. Jasa perdagangan mata uang asing, transaksi valas

    3. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang bersifat ritel

    4. Investasi pasar modal

    5. Kredit Konsumtif (KPR, Kredit Bebas Angunan)

    6. Internet & Sms Banking

  • 54

    3.5. Masalah YangDihadapi

    Adapun masalah-masalah yang dihadapi berkaitan dengan jasa pelayanan Bank

    Syariah Mandiri, yaitu :

    1. Pelayanan terhadap nasabah Bank Syariah Mandiri

    2. Mutu pelayanan yang diberikan kepada nasabah Bank Syariah Mandiri

    3. Fasilitas ruangan serta kenyamanan kantor cabang Bank Syariah Mandiri

    4. Keamanan di lingkungan kantor cabang Bank Syariah Mandiri

    3.6. Kebijakan YangDijalankan Perusahaan

    Adapun kebijakan yang dijalankan perusahaan, yaitu :

    1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu jasa pelayanan Bank Syariah

    Mandiri.

    2. meningkatkan pangsa pasar nasabah komersial dan individu.

    3. mengutamakan kepuasan nasabah terhadap fasilitas dan jasa pelayanan

    Bank Syariah Mandiri.

    4. Meningkatnya kinerja sumber daya manusia Bank Syariah Mandiri

    5. Meningkatnya margin pendapatan yang ditetapkan oleh manajemen Bank

    Syariah Mandiri.

  • 55

  • 55

    BAB IV

    ANALISA DAN PEMBAHASAN

    4.1. Penyajian Data

    Kantor Bank Syariah Mandiri Kawasan Salemba menyadari adanya

    persaingan bisnis yang cukup tinggi, untuk menghadapi dan mengatasi persaingan

    bisnis, hal utama yang harus diprioritaskan adalah kepuasan nasabah sehingga

    perusahaan dapat bertahan, bersaing dan mengusai pangsa pasar.

    Dimana perusahaan harus tahu pelayanan yang dianggap penting oleh

    nasabah dan kinerja pelayanannya sudah memuaskan nasabah atau belum. Karena

    apabila kepuasan nasabah tidak terjadi akan mempengaruhi pelayanan yang ada

    untuk dapat memberikan masukan atas kekurangan yang ada pada kinerja

    pelayanan perusahaan dan tentunya perusahaan akan berusaha untuk

    menghasilkan kinerjanya sebaik mungkin sehingga dapat memuaskan pelanggan.

    Oleh karena itu baik nasabah maupun perusahaan itu sendiri akan sama-sama

    diuntungkan.

    Kepuasan nasabah diukur memalui metode deskriptif kualitatif dengan

    menggunakan Importance Performance Analysis (Analisis Tingkat Kepentingan

    dan tingkat kinerja) yang kemudian akan dianalisis melalui diagram kartesius.

    Melalui analisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, responden diminta untuk

    menilai tingkat kepentingan berbagai atribut dan tingkat kinerja perusahaan pada

    masing-masing atribut tersebut. Dalam penelitian ini atribut yang dimaksud

    adalah pelayanan Bank Syariah Mandiri Kawasan Salemba.

  • 56

    Sehingga kuesioner yang dibagikan kepada responden dibagi dalam dua

    kelompok, yaitu kelompok tentang kinerja perusahaan atas pelayanan pelayanan

    Bank Syariah Mandiri Kawasan Salemba yang dirasakan nasabah (responden) dan

    kelompok kepentingan nasabah (responden) atas pelayanan pelayanan Bank

    Syariah Mandiri Kawasan Salemba. Dan hasil penyebaran koesioner terhadap 50

    responden yang telah diisi dikumpulkan kembali dan akan menjadi data masukan

    dalam melalui analisis kepuasan nasabah atas pelayanan pelayanan Bank Syariah

    Mandiri Kawasan Salemba.

    Tabel responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.1.

    Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    KERITERIA JUMLAH (ORG) JUMLAH (%)

    Laki- Laki 23 46

    Perempuan 27 54

    Total 50 100

    Berdasarkan table diatas, jumlah responden data nasabah berdasarkan jenis

    kelamin terdiri dari responden laki-laki sebanyak 23 responden dan bila dilihat

    prosentasenya sebesar 46%, selanjutnya responden yang berjenis kelamin

    perempuan sebanyak 27 responden dan bila dilihat prosentasenya sebesar 54%.

    Jika dilihat dari jumlah respondennya lebih banyak perempuan dan juga terlihat

    dari prosentasenya lebih bersaran prosentase nasabah perempuan dari pada

    nasabah laki-laki. Sehingga dapat dikatakan, responden yang berjenis kelamin

    perempuan lebih dominan.

  • 57

    Selanjutnya dibawah ini table responden berdasarkan tingkat pendidikan.

    Tabel 4.2.

    Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    KERITERIA JUMLAH (ORG) JUMLAH (%)

    SLTP/SMP

    SLTA/SMA

    Diploma

    Universitas

    4

    15

    14

    17

    8

    30

    28

    34

    Total 50 100

    Berdasarkan table diatas, jumlah responden yang berpendidikan SMP

    sebanyak 4 responden dan bila dilihat prosentasenya sebesar 8%, dilanjutkan

    responden yang berpendidikan SMA sebanyak 15 responden dan bila dilihat

    prosentasenya sebesar 30%. Kemudian responden yang berpendidikan Diploma

    sebanyak 14 responden dan bila dilihat prosentasenya sebesar 28%, dilanjutkan

    responden yang berpendidikan Universitas sebanyak 17 responden dan bila dilihat

    prosentasenya sebesar 34%. Sehingga berdasarkan jumah responden maupun

    besaran prosentasenya, dapat dikatakan responden yang berpendidikan

    Universitas mencapai peringkat pertama, selanjutnya peringkat yang kedua

    responden yang berpendidikan SMA, ketiga responden yang berpendidikan

    diploma dan untuk yang terakhir responden yang berpendidikan SMP.

  • 58

    Dan tabel responden berdasarkan jenis pekerjaan sebagai berikut.

    Tabel 4.3.

    Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

    N

    o

    Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Prosentase

    1

    2

    3

    4

    Pegawai Swasta

    Pegawai Negeri

    Wiraswasta

    Lain-lain

    19

    13

    9

    9

    38

    26

    18

    18

    Total 50 100

    Berdasarkan tabel diatas, jumlah responden data nasabah berdasarkan jenis

    pekerjaan terdiri dari responden yang jenis pekerjaannya pegawai swasta

    sebanyak 19 responden dan bila dilihat prosentasenya sebesar 38%, dilanjutkan

    dengan responden yang jenis pekerjaannya pegawai negeri sebanyak 13 responden

    dan bila dilihat prosentasenya sebesar 26%. Kemudian responden yang jenis

    pekerjaannya wiraswasta dan responden yang jenis pekerjaannya lain-lain

    besarnya sama yaitu sebanyak 9 responden dan bila dilihat prosentasenya sebesar

    18%. Sehingga berdasarkan jumlah responden maupun besaran prosentasenya.

    Dapat dikatakan responden yang mencapai peringkat pertama untuk jenis

    pekerjaanya yaitu responden pegawai swasta lalu peringkat kedua responden yang

    jenis pekerjaannya pegawai negeri dan yang terakhir responden yang

    pekerjaannya wiraswasta dengan lain-lain.

    Selanjutnya disajikan tabel kinerja dan tabel kepentingan berdasarkan

    koesioner yang telah diisi oleh nasabah (responden). Namun sebelumnya dapat

  • 59

    dilihat terlebih dahulu gambar bagaimana keputusan nasabah atas pelayanan Bank

    Syariah Mandiri Kawasan Salemba dapat diukur dan kemudian dianalisis.

    Tabel 4.4

    Tabel profil Nasabah berapa kali menabung di Bank Syariah Mandiri kawasan

    salemba selama 1 bulan

    Nomor Menabung di bank Syariah Mandiri Responden Persen (%)

    1 1 kali 55 55 %

    2 2 kali 43 43%

    3 3 kali 1 1%

    4 < 4 kali 1 1%

    Jumlah 100 100%

    Sumber koesioner

    Berdasarkan tabel 4.4 profil Nasabah yang menabung di Bank Syariah Mandiri Kawasan

    Salemba sebagian besar memilih menabung selama 1 bulan 2 kali di karenakan faktor

    waktu dan kesibukan.

    Tabel 4.5.

    Profile responden berdasarkan jumlah transaksi nasabah setiap bulan

    No Jumlah Transaksi setiap bulan Responden Persen (%)

    1

  • 60

    setiap bulan sebagian para Nasabah melakukan transaksi sebesar Rp 1.000.000 Rp

    2.000.000 di karenakan faktor penghasilan yang tidak menentu.

    Gambar 4.1.

    Kepuasan Nasabah Atas Pelayanan Bank Syariah Mandiri

    Tabel.4.4

    Pelayanan Bank Syariah Mandiri

    1. Keberadaan brosur yang panjang di

    Banking Hall.

    2. Kenyaman Banking Hall.

    3. Antrian yang teratur di Banking Hall.

    4. Keamanan dalam Banking Hall

    5. Kejelasan costumer services dalam

    memberikan informasi tentang produk

    bank.

    6. Kecepatan Teller dalam transaksi.

    7. Kecepatan customer services dalam

    menanggapi keluhan nasabah.

    8. Keramahan karyawan ketika

    berhubungan dengan nasabah.

    9. Lingkungan di Banking Hall.

    10. Display/petun