analisis kelayakan usahatani buah naga merahrepository.ub.ac.id/6832/1/nurul%c2%a0faizin.pdf ·...

94
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINUMAN SARI BUAH NAGA (Kasus di Kecamatan Kepanjen dan UD. Indra Rasa Kurnia Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang) SKRIPSI Oleh : NURUL FAIZIN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAH

(Hylocereus polyrhizus) DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI

MINUMAN SARI BUAH NAGA

(Kasus di Kecamatan Kepanjen dan UD. Indra Rasa Kurnia

Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Oleh :

NURUL FAIZIN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAH

(Hylocereus polyrhizus) DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI

MINUMAN SARI BUAH NAGA

(Kasus di Kecamatan Kepanjen dan UD. Indra Rasa Kurnia

Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang)

Oleh :

NURUL FAIZIN

105040113111006

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

MALANG

2017

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH

NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINUMAN

SARI BUAH NAGA (Kasus di Kecamatan

Kepanjen dan UD. Indra Rasa Kurnia Desa

Talangagung Kecamatan Kepanjen Kabupaten

Malang)

Nama Mahasiswa : Nurul Faizin

NIM : 105040113111006

Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Disetujui

Mengetahui,

Ketua Jurusan Sosial Ekonomi,

Mangku Purnomo, SP., M.Si., Ph.D.

NIP. 19770420 200501 1 001

Tanggal Persetujuan :

Pembimbing Utama,

Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS.

NIP. 19550327 198103 1 003

Pembimbing Kedua,

Dwi Retno Andriani. SP., MP.

NIP. 19790825 200812 2 002

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan

MAJELIS PENGUJI

Penguji I

Mas Ayu Ambayoen, SP., M.Si.

NIP. 19791216 2015 042 001

Penguji II

Dina Novia Priminingtyas, SP., M.Si.

NIP. 19781105 2006 042 002

Penguji III

Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS.

NIP. 19550327 198103 1 003

Penguji IV

Dwi Retno Andriani. SP., MP.

NIP. 19790825 200812 2 002

Tanggal Lulus :

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

قال النب صلى اللو عليو وسلم كن عالما أو مت علما أو

با ول تكن خامسا ف ت هلك ) (رواه بيهقىمستمعا أو م

Telah bersabda Rasulullah saw : “Jadilah engkau orang yang

berilmu pandai), atau orang yang belajar, atau orang yang mau

mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah

engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka” (H.R.

Baihaqi)

مال ج ر هم ال ج ر ياونن

“Apa yang bisa dilakukan oleh orang lain, kita juga pasti bisa

melakukannya”

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

i

PERNYATAAN

Dengan ini, penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Juli 2017

Nurul Faizin

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

ii

ABSTRAK

NURUL FAIZIN. 105040113111006. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga

Merah (Hylocereus polyrhizus) Dan Nilai Tambah Agroindustri Minuman Sari

Buah Naga (Kasus di Kecamatan Kepanjen dan UD. Indra Rasa Kurnia Desa

Talangagung Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang). Dibawah Bimbingan

Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS. sebagai pembimbing utama dan Dwi Retno

Andriani. SP., MP. sebagai pembimbing kedua.

Buah naga adalah sejenis tanaman nightblooming cactus. Berasal dari

Amerika Latin, Chile, Argentina, Peru dan Mexico. Buah naga berdaging buah

merah lebih menarik minat pengusaha untuk dikembangkan, karena rasanya lebih

manis dari jenis isi berwarna putih. Jenis ini adalah jenis hybrid dari Taiwan.

(Suartha, 2009). Prospek buah naga di pasar domestik cukup baik karena

penggemarnya berangsur-angsur meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dengan

semakin banyaknya buah naga di supermarket atau pasar swalayan di

beberapa kota di Indonesia. Pada pertengahan tahun 2000, buah naga yang di

impor dari Thailand banyak ditemukan di beberapa swalayan di Jakarta, dan

lambat laun merambah hingga ke beberapa kota besar di Indonesia seperti

Surabaya, Denpasar, dan Semarang (Kristanto, 2008). Kebun buah naga di

Kabupaten Malang ditemukan di Kecamatan Bululawang, Kecamatan

Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Kalipare, Kecamatan Kromengan dan di

Kecamatan Kepanjen. Tanaman buah naga di Kecamatan Kepanjen sebagai lokasi

penelitian banyak ditemukan dalam bentuk tanaman pengisi pekarangan rumah

dalam jumlah yang kecil. Tetapi meskipun demikian usahatani buah naga di

Kecamatan Kepanjen perlu dilakukan analisis kelayakan untuk mengukur tingkat

kelayakan usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen.

Buah naga tidak memiliki daya simpan yang lama atau cepat rusak,

kerusakan bisa berupa kerusakan mekanis yang di akibatkan oleh kesalahan

perlakuan saat pemanenan buah maupun kerusakan fisiologis akibat aktivitas buah

itu sendiri. Untuk itu, pengolahan lebih lanjut dilakukan agar umur simpan bisa

menjadi lebih lama meskipun sudah berubah kedalam bentuk produk olahan, di

samping itu juga agar nilai jual dari buah naga itu sendiri bisa menjadi lebih

tinggi. Pengolahan buah naga di Kecamatan Kepanjen dilakukan oleh UD. Indra

Rasa Kurnia.

UD. Indra Rasa Kurnia merupakan badan usaha atau produsen yang buah

naga yang sekaligus melakukan kegiatan pengolahan buah naga menjadi olahan

produk minuman sari buah naga. Badan usaha ini bertempat di Desa Talangagung,

Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Kegiatan pengolahan dilakukan karena

rendahnya harga jual buah naga di tingkat petani saat panen, sehingga harus ada

cara bagaimana meningkatkan nilai jual buah naga, yaitu dengan cara merubahnya

kedalam bentuk lain yang menarik bagi konsumen.

Berdasarkan uraian di atas, dirasa penting dilakukan penelitian tentang

kelayakan usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen dan analisis nilai tambah agroindustri minuman buah naga yang di lakukan oleh UD. Indra Rasa Kurnia

untuk mengetahui berapa tingkat kelayakan usahatani buah naga dan berapa nilai

tambah yang di dapatkan dari usaha pengolahan buah naga, jika memang layak

usaha ini bisa dilanjutkan tetapi bila tidak harus ada pengolahan lain yang yang

bisa membuat perusahaan mendapatkan keuntungan.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

iii

Tujuan dalam penelian ini antara lain: (1) Menganalisis kelayakan usaha

tani buah naga di Kecamatan Kepanjen. (2) Menganalisis kelayakan usaha

pengolahan minuman sari buah naga di UD. Indra Rasa Kurnia. (3) Menganalisis

nilai tambah yang diperoleh dalam pengolahan buah naga menjadi minuman sari

buah naga di UD. Indra Rasa Kurnia.

Metode penentuan Kecamatan Kepanjen sebagai lokasi penelitian analisi

kelayakan usahatani dilakukan secara purposive, sesuai tujuan penelitian untuk

mengetahui tingkat kelayakan usahatani buah naga, disamping itu karena di

Kecamatan Kepanjen terdapat perusahaan pengolahan buah naga. Penentuan

sampel petani buah naga di Kecamatan Kepanjen menggunakan metode sensus

yaitu menjadikan semua populasi sebagai sampel karena sedikitnya jumlah petani

buah naga di kecamatan ini yaitu hanya 5 orang. Sedangkan pemilihan lokasi

penelitian kelayakan usaha dan nilai tambah juga dilakukan secara purposive,

penelitian dilakukan di agroindustri minuman sari buah naga UD. Indra Rasa

Kurnia dengan pertimbangan perusahaan ini memiliki kebun buah naga milik

pribadi dan kemudian mengolah sebagian hasil panen menjadi produk buah naga

olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung,

Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

April 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya, penerimaan,

keuntungan, kelayakan usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen, serta

menganalisis biaya, penerimaan, keuntungan, kelayakan usaha dan nilai tambah

sari minuman buah naga. Analisis kelayakan usahatani buah naga menggunakan

analisis NPV, IRR, Net B/C Ratio dan Payback Periode, analisis kelayakan

agroindustri menggunakan analisis R/C Ratio. Sedangkan analisis nilai tambah

yang digunakan adalah analisis nilai tambah metode Hayami.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai NPV dari usahatani buah naga di

Kecamatan Kepanjen selama 15 tahun pada tingkat suku bunga 6,25% (Suku

bunga deposito Bank Jatim) diperoleh nilai sebesar Rp 503.532.374, nilai Net B/C

Ratio sebesar 4,14 dan IRR sebesar 25,96%. Semua kriteria tersebut menunjukkan

bahwa usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen layak dijalankan dengan nilai

payback periode sebesar 4,68 tahun atau 4 tahun 8 bulan. Sedangkan tingkat

kelayakan agroindustri minuman sari buah naga menunjukkan nilai R/C Ratio

sebesar 1,21 yang artinya agroindustri ini layak dijalankan. Hasil analisis nilai

tambah agroindustri minuman sari buah naga ini diperoleh nilai rasio nilai tambah

sebesar 29,53% yaitu dengan nilai tambah sebesar Rp 11.517,50,-/kg bahan baku.

Nilai tambah yang diperoleh agroindustri ini termasuk dalam kategori sedang.

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

iv

ABSTRACT

NURUL FAIZIN. 105040113111006. Feasibility Analysis of Red Dragon Fruit

Farming (Hylocereus polyrhizus) and Added Value of Dragon Fruit Essence

Drinks Agroindustry (Case in Kecamatan Kepanjen and UD Indra Rasa Kurnia

Talangagung Village, Kepanjen Sub District, Malang Regency). Under the

Guidance of Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, M.S. as the main supervisor and Dwi

Retno Andriani. SP., MP. as a second supervisor.

Dragon fruit is a kind of nightblooming cactus. Derived from Latin

America, Chile, Argentina, Peru and Mexico. Red Dragon fruit is more interesting

to the entrepreneurs to be developed, because it tastes is sweeter than the white

drafgon fruits. This type is a hybrid type from Taiwan. (Suartha, 2009). The

prospect of dragon fruit in the domestic market is quite good as its fans gradually

increase. This can be seen by the large amount of dragon fruit at supermarkets in

several cities in Indonesia. In 2000, dragon fruit imported from Thailand was

found at some supermarkets in Jakarta, and gradually extended to several major

cities in Indonesia such as Surabaya, Denpasar, and Semarang (Kristanto, 2008).

In Malang, the dragon fruit farm is found in Bululawang Sub-District,

Sumbermanjing Wetan Sub-District, Kalipare Sub-District, Kromengan Sub-

district and Kepanjen Sub-district. Dragon fruit plants in Kepanjen Sub-district as

research sites are found in as home filler plants in small quantities. But even so

dragon fruit farming in Kepanjen Sub-district needs to be analyze to measure the

feasibility level of dragon fruit farming in Kepanjen Sub-district.

Dragon fruit does not have a long time of store or quickly damaged, the

damage can be mechanical damage caused by mistakes when harvesting fruit and

physiological damage due to the activity of the fruit itself. For that, further

processing is needed so that life store can be longer although it has changed into

the form of processed products, in addition to increase the value of the dragon

fruit. Dragon fruit processing in Kecamatan Kepanjen done by UD. Indra Rasa

Kurnia.

UD. Indra Rasa Kurnia is a business entity or producer that develope the

dragon fruit farming and also have dragon fruit processing activity to process

dragon fruit into juice product. This business entity is located in Talangagung

Village, Kepanjen Sub-district, Malang Regency. Processing is needed because of

the low price of dragon fruit at farmer level during harvest, so there must be a way

how to increase dragon fruit value, that is by changing it into another form that

appeals to the consumer.

Based on the above description, it is important to do research on analysis of

business feasibility and value added at dragon fruit drink agroindustry which is

done by UD. Indra Rasa Kurnia to know the faesibility level of dragonfruit

farming and how much added value obtained from the dragon fruit processing

business, if it is feasible this business can be continued but if not faesible there

should be other processing which can make the company profit. The objectives of this research are: (1) To analyze the feasibility of dragon

fruit farming business in Kepanjen Sub-district. (2) To analyze feasibility of

dragon fruit juice processing business in UD. Indra Rasa Kurnia. (3) Analyze the

added value obtained in processing dragon fruit into dragon fruit juice drink in

UD. Indra Rasa Kurnia.

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

v

Location determination method at UD. Indra Rasa Kurnia is done

purposively, with the consideration that this agroindustry has a dragon fruit farm

with an area of 13.000 m2. Sample determination method of dragon fruit farmer in

Kecamatan Kepanjen using census method because at least number of dragon fruit

farmers in this district that is only 5 people. This study aims to analyze the cost,

income, profit, feasibility of dragon fruit farming in Kepanjen Sub-district, and

analyze the cost, revenue, profit, business feasibility and value added of dragon

fruit juice. Feasibility analysis of dragon fruit farming using NPV analysis, IRR,

Net B/C Ratio and Payback Period, agroindustry feasibility analysis using R/C

Ratio analysis. While the added value analysis used is the value added analysis of

Hayami method.

The results showed that the NPV value of dragon fruit farming in Kepanjen

Sub-district for 15 years at the interest rate of 6.25% (Interest Rate of Bank Jatim

deposit) obtained of Rp 503.532.374, Net B/C Ratio value of 4,14 And IRR of

25.96%. All these criteria indicate that the dragon fruit farm in Kepanjen Sub-

district is feasible to be developed. While the payback period value is 4.68 years

or 4 years 8 months. While the feasibility level of dragon fruit essence drinks

agroindustry shows the value of R/C Ratio of 1.21 which means that this

agroindustry is feasible to be developed. The results of value added analysis of

dragon fruit juice agroindustry obtained value added ratio of 29.53% with added

value of Rp 11,517.50, - / kg of raw materials. The added value obtained by this

agroindustry is in the medium category.

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan ma’unah dan taufiq-Nya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul

“Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Dan

Nilai Tambah Agroindustri Minuman Sari Buah Naga (Kasus Di Kecamatan

Kepanjen dan UD. Indra Rasa Kurnia Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen

Kabupaten Malang).

Buah naga yang selama ini lebih sering dikonsumsi sebagai buah segar,

memiliki umur simpan yang sebentar, karena itu pengolahan lebih lanjut

diharapkan dapat membuat buah naga menjadi produk yang bisa bertahan lebih

lama. Pengolahan buah naga menjadi minuman sari buah adalah salah satu bentuk

usaha dalam bidang agroindustri, dalam melakukan usaha tujuan utama adalah

memperoleh keuntungan, dalam skripsi ini akan dilakukan analisis kelayakan

usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen, analisis kelayakan pengolahan buah

naga mulai dari analisis biaya, kelayakan usaha dan analisis nilai tambah dari

produk sari minuman buah naga.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan

skripsi ini, sehingga bisa bermanfaat bagi setiap pihak yang membutuhkan.

Malang, Juli 2017

Nurul Faizin

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Malang, Jawa Timur

pada tanggal 01 April 1992. Penulis merupakan putra ke 9

dari 9 bersaudara dengan Ayah bernama Maizun dan Ibu

Masada.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di

Madrasah Ibtidaiyah Azharul Ulum I Brongkal (1998-2004),

dan melanjutkan ke jenjang sekolah menengah di SMPN 2 Gondanglegi (2004-

2007), kemudian meneruskan studi ke sekolah menengah atas di SMAN 1

Kepanjen sekaligus menjadi santri di Pesantren Syarif Hidayatullah Kepanjen

(2007-2010). Pada tahun 2010 penulis melanjutkan studi kuliahnya di Universitas

Brawijaya, mengambil studi Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis,

Fakultas Pertanian. Dan pada tahun yang sama juga menjadi santri di Lembaga

Tinggi Pesantren Luhur Malang.

Penulis aktif dalam Majelis Santri Lembaga Pesantren Luhur Malang pada

tahun 2011-2013 pada Divisi Litbang, kemudian penulis sempat menjabat sebagai

Kepala Madrasah Diniyah At-Tahdzibiyyah (2013-2015) sekaligus menjadi

pengajar sejak 2013 sampai dengan tahun 2017. Penulis juga menjadi pembina

MTQ cabang Khat (Kaligrafi) untuk kafilah Fakultas Pertanian Brawijaya mulai

2013-2015.

Prestasi yang pernah diraih penulis yaitu pada tahun 2009 sebagai juara III

MTQ Kabupaten Malang pada cabang Khat, Juara III MTQ Kota Blitar pada

cabang yang sama pada tahun 2010, Juara I MTQ Universitas Brawijaya sebagai

kafilah dari Fakultas Pertanian juga pada cabang Khat pada tahun 2012.

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................... ii

ABSTRACT .................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................ viii

DAFTAR TABEL........................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rmusan Masalah ....................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu ..................................................... 5

2.2 Buah Naga ................................................................................. 7

2.3 Tinjauan Teori Usahatani .......................................................... 8

2.4 Agroindustri 9

2.4.1 Definisi Agroindustri 9

2.4.2 Peranan Agroindustri 9

2.4.3 Kendala dalam Pengembangan Agroindustri 10

2.5 Konsep Biaya, Penerimaan dan Keuntungan 10

2.5.1 Definisi Biaya 10

2.5.2 Klasifikasi Biaya 11

2.5.3 Analisis Penerimaan dan Keuntungan 14

2.6 Tinjauan Kelayakan Usaha 14

2.6.1 Analisis Jangka Pendek 15

2.6.2 Analisis Jangka Panjang 17

2.7 Tinjauan Nilai Tambah 18

2.7.1 Pengertian Nilai Tambah 18

2.7.2 Metode Hayami 19

III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 23

3.2 Hipotesis .................................................................................. 27

3.3 Batasan Masalah ....................................................................... 27

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................ 28

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penentuan Lokasi ......................................................... 31

4.2 Metode Penentuan Key Informan ............................................... 31

4.3 jenis dan Sumber Data .............................................................. 31

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

ix

4.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 32

4.5 Metode Analisis Data ................................................................. 33

4.5.1 Analisis Deskriptif ........................................................... 33

4.5.2 Analisis Kuantitatif .......................................................... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................ 41

5.2 Gambaran Usahatani Buah Naga .............................................. 43

5.3 Karakteristik Petani Resonden ................................................... 45

5.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................... 45

5.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ......................................................................... 45

5.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Usahatani ........................................................................... 46

5.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Kepemilikan

Lahan ................................................................................. 46

5.4 Profil Perusahaan ....................................................................... 47

5.4.1 Sejarah UD. Indra Rasa Kurnia ........................................ 47

5.4.2 Struktur Organisasi .......................................................... 48

5.5 Aliran Kas Usahatani Buah Naga ............................................. 52

5.5.1 Biaya Usahatani Buah Naga di Kecamatan Kepanjen

Selama 15 tahun ............................................................... 52

5.5.2 Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Buah Naga .......... 58

5.5.3 Hasil Analisis Kriteria Investasi Usahatani Buah Naga ... 61

5.6 Analisis Biaya, Penerimaan, Keuntungan dan Kelayakan

Agroindustri Minuman Sari Buah Naga ................................... 62

5.6.1 Analisis Biaya .................................................................. 62

5.6.2 Analisis Penerimaan ......................................................... 66

5.6.3 Analisis Keuntungan ........................................................ 66

5.6.4 Analisis BEP (Break Even Point) .................................... 67

5.6.5 Analisis Kelayakan (R/C Ratio) ....................................... 68

5.7 Analisis Nilai Tambah .............................................................. 69

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan ............................................................................... 73

6.2 Saran .......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 75

LAMPIRAN .......................................................................................... 78

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Perhitungan Nilai tambah Metode Hayami ............ 20

2. Definisi operasional dan Pengukuran Variabel ......................... 28

3. Data Penduduk Kecamatan Kepanjen Berdasarkan Mata

Pencaharian ................................................................................. 42

4. Data Jenis Lahan Pertanian di Kecamatan Kepanjen .................. 42

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................ 45

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........ 46

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani ... 46

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Kepemilikan

Lahan ........................................................................................... 46

9. Rata-rata Biaya Investasi Usahatani Buah Naga di Kecamatan

Kepanjen per hektar..................................................................... 53

10. Rata-rata Biaya Pupuk Dalam Usahatani Buah Naga per

Hektar .......................................................................................... 55

11. Rata-rata Biaya Pestisida Usahatani Buah Naga per Hektar ....... 56

12. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Buah Naga di

Kecamatan Kepanjen per Hektar ................................................. 57

13. Rata-rata Penerimaan Usahatani Buah Naga per Hektar............. 59

14. Rata-rata Pendapatan Usahatani Buah Naga per Hektar ............. 60

15. Hasil Rata-rata Analisis Kelayakan Investasi ............................. 61

16. Biaya Tetap Produksi Minuman sari buah naga di UD. Indra

Rasa Kurnia ................................................................................. 63

17. Biaya Variabel Produksi Minuman sari buah naga pada UD.

Indra Rasa Kurnia, Tahun 2017 ................................................. 64

18. Biaya Total Produksi Minuman sari buah naga (Satu Kali

Proses Produksi) pada Di UD. Indra Rasa Kurnia ..................... 65

19. Penerimaan Minuman sari buah naga pada di UD. Indra Rasa

Kurnia, Tahun 2017 ..................................................................... 66

20. Keuntungan Minuman sari buah naga pada Di UD. Indra Rasa

Kurnia, Tahun 2017 ..................................................................... 66

21. Analisis Break Even Point Minuman Sari Buah Naga pada UD.

Indra Rasa Kurnia, Tahun 2017 .................................................. 67

22. Nilai R/C Ratio Minuman sari buah naga pada Di UD. Indra

Rasa Kurnia, Tahun 2017 ............................................................ 69

23. Nilai Tambah Minuman sari buah naga (Satu Kali Produksi) di

UD. Indra Rasa Kurnia ................................................................ 70

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kurva Total Fixed Cost (TFC) .................................................... 11

2. Kurva Total Variable Cost(TVC) ............................................... 13

3. Kurva Total Cost (TC) ................................................................ 13

4. Titik Impas atau Break Even Point ............................................. 16

5. Kerangka Pemikiran Analisis Nilai Tambah dan Kelayakan

Usaha Produk Sari Buah Naga di UD. Indra Rasa Kurnia. ......... 26

6. Struktur Organisasi UD. Indra Rasa Kurnia ................................ 48

7. Proses Pembuatan Minuman sari buah naga pada UD. Indra

Rasa Kurnia ................................................................................. 52

8. Kurva Break Even Point (BEP) Di UD. Indra Rasa Kurnia ........ 68

9. Distribusi Nilai Tambah Bagi Pendapatan Tenaga Kerja serta

Keuntungan pada Produksi Minuman sari buah naga Di UD.

Indra Rasa Kurnia per Proses Produksi ....................................... 71

10. Distribusi Balas Jasa untuk Faktor Produksi pada Produksi

Minuman sari buah naga di UD. Indra Rasa Kurnia per Proses

Produksi ....................................................................................... 72

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Rata-rata Biaya Pemeliharaan Usahatani Buah Naga di

Kecamatan Kepanjen per Hektar ................................................... 78

2. Rata-rata Biaya Pemanenan Usahatani Buah Naga di Kecamatan

Kepanjen per hektar ...................................................................... 79

3. Cashflow Usahatani Buah Naga ................................................... 80

4. Perhitungan NPV, BC Ratio, IRR dan Payback Period Usahatani

Buah Naga Sari ............................................................................. 83

5. Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Minuman Sari Buah Naga

UD. Indra Rasa Kurnia per Proses Produksi ................................. 85

6. Biaya Sewa dan Tagihan dan Biaya Tetap Total Produksi

Minuman Sari Buah Naga UD. Indra Rasa Kurnia per Proses

Produksi ......................................................................................... 86

7. Biaya Variabel dan Biaya Total Minuman Sari Buah Naga per

Satu Kali Proses Produksi ............................................................. 87 8. Analisis Break Even Point dan kelayakan usaha. ........................ 88

9. Dokumentasi .................................................................................. 89

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian tidak dapat hanya dikembangkan dari satu sisi saja,

tetapi harus dipandang dari dua pokok utama yang terintegrasi dan tidak bisa

dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm agriculture/

agribusiness) yang merupakan kegiatan usahatani yang menggunakan sarana dan

prasarana produksi (input factors) untuk menghasilkan produk pertanian primer;

kedua, pilar pertanian sekunder (down-stream agriculture/ agribusiness) sebagai

kegiatan meningkatkan nilai tambah produk pertanian primer melalui

pengolahan (agroindustri) beserta distribusi dan perdagangannya (Baroh, 2007).

Pengembangan agribisnis di Indonesia pada saat ini sangatlah potensial. Hal

ini terlihat dalam program pembangunan agribisnis yang dijalankan pemerintah

dewasa ini. Pembangunan pertanian modern dalam arti petani sebagai pelaku

dalam mengelola usahataninya dituntut untuk lebih mengarah kepada orientasi

bisnis walaupun belum mencapai taraf optimal. Salah satu jenis komuditi

hortikultura yang dapat dikembangkan untuk orientasi agribisnis adalah tanaman

buah naga.

Buah naga atau dikenal dengan dragon fruit adalah sejenis tanaman kaktus

nightblooming cactus. Berasal dari Amerika Latin, Chile, Argentina, Peru dan

Mexico. Jenis/varietas buah naga yang ada antara lain buah naga berkulit merah

dengan daging buah berwarna putih, buah naga berkulit merah dengan daging buah

berwarna merah dan buah naga berkulit kuning dengan daging berwarna putih, serta

buah naga super merah. Kini jenis buah naga berdaging buah merah lebih menarik

minat pengusaha untuk dikembangkan, karena rasanya lebih manis dari jenis isi

berwarna putih. Jenis ini adalah jenis hybrid dari Taiwan. (Suartha, 2009).

Prospek buah naga di pasar domestik cukup baik karena penggemarnya

berangsur-angsur meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin

banyaknya buah naga di supermarket atau pasar swalayan di beberapa kota di

Indonesia. Pada pertengahan tahun 2000, buah naga yang di impor dari Thailand

banyak ditemukan di beberapa swalayan di Jakarta, dan lambat laun merambah

hingga ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Denpasar, dan

Semarang (Kristanto, 2008). Kebun buah naga di Malang ditemukan di Kecamatan

Bululawang, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Kalipare, Kecamatan

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

2

Kromengan dan di Kecamatan Kepanjen. Tanaman buah naga di Kecamatan

Kepanjen sebagai lokasi penelitian banyak ditemukan dalam bentuk tanaman

pengisi pekarangan rumah dalam jumlah yang kecil. Tetapi meskipun demikian

usahatnai buah naga di Kecamatan Kepanjen perlu dilakukan analisis kelayakan

untuk mengukur tingkat kelayakan usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen.

Buah naga sama seperti kebanyakan produk hortikultura lainnya, buah naga

tidak memiliki daya simpan yang lama atau cepat rusak, kerusakan bisa berupa

kerusakan mekanis yang di akibatkan oleh kesalahan perlakuan saat pemanenan

buah maupun kerusakan fisiologis akibat aktivitas buah itu sendiri. Poerwoko dan

Fitradesi (2000) menyatakan bahwa sepertiga produk hortikultura dunia tidak dapat

dikonsumsi karena rusak. Buah merupakan struktur hidup yang akan mengalami

perubahan fisik dan kimia setelah dipanen. Untuk itu, pengolahan lebih lanjut

dilakukan agar umur simpan bisa menjadi lebih lama meskipun sudah berubah

kedalam bentuk produk olahan, di samping itu juga agar nilai jual dari buah naga

itu sendiri bisa menjadi lebih tinggi.

Pengolahan buah naga juga potensial karena masih banyaknya masyarakat

mengkonsumsi buah naga masih dalam bentuk buah segar saja, difersifikasi produk

olahan buah naga setidaknya akan menambah ketertarikan masyarakat untuk

mengkonsumsi buah naga, sehingga permintaan buah naga dapat ditingkatkan

dengan banyaknya produk olahan buah naga. Pengolahan buah naga di Kecamatan

Kepanjen dilakukan oleh UD. Indra Rasa Kurnia.

UD. Indra Rasa Kurnia merupakan badan usaha atau produsen yang

melakukan usahatani buah naga dan sekaligus melakukan kegiatan pengolahan

buah naga menjadi olahan produk minuman sari buah naga. Badan usaha ini

bertempat di Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Kegiatan pengolahan dilakukan karena rendahnya harga jual buah naga di tingkat

petani saat panen, sehingga harus ada cara bagaimana meningkatkan nilai jual buah

naga, yaitu dengan cara merubahnya kedalam bentuk lain yang menarik bagi

konsumen. Selain itu umur simpan buah naga yang singkat, sementara buah naga

ketika panen raya akan sangat melimpah, sangat beresiko menjadi rusak, hal ini

membuat perusahaan mengambil langkah pengolahan untuk meningkatkan umur

simpan buah naga.

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

3

Berdasarkan uraian di atas, dirasa penting dilakukan penelitian tentang

kelayakan usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen dan analisis nilai tambah

agroindustri minuman buah naga yang di lakukan oleh UD. Indra Rasa Kurnia

untuk mengetahui berapa tingkat kelayakan usahatani buah naga dan berapa nilai

tambah yang di dapatkan dari usaha pengolahan buah naga, jika memang layak

usaha ini bisa dilanjutkan tetapi bila tidak harus ada pengolahan lain yang yang bisa

membuat perusahaan mendapatkan keuntungan.

1.2 Rumusan Masalah

Kebun Buah naga di Kabupaten Malang dapat ditemukan di Kecamatan

Bululawang, Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Ngajum, Kecamatan Kromengan,

Kecamatan Kalipare dan dalam jumlah yang kecil ditemukan di Kecamatan

Kepanjen dalam bentuk tanaman pengisi pekarangan, meskipun kebun buah naga

dapat ditemukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Malang, hanya ada satu

agroindustri pengolahan buah naga yaitu UD. Indra Rasa Kurnia yang berada di

Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen.

UD. Indra Rasa Kurnia pada awalnya hanya melakukan kegiatan usahatani

buah naga saja tanpa ada kegiatan pengolahan buah naga, dan kebun milik

perusahaan berada di luar Kecamaan Kepanjen, yaitu di Desa Palaan Kecamatan

Ngajum, dan di Desa Kromengan yang berada di Kecamatan Kromengan. Tetapi

ketika buah naga mulai berproduksi buah, kebun buah naga milik perusahaan ini

hasil panennya belum terserap pasar dengan baik dan harganya rendah, mengingat

umur simpan buah yang dihasilkan cukup singkat, harga yang rendah saat panen

raya, dan masih banyaknya konsumen yang mengkonsumsi buah naga hanya

sebagai buah meja, maka UD. Indra Rasa Kurnia melakukan pengolahan buah naga

yang dihasilkan di kebun menjadi produk olahan buah naga, yaitu minuman sari

buah naga dengan tujuan dapat meningkatkan umur simpan dan meningkatkan nilai

penjualan dari buah naga itu sendiri.

Salah satu tujuan agroindustri adalah untuk mendapatkan keuntungan, karena

itu perlu dilakukan analisis biaya, kelayakan usaha dan nilai tambah dari

agroindustri pengolahan buah naga supaya perusahaan mampu mengukur tingkat

kelayakan dan nilai tambah dari produk olahannya, disamping itu keberadaan petani

buah naga yang ada di Kecamatan Kepanjen yang meskipun lahan usahatani buah

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

4

naga yang ada masih sebatas tanaman pengisi pekarangan rumah, namun karena

kegiatan usahatani buah naga ini sudah berorientasi untuk mendapatkan keuntungan

dengan menjual hasil buah naga, maka perlu dilakukan analisis kelayakan

usahatani.

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan dalam penelitian ini antara lain:

1. Apakah usahatani buah naga di kecamatan Kepanjen layak di usahakan?

2. Apakah pengolahan buah naga menjadi minuman sari buah naga di UD. Indra

Rasa Kurnia layak dikembangkan?

3. Berapakah nilai tambah yang diperoleh oleh UD. Indra Rasa Kurnia dalam

pengolahan buah naga menjadi minuman sari buah naga?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis kelayakan usaha tani buah naga di kecamatan Kepanjen.

2. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan minuman sari buah naga di UD. Indra

Rasa Kurnia.

3. Menganalisis nilai tambah yang diperoleh dalam pengolahan buah naga menjadi

minuman sari buah naga di UD. Indra Rasa Kurnia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Dapat menambah wawasan untuk berfikir kritis dan sistematis dalam

menyelesaikan persoalan, khususnya dalam ruang lingkup penelitian dan

sebagai sarana dalam menerapkan teori yang telah didapatkan saat perkuliahan

dan menerapkannya dilapang.

2. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi pelaku usahatani buah naga dan

agroindustri sari buah naga.

3. Sebagai bahan kajian bagi para peneliti lain mengenai permasalahan yang

berhubungan dengan analisis kelayakan usahatani buah naga, analisis nilai

tambah dan kelayakan usaha agroindustri dimasa mendatang.

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu

Kajian tentang kelayakan usaha pernah dilakukan oleh beberapa penelitian

terdahulu, adapaun penelitian tersebut pernah dilakukan oleh Varalakshmi (2015).

Analisis yang digunakan adalah NPV, B-C Ratio, IRR dan PP, Analisis ini

dilakukan pada investasi usaha pengolahan untuk produk ayam, hasil analisis

menunjukkan bahwa usaha pengolahan (skala sedang) secara ekonomi layak

dengan nilai NPV sebesar Rs. 44,74 lakh dan IRR sebesar 31% dan bilai B-C Ratio

1,78. Usaha pengolahan ini akan mengembalikan investasinya dalam waktu kurang

dari 3 tahun (2,72).

Selain itu penelitian tentang kelayakan juga dilakukan oleh Sharma et al

(2012). Studi ini mengeksplorasi analisis kelayakan ekonomi tanaman bunga yang

dominan dibudidayakan di Himachal Pradesh India, menggunakan analisis NPV,

B-C Ratio dan IRR. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis masalah dan

prospek Industri florikultur di negara bagian. Net Present Value (NPV) tanaman

bunga yang berbeda adalah positif dan berkisar Antara 30-44 lakhs. Benefit cost

ratio (BCR) diperkirakan masing-masing mencapai 2,37, 2,01, 1,89, 2,39 dan 2,89

untuk anyelir, gerbera, lilium, krisan dan mawar, masing-masing. Nilai semua

bunga ternyata lebih tinggi dari 70 persen untuk masing-masing jenis bunga. Degan

demikian usaha budidaya bunga di Himachal Pradesh dapat dikatakan layak untuk

dikembangkan.

Kajian tentang analisis nilai tambah dan kelayakan usaha suatu produk

sudah pernah dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu, adapun penelitian

tersebut pernah dilakukan oleh Djoni (2013). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengolahan gula aren dari KBU PKBM Al-Mubarokah; Menganalisis

total biaya produksi, keuntungan, dan kelayakan gula aren; untuk menghitung BEP

dan nilai tambah agroindustri gula aren sebagai diversifikasi nira aren. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah casestudy gula kristal SGU dari PKBM Al

Barokah di Desa Cikuya, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya.

Responden ditentukan dengan menggunakan teknik sampel sensus untuk seluruh

30 anggota petani gula kristal SGU dari PKBM Al - Barokah.

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

6

Berdasarkan hasil dan pembahasannya, maka dihitung secara finansial,

groindustri gula aren sangat menguntungkan karena volume produksi aktual

mingguan 52,5 kg Dan pendapatan aktual mingguan Rp 787.702,00 di atas BEP

baik untuk unit produksi maupun uang. Volume produksi BEP mingguan tercatat

sebesar 1,39 kg dengan pendapatan Rp 20,702.00, agroindustri kristal gula aren

secara efisien dilakukan dengan rasio R / C lebih besar dari 1,86. Nilai tambah itu

dihasilkan dari pengolahan getah aren menjadi kristal gula sebesar Rp 2.834,00 per

liter, Rp 810.00 merupakan biaya tenaga kerja, dan Rp 2.024,00 merupakan

keuntungan.

Analisis nilai tambah juga dilakukan Irawan (2009), metode analisis data

yang digunakan dalam penelitiannya adalah analisis deskriptif dan analisis

kuantitatif. Analisis kuantitatif meliputi : (1) analisis nilai tambah, (2) analisis

penerimaan keuntungan, dan (3) analisis efisiensi usaha. Hasil penelitian

menunjukkan nilai tambah rata-rata per proses produksi yang dihasilkan oleh

agroindustri kerupuk jagung sebesar Rp. 15.448,65/kilogram bahan baku atau

sebesar 65,88% dari nilai produksi. Imbalan tenaga kerja yang diterima sebesar Rp.

8.763,02 atau 58,29% dan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 6.685,63 atau

41,7% dari nilai tambahya. Nilai R/C ratio yaitu 1,29 sehingga dapat diketahui

bahwa agroindustri kerupuk jagung di Desa Belah telah efisien, sehingga

agroindustri ini mempunyai potensi untuk dikembangkan.

Menurut Okvitawati (2003), tentang analisis pendapatan dan nilai tambah

pada produk olahan komoditas kedelai, studi kasus agroindustri di Desa Ngadirejo

Kecamatan Kota Kediri,. Ditinjau dari RC ratio rata-rata untuk skala usaha rumah

tangga adalah sebesar 1,23 dan untuk skala kecil 1.18. Rata-rata BEP unit sekali

proses produksi pada skala usaha rumah tangga adalah 3.64 kg tahu dan untuk skala

usaha kecil sebesar 5.64 kg tahu. Rata-rata BEP rupiah pada skala usaha rumah

tangga adalah Rp 21.615,32 dan untuk skala kecil adalah Rp 50.534,54. Sedangkan

rata-rata produktivitas tenaga kerja secara nilai tambah perminggu untuk skala

usaha rumah tangga adalah sebesar Rp 262.340 dan untuk skala usaha keeil sebesar

Rp 209,400, Dengan menggunakan analisis nilai tambah dapat diketahui rata-rata

nilai tambah perkilogram kedelai skala rumah tangga adalah Rp 4206,5 dan untuk

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

7

skala usaha kecil sebesar Rp 4.921.85. Dari uraian diatas menunjukkan bahwa

agroindustri tahu sudah cukup efisien dan layak untuk dikembangkan,

Dari penelitian diatas, terdapat beberapa persamaan dalam analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini, untuk analisis kelayakan usaha menggunakan

metode NPV, B-C Ratio, IRR dan PP. Sedangkan dalam metode analisi nilai

tambah menggunakan metode Hayami, dilengkapi dengan analisi lain seperti

analisis analisis keuntungan serta analisis efisiensi usaha (R/C Ratio).

2.2 Buah Naga

Buah naga adalah tanaman sejenis pohon kaktus. Buah naga berasal dari

Meksiko, Amerika Selatan dan juga Amerika Tengah namun dalam

perkembangannya buah naga sudah ditanam secara komersial di Vietnam, Taiwan,

Malaysia, Australia, dan bahkan di Indonesia. Nama asing dari buah naga adalah

Dragon Fruit, dalam bahasa latin buah naga dikenal dengan sebutan Phitahaya.

Daging buah naga ada yang berwarna putih, merah, atau ungu dengan taburan biji-

biji berwarna hitam yang bisa dimakan (Idawati, 2012).

Tanaman buah naga telah dibudidayakan di pulau Jawa. Di Jawa Timur

seperti di Jember, Malang, Pasuruan dan daerah lainnya. Bentuk buah naga unik

dan menarik, kulitnya merah dan bersisik hijau mirip sisik naga sehingga

dinamakan buah naga atau dragon fruit. Ada empat jenis buah naga yang

dikembangkan di Indonesia, yaitu Hylocereus undatus (buah naga kulit merah

daging putih), Hylocereus costaricensis (buah naga kulit merah daging super

merah), Hylocereus polyrhizus (buah naga kulit merah daging merah), Selenicereus

megalanthus (buah naga kulit kuning daging putih) (Cahyono, 2009).

Dalam 100 g buah naga merah , kandungan airnya cukup tinggi yaitu 82,5-

83 g, serat 0,7-0,9 g, betakaroten 0,005-0,012 g, kalsium 6,3-8,8 mg, zat besi 0,55-

0,65 mg, fosfor 30,2-36,1 mg, protein 0,16-0,23 g, lemak 0,21-0,61 g, beragam

vitamin seperti B1 sebanyak 0,28-0,30 mg, vitamin B2 0,043-0,045 mg, vitamin C

8-9 mg dan kandungan niasin sebanyak 1,297-1,300 mg. (Gunasena dan

Pushpakumara, 2006).

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

8

2.3 Tinjauan Teori Usahatani

Menurut Soekartawi (1995), usahatani diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara

efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu

tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan

sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila

pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi

masukan (input). Ditambahkan Mosher (1968) dalam Shinta (2012) mengatakan

bahwa usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada

tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air,

perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-

bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya.

Menurut Kadarsan (1993), ilmu usahatani merupakan ilmu yang mengatur

suatu tempat di mana seseorang atau beberapa orang mengelola unsur-unsur

produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan tujuan

berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian. Ditambahkan oleh

Shinta (2012), ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau

mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal dan

manajemen) secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh

hasil maksimal.

Menurut Shinta (2012) analisis usahatani adalah suatu alat analisis yang

bertujuan untuk melihat keadaan finansial suatu proyek usahatani. Melalui analisis

usahatani akan diperoleh gambaran mengenai efisiensi dan profitabilitas dari

proyek usahatani yang pada dasarnya analisis usahatani didasarkan pada azas

perbedaan antara manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang telah

dikorbankan selama usia ekonomi proyek. Dalam usahatani terdapat struktur

usahatani yang diperlukan di segala informasi mengenai rincian manfaat yang

diperoleh serta biaya yang akan di korbankan pada proyek usahatani. Akan tetapi

rincian informasi tersebut sangat tergantung pada struktur usahatani dan struktur

usahatani harus ditentukan terlebih dahulu.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

9

Pengertian usahatani tersebut, dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan

dalam menganalisis kegiatan usahatani buah naga di daerah penelitian sehingga

dapat ditarik kesimpulan bagaimana usahatani buah naga di daerah penelitian.

2.4 Agroindustri

2.4.1 Definisi Agroindustri

Agroindustri adalah cabang industri yang berhubungan langsung dengan

bidang pertanian, karena kegiatan di dalam industri ini adalah mengolah atau

mengubah hasil pertanian menjadi produk jadi maupun setengah jadi yang tujuan

utamanya adalah meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian itu sendiri.

Menurut Soekartawi (1995), agroindustri memiliki dua arti, pertama,

agroindustri merupakan industri yang berbahan baku utama dari hasil pertanian,

dari konteks ini agroindustri ditekankan pada food processing management dalam

perusahaan produk olahan berbahan baku hasil pertanian. Kedua, agroindustri

sebagai tahapan pembangunan sebagai tindak lanjut dari pembangunan pertanian,

tapi belum sampai dalam tahapan pembangunan industri.

Ahli lain menyebutkan bahwa agoindustri merupakan perpaduan antara

pertanian dan industri, yang mana keduanya menjadi sistem pertanian berbasis

industri yang bergerak dalam penanganan pasca panen (Hanani et al, 2003)

2.4.2 Peranan Agroindustri

Keberadaan agroindustri sangat penting untuk dapat memberikan kontribusi

di banyak bidang, selain meningkatnya nilai suatu produk pertanian, agroindustri

juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan adanya lapangan

pekerjaan dalam agroindustri yang ada

Seperti yang telah disebutkan dalam Soekartawi (1991) dalam Nuraisyah

(2003), agroindustri berperan dalam penciptaan lapangan kerja dengan memberikan

kehidupan bagi sebagian besar penduduk indonesia yang bekerja dalam sektor

pertanian, meningkatkan kualitas produk pertanian untuk menjamin pengadaan

bahan baku industri pengolahan hasil pertanian, perwujudan pemerataan

pembangunan di seluruh pelosok tanah air. endorong terciptanya ekspor komoditi

pertanian. meningkatkan nilai tambah produk pertanian.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

10

2.4.3 Kendala dalam Pengembangan Agroindustri

Menurut Tambunan (1990), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pembangunan agroindustri dan juga merupakan kendala yang harus dihadapi,

diantaranya adalah terbatasnya modal, pemerintah masih belum memberikan

prioritas utama pengembangan agroindustri sementara besar kecilnya modal akan

sangat menentukan kelanjutan agroindustri. Di samping itu manajemen yang secara

umum masih lemah sehingga faktor ini masih perlu diperhatikan karena akan

mempengaruhi proses keseluruhan dalam suatu agroindustri. Lemahnya

penguasaan teknologi yang dikuasi juga menjadi kendala yang dihadapi oleh pelaku

agroindustri hal ini terjadi karena jumlah tenaga kerja yang berkualitas di sektor

pertanian relatif kecil bila dibandingkan dengan sektor lain. Di sisi lain mekanisme

pemasaran yang dimiliki masih lemah sehingga berakibat fluktuasi harga sebagai

penyebab adanya pasar yang terbatas. Sedangkan kendala dalam perdagangan

internasional yaitu biaya pengangkutan hasil-hasil produk pertanian untuk ekspor

relatif tinggi.

2.5 Konsep Biaya, Penerimaan dan Keuntungan

2.5.1 Definisi Biaya

Biaya merupakan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan

output. Biaya merupakan suatu akibat seara langsung dari pengertian bahwa

sumberdaya adalah langka dan berharga. Oleh karena itu, dalam penggunaannya

untuk menghasilkan suatu produk, perusahaan menggunakan faktor yang

mempunyai nilai. Dilihat dari pandangan perusahaan yang ingin mendapatkan

keuntungan yang banyak, maka keuntungan dari produksi terdiri dari selisih antara

nilai yang dihasilkan dan nilai masukan (Lipsey, 1995)

Menurut Mulyadi (1993), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi

untuk tujuan tertentu. Dan dikelompokkan menurut hubungannya dengan

perubahan volume kegiatan, seperti berikut:

1. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan

volume kegiatan.

2. Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan volume

kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur tetap dan unsur biaya variabel.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

11

3. Biaya semi tetap adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu

dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume tertentu.

4. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume

kegiatan tertentu.

2.5.2 Klasifikasi Biaya

A. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Menurut Arsyad (1991), biaya tetap (fixed cots) adalah biaya-biaya yang

tidak tergantung pada tingkat output. Terrnasuk dalam biaya tetap adalah

bunga pinjaman modal, biaya sewa peralatan pabrik serta tingkat depresiasi

yang ditetapkan, pajak kekayaan, dan gaji para pegawai yang tidak bisa di

PHK kan selama periode dimana kegiatan perusahaan tersebut dikurangi.

Menurut Sudarsono (1983), biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang

jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang

dilaksanakan. Bahkan bila untuk sementara produksi dihentikan biaya tetap

ini harus dibayar dalam jumlah yang sama.

Gambar 1. Kurva Total Fixed Cost (TFC)

Biaya tetap total (TFC) dilukiskan sebagai garis lurus (horizontal

sejajar) dengan sumbu kuantitas. Hal ini menunjukkan bahwa berapapun

jumlah output yang dihasilkan, besarnya biaya tetap total (TFC) tidak berubah.

Dengan rumus menurut Soekartawi (2006), yaitu sebagai berikut:

𝑇𝐹𝐶 = ∑ 𝑋𝑖𝑃𝑥𝑖

𝑛

𝑖−𝑛

Q

P/Rp

TFC

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

12

Keterangan :

TFC = Biaya Tetap Total

Xi = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap

Pxi = Harga input

N = Banyaknya input

Dimana nilai penyusutan menurut Rosyidi (1999), yaitu sebagai berikut:

𝐷 =𝑃𝑏 − 𝑃𝑠

𝑡

Keterangan :

D = Biaya penyusutan peralatan produksi

Pb = Nilai awal dari peralatan Produksi

Ps = Nilai akhir dari peralatan

t = Perkiraan umur peralatan

B. Biaya Variable (Variable Cost)

Menurut Hanani (2003) biaya variabel total merupakan biaya yang

nilainya tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. Dengan demikian

jika jumlah produksi besar maka biaya yang diperlukan juga besar. Begitu juga

sebaliknya, jika produksinya kecil atau sedikit maka nilai biaya yang

diperlukan akan rendah.

Dengan rumus menurut Soekartawi (2006), yaitu :

𝑇𝑉𝐶 = ∑ 𝑋𝑖𝑃𝑥𝑖

𝑛

𝑖−𝑛

Keterangan:

TVC = Biaya Variabel Total

Xi = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya variabel

Pxi = Harga inputn

n = Banyaknya input

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

13

Pada gambar 2, biaya variabel total digambarkan dalam kurva yang terus

naik, jadi semakin banyak output yang dihasilkan maka biaya variabel akan

semakin tinggi, namun laju peningkatan biayanya berbeda.

C. Biaya Total

Menurut Rahardja dan Mandala (1999), biaya total jangka pendek (total

cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya total secara

sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑇𝐶 = 𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶

Dimana:

TC = Biaya Total

TFC = Biaya Tetap Total

TVC = Biaya Variable Total

Gambar 3 menjelaskan bahwa biaya total (TC) diperoleh dari penjumlahan

biaya tetap total (TFC) dengan biaya variabel total (TVC)

Q

P/Rp

TVC

Gambar 2. Kurva Total Variable Cost(TVC)

Q

P/Rp

TVC

Gambar 3. Kurva Total Cost (TC)

TFC

TC

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

14

2.5.3 Analisis Penerimaan dan Keuntungan

1. Perhitungan Penerimaan usaha

Menurut Boediono (2000), revenue (penerimaan) merupakan penerimaan

dari hasil penjualan outputnya. Total Revenue (TR) yaitu Penerimaan total

produsen dari hasil penjualan outputnya. Total revenue adalah output kali harga

jual outputnya.

𝑇𝑅 = 𝑄. 𝑃𝑄

Dimana:

TR = Total Penerimaan

Q = Jumlah Produksi (output)

PQ = Harga Q

1. Perhitungan keuntungan usaha

Keuntungan adalah selisih antara total penerimaan dengan semua biaya

produksi. Secara matematis menurut Soekartawi (2006), yaitu sebagai berikut:

𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶

Dimana:

π = Keuntungan

TR = Penerimaan Total

TC = Biaya Total

2.6 Tinjauan Kelayakan Usaha

Studi kelayakan menganalisis apakah suatu investasi yang direncanakan

layak atau tidak untuk dilaksanakan. Selain itu dapat pula digunakan untuk

menentukan prioritas investasi atas sejumlah rencana usaha yang feasible. Analisis

studi kelayakan dibedakan atas analisis financial yang menekankan analisis pada

financial benefit suatu rencana usaha dari sisi kepentingan investor atau

perusahaan dan analisis ekonomi yang menekankan pada economic benefit yaitu

benefit dari sisi perekonomian masyarakat secara keseluruhan, baik yang terlibat

maupun yang tidak terlibat langsung dengan usaha (Rahayu, 2010)

Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek keuangan jika sumber

dana untuk membiayai ide bisnis tersebut tersedia serta bisnis tersebut mampu

memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan dengan berdasarkan

asumsi-asumsi yang logis dan spesifik. (Suliyanto, 2010)

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

15

Analisis finansial dikaji dengan kuantitatif melalui analisis biaya,

penerimaan, RC Ratio, analisis laba rugi, Analisis Break Event Point (BEP),

analisis kriteria investasi, yaitu meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate

of Return (IRR), dan B-C Ratio

2.6.1 Analisis Jangka Pendek

1. Pendekatan R/C rasio

RC Rasio merupakan metode analisis untuk mengukur kelayakan usaha

dengan menggunakan rasio penerimaan (revenue) dan biaya (cost) (Darsono,

2008). Dengan kriteria hasil:

Jika R/C ratio > 1 usaha menguntungkan dan layak

Jika R/C ratio < 1 usaha tidak menguntungkan dan tidak layak

Jika R/C ratio = 1 usaha impas (tidak untung maupun merugi)

Menurut Rahmanto et al, (1998) dalam Elisabeth el al, (2006) secara

sederhana dapat ditulis rumus perhitungan R/C Rasio.

𝑅/𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟 (𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

Dimana :

Penerimaan = PQ.Q

Total Biaya = TFC + TVC

R/C ratio = {(PQ.Q)/(TFC+TVC)}

Keterangan:

PQ = Harga output

Q = Output

TFC = Total Biaya tetap (fixed cost)

TVC = Total Biaya tidak tetap (variable cost)

2. Analisis BEP

Menurut Soekartawi (2006), analisis BEP atau nilai impas adalah suatu

teknis analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,

keuntungan, volume penjualan BEP dalam penelitian merupakan pengukuran

dimana kapasitas riil pengolahan bahan baku menjadi output menghasilkan total

penerimaan yang sama dengan pengeluaran BEP dalam unit dan dalam Rupiah

yang dirumuskan sebagai berikut:

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

16

1) BEP dalam unit Produksi

𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝑇𝐹𝐶

𝑃 − 𝑇𝑉𝐶/𝑄

Keterangan

TFC = total biaya tetap (Rp)

TVC = biaya variable (Rp)

P = Harga jual (Rp)

Q = total produksi (Kg)

2) BEP dalam rupiah

𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 =𝑇𝐹𝐶

1 − (𝑇𝑉𝐶/𝑇𝑅)

Keterangan

TFC = total biaya tetap (Rp)

TVC = total biaya variable (Rp)

TR = Total Revenue/penerimaan (Rp)

Gambar 4 menjelaskan, titik impas atau BEP terjadi ketika jumlah

penerimaan (TR) sama dengan biaya total (TC), sedangkan daerah rugi

adalah keadaan dimana nilai penerimaan lebih kecil daripada biaya yang

dikeluarkan, dan daerah laba adalah keadaan dimana nilai penerimaan lebih

besar dari pada biaya yang dikeluarkan, dengan demikian akan ada selisih

yang diterima perusahaan berupa keuntungan.

Jumlah Produk

Harga/Rp

Biaya Variabel

Gambar 4. Titik Impas atau Break Even Point (Soekartawi, 2002)

Biaya Tetap

Biaya Total

Penerimaan Daerah Laba

BEP

Daerah Rugi

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

17

2.6.2 Analisis Jangka Panjang

1. Net Present Value (NPV)

Seluruh aliran cas bersih dinilai sekarang atas dasar factor diskonto.

Hasilnya dibandingkan dengan initial investment atau incremental outlay.

Selisish keduanya merupakan NPV (Halim, 2009)

Kriteria investasi NPV yaitu:

a. NPV = 0, artinya usaha tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian

sebesar modal sosial Opportunities Cost faktor produksi normal. Dengan

kata lain, proyek ini tidak untung maupun tidak rugi.

b. NPV > 0, artinya sebuah usaha dinyatakan menguntungkan dan dapat

dilaksanakan.

c. NPV < 0, artinya usaha tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang

dipergunaan atau dengan kata lain usaha tersebut merugikan atau tidak dapat

dilaksanakan.

2. Internal Rate of Return (IRR),

Tingkat kembalian internal (Internal Rate of Return) adalah hasil bunga

yang sesungguhnya dijanjikan oleh suatu usul investasi selama umurnya.

Besarnya tingkat diskonto/ tingkat bunga/ tingkat kembalian yang menjadikan

NPV sama dengan nol tersebut mengembalikan IRR dari usul investasi. (Halim,

2009)

3. Benefit Cost Ratio (B-C Ratio).

B-C Ratio menunjukkan perbandingan antara pendapatan (benefit)

dengan biaya modal (Cost) yang digunakan setelah di present value. Angka

perbandingan ini dipakai sebagai perhitungan dari suatu investasi di atas tingkat

discout rate. (Halim, 2009)

4. Payback Periode

Payback Period adalah masa pengembalian modal, artinya lama periode

waktu untuk mengembalIkan modal investasi. Cepat atau lambatnya sangat

tergantung pada sifat aliran kas masuknya (Sofyan, 2003). Jika alairan kas

masuknya besar atau lancar, maka proses pengembalian modal akan lebih

cepat dengan asumsi modal yang digunakan tetap atau tidak ada

penambahan modal selama umur proyek.

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

18

2.7 Tinjauan Nilai Tambah

2.7.1 Pengertian Nilai Tambah

Nilai tambah diartikan sebagai pertambahan nilai yang terjadi pada suatu

komoditas karena komoditas tersebut mengalami proses pengolahan lebih lanjut

dalam suatu proses produksi. Konsep nilai tambah adalah status pengembangan

nilai yang terjadi karena adanya input fungsional yang diperlakukan pada status

komoditas. Input fungsional adalah perlakuan dan jasa yang menyebabkan

bertambahnya kegunaan dan nilai komoditas selama mengikuti arus komoditas

pertanian (Harjanto, 1989).

Pada perhitungan nilai tambah dapat diketahui kategori suatu agroindustri

berdasarkan rasio nilai tambahnya yaitu termasuk dalam kategori agroindustri

bernilai tambah rendah, sedang atau tinggi. Kategori nilai tambah rendah, sedang

dan tinggi ditentukan dengan kriteria menurut Hubeis dalam Apriadi (2003), yaitu

nilai tambah dikatakan rendah jika nilai rasio <15%, sedang jika nilai rasio berkisar

15%-40% dan tinggi jika nilai rasio >40%.

Nilai tambah yang tinggi dapat digunakan sebagai informasi bagi pengusaha

lain untuk menanamkan modal pada agroindustri tersebut. Apabila nilai tambah dari

perlakuan yang dibenkan mampu memberikan nilai tambah yang tinggi, maka akan

dapat menarik investor baru untuk menanamkan modalnya serta menjadi peluang

kerja baru bagi masyarakat (Sonhaji, 2000).

Pengolahan produk pertanian menjadi produk-produk tertentu untuk

diperdagangkan akan memberikan banyak arti ditinjau dan segi ekonomi menurut

(Soekartawi, 2001) antara lain:

1. Meningkatkan nilai tambah

Adanya pengolahan produk pertanian dapat meningkatkan nilai tambah, yaitu

meningkatkan nilai (value) komoditas pertanian yang diolah dan meningkatkan

keuntungan pengusaha yang melakukan pengolahan komoditas tersebut.

2. Meningkatkan kualitas hasil

Dengan kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai barang akan menjadi tinggi.

Kualitas hasil yang baik dipengaruhi oleh komposisi bahan baku yang

digunakan. Perbedaan segmentasi pasar, tetapi juga mempengaruhi harga

barang itu sendiri.

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

19

3. Meningkatkan pendapatan

Selain pengusaha, petani penghasil bahan baku yang digunakan dalam industri

pengolahan tersebut akan mengalami peningkatan pendapatan.

4. Menyediakan lapangan kerja

Dalam proses pengolahan produk-produk pertanian menjadi produk lain

tentunya tidak terlepas dari adanya keikutsertaan tenaga manusia sehingga

proses ini akan membuka peluang bagi tersedianya lapangan kerja.

5. Memperluas jaringan distribusi

Adanya pengolahan produk-produk pertanian akan menciptakan atau

meningkatkan diversifikasi produk sehingga keragaman produk ini akan

memperluas jaringan distribusi.

2.7.2 Metode Hayami

Menurut Hayami (1987) nilai tambah dapat dilihat dari dua sisi, yaitu nilai

tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Nilai tambah untuk

pengolahan dipengaruhi oleh faktor teknis yang meliputi kapasitas produksi, jumlah

bahan baku, dan tenaga kerja, serta faktor pasar yang meliputi harga output, harga

bahan baku, upah tenaga kerja dan harga bahan baku lain selain bahan bakar dan

tenaga kerja. Besarnya nilai tambah suatu hasil pertanian karena proses pengolahan

adalah merupakan pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai

yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Bisa dikatakan bahwa nilai tambah

merupakan gambaran imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen.

Tinggi, sedang atau rendahnya suatu nilai tambah ditentukan dengan kriteria

menurut Hubeis dalam Apriadi (2003), yaitu nilai tambah dikatakan rendah jika

nilai rasio <15 persen, sedang jika nilai rasio berkisar 15 persen – 40 persen dan

tinggi jika nilai rasio >40 persen.

Menurut Kamisi (2011), nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga

kerja, modal dan manajemen yang dapat dinyatakan sebagai berikut :

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

20

Nilai tambah = f (K, B, T, U, H, h, L)

Keterangan : K = Kapasitas produksi (Unit)

B = Bahan baku yang digunakan (Unit)

T = Tenaga kerja yang digunakan (Jam/ produksi)

U = Upah tenaga kerja (Rupiah)

H = Harga output (Rupiah/ unit)

h = Harga bahan baku (Rupiah/ unit)

L = Nilai input lain (Unit)

Prosedur perhitungan nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami

sebagai berikut:

Tabel 1. Kerangka Perhitungan Nilai tambah Metode Hayami

Keluaran (output) Masukan (input) dan Harga

1 Output produk total (kg/ proses produksi) A

2 Input bahan baku (kg/ proses produksi) B

3 Input tenaga kerja (HOK/ proses produksi) C

4 Faktor konversi (kg output/ kg bahan baku) D = a/b

5 Koefisien tenaga kerja (HOK/ kg bahan baku) E = c/b

6 Harga output (Rp/ kg) F

7 Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ proses produksi) G

Pendapatan dan Keuntungan

8 Harga input bahan baku (Rp/ kg) H

9 Sumbangan input lain (Rp/ kg) I

10 Nilai Output (Rp/ kg) J = d x f

11 Nilai tambah (Rp/ kg) K = j-h-i

Rasio nilai tambah (%) 1 % = k/j x 100

12 Pendapatan tenaga kerja (Rp/ kg) M = e x g

Bagian tenaga kerja (%) N % = m/k x 100%

13 Keuntungan (Rp/ kg) O = k – m

Bagian keuntungan (%) P % = o/j x 100%

Balas Jasa untuk Faktor Produksi

14 Marjin (Rp/ kg) Q = j – h

a. Pendapatan tenaga kerja (%) R % = m/q x 100%

b. Sumbangan input lain (%) S % = i/1 x 100%

c. Keuntungan (%) T % = o/q x 100%

Sumber : Hayami, (1987)

Berdasarkan Tabel 1, Output roduk total adalah keseluruhan hasil jadi yang

diperoleh dari satu proses pengolahan. Input bahan baku adalah jumlah bahan baku

utama yang digunakan dalam satu kali proses produksi. Input tenaga kerja adalah

lama proses pengolahan yang dilakukan dalam hitungan jam. nilai faktor konversi

adalah perbandingan antara input dan output yang dihasilkan, menunjukkan bahwa

setiap penggunaan satu kilogram bahan baku mampu menghasilkan sejumlah

kilogram produk sesuai output yang dihasilkan. Besarnya nilai koefisien tenaga

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

21

kerja menunjukkan besarnya sumbangan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk

mengolah satu kilogram produk.

Harga jual produk merupakan harga yang ditetapkan perusahaan sebagai

harga yang digunakan di pasar. Perhitungan nilai tambah ini dipengaruhi oleh

biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku utama dan biaya input lainnya. Rasio

nilai tambah adalah presentase nilai tambah yang merupakan hasil penambahan

nilai dari pengolahan terhadap bahan baku utama. Nilai tambah yang tinggi dapat

menjadi tolak ukur dalam pengembangan usaha.

Marjin merupakan selisih nilai jual produk dengan harga bahan baku, dari

nilai margin ini bisa diketahui berapa bagian dari pendapatan tenaga kerja,

sumbangan input lain dan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang

dinyatakan dalam satuan persen.

Dari hasil keluaran analisis nilai tambah tersebut, akan didapat dua kegunaan,

yaitu:

1. Bagi pelaku bisnis, dapat mengetahui besarnya imbalan atau balas jasa dari faktor-

faktor produksi yang digunakan.

2. Mengukur besarnya kesempatan kerja yang ditimbulkan, karena adanya kegiatan

menambah keguanaan.

Kelebihan dari analisis nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami

adalah:

1. Dapat diketahui besarnya nilai tambah, nilai output, dan produktivitas.

2. Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi.

3. Prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat diterapkan pula untuk subsistem lain

di luar pengolahan, misalnya untuk kegiatan pemasaran.

Analisis nilai tambah menggunakan metode Hayami juga memiliki kelemahan

yaitu:

1. pendekatan rata-rata tidak tepat jika diterapkan pada unit usaha yang menghasilkan

banyak produk dari satu jenis bahan baku.

2. Tidak dapat menjelaskan produk sampingan.

3. Sulit menentukan pembanding yang dapat digunakan untuk menyimpulkan apakah

balas jasa terhadap pemilik faktor produksi tersebut sudah layak.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

22

Pada metode Hayami, faktor konversi menunjukkan banyaknya produk olahan

yang dihasilkan dari satu kilogram bahan baku. Koefisien tenaga kerja menunjukkan

banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input.

Nilai input lain mencakup nilai dari semua korbanan selain bahan baku dan tenaga

kerja langsung yang digunakan selama produksi berlangsung.

Penerapan teknologi yang cenderung padat karya, akan memberikan proporsi

bagian terhadap tenaga kerja yang besar daripada proporsi keuntungan bagi

perusahaan. Sedangkan, bila yang diterapkan adalah teknologi padat modal, maka

proporsi bagian tenaga kerja akan menjadi kecil. Besar kecilnya proporsi ini tidak

berkaitan dengan imbalan yang diterima tenaga kerja dalam rupiah. Besar kecilnya

imbalan teaga kerja tergantung pada kualitas tenaga kerja itu sendiri, seperti

keterampilan dan keahlian. Sedangkan kualitas bahan baku juga mempengaruhi,

dilihat dari produk akhir yang dihasilkan. Jika faktor konversi bahan baku terhadap

produk akhir semakin lama semakin kecil, berarti kualitas bahan baku yang digunakan

semakin berkurang. (Hayami, 1987)

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

23

III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Kecamatan Kepanjen merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Malang

yang mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani atau buruh tani, dan

didukung dengan terbentangnya lahan pertanian yang cukup luas dari data

Kecamatan Kepanjen (2012), luas lahan pertanian mencapai 3.164 Ha. Meskipun

mayoritas komoditas usahatani di Kecamatan ini adalah padi, beberpa penduduk

juga menanam tanaman buah naga dalam skala kecil, kebanyakan ditanam di

pekarangan rumah. Pemanfaatan lahan pekarangan sebagai lahan usahatani buah

naga oleh penduduk diharapkan dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi

mereka.

Sejalan dengan pendapat Soekartawi (1995), usahatani diartikan sebagai ilmu

yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada

secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada

waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan

sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila

pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi

masukan (input). Petani buah naga di Kecamatan Kepanjen juga melakukan

pengalokasian modal untuk kegiatan usahatani buah naga agar dapat memperoleh

keuntungan. Namun demikian karena buah naga merupakan tanaman pendatang

baru di Kecamatan kepanjen, perlu dilakukan analisis kelayakan terhadap usahatani

buah naga ini.

Merujuk pada pendapat Baroh (2007), pembangunan pertanian harus

dipandang melalui kegiatan on farm dan off farm, maksudnya adalah selain

berfokus pada kegiatan usahatani juga perlu diperhatikan kegiatan untuk

meningkatkan nilai dari produk pertanian tersebut, dalam hal ini buah naga yang

memiliki sifat tidak tahan lama dalam bentuk buah segarnya, akan lebih baik bila

dilakukan pengolahan agar produk buah naga bisa memiliki daya simpan yang lebih

tinggi dan agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Hal ini bisa dilakukan dengan

adanya agroindustri pengolahan buah naga, dan salah satu perusahaan pengolahan

buah naga yang ada di Kecamatan Kepanjen adalah UD. Indra Rasa Kurnia.

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

24

UD. Indra Rasa kurnia adalah perusahaan yang memiliki kebun buah naga

seluas 13.000m2 yang tersebar di daerah Kecamatan Ngajum dan Kromengan,

dengan produktifitas kurang lebih 15 ton per Ha per tahun. Tetapi ketika musim

panen tiba pada bulan Nopember-April harga jual buah naga mencapai nilai yang

rendah, bisa mencapai Rp 7.000/kg, disamping itu umur simpan buah yang rendah

membuat buah ini harus segera dipasarkan, karena dua alasan tersebut UD. Indra

Rasa Kurnia berinisiatif untuk melakukan pengolahan terhadap buah naga yang

dihasilkan, dengan tujuan dapat meningkatkan nilai jual dan juga masa simpan yang

lebih lama.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Soekartawi (2001) menyebutkan bahwa

agroindustri adalah pengolahan hasil pertanian dan karena itu agroindustri

merupakan bagian dari enam subsistem agribisnis yang disepakati selama ini yaitu

subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan, subsistem usahatani,

subsistem pengolahan basil (agroindustri), subsistem pemasaran, subsistem sarana

dan subsistem pembinaan.

Agroindustri sebagai suatu subsistem dapat dipandang sebagai kegtatan yang

memerlukan input dan merubahrya untuk mencapai tujuan tertentu. Input dalam

kegiatan industri terdiri atas bahan mentah hasil pertanian maupun bahan tambahan,

tenaga ketja, modal dan faktor pendukung lainnya. Kegiatan agoindustri meliputi

usaha untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian melalui

pengolahan lebih lanjut dari bahan-bahan mentah basil pertanian maupun

memberikan jasa kepada tenaga kerja.

Salah satu bentuk produk olahan buah naga yang dihasilkan UD. Indra Rasa

Kurnia adalah berupa minuman sari buah. Buah naga yang dihasilkan dari kebun

produksi sebagian dijual sebagai wisata petik buah naga dan sebagian akan diolah

di rumah produksi. Pengolahan buah naga ini perlu dianalisis tingkat kelayakannya.

Analisis kelayakan usaha adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

apakah suatu investasi yang direncanakan layak atau tidak untuk dilaksanakan.

Selain itu dapat pula digunakan untuk menentukan prioritas investasi atas sejumlah

rencana usaha yang feasible. Analisis studi kelayakan dibedakan atas analisis

financial yang menekankan analisis pada financial benefit suatu rencana usaha dari

sisi kepentingan investor atau perusahaan dan analisis ekonomi yang menekankan

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

25

pada economic benefit yaitu benefit dari sisi perekonomian masyarakat secara

keseluruhan, baik yang terlibat maupun yang tidak terlibat langsung dengan usaha

(Rahayu, 2010)

Untuk melihat efisiensi dan kelayakan usahatani buah naga dapat digunakan

metode analisis NPV, IRR, Net B/C Ratio dan Payback Periode. Apabila usahatani

buah naga dapat memenuhi semua kriteria tersebut maka usahatani buah naga ini

dapat dilanjutkan. Sealnjutnya untuk melakukan analisis kelayakan pada

agroindustri minuman sari buah naga menggunakan analisis R/C Ratio.

Selain dilihat kelayakan dari usaha tersebut juga perlu di ketahui nilai tambah

dari proses pengolahan yang dilakukan. Analisis nilai tambah merupakan metode

yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar imbalan bagi tenaga kerja dan

keuntungan yang diperoleh pengusaha untuk setiap kilogram bahan baku yang

digunakan dalam proses produksi. Nilai tambah yang tinggi dapat digunakan

sebagai parameter untuk pengembangan suatu agroindustri. Produk agroindustri

yang mempunyai nilai tambah yang tinggi menunjukkan bahwa produk tersebut

layak untuk dikembangkan lebih lanjut.

Analisis penerimaan dan keuntungan, analisis penerimaan dipengaruhi oleh

total produksi dan totaI biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Apabila

penerimaan sebuah usaha lebih besar dan biaya yang dikeluarkan maka usaha

tersebut memperoleh keuntungan. Produk yang memberikan nilai tambah tinggi

memberikan pengertian bahwa produk tersebut layak dikembangkan dan

memberikan keuntungan, analisis nilai tambah yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode Hayami. Menggunakan nalisis nilai tambah ini dapat

diketahui berapa nilai tambah dari setiap kilogram buah naga yang diolah, margin

harga, dan keuntungan perusahaan.

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

26

Kerangka pemikiran dari penelitian ini disajikan dalam skema berikut ini.

Keterengan:

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Analisis Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha

Produk Sari Buah Naga di UD. Indra Rasa Kurnia.

Nilai Tambah:

1. Input (bahan baku)

2. Output (sari buah naga)

3. Harga

Alur Analisis :

Alur Berpikir

:

Agroindustri Sari

Buah Naga

Potensi panen Buah naga di

kebun UD. Indra Rasa Kurnia

Pengolahan Buah

Naga

Minuman Sari Buah

Naga

Peningkatan nilai

tambah

1. Analisis Biaya

2. Analisisi Penerimaan

dan Keuntungan

Imbalan Nilai Tambah:

1. Tenaga Kerja

2. Keuntungan

Nilai Tambah

metode Hayami

Peningkatan Pendapatan

Perusahaan

Kelayakan Usaha

Kelayakan Usaha

(BEP dan R/C Ratio)

Rendahnya harga jual

buah naga dan umur

simpan yang rendah

Usahatani Buah Naga

di Kecamatan

Kepanjen

Analisis Kelayakan

Usahatani

NPV, BC Ratio, IRR dan

Payback Periode

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

27

3.2 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas tentang usahatani dan agroindustri,

dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut:

1. Usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen layak dikembangkan.

2. Agroindustri minuman sari buah naga di UD. Indra Rasa Kurnia layak

dikembangkan

3. Agroindustri minuman sari buah naga di UD. Indra Rasa Kurnia mampu

memberikan nilai tambah.

3.3 Batasan Masalah

Penelitian perlu ditentukan batasan masalah untuk menghindari kerancuan

dan mempermudah pembahasan yang dilakukan, batasan masalah penelitian ini

sebagai berikut:

1. Penelitian tentang analisis kelayakan usahatani buah naga dilakukan di

Kecamatan Kepanjen.

2. Analisis kelayakan usahatani buah naga dalam pembahsan ini merupakan

proyeksi data produksi dan penerimaan selama enam tahun, selanjutnya untuk

tahun 7 sampai 15 diperoleh dari hasil forecasting.

3. Penelitian kelayakan agroindustri dan nilai tambah di lakukan di UD. Indra Rasa

Kurnia Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa

Timur .

4. Penelitian nilai tambah, penerimaan dan keuntungan, serta analisisi kelayakan

agroindustri minuman sari buah naga menggunakan BEP dan R/C ratio, ini

dilakukan pada satu kali proses produksi pembuatan minuman sari buah naga

oleh UD. Indra Rasa Kurnia pada bulan April 2017.

5. Analisis nilai tambah menggunakan metode perhitungan nilai tambah untuk

pengolahan.

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

28

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Tabel 2. Definisi operasional dan Pengukuran Variabel

Konsep Variable Definisi Operasional Satuan

Pengukuran

Usahatani

buah naga

Pendapatan

usahatani

Selisih antara penerimaan

usahatani buah naga dengan biaya

produksi

Rupiah (Rp)

Penerimaan Hasil kali jumlah produksi buah

naga (kg) dengan harga jual buah

naga (Rp)

Rupiah (Rp)

Biaya tetap Biaya yang tidak mempengaruhi

jumlah produksi

Rupiah (Rp)

Biaya

variabel

Biaya yang secara langsung

mempengaruhi hasil produksi

Rupiah (Rp)

Total biaya

usahatani

Biaya keseluruhan yang

dikeluarkan dalam usahatani,

merupakan penjumlahan dari

biaya tetap dan dari biaya veriabe

Rupiah (Rp)

Biaya

investasi

Biaya yang dikeluarkan pada tahun

ke-0 usahatani buah naga terdiri

dari biaya pembelian tiang, bibit,

biaya pemasangan tiang, biaya

penanaman, pemupukan dasar.

Rupiah (Rp)

Biaya

produksi

Biaya operasional meliputi biaya

pembelian pupuk, pestisida, dan

biaya pemeliharaan

Rupiah (Rp)

Harga buah

naga

Nilai jual dari produk buah naga Rp/Kg

Kelayakan

Usahatani

Umur Proyek Jumlah tahun proyek dilaksa-

nakan

Tahun

Suku Bunga Bunga bank yang berlaku pada

saat ini

Persen (%)

Dicount

Factor

Faktor pengurangan nilai oleh

tingkat suku bunga

Persen (%)

NPV Hasil hitung antara nilai sekarang

investasi dengan nilai sekarang

penerimaan-penerimaan kas bersih

(operasional maupun terminal

cash flow) di masa yang akan

datang

Rupiah (Rp)

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

29

Tabel 2. Definisi operasional dan Pengukuran Variabel (Lanjutan)

Konsep Variable Definisi Operasional Satuan

Pengukuran

IRR tingkat bunga yang akan

menjadikan jumlah nilai sekarang

dari proceeds yang diharapkan

akan diterima (PV of future

proceeds) sama dengan jumlah

nilai sekarang dari pengeluaran

modal (PV of capital outlays).

Persen (%)

B-C Ratio perbandingan antara nilai

sekarang penerimaan-penerimaan

kas bersih di masa datang dengan

nilai sekarang investasi

Unit

Payback

Periode

lama periode waktu untuk

mengembalIkan modal investasi

Tahun

Nilai

Tambah

Bahan Baku Jumlah Buah Naga yang akan

diolah menjadi minuman Sari buah

Naga

Kilogram

(Kg)

Harga Bahan

Baku

Harga bahan baku buah naga per

kilogram

Rupiah/

kilogram

Sumbangan

input lain

Biaya yang dikeluarkan untuk

membeli bahan penunjang dalam

satu kali proses produksi sari buah

naga

Rupiah/

kilogram

bahan baku

Nilai Output Nilai sari buah naga yang

dihasilkan dalam satu unit uotput

(kardus)

Rupiah/

kardus

Nilai Tambah Selisih antara nilai output sari buah

naga dikurangi dengan harga input

(buah Naga) dan sumbangan input

lain dalam satu kali proses

produksi

Rupiah/

Kilogram

Rasio Nilai

Tambah

Perbandingan antara nilai tambah

terhadap nilai jual produk sari

buah naga

Presentase

(%)

Pendapatan

tenaga kerja

Upah yang diterima tenaga kerja

langsung untuk mengolah sari

buah naga

Rupiah/Kilog

ram

Pangsa

Tenaga Kerja

Presentase pendapatan tenaga

kerja langsung dari nilai tambah

yang diperoleh

Presentase

(%)

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

30

Tabel 2. Definisi operasional dan Pengukuran Variabel (Lanjutan)

Konsep Variable Definisi Operasional Satuan

Pengukuran

Keuntungan

Agroindustri

Selisish antara penerimaan dengan

total biaya yang dikeluarkan

selama proses produksi

Rupiah/Prose

s produksi

Tingkat

Keuntungan

Perbandingan antara keuntungan

dengan nilai tambah

Presentasi

(%)

Biaya Biaya

produksi

Semua biaya yang dikeluarkan

agroindustri sari buah naga untuk

menghasilkan output dalam satu

kali produksi

Rupiah (Rp)

Biaya tetap Biaya yang dikeluarkan selama

proses produksi, tidak tergantung

pada besar kecilnya kuantitas

produksi.

Rupiah (Rp)

Biaya

variabel

Total biaya yang besarnya

tergantung dari volume produksi

yang dihasilkan dan terlibat

langsung dalam proses produksi.

Rupiah (Rp)

Total

penerimaan

Jumlah output (sari buah naga)

yang dihasilkan deikalikan dengan

harga output (sari buah naga)

Rupiah (Rp)

BEP Volume

Produksi

Jumlah Unit minimal yang harus

dihasilkan dalam usaha

agroindustri sari buah naga

Unit

BEP Rupiah Tingkat Penerimaan agroindustri

sari buah naga pada jumlah output

saat BEP

Rupiah (Rp)

R/C Ratio Tingkat kelayakan agroindustri Unit

49

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

31

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penentuan Lokasi

Pemilihan Kecamatan Kepanjen sebagai lokasi penelitian analisis kelayakan

usahatani dilakukan secara purposive, sesuai tujuan penelitian untuk mengetahui

tingkat kelayakan usahatani buah naga, disamping itu karena di Kecamatan

Kepanjen terdapat perusahaan pengolahan buah naga. Sedangkan pemilihan lokasi

penelitian kelayakan usaha dan nilai tambah juga dilakukan secara purposive,

penelitian dilakukan di agroindustri minuman sari buah naga UD. Indra Rasa

Kurnia dengan pertimbangan perusahaan ini memiliki kebun buah naga milik

pribadi dan kemudian mengolah sebagian hasil panen menjadi produk buah naga

olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung,

Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

April 2017.

4.2 Metode Penentuan Key Informan

Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling, sampel dipilih sesuai data yang dibutuhkan oleh peneliti. Responden

dalam penelitian ini yaitu manager sebagai key informan gambaran perusahaan

secara umum, karyawan bagian produksi sebagai key informan kegiatan produksi

minuman sari buah naga dan bagian pemasaran untuk mendapatkan informasi

penjualan produk minuman sari buah naga. Metode penentuan key informan petani

buah naga menggunakan metode sensus yaitu menjadikan semua populasi sebagai

nara sumber, karena populasi petani buah naga di Kecamatan Kepanjen hanya 5

petani, jumlah tersebut adalah petani buah naga yang memanfaatkan lahan

pekarangannya sebagai lahan usahatani buah naga.

4.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari petani buah naga di Kecamatan

Kepanjen, melalui wawancara untuk mengetahui biaya usahatani buah naga.

Data primer juga diperoleh dari agroindustri minuman sari buah naga UD. Indra

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

32

Rasa Kurnia melalui wawancara dengan berkomunikasi secara langsung dengan

pihak pengusaha agroindustri minuman sari buah naga. Data yang diambil

antara lain data tentang profil perusahaan, pengadaan bahan baku, proses

produksi, peralatan yang digunakan dalam proses produksi, besarnya output

yang dihasilkan, pemasaran produk, dan pembagian kerja dalam perusahaan.

2. Data Sekunder

Data ini diperoleh dari pemilik perusahaan berupa data biaya produksi, data

penjualan. Selain itu data sekunder diambil dari kantor Kecamatan Kepanjen

dan berbagai pustaka ilmiah yang mendukung topik penelitian sebagai dasar

atau pedoman dalam menunjang data primer dan melengkapi penulisan laporan

data yang diperoleh.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

3 metode, yaitu:

1. Wawancara atau Interview

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab kepada responden yaitu petani buah naga di Kecamatan

Kepanjen dan pemilik agroindustri sari buah naga dengan menggunakan

pedoman kuisioner.

2. Observasi atau pengamatan langsung

Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap proses

produksi pembuatan minuman sari buah naga. Kemudian dideskripsikan secara

tertulis, sehingga peneliti dapat mengetahui kebenaran fakta akan obyek yang

diteliti.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik yang digunakan untuk menunjang data yang

telah diperoleh di lapang dengan melakukan pengambilan gambar,

mengumpulkan data otentik dari sumber langsung maupun dokumen yang

terkait dengan penelitian.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

33

4.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

analisis biaya, analisis penerimaan, analisis keuntungan, analisis nilai tambah dan

kelayakan usaha.

4.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif berguna untuk menganalisis data-data ynag bersifat

kualitatif, yaitu menggambar, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi keadaan

tempat penelitian sesuai dengan kondisi lapang. Analisis ini memberikan gambaran

yang lebih baik bila tidak ada data kuantitatif untuk menggambarkan keaadaan

lokasi penelitian, keadaan sampel penelitian, proses usahatani buah naga dan

produksi pengolahan sari buah naga di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.

4.5.2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk lebih mudah menyimpulkan berbagai

tujuan penelitian dengan tingkat kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) analisis kelayakan

usahatani, (2).analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan kelayakan usaha

(3).analisis nilai tambah menggunakan metode Hayami. Secara rinci dijelaskan

sebagai berikut:

1. Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan

a) Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada nilai output.

Dalam hal ini dalam agroindustri sari buah naga adalah biaya depresiasi peralatan

produksi dan biaya sewa lahan atau pajak tanah.

𝑇𝐹𝐶 = ∑ 𝐹𝐶𝑛𝑖=1 ................................... (1)

Keterangan:

TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap produksi sari buah naga (Rp))

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap produksi sari buah naga (Rp))

n = Banyaknya Input

Kemudian biaya tetap untuk harga alat/mesin dihitung dengan rumus

penyusutan peralatan/mesin yang dihunakan selama proses produksi, yaitu:

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

34

𝐷 =𝑃𝑏−𝑃𝑠

𝑡 ................................... (2)

Keterangan:

D = penyusutan alat / mesin (Rp/th)

Pb = Nilai awal alat / mesin (Rp)

Ps = Nilai akhir alat / mesin (Rp)

t = Umur Ekonomis Alat (th)

b) Biaya Variabel

𝑇𝑉𝐶 = ∑ 𝑉𝐶𝑛𝑖=1 ................................... (3)

Keterangan:

TVC = Total Variable Cost (Total Variabel Tetap produksi sari buah naga (Rp))

VC = variable Cost (Biaya variabel produksi sari buah naga (Rp))

n = Banyaknya Input

c) Biaya Total

Biaya total (total cost) ddapat diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan

biaya variabel, dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑇𝐶 = 𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶................................. (4)

Keterangan:

TC = biaya total dalam satu kali produksi sari buah naga (Rp)

TFC = Biaya Tetap dalam satu kali produksi sari buah naga (Rp)

TVC = biaya variable dalam satu kali proses produksi sari buah naga (Rp)

d) Analisis Penerimaan

Penerimaan pada agoindustri sari buah naga adalah hasil kali antara harga jual

dengan total produksi sari buah naga yang dihasilkan. Secara matematis

perhitungan penerimaan sebagai berikut:

𝑇𝑅 = 𝑃 𝑥 𝑄.................................................... (5)

Keterangan:

TR = Penerimaan total

P = Harga Produk sari buah Naga (Rp/unit)

Q = Jumlah Produksi sari buah naga (unit)

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

35

e) Analisis Keuntungan Usaha

Keuntungan pada agroindustri adalah selisih antara total penerimaan pada

usaha pembuatan sari buah naga dalam saru kali proses produksi dengan total biaya

produksi dalam satu kali produksi. Keuntungan dirumuskan sebagai berikut:

𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶........................................ (6)

Keterangan:

𝜋 = Keuntungan (Rp)

TR = hasil yang diterima dari penjualan sari buah naga (Rp)

TC = biaya total pembuatan sari buah naga (Rp)

f) Analisi Break Even Point

1) Break Even Point (BEP) penjualan dalam unit

Break even point volume produksi menggambarkan produksi minimal yang

harus dihasilkan dalam usaha agroindustri agar tidak mengalami kerugian

(Mulyadi. 2003). Rumus perhitungan BEP unit seperti berikut:

𝐵𝐸𝑃 𝑈𝑛𝑖𝑡 =𝑇𝐹𝐶

𝑃−𝑉𝐶

𝑄

.................................. (7)

Keterangan:

BEP = Break Even Point (titik Impas)

FC = Biaya tetap satu kali produksi sari buah naga (Rp)

VC = Biaya varriabel per Kilogram (Rp)

P = Harga Produk (Rp)

2) Break Even Point (BEP) Rupiah

Break even Point rupiah menggambarkan total penerimaan produk dengan

kuantitas produk pada saat BEP (Mulyadi, 2003).

𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ =𝑇𝐹𝐶

1−𝑇𝑉𝐶

𝑇𝑅

................................................ (8)

Keterangan:

BEP = Break Even Point (titik Impas)

TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)

TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)

TR = Total Revenue (Penerimaan)

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

36

2. Analisis Kelayakan Usaha

a. Analisis Jangka Pendek

Analisisis Perhitungan kelayakan usaha dalam agroindustri minuman sari

buah naga menggunakan analisis R/C ratio. Analisis ini diperoleh dari hasil bagi

penerimaan total dengan biaya total produksi minuman sari buah naga. Return Cost

Ratio (R/C) digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari suatu kegiatan

usaha. Rumus perhitungan R/C ratio adalah sebagai berikut:

𝑅/𝐶 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖........................................ (9)

Jika R/C ratio > 1, maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan atau

layak untuk dikembangkan. Jika R/C ratio < 1 maka usaha tersebut mengalami

kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan, sedangkan bila R/C ratio = 1 maka

usaha ini tidak rugi juga tidak untung (Soekartawi, 1995)

b. Analisis Jangka Panjang

1) Net Present Value (NPV)

Metode Net Present Value (NPV) adalah menghitung antara nilai sekarang

investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional

maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai

sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dulu tingkat suku bunga yang dianggap

relevan. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang

akan datang lebih besar dari pada nilai sekarang investasi, maka proyek ini

dikatakan menguntungkan sehingga diterima. Sedangkan apabila lebih kecil (NPV

negatif), proyek ditolak karena tidak menguntungkan (Husnan et al, 2000).

Nilai NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

∑ =𝑛𝑡=0

(𝐵𝑡−𝐶𝑡)

(1+𝑖)𝑡................................................ (10)

Dimana:

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

n = Umur proyek

i = Suku bunga (%)

t = Tahun kegiatan bisnis

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

37

Dengan kriteria sebagai berikut :

NPV > 0 → maka secara finansiil usaha layak untuk dilaksanakan karena

manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.

NPV < 0 → maka secara finansiil usaha tersebut tidak layak untuk

dilaksanakan, karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya

atau cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan.

NPV = 0 → maka secara finansiil usaha tidak menguntungkan dan juga tidak

rugi, karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi

biaya yang dikeluarkan.

2) Internal Rate of Return (IRR)

Metode IRR digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai

sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan

pengeluaran investasi awal (Umar, 2007). Rumus yang dipakai seperti berikut :

Secara matematik rumus internal rate of return dapat dituliskan sebagai berikut:

∑ =𝑛𝑡−0

𝐴𝑡

(1+𝑟)𝑡................................................ (11)

Keterangan :

r = Tingkat bunga yang akan menjadikan PV dari proceeds sama dengan PV

....dari capital outlays

At = Cash flow untuk periode t

n = Periode yang terakhir dari cash flow yang diharapkan

Nilai IRR dapat di cari misalnya dengan coba-coba (trial and error). Caranya

hitung nilai sekarang dari arus kas dari suatu investasi dengan menggunakan suku

bunga yang wajar, misalnya 10 persen, lalu bandingkan dengan biaya investasi, jika

nilai investasi lebih kecil, maka di coba lagi dengan suku bunga yang lebih besar

demikian seterusnya sampai biaya investasi menjadi sama besar. Pada tingkat

bunga yang menggambarkan besarnya Internal Reate of Return dari usul investasi

tersebut, cara tersebuat dinamakan interpolasi dengan rumus IRR menurut Umar

(2007) sebagai berikut :

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

38

𝐼𝑅𝑅 = 𝑖+ + (𝑁𝑃𝑉+

𝑁𝑃𝑉+−𝑁𝑃𝑉−) × (𝑖− − 𝑖+)........................ (12)

Dimana,

i positif = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif

i negatif = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif

NPV positif = nilai NPV pada tingkat suku bunga i positif

NPV negatif = nilai NPV pada tingkat suku bunga i negatif

Kriteria penilaian jika IRR yang didapat lebih besar dari rate of return yang

ditentukan maka investasi dapat diterima.Metode penilaian usul-usul investasi lain

yang menggunakan “discounted cash flow” ialah apa yang disebut metode “internal

rate of return”. Pengertian “internal rate of return” itu sendiri dapat didefinisikan

sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds

yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai

sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays). Pada dasarnya “ internal

rate of return” harus dicari dengan cara “trial and error” dengan serba coba-coba

(Riyanto, 2010).

3) Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio)

Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio) merupakan metode menghitung

perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa

datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau B/C Ratio-nya lebih besar dari satu,

maka proyek dikatakan menguntungkan, tetapi kalu kurang dari satu maka

dikatakan tidak menguntungkan. Sebagaimana metode NPV, maka metode ini perlu

menentukan dulu tingkat bunga yang akan digunakan (Husnan dan Suwarsono,

2000).

Dalam Kasmir et al (2003), Rumus yang digunakan untuk mencari BC Ratio

adalah sebagai berikut:

𝐵/𝐶𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =∑ 𝑃𝑉𝑛𝑒𝑡𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡

∑ 𝑃𝑉𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖....................................... (13)

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

39

4) Payback periode

Payback Period atau analisis waktu pengembalian investasi merupakan suatu

periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan

menggunakan aliran kas, secara matematis payback periode dapat dituliskan seperti

berikut:

𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = 𝑛 +(𝑎−𝑏)

(𝑐−𝑏)𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛. ........................ (14)

n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup

investasi mula-mula

a = Jumlah investasi mula-mula

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n

c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

3. Analisis Nilai Tambah

Besarnya nilai tambah didapat dari pengurangan biaya bahan baku ditambah

input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja.

Nilai tambah merupakan imbalan bagi tenaga kerja dan keuntungan pengolahan.

Adapun format yang digunakan dalam analisis nilai tambah menggunakan metode

Hayami. Menurut Hayami (1990) dalam Sudiyono (2002), ada dua cara untuk

menghitung nilai tambah, yaitu nilai tambah pengolahan dan nilai tambah

pemasaran, pada perhitungan nilai tambah pembuatan minuman sari buah naga ini

menggunakan format analisis nilai tambah pengolahan.

Dari hasil perhitungan diatas akan dihasilkan keterangan sebagai berikut :

1. Nilai tambah (Rp) adalah selisih antara nilai output minuman sari buah naga

dengan bahan baku utama minuman sari buah naga (buah naga) per kilogram

dan sumbangan input lain

2. Rasio nilai tambah (%) menunjukkan persentase nilai tambah dari nilai produk

3. Pendapatan tenaga kerja (Rp) menunjukkan jumlah upah yang diterima tenaga

kerja untuk mengolah satu satuan bahan baku

4. Pangsa tenaga kerja langsung (%) menunjukkan persentase pendapatan tenaga

kerja langsung dari nilai tambah yang diperoleh

5. Keuntungan (Rp) menunjukkan bagian yang diterima perusahaan dari nilai

tambah yang diperoleh.

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

40

6. Tingkat keuntungan (%) menunjukkan persentase keuntungan dari nilai tambah

7. Marjin (Rp) menunjukkan besarnya kontribusi pemilik faktor-faktor produksi

selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi

8. Persentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap marjin (%)

9. Persentase sumbangan input lain terhadap marjin (%).

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

41

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kecamatan Kepanjen merupakan kecamatan yang terletak di wilayah

Kabupaten Malang bagian selatan. Kecamatan ini terdiri dari empat kelurahan, 14

desa, 39 dusun, 77 RW, dan 467 RT. Kepanjen merupakan ibukota Kabupaten

Malang sejak ditetapkan pada tahun 2008. Keempat kelurahan dan 14 desa di

kecamatan ini adalah Kelurahan Ardirejo, Kelurahan Cempokomulyo, Kelurahan

Kepanjen, Kelurahan Penarukan, Desa Curungrejo, Desa Dilem, Desa Jatirejoyoso,

Desa Jenggolo, Desa Kedung Pedaringan, Desa Kemiri, Desa Mangunrejo, Desa

Mojosari, Desa Ngadilangkung, Desa Panggungrejo, Desa Sengguruh, Desa

Sukoharjo, Desa Tegalsari, dan Desa Talangagung.

Secara administratif, Kecamatan Kepanjen dikelilingi oleh kecamatan

lainnya yang ada di Kabupaten Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Kepanjen

berbatasan langsung dengan Kecamatan Pakisaji. Sedangkan di sebelah timur,

kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Gondanglegi dan

Bululawang. Di sebelah selatan, Kecamatan Kepanjen berbatasan dengan Pagak.

Lalu, di sebelah barat, Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Kromengan

dan Ngajum.

Kecamatan Kepanjen memiliki luas wilayah 44.68 km2. Sementara itu,

jumlah penduduk mencapai 101.229 jiwa. Secara geografis, Kepanjen terletak pada

ketinggian rata-rata 350 meter di atas permukaan laut. Lokasinya diapit oleh tiga

gunung besar, yaitu Gunung Kawi, Gunung Semeru, dan pegunungan Malang

selatan.

Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Kepanjen cukup beragam, mulai

dari petani/buruh tani, buruh bangunan, pedagang, PNS, dan lain sebagainya, lebih

rinci tentang mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

42

Tabel 3. Data Penduduk Kecamatan Kepanjen Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Petani/ buruh tani 8.412 33,61

2 Pedagang 5.872 23,46

3 Buruh industri 4.218 16,85

4 PNS 2.856 11,41

5 Buruh bangunan 1.739 6,95

6 Pegawai swasta 872 3,48

7 Pengusaha 286 1,14

8 Pengrajin 220 0,88

9 TNI 123 0,49

10 Lain-lain 430 1,72

Total 25.028 100 %

Sumber: Data Kecamatan Kepanjen (2012)

Dari tabel 3, dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kecamatan

Kepanjen adalah Petani/buruh tani yaitu sebesar 33,61 persen hal ini sesuai dengan

masih banyaknya lahan pertanian yang ada di Kecamatan Kepanjen ini yaitu

mencapai 3.164 Ha. Mata pencaharian terbesar ke-dua yaitu sebagai pedagang

sebesar 23,46 persen, Kecamatan Kepanjen sebagai ibu kota Kabupaten Malang

membuat usaha perdagangan di kecamatan ini menjadi mata pencaharian yang

cukup diminati masyarakat. Persentase terkecil dari mata pencaharian penduduk

Kecamatan Kepanjen yaitu TNI sebesar 0,49 persen saja.

Lahan pertanian di Kecamatan Kepanjen terbagi dalam beberapa jenis, seperti

persawahan, ladang dan kebun. Secara rinci potensi lahan pertanian di Kecamatan

Kepanjen dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Data Jenis Lahan Pertanian di Kecamatan Kepanjen

No Jenis Lahan Jumlah (Ha) Persentase (%)

1 Sawah 2.100 66,37

2 Sawah Tadah Hujan 10 0,32

3 Tebu 700 22,12

4 Jagung 300 9,48

5 Ubi kayu 50 1,58

6 Kopi 4 0,13

Total 3.164 Ha 100%

Sumber: Data Kecamatan Kepanjen (2012)

Potensi lahan kecamatan Kepanjen pada tabel 4 menunjukkan bahwa lahan

persawahan adalah yang paling banyak ditemukan yaitu seluas 2.100 Ha atau 66,37

persen dari area pertanian yang ada, lahan persawahan biasa ditanami dengan

tanaman padi, demikian juga denga sawah tadah hujan. Potensi lahan yang terbesar

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

43

ke dua adalah ladang tebu dengan luas 700 Ha, disusul dengan ladang jagung seluas

300 Ha. Kebun kopi juga ditemukan di Kecamatan kepanjen hanya saja dalam

persentase yang kecil, yaitu 0,13 persen saja atau seluas 4 Ha.

Potensi lahan pada tabel 4 diatas menunjukkan bahwa buah naga bukanlah

termasuk komoditas utama yang usahakan oleh masyarakat di Kecamatan

Kepanjen, buah naga ditanam masyarakat hanya di pekarangan rumah, dengan luas

maksimal 357 m2 dan luas rata-rata hanya 271m2 (0,03 Ha). Namun demikian

usahatani buah naga yang ada ini akan dijadikan pendekatan dalam menghitung

kelayakan usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen dengan mengkonversikan

rata-rata luas lahan yang ada ke dalam satuan Hektar (Ha). Sedangkan perusahaan

pengolahan buah naga di Kecamatan Kepanjen berada di Desa Talangagung, yaitu

UD. Indra Rasa Kurnia dengan merek dagang “Naga Rasa”.

5.2 Gambaran Usahatani Buah Naga

Usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen sudah ada sejak tahun 2008,

tanaman buah naga ditemukan sebagai tanaman pengisi lahan kosong di sekitar

rumah. Berikut ini adalah tahapan yang lakukan petani responden dalam usahatani

buah naga, tahapan ini antara lain tahap persiapan lahan, tahap penanaman, tahap

pemeliharaan (penyiangan, penyemprotan, pemupukan dan pemangkasan) dan

tahap pemanenan.

1. Persiapan Lahan

Lahan usahatani buah naga diolah terlebih dahulu sebelum dilakukan

penanaman, pengolahan meliputi kegiatan penggemburan tanah, pemasangan tiang

penyangga, pembuatan lubang tanam dan pemupukan dasar. Penggemburan tanah

bertujuan agar tanaman buah naga bisa tumbuh dengan baik. Tanaman buah naga

memerlukan tiang penyangga dalam pertumbuhannya agar tanaman bisa berdiri

tegak, kebutuhan tiang penyangga ini rata-rata sebanyak 1.507 tiang penyangga

dalam satu hektar dengan jarak tanam 2x2 meter. Selanjutnya dibuat lubang tanam

disekitar tiang penyangga, 4 lubang tanam dalam satu tiang penyangga, kemudian

dilakukan pemupukan dasar berupa pupuk kandang, NPK dan KCL.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

44

2. Penanaman

Bibit buah naga berupa bibit hasil perbanyakan stek dengan panjang bibit

antara 20-30cm, kebutuhan bibit buah naga yaitu 4 kali julah tiang yang ada dalam

lahan usahatani buah naga, hal ini dikarenakan dalam satu tiang akan digunakan

sebagai penyangga 4 tanaman buah naga. Tanaman buah naga dapat berproduksi

sampai umur 15 tahun, sehingga pembelian bibit berikutnya hanya untuk kebutuhan

penyulaman tanaman buah naga yang mati, kegiatan penyulaman dilakukan satu

bulan setelah tanam.

3. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan dalam usahatani buah naga meliputi kegiatan

penyiangan, penyemprotan, pemupukan dan pemangkasan. Kegiatan penyiangan

dilakukan 4 bulan sekali, artinya dalam satahun terdapat 3 kali proses penyiangan,

penyiangan dilakukan tepat sebelum dilakukan pemupukan agar tidak terjadi

persaingan dalam penyerapan unsur hara. Dalam satu hektar kegiatan penyiangan

rata-rata melibatkan 5 orang tenaga kerja dan dapat terselesaikan dalam waktu 5

hari.

Pemupukan yang dilakukan dalam usahatani buah naga yaitu pemupukan

rutin yang dilakukan setiap 4 bulan sekali, dengan dosis pupuk kandang 1 kg per

tanaman buah naga, NPK dan KCL sebanyak 30 gram per tanaman, berbeda dengan

dosisi pemupukan dasar yang menggunakan dosis 4 kg pupuk kandang dalam satu

lubang tanam, dan 60 gram per lubang tanam untuk dosis NPK dan KCL.

Penyemprotan dalam usahatani buah naga bertujuan untuk mengendalikan

hama dan penyakit buah naga, penyemprotan dilakukan berkala 4 bulan sekali

sebagai langkah pencegahan, tetapi apabila terjadi serangan yang cukup parah maka

akan dilakukan pengendalian secara lebih intensif. Jenis pestisida yang

diaplikasikan adalah insektisida dengan bahan aktif dimetoat untuk mengendalikan

serangga tungau dan kutu putih, sedangkan untuk serangan jamur menggunakan

fungisida berbahan aktif benomyl.

Pemangkasan merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan hanya

dalam waktu 5 tahun sekali, pemangkasan dilakukan dengan memotong cabang

buah naga yang biasanya berbuah, dari pemangkasan ini akan tumbuh cabang baru

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

45

yang akan menghasilkan buah. Pemangkasan dilakukan untuk peremajaan cabang

buah naga agar tetap menghasilkan buah secara optimal.

4. Pemanenan

Pemanenan bisa dilaukan pada tahun ke-dua saat buah naga mulai matang,

pada umur 40 hari setelah bunga mekar buah naga bisa dipanen dengan ciri-ciri

warna kulit buah berubah dari warna hijau menjadi warna merah seluruhnya.

5.3 Karakteristik Petani Responden

Karakteristik petani responden dijelaskan untuk memberikan gambaran

keadaan sosial ekonomi rumah tangga petani responden untuk dijadikan landasan

dalam membahas hasil analisis data. Jumlah petani responden hanya 5 orang, di

karenakan di daerah penelitian sangat sulit ditemukan petani buah naga dengan

lahan yang luas, kebanyakan buah naga ditanam di bagian depan atau samping

rumah penduduk, dalam penelitian ini responden merupakan petani buah naga yang

melakukan usahatani buah naga di pekarangan rumahnya. Adapun karakteristik

petani responden yang dimaksudkan meliputi usia, tingkat pendidikan, pengalaman

usahatani dan luas kepemilikan lahan.

5.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia menggambarkan usia petani

responden yang melakukan usahatani buah naga dilokasi penelitian, karakteristik

responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

41-50 4 80

51-60 1 20

Total 5 100%

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan tabel 5, mayoritas petani buah naga masih berumur antara 41-50

tahun yaitu 4 orang, dan hanya ada seorang petani yang berusia antara 51-60 tahun.

5.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan menggambarkan

tingkat pendidikan petani responden yang melakukan usahatani buah naga di lokasi

penelitian, karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai

berikut.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

46

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SMP 3 60

SMA 2 40

Total 5 100%

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan tabel 6, 3 orang petani buah naga tingkat pendidikan terakhirnya

adalah SMP, dan dua orang petani yang merupakan tamatan SMA.

5.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani

Karakteristik responden berdasarkan pengalaman usahatani menggambarkan

lama waktu petani responden yang melakukan usahatani buah naga di lokasi

penelitian, karakteristik responden berdasarkan pengalaman usahatani adalah

sebagai berikut.

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani

Pengalaman Usahatani (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

1-5 4 80

6-10 1 20

Total 5 100%

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan tabel 7, 80% petani masih baru (1-5 tahun) dalam usahatani buah

naga ini. Dan hanya seorang petani yang pengalaman usahatani buah naga cukup

lama yaitu 9 tahun.

5.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Kepemilikan Lahan

Karakteristik responden berdasarkan luas kepemilikan menggambarkan luas

lahan usahatani buah naga yang dimiliki petani di lokasi penelitian, karakteristik

responden berdasarkan pengalaman usahatani adalah sebagai berikut.

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Kepemilikan Lahan

Petani Luas (m2) Luas dalam Ha

1 357 0,036

2 285 0,029

3 187 0,019

4 273 0,027

5 255 0,026

Rata-rata 271,4 m2 0,027 Ha

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

47

Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa luas lahan usahatani buah naga

yang dimiliki petani responden relatif sempit, tanaman buah naga ditanam pada

lahan kosong disekitar rumah, namun petani yang lahannya cukup luas ditemukan

hanya 5 orang saja, luas lahan tertinggi adalah 0,036 Ha dan luas lahan rata-rata

dari petani responden adalah sebesar 0,027 hektar dan rata-rata memiliki 45 tiang

penyangga buahnaga. Luas rata-rata ini akan digunakan sebagai acuan perhitungan

kelayakan usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen dengan cara mengkonversi

ke dalam luas lahan satu hektar sehingga diperoleh jumlah tiang per hektar

sebanyak 1.507 unit.

5.4 Profil Perusahaan

5.4.1 Sejarah UD. Indra Rasa Kurnia

UD. Indra Rasa Kurnia merupakan sebuah perusahaan yang melakukan

kegiatan produksi buah naga dan produk hasil olahan buah naga menjadi minuman

sari buah naga, berlokasi di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Didirikan oleh Bapak Sukirno Adianto

pada tanggal 20 Nopember 2013. Perusahaan ini sebenarnya sudah melakukan

aktifitas usahatani buah naga sejak tahun 2008, baru pada tahun 2011 melakukan

pengolahan pada buah naga yang dihasilkan dari lahan buah naga. Tetapi bapak

Sukirno baru fokus mengembangkan usaha pengolahan ini pada April 2014. Saat

itu, Bapak Sukirno merasa harga jual buah naga terlalu murah, karena buah naga di

pasar bukan buah yang langka lagi.

Semua usaha ini menggunakan modal pribadi, mulai dari sektor usahatani

sampai pada pemasarannya. Pada Tahun 2007 di sektor usahatani terdapat sebanyak

3.300 batang atau 825 tiang penyangga pada lahan seluas 6.000m2 di Desa

Kromengan Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang tahun berikutnya (2008)

buah naga dikembangkan juga di Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen seluas

2.000 m2 dengan volume tanaman 1.280 batang atau 320 tiang penyangga, dan pada

tahun 2010 dilakukan pengembangan lagi dengan menambah kebun seluas 5.000

m2 dengan volume tanaman buah naga sebanyak 3.000 batang atau 750 tiang

penyangga. Total luas kebun saat ini seluas 13.000 m2 dengan bibit yang diperoleh

dari koleksi bibit buah-buahan di BALITBU Solok Padang Sumatera Barat.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

48

Pada tahun 2011 ketika buah naga sudah banyak berbuah, namun harganya

terlalu rendah, Bapak Sukirno berinisiatif untuk mengolah buah naga yang

dihasilkan dari kebunnya, mencoba membuat minuman sari buah naga, setelah

berhasil menemukan racikan yang pas, akhirnya volume pengolahan ditingkatkan

sampai saat ini, setiap harinya 40 Kg Buah naga diolah untuk minuman sari buah.

Selain itu, tujuan pengolahan buah naga ini adalah untu meningkatkan

kesejahteraan warga dengan meningkatkan pendapatan.

5.4.2 Struktur Organisasi

Dalam menjalankan usahanya, UD. Indra Rasa Kurnia membagi karyawan

dalam beberapa bidang seperti pada bagan berikut.

Gambar 6. Struktur Organisasi UD. Indra Rasa Kurnia

Gambar 6 merupakan struktur organisasi yang terdapat di UD. Indra Rasa

Kurnia. Pada struktur organisasi UD. Indra Rasa Kurnia diketuai oleh Bapak

Sukirno Adianto sendiri sebagai pemilik usaha yang bertugas memberikan arahan

kepada setiap anggota di bawahnya dalam menjalankan perusahaan. Dibawah

wewenang ketua UD. Indra Rasa Kurnia terdapat manajer yaitu Bapak Bakti Indra

K. Manajer bertugas mengatur dan memantau kegiatan setiap anggota di bawahnya

supaya melaksanakan setiap tugas yang yeng telah diberikan kepada anggota yang

ada dibawahnya meliputi unit kebun, unit produksi, unit toko dan unit pemasaran.

Unit kebun bertugas dalam kegiatan usahatani buah naga di kebun milik

perusahaan. Unit produksi bertugas untuk melakukan kegiatan produksi sari buah

naga. Unit Toko bertugas mencatat jumlah produk yang masuk dari unit produksi

dan mencatat produk yang keluar, baik itu kepada konsumen langsung atau produk

yang dipesan dari luar daerah melalui unit pemasaran. Unit pemasaran bertugas

mengirimkan produk kepada konsumen atau agen, serta mencari agen yang dapat

Unit Pemasaran

Anis

Ketua

Sukirno Adianto

Manajer

Bakti Indra K.

Unit Toko

Fatimah

Unit Produksi

Yanti

Unit Kebun

Supri

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

49

menyalurkan produk minuman buah naga,selain itu bagian pemasaran juga bertugas

mempromosikan wisata petik buah naga dan produk hasil olahan buah naga melalui

media sosial.

5.4.3 Faktor Produksi

Dalam kegiatan produksi sari buah naga, ketersediaan input produksi

merupakan bagian yang penting dalam suatu di. Berjalan atau tidaknya suatu

kegiatan usaha ditentukan oleh ketersediaan faktor produksi. Penyediaan input

produksi pada di minuman sari buah naga meliputi :

1. Modal

Modal sangat menentukan dalam berjalannya sebuah usaha, besarnya modal

yang dimiliki seorang pengusaha akan berpengaruh pada kapasitas produksi yang

dihasilkan. Dalam menjalankan usaha di minuman sari buah naga, modal awal yang

digunakan UD. Indra Rasa Kurnia berasal dari modal pribadi sebesar

Rp.50.000.000. Modal ini digunakan untuk pengadaan alat-alat yang dibutuhkan

untuk produksi serta untuk sewa tempat penyimpanan produk, sekaligus kantor

penjualan produk.

2. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi minuman sari buah naga

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bahan utama dan bahan penolong. Bahan baku

utama berupa buah naga yang diperoleh dari kebun buah naga milik perusahaan.

Meskipun buah naga diperoleh dari kebun perusahaan, namun catatan keuangan

masing masing bidang terpisah, sehingga bagian produksi terhitung sebagai

pembeli buah naga dari bagian kebun.

Harga buah naga yang diberikan oleh bagian kebun kepada bagian produksi

konsisten sebesar Rp 10.000/ kg, harga tersebut dipilih karena merupakan harga

normal buah naga di pasaran. Harga buah naga ketika panen raya menurun menjadi

Rp 7.500/ kg, sedangkan harga tertinggi mencapai harga 15.000/ kg. Harga tinggi

ini terjadi pada awal dan akhir musim panen saja. Sedangkan yang termasuk dalam

bahan penolong yaitu gula, aroma coco pandan, garam, Natrium Benzoat, Asam

Nitrat, Pewarna makanan.

Penggunaan bahan baku utama dalam proses produksi minuman sari buah

naga dibutuhkan sekitar 40 kg buah naga dalam sekali proses produksi. Sedangkan

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

50

bahan baku penolong yang dibutuhkan dalam produksi minuman sari buah naga,

yang paling tinggi adalah yang gula dibutuhkan sebanyak 20 kg per sekali proses

produksi. Untuk penggunaan bahan baku penolong lainnya seperti garam, natrium

benzoat, asam sitrat relatif sedikit.

3. Tenaga Kerja

Salah satu faktor produksi lain yang penting dalam menjalankan suatu usaha

adalah tenaga kerja. Tenaga kerja yang terampil dan ulet sangat membantu

perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi. Peran tenaga kerja sangat penting

bagi di minuman sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia yang berada di Desa

Talangagung, tenaga kerja melakukan tugas pengupasan buah naga, pembuatan

pasta buah naga (indukan) menggunakan blender, pembuatan minuman dengan cara

mengencerkan bahan indukan dengan air, dan yang terakhir melakukan

pengemasan.

Tenaga kerja di UD. Indra Rasa Kurnia didapat dari masyarakat sekitar,

sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Jumlah total tenaga kerja pada di minuman

sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia adalah 15 orang dengan 6 orang bekerja pada

bagian produksi dan 9 orang sisanya bertugas pada bagian lain. Pekerjaan di mulai

pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB dengan sistem upah harian.

4. Teknologi Pengolahan Sari Minuman Buah Naga

Teknologi yang digunakan di UD. Indra Rasa Kurnia dalam kegiatan

produksi bersifat semi modern yaitu menggunakan tenaga kerja manusia dan mesin.

Misalnya pada saat proses pengupasan bahan baku, pencucian, pemotongan,

pemasakan dilakukan oleh tenaga manusia. Sedangkan untuk proses membuat pasta

(bahan indukan) menggunakan blender, pengemasan menggunakan kemasan cup

120ml dan dikemas menggunakan mesin cup sealer manual termodifikasi, untuk

pengemasan kardus masih manual menggunakan tenaga manusia.

5.4.4 Proses Produksi Minuman sari buah naga

Dalam proses produksi minuman sari buah nagaterdapat serangkaian kegiatan

produksi mulai dari persiapan bahan baku (baik bahan baku utama maupun bahan

penolong), pengolahan bahan menjadi produk minuman dan terakhir pengemasan

produk minuman sari buah naga. Secara rinci sebagai berikut :

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

51

1. Pengupasan

Pengupasan merupakan kegiatan memisahkan daging buah naga dari

kulitnya, hal ini dilakukan untuk memperoleh daging buah yang bersih dan rasa

yang murni tanpa campuran bahan kulit. Kemudian buah di cuci dan di potong

potong untuk proses penghancuran

2. Penghancuran

Penghancuran buah naga dilakukan menggunakan blender, buah naga yang

telah dipotong-potong di masukkan ke dalam blender dan dihancurkan sampai

halus, hasil penghancuran inilah yang kemudian diolah menjadi pasta buah naga

(bahan indukan)

3. Pembuatan Pasta

Pada tahap ini, buah naga yang sudah hancur dicampurkan dengan semua

bahan penolong yaitu air, gula, garam, perasa, pewarna dan pengawet di dalam

panci masak, kemudian dimasak sampai mendidih, setelah pasta masak, pasta

disimpan ke dalam galon-galon yang sudah disiapkan. Pasta ini disimpan dalam

ruang penyimpanan sebagai persediaan ketika buah naga mulai langka.

4. Pengenceran

Bahan indukan yang tersedia yang ada di encerkan dengan air dengan

perbandingan 1:2, artinya 1 galon pasta di encerkan dengan 2 galon air,

ditambahkan gula lagi dan kemudian di masak sampai mendidih, kemudian disaring

sebelum dimasukkan ke dalam kemasan cup.

5. Pengemasan

Pengemasan dilakukan dengan mesin cup sealer yang bekerja manual,

minuman yang sudah siap dikemas dituangkan kedalam wadah penampung yang

ada pada mesin cup sealer, wadah cup dipasang pada mesin, dan mesin akan

otomatis menuangkan minuman sari buah ke dalam cup, setelah itu mesin akan

melakukan sealing terhadap cup yang sudah terisi, selanjutnya cup yang telah siap

akan dimasukkan pada bak air sebagai pendingin. Dan produk minuman siap di

kemas dalam kardus dan dilengkapi dengan sedotan.

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

52

Gambar 7. Proses Pembuatan Minuman sari buah naga pada UD. Indra Rasa

Kurnia

5.5 Aliran Kas Usahatani Buah Naga

Aliran kas usahatani buah naga merupakan aliran keuangan yang digunakan

untuk menganalisis kelayakan usahatani buah naga, dengan merinci biaya investasi,

biaya produksi, penerimaan dan pendapatan usahatani buah naga, berikut ini adalah

rincian dari aliran kas usahatani buah naga.

5.5.1 Biaya Usahatani Buah Naga di Kecamatan Kepanjen Selama 15 tahun

Biaya yang dikeluarkan untuk usahatani buah naga meliputi biaya investasi

awal, biaya pemasangan tiang, biaya penanaman, biaya pemeliharaan dan biaya

pemanenan. Biaya berikut adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam usahatani

buah naga di Kecamatan Kepanjen dalam luas1 Hektar.

1. Biaya Investasi Usahatani Buah Naga

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan petani pada awal kegiatan

usahatani buah naga, biaya investasi ini antara lain adalah biaya pembelian tiang

penyangga, bibit, peralatan yang dibutuhkan untuk usahatani buah naga. Rincian

biaya investasi awal usahatani buah naga adalah sebagai berikut.

Buah Naga

Penghancuran daging buah

Memasak pasta buah Naga

Penyimpanan Pasta

Tambahkan bahan penolong

(gula, garam, air, coco

pandan, N-Benzoat, asam

sitrat)

Pengenceran dan penambahan gula

Pengemasan

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

53

Tabel 9. Rata-rata Biaya Investasi Usahatani Buah Naga di Kecamatan Kepanjen

per hektar

No Investasi Unit Harga (Rp) Total Biaya Persentase (%)

1 Bibit 6.028 10.000 60.280.000 37,64

2 Tiang beton 1.507 65.000 97.955.000 61,16

3 Selang 3 90.000 270.000 0,17

4 Cangkul 5 60.000 300.000 0,19

5 Gunting kebun 10 40.000 400.000 0,25

6 Ember 10 20.000 200.000 0,12

7 Sepatu boot 5 150.000 750.000 0,47

Total Biaya Investasi (Rp) 160.155.000 100%

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Dari tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa biaya paling tinggi adalah biaya

pebelian tiang beton sebagai tiang penyangga tanaman buah naga dengan total

Rp.97.955.000 atau sebesar 61,16% dari keseluruhan biaya investasi awal, biaya

tersebut adalah biaya pembelian tiang beton sebanyak 1.507 tiang dengan harga

Rp.65.000 per tiangnya. Kemudian pada urutan kedua adalah biaya pembelian

6.028 (satu tiang berisai empat tanaman buah naga) bibit buah naga dengan harga

bibit Rp 10.000 per bibit, biaya pembelian bibit ini sebesar Rp 60.280.000 atau

sebesar 37,64% dari total biaya investasi.

Biaya investasi awal lainnya adalah biaya pembelian selang sebanyak 3 rol

(satu rol selang memiliki panjang 30 meter) dengan harga per rol sebesar Rp 90.000,

total biaya pembelian selang sebesar Rp 270.000, biaya pembelian cangkul

sebanyak 5 buah cangkul sebesar Rp 300.000 dengan harga Rp 60.000 per cangkul.

Pembelian 10 buah gunting kebun sebesar Rp 400.000 dengan harga per buah Rp

40.000, biaya pembelian 5 sepatu boot sebesar Rp 750.000 dengan harga Rp

150.000 per pasang sepatu.

2. Biaya Produksi Usahatani Buah Naga

Biaya produksi usahatani buah naga merupakan biaya yang dikeluarkan

selama kegiatan usahatani buah naga berlangsung, biaya produksi merupakan total

biaya dari biaya tetap dan biaya variabel. berikut ini adalah rincian biaya tetap dan

biaya tidak tetap dalam usahatani buah naga.

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

54

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap dalam usahatani buah naga ini ialah biaya pajak lahan, besar biaya

pajak rata-rata untuk satu hektar adalah Rp 1.060.000 per tahun, biaya pajak

digunakan karena lahan yang digunakan untuk usahatani buah naga adalah lahan

milik sendiri. Biaya tetap lainnya adalah biaya reinvestasi atau pembelian kembali

alat yang sudah tidak layak pakai, reinvestasi akan dilakukan sesuai umur ekonomis

alat, seperti ember yang dilakukan pembelian setiap dua tahun sekali.

b. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

Biaya tidak tetap merupakan biaya yang berkaitan langsung dengan jumlah

produksi yang dihasilkan dalam usahatani buah naga, biaya tidak tetap mencakup

biaya pembelian pupuk, pestisida dan biaya tenaga kerja, meliputi biaya tenaga

pemasangan tiang, penanaman, biaya tenaga kerja pemeliharaan (penyiangan,

pemupukan, penyemprotan dan pemangkasan) dan pemanenan. Biaya pembelian

bibit tidak termasuk dalam biaya variabel karena sudah dikategorikan sebagai biaya

investasi.

1) Biaya Pupuk

Pemupukan dalam kegiatan usahatani buah naga pertama kali adalah

pemupukan dasar dan selanjutnya adalah pemupukan rutin yang dilakukan 4 bulan

sekali, sehingga dalam satu tahun ada 3 kali pemupukan, pemupukan dasar dalam

usahatani buah naga ini terdiri dari pupuk kandang dan pupuk anorganik (NPK dan

KCL). Kebutuhan pupuk untuk pemupukan dasar ini yaitu pupuk kandang sebesar

Rp 4.822.000, dengan rincian 4kg pupuk kandang per tanaman buah naga dengan

harga Rp 200 per Kg. Biaya penggunaan pupuk anorganik sebesar Rp 5.786.500,

terdiri dari pupuk NPK sebesar Rp 3.472.000, dan KCL sebesar Rp 2.314.500,

dengan rincian 362 Kg NPK/Ha (60 gram/tanaman) dan harga per kilogram NPK

adalah Rp. 9.600/kg. Pupuk KCL dengan rincian 362 Kg KCL/Ha (60

gram/tanaman) dan harga per kilogram KCL adalah Rp. 6.400/kg

Pemupukan rutin menggunakan pupuk yang sama dengan pemupukan dasar

hanya saja dengan dosis yang berbeda, kebutuhan pupuk kandang dalam satu kali

pemupukan cukup 1 kg saja per tanaman buah naga, sedangkan NPK dan KCL

masing-masing 30 gram per tanaman buah naga, jumlah tersebut menunjukkan

dalam satu kali pemupukan dengan luas lahan satu hektar, pupuk yang dibutuhkan

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

55

dalam usahatani buah naga yaitu pupuk kandang sebanyak 6.028 Kg, NPK dan

KCL masing-masing 181 Kg, dengan harga pupuk kandang Rp 200/Kg, NPK

Rp.9.600/Kg dan KCL Rp 6.400/Kg. Rincian biaya pupuk dalam usahatani buah

naga adalah sebagai berikut.

Tabel 10. Rata-rata Biaya Pupuk Dalam Usahatani Buah Naga per Hektar

Tahun ke- Jenis Pupuk

Biaya Pupuk/tahun (Rp) Kandang NPK KCL

0 4.822.000 3.472.000 2.314.500 10.608.500

1 3.616.500 5.208.000 3.472.000 12.296.500

2 3.797.500 5.485.000 3.634.500 12.917.000

3 3.978.000 5.642.000 3.797.500 13.417.500

4 4.159.000 5.859.000 3.960.000 13.978.000

5 4.340.000 6.076.000 4.123.000 14.539.000

6 4.521.000 6.293.000 4.285.500 15.099.500

7 4.701.500 6.510.000 4.448.500 15.660.000

8 4.882.500 6.727.000 4.611.000 16.220.500

9 5.063.500 6.944.000 4.774.000 16.781.500

10 5.244.000 7.161.000 4.936.500 17.341.500

11 5.425.000 7.378.000 5.099.500 17.902.500

12 5.606.000 7.595.000 5.262.000 18.463.000

13 5.786.500 7.812.000 5.425.000 19.023.500

14 5.967.500 8.029.000 5.587.500 19.584.000

15 6.148.500 8.246.000 5.750.500 20.145.000

Total Biaya Pupuk dalam 15 Tahun Rp 253.977.500

Rata-rata per tahun Rp 16.931.833

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Tabel 10 diatas menunjukkan dalam usahatani buah naga selama 15 tahun

biaya rata-rata total pembelian pupuk sebesar Rp 253.977.500, sedangkan biaya

pupuk rata-rata pertahunnya sebesar Rp 16. 931.833. Biayapupuk pada tahun ke-0

adalah biaya pembelian pupuk dasar.

2) Biaya Pestisida

Pestisida digunakan oleh petani untuk melindungi tanaman buah naga dari

serangan hama dan penyakit, penyemprotan pestisida dilakukan rutin oleh petani

sebagai langkah pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit, penyakit yang

sering menyerang buah naga adalah penyakit yang diakibatkan oleh jamur seperti

busuk batang, cara penanggulangannya adalah menggunakan fungisida berbahan

aktif benomyl. Sedangkan hama yang menyerang tanaman buah naga antara lain

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

56

tungau dan kutu putih, cara penanggulangan hama ini menggunakan insektisida

dengan bahan aktif dimetoat. Rincian biaya pestisida adalah sebagai berikut.

Tabel 11. Rata-rata Biaya Pestisida Usahatani Buah Naga per Hektar

Tahun ke- Insektisida (Rp) Fungisida (Rp) Total

1 340.000 420.000 760.000

2 347.500 435.000 782.500

3 355.000 450.000 805.000

4 362.500 465.000 827.500

5 370.000 480.000 850.000

6 377.500 495.000 872.500

7 385.000 510.000 895.000

8 392.500 525.000 917.500

9 400.000 540.000 940.000

10 407.500 555.000 962.500

11 415.000 570.000 985.000

12 422.500 585.000 1.007.500

13 430.000 600.000 1.030.000

14 437.500 615.000 1.052.500

15 445.000 630.000 1.075.000

Total Biaya Pestisida Rp 13.762.500

Rata-rata Biaya Pestisida per tahun Rp 917.500

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Biaya yang dikeluarkan petani untuk pembelian pestisida berbeda-beda, rata-

rata total biaya pestisida usahatani buah naga dalam waktu 15 tahun sebesar

Rp.13.762.500, dan pengeluaran rata-rata per tahun untuk biaya pestisida sebesar

Rp.917.500.

3) Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja terbagi menjadi biaya pengolahan lahan, biaya

pemasangan tiang, biaya pengolahan lahan, biaya penanaman, biaya tenaga kerja

pemeliharaan meliputi biaya penyiangan gulma, penyemprotan, pemupukan dan

pemangkasan, serta yang terakhir adalah biaya panen. Biaya pemasangan tiang,

pengolahan lahan dan biaya penanam hanya dikeluarkan pada awal kegiatan

usahatani buah naga, sedangkan biaya pemeliharaan dan biaya pemanenan adalah

biaya yang rutin dikeluarkan per tahun. Rincian tenaga kerja usahatani buah naga

secara keseluruhan adalah sebagai berikut.

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

57

Tabel 12. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Buah Naga di Kecamatan

..Kepanjen per Hektar

Tahun

ke-

Tenaga kerja

pemeliharaan (Rp)

Tenaga kerja

panen (Rp)

Total Biaya Tenaga

Kerja per Tahun (Rp)

0 5.521.000 0 5.521.000

1 6.318.900 0 6.318.900

2 6.446.800 1.084.800 7.531.600

3 6.574.700 1.808.000 8.382.700

4 6.702.600 2.531.200 9.233.800

5 7.584.000 3.254.400 10.838.400

6 6.958.400 2.410.600 9.369.000

7 7.086.300 2.682.000 9.768.300

8 7.214.200 3.350.600 10.564.800

9 7.342.100 3.857.000 11.199.100

10 8.223.500 4.536.400 12.759.900

11 7.598.100 2.650.600 10.248.700

12 7.726.000 2.922.000 10.648.000

13 7.853.900 3.590.600 11.444.500

14 7.981.800 4.097.000 12.078.800

15 8.109.700 4.776.400 12.886.100

Total Biaya Tenaga Kerja Selama 15 Tahun Rp 158.793.600

Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja per Tahun Rp 10.586.240

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Biaya tenaga kerja sebesar Rp 5.521.000 pada tahun ke-0 adalah hasil

penjumlahan biaya tenaga kerja pemasangan tiang, biaya pengolahan tanah per

hektar dan biaya penanaman buah naga, dengan rincian biaya tenaga kerja

pemasangan tiang sebesar Rp 1.507.000, biaya pemasangan tiang dihitung

berdasarkan unit tiang yang dipasang pada lahan usahatani buah naga dan upah

sebesar Rp 1.000 per unit tiang, biaya pengolahan tanah per hektar sebesar

Rp.1.000.000 dan biaya penanaman buah naga sebesar Rp 3.014.000 dangan upah

Rp.500 per tanaman buah naga.

Biaya penyiangan gulma dihitung per Ha pertahun, dalam satu kali kegiatan

penyiangan tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 5 orang dengan upah per hari

Rp.30.000, penyiangan ini selesai dalam waktu 5 hari, kegiatan penyiangan ini

dilakukan 4 bulan sekali dikuti kegiatan penyemprotan dan pemupukan. Jadi dalam

satu tahun terdapat 3 kali kegiatan penyiangan, penyemprotan dan pemupukan.

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

58

Biaya penyemprotan, pemupukan dan pemangkasan dihitung berdasarkan

jumlah unit tiang penyangga usahatani buah naga, upah tenaga kerja penyemprotan

sebesar Rp 400 untuk setiap tanaman dalam satu unit tiang, sedangkan upah tenaga

kerja pemupukan adalah Rp 500 untuk setiap tanaman yang dipupuk dalam satu

unit tiang. Kegiatan pemangkasan dilakukan dalam waktu 5 tahun sekali setelah

kegiatan pemanenan, upah untuk pemangkasan tanaman dalam satu unit tiang

sebesar Rp 500. Rincian lebih lengkap biaya pemeliharaan dapat dilihat pada

lampiran 1.

Biaya panen dihitung berdasarkan jumlah panen (Kg) buah naga yang

dihasilkan. Upah tenaga kerja pemanenan ini adalah Rp 200 untuk setiap kilogram

hasil panen yang dilakukan oleh tenaga kerja, rincian biaya pemanenan dapat dilihat

pada lampiran 2. Pada tabel 12, terlihat bahwa total tenaga kerja pertahun terjadi

fluktuasi dari tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-15, hal ini dipengaruhi oleh

jumlah biaya tenaga kerja pemanenan pertahun yang naik turun berdasarkan jumlah

(kg) panen buah naga pertahunnya, pada tahun ke-1 belum ada biaya pemanenan

dikarenakan belum ada panen pada tahun tersebut, panen buah naga dimulai pada

tahun ke-2 dan seterusnya. Biaya panen dari tahun ke tahun cenderung meningkat,

kecuali pada tahun ke-6 dan tahun ke-11 terjadi penurunan biaya panen yang

disebabkan oleh menurunnya produksi buah naga yang diakibatkan pemangkasan

yang dilakukan setiap 5 tahun sekali, pemangkasan dilakukan untuk peremajaan

tanaman buah naga, pemangkasan dilakukan pada tahun ke-5 dan tahun ke-10,

biaya pemangkasan hanya dikeluarkan pada tahun ke-5 dan tahun ke-10.

Rata-rata total biaya tenaga kerja dalam usahatani buah naga selama 15 tahun

sebesar Rp 158.793.600, sedangkan biaya rata-rata per tahun yang dikeluarkan oleh

petani buah naga sebesar Rp 10.586.240.

5.5.2 Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Buah Naga

Penerimaan usahatani buah naga merupakan arus masuk kas yang diperoleh

selama kegiatan usahatani buah naga, pendapatan usahatani buah naga merupakan

hasil pengurangan penerimaan usahatani oleh biaya produksi usahatani buah naga.

1. Penerimaan Usahatani buah naga

Penerimaan usahatani buah naga diperoleh dari hasil kali jumlah produksi per

tahun di kalikan dengan harga buah naga yang berlaku pada saat panen. Harga buah

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

59

naga berubah sesuai musim panen, mulai dari harga Rp 7.500 sampai dengan

Rp.15.000. harga terendah adalah saat musim panen raya yang terjadi sekitar

Januari sampai dengan April, harga buah naga tertinggi saat awal musim panen dan

akhir musim panen.

Harga buah naga dalam pembahasan penerimaan usahatani buah naga

diasumsikan sebesar Rp 7.500, yaitu harga jual buah naga paling rendah. Berikut

rincian penerimaan usahatani buah naga. Perhitungan penerimaan usahatani buah

naga ini dihitung mulai tahun ke-2.

Tabel 13. Rata-rata Penerimaan Usahatani Buah Naga per Hektar

Tahun ke- Hasil Panen (Kg) Penerimaan

2 5.424 40.680.000

3 9.040 67.800.000

4 12.656 94.920.000

5 16.272 122.040.000

6 12.053 90.397.500

7 13.410 100.575.000

8 16.753 125.647.500

9 19.285 144.637.500

10 22.682 170.115.000

11 13.253 99.397.500

12 14.610 109.575.000

13 17.953 134.647.500

14 20.485 153.637.500

15 23.882 179.115.000

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Penen buah naga dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, hal

ini dikarenakan hasil panen buah naga dari tahun ke tahun juga mengalami

peningkatan, kecuali pada tahun ke-6 dan tahun ke-11, penurunan hasil produksi

pada tahun tersebut diakibatkan oleh adanya kegiatan pemangkasan yang dilakukan

setiap 5 tahun sekali, tujuan pemangkasan ini adalah untuk peremajaan cabang buah

naga, agar tetap produktif.

2. Pendapatan Usahatani Buah Naga

Pendapatan usahatani buah naga diperoleh dari hasil penerimaan per tahun

dikurangi pengeluaran per tahun, untuk keperluan perhitungan kelayakan usahatani

buah naga juga dilakukan perhitungan atas present value pendapatan usahatani

buah naga dengan discount factor pada suku bunga sebesar 6,25% (suku bunga

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

60

deposito Bank Jatim). Berikut ini adalah rincian rata-rata pendapatan usahatani

buah naga dalam 15 tahun.

Tabel 14. Rata-rata Pendapatan Usahatani Buah Naga per Hektar

Tahun

ke-

Pengeluaran

(Rp)

Penerimaan

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

PV Pendapatan

(Rp)

0 160.155.000 0 -160.155.000 -177.344.500

1 36.564.900 0 -36.564.900 -34.414.023

2 22.291.100 40.680.000 18.388.900 16.289.129

3 23.865.200 67.800.000 43.934.800 36.628.728

4 25.099.300 94.920.000 69.820.700 54.785.855

5 27.487.400 122.040.000 94.552.600 69.827.868

6 27.821.000 90.397.500 62.576.500 43.494.830

7 27.583.300 100.575.000 72.991.700 47.749.729

8 28.762.800 125.647.500 96.884.700 59.651.819

9 30.180.600 144.637.500 114.456.900 66.325.652

10 32.123.900 170.115.000 137.991.100 75.259.563

11 31.816.200 99.397.500 67.581.300 34.690.313

12 31.178.500 109.575.000 78.396.500 37.874.718

13 32.758.000 134.647.500 101.889.500 46.329.032

14 33.775.300 153.637.500 119.862.200 51.295.244

15 35.366.100 179.115.000 143.748.900 57.898.918

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Pengeluaran tahun ke-0 pada tabel 14 di atas merupakan pengeluaran untuk

biaya investasi usahatani buah naga, mencakup biaya pembelian tiang beton,

pembelian bibit, pembelian alat-alat (cangkul, gunting kebun, sepatu boot, ember),

biaya tenaga kerja (pemasangan tiang, penanaman, pengolahan lahan), biaya

pembelian pupuk dasar. Selanjutnya pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-15

pengeluaran berupa biaya produksi usahatani buah naga meliputi biaya tenaga kerja

(pemeliharaan dan pemanenan), biaya pembelian pupuk dan pestisida.

Pada tahun ke-0 dan tahun ke-1 belum ada penerimaan dikarenakan belum

adanya hasil panen, sehingga pendapatan pada tahun ke-0 dan tahun ke-1 ini

nilainya negatif. Pendapatan usahatani pada tahun ke-2 sampai dengan tahun ke-15

mengalami fluktuasi, hal ini dikarenakan nilai penerimaan usahatani yang juga

mengalami fluktuasi, penyebab fluktuasi ini sudah dibahas pada bagian penerimaan

usahatani buah naga.

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

61

PV (present value) pendapatan merupakan pendapatan yang sudah dikalikan

dengan discount factor-nya, nilai PV pendapatan ini digunakan sebagai analisis

kelayakan usahatani buah naga, meliputi nilai NPV (Net Present Value), Net B/C

Ratio, IRR (Internal Rate of Return) dan nilai Payback Periode.

5.5.3 Hasil Analisis Kriteria Investasi Usahatani Buah Naga

Analisis kriteria investasi melibatkan discount factor karena analisis investasi

dikaitkan dengan konsep time value of money (nilai waktu uang). Discount factor

berfungsi untuk merubah manfaat dari aliran kas yang diperoleh pada masa yang

akan datang menjadi manfaat dan biaya pada masa sekarang. Analisis kelayakan

dalam pembahasan ini menggunakan nilai discount factor saat suku bunga sebesar

6,25% (suku bunga deposito Bank Jatim). Aliran kas usahatani buah naga di

Kecamatan Kepanjen dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 15. Hasil Rata-rata Analisis Kelayakan Investasi

Indikator Kelayakan Nilai Kriteria

NPV Rp 503.532.374 Layak

IRR 25,96% Layak

Net B/C Ratio 4,14 Layak

Payback Periode 4,68

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 15 diperoleh nilai NPV usahatani

buah naga sebesar Rp 503.532.374,-, nilai NPV positif menunjukkan bahwa

usahatani buah naga layak dijalankan, dengan rata-rata biaya investasi sebesar

Rp.160.155.000 usahatani buah naga ini dalam waktu 15 tahun akan memberikan

keuntungan sebesar Rp 503.532.374 kepada petani pada tingkat suku bunga 6,25%.

Besar kecilnya nilai NPV ini dipengaruhi oleh jumlah produksi, harga jual dan

biaya produksi yang dikeluarkan selama usahatani buah naga dijalankan.

Indikator kelayakan selanjutnya menunjukkan nilai IRR sebesar 25,96%, hal

ini menunjukkan bahwa usahatani buah naga layak untuk dijalankan dikarenakan

nilai IRR lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku yaitu 6,25 (suku

bunga deposito Bank Jatim). Nilai IRR lebih besar daripada tingkat suku bunga

yang berlaku juga memiliki arti bahwa melakukan investasi modal pada usahatani

buah naga lebih menguntungkan daripada mendepositokan modal di bank, selisih

keuntungan yang diperoleh sebesar 19,71%.

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

62

Indikator kelayakan Net B/C Ratio sebesar 4,14. Nilai ini menunjukkan

bahwa usahatani buah naga layak dijalankan karena telah memenuhi syarat nilai

lebih dari 1, yang mana suatu usaha layak untuk dijalankan apabila nilai Net B/C

Rationya lebih besar dari 1. Nilai Net B/C ratio sebesar 4,14 menunjukkan bahwa

setiap biaya sebesar Rp 1,- yang diinvestasikan dalam waktu 15 tahun dapat

memberikan keuntungan sebesar Rp 4,14,-

Nilai Payback Periode usahatani buah naga ini sebesar 4,68. Nilai ini

menunjukkan berapa lama waktu modal investasi akan kembali atau waktu yang

diperlukan agar pengeluaran investasi dapat tertutup kembali yang dinyatakan

dalam satuan tahun. nilai 4,68 pada payback periode ini menunjukkan bahwa biaya

investasi modal usahatani nuah naga ini akan kembali dalam waktu 4 tahun 8 bulan.

5.6 Analisis Biaya, Penerimaan, Keuntungan dan Kelayakan Agroindustri

Minuman Sari Buah Naga

5.6.1 Analisis Biaya

Biaya produksi di sari buah naga di UD. Indra Rasa Kirana dibedakan

menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap meliputi biaya-biaya

penyusutan alat-alat untuk proses produksi, biaya sewa gedung dan telephone.

Sedangkan biaya variabel meliputi biaya bahan baku, baik bahan baku utama

ataupun bahan penolong, bahan pengemas, biaya operasional (gas dan listrik) dan

tenaga kerja.

A. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang nilainya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya

produksi sehingga berapapun volume produksi tidak mempengaruhi besarnya biaya

tetap. Biaya yang termasuk dalam kategori biaya tetap dalam minuman sari buah

naga di UD. Indra Rasa Kurnia adalah biaya sewa gedung, biaya telephone,

perizinan, pajak, biaya penyusutan semua peralatan dan mesin.

Nilai biaya penyusutan diperoleh dengan membagi nilai peyusutan per tahun

alat dengan jumlah proses produksi setiap tahunnya. Kemudian dikalikan dengan

jumlah masing-masing alat. Jumlah penyusutan masing-masing alat dapat dilihat

pada lampiran 5. Perusahaan ini melakukan proses produksi selama 8 bulan dalam

setahun dengan rincian, 6 bulan pertama bersamaan dengan masa panen, produksi

2 bulan berikutnya menggunakan bahan indukan yang telah diawetkan dalam

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

63

bentuk pasta. Dan dalam satu bulan terdapat 26 proses produksi. Artinya dalam satu

tahun perusahaan ini melakukan 208 kali proses produksi. Besarnya biaya tetap

pada di minuman sari buah naga di UD. Indra Rasa Kurnia adalah sebagai berikut.

Tabel 16. Biaya Tetap Produksi Minuman sari buah naga di UD. Indra Rasa Kurnia

No Keterangan Biaya (Rp) Persentase (%)

1 Penyusutan Cup Sealer 16.140,11 22,16

2 Penyusutan Kompor 240,38 0,33

3 Penyusutan Panci Besar 865,38 1,19

4 Penyusutan Timbangan Dacing 288,46 0,40

5 Penyusutan Timbangan Meja 139,42 0,19

6 Penyusutan Tabung Gas 115,38 0,16

7 Penyusutan Galon 5.600,00 7,69

8 Penyusutan Pengaduk (Spatula Kayu) 86,54 0,12

9 Penyusutan Blender 519,23 0,71

10 Penyusutan Pisau 76,92 0,11

11 Penyusutan Saringan 86,54 0,12

12 Sewa gedung 38.461,54 52,81

13 Telepon 8.653,85 11,88

14 Pajak Bumi dan Bangunan 600,96 0,83

15 Pembuatan P-IRT 961,54 1,32

Total Biaya tetap Rp 72.836,26 100 %

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa besarnya biaya tetap per satu

kali proses produksi minuman sari buah naga pada Di UD. Indra Rasa Kurnia adalah

sebesar Rp 72.836,26. Biaya tetap terbesar adalah biaya sewa gedung yang

digunakan sebagai Outlet dan kantor pemasaran yaitu Rp 38.461,54, setara dengan

52,81% dari total biaya tetap. Alokasi biaya terbesar kedua per satu kali produksi

adalah biaya penyusutan mesin cup sealer yaitu sebesar Rp 16.140,11, dengan

persentase 22,16 persen. Mesin ini berfungsi untuk melekatkan cup/gelas dengan

volume 120ml dengan lid cup atau plastic penutup gelas yang sudah tertera nama

produk.

Pada urutan ketiga biaya terbesar pada biaya tetap yang di keluarkan oleh

perusahaan adalah biaya telephone yaitu sebesar 11,88 persen, nilai tagihan

telephone sebesar Rp 8.653,85 diperoleh dari total tagihan telephone selama satu

tahun dibagi dengan jumlah proses produksi selama satu tahun. Pada urutan ke-

empat adalah penyusutan galon, sebesar Rp 5.600,00 atau dengan presentase

7,69%. Galon disini berfungsi sebagai tempat menyimpan pasta buah naga untuk

persediaan ketika buah naga sudah tidak dalam musim buah. Biaya-biaya tetap

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

64

lainnya, seperti penyusutan kompor, panci, tabung gas, dan lainnya nilainya relatif

kecil, dibawah Rp 1.000. Untuk rincian perhitungan biaya tetap dapat dilihat pada

lampiran 6.

B. Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang dipengaruhi oleh besar kecilnya

volume produksi. Biaya variabel yang digunakan dalam proses produksi minuman

sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia antara lain adalah biaya bahan baku, biaya

bahan penolong, biaya operasional, biaya kemasan dan upah tenaga kerja. Biaya

bahan baku adalah nilai buah naga yang digunakan dalam satu kali proses produksi,

yaitu sebanyak 40kg buah naga dengan harga Rp 10.000. Biaya bahan penolong

adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk bahan penolong dalam satu kali

proses produksi minuman sari buah naga meliputi gula, aroma makanan, pewarna

makanan, dan pengawet. Biaya operasional meliputi biaya listrik dan bahan bakar

gas. Biaya kemasan meliputi cup 120ml, lid cup, sedotan, kardus dan tali. Besarnya

biaya variabel pada produksi minuman sari buah naga adalah sebagai berikut.

Tabel 17. Biaya Variabel Produksi Minuman sari buah naga pada UD. Indra Rasa

Kurnia, Tahun 2017

No Keterangan Biaya (Rp) Persentase (%)

1 Bahan Baku 400.000 32,81

2 Bahan Bahan Penolong 258.800 21,22

3 Biaya Operasional 40.000 3,28

4 Biaya kemasan 400.500 32,85

5 Upah Tenaga Kerja 120.000 9,84

Total Biaya Variabel 1.219.300 100 %

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa total biaya variabel untuk satu

kali proses produksi minuman sari buah naga adalah Rp 1. 219.300. Proporsi biaya

kemasan menempati biaya terbesar dari total biaya variabel yaitu Rp 400.500 atau

dengan persentase sebesar 32,85 persen. Hal ini dikarenakan ada banyak bagian

dalam biaya kemasan ini seperti pembelian cup gelas, lid cup, sedotan kardus dan

tali, jumlah kemasan yang dibutuhkan mengikuti jumlah output produksi, yaitu

sebanyak 60 kardus (230,4 liter) minuman sari buah naga, dengan rincian per

kardus berisi 32 gelas dengan berat bersih per kardus 3,84 liter. Jadi cup atau gelas

yang di butuhkan dalam satu kali proses produksi sebanyak 1.920 cup.

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

65

Biaya bahan baku menempati urutan ke-dua dengan persentase 32,81 persen,

dengan nilai Rp 400.000, yaitu 40 kg buah naga dengan harga Rp 10.000.

selanjutya biaya bahan penolong sebesar Rp 258.800, dengan rincian gula sebanyak

20 kg, coco pandan (aroma makanan) sebanyak 200 gram, garam 20 gram, natrium

benzoat (pengawet) 160 gram, asam sitrat (perasa asam) 100 gram, pewarna 100

gram. Biaya tenaga kerja sebesar Rp 120.000 dengan rincian upah tenaga kerja

pengolahan 3 orang dan tenaga kerja pengemasan 3 orang dengan upah masing-

masing sebesar Rp 20.000. Sedangkan untuk biaya variabel terkecil adalah biaya

operasional sebesar Rp 40.000 atau dengan persentase sebesar 3,28 persen. Biaya

operasional tersebut meliputi biaya bahan bakar dan biaya listrik. Untuk rincian

perhitungan biaya variable dapat dilihat pada lampiran 7.

C. Biaya Total

Biaya total dalam proses produksi minuman sari buah naga UD. Indra Rasa

Kurnia merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel yang

dikeluarkan oleh pemilik di minuman sari buah naga. Besarnya biaya total di UD.

Indra Rasa Kurnia dalam sekali produksi minuman sari buah naga adalah sebagai

berikut.

Tabel 18. Biaya Total Produksi Minuman sari buah naga (Satu Kali Proses

Produksi) pada Di UD. Indra Rasa Kurnia

No Keterangan Jumlah (Rp) Persentase (%)

1 Biaya Tetap 72.836,26 5,64

2 Biaya Variabel 1.219.300 94,36

Total Biaya 1.292.136,26 100.00

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa total biaya satu kali proses

produksi minuman sari buah naga pada di UD. Indra Rasa Kurnia adalah sebesar

Rp 1.292.136,26 dengan biaya variabel sebesar Rp 1.219.300. atau dengan

persentase 94,36 persen, sedangkan untuk biaya tetap satu kali proses produksi

minuman sari buah naga adalah Rp 72.836,26 atau dengan persentase 5,64 persen.

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

66

5.6.2 Analisis Penerimaan

Penerimaan (revenue) adalah hasil perkalian antara jumlah output dengan

harga jual di tingkat produsen atau di lokasi penelitian. Semakin tinggi jumlah

produksi dan harga jual produk, maka penerimaan yang diperoleh semakin tinggi

juga. Penerimaan yang diperoleh di minuman sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia

dapat dilihat pada tabel 19 berikut.

Tabel 19. Penerimaan Minuman sari buah naga pada di UD. Indra Rasa Kurnia,

.....Tahun 2017

No Uraian Jumlah (Rp)

1 Jumlah Output (kardus) @ 3,84 liter 60

2 Harga Jual Produk (Rp) 26.000

Penerimaan 1.560.000

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan tabel 19 jumlah produksi yang dihasilkan per satu kali proses

produksi minuman sari buah naga pada Di UD. Indra Rasa Kurnia adalah sebanyak

60 kemasan kardus, berat bersih produk minuman sari buah naga ini yaitu 3,84

kilogram dalam satu kemasan kardus dengan harga per kardus Rp 26.000. Sehingga

dapat diketahui bahwa dalam satu kali proses produksi minuman sari buah naga,

penerimaan yang dapat diperoleh Di UD. Indra Rasa Kurnia adalah sebesar

Rp.1.560.000.

5.6.3 Analisis Keuntungan

Keuntungan adalah selisih antara penerimaan yang diperoleh dengan total

biaya yang digunakan untuk proses produksi. Besarnya keuntungan yang diperoleh

sangat mempengaruhi prospek usaha suatu di. Berikutnya keuntungan yang

diperoleh juga dapat digunakan sebagai modal untuk mengembangkan usaha kearah

yang lebih baik. Besarnya keuntungan yang diperoleh pemilik UD. Indra Rasa

Kurnia yaitu sebagai berikut.

Tabel 20. Keuntungan Minuman sari buah naga pada Di UD. Indra Rasa Kurnia,

Tahun 2017

No Keterangan Jumlah (Rp)

1 Total Penerimaan 1.560.000

2 Total Biaya 1.292.136,26

Keuntungan 267.863,74

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

67

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa keuntungan yang diperoleh di UD.

Indra Rasa Kurnia per satu kali proses produksi minuman sari buah naga adalah

sebesar Rp 267.863,74. Keuntungan tersebut diperoleh dari pengurangan antara

total penerimaan sebesar Rp 1.560.000 dengan biaya total sebesar Rp 1.292.136,26.

5.6.4 Analisis BEP (Break Even Point)

Analisis BEP digunakan untuk mengetahui keadaan dimana suatu usaha tidak

mengalami keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Dalam perhitungan BEP

atau titik impas diperlukan perhitungan mengenai biaya variabel, biaya tetap, harga

jual per kemasan minuman sari buah naga dan output yang dihasilkan oleh di

minuman sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia. Hasil perhitungan analisis BEP

pada di minuman sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia dapat dilihat pada Tabel

21 berikut.

Tabel 21. Analisis Break Even Point Minuman Sari Buah Naga pada UD. Indra

Rasa Kurnia, Tahun 2017

No Uraian Nilai

1 BEP (Rupiah) 333.503,29

2 BEP (Liter) 49,26

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 21 diatas dapat diketahui nilai BEP unit dalam satu kali

proses produksi diperoleh volume produksi 49,26 liter dengan nilai BEP Rupiah

Rp.333.503,29 Artinya, jika di UD. Indra Rasa Kurnia telah mencapai angka

penjualan tersebut maka dapat diartikan bahwa perusahaan telah mencapai titik

dimana pengusaha tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.

UD. Indra Rasa Kurnia harus memproduksi dan menjual minuman sari buah

naga lebih tinggi dari titik impas tersebut untuk memperoleh keuntungan. Dari

perhitungan BEP akan diketahui nilai TR = TC yang kemudian dapat ditampilkan

dalam bentuk kurva sehingga dapat dilihat penerimaan yang diperoleh UD. Indra

Rasa Kurnia terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Analisis ini juga dapat

digunakan untuk menentukan pada tingkat mana total biaya dan total penerimaan

berada dalam keadaan seimbang atau sama. Secara rinci kurva BEP pada UD. Indra

Rasa Kurnia dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

68

Gambar 8. Kurva Break Even Point (BEP) Di UD. Indra Rasa Kurnia

Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui bahwa BEP terjadi pada saat nilai

penerimaan sebesar Rp 333.503,29 dengan jumlah produksi (Q) sebanyak 49,26

Liter. UD. Indra Rasa Kurnia telah mampu melewati titik impas dengan

mengahasilkan minuman sari buah naga sebanyak 60 kardus (230,4 liter) dan

penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 1.560.000. Daerah yang berada diatas titik

impas adalah daerah yang menguntungkan, yaitu keadaan saat penerimaan lebih

besar daripada total biaya produksi yang dikeluarkan, sehingga dapat disimpulkan

bahwa UD. Indra Rasa Kurnia telah mendapatkan keuntungan dan layak untuk

dikembangkan. Untuk rincian perhitungan BEP dapat dilihat pada lampiran 8.

5.6.5 Analisis Kelayakan (R/C Ratio)

Pendekatan R/C Ratio dapat digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha

di. R/C Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya total. Apabila

nilai R/C Ratio >1 maka usaha pembuatan minuman sari buah naga di UD. Indra

Rasa Kurnia dapat dikatakan layak, jika nilai R/C Ratio <1 maka usaha minuman

sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia dikatakan tidak layak dan apabila nilai R/C

Ratio = 1, artinya usaha pembuatan minuman sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia

1.560.000,00

1.292.136,26

72.836,26

333.503,29

49,26

,25

230,4

1.219.300

(Liter)

Kuantitas Produksi

TFC

TVC

TC

TR

BEP

Untung

Rugi

Penerimaan, Biaya (Rp)

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

69

tidak mendapatkan keuntungan dan juga tidak rugi. Besarnya R/C Ratio pada usaha

pembuatan minuman sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia adalah sebagai berikut.

Tabel 22. Nilai R/C Ratio Minuman sari buah naga pada Di UD. Indra Rasa Kurnia,

Tahun 2017

No Uraian Jumlah (Rp)

1 Total Biaya Produksi 1.292.136,26

2 Total Penerimaan 1.560.000

R/C Ratio 1,21

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 22 diatas dapat diketahui bahwa nilai R/C Ratio pada di

minuman sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia adalah 1,21 yang artinya minuman

sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia layak untuk dikembangkan dan memberikan

keuntungan pada pengusahanya. Nilai R/C Ratio sebesar 1,21 dapat diartikan

bahwa dari setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan oleh di minuman sari buah naga

UD. Indra Rasa Kurnia, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,21.

5.7 Analisis Nilai Tambah

Analisis nilai tambah digunakan untuk mengetahui adanya nilai tambah yang

terdapat pada satu kilogram buah naga yang diolah menjadi minuman sari buah

naga. Besarnya nilai tambah diperoleh dari hasil pengurangan nilai produksi yang

dihasilkan terhadap biaya bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga

kerja. Nilai tambah merupakan imbalan bagi tenaga kerja dan keuntungan bagi

pemilik. Nilai tambah pada di minuman sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia

dapat dilihat pada Tabel 23.

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

70

Tabel 23. Nilai Tambah Minuman sari buah naga (Satu Kali Produksi) di UD.

Indra Rasa Kurnia

Keluaran (output) Masukan (input) dan Harga

1 Output/produk total (Liter/ proses produksi) 230,40

2 Input bahan baku (kg/ proses produksi) 40,00

3 Input tenaga kerja (TK/ 1xProduksi) 6,00

4 Faktor konversi 5,76

5 Koefisien tenaga kerja 0,15

6 Harga output (Rp/ liter) 6.770,83

7 Rata-rata upah tenaga kerja (Rp/ 1xProduksi) 20.000,00

Pendapatan dan Keuntungan

8 Harga input bahan baku (Rp/ kg) 10.000,00

9 Sumbangan input lain (Rp/ kg) 17.482,50

10 Nilai Produksi (Rp/ kg) 39.000,00

11 Nilai tambah (Rp/ kg) 11.517.50

Rasio nilai tambah (%) 29,53

12 Imbalan tenaga kerja (Rp/ kg) 3.000,00

Bagian tenaga kerja (%) 26,05

13 Keuntungan (Rp/ kg) 8.517,50

Bagian keuntungan (%) 73,95

Balas Jasa untuk Faktor Produksi

14 Marjin (Rp/ kg) 29.000,00

a. Pendapatan tenaga kerja (%) 10,35

b. Sumbangan input lain (%) 60,28

c. Keuntungan (%) 29,37

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa usaha di minuman sari buah

naga dengan menggunakan bahan baku buah naga sebanyak 40 kg/proses produksi

dapat menghasilkan minuman sari buah naga sebanyak 230,4 liter (60 kemasan

kardus). Dari nilai faktor konversi dapat diketahui bahwa dari 1 kg buah naga yang

digunakan dapat menghasilkan 5,76 liter minuman sari buah naga dengan harga jual

per liter sebesar Rp 6.770,83, harga ini diperoleh dari harga jual produk minuman

sari buah naga per kardus (Rp 26.000) dibagi dengan volume sari minuman buah

naga per kardus (5,76 liter).

Tabel 23 diatas menunjukkan bahwa besarnya nilai tambah pada di minuman

sari buah naga adalah Rp 11.517.50,-/kg bahan baku buah naga. Rasio nilai tambah

pada di minuman sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia adalah sebesar 29,53

persen, hal ini berarti bahwa 29,53 persen dari nilai produksi minuman sari buah

naga merupakan penambahan nilai yang dihasilkan dari pengolahan terhadap 1 kg

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

71

bahan baku minuman sari buah naga. Nilai tambah pada agroindustri minuman sari

buah naga ini termasuk dalam kategori sedang (antara 15% - 40 %).

Pendapatan atau imbalan tenaga kerja yang didapatkan dari setiap kilogram

bahan baku buah naga yang diolah menjadi minuman sari buah naga adalah sebesar

Rp 3.000 dengan bagian tenaga kerja sebesar 69,46 persen. Imbalan tenaga kerja

merupakan hasil perkalian dari koefisien tenaga kerja dengan upah tenaga kerja per

proses produksi, oleh karena itu imbalan tenaga kerja dipengaruhi oleh besarnya

koefisien tenaga kerja. Koefisien tenaga kerja menunjukkan besarnya curahan

tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah satu kilogram buah naga menjadi

minuman sari buah naga sebanyak 0,2 jam.

Berdasarkan Tabel 23 diatas, dapat diketahui keuntungan yang diperoleh dari

di minuman sari buah naga adalah sebesar Rp 8.517,50/kg buah naga yang

digunakan, sedangkan tingkat keuntungan atau bagian keuntungan yang diperoleh

perusahaan adalah sebesar 73,95 persen dari nilai tambah. Secara rinci distribusi

nilai tambah terhadap imbalan tenaga kerja dan keuntungan dilihat dari nilai

produksi minuman sari buah naga UD. Indra Rasa Kurnia dapat dilihat pada

Gambar 9.

Gambar 9. Distribusi Nilai Tambah Bagi Pendapatan Tenaga Kerja serta

Keuntungan pada Produksi Minuman sari buah naga Di UD. Indra Rasa Kurnia

dilihat dari Nilai Produksi

Nilai

Produksi

Rp 39.000

Nilai Tambah

Rp 11.517,50

Input Lain

Rp 17.482,50

Bahan Baku

Rp 10.000

44,83%

25,64%

29,53%

26,05%

73,95%

Pendapatan T.K

Rp 3.000

Keuntungan

Rp 8.517,50

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

72

Gambar 9 menjelaskan bahwa nilai produksi minuman sari buah naga yang

dihasilkan oleh 1 Kg bahan baku buah naga memiliki nilai produksi sebesar

Rp.39.000, dengan rincian Rp 10.000 (25,64%) adalah biaya 1 kg bahan baku buah

naga, Rp 17.482,5 (44,83%) adalah biaya input lain (gula, pewarna, aroma

makanan, pengawet, bahan bakar, listrik dan biaya kemasan) yang dibutuhkan

untuk 1 kg bahan baku buah naga, dan Rp 11.517,5 (29,53%) adalah nilai tambah

yang diperoleh dalam pengolahan 1 kg buah naga menjadi minuman sari buah naga.

Distribusi balas jasa untuk faktor produksi baik untuk tenaga kerja maupun

input bahan lain perkilogram buah naga dalam usaha pembuatan minuman sari buah

naga dilihat dari nilai marjin dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Distribusi Balas Jasa untuk Faktor Produksi pada Produksi Minuman

sari buah naga di UD. Indra Rasa Kurnia per Proses Produksi

Pada Gambar 11 diatas dapat dilihat bahwa untuk mengetahui balas jasa atau

imbalan bagi pemilik suatu faktor produksi dapat dilihat dari besarnya marjin.

Marjin merupakan selisih nilai produksi dengan harga bahan baku buah naga per

kilogram. Pada produk minuman sari buah naga, marjin yang didapatkan per

kilogram buah naga adalah Rp 29.000,- dengan keuntungan untuk pemilik usaha

sebesar 29,37 persen dari nilai marjin atau sebesar Rp 8.517,5, pendapatan untuk

tenaga kerja sebesar 10,35 persen dari nilai marjin atau sebesar Rp 3.000 dan untuk

sumbangan input lain sebesar 60,28 persen dari nilai marjin atau sebesar

Rp.17.482,5,-.

60,28%

Nilai

Produksi

Rp 39.000

Marjin

Rp 29.000

Bahan Baku

Rp 10.000 25,64%

74,36%

10,35%

29,37%

Pendapatan T.K

Rp 3.000

Keuntungan

Rp 8.517,5

Input lain

Rp 17.482,5

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

73

BAB VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Dari pembahasan tentang kelayakan usahatani buah naga di Kecamatan

Kepanjen selama 15 tahun pada tingkat suku bunga 6,25% (Suku bunga

deposito Bank Jatim) diperoleh nilai NPV sebesar Rp 503.532.374, nilai Net

B/C Ratio sebesar 4,14 dan IRR sebesar 25,96%. Semua kriteria tersebut

menunjukkan bahwa usahatani buah naga di Kecamatan Kepanjen layak

dijalanakan. Sedangkan nilai payback periode-nya sebesar 4,68 tahun atau 4

tahun 8 bulan.

2. Dari pembahasan analisis kelayakan terhadap agroindustri minuman sari buah

naga menghasilkan nilai R/C Ratio sebesar 1,21 yang artinya agroindustri

pengolahan minuman sari buah naga di UD. Indra Rasa Kurnia layak untuk

dijalankan.

3. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan buah naga menjadi minuman sari

buah pada UD. Indra Rasa Kurnia adalah sebesar Rp 11.517,50,-/kg bahan baku

buah naga. Nilai tambah ini diperoleh dari pengurangan nilai output dengan

biaya bahan baku dan biaya bahan penunjang lainnya. Rasio nilai tambah usaha

ini sebesar 29,53 persen, artinya usaha pembuatan minuman sari buah naga di

UD. Indra Rasa Kurnia memiliki nilai tambah tambah dengan kategori sedang

(antara 15%- 40%).

6.2 Saran

1. Untuk meningkatkan produksi buah naga bisa dengan mengintensifkan

usahatani buah naga dengan perawatan yang lebih baik, seperti pengaturan jarak

tanam, pemupukan dan melakukan perlindungan terhadap hama dan penyakit.

2. Untuk meningkatkan keuntungan perusahaan harus menekan biaya produksi

dari pengolahan sari buah naga dengan cara adopsi teknologi yang lebih

modern, yaitu penggunaan mesin cup sealer full otomatis, sehingga

penegemasan buah sari minuman buah naga bisa diselesaikan dalam waktu

yang lebih cepat dan dalam volume yang lebih besar.

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

74

3. Sebaiknya UD. Indra Rasa Kirana melakukan promosi baik melalui media

sosial ataupun melalui media-media periklanan yang ada seperti brosur, poster,

baliho dan juga media cetak, serta mengikuti kegiatan bazar dan pameran,

dengan demikian akan meningkatkan pengetahuan konsumen tentang produk

minuman sari buah naga.

4. Keterbatasan penelitian ini adalah dalam analisis kelayakan usahatani buah

naga, responden yang digunakan dalam penelitian ini luas lahannya relatif kecil,

belum ada petani buah naga dengan lahan yang luas, karena tanaman buah naga

di Kecamatan Kepanjen ditanam sebagai pengisi lahan kosong di pekarangan

rumah saja, lahan buah naga milik UD. Indra Rasa Kurnia berada di luar

kecamatan Kepanjen, yaitu di desa Palaan (Kecamatan Ngajum) dan di Desa

Kromengan (Kecamatan Kromengan) karena itu diharapkan pada penelitian

selanjutnya tentang kelayakan usahatani buah naga bisa dilakukan pada lahan

buah naga yang luas.

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

75

DAFTAR PUSTAKA

Apriadi, Andi. 2003. Analisis Usaha dan Nilai Tambah Pengolahan Ikan pada

Industri Kerupuk Udang atau Ikan Di Indramayu. Skripsi Fakultas Pertanian

Intitut Pertanian Bogor. Bogor. available online with update at:

http://digilib.ipb.ac.id

Arsyad, L. 1991. Ekonomi Manajerial Ekonomi Mikro Terapan untuk Manajemen

Bisnis. BPFE. Yogyakarta

Baroh, I. 2007. Analisis Nilai Tambah dan Ditribusi Keripik Nangka Studi Kasus

pada Agroindustri Keripik Nangka di Lumajang. LP UMM. Malang

Boediono. 2000. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi: Ekonomi Mikro. BPFE.

Yogyakarta

Cahyono, B. 2009. Sukses Bertanam Buah Naga. Pustaka Mina. Jakarta

Darsono. 2008. Metodologi Riset Agribisnis Buku II Metode Analisis Data.

Program Studi Magister Manajemen Agribisnis Pascasarjana UPN Veteran.

Surabaya

Djoni. Investigation Of Financial And Value Added Of Crystal Palm Sugar Agro

Industry. 2013. International Refereed Research Journal Vol.–IV, Issue–3(1),

July 2013 [58]

Elisabeth, Dian Adi A et al. 2006. Analisis Finansial Usaha Pembuatan Virgin

Coconut Oil (VCO) Cara Fermentasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Bali. available online with update at: http:// analisis finansial.com

Gunasena, H.P.M., Pushpakumara, D.K.N.G, Kariyasam, M. 2006. Dragon Fruit

(Hylocereus undatus Haw. Britton and Rose). available with update at:

http://www.agroforestry.org/downloads/publications/pdfs/bc07324.pdf

Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hanani, Nuhfil, Jabat Farik Ibrahim dan Mangku Purnomo. 2003. Strategi

Pembangunan Pertanian: Sebuah Pemikiran Baru. Lappera Pustaka Utama.

Yogyakarta.

Harjanto, Eddy. 1997. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi 2. Grasindo.

Jakarta.

Hayami, Y and Fujisaka. 1987. Agricultural Marketing And Processing In Upland

Java: Prospectif From A Sunda Village. CGPRT. bogor.

Hubeis M. 1997. Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui

Pemberdayaan Manajemen Industri. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap

Ilmu Manajemen Industri. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Husnan, S dan Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN.

Yogyakarta.

Idawati, N. 2012. Budidaya Buah Naga Hitam. Pustaka Baru Press. Yogyakarta

Irawan, Eko R. 2009. Analisis Nilai Tambah Agroindustri Kerupuk Jagung. Skripsi.

Fakultas pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

76

Kadarsan. 1993. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis.

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kamisi. Haryati La. 2011. Analisis Usaha dan Nilai Tambah Agroindustri Kerupuk

Singkong. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU- Ternate)

4 (2) :82-87

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media Group.

Jakarta

Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar

Swadaya. Jakarata.

Lipsey. 1995. Mikro Ekonomi. Bina Rupa Aksara. Jakarta

Mosher, A.T. 1968. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta.

Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Universitas Gajah Mada. Penerbit STIE

YKPN. Yogyakarta

Mulyadi. 2003. Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.

Nuraisyah, Sitatul. 2003. Analisis Efisiensi Dan Nilai Tambah Agroindustri Minyak

Cengkeh. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

Okvitawati. 2003. Analisis Pendapatan Dan Nilai Tambah Komoditas Kedelai

Olahan, Studi Kasus Agroindustri Di Desa Ngadirejo Kecamatan Kota

Kediri. Skripsi: Universitas Brawijaya Malang.

Poerwoko, B dan P. Fitradesi. 2000. Pengaruh Jenis Bahan Pelapis Dan Suhu

Simpan Terhadap Kualitas Dandaya Simpan Buah Pepaya. Buletin

Agronomi. Vol 28. (2): 66-72

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 1999. Pengantar Ekonomi Mikro.

BPFE UI. Jakarta

Rahayu, Sri. 2010. Pengatuh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Dengan Pengungkapan Corporate Social Responcibility Dan Good

Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Universitas

Diponegoro. Semarang.

Rahmanto, B dan Made Oka Adnyana, 1988. Potensi SUTPA dalam Meningkatkan

Kemampuan Daya Saing Komoditas Pangan di Jawa Tengah. Prosiding

Ekonomi Pedesaan dan Peningkatan Daya Saing Sektor Pertanian. Pusat

Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Departemen Pertanian.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta

Rosyidi, S. 1999. Pengantar Ekonomi: Pendekatan Kepada Ekonomi Mikro Dan

Ekonomi Makro. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sharma, M. Rajesh Thakur dan Piyush Mehta. Economic Feasibility Analysis Of

Major Flower Crops In Himachal Pradesh State Of India. 2014. International

Journal of Advanced Research in Management and Social Sciences Vol. 3

No. 9 September 2014

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA MERAHrepository.ub.ac.id/6832/1/Nurul%C2%A0Faizin.pdf · olahan. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya G. Kawi 31, Desa Talangagung, Kecamatan

77

Shinta, A. 2012. Ruang Lingkup Dan Sejarah Usahatani. Modul Ilmu Usahatani.

Laboratorium Manajemen dan Analisis Agribisnis. Malang

Soekartawi, 1991, Agribisnis Teori dan Aplikasinya, Jakarta, Rajawali Press.

Soekartawi. 1995. Dasar Penyusunan Evaluasi Proyek. Pustaka Sinar Harapan.

Jakarta

Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Analisis Biaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Sofyan, Safri, 2003. Teori Akuntansi, Edisi Kelima, PT. Raspindo, Jakarta.

Sonhaji, Muhammad. 2000. Analisis Nilai Tambah Dan Efisiensi Agroindustri

Slondok. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

Suartha, I Dewa Gede. 2009. Studi Kelayakan Agribisnis Buah Naga (Suatu Kajian

Kepustakaan). Fak. Pertanian Universtas Mahasaraswati Mataram. Ganeç

Swara. Vol. 3 No. 2 September 2009

Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta

Sudiyono, Amran. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah.

Malang

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis. Andi Offset.

Yogyakarta

Tambunan, M .1990. Pengembangan Agroindustri Dan Tenaga Kerja Pedesaan Di

Indonesia Dalam Diversifikasi Pertanian Dalam Proses Mempercepat Laju

Pembangunan Nasional. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Varalakshmi, K. Feasibility Analysis of Meat processing plant Case of medium

scale plant for Restructured chicken products. 2015. International Journal of

Advanced Research (2015), Volume 3, Issue 8, 750-763