analisis kebutuhan jalan

Upload: amiljuniwalu

Post on 07-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Analisis Kebutuhan Jalan

    1/10

    Studi Literatur 

    Pembahasan dimulai dengan studi literatur mengenai konsep jaringan jalan

    menurut perundang-undangan, peraturan dan standar nasional terkait yang

    dilanjutkan dengan studi teoretis mengenai konsep hirarki fungsi jalan dalam

    keterkaitannya dengan pengembangan wilayah dan pengelolaan prasarana jalan.

    Peraturan Perundangan Terkait Jaringan Jalan di Indonesia

    Berdasarkan Undang Undang No. 38 ahun !""#, jalan sebagai bagian prasarana

    transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya,

    lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk

    sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. $esatuan ruas jalan yang saling

    berhubungan dan mengikat pusat-pusat kegiatan di dalam ruang wilayah yangberada dalam pengaruh pelayanan dalam suatu hubungan hirarki membentuk

    suatu sistem jaringan yang dikenal dengan sistem jaringan jalan. Penyusunan

     jaringan jalan dilakukan dengan menga%u pada ren%ana tata ruang wilayah dan

    dengan memperhatikan keterhubungan antar kawasan. &istem jaringan jalan terdiri

    atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan sekunder.

    Sistem Jaringan Jalan 

    Berdasarkan Undang Undang No. 38 ahun !""#, sistem jaringan jalan primermerupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan

     jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan

    menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

    &istem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan

    pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan

    perkotaan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3# ahun !""', sistem jaringan

     jalan primer disusun berdasarkan ren%ana tata ruang dan pelayanan distribusi

    barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, denganmenghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan

    sebagai berikut(

    a. menghubungkan se%ara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan

    wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan) dan

  • 8/19/2019 Analisis Kebutuhan Jalan

    2/10

     b. menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.

    &istem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan ren%ana tata ruang wilayah

    kabupaten*kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di

    dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan se%ara menerus kawasan yang

    mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi

    sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.

    Hirarki Fungsi Jalan

     +alan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor,

     jalan lokal, dan jalan lingkungan.

    • +alan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama

    dengan %iri perjalanan jarak jauh, ke%epatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan

    masuk dibatasi se%ara berdaya guna.

    •  +alan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

    pengumpul atau pembagi dengan %iri perjalanan jarak sedang, ke%epatan rata

    -rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

    •  +alan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

    setempat dengan %iri perjalanan jarak dekat, ke%epatan rata-rata rendah, dan

     jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

    •  +alan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

    lingkungan dengan %iri perjalanan jarak dekat, dan ke%epatan rata-rata rendah.

    ungsi jalan yang dimaksud pada Undang Undang terdapat pada sistem jaringan

     jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. ungsi jalan pada sistem jaringan

    primer dibedakan atas arteri primer, kolektor primer, lokal primer, dan lingkungan

    primer.

    • +alan arteri primer menghubungkan se%ara berdaya guna antarpusat kegiatan

    nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.

  • 8/19/2019 Analisis Kebutuhan Jalan

    3/10

    •  +alan kolektor primer menghubungkan se%ara berdaya guna antara pusat

    kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah,

    atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.

      +alan lokal primer menghubungkan se%ara berdaya guna pusat kegiatannasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan

    pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal

    dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan.

    •  +alan lingkungan primer menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam

    kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.

    ungsi jalan pada sistem jaringan sekunder dibedakan atas arteri sekunder, kolektor

    sekunder, lokal sekunder, dan lingkungan sekunder.

    •  +alan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan kawasan

    sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu,

    atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

    •  +alan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan

    kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan

    sekunder ketiga.

    •  +alan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan

    perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder

    ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.

    •  +alan lingkungan sekunder menghubungkan antarpersil dalam kawasan

    perkotaan.

    Status Jalan

    Undang Undang No. 38 ahun !""# mengatur jalan menurut statusnya. +alan umum

    dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan proinsi, jalan kabupaten, jalan kota,

    dan jalan desa.

  • 8/19/2019 Analisis Kebutuhan Jalan

    4/10

    • +alan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan

     jalan primer yang menghubungkan antaribukota proinsi, dan jalan strategis

    nasional, serta jalan tol.

     +alan proinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yangmenghubungkan ibukota proinsi dengan ibukota kabupaten*kota, atau

    antaribukota kabupaten*kota, dan jalan strategis proinsi.

    •  +alan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang

    tidak termasuk pada jalan nasional dan jalan proinsi yang menghubungkan ibukota

    kabupaten dengan ibukota ke%amatan, antaribukota ke%amatan, ibukota kabupaten

    dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam

    sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis

    kabupaten.

    •  +alan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

    menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat

    pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan

    antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

    •  +alan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan*atau

    antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

    Persyaratan Teknis Jalan

    &elain klasikasi menurut hirarki fungsi dan status jalan yang telah dipaparkan

    berdasarkan Undang Undang dan Peraturan Pemerintah, terdapat pula klasikasi

    detail untuk hirarki fungsi jalan berdasarkan persyaratan teknis. Persyaratan teknis

     jalan meliputi ke%epatan ren%ana, lebar badan jalan, kapasitas, jalan masuk,

    persimpangan sebidang, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, penggunaan

     jalan sesuai dengan fungsinya, dan tidak terputu, dan juga harus memenuhiketentuan keamanan, keselamatan, dan lingkungan.

     Jaringan Jalan Perkotaan

    &eperti yang telah dijelaskan dalan UU No.38*!""# bahwa jalan kota adalah jalan

    umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat

  • 8/19/2019 Analisis Kebutuhan Jalan

    5/10

    pelayanan dalam kota, dan juga menghubungkan pusat pelayanan dengan persil,

    menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang

    berada di dalam kota, maka jaringan jalan di perkotaan memiliki keterkaitan yang

    erat dengan kota itu sendiri, sebagai wilayah dimana jaringan jalan perkotaan

    dibangun. /i dalam suatu wilayah perkotaan umumnya terbangun jaringan jalan

    sekunder yang menjadi sarana sik untuk pergerakan, baik di dalam kota itu sendiri

    maupun antar wilayah yang bersebelahan dengan kota.

    Tabel.. Persyaratan Teknis Jaringan Jalan Primer (PP No.34/!!" #s. $3%$"&

    No Fungsi Jalan Persyaratan Teknis

    $ 0rteri Primer 1. /idesain berdasarkan ke%epatan ren%ana

    paling rendah '" 2enam puluh kilometer per

     jam dengan lebar badan jalan paling sedikit

    11 2sebelas meter. !. 4empunyai kapasitas

    yang lebih besar daripada olume lalu lintas

    ratarata. 3. Pada jalan arteri primer lalu lintas

     jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu

    lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan

    lokal. #. +umlah jalan masuk ke jalan arteri

    primer dibatasi sedemikian rupa sehingga

    ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat

    21, ayat 2!, dan ayat 23 harus tetap

    terpenuhi. 5. Persimpangan sebidang pada

     jalan arteri primer dengan pengaturan

    tertentu harus memenuhi ketentuan

    sebagaimana dimaksud pada ayat 21, ayat

    2!, dan ayat 23. '. +alan arteri primer yang

    memasuki kawasan perkotaan dan*atau

  • 8/19/2019 Analisis Kebutuhan Jalan

    6/10

    No Fungsi Jalan Persyaratan Teknis

    kawasan pengembangan perkotaan tidak

    boleh terputus. 6. Persimpangan sebidang

    pada jalan arteri sekunder dengan pengaturan

    tertentu harus dapat memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat 21 dan

    ayat 2!.

    $olektor Prier 1. /idesain berdasarkan ke%epatan ren%ana

    paling rendah #" 2empat puluh kilometer per

     jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7

    2sembilan meter. !. 4empunyai kapasitas

    yang lebih besar daripada olume lalu lintas

    ratarata. 3. +umlah jalan masuk dibatasi dan

    diren%anakan sehingga ketentuan

    sebagaimana dimaksud pada ayat 21 dan

    ayat 2! masih tetap terpenuhi. #.

    Persimpangan sebidang pada jalan kolektor

    primer dengan pengaturan tertentu harus

    tetap memenuhi ketentuan sebagaimana

    dimaksud pada ayat 21, ayat 2!, dan ayat

    23. 5. +alan kolektor primer yang memasukikawasan perkot

    3 okal Primer 1. +alan lokal primer didesain berdasarkan

    ke%epatan ren%ana paling rendah !" 2dua

    puluh kilometer per jam dengan lebar badan

     jalan paling sedikit 6,5 2tujuh koma lima

    meter. !. +alan lokal primer yang memasuki

    kawasan perdesaan tidak boleh terputus.

    4 ingkungan Primer 1. +alan lingkungan primer didesain

    berdasarkan ke%epatan ren%ana paling rendah

    15 2lima belas kilometer per jam dengan

    lebar badan jalan paling sedikit ',5 2enam

    koma lima meter. !. Persyaratan teknis jalan

    lingkungan primer sebagaimana dimaksud

    pada ayat 21 diperuntukkan bagi kendaraan

  • 8/19/2019 Analisis Kebutuhan Jalan

    7/10

    No Fungsi Jalan Persyaratan Teknis

    bermotor beroda tiga atau lebih. 3. +alan

    lingkungan primer yang tidak diperuntukkan

    bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau

    lebih harus mempunyai lebar badan jalanpaling sedikit 3,5 2tiga koma lima meter.

    Tabel.. Persyaratan Teknis Jaringan Jalan Sekunder (PP No.34/!!" #s. $'%

    !&

    N

    o

    Fungsi Jalan Pesyaratan Teknis

    $ 0rteri &ekunder 1. /idesain berdasarkan ke%epatan ren%ana

    paling rendah 3" 2tiga puluh kilometer per jam

    dengan lebar badan jalan paling sedikit 11

    2sebelas meter. !. 4empunyai kapasitas yang

    lebih besar daripada olume lalu lintas rata-rata.

    3. Pada jalan arteri sekunder lalu lintas %epat

    tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat. #.

    Persimpangan sebidang pada jalan arteri

    sekunder dengan pengaturan tertentu harus

    dapat memenuhi ketentuan sebagaimana

    dimaksud pada ayat 21 dan ayat 2!.

    $olektor &ekunder 1. /idesain berdasarkan ke%epatan ren%ana

    paling rendah !" 2dua puluh kilometer per jam

    dengan lebar badan jalan paling sedikit 7

    2sembilan meter. !. 4empunyai kapasitas yang

    lebih besar daripada olume lalu lintas rata-rata.

    3. Pada jalan kolektor sekunder lalu lintas %epat

    tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat. #.

    Persimpangan sebidang pada jalan arteri

    sekunder dengan pengaturan tertentu harus

    dapat memenuhi ketentuan sebagaimana

    dimaksud pada ayat 21 dan ayat 2!.

    3 okal &ekunder /idesain berdasarkan ke%epatan ren%ana paling

  • 8/19/2019 Analisis Kebutuhan Jalan

    8/10

    N

    o

    Fungsi Jalan Pesyaratan Teknis

    rendah 1" 2sepuluh kilometer per jam dengan

    lebar badan jalan paling sedikit 6,5 2tujuh koma

    lima meter.4 ingkungan &ekunder 1. /idesain berdasarkan ke%epatan ren%ana

    paling rendah 1" 2sepuluh kilometer per jam

    dengan lebar badan jalan paling sedikit ',5

    2enam koma lima meter. !. Persyaratan teknis

     jalan lingkungan sekunder sebagaimana

    dimaksud pada ayat 21 diperuntukkan bagi

    kendaraan bermotor beroda 3 2tiga atau lebih. 3.

     +alan lingkungan sekunder yang tidak

    diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda 3

    2tiga atau lebih harus mempunyai lebar badan

     jalan paling sedikit 3,5 2tiga koma lima meter.

    Tabel .. Standar Pelayanan inimal )idang Jalan di Indonesia

  • 8/19/2019 Analisis Kebutuhan Jalan

    9/10

    Sumber : Depertemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2001

    Per*itungan Indeks +ksesibilitas

  • 8/19/2019 Analisis Kebutuhan Jalan

    10/10

    % Prediksi Jumla* Penduduk ta*un !$, (-ia& 04!0,".!"% Prediksi Jumla* Penduduk !3! (-ia& 40',0$"4.''% Luas 1ilaya* (km& $!042 km% Pan-ang Jalan ksisting (km& 3.$230!4

     ahun !"15 9 +umlah Penduduk*uas :ilayah

    9 !,#!",5'!."' * !1",#7

    9 11.#77,'5 2&angat inggi ; 5"""

    Se*ingga Indeks +ksesibilitas ,

    Panjang +alan*uas :ilayah 9 3173,"#*!1",#7

    $,0$' (,& emenu*i

     ahun !"3" 9 +umlah Penduduk*uas :ilayah

    9 #,65!,1'#.66 * !1",#7

    9 !!.56','6 2&angat inggi ; 5"""

    Se*ingga Indeks +ksesibilitas ,

    Panjang +alan*uas :ilayah 9 3173,"#*!1",#7

    $,0$' (,& emenu*i

    Luas 1ilaya* 5 Indeks +ksesibilitas !1",#7 < 5

      9 1."5!,#5 km

    Berdasarkan