analisis kasus broken home

13
DASAR PERAWATAN ROHANI ISLAM “BROKEN HOME” Oleh : Nurul Wathaniyah 153.124.018 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

Upload: nurul-wathaniyah

Post on 24-Dec-2014

1.017 views

Category:

Education


5 download

DESCRIPTION

Dasar Perawatan Rohani Islam "Broken Home"

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis kasus broken home

DASAR PERAWATAN ROHANI ISLAM

“BROKEN HOME”

Oleh :

Nurul Wathaniyah

153.124.018

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM

2013/2014

Page 2: Analisis kasus broken home

I. TOPIK MASALAH

Keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Ayah dan ibu secara ideal tidak terpisah tetapi bahu membahu dalam

melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas

sebagai pendidik. Namun seperti yang kita ketahui dari realitas bahwa semakin

hari, faktanya semakin banyak keluarga yang mengalami broken home. Ketika

broken home terjadi seringkali anak menjadi korban orang tua, kurang

mendapatkan perhatian, dan kurang kasih sayang.

Beberapa kasus diantaranya mungkin disebabkan perbedaan prinsip hidup,

dan diantara lainnya bisa disebabkan oleh masalah-masalah pengaturan keluarga.

Akan tetapi, yang jelas kasus-kasus broken home itu sama halnya dengan kasus-

kasus sosial lainnya, yaitu sifatnya multifaktoral. Satu hal yang pasti, hubungan

interpersonal diantara suami-istri dalam keluarga broken home telah semakin

memburuk. Kedekatan fisikal juga menjadi alasan bagi pasangan suami istri

dalam menyikapi masalah broken home, meskipun dalam beberapa sumber

disebutkan bahwa kedekatan fisik tidak mempengaruhi kedekatan personal antar

individu.

Memburuknya komunikasi diantara suami istri ini seringkali menjadi

pemicu utama dalam keluarga broken home. Inti dari semuanya adalah

komunikasi yang baik antar pasangan. Dalam komunikasi ini, berbagai faktor

psikologis termuat di dalamnya, sehingga patut mendapat perhatian utama. Dalam

suasana keluarga yang broken home bukan hanya komunikasi yang memburuk,

tetapi juga terdapat aspek yang tidak relevan dalam hubungan itu, sehingga

menyebabkan berkurangnya ketertarikan antar diri pasangannya.

II. IDENTITAS

Nama : Ahmad Fitrah Hidayat

Tempat, tanggal, lahir : Bima, 23 September 1997

Alamat : Labu Api – Lombok Barat

Agama : Islam

Gol. Darah : O

Page 3: Analisis kasus broken home

III. RIWAYAT

a. Keluarga

Pasangan Muhammad Herman dengan Aninhar menikah pada tahun 1995, di

karuniai seorang putra yang bernama Ahmad Fitrah Hidayat. Ahmad Fitrah

Hidayat merupakan anak tunggal dari kedua pasangan yang menikah pada

tahun 1995 tersebut. Hingga akhirnya ketika Fitrah berumur 13 tahun,

pasangan tersebut berpisah karena sang Ibu merasa tidak mempunyai

kecocokan lagi dengan sang suami, sehingga pada tahun 2010 mereka

memutuskan untuk bercerai.

b. Pendidikan

No Nama Lembaga Lulusan Alamat

1 Tk Pertiwi 2003 Bima

2 SD 16 Kota Bima 2009 Bima

3 MTsN 01 Kota Bima 2012 Bima

4 SMAN 03 Mataram sekarang Mataram

c. Sosial/pertemanan

Keadaan pertemanan dengan teman-temanya cenderung akur, dan

bahkan lebih akur jika di bandingkan dengan teman-teman yang lain yang

keluarganya utuh, karena mereka merasa kasih sayang teman-teman

merekalah yang sangat mereka rasakan ketulusanya, karena mereka tak pernah

merasakan itu semua di rumah.

d. Kesehatan

Anak yang lahir dari keluarga broken home tak pernah mempunyai

kesehatan yang baik, karena minimnya kasih sayang dan perhatian orang tua.

Sehingga mereka lebih sering acuh tak acuh dengan kesehatan mereka.

e. Keagamaan (amaliyah agama)

Kurangnya perhatian terhadap anak oleh orang tuanya sehingga anak

yang lahir dari keluarga broken home pengetahuan keagamaanya kurang,

sehingga banyak dari mereka yang frustasi dan akhirnya terjerumus masuk ke

dalam lingkaran kesesatan, suka mabuk-mabukan, konsumsi narkoba, dan lain

sebainya.

KASUS :

Page 4: Analisis kasus broken home

Klien : Assalamu’alaikum mbak..

Konselor : Wa’alaikumsalam, mari silakan masuk..

Klien : Terimakasih mbak..

Konselor : Wah mbak sangat senang sekali bias berjumpa denganmu. Tampaknya ada

sesuatu yang penting sehingga adek menemui mbak .

Klien : Iya mbak, apakah mbak mempunyai waktu luang pada hari ini?

Konselor : Kebetulan hari ini mbak tidak punya banyak kegiatan ataupun janji dengan

orang lain, bagaimana? Apakah kamu ingin menyampaikan sesuatu pada mbak

sekarang?

Klien : Sejujurnya saat ini saya sedang menghadapi masalah yang cukup menggangu

pikiran saya mbak..

Konselor : Kamu menyampaikan bahwa sedang menghadapi masalah yang cukup

mengganggu pikiranmu, jika kamu tidak keberatan cobalah untuk menceritakan

permasalahan itu pada mbak..

Klien : Sejujurnya saya bingung mbak, saya bingung harus mulai menceritakan

permasalahan ini darimana, karena permasalahan ini sudah berlangsung cukup lama..

Konselor : Masalah tersebut sudah berlangsung cukup lama, pasti adek merasa sangat

tidak nyaman bukan?

Klien : Iya mbak.., mbak benar memang itu yang saya rasakan hingga saat ini.

Konselor : Mbak bisa mengerti bagaimana perasaanmu dek, oleh sebab itu, cobalah

kamu ceritakan pada mbak apa yang menjadi persoalan.

Klien : Ayah dan ibu saya adalah orang yang seharusnya mendampingi masa-masa

usia saya beranjak dewasa. Seharusnya mereka adalah orang yang membantu saya

menghadapi masalah-masalah yang saya hadapi di usia labil seperti ini. Tapi justru saya

Page 5: Analisis kasus broken home

dihadapkan pada kenyataan bahwa kedua orangtua saya adalah penyumbang masalah

terberat dalam perjalanan hidup saya.

Konselor : Penyumbang masalah terberat?

Klien : Sebuah keputusan berat harus saya terima, hampir tak sanggup saya hadapi.

Setiap malam saya harus mendengar pertengkaran mereka. Tidak jarang mendengar

kata-kata kotor yang keluar dari mulut ayah saya, dan ibu saya hanya bisa pasrah dan

menangis sejadinya. Dan saya berusaha tidak pernah mendengarnya, menutup gendang

telinga saya yang hampir pecah karena mendengarnya.

Konselor : Lalu bagaimana?

Klien : Sebagai anak yang tak tau harus bagaimana, anak tunggal yang tak

mempunyai saudara untuk berbagi cerita, saya pendam masalah yang ada, saya tutupi

masalah keluarga saya di depan teman-teman saya. Saya gk mau kalau mereka tau

orangtua saya tidak harmonis, saya malu.. malu kalau ada yang menyebut saya anak

korban “broken home” yang murung dan penyendiri jadi saya berusaha untuk selalu

terlihat ceria.

Konselor : Jika mbak boleh tahu, apa yang meyebabkan timbulnya perasaan malu

terhadap teman-teman adek?

Klien : Saya malu karena keadaan saya mbak, terkadang saya merasa kecewa dan

bingung terhadap diri saya sendiri mbak.

Konselor : Lalu jika kamu merasa malu dan kecewa pada dirimu sendiri serta malu

terhadap teman-temanmu. Apa yang biasanya kamu lakukan?

Klien : Saya lebih banyak di kelas mbak tetapi saya berusaha untuk selalu terlihat ceria.

Konselor : Mbak sangat memahami bagaimana perasaanmu dek, tetapi apakah dengan kamu

terdiam didalam kelas dan berusaha telihat ceria menjadikan perasaanmu merasa lebih baik?

Klien : Tentu saja tidak mbak..,saya merasa takut dan begitu sangat bodoh.. mengapa harus

menyembunyikan semuanya..

Page 6: Analisis kasus broken home

Konselor : Baiklah dek, tetapi sebelum kita lanjutkan pembicaraan ini. Jika mbak tidak salah

dalam memahami permasalahanmu, tadi kamu mengatakan bahwa kamu merasa malu terhadap

teman-temanmu karena khawatir tidak dapat menyeimbangi status keluarga dan keadaan dimana

kamu harus menerima sebuah masalah yang terberat di usiamu beranjak dewasa ini, sebenarnya

yang manakah yang menjadi permasalahan paling penting dan mengganggu pikiranmu..?

Klien : Sebenarnya......ya semua, karena permasalahan ini benar-benar membuat saya

merasa terbebani, tetapi memang yang paling penting sebenarnya adalah masalah yang berkaitan

dengan rasa malu saya mbak, keadaan ini sungguh membuat saya takut.. mungkin perceraian

adalah jalan terbaik untuk orangtua saya, saya memang sudah terlanjur sakit hati terhadap prilaku

Ayah saya terhadap Ibu saya. tapi tak seharusnya saya membenci beliau, biar bagaimanapun

beliau adalah Ayah saya.

Koselor : Baiklah dek, ternyata kamu sudah mampu memahami permasalahan yang

sedang kamu hadapi.

Klien : Ya mbak, saya sudah paham akan tetapi terkadang saya masih bingung apa

yang harus saya lakukan untuk menghadapi permasalahan ini?

Konselor : Baiklah dek, jadi begini, mbak dapat memahami bahwa keadaan yang seperti ini

bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Akan tetapi sesungguhnya kamu tidak perlu merasa

malu dengan keadaan saat ini,kamu harus tetap semangat dalam menjalani kehidupanmu.

Klien : Kenapa begitu mbak..?

Konselor : Coba sekarang kamu pikirkan dan renungkan hal ini, kamu masih diberi kesempatan

untuk dapat memiliki orangtua walaupun di ambang perceraian, bukankah itu hal yang sangat

luar biasa? tidak semua orang memiliki kesempatan itu, kesempatan untuk memiliki kedua

orangtua, banyak anak-anak diluar sana ingin memiliki Ayah dan Ibu, tetapi gagal disebabkan

oleh banyak faktor yang menjadi penyebabaya. Tetapi tidak demikian halnya denganmu, kamu

masih dapat merasakan curahan kasih sayang dari seorang Ibu sampai saat ini, bukan begitu

dek..?

Klien : Iya mbak..,apa yang mbak sampaikan memang benar..

Page 7: Analisis kasus broken home

Konselor : Mbak yakin jika kamu berusaha semaksimal mungkin kamu akan dapat

mencapai tujuanmu dan mewujudkan cita-citamu... Jangan merasa malu dengan

temanmu.., teruslah biasakan menyesuaikan lingkunganmu agar dapat berkonsentrasi

dengan baik serta mintalah dukungan pada kedua orang tuamu bila memang itu menjadi

salah satu faktor kamu semangat.

Klien : Iya mbak mulai saat ini saya akan melakukan seperti yang mbak katakan.

Tapi bagaimana saya harus menghilangkan rasa malu saya dalam bergaul dengan teman-

teman saya mbak..?

Konselor : Mbak rasa, tak akan ada masalah yang berarti dek.. karena segala sesuatu

tergantung pada diri kita sendiri, jika kita mampu membawa diri kita dengan baik, maka

semua orang pun akan menerima kehadiran kita dengan baik. Cobalah untuk membuka

diri dengan bergaul kepada teman-temanmu dan bergabung dengan teman-temanmu.

Jangan menarik diri dari mereka.. Karena dengan kamu menghindar itu tidak akan

menyelesaikan masalah dek.

Klien : Baik mbak, saya akan mencoba untuk melaksanakan saran yang telah mbak

berikan, meskipun mungkin saya sangat butuh waktu yang cukup lama..

Konselor : Iya memang dek, segala sesuatu tidak ada yang instan semua butuh proses

dek, dilakukan secara bertahap serta pelan-pelan dek, untuk memperoleh hasil yang

maksimal.

Klien : Iya mbak..,sekarang saya sudah tahu dan mengerti apa yang harus saya

lakukan mbak..

Page 8: Analisis kasus broken home

Konselor : Yakinlah dek kamu pasti akan bisa berhasil dan dapat meningkatkan

prestasimu kembali, setiap manusia pasti mengalami suatu masalah. Tapi jangan jadikan

masalah itu sebagai keminderan tapi jaadikanlah suatu cambuk untuk tetap terus maju

dan menjadi lebih baik lagi.

Klien : Iya mbak..,memang benar yang mbak katakan, saya benar-benar sudah

mengerti bahwa saya harus menerima semua dengan ikhlas dan terus belajar agar dapat

menggapai cita-cita saya.

Konselor : Syukurlah dek, kamu sekarang sudah tahu apa yang harus kamu lakukan,

sekarang bagaimana perasaanmu setelah menyampaikan semua permasalahanmu pada

mbak..?

Klien : Saya sudah merasa lega, dengan saya bercerita kepada mbak, beban saya

menjadi berkurang, saya sudah merasa lebih tenang.

Konselor : Apakah ada lagi yang ingin kamu sampaikan dek..?

Klien : Saya rasa tidak mbak, terimakasih banyak atas nasehat mbak dan atas waktu

yang telah mbak berikan kepada saya, saya mohon pamit dulu mbak.

Konselor : Baiklah dek..,sama-sama dek..

Klien : Permisi mbak..,selamat siang.

Konselor : Ya dek, selamat siang.

Page 9: Analisis kasus broken home

IV. DIAGNOSIS

a. Faktor – Farktor penyebab

         Keadaan keluarga yang broken home

         Minimnya kasih sayang dan perhatian orang tua

b.      Analisis factor dan penentu factor utama

Dari faktor pertama, dan kedua, semua merupakan penyebab dari hal tersebut,

tapi dari kedua faktor itu, faktor yang pertama lah yang menjadi penyebab

munculnya faktor ke dua. Karena keluarga yang broken home, sehingga

perhatian orang tua ke anak kurang, dan karena keluarga yang broken home

menjadikan kasih sayang orang tua tak pernah tersampaikan.

V. SOLUTION

1. Mencoba mengajak kembali Bersatu, antara ayah dan ibu, karena perceraian

tidak selalu menjadi satu satunya jalan buat menyelesaikan masalah.

2. Selalu berfikir positive tentang hidup, karena kehilangan kebersamaan dengan

orang tua belum tentu kehilangan sebuah masa depan.

3. Ikutilah organisasi-organisasi atau kegiatan kegiatan di sekolah guna mencoba

melupakan masalah masalah yang ada.

4. Mendekatkan diri kepada allah dan menyerahkan semua kepada Allah atas apa

yang telah terjadi.