bab iii metode penelitian -...

16
BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian, perlu ditentukan serangkaian strategi lapangan yang sistematis dan dapat digunakan sebagai panduan peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisa data yang diperoleh. Pada bab ini, peneliti akan memaparkan paradigma penelitian yang digunakan dan metode penelitian yang mencakup jenis metode, unit analisis dan unit amatan, teknik pengambilan data, serta teknik analisis data. A. Paradigma Penelitian Setiap penelitian dalam kajian ilmu-ilmu sosial memerlukan prosedur dan sistematika yang jelas dalam perancangan maupun pelaksanaannya, mulai dari konsep, teori yang digunakan, metodologi penelitian, serta hasil dan analisa data. Melalui definisi APA, paradigma mencakup serangkaian asumsi-asumsi, sikap, konsep, nilai-nilai, prosedur, dan teknik yang dibentuk dari kerangka teoritis atau perspektif umum dalam kajian psikologi. Singkatnya, paradigma ialah mind-set yang ditanamkan dan dipakai peneliti untuk melihat dan memaknai fenomena yang berlangsung di sekitar peneliti. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini ialah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis adalah paradigma yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menentukan suatu realitas (Hidayat, 2003). Menurut Patton (2002), para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain. Dalam konstruktivis, setiap individu memiliki pengalaman yang unik sehingga penelitian dengan strategi ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut. Penulis menggunakan paradigm konstruktivis untuk mengetahui pengalaman perempuan sebagai korban

Upload: dinhdang

Post on 22-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian, perlu ditentukan serangkaian strategi

lapangan yang sistematis dan dapat digunakan sebagai panduan peneliti

dalam mengumpulkan dan menganalisa data yang diperoleh. Pada bab ini,

peneliti akan memaparkan paradigma penelitian yang digunakan dan

metode penelitian yang mencakup jenis metode, unit analisis dan unit

amatan, teknik pengambilan data, serta teknik analisis data.

A. Paradigma Penelitian

Setiap penelitian dalam kajian ilmu-ilmu sosial memerlukan

prosedur dan sistematika yang jelas dalam perancangan maupun

pelaksanaannya, mulai dari konsep, teori yang digunakan, metodologi

penelitian, serta hasil dan analisa data. Melalui definisi APA, paradigma

mencakup serangkaian asumsi-asumsi, sikap, konsep, nilai-nilai, prosedur,

dan teknik yang dibentuk dari kerangka teoritis atau perspektif umum

dalam kajian psikologi. Singkatnya, paradigma ialah mind-set yang

ditanamkan dan dipakai peneliti untuk melihat dan memaknai fenomena

yang berlangsung di sekitar peneliti.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini ialah paradigma

konstruktivis. Paradigma konstruktivis adalah paradigma yang meletakkan

pengamatan dan objektivitas dalam menentukan suatu realitas (Hidayat,

2003). Menurut Patton (2002), para peneliti konstruktivis mempelajari

beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari

konstruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain. Dalam

konstruktivis, setiap individu memiliki pengalaman yang unik sehingga

penelitian dengan strategi ini menyarankan bahwa setiap cara yang

diambil individu dalam memandang dunia adalah valid dan perlu adanya

rasa menghargai atas pandangan tersebut. Penulis menggunakan paradigm

konstruktivis untuk mengetahui pengalaman perempuan sebagai korban

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

kekerasan dalam pacaran dan pola kelekatan dengan orang tua dari masa

anak hingga remaja.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk menginterpretasikan dan

menjelaskan suatu fenomena secara holistic dengan menggunakan kata-

kata, tanpa bergantung pada angka. Menurut Bogdan dan Taylor (1975),

metodologi kualititaif adalah prosedur yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara

holistic sehingga tidak dapat mengisolasikan individu atau organisasi ke

dalam variabel atau hipotesis, melainkan memandangnya sebagai bagian

dari suatu keutuhan.

Penelitian kualitatif deskriptif dimaksudkan untuk membuat

deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta di

daerah tertentu (Suryabrata, 1983). Selain itu, jenis penelitian ini juga

membantu peneliti untuk mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat

serta situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan,

sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses dari suatu fenomena

(Nazir, 2003). Berdasarkan sifat penelitian kualitatif deskriptif, data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Maka

dari itu, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk member

gambaran penyajian laporan tersebut. Data dapat berasal dari naskah

wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, memo, atau dokumen resmi

lainnya (Moleong, 2014).

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini ialah studi

kasus. Studi kasus fokus kepada kasus tertentu untuk diamati dan

dianalisis secara cermat hingga tuntas. Kasus yang dimaksud bisa berupa

tunggal atau jamak Penelitian studi kasus dimaksudkan untuk

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

mempelajari secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan

posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi

lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya. Subyek

penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi, atau masyarakat.

(Sutedi dalam Muhlisian, 2013).

D. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah perempuan korban kekerasan

dalam pacaran yang berdomisili di Salatiga dan Solo dengan rentang usia

18-25 tahun. Pemilihan rentang usia tersebut didasarkan pada

pertimbangan bahwa pada usia tersebut, individu telah mengalami transisi

dari masa remaja ke dewasa awal yang mendukung kematangan proses

mental untuk memenuhi tugas perkembangan di rentang usia tersebut.

Pada penelitian ini, pemilihan subyek penelitian dilakukan berdasarkan

kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan kriteria tersebut, awalnya penulis

mendapati 4 orang perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam

relasi pacaran, namun dari hasil pengambilan data awal terhadap 4 orang

tersebut, penulis menemukan ada dua latar belakang keluarga subyek yang

menjadi penting untuk dikaji mendalam, yakni 2 orang korban memiliki

latar belakang keluarga yang harmonis, sedangkan 2 orang lainnya berasal

dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan studi kasus

terhadap 2 orang subyek, yakni 1 orang subyek dari keluarga harmonis

dan 1 orang lainnya berasal dari keluarga broken home. Pemilihan ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa penulis hendak melihat pola

kelekatan subyek dengan orang tua dari masa anak hingga remaja,

sehingga latar belakang keluarga menjadi hal yang krusial dalam melihat

relasi lekat antara subyek dan orang tua.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Salatiga pada bulan Maret 2016

hingga tujuan penelitian tercapai. Pemilihan lokasi didasarkan pada

pertimbangan bahwa data empiris menyebutkan tingginya tingkat

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

kekerasan dalam pacaran di Jawa Tengah. Selain itu, kasus kekerasan

dalam pacaran banyak ditemukan di kota Salatiga dan peneliti memiliki

akses yang terbuka untuk melakukan penelitian.

F. Unit Amatan dan Unit Analisis

Dalam penelitian kualitatif, perlu dirumuskan unit analisis dan unit

amatan yang ada dalam penelitian. Menurut Arikunto (1992), unit analisis

adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian.

Hamidi (2005) menyatakan bahwa unit analisis adalah satuan yang diteliti

yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa

sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek

penelitian. Dengan demikian unit analisis bisa diartikan adalah apa yang

ingin dianalisis dalam penelitian.

1. Unit Amatan

Unit amatan dalam penelitian ini adalah perempuan korban kekerasan

dalam pacaran berusia 18-25 tahun yang berdomisili di Salatiga, Jawa

Tengah.

2. Unit Analisis

Unit analisis dari penelitian ini adalah pola kelekatan perempuan

korban kekerasan dalam pacaran dengan orang tua dan pola relasi

kekerasan korban dengan pacar.

G. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang dikenal dalam penelitian kualitatif terdiri dari

dua jenis, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber

data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari pelaku yang

melihat dan terlibat langsung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber

asli (tidak melalui media perantara). Selain data primer, dapat juga

menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui pihak lain yang umumnya

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip

(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Pada penelitian ini, berikut ini adalah sumber informasi yang dapat

digali dan diperoleh peneliti dalam proses pengumpulan data:

1. Teknik Pengambilan Data Primer

a) In-depth Interview

Data primer dalam penelitian ini akan diperoleh melalui proses

in-depth interview terhadap korban kekerasan dalam pacaran dan

observasi terhadap perilaku dan pernyataan korban baik verbal

maupun tidak verbal. Menurut Taylor dan Bogdan (1984), wawancara

mendalam ialah temu muka berulang antara peneliti dan subyek

penelitian, dalam rangka memahami pandangan subyek penelitian

mengenai hidupnya, pengalamannya, ataupun situasi sosial

sebagaimana diungkapkan dalam bahasanya sendiri. Wawancara

mendalam bersifat luwes, terbuka, tidak terstruktur, dan tidak baku.

Berdasarkan substansinya, ada tiga jenis wawancara mendalam,

yakni:

Tabel 3.1 Jenis In-depth Interview

Jenis in-depth interview

Wawancara untuk

menggali riwayat hidup

sosiologis. Riwayat

hidup menyajikan

pandangan orang

mengenai kehidupannya

dalam bahasanya sendiri.

Peneliti berupaya

menangkap pengalaman

penting dalam

kehidupan seseorang

menurut definisi orang

tersebut.

Wawancara untuk

mempelajari kejadian

dan kegiatan, yang

tidak dapat diamati

secara langsung.

Orang yang

diwawancarai ialah

subyek yang hidup di

lingkungan sosial

yang diteliti. Mereka

bertindak sebagai

“pengamat” bagi

peneliti

Wawancara untuk

menghasilkan

gambaran luas

mengenai sejumlah

ajang, situasi atau

orang. Wawancara

lebih tepat untuk

mempelajari sejumlah

besar orang dalam

waktu relatif singkat

dibandingkan

pengamatan

berpartisipasi.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

Pada penelitian ini, in-depth interview dilakukan untuk

menggali riwayat hidup yang menyajikan pandangan seseorang

mengenai kehidupan yang dijalani dalam bahasanya sendiri. Untuk

mengambil data lapangan, peneliti menyusun daftar pertanyaan

sebagai berikut:

No TUJUAN KOMPONEN

KELEKATAN

AITEM PERTANYAAN

1 Mengetahui

pola kelekatan

korban dengan

orangtua di

masa lampau

a) Proximity

Maintenance

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Apakah Anda dapat

menceritakan apapun dengan

terbuka kepada ayah?

Hal-hal apa saja yang biasa

Anda ceritakan kepada ayah?

Apakah Anda pernah merasa

marah atau kecewa dengan ayah

Anda?

Dalam situasi seperti apa Anda

bisa marah atau kecewa terhadap

ayah Anda?

Bagaimana Anda mengung-

kapkan kemarahan dan

kekecewaan tersebut?

Apa Anda juga menceritakan

tentang kebahagiaan yang

sedang Anda rasakan?

Bagaimana Anda mengung-

kapkan kebahagiaan tersebut?

Apakah Anda melibatkan ayah

dalam memecahkan persoalan-

persoalan Anda?

Apakah Anda menceritakan

tentang rencana-rencana jangka

pendek maupun panjang Anda

kepada ayah?

Apakah Anda dapat

menceritakan apapun dengan

terbuka kepada ibu?

Hal-hal apa saja yang biasa

Anda ceritakan kepada ibu?

Apakah Anda pernah merasa

marah atau kecewa dengan ibu

Anda?

Dalam situasi seperti apa Anda

bisa marah atau kecewa terhadap

ibu Anda?

Bagaimana Anda mengun-

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

kapkan kemarahan dan

kekecewaan tersebut?

Apa Anda juga menceritakan

tentang kebahagiaan yang

sedang Anda rasakan?

Bagaimana Anda mengung-

kapkan kebahagiaan tersebut?

Apa Anda melibatkan ibu dalam

memecahkan masalah Anda?

Apakah Anda menceritakan

tentang rencana-rencana jangka

pendek maupun panjang Anda

kepada ibu?

Bagaimana Anda mendes-

kripsikan sosok ayah Anda?

Bagaimana Anda mendes-

kripsikan sosok ibu Anda?

Dari keduanya, mana yang

memiliki kedekatan dengan

Anda?

Apa kenangan yang paling Anda

ingat tentang ayah Anda?

Adakah kenangan yang paling

membekas tentang ibu Anda?

Apa yang Anda rasakan ketika

Anda berada dalam keadaan

yang berjauhan dengan ayah

atau ibumu?

Apakah Anda sering merindukan

ayah atau ibu?

Apakah Anda pernah merasa

ditinggal atau ditelantarkan oleh

ayah atau ibu?

b) Safe Haven 27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

Bagaimana ayah memandang

dirimu?

Apa pernah ada pelabelan yang

diberikan ayah terhadapmu?

Apa ayah meluangkan banyak

waktunya untuk menghabiskan

waktu denganmu?

Bagaimana ibu memandang

dirimu?

Apa pernah ada pelabelan yang

diberikan ibu terhadapmu?

Apa ibu meluangkan banyak

waktunya untuk menghabiskan

waktu denganmu?

Apakah ayah dapat diakses

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

setiap kali Anda memerlukan

bantuan?

Bagaimana respons ayah jika

mendengar Anda berada dalam

kesulitan?

Apa ayah terbiasa memberikan

kontak fisik seperti pelukan atau

ciuman?

Apakah Anda merasa nyaman

dengan kontak fisik yang

diberikan oleh ayah?

Apakah Anda merasa bahwa

ayah akan selalu menerima Anda

dalam kondisi terburuk?

Apakah Anda merasa

membutuhkan ayah dalam hidup

Anda?

Apakah ibu dapat diakses setiap

kali Anda memerlukan bantuan?

Bagaimana respons ibu jika

mendengar Anda berada dalam

kesulitan?

Apa ibu terbiasa memberikan

kontak fisik seperti pelukan atau

ciuman?

Apakah Anda merasa nyaman

dengan kontak fisik yang

diberikan oleh ibu?

Apakah Anda merasa bahwa ibu

akan selalu menerima Anda

dalam kondisi terburuk?

Apakah Anda merasa

membutuhkan ibu dalam hidup

Anda?

c) Secure Base 45.

46.

47.

48.

49.

50.

Apa ayah membebaskanmu

untuk menentukan pilihan untuk

dirimu?

Bagaimana tanggapan ayah jika

ia tidak setuju dengan

pilihanmu?

Apa ayah mau mendengarkan

pendapatmu?

Apa ayah selalu mendukung

keputusanmu?

Bagaimanakah cara ayah

menunjukkan dukungan

terhadapmu?

Apakah ayah membiarkanmu

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

mencoba hal-hal atau kegiatan

baru?

Apakah ibu membebaskanmu

untuk menentukan pilihan untuk

dirimu?

Bagaimana tanggapan ibu jika ia

tidak setuju dengan pilihanmu?

Apa ibu mau mendengarkan

pendapatmu?

Apa ibu selalu mendukung

keputusanmu?

Bagaimanakah cara ibu

menunjukkan dukungan

terhadapmu?

Apakah ibu membiarkanmu

mencoba hal-hal atau kegiatan

baru?

Apakah Anda merasa aman

ketika berada di dekat ayah?

Apakah Anda merasa nyaman

berada di dekat ayah?

Apakah Anda mencari ayah

ketika Anda berada dalam situasi

sulit?

Apakah Anda merasa aman

ketika berada di dekat ibu?

Apakah Anda merasa nyaman

berada di dekat ibu?

Apakah Anda mencari ibu ketika

Anda berada dalam situasi sulit?

2. Mengetahui gambaran kekerasan

yang dialami oleh korban

63.

64.

65.

66.

67.

68.

69.

Sejak kapan Anda berpacaran

dengan pasangan Anda?

Dimana atau bagaimana Anda

bisa mengenalnya?

Apa yang awalnya membuat

Anda tertarik dengannya?

Pernahkah Anda mengalami

konflik atau bertengkar dengan

pasangan?

Jika ya, biasanya apa yang

menjadi pemicu konflik

diantara kalian berdua?

Selama sekian lama Anda

berpacaran, cerita atau

kenangan manis apa yang Anda

ingat sampai sekarang?

Kira-kira, sejauh apa hubungan

Anda dan pacar?

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

77.

78.

79.

80.

81.

82.

83.

84.

85.

86.

Apakah keluarga sudah merestui

hubungan kalian berdua?

Apakah pasangan pernah

memulai pembicaraan untuk

melanjutkan ke tahap yang lebih

serius dengan Anda?

Sejak kapan pasangan Anda

mulai melakukan tindak

kekerasan terhadap Anda?

Dalam bentuk apa biasanya

tindakan dia yang Anda anggap

sebagai kekerasan?

Saat pasangan Anda melakukan

tindak kekerasan, apakah Anda

mencium aroma alkohol pada

mulut atau tubuhnya?

Apakah menurutmu, pasangan

Anda mencintaimu?

Bagaimana perasaan Anda

terhadap pasangan Anda saat

ini?

Bagaimana perasaan Anda

terhadap pasangan Anda setiap

kali ia menyakiti Anda?

Apa yang sebenarnya Anda

harapkan dari pasangan Anda?

Apakah Anda merasa berkorban

dalam hubungan ini?

Jika ya, apa saja yang telah

Anda korbankan?

Apakah kerelaan Anda

menerima tindak kekerasan

tersebut merupakan ungkapan

dari rasa ingin berkorban?

Jika dihitung, sudah berapa kali

Anda menerima kekerasan dari

pasangan Anda?

Adakah benda yang digunakan

pasangan saat melakukan tindak

kekerasan terhadap Anda?

Dalam situasi atau keadaan

seperti apa biasanya pasangan

mulai melakukan tindak

kekerasan?

Biasanya dimana pasangan

berani untuk melakukan

kekerasan terhadap Anda?

Apa yang biasanya dikatakan

pasangan terhadap Anda saat ia

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

87.

88.

89.

melakukan kekerasan?

Apakah pada saat itu, Anda

berusaha melindungi diri atau

melawan pasangan Anda?

Bagaimana respons Anda saat

kejadian itu terulang?

Apa saja yang sudah Anda

lakukan untuk mengurangi

tindak kekerasan yang dilakukan

pasangan terhadap Anda?

3. Menggambarkan dialektika pola

kelekatan korban dengan orang tua

dalam menentukan kebertahanan

korban dalam relasi berpacaran

90.

91.

Apakah Anda berpikir bahwa

pacar Anda memiliki karakter

yang mirip atau sama dengan

ayah Anda?

Apakah Anda berpikir bahwa

pacar Anda memiliki karakter

yang mirip atau sama dengan ibu

Anda?

4. Menggali informasi tentang diri

korban

92.

93.

94.

95.

96.

97.

98.

99.

100

Siapa nama lengkap Anda?

Berapa usia Anda saat ini?

Dimana Anda tinggal?

Bersama siapa Anda tinggal?

Apa pendidikan terakhir Anda?

Anda adalah anak keberapa dan

dari berapa bersaudara?

Apakah Anda pernah tinggal

berpindah-pindah?

Siapakah orang yang Anda

anggap paling dekat dengan

Anda?

Siapakah orang yang menurut

Anda paling mengenal diri

Anda?

Siapa orang Anda percayai?

Tabel 3.2 In-depth Interview Guide

b) Observasi

Selain mengumpulkan data dengan in-depth interview,

peneliti juga melakukan observasi dan membuat catatan lapangan.

Menurut Moleong (2001), fokus dalam observasi atau pengamatan

penelitian kualitatif pada dasarnya sudah dirumuskan sejak studi

itu dirancangkan dan merupakan satu unsur studi yang penting.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

Setelah berada di lapangan, peneliti hendaknya mengatur agar

kerumitan perilaku pada latar penelitian dapat direkam melalui

pengamatan. Hal ini mengarahkan pengamatan pada seperangkat

tanda yang membimbing kepekaan perasaannya untuk “hanya”

mengamati peristiwa yang diperlukan bagi informasinya dan

mencakup suatu lingkup situasi dan latar secara lengkap.

Sehubungan dengan kepekaan perasaan tersebut, Schazman dan

Strauss mengingatkan bahwa kepekaan itu akan memudarkan

sesudah mengalami masa-masa permulaan pengamatan.

Pengamatan senantiasa berjuang untuk memelihara kepekaan itu

agar senantiasa tinggi dengan jalan belajar menyenangi peristiwa

yang diamati. Pengamatan dapat dibagi atas pengamatan terbuka

dan pengamatan tertutup. Pengamatan secara terbuka diketahui

oleh subjek. Pada pengamatan ini subjek dengan sukarela

memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati

peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang

yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka, sedangkan, pada

pengamatan tertutup, pengamatan beroperasi dan mengadakan

pengamatan tanpa diketahui oleh pada subjek. Proses pengamatan

juga harus dituliskan ke dalam bentuk catatan. Sehingga, apapun

yang teramati oleh peneliti harus dicatat agar peneliti dapat

menganalisis data-data pengamatan tersebut.

Hasil pengamatan tersebut akan dibuat menjadi catatan

pengamatan. Moleong (2001) menyatakan bahwa catatan

pengamatan adalah pernyataan tentang semua yang dialami yaitu

yang dilihat dan didengar dengan menceritakan siapa yang

menyatakan atau melakukan apa dalam situasi tertentu. Catatan

pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung (Widyawati,

2008). Pernyataan tersebut tidak boleh berisi penafsiran, hanya

merupakan catatan sebagaimana adanya dan pernyataan yang

datanya sudah teruji kepercayaan dan keabsahannya. Setiap catatan

pengamatan mewakili peristiwa yang penting sebagai bagian yang

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

akan dimasukkan ke dalam proposisi yang akan disusun atau

sebagai kawasan suatu konteks atau situasi. Moleong (2001)

menambahkan bahwa catatan pengamatan merupakan catatan

tentang siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana. Setiap catatan

pengamatan merupakan suatu kesatuan yang menunjukkan adanya

satu datum atau sesuatu yang sangat berkaitan atau menjelaskan

peristiwa atau situasi yang ada pada catatan pengamatan lainnya.

2. Teknik Pengambilan Data Sekunder

Selain data primer yang dikumpulkan dalam proses

pengumpulan data kualitatif, peneliti juga dapat mengumpulkan

data sekunder sebagai data pendukung yang dapat menguatkan

penelitian. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun

dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan (Moleong, 2014).

Untuk menjamin dan mengkaji keabsahan data yang akan

diperoleh dalam penelitian ini, maka akan digunakan teknik

triangulasi. Patton (dalam Moleong, 2010) menyebutkan

triangulasi sumber sebagai cara untuk memanfaatkan penggunaan

sumber dalam rangka membandingkan dan mengecek kembali

(cross check) derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan informan. Hal ini dapat dicapai dengan

membandingkan sumber data yang diberikan oleh pendapat orang

lain yang mengenal subyek seperti suami, orangtua, sahabat, serta

keluarga (Poerwandari, 2007).

Selanjutnya agar dapat memastikan kesesuaian data yang

diperoleh dengan data yang diberikan sumber informasi maka

peneliti akan melakukan member check dengan subyek riset.

Apabila data yang ditemukan peneliti disepakati oleh pemberi data,

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

maka data tersebut valid sehingga dapat dipercaya. Tetapi apabila

data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak

disepakati oleh pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam,

maka peneliti harus mengubah temuannya agar sesuai dengan data

yang diberikan pemberi data (Sugiyono, 2010). Data sekunder

akan diperoleh peneliti dari orang-orang terdekat korban atau

pernah menjadi saksi tindak kekerasan yang dialami oleh korban.

Selain itu, dapat juga peneliti menggali informasi tentang latar

belakang korban dari orangtuanya.

Pada penelitian ini, 6 orang terdekat subyek juga turut

diwawancara sebagai pemenuhan data sekunder penelitian. Adapun

6 orang tersebut ialah teman dekat subyek, pacar subyek, dan

orang tua subyek. Dengan demikian, penelitian ini melibatkan 8

orang sebagai sumber infomasi bagi peneliti, yakni 2 orang subyek

dan 6 orang informan.

H. Teknik Penyusunan Instrumen

Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci.

Meskipun demikian, sebagai instrument kunci, peneliti perlu

menyusun daftar pertanyaan yang hendak ditanyakan kepada subyek

untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan peneliti. Millan

(2001) menyatakan bahwa pertanyaan yang diberikan hendaknya

dengan kalimat pendek dan tegas, dan bersifat netral sehingga tidak

memancing ke arah jawaban tertentu. Selain itu, yang menjadi penting

juga ialah peneliti tidak menggunakan pertanyaan yang bersifat

intimidasi atau menghakimi subyek.

Secara mendasar, ada dua jenis pertanyaan yang dapat diberikan

kepada subyek yakni pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan

terbuka ialah pertanyaan yang dapat memunculkan jawaban berupa

deskripsi atau diungkapkan dengan panjang lebar oleh subyek,

sedangkan pertanyaan tertutup ialah pertanyaan yang hanya

memungkinkan subyek menjawab dengan singkat atau tidak

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

memberikan ruang kepada subyek untuk menjawab dengan leluasa.

Untuk penelitian kualitatif, peneliti biasanya menggunakan pertanyaan-

pertanyaan terbuka untuk menggali informasi yang lengkap dari subyek.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diujicobakan terlebih dahulu

sebelum diberikan kepada subyek atau responden. Berikut adalah alur

dalam menyusun pertanyaan dalam interview (Alwasilah, 2003):

Gambar 3.1 Alur Penyusunan Interview Guide

Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti akan

diujicobakan kepada subyek untuk mengetahui apakah pertanyaan-

pertanyaan tersebut mudah dipahami atau menimbulkan ambiguitas, dan

pertanyaan lain yang mungkin dapat ditambahkan dalam proses

pengambilan data berikutnya. Seiring dengan proses wawancara

dilangsungkan dan peneliti berupaya mendapattkan data primer dan

sekunder untuk memenuhi tujuan penelitian, maka interpretasi data

dapat dilakukan.

I. Teknik Interpretasi Data

Menurut Kvale (1996) interpretasi adalah upaya untuk

memahami data secara lebih eksentif sekaligus mendalam. Peneliti

memiliki perspektif dan menginterpretasi menurut perspektifnya.

Proses interpretasi memerlukan distansi (upaya mengambil jarak) dari

data, dicapai melalui langkah yang metodis dan teoritis yang jelas.

Oleh karena penelitian kualitatif sangat rentan dengan subjektivitas

Pertanyaan

penelitian

1. Teori

2. Wawancara

3. Pengamatan

Draft

pertanyaan

Uji Coba PERTANYAAN

FINAL

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10226/3/T2_832013016_BAB... · dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, penulis melakukan

peneliti, maka peneliti perlu menafsirkan jawaban-jawaban subyek

melalui sudut pandang subyek tersebut dan tidak menambahkan atau

mengurangi jawaban yang diberikan subyek.