analisis kadar asam lemak bebas (alb) pada minyak …repository.utu.ac.id/632/1/bab...

51
ANALISIS KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) PADA MINYAK YANG DIGUNAKAN OLEH PEDAGANG GORENGAN DISEPUTARAN JALANMANEK ROO KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH : ELIS IRMAWATI NIM : 09C10104108 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH - ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 09-May-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) PADA MINYAK YANG DIGUNAKAN OLEH PEDAGANG GORENGAN DISEPUTARAN JALANMANEK ROO

KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH :

ELIS IRMAWATI

NIM : 09C10104108

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH - ACEH BARAT

2013

LEMBARAN PENGESAHAN

JudulSkripsi : ANALISIS KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) PADA MINYAK YANG DIGUNAKAN OLEH PEDAGANG GORENGAN DISEPUTARAN JALAN MANEK ROO KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT.

NamaMahasiswa : ELIS IRMAWATI NIM : 09C10104108 Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Menyetujui, Komisi Pembimbing

PembimbingKetua PembimbingAnggota dr.Nurdi, M.Sc T.Abdullah, SKM, M.P.H

Mengetahui :

Dekan Fakultas Kesehatan Ketua Program Studi Masyarakat IlmukesehatanMasayarakat Sufyan Anwar Citra Ovalisa Rahmi, SKM NIDN. 0128067401

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI Skripsi Dengan judul :

ANALISIS KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) PADA MINYAK YANG DIGUNAKAN OLEH PEDAGANG GORENGAN DI SEPUTARAN JALAN

MANEK ROO KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT

Yang Disusun Oleh

Nama Mahasiswa : ELIS IRMAWATI

NIM : 09C10104108

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Program Studi :ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 30 Juli 2013 dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. dr.Nurdin, M.S.c

(Dosen Pembimbing Ketua) ........................................................

2. T.Abdullah, SKM. M.P.H

(Dosen Pembimbing Anggota) ........................................................

3. M.Husen, SKM

(Dosen Penguji I) ........................................................

4. Afrizal, DN.Com. SE

(Dosen Penguji II) ........................................................

Alue Peunyareng, 1Agustus 2013

Ketua Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Citra Ovalisa Rahmi, SKM

‘’ ALLAH, Tiada tuhan melainkan Dia, yang maha hidup, maha berdiri

sendiri,maha melihat, maha mengetahui yang karna Nya segala sesuatu itu ada, (Q.S. Ali Imran: 2)

Karna Mu kesulitan itu sirna, karena Mu kemudahan itu tiba, Karena izin Mu tugas akhir ini bisa ku selesaikan, Semoga Engkau senantiasa meneguhkan iman Qu, Meluruskan niat Qu, Menundukkan kepala Qu hanya kepada Engkau Sang penguasa Semesta......

Alhamdulillah,... Sebuah langkah usai sudah, satu cita telah ku gapai, namun ini bukan akhir dari perjalanan melainkan awal dari satu perjuangan...

Karya ini Ku persembahkan . . . . . . .

Teruntuk Dia yang Slalu mendoakan Ku, menjaga ku hingga aku seperti ini,

Dia yang sejak pertama mengajari Ku berbagai hal dengan penuh cinta dan

kasih sayang yang penuh makna, Dia yang rela menanggung perih dan luka

hanya agar aku bisa berdiri menatap dunia Ibunda Ku SULASTRI .. Aku

menyayangi mu.. Mom is The best... for my life.. n I love U..

Teruntuk Dia ...yang tanpa hentinya mendidik ku, mendoakan ku,Dia yang tak

peduli terik nya matahari ,tak peduli seberapa banyak peluh yang bercucuran

hanya untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan ku, Dia yang mendukung

ku, memberikan ku banyak arti dalam hidup ku, Ayah.. engkau lah ayah Terbaik

Ku.. aku menyanyangi mu Walaupun kata sayang tak pernah ku ungkapkan tapi

sayang untuk mu tak tebandingi oleh apapun kalian ayah dan ibu

terbaik Untuk ku...RIDWAN HAMID,S.pd

Untuk yang ku sayangi Adik-Adik ku...,

Yusnaini yang jauh di kampuang urang..dan Fauzan Azima adik

kecil ku yang lucu..yang bandel nya ampun deeeh..,yang penuh dgn ide2

kreatif, truslah kalian belajar untuk bisa menjadi apa yang kalian

inginkan,,dan terimakasih telah menjadi saudara yang slalu

menyayangiku..semoga kita kan tetap satu.., satu keluarga yang senantiasa

di naungi cinta dan kasih sayang akan sang Pencipta, amiiin....

Tak lupa... Untuk Bunda, sangat2 terimakasih tlah banyak memberiku motifasi,

masukan, ide2 kreatif, yang senantiasa mendengarkan ocehan dan curhatan

kami, berbagi pengalaman dan yg paliiing....ngerti masalah perasaan

kami..seneng punya bunda kaia gini..heheh makasih bunda cantik Ku, dan

terimong genaseh cit untuk cek bit yang le neubantu loen slama nyoe,, semoga

tanyo sabe lam lindungan Po Rabbana... Untuk jogoan kecil yiis...Fatih

canda tawa nya buat bahagia,, dan semoga kelak nanti kan jadi anak yang tak

pernah lupa akan sang pencipta dan berbudi luhur..jadi anak yg pintar..:) ( cubiit

pipi nya... )

Ribuan terimakasih ku untuk Dosen Bimbingan bpk,dr.Nurdin, M.Sc, bpk

T.Abdullah, SKM.M.P.H yang banyak membimbing selama penyusunan skripsi

ini,. Terimakasih untuk kesedian waktu nya dan Bpk Kiswanto,S.Pd ,Msi, Bpk

Husen SKM, serta bpk Afrizal Dn.Com, SE selaku dosen penguji tanpa kalian

saya bukan apa-apa hingga menyandangi Sarjana sperti ini, terimakasih Pak..

”Special For U my loVe the future insya allah who later would

become my priest, Zulhamdi, SKM.. thanks for your love,... affection, ..

attention,, keep in patience Give me the spirit in making this thesis.. and wish

you the best given by Allah to accompany my life someday....amiiin....

Terimakasih yang tak terhingga....Untuk mY besT frIend Vera Afriani SKM ,si ancak yg cipit yang “perasa bgt” terimakasih untuk selama ini, banyak x bantuan, motifasi,dukungan,slalu menemani tanpa batas waktu.. ga tau kata2 apa yg bisa eris ungkapin untuk persahabatan selama ini, tapi yg jelas persahabatan ini sangat beharga dan untuk slamanya.. :-* daaan... thanks Q juga buat temen2 ku, Hilda, Ami, tirta, nopa,kak rina, b.digo & mizi, (temen senasip watu penelitian hahah) kak ayu, Acy, Pak lek, icut, amy, lina, rya , yuni, b.isal,

Dan semua-Semua nya de pokoook nya...,, ga bisa disebutin atu persatu.. ga muat kertas nya hahaa... terimakasih utk persahabatan yang luar biasa ini, kitaa sahabat slama nya..., sayaang X’an semua..

Wassalam

ELIS IRMAWATI

RIWAYAT HIDUP Nama : Elis Irmawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat,tanggal lahir : Seumantok, 23 Juni 1991

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jalan Sisingamangaraja – Lapang Meulaboh

Alamat E-mail : [email protected]

Nama Orang Tua

Ayah : Ridwan Hamid, S.pd

Pekerjaan : PNS

Ibu : Sulastri

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jalan Sisingamangaraja – Lapang Meulaboh

Pendidikan Formal

SD : SD Negeri 3 Meulaboh ( 1997 – 2003 )

SMP : SMP Negeri 3 Meulaboh ( 2003 – 2006 )

SMA :SMA Negeri 2 Meulaboh ( 2006 – 2009 )

Perguruan Tinggi : Universitas Teuku Umar ( 2009 – 2013 )

Pendidikan Non Formal

Pelatihan Mahasiswa Tanggap Peduli Bencana ( MATAPENA ) – Aceh (2011)

Pengalaman Organisasi

Bendahara BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

(2011)

Anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

( 2012)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Pada

Minyak Yang Digunakan Oleh Pedagang Gorengan Diseputaran Jalan Manek Roo

Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat”. untuk memenuhi salah satu

syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

Umar.

Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini, penulis

tidak pernah luput dari berbagai kendala yang ada. Kendala tersebut bisa diatasi penulis

berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Alfian Ibrahim, MS,selaku Rektor Universitas Teuku Umar Meulaboh.

2. Bapak Salman Rusly, SKM. M.Epid, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar Meulaboh.

3. Bapak Kiswanto, S.Pd. M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar.

4. bapak Hasrah Junaidi, SKM, selaku Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar Meulaboh.

5. Bapak Nurdin, M.Sc, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dalam

membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak T.Abdullah,SKM. M.P.H, selaku Pembimbing II yang telah membantu penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh dosen, staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah memberikan dorongan serta saran

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

Meulaboh dan teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuan

dan motivasi.

9. Kepada kakak dan sahabat terdekat serta semua pihak yang telah membantu,

mendoakan dan memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Skripsi ini, yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT selalu senantiasa membalas segala kebaikan kita semua,

Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan skripsi masih banyak

terdapat kekurangan dan kejanggalan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan

skripsi ini dimasa mendatang.

Meulaboh, Agustus 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ......................................................................................................... i LEMBAR TUJUAN ...................................................................................................... ii ABSTRAK .................................................................................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................................. v RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................... vi LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

1.3.1. Tujuan Umum .............................................................................. 6

1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................................. 6

1.4. Mamfaat Penelitian……………………………………………….. 7

1.4.1. Mamfaat Teoritis…………………………………………... 7

1.4.2. Mamfaat Aplikatif…………………………………………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 9 2.1. Minyak Goreng ........................................................................................ 9 2.2. Pengertian Asam Lemak Bebas ............................................................... 11 2.3. Pembentukan Asam Lemak Bebas .......................................................... 11 2.4.Kadar Asam LemakBebas ......................................................................... 12 2.5.Bahaya Asam Lemak Bebas ...................................................................... 12 2.6. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas……………..………….... 13 2.7.Macam-macamAsamLemakdanSumbernya…………………...... 14 2.8. Kandungan Minyak Goreng ..…..……….…………………….. 14 2.9. Jenis Minyak dan Sumber lemak …...………………………..... 16 2.10.Penggunaan danMutu Minyak Goreng….……….....… ……..... 17 2.11. Minyak Goreng Berulang kali……………………..…………... 18 2.12. Kegunaan Lemak dalam Kehidupan Sehari-hari……… .…….... 21 2.13. Struktur Lemak……...………………………………………… 22 2.14. Pengertian Hygiene Sanitasi………………………...………….. 23 2.15. KerangkaTeori…………………………………………… ……. 24 2.16. Kerangka Konsep……………………………………......…….. 25

2.17. HipotesisPenelitian…………….………………………………...25 BAB III METODEPENELITIAN .................................................................................. 26 3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 26 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 26 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 26 3.3.1. Populasi ........................................................................................ 26 3.3.2. Sampel .......................................................................................... 26 3.4. TekhnikPengolahanSampel………………………………….….. 27 3.5. Metode Pengumpulan Data .................................................................... .27 3.5.1. CaraPengambilanSampel ............................................................. 27 3.5.2. Alat Penelitian yang digubakan .................................................... 27 3.5.3. Bahan yang Digunakan……………………………………. 28 3.5.4. Cara KerjaPenelitian………………………………… ….... 28 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Ketetapan SNI 3741 -1995 Standar Mutu Minyak Goreng. Lampiran 2. Lembaran Angket pada sampel Minyak Goreng . Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian atau Pengujian Kadar Asam Lemak

Bebas (ALB) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar.

Lampiran 4. Lembaran Hasil Penelitian Uji Laboratorium kimia FMIPA Universitas Syah Kuala Banda Aceh

Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Melakukan Pemeriksaan Sampel di Laboratorium kimia FMIPA Universitas Syah Kuala Banda Aceh.

Lampiran 6. Dokumentasi Pengambilan Sampel dan Pengujian Sampel.

ABSTRAK

ELIS IRMAWATI. Analisis Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Pada Minyak Yang Digunakan Oleh Pedagang Gorengan Diseputaran Jalan Manek Roo Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Dibawah Bimbingan dr.Nurdin, M.S.c dan T.Abdullah, SKM. M.P.H Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan. Minyak goreng juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya kadar asam lemak bebas yang terdapat pada minyak goreng yang pemakaiannya berulang kali pada pedagang gorengan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian bersifat Experiment ialah dengan cara uji laboratorium dengan uji Tritasi (uji lemak) untuk melihat kadar asam lemak bebas pada minyak gorengan.dilakukan pada tanggal 15 Mai 20013. Metode pengambilan sampel adalah Total Sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 7 sampel positif mengandung asam lemak bebas yang sangat tinggi. Diantaranya M-1 0,75, M-2 0,62, M-3 0,93, M-4 0,36, M-5 0,81, M-6 0,60, M-7 0,61 dari ketujuh sampel tidak ada yang memenuhi SNI yang telah ditetapkan yang berkisar hanya 0,3%. Bagi pihak pengelola atau pedagang diharapkan agar lebih perduli terhadap penggunaan minyak yang dipakai untuk penggorengan. Cukup sampai 2 kali penggorengan saja, agar terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lemak. Kata Kunci : Kadar Asam Lemak Bebas, Minyak Goreng, Pedagang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan sehat yang layak di konsumsi oleh setiap manusia adalah bahan

makanan yang kondisinya berada dalam keadaan baik dan segar, tidak rusak serta

mengandung protein, vitamin, dan mineral. Pada makanan yang melalui proses

pengolahan haruslah tidak berubah bentuk, warna, dan rasa serta bahan

tambahannya harus memenuhi persyaratan minimal makanan sehat yang berlaku

(Mukono, 2000 dalam Imelda, 2009).

Perhatian masyarakat Internasional akan makanan yang sehat, bergizi, dan

higienis sangat besar sekali. Internasional Organization for Standarization (ISO)

mengeluarkan standar tersebut karna dalam beberapa tahun terakhir, terlihat

bahwa kasus keracunan makanan semakin marak dimana-mana untuk

implementasi sistem mutu dan keamanan pangan nasional telah dilakukan Dari

analisis tersebut ditetapkan kebijakan yang harus ditempuh serta disusun strategi,

program, dan kegiatan yang perlu dilakukan untuk menjamin dihasilkannya

produk pangan yang memenuhi syarat dan aman, dan menghasilkan produk

pangan yang berwawasan lingkungan menyajikan pengembangan sistem mutu

pangan nasional, yang menekankan pada penerapan sistem jaminan mutu untuk

setiap mata rantai dalam pengolahan pangan (Cahyano, 2010).

Adapun pengawasan makanan bertujuan untuk melindungi masyarakat

konsumen terhadap kemungkinan peredaran makan yang tidak memenuhi standar

dan persyaratan kesehatan yang dapat merugikan atau membahayakan kesehatan

(BPOM, 2003).

Terdapat beberapa kasus penyakit yang terkait dengan produk gorengan

Salah satu penyakit yang paling banyak mendapat perhatian adalah kanker Produk

gorengan sendiri sebenarnya tidak memberi resiko terhadap kesehatan melainkan

kandungan zat karsinogenik yang terbentuk selama proses penggorengan.

Akrilamida umumnya terbentuk pada produk yang sebagian besar mengandung

karbohidrat (pati), Akrilamida diklasifikasikan oleh Food and Drugs

Administration (FDA) dalam kategori grup 2A yaitu senyawa yang hampir

dipastikan menyebabkan kanker pada manusia. Di dunia kanker merupakan

penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular.

Problem terbesar yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini adalah

meningkatnya penderita penyakit stroke, diabetes, kanker, tumor, serta penyakit

jantung koroner, yang banyak menyebabkan kematian bagi masyarakat. Penyebab

kematian terbesar tersebut, salah satunya disebabkan oleh konsumsi makanan

berlemak yang tidak berkualitas secara berlebihan. Salah satu sumber makanan

berlemak adalah minyak goreng, kebiasaan masyarakat Indonesia menggunakan

minyak goreng berkali kali untuk penghematan biaya hidup, namun kualitas

kandungan lemak akan berkurang.

Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010, setiap tahun

timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru kanker dengan prediksi,

peningkatan setiap tahun kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah

penderita baru penyakit kanker meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta orang

diantaranya akan meninggal pada sepuluh tahun ke depan bila tidak dilakukan

intervensi yang memadai. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

tahun 2012 penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 1 di Indonesia

setelah penyakit kardiovaskuler, infeksi, pernafasan dan pencernaan, diperkirakan

akan naik 75% atau menjadi 22,2 juta kasus pada tahun 2030

Metode yang telah disarankan seperti modifikasi prekursor akrilamida

pada bahan pangan (Fiselier dan Grob, 2005) perubahan metode pengolahan

optimalisasi suhu penyimpanan produk dan fermentasi hingga kini teknik-teknik

tersebut sangat sulit untuk diterapkan baik pada skala industri untuk

komersialisasi termasuk skala rumah tangga yang sering menghasilkan produk

jajanan goreng (Fredriksson et al, 2004).

Di Indonesia sendiri kasus timbulnya penyakit yang disebabkan oleh

faktor makanan yang mengandung lemak trans yang berlebihan masih sangat

tinggi kedudukannya, seperti jantung koroner, stroke, kanker dan tumor. Jumlah

penderita kanker di Indonesia sangat tinggi. Hal ini terlihat dari berbagai data

kanker yang dipublikasikan baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga

kanker. Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan

meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir

kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan

berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan

terganggunya sosial ekonomi keluarga tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan

jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat

pola makan kaya lemak atau kolesterol yang berlebihan melanda di seluruh dunia

tak terkecuali Indonesia. Stroke merupakan penyakit nomor 1 yang mematikan

yakni mencapai 15,4%, Jantung 7,2%, diperkirakan ada 500.000 penduduk yang

terkena stroke dari jumlah tersebut sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga

lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga

sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus

menerus di kasur (Depkes RI, 2012).

Sedangkan di Aceh sendiri Stroke dan jantung koroner berdasarkan hasil

diagnosa tenaga kesehatan 16,6% dan 12,6% atau dua kali lipat dari prevalensi

nasional 8,3% dan 7,2% (Profil kesehatan Prov. Aceh, 2012).

Aceh menduduki tingkat atas untuk penyakit stroke dan jantung yang

sangat berhubungan dengan pola hidup masyarakat Aceh serta kuliner Aceh yang

tinggi lemak dan kolestrol. Kebiasaan olah raga yang belum menjadi bagian

rutinitas dari kegiatan masyarakat pada umumnya juga berpengaruh terhadap

angka kejadian penyakit tersebut. Tingginya jumlah penderita stroke dan jantung

koroner sangat berhubungn dengan pola hidup masyarakat aceh pada umumnya.

sehingga perlu dilakukan suatu strategi yang dapat mengiring prilaku hidup sehat

masyarakat aceh.

Hasil survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa dapat dilihat

pada penjual gorengan banyak diantara mereka yang menggunakan minyak

goreng sampai lebih dari 3x pemakaian, hal ini dapat disimpulkan bahwa apa bila

minyak goreng yng digunakan lebih dari 3x tidak menutup kemungkinan adanya

kadar ALB yang tinngi yang dapat membahayakan dan beresiko bagi kesehatan.

Tanpa disadari jajanan yang digoreng dengan menggunakan minyak goreng

berulang kali dikonsumsi oleh banyak kalangan dan masyarakat umum.

Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang bahaya kandungan

ALB dalam minyak goreng yang digunakan oleh pedagang gorengan secara

berulang kali yang dapat menyebabkan penyakit stroke, jantung koroner dan

kanker.

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai

alat pengolahan bahan-bahan makanan, minyak goreng berfungsi sebagai media

penggorengan sangat penting dan kebutuhannya semakin meningkat. Minyak

dapat bersumber dari tanaman misalnya minyak zaitun, minyak jagung, minyak

kelapa dan minyak biji bunga matahari. Minyak juga dapat bersumber dari hewan,

misalnya, ikan sarden, ikan paus dan lain-lain (S.Ketaren, 1986).

Seperti halnya yang terjadi dalam kandungan minyak goreng yang

pemakaian nya sering berulang kali, banyak kalangan masyarakat mengunakan

minyak jelantah untuk menggoreng karena ingin ekonomis. Tidak hanya para

penjual makanan gorengan atau lalapan saja yang mempunyai tanggapan serupa,

akan tetapi ibu rumah tangga cenderung akan memiliki pemikiran yang sama.

Sebenarnya minyak jelantah sangatlah berbahaya bagi tubuh kita. Berdasarkan

penelitian, telah ditemukan berbagai indikasi penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang digoreng menggunakan minyak jelantah, seperti jantung koroner

bahkan sampai kanker (Hidayati, 2010).

Pedagang gorengan di pinggiran jalan maupun di tempat-tempat usaha

lainnya merupakan salah satu tempat yang memproduksikan gorengannya seperti

pisang goreng, bakwan, tahu isi dan sejenisnya, semua jenis makanan ini dimasak

melalui proses penggorengan, kebanyakan pengelola tersebut tidak memakai

minyak yang baru lebih memamfaatkan minyak gorengan bekas pakai

sebelumnya untuk penggorengan selanjutnya karna dianggap lebih ekonomis dan

irit. Minyak atau lemak yang mengandung persentase asam lemak dengan kadar

tinggi kurang baik untuk kesehatan, karna bila untuk menggoreng (deep fried atau

dipanaskan) disamping akan mengalami pengumpalan juga akan membentuk

asam lemak trans dan radikal bebas yang bersifat toksik dan karsinogenik (Iwan.T

Budiarso, 2004).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan prilaku seperti itu

tanpa disadari baik oleh pengelola penjual gorengan maupun konsumen dari

kalangan masyarakat telah membuka peluang untuk terbiasa memgkonsumsi dan

mengelola makanan yang tinggi lemak yang dapat membahayakan kesehatan

tubuh manusia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya kadar asam lemak bebas dalam

minyak goreng yang di gunakan oleh pedagang gorengan yang ada diseputaran

jalan Manek Roo.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya kadar

asam lemak bebas yang terdapat pada minyak goreng yang pemakaiannya

berulang kali pada pedagang gorengan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui tinggi rendahnya kadar ALB pada minyak goreng yang

digunakan oleh 7 pedagang gorengan yang ada di seputaran jalan Manek

Roo.

b. Untuk mengetahui jenis kandungan lemak yang terdapat pada minyak

goreng yang digunakan oleh pedagang gorengan yang disesuaikan dengan

SNI No.3741- 1995 Standar Mutu Minyak Goreng.

c. Untuk melihat Hygiene Sanitasi di 7 pedagang gorengan di seputaran jalan

Manek Roo.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, maka diharapkan akan dapat

memberikan mamfaat sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai masukan informasi kepada pengelola dagangan gorengan dan

konsumen terhadap aman atau tidaknya produk makanan yang

dokonsumsi, khususnya kadar asam lemak bebas (ALB) pada minyak

gorengan yang ada di seputaran jalan Manek Roo.

2. Untuk menambah dan memperdalam pengetahuan penulis mengenai kadar

ALB pada minyak goreng .

3. Sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya dalam meneliti masalah

kadar asam lemak bebas yang aman bagi kesehatan tubuh dan aman untuk

dikonsumsi.

1.4.2 Manfaat Aplikatif

1. Sebagai cara untuk menemukan solusi agar kadar asam lemak bebas yang

ada pada minyak gorengan di seputaran jalan Manek Roo dapat dihindari.

2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat umum, konsumen dan Dinas

Kesehatan agar lebih mengawasi penjualan makanan dan jajanan

sehat agar terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh lemak.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minyak Goreng

Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau

hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya

digunakan untuk menggoreng bahan makanan (Wikipedia, 2009). Minyak goreng

berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai

kalori bahan pangan.

Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas, tidak merusak

Flavour hasil gorengan, menghasilkan produk dengan tekstur dan rasa yang

bagus, asapnya sedikit setelah digunakan berulang-ulang serta menghasilkan

warna keemasan pada produk (Ketaren, 1986). Sebanyak 50% dari total

permintaan minyak goreng adalah konsumsi rumah tangga dan sisanya untuk

keperluan industri maupun restoran (Susinggih,dkk, 2005).

Minyak goreng juga merupakan sumber energi yang lebih efektif

dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dapat menghasilkan 9

kkal, sedangkan karbohidrat dan proteinhanya menghasilkan 4 kkal/gram.

Penggunaan minyak khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak

esensial yang banyak mengandung HDL (high-density lipoprotein) yang dapat

mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.

Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan

ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak

berbeda dalam bentuk umum

trigliseridanya dan hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Disebut minyak jika

berbentuk padat pada suhu kamar. Minyak dan lemak tidak larut dalam air dingin

dan sedikit larut dalam alkohol, terutama minyak dengan berat molekul rendah,

kecuali minyak jarak. Minyak dan lemak dapat larut sempurna dalam ester,

hidrokarbon, benzene, karbon disulfide, dan pelarut-pelarut halogen. Kelarutan

minyak dan lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas asam

lemaknya. Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam pelarut polar,

sedangkan asam lemak nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Daya kelarutan

asam lemak biasanya lebih tinggi dari komponen gliseridanya, dan dapat larut

dalam pelarut organik yang bersifat polar dan nonpolar. Semakin panjang rantai

karbon maka minyak dan lemak tersebut semakin sukar larut. Minyak dan lemak

yang tidak jenuh lebih mudah larut dalam pelarut organik dari pada asam lemak

jenuh dengan panjang rantai karbon sama (Ketaren, 1986 ).

Disamping kegunaannya sebagai bahan pangan, lemak dan minyak

berfungsi sebagai bahan pembuat sabun, bahan pelumas (misalnya minyak jarak),

sebagai obat-obatan (misalnya minyak ikan), sebagai pengkilap cat (terutama

yang berasal dari golongan minyak mengering) (Almatsier, 2004 ).

Pengujian asam lemak bebas dalam minyak dilakukan untuk mengetahui

tingkat kerusakan dari minyak/lemak tersebut. Produksi asam lemak bebas

disebabkan oleh enzim pada umumnya yaitu berada dalam jaringan lemak yang

bersifat netral dan masih utuh. Dalam organ tertentu, misalnya hati dan pankreas,

kegiatan proses metabolisme cukup tinggi, sehingga menghasilkan sejumlah asam

lemak bebas, mikroba juga berpengaruh pada produksi asam lemak bebas yaitu

oksidasi secara biologis terutama terjadi pada lemak masih berada dalam jaringan.

Lemak tidak mudah langsung digunakan oleh mikroba jika dibandingkan dengan

protein dan karbohidrat. Tapi kemungkinan semua mikroba yang menghasilkan

enzim lipase dapat memetabolisir lemak. Tahap pertama proses ini adalah

dekomposisi gliserida menjadi gliserol dan asam lemak (Ketaren, 1986).

2.2. Pengertian Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas

tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses

hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi

hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat

dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin

lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk

(Ketaren, 1986).

2.3. Pembentukan Asam Lemak Bebas

O || CH2 - O- C- R CH2- OH O || CH- O- C –R Panas, air CH- OH + R- O - H

O Keasaman, enzim ||

CH2- O- C- R CH2- OH MINYAK GLISEROL ALB

2.4. Kadar Asam Lemak Bebas

Kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit, biasanya hanya

dibawah 1%. Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1%, jika

dicicipi akan terasa pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik, namun

intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah asam lemak bebas.

Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan rasa

tidak lezat. Hal ini berlaku pada lemak yang mengandung asam lemak tidak dapat

menguap, dengan jumlah atom C lebih besar dari 14 (Ketaren, 1986).

2.5. Bahaya Asam Lemak Bebas

Jaringan lemak melepaskan asam lemak bebas dan gliserol ke dalam

darah, di mana asam lemak tersebut diangkut dengan albumian ke hampir semua

organ. Dilain pihak, gliserol berjalan terutama ke dalam hati dan sedikit ke dalam

ginjal hanya jaringan-jaringan ini tempatnya dapat digunakan. Proporsi asam

lemak bebas yang lebih besar dalam sirkulasi dikonversi menjadi badan-badan

keton, yang merupakan prinsip dalam hati. Badan-badan keton adalah bentuk

energi yang lebih larut dalam air dari pada asam lemak (Linder, 1992).

Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim

selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan

kadar lebih besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan

dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang

dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan pada ternak atau

diinjeksikan kedalam darah, akan timbul gejala diare, kelambatan pertumbuhan,

pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat saraf dan

memperrsingkat umur.

Kadar kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk

jantung dan pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada

salah pengertian, seolah-olah yang paling berpengaruh terhadap kenaikan

kolesterol darah ini adalah kadar kolesterol makanan. Sehingga banyak produk

makanan, bahkan minyak goreng diiklankan sebagai non kolesterol. Konsumsi

lemak akhir-akhir ini dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal ini berpengaruh

adalah jumlah lemak dan mungkin asam lemak tidak jenuh ganda tertentu yang

terdapat dalam minyak sayuran (Almatsier, 2002)

2.6. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas

Alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam

dengan menggunakan baku basa. Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni

reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang

berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral.

Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang berubah warna

diantara bentuk terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Sebagai contoh

fenolftalein (pp), mempunyai pka 9,4 (perubahan warna antara pH 8,4-10,4).

Struktur fenolftalein akan mengalami perataan ulang pada kisaran pH ini karena

proton dipindahkan dari struktur fenol dari pp sehingga pH meningkat akibatnya

akan terjadi perubahan warna (Rohman, 2007).

Asam lemak bebas sangat berkaitan dengan mutu suatu minyak.

Kandungan asam lemak bebas yang tinggi menyebabkan mutu minyak menjadi

rendah. Oleh karena itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mutu dari

minyak kelapa murni dengan cara menentukan kadar asam lemak bebas

berdasarkan SNI.

2.7. Macam-macam Asam Lemak Beserta Sumbernya

Tabel 2.1 Jenis Asam Lemak Jenuh

No Macam Asam Lemak Jenuh

Sumber Panjang Rantai

Tingkat Kejenuhan

Sifat Fisik

1 Asam Laurat Minyak Kelapa C12 0 Padat 2 Asam Miristat Minyak Nabati C14 0 Padat

3 Asam Palmitat Minyak Nabati

Hewani M.Olive

C16 0 Padat

4 Asam Stereat Minyak Hewani Nabati,Lemak sapi

20%

C18 0 Padat

5 Asam Arakhidat Minyak Kacang C20 0 Padat 6 Asam Behenat Minyak Kacang C22 0 Padat 7 Asam Linoserat Minyak Kacang C24 0 Padat

8 Asam Butirat Lemak Buter C4 0 Cair 9 Asam Kaproat Lemak Buter,minyak

kelapa C6 0 Cair

10 Asam Kaprilat Lemak Buter,minyak kelapa

C8 0 Cair

11 Asam Kaprat Minyak Salam C10 0 Cair

Sumber :Marsetyo dan Kartasaputra, 1990.

2.8. Kandungan Minyak Goreng

Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diekstraksi dalam keadaan

tidak murni dan bercampur dengan komponen-komponen yang disebut fraksi lipid

terdiri dari minyak/lemak, fosfolipida, sterol, hidrokarbon, dan pigmen. Dengan

cara ekstraksi yang menggunakan pelarut lemak seperti petroleum eter, etil eter,

benzene, dan kloroform komponen-komponen fraksi lipida dapat dipisahkan,

lemak kasar tersebut disebut fraksi larut eter. Untuk membedakan komponen-

komponen fraksi lipida dipergunakan NaOH, Minyak/lemak makan, fosfolipida

dapat disabunkan (Winarno, 1992).

Di samping lemak, minyak goreng juga mengandung senyawa-senyawa

lain seperti beta karotein, Vitamin E, Lesitin, Sterol, Asam lemak bebas, Bahkan

juga kabohidrat dan protein Namun semua senyawa itu hanya terdapat dalam

jumlah yang sangat kecil (Morton dan Varela dalam Luciana, 2005).

Dari segi kandungan kimia, minyak disusun oleh asam lemak jenuh yang

mempunyai ikatan tunggal, disebut Saturated Fatty Acid (SAFA), asam lemak

tidak jenuh tunggal mempunyai paling sedikit satu ikatan rangkap, disebut Mono

Unsaturated Fatty Acid (MUFA) dan asam lemak tidak jenuh jamak yang

mempunyai dua atau lebih ikatan kembar, disebut Poly Unsaturated Fatty Acid

(PUFA). Asam lemak jenuh bersifat merusak kesehatan karena sifatnya yang

lengket pada dinding saluran darah, mengakibatkan atheroskelerosis

sedangkan asam lemak tidak jenuh dan PUFA terutama minyak jagung

dikenal tinggi kandungan akan PUFA, sehingga dianjurkan untuk para penderita

penyakit kardiovaskuler, termasuk tekanan darah tinggi (Achmad, 1996).

Selama proses pengolahan minyak yaitu penggorengan minyak goreng

mengalami berbagai reaksi kimia diantaranya reaksi hidrolisis, oksidasi,

isomerasi dan polimerasi. Reaksi kimia yang terjadi pada asam lemak

contohnya pemanasan minyak pada suhu diatas 200 Celcius dapat

menyebabkan terbentuknya polimer, molekul tak jenuh membentuk ikatan

cincin (Ketaren 1986).

Menurut dr. Nani (2005), mengatakan penggunaan minyak jelantah jelas

sangat tidak baik untuk kesehatan. Seharusnya minyak goreng yang digunakan

untuk menggoreng ikan atau makanan yang lainnnya tidak boleh melebihi sampai

tiga kali penggorengan. Karena setiap dipakai minyak akan mengalami

kekurangan mutu. Kadar lemak tak jenuh dan Vitamin A, D, E, dan K yang

terdapat di minyak semakin lama akan semakin berkurang. Dan yang tersisa

tinggal asam lemak jenuh yang dapat menyebabkan penyakit seperti penyakit

jantung koroner dan stroke. Beberapa penelitian menyatakan bahwa minyak

jelantah mengandung senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan penyakit

kanker.

2.9. Sumber dan Jenis Minyak beserta Lemak

Lemak dan minyak yang dapat di makan (edible fat), dihasilkan oleh alam,

yang dapat bersumber dari bahan nabati atau hewani. Dalam tanaman atau hewan,

minyak tersebut berfungsi sebagai sumber cadangan energi. Sumber lemak dan

minyak dapat dibagi dalam dua kelompok besar berikut ini:

1. Sumber dari tanaman (nabati)

a. Biji-bijian palawija: minyak jagung, biji kapas, kacang, wijen, minyak lobak,

kedelai, dan bunga matahari.

b. Kulit buah tanaman tahunan: minyak zaitun dan kelapa sawit.

c. Biji-bijian dari tanaman tahunan: kelapa, cokelat, inti sawit, babassu, cohune.

2. Sumber dari hewani

a. Susu hewan peliharaan: lemak susu.

b. Daging hewan peliharaan: lemak sapi dan turunanya oleostearin, oleo oil

dari oleo stock, lemak babi, dan mutton tallow.

c. Hasil laut: minyak ikan sarden, menhaden dan sejenisnya, serta minyak ikan

paus.

Dari berbagai jenis lemak dan minyak yang terpenting diantaranya adalah

minyak goreng, mentega, margarin, mentega putih (shortening) dan lemak gajih.

(Ketaren, 1986).

2.10. Penggunaan dan Mutu Minyak Goreng

Setiap minyak goreng tidak boleh berbau dan sebaliknya beraroma netral

berbeda dengan lemak yang padat, dalam bentuk cair minyak merupakan

penghantar panas yang baik, makanan yang digoreng tidak hanya menjadi matang,

tetapi menjadi cukup tinggi panasnya sehingga menjadi coklat, suhu

penggorengan yang dianjurkan biasanya berkisar antara 177˚C sampai 201˚C.

Secara umum komponen utama minyak yang sangat menentukan mutu

minyak adalah asam lemaknya karena asam lemak menentukan sifat kimia dan

stabilitas minyak. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya yaitu suhu

pemanasan minyak sampai terbentuk Akrolein yang menimbulkan rasa gatal pada

tenggorokan. Akrolein terbentuk dari hidrasi gliserol, titik asap suatu minyak

goreng tergantung pada kadar gliserol bebasnya, menurut Winarno yang dikutip

dari Jonarson (2004), makin tinggi kadar gliserol makin rendah titik asapnya,

artinya minyak tersebut makin cepat berasap dan berbusa.

Tabel : 2.2 Standar Mutu Minyak Goreng

No Kriteria Uji Persyaratan

1 Bau Normal 2 Rasa Normal

3 Warna Muda Jernih 4 Cita Rasa Hambar 5 Kadar Air Max 0,3 % 6 Asam Lemak Bebas Max 0,3 % 7 Titik Asap Max 200˚

8 Bilangan Iodium 45 – 51 9 Bahan Makanan Tambahan Sesuai SNI.022-M dan Pemenkes

No.722/ Menkes/Per/IX/88

10 Cemaran Logam -Tembaga ( Cu ) - Besi ( Fe ) - Timbal ( Hg ) - Raksa ( Pb )

Max 0,1 Max 0,5 Max 0,1 Max 0,1

11 Angka Peroksida Max 0,1

(Sumber : SNI 3741 -1995 Standar Mutu Minyak Goreng).

2.11. Minyak Goreng Berulang kali

Minyak goreng berulang kali atau yang lebih dikenal dengan minyak

jelantah adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng

seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya.

minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga

umumnya dapat di gunakan kembali untuk keperluan kuliner, akan tetapi bila

ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa

yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan (Wikipedia,

2009).

Hasil kajian dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan ( Badan POM ),

serta kajian dari pakar kesehatan terhadap penggunaan minyak jelantah sebagai

minyak goreng akan berdampak pada kesehatan. Pemanasan minyak goreng

berkali - kali (lebih dari 2 kali) pada suhu tinggi akan mengakibatkan hidrolisis

lemak menjadi asam lemak bebas yang mudah teroksidasi, sehingga minyak

menjadi tengik dan membentuk asam lemak trans yang dapat mengakibatkan

gangguan kesehatan yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol. Selain itu

yang lebih berbahaya adalah pemakaian minyak jelantah yang berkali-kali akan

meningkatkan gugus radikal peroksida yang mengikat oksigen, sehingga

mengakibatkan oksidasi terhadap jaringan sel tubuh manusia (Raharjo, S.2004).

Dan bila dilihat dari segi bahaya penggunaanya, menurut penelitian yang

dilakukan oleh Artika tahun 2009 menyebutkan bahwa minyak goreng berulang

kali supaya tidak digunakan lebih dari 2 kali. Hal ini berkaitan dengan

peningkatan kandungan asam lemak trans yang mulai mengalami peningkatan

pada saat penggunaan yang kedua. Penelitian tentang analisis kadar asam lemak

minyak goreng yang menyebutkan bahwa terdapat rata-rata perbedaan jumlah

asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada minyak goreng yang belum digunakan

hingga 3 kali pemakaian. Penelitian dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata

kadar asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh pada minyak goreng yang

belum digunakan hingga pemakaian ketiga. Dimana semakin sering minyak

goreng tersebut digunakan, maka semakin tinggi kandungan asam lemak nya.

Adapun kandungan lemak jenuh pada minyak yang belum dipakai sebesar

(45,96%), 1 kali pakai (46,09%), 2 kali pakai (46,18%), 3 kali pemakaian

sebesar (46,32%).

Selain itu semakin sering minyak goreng tersebut digunakan maka

kandungan asam lemak tidak jenuhnya semakin berkurang, Kandungan asam

lemak tidak jenuh pada minyak yang belum dipakai (53,95%),

1 kali pakai (53,78%), 2 kali pakai (53,69%), 3 kali pemakaian sebesar (53,58%).

Minyak atau lemak yang mengandung persentase asam lemak dengan

kadar tinggi kurang baik untuk kesehatan, karena bila untuk menggoreng (deep

fried atau dipanaskan), disamping akan mengalami polimerisasi (penggumpalan),

juga membentuk trans fatty acids (asam lemak trans) dan free fadicals (radikal

bebas) yang bersifat toksik dan karsinogenik (Ketaren, 1986).

Tidak ada yang menjamin bahwa gorengan yang dijajakan sudah

digoreng dengan cara yang benar. Bila kebiasaan ini tidak ada yang mengontrol,

tidak mustahil akan menyebabkan kerusakan pada generasi muda Indonesia

beberapa tahun mendatang. Pada masyarakat kita sudah banyak kasus

kematian yang terjadi pada usia produktif dan sifatnya mendadak, seperti

kasus kematian akibat penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Penyakit-

penyakit diatas merupakan sumbangsih dari waktu masih anak-anak melalui

makanan dan minuman (Chalid, 2000).

Minyak goreng yang memiliki angka peroksida melebihi batas yang telah

ditentukan akan membentuk akrolein dan kandungan asam lemak bebas menjadi

meningkat. Meningkatnya kandungan asam lemak bebas sangat berbahaya bagi

kesehatan, seperti berpengaruh terhadap lemak dan darah yang kemudian dapat

menimbulkan kegemukan (obesitas), mendorong penyempitan pembuluh darah

arteri (arterioscelorosis) yang dapat menimbulkan terkenanya penyakit jantung

(Winarno, 1999).

Menurut Aminuddin (2010), Kadar asam lemak bebas merupakan

banyaknya asam lemak bebas yang dihasilkan dari proses hidrolisis minyak.

Banyaknya asam lemak bebas dalam minyak menunjukkan penurunan kualitas

minyak. Penentuan asam lemak bebas atau biasa disebut dengan FFA (Free Faty

Acid) sangat penting kualitasnya dengan minyak. Karena bilangan asam

dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat pada

minyak. Semakin besar angka ini berarti kandungan asam lemak bebas semakin

tinggi, hal ini dapat berasal dari proses hidrolisis ataupun proses pengolahan yang

kurang baik. Struktur asam lemak yang tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap

bersifat tidak stabil dan mudah berubah menjadi asam lemak jenuh atau asam

lemak trans yang berbahaya untuk kesehatan. Makin banyak jumlah ikatan

rangkapnya makin banyak terbentuk asam lemak trans, terutama jika minyak ini

diguna berulang ulang lebih dari tiga kali. Selain strukturnya berubah, juga akan

terbentuk senyawa lain yang bersifat toksik (Aprillino, 2010).

2.12. Kegunaan Lemak Dalam Kehidupan Sehari-Hari

a. Sumber energi bagi tubuh lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan

makanan atau sumber energi, Lemak merupakan bahan makanan yang kaya

energi, pembakaran 1 gram lemak menghasilkan sekitar 9 kilokalori.

b. Bahan pembuatan mentega atau margarin

Lemak dapat diubah menjadi mentega atu margarin dengan cara hidrogenasi

c. Bahan pembuatan sabun

Sabun dapat dibuat dari reaksi antara lemak dengan KOH dan NaOH. Sabun

yang mengandung logam Na disebut sabun keras (bereaksi dengan keras

terhadap kulit) dan sering disebut sabun cuci. Sedangkan sabun yang

mengandung logam K disebut sabun lunak dan di dalam kehidupan sehari-

hari dikenal dengan sebutan sabun mandi.

2.13. Struktur Lemak

Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol, Pada lemak satu

molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak oleh karena itu lemak adalah

suatu trigliserida. Struktur umum molekul lemak terlihat dibawah ini:

Pada rumus struktur lemak di atas, R1–COOH, R2–COOH, dan R3–COOH

adalah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol

2.14. Pengertian Hygiene Sanitasi

Sanitasi pada makanan mengarah pada usaha untuk menciptakan dan

memperbaiki suatu kondisi yang dapat mencegah kontaminasi bahan makanan

yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Hygiene dapat didefinisikan

sebagai tindakan yang diambil untuk memastikan bahwa suatu makanan terbebas

dari zat-zat yang berbahaya, berbagai macam zat atau subtansi yang berhaya ini

bisa terdapat baik didalam maupun diluar dari makanan atau bahan pangan

tersebut. Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan

dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan toksik

serta penyakit pada manusia (Chandra, 2007).

Sanitasi merupakan suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor

lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal

yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan

hidup.

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

kebersihan lingkungan dari subjeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih

untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi

sampah agar tidak dibuang sembarangan.

Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena

erat kaitannya, misalnya hygiene sudah baik karena mau mencuci tangan tapi

sanitasi tidak mendukung karena tidak tersedia air bersih, maka mencuci tangan

tidak sempurna (Depkes, 2004).

2.8. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teoritis

Ketaren, 1986 - Pengertian Asam Lemak Bebas

Luciana, 2005 - Kandungan Minyak Goreng

Kandungan ALB Pada Minyak

Goreng

Candra, 2007 - Hygiene - Sanitasi

Almatsier,2002 - Bahaya Asam Lemak Bebas

Jonarson, 2004 -Penggunaan Mutu Minyak Goreng

Rohman, 2007 -Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas

2.9. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

2.10. Hipotesis Penelitian

Adanya Kadar Asam Lemak Bebas yang tinggi pada minyak goreng yang

digunakan oleh pedagang gorengan di Seputaran Jalan Manek Roo Kecamatan

Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

Hygiene

Kadar AsamLemak Bebas Pada Minyak

Sanitasi

Hasil Uji Laboratorium

SNI No.3741 – 1995.Mutu

Minyak Goreng

Positif Negatif

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian bersifat Eksperiment yaitu dengan cara

uji laboratorium untuk mengetahui adanya kadar asam lemak bebas yang tinggi

pada minyak goreng yang digunakan oleh 7 (Tujuh) pedagang gorengan di

seputaran Jalan Manek Roo Meulaboh (Notoatmodjo, 2010).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Seputaran Jalan Manek Roo Meulaboh

Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, Waktu penelitian telah

dilaksanakan pada tanggal 15 Mei Tahun 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah total dari keseluruhan Pedagang

gorengan yang ada di seputaran Jalan Manek Roo Kecamatan Johan Pahlawan

Kabupaten Aceh Barat, dengan jumlah 7 pedagang gorengan.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada

rumusan (Arikunto, 2002) yang menjelaskan bahwa apabila pengambilan sampel

pada subjek penelitian kurang dari 100, maka dapat diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi bila jumlah subjek lebih dari

100 dapat diambil 10-20% dari populasi. Penentuan jumlah sample penelitian

menggunakan teknik pengambilan sampel secara Total Sampling.

3.4. Teknik Pengolahan Sampel

Setelah pemeriksaan selesai dilakukan maka hasil uji akan diolah secara

manual dan dijelaskan dalam bentuk deskriptif.

3.5. Metode Pengumpulan Data

3.5.1. Cara pengambilan sampel

Siapkan formulir tentang lokasi pengambilan, tanggal pengambilan dan

pengkodean sampel, siapkan wadah yang steril yang sebelumnya telah

dibersihkan dengan Alkohol, kemudian masukan minyak goreng dengan

menggunakan sendok yang steril kedalam wadah tersebut, lalu wadah diberi

kode, lokasi, jam dan tanggal pengambilan sampel, siapkan box untuk

memasukan wadah tersebut, untuk pengiriman sampel ke laboratorium,

selanjutnya diuji kadar asam lemak bebasnya.

3.5.2. Alat penelitian yang digunakan

1. Erlenmayer

2. Buret

3. Gelas Ukur

4. Timbangan

5. Objek Glas

6. Pipet ukur

7. Penagas air

8. Pemanas ( Hot Plate)

9. Pipet tetes

10. Kondenser

3.5.3. Bahan yang Digunakan

1. Sampel Minyak Goreng

2. Indikator PP

3. Alkohol Absolut

4. KOH 0,1V

5. Labu ukur

3.5.4. Cara Kerja Penelitian

Dalam Penelitian ini, Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara

menggunakan Uji Titrasi (Uji Lemak) dalam Penentuan kadar angka asam pada

minyak goreng, dengan tahapan :

1. Sampel ditimbang dahulu lebih kurang 20g lemak atau minyak, masukan

kedalam erlenmayer, dan tambahkan 50ml alkohol 95% netral, setelah

ditutup dengan pendingin balik, panaskan sampai mendidih dan digojog

kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya.

2. Biarkan sampel minyak sampai mendidih, baru kemudian biasa diangkat

dari penanas untuk didinginkan.

3. Setelah dingin, larutan ditritasi dengan 0,1N larutan KOH standar

memakai indikator Phenol phitalein ( PP ).akhir tritasi tercapai apabila

terbentuk warna merah muda yang tidak hilang selama ½ menit.

4. Angka asam dinyatakan sebagai mg KOH yang dipakai untuk

menetralkan asam lemak bebas. Dalam 1 gram lemak atau minyak.

5. Untuk menentukan tinggi rendahnya kadar asam lemak bebas harus

diukur dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan.

6. Perhitungan :

Angka asam = ml KOH x NKOH x 56,1

Berat bahan (gram)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Aceh Barat memiliki luas wilayah 2.927,95km2 yang secara topografis,

sebagian besar desa-desa yang ada dikabupaten aceh barat merupakan wilayah

daratan yaitu 233 desa (72,59%) sisanya merupakan wilayah pantai, lembah dan

lereng.

a. Disebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya dan

Kabupaten Pidie,

b. Bagian Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan Kabupaten

Nagan Raya,

c. Bagian Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia

d. Bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan

Kabupaten Nagan Raya.

Pedagang gorengan yang ada diseputaran jalan Manek Roo Kecamatan

Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat terdapat 7 pedagang, Dari keseluruhan

pedagang menggunakan minyak yang berjenis minyak kelapa, minyak merupakan

bahan pokok dalam pengorengan sehingga minyak menjadi sampel untuk

dilakukan penelitian pada tanggal 15 Mei 2013 dan untuk mengetahui tinggi

rendahnya kadar asam lemak bebas yang ada pada minyak penggorengan.

Dari ke 7 diantaranya terdapat pada 3 desa yaitu 1 pedagang terdapat di

desa kuta padang, 5 pedagang didesa ujung baroh dan 1 didesa drien rampak.

Meliputi jenis kelamin dari pedagang atau responden yang berjenis kelamin laki-

laki dan perempuan sebagai berikut :

4.1.1. Tabel Jenis Kelamin Responden Pedagang Gorengan kandungan asam lemak bebas pada minyak yang digunakan oleh penjual gorengan diseputaran jalan Manek Roo Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

No Jenis Kelamin Jumlah %

1. 2.

Perempuan Laki-laki

5 Orang 2 Orang

70 30

Jumlah 7 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013.

4.1.2. Tabel Umur Responden Pedagang Gorengan kandungan asam lemak

bebas pada minyak yang digunakan oleh penjual gorengan diseputaran jalan Manek Roo Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

No Jenis Responden Jumlah %

1. 2. 3.

< 20 Tahun 30 – 40 40 - 50

1 Orang 3 Orang 3 Orang

10 45 45

Jumlah 7 100

Sumber : Data Primer 2013

4.2. Hasil Penelitian

a. Hasil Uji Laboratorium

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada minyak goreng yang digunakan

oleh pedagang gorengan Positif mengandung asam lemak bebas. Hasil uji

Laboratorium kimia FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3. Hasil pemeriksaan kandungan asam lemak bebas pada minyak yang digunakan oleh penjual gorengan diseputaran jalan Manek Roo Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaaten Aceh Barat.

No.

Parameter

Unit

Berat Sampel ( gram)

Hasil Analisa Asam Lemak Bebas (FFA)

Metoda Analisa

1 2

M-1 % 5,0149 0,75

M-2 % 5,0826 0,62

3 4 5 6 7

M-3 % 5,0081 0,93 M-4 % 5,0260 0,36 Titrasi M-5 % 4,9888 0,81 M-6 % 5,0161 0,60

M-7 % 5,0194 0,61 Sumber : Laboratorium kimia FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (Mei 2013).

Berdasarkan hasil uji laboratorium pada tabel diatas dapat dilihat bahwa

dari 7 sampel yang diteliti, 7 kode sampel yaitu M-1, M-2, M-3, M-4, M-5, M-6,

M-7 positif mengandung asam lemak bebas. Diduga hal ini disebabkan oleh

perlakuan pedagang gorengan yang menggunakan minyak untuk penggorengan

hingga pemakaian berulang kali sehingga minyak yang dipakai mengandung asam

lemak bebas yang sangat tinggi yaitu melebihi dari 215 C°. dari keseluruhan

sampel minyak goreng semuanya menggunakan minyak curahan yaitu minyak

kelapa.

b. Hasil Angket Kadar Asam Lemak Bebas

Berdasarkan hasil dari pengisian angket dan wawancara terhadap 7 sampel

minyak goreng yang digunakan oleh pedagang gorengan ada diantaranya yang

menggunakan minyak goreng sisa pakai hingga 1 sampai 4 kali pemakaian, ada

yang pemakaiannya diganti 2 hari sekali, 3 hari sekali dan bahkan sebagian dari

pedagang mencampurkan minyak sisa dengan minyak yang baru untuk

penggorengan selanjutnya, sampel diperoleh pada hari yang sama dan waktu yang

berbeda serta pemilik dagangan yang berbeda.

Hasil angket terhadap 7 sampel minyak goreng dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.4. Hasil Angket kadar asam lemak bebas diseputaran jalan Manek Roo Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

NO. Kode Sampel Waktu Pengambilan Sampel

Hari / Tanggal Waktu 1. M- 1 Sabtu, 11 Mei 2013 16.55 2. M- 2 Sabtu, 11 Mei 2013 17.00 3. M- 3 Sabtu, 11 Mei 2013 17.12 4. M- 4 Sabtu, 11 Mei 2013 17.18 5. M- 5 Sabtu, 11 Mei 2013 17.28 6. M- 6 Sabtu, 11 Mei 2013 17.35 7. M- 7 Sabtu, 11 Mei 2013 17.40

Sumber : Data Primer (Mei 2013).

4.3 Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.1, keseluruhan sampel minyak goreng yang digunakan

oleh pedagang gorengan yang terdapat diseputaran jalan Manek Roo Kecamatan

Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat positif mengandung asam lemak bebas

dengan hasil yang berbeda- beda dikarenakan proses penggorengannya yang

menggunakan minyak goreng lebih dari 3 kali pemakaian dan dengan suhu yang

tinggi. Apa bila kandungan asam lemak bebasnya tinggi maka besar kemungkinan

penyakit seperti stroke, kanker, diabetes, serta jantung koroner akan rentan

diderita.

Tingginya asam lemak bebas disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada

minyak. Reaksi ini dipercepat dengan adanya faktor-faktor seperti panas, air,

keasaman dan katalisator, semakin lama reaksi berlangsung maka semakin banyak

kadar asam lemak bebas yang terbentuk, hal ini dapat dilihat jelas pada sampel

minyak.

Kurangnya kesadaran pedagang gorengan akan bahaya minyak yang

pemakaiannya berulang kali sangat memprihatinkan karena akan berdampak pada

masyarakat yang mengkonsumsi jajanan gorengan, titik asap berperan dalam

menentukan mutu minyak goreng, minyak goreng yang mempunyai titik asap

yang tinggi adalah minyak bermutu baik. Titik asap didefinisikan sebagai suhu

pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang menimbulkan rasa gatal pada

tenggorokan (Winarno, 1986). Titik asap sendiri ditentukan oleh asam lemak

bebas yang terdapat didalam minyak. Semakin rendah kandungan asam lemak

bebasnya maka titik asap dari minyak goreng tersebut akan semakin tinggi. Titik

asap dari suatu minyak goreng tidak boleh kurang dari 215Co

Kerusakan minyak goreng yang berlangsung selama penggorengan juga

akan menurunkan nilai gizi dan berpengaruh terhadap mutu dan nilai bahan

pangan yang digoreng dengan menggunakan minyak yang telah rusak akan

mempunyai struktur dan penampakan yang kurang menarik serta citra rasa dan

bau yang kurang enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan dan asam lemak

esensial yang terdapat dalan minyak.

Hasil kajian dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM RI), serta

kajian dari pakar kesehatan terhadap penggunaan minyak jelantah sebagai

minyak goreng akan memberikan dampak pada gangguan kesehatan. Pemanasan

minyak goreng yang berulang kali (lebih dari 2 kali) pada suhu tinggi (160ºC

sampai dengan 180ºC) akan mengakibatkan hidrolisis lemak menjadi asam lemak

bebas yang mudah teroksidasi, sehingga minyak menjadi tengik dan membentuk

asam lemak trans yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Oksidasi

minyak akan menghasilkan senyawa aldehida,keton,hidrokarbon, alkohol, lakton

serta senyawa aromatis yang tidak enak,pembentukan senyawa polimer selama

proses menggoreng terjadi karena reaksi polimerisasi, adisi dari asam lemak tidak

jenuh, hal ini terbukti dengan terbentuknya bahan menyerupai gum (gelembung)

yang mengendap didasar tempat penggorengan (Ketaren, 1986).

Selama penggorengan sebagian minyak akan teradobsi dan masuk

kebagian luar bahan yang digoreng dan mengisi ruangan kosong yang semula disi

oleh air, hasil penggorengan biasanya mengandung 5% - 4% minyak dan bila

dikonsumsi secara terus menerus dan berlebihan akan menyebabkan pengendapan

lemak dalam pembuluh darah (Artherosclerosis) dan penurunan nilai cerna lemak

(Luciana, 2005).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Dari hasil uji laboratorium kimia FMIPA Universitas Syah Kuala Banda

Aceh, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Minyak goreng pada sampel M-1 sampai M- 7 positif mengandung asam

lemak bebas yang sangat tinggi yaitu M-1 0,75, M-2 0,62, M-3 0,93, M-4

0,36, M-5 0,81, M-6 0,60, M-7 0,61

2. Asam lemak bebas yang terdapat pada sampel minyak goreng tersebut

diakibatkan karna pemakaian yang melebihi batas, dan proses pemanasan

yang tinggi lebih dari 177C°

3. Tingginya asam lemak bebas yang terdapat pada minyak goreng

dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kepedulian pedagang terhadap

bahaya dari pemakaian minyak yang dipakai secara berulang kali.

4. Tingkatan kadar asam lemak bebas diantara 7 sampel yang tinggi terdapat

pada sampel M- 3 dengan hasil 0,93% dan tingkatan rendah pada sampel

M- 4 dengan hasil 0,36% sedangkan menurut SNI hanya bekisar 0,3%

5.2. Saran

1. Kepada pihak pengelola atau pedagang gorengan yang positif mengandung

asam lemak bebas yang tinggi diharapkan untuk lebih menjaga dan

mengurangi pemakaian sisa minyak yang pemakaiannya sudah berulang

kali, dan lebih baiknya lagi minyak yang digunakan untuk menggoreng

cukup 1-2 kali pemakaian saja dan juga bisa digunakan sesuai dengan

kebutuhan untuk menjauhi kelebihan sisa-sisa minyak.

2. Bagi para konsumen diharapkan agar lebih waspada untuk mengkonsumsi

gorengan dengan memperhatikan segi bau minyak goreng dan warna

minyak yang digunakan guna menghindari timbulnya penyakit seperti

stroke, jantung, dan diabetes, atau lebih tepatnya lagi ‘Mencegah lebih

baik dari pada mengobati’ .

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pemakaian minyak goreng

yang digunakan oleh pedagang gorengan, untuk melihat sejauh mana

kepedulian pedagang terhadap kualitas minyak yang digunakan.

4. Bagi pihak Dinas Kesehatan agar lebih mengawasi dan memperhatikan

terhadap pedagang-pedagang jajanan gorengan maupun lainnya, dan juga

dapat memberitahukan atau melakukan penyuluhan tentang kualitas

minyak goreng yang baik untuk digunakan, menjaga kebersihan diri dan

lingkungan agar juga dapat terhindar dari kontaminasi benda-benda asing.

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. Hal. 5872. Achmad,D,1996. Ilmu Gizi Penerbit Dian Rakyat,Jakarta.Diakses 03Febuari 2013 Aprillio, I, 2010 .Artikel Bahaya Minyak Jelantah. Diakses tanggal 03 Februari

2013,http://iloaprillio.student.umm.ac.id. Chalid, S, dkk, 2010. Minyak Goreng Pedagang Gorengan. Diakses tanggal 05 January 2013, http:/www.google.com. Cahyono, B. 2010, Keamanan Mutu Pangan Dan Penerapan Sistem Kuality Kontrol . Diakses :www.proseduralatpengujiankualitaskadar.com Departemen Kesehatan RI. 2009. ObesitasSan Kurang Ativitas Fisik Fiselier K, Grob K. 2005. Legal Limit For Reducing Sugars In Prefabricates Fredriksson H, Tallving J, Rosen J, Aman P. 2004. Fermentation reduces free asparagine in dough and acrylamide content in bread. Cereal Chemistry 81:650–653. G. Varela, A.E. Bender and I.D .Morton, 1988.Friying Of Food,Ellis Horwood Ltd,Chichester , England. http://www.dinkesjatengprov.go.id/ dokumen/2013/RISKESDAS/Permenkes% 20 No.681%20Riskesnas0001.pdf. ---------http://repository.usu.ac.id /bitstream/123456789/13943/ 1/ 09E00382. pdf --------http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22621/5/ Chapter%20I.pdf --------http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22621/4/ Chapter%20II.pdf --------http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35009/5/ Chapter%20I.pdf Imelda, 2009. Hygene dan Sanitasi Keamanan Mutu Pangan Minyak Goreng Sehat. Diakkses : www.worldpress.com, Ketaren. S , 1998 . Minyak dan Lemak Pangan , Penerbit UI Press, Jakarta Ketaren, S. (1986).MinyakdanlemakPangan.CetakanPertama. Jakarta: UI Press.

Hal. 18-32, 66-69, 263-267. Linder, MC. (1992). BiokimiaNutrisidanMetabolisme. Jakarta: UI Press. Hal. 59,

64-89. Marsetyo, H, dan Kartasa putra, G, 1991, Ilmu Gizi, Jakarta.

Ratu Ayu Dewi Sartika, 2007. www.Keluargasehat.com, Gorengan Enak tapi Mematikan , Akses 23 Febuary 2013. Rohman, A. (2007). Kimia FarmasiAnalisis. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Hal.136-137. Raharjo, S, 2006. Kerusakan Oksidatif Pada Makanan. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Susinnggih Wijana, Arif Hidayat, Nur Hidayat, 2005. Mengolah Minyak goreng Bekas. Trubus Agrisarana, Surabaya. Silalahi, (2002), “Asam Lemak Trans dalam Makanan dan Pengaruhnya

terhadap

Kesehatan”, Buletin Teknologi dan Industri Pangan, Vol XIII no.2

SNI – 3741 – 1995. Dewan Mutu Minyak Goreng , Jakarta. Wikipedia, 2010.GorenganPenyebabKanker. Diaksestanggal 03 February 2013, Winarno, F, 1992. Kimia PangandanGizi.Penerbit PT GramediaPustakaUtama

Jakarta.