analisis kadar air pada sampel tepung kue.docx
TRANSCRIPT
ANALISIS KADAR AIR PADA SAMPEL TEPUNG KUE
DAN ANALISIS NITRIT PADA SAMPEL BAKSO AYAM
Hari/Tanggal : Senin, 14 Februari 2011
1. Tujuan
1. Analisis kadar air pada sampel tepung kue
Praktikum analisis kadar air pada sampel tepung kue bertujuan untuk mengetahui
kandungan air pada pada tepung kue
2. Analisis Nitrit pada sampel bakso
Praktikum analisis nitrit pada sampel bakso bertujuan untuk mengetahui apakah
sampel makanan tersebut mengandung nitrit atau tidak
2. Prinsip
1. Analisis Kadar Air pada sampel tepung kue
Prinsip praktikum ini adalahdengan oven pengeringan yaitu air yang terkandung
dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o
C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan
adalah kadar air.(Astuti. 2010: 9)
2. Analisis Nitrit pada sampel bakso ayam
Prinsip praktikum ini adalah sampel dilarutkan dengan akuades, ditambahkan
beberapa tetes α naftil dan beberapa tetes asam sulfanil, jika warna larutan
1
berubah menjadi merah muda berarti sampel yang diperiksa mengandung nitrit (+)
dan jika tidak terjadi perubahan berarti sampel yang diperiksa tidak mengandung
nitrit (-).
3. Reaksi
1. Analisis kadar air
1.
2. Analisis Nitrit pada sampel
1. Reaksi positif nitrat
Sampel + akuadest + α naftil + asam sulfanil merah mudah
2. Reaksi negative nitrat
Sampel + akuadest + α naftil + asam sulfanil tidak terjadi perubahan
3. Reaksi pembentukan nitrosamin dalam pengolahan atau dalam perut yang
suasana asam adalah sabagai berikut
1. R2NH + N2O3 → R2N2NO + HNO2
2. R3N + N2O3 → R2N2NO + R
3. Dasar teori
1. Pengukuran Kadar Air dalam sampel bahan makanan
Air yang terdapat dalam suatu bahan makanan terdapat dalam tiga bentuk:
2
1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antarsel dan intergranular dan pori-pori
yang terdapat pada bahan.
2. Air yang terikat secara lemah karena terserap (teradsorbsi) pada permukaan
koloid makromolekulaer seperti protein, pektin pati, sellulosa. Selain itu air juga
terdispersi di antara kolloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada di
dalam sel. Air yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas
dan dapat dikristalkan pada proses
3. pembekuan. Ikatan antara air dengan kolloid tersebut merupakan ikatan
hidrogen.
4. Air yang dalam keadaan terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannya berifat
ionik sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku
meskipun pada suhu 0o F.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dan daya
tahan bahan itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan
terjadi dalam media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri.
Menurut derajat keterikatan air dalam bahan makanan atau bound water dibagi
menjadi 4 tipe, antara lain :
1. Tipe I adalah tipe molekul air yang terikat pada molekul-molekul air melalui suatu ikatan
hydrogen yang berenergi besar. Molekul air membentuk hidrat dengan molekul-
molekul lain yang mengandung atom-atom O dan N seperti karbohidrat, protein
atau garam.
2. Tipe II adalah tipe molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air
lain, terdapat dalam miro kapiler dan sifatnya agak berbeda dari air murni.
3. Tipe III adalah tipe air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti
membran, kapiler, serat dan lain-lain. Air tipe inisering disebut dengan air bebas.
4. Tipe IV adalah tipe air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air murni,
dengan sifat-sifat air biasa. (F.G. Winarno, 1999 : 3 – 14)
3
Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang.
Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang pertanian .
Komoditi pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar airnya adalah beras.
Mutu beras terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air beras,
mutunya semakin jelek. Tingginya kadar air beras dapat berakibat tumbuhnya jamur-
jamur penghasil mikotoksin (racun) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
(anonym.2010).
Praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan makanan
seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, dan susu. Metode yang digunakan
adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau
menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut
dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi
sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya.
1. Analisis Nitrit pada sampel Makanan
Dalam usus, nitrat diserap ke dalam sirkulasi darah dan sebagian diedarkan kembali
melalui liur. Dimulut, 5 % nitrat diubah oleh kuman menjadi nitrit, yang dapat mengikat oksigen
sehingga kadar oxihemoglobin dalam darah menurun. Di samping itu, nitrit dapat bereaksi
dengan berbagai amin dan asam amino dan menghasilkan senyawa nitrosamine, yang bersifat
karsinogen pada binatang, tergantung pada derajat asam lambung dan ada tidaknya
antioksidansia, seperti vitamin A, C, dan E, selen, dan flavonoida. Oleh karena itu, setelah makan
banyak sayuran dengan kadar nitrat tinggi, dianjurkan minum 1g vitamin C sehari untuk
menghindari pembentukan nitrosamin (Hoan Tjay Tan, 1978).
Bahan makanan yang tercemar oleh nitrit ataupun bahan makanan yang diawetkan
menggunakan nitrat dan nitrit dapat menyebabkan methemoglobinemia simptomatik pada
anak-anak.Walaupun sayuran jarang menjadi sumber keracunan akut, mereka memberi
kontribusi >70% nitrat dalam diet manusia tertentu.Kembang kol, bayam, brokoli, dan umbi-
umbian memiliki kandungan nitrat alami lebih banyak dari sayuran lainnya.Sisanya berasal dari
air minum (+ 21%) dan dari daging atau produk olahan daging (6%) yang sering memakai 4
natrium nitrat (NaNO3) sebagai pengawet maupun pewarna makanan. Methemoglobinemia
simptomatik telah terjadi pada anak-anak yang memakan sosis yang menggunakan nitrit dan
nitrat secara berlebihan (Utama,2007).
Penyalahgunaan nitrit yang mudah menguap dapat menyebabkan methemoglobinemia
berat dan kematian.Terpapar nitrit tak sengaja dalam laboratorium kimia dan penghirupan pada
usaha bunuh diri pernah terjadi.Penyalahgunaan nitrit volatile atau mudah menguap (amyl,
butyl, dan isobutyl nitrit) sebagai perangsang sering terjadi.Terpapar nitrat atau nitrit juga dapat
berasal dari obat-obatan tertentu.Bayi dan anak-anak rentan terpapar oleh nitrat melalui perak
nitrat topikal yang digunakan pada terapi luka bakar. Obat-obatan lainnya yang diduga
menyebabkan keracunan nitrat atau nitrit adalah derivate quinone (antimalaria), nitrogliserin,
bismuth subnitrit (antidiare), ammonium nitrat (diuretik), amyl dan natrium nitrit (antidotum
keracunan sianida dan hidrogen sulfida), dan isosorbid dinitrat/tetranitrat (vasodilator untuk
terapi penyakit arteri koroner) (Utama,2007).
Nitrat organik adalah ester alkohol polivalen dengan asam nitrat, sedangkan nitrit
organik adalah aster asam nitrit. Ester nitrat ( -C-O-NO2 ) dan nitrit ( -C-O-NO ) brbeda dengan
senyawa nitro ( C-NO2 ). Jadi nama nitrogliserin adalah salah untuk senyawa gliseril triniitrat
tetapi nama ini telah diterima secara luas dan resmi (Ganiswarna,1995).
Amilnitrit, ester asam nitrit dengan alkohol, merupakan cairan yang mudah menguap
dan biasa diberikan melalui inhalasi. Nitrat organik dengan berat molekul rendah ( misalnya
nitrogliserin ) berbentuk seperti minyak, relatif mudah menguap. Sedangkan ester nitrat lainnya
yang berat molekulnya tinggi ( misalnya eritritil tetranitrat, pentaeritritol tetranitrat dan
isosorbid dinitrat ) berbentuk padat. Golongan nitrat mudah larut dalam lemak, sedangkan
metabolitnya lebih mudah larut dalam air. Nitrat dan nitrit organik serta senyawa lain yang
dapat berubah dalam tubuh menjadi nitrogen oksida ( NO ) secara kolektif disebut
nitrovasodilator (Ganiswarna,1995).
Metode penetapan kadar Natrium Nitrit dengan metode Spektrofotometri
Prinsip metode spektrofotometri adalah adanya penambahan senyawa pengkopling yaitu Naftil
etilen diamin, dimana senyawa ini bertujuan untuk memperpanjang gugus kromofor yaitu suatu
gugus kovalen tidak jenuh yang dapat menyerap radiasi dalam, daerah UV-VIS. Selain itu, juga
5
berfungsi utuk membentuk kompleks warna yang diukur pada panjang gelombang 540 nm
(Anonim,1995).
Fungsi penetapan kadar natrium nitrit adalah:
1. umumnya oleh masyarakatdigunakan dalam proses curing daging untuk
memperoleh warna yang baik dan mencegah pertumbuhan mikroba
2. Penggunaan natrium nitrit sebagai pengawet dan untuk mempertahankan warna
ternyata menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan.
3. Natrium nitrit dapat berikatan dengan asam amino atau amida dan membentuk
turunan nitrosamin yang bersifat toksik
4. Reaksi pembentukan nitrosamin dalam pengolahan atau dalam perut yang suasana
asam adalah sabagai berikut :
R2NH + N2O3 → R2N2NO + HNO2
R3N + N2O3 → R2N2NO + R (Anonim,1995)
Kegunaan Natrium Nitrit
5. Sebagai bahan pembentuk warna
Warna timbul akibat reaksi antara nitrogen oksida dengan mioglobin menghasilkan
nitrosohemokrom ( Kemerah-merahan ).
6. Penghambatan pertumbuhan bakteri
Terutama bakteri anaerob misalnya Clostridium botolinum
Sebagai Antioksidan Sebagai bahan yang dapat menambah rasa enak, pada produk
serta pada pengolahan sosis berfungsi sebagai emulsifier (Utama,2007)
5. Alat dan bahan
6
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Mortar dan stamper
2. Gelas ukur 10 ml
3. Pipet tees
4. Tabung reaksi
5. Rak Tabung
6. Beaker gelas
7. Sendok
8. Cawan porselin
9. Oven
10. Penjepit tabung(pinset)
11. Neraca
12. Tissue
13. Label
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Larutan α naftil
2. Larutan asam sulfanil
3. Akuades
4. Sampel bakso ayam
5. Sampel tepung kue
14. Prosedur
1. Analisis kadar air pada sampel bahan makanan
7
1. Sampel bahan makanan dalam bentuk padat dihaluskan terlebih dahulu
(karena praktikan menggunakan sampel tepung jadi tidak perlu dihaluskan)
2. Ditimbang 2 gram sampel
3. Dioven selama 3 jam
4. Didingingkan pada eksikator
5. Ditimbang
6. Diulangi sampai selisih berat sampel 0,3 mg
1. Analisis Nitrit pada sampel makanan
1. Sampel dihancurkan
2. Ditimbang 0,5 gram sampel
3. Dimasukkan ke tabung reaksi ‘ditambah aquadest 2 ml
4. Ditambahkan 5 tetes α naftil
5. Ditambahkan 5 tetes asam sulfanil
6. Hasil Pengamatan
1. Analisis kadar air pada sampel bahan makanan
Berat kosong cawan = 23,1351 gram
Berat kosong cawan + sampel = 25, 1595 gram
Berat setelah dioven = 24, 8237 gram
Kadar air sampel = (berat cawan + sampel sebelum dioven) – (berat
8
cawan + sampel setelah dioven)
= 25,1595 gram – 24,8237 gram
= 0,3358 gram
2. Analisis Nitrit pada sampel makanan
Pada praktikum nitrit didapatkan hasil pemeriksaan sampel negative, karena tidak terjadi
perubahan warna pada sampel (sampel tida berubah).
Hasil pemeriksaan analisis nitrit semua kelompok adalah:
Sampel Hasil
Bakso Ayam 1. (negative)
9
Hasil pemeriksaan negative,
Tampak pada gambar tidak terjadi perubahan pada sampel.
Bakso Sapi 2. (negative)
Sosis Ayam 3. (negative)
Sosis Sapi + (positif)
Sosis Babi 4. (negative)
Naget ayam 5. (negative)
Kornet sapi + (positif)
6. Pembahasan
1. Analisis kadar air pada sampel bahan makanan
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan
pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai
keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan
kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang
tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan
kelembaban relatif.
Praktikum ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam suatu sampel.
Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan
(kadar air).Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah tepung kue, dimana
tepung kue dimasukkan ke cawan poselin kemudian dioven, didinginkan dan
ditimbang.Hasil dari praktikum ini didapatkan kadar air 0,3358 gram pada sampel
tepung kue. Hasil ini menunjukkan terdapat 0,3358 gram air yang terkandung pada
tepung kue. Kadar air ini tidak terlalu tinggi, ini berarti tepung kue masih layak untuk
dikonsumsi. Jika kadar air terlalu tinggi, maka kandungan yang terdapat pada sampel
akan rendah, misalnya pada tepung, jika kandungan air pada tepung tinggi makan
kandungan karbohidrat pada tepung teresbut rendah. 10
Dalam pengeringan faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2
golongan, yaitu:
2. Faktor yang berhubungan dengan udara pengering
Faktor yang berhubungan dengan udara pengering, dalam hal ini yang termasuk
golongan ini adalah: Suhu (Makin tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin
cepat), Kecepatan aliran udara pengering (Semakin cepat udara maka pengeringan
akan semakin cepat), Kelembaban udara (Makin lembab udara, proses pengeringan
akan semakin lambat), Arah aliran udara (Makin kecil sudut arah udara terhadap
posisi bahan, maka bahan semakin cepat kering)
3. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan
Faktor yang berhubungan dengan udara pengering, dalam hal yang termasuk
golongan ini adalah: Ukuran bahan (Makin kecil ukuran benda, pengeringan akan
makin cepat), Kadar air (Makin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin
cepat).
Untuk bahan-bahan yang mengandung kadar gula tinggi maka pemanasan dengan
suhu 100o C dapat mengakibatkan pergerakan pada permukaan bahan. Sehingga terlihat
masih memiliki berat kering yang cukup tinggi.
Untuk mempercepat penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang
menyebabkan terjadinya air ataupun reaksi yang lain karena pemanasan maka dapat
dilakukan pemanasan dengan suhu rendah dan tekanan vakum. Dengan demikian akan
dihasilkan kadar air yang sebenarnya.
1. Analisis Nitrit pada sampel makanan (bakso ayam)
Pada praktikum analisis nitrit didapatkan hasil negative, ini menunjukkan sampel
bakso ayam tidak mengandung nitrit, sampel bakso ayam sangat layak untuk
11
dikonsumsi.
Pada praktikum ini adanya penambahan senyawa pengkopling yaitu Naftil etilen
diamin, dimana senyawa ini bertujuan untuk memperpanjang gugus kromofor yaitu
suatu gugus kovalen tidak jenuh yang dapat menyerap radiasi, selain itu, juga berfungsi
utuk membentuk kompleks warna (warna merah muda jika sampel positif).
Ditambahkan asam sulfanil bertujuan apabila positif terkandung nitrit pada sampel
makan Natrium nitrit dapat berikatan dengan asam dan membentuk turunan nitrosamin
yang bersifat toksik.
Pemeriksaan nitrit juga menggunakan sampel bakso sapi, sosis ayam, sosis sapi, sosis
babi, naget ayam dan konet sapi.Pada sampel sosis sapi dan kornet sapi didapatkan hasil
positif, dimana terjadi perubahan warna pada sampel menjadi merah muda.Ini
menunjukkan sampel-sampel ini mengandung nitrit.Sampel bakso sapi, sosis ayam, sosis
babi dan naget ayam didapatkan hasil negative, ini menunjukkan sampel tersebut tidak
mengandung nitrit.
Nitrit dan nitrat dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan
dalam waktu yang singkat.Sering digunakan pada danging yang telah dilayukan untuk
mempertahankan warna merah daging. Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1 %
atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk nitrat 0,2 % atau 2 gram/kg bahan.
Apabila lebih dari jumlah tersebut akan menyebabkan keracunan, oleh sebab itu
pemakaian nitrit dan nitrat diatur dalam undang-undang. Untuk mengatasi keracunan
tersebut maka pemakaian nitrit biasanya dicampur dengan nitrat dalam jumlah yang
sama. Nitrat tersebut akan diubah menjadi nitrit sedikit demi sedikit sehingga jumlah
nitrit di dalam daging tidak berlebihan (Margono,dkk,2007).
7. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, didapatkan hasil:
1. Pada analisis kadar air didapatkan kadar air sampel 0,3358 gram
12
2. Pada analisis nitrit tidak ditemukan adanya perubahan pada larutan, yang menunjukkan
hasil negative pada pemeriksaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi, FG. Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.Jakarta :
Gramedia
Anonim,1995, Farmakope Indonesia Ed.4, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Margono, Tri, dkk., 2007, Pengawetan Dan Bahan Kimia, http://www.ristek.go.id/ (diakses 27
April 2007)
Fenny.2009. Nitrit dalam makanan.http://fennyarifiana.blogspot.com.diakses tanggal 16
februari 2011. Denpasar
13
ANALISIS HCN DAN ANALISIS FORMALIN (KUALITATIF)
Hari/Tanggal : Senin, 21 Februari 2011
1. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya HCN (Asam Sianida) dan formalin di
dalam sampel makanan.
2. Prinsip
1. Analisis HCN
Identifikasi HCN menggunakan kertas saring ukuran 1 x 7 cm yang dicelupkan dalam
larutan asam pikrat jenuh, kemudian setelah kering dibasahi dengan larutan Na2CO3 8%
dan digantungkan pada leher erlenmeyer tertutup yang telah berisi sampel kemudian
dipanaskan diatas penangas air dengan suhu 50oC selama 15 menit. Apabila warna
oranye dari kertas pikrat berubah menjadi warna merah berarti dalam bahan terdapat
HCN.
2. Analisis Formalin
Identifikasi keberadaan formaldehid pada sampel dilakukan menggunakan
reagen FeCl3 0,5% dan H2SO4 pekat.
Pada pengujian ini, jika hasil akhir terbentuk cincin ungu menunjukkan sampel
mengandung formaldehid.
14
3. Reaksi
1. Analisis HCN
2. Uji Formalin
3. Dasar teori
Analisis HCN
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan
tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.Umbinya dikenal luas sebagai makanan
pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah
2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam.Daging umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan.Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun
ditempatkan di lemari pendingin.Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru
gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin
protein.Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena
mengandung asam amino metionin.
Umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya
sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat
membentuk asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN
per kilogram umbi akar yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya
15
pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat diperlukan untuk
menurunkan kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung tapioka.
Mengingat banyaknya kandungan gizi yang terdapat didalam daun ubi tersebut maka
sangat baik untuk dikonsumsi.Namun tumbuhan yang termasuk kelas Dicotyledonae ini baik
didalam daunnya maupun umbinya mengandung zat glikosida cya-nogenik dimana zat ini
dapat menghasilkan asam sianida (HCN) atau senyawa asam biru yang sangat bersifat racun.
Asam sianida ini bila dikonsumsi pada jumlah besar akan mengakibatkan kepala pusing,
mual, perut terasa perih, badan gemetar, bahkan bisa mengakibatkan pingsan. Bila kadar
racun yang dikonsumsi cukup banyak, selain gejala tersebut, gejala lain yang dapat timbul
antara lain mata melotot, mulut berbusa, kejang, dan sesak napas .
Asam sianida ini tersebar merata dipermukaan daun hingga dermis dari umbi akar.
Kandungan unsur penggangu yang bersifat racun (HCN) berbeda untuk setiap jenis atau
varietasnya, sehingga sinkong dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan
kandungan asam sianida antara lain golongan yang tidak beracun, golongan beracun sedikit,
golongan beracun, serta golongan sangat beracun.
Cara paling aman memasak daun singkong adalah dengan meremas-remas atau
memotong-motong daun singkong sebelum dimasak, biarkan selama 5-10 menit agar agak
layu lalu direbus. Dengan cara tersebut maka akan dapat mengurangi asam sianida yang
terdapat dalam daun singkong. Cara paling sederhana adalah jangan pernah petik daun
singkong di siang atau sore hari, karena pada siang ataupun sore hari hasil fotosintesis
sudah berlansung dan mengakibatkan peningkatan asam sianida.
Asam sianida terbentuk secara enzimatis dari dua senyawa prekursor (bakal racun),
yaitu linamarin dan mertil linamarin dimana kedua senyawa ini kontak dengan enzim
linamarase dan oksigen dari udara yang merombaknya menjadi glukosa, aseton dan asam
sianida. Asam sianida mempunyai sifat mudah larut dan mudah menguap, oleh karena itu
untuk menurunkan atau mengurangi kadar asam sianida dapat dilakukan dengan pencucian
atau perendaman karena asam sianida akan larut dan ikut terbuang dengan air.
Analisis Formalin
16
Formalain adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40
persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan
kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya
masing-masing sekitar 5 gram. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya
sangat menusuk.Formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air.Biasanya
ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat disesalkan.Melalui sejumlah
survey dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang
menggunakan formalin sebagai pengawet.Praktek yang salah seperti ini dilakukan produsen
atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering
mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar
di pasaran.
Dasar hukum yang melarang penggunaan formalin diantaranya UU No. 7/1996 tentang
Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Formalin dan metahnyl yellow merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang
penggunaannya dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor
1168/Menkes/PER/X/1999.
Formalin biasa diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara
lain:Morfon, Morbicid, Methanol, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene,
Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol,
Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Tetraoxymethylene, Trioxane
Formalin biasanya digunakan sebagai Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk
pembersih : lantai, kapal, gudang, dan pakaian;Bahan pengawet produk kosmetika dan
pengeras kuku; dan sebagai cairan pembalsam ( pengawet mayat ).
Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika
kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di
17
dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan
keracunan pada tubuh.
Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi
lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen
(menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan
muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan
adanya kegagalan peredaran darah.
Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang
tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.
Deteksi formalin dan boraks secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium
dengan menggunakan bahan-bahan kimia, yaitu melalui uji formalin dan uji boraks.
4. Alat dan bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Labu erlenmeyer beserta tutupnya
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
4. Beaker gelas
5. Gelas ukur
6. Alat penangas air
7. Neraca
8. Batang pengaduk
18
9. Mortir dan stamper
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Sampal Tape Singkong
2. Sampel tahu putih
3. Kertas Pikrat
4. Larutan Asam Tartrat 5%
5. Larutan Asam Pikrat Jenuh
6. Larutan Na2CO3 8%
7. H2SO4 Pekat
8. Larutan FeCL3
9. Prosedur
1. Analisis HCN
1. Dilarutkan 50 g sampel tape yg telah ditumbuk dalam 50 ml aquades pada erlenmeyer
250 ml lalu ditambahkan 10 ml larutan asam tartrat 5%.
2. Kertas saring ukuran 1 x 7 cm dicelupkan dalam larutan asam pikrat jenuh, kemudian
dikeringkan di udara. Setelah kering dibasahi dengan larutan Na2CO3 8% dan
digantungkan pada leher erlenmeyer diatas lalu tutup sedemikian rupa sehingga kertas
tidak kontak dengan cairan dalam erlenmeyer.
3. Kemudian dipanaskan diatas penangas air dengan suhu 50oC selama 15 menit. Apabila
warna oranye dari kertas pikrat berubah menjadi warna merah berarti dalam bahan
terdapat HCN.
1. Analisis Formalin (kualitatif)
1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml H2SO4 pekat
19
2. Kemudian ditambahkan 2 tets larutan FeCl3 10%
3. Dengan perlahan-lahan dituangkan 5 ml contoh ke dalam tabung
4. Jika lapisan pemisah antara asam dan contoh terbentuk warna merah lembayung berarti
formalin positif.
5. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
1. Tabel Uji Pengamatan
20
Kelompok HCN Kelompok Formalin
1 Tape (-) 1 Tahu putih (-)
2 Singkong rebus (-) 2 Tahu Kuning (+)
3 Kripik singkong (-) 3 Mie sedap (+)
4 Getuk lindri (-) 4 Indomie (+)
5 Singkong rebus (-) 5 Mie telor rebus (+)
6 Singkong richips (-) 6 Bihun kering (-)
7 Ubi rebus (-) 7 Bakso ayam (+)
Analisis HCN : negatif HCN Analisis Formalin (Kualitatif)
Tidak terbentuk warna merah Negatif formalin,
Pada kertas saring Tidak terbentuk cincin ungu
6. Pembahasan
21
1. Analisis HCN
Pada analisis HCN, kelompok 1 menggunakan sampel tape singkong, kertas pikrat
yang awalnya berwarna kuning,tidak mengalami perubahan setelah dipanaskan pada
penangas air, tidak berubah menjadi berwarna merah. Dalam sampel tape singkong
teridentifikasi negatif HCN atau tidak mengandung HCN. Dalam praktikum kali ini,
semua kelompok menghasilkan hasil negatif dari sampel hasil olahan singkong. Senyawa
sianida dapat hilang oleh proses pemanasan. Sianida dapat dikurangi toksisitasnya agar
tidak membahayakan kesehatan, sehingga singkong yang telah diolah, kadar HCN nya
berkurang atau bahkan hilang jadi dalam produk olahan singkong, jarang terkandung
HCN
2. Analisis Formalin
Pada analisis formalin, kami dari kelompok 1 menggunakan sampel tahu putih. Dari
hasil pengujian dengan sampel kami,pada tabung reaksi yamg berisi H2SO4 pekat dan 2
tetes FeCl3,setelah ditambahkan sampel,tidak terbentuk cincin berwarna merah, hal ini
menunjukkan sampel kami negatif formalin atau tidak mengandung formalin.
Dari hasil pengujian kelompok lain, terdapat bahan makanan yang mengandung
formalin, jika sampel mengandung formalin, maka pada tabung reaksi yang berisi H2SO4
pekat dan 2 tetes FeCl3 setelah ditambahkan sampel akan terbentuk lapisan cincin
merah.
Ciri – ciri makanan yang mengandung formalin biasanya bentuknya sangat bagus, tidak
mudah hancur, agak keras, awet disimpan dalam waktu yang lama dan tidak mudah
busuk.
7. Kesimpulan
22
1. Analisis HCN
Dari pengujian HCN pada sampel tape singkong didapatkan hasil negatif HCN atau pada
sampel tape singkong tidak mengandung HCN
2. Analisis Formalin
Dari pengujian analisis kualitatif formalin pada sampel tahu putih didapatkan hasil
negatif formalin atau pada sampel tahu putih tidak mengandung formalin
DAFTAR PUSTAKA
F.G. winarno, 2002, Kimia Pangan Dan Gizi
Wisnu cahyadi, 2006, Bahan Tambahan Pangan
http://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/10/keracunan_singkong
Situs Depkes (www.depkes.go.id)
Situs BPOM Sentra Informasi Keracunan Nasional (www.pom.go.id)
http://id.wikipedia.org/wiki/singkong
23
ANALISIS KADAR GULA
Hari/tanggal : 7 maret 2011
1. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar gula pada sampel makanan dan
minuman
2. Prinsip
Penambahan sampel larutan luff secara berlehib ke dalam sampel. Sisa larutan luff
dititrasi secara iodometri dengan larutan baku Natrium Sulfat.
3. Reaksi
R-CHO + 2 Cu2+ R-COOH + Cu2O
2Cu2+ + 4I- Cu2I2 + I2
2S2O32- + I2 S4O62- + 2I-
4. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa yang
menghasilkan senyawa ini bila dihidrolisa.Secara umum terdapat tiga macam
karbohidrat berdasarkan hasil hidrolisisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan
polisakarida.Oligosakarida adalah rantai pendek unit monosakarida yang terdiri dari
2 sampai 10 unit monosakarida yang digabung bersama-sama oleh ikatan kovalen
dan biasanya bersifat larut dalam air. Polisakarida adalah polimer monosakarida
24
yang terdiri dari ratusan atau ribuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan
1,4-a-glikosida (a=alfa).
Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang
berfunsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan funsional dalam
proses metabolisme. Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis kualitatif
maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari yang membedakan
jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu membedakan jenis-
jenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi tersebut meliputi uji Molisch, Barfoed,
Benedict, Selliwanof dan uji Moore.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat
tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi
biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah,
ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida
untuk menghasilkan energi
C6H12O6 ——> 2C2H5OH + 2CO2 + energi
1. Beberapa monosakarida penting
1. Glukosa,disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula darah
karena terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi
kekanan. Glukosa merupakan monomer dari polisakarida terpenting yaitu amilum,
selulosa dan glikogen. Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat
pada hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa.
2. Fruktosa, terdapat dalam buah2an, merupakan gula yang paling manis. Bersama2
dengan glukosa merupakan komponen utama dari madu. Larutannya merupakan
pemutar kiri sehingga fruktosa disebut juga levulosa.
3. Maltosa, adalah disakarida yang paling sederhana, mengandung dua residu D-
glukosa yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida diantara atom karbon 1
(karbon anamer) dari residu glukosa yang pertama dan atom karbon 4 dari glukosa
25
yang kedua. Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil
yang potensi bebas, yang dapat dioksidasi.
4. Laktosa dan galaktosa, laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang
dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa . laktosa
ada di dalam kanudngan susu dan merupakan 208 % bobot susu keseluruhan.
2. Sifat-sifat monosakarida
1. Semua monosakarida zat padat putih, mudah larut dalam air.
2. Larutannya bersifat optis aktif.
3. Larutan monosakarida yg baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran
disebut mutarrotasi.
4. Contoh larutan alfaglukosa yang baru dibuat mempunyai putaran jenis + 113`
akhirnya tetap pada + 52,7`.
5. Umumnya disakarida memperlihatkan mutarrotasi, tetapi polisakarida tidak.
6. Semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi.
Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O.
Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang
dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode
analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang
bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah
proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator
kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam
penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut
tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya
oksidator (Winarno 2007).
26
I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga
I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Olehkarena itu, jika
dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum
sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang
berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff
Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan
tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara
pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan
prosedur Lae-Eynon(Anonim 2009).
7. Alat dan Bahan
1. Alat
1. Erlenmeyer
2. Gelas ukur
3. Plate
4. Mortar dan stamper
5. Pipet tetes
6. Pipet volume
7. Sendok
8. Ball pipet
9. Neraca analitik
10. Batang pengaduk
2. Bahan
27
1. Larutan Luff Schoorl
2. Larutan Na2CO3
3. BTB
4. KI
5. H2SO4
6. Larutan Na2S2O3
3. Prosedur
1. Cara Kerja Pemeriksaan kadar gula
1. Dihancurkan sampel, ditimbang 5-10 gram, ditambahkan 50 ml aquadest
ditambahkan 3 tetes BTB
2. Dinetralkan dengan Na2CO3 10% sampai berwarna kehijauan
3. Dimasukkan dalam labu takar 100,0 ml ditambahkan akuadest sampai
tanda tera
4. Dipipet 0,5 ml filtrate kemudian dimasukkam ke Erlenmeyer ditambahakn
10,0 ml larutan luff dan 35 ml aquadest.
5. Dipanaskan sampa mendidih kemudian didinginkan
6. Ditambahkan 10 ml KI 20% dan H2SO4 6 N sebanyak 17 ml secara perlahan
melalui dinding Erlenmeyer
7. Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning muda dan 1 ml
amilum
8. Dititrasi sampai warna biru hilang.
28
4. Hasil Pengamatan
Berat buah pir utuh = 172 gram
Berat sampel pir = 6,7433 gram
Titrasi
Titirasi blanko = 15,7 ml
Titrasi sampel pir = 8,2 ml
Titrasi sampel ale-ale = 11,6 ml
Larutan luff yang bereaksi dengan sampel pir
= titrasi blanko – titrasi sampel pir
= 15,7 ml – 8,2 ml
= 7,5 ml
Larutan luff yang bereaksi dengan ale-ale
= titrasi blanko – titrasi sample ale-ale
= 15,7 ml – 11,6 ml
= 4,1 ml
Perhitungan
29
1. Kadar gula sampel pir
Hasil larutan luff yang bereaksi dengan sampel pir : 7,5
Dimana:
7 ml Na2S2O3 0,1 N setara dengan 17,2 mg C6H12O6
8 ml Na2S2O3 0,1 N setara dengan 19,8 mg C6H12O6
17,2x
= 0,10,0909
x=15,6348
7,5 mldalam 0,0909 15,6348+17,9982−15,6348 × 0,51
¿16,8165
kadargula=1005
× 16,81656,7433
×100 gram
¿4987,61 mg100 gram
¿4,987 g100g
¿4,987 %b/b
2. Kadar gula ale-ale
Didapatkan larutaf luff yang bereaksi dengan ale-ale adalah 4,1 ml
4 ml Na2S2O3 0,1 N setara dengan 9,7 mg C6H12O6
30
5 ml Na2S2O3 0,1 N setara dengan 12,2 mg C6H12O6
9,7x
= 0,10,0909
x=8,8173
4,1 ml dalam0,0909 8,8173+ 0,11
¿9,004455
3. Pembahasan
Praktikum ini mendapatkan hasil kadar gula pad sampel buah pir adalah
16,8165, sedangkan kadar gula pada sampel pir yang diperiksa adalah 4,987% b/b.
Pemeriksaan menggunakan sampel ale-ale didapatkan kadar 9,004455. Perhitungan
ini hanya dilakukan sampai kadar gula pada seluruh sampel, Karena digunakan
sampel cair sehingga tidak dilakukan penimbangan, dan langsung dipipet.
Pada praktikum ini monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff
menjadi CU2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga
dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3.
Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena
kita akanmenganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar.
Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam
larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya
yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida
berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2
yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator.
I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2
akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena
31
itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan
amilum sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat
yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa
metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur
kadarkarbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl
terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan I2
dan menggunakan prosedur Lae-Eynon(Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh
komposisi yang konstan.Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang
menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan
reagen yang berbeda.
4. Kesimpulan
Pada praktikum ini didapatkan hasil:
1. Kadar gula sampel pir
Hasil larutan luff yang bereaksi dengan sampel pir : 7,5
Kadar gula pada buah sampel pir: 4,987 % b/b
2. Kadar gula pada ale-ale adalah 9,004455. pada perhitungan ini hanya dilakukan sampai
kadar gula, untuk populasi kadar gula pada sampel tidak dilakukan perhitungan karena
kita menggunakan bahan cair, sehingga penimbangan tidak dilakukan.
Daftar Pustaka
Anonym.2010.Pemeriksaan kadar gula.http://www.scribd.com.diakses tanggal 10 maret 2010.
Denpasar
32
Anonym.2010. kadar gula.http://www.scribd.com.diakses tanggal 10 maret 2010. Denpasar
Anonym.2010.Monosakarida.http://www.scribd.com.diakses tanggal 10 maret 2010. Denpasar
ANALISIS KADAR PROTEIN METODE BIURET
PADA SAMPEL KALDU AYAM
Hari, Tgl: Senin, 14 Maret 2011
1. Tujuan
Praktikum analisis kadar protein pada sampel kaldu ayam bertujuan untuk mengetahui adanya
kandungan protein pada sampel
2. Prinsip
Dalam larutan basa Cu2+ membentuk kompleks dengan ikatan peptida(-CO-NH-) pada
protein akan menghasilkan reaksi dan membentuk warna ungu, warna diukur pada
spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Absorban berbanding langsung dengan
kosentrasi protein, tidak tergantung pada jeis protein.
33
3. Reaksi
4. Dasar Teori
Protein (protos yang berarti ”paling utama") adalah senyawa organik kompleks
yang mempuyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Peptida dan
protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari
gugus amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000,
biasanya digolongkan sebagai polipeptida.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang
dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
sistem kendali dalam bentuk hormon.(Santoso,2008)
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada
pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan
berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap
dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau
dipeptida.Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan
bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun,
prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. Protein mengandung
34
asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan
endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan.
Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan
berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena
yang terdapat pada mulekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning.
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut
protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang sukar
larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform.
Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan
menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang
melingkupi molekul-molkeul protein. Kelarutan protein di dalam suatu cairan,
sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan
ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya. Protein seperti asam amino bebas memiliki
titik isoelektrik yang berbeda-beda. Titik Isoelektrik (TI) adalah daerah pH tertentu
dimana protein tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan positif dan
negatifnya sama, sehingga tidak bergerak ketika diletakkan dalam medan listrik. Pada pH
isoelektrik (pI), suatu protein sangat mudah diendapkan karena pada saat itu muatan
listriknya nol.(Anonim,2010)
Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan
secara kuantitatif.Analisis protein secara kualitatif terdiri atas reaksi Xantoprotein, reaksi
Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi.Sementara itu,
analisis protein secara kuantitatif terdiri dari metode Kjeldahl, metode titrasi formol,
metode Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret), dan metode spektrofotometri
UV (Apriyantono dkk 1989).
Metode biuret ini merupakan metode yang sering digunakan untuk menentukan
kadar protein suatu larutan, yaitu yang terjadi dengan semua senyawa yang mengandung
dua atau lebih ikatan peptida dan metode Biuret sering digunakan karena bahan yang
digunakan relatif murah. Akan tetapi, metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu
sensitivitas yang rendah terhadap bahan yang diidentifikasi.Dengan menentukan
konsentrasi protein dari fraksi, dapat ditentukan aktifitas spesifik enzim.Aktivitas spesifik
35
enzim pada fraksi yang diisolasi menggambarkan keefektifan prosedur yang telah
dilakukan (Redin dan Campbell 1985).
Untuk menentukan kadar protein, digunakan metode Biuret. Metode analisis
yang digunakan dalam percobaan menekankan kesamaan reaksi dalam reagen yang
digunakan terhadap ikatan peptida asam amino protein.Metode Biuret adalah suatu
metode yang digunakan untuk menganalisis protein secara kuantitatif yang
memanfaatkan reaksi biuret dengan mengidentifikasi ikatan peptida yang terdapat dalam
suatu organel.Ikatan peptida adalah ikatan yang terjadi antara satu molekul asam amino
dengan asam amino lainnya.Prinsip reaksi biuret adalah reaksi antara tembaga sulfat
dalam alkali dengan senyawa yang berisi dua atau lebih ikatan peptida seperti protein
yang memberikan warna ungu biru yang khas.Warna biru yang dihasilakan menunjukkan
reaksi positif adanya protein.Reaksi ini masih bersifat kualitatif.Fungsi reagen biuret
adalah untuk membentuk kompleks sehingga yang dikandung dapat diidentifikasi. Reaksi
Biuret ini bersifat spesifik, artinya hanya senyawa-senyawa yang mengandung ikatan
peptida saja yang akan bereaksi dengan pereaksi Biuret (Albert et al 1994).
Reagen biuret dibuat dari kalium hidroksida (KOH) dan tembaga (II) sulfat (CuSO4
bersama dengan kalium natrium tartrat). Warna dalam reaksi reagen akanberubah
menjadi violet dengan kehadiran dari protein dan berubah menjadi pihak ketika
dikombinasikan dengan rantai pendek polipeptida, sehingga warna akhir yang
ditunjukkan adalah biru keunguan. Natrium hidroksida tidak terlihat pada reaksi secara
keseluruhan tetapi hanya ada untuk menyediakan medium alkali sehingga reaksi dapat
berlangsung.Reagen ini biasa digunakan pada uji Biuret, sebuah uji kolorimetri untuk
menetukan konsentrasi protein.Struktur kimia reagen Biuret adalah RHN-CO-NR-CO-NHR
(Hart 2003).
Kadar protein yang terdapat pada fraksi yang telah diisolasi dapat ditentukan
dengan mengukur panjang gelombang yang dapat diserap oleh fraksi tersebut.Panjang
gelombang dipengaruhi oleh energi cahaya yang diberikan dan konsentrasi larutan
tersebut.Semakin tinggi energi cahaya yang diberikan, semakin pendek panjang
gelombang cahaya yang dibutuhkan untuk menembus larutan tersebut.Semakin tinggi
konsentrasi suatu larutan, semakin besar panjang gelombang yang dibutuhkan untuk
menembus larutan tersebut (Albert B et al 1994).
36
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.Sedangkan pengukuran
menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan
spektrofotometri.Spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah tampak, UV (200-
380 nm) maupun IR (> 750 nm) dan menggunakan sumber sinar yang berbeda pada
masing-masing daerah (sinar tampak, UV, IR).Monokromator pada spektrofotometer
menggunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik sedangkan detektornya
menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube .Komponen utama dari
spektrofotometer, yaitu sumber cahaya, pengatur Intensitas, monokromator, kuvet,
detektor, penguat (amplifier), dan indikator.Spektrofotometri dapat dianggap sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi
energi.Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan
dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk
komponen yang berbeda (Yoky 2009).
5. Prosedur Kerja
1. Disiapkan dua buah tabung reaksi
2. Satu tabung diisi dengan 1,0 ml sampel, sedangkan tabung yang satunya diisi dengan
sampel 2,0 ml
3. Kedua tabung ditambahkan aquadest hingga volume pada tabung sama-sama menjadi 4
ml
4. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan 6 ml larutan biuret
5. Didiamkan selama 30 menit, kemudian disentrifuge selama 15 menit
6. Diukur absorban pada panjang gelombang 540 nm
37
1. Hasil Pengamatan
1. Data Absorban Standar
Konsentrasi (mg) Absorban
0 0,02
1,004 0,0185
2,008 0,064
4,016 0,126
2. Pembuatan Kurva Standar
Dengan menggunakan metode eliminasi,hanya menggunakan data dari 2
konsentrasi, yaitu menngunakan konsentrasi 2,008 mg dan 4,016 mg,dimasukkan ke
persamaan y = ax + b , dimana x = konsentrasi dan y = absorbans, sehingga menjadi :
y = ax + b
Dimasukkan konsentrasi 2,008 mg dan 4,016 mg =
0,064 = a(2,008) + b
0,126 = a(4,016) + b
-0,062 = (- 2,008)a
a = -0,062/-2,008 = 0,0309
Hasil a = 0,0309 dimasukkan ke dalam salah satu persamaan y = ax + b
0,126 = 0,0309(4,016) + b
0,126 = 0,12048 + b
38
b = 0,126 – 0,12048 = 0,0019
Hasil a = 0,0309 dan b = 0,0019 dimasukkan ke dalam persamaan y = ax + b, sehingga
didapat persamaan
y = 0,0309x + 0,0019
Persamaan diatas dapat digunakan untuk mencari kadar konsentrasi protein sampel
7. Data Absorban sampel Kaldu Ayam :
Konsentrasi sampel Absorban (perulangan
I)
Absorban (perulangan
II)
1 mL 0,090 0,090
2 mL 0,132 0,132
Setelah didapat persamaan y = 0,0309x + 0,0019 , kadar protein sampel (x), dapat dicari
dengan memasukkan absorban sampel ke dalam koefisien y,
8. Kadar protein dengan konsentrasi sampel 1 mL :
y = 0,0309x + 0,0019
0,090 = 0,0309x + 0,0019
0,0309x = 0,09 – 0,0019
x = 0,088/0,0309 = 2,847 mg/mL
39
Kadar protein = 2,847 mg/mL = 284,7 mg/100 mL
9. Kadar protein dengan sampel konsentrasi 2 mL
y = 0,0309x + 0,0019
0,132 = 0,0309x + 0,0019
0,0309x = 0,132 – 0,0019
x = 0,130/0,0309 = 4,207mg/2 mL
Kadar protein = 4,207 mg/2 mL = 2,103 mg/mL = 210,3 mg/100 mL
1. Pembahasan
Praktikum penetuan protein pada kaldu ayam bertujuan untuk mengetahui
kandungan protein yang terdapat pada sampel khususnya kaldu ayam.Kaldu ayam
dikenal kaya pritein terutama kaya protein kolagen yang sangat berguna bagi umat
manusia dalam mengatur tekanan darah.Kaldu ayam sangat bermanfaat hanya saja
perlu sedikit atau tidak ada penambahan garam berpotensi menyebabkan tekana darah
tinggi. Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah metode biuret, dimana
metode ini menggunakan prinsip Cu2+ yang terdapat pada biuret akan membentuk
kompleks peptide pada protein yang akan menghasilkan warna ungu. Warna ungu yang
dibentuk diukur pada spektro dengan panjang gelombang 540 nm.
Pemeriksan protein pada kaldu ayam memperoleh hasil pada 1 ml sampel
diperoleh kadar protein 2,847 mg/ml dan pada sampel 2 ml diperoleh hasil 4,239
mg/ml. Hasil ini cukup mendekati mengingat sampel yang digunakan sama hanya saja
kuantitas volume yang dipakai berbeda tetapi hasil yang diperoleh cukup mendekati
antara 1 ml dan 2 ml yang dimana hasil 2 ml sampel sama dengan 2 kali hasil 1 ml
40
sampel, hal ini kemungkinan ada sedikit perbedaan pada saat melakukan pemipetan
larutan biuret, seperti pada contoh ketika dimana pada pipet yang digunakan terdapat
gelembung udara yang ternyata mempengaruhi sedikit hasil, sehingga kemungkinan
jumlah larutan biuret sedikit kurang dari jumlah yang diperlukan.
Penambahan larutan biuret bertujuan membentuk kompleks peptide pada
protein sehingga larutan berwarna ungu. Warna ungu ini akan diukur di
spektrofotometer, intensitas warna ungu ini menunjukkan kadar protein pada sampel.
Larutan biuret special dibuat untuk di larutan standar yangan bermanfaat
mempermudah dalam pembuatan kurva dan mengetahui kurva yang dihasilkan linear
atau tidak.Penambahan akuadest pada sampel bertujuan untuk pengenceran pada
sampel yang sebelumnya telah ditambahkan larutan protein standar.Didiamkan pada
suhu rungan selama 30 menit bertujuan agar larutan benar-benar homogen dan dapat
bereaksi dengan baik antara sampel dan larutan biuret.
Larutan standar dibuat bertujuan untuk membuat kurva standar, dimana
didapat persamaan y = 0,0309x + 0,019, pada pembuatan kurva ini dilakukan
penghilangan satu hasil dari larutan standar yaitu pada konsentrasi 2,008 mg adengan
absorbansi 0,064. Dihilangkan pada titik tersebut karena, titik tersebut jika tetap
dimasukkkan akan mengacaukan kurva dan sulit untuk mendapatkan kurva linear.
Sehingga kurva yang dihasilkan bisa linear.Absorbansi yang dihasilkan pada konsentrasi
2,008 mg ini menurun kemungkinan karena kesalahan praktikan, dalam pemipetan
ataupun penghomogenan larutan.
2. Kesimpulan
Dari Pemeriksan protein pada sampel kaldu ayam, pada 1 ml sampel diperoleh kadar
protein 2,847 mg/ml. Sedangkan pada sampel 2 ml diperoleh hasil 4,239 mg/ml.
Daftar Pustaka
41
Albert B et al. 1994. Biologi Molecular Sel. Ed ke- 2.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
[Anonim]. 2010. Sumber gizi protein [terhubung berkala]. http://www.hsph. harvard.
edu/nutritionsource/what-should-you-eat/protein/
Lowry , Rosenbrough , Farr, Randall. 1951. Protein Measurement with the Folin Phenol Reagent.
New York: Kluwer Academic Publishers
Santoso. 2008. Protein dan Enzim. www.heruswn.teachnology
Hart H. 2003. Kimia Organik.: Suatu Kuliah Singkat. Ed ke-11.Penerjemah; Achmadi SS, editor;
Safitri A. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry.
Redin B dan Campbell WH. 1985. Adaptation of the Dye-bind-ing Protein Assay to
MicrotiterPlates.AnalyticalBiochemistry.http://translate.google.co.id/http://www.d.umn.edu/
~pkiprof/chem3324/ProteinAssayProtocol.pdf
Seidman L dan Mowery J. 2008. The Bradford Microassay [terhubung berkala].
http://matemadison.edu/biotech/resources/protein/labManual/chapter_3/procedure3_1.htm
42
ANALISIS VITAMIN C
Hari/Tanggal : Senin, 21 Maret 2011
1. Tujuan
Untuk mengetahui kadar vitamin C dalam sampel minuman
2. Metode
Metode yang digunakan pada analisa kasi ini adalah oksidimetri
3. Prinsip
Larutan Dye dalam suasana basa akan berwarna biru. Larutan asam direduksi oleh
asam askorbat akan menjadi dehidro asam askorbat dengan menunjukkan warna
merah jambu
4. Reaksi
C6H8O6 + Dye C6H6O6 + H2 dye
5. Alat dan Bahan
Alat :
1. Buret
2. Pipet Volume 10 ml
43
3. Labu takar 100 ml
4. Push ball
5. Beaker glass
6. Erlenmeyer
Bahan :
7. Larutan HPO3 3%
8. Larutan Asam askorbat
9. Aquadest
10. Sampel (You C 1000)
11. Dasar Teori
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawaorganikamina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organisme yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.Nama ini
berasal dari gabungan kata bahasa Latinvita yang artinya "hidup" dan amina (amine)
yang mengacu pada suatu gugusorganik yang memiliki atomnitrogen (N), karena
pada awalnya vitamin dianggap demikian. Banyak vitamin yang sama sekali tidak
memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya,
senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang
secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh
dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan
B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan
folat).Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat
memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak
44
aktif.Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin
yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat
diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat
mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit,
tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan
terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan
kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita
kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan
vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh
Vitamin C adalah vitamin yang tergolong vitamin yang larut dalam air.
Sumber Vitamin C sebagian besar tergolong dari sayur-sayuran dan buah-
buahan terutama buah-buahan segar. Asupan gizi rata-rata sehari sekitar 30
sampai 100 mg vitamin C yang dianjurkan untuk orang dewasa. Namun,
terdapat variasi kebutuhan dalam individu yang berbeda Asam askorbat
(Vitamin C) adalah suatu heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat
yang erat kaitannya dengan monosakarida.Vitamin C mudah diabsorbsi
secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu
masuk keperedaran darah melalui vena porta.Rata-rata absorpsi adalah 90%
untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari.Tubuh dapat menyimpan
hingga 1500 mg vitamin C, bila konsumsi mencapai 100 mg sehari.(Sunita
Almatsier 2001).
Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen
interseluler.Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam
tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vasculair endothelium. Asam
45
askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino
prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin. Salah satu fungsi vitamin C
adalah sebagai antioksidan.Beberapa zat dalam makanan, didalam tubuh
dihancurkan atau dirusak jika mengalami oksidasi.Sering kali, zat tersebut dihindari
dari oksidasi dengan menambahkan antioksidan. Suatu antioksidan adalah zat yang
dapat melindungi zat lain dari oksidasi dimana dirinya sendiri yang teroksidasi.
Vitamin C, karena memiliki daya antioksidan, sering ditambahkan pada makanan
untuk mencegah perubahan oksidatif (William and Caliendo 1984).
Penetapan kadar Vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi larutan dye
membentuk larutan yang tidak berwarna. Apabila semua asam askorbat sudah
mereduksi larutan dye sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya perubahan warna
(merah jambu).
Kadar vitamin C ditetapkan berdasarkan titrasi dengan 2,6-diklorofenol
indofenol dimana terjadi reaksi reduksi 2,6- diklorofenol indofenol dengan adanya
vitamin C dalam larutan asam (Hashmi 1986). Larutan 2,6-diklorofenol indofenol
dalam suasana netral atau basa akan berwarna biru sedang dalam suasana asam
akan berwarna merah muda. Apabila 2,6-diklorofenol indofenol direduksi oleh asam
askorbat maka akan menjadi tidak berwarna, dan bila semua asam askorbat sudah
mereduksi 2,6-diklorofenol indofenol maka kelebihan larutan 2,6-diklorofenol
indofenol sedikit saja sudah akan terlihat dengan terjadinya pewarnaan. Untuk
perhitungan maka perlu dilakukan standarisasi larutan dengan vitamin C standar
(Sudarmadji 1989).
Metode Titrasi dengan 2,6-dikhlrofenol indofenol atau larutan dye sekarang
merupaan metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan kadar Vitamin
C dalam bahan pangan. Banyak modifikasi telah dilakukan untuk memperbaiki hasil
pengukuran yang didasarkan pada penghilangan pengaruh senyawa-senyawa
penganggu yang terdapat dalam bahan pangan.Di samping mengoksidasi Vitamin C,
pereaksi indofenol juga mengoksidasi senyawa-senyawa lain, misalnya piridium,
bentuk tereduksi dari turunan asam nikotinat dan riboflavin.
46
Vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi secara langsung menggunakan
larutan dye.Tapi untuk bahan pangan yang akan diukur kandungan Vitamin C-nya
harus dilarutkan dengan asam kuat terlebih dahulu. Penggunaan asam yang
dimaksud untuk mengurangi oksidasi Vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi dan
pengaruh glutation yang terdapat dalam jaringan tanaman.Titrasi dilakukan dengan
segera setelah perlakuan selesai (Andarwulan dan Koswara 1992).Analisis dengan
metode ini cukup membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Oleh karena itu,
praktikum ini dilakukan agar keterampilan dalam melakukan analisis meningkat
sehingga tidak akan ada kesalahan yang besar pada analisis selanjutnya.
12. CARA KERJA
1. Standarisasi
1. Dipipet 5 ml asam Askorbat dan dimasukan kedalam Erlenmeyer
2. Dititrasi dengan larutan Dye sampai terbentuk warna merah jambu, titrasi
dilakukan secara triplo
3. Dihitung kadar standar vitamin C
4. Penentuan Kadar Vitamin C pada sampel
1. Ditimbang 5 – 10 gr (untuk sampel padat) atau dipipet 5 – 10 ml (untuk
sampel cair)
2. Dilarutkan dengan aquadest sampai 100 ml dalam labu takar
3. Dipipet 5 ml sampel, ditambahkan 2 ml HPO3 3 % dan dikocok hingga
homogen
4. Dititrasi dengan larutan Dye sampai terbentuk warna merah jambu
5. Dihitung kadar vitamin C pada sampel
47
6. Hasil Pengamatan
1. Standarisasi
V1 = 5,4 ml
V2 = 5,9 ml
V3 = 5,54 ml
V rata-rata = 5,61 ml
Perhitungan :
5 ml vit C ~ . . . ml
5ml100
× 100 mg vit C 5,61ml
1 mldye 5mg vit C5,61 ml
1 ml dye 0,89 mg vit C
2. Kadar vitamin C pada sampel UC 1000
V1 = 5,8 ml
V2 = 6,7 ml
V3 = 4 ml
V rata-rata = 5,5 ml
Perhitungan :
5,5 ml× 0,89mg vit C × 1005
× 10010
48
¿979 mg100ml
7. Pembahasan
Vitamin C merupakan vitamin yang mudah rusak, vitamin ini dapat terbentuk
sebagai asam L-askorbat dan asam L- dehidroaskorbat.Vitamin ini banyak disintesis
secara alami baik dari hewan, tanaman dan mudah larut dalam air.Vitamin C dapat
diserap cepat dari alat pencernaan dan masuk ke dalam saluran darah dialirkan
keseluruh tubuh.Pada umumnya tubuh menahan vitamin C dapat sangat
sedikit.Kelebihannya di buang melalui urin.
Penetapan kadar vitamin C dalam bahan pangan dapat di analisis dengan berbagai
metode, salah satunya dengan metode titrimetri. Penetapan dengan metode titrimetri
merupakan penetapan dengan Metode Prosedur analisis kimia yang didasarkan pada
pengukuran jumlah larutan titran yang bereaksi dengan analit.Larutan titran merupakan
larutan yang digunakan untuk mentitrasi, biasanya digunakan suatu larutan
standar.Sedangkan Larutan standar yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasinya.
Titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit titran ke dalam analit
Prinsip penetapan dengan metode titrimetri ialah asam askorbat dioksidasi oleh
diklorofenol-indofenol atau larutan dye menjadi senyawa dehidro askorbat. Titik akhir
titrasi ditandai dengan terbentuknya warna merah jambu dari kelebihan diklorofenol-
indofenol (larutan dye).
Larutan 2,6-diklorofenol indofenol atau larutan dye dalam suasana netral atau basa akan
berwarna biru sedang dalam suasana asam akan berwarna merah muda. Apabila 2,6-
diklorofenol indofenol direduksi oleh asam askorbat maka akan menjadi tidak berwarna,
dan bila semua asam askorbat sudah mereduksi 2,6-diklorofenol indofenol maka
kelebihan larutan 2,6-diklorofenol indofenol sedikit saja sudah akan terlihat dengan
terjadinya pewarnaan. Untuk perhitungan maka perlu dilakukan standarisasi larutan
dengan vitamin C standar. Dari hasil standarisasi praktikum ini, didapatkan 1 mL larutan
dye setara dengan 0,89 mg vitamin C.49
Percobaan penetapan kadar vitamin C pada praktikum kali ini dengan
menggunakan sampel minuman yang mengandung vitamin C yaitu YOU C 1000. Fungsi
larutan diklorofenol-indofenol ialah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah vitamin C
yang terdapat dalam sampel menjadi senyawa dehidro askorbat sehingga akan
berwarna merah muda karena pereaksi yang berlebih. Percobaan dilakukan secara triplo
yaitu dengan tiga kali pengulangan fungsinya untuk meningkatkan ketepatan percobaan
kali ini disebabkan oleh penggunaan metode titrasi yang terkadang dalam mentritran
sampel, pereksi diklorofenol-indofenol yang diteteskan berlebih.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan dengan sampel minuman YOU C 1000,
didapat hasil titrasi yang hasilnya cukup mendekati antara perulangan yang
pertama,kedua, maupun yang ketiga. Titrasi yang pertama didapatkan 5,8 mL. Titrasi
yang kedua didapatkan 6,7 mL. Dan titrasi yang ketiga didapatkan 4,0 mL. Dari ketiga
hasil titrasi tersebut, didapat rata – rata titrasi yaitu 5,5 mL, angka inilah yang digunakan
untuk menentukan kadar vitamin C dalam sampel. Kadar vitamin C setelah perhitungan
diperoleh sebanyak 979 mg/100 mL.
Kebutuhan vitamin C pada anak-anak 400-450 mg/hari, pada pria 500- 900mg/hari, pada
wanita 500-750mg/hari, sedangkan pada ibu hamil diperlukan tambahan 100mg/hari
dari kebutuhannya.Sebaiknya mengkonsumsi sumber vitamin C berasal dari makanan
segar dan bukan dari suplemen atau minuman serta makanan kemasan, karena jika
diteruskan akan dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Kekurangan asupan vitamin C terutama dapat menyebabkan skorbut.Dalam kasus-kasus
skorbut spontan, biasanya terjadi gigi mudah tanggal, gingivitis, dan anemia, yang
mungkin disebabkan oleh adanya fungsi spesifik asam askorbat dalam sintesis
hemoglobin. Skorbut dikaitkan dengan gangguan sintesis kolagen yang manifestasinya
berupa luka yang sulit sembuh, gangguan pembentukan gigi, dan robeknya pembuluh
darah kapiler
Kekurangan vitamin C juga dapat menyebabkan peradangan dibawah gusi, gusi
membengak dan berdarah, kulit kering dan bersisik, kerusakan pembuluh darah,
50
kesulitan penyembuhan luka, kegagalan pembentukan tulang, sendi-sendi melunak, gigi
longgar, dan sering mengalami infeksi.
Kelebihan dalam mengkonsumsi vitamin C dapat menimbulkan nausea, kram perut, dan
diare.Bila kelebihan vitamin C akibat penggunaan suplemen dalam jangka waktu yang
cukup lama dapat mengakibatkan batu ginjal.Akan tetapi kelebihan jarang terjadi karena
dapat keluar bersama urin.
8. Kesimpulan
Penetapan kadar vitamin C ini menggunakan metode titrimetri dengan larutan 2,5
diklorofenol indofenol. Kadar vitamin C pada sampel (minuman You C 1000) adalah 979
mg/100g sampel, sementara pada nutrition fact adalah 250 mg/100ml sampel. Kesalahan terjadi
karena kurang teliti dan kurang terampilnya praktikan melakukan proses titraasi, sehingga hasil
pengamatan menjadi kurang akurat.
Daftar Pustaka
Martin D W. dkk.1992.Biokimia Harper. Edisi 20 EGC.Jakarta.
Aisyah. 2008. Titrimetri.http://rgmaisyah.wordpress.com
Anonim. 2010. Vitamin C. www.digilib.unimus.ac.id.
http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C
http://lita.inirumahku.com/health/lita/kisah-di-balik-1000-mg-vitamin-c/
http://www.smallcrab.com/kesehatan/675-manfaat-vitamin-c-bagi-kesehatan
http://geasy.wordpress.com/2007/06/15/kenali-zat-anti-gizi-3-asam-askorbat-oksidase/
http://ikameilaty.wordpress.com/2010/12/08/analisis-kadar-vitamin-c-metode-titrimetri/
51
Gilman A.G., Hardman J.G., Limbird L.E. 1996. Dasar Farmakologi Terapi. Penerjemah : Tim Alih
Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Edisi X. Jakarta : EGC Hal. 1735-1737.
Sudarmadji S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi I. Yogyakarta : Liberty.
Anonim. 2011. Vitamin C. id.wikipedia.org/wiki/vitamin-c.html [16 Maret 2011]
52
ANALISIS KADAR LEMAK
1. Tujuan
Praktikum analisis lemak bertujuan untuk mengetahui kadar lemak pada sample
2. Metode
Metode yang digunakan pada praktikum analisis lemak adalah metode ekstraksi soxhlet
3. Prinsip
Prinsip dari praktikum analisis lemak adalah lemak diekstrak dengan pelarut lemak dietil
eter, setelah pelarut diuapkan lemak bisa ditimbang dan diukur persentasenya
4. Reaksi
Lemak + dietil eter + ekstraksi ekstrak lemak
5. Dasar Teori
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon
lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak
dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama
polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya
53
proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi
dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan
air.Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan
menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan
kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Lemak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari
gliserol” . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester . Hasil hidrolisis lemak
dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol .Asam karboksilat ini juga disebut asam
lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
1. Penamaan lemak
Lemak sering kali diberi nama derivat asam-asam lemaknya, yaitu dengan cara
menggantikan akhiran at pada asam lemak dengan akhira in , misalnya :
- tristearat dari gliserol diberi nama tristearin
- tripalmitat dari gliserol diberi nama tripalmitin
selain itu, lemak dan minyak juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakaiuntuk
penamaan suatu ester, misalnya:
- triestearat dari gliserol disebut gliseril tristearat
- tripalmitat dari gliserol disebut gliseril tripalmitat
2. Pembentukan Lemak
Lemak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol . Dalam pembentukannya,
trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak (umumnya ketiga asam lemak tersebut berbeda –beda), yang
membentuk satu molekul trigliserida dan satu molekul air .
54
Dasar-dasar analisa lemak
Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok berdasarkan tujuan analisa, yaitu;
1. Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam
bahan mkanan atau bahan pertanian.
2. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses
ekstraksinya,atau ada pemurnian lanjutan , misalnya
penjernihan(refining) ,penghilanganbau(deodorizing), penghilangan warna(bleaching).
Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya
selama penyimpanan,sifat gorengnuya,baunya maupun rasanya.tolak ukur kualitas ini
adalah angka asam lemak bebasnya(free fatty acid atau FFA), angka peroksida ,tingkat
ketengikan dan kadar air.
Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat minyak
tertentu.data ini dapat diperoleh dari angka iodinenya,angka Reichert-
Meissel,angka polenske,angka krischner,angka penyabunan, indeks refraksi titik
cair,angka kekentalan,titik percik,komposisi asam-asam lemak ,dan sebagainya.
Fungsi lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon,
membantu transport vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap
perubahan suhu, serta pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.
Sebuah penelitian pernah melaporkan bahwa hewan-hewan percobaan yang tidak
mendapatkan jumlah lemak yang cukup dalam makanannya akan mengalami hambatan
pertumbuhan, bahkan ada yang berhenti tumbuh dan akhirnya mati. Kurangnya lemak
dalam makanan juga akan menyebabkan kulit menjadi kering dan bersisik.
Dalam saluran pencernaan, lemak akan lebih lama berada di dalam lambung
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, demikian juga proses penyerapan lemak
yang lebih lambat dibandingkan unsur lainnya. Oleh karena itu, makanan yang
55
mengandung lemak mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan
makanan yang kurang atau tidak mengandung lemak.
Salah satu fungsi lemak memang untuk mensuplai sejumlah energi, dimana satu
gram lemak mengandung 9 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya mengandung 4
kalori. Fungsi lain dari lemak adalah untuk membantu absorbsi vitamin yang larut dalam
lemak. Selain itu, lemak juga merupakan sumber asam-asam lemak esensial yang tidak
dapat dihasilkan tubuh dan harus disuplai dari makanan. Fungsi lemak sebagai bahan
baku hormon juga sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis di dalam tubuh,
contohnya yaitu pembuatan hormon seks.
Lemak tubuh dalam jaringan lemak (jaringan adipose) mempunyai fungsi sebagai
insulator untuk membantu tubuh mempertahankan temperaturnya, sedangkan pada
wanita dapat memberikan kontur khas feminim seperti jaringan lemak di bagian bokong
dan dada.Selain itu, lemak tubuh dalam jaringan lemak juga berperan sebagai bantalan
yang melindungi organ-organ seperti bola mata, ginjal, dan organ lainnya.
Sedangkan fungsi lemak dalam makanan yaitu dapat memberikan rasa gurih,
memberikan kualitas renyah (terutama pada makanan yang digoreng), serta
memberikan sifat empuk pada kue. Lemak yang terdapat dalam bahan makanan sekitar
90%nya merupakan lemak dalam bentuk trigliserida, sedangkan sisanya 10% adalah
dalam bentuk kolesterol dan fosfolipid.
Lemak yang berasal dari produk hewani umumnya mengandung sejumlah besar asam
lemak jenuh.Sebaliknya produk makanan nabati, kecuali minyak kelapa, mengandung
sejumlah besar asam lemak tidak jenuh berantai panjang. Perlu diketahui, semakin
banyak lemak jenuh yang kita konsumsi, maka akan semakin tinggi pula kadar kolesterol
dalam darah kita.
PRINSIP SOXHLET
56
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
pendingin balik.
Soklet terdiri dari:
1. pengaduk / granul anti-bumping
2. still pot (wadah penyuling)
3. Bypass sidearm
4. thimble selulosa
5. extraction liquid
6. Syphon arm inlet
7. Syphon arm outlet
8. Expansion adapter
9. Condenser (pendingin)
10. Cooling water in
11. Cooling water out
Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar
lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut Fosfolipida, Sterol, Asam lemak
bebas, Karotenoid, dan Pigmen yang lain . Karena itu hasil ekstraksinya disebut Lemak
kasar .
MEKANISME KERJA
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus atau
ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas sample ditutup
dengan kapas.
Pelarut yang digunakan adalah Petroleum Spiritus dengan titik didih 60 –
80°C.Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih.Fungsi batu didih ialah untuk
meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan Petroleum
Spirit 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak
pada pelarut organik.
57
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet . Soxhlet
disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta
kondensor .Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin
dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan .
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soklet menuju ke pipa pendingin.Air
dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut
sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak
dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah
mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan
hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan
selama 6 jam.
Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses
penyulingan dan dikeringkan.
DASAR PEMILIHAN METODE, KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE SOXHLET
Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi
bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga
pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju
ekstraksi.Waktu yang digunakan lebih cepat.
Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya
digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
12. Alat dan Bahan
1. Alat
1. Labu lemak
2. Neraca
3. Soxhlet
4. Mortar dan stampel
58
5. Kertas saring
6. Kertas saring whatman
7. Beaker gelas
8. Bahan
1. Dietil eter
2. Sampel kacang goreng
3. Cara Kerja
Metode Ekstraksi Soxhlet
1. Dibersihkan labu lemak kemudian dikeringkan dalam oven selama 30 menit dan di
dinginkan dalam desikator
2. Ditimbang labu lemak pada timbangan analitik dan catat beratnya
3. Ditimbang sampel sebanyak 5 – 10 g kemudian dibungkus dengan kertas saring bebas
lemak
4. Dimasukkan sampel dalam alat ekstraksi soxhlet
5. Ditambahkan dietil eter sebanyak 2 5 kali aliran
6. Ekstraksi dilakukan ± 3 jam sampai semua lemak yang terkandung dilarutkan oleh dietil
eter
7. Dilepaskan labu lemak dari alat ekstraksi, kemudian dipisahkan dietil eter dengan lemak
dengan cara pemanasan dalam oven pada suhu 70o C
59
8. Ditimbang labu lemak yang sudah mengandung lemak
9. Hasil Pengamatan
Didapatkan hasil penimbangan setelah ekstraksi 76,7443 g dan kadar lemak sebesar
4.386 %
10. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada sampel kacang
tanah yang telah digoreng dengan menggunakan metode soxhlet (metode ekstraksi
kering). Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan
adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot
(wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet,
syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan
cooling water out. Penetapan kadar lemak pada kacang tersebut dengan metode soxhlet
ini dilakukan dengan cara melarutkan lemak dari kacang dengan pelarut dietil eter.
Pelarut dietil eter merupakan pelarut yang biasa digunakan untuk melarutkan
lemak.Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus
atau ditempatkan dalam kertas saring.Kertas saring pertama digunakan kertas saring
biasa kemudian dibungkus lagi menggunakan kertas saring Whatman.Diikat bungkusan
tersebut dengan benang wol yang telah diberi eter sebelumnya.Hal ini bertujuan agar
benang wol yang digunakan bebas dari lemak.Kertas saring yang sudah terisi sampel
dimasukan ke dalam soxhlet. Kemudian ditambahkan dietil eter sebanyak 2,5 kali aliran.
Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik.Alat
pendingin disambungkan dengan soxhlet.Air untuk pendingin dijalankan dan alat
ekstraksi lemak mulai dipanaskan.
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa
pendingin.Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap
60
pelarut sehingga kembali ke fase cair. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan
sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan
dialirkan lewat sifon menuju labu. Karena pada praktikum tidak menggunakan timbel,
dapat diganti dengan menggunakan kertas saring seperti yang sudah dipaparkan
sebelumnya. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.
Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai,
pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan. Untuk
mendapatkan berat yang konstan maka labu lemak diletakkan pada oven dan dilakukan
penimbangan berulang kali menggunakan neraca analitik.
Hasil dari percobaan ini diperoleh hasil penimbangan setelah proses ekstraksi
sebesar 76,7443 gram dan diproleh persentasi kadar lemak sebesar 4,386 %. Hasil yang
diperoleh dari praktikum ini adalah kadar lemak dari sampel yang didapatkan melalui
rumus. Kadar lemak diperoleh melalui selisih berat labu lemak akhir dengan berat labu
lemak awal, dibagi dengan berat sampel, kemudian dikalikan 100%.Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas
pelarut, suhu pelarut, tipe pelarut. Kesalahan pada percobaan ini dapat disebabkan
karena ketidaktepatan faktor-faktor tersebut, misalnya pada percobaan ini ekstraksi
baru mulai setelah proses ekstraksi berjalan selama ± 2 jam. Kesalahan tersebut
termasuk kesalahan waktu ekstraksi. Selain itu, kuantitas pelarut yang digunakan tidak
tepat sehingga dapat mempengaruhi jumlah kadar lemak yang terekstraksi. Metode
soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan
larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang
digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju
ekstraksi.Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang
digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang
tahan panas.
11. Kesimpulan
61
Praktikum analisis lemak menggunakan metode ekstraksi soxhlet menggunakan sampel
kacang tanah didapatkan kadar lemak sampel sebesar 4,386 %
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, http://commons.wikimedia.org/wiki/Image:Soxhlet_Extractor.jpg diakses tanggal
20 Agustus 2008
Anonim, 2008, http://whale.wheelock.edu/bwcontaminants/analysis.htmldiakses tanggal 20
Agustus 2008
Darmasih, 1997, peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-24.pdf, diakses tanggal 20
Agustus 2008
http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/
http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak
62
ANALISIS KADAR ABU
1. Tujuan
Praktikum analisis kadar abu bertujuan untuk mengetahui kadar mineral pada sample
2. Metode
Metode yang digunakan pada praktikum analisis lemak adalah metode pengabuan kering
3. Prinsip
Prinsip dari praktikum analisis kadar abu yaitu berdasarkan sifat dari mineral. Sebagian
besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organic dan air.Sisanya terdiri
dari unsur- unsur mineral. Unsur mineral juga di kenal sebagai zat anorganik atau kadar
abu. Dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya
tidak dan menghasilkan, karena itulah disebut abu. Abu yang dihasilkan menunjukkan kadar
zat anorganik yang terkandung dalam sampel. Abu yang dihasilkan diukur dan dinyatakan
dalam persen
4. Reaksi
Zat anorganik + pembakaran abu
5. Dasar teori
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organic dan
air. Sisanya terdiri dari unsur- unsur mineral. Unsur mineral juga di kenal sebagai zat
organic atau kadar abu. Dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik terbakar 63
tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah disebut abu. Meskipun banyak dari
elemen-elemen mineral telah jelas diketahui fungsinya pada makanan ternak, belum
banyak penelitian sejenis dilakuakan pada manusia. Karena itu peranan berbagai
unsur mineral bagi manusia masih belum sepenuhnya diketahui (Winarno,1997).
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kandungan
abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar
abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam
suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu :
1. Garam-garam organik, misalnya garam dari as. malat, oxalate, asetat., pektat dan
lain-lain
2. Garam-garam anorganik, misalnya phospat, carbonat, chloride, sulfat nitrat dan
logam alkali(Anonim, 2010).
Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral dapat terbentuk sebagai
senyawa yang kompleks yang bersifat organis. Apabila akan ditentukan jumlah
mineralnya dalam bentuk aslinya adalah sangat sulit. Oleh karenanya biasanya
dilakukan dengan menentukan sisa pembakaran garam mineral tersebut yang dikenal
dengan pengabuan. Komponen mineral dalam suatu bahan sangat bervariasi baik
macam maupun jumlahnya. Penentuan konsistensi merupakan mineral bahan hasil
pertanian yang dapat dibedakan menjadi dua tahapan yaitu pengabuan total (larut dan
tidak larut) dan penentuan individu komponen.
Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan antara lain:
1. Menentukan baik tidaknya suatu pengolahan. Dalam penggilingan gandum, misalnya
apabila masih banyak katul atau lembaga yang terikut maka tepung gandum tersebut
akan memiliki kadar abu yang tinggi
2. Mengetahui jenis bahan yang digunakan. Penentuan kadar abu dapat digunakan
untuk memperkirakan kandungan buah yang digunakan dalam marmalade atau jelly.
64
Kandungan abu juga dapat dipakai untuk menentukan atau membedakan fruit
vinegar (asli) atau sintesis
3. Penentuan parameter nilai gizi pada bahan makanan adanya kandungan abu yang
tidak larut dalam asam yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran
yang lain(Fauzi (2006).
Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
Pengabuan cara Langsung (Cara Kering)
Prinsip dari pengabuan cara langsung yaitu dengan mengoksidasi semua zat organic
pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500 – 600oC dan kemudian melakukan penimbangan
zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut (Sudarmadji, 1996).
Mekanisme pengabuan pada percobaan ini adalah pertama-tama krus porselin dioven
selama 1 jam. Krus porselin adalah tempat atau wadah yang digunakan dalam
pengabuan, karena penggunaannya luas dan dapat mencapai berat konstan maka
dilakukan pengovenan. Kemudian didinginkan selama 30 menit, setelah itu
dimasukkan eksikator. Lalu timbang krus sebagai berat a gram. Setelah itu masukkan
bahan (kentang halus) sebanyak 3 gram kedalam krus dan catat sebagai berat b gram.
Kemudian dimasukkan dalam tanur pengabuan sampai warna menjadi putih keabu-
abuan. Pengabuan yang dilakukan didalam muffle dilakukan melalui 2 tahap yaitu :
Pemanasan pada suhu 300oC yang dilakukan dengan maksud untuk dapat
melindungi kandungan bahan yang bersifat volatile dan bahan berlemak hingga
kandungan asam hilang. Pemanasan dilakukan sampai asap habis.
Pemanasan pada suhu 800oC yang dilakukan agar perubahan suhu pada bahan
maupunporselin tidak secara tiba-tiba agar tidak memecahkan krus yang mudah
pecah pada perubahan suhu yang tiba-tiba. Setelah pengabuan selesai maka
dibiarkan dalam tanur selama 1 hari. Sebelum dilakukan penimbangan, krus porselin
dioven terlebih dahulu dengan tujuan mengeringkan air yang mungkin terserap oleh
abu selama didinginkan dalam muffle dimana pada bagian atas muffle berlubang
sehingga memungkinkan air masuk, kemudian krus dimasukkan dalam eksikator 65
yang telah dilengkapi zat penyerap air berupa silica gel.Setelah itu dilakukan
penimbangan dan catat sebagai berat c gram.Beberapa kelemahan maupun kelebihan
yang terdapat pada pengabuan dengan cara lansung.
Beberapa kelebihandari cara langsung, antara lain :
a. Digunakan untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan bahan hasil
pertanian, serta digunakan untuk sample yang relative banyak,
b. Digunakan untuk menganalisa abu yang larut dan tidak larut dalam air, serta abu
yang tidak larut dalam asam, dan
c. Tanpa menggunakan regensia sehingga biaya lebih murah dan tidak menimbulkan
resikoakibat penggunaan reagen yang berbahaya.Sedangkan kelemahan dari cara
langsung, antara lain :
a. Membutuhkan waktu yang lebih lama,
b. Tanpa penambahan regensia,
c. Memerlukan suhu yang relatif tinggi, dan
d. Adanya kemungkinan kehilangan air karena pemakaian suhu tinggi (Apriantono
(1989.
Pengabuan cara Tidak Langsung (Cara Basah)
Prinsip dari pengabuan cara tidak langsung yaitu memberikan reagen kimia
tertentu kedalam bahan sebelum dilakukan pengabuan. Senyawa yang biasa
ditambahkan adalah gliserol alcohol ataupun pasir bebas anorganik selanjutnya
dilakukan pemanasan pada suhu tunggi. Pemanasan mengakibatkan gliserol alcohol
membentuk kerak sehingga menyebabkan terjadinya porositas bahan menjadi besar
dan dapat mempercepat oksidasi. Sedangkan pada pemanasan untuk pasir bebas
dapat membuat permukaan yang bersinggungan dengan oksigen semakin luas dan
memperbesar porositas, sehingga mempercepat proses penngabuan (Sudarmadji,
1996).
66
Mekanisme pengabuannya adalah pertama-tama krus porselin dioven selama
1 jam. Kemudian didinginkan selama 30 menit, setelah itu dimasukkan eksikator.
Lalu timbang krus sebagai berat a gram. Setelah itu masukkan bahan (kentang halus)
sebanyak 3 gram kedalam krus dan catat sebagai berat b gram. Kemudian
ditambahkan gliserol alcohol 5 ml dan dimasukkan dalam tanur pengabuan sampai
warna menjadi putih keabu-abuan. Setelah terjadi pengabuan, abu yang terbentuk
dibiarkan dalam muffle selama 1 hari. Sebelum dilakukan penimbangan, krus
porselin dioven terlebih dahulu dengan tujuan mengeringkan air yang mungkin
terserap oleh abu selama didinginkan dalam muffle dimana pada bagian atas muffle
berlubang sehingga memungkinkan air masuk, kemudian krus dimasukkan dalam
eksikator yang telah dilengkapi zat penyerap air berupa silica gel. Setelah itu
dilakukan penimbangan dan catat sebagai bera c gram.
Suhu yang tinggi menyebabkan elemen abu yang bersifat volatile seperti Na,
S, Cl, K dan P menguap. Pengabuan juga menyebabkan dekomposisi tertentu seperi
K2CO3 dan CaCO3. pengeringan pada metode ini bertujuan untuk mendapatkan
berat konstan. Sebelum sample dimasukkan dalam krus, bagian dalam krus dilapisi
silica gel agar tidak terjadi pengikisan bagian dalam krus oleh zat asam yang
terkandung dalam sample.
Beberapa kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada pengabuan cara tidak langsung.
Kelebihan dari cara tidak langsung, meliputi :
a. Waktu yang diperlukan relatif singkat,
b. Suhu yang digunakan relatif rendah,
c. Resiko kehilangan air akibat suhu yang digunakan relative rendah,
d. Dengan penambahan gliserol alkohol dapat mempercepat pengabuan, dan
e. Penetuan kadar abu lebih baik.
Sedangkan kelemahan yang terdapat pada cara tidak langsung, meliputi :
a. Hanya dapat digunakan untuk trace elemen dan logam beracun,
b. Memerlukan regensia yang kadangkala berbahaya, dan
c. Memerlukan koreksi terhadap regensia yang digunakan (Apriantono (1989).
67
4. Alat dan Bahan
1. Alat
1. Cawan
2. Oven pemanas
3. Neraca Analitik
4. Mortir dan stamper
5. Sendok
6. Desikator
2. Bahan
1. Sampel sereal quert cracker
5. Cara Kerja
1. Preparasi sampel
1. Sampel ditumbuk hingga halus dengan mortar dan stamper
2. Sampel siap digunakan untuk pemeriksaan
3. Analisis Kadar Abu
1. Disiapkan bahan yang akan diabukan, bahan sebaiknya sudah dalam keadaan kering dan
halus
2. Dibersihkan cawan pengabuan, kemudian dipanaskan dalam tanur pada suhu 300 0C selama
15 menit
68
3. Dikeluarkan cawandari tanur kemudian didinginkan dalam eksikator
4. Ditimbang cawan pada timbangan analitik, dicatat beratnya
5. Ditambahkan bahan 2-5 g, dicatat beratnya
6. Dimasukkan cawan + bahan pada tanur dan dipanaskan sampel pada suhu 450 – 550 0C
sampai terbentuk abu berwarna putih
7. Dikeluarkan cawan + abu dan dimasukkan dalam desikator, kemudian setelah itu ditimbang
dalam timbangan analitik.
8. Hasil Pengamatan
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
Berat cawan kosong = 23,1193 gram
Berat cawan dan sampel sebelum dipanaskan = 25,2253 gram
Berat cawan dan sampel setelah dipanaskan = 23,2138 gram
Wcawan = berat cawan kosong
Wsampel = berat sampel sebelum dipanaskan
Wakhir = berat cawan + sampel setelah dipanaskan
% Kadar abu diperoleh dengan cara:
% Kadar abu = W akhir – W Cawan x 100
W sample
= (23,2138 – 23,1193) x 100
2,106
= 9,45
69
2,106
= 4,4871 %
9. Pembahasan
Abu adalah zat anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu bahan
organik.Penentuan kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral
yangterdapat dalam bahan pangan terdiri dari 2 jenis garam, yaitu garam
organikmisalnya asetat, pektat, mallat, dan garam anorganik, misalnya karbonat,
fosfat,sulfat, dan nitrat. Proses untuk menentukan jumlah mineral sisa
pembakarandisebut pengabuan. Kandungan dan komposisi abu atau mineral pada
bahantergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya.
Pada praktikum kali ini, proses pengabuan dilakukan dengan metode pengabuan cara
langsung(cara kering) dimana prinsip dari pengabuan cara langsung yaitu dengan
mengoksidasi semua zat organic pada suhu tinggi, yaitu sekitar 450 – 5500C dan
kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran
tersebutmenggunakan tanur yang memijarkan sampel pada suhu mencapai 5500C.
Sampelyang digunakan adalah Cereal Quartcraker coklat.Sampel ditimbang sebanyak
2,106 gram.Setelah itu sampeldiletakkan dalam cawan poselain yang sebelumnya telah
dipijarkan dalam tanurdan ditimbang.Kemudian sampel dimasukkan dalam tanur sampai
sampelberubah menjadi abu yang ditunjukkan dengan berubahnya warna menjadi
putihkeabu-abuan. Setelah menjadi abu, sampel ditimbang kembali lalu dihitung
kadarabunya. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
Wcawan = berat cawan kosong
Wsampel = berat sampel sebelum dipanaskan
Wakhir = berat cawan + sampel setelah dipanaskan
% Kadar abu diperoleh dengan cara:
% Kadar abu = W akhir – W Cawan x 100 : W sample
70
= (23,2138 – 23,1193) x 100 : 2,106
=9,45 : 2,106
=4,4871 %
Dari hasil yang diperoleh, Cereal Quartcraker coklat memiliki kadar abu
sebanyak 4,4871%. Nilai kadar abu yang diperoleh belum tentusesuai dengan hasil yang
sebenarnya karena waktu pemijaran yang dilakukantidak sempurna yang ditunjukkan
warna sampel yang terbentuk hanya sebagiankecil yang berwarna abu-abu.Seharusnya
setelah pengabuan selesai maka dibiarkan dalam tanur selama 1 hari. Sebelum
dilakukan penimbangan, krus porselin dioven terlebih dahulu dengan tujuan
mengeringkan air yang mungkin terserap oleh abu selama didinginkan dalam muffle
dimana pada bagian atas muffle berlubang sehingga memungkinkan air masuk,
kemudian krus dimasukkan dalam eksikator yang telah dilengkapi zat penyerap air
berupa silica gel.
10. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pratikum diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan kadar
mineral dari sampel sereal quert cracker adalah 4,4871%. Pada praktikum kali ini, proses
pengabuan dilakukan dengan metode pengabuan cara langsung(cara kering)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Jember:
FTP UNEJ.
Fauzi, M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Handout.Jember: FTP UNEJ.
Sudarmadji, dkk. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit
Liberty.
71
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Apriantono, A. dan D. Fardiaz 1989. Analisa Pangan. Bogor : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi IPB.
Diposkan oleh thata zonedi 05:58
http://eremjezone.blogspot.com/2010/05/kadar-abu.html
ANALISA KADAR KALSIUM
PADA SAMPEL QUATKER OATS
1. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar kalsium pada sampel yang telah diabukan terlebih dahulu
2. Untuk melatih mahasiswa dalam titrasi permanganometri
3. Metode
Metode yang digunakan untuk menganalisa kadar kalsium pada sampel pangan
yaitu titrasi permanganometri
4. Prinsip
Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat endapan dilarutkan dalam H2SO4
encer panas dan dititrasi dengan KMnO4 sehingga terbentuk warna dari bening
menjadi merah muda.
5. Reaksi
Red : MnO4 + 8H+ 5è + Mn2+ + 4H2O
72
Oks : C2O4 2CO2 + 2è
2MnO4 + 16H+ + 5C2O4 2Mn2+ + 8H2O + 10CO2
6. Dasar Teori
(Latin: calx, kapur) Walau kapur telah digunakan oleh orang-orang Romawi di
abad kesatu, logam kalsium belum ditemukan sampai tahun 1808. Setelah mempelajari
Berzelius dan Pontin berhasil mempersiapkan campuran air raksa dengan kalsium
(amalgam) dengan cara mengelektrolisis kapur di dalam air raksa, Davy berhasil
mengisolasi unsur ini walau bukan logam kalsium murni.
Kalsium adalah logam metalik, unsur kelima terbanyak di kerak bumi. Unsur ini
merupakan bahan baku utama dedaunan, tulang belulang, gigi dan kerang dan kulit
telur. Kalsium tidak pernah ditemukan di alam tanpa terkombinasi dengan unsur
lainnya.Ia banyak terdapat sebagai batu kapur, gipsum, dan fluorite. Apatite
merupakan flurofosfat atau klorofosfat kalsium.
Logam in digunakan sebagai agen pereduksi dalam mempersiapkan logam-
logam lain semacam torium, uranium, zirkonium, dsb.Ia juga digunakan sebagai bahan
reaksi deoksida dan desulfurizer atau decarburizer untuk berbagai macam campuran
logam besi dan non-besi. Elemen ini juga digunakan sebagai agen pencampur logam
aluminium, berilium, tembaga, timbal, dan campuran logam magnesium.
Senyawa alami dan senyawa buatan kalsium banyak sekali kegunaannya.Kapur
mentah (CaO) merupakan basis untuk tempat penyaringan kimia dengan banyak
kegunaan. Jika dicampur dengan pasir, ia akan mengeras menjadi campuran plester
dengan mengambil karbon dioksida dari udara. Kalsium dari batu kapur juga
merupakan unsur penting semen. Senyawa-senyawa penting lainnya adalah: karbid,
klorida, sianamida, hipoklorida, dan sulfida.
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh
manusia.Kira-kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan
gigi.1% kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa kalsium yang 1% ini,
otot akan mengalami gangguan kontraksi, darah akan sulit membeku, transmisi saraf
terganggu, dan sebagainya.
73
Untuk memenuhi 1% kebutuhan ini, tubuh mengambilnya dari makanan yang
dimakan atau dari tulang. Apabila makanan yang dimakan tidak dapat memenuhi
kebutuhan, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang. Sehingga tulang dapat
dikatakan sebagai cadangan kalsium tubuh. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang lama,
maka tulang akan mengalami pengeroposan tulang.
Para peneliti juga menemukan bahwa laki-laki dan perempuan selama masa
transisi remaja menuju dewasa awal hanya mengkonsumsi kalsium sekitar 153
miligram dan 194 miligram. Kadar konsumsi tersebut jelas jauh di bawah batas ideal
konsumsi kalsium manusia yang ditetapkan World Health Organization yakni 1.300
miligram (usia 9-18 tahun), 1.000 miligram (19-50 tahun), dan 1.200 miligram (di atas
51).
Apa masalah yang bisa kita dapatkan jika kekurangan kalsium? Menurut data
yang dikeluarkan WHO, kekurangan kalsium bisa menyebabkan 200 jenis penyakit.
Memang untuk ukuran Indonesia, terlebih harga susu yang sangat mahal, kebutuhan
akan 1.000 miligram kalsium sangat sulit untuk dipenuhi. Maka dari itu, tidak aneh
apabila sebagian besar masyarakat Indonesia kekurangan kalsium.
Kekurangan kalsium jelas menjadi masalah bagi tubuh terutama tulang.
Pertumbuhan tulang menurut beberapa peneliti hanya bisa terjadi sampai di usia 20
tahun. Padahal remaja seumuran itu justu berhenti mengkonsumsi susu. Di Indonesia,
kebiasaan minum susu hanya terjadi pada masa bayi dan balita saja. Setelah itu,
mayoritas masyarakat Indonesia tidak peduli akan pentingnya konsumsi kalsium ini.
Seperti yang disebutkan diatas, kekurangan kalsium bisa menyebabkan 200 jenis
penyakit. Beberapa penyakit yang mungkin timbul diantaranya adalah:
1. Nyeri otot tulang
Kekurangan kalsium menyebabkan pergerakan yang tidak normal pada seluruh
otot licin dan otot jantung, sehinga tubuh kehilangan kelincahan, pengendalian
keseimbangan, gerakan dan kemampuan koordinasi.Gerakan tubuh ditentukan oleh
74
stimulasi otot tulang, sementara rangsangan otot tulang timbul karena peran kalsium
yang sangat penting. Jika asupan kalsium dalam tubuh tidak memadai, maka akan
terjadi nyeri pada otot tulang.
2. Keropos tulang/osteoporosis
Kalsium dalam tubuh berperan sebagai elemen ang memberi kekerasan pada
tulang.Oleh karena itu, kalsium mampu membentuk kerangka yang mampu
menanggung berat badan. Jika dalam tulang tidak terdapat endapan kalsium yang
cukup, maka akan terjadi kekacauan dalam metabolisme sel tulang, hingga volume
tulang berkurang.
3. Kekebalan tubuh berkurang
Kekuranan kalsium mampu memicu terjadinya penurunan kekebalan
tubuh.Karena dengan kekurangan imunitas tubuh terhadap serangan penyakit, maka
dengan sangat mudah terjangkit berbagai penyakit yang seharusnya bisa ditangkal oleh
system kekebalan tubuh.
4. Daya ingat berkurang
Ion kalsium berperan penting dalam proses pengeluaran dan pengiriman sinyal
syaraf. Rangsangan pada syaraf otak besar berhubungan erat dengan transmisi ion
kalsium di dalam dan diluar neuron.Ketika organisme kekurangan kalsium, dendosignal
syaraf juga mengalami hambatan mekanisme rangsangan dalam tubuh manusia juga
mengalami kerudakan.Gejala pada anak anak mudah kaget, menangis di malam hari,
resah, sulit tidur dan super aktif.
5. Ganguan dalam jantung
Jantung mengemban tugas untuk mempertahankan nyawa.Meski hanya sebesar
kepalan tangan, jantung mampu mengantarkan darah setiap saat kesetiap sel dalam
75
tubuh.Kemampuan ini berasal dari konstraksi otot jantung secara terus
menerus.Padahal konstraksi dan ekspansi jantung serta penyimpanan dan pengunaan
energinya tidak lepas dari pengaruh kalsium.
Akibat kekurangan kalsium dapat menimbulkan bebrapa penyakit seperti
disebutkan di atas.Maka dari itu mulailah menkonsumsi kalsium demi menjaga tubuh
anda dari penyakit. Anda dapat memperoleh kalsium tidak hanya dari susu saja,
sayuran hijau seperti bayam, brokoli dam sawi, ikan teri kering udang kering, tahu
kacang-kancangan, salmon, sardine merupakan makanan yang mengandung kalsium
yang berguna bagi tubuh anda.
Permanganometri
Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium
permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran.Titrasi ini didasarkan atas
titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks.Kalium permanganat telah digunakan sebagai
pengoksida secara meluas lebih dari 100 tahun.Reagensia ini mudah diperoleh, murah
dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat
encer.Permanganat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan
oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7.
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi Kalium
Permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.
Dalam reaksi ini, ion MnO4-akan berubah menjadi ion Mn+2 dalam suasana asam.
Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi
yang terdapat dalam sampel yang berada pada suasana asam menggunakan larutan
asam sulfat (H2SO4). Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar
belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak
digunakan dalam menganalisa zat-zat organik.
76
Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat di
oksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya.
Beberapa ion logam yang tidak doksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti :
1. Ion – ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg(II) yang dapat diendapkan sebagai oksalat.
Setelah endapan disaring dan dicuci dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga
terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah akhirnya dititrasi
dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
2. Ion – ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat
ditentukan banyaknya dengan mentitrasinya dengan KMnO4.
Zat organik dapat dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam dengan
pemanasan.Sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih.Kelebihan asam oksalat
dititrasi kembali dengan KMnO4.
Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion
permanganat.Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.
Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi dilakukan
dalam suasan asam karena karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya.
Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau
alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat .
Reaksi dalam suasana netral yaitu
MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 + 2H2O
Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan
Reaksi dalam suasana alkalis :
MnO4- + 3e → MnO42-
MnO42- + 2H2O + 2e → MnO2 + 4OH-
77
MnO4- + 2H2O + 3e → MnO2 +4OH-
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral.
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks dengan
KMnO4 atau dengan cara permanganometri. Hal ini dilakukan untuk menentukan kadar
reduktor dalam suasana asam dengan penambahan asam sulfat encer, karena asam
sulfat tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer. Pembakuan larutan
KMnO4 dan mendidihkannya selama beberapa jam dan kemudian didinginkan.
Dibakukan dengan menggunakan zat baku utama, yaitu asam oksalat. Pada pembakuan
larutan KMnO4, asam oksalat dilarutkan kemudian ditambahkan dengan asam sulfat
pekat yang kemudian didiihkan terlebih dahulu, kemudian dititrasi dengan KMnO4
sampai larutan berwarna merah rosa. Setelah didapat volume titrasi, maka dapat dicari
normalitas KMnO4.
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup
untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2.
Untuk pengasaman sebaiknya dipakai asam sulfat, karena asam ini tidak
menghasilkan reaksi samping.Sebaliknya jika dipakai asam klorida dapat terjadi
kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor dan reaksi ini mengakibatkan
dipakainya larutan permanganat dalam jumlah berlebih. Meskipun untuk beberapa
reaksi dengan arsen (II) oksida, antimoni (II) dan hidrogen peroksida, karena pemakaian
asam sulfat justru akan menghasilkan beberapa tambahan kesulitan. Kalium
pemanganat adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada dalam HCl akan
mengoksidasi ion Cl- yang menyebabkan terbentuknya gas klor dan kestabilan ion ini
juga terbatas. Biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N. Namun, beberapa zat
memerlukan pemanasan atau katalis untuk mempercepat reaksi. Seandainya banyak
reaksi itu tidak lambat, akan dijumpai lebih banyak kesulitan dalam menggunakan
reagensia ini.
3. Alat dan Bahan
78
1. Alat
1. Beaker glass
2. Gelas ukur
3. Labu ukur
4. Batang pengaduk
5. Pipet ukur
6. Pipet volume
7. Pipet tetes
8. Kertas saring
9. Kertas saring Whatman No.42
10. Erlenmeyer
11. Bahan
1. Sampel Quatker Oats yang telah diabukan
2. HCl 1:1
3. Amonium oksalat5%
4. Indikator Metil Red
5. CaCl2 2%
6. KMnO40,01 N
7. H2SO4 encer 1:4
79
8. Cara Kerja
1. Persiapan sampel
1. Sampel yang telah diabukan ditambahkan HCl (1:1) 10 ml
2. Disaring menggunakan kertas saring, filtrat diencerkan sampai volume 100,0 ml
3. Prosedur kerja
1. Dipipet 5,0 ml larutan abu, dimasukkan kedalam beaker glass 250 ml ditambah aquadest
sebanyak 12,5 ml
2. Ditambahkan 10 ml amonium oksalat jenuh atau ditambahkan hingga larutan berubah
warna menjadi agk orange dan ditambah 2 tetes indikator metil red
3. Ditambah tetes demi tetes asam asetat sampai larutan berwarna merah muda (pH 5,0)
4. Disaring menggunakan kertas saring Whatman no 42, dibilas dengan aquadest sampai
filtrat bebas oksalat dengan larutan CaCl2 2%
5. Dilubangi ujung kertas dengan batang pengaduk dan dibilas endapan dengan H2SO4 (1:4)
panas 30 ml pada erlenmeyer
6. Dititrasi dengan KMnO4 0,01 N dalam keadaan panas sampai earna merah muda
7. Data Hasil Pengamatan
Diketahui:
Vol. titrasi blanko = 0
Vol. titrasi sample = 1 ml
Vol. total abu = 100 g
80
Vol. larutan abu yang dianalisa = 5 g
Berat sampel yang diabukan = 2,106 g
Kadar Ca( mg100 gr )=
(tit .sampel−tit .blanko ) × N . KMNo 4× BA CaVal
×Vol .total abu×100
vol .larutanabu yang dianalisa(ml)×berat sampel yang diabukan(g )
¿(1−0 ) ×0,01 × 40
2×100 ×100
5×2,106
¿ 1× 200010,53
¿189,9335 mg100 g
8. Pembahasan
Pemerikasaan kadar Ca bertujuan untuk mengetahui kadar kalsium pada
suatu sampel makanan. Pada pemeriksaan kali ini digunakan sampel merk “Quatker
Oats cokelat”. Untuk menganalisa kadar kalsium dalam sampel makanan quatker
kali ini, Sampel ini terlebih dahulu diabukan yang telah dilakukan dari praktikum
analisa kadar abu sebelumnya sehingga lebih mudah mendapatkan kadar kalsium
dari sampel tersebut. Sebagai makanan instan yang bergizi, perlu diketahui kadar
kalsiumnya. Digunakan analisis mineral Ca dengan metode
permanganometri.Metode Permanganometri adalah suatu metode yang
dilandaskan pada prinsip redoks dan menggunakan larutan kalium permanganat
sebagai suatu zat pengoksidasi.Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai
oksidator. Ion MnO4-akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik
titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat dalam suatu sample.
Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar
oksalat yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam menggunakan larutan
81
asam sulfat (H2SO4). Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan
yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah.
Dengan prinsip Ca diendapkan sebagai CaCO3, Endapan dilarutkan dalam
H2SO4 encer panas dan dititrasi dengan KMnO4. Penentuan kadar Ca2+ dalam CaCO3
dilakukan dengan pembuatan larutan terlebih dahulu. Larutan kemudian dipanaskan
untuk menghilangkan adanya ion-ion pengganggu atau pengotor yang dapat
mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Kemudian CaCO3 direaksikan dengan
ammonium oksalat
Sampel yang sudah diabukan ditambahkan HCl 10 ml dan disaring untuk
mendapatkan filtrate yang kemudian diencerkan sampai volume 100,0 ml. Larutan
dipipet 10,0 ml ditambahkan aquadest sebanyak 25 ml, kemudian ditambahkan 10
ml ammonium oksalat jenuh dan 2 tetes metal red. Penambahan ammonium
oksalat berlebih agar larutan bersifat basa, sehingga Ca pada larutan dapat terikat,
baru di asamkan dengan asam asetat karena analisis tidak boleh dalam keadaan
basa.
Kemudian melalui proses penyaringan dengan menggunakan kertas saring
whatman no.42. Pada waktu menyaring tidak boleh mamakai batang pengaduk saat
penuangan supaya Ca-nya tidak menempel di batang pengaduk. Kemudian dibilas
dengan akuades sampai bebas oksalat dengan cara menetesi filtrate dengan CaCl
2% dan kemudian dilubangi kertas dengan batang pengaduk dan dibilas dengan
asam sulfat panas (1:4) 30 ml.
Setelah dititrasi dengan larutan KMnO4 yg dilakukan dari warna larutan
yang bening sampai menjadi berwarna merah muda, Didapatkan kadar Ca dalam
sampel makanan merk “Quatker Oats cokelat” adalah 189,9335 mg Ca/100gram.
Yang berarti dalam 100 gram sampel terdapat 189,9335 mg kalsium. Sehingga
makanan ini mempunyai kalsium yang cukup dan bergizi baik untuk dikonsumsi.
9. Kesimpulan
Pada analisa kadar Ca kali ini, dengan menggunakan sampel makanan
instan dengan merk “Quatker Oats cokelat” dimana sampel ini terlebih dahulu
82
diabukan, didapatkan kadar Ca dalam sampel makanan merk “Quatker Oats cokelat”
adalah 189,9335 mg Ca/100gram, atau dalam 100 gram sampel terdapat 189,9335
mg kalsium.
DAFTAR PUSTAKA
http://heldaluvchemeng.blogspot.com/2010/10/permanganometri.html
http://www.anneahira.com/kalsium.htm
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/kalsium/
http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/manfaat-kalsium-bagi-tubuh-anda/
Id.wikipedia.org/wiki/permanganometri
83
PENETAPAN KADAR BESI
PADA SAMPEL MAKANAN
1. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar besi yang terdapat pada sampel
2. Untuk melatih mahasiswa dalam pemeriksaan kadar besi pada sampel
3. Metode
Metode yang digunakan pada pemeriksaan kadar besi yaitu pemeriksaan dengan
spektrofotometer
4. Prinsip
Fe2+ menjadi Fe3+ dengan oksidator K2S2O8 (potasium persulfat). Fe3+direaksikan
dengan KSCN (ferry thiosianat) yang akan membentuk warna merah. Warna diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 480nm
5. Reaksi
84
6. Dasar teori
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian
banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa
kimia.Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam
menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi
sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa.
Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet (200 – 350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa.
Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu
promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke
orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv
atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron. Molekul-
molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan
menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan
energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang.
Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna)
mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan dari pada senyawa yang
menyerap pada panjang gelombang lebih pendek .
Zat besi adalah suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi
seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh.Besi juga merupakan komponen
dari hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan
mengantarkannya ke jaringan tubuh.
Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan
ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Dalam tubuh manusia zat besi memiliki
fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan dan mengangkut electron di dalam proses pembentukan energi di dalam
sel. Untuk mengangkut oksigen, zat besi harus bergabung dengan protein
membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah dan myoglobin di dalam serabut
85
otot. Bila bergabung dengan protein di dalam sel zat besi membentuk enzim yang
berperan di dalam pembentukan energi di dalam sel.Makanan mengandung 2 jenis
zat besi, yaitu:
1. Zat besi heme, yang terutama ditemukan dalam makanan produk
hewani
2. Zat besi non-heme, yang merupakan lebih dari 85% zat besi dalam
makanan sehari-hari. Heme diserap lebih baik daripada non-heme. Tetapi
penyerapan zat besi non-heme akan meningkat jika dikonsumsi bersamaan dengan
protein hewani dan vitamin C. Kekurangan zat besi merupakan kekurangan zat
makanan yang paling banyak ditemukan di dunia, menyebabkan anemia pada laki-
laki, wanita dan anak-anak.
Fe terdapat dalam bahan makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran
berwarna hijau tua.Pemenuhan Fe oleh tubuh memang sering dialami sebab
rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama dari sumber Fe nabati
yang hanya diserap 1-2%.Penyerapan Fe asal bahan makanan hewani dapat
mencapai 10-20%.Fe bahan makanan hewani (heme) lebih mudah diserap daripada
Fe nabati (non heme).Keanekaragaman konsumsi makanan sangat penting dalam
membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran protein
hewani, vitamin C, vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat
meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengkonsumsi
makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A. Makanan
sumber zat besi umumnya merupakan sumber vitamin A. Zat besi punya peran vital
bagi tubuh kita. salah satu fungsi utamanya adalah transportasi utama dalam
mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh, selain itu zat besi berperan dalam
produksi hemoglobin dan menyokong sistem kekebalan tubuh. Jika kekurangan zat
besi, resiko terserang penyakit jadi besar.Kebutuhan zat besi pada pria dewasa
antara 40 – 50 miligram per kilogram berat badan.Sementara bagi perempuan
antara 35 – 50 miligram per kilogram berat badan,
jika kekurangan zat besi, gejala yang timbul diantaranya rasa lelah yang cepat
terasa, biasanya dibarengi dengan rasa ngilu, pusing kepala, mual, berkurangnya
86
nafsu makan, hingga berujung pada anemia. Pada wanita hamil, kasus ini harus
dihindari agar tak mengganggu kesehatan janin dan ibu yang mangandung.Agar
terhindar dari situasi kekurangan zat besi, perbanyak konsumsi makanan yang kaya
kandungan besi, seperti daging tanpa lemak, kerang, hati, telur, tiram, unggas dan
ikan ikanan.Sementara sumber nabati bisa diperoleh dari kacang kacangan, kentang,
nasi, gandum, dan sayur sayuran, khususnya bayam.Selain kaya zat besi, bayam
ternyata mengandung vitamin C, E dan memilikikadar antioksidan tinggi, selain
bagus untuk memenuhi kebutuhan zat besi bagi tubuh, bayam berkasiat
memelihara jantung, menghindari stroke, dan kanker. Untuk mempermudah
penyerapan zat besi dalam tubuh, konsumsi protein hewani dengan makanan yang
mengandung vitamin C dalam satu hidangan kombinasi daging tanpa lemak dan
bayam merupakan salah satu resep yang cocok untuk memenuhi kebutuhan zat besi
dalam tubuh.
3. Alat dan Bahan
1. Alat
1. Tabung reaksi dan raknya
2. Spektrofotometer
3. Pipet volume
4. Pipet ukur
5. Beaker glass
6. Bahan
87
1. Larutan besi standar
2. Aquabidest
3. Aquadest
4. H2SO4 pekat
5. K2S2O8
6. KSCN
7. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Standar :
1. Disiapkan 5 buah tabung reaksi dan diberi tanda 0,5 ; 1,0 ; 2,0 ; 4,0 ; 5,0
2. Pada masing masing tabung dipipet larutan standar besi sebanyak 0,5 mL; 1,0
mL; 2,0 mL; 4,0 mL; dan 5,0 mL dan dimasukkan ke dalam masing – masing
tabung sesuai tanda label
3. Ke dalam masing masing tabung ditambahkan aquabidest sampai volume
dalam tabung menjadi 5,0 mL
4. Ke dalam masing – masing tabung ditambahkan larutan H2SO4 pekat
sebanyak 0,5 mL lalu di homogenkan
5. Ke dalam masing – masing tabung ditambahkan larutan K2S2O8 sebanyak 1,0
mL lalu di homogenkan
6. Ke dalam masing – masing tabung ditambahkan larutan KSCN sebanyak 2,0
mL lalu di homogenkan
7. Masing – masing tabung diencerkan sampai volume 15 mL dengan
menggunakan aquabidest
88
8. Dibaca serapan warnanya dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 480 nm
9. Pembuatan Larutan Blanko
1. Dipipet larutan aquabidest sebanyak 5,0 mL lalu dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
2. Ke dalam tabung ditambahkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 0,5 mL lalu di
homogenkan
3. ditambahkan larutan K2S2O8 sebanyak 1,0 mL lalu di homogenkan
4. ditambahkan larutan KSCN sebanyak 2,0 mL lalu di homogenkan
5. diencerkan sampai volume 15 mL dengan menggunakan aquabidest
6. Dibaca serapan warnanya dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 480 nm
7. Pengukuran Sampel
1. Dipipet sampel sebanyak 5,0 mL lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ke dalam tabung ditambahkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 0,5 mL lalu di
homogenkan
3. ditambahkan larutan K2S2O8 sebanyak 1,0 mL lalu di homogenkan
4. ditambahkan larutan KSCN sebanyak 2,0 mL lalu di homogenkan
5. diencerkan sampai volume 15 mL dengan menggunakan aquabidest
6. Dibaca serapan warnanya dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 480 nm
89
7. Hasil Pengamatan
Absorban larutan blanko : 0,003
Absorban standar 0,5 mL : Perulangan I = 0,351
Perulangan II = 0,336
Perulangan III = 0,353
Rataan = 0,3467
Absorban Standar 1 mL :0,620
Absorbansi Sampel : 0,032
Standar 1 mL sebanding dengan 0,1 mg Fe3+
Penghitungan :
Y = ax + b
Y = absorban
X = konsentrasi
Perhitungan nilai a menggunakan nilai absorban dari standar. Nilai absorban dari
standar dimasukkan ke persamaan y = ax + b dimana nilai absorban dimasukkan
menggantikan konstanta y dan nilai absorban blanko dimasukkan menggantikan
konstanta b sehingga persamaannya menjadi :
Standar 0,5 mL : y = ax + b
0,3467 = a(0,1 x 0,5) + 0,003
A1 = 6,87
90
Standar 1,0 mL : y = ax + b
0,620 = a(0,1 x 1) + 0,003
A2 = 6,175
Rataan = a 1+a 2
2=6,87+6,175
2=6,5225
Didapat nilai a = 6,5225 dan dimasukkan ke dalam persamaan y = ax + b sehingga
persamaannya menjadi :
Y = 6,5225x + 0,003
Kadar sampel dapat dicari dengan memasukkan nilai absorban sampel ke
persamaan y = 6,5225x + 0,003 dengan memasukkan absorban sampel
menggantikan konstanta y sehingga persamaannya menjadi :
Y = 6,5225x + 0,003
0,032 = 6,5225x + 0,003
X = 0,0044
Perhitungan kadar Fe dalam sampel =
1005
xmg Fe (nilai x ) x 100jumlah yang diabukan
= 100
5x0,0044 x 100
2,106
= 4,21 mg/100g
8. Pembahasan
91
Praktikum penentuan kadar fe ini bertujuan untuk mengetahui kadar fe pada
sampel, pemeriksaan fe ini menggunakan metode spektrofotomtri. Prinsip dari
praktikum ini adalah Fe2+ Fe3+ dengan oksidator K2S2O8 (Potasium Persulfat), Fe3+
direaksikan dengan KSCN Ferry thisianat yang berwarna merah, warna diukur
pada panjang gelombang 480 nm.
Praktikum penetapan kadar Fe pada sampel sereal memperoleh hasil 4,21
mg/100gr. Hasil ini melebihi dari kadar fe yang tercantum pada kemasan sereal oats
cracker yaitu sebsar 3 mg/100 gr. Pada penetapan ini yang harus diperhatikan
adalah ketika pemipetan larutan, diusahakan tepat karena kesalahan dalam
pemipetan dapat menghasilkan hasil yang menyimpang. Pengocokan atau
penghomogan larutan sangat penting dilakukan setiap menambahkan larutan ke
campuran yang akan diperiksa. Karena penghomogenan larutan akan dapat
memperlancar reaksi reduksi oksidasi pada larutan, seperti pada KSCN akan
bereduksi apabila telah bercampur sempurna dengan H2SO4 dan raksi Fe3+ dapat
berjalan dengan sempurna.
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah
merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan.Kekurangan zat besi dalam
makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi
atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah.
Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita hamil, wanita
menyusui, dan wanita usia subur pada umumnya, karena fungsi kodrati. Peristiwa
kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Karena itu
menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih tinggi ketimbang kelompok
lain. Kelompok lain yang rawan AGB adalah anak balita, anak usia sekolah, dan
buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah.
Sumber utama Fe adalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta
sayuran berwarna hijau tua.Kesulitan utama untuk memenuhi kebutuhan Fe adalah
rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama sumber Fe nabati yang
hanya diserap 1-2%.Sedangkan tingkat penyerapan Fe makanan asal hewani dapat
92
mencapai 10-20%.Ini berarti bahwa Fe pangan asal hewani (heme) lebih mudah
diserap daripada Fe pangan asal nabati (non heme).
9. Kesimpulan
Pada praktikum penetapan kadar Fe kali ini, dengan menggunakan sampel
sereal instan dengan merk “Quatker Oats cokelat” dimana sampel ini terlebih
dahulu diabukan, didapatkan kadar Fe dalam sampel sereal merk “Quatker Oats
cokelat” adalah 4,21 mg Fe/100gram, atau dalam 100 gram sampel terdapat 4,21
mg zat besi.
DAFTAR PUSTAKA
http://medicastore.com/penyakit/275/Kekurangan_&_Kelebihan_Zat_Besi.html
http://www.nutrisibali.com/details.php?aid=6
http://jundul.wordpress.com/2008/09/13/pesan-5-makanlah-makanan-sumber-zat-besi/
http://3p1padmanaba79.blogspot.com/2008/02/asupan-zat-besi-pada-anak-apa-yang.html
93
ANALISIS ALKOHOL
1. Tujuan
Untuk mengetahui besarnya kadar alkohol dan kadar gula pada sampel minuman
2. Prinsip
1. Analisis Alkohol
Prinsip analisis alkohol adalah 100 ml sampel dituang pada gelas ukur 100 ml
kemudian dicelupkan alkoholmeter dan dibaca skala yang terbaca pada
alkoholmeter.
2. Analisis Kadar Gula
Diteteskan satu tetes sampel alkohol pada alat refraktometer, dibaca skala
pada refraktometer dengan menghadapkan alat ke cahaya.
3. Reaksi
4. Dasar Teori
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol.Hal ini disebabkan
karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman
tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya.Begitu juga dengan alkohol yang
94
digunakan dalam dunia famasi.Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol.
Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi
anonim,2010).
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk
senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain
(anonim,2010).
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi,
pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang
dikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas
sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan
atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut
juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama
spirtus (anonim,2010).
Alat yang digunakan untuk memeriksa indeks bias suatu senyawa disebut
refraktometer (Tim Dosen Kimia Analisis Instrumen. 2008: 27-28).
Misalkan seberkas cahaya monokhromatik yang bergerak dalam suatu vakum
(ruang hampa) membentuk sudut datang dengan garis normal pada permukaan zat
a, dan misalkan a, adalah sudut-bias dalam zat tersebut. Maka konstanta dalam
hokum snell disebut indeks bias zat a dan ditulis na. Indeks bias bergantung bukan
hanya pada macam zat tetapi juga pada panjang gelombang cahaya. Bila panjang
gelombang tidak disebutkan, biasanya indeks bias yang diambil ialah indeks bias
cahaya kuning lampu natrium yang panjang gelombang gelombangnya 589 nm
(Sears. 1994: 911).
Prisma banyak macam bentuknya, dan bagaimanapun bentuknya dalam segala
bentukannya yang banyak merupakan alat optik yang sangat berguna. Hanya lensa
yang berada di atasnya dari segi kegunaannnya. Perihal prisma yang memantul
sempurna telah dibicarakan secara singkat. Sekarang akan kita bicarakan deviasi
(penyimpangan) dan dispersi (penguraian) cahaya yang disebabkannya (Sears.
1994: 917).
95
Standar ini berisi antara lain prosedur penuntun indeks bias (n) relatif
mineral transparan dalam bentuk butiran atau pecahan mineral transparan
berukuran (+/-) 0,6 mm atau berat kira-kira 0,01 g dalam medium rendam yang
diketahui indeks biasnya dengan menggunakan mikroskop dan iluminasi miring.
Prosedur pengujian menggunakan mikroskop stereoskop dan mikroskop polarisasi
sinar tembus atau berdasarkan posisi relative bayangan gelap pada butiran mineral
dan cairan (Badan Standarisasi Nasional. 2008: 1).
Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s)
atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau l86.282,4 mil per detik (mil/s)
atau 670.616.629,38 mil per jam (mil/h). Kecepatan cahay ditandai dengan huruf c,
yang berasal dari bahasa Latin celeritas yang berarti “kecepatan”, dan juga dikenal
sebagai konstanta Einstein (Anonim. 2008: 1).
Beberapa materi kristal menunjukkan efek refraksi ganda, jika kristal tersebut
mampu menguraikan berkas cahaya yang lewat padanya, menjadi dua bagian
dengan tenaga yang setara serta sudut uraian yang kecil. Kedua bagian sinar hasil
uraian ini Nampak sebagai cahaya terpolarisasi bidang yang saling tegak lurus satu
sama lainnya. Indeks refraksi dan juga absorpsivitas suatu medium untuk
komponen putar kiri dan putar kanannya dapat mempunyai nilai yang berbeda
(Khopkar. 2007: 292).
Mengukur kadar bioetanol dalam cairan fermentasi adalah salah satu hal
penting yang harus kita ketahui, jika kita ingin membuat bioetanol. Ada banyak cara
untuk mengukur bioetanol. Mulai dari cara yang paling mudah, rumit, dan paling
canggih. Setiap metode pengukuran memiliki keunggulan dan kekurangannya
sendiri-sendiri.Beberapa metode itu adalah analisis dengan GC (Gas
Chromatography), HPLC (High Performance Liquid Chromatography), metode
enzym, dan hydrometer. Tiga metode yang pertama sangat sensitif, dapat
mengukur kadar bioethanol dalam konsentrasi yang sangat rendah, tetapi juga
lebih rumit dan mahal. Metode enzym relatif lebih mudah dan murah dibandingkan
dengan metode GC atah HPLC.Saat ini tersedia beberapa produk enzym kit untuk
mengukur bioetanol.Tetapi metode ini masih cukup mahal untuk ukuran UKM atau
rumahan.Metode terakhir adalah metode yang paling mudah, murah, tetapi juga
96
kurang teliti. Meskipun begitu untuk ukuran UKM atau rumahan rasanya sudah
cukup memadai (anonim,2010).
Alat untuk mengukur kadar etanol tersebut juga dikenal dengan nama
alkohol meter atau hydrometer alkohol. Alat ini sebenarnya digunakan dalam
industri minuman keras (bir, wine) untuk mengukur kandungan alkohol dalam
minuman tersebut. Di bagian atas alkohol meter tersebut dilengkapi dengan skala
yang menunjukkan kadar alkohol. Prinsip kerjanya berdasarkan berat jenis
campuran antara alkohol dengan air (anonim,2010).
Pengunaan alkohol meter sangat sederhana. Pertama masukkan bioetanol
ke dalam gelas ukur atau tabung atau botol yang tingginya lebih panjang dari
panjang alkohol meter. Kemudian masukkan batang alkohl meter ke dalam gelas
ukur. Alkohol meter akan tenggelam dan batas airnya akan menunjukkan berapa
kandungan alkohol di dalam larutan tersebut (anonim,2010).
5. Alat dan bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
6. Gelas ukur 100 ml
7. Pipet tees
8. Beaker gelas
9. Refraktometer
10. Alkoholmeter
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Sampel minuman vodka Mix Max
97
11. Prosedur
1. Analisis Alkohol
12. 70 ml sampel alkohol dituang ke gelas ukur ukuran 100 ml
13. Dimasukkan alkoholmeter pada sampel
14. Sedikit diputar tanpa menyentuh dinding tabung dan diamati hasilnya
15. Angka yang terlihat menunjukkan kadar alkohol pada sampel.
1. Analisis Kadar Gula
16. Diteteskan satu tetes sampel alkohol pada refraktometer
17. Diamati refraktometer dengan menghadapkannya ke arah cahaya
18. Dibaca skala paling kiri diantara warna terang dan gelap yaitu antara warna
kuning dan biru muda
19. Angka yang tertera menunjukkan kadar gula pada sampel minuman.
20. Hasil Pengamatan
1. Analisis Alkohol
Pemeriksaan kadar alkohol pada sampel memperoleh hasil alkoholmeter tidak
mampu mendeteksi kadar alkohol pada sample dibawah 5%, karena sampel
minuman yang diperiksa ini tertera dalam kemasan sejumlah 4,8%.
2. Analisis Kadar Gula
98
Kadar gula sampel minuman yang diperiksa dengan refraktometer adalah
sebesar 9,6%.
3. Pembahasan
Praktikum uji kadar alkohol dan kadar gula kali ini menggunakan sampel
minuman Mix Max. Minuman ini termasuk minuman beralkohol golongan A.
Berdasarkan Kepres No.3 tahun 1997 tentang pengawasan dan pengendalian
minuman beralkohol, minuman beralkohol dapat dibedakan menjadi tiga golongan
yaitu golongan A dengan kadar etanol 1% sampai 5 % ; golongan B dengan kadar
etanol 5% sampai 20 % ; dan golongan C dengan kadar etanol 20% sampai 55%.
Sampel kali ini yaitu minuman Mix Max termasuk ke dalam minuman
beralkohol golongan A dengan kadar alkohol yang tercantum pada labelnya adalah
mengandung alkohol 4,8%. Minuman ini termasuk wine dengan aroma
buah,berwarna hijau, mengandung ekstrak lecy dan nanas dan mengandung alkohol
kurang dari 5 %.
Uji kadar alkohol menggunakan prinsip berat jenis minuman. Sampel
minuman dituang ke dalam gelas ukur, kemudian alat dimasukkan ke dalam gelas
ukur, usahakan tidak mengenai dinding gelas ukur, alat akan mengambang dan
menunjukkan kadar alkohol dalam sampel.
Pada praktikum kali ini dengan menggunakan sampel minuman Mix Max,
didapatkan kadar alkohol pada sampel sebesar 0 % atau tidak terdeteksi. Minuman
ini seharusnya mengandung kadar alkohol sebesar 4,8 % seperti pada label
minuman. Hal ini disebabkan karena kadar alkohol sampel di bawah 5% , tidak dapat
terdeteksi dengan baik dengan menggunakan cara ini. Karena itu, pengukuran kadar
alkohol dengan sampel yang mengandung alkohol dibawah 5% dengan
menggunakan metode ini hasilnya tidak valid. Cara mengukur kadar alkohol dengan
metode ini hanya dapat digunakan untuk mengukur sampel dengan kadar alkohol
yang tinggi.
99
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung zat etanol, zat
psikoaktif yang bila dikonsumsi akan mengakibatkan kehilangan kesadaran.
Minuman beralkohol merupakan minuman keras yang termasuk kategori jenis zat
narkotika yang mengandung alkohol.Minuman keras alkohol mengandung etil
alkohol dari hasil fermentasi madu, gula, sari buah, atau umbi – umbian.Kandungan
etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minuman keras beralkohol biasanya
berkisar antara sekitar 18%. Kandungan alkohol yang lebih tinggi dapat diperoleh
dari proses distilasi terhadap produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi.
Minuman beralkohol yang mengandung etanol memiliki dampak yang sangat
buruk terhadap kesehatan.Konsentrasi alkohol yang kita minum beredar dalam
darah menimbulkan euphoria ringan dan stimulasi terhadap prilaku lebih aktif
seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol dalam darah yang dapat
menimbulkan mabuk dan penurunan kesadaran.Dalam jangka panjang dapat
menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan hati, tekanan darah tinggi, stroke,
kanker saluran pencernaan, gangguan pencernaan, impotensi, dan kerusakan otak.
Selain mengukur kadar alkohol, praktikum kali ini juga mengukur kadar gula
dengan menggunakan alat refraktometer. Gula dalam sampel akan terrefraksi oleh
cahaya membentuk bias warna. Kadar gula dapat dilihat dari skala yang ditunjuk
oleh warna hitam dalam refraktometer. Pada praktikum kali ini didapatkan kadar
gula sebesar 9,6%. Kadar gula dalam sampel cukup tinggi, karena selain
menggunakan pemanis buatan, dalam sampel minuman juga terkandung sari buah
nanas dan lecy yang juga mengandung gula sehingga kadar gula yang terkandung
dalam sampel cukup tinggi.
Dengan kadar gula yang tinggi dan mengandung alkohol, minuman Mix Max
bukanlah minuman yang sehat dan tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi
karena minuman beralkohol berdampak sangat buruk bagi kesehatan.
4. Kesimpulan
100
Praktikum analisis kadar alkohol dan kadar gula pada sample minuman
memperoleh hasil sebagai berikut:
1. Analisis Alkohol memperoleh kadar alkohol <5%, dan tidak bisa dideteksi oleh
refraktometer karena kadar alkohol dibawah 5%.
2. Analisis kadar gula pada sampel ini memperoleh hasil 9,6%. Hasil kadar gula yang cukup
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Alkohol.http://www.wikipedia.org.diakses tanggal 3 juni 2011. Denpasar
Denpasar, 5 Juni 2011
Pembimbing I Ketua Kelompok I
A.A. Nanak Antarini, SST, M.Si Cahya Septia Sardiawan
101
Pembimbing II
Ni Wayan Rika Kumara Dewi, S.Si
Penanggung Jawab Mata Kuliah Analisis Makanan dan Minuman
Ni Putu Agustini, S.KM, M.Si
102