analisis interaksi lisan naskah drama

Upload: yunita-dwie-culun

Post on 07-Jul-2015

290 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Nama NIM Dosen Pengampuh

: Elvrin Septyanti : 20102506038 : Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M.Pd. Dra. Sri Utami, M.Hum.

Ujian Semester

: Wacana Bahasa Indonesia

3) ANALISIS INTERAKSI LISAN NASKAH DRAMA JAKA TUMBAL Saduran dari HAMLET Karya Shakespeare

JAKA TUMBAL (http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/08/jaka-tumbal-contoh-cuplikannaskah_17.html)

Dialog Nahkah Drama Jaka Tumbal Babak ke-4 Td (Masuk ulama-ulama dan lain-lam yang merupakan pawai azmat. Dibelakangnya jenazah Yuta Inten, Jalu Wulung, beserta pengabung-pengabung. Selanjutnya Prabu, Ratu, Pengawal dan lam-lain). Akhir Adegan 1, di pekuburan, saat Yuta Intern dikuburkan. TUMB : Sri Ratu, orang-orang pura I Siapa dihantar dengan upacara kecil ini? Ini berarti bahwa jenazah itu dengan semenamenaMengakhiri berpangkat Mari sembunyi sambil melihat (Ke samping bersama Arya Lontar). WUJU : Tambah Upacara ! hidupnya sendin, dan dia

Interaksi Lisan Gr Gl Pt

TUMB

: Itu Jalu Wulung, anak muda budiman, perhatikan.

WUJU

: Tambah Upacara !

ULAMA : Upacara sudah seluas-luasnya dalam batas tanggung jawab kami. Meninggalnya tidak patut, dan jika tak ada

kekuasaan yang mengatasi peraturan, sampai kiamat dia takkan bermakam di tempat kudus : tak ada do'a suci, tapi batu, beling dan krikillah yang

dilemparkan padanya; Namun dia dapat karangan bunga dan penaburan kembang untuk perawan, dan penghormatan tahli) serta makam keramat, WUJU : Tak ada penghormatan lagi ?

ULAMA : Tak ada. Adat akan kami najiskan, pabila kami nyanyikan adzan untuknya, seperti untuk orang yang mati suci

WUJU

: Letakkan dalam tanah supaya dari tubuh yang elok tak ternoda itu tumbuh bunga-bunga ! Hai. Ulama yang keras hati bagai bidadari adikku beidarma, jika kau sedih meringkuk

Dialog Nahkah Drama Jaka Tumbal Babak ke-4 Td TUMB : Apa ? Yuta Inten Jelita ?

Interaksi Lisan Gr Gl Pt

RATU

: (Menabur bunga di atas jenasah) Inten dan segala permata, S'lamat tinggal. Pernah kuharap kau menjadi istn Jaka Tumbal, Juwita dan kutaburkan bunga atas pelaminanmu, Dan tiada di kuburan

WUJU

: O, tiga kali celaka. Timpalah sepuluh ganda tiga lipat. Kepala pendurjana yang dengan jahat memadamkan cahaya budimu ! Hai, jangan ditutup dulu, Sebelum kupeluk dia sekali lagi. (Melompat dalam Liang Kubur) Tumpukkan zat-Mu atas yang hidup dan yang mati, dan bikin gunung dari daratan ini, lebih tinggi. Dan Suralaya di atas yang biru dan berawan

TUMB

: (Melangkah maju) Siapa dia, yang ratapannya Selantang itu ? Yang keluh-kesahnya menghambat jalannya bintang serta menghentikan mereka, Terperanjat oleh suaranja ? Ini aku, Jaka Tumbal, Orang Pangruatan ! (Melompat ke dalam kubur)

WUJU

: Setan mencabut jiwamu !

TUMB

: Do'amu tak enak ! Hai lepaskan kerongkonganku! Benar aku tak garang dan geram, tapi ada sesuatu padaku yang berbahaya, dan sadarlah, kalau tak mau celaka ! Lepas!

PRAB RATU

: Pisahkan mereka ! : Tumbal ! Tumbal !

SEMUA : Tuan - tuan ! LONT : Pangeran sabarlah ! (Para pengiring Prabu melerai mereka, dan meieka keluar dan bang kubur) Dialog Nahkah Drama Jaka Tumbal Babak ke-4 Td TUMB : Nah, 'ku mau berkelahi dengan dia tentang mi, sampai kelopak mataku tak bergetar lagi RATU : Tentang apa anakku ? Interaksi Lisan Gr Gl Pt

TUMB

: Aku cinta Yuta Inten Empat puluh ribu kakak dengan jumlah cintanja tak dapat memadai Cintaku Apa hendakmu dengan dia ?

PRAB RATU TUMB

: Dia gila, tenanglah, Jalu Wulung. : Demi Allah, jangan dilayani dia! : Demi Tuhan, katakan, apa maksudmu ? Menangis, berkelahi. puasa, potong siri? Minum cukak ? Makan buaya ? Nah, Aku juga! Kau datang untuk meratapi dia ?

Menantang aku dengan tampat di bang kuburnya? Ikutlah terkubur hidup-hidup, dan aku menyusul! dan kalau kusebut gununggunung, boleh kita Disungkup tanah benuta-juta bahu, Hingga puncaknya dibakai Cakrawala. Dan Gunung Mahameru sebesar kutil ! Ya, kalau kau bermulut besar, akupun bisa RATU : Ini sungguh gila Sementara saja badainja mengganas ; Tapi segera ia menjadi sabar dan diam, Laksana merpati betina yang telurnya menetes jadi anak burung kencana. TUMB : Hai, tuan Mengapa kau peilakukan daku demikian ? Kau selalu kuanggap kawanku, tapi mengapa; Kucing mengeong dan anjingpun menyalak dan mendengking (Keluar) PRAB : Arya Lontar, jaga dia betul (Arya Lontar keluar) (Kepada Jalu Wulung) Sabarlah, berdasai rembukan kita semalam, perkaia ini segera kita selesaikan Dinda, suruh orang menjaga puteramu, -

Kubur ini akan dapat peringatan hidup Segera kita alami masa damai dan njaman ; Sebelumnya kita hendaknya sabar berjalan. (Semua keluar)

Kesimpulan: