analisis inflasi, bi rate, kurs rupiah, dan jumlah uang...

114
ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG BEREDAR, TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Heryanto 103081029228 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: duongtuyen

Post on 30-Jan-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG BEREDAR,

TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

Heryanto

103081029228

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Hari ini Kamis Tanggal 3 Juni 2010, telah dilakukan ujian komprehensif atas

nama Heryanto NIM 103081029228 dengan judul skripsi “ANALISIS INFLASI,

BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG BEREDAR, TERHADAP

VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Dengan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Juni 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indo Yama Nasaruddin. SE, MAB M. Arief Mufraini, Lc. M.Si Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli

Page 3: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG BEREDAR,

TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Sebagai Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Heryanto

NIM : 103081029228

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19741127 2001121 002

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H / 2010

Page 4: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG BEREDAR,

TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Heryanto

NIM : 103081029228

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19741127 2001121 002 Penguji Ahli I Penguji Ahli II Herni Ali H.T, SE, MM M. Arief Mufraini, Lc. M.Si NIP. 19770122 2003121 001

Penguji Proposal

Murdiyah Hayati S.Kom. MM NIP. 19741003 2003122 001

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H / 2010

Page 5: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

Telp : (62-21) 7493318, 7496006, 74715705, Fax (62-21) 7496006, 74715705 Website : www.uinjkt.ac.id email : [email protected] / [email protected] Jl. Ir. H. Juanda no. 95, Ciputat 15412 Indonesia

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Heryanto

NIM : 103081029228

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan

replikasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus

melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya

dibatalkan.

Demikian pernyataan ini di buat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 3 Juli 2010

(Heryanto)

Page 6: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of inflation, BI rate, exchange rates, and the broad money on volume of stock trading in the Indonesia Stock Exchange since January 2006 until December 2009 by using multiple linear regression analysis. Results of multiple regression analysis found that BI rate has a significant variable and has a negative correlation betwen the volume of stock trading in the Indonesia Stock Exchange, while variable inflation, exchange rates and broad money does has not significantly influence the volume of stock trading in the Indonesia Stock Exchange.

Keyword : Inflation, BI rate, Exchange rates, Broad Money, Volume of Stock Trading

Page 7: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, BI rate, kurs rupiah, dan jumlah uang beredar terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dari bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi linier berganda ditemukan bahwa variabel BI rate berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan negatif terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, sedangkan variabel inflasi, kurs rupiah dan jumlah uang beredar tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci : Inflasi, BI rate, Kurs Rupiah, M2, Volume Perdagangan Saham.

ii

Page 8: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan

curahan Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan

judul “Analisis Inflasi, BI rate, Kurs Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar

Terhadap Volume Perdagangan Saham Di Bursa Efek Indonesia”. Shalawat

serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad

SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan

dukungan dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Ayah dan Ibu saya tercinta yang telah mendidik, membimbing, dan mengasuh

dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang besar dan tulus serta tidak

pernah berhenti memberikan dorongan, perhatian, dan doa.

2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pudek I sekaligus Pembimbing I yang

telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk

memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan sehingga penyusunan skripsi ini

dapat berjalan dengan baik.

3. Bpk Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB selaku Kajur sekaligus Pembimbing II

yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan

bimbingan, petunjuk, dan masukan yang sangat berharga mulai dari persiapan,

pelaksanaan penelitian sampai terselesaikannya skripsi ini.

4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bpk Herni Ali H.T SE, MM dan Bpk Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Penguji

Ahli Skripsi

iii

Page 9: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

iv

6. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom. MM selaku Penguji Proposal Skripsi.

7. Para Dosen Jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmu dan bimbingan

selama masa Perkuliahan.

8. Seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah bersedia

membantu dalam segala urusan administrasi yang diperlukan.

9. Cici Yanti dan Cici Bella yang telah membantu dalam segala hal.

10. Rieke Febri Kencana yang tidak pernah lelah memberikan dorongan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-temanku Dimas dan keluarga, Dika, Marwah, Ade, Soni, Ipung,

Ajeng, Kosasih, Dada yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini.

12. Teman-temanku angkatan 2003 manajemen B yang secara langsung maupun

tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Dan berbagai pihak yang telah banyak membantu tetapi namanya tidak dapat

disebutkan satu per satu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis

kepada mereka.

Semoga atas semua bantuannya diberikan balasan yang setimpal dan pahala yang

berlipai-lipat dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih

banyak terdapat kelemahan dan kekurangan baik dari segi materi bahasan

manupun teknis penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan dan

menghargai berbagai saran dan kritik guna menwujudkan karya ilmiah yang lebih

baik.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa

selalu memberikan kemudahan bagi kita semua dalam meraih masa depan yang

lebih baik. Amin.

Jakarta Juni 2010

Penulis

Page 10: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

DAFTAR ISI

ABSTRACT ................................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI . .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian .................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 9

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................ 10

1. Tujuan Penelitian ............................................................ 10

2. Manfaat Penelitian .......................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 12

A. Kajian Teori .......................................................................... 12

1. Saham ............................................................................. 12

2. Volume Perdagangan Saham .......................................... 14

3. Tingkat Inflasi ................................................................. 16

4. BI rate ..............................................................................23

5. Kurs Rupiah .................................................................... 30

6. Jumlah Uang Yang Beredar ............................................ 37

B. Penelitian Terdahulu ............................................................. 41

C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 43

D. Hipotesis ............................................................................... 45

vi

Page 11: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 46

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 46

B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 46

C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 46

D. Metode Analisis .................................................................... 47

1. Uji Normalitas ................................................................ 47

2. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 48

a. Uji Multikolinieritas ................................................. 48

b. Uji Autokorelasi ....................................................... 49

c. Uji Heteroskedatisitas ............................................... 50

3. Analisis Regresi Linier Berganda ................................... 50

4. Uji Koefisien Determinasi R2 ......................................... 51

5. Uji Hipotesis ................................................................... 52

a. Uji F .......................................................................... 52

b. Uji t ........................................................................... 52

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 56

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................... 56

B. Deskripsi Data ...................................................................... 58

1. Volume Perdagangan Saham .......................................... 58

2. Tingkat Inflasi ................................................................. 60

3. BI rate ............................................................................. 62

4. Kurs Rupiah .................................................................... 63

5. Jumlah Uang Beredar ...................................................... 65

C. Hasil Analisa dan Pembahasan ............................................. 67

1. Deskripsi Data Dalam Variabel ...................................... 67

2. Uji Normalitas ................................................................ 68

3. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 70

a. Uji Multikolinieritas ................................................. 70

b. Uji Autokorelasi ....................................................... 71

vii

Page 12: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

c. Uji Heterokedastisitas .............................................. 71

4. Analisis Regresi Linier Berganda .................................. 72

5. Uji Koefisien Determinasi .............................................. 74

6. Uji Hipotesis ................................................................... 75

a. Uji F ......................................................................... 75

b. Uji t ........................................................................... 76

D. Interpretasi ............................................................................ 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 80

A. KESIMPULAN .................................................................... 80

B. SARAN ................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 82

LAMPIRAN .................................................................................................. 87

viii

Page 13: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Volume Perdagangan Saham 2006-2009 ............................. 58

Table 4.2 Tingkat Inflasi 2006-2009 .................................................... 60

Tabel 4.3 BI rate 2006-2009 ................................................................. 62

Tabel 4.4 Kurs Rupiah 2006-2009 ....................................................... 64

Tabel 4.5 Jumlah Uang Beredar 2006-2009 ......................................... 65

Tabel 4.6 Deskripsi Dalam Variabel ..................................................... 67

Tabel 4.7 Uji Normalitas ...................................................................... 69

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas ............................................................. 70

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi .................................................................... 71

Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda ......................................... 73

Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi R2 ............................................... 75

Tabel 4.12 Uji F ...................................................................................... 76

Tabel 4.13 Uji t ....................................................................................... 76

ix

Page 14: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pandangan klasik dalam menentukan tingkat bunga ............ 27

Gambar 2.2 Pandangan Keynes mengenai tingkat bunga ........................ 28

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pemikiran .................................................. 44

Gambar 4.1 Grafik Volume perdagangan Saham 2006 – 2009 ................ 60

Gambar 4.2 Grafik Inflasi 2006 – 2009 .................................................... 61

Gambar 4.3 Grafik BI rate 2006 – 2009 ................................................... 63

Gambar 4.4 Grafik Kurs Rupiah 2006 – 2009 .......................................... 65

Gambar 4.5 Grafik Jumlah Uang Beredar 2006 – 2009 ........................... 66

Gambar 4.6 Uji Normalitas ...................................................................... 68

Gambar 4.7 Uji Heterokedastisitas ........................................................... 72

Page 15: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Investasi pada hakikatnya merupakan kegiatan meningkatkan dana

pada satu atau lebih jenis aset pada jangka waktu tertentu, dengan tujuan

mendapatkan manfaat ekonomis yang maksimal. Bagi sebagian orang,

investasi merupakan upaya untuk mengoptimalkan hasil dari sisa penghasilan

yang mereka miliki dengan memanfaatkan berbagai sarana investasi yang

tersedia dan berharap uang yang telah diinvestasikan akan bertambah

dikemudian hari.

Istilah investasi dapat berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.

Secara garis besar investasi dapat dibagi menjadi dua bagian, investasi dalam

bentuk aktiva riil (real assets investment) dan investasi dalam bentuk aktiva

keuangan (financial assets investment) (http://www.asiafxonline.com).

Tujuan investor melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk

menghasilkan sejumlah uang. Tetapi tujuan investor melakukan investasi yang

lebih luas adalah meningkatkan kesejahteraannya. Kesejahteraan dalam hal ini

adalah kesejahteraan keuangannya, yang bisa diukur dengan penjumlahan

pendapatan pada saat ini ditambah nilai saat ini dari pendapatan masa datang

(Nugroho, 2008).

1

Page 16: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian

suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya.

Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya

tingkat pendapatan masyarakatnya. Dengan adanya peningkatan pendapatan

tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana.

Kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk

tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga yang

diperdagangkan dalam pasar modal (Moch. Ludfi Habib, 2007).

Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal,

saham adalah jenis surat berharga yang paling dikenal masyarakat. Tujuan dari

investor menanamkan modalnya dalam bentuk saham yaitu untuk

memaksimalkan kekayaan yang didapat dari deviden atau capital gain saat

saham itu dijual. Tetapi mereka pun harus siap bila hal sebaliknya terjadi

(Nugroho, 2008).

Perkembangan dunia usaha akhir-akhir ini membuat banyak orang

membutuhkan tersedianya dana dengan cepat untuk menambah modal. Karena

pada dasarnya, setiap perusahaan membutuhkan dana dalam membiayai

kegiatan operasionalnya. Dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber,

pertama berasal dari dalam perusahaan yakni pemilik modal, maupun laba

ditahan (retairned earning). Sedangkan sumber pembiayaan lain, berasal dari

luar yakni dalam bentuk pinjaman / hutang dari pihak lain. Selain pinjaman,

perusahaan yang telah go public dalam upaya menambah dana kegiatan

2

Page 17: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

operasionalnya dapat diperoleh melalui penjualan saham pada investor /

pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual sahamnya

pada publik adalah pasar modal (Nur Vetty Karina Puspitasari, 2009).

Di lain pihak, terdapat banyak pula orang yang tertarik

menginvestasikan dananya karena menginginkan keuntungan. Melalui pasar

modal, investor sebagai pemilik dana dapat menanamkan dananya untuk

memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukan, sedangkan perusahaan

sebagai peminjam dapat menghimpun dana untuk keperluan usahanya dengan

menerbitkan dan menjual sahamnya kepada masyarakat umum.

Salah satu indikator untuk melihat tingkah laku pasar / investor yaitu

dengan melihat pergerakan volume perdagangan di pasar modal. Salah satu

kunci pokok dan sangat mempengaruhi dalam memutuskan tindakan pada

seluruh aktivitas di pasar modal adalah informasi yang lengkap. Dalam

menentukan apakah investor akan melakukan transaksi di pasar modal

biasanya ia akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang ia

miliki, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi.

Informasi tersebut akan memliki makna nilai jika keberadaan informasi

tersebut menyebabkan transaksi di pasar modal, dimana transaksi ini tercermin

melalui volume perdagangan saham. Dengan demikian, seberapa jauh

relevansi atau kegunaan suatu informasi dapat disimpulkan dengan

mempelajari kaitan antara volume perdagangan di pasar modal dengan

keberadaan informasi tersebut (Eky Wijaksono, 2007).

3

Page 18: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Pasar modal yang berfungsi sebagai perantara untuk mempertemukan

pemilik modal (investor) dengan pihak-pihak yang berupaya memperoleh

tambahan dana melalui penjualan sahamnya, diharapkan mampu berfungsi

secara optimal dalam menjembatani hubungan antara investor sebagai pemilik

dana dengan perusahaan yang menjual sahamnya untuk membiayai kegiatan

operasionalnya.

Dengan adanya pasar modal, perusahaan tidak perlu lagi mengatasi

masalah dana karena posisi yang dianggap tidak aman dapat diperbaiki dengan

menarik dana dari masyarakat melalui pasar modal dengan menjual saham

(Nugroho, 2008).

Pasar modal di Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukkan

sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang

dihasilkannya banyak dipicu oleh para peneliti maupun prkatisi dalam melihat

gambaran perekonomian Indonesia. Oleh karena itu komitmen Pemerintah

Indonesia terhadap peran pasar modal tercermin dalam UU No.8 Tahun 1995

tentang pasar modal, dimana dinyatakan bahwa pasar modal mempunyai peran

yang strategis dalam pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber

pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat

(Rustamadji, 2001:36).

Sebagai salah satu instrumen perekonomian, maka pasar modal tidak

terlepas dari pengaruh yang berkembang di lingkungannya, baik yang terjadi

di lingkungan mikro yaitu peristiwa atau keadaan para emiten, seperti laporan

kinerja, pembagian deviden, perubahan strategi perusahaan dalam rapat umum

4

Page 19: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

pemegang saham akan menjadi informasi yang menarik bagi para investor di

pasar modal. Di samping lingkungan ekonomi mikro, perubahan yang terjadi

di lingkungan ekonomi makro juga dapat memberikan pengaruh terhadap

pasar modal (Rustamadji, 2001:36).

Menurut Budiantara (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

pasar modal diantaranya adalah tingkat suku bunga dan fluktuasi nilai tukar

rupiah. Tingkat suku bunga merupakan nilai yang sangat berpengaruh terhadap

besarnya nilai sekarang dari pendapatan deviden di masa yang akan datang.

Meningkatnya tingkat bunga akan menurunkan nilai sekarang dari pendapatan

deviden di masa datang, sehingga kondisi ini akan mempengaruhi menurunnya

harga saham di pasar modal. Sebaliknya, menurunnya tingkat bunga akan

mendorong investasi dan aktivitas ekonomi, sehingga meningkatkan harga

saham.

Menurut Cahyono (2000:117) terdapat dua penjelasan mengapa

kenaikan suku bunga dapat mendorong harga saham ke bawah. Pertama,

kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku

bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara.

Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga

labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi

akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen

mungkin akanmenunda pernbeliannya dan menyimpan dananya di bank.

Akibatnya penjualanperusahaan menurun. Penurunan penjualan perusahaan

dan laba akan menekan harga saham.

5

Page 20: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Sedangkan Suta berpendapat (Moch. Ludfi Habib, 2007: 44) “Kurang

dari 0,5% dari rakyat Indonesia melakukan investasi pada saham dan obligasi,

sedangkan 40 juta penduduk Indonesia telah telah membuka rekening di bank.

Hal ini terjadi karena keuntungan investasi pada pasar modal tidak pasti,

tergantung pada mekanisme pasar, maka investor lebih memilih berinvestasi

yang dijamin pemerintah, apabila pada saat tingkat suku bunga sangat tinggi.

Jadi besar atau kecilnya nilai tingkat bunga mempengaruhi volume

perdagangan saham, karena tingkat suku bunga yang tinggi akan

mempengaruhi para investor untuk lebih memilih berinvestasi dalam bentuk

deposito dari pada dalam bentuk saham, begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi

karena para investor lebih mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya

atas dana yang telah diinvestasikan.

Hubungan antara inflasi dan tingkat bunga dapat dijelaskan dengan

persamaan Irving Fisher (Fisher Equation). Persamaan tersebut menjelaskan

bahwa tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal dikurangi dengan

inflasi. Berdasarkan data empiris, tingkat inflasi selalu lebih tinggi dari suku

bunga, akibatnya daya beli dari uang penabung atau deposan mengalami

penurunan meskipun secara absolut jumlah uangnya sudah bertambah dengan

adanya tambahan dari bunga yang diterimanya (www.

amriamir.wordpress.com).

Secara teoritis investasi pada saham dapat memberikan perlindungan

nilai (hedge) yang baik dari pengaruh inflasi karena saham merupakan klaim

terhadap aset-aset riil. Teori tersebut dikemukakan antara lain oleh Bodie

6

Page 21: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

("Common stocks as a hedge against inflation", Journal of Finance, 31, 459-

470, 1976) serta Fama dan Schwert ("Asset returns and inflation", Journal of

Business, 55, 201-231, 1977). Berdasarkan teori tersebut, tingkat

pengembalian riil dari saham seharusnya tidak terpengaruh oleh perubahan

harga-harga barang dan jasa. Berlawanan dengan teori tersebut kenyataan

empiris di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa inflasi dan tingkat

pengembalian investasi pada saham berkorelasi secara negatif dalam arti

inflasi yang sangat tinggi cenderung disertai dengan tingkat pengembalian

investasi pada saham yang rendah (Indrayadi, 2004).

Hubungan antara jumlah uang beredar dengan inflasi dapat dijelaskan

dengan teori kuatitas uang (quantity theory of money). Berdasarkan teori ini,

jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian menentukan nilai uang,

sementara pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan sebab utama

terjadinya inflasi (www.docstoc.com).

Menurut Mankiw (2003) hubungan inflasi dengan jumlah uang beredar

tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik

dalam jangka panjang, bukan dalam jangka panjang (www.docstoc.com).

Nilai kurs dolar Amerika Serikat (USD) merupakan salah satu pilihan

dari berbagai macam pilihan dalam berinvestasi. Kemudahan yang ditawarkan

kepada para investor dengan pemenuhan fasilitas money changer yang

memudahkan para investor untuk menginvestasikan dananya dan mencairkan

dananya

7

Page 22: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Berinvestasi dengan dolar AS (USD) tidak memerlukan perantara dan

mudah dipindah tangankan, kemudahan ini akan mempengaruhi para investor

untuk memilih berinvestasi dalam dolar AS (USD) dari pada berinvestasi

dalam saham, terutama pada saat nilai kurs dolar AS (USD) tinggi, tetapi pada

saat nilai kurs dolar AS (USD) rendah para investor akan lebih memilih

berinvestasi dalam saham dari pada dolar AS (USD), karena para investor

lebih mengutamakan keuntungan atas dananya (Habib, 2007)

Selain sebagai alternatif investasi, nilai tukar juga mempunyai peranan

pada pasar modal. Krisis ekonomi pada tahun 1997 menunjukkan bahwa

gejolak nilai tukar mempengaruhi pasar modal yang terlihat dari IHSG yang

mulai mengalami penurunan. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya

penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar, peranan pasar modal sebagai

alternatif pembiayaan dunia usaha mengalami penurunan, mengingat sebagian

besar perusaahaan yang go public mempunyai hutang luar negeri dalam bentuk

valuta asing. Di samping itu, produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan

public tersebut banyak menggunakan bahan yang memiliki kandungan impor

yang tinggi (Budiantara,2003).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mencoba untuk

mengetahui beberapa faktor makro ekonomi diantaranya tingkat inflasi, BI

rate, kurs rupiah terhadap dolar Amerika dan jumlah uang beredar apakah

menpunyai pengaruh secara bersama-sama ataupun secara individual terhadap

volume perdagangan saham.

8

Page 23: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moch.

Ludfi Habib yang menggunakan SBI sebagai acuan untuk tingkat bunga,

penelitian ini menggunakan BI rate sebagai acuan tingkat bunga dengan

pertimbangan BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap

kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Selain itu, variabel

bebas yang digunakan juga ditambahkan dengan tingkat inflasi dan jumlah

uang beredar.

Berdasarkan pertimbangan di atas maka penelitian ini mengambil judul

“PENGARUH INFLASI, BI RATES, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH

UANG YANG BEREDAR TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN

SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan tingkat inflasi,

BI Rates, nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang

beredar terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial tingkat inflasi, BI

Rates, nilai tukar tupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang beredar

terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.

9

Page 24: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dan manfaat

penelitian ini adalah :

1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisa secara simultan pengaruh tingkat inflasi, BI rates, nilai

tukar rupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang beredar terhadap

volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.

b. Menganalisa secara parsial pengaruh tingkat inflasi, BI rates, nilai

tukar tupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang beredar terhadap

volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Untuk mengaplikasikan teori-teori ekonomi dan manajemen keuangan

yang telah diperoleh dalam perkuliahan.

b. Bagi Investor

Dapat digunakan sebagai informasi tambahan mengenai pasar modal

yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

menanamkan investasinya di pasar modal.

c. Bagi Akademisi

Dapat menambah khasanah pustaka bagi pengetahuan khususnya

dalam bidang pasar modal.

10

Page 25: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

11

d. Bagi Pemerintah

Dapat memberikan informasi tambahan dalam menentukan kebijakan

dan kontribusinya yang dapat mempengaruhi pasar modal.

Page 26: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Saham

Saham adalah bagian kepemilikan dalam suatu perusahaan. Secara

garis besar saham dibagi menjadi dua, saham biasa (common stock) dan saham

preferen (Prefered stock) (www.djlk.depkeu.go.id).

Menurut Suad Husnan (2001:35) jika para pemodal membeli saham

maka mereka membeli prospek perusahaan. Kalau prospek saham membaik,

harga saham tersebut akan meningkat. Memiliki saham berarti memiliki

perusahaan. Jika seseorang memiliki 1% dari seluruh saham yang diedarkan

perusahaan, berarti kepemilikannya juga sebesar 1%. Jika perusahaan

berkembang baik, maka nilai perusahaan tersebut mungkin meningkat.

Sebagai akibatnya nilai investasi kita pada perusahaan tersebut mungkin akan

meningkat juga. Dalam keadaan tersebut harga saham mungkin naik menjadi

lebih tinggi dari harga pada waktu kita pertama kali membeli.

Saham biasa memiliki beberapa karakteristik, diantaranya pemegang

saham biasa mempunyai hak memilih dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang

Saham) untuk keputusan-keputusan yang memerlukan pemungutan suara

(Suad Husnan, 2001, 36). Pembagian deviden pemegang saham biasa akan

dibayarkan bila perusahaan memperoleh laba (Habib, 2007) Selain itu

12

Page 27: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

pemegang saham biasa mempunyai hak terakhir atas aset perusahaan apabila

perusahaan mengalami kebangkrutan (www.djlk.depkeu.go.id).

Sedangkan saham preferen sering disebut sebagai sekuritas hibrida /

sekuritas campuran (hybrid security) karena ia memiliki banyak karakteristik

baik dari saham maupun obligasi. Saham preferen sama dengan saham biasa

karena ia tidak memiliki tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, deviden yang

tidak dibayarkan tidak akan menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan. Dan

deviden tidak dapat mengurangi pembayaran pajak. Di lain pihak, saham

preferen sama dengan obligasi karena jumlah devidennya memiliki batas

tertentu. Ukuran deviden saham preferen biasanya tetap, baik sebagai jumlah

nilai mata uang atau sebagai persentase nilai pari (Keown, 2001: 242).

Selain itu karakteristik saham preferen adalah para pemegang saham

preferen tidak mempunyai mempunyai hak suara dalam RUPS, tetapi mereka

memiliki hak paling dahulu dalam memperoleh deviden dan memiliki hak

pembayaran maksimun sebesar nilai nominal saham setelah kreditur apabila

perusahaan dilikuidasi (Habib, 2007).

Nilai saham dibagi menjadi tiga (Habib, 2007) yaitu:

a. Nilai pari (par value)

Nilai pari merupakan nilai nominal suatu saham. Perusahaan dapat

menentukan nilai pari sebesar yang mereka inginkan.

13

Page 28: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

b. Nilai buku (book value)

Nilai buku pada saham merupakan nilai surat berharga yang ditunjukkan

dalam neraca, dihitung dengan membagi jumlah saham yang beredar dari

total kekayaan aset dikurangi semua hutang dan nilai saham preferen.

c. Nilai Pasar(market vakue)

Nilai pasar merupakan harga pasar pada saat aktiva diperdagangkan.

2. Volume Perdagangan Saham

Kegiatan perdagangan saham tidak berbeda dengan perdagangan pada

umumnya yang melibatkan penjual dan pembeli. Dari adanya perdagangan

saham yang terjadi maka akan menghasilkan volume perdagangan saham. hal

ini menyebabkan jumlah transaksi saham atau volume saham yang diperjual

belikan dapat berubah-ubah setiap harinya (Fitra, 2007).

Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume

perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh

para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan (Ambarwati,

2008).

Volume perdagangan saham merupakan hal yang penting bagi seorang

investor. Karena bagi investor volume perdagangan saham menggambarkan

kondisi saham yang diperjual belikan di pasar modal. Bagi investor sebelum

melakukan investasi atau penanaman modal hal terpenting adalah tingkat

likuiditas dari suatu saham. Suatu saham dikatakan likuid jika saham tersebut

setiap hari ada transaksi atau aktivitas perdagangan. Jika saham tersebut

14

Page 29: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

likuid, maka mempunyai kecendrungan harganya akan naik atau bertahan

lebih lama karena banyak dinilai oleh investor (Habib, 2007:43).

Menurut Magdalena volume perdagangan saham adalah jumlah lembar

saham yang diperdagangkan secara harian (Magdalena, 2004:26). Sedangkan

Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) mendefinisikan bahwa volume

pedagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t.

Perubahan volume perdagangan saham dapat menunjukkan baik

tidaknya kondisi pasar modal bagi investor (Habib, 2007:43).

Volume perdagangan saham diukur dengan melihat indikator aktivitas

volume perdagangan (trading volume activity) dengan rumus :

Saham Perusahaan i yang diperdagangakan pada waktu t

TVA = Saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t

TVA digunakan untuk melihat apakah preferensi investor secara individual

menilai harga saham memiliki asosiasi positif atau negatif untuk membuat

keputusan perdagangan saham (Wijaksono, 2007).

Setelah TVA masing-masing sampel diketahui, rata-rata volume

perdagangan relatif saham dapat dihitung dengan cara :

X TVA = n

TVAn

II∑

=1

(Amilin, 2006).

15

Page 30: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Laju Inflasi = 1-t

1-tt

IHKIHK IHK

x 100%

3. Tingkat Inflasi

Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga secara umum dan

terus-menerus (Mandala Manurung, 2004:220). Sedangkan menurut Pratama

Rahardja (2004:214) inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang

bersifat umum dan terus-menerus.

Menurut McConnell (2002:146) inflation is a rising general level of

prices and is measured as a percentege change in a price index such as the

CPI. Sedangkan Schilller (2000:130) berpendapat bahwa inflation is an

increase in the average level prices of goods and services.

Menurut Judisseno (2005:16) inflasi adalah suatu peristiwa moneter

yang menunjukkan suatu kecendrungan akan naiknya harga barang-barang

secara umum yang berarti terjadi penurunan nilai mata uang.

Menurut Sadono Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-

harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke

periode lainnya. Sedangkan tingkat inflasi adalah persentasi kenaikan harga-

harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya

Dalam prakteknya, inflasi dapat diamati dengan melihat pergerakan /

perubahan dari indeks harga, dengan menggunakan indeks harga tahun

sebelumnya sebagai tahun dasar.

(Samuelson dan Nordhaus, 2005 : 668)

16

Page 31: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Menurut Dornbush (2004:39 – 41) beberapa indeks harga yang biasa

digunakan untuk mengukur inflasi antara lain :

a. Indeks harga konsumen (Consumer Price Index)

The consumer price index measures the cost of buying a fixed basket of

goods and services representative of the purchases of urban consumer.

b. Indeks harga produsen (Producer Price Index)

Producer price index is a measures of the cost of a given basket of goods.

c. GDP deflator

GDP deflator is the ratio of nominal GDP in a given year to real GDP of

that year.

Menurut Landsburg (Karim, 2008:136), metode pengukuran CPI dan

PPI keduanya mempunyai kelemahan-kelemahan yang salah satunya adalah

karena menggunakan kumpulan-kumpulan yang mewakili sebuah subset dari

seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh keseluruhan perekonomian

sehingga indeks tersebut tidak merefleksikan secara akurat seluruh perubahan

yang terjadi. Selain itu CPI dan PPI juga kurang dapat mengakomodasi barang

dan jasa yang baru diciptakan walaupun kelompok dari subset barang dan jasa

yang dipakai sebagai pengukur pada CPI dan PPI tersebut selalu direvisi dari

waktu ke waktu. Para ekonom cenderung lebih senang menggunakan implicit

gross domestic product / GDP Deflator untuk melakukan pengukuran tingkat

inflasi. Perhitungan GDP deflator ini adalah :

Nominal GDP Implicit Price Deflator = Real GDP x 100%

17

Page 32: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Menurut Erawati (2002), tingkat laju inflasi ditentukan oleh kekuatan

permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa yang mencerminkan

perilaku para pelaku pasar atau masyarakat. Salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut adalah ekspektasi terhadap laju

inflasi di masa yang akan datang. Ekspektasi laju inflasi yang tinggi akan

mendorong masyarakat untuk mengalihkan aset finansial yang dimilikinya

menjadi aset riil, seperti tanah, rumah, dan barang-barang konsumsi lainnya.

Begitu juga sebaliknya ekspektasi laju inflasi yang rendah akan memberikan

insentif terhadap masyarakat untuk menabung serta melakukan investasi pada

sektor-sektor produktif.

Inflasi dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis. Pertama

berdasarkan atas derajat inflasi tersebut. Inflasi ini dapat dibedakan menjadi

beberapa macam inflasi, yaitu :

a. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)

b. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)

c. Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)

d. Hiperinflasi (di atas 100% setahun)

Laju inflasi tersebut bukanlah suatu standar mutlak yang dapat

mengindikasikan parah tidaknya dampak inflasi bagi perekonomian di suatu

wilayah tertentu, sebab hal itu sangat bergantung pada beberapa bagian dan

golongan masyarakat mana yang terkena imbas dari inflasi yang sedang terjadi

(Atmadja, 1999).

18

Page 33: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Kedua inflasi dapat dibedakan berdasarkan penyebab awal terjadinya

inflasi, yaitu :

a. Demand pull inflation yaitu inflasi yang disebabkan terlalu kuatnya

peningkatan aggregaet demand masyarakat terhadap komoditi hasil

produksi di pasar barang. Hal ini akan mengakibatkan kurva permintaan

agregat akan tertarik ke arah kanan atas, sehingga akan mengkibatkan

terjadinya excess demand, yang merupakan inflationary gap. Dalam kasus

inflasi jenis ini, kenaikan harga-harga barang biasanya akan diikuti dengan

peningkatan output dengan asumsi bila perekonomian belum mencapai

kondisi full employment (Atmadja, 1999).

b. Cost push inflation yaitu inflasi yang disebabkan oleh kurva aggregaet

supply bergeser ke arah kiri atas. Faktor-faktor yang menyebabkan kurva

aggregaet supply ini bergeser adalah meningkatnya harga faktor-faktor

produksi baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri di pasar faktor

produksi. Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga komoditi di pasar

komoditi. Dalam kasus cost push inflation kenaikan harga seringkali

diikuti dengan kelesuan usaha (Atmadja, 1999).

Ketiga inflasi dapat dibedakan berdasarkan asal dari inflasi tersebut

(wartawarga.gunadarma.ac.id). Inflasi jenis ini dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Domestic inflation (inflasi yang berasal dari dalam negeri), yaitu inflasi

yang disebabkan oleh kesalahan pengelolaan ekonomi baik di sektor riil

maupun di sektor moneter oleh para pelaku ekonomi.

19

Page 34: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

b. Imported inflation (inflasi yang berasal dari luar negeri), yaitu inflasi yang

disebabkan oleh kenaikan harga-harga di luar negeri (di negara asing yang

memiliki hubungan perdagangan dengan negara yang bersangkutan).

Terlepas dari pengelompokan-pengelompokan inflasi tersebut, pada

kenyataannya inflasi yang terjadi pada suatu negara jarang yang disebabkan

oleh satu jenis inflasi saja. Hal ini disebabkan karena dalam suatu sistem

perekonomian negara tidak ada faktor-faktor ekonomi ataupun para pelaku

ekonomi yang benar-benar memiliki hubungan yang independen.

Ada 4 teori yang membahas tentang inflasi (Atmadja, 1999) yaitu :

a. Teori Kuantitas

Teori kuantitas adalah teori yang pertama kali membahas tentang

inflasi. Dalam perkembangannya teori ini mendapat penyempurnaan oleh

para ahli universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai

monetarist models. Teori ini menyatakan bahwa penyebab utama

terjadinya inflasi adalah bertambahnya jumlah uang beredar dan

ekspektasi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa

mendatang.

b. Keynesian Model

Teori keynes menyatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat

ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga

menyebabkan permintaan agregat melebihi jumlah barang yang tersedia

(penawaran agregat). Hal ini akan mengakibatkan terjadinya inflationary

gap. Keterbatasan jumlah ketersediaan barang ini terjadi karena dalam

20

Page 35: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat mengimbangi kenaikan

permintaan agregat.

Proses inflasi akan terus berkelanjutan selama inflationary gap masih

tetap ada. Hal ini terjadi karena keadaan daya beli masyarkat yang tidak

sama (heterogen). Selanjutnya akan terjadi realokasi barang-barang yang

tersedia dari masyarakat yang berdaya beli rendah kepada masyarakat

yang berdaya beli tinggi. Hal ini akan terus berlangsung, sampai salah satu

golongan masyarakat tidak lagi memiliki daya beli untuk membiayai

pembelian barang yang ada pada tingkat harga yang berlaku. Sehingga

permintaan agregat tidak lagi melebihi penawaran agregat (inflationary

gap menghilang).

Price = Cost + Profit Margin

Price = Cost + ( a% x Cost )

c. Mark-up Model

Pada teori ini dasar pemikiran model inflasi ditentukan oleh dua

komponen (cost of production dan profit margin). Hubungan antara dua

komponen ini dengan perubahan harga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Karena besarnya profit margin telah ditentukan sebagai suatu

persentase tertentu dari jumlah cost of production, maka rumus tersebut

dapat dijabarkan menjadi :

21

Page 36: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Dengan demikian, apabila terjadi kenaikan harga pada komponen-

komponen yang menyusun cost of production dan kenaikan pada profit

margin akan menyebabkan terjadinya kenaikan harga jual pada komoditi

di pasar.

d. Teori Struktural

Teori sruktural adalah teori inflasi jangka panjang karena teori ini

menyoroti sebab-sebab inflasi yang bukan semata-mata fenomena

moneter, tetapi juga berasal dari kekuatan struktur ekonomi. Hal ini

umumnya terjadi di negara-negara yang sedang berkembang yang

umumnya masih bercorak agraris. Sehingga goncangan ekonomi yang

berasal dari dalam negeri atau hal-hal yang memiliki kaitan dengan

hubungan luar negeri, dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar

domestik.

Menurut Indrayadi (2004) Inflasi merupakan suatu indikator ekonomi

makro yang menggambarkan kenaikan harga-harga barang dan jasa dalam

suatu periode tertentu. Bagi sebuah negara, keadaan perekonomian yang baik

umumnya diwakili dengan tingkat inflasi yang relatif rendah dan terkendali.

Adanya inflasi akan berdampak besar terhadap perekonomian suatu

negara. Pada saat terjadi inflasi harga barang cenderung naik. Hal ini akan

menyebabkan meningkatnya biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.

Peningkatan biaya produksi akan mengakibatkan harga jual produk

meningkat, sehingga akan mengurangi kuatitas produk yang dijual dan

akibatnya laba akan menurun.

22

Page 37: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Menurut Atmaja (1999), faktor utama yang menjadi penyebab

timbulnya inflasi di Indonesia adalah jumlah uang beredar. Di Indonesia,

jumlah uang beredar lebih banyak diterjemahkan dalam konsep narrow money

(M1) karena masih ada anggapan bahwa uang kuasi hanya merupakan

likuiditas perbankan. Faktor kedua adalah defisit anggaran belanja pemerintah

yang banyak sekali menyangkut tentang struktural ekonomi Indonesia karena

mendorong permintaan agregat. Faktor ketiga adalah penawaran agregat dan

luar negeri. Kelambanan faktor penawaran agregat disebabkan oleh adanya

hambatan struktural yang ada di Indonesia. Harga pangan merupakan salah

satu penyumbang terbesar terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Umumnya laju

penawaran bahan pangan tidak dapat mengimbangi permintaannya, sehingga

menyebabkan excess demand. Sedangkan disisi lain metode dan teknologi

yang digunakan masih kurang canggih dan tidak maksimal.

3. BI Rate

BI rates menurut Bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank

Indonesia dan diumumkan kepada publik (www.bi.go.id).

BI rates diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap

Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter

yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity

management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan

moneter (www.bi.go.id).

23

Page 38: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada

perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N).

Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh

perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit

perbankan (www.bi.go.id).

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam

perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate

apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah

ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila

inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan

(www.bi.go.id).

Menurut Laksmono (2001) nilai suku bunga domestik di Indonesia

sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses

pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan

nilai tukar yang kurang fleksibel.

Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga yaitu harga dari

penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan atas

ketidaknyamanan karena melepas uang, dengan demikian bunga adalah harga

kredit. Tingkat suku bunga berkaitan denga peranan waktu didalam kegiatan-

kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga muncul dari kegemaran untuk

mempunyai uang sekarang (Kurniawan, 2004).

Menurut Darmawi (2006:181) tingkat bunga merupakan harga yang

harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman

24

Page 39: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

r = i – π

untuk jangka waktu yang disepakati. Dengan kata lain, tingkat bunga dalam

hal ini merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak sama dengan harga

barang di pasar komoditi karena tingkat bunga sesungguhnya merupakan suatu

angka perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman dibagi jumlah uang yang

sesungguhnya dipinjam, biasanya dinyatakan dalam persentase per tahun.

Suku bunga terdiri dari suku bunga riil dan suku bunga nominal.

Mankiw (2003:89) menyatakan bahwa “the nominal interest rate is sum of the

real interest rate and the inflation rate”. Suku bunga nominal adalah jumlah

suku bunga riil ditambah laju inflasi, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

dimana : r = suku bunga riil

i = suku bunga nominal

π = laju inflasi

Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang digunakan sebagai

ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak

peminjam dana. Sedangkan tingkat bunga riil menunjukkan persentasi dari

nilai riil modal ditambah bunganya dalam setahun, dinyatakan sebagai

persentasi dari nilai riil modal sebelum dibungakan (Sukirno, 2000: 386).

Sedangkan Sjahrial (2006:7) menyatakan bahwa tingkat bunga adalah

kompensasi yang dibayarkan oleh peminjam kepada yang memberikan

pinjaman. Dari sudut peminjam merupakan biaya dari dana yang mereka

pinjam.

25

Page 40: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Menurut Laksmono (2001), ada tiga teori yang menjelaskan hubungan

antara suku bunga yang berbeda jangka waktu. Yang pertama Segmented

Market Theory, mengatakan bahwa masing-masing instrumen dengan jangka

waktu berbeda ditentukan oleh pasar yang berbeda dengan permintaan dan

pasokan pasar yang berbeda. Kedua Expectation Theory menganggap

instrumen jangka waktu berbeda dapat saling berganti secara sempurna. Suku

bunga merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek selama

periode instrumen jangka panjang. Ketiga Preferred Habitat Theory

mengatakan bahwa suku bunga jangka panjang merupakan rata-rata ekspektasi

suku bunga jangka pendek sepanjang periode instrumen jangka panjang

ditambah dengan liquidity premium yang besarnya tergantung pada kondisi

penawaran dan permintaan saat itu.

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor apa yang

menentukan tingkat bunga di dalam sistem finansial (Darmawi, 2006:182).

Diantaranya adalah :

a. Teori klasik tentang tingkat bunga (the classical theory of interest rate)

b. Teori preferensi likuiditas (the liquidity preference theory)

c. The loanable fund theory of interest rate

d. The rational expectation theory

Masing-masing teori tentang penentuan tingkat bunga, melihat lebih dalam

dalam berfungsinya sistem finansial.

Menurut pandangan ahli ekonomi klasik, tingkat bunga ditentukan oleh

permintaan dan penawaran tabungan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

26

Page 41: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

S

r 1 E 1 S 1

r 0 E 0

r 2 E 2 I 1

I

0 I 0 I 2 I 1

Gambar 2.1. pandangan klasik dalam menentukan tingkat bunga

Kurva S adalah kurva penawaran dana modal / tabungan (saving) sedangkan

kurva I adalah kurva permintaan dana modal (investation). Keseimbangan

terjadi di titik E0 dan ini menunjukkan bahwa jumlah dana yang akan

diinvestasikan adalah I0, dan tingkat bunga adalah r0. Jika permintaan dana

berubah dari I0 ke I1 sedangkan penawaran modal tetap, maka titik

keseimbangan akan bergeser ke E1. Hal ini berarti tingkat bunga naik dari r0

menjadi r1. Dan jika permintaan dana tetap sebesar I tetapi penawaran dana

naik dari S menjadi S1, maka titik keseimbangan akan bergeser ke E2. Dengan

demikian perubahan tersebut menyebabkan tingkat bunga turun dari r0

menjadi r2 (Sukirno, 2000:383).

Sedangkan menurut teori preferensi likuiditas, suku bunga ditentukan

oleh permintaan dan penawaran akan uang. Teori ini disebut teori suku bunga

Keynes. Teori suku bunga Keynes menyatakan bahwa permintaan uang oleh

masyarakat mempunyai tiga motivasi / tujuan, yaitu motif untuk bertransaksi,

motif untuk berjaga-jaga, dan motif untuk berspekulasi.

27

Page 42: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Penentuan tingkat bunga yang dikemukakan oleh Keynes dapat dilihat

dalam gambar 2.2.

r0 r1

LP 0 M0 M1

Gambar 2.2 Pandangan Keynes mengenai tingkat bunga

Kurva LP adalah kurva preferensi likuiditas, yang mengambarkan permintaan

atas uang. Permintaan uang untuk motif transaksi dan untuk motif berjaga-

jaga, tergantung kepada pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan

masyarakat, semakin tinggi pula permintaan uang untuk kedua motif tersebut.

Sedangkan permintaan uang untuk motif spekulasi tergantung dengan tingkat

bunga. Pada saat tingkat bunga tinggi, maka hanya sedikit uang yang ditahan

masyarakat untuk spekulasi. Sedangkan pada saat tingkat bunga rendah, lebih

banyak uang yang dipegang masyarakat (tidak dispekulasikan). Kurva M0 dan

M1 adalah jumlah uang yang beredar, dan bentuknya adalah inelastis

sempurna karena pada periode tertentu jumlah uang adalah tetap. Di dalam

gambar 2.2 ditunjukkan pada waktu jumlah uang M0 tingkat bunga adalah r0,

dan pada waktu jumlah uang M1 tingkaat bunga adalah r1. hal ini

menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah uang yang beredar maka

semakin rendah tingkat bunga (Sukirno, 2000:384).

28

Page 43: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

The loanable fund theory of interest rate adalah harga dari dana

investasi, dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar dan

investasi. Sedangakan The rational expectation theory menekankan peranan

yang dimainkan oleh pengharapan masyarkat yang berkenaan dengan tingkat

bunga dan perekonomian serta oleh dampak infoemasi terbaru dalam

mengerakan tingkat bunga ke suatu ekuilibrium (Darmawi, 2006:182).

Dengan demikian, tingkat bunga merupakan biaya modal yang

dipandang sebagai indikator pengaruh kebijakan moneter, terhadap

keseimbangan pendapatan (sektor riil).

Menurut Sadono Sukirno (2002: 385) di dalam teori, analisis mengenai

penentuan tingkat bunga selalu menanggap bahwa dalam perekonomian hanya

terdapat satu tingkat bunga. Namun, dalam kenyataan keadaannya sangat

berbeda. Tingkat bunga pinjaman pemerintah berbeda dengan tingkat bunga

yang dibayarkan kepada konsumen. Dan bank mengenakan tingkat bunga

yang berbeda-beda kepada para nasabahnya. Perbedaan tersebut disebabkan

oleh beberapa faktor antara lain :

a. Perbedaan resiko

b. Jangka waktu pinjaman

c. Biaya administrasi pinjaman

Menurut Hermawan Darmawi (2006:188) tingkat suku bunga

merupakan salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam

berbagai kegiatan perekonomian sebagai berikut :

29

Page 44: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi

yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi.

b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan

pemilik modal apakah ia akan berivestasi pada real assets ataukah pada

financial assets.

c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak bank

dan lembaga keuangan lainnya.

d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar.

4. Kurs Rupiah

Kurs memainkan peranan yang amat penting dalam keputusan-

keputusan pembelanjaan, karena kurs memungkinkan bagi kita untuk

menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara kedalam satu bahasa yang

sama. (Krugman, 2000:40).

Menurut Mansur (2009) Kurs valuta asing adalah salah satu alat

pengukur yang digunakan dalam menilai kekuatan suatu perekonomian. Kurs

menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli

satu unit valuta asing tertentu.

Sadono Sukirno (2004:197), menjelaskan bahwa kurs valuta asing

dapat di definisikan sebagai nilai seunit valuta (mata uang) asing apabila

ditukarkan dengan mata uang dalam negeri.

30

Page 45: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Bank Indonesia (2003:69) menyatakan bahwa nilai tukar suatu mata

uang didefinisikan sebagai harga relatif dari suatu mata uang terhadap mata

uang lainnya.

Menurut Mankiw (2003:127) nilai tukar antar dua negara adalah

tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan

perdagangan. Nilai tukar dibagi menjadi dua nilai tukar nominal dan nilai

tukar riil.

The Nominal Exchange rate is the relative price of the currency of two

countries (Mankiw, 2003:127). Sedangkan the real exchange rate is the

relative price of the goods at two countries.

Perubahan nilai tukar nominal akan diikuti oleh perubahan harga yang

sama yang mejadikan perubahan tersebut tidak berpengaruh terhadap posisi

persaingan relatif antar perusahaan domestik dengan pesaingnya di luar

negeri, dan tidak ada pengaruhnya terhadap aliran kas. Sedangkan perubahan

nilai tukar riil akan menyebabkan perubahan harga relatif (perubahan

perbandingan antara harga barang domestik dengan barang luar negeri).

Dengan demikian perubahan tersebut akan mempengaruhi daya saing barang

domestik.

Menurut BI (2003:69) dalam menentukan nilai tukar mata uang asing

dikenal tiga sistem dan diterapkan disemua negara di dunia ini yaitu sistem

kurs tetap (fixed exchange rates), kurs mengambang terkendali (managed

floating exchange rates) dan kurs mengambang bebas (free floating exchange

rates).

31

Page 46: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Dalam sistem kurs tetap, pemerintah menetapkan nilai tukar mata uang

dalam negeri secara tetap terhadap nilai tukar mata uang lain. Sedangkan

dalam kurs mengambang terkendali, kurs bergerak sesuai dengan

perkembangan pasar (berdasarkan permintaan dan penawaran). Akan tetapi

pemerintah menetapkan batas dari perubahan kurs tersebut.

Dalam sistem kurs bebas nilai tukar suatu mata uang tidak dapat

dipengaruhi oleh pemerintah melalui suatu tingkatan tertentu, maupun melalui

intervensi langsung di pasar valuta asing. Oleh karena itu pada sistem kurs

bebas ini fluktuasi yang terjadi cukup besar jika dibandingkan kurs

mengambang terkendali.

Menurut Madura (2000), penentuan nilai tukar mata uang dalam sistem

mengambang bebas ditentukan oleh mekanisme pasar, dengan demikian hal

itu akan sangat bergantung pada kekuatan faktor-faktor ekonomi yang diduga

dapat mempengaruhi kondisi permintaan da penawaran valuta asing di pasar

valuta asing. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah perbedaan tingkat

inflasi, perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat pendapatan nasional

antar kedua negara tersebut.

Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan sangat

mempengaruhi iklim investasi dalam negeri, terutama pasar modal. Misalnya

ketika terjadi apresiasi kurs rupiah, akan berdampak pada perkembangan

pemasaran produk Indonesia di luar negeri, terutama dalam persaingan harga.

Sebaliknya, bila terjadi depresiasi rupiah, akan berdampak pada perusahaan-

perusahaan go public, terutama yang menggantungan faktor produksi terhadap

32

Page 47: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

bahan-bahan impor, sehingga biaya produksi meningkat, laba yang diperoleh

menurun dan berakibat jatuhnya harga saham perusahaan tersebut (Fahrudin,

2006).

Perkiraan nilai tukar uang yang benar merupakan salah satu tujuan

utama pelaku pasar. Hal ini disebabkan oleh besarnya pengaruh pergerakan

nilai tukar uang terhadap kegiatan bisnis dan investasi, serta pembuatan

kebijaksanaan.

Para ekonom menawarkan berbagai teori yang coba menjelaskan

bagaimana nilai tukar uang itu ditentukan. Hasil studi empiris menjelaskan

bahwa model-model yang berdasarkan pendekatan teori fundamental sangat

bermanfaat untuk menjelaskan pergerakan dan tren nilai tukar uang dalam

jangka panjang, tetapi belum dapat menjelaskan pergerakan jangka pendek

dan menengah. Bahkan, studi empiris memperlihatkan bahwa pergerakan nilai

tukar uang jangka pendek merupakan pergerakan acak (random walk) yang

sulit diramalkan.

Pendekatan teknikal atau model berdasarkan tren melalui grafik dapat

memberikan prediksi yang lebih tepat untuk jangka pendek. Metode ini sangat

populer dalam perdagangan valuta asing jangka pendek. Namun, bergantung

sepenuhnya pada pendekatan teknikal dalam memprediksi nilai tukar uang

bukanlah tanpa resiko.

Oleh karena itu, pendekatan ideal dalam memprediksi nilai tukar uang

adalah dengan menggabungkan pendekatan fundamental yang memberikan

33

Page 48: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

keuntungan jangka panjang dan pendekatan teknikal yang memberikan

keuntungan jangka pendek.

Salah satu pendekatan paling konservatif dan paling banyak dipakai

para ekonom dalam menentukan nilai tukar uang untuk jangka panjang adalah

berdasarkan paritas daya beli (Purchasing Power Parity / PPP) (Pardede,

1999).

Menurut Shapiro (1996:820) Purchasing power parity is the notion

that the ratio between domestic and foreign price level should equal the

equilibrium exchange rate between domestic and foreign currencies. Shapiro

berusaha menjelaskan bahwa paritas daya beli merupakan persamaan yang

menyatakan bahwa rasio tingkat harga domestik dan luar negeri seharusnya

sama dengan tingkat ekuilibrium nilai tukar mata uang domestik dan luar

negeri.

Purchasing Power Parity diperkenalkan oleh ahli ekonomi Swedia

bernama Gustav Cassel pada tahun 1918 (dalam versi relatifnya) mengatakan

bahwa ekspektasi perubahan kurs adalah perbedaan dalam ekspektasi tingkat

inflasi pada negara-negara tersebut (kurs suatu mata uang dengan mata uang

lainnya ditentukan oleh purchasing power dari masing-masing mata uang

yang diperbandingkan da karenanya nilai tukar/kurs tersebut akan bergerak

pada arah yang ditentukan oleh perbedaan tingkat inflasi dari negara-negara

tersebut). Atau nilai tukar mata uang terhadap lainnya akan menyesuaikan diri

untuk merefleksikan perubahan-perubahan dalam tingkat harga dari kedua

negara tersebut.

34

Page 49: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Menurut Salvatore (1997:43), pada dasarnya teori paritas daya beli

adalah sebuah cara untuk meramalkankurs keseimbangan, jika suatu negara

mengalami ketidakseimbangan nilai impor dan ekspor. Jadi jika nilai impor

lebih besar daripada nilai ekspornya (defisit) maka mata uang negera tersebut

akan mengalami depresiasi atau kurs melemah.

Sedangkan Haryanto (2000) berpendapat bahwa teori paritas daya beli

menjelaskan pergerakan kurs antara mata uang dua negara disebabkan oleh

tingkat harga masing-masing negara. Dalam jangka panjang, tingkat harga

tingkat harga domestik akan mempengaruhi pembentukan suatu kurs. Teori

paritas daya beli memprediksi bahwa kenaikan tingkat harga domestik

mencerminkan adanya penurunan daya beli mata uang domestik. Penurunan

daya beli mata uang tersebut akan diikuti dengan terdepresiasinya mata uang.

Demikian pula sebaliknya, kenaikan daya beli mata uang domestik

mencerminkan terjadinya apresiasi mata uang tersebut secara proporsional

dalam pasar valuta asing. Adanya depresiasi ataupun apresiasi mata uang ini

menyebabkan terjadinya keseimbangan dalam perdagangan internasional.

Jadi, suatu negara tidak akan mengalami kelebihan impor atau ekspor

Sasana (2004) menyatakan beberapa hal yang perlu ditekankan dari

teori paritas daya beli adalah pertama masalah dasar dari paritas daya beli,

yakni proporsionalitas tingkat harga dan nilai tukar hanya terjadi jika

penyebab goncangan yang mengubah tingkat harga dari nilai tukar merupakan

suatu goncangan moneter. Kedua, teori paritas daya beli tersebut tidak kerja

seketika, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga dapat

35

Page 50: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

dikatakan bahwa teori tersebut menunjukkan hubungan keseimbangan jangka

panjang antara nilai tukar dengan tingkat harga.

Teori paritas daya beli memiliki dua versi, yaitu versi absolut dan versi

relatif. Teori paritas daya beli absolut mengatakan bahwa kurs ekuilibrium

sama dengan rasio tingkat harga yang berlaku di kedua negara yang terkait.

Sedangkan versi relatifnya menyatakan bahwa perubahan kurs dalam jangka

waktu tertentu akan bersifat proporsional atau sebanding besarnya terhadap

perubahan tingkat harga yang berlaku di kedua negara selama periode yang

sama. Jadi, paritas daya beli relatif mengubah versi absolutnya, dari sebuah

pernyataan mengenai tingkatan harga dan kurs menjadi perubahan harga dan

kurs (Salvatore, 1997:126).

Menurut Pardede (1999), versi paritas daya beli absolut nilai

keseimbangan dari suatu nilai tukar ditentukan oleh rasio antara harga-harga

dalam negeri, yang diformulasikan sebagai berikut :

Dimana :

E = nilai keseimbangan mata uang

P = harga-harga dalam negeri

P* = harga-harga luar negeri

Karena banyaknya kelemahan-kelemahan yang disebabkan asumsi-

asumsi yang tidak realistis dalam versi paritas daya beli absolut, maka

terbentuklah versi relatifnya, yang diformulasikan sebagai berikut :

E = ∗PP

Rab1 = ( )( )01

01

bb

aa

PPPP

x Rab0

36

Page 51: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Dimana :

Rab1 dan 0 = kurs negara A terhadap negara B pada periode 1 dan 0

Pa1 dan 0 = Indeks harga konsumen negara A pada periode 1 dan 0

Pb1 dan 0 = Indeks harga konsumen negara B pada periode 1 dan 0

Berbagai pengujian empiris membuktikan bahwa versi relatif paritas

daya beli dapat memberikan perkiraan yang cukup baik dalam jangka panjang

dan dalam berbagai kasus terjadinya gangguan moneter murni, seperti

lonjakan inflasi dan sebagainya (Salvatore, 1997:133).

5. Jumlah Uang Beredar

Definisi tentang uang sangat sulit untuk dibuat, karena pengertian dan

definisi tentang uang selalu berubah dinamis sesuai dengan perkembangan

masyarakat dan perekonomian. Dengan kata lain pengertian uang merupakan

manifestasi dari proses penyesuaian manusia terhadap kemajuan hidupnya. Di

masyarakat yang perekonomiannya relatif lebih maju pengertian uang akan

lebih luas dan kompleks daripada yang perekonomiannya masyarakatnya lebih

rendah (Manurung, 2004:2).

Namun, para ahli ekonomi umumnya sepakat definisi paling universal

tentang uang adalah sesuatu (benda) yang diterima / diakui secara umum

dalam proses pertukaran barang dan jasa. Berdasarkan definisi tersebut dapat

dikatakan bahwa uang bisa saja berbentuk segala sesuatu, tapi tidak semua

benda merupakan uang. Syarat utama agar semua benda dapat digunakan

37

Page 52: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

sebagai uang adalah benda tersebut harus diterima secara umum (Manurung,

2004:3).

Menurut Oktavia (www.docstoc.com), nilai uang ditentukan oleh

supply dan demand terhadap uang. Sementara itu, jumlah uang yang diminta

ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah tingkat harga rata-rata

dalam perekonomian. Jumlah uang yang dimminta oleh masyarakat untuk

melakukan transaksi tergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang

tersedia. Semakin tinggi tingkat harga semakin besar jumlah uang yang

diminta. Dan sebaliknya, semakin rendah tingkat harga semakin sedikit jumlah

uang yang diminta. Dengan kata lain tingkat harga ditentukan dan berubah

sejalan dengan perubahan jumlah uang beredar. Hal ini sering disebut teori

kuantitas uang (quantity theory of money).

Pada awalnya teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa

seseorang menyimpan uang kas, tetapi lebih pada peranan dari uang. Irving

Fisher merumuskan teori kuatitas uang sebagai berikut :

M.V = P.T

Dimana : M = Jumlah Uang beredar

V = Perputaran Uang

P = Harga Barang

T = Volume Barang Yang Diperdagangkan (Nusantara, 2002).

Menurut Manurung (2004:13) pengertian jumlah uang yang beredar

adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Tetapi definisi ini terus

berkembang. Sama dengan pengertian uang, pengertian jumlah uang yang

38

Page 53: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

beredar dalam perekonomian negara maju dan negara yang sedang

berkembang berbeda. Namun setidaknya ada dua definisi jumlah uang beredar

yang banyak dipakai, baik di negara maju maupun di negara yang sedang

berkembang. Kedua definisi tersebut disusun berdasarkan dua pendekatan

yaitu pendekatan transaksional (transactional approach) dan pendekatan

likuiditas (liquidity approach).

Pendekatan transaksional memandang jumlah uang yang beredar

adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk kepentingan transaksi. Dalam

prakteknya, pendekatan tersebut digunakan untuk menghitung jumlah uang

beredar dalam arti sempit (narrow money), atau yang dikenal dengan M1. Di

Indonesia yang mencakup M1 adalah uang kartal dan uang giral.

Sedangkan pendekatan likuiditas mendefinisikan jumlah uang beredar

adalah jumlah uang untuk kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi. Dalam

prakteknya, pendekatan ini digunakan untuk menghitung uang beredar dalam

arti luas (broad money, yang dikenal sebagai M2 yang terdiri atas M1

ditambah dengan uang kuasi. Di Indonesia, yang dimaksud dengan uang kuasi

adalah simpanan rupiah dan valuta asing milik penduduk pada sistem moneter

yang sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat tukar.

Menurut Nusantara (2002), uang kuasi merupakan jenis uang yang

tidak dapat dipakai setiap saat dalam pembayarannya karena keterikatan

waktu, yaitu deposito berjangka. Yang perkembangannya berdasarkan laporan

Bank Indonesia terdiri dari :

39

Page 54: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

a. Deposito berjangka dan sertifikat deposito dalam rupiah (merupakan uang

yang kehilangan untuk sementara fungsinya sebagai alat tukar menukar).

b. Tabungan (yaitu uang yang tidak sepenuhnya likuid).

c. Rekening giro dalam valuta asing (aktiva yang dapat memenuhi fungsinya

sebagai alat tukar tetapi diterima hanya di lingkungan terbatas).

d. Deposito berjangka dalam valuta asing (aktiva yang hanya dapat

memenuhi fungsi uang sebagai penyimpan daya beli)

e. Tabungan dalam valuta asing (aktiva yang sifat likuidnya lebih rendah dari

kartal dan uang giral).

Jadi uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang hanya

dapat dipakai memenuhi sebagian saja dari fungsi uang. Fungsi uang yang

tidak terpenuhi adalah sebagai media pertukaran. Selain itu uang quasi dapat

pula merupakan uang yang untuk sementara kehilangan sebagian dari

fungsinya atau uang yang tidak seluruhnya likuid.

Menurut McConnell (2002:247) M2 adalah M1 plus saving deposits,

including money market deposit accounts, small (less than $100.000) time

deposits, and money market mutual fund balance.

Menurut Muh. Fahrudin (2006), perubahan jumlah uang beredar di

masyarakat ditentukan olah hasil interaksi antara masyarakat, lambaga

keuangan, dan masyarakat. Jumlah uang beredar adalah hasil kali uang primer

(monetary base) dengan penganda uang (money multiplier). Jumlah uang

beredar juga mempunyai keterikatan dengan suku bunga deposito. Semakin

40

Page 55: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

banyak jumlah uang yang beredar di masyarakat, investasi menjadi lebih

menrik bila dibandingkan dengan menyimpan dalam bentuk tabungan.

Menurut Siringoringo (2003), jumlah uang beredar biasa disebut juga

dengan penawaran uang. Penawaran uang dalam suatu kurun waktu tertentu

sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Jumlah uang beredar

merupakan variabel ekonomi agregatif yang dipengaruhi beberapa faktor.

Pemerintah dalam suatu negara mempunyai tugas untuk menjaga

perekonomian dalam keadaan stabil.

Jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat dipengaruhi oleh

pemerintah melalui kebijakan moneter. Empat cara yang dapat digunakan

pemerintah yaitu melalui kebijakan diskonto, operasi pasar terbuka,

manipulasi rasio simpanan legal (legal reserve), dan kontrol kredit selektif

(Siringoringo, 2003).

B. Penelitian Terdahulu

Mansur (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat suku

bunga SBI dan kurs dolar AS terhadap indeks harga saham gabungan bursa

efek jakarta periode tahun 2000 – 2002. Dengan menggunakan analisis jalur

menunjukkan bahwa secara bersama-sama tingkat suku bunga SBI dan kurs

dolar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap IHSG. Tetapi secara

individual hanya variabel kurs dolar yang memberikan pengaruh yang

signifikan dengan arah hubungan yang negatif.

41

Page 56: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Habib (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat bunga

SBI dan nilai kurs dolar AS terhadap volume perdagangan saham di BEJ

dengan periode penelitian tahun 2003 – 2005. Dengan menggunakan metode

analisis linier berganda menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat suku

bunga SBI akan menyebabkan penurunan volume perdagangan saham. Dan

semakin tinggi kurs dolar akan meyebabkan kenaikan volume perdagangan

saham.

Penelitian yang dilakukan Wijaksono (2007), menguji pengaruh right

issue terhadap return saham dan volume perdagangan saham perusahaan di

Bursa Efek Jakarta menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara aktivitas volume perdagangan sebelum dan sesudah

pengumuman right issue, hal ini menunjukkan bahwa pengumuman right issue

tidak mempunyai kandungan informasi yang dapat meningkatkan volume

perdagangan secara signifikan.

Penelitian yang dilakukan Fahrudin Z. (2006), menguji pengaruh

inflasi, jumlah uang yang beredar, exchange rates dan interest rates terhadap

indeks JII pada tahun 2002 – 2005. Dengan metode OLS (Ordinary Least

Square) dan model regresi berganda menyimpulkan bahwa kenaikan inflasi

akan menaikkan indeks JII dan jumlah uang yang beredar mempunyai

pengaruh yang positif terhadap JII.

Budilaksono (2005), meneliti tentang pengaruh nilai tukar rupiah,

kepemilikan saham oleh investor asing dan SBI terhadap pergerakan IHSG di

42

Page 57: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

BEJ menyimpulkan bahwa variabel nilai tukar rupiah dan SBI kurang

signifikan mempengaruhi pergerakan IHSG.

Penelitian Budiantara (2003) dengan judul hubungan antara fluktuasi

nilai tukar rupiah, suku bunga, dan harga saham industri manufaktur di Bursa

Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka pendek

maupun jangka panjang kurs rupiah dan suku bunga deposito tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham industry

manufaktur.

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menganalisis pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku

bunga SBI, jumlah uang yang beredar, nilai tukar rupiah terhadap dolar

Amerika, dan tingkat pendapatan nasional terhadap volume perdagangan

saham di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui pengaruh tersebut

digunakan teknik analisis regresi linier berganda. Selain itu juga dilakukan

pegujian persyaratan analisis (uji asumsi klasik) yakni normalitas,

multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedasitas.

Setelah melakukan langlah-langkat tersebut dilakukan uji signifikansi

model, yakni dengan melakukan uji F, uji t, dan koefisiensi determinasi (R2).

Uji F dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen

maupun mempengaruhi variabel dependen secara simultan ( bersama-sama) .

sedangkan uji T dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Selain itu

43

Page 58: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

uji koefisien determinasi (R2) ditujukan untuk melihat seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya yang

dilihat melalui adjusted R square karena variabel independen dalam penelitian

ini lebih dari dua. Secara skematis alur pikir penelitian ini dapat terlihat pada

gambar berikut.

Gambar 2.3

Bagan Kerangka Pemikiran

Tingkat inflasi Bi rate Jml uang

Yg beredarNilai tukar rupiah

terhadap US$

Volume Perdagangan Saham Di BEI

Uji Normalitas

Uji Asumsi Klasik

Analsis Regresi Linier Berganda

Uji F

Uji t

Interpretasi

44

Page 59: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

45

D. Hipotesis

1. H0:β = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan

tingkat inflasi, BI rate, kurs rupiah dan jumlah uang yang

beredar terhadap volume perdagangan saham di Indonesia.

Ha:β ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan tingkat

inflasi, BI rate, kurs rupiah dan jumlah uang yang beredar,

terhadap volume perdagangan saham di Indonesia.

2. H0:β = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial tingkat

inflasi, BI rate, kurs rupiah dan jumlah uang yang beredar

terhadap volume perdagangan saham di Indonesia.

Ha:β ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial tingkat

inflasi, BI rate, kurs rupiah dan jumlah uang yang beredar,

terhadap volume perdagangan saham di Indonesia.

Page 60: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis tingkat inflasi, BI

rate, kurs rupiah, dan jumlah uang beredar, terhadap volume perdagangan

saham di Indonesia selama periode Januari 2006 sampai dengan Desember

2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, BI Rates, jumlah

uang beredar, Kurs Rupiah, dan volume perdagangan saham. Sedangkan

sampel dalam penelitian ini adalah data bulanan selama 5 tahun, mulai dari

Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 dari data tingkat inflasi, BI Rate,

jumlah uang yang beredar, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dan

volume perdagangan saham perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia.

C. Metode Pengumpulan Data

Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder runtun waktu (time series) dari bulan Januari 2006 sampai dengan

Desember 2009 yang bersumber dari Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik, dan

Bursa Efek Indonesia.

46

Page 61: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

D. Metode Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel dependent, variabel independent atau keduanya

terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang

disribusi datanya normal atau mendekati normal.

Untuk menguji apakah data terdisribusi normal atau tidak, dapat

dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu metode menguji normalitas

data adalah dengan melihat grafik Normal Probabilty Plot. Menurut

Singgih Santoso (2000: 214) untuk melakukan pengujian normalitas data

dapat dilihat dari penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Jika

data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka model tersebtu memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data

menyebar menjauhi garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu untuk menguji normalitas data dapat pula dilakukan

dengan Kolmogorov Smirnov. Jika nilai K-S kurang dari nilai tabel atau

nilai 2 tailed p lebih besar dari α berarti data adalah normal. Jika nilai K-S

lebih dari nilai tabel atau nilai 2 tailed p lebih kecil dari α berarti data tidak

normal.

47

Page 62: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam penggunaan analisis regresi agar menunjukkan hubungan yang

valid atau tidak bias maka perlu pengujian asumsi klasik pada model regresi

yang digunakan. Adapun asumsi dasar yang harus dipenuhi antara lain :

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas pertama kali dikemukakan oleh ranger Frish

dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis By Means Of Complete

Regression System”. Frish mengatakan bahwa multikolinier adalah adanya

lebih dari satu hubungan linier yang sempurna (Suharyadi, 2004:528).

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih

variabel independent terdapat korelasi atau hubungan dengan variabel

independent lainnya atau dengan kata lain satu atau lebih variabel

independent merupakan satu fungsi linear dari variabel independent

lainnya. Artinya bahwa jika di antara peubah-peubah bebas yang

digunakan sama sekali tidak berkorelasi satu dengan yang lain bahwa bisa

dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Multikoliearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan ada tidaknya hubungan antara beberapa atau semua

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama

dengan nol.

48

Page 63: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Untuk mendeteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat

dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-

masing variabel. Jika nilai tolerance tidak kurang dari 0.1 dan nilai VIF

lebih kecil dari 10 berarti tidak terdapat multikolinearitas.

b. Uji Autokorelasi

Istilah Autokorelasi (Autocorrelation) menurut Maurice G. Kendall

dan William R. Buckland. Autokorelasi merupakan kondisi antara anggota

observasi yang disusun menurut urutan waktu (Suharyadi, 2004:529).

Autokorelasi dapat didefinisikan pula terjadinya korelasi di antara

data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa munculnya suatu

data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Untuk mendeteksi terjadi

autokorelasi atau tidak pada model regresi dapat dilakukan dengan uji

Durbin Watson, dengan rumus sebagai berikut:

( )

=−−

= n

tt

a

ttt

e

eed

1

2

2

21

Menurut Singgih Santoso (2000:218) bila nilai DW terletak

diantara -2 < d < 2 maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi baik

positif maupun negatif. Secara umum deteksi adanya autokorelasi bisa

diambil patokan :

1) Angka DW berada di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

2) Angka DW berada diantara -2 sampa 2, berarti tidak ada autokorelasi.

3) Angka DW berada di atas 2, berarti ada autokorelasi negatif.

49

Page 64: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan di mana varian dari

faktor pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Uji

heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika residual dari satu pengamatan lain ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Untuk memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu

model regresi dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut.

Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi tidak

terdapat heteroskedastisitas jika :

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka

nol.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi dalam penelitian ini menjadi alat untuk mengukur

bagaimana pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Tujuan dari analisis regresi adalah untuk memprediksi besarnya variabel

50

Page 65: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah

diketahui besarnya (Santoso, 2000: 163).

Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel

independen, maka digunakan model regresi berganda dengan persamaan

sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + εr

Dimana :

Y = Volume perdagangan saham di Indonesia.

a = intercept (variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel dependen dan

variabel independen)

b = koefisien regresi dari variabel independen

X1 = Tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia

X2 = Bi rates

X3 = Jumlah uang yang beredar (M2) di Indonesia.

X4 = Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika

εr = faktor pengganggu

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah kemampuan variabel independen

menjelaskan variebel dependen (terikat). Koefisien determinasi menunjukkan

suatu proporsi dari varian yang dapat diterangkan oleh persamaan regresi

(Regression Of Sum Square, RSS) terhadap varian total (Total Of Sum Square,

TSS). Besarnya koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut :

R2 = TSSRSS

51

Page 66: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

R2 = ( ) ( )

( )22

22211

....YYn

YYXbbn ++ YXYaΣΣ

Σ−ΣΣΣ−

Dan untuk menghitung R2 digunakan rumus sebagai berikut :

Nilai R2 akan berkisar antara 0 sampai dengan 1 (Suharyadi, 2004:515).

5. Uji Hipotesis

a. Uji F (secara simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi

tersebut. Bila nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel atau tingkat

signifikannya lebih kecil dari 5% (α : 5% = 0.05) maka hal ini

menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa

variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen secara simultan.

Untuk menentukan Fhitung dapat dilakukan dengan rumus :

F = ( )( ) ( )knR

kR−−

−/1

1/2

2

Dimana:

R2 = koefisien determinasi

n = jumlah pengamatan / sampel

k = jumlah parameter yang diestimasi dalam regresi

b. Uji t (secara parsial)

Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial, dengan menganggap variabel

lain bersifat konstan atau digunkan untuk mengetahui ada atau tidaknya

52

Page 67: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Bila thitung

lebih besar dari pada ttabel atau nilai signifikan t < α : 5% (0.05) maka Ho

ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara

parsial variabel independen terhadap variabel dependen.

thitung dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

( )Sb

ibithitungβ−

= 1β = 0 dengan rumus thitung Sbbi

Dimana :

bi = koefisien variabel ke-i

βi = parameter ke-i yang dihipotesiskan

Sb = kesalahan standar

Sb adalah Standard error dari koefisien regresi dengan rumus matematis

sebagai berikut :

( )∑ ∑−

=

nx

x

seSb2

2

se adalah standard error sampel yang dirumuskan sebagai berikut :

2

2

−= ∑

ne

se

Dimana Σ e2 dapat dirumuskan sebagai berikut :

∑ ∑ ∑ ∑−−= XYbYaYet 2

53

Page 68: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

E. Operasional Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independen (variabel bebas). Dalam penelitian ini yang merupakan

variabel dependen adalah Volume perdagangan saham di Indonesia.

2. Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang secara bebas

mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini yang merupakan

variabel independen antara lain adalah sebagai berikut :

a. Tingkat inflasi di Indonesia (X1)

Tingkat Inflasi adalah kecenderungan meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus-menerus.

b. BI rate (X2)

BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap

atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan

diumumkan kepada publik.

c. Kurs Rupiah (X3)

Kurs rupiah adalah nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan

untuk membeli mata uang asing. Dalam penelitian ini yang digunakan

sebagai variabel independen adalah kurs rupiah terhadap dolar Amerika.

54

Page 69: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

55

d. Jumlah uang yang beredar di Indonesia (X4)

Jumlah uang yang beredar adalah uang yang beredar di tangan

masyarakat. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel

independen adalah jumlah uang yang beredar dalam arti luas M2 yang

terdiri atas M1 ditambah dengan uang kuasi.

Page 70: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat

memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung

pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam

upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan

Pasar Modal Indonesia yang stabil.

Sejarah Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek di

Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial

Belanda, Bursa Efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah

kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.

Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang dunia Pertama dan

kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial juga

mengoperasikan Bursa Pararel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa

ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentera Jepang di Batavia. Pada

1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan, Bursa

Saham di buka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan Saham dan Obligasi

yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia.

Kegiatan Bursa Saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan

program nasionalisasi pada tahun 1956.

Setelah terhenti sejak tahun 1956, Bursa Efek Jakarta diaktifkan kembali

56

Page 71: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

pada tanggal 10 Agustus 1977. Pada saat itu, Bursa Efek Jakarta dikelola oleh

BAPEPAM atau Badan Pelaksana Pasar Modal (Sekarang Badan Pengawas Pasar

Modal), suatu badan yang bernaung di bawah Departemen Keuangan. Hingga

tahun 1987, perkembangan Bursa Efek Jakarta bisa dikatakan sangat lambat,

dengan hanya 24 emiten yang tercatat dan rata-rata nilai transaksi harian kurang

dari Rp 100 juta. Pertumbuhan yang lambat tersebut berakhir pada tahun

berikutnya ketika pemerintah mengeluarkan deregulasi di bidang Perbankan dan

pasar modal melalui Pakto 1988.

Dengan pertumbuhan yang pesat dan dinamis, bursa efek perlu ditangani

secara lebih serius. Untuk menjaga objektifitas dan mencegah kemungkinan

adanya conflict of interest fungsi pembinaan dan operasional bursa harus

dipisahkan dan dikembangkan dengan pendekatan yang lebih profesional.

Akhirnya pemerintah memutuskan sudah tiba waktunya untuk melakukan

swastanisasi bursa. Sehingga akhir tahun 1991 didirikan PT Bursa Efek Jakarta

dan diresmikan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 13 Juli 1992.

Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995,

BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem

perdagangan otomasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem

baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih

besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding

sistem perdagangan manual.

Mulai tahun 2002, BEJ mulai menerapkan sistem perdagangan jarak jauh

atau lebih dikenal dengan istilah remote trading. Remote Trading dapat diartikan

57

Page 72: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

sebagai sistem Perdagangan Jarak Jauh, dimana setiap order transaksi di kantor

broker (perusahaan Efek) langsung di kirim ke sistem perdagangan Bursa Efek,

tanpa perlu memasukkan order dari Lantai Bursa (trading floor). Dengan

demikian, order dapat dilakukan di kantor broker dimana saja sepanjang

terhubung dengan sistem perdagangan Bursa.

Seiring dengan perkembangan pasar dan tuntutan untuk lebih

meningkatkan efisiensi serta daya saing di kawasan regional, maka efektif tanggal

3 Desember 2007 secara resmi PT Bursa Efek Jakarta digabung dengan PT Bursa

Efek Surabaya dan berganti nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia.

B. Deskripsi Data

1. Volume Perdagangan Saham

Data volume perdagangan saham selama bulan Januari 2006 sampai

dengan Desember 2009, dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel 4.1 Volume Perdagangan Saham Tahun 2006 - 2009

Tahun BULAN 2006 2007 2008 2009

Januari 25.881 65.757 73.948 40.558 Februari 26.050 53.028 67.186 36.829

Maret 43.266 50.783 54.887 40.082 April 39.752 76.572 85.165 188.504 Mei 60.446 120.762 77.629 282.751 Juni 26.046 106.607 60.659 185.472 Juli 21.720 107.809 51.482 138.406

Agustus 31.062 109.920 49.365 185.121 September 32.663 99.175 69.668 80.123

Oktober 31.120 101.056 71.043 100.300 Nopember 46.490 87.398 64.909 116.416 Desember 52.441 60.675 61.905 73.098

Sumber data : bei.go.id

58

Page 73: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Pada tahun 2006 volume perdagangan saham di BEJ mengalami

kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tercatat selama tahun 2006

rata-rata frekuensi perdagangan saham per bulan di BEJ mencapai 436973 juta

saham. Pada tahun 2007 terjadi penggabungan antara BES dengan BEJ

menjadi BEI. Selama tahun 2007 volume perdagangan saham mengalami

pertumbuhan yang sangat tinggi yaitu sebesar 137,9% dibanding tahun 2006.

Total volume perdagangan saham mencapai 1.039.542 juta saham. Hal ini

disebabkan oleh menurunnya tingkat suku bunga bank sehingga menjadikan

investasi pasar modal menjadi semakin menarik. Namum pada tahun 2008

volume perdagangan saham mengalami penurunan sebesar 24.21% menjadi

787.846 juta saham. Hal ini terjadi karena krisis keuangan di Amerika yang

berlanjut dengan runtuhnya indeks Dow Jones yang sedikit banyak

berpengaruh negatif terhadap bursa-bursa dunia termasuk BEI. Di tahun 2009

volume perdagangan saham terus mengalami peningkatan. Tercatat

peningkatan volume perdagangan saham mencapai 86,4% atau sebanyak

1.467.660 juta saham.

Perkembangan volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia

dari Januari 2006 hingga Desember 2009 dapat dilihat pada gambar 4.1

dibawah ini :

59

Page 74: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Gambar 4.1 Grafik Volume Perdagangan Saham Tahun 2006 – 2009

Volume Perdagangan Saham

050.000

100.000150.000200.000

250.000300.000

Jan-0

6

Mei-06

Sep-0

6

Jan-0

7

Mei-07

Sep-0

7

Jan-0

8

Mei-08

Sep-0

8

Jan-0

9

Mei-09

Sep-0

9

Periode

Volu

me

Per

daga

ngan

Sa

ham

(J

utaa

n Le

mba

r Sah

am)

2. Tingkat Inflasi

Data tingkat inflasi bulanan selama bulan Januari 2006 sampai dengan

Desember 2009, dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2 Tingkat Inflasi Tahun 2006 – 2009

Sumber data : bi.go.id

Tahun BULAN 2006 2007 2008 2009 Januari 17,03% 6,26% 7,36% 9,17% Februari 17,92% 6,30% 7,40% 8,60%

Maret 15,74% 6,52% 8,17% 7,92% April 15,40% 6,29% 8,96% 7,31% Mei 15,60% 6,01% 10,38% 6,04% Juni 15,53% 5,77% 11,03% 3,65% Juli 15,15% 6,06% 11,90% 2,71%

Agustus 14,90% 6,51% 11,85% 2,75% September 14,55% 6,95% 12,14% 2,83%

Oktober 6,29% 6,88% 11,77% 2,57% Nopember 5,27% 6,71% 11,68% 2,41% Desember 6,60% 6,59% 11,06% 2,78%

Selama tahun 2006, laju inflasi mengalami penurunan dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Tingkat inflasi tertinggi selama tahun 2006 terjadi

pada bulan Februari yaitu sebesar 17,92%. Tingginya tekanan inflasi pada

60

Page 75: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

awal-awal tahun 2006 terjadi selepas kenaikan BBM pada Oktober 2005.

Sampai dengan tahun 2007, tingkat inflasi relatif stabil dikisaran 6% - 7%.

Tetapi selama tahun 2008, tingkat inflasi terus mengalami kenaikan. Hal ini

disebabkan oleh lonjakan harga minyak dunia. Tingkat inflasi tertinggi terjadi

pada bulan September 2008. Tekanan inflasi cenderung mereda pada triwulan

ke-IV tahun 2008. turunnya tekanan inflasi terutama disebabkan oleh

merosotnya harga komoditas internasional yang diikuti dengan menurunnya

komoditas domestik. Selama tahun 2009 tingkat inflasi terus mengalami

penurunan. Tingkat inflasi terendah terjadi pada bulan November yaitu

sebesar 2,41%. Pada Desember 2009, tingkat inflasi mulai mengalami

peningkatan. Tetapi tingkat inflasinya masih dapat dikategorikan sebagai

inflasi ringan.

Perkembangan Inflasi di Indonesia dari Januari 2006 hingga Desember

2009 dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini :

Gambar 4.2 Grafik Tingkat Inflasi Tahun 2006 - 2009

Tingkat Inflasi

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Okt

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Okt

-07

Jan-

08

Apr

-08

Jul-0

8

Okt

-08

Jan-

09

Apr

-09

Jul-0

9

Okt

-09

Periode

Infla

si (%

)

61

Page 76: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

3. BI rate

Data BI rate selama bulan Januari 2006 sampai dengan Desember

2009, dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.3 BI rate Tahun 2006 -2009

Tahun BULAN 2006 2007 2008 2009 Januari 12,75% 9,50% 8,00% 8,75% Februari 12,75% 9,25% 8,00% 8,25%

Maret 12,75% 9,00% 8,00% 7,75% April 12,75% 9,00% 8,00% 7,50% Mei 12,50% 8,75% 8,25% 7,25% Juni 12,50% 8,50% 8,50% 7,00% Juli 12,25% 8,25% 8,75% 6,75%

Agustus 11,75% 8,25% 9,00% 6,00% September 11,25% 8,25% 9,25% 5,00%

Oktober 10,75% 8,25% 9,50% 6,50% Nopember 10,25% 8,25% 9,50% 6,50% Desember 9,75% 8,00% 9,25% 6,50%

Sumber data : bi.go.id

Selama tahun 2006, Bank Indonesia telah menurunkan BI rate

sebanyak 7 (tujuh) kali hingga mencapai level sebesar 9,75 % pada akhir

tahun 2006. pada tahun 2007 Bank Indonesia juga terus menurunkan BI rate

hingga mencapai level 8 % pada akhir tahun 2007, atau turun 175 basis poin

dibandingkan dengan akhir tahun 2006. Hingga akhir triwulan Bank Indonesia

tetap mempertahankan BI rate di level 8 %. Namun ketidakpastian

perkembangan pasar keuangan global, dan kenaikan harga minyak yang

sangat tinggi pada April 2008 menimbulkan tekanan inflasi yang tinggi. Untuk

mencegah akselerasi tekanan terhadap stabilitas makro, Bank Indonesia secara

bertahap dan terukur menaikan BI rate sebesar 150 basis poin hingga

mencapai 9,5 % pada November 2008. Pada tahun 2009, Bank Indonesia

mulai menurunkan BI rate sampai pada level 5 % di bulan September 2009.

62

Page 77: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Kemudian pada triwulan ke-IV tahun 2009 Bank Indonesia menaikkan

kembali BI rate hingga ke level 6,5 % atau sebesar 150 basis poin, dan terus

mempertahankannya sampai Desember 2009.

Perkembangan BI rate di Indonesia dari Januari 2006 hingga Desember

2009 dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini :

Gambar 4.3 Grafik BI rate Tahun 2006 – 2009

BI Rate

0,00%2,00%4,00%6,00%8,00%

10,00%12,00%14,00%

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Okt

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Okt

-07

Jan-

08

Apr

-08

Jul-0

8

Okt

-08

Jan-

09

Apr

-09

Jul-0

9

Okt

-09

Periode

BI R

ate

(%)

4. Kurs Rupiah

Data kurs rupiah terhadap dolar Amerika selama bulan Januari 2006

sampai dengan Desember 2009, dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :

63

Page 78: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Tabel 4.4 Kurs Rupiah/US$ Tahun 2006 -2009

Tahun BULAN 2006 2007 2008 2009

Januari 9395 9090 9291 11355 Februari 9230 9160 9078 11980

Maret 9075 9118 9217 11575 April 8775 9083 9234 10713 Mei 9220 8828 9318 10340 Juni 9300 9054 9225 10225 Juli 9070 9186 9118 9920

Agustus 9100 9410 9153 10060 September 9235 9137 9416 9681

Oktober 9110 9110 10995 9545 Nopember 9165 9376 12151 9480 Desember 9025 9419 10950 9433

Sumber data : bei.go.id

Secara umum sepanjang tahun 2006 sampai dengan triwulan ke-IV

2008, nilai tukar rupiah mengalami penguatan terhadap dolar Amerika

disertai dengan pergerakan yang lebih stabil dibanding tahun sebelumnya.

nilai tukar rupiah bergerak dikisaran Rp 9.000,- / US$. Nilai tukar rupiah

terkuat terjadi pada bulan April 2006 yaitu sebesar Rp 8.775,- / US$. Namun

pada pertengahan September 2008, nilai tukar rupiah terdepresiasi ke level

diatas Rp 10.000,- / US$. Hal ini disebabkan intensifikasi krisis keuangan

global yang memicu risk aversion dan anjloknya harga komoditas, yang

berdampak buruk terhadap kinerja ekspor dan menurunkan pasokan valas

yang bersumber dari devisa hasil ekspor. Selama tahun 2008 nilai tukar rupiah

terlemah terjadi pada bulan November yaitu sebesar Rp 12.151,- / US$. Pada

semester pertama tahun 2009, nilai tukar rupiah masih berada dikisaran Rp

10.000,- / US$ lebih. Namun nilai tukar rupiah tersebut terus bergerak

menguat terhadap dolar Amerika, hingga pada akhir 2009 mencapai nilai

Rp 9.433,- / US$.

64

Page 79: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Perkembangan Kurs Rupiah di Indonesia dari Januari 2006 hingga

Desember 2009 dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini :

Gambar 4.4 Grafik Kurs Rupiah/US$ Tahun 2006 -2009

Kurs Rupiah

02000400060008000

100001200014000

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Okt

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Okt

-07

Jan-

08

Apr

-08

Jul-0

8

Okt

-08

Jan-

09

Apr

-09

Jul-0

9

Okt

-09

Periode

Kurs

Rup

iah

(Rp,

-)

5. Jumlah Uang Beredar

Data jumlah uang beredar selama bulan Januari 2006 sampai dengan

Desember 2009, dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini :

Tabel 4.5 M2 (jutaan rupiah) Tahun 2006 – 2009

Tahun BULAN 2006 2007 2008 2009

Januari 1.190.834 1.363.907 1.596.565 1.874.145 Februari 1.193.864 1.366.820 1.603.750 1.900.208

Maret 1.195.067 1.375.947 1.594.390 1.916.752 April 1.198.013 1.383.577 1.611.691 1.912.623 Mei 1.237.504 1.393.097 1.641.733 1.927.070 Juni 1.253.757 1.451.974 1.703.381 1.977.533 Juli 1.248.236 1.472.952 1.686.050 1.963.180

Agustus 1.270.378 1.487.541 1.682.811 1.995.294 September 1.291.396 1.512.756 1.778.139 2.018.031

Oktober 1.325.658 1.530.145 1.812.490 2.021.517 Nopember 1.338.555 1.556.200 1.851.023 2.062.206 Desember 1.382.074 1.643.203 1.895.839 2.141.384

Sumber data : bps.go.id

65

Page 80: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Selama tahun 2006 velositas (perputaran) M2 cenderung meningkat.

M2 tercatat mencapat 1.382.074 juta pada akhir tahun 2006. kenaikan tersebut

terutama dari berasal dari naiknya uang kuasi (tabungan dan deposito). Pada

tahun 2007, M2 tumbuh 18.9% hingga mencapai 1.643.203 juta pada akhir

tahun 2007. selama tahun 2008 M2 juga mengalami peningkatan. Pada Akhir

tahun 2008 M2 mengalami peningkatan sebesar 15,4% hingga mencapai

1.895.839 juta. Tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, di tahun 2009 pun

M2 terus mengalami peningkatan hingga mencapai 2.141.384 juta atau

sebesar 12,9% dibandingkan dengan tahun 2008.

Perkembangan Kurs Rupiah di Indonesia dari Januari 2006 hingga

Desember 2009 dapat dilihat pada gambar 4.5 dibawah ini :

Gambar 4.5 Grafik M2 Tahun 2006 -2009

Jumlah Uang Beredar

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Okt

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Okt

-07

Jan-

08

Apr

-08

Jul-0

8

Okt

-08

Jan-

09

Apr

-09

Jul-0

9

Okt

-09

Periode

M2

(Mili

ar R

upia

h)

66

Page 81: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

C. Hasil Dan Pembahasan

1. Deskripsi Data Dalam Variabel

Gambaran mengenai variabel-varianbel yang diteliti selama periode

peneltian, yaitu dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 dapat dilihat

pada tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6 Deskripsi Data Dalam Variabel

Descriptive Statistics

48 10,33686 11,45140 10,81842 ,24801783 ,062

48 ,00201 ,01493 ,0072794 ,00357569 ,00048 ,00417 ,01063 ,0075196 ,00162831 ,00048 -,09884 ,16769 -,0000940 ,04074828 ,00248 -,02838 ,05665 ,0122242 ,01715967 ,00048

Volume PerdaganganSahamTingkat InflasiBI rateKurs RupiahM2Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan

SPSS 15.0, Output SPSS ini menunjukkan bahwa volume perdagangan saham

dari 48 observasi atas sampel memiliki nilai terendah 10,33686 yang terjadi

pada Juli 2006, dan nilai tertinggi 11,45140 yang terjadi pada Mei 2009,

dengan nilai rata-rata sebesar 10,81842.

Tingkat inflasi memiliki nilai terendah 0,00201 yang terjadi pada

November 2008 atau sebesar 2.41%, dan nilai tertinggi 0,1493 yang terjadi

pada Februari 2006 atau sebesar 17.92%, dengan nilai rata-rata tingkat inflasi

0,0072794.

BI rate memiliki nilai terendah 0,00417 yang terjadi pada September

2009 atau sebesar 5%, dan nilai tertinggi 0,01063 yang terjadi pada bulan

Januari sampai April 2006 atau sebesar 12.75%, dengan nilai rata-rata sebesar

0.0075196.

67

Page 82: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Kurs memiliki nilai pertumbuhan terendah -0.09884 yang terjadi pada

Desember 2008, dan nilai pertumbuhan tertinggi 0,16769 yang terjadi pada

Oktober 2009, dengan nilai rata-rata -0,0000940.

Jumlah uang yang beredar memiliki nilai pertumbuhan terendah -

0,02838 yang terjadi pada Januari 2008, dan nilai pertumbuhan tertinggi

0,05665 yang terjadi pada September 2008. dengan nilai rata-rata 0,0122242.

2. Uji Normalitas

Pada tahap pertama penelitian adalah melakukan uji normalitas data.

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah disribusi data yang akan

digunakan dalam variabel penelitian normal atau tidak. Data yang baik dan

layak digunakan dalam penelitian adalah data yang terdisribusi normal.

Untuk melihat model regresi variabel dependen, variabel independen,

atau keduanya terdisribusi normal atau tidak dapat dilihat dari grafik Normal

Probability Plot di bawah ini:

Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Volume Perdagangan Saham

68

Page 83: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Dari grafik normal P-P plot tersebut dapat dilihat bahwa sebaran data berada

gujian normalitas data dengan menggunakan uji

Kolmo

Uji Normalitas

di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki data

yang terdisribusi normal.

Adapun hasil pen

gorov-Smirnov dapat dijelaskan pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

48 48 48 48 48

VoPerdagangan

Saham

lume

Tingkat Inflasi BI rate Kurs Rupiah M2N

10,8184194 ,0072794 ,0075196 -,0000940 ,0122242,24801783 ,00357569 ,00162831 ,04074828 ,01715967

,053 ,163 ,153 ,165 ,093,053 ,163 ,153 ,165 ,093

-,048 -,100 -,097 -,116 -,049,368 1,133 1,059 1,145 ,647,999 ,154 ,212 ,146 ,797

MeanNormal Parameters a,b

Std. DeviationAbsolutePositive

Most ExtremeDifferences

NegativeKolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Dengan menggunakan SPSS 15.0 untuk menguji normalitas data,

didapatkan hasil nilai K-S untuk volume perdagangan saham sebesar 0,368

atau nilai 2 tailed p sebesar 0,999 > α = 0.05, tingkat inflasi sebesar 1,133 atau

nilai 2 tailed p sebesar 0,154 > α = 0.05, BI rate sebesar 1,059 atau nilai 2

tailed p sebesar 0,212 > α = 0.05, Kurs rupiah sebesar 1,145 atau nilai 2 tailed

p sebesar 0,146 > α = 0.05, dan Jumlah uang yang beredar sebesar 0,647 atau

nilai 2 tailed p sebesar 0,797 > α = 0.05. Hal ini menunjukkan, semua data

yang digunakan dalam variabel penelitian terdisribusi secara normal.

69

Page 84: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

3. Uji Asumsi Klasik

r berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika

ultikolinieritas

tas bertujuan untuk menguji apakah pada model

reg

ahui adanya korelasi atau tidak antar variabel bebas,

mak

Hasil Uji Multikolinieritas

Model regresi linie

model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan asumsi-asumsi klasik

statistik.

a. Uji M

Uji multikolinieri

resi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel-variabel

bebasnya. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance

inflation factor (VIF). Apabila tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang

dari 10, maka model regresi dapat dikatakan terbebas dari

multikolinieritas.

Untuk menget

a dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini :

Tabel 4.8

l Collinearity Statistics Mode Kesimpulan

olerance VIF T1 (Constant) Tingkat Inflasi ,255 3,914 Tidak terjadi Multikolinieritas BI rate ,258 3,880 Tidak terjadi Multikolinieritas Kurs Rupiah ,933 1,072 Tidak terjadi Multikolinieritas M2 ,938 1,066 Tidak terjadi Multikolinieritas

Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas (inflasi,

BI rate, kurs dan M2) memiliki angka tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF di

70

Page 85: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

bawah 10. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

masalah multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi ini.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana

variabel terikat tidak berkorelasi dengan variabel itu sendiri, baik periode

sebelumnya ataupun sesudahnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi

kita menggunakan uji Durbin-Watson.

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson Kesimpulan

1 1,071 Tidak terjadi autokorelasi

Pada output tersebut terlihat bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar

1,071 yang terletak di daerah -2 < d < 2 , sehingga dapat disimpulkan

bahwa regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi.

c. Uji Heteroskesdastisitas

Uji Heteroskesdastisitas digunakan untuk menguji terjadinya

perbedaan varian residual suatu periode pengamatan ke periode

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang

memiliki persamaan varian residual suatu periode pengamatan dengan

periode pengamatan yang lain. Untuk memprediksi ada tidaknya

heteroskesdastisitas pada suatu model regresi dapat dilihat dari pola

gambar scatterplot model tersebut.

71

Page 86: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Hasil uji heteroskesdastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah

ini :

Gambar 4.7 Uji Heteroskedatisitas

Regression Standardized Predicted Value210-1-2-3

Regr

essi

on S

tude

ntize

d Re

sidu

al

3

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: Volume Perdagangan Saham

Pada gambar 4.2 terlihat titik-titik telah menyebar secara acak, dan

tidak membentuk pola tertentu, serta menyebar baik di atas maupun di

bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak

terdapat heteroskesdastisitas pada model regresi, sehingga model regresi

layak dipakai untuk memprediksi variabel terikat berdasarkan masukan

variabel bebasnya.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel di atas, selanjutmya

akan dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS 15.0 untuk mengetahui besarnya

pengaruh tingkat inflasi, BI rate, kurs rupiah, dasn jumlah uang yang beredar

72

Page 87: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

dalam arti luas (M2), terhadap total frekuensi perdagangan saham. Hasil

pengolahan data dengan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini :

Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

11,554 ,155 74,458 ,000-13,122 13,938 -,189 -,941 ,352-86,475 30,473 -,568 -2,838 ,007

-,143 ,640 -,024 -,224 ,824,834 1,516 ,058 ,550 ,585

(Constant)Tingkat InflasiBI rateKurs RupiahM2

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Volume Perdagangan Sahama.

Berdasarkan output SPSS pada tabel coefficients maka persamaan

regresi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = 11,554 – 13,122X1 – 86,472X2 – 0,143X3 + 0,834X4 + εr

Dari persamaan regresi di atas dapat dijelaskan bahwa :

a. Jika segala sesuatu pada variebel-variabel bebas bernilai 0, maka total

frekuensi perdagangan saham (Y) adalah sebesar 11,554.

b. Koefisien regresi tingkat inflasi (X1) sebesar -13,122 menunjukkan

besarnya pengaruh tingkat inflasi terhadap volume perdagangan saham.

Pengaruh negatif menunjukkan adanya pengaruh yang berlawanan antara

tingkat inflasi dengan perubahan volume perdagangan saham. Dengan kata

lain, jika tingkat inflasi meningkat 1% maka volume perdagangan saham

akan turun sebesar 13,122 dan sebaliknya, jika tingkat inflasi turun sebesar

1% maka volume perdagangan saham akan meningkat sebesar 13,122.

73

Page 88: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

c. Koefisien regresi BI rate (X2) sebesar -174,571 menunjukkan besarnya

pengaruh BI rate terhadap volume perdagangan saham. Pengaruh negatif

menunjukkan adanya pengaruh yang berlawanan antara perubahan BI rate

dengan volume perdagangan saham. Jika BI rate meningkat 1%, maka

akan menyebabkan penurunan frekuensi perdagangan saham sebesar

174,571 dan sebaliknya, jika BI rate turun sebesar 1% maka volume

perdagangan saham akan meningkat 174,571.

d. Koefisien regresi kurs rupiah (X3) sebesar -0,143 menunjukkan besarnya

pengaruh kurs rupiah terhadap frekuensi perdagangan saham. Jika kurs

rupiah meningkat sebesar Rp 1,- maka frekuensi perdagangan saham akan

turun sebesar 0,143 dan sebaliknya, jika kurs rupiah turun sebesar Rp 1,-

maka volume perdagangan saham akan naik 0,143.

e. Koefisien regresi jumlah uang yang beredar (X4) sebesar 0,834

menunjukkan besarnya pengaruh jumlah uang yang beredar terhadap

frekuensi perdagangan saham. pengaruh positif menunjukkan hubungan

yang searah antara volume perdagangan saham dengan jumlah uang yang

beresar. Jika jumlah uang yang beredar meningkat sebesar Rp 1,- maka

frekuensi perdagangan saham akan naik sebesar 0,834 dan sebaliknya jika

jumlah uang yang beredar turun sebesar Rp 1,- maka volume perdagangan

saham akan turun sebesar 0.843.

5. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikatnya. Koefisien

74

Page 89: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

determinasi dapat dilihat pada tabel model summaryb. Untuk regresi linier

berganda digunakan Adjusted R Square, karena telah disesuaikan dengan

jumlah variabel bebas yang digunakan.

Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

,746a ,556 ,515 ,17270317 1,071Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), M2, BI rate, Kurs Rupiah, Tingkat Inflasia.

Dependent Variable: Volume Perdagangan Sahamb.

Dari hasil output SPPS 15.0 tersebut memiliki koefisien determinasi 0,515.

Hal ini menunjukkan bahwa 51,5% variabel dependen volume perdagangan

saham dijelaskan oleh variabel independen tingkat inflasi, BI rate, kurs rupiah,

dan jumlah uang yang beredar. Sisanya sebesar 48,5% dijelaskan oleh

variabel-variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian.

6. Uji Hipotesis

a. Uji F (Secara Simultan)

Uji F dilakukan untuk menguji model penelitian apakah perubahan

tingkat inflasi, BI rate, kurs rupiah, dan jumlah uang yang beredar secara

simultan berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi perdagangan

saham. Uji F dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan

Ftabel. Hasil pengolahan data pada SPSS 15.0 dapat dilihat pada tabel 4.12

dibawah ini :

75

Page 90: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Tabel 4.12 Uji F

ANOVAb

1,609 4 ,402 13,483 ,000a

1,283 43 ,0302,891 47

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), M2, BI rate, Kurs Rupiah, Tingkat Inflasia.

Dependent Variable: Volume Perdagangan Sahamb.

Dari hasil output SPSS tersebut menunjukkan bahwa p-value 0,000

< 0,05, sedangkan Fhitung 48,820 > dari Ftabel 2,59. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat inflasi, Bi rate, kurs rupiah, dan jumlah uang yang beredar

secara simultan berpergaruh terhadap volume perdagangan saham.

b. Uji t (Secara Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variabel terikatnya.

Nilai dari uji t dapat dilihat dari p-value pada masing-masing variabel

bebas, atau dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Hasil

pengolahan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini :

Tabel 4.13 Uji t

Coefficientsa

11,554 ,155 74,458 ,000-13,122 13,938 -,189 -,941 ,352 ,255 3,914-86,475 30,473 -,568 -2,838 ,007 ,258 3,880

-,143 ,640 -,024 -,224 ,824 ,933 1,072,834 1,516 ,058 ,550 ,585 ,938 1,066

(Constant)Tingkat InflasiBI rateKurs RupiahM2

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Volume Perdagangan Sahama.

76

Page 91: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Dari hasil output SPSS menunjukkan bahwa :

• Variabel tingkat inflasi memiliki nilai p-value 0,352 > 0,05 dan thitung -

0,941 > -ttabel 2,02. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial tingkat

inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan

saham.

• Variabel BI rate memiliki p-value 0,007 < 0,05 dan thitung -2,838 < -ttabel

2,01. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial BI rate berpengaruh

secara signifikan terhadap volume perdagangan saham.

• Variabel kurs rupiah memiliki p-value 0,824 > 0,05 dan thitung -0,224 > -

ttabel 2,01. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial kurs rupiah tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham.

• Variabel jumlah uang yang beredar memiliki p-value 0,550 > 0,05 dan

thitung 0,585 < ttabel 2,01. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial jumlah

uang yang beredar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume

perdagangan saham.

D. Interpretasi

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa sebesar 51,5% dari variabel

dependen volume perdagangan saham dijelaskan oleh variabel independen

inflasi, BI rate, kurs rupiah, dan jumlah uang beredar. Sisanya sebesar 48,5%

dijelaskan oleh variabel lain di luar yang digunakan dalam penelitian ini.

Variabel lainnya tersebut seperti laporan kinerja perusahaan, pembagian

77

Page 92: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

deviden, perubahan strategi perusahaan, dan informasi-informasi lain yang

dapat digunakan oleh para investor untuk mengambil keputusan.

Secara simultan diperoleh hasil bahwa variabel tingkat inflasi, BI rate,

kurs rupiah, dan jumlah uang yang beredar secara simultan berpengaruh

terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Hal ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moch. Ludfi Habib

(2007).

Secara parsial ternyata variabel tingkat inflasi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap volume perdagangan saham. Hal ini terjadi dikarenakan

selama periode penelitian tingkat inflasi di Indonesia hanya berada di tingkat

inflasi rendah dan sedang, sehingga tidak terlalu mempengaruhi investor

dalam mengambil keputusan untuk melakukan trading activity.

Variabel BI rate mempunyai pengaruh yang signifikan dan mempunyai

hubungan negatif terhadap volume perdagangan saham. Hasil penelitian ini

tidak jauh berbeda dengan penelitian Moch. Ludfi Habib (2007). Hal ini

disebabkan pada tingkat sedang bunga tinggi, para investor lebih cenderung

menginvestasikan dananya di bank dibandingkan di pasar modal. Hal tersebut

dikarenakan tingkat suku bunga mempunyai hubungan yang negatif dengan

pasar modal. Dalam keadaan ceteris paribus jika tingkat bunga sedang tinggi

maka investasi di pasar modal akan turun, terutama bagi investor dengan tipe

konservatif (risk averse) yang lebih memilih investasi dengan resiko rendah.

78

Page 93: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

79

Variabel kurs rupiah tidak berpengaruh dengan secara signifikan

dengan volume perdagangan saham di BEI. Hal ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan Agung Budilaksono (2005).

Variabel jumlah uang yang beredar (m2) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap volume perdagangan di BEI. Dengan demikian dapat

disimpulkan tinggi atau rendah uang yang beredar di Indonesia tidak terlalu

berpengaruh terhadap keputusan investor dalam melakukan trading activity.

Page 94: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji F (simultan), tingkat inflasi. BI rate, kurs rupiah, dan

jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan

saham di Bursa Efek Indonesia.

2. Berdasarkan hasil uji t (parsial), secara individual hanya variabel BI rate

yang mempunyai berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan yang

negatif dengan volume perdagangan saham di BEI. Hal ini menunjukkan

bahwa jika terjadi kenaikan pada variabel BI rate, maka akan

menyebabkan volume perdagangan saham mengalami penurunan.

Demikian pula sebaliknya, jika terjadi penurunan pada variabel BI rate

maka akan menyebabkan volume perdagangan saham mengalami

kenaikan. Variabel lainnya (tingkat inflasi, kurs rupiah, jumlah uang yang

beredar) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume

perdagangan saham di BEI.

80

Page 95: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

81

B. SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat berimplikasi

terhadap pihak-pihak yang terkait antara lain :

1. Bagi pemerintah dalam menetapkan berbagai arah kebijakan ekonomi agar

memperhatikan reaksi pasar. Agar volume perdagangan saham yang

terjadi di BEI dapat terus tumbuh dan berkembang

2. Bagi para investor dalam melakukan aktivitas perdagangan saham

sebaiknya memperhatikan kondisi makro ekonomi di indonesia. Hal ini

dilakukan agar memperoleh keuntungan saham yang lebih besar dan tidak

mengakibatkan kerugian yang terlalu besar.

3. Bagi para emiten hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang

reaksi investor dalam menanggapi setiap informasi makro ekonomi

Indonesia.

4. Bagi kalangan akademisi penelitian ini dapat menjadi acuan dan memicu

penelitian berikutnya tentang beberapa kondisi makro ekonomi terhadap

volume perdagangan saham di BEI. Dan disarankan agar peneliti

selanjutnya melakukan observasi terhadap faktor-faktor ekonomi lain

seperti pendapatan nasional, neraca pembayaran, kebijakan perusahaan

emiten, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan volume perdagangan di

pasar modal.

Page 96: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

DAFTAR PUSTAKA BUKU BI. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: Tinjauan Kelembagaan,

Kebijakan, Dan Organisasi. Jakarta: Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (PPSK), 2003.

Cahyono, Jaka E. Strategi dan Teknik Meraih Untung di Bursa Saham. Jil 1.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000. Darmawi, Hermawan. Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial.

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006. Dornbusch, Rudiger., et al. Macroeconomics: Principles, Problems, And Policies,

New York: McGraw-Hill, 2004. Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta: FEIS UIN Press, 2004. Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi

ketiga, Cet.2. Yogyakarta: Penerbit AMP YKPN, 2001. Judisseno, Rimsky K. Sistem Moneter Dan Perbankan Di Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2005. Karim, Adiwarman A. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2008 Keown, Arthur J., et al. Financial Management: Principles And Applications. 9th

edition. New Jersey: Prentice Hall, 2001. Krugman, Paul R. dan Murice Obstfield. Ekonomi Internasional dan Kebijakan.

Jil 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2000. Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Untuk Bisnis Dan

Ekonomi. Yogyakarta: UMP AMP YKPN, 2001. Madura, Jeff. International Financial Management, USA: South-Western

College ,2000. Mankiw, Gregory. N. Macroeconomics. 9th edition, New York: McGraw-Hill,

2003. McConnell, Campbell R and Stanley R. Brue. Macroeconomics: Principles,

Problems, And Policies. New York: McGraw-Hill, 2002.

82

Page 97: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: FE Universitas Indonesia, 2004.

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Uang, Perbankan, Dan Ekonomi

Moneter (Kajian Konstektual Indonesia). Jakarta: FE Universitas Indonesia, 2004.

Salvatore, Domonick. Ekonomi Internasional. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit

Erlangga, 1997. Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus, Economics. 18th Edition.

Singapore: McGraw-Hill, 2005. Santoso, Singgih. SPSS (Statistical Product And Service Solution), Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2000. Santoso, Singgih. Statistik Parameter. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2000. Schiller, Bradley R. The Macro Economy Today. 9th edition. New York:

Mc Graw – Hill, 2000. Shapiro, A.C. Multinational Financial Management. 8th edition. New Jersey: John

Wiley& Sons, 2006. Sjahrial, Darmawan. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit Mitra

Wahana Media. 2006. Suharyadi dan Purwanto S.K. Statistika: Untuk Ekonomi & Keuangan Modern.

Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2004. Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Mikro Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2000. Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Ekonomi Teori Pengantar. Cet 16. Jakarta :

PT. Raja Grafindo Persada, 2004. JURNAL Amilin dan Darwanto. “Analisis Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas Terhadap

Volume Perdagangan Saham,” Etikonomi Vol. 5 No. 1: 47 – 57. April 2006.

83

Page 98: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Ambarwati, Sri Dwi Ari. “Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks LQ-45 Periode Tahun 2003-2005,” Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 1: 27 – 38. April 2008.

Atmadja, Adwin S. “Analisis Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar

Amerika Setelah Ditetapkannya Kebijakan Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas Di Indonesia,” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 1: 69 – 79. Mei 2002.

Atmadja, Adwin S. “Inflasi Di Indonesia: Sumber Sumber Penyebab dan

Pengendaliannya,” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1 No. 1: 54 – 67. Mei 1999.

Budilaksono, Agung. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Kepemilikan

Saham Oleh Investor Asing dan SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ),” 2005.

Budiantara, M. “Hubungan Antara Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga

Dan Harga Saham Industri Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta,” Kinerja Vol. 7 No. 1: 1 – 12. 2003.

Erawati, Neny dan Richard Llewelyn. “Analisis Pergerakan Suku Bunga Dan Laju

Ekspektasi Inflasi Untuk Menentukan Kebijakan Moneter di Indonesia,” Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4 No. 2: 98 – 107. September 2002.

Fahrudin, Muh. “Analisis Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Exchange Rate

dan Interest Rate Terhadap Indeks JII.” Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Surakarta, 2006.

Fitra, Irwin Lah Nidi. “Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Volume

Perdagangan Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.” Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2007.

Habib, Moch. Ludfi. “Analisis Pengaruh Tingkat Bunga SBI, dan Nilai Kurs

Dolar AS Terhadap Volume Perdagangan Saham (Studi Di Bursa Efek Jakarta).” Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang, 2007.

Haryanto, Ivan dkk. “Penentuan Nilai Tukar Mata Uang Asing Dengan

Menerapkan Konsep Paritas Daya Beli,” Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 2 No. 2: 14 – 28. September 2000.

84

Page 99: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Hidayat, Nasuhi dan Abdul Halim. “Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan Dan Return Terhadap Bid Ask Spread Saham Industri Rokok Di Bursa Efek Jakarta Dengan Model Koreksi Kesalahan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia , 3 (1). 2000.

Indrayadi, Yuki. “Inflasi Dan Kaitannya Dengan Kinerja IHSG,” Kompas, 7 Mei,

2004. Kurniawan, Taufik. Determinan Tingkat Suku Bunga Pinjaman Di Indonesia

Tahun 1983 – 2002,” Buletin Ekonomi Dan Perbankan. Desember 2004. hal. 437 -459.

Laksmono, R Didy. “Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi

Inflasi,” Buletin Ekonomi Monoter dan Perbankan. Maret 2001. Magdalena, Nany. “Analisis Pengaruh Harga Saham, Return Saham, Varian

Return Saham, Earnings Dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Bid Ask Spread Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Saham LQ 45 di BEJ)”, Jurnal Riset Akuntasi Indonesia, 9 (1):23-31, 2004.

Mansur, Moh. Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI Dan Kurs Dolar AS Terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2000 -2002,” Research Days. Faculty Of Economy Padjadjaran University Bandung. Oktober 2009.

Nugroho, Ari Tri. “Pengaruh Beta Saham Terhadap Volume Perdagangan Saham

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2007.” Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2008.

Nugroho, Norman Budi. “Analisis Perbedaan Return Saham Dan Perubahan

Volume Perdagangan Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Deviden.” Skripsi Sarjana Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2008.

Nusantara, Agung dan Abdul Aziz. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Jumlah Uang Quasi Di Indonesia,” Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. September 2002.

Pardede, R. “Penentuan Nilai Keseimbangan Mata Uang (Real Exchange Rate),”

Jurnal Pasar Modal Indonesia. Agustus 1999.

85

Page 100: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

86

Puspitasari, Nur Vetty Karina. “Analisis Perbedaan Likuiditas Dan Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia.” Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2009.

Rustamadji, R. Gatot. “Analisis Ekspektasi Investor di Bursa Efek Jakarta

Terhadap Peristiwa Politik,” Usahawan No. 8: 36 – 43. 2001. Sasana, Hadi. Analsis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi: di Indonesia

dan Filipina. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. September 2004 Siringoringo, Hotniar. “Pemodelan Jumlah Uang Beredar”. Jurnal Ekonomi &

Bisnis No 3. Jilid 8. 2003. Wibowo, Tri dan Hidayat Amir. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar

Rupiah,” Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol. 9 No. 4: 17 – 41. Desember 2005.

Wijaksono, Eky. “Pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham Dan Volume

Perdagangan Saham Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta.” Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2007.

PUBLIKASI http//www. amriamir.wordpress.com. http//www.asiafxonline.com http// www.bei.go.id http//www.bi.go.id http//www.bps.go.id http//www.djlk.depkeu.go.id http//id.wikipedia.org http// www.VisiBIznews.com http// www.wartawarga.gunadarma.ac.id http// www. widh2007.wordpress.com

Page 101: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Jumlah Uang Beredar / M2 Data Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar / M2(Miliar Rp)

BULANTahun

BULANTahun

2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009

Januari 1,190,834 1,363,907 1,596,565 1,874,145 Januari -0.01029 -0.01314 -0.02838 -0.01144

Februari 1,193,864 1,366,820 1,603,750 1,900,208 Februari 0.00254 0.00214 0.00450 0.01391

Maret 1,195,067 1,375,947 1,594,390 1,916,752 Maret 0.00101 0.00668 -0.00584 0.00871

April 1,198,013 1,383,577 1,611,691 1,912,623 April 0.00247 0.00555 0.01085 -0.00215

Mei 1,237,504 1,393,097 1,641,733 1,927,070 Mei 0.03296 0.00688 0.01864 0.00755

Juni 1,253,757 1,451,974 1,703,381 1,977,533 Juni 0.01313 0.04226 0.03755 0.02619

Juli 1,248,236 1,472,952 1,686,050 1,963,180 Juli -0.00440 0.01445 -0.01017 -0.00726

Agustus 1,270,378 1,487,541 1,682,811 1,995,294 Agustus 0.01774 0.00990 -0.00192 0.01636

September 1,291,396 1,512,756 1,778,139 2,018,031 September 0.01654 0.01695 0.05665 0.01140

Oktober 1,325,658 1,530,145 1,812,490 2,021,517 Oktober 0.02653 0.01149 0.01932 0.00173

Nopember 1,338,555 1,556,200 1,851,023 2,062,206 Nopember 0.00973 0.01703 0.02126 0.02013

Desember 1,382,074 1,643,203 1,895,839 2,141,384 Desember 0.03251 0.05591 0.02421 0.03839

Page 102: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Observasi Bulan Volume Perdagangan Saham log Frekuensi Tingkat Inflasi

Tingkat Inflasi Bi Rate BI rate Kurs Rupiah

Kurs Rupiah M2 (miliar rupiah)Y log Y X1 X2 X3

1 Jan-06 25,881,000,000 10.4129811 17.03% 0.0141917 12.75% 0.0106250 9395 -0.0452236 1,190,8342 Feb-06 26,050,000,000 10.4158077 17.92% 0.0149333 12.75% 0.0106250 9230 -0.0175625 1,193,8643 Mar-06 43,266,000,000 10.6361467 15.74% 0.0131167 12.75% 0.0106250 9075 -0.0167931 1,195,0674 Apr-06 39,752,000,000 10.5993590 15.40% 0.0128333 12.75% 0.0106250 8775 -0.0330579 1,198,0135 May-06 60,446,000,000 10.7813676 15.60% 0.0130000 12.50% 0.0104167 9220 0.0507123 1,237,5046 Jun-06 26,046,000,000 10.4157410 15.53% 0.0129417 12.50% 0.0104167 9300 0.0086768 1,253,7577 Jul-06 21,720,000,000 10.3368598 15.15% 0.0126250 12.25% 0.0102083 9070 -0.0247312 1,248,2368 Aug-06 31,062,000,000 10.4922294 14.90% 0.0124167 11.75% 0.0097917 9100 0.0033076 1,270,3789 Sep-06 32,663,000,000 10.5140561 14.55% 0.0121250 11.25% 0.0093750 9235 0.0148352 1,291,396

10 Oct-06 31,120,000,000 10.4930396 6.29% 0.0052417 10.75% 0.0089583 9110 -0.0135355 1,325,65811 Nov-06 46,490,000,000 10.6673595 5.27% 0.0043917 10.25% 0.0085417 9165 0.0060373 1,338,55512 Dec-06 52,441,000,000 10.7196710 6.60% 0.0055000 9.75% 0.0081250 9025 -0.0152755 1,382,07413 Jan-07 65,757,000,000 10.8179420 6.26% 0.0052167 9.50% 0.0079167 9090 0.0072022 1,363,90714 Feb-07 53,028,000,000 10.7245052 6.30% 0.0052500 9.25% 0.0077083 9160 0.0077008 1,366,82015 Mar-07 50,783,000,000 10.7057184 6.52% 0.0054333 9.00% 0.0075000 9118 -0.0045852 1,375,94716 Apr-07 76,572,000,000 10.8840700 6.29% 0.0052417 9.00% 0.0075000 9083 -0.0038386 1,383,57717 May-07 120,762,000,000 11.0819303 6.01% 0.0050083 8.75% 0.0072917 8828 -0.0280744 1,393,09718 Jun-07 106,607,000,000 11.0277857 5.77% 0.0048083 8.50% 0.0070833 9054 0.0256004 1,451,97419 Jul-07 107,809,000,000 11.0326550 6.06% 0.0050500 8.25% 0.0068750 9186 0.0145792 1,472,95220 Aug-07 109,920,000,000 11.0410767 6.51% 0.0054250 8.25% 0.0068750 9410 0.0243849 1,487,54121 Sep-07 99,175,000,000 10.9964022 6.95% 0.0057917 8.25% 0.0068750 9137 -0.0290117 1,512,75622 Oct-07 101,056,000,000 11.0045621 6.88% 0.0057333 8.25% 0.0068750 9110 -0.0029550 1,530,14523 Nov-07 87,398,000,000 10.9415015 6.71% 0.0055917 8.25% 0.0068750 9376 0.0291987 1,556,20024 Dec-07 60,675,000,000 10.7830098 6.59% 0.0054917 8.00% 0.0066667 9419 0.0045862 1,643,20325 Jan-08 73,948,000,000 10.8689264 7.36% 0.0061333 8.00% 0.0066667 9291 -0.0135896 1,596,56526 Feb-08 67,186,000,000 10.8272788 7.40% 0.0061667 8.00% 0.0066667 9078 -0.0229254 1,603,75027 Mar-08 54,887,000,000 10.7394695 8.17% 0.0068083 8.00% 0.0066667 9217 0.0153117 1,594,39028 Apr-08 85,165,000,000 10.9302612 8.96% 0.0074667 8.00% 0.0066667 9234 0.0018444 1,611,69129 May-08 77,629,000,000 10.8900240 10.38% 0.0086500 8.25% 0.0068750 9318 0.0090968 1,641,73330 Jun-08 60,659,000,000 10.7828952 11.03% 0.0091917 8.50% 0.0070833 9225 -0.0099807 1,703,38131 Jul-08 51,482,000,000 10.7116554 11.90% 0.0099167 8.75% 0.0072917 9118 -0.0115989 1,686,05032 Aug-08 49,365,000,000 10.6934191 11.85% 0.0098750 9.00% 0.0075000 9153 0.0038386 1,682,811

Page 103: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

33 Sep-08 69,668,000,000 10.8430333 12.14% 0.0101167 9.25% 0.0077083 9416 0.0287337 1,778,13934 Oct-08 71,043,000,000 10.8515213 11.77% 0.0098083 9.50% 0.0079167 10995 0.1676933 1,812,49035 Nov-08 64,909,000,000 10.8123049 11.68% 0.0097333 9.50% 0.0079167 12151 0.1051387 1,851,02336 Dec-08 61,905,000,000 10.7917257 11.06% 0.0092167 9.25% 0.0077083 10950 -0.0988396 1,895,83937 Jan-09 40,558,000,000 10.6080765 9.17% 0.0076417 8.75% 0.0072917 11355 0.0369863 1,874,14538 Feb-09 36,829,000,000 10.5661899 8.60% 0.0071667 8.25% 0.0068750 11980 0.0550418 1,900,20839 Mar-09 40,082,000,000 10.6029494 7.92% 0.0066000 7.75% 0.0064583 11575 -0.0338063 1,916,75240 Apr-09 188,504,000,000 11.2753206 7.31% 0.0060917 7.50% 0.0062500 10713 -0.0744708 1,912,62341 May-09 282,751,000,000 11.4514041 6.04% 0.0050333 7.25% 0.0060417 10340 -0.0348175 1,927,07042 Jun-09 185,472,000,000 11.2682784 3.65% 0.0030417 7.00% 0.0058333 10225 -0.0111219 1,977,53343 Jul-09 138,406,000,000 11.1411549 2.71% 0.0022583 6.75% 0.0056250 9920 -0.0298289 1,963,18044 Aug-09 185,121,000,000 11.2674557 2.75% 0.0022917 6.00% 0.0050000 10060 0.0141129 1,995,29445 Sep-09 80,123,000,000 10.9037572 2.83% 0.0023583 5.00% 0.0041667 9681 -0.0376740 2,018,03146 Oct-09 100,300,000,000 11.0013009 2.57% 0.0021417 6.50% 0.0054167 9545 -0.0140481 2,021,51747 Nov-09 116,416,000,000 11.0660127 2.41% 0.0020083 6.50% 0.0054167 9480 -0.0068098 2,062,20648 Dec-09 73,098,000,000 10.8639055 2.78% 0.0023167 6.50% 0.0054167 9433 -0.0049578 2,141,384

Page 104: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

M2X4

-0.01028990.00254440.00100770.00246510.03296370.0131337

-0.00440360.01773860.01654470.02653100.00972880.0325119

-0.01314470.00213580.00667750.00554530.00688070.04226340.01444790.00990460.01695080.01149490.01702780.0559073

-0.02838240.0045003

-0.00583630.01085120.01864000.0375506

-0.0101745-0.0019211

Page 105: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

0.05664810.01931850.02125970.0242115

-0.01144300.01390660.0087064

-0.00215420.00755350.0261864

-0.00725800.01635820.01139530.00172740.02012800.0383948

Page 106: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Volume Perdagangan Saham Jan 2005 - Des 2009

Tahun BULAN

2006 2007 2008 2009 Januari 25.881.000.000 65.757.000.000 73.948.000.000 40.558.000.000 Februari 26.050.000.000 53.028.000.000 67.186.000.000 36.829.000.000

Maret 43.266.000.000 50.783.000.000 54.887.000.000 40.082.000.000 April 39.752.000.000 76.572.000.000 85.165.000.000 188.504.000.000 Mei 60.446.000.000 120.762.000.000 77.629.000.000 282.751.000.000 Juni 26.046.000.000 106.607.000.000 60.659.000.000 185.472.000.000 Juli 21.720.000.000 107.809.000.000 51.482.000.000 138.406.000.000

Agustus 31.062.000.000 109.920.000.000 49.365.000.000 185.121.000.000 September 32.663.000.000 99.175.000.000 69.668.000.000 80.123.000.000

Oktober 31.120.000.000 101.056.000.000 71.043.000.000 100.300.000.000 Nopember 46.490.000.000 87.398.000.000 64.909.000.000 116.416.000.000 Desember 52.441.000.000 60.675.000.000 61.905.000.000 73.098.000.000

Total 436.937.000.000 1.039.542.000.000 787.846.000.000 1.467.660.000.000Sumber data : bei.go.id

Volume Perdagangan Saham

050.000

100.000150.000200.000

250.000300.000

Jan-0

6

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Periode

Volu

me

Per

daga

ngan

Sa

ham

(J

utaa

n Le

mba

r Sa

ham

)

87

Page 107: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Tingkat Inflasi Jan 2004 - Des 2008

Tahun

BULAN 2006 2007 2008 2009

Januari 17,03% 6,26% 7,36% 9,17% Februari 17,92% 6,30% 7,40% 8,60%

Maret 15,74% 6,52% 8,17% 7,92% April 15,40% 6,29% 8,96% 7,31% Mei 15,60% 6,01% 10,38% 6,04% Juni 15,53% 5,77% 11,03% 3,65% Juli 15,15% 6,06% 11,90% 2,71%

Agustus 14,90% 6,51% 11,85% 2,75% September 14,55% 6,95% 12,14% 2,83%

Oktober 6,29% 6,88% 11,77% 2,57% Nopember 5,27% 6,71% 11,68% 2,41% Desember 6,60% 6,59% 11,06% 2,78%

Sumber data : bi.go.id

Tingkat Inflasi

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Okt

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Okt

-07

Jan-

08

Apr

-08

Jul-0

8

Okt

-08

Jan-

09

Apr

-09

Jul-0

9

Okt

-09

Periode

Infla

si (%

)

88

Page 108: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

BI Rate Juli 2006 - April 2009

(%) Tahun

BULAN 2006 2007 2008 2009

Januari 12,75% 9,50% 8,00% 8,75% Februari 12,75% 9,25% 8,00% 8,25%

Maret 12,75% 9,00% 8,00% 7,75% April 12,75% 9,00% 8,00% 7,50% Mei 12,50% 8,75% 8,25% 7,25% Juni 12,50% 8,50% 8,50% 7,00% Juli 12,25% 8,25% 8,75% 6,75%

Agustus 11,75% 8,25% 9,00% 6,00% September 11,25% 8,25% 9,25% 5,00%

Oktober 10,75% 8,25% 9,50% 6,50% Nopember 10,25% 8,25% 9,50% 6,50% Desember 9,75% 8,00% 9,25% 6,50%

Sumber data : bi.go.id

BI Rate

0,00%2,00%4,00%6,00%8,00%

10,00%12,00%14,00%

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Okt

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Okt

-07

Jan-

08

Apr

-08

Jul-0

8

Okt

-08

Jan-

09

Apr

-09

Jul-0

9

Okt

-09

Periode

BI R

ate

(%)

89

Page 109: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Kurs Tengah USD (Rp/$)

Tahun BULAN

2006 2007 2008 2009 Januari 9395 9090 9291 11355 Februari 9230 9160 9078 11980

Maret 9075 9118 9217 11575 April 8775 9083 9234 10713 Mei 9220 8828 9318 10340 Juni 9300 9054 9225 10225 Juli 9070 9186 9118 9920

Agustus 9100 9410 9153 10060 September 9235 9137 9416 9681

Oktober 9110 9110 10995 9545 Nopember 9165 9376 12151 9480 Desember 9025 9419 10950 9433

Sumber data : bei.go.id

Kurs Rupiah

02000400060008000

100001200014000

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Okt

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Okt

-07

Jan-

08

Apr

-08

Jul-0

8

Okt

-08

Jan-

09

Apr

-09

Jul-0

9

Okt

-09

Periode

Kurs

Rup

iah

(Rp,

-)

90

Page 110: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Jumlah Uang Beredar / M2 (Miliar Rp)

Tahun BULAN

2006 2007 2008 2009 Januari 1.190.834 1.363.907 1.596.565 1.874.145 Februari 1.193.864 1.366.820 1.603.750 1.900.208

Maret 1.195.067 1.375.947 1.594.390 1.916.752 April 1.198.013 1.383.577 1.611.691 1.912.623 Mei 1.237.504 1.393.097 1.641.733 1.927.070 Juni 1.253.757 1.451.974 1.703.381 1.977.533 Juli 1.248.236 1.472.952 1.686.050 1.963.180

Agustus 1.270.378 1.487.541 1.682.811 1.995.294 September 1.291.396 1.512.756 1.778.139 2.018.031

Oktober 1.325.658 1.530.145 1.812.490 2.021.517 Nopember 1.338.555 1.556.200 1.851.023 2.062.206 Desember 1.382.074 1.643.203 1.895.839 2.141.384

Sumber data : bps.go.id

Jumlah Uang Beredar

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Okt

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Okt

-07

Jan-

08

Apr

-08

Jul-0

8

Okt

-08

Jan-

09

Apr

-09

Jul-0

9

Okt

-09

Periode

M2

(Mili

ar R

upia

h)

91

Page 111: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

INPUT SPSS

log Volume Perdagangan

Saham

Tingkat Inflasi BI rate Kurs Rupiah M2 Observasi

Y X1 X2 X3 X4 1 10,4129811 0,0141917 0,0106250 -0,0452236 -0,01028992 10,4158077 0,0149333 0,0106250 -0,0175625 0,00254443 10,6361467 0,0131167 0,0106250 -0,0167931 0,00100774 10,5993590 0,0128333 0,0106250 -0,0330579 0,00246515 10,7813676 0,0130000 0,0104167 0,0507123 0,03296376 10,4157410 0,0129417 0,0104167 0,0086768 0,01313377 10,3368598 0,0126250 0,0102083 -0,0247312 -0,00440368 10,4922294 0,0124167 0,0097917 0,0033076 0,01773869 10,5140561 0,0121250 0,0093750 0,0148352 0,0165447

10 10,4930396 0,0052417 0,0089583 -0,0135355 0,026531011 10,6673595 0,0043917 0,0085417 0,0060373 0,009728812 10,7196710 0,0055000 0,0081250 -0,0152755 0,032511913 10,8179420 0,0052167 0,0079167 0,0072022 -0,013144714 10,7245052 0,0052500 0,0077083 0,0077008 0,002135815 10,7057184 0,0054333 0,0075000 -0,0045852 0,006677516 10,8840700 0,0052417 0,0075000 -0,0038386 0,005545317 11,0819303 0,0050083 0,0072917 -0,0280744 0,006880718 11,0277857 0,0048083 0,0070833 0,0256004 0,042263419 11,0326550 0,0050500 0,0068750 0,0145792 0,014447920 11,0410767 0,0054250 0,0068750 0,0243849 0,009904621 10,9964022 0,0057917 0,0068750 -0,0290117 0,016950822 11,0045621 0,0057333 0,0068750 -0,0029550 0,011494923 10,9415015 0,0055917 0,0068750 0,0291987 0,017027824 10,7830098 0,0054917 0,0066667 0,0045862 0,055907325 10,8689264 0,0061333 0,0066667 -0,0135896 -0,028382426 10,8272788 0,0061667 0,0066667 -0,0229254 0,004500327 10,7394695 0,0068083 0,0066667 0,0153117 -0,005836328 10,9302612 0,0074667 0,0066667 0,0018444 0,010851229 10,8900240 0,0086500 0,0068750 0,0090968 0,018640030 10,7828952 0,0091917 0,0070833 -0,0099807 0,037550631 10,7116554 0,0099167 0,0072917 -0,0115989 -0,010174532 10,6934191 0,0098750 0,0075000 0,0038386 -0,001921133 10,8430333 0,0101167 0,0077083 0,0287337 0,056648134 10,8515213 0,0098083 0,0079167 0,1676933 0,019318535 10,8123049 0,0097333 0,0079167 0,1051387 0,021259736 10,7917257 0,0092167 0,0077083 -0,0988396 0,024211537 10,6080765 0,0076417 0,0072917 0,0369863 -0,011443038 10,5661899 0,0071667 0,0068750 0,0550418 0,013906639 10,6029494 0,0066000 0,0064583 -0,0338063 0,008706440 11,2753206 0,0060917 0,0062500 -0,0744708 -0,002154241 11,4514041 0,0050333 0,0060417 -0,0348175 0,007553542 11,2682784 0,0030417 0,0058333 -0,0111219 0,026186443 11,1411549 0,0022583 0,0056250 -0,0298289 -0,007258044 11,2674557 0,0022917 0,0050000 0,0141129 0,016358245 10,9037572 0,0023583 0,0041667 -0,0376740 0,011395346 11,0013009 0,0021417 0,0054167 -0,0140481 0,001727447 11,0660127 0,0020083 0,0054167 -0,0068098 0,020128048 10,8639055 0,0023167 0,0054167 -0,0049578 0,0383948

92

Page 112: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

OUTPUT SPSS

Deskripsi Data Dalam Variabel Descriptive Statistics

48 10,33686 11,45140 10,81842 ,24801783 ,062

48 ,00201 ,01493 ,0072794 ,00357569 ,00048 ,00417 ,01063 ,0075196 ,00162831 ,00048 -,09884 ,16769 -,0000940 ,04074828 ,00248 -,02838 ,05665 ,0122242 ,01715967 ,00048

Volume PerdaganganSahamTingkat InflasiBI rateKurs RupiahM2Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Uji Normalitas

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Volume Perdagangan Saham

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

48 48 48 48 4810,8184194 ,0072794 ,0075196 -,0000940 ,0122242,24801783 ,00357569 ,00162831 ,04074828 ,01715967

,053 ,163 ,153 ,165 ,093,053 ,163 ,153 ,165 ,093

-,048 -,100 -,097 -,116 -,049,368 1,133 1,059 1,145 ,647,999 ,154 ,212 ,146 ,797

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

VolumePerdagangan

Saham Tingkat Inflasi BI rate Kurs Rupiah M2

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

93

Page 113: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Hasil Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Kesimpulan

1 (Constant) Tingkat Inflasi ,255 3,914 Tidak terjadi Multikolinieritas BI rate ,258 3,880 Tidak terjadi Multikolinieritas Kurs Rupiah ,933 1,072 Tidak terjadi Multikolinieritas M2 ,938 1,066 Tidak terjadi Multikolinieritas

Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson Kesimpulan

1 1,071 Tidak terjadi autokorelasi

Uji Heteroskedatisitas

Regression Standardized Predicted Value210-1-2-3

Regr

essi

on S

tude

ntize

d Re

sidu

al

3

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: Volume Perdagangan Saham

94

Page 114: ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3319/1/HERYANTO... · melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

11,554 ,155 74,458 ,000-13,122 13,938 -,189 -,941 ,352 ,255 3,914-86,475 30,473 -,568 -2,838 ,007 ,258 3,880

-,143 ,640 -,024 -,224 ,824 ,933 1,072,834 1,516 ,058 ,550 ,585 ,938 1,066

(Constant)Tingkat InflasiBI rateKurs RupiahM2

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Volume Perdagangan Sahama.

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

,746a ,556 ,515 ,17270317 1,071Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), M2, BI rate, Kurs Rupiah, Tingkat Inflasia.

Dependent Variable: Volume Perdagangan Sahamb.

Uji F

ANOVAb

1,609 4 ,402 13,483 ,000a

1,283 43 ,0302,891 47

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), M2, BI rate, Kurs Rupiah, Tingkat Inflasia.

Dependent Variable: Volume Perdagangan Sahamb.

Uji t Coefficientsa

11,554 ,155 74,458 ,000-13,122 13,938 -,189 -,941 ,352 ,255 3,914-86,475 30,473 -,568 -2,838 ,007 ,258 3,880

-,143 ,640 -,024 -,224 ,824 ,933 1,072,834 1,516 ,058 ,550 ,585 ,938 1,066

(Constant)Tingkat InflasiBI rateKurs RupiahM2

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Volume Perdagangan Sahama.

95