analisis film pretty women

10
ANALISIS FILM PRETTY WOMEN TERHADAP KAITANNYA DENGAN PERILAKU KONSUMEN Penulis Nama : Febita Meutia (1211021049) M. Erik Prasetyo (1211021073) M. Jefri Saputra (1211021077) P.S : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran Dosen : Aripin Ahmad., S.E., M.Si. Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Upload: muhammad-jeffri-saputra

Post on 25-Oct-2015

475 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

"Pretty Woman" merupakan film komedi romantis arahan Garry Marshall yang sukses pada tahun 1990. Film ini dibintangi oleh Richard Gere dan Julia Roberts.Berkisah tentang seorang businessman dan Miliarder muda yang sukses bernama Edward Lewis (Gere) yang sedang melakukan perjalanan bisnis. Edward kemudian merekrut seorang gadis prostitusi bernama Vivian Ward (Roberts) untuk tinggal bersamanya selama seminggu dengan bayaran $3000 plus akses ke kartu kreditnya.Tugas Vivian adalah menemani Edward pergi ke acara-acara sosial kaum ningrat dan juga ke jamuan makan malam dengan relasinya.

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Film Pretty Women

ANALISIS FILM PRETTY WOMEN

TERHADAP KAITANNYA DENGAN PERILAKU KONSUMEN

Penulis

Nama : Febita Meutia (1211021049)

M. Erik Prasetyo (1211021073)

M. Jefri Saputra (1211021077)

P.S : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran

Dosen : Aripin Ahmad., S.E., M.Si.

Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

Bandar Lampung

2013

Page 2: Analisis Film Pretty Women

I. Sinopsis

Film "Pretty Woman" : Kisah Cinderella dalam Kemasan Masa Kini

Pretty Woman ( 1990 )

Distributor : Touchtone Pictures

Sutradara : Garry Marshall

Produser : Laura Ziskin

Penulis Naskah : J.F. Lawton

Pemain : Richard Gere / Julia Roberts

"Pretty Woman" merupakan film komedi romantis arahan Garry Marshall yang

sukses pada tahun 1990. Film ini dibintangi oleh Richard Gere dan Julia

Roberts.

Berkisah tentang seorang businessman dan Miliarder muda yang sukses bernama

Edward Lewis (Gere) yang sedang melakukan perjalanan bisnis. Edward

kemudian merekrut seorang gadis prostitusi bernama Vivian Ward (Roberts)

untuk tinggal bersamanya selama seminggu dengan bayaran $3000 plus akses ke

kartu kreditnya.

Tugas Vivian adalah menemani Edward pergi ke acara-acara sosial kaum ningrat

dan juga ke jamuan makan malam dengan relasinya. Vivian yang berubah menjadi

Page 3: Analisis Film Pretty Women

wanita menakjubkan, telah mengajarkan Edward banyak hal baru dalam hidupnya.

Edward pun perlahan mulai jatuh hati pada Vivian.

Pretty Woman merupakan salah satu film dengan pendapatan terbesar (highest

grossing) pada tahun 1990 dan berhasil memberikan penghargaan Best Actress

untuk Julia Roberts di ajang Golden Globe Awards.

Tidak ada yang istimewa dari plot film Pretty Woman, formula yang dipakai

dalam film inipun sangat sederhana dan mudah ditebak. Namun tentunya ada

sebab yang membuat film drama romantis populer ini sangat laku dipasaran.

Minimnya film bertema sejenis pada masa rilisnya bisa jadi merupakan faktor

utama kesuksesan film ini.

Cerita berjalan dengan tempo sedang, lambat namun pasti kita mampu melihat

sebuah proses yang indah dari tumbuhnya cinta antara mereka berdua. Plot yang

sekilas tampak seperti sebuah cerita dongeng mampu dikemas manis dan

romantis. Meskipun tidak ada yang istimewa dari keseluruhan cerita filmnya,

namun beberapa adegan seperti ketika Vivian harus dihadapkan pada gaya hidup

kelas atas yang serba dadakan mampu menarik perhatian penonton. Juga tentunya

Chemistry antara Richard Gere dan Julia Roberts sendiri adalah nilai plus dalam

filmnya. Berperan sebagai seorang PSK, Julia Roberts mampu menampilkan

sebuah karakter yang cuek, mandiri, bahkan terkesan urakan dengan baik.

Pretty Woman menunjukkan pada kita bahwa cinta bisa tumbuh dalam momen

apapun serta pada siapapun, tidak mengenal status sosial, dan bisa pula dengan

cara yang spesial layaknya dongeng. Di film ini kita melihat bahwa uang dan

kekuasaan yang menjadi prioritas bagi Vivian dan Edward menjadi tidak penting

lagi karena tertutup oleh perasaan cinta. Bukan uang maupun karir yang mereka

butuhkan tetapi cinta. Sosok Edward yang semula dingin, dan semata-mata

mengejar karir mampu berubah menjadi pribadi yang mampu bersimpati dengan

orang lain. Begitu pula Vivian, yang urakan, cuek dan bertindak semaunya,

berubah menjadi sosok gadis anggun dan terpelajar. Cinta yang tulus antara

keduanya, mampu merubah mereka menjadi pribadi yang lebih baik.

Page 4: Analisis Film Pretty Women

II. Analisis Terhadap Karakteristik Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen agar

bersedia membeli barang atau jasa perusahaan, sebelum pemasaran dilakukan,

manajer pemasaran terlebih dahulu harus mempengaruhi perilaku konsumen

seperti mengapa dan bagaimana mereka bertingkah laku demikian, dengan

mempelajari perilaku konsumen, menager akan mengetahui kegiatan pemasaran

yang tepat ataupun kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya

kebutuhan serta kemudian mengidentifikasinya untuk mengadakan segmentasi

pasar. Dikaitkannya dengaan film “Pretty Women” kami mencoba menguraikan

faktor – faktor apa saja uang dapat mempengaruhi prilaku konsumen, sesuai

menurut Basu Swasta, DH dan T. Hani Handoko (1992:132), Faktor – Faktor yang

mempengaruhi Perilaku Konsumen adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Eksternal

a. Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu

masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.

Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapatan, tetapi

diukur sebagai suatu kombinasi pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan variabel

lainnya. Dikaitkan dengan film ini, menampilkan dua karakter sosial yang

cukup jauh berbeda antara tokoh Vivian (Julia Roberts) dan tokoh Edward

Lewis (Garry Marshall) yang memiliki kelas sosial rendah untuk Vivian dan

kelas sosial yang tinggi untuk Edward. Tentu dalam hal ini cukup

mempengaruhi segala keputusan masing – masing pihak dalam menetukan

pembelian terhadap suatu barang ataupun jasa. Vivian yang memiliki kelas

rendah / bawah cenderung memilih barang atau jasa yang sesuai dengan

keadaan ekonominya, apalagi dalam film tersebut profesi Viviana adalah

sebagai PSK yang mempunyai sisi negatif bagi hampir setiap masyarakat

disekitarnya apalagi dalam kelas sosial. Berbanding terbalik dengan Edward,

Page 5: Analisis Film Pretty Women

seorang businessman dan miliarder yang sukses dan tentu memberikan

gambaran bahwa ia memiliki kelas sosial yang tinggi dibanding tokoh Vivian.

Jika kita hubungkan kembali terhadap perilaku konsumennya, Edward

mungkin akan memiliki minat ataupun nilai sosial yang lebih tinggi terhadap

pemilihan keputusan pembelian suatu barang atau jasa.

Namun, pada intinya masyarakat kita dapat dikelompokkan :

1) Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli barang-

barang yang mahal, membeli pada toko yang berkualitas dan lengkap (toko

serba ada, supermarket), konservatif dalam konsumsinya, barang-barang

yang dibeli cenderung untuk dapat menjadi warisan bagi keluarga-

keluarganya.

2) Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang-barang untuk

menampakkan kekayaannya, membeli barang dalam jumlah yang banyak

dan kualitas cukup memadai. Mereka berkeinginan membeli barang mahal

dengan siste kredit, misalnya membeli kendaraan, rumah mewah, perabot

rumah tangga.

3) Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang dengan

mementingkan kuantitas daripada kualitasnya. Pada umumnya mereka

membeli barang untuk kebutuhan sehari- hari, memanfaatkan penjualan

barang-barang yang diobralkan atau penjualan dengan harga promosi.

b. Faktor Budaya

Manusia dengan kemampuan akal budinya telah menghubungkan berbagai

macam sistem perilaku demi keperluan hidupnya. Namun demikian sistem

perilaku tadi harus dibiasakan sejak lahir. Kebudayaan adalah simbol dan fakta

yang kompleks yang diciptakan manusia, diturunkan dari generasi ke generasi

sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada.

Dalam film “Pretty Women” ini menampilkan dua karakter budaya yang

berbeda pula. Vivian memiliki karakter budaya yang cenderung urak – urakan,

dan tidak mengenal adanya budaya sopan – santun karena ia sendiri merupakan

wanita penghibur yang cenderung memiliki kebudayaan yang jauh dari batasan

norma di masyarakat. Sementara untuk Edward, cukup menunjukan bahwa ia

Page 6: Analisis Film Pretty Women

masih menerapkan nilai – nilai budayanya termasuk dalam menjalin keakraban

dengan rekan – rekan koleganya.

2. Lingkungan Internal

a. Faktor Pribadi

Keputusan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya

hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli bersangkutan. Dalam kaitannya

dengan film “Pretty Women” ini, kelompok kami memberikan kesimpulan

bahwa dalam faktor pribadi ada 2 hal yang mempengaruhi perilaku konsumen :

1) Pengaruh Personal : Pikiran dan latar belakang dari individu orang masing-

masing ini yang berpengaruh dalam perilakunya.

2) Gaya Hidup : Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada aktivitas,

interest, dan opinion orang tersebut.

b. Faktor Psikologis

1) Motivasi

Motivasi adalah proses didalam diri individu, pengetahuan proses ini

membantu kita untuk menerangkan perilaku yang kita anggap dan amati

untuk meramalkan perilaku-perilaku lain dari seseorang.

2) Pengamatan

Pengamatan berasal dari bermacam-macam hal, seperti getaran eter (cahaya

dan warna), suara, bau, dan rasa. Pengamatan adalah suatu proses yang mana

konsumen menyadari dan mengiterpretasikan aspek lingkungannya. Dalam

kegiatan sehari- hari proses pengamatan ini terbentuk oleh adanya berbagai

rangsangan (stimulus) di dalam lingkungan ekstern dan intern.

3) Pengalaman

Pengalaman seseorang diperoleh dari semua perbuatan di masa lampau.

Pengalaman ini, dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam

bertingkah laku. Hasilnya akan membentuk suatu pandangan tertentu

terhadap suatu produk, dan selanjutnya akan menciptakan proses

pengamatan dalam perilaku pembelian suatu produk.

Page 7: Analisis Film Pretty Women

4) Sikap

Sikap merupakan keadaan mudah terpengaruh untuk memberikan tanggapan

terhadap rangsangan lingkungan, yang dapat memulai atau membimbing

tingkah laku orang tersebut. Sikap mempunyai pengaruh penting terhadap

persepsi konsumen melalui penyaringan ketat pada setiap rangsangan yang

bertentangan dengan sikap. Sikap konsumen bisa positif ataupun sikap

negatif terhadap produk-produk tertentu.