women and ict - perempuan dan teknologi informasi

24
Konsinyering Penyusunan Kebijakan IPTEK bagi Perempuan Bogor, 24 Februari 2009 Oleh Heru Sutadi INDONESIAN TELECOMMUNICATIONSREGULATORYBODY BADAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Upload: heru-sutadi

Post on 28-Nov-2014

996 views

Category:

Technology


0 download

DESCRIPTION

Talk about women and ICT in Indonesia. Berisi mengenai perempuan dan teknologi informasi di Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

Konsinyering Penyusunan Kebijakan IPTEK bagi PerempuanBogor, 24 Februari 2009

Oleh Heru Sutadi

INDONESIAN TELECOMMUNICATIONS REGULATORY BODYBADAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Page 2: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

Status Indikator TIK IndonesiaStatus Indikator TIK IndonesiaManfaat TIK bagi PerempuanInformasi Negatif TIKInformasi Negatif TIKPendidikan TIK bagi PerempuanH k TIK I d iHukum TIK IndonesiaRekomendasi Kebijakan TIK bagi PerempuanPenutup

Page 3: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi
Page 4: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

ICT Infrastructure Market Overview ICT Infrastructure Market Overview -- Sept 2008Sept 2008

44

Page 5: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

INDIKATOR TIK INDONESIA

Infrastruktur 2007 2008Proporsi RT yang memiliki fix phone 0,343 0,437Proporsi RT yang memiliki telepon seluler 1,638 2,162Proporsi pelanggan telepon seluler 0,414 0,546Proporsi pelanggan telepon seluler 0,414 0,546Proporsi RT yang memiliki komputer 0,114 0,156Proporsi penduduk yang menggunakan internet mobile 0,006 0,008Proporsi RT yang memiliki akses internet di rumah 0,023 0,029Proporsi RT yang memiliki TV 0,639 0,649

Sumber : ICT Outlook 2009Sumber : ICT Outlook 2009

Page 6: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

PENGELUARAN PER KAPITA UNTUK TIKPENGELUARAN PER KAPITA UNTUK TIKJenis Pengeluaran per k it

Perkotaan (R )

Pedesaan (R )

Kota+D (R )

% dari Total Pengeluarankapita (Rp) (Rp) Desa (Rp) Pengeluaran

Rekening telepon rumah 5.407 461 2.851 0,81%Pulsa Hp No perdana 10 498 2 716 6 476 1 83%Pulsa Hp, No perdana 10.498 2.716 6.476 1,83%Kartu telp/telp umum/wartel 474 160 312 0,09%

Benda pos (wesel, materai dll) 41 12 26 0,01%

Lainnya (warnet internet) 189 99 143 0 04%Lainnya (warnet, internet) 189 99 143 0,04%Rata-rata total pengeluaran 458.925 254.810 353.421

Pengeluaran per kapita untuk keperluan pos dan telekomunikasi sekitar 3% dari rata-rata total pengeluaran perkapita/bulan

Sumber : ICT Outlook 2009

Page 7: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

PENGGUNAAN FASILITAS INTERNETPENGGUNAAN FASILITAS INTERNET6,297,00(%) ,

4,195,00

6,00

2,76

,

2,633

1 993,00

4,00

0,560,22 0,5 0,33 0,48

0,09

1,321,99

1,41

0,291,00

2,00

0,00

Di

rum

ah

War

net

Kan

tor

Sek

olah

Lain

nya

Di

rum

ah

War

net

Kan

tor

Sek

olah

Lain

nya

Di

rum

ah

War

net

Kan

tor

Sek

olah

Lain

nya

S L S L S L

Kota Desa Kota+Desa

Sumber : ICT Outlook 2009Sumber : ICT Outlook 2009

Page 8: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

Saat ini konten luar negeri sangat popular; yahoo, facebook, google dll

Dampak: Penyerapan Bandwith Luar Negeriyang Besar

Situs popular: Detik.com perlu menjadipembelajaran untuk menciptakan konten lokal, kh di bid didikkhususnya di bidang pendidikan

Isu sensitif seputar aturan Pemerintah tentangp gpengenaan BHP & Ijin / Registrasi

Page 9: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi
Page 10: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

PENDIDIKANJumlah pelajar perempuan > 50%(termasuk yang masuk peringkat)

Jumlah Sarjana perempuan = 30%Jumlah Sarjana perempuan 30%Jumlah perempuan mencapai posisi puncak <10%

PNSJumlah karyawan perempuan 35%J l h S j P 30%Jumlah Sarjana Perempuan 30%Jumlah perempuan di posisi eselon III ke atas 4.5%

Page 11: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

DPR 11 5%DPR 11.5%DPRD Propinsi 10%

DPRD K b t /k t 8%DPRD Kabupaten/kota 8%

Eselon I - 9.77%Eselon II 6 71%Eselon II �– 6.71%(data KPU dan BKN 2005)

Page 12: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi
Page 13: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

Menyudutkan perempuany p pRUU dipandang menganggap bahwa kerusakan moral bangsa disebabkan karena kaum perempuan tidak bertingkah laku sopan dan tidak menutup rapat-rapat seluruh tubuhnya dari pandangan kaum laki-laki. Pemahaman ini

k b h k b l hmenempatkan perempuan sebagai pihak yang bersalah. Perempuan juga dianggap bertanggungjawab terhadap kejahatan seksual.Menurut logika patriarkis di dalam RUU ini, seksualitas dan tubuh penyebab pornografi dan pornoaksi merupakan seksualitas dan tubuh perempuanpornografi dan pornoaksi merupakan seksualitas dan tubuh perempuan. Bahwa dengan membatasi seksualitas dan tubuh perempuan maka akhlak mulia, kepribadian luhur, kelestarian tatanan hidup masyarakat tidak akan terancam. Seksualitas dan tubuh perempuan dianggap kotor dan merusak moral.Sedangkan bagi pendukungnya, undang-undang ini dianggap sebagai tindakan preventif yang tidak berbeda dengan undang-undang yang berlaku

di k tumum di masyarakat.

Page 14: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

UU ini disahkan menjadi undang-undang dalam Sidang Paripurna DPRpada 30 Oktober 2008p

Page 15: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi
Page 16: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

Perempuan kurang mampu?Perempuan kurang mampu?Memilih stay at home pada awalnya?Takut mempunyai posisi lebih tinggi dariTakut mempunyai posisi lebih tinggi dari suami / suami melarang?Kendala dalam peraturan; tertulis/ tidakKendala dalam peraturan; tertulis/ tidak tertulis?Keengganan memilih wanita menjadiKeengganan memilih wanita menjadi pemimpin?

Page 17: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi
Page 18: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

BRTI adalah Direktorat Jenderal Pos dan

INDONESIAN TELECOMMUNICATIONS REGULATORY BODYBADAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA

BRTI adalah Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi dan Komite Regulasi Telekomunikasi (KRT).Dib k l i 5 J i 2004Dibentuk mulai tg 5 Januari 2004.Periode pertama (2004-2005) dan Periode Kedua (2006-2008).( )Pada periode Kedua ini teridiri dari 7 orang

Dua orang wakil Pemerintah, dipilih langsung oleh Menkominfo, dimana salah satu adalah Dirjen Postel selaku Ketua.jLima orang wakil masyarakat, dipilih oleh Tim Seleksi independen.

Keputusan dilaksanakan secara kologial, dan setiap kesepakatan harus :p

Melalui proses pertimbangan yang memperhatikan masukan berupa pendapat dan pemikiran yang berkembang dalam masyarakat.Menjamin transparansi, independensi dan memenuhi rasa keadilan.

18

Page 19: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

Sesuai KM. 31 / 2003 dan 67/2003, FUNGSI & WEWENANG BRTId l h

INDONESIAN TELECOMMUNICATIONS REGULATORY BODYBADAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA

adalah :Fungsi Pengaturan

Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang perizinan jaringan dan jasa telekomunikasi yang dikompetisikan sesuai Kebijakan Menteri terkaittelekomunikasi yang dikompetisikan sesuai Kebijakan Menteri terkait.Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang standar kinerja operasi penggunaan jaringan dan jasa telekomunikasi. Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang biaya interkoneksi. Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang standardisasi alat danMenyusun dan menetapkan ketentuan tentang standardisasi alat dan perangkat telekomunikasi.

Fungsi PengawasanMengawasi kinerja operasi penyelenggaraan jasa dan jaringan

l k ik i dik i iktelekomunikasi yang dikompetisikan. Mengawasi persaingan usaha penyelenggaraan jasa dan jaringan telekomunikasi yang dikompetisikan. Mengawasi penggunaan alat dan perangkat penyelenggaraan jasa dan j i l k ik i dik i ikjaringan telekomunikasi yang dikompetisikan.

Fungsi PengendalianMemfasilitasi penyelesaian perselisihan. Memantau penerapan standar kualitas layanan

19

Memantau penerapan standar kualitas layanan.

Page 20: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

Permen 24/2005 tentang perlindungan

INDONESIAN TELECOMMUNICATIONS REGULATORY BODYBADAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Permen 24/2005 tentang perlindungan konsumen, menyatakan bahwa setiap fitur berbayar tidak dapat dipaksakan kepadaberbayar tidak dapat dipaksakan kepada pelanggan, sebelum berlangganan harus sepengetahuan pelanggan yang p g p gg y gbersangkutan.

Pancangan Permen untuk QoS minimum yang harus dipenuhi oleh para penyelenggara S S S l h d b hPSTN, STBS, Internet, BWA telah dibahas

bersama para operator, dan telah dimuat di web untuk masukan masukan dan tanggapan

20

web untuk masukan-masukan dan tanggapan sebelum menjadi peraturan Menteri.

Page 21: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

UU no 36/ 1999 ; Kompetisi Multi OperatorUU no.36/ 1999 ; Kompetisi Multi Operator Pasar terbukaTidak ada hambatan dalam peraturanTidak ada hambatan dalam peraturanFaktor pendukungMenambah pengetahuan melalui internet danMenambah pengetahuan melalui internet dan Tele-educationPengendalian pekerjaan dari rumah melaluiPengendalian pekerjaan dari rumah melalui home office ataupun UKM

Page 22: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

Strategi PemerintahStrategi PemerintahKesempatan yang lebih bagi perempuan dalam pendidikan dan lapangan kerjadalam pendidikan dan lapangan kerja

SosialisasiSosialisasidi SekolahMasyarakatMasyarakatPerusahaanPerempuanPerempuan

Page 23: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi
Page 24: Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi