analisis faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras …

81
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA OLEH ASTRY ARIDHANA 160501039 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

IMPOR BERAS DI INDONESIA

OLEH

ASTRY ARIDHANA

160501039

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

Universitas Sumatera Utara

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

Universitas Sumatera Utara

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

Universitas Sumatera Utara

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

Skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor

Beras di Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud

belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam

konteks penulisan Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi

yang diperoleh telah dinyatakan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian

hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh

pihak Universitas Sumatera Utara.

Medan, 08 September 2020

Penulis,

Astry Aridhana

160501039

Universitas Sumatera Utara

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

i

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR

BERAS DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Produksi Beras,

Konsumsi Beras, Harga Beras Dalam Negeri, Harga Beras Luar Negeri, Kurs dan

Stok Beras baik secara parsial maupun simultan terhadap Impor Beras di

Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series yakni

tahun 1980-2019. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

OLS (Ordinary Least Square). Data bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Bank Indonesia, World Bank, dan International Rice Research Institute (IRRI).

Hasil dari penelitian menunjukkan secara simultan variabel independen

yaitu produksi beras, konsumsi beras, harga beras dalam negeri, harga beras luar

negeri, kurs dan stok beras berpengaruh secara serempak dan signifikan terhadap

variabel dependen yaitu impor beras. Secara parsial variabel konsumsi beras,

harga beras dalam negeri dan stok beras memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap impor beras, produksi beras dan kurs memiliki pengaruh negatif

signifikan terhadap impor beras, dan harga beras luar negeri memiliki pengaruh

negatif tidak signifikan terhadap impor beras di Indonesia.

Kata Kunci : Impor Beras, Produksi Beras, Konsumsi Beras, Harga Beras

Dalam Negeri, Harga Beras Luar Negeri, Kurs dan Stok Beras

Universitas Sumatera Utara

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

ii

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING RICE IMPORT IN INDONESIA

This study aims to determine the effect of rice production, rice

consumption, domestic rice prices, foreign rice prices, exchange rates and rice

stocks, both partially and simultaneously on rice imports in Indonesia.

The data used in this study are time series data from 1980-2019. The

analytical method used in this research is OLS (Ordinary Least Square). Data

sourced from the Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia, World Bank, and

the International Rice Research Institute (IRRI).

The results of the study show that simultaneously the independent

variables, rice production, rice consumption, domestic rice prices, foreign rice

prices, exchange rates and rice stocks have a simultaneous and significant effect

on the dependent variable, rice imports. Partially, the variable rice consumption ,

domestic rice price and rice stock had a positive and significant effect on rice

imports, rice production and exchange rate had a negative and significant effect

on rice imports, and foreign rice prices have a negative and insignificant effect on

rice imports in Indonesia.

Keywords : Rice Import, Rice Production, Rice Consumption, Domestic Rice

Prices, Foreign Rice Prices, Exchange Rates and Rice Stocks.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Tuhan semesta alam,

yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti telah mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Impor Beras di Indonesia”.

Pada kesempatan ini peneliti juga menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof Dr. Ramli, SE, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Coki Ahmad Syahwier, SE., MP., selaku Ketua Program Studi S-1

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si., selaku Sekretaris Program

Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan masukan serta arahan kepada saya dalam

penyusunan skripsi ini dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Coki Ahmad Syahwier, SE., MP., selaku Dosen Pembanding I yang

telah membantu peneliti memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan

skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

iv

6. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Dosen Pembanding II

yang telah membantu peneliti memberikan kritik dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang telah membagi ilmu pengetahuan yang akan

bermanfaat bagi saya.

8. Seluruh Pegawai dan Staf Administrasi Departemen Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

yang telah membantu saya dalam penyelesaian kelengkapan administrasi.

9. Kedua orang tua tercinta, Ayah Andalas Putra, SE dan Ibu Nurilma, S.Pd

yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, kasih sayang dan

motivasi kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

10. Adik kandung saya Muthia Arisasmita dan Fachri Riandha Ardi yang

selalu memberikan dorongan dan semangat dan meluangkan waktunya

menemani saya dalam proses pengerjaan skripsi ini.

11. Wani dan Tante, Wani Dra. Rosnani dan Tante Indrawati Laili, SH yang

selalu memberikan doa, dukungan, semangat, kasih sayang dan motivasi

kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

12. Sahabat seperjuangan stambuk Ekonomi Pembangunan Nanda Syafni

Mahjoenis yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan dukungan

kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

v

13. Sahabat seperjuangan stambuk Ekonomi Pembangunan Tobat Gang

Anggita Salsabila, Rizka A Khalisha, Revina Amanda, Gemi Nastiti

Swifa, Cut Mutia Fahira, Fatima Karmila, Aldo Prawana, dan Rizki

Ma’arif yang selalu memberikan semangat kepada saya sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

14. Dan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi atas penulisan skripsi

ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat

baik jika ada kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir

kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang

telah membantu. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, September 2020

Penulis

Astry Aridhana

NIM. 160501039

Universitas Sumatera Utara

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL.................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ......................................................... 8

2.1.1 Teori Permintaan ............................................. 8

2.1.2 Teori Penawaran .............................................. 12

2.1.3 Perdagangan Internasional .............................. 15

2.1.3.1 Pengertian Perdagangan Internasional 15

2.1.3.2 Manfaat Perdagangan Internasional .... 15

2.1.3.3 Faktor Pendorong Perdagangan Inter-

nasional ............................................... 16

2.1.4 Teori Perdagangan Internasional ..................... 18

2.1.4.1 Teori Klasik Keunggulan Mutlak ....... 18

2.1.4.2 Teori Keunggulan Komparatif ............ 19

2.1.4.3 Teori Modern Keunggulan Komparatif 20

2.1.5 Impor Beras ..................................................... 21

2.1.5.1 Pengertian Impor ................................. 21

2.1.5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Impor ................................................... 22

2.1.5.3 Kebijakan Impor Beras ....................... 23

2.1.6 Produksi Beras ................................................. 23

2.1.7 Konsep Harga Beras ........................................ 24

2.1.8 Kurs ................................................................. 25

2.2 Penelitian Terdahulu................................................. 27

2.3 Kerangka Konseptual ............................................... 31

2.4 Hipotesis ................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ......................................................... 33

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ........................................ 33

3.3 Jenis Variabel Penelitian .......................................... 33

Universitas Sumatera Utara

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

vii

3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................... 33

3.5 Definisi Operasional ................................................. 34

3.6 Analisis Data ............................................................ 35

3.7 Teknik Analisa Data ................................................. 36

3.7.1 Uji Asumsi Klasik ........................................... 36

3.7.1.1 Uji Normalitas ..................................... 36

3.7.1.2 Uji Heteroskedastistas ......................... 37

3.7.1.3 Uji Multikolinearitas ........................... 37

3.7.2 Uji Statistik ...................................................... 38

3.7.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........... 38

3.7.2.2 Uji t ..................................................... 39

3.7.2.3 Uji F .................................................... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Variabel Penelitian ..................... 41

4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................... 47

4.3 Hasil Analisis Regresi .............................................. 50

4.4 Hasil Uji Statistik ..................................................... 51

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian.................................... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................... 59

5.2 Saran ......................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 62

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Impor Beras di Indonesia Tahun 2010-2019 3

1.2 Stok Beras di Indonesia Tahun 2010-2019 4

2.2 Penelitian Terdahulu 27

4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas 48

4.2 Hasil Uji Multikolinearitas 49

4.3 Hasil Analisis Regresi 50

Universitas Sumatera Utara

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kurva Permintaan 9

2.2 Kurva Permintaan Elastis 10

2.3 Kurva Permintaan Inelastis 10

2.4 Kurva Permintaan Unitary Elastis 11

2.5 Kurva Permintaan Inelastis Sempurna 11

2.6 Kurva Permintaan Elastis Sempurna 11

2.7 Kurva Penawaran 12

2.8 Kurva Penawaran Elastis ................................................. 13

2.9 Kurva Penawaran Inelastis .............................................. 14

2.10 Kurva Penawaran Unitary Elastis .................................... 14

2.11 Kurva Penawaran Inelastis Sempurna ............................. 14

2.12 Kurva Penawaran Elastis Sempurna ................................ 15

2.13 Kerangka Konseptual 31

4.1 Produksi Beras di Indonesia tahun 1980-2019 ................ 41

4.2 Konsumsi Beras di Indonesia tahun 1980-2019 .............. 42

4.3 Harga Beras Dalam Negeri di Indonesia tahun 1980-2019 43

4.4 Harga Beras Luar Negeri di Indonesia tahun 1980-2019 44

4.5 Kurs di Indonesia tahun 1980-2019 ................................ 45

4.6 Stok Beras di Indonesia tahun 1980-2019 ....................... 46

4.7 Impor Beras di Indonesia tahun 1980-2019 .................... 47

4.8 Hasil Uji Normalitas 48

Universitas Sumatera Utara

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Data Penelitian

2 Hasil Regresi dengan Eviews

3 Hasil Uji Normalitas

4 Hasil Uji Heteroskedastisitas

5 Hasil Uji Multikolinearitas dalam bentuk first difference

Universitas Sumatera Utara

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang mana banyak

penduduknya yang bermata pencaharian sebagai petani. Salah satu produk tani

yang juga menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia adalah beras. Beras

merupakan komoditi strategis yang memiliki kedudukan yang paling utama

diantara komoditi lainnya. Beras yang merupakan bahan pangan penghasil

karbohidrat yang paling besar ini berperan penting dalam mencukupi bahan

pangan nasional.

Produksi beras di Indonesia telah menjadikan Indonesia menduduki posisi

ketiga sebagai negara penghasil beras terbesar setelah Cina dan India. Produksi

beras Indonesia dapat dilihat meningkat sepanjang tahunnya. Meskipun Indonesia

menduduki posisi ketiga sebagai penghasil beras terbesar di dunia tetapi Indonesia

tidak pernah absen dari kegiatan mengimpor beras sejak tahun 1980-an.

Kegiatan impor beras ini dimaksudkan oleh pemerintah sebagai kebutuhan

untuk menambah cadangan beras di dalam negeri. Selain sebagai cadangan dalam

negeri, alasan lain yang membuat pemerintah melakukan impor beras adalah

terjadinya defisit beras di beberapa provinsi yang disebabkan karena penyaluran

pasokan beras yang terhambat dan luasan panen sawah yang menurun

dikarenakan cuaca ekstrem.

Indonesia telah berusaha untuk mendorong peningkatan produksi beras

dalam negeri serta pengelolaan stok beras agar dapat menjaga stabilitas harga

Universitas Sumatera Utara

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

2

beras dalam negeri. Produksi beras di Indonesia dilihat mengalami peningkatan

setiap tahunnya, dan tidak menutup kemungkinan Indonesia melakukan kegiatan

ekspor. Namun, peningkatan produksi beras tersebut juga diikuti dengan

peningkatan konsumsi beras yang berfluktuasi setiap tahunnya, sehingga

mengakibatkan beberapa provinsi mengalami defisit beras.

Menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi, terdapat

beberapa wilayah yang mengalami defisit beras yaitu Kepulauan Riau, Bangka

Belitung, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, dan

sebagian Papua. Hal ini disebabkan distribusi beras yang belum merata dari

provinsi-provinsi yang panen sehingga mengakibatkan terjadinya keterlambatan

distribusi di 7 provinsi tersebut. Suwandi mengatakan penanganan defisit beras di

provinsi tersebut dilakukan dengan mengonsolidasikan pasokan beras di tiga

provinsi yang mengalami surplus, yakni Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan

Kalimantan Timur. Adapun stok yang digunakan untuk menutupi defisit tersebut

merupakan sisa stok beras nasional yang tersebar di pedagang, penggilingan padi

dan Perum BULOG. Defisit tersebut juga disebabkan karena produksi beras

didalam negeri yang terbatas, sedangkan permintaan didalam negeri tinggi. Impor

beras dianggap pemerintah sebagai kebijakan yang tidak bisa dihindari, karena

kegiatan impor beras merupakan salah satu langkah yang dilakukan Indonesia

untuk dapat mencukupi kebutuhan pangan nasional.

Berikut jumlah impor beras di Indonesia sepanjang tahun 2010-2019 dapat

dilihat pada tabel 1.1 dibawah.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

3

Tabel 1.1

Impor Beras di Indonesia Tahun 2010-2019 No Tahun Impor (Ton)

1 2010 687.581,5

2 2011 2.750.476,2

3 2012 1.810.372,3

4 2013 472.664,7

5 2014 844.163,7

6 2015 861.601,0

7 2016 1.283.178,5

8 2017 305.274,6

9 2018 2.253.824,5

10 2019 444.508,8

Sumber : Badan Pusat Statistik (2020)

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah impor beras setiap

tahunnya berfluktuasi. Dimana pada tahun 2010, Indonesia melakukan impor

beras dengan total 687.581,5 ton, ditahun 2011 mengalami kenaikan menjadi

2.750.476,2 ton. Di tahun 2012, impor beras Indonesia mengalami penurunan

menjadi 1.810.372,3. Yang paling terlihat adalah pada tahun 2013 dimana impor

beras mengalami penurunan drastis dari tahun 2012, yakni menjadi 472.664,7.

Penurunan ini disebabkan karena produksi beras nasional mengalami surplus.

Namun, impor beras Indonesia mengalami peningkatan kembali di tahun 2014

hingga tahun 2016. Impor kembali mengalami penurunan di tahun 2017 menjadi

305.274,6 dan kembali meningkat di tahun 2018 menjadi 2.253.824,5 dan

mengalami penurunan kembali di tahun 2019 menjadi 444.508,8 ton.

Ketersediaan beras di Indonesia dikatakan surplus pada tahun 2018 tetapi

pemerintah melalui BULOG tetap melakukan impor. Menurut Direktur Pengadaan

Perum Badan Urusan Logistik (BULOG), Bachtiar, alasan dilakukannya impor

beras tersebut meski beras surplus adalah untuk mengantisipasi jika terdapat

bencana alam, el nino, kekeringan, gagal panen dan lainnya, sehingga Indonesia

tetap memiliki stok beras. Besar kecilnya stok beras dipengaruhi oleh beberapa

Universitas Sumatera Utara

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

4

faktor, diantaranya harga beras, besarnya permintaan dan penawaran beras,

jumlah penduduk, besarnya impor beras dan stok tahun sebelumnya. Dari

berbagai faktor tersebut yang paling dominan mempengaruhi jumlah stok adalah

surplus yang dipasarkan oleh petani (Widodo dkk, 1992, dalam Taufiq dkk, 2009)

Data stok beras Indonesia tahun 2010 – 2019 terpapar sebagai berikut.

Tabel 1.2

Stok Beras di Indonesia Tahun 2010-2019 No. Tahun Stok Beras (ton/tahun)

1 2010 6.577.000

2 2011 7.131.000

3 2012 7.403.000

4 2013 6.476.000

5 2014 5.501.000

6 2015 4.111.000

7 2016 3.509.000

8 2017 2.915.000

9 2018 3.913.000

10 2019 3.300.000

Sumber : IRRI (2020)

Pada tabel 1.2 diatas, dapat dilihat bahwa stok beras mengalami fluktuasi

setiap tahunnya. Stok beras di Indonesia terbanyak terdapat pada tahun 2012 yaitu

sebesar 7.403.000 ton. Dan terendah pada tahun 2017 yaitu sebesar 2.915.000 ton.

Secara historis beras di Indonesia selalu mengalami surplus, tetapi jumlah

permintaan terhadap beras melebihi surplus tersebut. Sehingga Indonesia masuk

sebagai salah satu negara konsumen beras terbesar didunia dengan konsumsi beras

mencapai 111,58 kg/kapita/tahun. Tercatat di BPS, Indonesia mengimpor beras

dari beberapa negara yaitu Vietnam, Thailand, Tiongkok, India, Pakistan,

Amerika Serikat, Taiwan, dan beberapa negara lainnya.

Vietnam dan Thailand merupakan negara yang menempati posisi pertama

dan kedua yang menjadi negara langganan Indonesia mengimpor beras, yang

tercatat dari Vietnam sebesar 767.180,9 ton pada tahun 2018 dan dari Thailand

Universitas Sumatera Utara

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

5

sebesar 795.600,1 ton pada tahun 2018. Indonesia mengimpor beras dari Vietnam

dan Thailand dikarenakan harga jual beras yang ditawarkan lebih murah, tercatat

menurut Food and Agriculture Organizations (FAO), harga internasional beras

ekspor kualitas bawah (varitas white rice 25% broken) dari Vietnam sekitar Rp.

5.324 per kg (data Juni 2019). Kemudian, harga beras dengan kualitas yang sama

dari Thailand sekitar Rp. 5.395 per kg. Faktor tersebut membuat negara Indonesia

masih melakukan kegiatan impor, dilihat dari data Pusat Informasi Harga Pangan

Strategis Nasional (PIHPS Nasional), harga beras dalam negeri per Desember

2019 yang termurah di Sulawesi Barat yakni sebesar Rp. 9.850 per kg.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti

merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian

“Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Impor Beras di Indonesia”.

1. 2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka peneliti

merumuskan perumusan masalah yang akan diteliti, yaitu :

a. Apakah produksi beras berpengaruh terhadap impor beras di Indonesia ?

b. Apakah konsumsi beras berpengaruh terhadap impor beras di Indonesia ?

c. Apakah harga beras dalam negeri berpengaruh terhadap impor beras di

Indonesia ?

d. Apakah harga beras luar negeri berpengaruh terhadap impor beras di

Indonesia ?

e. Apakah kurs berpengaruh terhadap impor beras di Indonesia ?

f. Apakah stok beras berpengaruh terhadap impor beras di Indonesia ?

Universitas Sumatera Utara

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

6

1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh produksi beras terhadap impor beras

di Indonesia.

b. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi beras terhadap impor

beras di Indonesia.

c. Untuk mengetahui pengaruh harga beras dalam negeri terhadap

impor beras di Indonesia.

d. Untuk mengetahui pengaruh harga beras luar negeri terhadap

impor beras di Indonesia.

e. Untuk mengetahui pengaruh kurs terhadap impor beras di

Indonesia.

f. Untuk mengetahui pengaruh stok beras terhadap impor beras di

Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

a. Bagi peneliti

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai

impor beras di Indonesia.

b. Bagi pengambil keputusan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

7

Memberikan masukan bagi pengambil keputusan dalam

membuat kebijakan impor beras di Indonesia.

c. Bagi pihak lain, khususnya almamater Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi

penelitiannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Permintaan

Menurut Ida (2009:11), permintaan yaitu bagaimana seseorang atau

konsumen membeli suatu barang di pasar pada tingkat harga tertentu. Dalam

prakteknya, permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang atau

jasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

a. Harga barang itu sendiri

b. Harga barang-barang lain (substitusi atau komplementer)

c. Pendapatan rata-rata masyarakat

d. Selera masyarakat

e. Jumlah penduduk

f. Ramalan keadaan di masa mendatang.

Dalam analisa ekonomi, permintaan terhadap suatu barang atau jasa

terutama dipengaruhi oleh harga barang atau jasa itu sendiri. Sifat perkaitan antara

permintaan terhadap suatu barang dan harganya tersebut dijelaskan dalam hukum

permintaan. Hukum permintaan berbunyi : “Jika harga suatu barang turun , maka

permintaan terhadap barang tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga suatu

barang naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan berkurang”. Syarat

utama dalam hukum permintaan ini adalah faktor-faktor lain yang mempengaruhi

permintaan tetap dan tidak berubah (ceteris paribus). (Kurva permintaan

menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

9

Gambar 2.1

Kurva Permintaan Sumber : Mas Malik (2019). Hukum Permintaan dan Penawaran : Pengertian, Elastisitas, Teori,

Contoh.

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa lereng atau kemiringan kurva

permintaan adalah negatif. Jadi, jika harga barang X naik, maka jumlah barang X

yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya jika harga barang X turun, maka

jumlah barang X yang diminta akan bertambah.

Fungsi permintaanya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Qd = f(P)

Rasul dkk (2013:35) menjelaskan bahwa elastisitas permintaan (demand

elasticity) menjelaskan perssentase perubahan jumlah barang yang diminta

sebagai akibat dari persentase perubahan beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Elastisitas permintaan dapat juga didefinisikan sebagai kepekaan faktor-faktor

yang mempengaruhi permintaan terhadap jumlah barang yang diminta oleh

konsumen.

Elastisitas permintaan terhadap harga adalah koefisien yang menjelaskan

persentase jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari persentase perubahan

harga. Secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

10

Ed = 𝑄𝑑2−𝑄𝑑1

𝑄𝑑1 / 𝑃2−𝑃1

𝑃1

Ed = ∆𝑄𝑑

∆𝑃 ×

𝑃

𝑄𝑑

Dimana : Ed = Koefisien elastisitas permintaan terhadap harga

∆Qd = Perubahan terhadap jumlah permintaan

∆P = Perubahan harga

Qd = jumlah permintaan awal

P = harga awal

Penafsiran koefisien elastisitas permintaan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Jika Ed > 1 disebut elastis (∆Qd > ∆P). Dalam bentuk kurva dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.2

Kurva permintaan elastis (Ed > 1) Sumber : Ramdhani, dkk (2017). Elastisitas Permintaan dan Penawaran

b. Jika Ed < 1 disebut inelastis (∆Qd < ∆P). Dalam bentuk kurva dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.3

Kurva permintaan inelastis (Ed < 1) Sumber : Ramdhani, dkk (2017). Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Universitas Sumatera Utara

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

11

c. Jika Ed = 1 disebut unitary elastis (∆Qd = ∆P). Dalam bentuk kurva dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.4

Kurva permintaan unitary elastis (Ed = 1) Sumber : Ramdhani, dkk (2017). Elastisitas Permintaan dan Penawaran

d. Jika Ed = 0 disebut inelastis sempurna (∆Qd = 0). Dalam bentuk kurva dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.5

Kurva permintaan inelastis sempurna (Ed = 0) Sumber : Ramdhani, dkk (2017). Elastisitas Permintaan dan Penawaran

e. Jika Ed = ~ disebut elastis sempurna (∆Qd = ~). Dalam bentuk kurva dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.6

Kurva permintaan elastis sempurna (Ed = ~) Sumber : Ramdhani, dkk (2017). Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Universitas Sumatera Utara

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

12

2.1.2 Teori Penawaran

Menurut Rasul dkk (2013:57), penawaran (supply) dapat didefinisikan

sebagai jumlah barang dan atau jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai

tingkat harga. Dalam konteks perubahan penawaran produsen bisa mengikuti

hukum penawaran (the law of supply). Hukum penawaran menyatakan “jika harga

turun, maka jumlah barang yang ditawarkan cenderung menurun, sebaliknya jika

harga naik, maka jumlah barang ditawarkan cenderung meningkat, dengan asumsi

faktor-faktor lain diluar harga konstan.” (ceteris paribus).

Gambar 2.7

Kurva Penawaran Sumber : Mas Malik (2019). Hukum Permintaan dan Penawaran : Pengertian, Elastisitas, Teori,

Contoh.

Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa kurva penawaran memiliki kemiringan

(slope) positif. Ini berarti bahwa antara harga barang X dan jumlah penawaran

barang X mempunyai hubungan searah. Jadi, jika harga barang X mengalami

kenaikan, makan jumlah barang X yang ditawarkan akan bertambah, dan

sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan, maka jumlah barang X

yang ditawarkan akan berkurang. Fungsi penawaran dapat dituliskan sebagai

berikut.

Qs = f(P)

Universitas Sumatera Utara

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

13

Rasul dkk (2013:63) menyatakan bahwa elastisitas penawaran terhadap

permintaan adalah koefisien yang menjelaskan perentase perubahan jumlah

barang yang ditawarkan sebagai akibat dari persentase perubahan permintaan.

Secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut.

Es = 𝑄𝑠2−𝑄𝑠1

𝑄𝑠1 ×

𝑃2−𝑃1

𝑃1

Es = ∆𝑄𝑠

∆𝑃 ×

𝑃

𝑄𝑠

Dimana : ∆𝑄𝑠 = perubahan jumlah penawaran

∆𝑃 = perubahan harga barang

P = harga barang mula-mula

Q = jumlah penawaran mula-mula

Es = elastisitas penawaran

Penafsiran koefisien elastisitas penawaran dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Jika Es > 1 dinamakan elastis. Dalam bentuk kurva dapat digambarkan

sebagai berikut.

Gambar 2.8

Kurva penawaran elastis (Es > 1) Sumber : Ramdhani, dkk (2017). Elastisitas Permintaan dan Penawaran

b. Jika Es < 1 dinamakan inelastis. Dalam bentuk kurva dapat digambarkan

sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

14

Gambar 2.9

Kurva penawaran inelastis (Es < 1) Sumber : Ramdhani, dkk (2017). Elastisitas Permintaan dan Penawaran

c. Jika Es = 1 dinamakan unitary elastis. Dalam bentuk kurva dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.10

Kurva penawaran unitary elastis (Es = 1) Sumber : Ramdhani, dkk (2017). Elastisitas Permintaan dan Penawaran

d. Jika Es = 0 dinamakan inelastis sempurna. Dalam bentuk kurva dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.11

Kurva penawaran inelastis sempurna (Es = 0) Sumber : Ramdhani, dkk (2017). Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Universitas Sumatera Utara

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

15

e. Jika Es = ~ dinamakan elastis sempurna. Dalam bentuk kurva dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.12

Kurva penawaran elastis sempurna (Ed = ~) Sumber : Ramdhani, dkk (2017). Elastisitas Permintaan dan Penawaran

2.1.3 Perdagangan Internasional

2.1.3.1 Pengertian Perdagangan Internasional

Menurut Ekananda (2015), perdagangan internasional dapat didefinisikan

sebagai aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan

penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk negara yang

dimaksud adalah merupakan individu dengan individu, antara individu dengan

pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara

lain.

Perbedaan kekayaan sumber alam membedakan corak perekonomian

negara-negara didunia. Karena masing-masing negara saling membutuhkan hasil

produksi negara-negara lainnya, timbulah perdagangan internasional.

2.1.3.2 Manfaat Perdagangan Internasional

Adanya kerjasama internasional di bidang perdagangan dapat memberikan

beberapa manfaat dan keuntungan yang bisa didapatkan dari masing-masing

negara yang melakukan kerja sama dalam bidang perdagangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

16

Manfaat perdagangan internasional, menurut Sadono Sukirno (dalam

Apridar, 2018:67) adalah sebagai berikut :

a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi dinegeri sendiri. Banyak

faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi disetiap negara.

Faktor-faktor tersebut diantaranya : kondisi geografi, iklim, tingkat

penguasaan iptek dan lain-lain.

b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi. Sebab utama kegiatan perdagangan

luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh

spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang

sama jenisnya dengan yang diproduksi negara lain, tapi ada kalanya lebih

baik apabila negara tersebut mengimpor barang dari luar negeri.

c. Memperluas pasar dan menambah keuntungan. Terkadang pengusaha tidak

menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena

khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya

harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha

dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan

produk tersebut keluar negeri.

d. Transfer teknologi modern. Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu

negara mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara

manajemen yang lebih modern.

2.1.3.3 Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

Kerjasama internasional di bidang perdagangan terjadi karena adanya

beberapa faktor pendorong yang mengharuskan suatu negara mengadakan

Universitas Sumatera Utara

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

17

kerjasama di bidang perdagangan. Karena setiap negara tidak dapat sepenuhnya

memenuhi kebutuhan negaranya sendiri tanpa adanya sumber daya dari negara

lain, bisa dari sumber daya alamnya, sumber daya manusia, pemodalan maupun

dalam hal teknologi.

Menurut Ekananda (2015), faktor yang mendorong suatu negara melakukan

perdagangan internasional, diantaranya sebagai berikut :

a. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan keterampilan, ilmu pengetahuan

dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.

b. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk

menjual produk tersebut.

c. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,

budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil

produksi dan adanya keterbatasan produksi.

d. Adanya keberagaman selera terhadap suatu barang yang dihasilkan pada

negara lain sehingga terbentuk transaksi perdagangan untuk memenuhi

kebutuhan ini.

e. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri yang dapat

diberikan dan ditawarkan oleh negara lain.

f. Untuk memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara dari

perdagangan ekspor dan impor.

g. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara

lain sebagai konsekuensi adanya era globalisasi sehingga tidak satu negara

pun di dunia dapat hidup sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

18

2.1.4 Teori Perdagangan Internasional

2.1.4.1 Teori Klasik Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage : Adam Smith)

Teori absolute advantage dikemukakan oleh Adam Smith (1776) dalam

bukunya The Wealth of Nations. Adam Smith menganjurkan bahwa perdagangan

bebas sebagai kebijakan yang mampu mendorong kemakmuran suatu negara.

Adam Smith mengatakan bahwa perdagangan diantara dua negara

didasarkan pada keunggulan absolut (absolute advantage). Jika suatu negara lebih

efisien dan memiliki keunggulan absolut daripada negara lain dalam memproduksi

komoditi lainnya, maka kedua negara tersebut dapat memperoleh keuntungan

dengan cara melakukan spesialisasi dalam memperoleh suatu komoditi. Berarti

negara yang memiliki keunggulan absolut, akan menukarkannya dengan komoditi

lain yang memiliki kerugian absolut. Melalui kegiatan ini, sumber daya kedua

negara dapat digunakan dalam cara yang paling efisien. Komoditi produksi pun

akan meningkat. Peningkatan produksi tersebut menjadi ukuran keuntungan dari

spesialisasi produksi untuk kedua negara yang melakukan perdagangan.

Smith yakin bahwa seluruh negara dapat menikmati keuntungan dengan

adanya perdagangan internasional antarnegara. Smith menganjurkan, kebijakan

laissez faire (yaitu suatu kebijakan yang menyarankan sesedikit mungkin

intervensi pemerintah terhadap perekonomian). Melalui perdagangan

internasional, sumber daya yang dimiliki dunia dapat digunakan secara efisien dan

dapat memaksimalkan kesejahteraan seluruh dunia. (dalam Ekananda, 2015)

Universitas Sumatera Utara

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

19

2.1.4.2 Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage : David

Ricardo)

Teori perdagangan internasional yang lain dan lebih maju diperkenalkan

oleh David Richardo. Teorinya dikenal dengan nama Teori Keunggulan

Komparatif (Comparative Advantage). Teori David Richardo yang dikemukakan

tahun 1817 ini merupakan salah satu hukum dalam ekspor-impor yang penting

dan belum mendapat banyak tantangan dalam aplikasi dan praktik perdagangan

internasional.

Teori ini menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat saling

menguntungkan jika salah satu negara tidak memiliki keunggulan absolut (atas

suatu komoditi seperti yang diungkapkan Adam Smith), namun cukup memiliki

keunggulan komparatif (yaitu harga untuk suatu komoditi dinegara yang satu

dengan yang lainnya relatif berbeda).

David Richardo mendasarkan hukum keunggulan komparatifnya pada

beberapa asumsi, yaitu bahwa : (1) hanya terdapat dua negara (bilateral) dan dua

komoditi, (2) terdapat perdagangan bebas (free trade), dan (3) adanya mobilitas

tenaga kerja yang sempurna (perfect mobility), biaya produksi konstan, tidak ada

biaya transportasi, (4) teknologi tetap, serta (5) menggunakan terapan teori nilai

tenaga kerja. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan memproduksi suatu

barang yang dapat dihasilkan dengan murah dan negara akan mengimpor barang

yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar.

Pemikiran Ricardo didasarkan pada beberapa asumsi yang disederhanakan,

bahkan sangat sederhana. Salah satunya adalah teori nilai tenaga kerja (labor

theory of value). Teori ini juga sering disampaikan sebagai cost comparative

Universitas Sumatera Utara

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

20

advantage. Teori ini menyatakan bahwa biaya dari satu komoditi adalah jumlah

komoditi kedua yang harus dikorbankan agar diperoleh faktor-faktor produksi

(sumber daya yang memadai) untuk menghasilkan satu unit tambahan dari

komoditi pertama.

Suatu negara yang mempunyai biaya lebih rendah satu suatu komoditi

(misalkan beras), berarti mempunyai keunggulan komparatif dalam komoditi

tersebut (beras) dan kerugian komparatif dalam komoditi lain (selain beras).

Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu negara akan

memperoleh manfaat dari perdagangann internasional apabila melakukan

spesialisasi produksi (dan mengekspor barang) dimana negara tersebut dapat

berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut

berproduksi relatif kurang/tidak efisien.

Keunggulan komparatif suatu negara terhadap negara lain dapat dilihat

juga dari segi biaya tenaga kerjanya. Apabila ongkos tenaga kerja rendah, maka

harga output akan rendah pula. Suatu negara akan memproduksi suatu produk

yang harganya relatif lebih rendah, ini berarti mereka mendapat keuntungan

komparatif dalam proses produksi produk tersebut. (dalam Ekananda, 2015)

2.1.4.3 Teori Modern Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

dari Model Heckscher & Ohlin)

Menurut teori H-O, perdagangan Internasional terjadi disebabkan oleh

opportunity cost suatu produk antara satu negara dengan negara lain. Opportunity

cost adalah biaya yang dikorbankan dari memproduksi satu barang untuk

memproduksi barang lainnya karena memiliki nilai tertinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

21

Menurut teori Heckscher – Ohlin atau H-O, perbedaan opportunity cost

suatu produk antara satu negara dengan negara lain dapat terjadi karena adanya

perbedaan jumlah atau proporsisi faktor produksi yang dimiliki (endowment

factors) masing-masing negara. Perbedaan opportunity cost tersebut yang

menimbulkan terjadinya perdagangan internasional. Negara-negara yang memiliki

faktor produksi yang relatif banyak/murah dalam memproduksinya akan

melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya. Sebaliknya, negara

akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi

yang relatif langka/mahal dalam memproduksinya.

Dalam analisisnya, teori modern H-O menggunakan dua kurva. Pertama

adalah kurva isocost, yaitu kurva yang menggambarkan biaya produksi yang sama

dan kurva isoquant, yaitu kurva yang menggambarkan total kualitas produk yang

sama. Menurut teori ekonomi mikro, kurva isocost akan bersinggung dengan

kurva isoquant pada titik optimal. Jadi, dengan biaya tertentu akan diperoleh

produk yang maksimal, atau dengan biaya yang minimal akan diperoleh sejumlah

produk tertentu.

2.1.5 Impor Beras

2.1.5.1 Pengertian Impor

Impor adalah suatu kegiatan pembelian dan memasukkan barang/jasa atau

komoditas dari luar negeri ke dalam negeri secara legal melalui proses

perdagangan. Menurut Susilo Utomo (2008:101), impor adalah suatu kegiatan

memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean di dalam negeri

Universitas Sumatera Utara

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

22

yang dilakukan oleh perwakilan dari kedua negara, baik perorangan maupun

perusahaan.

Suatu negara melakukan kegiatan impor biasanya karena adanya

kebutuhan akan produk tertentu di dalam negeri yang tidak dapat dipenuhi sendiri,

atau untuk menambah cadangan. Impor merupakan bagian penting dari

perdagangan internasional.

2.1.5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Impor

Impor merupakan salah satu jenis kegiatan mendatangkan barang atau

produk dari negara lain. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar di

suatu negara. Kegiatan Impor juga dilakukan oleh negara kita, Indonesia.

Ada beberapa alasan yang membuat suatu negara melakukan impor, antara lain :

a. Melengkapi Produk atau Barang

Ada beberapa negara yang tidak memiliki komoditas atau produk yang

diinginkan oleh konsumen, sehingga negara tersebut harus melakukan impor

untuk pemenuhan barang atau produk yang belum ada.

b. Mendapatkan Barang atau Produk Berkualitas

Salah satu tujuan melakukan impor adalah mendapatkan produk yang lebih

berkualitas. Pasti kita pernah tahu suatu negara yang mendatangkan produk dari

lain negara meskipun negaranya juga mampu menghasilkan sendiri. Hal ini

sering terjadi karena produk lokal kalah dengan produk luar. Contohnya adalah

Indonesia, negara ini memiliki kawasan pertanian yang sangat luas, namun tetap

impor beras dari Thailand, hal ini terjadi karena teknologi untuk pengolahan

beras kurang sehingga mendatangkan beras dari luar yang lebih berkualitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

23

(http://gurupintar.com/threads/jelaskan-alasan-suatu-negara-melakukan-impor.1628/)

2.1.5.3 Kebijakan Impor Beras

Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduk nya bermata

pencaharian sebagai petani. Akan tetapi, seperti yang diketahui bahwa petani

Indonesia bukan lah mereka yang memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi.

Terlebih petani sering dirugikan oleh masalah kebijakan perberasan yang

dilakukan oleh pemerintah.

Kebijakan pemerintah yang mengeluarkan izin impor beras mangatakan

alasannya bahwa jika importasi tidak dilakukan, maka dikhawatirkan harga beras

bergejolak dengan asumsi stok nasional tidak mencukupi. Bagi petani, kebijakan

pemerintah yang mengeluarkan izin impor beras hingga 1 juta ton tidak berpihak

pada mereka. Harga gabah kering panen yang dikhawatirkan menurun, akan

membuat petani merugi.

(https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4180211/kebijakan-impor-beras-

bagai-pisau-bermata-dua)

2.1.6 Produksi Beras

Meskipun Indonesia adalah negara terbesar ketiga yang memproduksi

beras terbanyak di dunia, Indonesia masih tetap perlu mengimpor beras hampir

setiap tahun (walau biasanya hanya untuk menjaga tingkat cadangan beras).

Situasi ini disebabkan karena para petani menggunakan teknik-teknik pertanian

yang tidak optimal ditambah dengan konsumsi per kapita beras yang besar (oleh

populasi yang besar). Bahkan, Indonesia memiliki salah satu konsumsi beras per

kapita terbesar di seluruh dunia. Konsumsi beras per kapita di Indonesia tercatat

Universitas Sumatera Utara

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

24

mencapai 111,58 kg/kapita/tahun. Selama beberapa dekade Indonesia telah

berjuang untuk mencapai swasembada beras namun hanya berhasil di pertengahan

1980-an dan 2008-2009. Pada beberapa tahun terakhir Indonesia perlu mengimpor

sekitar 3 juta ton beras setiap tahunnya, terutama dari Thailand dan Vietnam,

untuk mengamankan cadangan beras negara. Impor ini dilaksanakan oleh Badan

Urusan Logistik.

(https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/beras/item183?)

2.1.7 Konsep Harga Beras

Menurut Saptana (2017), harga merupakan suatu nilai barang dan jasa

yang mencerminkan keinginan konsumen membayar berdasarkan nilai utilitasnya

dan curahan sumber daya yang digunakan produsen untuk menghasilkannya.

Dalam perdagangan, harga ditentukan oleh : (a) kesediaan pembeli untuk

membayar (willingness to pay) barang/jasa, (b) kesediaan penjual untuk menerima

pembayaran (willingness to accept) atas barang/jasa, dan (c) kesediaan pesaing

untuk melepas barang/jasa.

Dalam upaya mewujudkan stabilitas harga gabah dan beras, salah satu

instrumen kebijakan harga yang diterapkan pemerintah adalah kebijakan harga

dasar dan harga maksimum. Harga dasar ditujukan untuk melindungi petani

sebagai produsen dari jatuhnya harga gabah saat panen raya, sedangkan harga

maksimum ditujukan untuk melindungi konsumen terutama dari lonjakan harga

saat musim paceklik. Konsep harga dasar selanjutnya disesuaikan menjadi harga

dasar pembelian pemerintah (HDPP) per 1 Januari 2002 dan kemudian menjadi

Harga Pembelian Pemerintah (HPP) pada tahun 2005 (Maulana, 2012). Konsep

Universitas Sumatera Utara

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

25

harga maksimum kemudian dituangkan dalam kebijakan Harga Eceran Tertinggi

(HET) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan No.

57/MDAG/PER/8/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras.

2.1.8 Kurs

Menurut Ekananda (2015), nilai tukar atau kurs (foreign exchange rate)

dapat didefinisikan sebagai harga mata uang suatu negara relatif terhadap mata

uang negara lain atau dengan kata lain nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu

mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara

lain.

Cornelius Lucas (1995) dalam bukunya yang berjudul “Trading in the

Global Currrency Analysis” menyatakan : “An exchange rate is the price of one

currency in terms of another”

Sementara itu, Frank J. Fabozzi dan Franco Modigliani (1992) (dalam

Ekananda, 2015:168) memberikan definisi mengenai nilai tukar sebagai berikut :

“An exchange rate is defined as the amount of one currency that can be

exchanged per unit of another currency, or the price of one currency in terms of

another currency”

Kurs adalah harga mata uang suatu negara berhubungan dengan mata uang

negara lain (Lindert, 1994) (dalam Ekananda, 2015:168).

Menurut Ekananda (2015), dalam praktik bisnis keuangan internasional

terdapat berbagai jenis nilai tukar. Tujuan penentuan berbagai jenis nilai tukar

sesuai dengan kepentingan para agen ekonomi untuk menyepakati transaksi nilai

tukar dengan koleganya di belahan dunia lainnya. Pergerakan kurs mata uang

Universitas Sumatera Utara

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

26

yang selalu berubah-ubah akan mempengaruhi perusahaan multinasional sebab

kurs dapat mempengaruhi jumlah arus kas masuk yang diterima dari ekspor dan

juga mempengaruhi jumlah arus kas keluar yang digunakan untuk membayar

impor. Kurs nilai tukar mengukur nilai satuan mata uang terhadap mata uang lain.

Penurunan nilai pada suatu mata uang tersebut disebut dengan depresiasi dan

peningkatan nilai pada suatu mata uang tersebut disebut sebagai apresiasi. Berikut

beberapa istilah nilai tukar tetapi bukan cara menentukan nilai tukar.

a. Nilai Tukar Nominal

Nilai tukar nominal adalah harga relatif mata uang diantara dua negara,

dinyatakan dalam nilai mata uang domestik per mata uang asing (misalnya, 1 US$

= Rp. 14.146,23, total rata-rata kurs tahun 2019).

b. Nilai Tukar Rill

Nilai tukar rill adalah harga relatif dari suatu barang diantara dua negara.

Dengan demikian, nilai tukar rill menunjukkan suatu nilai tukar barang disuatu

negara dengan negara lain (term of trade). Kenaikan nilai tukar rill atau depresiasi

rill berarti bahwa harga-harga diluar negeri yang dinyatakan dalam satuan mata

uang kita telah meningkat relatif terhadap harga-harga barang yang diproduksi

didalam negeri. Ini berarti bahwa, apabila faktor-faktor lainnya dianggap tetap,

kita memiliki daya saing keluar yang lebih tinggi. Artinya, barang kita menjadi

lebih murah relatif terhadap barang-barang impor, baik bagi kita maupun

masyarakat luar negeri.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

27

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul

Penelitian Variabel

Peneltian Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Ratih Kumala Sari (2014). Universitas Negeri Semarang

Analisis Impor Beras di Indonesia

Independen : Produksi beras, konsumsi beras, harga beras dalam negeri, dan kurs. Dependen : Impor Beras

Regresi linier berganda, time series.

1. Produksi beras dalam negeri berpengaruh negatif terhadap impor beras di Indonesia.

2. Konsumsi beras dalam negeri berpengaruh positif terhadap impor beras di Indonesia.

3. Harga beras

domestik

berpengaruh

positif terhadap

impor beras di

Indonesia.

4. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpengaruh negatif terhadap impor beras di Indonesia.

2 Angga Satria, Rulianda P Wibowo, Emalisa (2019). Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Produksi Beras Terhadap Impor Beras Di Sumatera Utara

Independen : PDB, harga beras di pasar internasional, harga beras di Sumatera Utara, jumlah produksi beras, jumlah permintaan beras, tingkat inflasi

Regresi linier berganda, time series.

Faktor-faktor yang mempengaruhi impor Beras di Sumatera Utara adalah harga beras di pasar internasional, harga beras Sumatera Utara, permintaan beras Sumatera Utara dan

Universitas Sumatera Utara

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

28

No Nama

Peneliti Judul

Penelitian Variabel

Peneltian Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Dependen : Impor Beras

tingkat inflasi Sumatera Utara.

3 Ike Susanti (2017). Universitas Islam Lamongan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Volume Beras Impor di Jawa Timur

Independen : Jumlah penduduk, produksi beras, harga beras lokal, harga jagung, harga ubi kayu Dependen : Impor Beras

Regresi linier berganda, time series.

1. Produksi padi dan harga beras lokal memiliki pengaruh signifikan terhadap volume impor beras.

2. Variabel harga beras lokal mempunyai pengaruh paling dominan terhadap volume beras impor di Jawa Timur.

4 Yona Namira, Iskandar Andi Nuhung, Mudatsir Najamuddin (2017). UIN Jakarta

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Impor Beras di Indonesia

Independen : Produksi beras, konsumsi beras, stok beras, harga beras domestik, harga beras internasional, dan kurs. Dependen : Impor Beras

Regresi linier berganda, time series

1. Variabel produksi beras, konsumsi beras, stok beras, harga beras domestik, harga beras internasional dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memiliki pengaruh signifikan terhadap impor beras di Indonesia.

2. Variabel konsumsi beras, stok beras, harga beras domestik dan harga beras internasional memiliki pengaruh positif

Universitas Sumatera Utara

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

29

No Nama

Peneliti Judul

Penelitian Variabel

Peneltian Metode

Penelitian Hasil Penelitian

dan signifikan terhadap impor beras di Indonesia.

5 Rikho Zaeroni, Surya Dewi Rustariyuni (2016). Universitas Udayana

Pengaruh Produksi Beras, Konsumsi Beras dan Cadangan Devisa Terhadap Impor Beras di Indonesia

Independen : Produksi Beras, Konsumsi Beras, Cadangan Devisa Dependen : Impor Beras

Regresi Linier Berganda

1. Secara simultan produksi beras, konsumsi beras, dan cadangan devisa berpengaruh signifikan terhadap impor beras di Indonesia tahun 2000-2014.

2. Secara parsial variabel produksi beras dan konsumsi beras tidak berpengaruh terhadap impor beras di Indonesia tahun 2000-2014.

3. Variabel cadangan devisa berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor beras di Indonesia tahun 2000-2014.

6 Desiane Maria Rungkat (2014). Universitas Sam Ratulangi

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Beras di Sulawesi Utara

Independen : Produksi Beras di Sulawesi Utara, Konsumsi Penduduk Sulawesi Utara, Stok

Regresi Linier Berganda, time series

1. Impor beras di Sulawesi Utara 86,5% dipengaruhi oleh produksi beras, konsumsi penduduk, stok beras dan kurs.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

30

No Nama

Peneliti Judul

Penelitian Variabel

Peneltian Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Beras di Sulawesi Utara, Kurs Dependen : Impor Beras di Sulawesi Utara

Sedangkan 13,5% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

2. Produksi beras, konsumsi penduduk, stok beras dan kurs secara parsial dan serentak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap impor beras.

7 Malyda Husna Salsyabilla (2010). Universitas Trisakti

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengar-uhi Impor Beras di Indonesia Periode 2000-2009

Independen : Produksi Beras, Harga Relatif, Kebijakan Tarif, Pendapatan per Kapita, Kurs, Harga Beras Lokal. Dependen : Impor Beras

ECM, time series

1. Pendapatan per kapita mempunyai pengaruh positif dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Kurs dan harga relatif Thailand mempunyai pengaruh negatif terhadap impor beras baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Produksi beras berpengaruh negatif terhadap impor beras.

8 I Kadek Agus Dwipayana, Wayan Wita Kesumajaya (2014). Universitas Udayana

Pengaruh Harga, Cadangan Devisa dan Jumlah Penduduk Terhadap

Independen : Harga Beras Dunia, Cadangan Devisa Indonesia, Jumlah

Regresi linier berganda, time series

1. Harga beras dunia berpengaruh secara parsial terhadap impor beras di Indonesia

Universitas Sumatera Utara

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

31

No Nama

Peneliti Judul

Penelitian Variabel

Peneltian Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Impor Beras Indonesia

Penduduk Indonesia Dependen : Impor Beras Indonesia

periode 1997-2012.

2. Cadangan devisa berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap impor beras Indonesia periode 1997-2012. Jumlah penduduk tidak berpengaruh secara parsial terhadap Impor beras Indonesia periode 1997-2012.

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan dari latar belakang yang ada, maka peneliti menyusun

kerangka konseptual yang berhubungan dengan latar belakang sebagai berikut.

Gambar 2.13

Kerangka Konseptual Sumber : Olahan Penulis

Harga beras dalam negeri (X3)

Stok beras (X6)

Kurs (X5)

Harga beras luar negeri (X4)

Konsumsi Beras (X2)

Produksi beras (X1)

Impor beras (Y)

Universitas Sumatera Utara

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

32

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut.

a. Variabel produksi beras berpengaruh negatif terhadap variabel impor beras

b. Variabel konsumsi beras berpengaruh positif terhadap variabel impor beras

c. Variabel harga beras dalam negeri berpengaruh positif terhadap variabel

impor beras

d. Variabel harga beras luar negeri berpengaruh negatif terhadap variabel impor

beras

e. Variable kurs berpengaruh negatif terhadap variabel impor beras

f. Variabel stok beras berpengaruh positif terhadap variabel impor beras

Universitas Sumatera Utara

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah jenis penelitian yang sistematis, terstruktur, dan cenderung

penelitian ini menggunakan analisis angka-angka. Dan metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yaitu mengkaji pengaruh antara produksi beras,

konsumsi beras, harga beras dalam negeri, harga beras luar negeri, kurs dan stok

beras terhadap impor beras selama kurun waktu 1980 – 2019.

3.3 Jenis Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam menganalisis permasalahan dalam

penelitian diatas terdiri dari dua bagian, yaitu variabel dependen (terikat) dan

variabel independen (bebas). Variabel dependen dari penelitian diatas adalah

impor beras. Sedangkan variabel independen dari penelitian diatas adalah

produksi beras, konsumsi beras, harga beras dalam negeri, harga beras luar negeri,

kurs dan stok beras.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunkan data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui

data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), International Rice

Research Institute (IRRI), World Bank, dan menggunakan studi pustaka dengan

cara mempelajari berbagai referensi seperti jurnal, internet browsing, skripsi

Universitas Sumatera Utara

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

34

terdahulu, dan buku literature yang berhubungan dengan skripsi ini. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dengan kurun waktu 39

tahun (1980 – 2019).

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini

adalah :

a. Variabel impor beras, merupakan jumlah impor beras Indonesia dalam

satuan ton (ton/tahun)

b. Variabel produksi beras, merupakan jumlah produksi beras yang

dihasilkan setiap tahun dalam satuan ton (ton/tahun).

c. Variabel konsumsi beras, merupakan jumlah beras yang dikonsumsi

penduduk Indonesia dalam satuan ton per tahun (ton/tahun)

d. Variabel harga beras dalam negeri, yaitu harga beras yang diukur dalam

satuan rupiah per ton (Rp/ton, nilai rata-rata harga beras dalam negeri

per tahun).

e. Variabel harga beras luar negeri, yaitu harga beras di pasar dunia yang

diukur dalam satuan US$/ton (nilai rata-rata harga beras luar negeri per

tahun)

f. Variabel kurs, yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika per

tahun

g. Variabel stok beras, yaitu jumlah beras yang disimpan didalam negeri

yang diukur dalam satuan ton per tahun. (ton/tahun)

Universitas Sumatera Utara

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

35

3.6 Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series dan

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan

metode OLS (Ordinary Least Square). Menurut Gio (2015), regresi linier

berganda (multiple linear regression) merupakan suatu teknik statistika yang

menghasilkan suatu persamaan linier. Persamaan linier tersebut menerangkan atau

menjelaskan hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel

dependen. Untuk mengetahui pengaruh produksi beras, konsumsi beras, harga

beras dalam negeri, harga beras luar negeri, kurs dan stok beras terhadap impor

beras maka digunakan persamaan :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6 X6 μi

Dimana :

Y = Impor beras (ton)

X1 = Produksi beras (ton)

X2 = Konsumsi beras (ton)

X3 = Harga beras dalam negeri (Rp/ton)

X4 = Harga beras luar negeri (US$/ton)

X5 = Kurs (Rp/US$)

X6 = Stok beras (ton)

α = Konstanta

μi = error term

Universitas Sumatera Utara

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

36

3.7 Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

bantuan program Eviews 9. Data diolah menggunakan bantuan Eviews dan

dilanjutkan dengan menganalisis data. Peneliti menggunakan uji asumsi terlebih

dahulu sebagai persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi

linier berganda yang berbasis OLS (Ordinary Least Square)

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

3.7.1.1 Uji Normalitas

Menurut Gujarati (2003:107) (dalam Gio, 2015), mengemukakan dalam

penggunaan metode estimasi ordinary least squares (OLS) pada regresi linier

berganda untuk tujuan pengujian hipotesis terhadap estimasi-estimasi parameter

dikenakan asumsi normalitas. Asumsi normalitas yang dimaksud adalah distribusi

dari error (e) menyebar secara normal.

Untuk menguji asumsi normalitas dapat menggunakan pendekatan analisis

grafik, yakni Q-Q (quantile-quantile) plot atau dengan uji Jarque-Bera (JB). Pada

penelitian ini digunakan uji Jarque-Bera (JB) untuk melihat apakah data

terdistribusi normal atau tidak.

Dalam pendekatan Jarque-Bera (JB), pengujian normalitas dilakukan

dengan menggunakan data residual. Untuk pengambilan keputusan terhadap

hipotesis, dapat dibandingkan antara nilai probabilitas dari uji Jarque-Bera (JB)

dan tingkat sig yang digunakan (α = 0,05). Jika nilai prob > 0,05, maka dapat

disimpulkan residual menyebar normal, dan jika nilai prob < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa residual menyebar tidak normal.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

37

3.7.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi atau terdapat ketidaksamaan varians dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedatisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu jika terjadi

homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).

Pada penelitian ini, uji yang digunakan adalah White test (Uji White).

Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas perhatikan nilai Obs*R-squared

atau χ2 hitung dan juga nilai probability-nya. Apabila nilai probability lebih rendah

dari 0,05 berarti terdapat heteroskedastisitas pada hasil estimasi. Sebaliknya,

apabila nilai probabilitynya lebih tinggi dari 0,05, maka hasil estimasi bebas dari

heteroskedastisitas. (Pratomo dan Hidayat, 2010:104)

3.7.1.3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan hubungan linier antara variabel independen

di dalam regresi linier berganda (Widarjono, 2010:75). Uji multikolinearitas ini

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel independen.

Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Variance

Inflation Factors (VIF) pada hasil pengujian. Kriteria pengujiannya yaitu apabila

nilai VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel independen,

Universitas Sumatera Utara

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

38

dan sebaliknya jika menunjukkan nilai VIF > 10, maka asumsi model tersebut

mengandung multikolinearitas.

Jika pada data terjadi multikolinearitas, maka cara yang dapat digunakan

untuk mengatasinya adalah dengan melakukan transformasi variabel. Beberapa

bentuk transformasi yang umum digunakan adalah first difference, ratio

transformation (seperti pada WLS) dan bentuk log. (Ariefianto, 2012)

3.7.2 Uji Statistik

3.7.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Gio (2016), nilai dari koefisien determinasi (R2) digunakan untuk

mengukur kemampuan persamaan regresi linier dalam mencocokkan atau

menyesuaikan (fits) data.

Nilai koefisien determinasi berkisar diantara 0 dan 1. Nilai koefisien

determinasi yang bernilai 1 berarti persamaan regresi linier secara sempurna

mencocokkan data. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang semakin

mendekati 0, berarti kemampuan persamaan regresi linier semakin tidak baik

dalam mencocokkan data. Dengan kata lain, kemampuan variabel-variabel

independen yang digunakan dalam persamaan regresi linier secara bersamaan atau

simultan kurang mampu dalam hal menjelaskan variabel dependen.

Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (mendekati 1), maka akan

semakin baik suatu persamaan regresi linier dalam mencocokkan data. Dengan

kata lain, kemampuan variabel-variabel independen yang digunakan dalam

persamaan regresi linier secara bersamaan atau simultan semakin baik dalam

menjelaskan variabel dependen (Gujarati,1993:87) (dalam Gio, 2016)

Universitas Sumatera Utara

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

39

3.7.2.2 Uji t (Pengujian Secara Parsial)

Menurut Gio (2016), uji t digunakan untuk menguji signifikansi dari

masing-masing koefisien regresi populasi.

Untuk pengambilan keputusan terhadap hipotesis, dapat dilakukan dengan

membandingkan nilai statistik dari uji t (t-hitung) terhadap nilai t-tabel. Sebelum

menghitung nilai t-tabel, terlebih dahulu menghitung nilai derajat. Berikut rumus

untuk menghitung nilai derajat bebas.

Derajat bebas = n – k

Perhatikan bahwa n menyatakan jumlah pengamatan atau sampel,

sedangkan k menyatakan jumlah variabel. Berikut aturan pengambilan keputusan

terhadap hipotesis berdasarkan uji t.

a. Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak terdapat

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen)

b. Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (terdapat pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen)

3.7.2.3 Uji F

Menurut Gio (2015), Uji F digunakan untuk menguji signifikansi

kecocokan model regresi linier berganda terhadap data. Dengan kata lain, uji F

menguji signifikansi seluruh koefisien regresi secara simultan atau bersamaan.

Untuk pengambilan keputusan hipotesis, dapat dilakukan dengan

membandingkan nilai statistik dari uji F-hitung terhadap F-tabel. Sebelum

menghitung nilai kritis F, terlebih dahulu menghitung nilai derajat bebas

pembilang dan derajat bebas penyebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

40

Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat beras pembilang dan

penyebut.

Derajat bebas pembilang (d1) = k – 1

Derajat bebas penyebut (d2) = n – k

Perhatikan bahwa k menyatakan jumlah variabel, sedangkan n menyatakan

jumlah pengamatan atau jumlah sampel. Berikut aturan pengambilan keputusan

berdasarkan uji F.

a. Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

b. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Universitas Sumatera Utara

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Variabel Penelitian

4.1.1 Produksi Beras di Indonesia

Beras merupakan komoditi yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia.

Dari tahun ke tahun dapat dilihat bahwa produksi beras di Indonesia terus

meningkat. Perkembangan produksi beras di Indonesia sejak tahun 1980-2019

dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1

Produksi Beras di Indonesia tahun 1980-2019 Sumber : IRRI, 2020 (diolah)

Gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa setiap tahunnya produksi beras di

Indonesia berfluktuasi sepanjang tahun 1980 hingga tahun 2019. Produksi beras

tertinggi terlihat pada tahun 2017 yaitu sebesar 50.693.526,5 ton dan produksi

beras terendah terlihat pada tahun 1980 yaitu sebesar 19.777.820 ton. Penurunan

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

60000000

Pro

du

ks

i B

era

s (

To

n)

Tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

42

produksi beras di tahun 2018 dan 2019 disebabkan kecilnya produktivitas padi

dan terjadi penurunan luas panen dikarenakan cuaca yang ekstrem.

4.1.2 Konsumsi Beras di Indonesia

Konsumsi beras di Indonesia sangatlah tinggi. Hal ini yang membuat

Indonesia harus mengimpor beras agar dapat menutupi kekurangan beras yang ada

di Indonesia serta sebagai stok beras di Indonesia. Perkembangan konsumsi beras

tahun 1980-2019 di Indonesia dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2

Konsumsi Beras di Indonesia tahun 1980-2019 Sumber : IRRI, 2020 (diolah)

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa konsumsi beras berfluktuasi

sepanjang tahun 1980 hingga tahun 2019. Sepanjang tahun 1980-1996 konsumsi

beras terus mengalami peningkatan. Namun pada tahun 1997, konsumsi beras

berkurang menjadi 34.584.650 ton. Konsumsi beras terbanyak tercatat pada tahun

2013 yaitu sebesar 38.500.000 ton. Sedangkan konsumsi beras terendah tercatat

pada tahun 1980 yaitu sebesar 20.092.550 ton. Dapat dilihat pada gambar, bahwa

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

30000000

35000000

40000000

45000000

Ko

ns

um

si

Bera

s (

To

n)

Tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

43

konsumsi beras mengalami penurunan di tahun 2019. Menurut Dwi Andreas

Santosa selaku Guru Besar Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), penurunan

ini terjadi dikarenakan adanya pergeseran pola konsumsi dari beras ke gandum,

yang mana perlu diperhatikan mengingat Indonesia bukan produsen gandum.

4.1.3 Harga Beras Dalam Negeri

Harga beras dalam negeri dapat dikatakan lebih mahal dibandingkan harga

beras luar negeri. Salah satu faktornya ialah karena produksi beras masih

dilakukan secara konvensional. Berikut harga beras dalam negeri tahun 1980-2019

dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3

Harga Beras Dalam Negeri di Indonesia tahun 1980-2019 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020 (diolah)

Dari gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa harga beras dalam negeri

berfluktuasi sepanjang tahun 1980 hingga tahun 2019. Harga tertinggi beras dalam

negeri terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp. 11.788.680 per ton. Sedangkan

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

14000000

HB

DN

(R

p/t

on

)

Tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

44

harga beras dalam negeri terendah terjadi pada tahun 1980 yaitu sebesar Rp.

180.000 per ton.

4.1.4 Harga Beras Luar Negeri

Harga beras luar negeri yang relatif murah membuat Indonesia melakukan

impor setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan beras di Indonesia. Berikut

harga beras luar negeri tahun 1980-2019 dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4

Harga Beras Luar Negeri di Indonesia tahun 1980-2019 Sumber : World Bank, 2020 (diolah)

Dapat dilihat dari gambar 4.4 diatas bahwa harga beras luar negeri berfluktuasi

sepanjang tahun 1980 hingga tahun 2019. Harga beras terendah berada di tahun

2001 yaitu sebesar 172,84 US$ per ton dan harga beras tertinggi berada di tahun

2008 yaitu sebesar 650,19 US$ per ton.

4.1.5 Kurs

Kurs merupakan pertukaran mata uang ketika melakukan sebuah transaksi antara

satu negara dengan negara lain. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah

0

100

200

300

400

500

600

700

HB

LN

(U

S$

/to

n)

Tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

45

kurs Indonesia terhadap USD pada tahun 1980-2019. Data dapat dilihat pada

gambar 4.5 berikut.

Gambar 4.5

Kurs di Indonesia tahun 1980-2019 Sumber : Bank Indonesia, 2020 (diolah)

Dari gambar 4.5 diatas terlihat bahwa pergerakan kurs rupiah terhadap

dollar Amerika selalu mengalami fluktuasi. Pada tahun 1998 saat Indonesia

mengalami krisis moneter, kurs Indonesia mengalami perubahan drastis yaitu

sebesar Rp. 8.025,-. Hal ini jelas meningkat dua kali lipat dari tahun 1997 yaitu

sebesar Rp. 4.650,-.

4.1.6 Stok Beras

Stok beras di Indonesia disimpan untuk memenuhi perubahan yang tidak

diinginkan salah satunya permintaan akan beras tiap tahunnya. Data stok beras

pada penelitian ini diambil dari situs IRRI pada tahun 1980-2019.

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

Ku

rs (

Rp

/US

$)

Tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

46

Gambar 4.6

Stok Beras di Indonesia tahun 1980-2019 Sumber : IRRI, 2020 (diolah)

Dari gambar 4.6 diatas dapat dilihat stok beras mengalami fluktuasi

sepanjang tahun 1980 hingga tahun 2019, stok beras terbanyak terdapat pada

tahun 2012 yaitu sebesar 7.403.000 ton dan stok beras terendah terdapat pada

tahun 1994 yaitu sebesar 1.724.000 ton.

4.1.7 Impor Beras di Indonesia

Impor memiliki arti suatu kegiatan pembelian dan memasukkan barang/jasa

atau komoditas dari luar negeri ke dalam negeri secara legal melalui proses

perdagangan. Impor beras sendiri memiliki artian membeli dan memasukkan beras

dari luar negeri yang dilakukan dalam proses perdagangan. Data impor beras yang

digunakan dalam penelitian ini menggambil data yang bersumber dari Badan

Pusat Statistik dengan periode tahun 1980-2019.

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000S

tok

Bera

s (

To

n)

Tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

47

Gambar 4.7

Impor Beras di Indonesia tahun 1980-2019 Sumber : Badan Pusat Statistik (2020)

Pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa impor beras di Indonesia mengalami

fluktuasi sepanjang tahun 1980 hingga tahun 2019. Impor beras tertinggi terjadi

pada tahun 1999 yaitu sebesar 4.751.398 ton beras. Sedangkan impor beras

terendah terjadi pada tahun 1980 yaitu sebesar 20.117 ton beras.

4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau

tidak. Pada pengujian ini, menggunakan uji Jarque-Bera. Pengambilan keputusan

terhadap hipotesis dengan melihat nilai probabilitas dari uji JB. Jika nilai prob >

taraf sig 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model terdistribusi secara normal.

Sebaliknya jika nilai prob < taraf sig 0,05, maka dapat dikatakan model tidak

terdistribusi secara normal.

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

4500000

5000000Im

po

r (T

on

)

Tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

48

Gambar 4.8

Hasil Uji Normalitas Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9 (2020)

Pada gambar 4.8 diatas menunjukkan nilai probabilitas dari uji Jarque-Bera.

Diketahui nilai probabilitas dari uji JB adalah 0,861432 yang mana lebih besar

daripada taraf sig 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi

normal.

4.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Dalam pengujian ini untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dalam

model regresi adalah dengan menggunakan uji White. Syarat adanya masalah

heteroskedastisitas adalah dengan melihat nilai Prob-Chi square. Jika nilai pro-chi

square < 0,05 maka terdapat masalah heteroskedastisitas pada model. Sedangkan

jika nilai prob-chi square > 0,05 maka model terbebas dari masalah

heteroskedastisitas.

Tabel 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9 (2020)

Universitas Sumatera Utara

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

49

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai prob.chi-square sebesar 0,5405 yang

mana lebih besar dari taraf sig 0,05. Berarti model regresi diatas terbebas dari

masalah heteroskedastisitas.

4.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Cara mendeteksi

ada tidaknya masalah multikolinearitas dalam model adalah dengan melihat nilai

VIF. Jika nilai VIF > 10 maka model tersebut mengandung masalah

multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF < 10 maka model tersebut bebas dari

masalah multikolinearitas. Pada penelitian ini nilai VIF variabel produksi beras

(X1), harga beras dalam negeri (X3), dan kurs (X5) memiliki nilai VIF > 10.

Sedangkan nilai VIF pada variabel konsumsi beras (X2), harga beras luar negeri

(X4), dan stok beras (X6) memiliki nilai VIF < 10.

Masalah multikolinearitas ini dapat diatasi dengan menambahkan huruf d

pada setiap variabel estimasi. Maksud penambahan d pada setiap variabel estimasi

menunjukkan bahwa variabel dibuat pada pembeda pertama (first difference).

Dengan demikian diperoleh nilai VIF < 10. Berikut hasil estimasi persamaannya.

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9 (2020)

Universitas Sumatera Utara

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

50

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai centered VIF setiap variabel < 10 sehingga

model regresi tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas.

4.3 Hasil Analisis Regresi

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda

dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Fungsi regresi linier berganda

adalah untuk menjelaskan pengaruh hubungan antara variabel dependen (impor

beras) dengan variabel independen (produksi beras, konsumsi beras, harga beras

dalam negeri, harga beras luar negeri, kurs dan stok beras). Berdasarkan tabel 4.3

didapatkan hasil regresi sebagai berikut.

Tabel 4.3

Hasil Analisis Regresi

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9 (2020)

Y = -324781,1 – 0,142024X1 + 0,317987X2 + 1,298528X3 – 373,3322X4 –

286,2797X5 + 0,341731X6 + μi

Keterangan :

α = -324781,1, artinya apabila produksi beras, konsumsi beras, harga beras dalam

negeri, harga beras luar negeri, kurs dan stok beras sama dengan nol, maka impor

beras akan mengalami penurunan.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

51

β1 = -0,142024, artinya apabila produksi beras mengalami kenaikan 1 ton, maka

akan terjadi penurunan impor beras sebesar 142,024 kg dengan asumsi variabel

lainnya bersifat tetap.

β2 = 0,317987, artinya apabila konsumsi beras mengalami kenaikan 1 ton, maka

akan meningkatkan impor beras sebesar 317,987 kg dengan asumsi variabel

lainnya tetap.

β3 = 1,298528, artinya apabila harga beras dalam negeri mengalami kenaikan 1 Rp

per ton, maka akan meningkatkan impor beras sebesar 1.298,528 kg dengan

asumsi variabel lainnya tetap.

β4 = -373,3322, artinya apabila harga beras luar negeri mengalami kenaikan 1 US$

per ton maka akan terjadi penurunan impor beras sebesar 373.332,2 kg dengan

asumsi variabel lainnya bersifat tetap.

β5 = -286,2797, artinya apabila kurs mengalami kenaikan 1 Rp/US$ maka akan

terjadi penurunan impor beras sebesar 286.279,7 kg dengan asumsi variabel

lainnya bersifat tetap.

β6 = 0,341731, artinya apabila stok beras mengalami kenaikan 1 ton maka akan

meningkatkan impor beras sebesar 341,731 kg dengan asumsi variabel lainnya

bersifat tetap.

4.4 Hasil Uji Statistik

4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda pada tabel 4.3, dapat dilihat

bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,698192. Hal ini berarti variabel

independen yaitu produksi beras, konsumsi beras, harga beras dalam negeri, harga

Universitas Sumatera Utara

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

52

beras luar negeri, kurs, dan stok beras mampu menjelaskan variabel dependen

yaitu impor beras sebesar 69,81% sedangkan sisanya sebesar 30,19% dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

4.4.2 Hasil Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen

secara nyata.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai t-hitung dengan

t-tabel dengan taraf sig 5% (0,05). Jika t-hitung > t-tabel maka H1 diterima

(signifikan), sedangkan jika t-hitung < t-tabel maka H1 ditolak (tidak signifikan).

Pada penelitian ini didapatkan df = 33 (n-k = 40 - 7 = 33) dengan taraf sig

5% (0,05), maka diperoleh t-tabel = 2,035.

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.3, dapat dijelaskan pengaruh

masing-masing variabel indepeden terhadap variabel dependen sebagai berikut.

a. Variabel produksi beras memiliki nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-

3,363604 < 2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5% (0,0020 <

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel produksi beras berpengaruh

negatif signifikan terhadap impor beras.

b. Variabel konsumsi beras memiliki nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel

(4,018192 > 2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5% (0,0003 <

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel konsumsi beras berpengaruh

positif signifikan terhadap impor beras.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

53

c. Variabel harga beras dalam negeri memiliki nilai t-hitung lebih besar dari t-

tabel (4,418809 > 2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5%

(0,0001 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga beras dalam

negeri berpengaruh positif signifikan terhadap impor beras.

d. Variabel harga beras luar negeri memiliki nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel

(-0,245205 < 2,035) dan nilai sig yang lebih besar dari taraf sig 5% (0,8079 >

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga beras luar negeri

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap impor beras.

e. Variabel kurs memiliki nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-2,678813 <

2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5% (0,0116 < 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa variabel kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap

impor beras.

f. Variabel stok beras memiliki nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,799190 >

2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5% (0,0086 < 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa variabel stok beras berpengaruh positif signifikan

terhadap impor beras.

4.4.3 Hasil Uji F

Uji F digunakan untuk membuktikan apakah masing-masing variabel

independen mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel pada

taraf sig 5% (0,05). Pada penelitian ini didapat df1 = k-1 = 7-1 = 6 dan df2 = n-k =

40 - 7 = 33, maka diperoleh F-tabel sebesar 2,39.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

54

Dari hasil output tabel 4.3, didapat nilai F-hitung > F-tabel (15,65132 >

2,39), sehingga berdasarkan hasil estimasi dapat disimpulkan bahwa seluruh

variabel independen yaitu produksi beras, konsumsi beras, harga beras dalam

negeri, harga beras luar negeri, kurs dan stok beras berpengaruh sigfinikan secara

simultan terhadap impor beras pada taraf sig 5% (0,05).

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1 Pengaruh Produksi Beras Terhadap Impor Beras di Indonesia

Berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda, diperoleh nilai

koefisien dari regresi variabel produksi beras sebesar -0,142024, artinya apabila

produksi beras mengalami kenaikan 1 ton, maka akan terjadi penurunan impor

beras sebesar 142,024 kg dengan asumsi variabel lainnya bersifat tetap.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh variabel produksi beras

berpengaruh negatif signifikan terhadap impor beras. Dilihat dari nilai t-hitung

lebih kecil dari t-tabel (-3,363604 < 2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf

sig 5% (0,0020 < 0,05).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ammani

(2012), bahwa produksi beras berpengaruh negatif terhadap impor beras di

Indonesia tahun 1994-2013.

4.5.2 Pengaruh Konsumsi Beras Terhadap Impor Beras di Indonesia

Berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda, diperoleh nilai

koefisien dari regresi variabel konsumsi beras sebesar 0,317987, artinya apabila

konsumsi beras mengalami kenaikan 1 ton, maka akan meningkatkan impor beras

sebesar 317,987 kg dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Universitas Sumatera Utara

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

55

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh bahwa variabel konsumsi

beras berpengaruh positif signifikan terhadap impor beras. Dilihat dari nilai t-

hitung lebih besar dari t-tabel (4,018192 > 2,035) dan nilai sig yang lebih kecil

dari taraf sig 5% (0,0003 < 0,05).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih

Kumala Sari (2014), bahwa konsumsi beras berpengaruh positif terhadap impor

beras di Indonesia.

4.5.3 Pengaruh Harga Beras Dalam Negeri Terhadap Impor Beras di

Indonesia

Berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda, diperoleh nilai

koefisien dari regresi variabel harga beras dalam negeri sebesar 1.298528, artinya

apabila harga beras dalam negeri mengalami kenaikan 1 Rp/ton, maka akan

meningkatkan impor beras sebesar 1.298,528 kg dengan asumsi variabel lainnya

tetap.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh bahwa variabel harga

beras dalam negeri berpengaruh positif signifikan terhadap impor beras. Dilihat

dari nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,418809 > 2,035) dan nilai sig yang

lebih kecil dari taraf sig 5% (0,0001 < 0,05).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Namira dkk

(2017), bahwa harga beras dalam negeri berpengaruh positif signifikan terhadap

impor beras di Indonesia tahun 1994-2013.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

56

4.5.4 Pengaruh Harga Beras Luar Negeri Terhadap Impor Beras di

Indonesia

Berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda, diperoleh koefisien dari

regresi variabel harga beras luar negeri sebesar -373,3322, artinya apabila harga

beras luar negeri mengalami kenaikan 1 US$/ton maka akan terjadi penurunan

impor beras sebesar 373.332,2 kg dengan asumsi variabel lainnya bersifat tetap.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh variabel harga beras luar

negeri berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap impor beras. Dilihat dari nilai

t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0,245205 < 2,035) dan nilai sig yang lebih besar

dari taraf sig 5% (0,8079 > 0,05).

Faktor harga beras luar negeri menunjukkan bahwa harga beras

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap impor beras di Indonesia, hal ini

dapat berarti jika harga beras luar negeri meningkat, maka impor beras yang

dilakukan oleh pemerintah Indonesia akan menurun.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Salsyabilla

(2010), bahwa harga relatif Thailand tidak mempunyai pengaruh positif terhadap

impor beras dalam jangka pendek maupun jangka panjang di Indonesia periode

tahun 2000-2009.

4.5.5 Pengaruh Kurs Terhadap Impor Beras di Indonesia

Berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda, diperoleh koefisien dari

regresi variabel kurs sebesar -286,2797, artinya apabila kurs mengalami kenaikan

1 Rp/US$ maka akan terjadi penurunan impor beras sebesar 286.279,7 kg dengan

asumsi variabel lainnya bersifat tetap.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

57

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh variabel kurs berpengaruh

negatif signifikan terhadap impor beras. Dilihat dari nilai t-hitung lebih kecil dari

t-tabel (-2,678813 < 2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5% (0,0116

< 0,05).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rungkat

(2014), bahwa kurs mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap impor beras

di Sulawesi Utara tahun 2002-2011.

Peningkatan kurs (nilai tukar mata uang asing) membuat suatu negara

harus mengeluarkan jumlah rupiah yang lebih banyak dari sebelumnya untuk

membayar beras yang di impor sehingga berdampak pada menurunnya volume

impor beras di Indonesia. Sebaliknya, jika kurs stabil, maka akan menyebabkan

harga barang-barang impor turun atau murah, dalam hal ini, yaitu beras. Kurs

yang stabil akan menyebabkan harga beras yang diimpor menjadi lebih murah,

sehingga pemerintah akan melakukan kegiatan impor beras.

4.5.6 Pengaruh Stok Beras Terhadap Impor Beras di Indonesia

Berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda, diperoleh koefisien dari

regresi variabel stok beras sebesar 0,341731, artinya apabila stok beras mengalami

kenaikan satu ton maka akan meningkatkan impor beras sebesar 341,731 kg

dengan asumsi variabel lainnya bersifat tetap.

Berdasarka hasil pengujian hipotesis, diperoleh variabel stok beras

berpengaruh positif signifikan terhadap impor beras. Dilihat dari nilai t-hitung

lebih besar dari t-tabel (2,799190 > 2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf

sig 5% (0,0086 < 0,05)

Universitas Sumatera Utara

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

58

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Namira dkk

(2017), bahwa stok beras berpengaruh positif signifikan terhadap impor beras di

Indonesia tahun 1994-2013.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan

menggunakan uji regresi linier berganda mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Impor Beras Di Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Produksi beras memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap impor beras di

Indonesia. Dapat dilihat dari nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-3,363604

< 2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5% (0,0020 < 0,05).

2. Konsumsi beras memiliki pengaruh positif signifikan terhadap impor beras di

Indonesia. Dapat dilihat dari nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,018192 >

2,035 ) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5% (0,0003 < 0,05).

3. Harga beras dalam negeri memiliki pengaruh positif signifikan terhadap

impor beras di Indonesia. Dapat dilihat dari nilai t-hitung lebih besar dari t-

tabel (4,418809 > 2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5%

(0,0001 < 0,05).

4. Harga beras luar negeri memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap

impor beras di Indonesia. Dapat dilihat dari nilai t-hitung lebih kecil dari t-

tabel (-0,245205 < 2,035) dan nilai sig yang lebih besar dari taraf sig 5%

(0,8079 > 0,05).

5. Kurs memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap impor beras di Indonesia.

Dapat dilihat dari nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-2,678813 < 2,035)

dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5% (0,0116 < 0,05).

Universitas Sumatera Utara

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

60

6. Stok beras memiliki pengaruh positif signifikan terhadap impor beras di

Indonesia. Dapat dilihat dari nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,799190 >

2,035) dan nilai sig yang lebih kecil dari taraf sig 5% (0,0086 < 0,05).

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Produksi beras meningkat setiap tahunnya. Namun produksi beras tersebut

belum cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Untuk itu

pemanfaatan teknologi diperlukan untuk meningkatkan produktivitas padi di

Indonesia. Saat ini terdapat 3 teknologi peningkatan produksi padi yang telah

diperkenalkan oleh Kementrian Pertanian, yaitu SMARt, AWD (Alternate

Wetting and Drying) dan mesin pasca panen. (Pak Tani Digital, 2018)

2. Kurangnya efisiensi produksi beras dalam negeri dapat mengakibatkan harga

beras dalam negeri menjadi mahal. Untuk itu peran pemerintah sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan pengembangan dan penelitian terhadap

kualitas bibit agar dapat menghasilkan beras dengan kualitas lebih baik.

Selain itu dengan dilakukannya pengembangan dan penelitian tersebut,

Indonesia dapat dengan mudah menambah jumlah produksi padinya sehingga

dapat mengurangi angka impor beras di Indonesia

3. Indonesia dapat meningkatkan produksi beras dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi saat ini. Indonesia sendiri sudah memiliki beberapa

teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas hasil panen, seperti

transplanter dan Indo combine harvester. Kedua teknologi tersebut jika

Universitas Sumatera Utara

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

61

dimanfaatkan secara maksimal dapat meningkatkan produktivitas padi dan

dapat mengurangi angka impor beras di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

62

DAFTAR PUSTAKA

Apridar, (2018). Ekonomi Internasional : Sejarah, Teori, Konsep dan

Permasalahan dalam Aplikasinya, Edisi 2, Expert,Yogyakarta.

Azhar, Muhammad, Tavi Supriana, Diana Chalil, (2013). “Hubungan Impor

Beras Dengan Harga Domestik Beras Dan Produksi Beras Di

Sumatera Utara”, Jurnal Agribisnis, Volume 2, Nomor 6, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia Berbagai Tahun. Jakarta

Christianto, Edward, (2013). “Faktor Yang Memengaruhi Volume Impor

Beras Di Indonesia”, Jurnal JIBEKA, Volume 7, Nomor 2, Universitas

Ma Chung, Malang.

Dwipayana, I Kadek Agus dan Wayan Wita Kesumajaya, (2014). “Pengaruh

Harga, Cadangan Devisa, dan Jumlah Penduduk Terhadap Impor

Beras Indonesia”, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 3, Nomor 4,

Universitas Udayana, Denpasar.

Ekananda, Mahyus, (2015). Ekonomi Internasional, Erlangga, Jakarta.

Gio, Prana Ugiana, (2015). Belajar Olah Data Dengan Eviews, USU Press,

Medan.

Hermanto, Saptana, (2017). “Kebijakan Harga Beras Ditinjau Dari Dimensi

Penentu Harga”, Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 35, Nomor 1,

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor.

Kompas. (2018). Pasokan Beras Surplus Tapi Masih Impor, Ini Kata Bulog.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/24/172750926/pasokan-beras-

surplus-tapi-masih-impor-ini-kata-bulog (17 November 2020)

Kumalasari, Ratih, (2014). “Analisis Impor Beras Di Indonesia”, Jurnal

Ekonomi Pembangunan, Volume 3, Nomor 2, Universitas Negeri

Semarang, Semarang.

Lidyana, Vadhia. (2019). Kenapa Harga Beras RI Lebih Mahal dari

Internasional ? https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-

4617170/kenapa-harga-beras-ri-lebih-mahal-dari-internasional

(3 Maret 2020)

Namira, Yona, Iskandar Andi Nuhung dan Mudatsir Najamuddin, (2017).

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Beras Di

Universitas Sumatera Utara

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

63

Indonesia”, Jurnal Agribisnis, Volume 11, Nomor 6, hal 183-201, UIN

Jakarta, Jakarta.

Nuraini, Ida, (2009). Pengantar Ekonomi Mikro, UMM Press, Malang.

______, Pengertian IMPOR: Arti, Tujuan, Manfaat, Jenis, dan Contoh

Impor

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-impor.html

(29 November 2019)

Rasul, Agung Abdul, Nuryadi Wijiharjono, Tupi Setyowati, (2013). Ekonomi

Mikro Dilengkapi Sistim Informasi Permintaan, Edisi 2, Mitra Wacana

Media, Jakarta.

Salsyabilla, Malyda Husna, (2010). “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Impor Beras Di Indonesia Periode 2000-2009”, Jurnal

Media Ekonomi, Volume 18, Nomor 2, Universitas Trisakti, Jakarta.

Satria, Angga, Rulianda P Wibowo, Emalisa, (2019). “Pengaruh Produksi Beras

Terhadap Impor Beras Di Sumatera Utara”, Jurnal Agribisnis, Volume

10, Nomor 1, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Susanti, Ike, (2017). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Beras

Impor Di Jawa Timur”, Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi,

Volume 11, Nomor 1, Universitas Islam Lamongan, Jawa Timur.

Suparmoko, M dan Eleonora Sofilda, (2016). Pengantar Ekonomi Makro, Edisi

5, In Media, Jakarta.

Rungkat, Desiane Maria, (2014). “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Impor Beras Di Sulawesi Utara”, Jurnal Pertanian,

Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Taufiq, Eka Rostartina, Abukosim, (2009). “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Stok Beras di Sumatera Selatan”, Jurnal Ekonomi

Pembangunan, Volume 7, Nomor 1, Universitas Sriwijaya, Palembang.

Tri Basuki, Agus dan Nano Prawoto, (2016). Analisis Regresi Dalam Penelitian

Ekonomi & Bisnis : Dilengkapi Aplikasi SPSS & Eviews, Edisi 1,

Rajawali Pers, Jakarta.

Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, (2010). Pedoman Praktis Penggunaan

Eviews Dalam Ekonometrika, Edisi 2, USU Press, Medan

Universitas Sumatera Utara

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

64

World Bank. (2020). Commodity Price Data

Zaeroni, Rikho dan Surya Dewi Rustariyuni, (2016). “Pengaruh Produksi Beras,

Konsumsi Beras Dan Cadangan Devisa Terhadap Impor Beras Di

Indonesia”, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 5, Nomor 9,

Universitas Udayana, Denpasar.

. (2020). Defisit Beras di Tujuh Provinsi.

https://www.republika.id/posts/6495/defisit-beras-di-tujuh-provinsi

(17 November 2020)

. (2019). 5 Teknologi Pertanian yang Diterapkan di Indonesia.

https://kumparan.com/techno-geek/5-teknologi-pertanian-yang-diterapkan-

di-indonesia-1552762206695143071/full (17 November 2020)

. (2018). 3 Teknologi Peningkatan Produksi Padi.

https://paktanidigital.com/artikel/teknologi-peningkatan-produksi-

padi/#.X7TPxcj7TIU (18 November 2020)

Universitas Sumatera Utara

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

LAMPIRAN

Lampiran 1

Tahun Impor Beras

(ton)

Produksi Beras (ton)

Konsumsi Beras (ton)

HBDN (Rp/ton)

HBLN (US$/to

n)

Kurs (Rp/US$)

Stok Beras (ton)

1980 20.117,00 19.777.820 20.092.550 180.000 410,74 688,16 1.764.000

1981 538.300,00 21.860.380 21.494.850 203.460 458,74 763,60 3.025.000

1982 309.600,00 22.400.330 23.080.140 222.810 272,48 740,61 3.077.000

1983 1.168.300,00 23.547.110 23.211.100 261.120 256,80 1.062,55 3.472.000

1984 414.300,00 25.437.010 24.125.360 275.000 232,50 1.202,86 4.364.000

1985 338.000,00 26.034.970 25.512.370 268.610 196,93 884,88 4.475.000

1986 27.000,00 26.497.750 25.385.220 293.210 186,25 1.641,00 4.563.000

1987 55.000,00 26.732.150 27.291.030 325.670 214,61 1.650,00 3.203.000

1988 327.000,00 27.798.010 28.375.730 397.450 277,47 1.686,00 2.289.000

1989 262.000,00 29.831.960 29.499.010 401.170 299,16 1.763,00 2.918.000

1990 49.577,00 30.134.230 30.203.600 438.300 270,85 1.884,00 2.951.000

1991 170.994,00 29.807.060 30.008.360 435.920 293,28 1.954,20 2.064.000

1992 611.697,00 32.176.080 31.749.020 568.700 268,22 2.032,80 3.115.000

1993 24.317,00 32.136.780 32.174.120 639.720 235,41 2.089,40 2.608.000

1994 43.294,00 31.109.880 32.250.490 727.360 267,59 2.200,00 1.724.000

1995 1.807.875,00 33.179.340 35.389.010 936.120 320,96 2.308,00 4.216.000

1996 2.149.758,00 34.084.700 35.153.820 983.170 338,88 2.383,00 5.051.000

1997 349.681,00 32.934.500 34.584.650 1.095.270 303,51 4.650,00 4.063.000

1998 2.895.118,00 32.840.880 35.905.450 2.249.360 304,16 8.025,00 6.279.000

1999 4.751.398,00 33.927.880 38.647.440 2.809.050 248,42 7.100,00 7.122.000

2000 1.355.666,00 34.615.970 36.076.400 2.432.170 202,40 9.595,00 6.022.000

2001 644.733,00 33.657.350 34.915.040 2.670.310 172,84 10.400,00 4.605.000

2002 1.805.380,00 34.343.630 36.170.440 2.994.070 191,87 8.940,00 4.683.000

2003 1.428.506,00 34.775.780 36.422.080 2.917.180 197,62 8.465,00 4.344.000

2004 236.867,00 36.077.010 36.468.430 2.903.350 237,67 9.290,00 4.018.000

2005 189.616,60 36.118.780 36.274.170 3.630.270 286,27 9.830,00 3.448.000

2006 438.108,50 36.321.440 36.780.680 4.228.640 304,88 9.020,00 3.207.000

2007 1.406.847,60 38.124.010 37.695.090 4.944.500 326,43 9.419,00 4.607.000

2008 289.689,40 40.187.460 37.100.000 5.790.880 650,19 10.950,00 5.607.000

2009 250.473,20 42.954.060 38.000.000 6.137.930 554,99 9.400,00 7.057.000

2010 687.581,50 44.335.080 38.044.000 7.175.630 488,91 8.991,00 6.577.000

2011 2.750.476,20 43.859.850 38.188.000 8.126.820 543,03 9.068,00 7.131.000

2012 1.810.372,30 46.060.440 38.127.000 8.858.120 562,98 9.670,00 7.403.000

2013 472.664,70 47.543.570 38.500.000 9.198.360 505,89 12.189,00 6.476.000

2014 844.163,70 44.257.787 38.300.000 9.730.460 422,83 11.879,48 5.501.000

2015 861.601,00 47.101.031 37.850.000 10.713.260 386,00 13.392,00 4.111.000

2016 1.283.178,50 49.572.923 37.800.000 11.189.620 396,17 13.307,40 3.509.000

2017 305.274,60 50.693.527 38.000.000 11.182.950 398,92 13.384,07 2.915.000

2018 2.253.824,50 37.900.182 38.200.000 11.788.680 420,67 14.249,66 3.913.000

2019 444.508,80 34.957.502 31.310.000 11.739.480 418,00 14.146,23 3.300.000

Universitas Sumatera Utara

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

Lampiran 2

Hasil Regresi Dengan Eviews

Lampiran 3

Hasil Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS …

Lampiran 4

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 5

Hasil Uji Multikolinearitas Dalam Bentuk First Difference

Universitas Sumatera Utara