analisis faktor-faktor yang mempengaruhi …/analisis... · pedagang di pasar batik grosir batik...

110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: RENI PRATIWI SETYAWARDHANI NIM. F0107108 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: doankhue

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA

PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

RENI PRATIWI SETYAWARDHANI NIM. F0107108

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Halaman Persetujuan

Skripsi dengan judul:

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Keuntungan Usaha Pedagang di Pasar Grosir Batik

Setono Pekalongan

Surakarta, 07 Desember 2011

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing Skripsi

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Ekonomi Pembangunan.

Surakarta, Januari 2012

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

....Allah SWT....

...Keluarga yang aku cintai dan aku sayangi...

...Sahabat-sahabatku Diana, Titha, Diana, Ajeng, Weni, Ita, nene, Ratih.... u’re my best friends...

...Teman Hatiku Andry. Selalu setia walaupun kita long distance...

...Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2007 Kelas B yang sudah

berjuang dari awal masuk kuliah, Anin, Desta, Rendi, Mas Cuz, Eliza, Mas Tut, Johan, dkk ... banyak cerita dan kenangan yang gag akan ku

lupa...

....Teman-teman di Kediri, Meme, Mega, Mas Sunu, Mas Heri, Mas Ucil.. makasih udah baik bangeet sama saya...

....... Terima Kasih ......

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

MOTTO

..... Jika kamu tidak bisa menjadi yang pertama, kamu masih bisa menjadi yang terbaik..... ..... Kebahagiaan tidak pernah diukur bisa dari banyaknya materi, melainkan dari apa yang kita rasakan dan dapat membuat kita bahagia dalam hati.....

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan magang dengan judul “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pedagang di Pasar Grosir

Batik Setono Pekalongan”, yang merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana ekonomi di Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Secara khusus dalam kesempatan ini, dengan segala

kerendahan dan keikhlasan hati, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan

hormat kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Wahyu Agung Setyo,M.Si, selaku pembimbing yang selalu

memberikan saran dan bimbingan selama penulisan skripsi ini hingga

selesai.

4. Bapak Ir.H.Chairuddien Mosthahal, selaku Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Pekalongan yang telah memperkenankan penulis

melakukan kegiatan penelitian di kantor Bappeda Pekalongan.

5. Bapak Drs. Gunindyo, selaku Kepala Dinas Perindustrian,

Perdagangan, dan Koperasi yang telah memperkenankan penulis

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

melakukan kegiatan penelitian di kantor Perindustrian, Perdagangan,

dan Koperasi Pekalongan.

6. Kepala Organisasi Pedagang Pasar Grosir Batik Setono, yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian

dan menyebar kuisioner kepada pedagang di Pasar Grosir Batik Setono

Pekalongan.

7. Terima kasih kepada kedua orang tua saya Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd.

dan Drs. Siti Mundjajanah, M.Pd yang tiada hentinya mendukung dan

memberikan semangat serta doa bagi penulis untuk menyelesaikan

studi.

8. Saudara-saudaraku, mba’ Rini, mas Whisnu, mas Kirno, yang selalu

memberikan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan studi.

9. Teman hatiku, Andry. Yang sedang bekerja untuk masa depan, yang

selalu sabar memberi kasih sayang dan semangat bagi penulis. Jarak

bukan halangan untuk kita bisa bersama.

10. Sahabat-sahabatku, (Diana, Ajeng, Ita, Weni, Titha, Nene) terima kasih

atas motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. You are

my best friends.

11. Teman-teman Fakultas Ekonomi Pembangunan angkatan 2007 kelas B,

(Anin, Desta, Rendi, Mas Cuz, Eliza, Mas Tut, Johan, Ratih, dan semua

teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.) Terima kasih buat

dukungannya kepada penulis. Sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

12. Teman-teman Ekonomi Pembangunan Non-Reguler 2007 (Fatih, Imam,

Soni, Bekasi, Rahma). Terima kasih buat kebersamaannya selama

setahun ini.

13. Teman-teman saya di Kediri (Meme, Mega, Mas Sunu, Mas Heri, Mas

Ucil) makasih selalu menemani saya saat berkunjung ke kota Kediri.

Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi

ini masih belum lengkap dan sempurna. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kemajuan penulis.

Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang membutuhkan dan

memberikan masukan yang berharga bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................ i

ABSTRAKSI.................................................................................... ii

ABSTRACT .................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................... vi

HALAMAN MOTTO ..................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Perumusan Masalah ....................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ............................................... ........... 10

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 12

A. Landasan Teori ................................................................ 12

1. Kajian Informal dan Ciri-ciri Sektor Informal ........... 12

2. Penyebab Timbulnya Sektor Informal ........................ 14

3. Pengertian Keuntungan .............................................. 15

4. Pasar .......................................................................... 16

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

5. Teori Permintaan dan Penawaran ................................ 23

6. Pengertian Pedagang ..................................................... 25

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan ......... 27

B. Penelitian Terdahulu ....................................................... 32

C. Keangka Pemikirn Teoritis .................................................. 38

D. Hipotesis Pemikiran ....................................................... 40

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................ 42

A. Jenis Penelitian .............................................................. 42

B. Populasi, Sampel, dan Metode Teknik Sampling .......... 42

1. Ukuran Populasi ....................................................... 42

2. Ukuran Sampel ......................................................... 42

3. Pengambilan Teknik Sampling ................................. 44

C. Sumber Data ................................................................. 44

1. Data Primer .............................................................. 44

2. Data Sekunder ........................................................... 45

D. Definisi Operasional Variabel ....................................... 45

1. Variabel Dependen .................................................... 45

2. Variabel Independen ................................................. 45

E. Metode Analisis Data .................................................... 47

1. Uji Statistik ............................................................... 47

2. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 51

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................... 54

A. Gambaran Umum Kota Pekalongan .................................. 54

1. Aspek Geografis ........................................................... 54

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Aspek Demografi ........................................................ 57

3. Kondisi Perekonomian Kota Pekalongan .................. 62

4. Pasar Batik Setono Pekalongan ................................. 64

B. Karakteristik Pedagang................................................... 66

1. Karakteristik Umur dn Jenis Kelamin ....................... 66

2. Status Perkawinan .................................................... 67

3. Modal ....................................................................... 68

4. Pengalaman Usaha ................................................... 69

5. Jumlah Tenaga Kerja ............................................... 70

6. Pendapatan Perbulan .............................................. 71

7. Jam Berdagang ....................................................... 72

8. Tingkat Pendidikan ................................................... 72

9. Produk Yang Dijual .................................................. 73

10. Hambatan Usaha ....................................................... 74

C. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan .......... 76

1. Uji Statistik ............................................................. 77

2. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 85

3. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi ............................ 87

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 91

A. Kesimpulan ...................................................................... 91

B. Saran-saran ...................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

DAFTAR TABEL

1.1 Distribusi PDRB Kota Pekalongan Menurut Lapangan Usaha

Atas Harga Konstan Tahun 2004-2008 (Jutaan Rupiah) .......... 5

1.2 Banyaknya pasar dan pedagang yang tercatat di Kota

Pekalongan Tahun 2008............................................................ 7

4.1 Penduduk Pekalongan Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin Tahun 2008 ................................................................ 58

4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan

Tingkat Kepadatan di Kota Pekalongan Tahun

2008........................................................................................... 60

4.3 Banyaknya Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin

dan Lapangan Pekerjaan di Kota Pekalongan Tahun 2008....... 61

4.4 Distribusi presentase masing-masing sektor terhadap total

PDRB Kota Pekalongan Tahun 2008........................................ 63

4.5 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin .................. 67

4.6 Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan............ 68

4.7 Karakteristik Responden Menurut Modal Usaha .................. 69

4.8 Karakteristik Responden Menurut Lapangan Usaha ............. 70

4.9 Karakteristik Responden Menurut Jumlah Tenaga Kerja ...... 71

4.10 Karakteristik Responden Menurut Rata-rata Pendapatan Per

bulan ..................................................................................... 72

4.11 Karakteristik Responden Menurut Jam Berdagang .............. 72

4.12 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ........ 73

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4.13 Karakteristik Responden Menurut Produk Yang Dijual ....... 74

4.14 Karakteristik Responden Menurut Terbatasnya modal.......... 74

4.15 Karakteristik Responden Menurut Banyaknya Pesaing ........ 75

4.16 Hasil Analisis Regresi ........................................................... 77

4.17 Uji Multikolinearitas ............................................................. 85

4.18 Korelasi Matrik ..................................................................... 86

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

2.9 Diagram Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keuntungan

Pedagang Batik.................................................................... 39

4.1 Peta Kota Pekalongan ......................................................... 55

4.2 Uji t untuk variabel modal .................................................. 78

4.3 Uji t untuk variabel jam berdagang .................................... 79

4.4 Uji t untuk variabel pengalaman usaha............................... 80

4.5 Uji t untuk variabel tenaga kerja ......................................... 81

4.6 Uji t untuk variabel dummy produk yang dijual ................. 82

4.6 Uji F .................................................................................... 84

4.7 Uji Durbin-Watson ............................................................... 87

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan

RENI PRATIWI SETYAWARDHANI F 0107108

ABSTRAKSI

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan usaha para pedagang di Pasar Grosir Batik Setono di Pekalongan.

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer tersebut diambil dari wawancara, yaitu dengan berdialog langsung dengan para responden, observasi atau pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis pada objek penelitian, dan kuisioner yang disebarkan kepada para pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu metode Slovin, sehingga sampel yang diperoleh sebanyak 72 responden, 62,5% responden laki-laki dan 37,5% responden perempuan. Data dianalisis dengan menggunakan alat analisis Regresi Linier Berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) melalui program eviews dan menunjukan hasil antara lain F-statistic sebesar 18.730, significance probability sebesar 0.000, R-squared sebesar 0.586, dan Adjusted R-Squared sebesar 0.555.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) variabel modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diperoleh pedagang, (2) variabel jam berdagang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang, (3) variabel pengalaman usaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang, (4) variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang, (5) variabel produk yang dijual tidak berpengaruh signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang. Kata kunci: Pedagang, Metode Slovin, modal, jam berdagang, pengalaman usaha, tenaga kerja, produk yang dijual.

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE BUSINESS PROFIT IN THE TRADERS WHOLESALE MARKET

BATIK SETONO PEKALONGAN.

RENI PRATIWI SETYAWARDHANI F 0107108

ABSTRACT

The main objective of this study is to analyze what are the factors that can affect the profitability of the traders in the Market Wholesale Batik Setono in Pekalongan.

The type of data used are the primary data and secondary data. Primary data was taken from the interview, namely by direct dialogue with the respondents, observation or collection data through systematic observation and recording on the research object, and a questionnaire distributed to traders in the Market Wholesale Batik Setono Pekalongan. The sampling method used is the method Slovin, so that samples obtained as much as 72 respondents, 62.5% male respondents and 37.5% female respondents. Data were analyzed using Multiple Linear Regression analysis tool with the method of Ordinary Least Square (OLS) through eviews program and the results show, among others, the F-statistic of 18.730, significance probability for 0000, R-squared of 0.586, and Adjusted R-Squared of 0.555.

The results of this study indicate that: (1) capital variables have a significant influence on the profits of merchants, (2) variable hours trading does not have a significant influence on the profit received by traders, (3) business experience variables have a significant influence on benefits received by the merchant, (4) labor variables have a significant influence on the profit received by traders (5) variable product for sale does not have a significant influence on the profit received bt traders.

Key words: Traders, Methods Slovin, capital, hours of trade, business experience, manpower, product for sale.

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan

taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya

pendapatan riil per kapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi disamping

untuk menaikan pendapatan nasional riil, juga untuk meningkatkan

produktivitas. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tingkat output pada

suatu saat tertentu ditentukan oleh tersediannya atau digunakannya baik

sumber daya alam maupun sumber daya manusia, tingkat teknologi,

keadaan pasar dan kerangka sistem ekonomi serta sikap dari output itu

sendiri. (Irawan dan Suparmoko, 1998: 5)

Pembangunan ekonomi tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi,

pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya

pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Pembangunan ekonomi disuatu negara membawa dampak baik positif

maupun negatif. Dampak positif dari pembangunan ekonomi yaitu melalui

pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan

lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.

Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan

pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan

mengurangi pembangunan. Dampak negatif dari pembangunan ekonomi

yaitu adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup. Industrialisasi

mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.

Tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat

yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Pembangunan merupakan

salah satu cara untuk mencapai keadaan tersebut. Adanya pembangunan

selain memberikan dampak positif juga memberi dampak negatif terutama

ditunjukan oleh berbagai masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja. Hal

ini menjadi masalah yang sangat serius bagi bangsa Indonesia, mengingat

jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja

yang berlebihan, sedangkan permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja

sangat terbatas. Hal ini akan menambah angka pengangguran serta akan

menimbulkan keresahan sosial (Mudrajad Kuncoro, 1994:86)

Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berdimensi jamak yang

melibatkan pembangunan-pembangunan besar dalam struktur sosial, sikap

masyarakat dan kelembagaan nasional seperti halnya percepatan

pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan, dan pemberantasan

kemiskinan yang absolut (Todaro,1994: 190). Di dalam pembangunan yang

dilaksanakan secara terpadu dan berarti jamak akan mencakup semua

bidang. Dengan demikian pembangunan ekonomi merupakan tahapan

proses yang mutlak dilakukan oleh suatu bangsa untuk dapat meningkatkan

taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat bangsa tersebut. Pembangunan

ekonomi suatu negara tidak dapat hanya dilakukan dengan berbekal tekad

yang membaja dari seluruh rakyatnya untuk membangun, tetapi lebih dari

itu harus didukung pula oleh ketersediaan sumber daya ekonomi, baik

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya modal yang

produktif. Dengan kata lain, tanpa adanya daya dukung yang cukup kuat

dari sumber daya ekonomi yang produktif, maka pembangunan ekonomi

sulit untuk dapat dilaksanakan dengan baik dan memuaskan. Kepemilikan

terhadap sumber daya ekonomi ini oleh negara-negara dunia ketiga tidaklah

sama. Ada negara yang memiliki kelebihan pada jenis sumberdaya ekonomi

tertentu, ada pula yang kekurangan.

Pada banyak negara dunia ketiga, yang umumnya memiliki tingkat

kesejahteraan rakyat yang relatif masih rendah, mempertinggi tingkat

pertumbuhan ekonomi memang sangat mutlak diperlukan untuk mengejar

ketertinggalan di bidang ekonomi dari negara-negara industri maju. Oleh

karena masih relatif lemahnya kemampuan partisipasi swasta domestik

dalam pembangunan ekonomi, mengharuskan baik pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah untuk mengambil peran sebagai motor

penggerak pembangunan ekonomi kerakyatan melalui penguatan pad sektor

informal (Suparmoko, 1986:120)

Lapangan kerja pada sektor formal menjadi prioritas bagi para

tenaga kerja. Namun akibat adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia,

banyak terjadi Putus Hubungan Kerja (PHK) pada sektor formal ini. Untuk

itu perlu dikembangkan lapangan kerja pada sektor informal yang justru

kelihatannya sektor ini tidak mampu menampung tenaga kerja seperti

harapan kita, namun pada kenyataannya sektor informal bisa menjadi

penyelamat bagi masalah ketenagakerjaan yang kita hadapi. Banyak bidang

informal yang berpotensi untuk diangkat dan digali menjadi salah satu

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan pendapatan keluarga

sekaligus dapat menyerap tenaga kerja. Usaha berdagang merupakan salah

satu alternatif lapangan kerja informal, yang ternyata banyak menyerap

tenaga kerja.

Seperti yang kita ketahui bahwa lapangan pekerjaan di sektor formal

daya serapnya terbatas, oleh karea itu perlu diarahkan ke sektor informal.

Penyerapan tenaga kerja informal yang jauh lebih banyak dibandingkan

dengan sektor formal terjadi hampir disetiap propinsi di Indonesia. Hal ini

mencerminkan betapa besar peranan masyarakat Indonesia dalam

menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, sehingga setidaknya dapat menarik

para anggota keluarga demi sedikit mengurangi pongangguran. Selain itu,

untuk memulai kegiatan usaha di sektor informal tidak terlalu dituntut

persyaratan ketat seperti keahlian dan tingkat pendidikan yang tinggi.

Adanya pertumbuhan yang tidak seimbang antara tingginya angkatan kerja

dengan keterbatasan lapangan kerja mengakibatkan tingginya jumlah

pengangguran. Oleh karena itu, penciptaan lapangan pekerjaan di sektor

informal perlu mendapatkan perhatian dan tampaknya sektor ini sedikit

banyak akan dapat ikut memecahkan masalah ketenagakerjaan dengan

segala implikasinya terhadap pembangunan yang ideal dari suatu daerah.

Sektor informal, termasuk sektor perdagangan, di samping mampu

menyediakan lapangan pekerjaan dan menyediakan barang dan jasa bagi

masyarakat berpenghasilan rendah juga memberikan sumbangan pada

pertumbuhan ekonomi khususnya terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB).

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Di Kota Pekalongan kontribusi sektor perdagangan di Tahun 2008

mencapai 7,32% dari total nilai PDRB kota Pekalongan. Kontribusi sektor-

sektor dalam PDRB kota Pekalongan tahun 2008 dapat dilihat dalam tabel

1.1 di bawah ini:

Tabel 1.1 Distribusi PDRB Kota Pekalongan Menurut Lapangan Usaha Atas

Harga Konstan Tahun 2004-2008 (Jutaan Rupiah)

No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008

1 Pertanian 247.900,86 220.482,44 196.939,54 183.003,98 171,591,09

2 Penggalian - - - - -

3 Industri

Pengolahan

330.239,24 354.605,57 366.068,63 382.474,59 394,.035,66

4 Listrik, gas, dan

Air bersih

14.118,60 17.059,23 19.590,32 20.887,65 21.641,88

5 Bangunan 181.261,21 199.211,60 214.767,67 229.650,79 241.426,95

6 Perdagangan 418.977,18 439.455,91 460.252,95 477.190,04 512.140,98

7 Pengangkutan 166.402,37 174.126,32 179.297,31 189.792,44 193.741,57

8 Keuangan 105.390 113.183,30 121.280,71 129.662,43 133.848,95

9 Jasa 174.501,90 183.219,86 195.208,58 207.339,29 219.426,62

Total 1.638.791,54 1.701.324,23 1.753.405,73 1.820.001,23 1.887.853,70

Sumber: BPS Kota Pekalongan 2008

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2004 sektor

perdagangan (418.977,18) menduduki urutan pertama dalam pembentukan

PDRB kota Pekalongan. Pada tahun 2005 distribusi PDRB kota Pekalongan

pada sektor perdagangan (439.455,91) menempati urutan pertama dan pada

urutan kedua adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 354.605,57.

Pada tahun 2006 distribusi PDRB kota Pekalongan pada sektor perdagangan

menempati urutan yang pertama yaitu sebesar 460.252,95. Pada tahun 2007

distribusi PDRB kota Pekalongan pada sektor perdagangan menempati

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

urutan pertama yaitu 477.190,04. Dan pada tahun 2008 distribusi PDRB

kota Pekalongan pada sektor perdagangan terjadi peningkatan sebesar

512.140,98. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa perkembangan sektor

perdagangan merupakan salah satu sektor yang memberikan sumbangan

PDRB yang cukup potensial bagi Kota Pekalongan karena selalu mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun.

Usaha berdagang merupakan bagian dari sektor informal yang

mempunyai kedudukan dan peranan yang strategis dalam mewujudkan

tujuan pembangunan nasional. Pedagang pasar merupakan salah satu

kelompok dari sektor informal yang perlu dibina, dibimbing, dan diarahkan

untuk meningkatkan taraf hidupnya dan mampu meningkatkan

pendapatannya. Keberadaan mereka sebagai pedagang sangat diperlukan

oleh masyarakat. Usaha ini memang cukup menarik dilihat dari sudut

pandang kemandirian dalam menciptakan lapangan kerja serta menyediakan

barang dan jasa dengan harga murah dalam lingkup usaha yang mencegah

merajalela pengangguran dan keresahan sosial (Muchamad L, 2004: 4)

Pasar berfungsi sebagai tempat yang penting dalam penyaluran

barang. Sesuai dengan perkembangan pembangunan, saat ini banyak hadir

pusat perbelanjaan baik tradisional maupun modern dimana konsumen bisa

berbelanja lebih efisien. Pada tahun 2008 ada 10 pasar yang ada di Kota

Pekalongan, yang meliputi empat kecamatan yaitu 4 pasar di Pekalongan

Barat, 4 pasar di Pekalongan Timur, 2 pasar di Pekalongan Selatan, dan 1

pasar di Pekalongan Utara. Dan jumlah pedagang pada tahun 2008 ada 5640

pedagang, yang meliputi 233 pedagang toko, 1532 pedagang kios, 3104

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

pedagang los, dan 771 pedagang eceran. Untuk mengetahui banyaknya

pasar dan pedagang yang tercatat di Kota Pekalongan dapat dilihat dalam

tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2 Banyaknya pasar dan pedagang yang tercatat di Kota Pekalongan

Tahun 2008 Kecamatan Jumlah

pasar Pedagang

Toko Kios Los Eceran Jumlah Pekalongan

Barat 4 12 65 136 83 296

Pekalongan Timur

4 173 1312 2398 105 3988

Pekalongan Selatan

2 48 141 519 583 1291

Pekalongan Utara

1 0 14 51 0 65

Jumlah / Total

10 233 1532 3104 771 5640

Sumber: BPS Kota Pekalongan 2008

Kota Pekalongan merupakan salah satu tempat wisata belanja kain

batik yang terkenal di Indonesia. Perdagangan batik di kota Pekalongan

memiliki peranan yang besar, tidak hanya dalam penyerapan tenaga kerja,

tetapi juga karena peranannya dalam mendukung sektor-sektor lain seperti:

pariwisata, perindustrian, dan sebagainya.

Salah satu bagian yang terpenting atau instrument dari sektor

perdagangan adalah pasar. Dalam penelitian ini lebih difokuskan untuk

menganalisis pasar tradisional. Perkembangan zaman dan perubahan gaya

hidup yang dipromosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat

eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Namun demikian, pasar

tradisional masih mampu untuk bertahan dan bersaing ditengah serbuan

pasar modern dalam berbagai bentuknya. Kenyataan ini dipengaruhi oleh

beberapa sebab. Salah satunya adalah masih mengakarnya budaya untuk

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

tetap berkunjung dan berbelanja ke pasar tradisional. Terdapat perbedaan

yang sangat mendasar antara pasar tradisional dan pasar modern. Di pasar

tradisional masih terjadi proses tawar menawar harga, sedangkan dipasar

modern harga sudah pasti ditandai dengan label harga. Dalam proses tawar

menawar terjalin kedekatan personal dan emosional antara penjual dengan

pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika berbelanja dipasar modern.

Atas dasar itulah Pemerintah Kota Pekalongan harus lebih serius

dalam menata dan mempertahankan eksistensi pasar tradisional. Pemkot

Pekalongan seharusnya menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional

sebagai pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat

luas. Perhatian Pemkot Pekalongan tersebut dapat dibuktikan dengan

melakukan revitalisasi pasar tradisional diberbagai tempat.Target yang

dituju sangat sederhana dan menyentuh hal yang sangat mendasar. Selama

ini pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh,

kotor, serta berbau tidak enak, dan karennya hanya didatangi oleh kelompok

masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar seperti diatas harus diubah

menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi pengunjung. Dengan

demikian, masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan

melakukan transaksi jual beli dipasar tradisional.

Salah satu pusat perdagangan atau pasar tradisional yang cukup

terkenal di Kota Pekalongan adalah Pasar Batik Setono. Hal ini bukan saja

dikarenakan sebagai sentra bisnis grosir dengan harga yang cukup murah,

namun keberadaannya sebagai pusat penjual batik yang merupakan salah

satu identitas kota Pekalongan. Pasar Batik Setono yang merupakan pusat

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

wisata belanja ini menjual beragam pakaian termasuk batik, cinderamata,

dan makanan khas Pekalongan. Setiap harinya pasar ini tidak pernah sepi

dikunjungi pedagang dan pembeli, baik yang berasal dari dalam Kota

Pekalongan itu sendiri, maupun dari luar kota. bahkan tidak jarang ada

pedagang dari luar pulau jawa yang datang ke pasar ini untuk berbelanja.

Para pedagang batik dan produk batik sering dihadapkan pada

persoalan tentang bagaimana mencapai keberhasilan usaha melalui

optimalisasi peningkatan keuntungan yang dituangkan dalam pemilihan

kombinasi dari beberapa variabel keputusan. Banyak faktor-faktor yang

diduga mempengaruhi keuntungan pedagang, termasuk diantaranya adalah

modal dagang, jam bedagang, pengalaman berdagang, usia berdagang,

tingkat pendidikan pedagang, dan letak kios pedagang. Namun dari

beberapa variabel yang disebutkan tadi, terdapat beberapa variabel yang

diduga paling kuat berpengaruh terhadap keuntungan pedagang yaitu

variabel modal, jam, pengalaman berdagang, dan tenaga kerja. Untuk itulah,

dengan diketahuinya pengaruh dari keempat variabel tersebut terhadap

pedagang, diharapkan mereka dapat mengembangkan usahanya dengan

mengambil kebijaksanaan yang tepat. Berdasarkan latar belakang tersebut

diatas, maka dilakukan penelitian mengenai ”Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pedagang di Pasar Grosir Batik

Setono Pekalongan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

maka diambil rumusan permasalahan sebagai berikut:

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1. Bagaimana modal dagang berpengaruh terhadap keuntungan

pedagang di Pasar Grosir Batik Sentono Pekalongan.

2. Bagaimana jam berdagang berpengaruh terhadap keuntungan

pedagang di Pasar Grosir Batik Sentono Pekalongan.

3. Bagaimana pengalaman berdagang berpengaruh signifikan

terhadap keuntungan pedagang batik di Pasar Grosir Batik Setono

Pekalongan.

4. Bagaimana tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap

keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

5. Bagaimana produk yang dijual berpengaruh signifikan terhadap

keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui modal dagang berpengaruh signifikan terhadap

keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

b. Untuk mengetahui jam berdagang berpengaruh terhadap keuntungan

di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

c. Untuk mengetahui pengalaman berdagang berpengaruh terhadap

keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

d. Untuk mengetahui tenaga kerja berpengaruh terhadap keuntungan di

Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

e. Untuk mengetahui produk yang dijual berpengaruh terhadap

keuntungan di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pemerintah

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi pemerintah dalam rangka menata dan

mempertahankan eksistensi Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

b. Bagi Pedagang

Hasil penelitian ini diharapan menjadi bahan masukan bagi

pedagang batik di Pasar Grosir Batik Setono Kota Pekalongan dalam

upaya melakukan pengembangan usaha dalam berdagang

c. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan untuk melakukan

penelitian sejenis yang lingkupnya lebih luas dan lebih mendalam

d. Bagi Pembaca

Memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca tetang kegiatan

dan perkembangan usaha batik di Pasar Grosir Batik Setono

Pekalongan

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Sektor Informal dan Ciri-Ciri Sektor Informal

Sektor informal adalah merupakan unit-unit usaha tidak

resmi berskala kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan

barang dan jasa tanpa memiliki izin usaha dan atau izin lokasi

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sektor informal digambarkan suatu kegiatan usaha berskala

kecil yang dikelola oleh individu-individu dengan tingkat kebebasan

yang tinggi dalam mengatur cara bagaimana dan dimana usaha

tersebut dijalankan. Sektor informal juga didefinisikan sebagai

sektor yang tidak menerima bantuan dari pemerintah; sektor yang

belum menggunakan bantuan ekonomi dari pemerintah meskipun

bantuan itu telah tersedia dan sektor yang telah menerima bantuan

ekonomi dari pemerintah namun belum sanggup berdikari (Soetjipto,

1985: 5).

Saat ini, sektor informal menjadi bagian penting dalam

perumusan kebijakan ketenagakerjaan. Sektor informal merupakan

salah satu alternatif kesempatan kerja yang mampu menampung

tenaga kerja tanpa persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan

dan keterampilan kerja. Hal ini merupakan salah satu faktor utama

yang memudahkan tenaga kerja memasuki sektor ini dan semakin

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mengukuhkan kehadirannya sebagai penyangga terhadap kelebihan

tenaga kerja. Dalam beberapa hal, sektor informal lebih dapat

beradaptasi dan tidak terganggu oleh manajemen operasional yang

kaku. Dalam periode krisis perekonomian nasional, sektor informal

yang bersifat adaptif dan lentur, masih tetap bertahan bahkan mampu

mengembangkan peluang-peluang usaha dibandingkan dengan

perusahaan besar.

Sektor informal pada umumnya ditandai oleh beberapa

karakteristik khas seperti bidang kegiatan produksi barang dan jasa,

berskala kecil, unit-unit produksinya dimiliki secara perorangan atau

keluarga, banyak menggunakan tenaga kerja, dan teknologi yang

dipakai relative sederhana (Todaro, 2000:351).

Bahwa dengan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat

golongan bawah maka terjadi peningkatan taraf hidup mereka.

Keadaan ini diharapkan memberikan kontribusi peningkatan

pendapatan daerah dan nasional. Oleh karena itu peranan sektor

informal mempunyai peran penting dalam mewujudkan tujuan

pemerataan pembangunan

Ø Ciri-ciri sektor informal :

1. Pola kegiatannya tidak teratur

2. Skala usaha kecil dan menggunakan teknologi sederhana

3. Struktur usahanya didasarkan atas struktur unit kerja keluarga

4. Jam kerja tidak teratur / tidak tetap

5. Tempat kerja tidak permanen / tidak menetap

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

6. Usaha tersebut untuk melayani golongan masyarakat tertentu

/ terbatas dan memiliki daya saing yang tinggi

7. Tidak memerlukan keahlian dan ketrampilan yang

berdasarkan pada pendidikan formal khusus

8. Tidak mampu memanfaatkan keterkaitan dengan usaha lain

yang sejenis dan lebih besar

9. Bersifat inofatif didasarkan pada kebutuhan konsumen

terbatas dan mempunyai kekenyalan terhadap perubahan.

10. Tidak terjangkau sistem pelayanan formal

Dari beberapa ciri yang ada, dapat diambil kesimpulan bahwa

kebanyakan dari mereka bermodal kecil, teknologi yang digunakan

sederhana, kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik, serta

karyawan sedikit dan merupakan kerabat atau anggota keluarga dari

pengusaha.

2. Penyebab timbulnya sektor informal

Dijelaskan oleh Subri (2003: 85-87), munculnya dilema

ekonomi informal di Indonesia adalah sebagai dampak dari makin

kuatnya proses modernisasi yang bergerak bias menuju sifat-sifat

yang dualistis. Bias pembangunan secara makro akan menghasilkan

sistem ekonomi lain, yaitu sektor informal yang sebagian besar

terjadi di negara-negara sedang berkembang. Fenomena dualisme

ekonomi yang melahirkan sektor informal ini menunjukkan bukti

adanya keterpisahan secara sistematis-empiris antara sektor formal

dengan sektor informal dari sebuah sistem ekonomi nasional.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Hal ini sekaligus memberi legitimasi ekonomi dan politik

bahwa perekonomian suatu negara mengalami stagnasi dengan

tingkat pengangguran yang sangat tinggi dan ketimpangan sosial

ekonomi yang cukup besar. Kegiatan sektor informal yang menonjol

biasanya terjadi dikawasan yang sangat padat penduduknya, dimana

pengangguran (unemployment) maupun pengangguran terselubung

(disquised unemployment) merupakan masalah yang utama. Dengan

kenyataan seperti ini limpahan tenaga kerja tersebut masuk kedalam

sektor informal, tetapi masih dipandang sebagai penyelesaian

sementara karena di dalam sektor informal sendiri terdapat persoalan

yang sangat rumit.

3. Pengertian keuntungan

Keuntungan merupakan pendapatan yang diterima oleh

seseorang atau perusahaan setelah dikurangi oleh biaya-biaya

yang seharusnya dikeluarkan. Keuntungan didefinisikan sebagai

selisih antara penerimaan dan biaya tersebut positif, maka itulah

yang disebut keuntungan. Apabila sebaliknya selisihnya negatif

itu disebut rugi.

Menurut Lincolin Arsyad (1996:23) keuntungan adalah

selisih antara penerimaan dengan biaya sehingga keuntungan

tergantung pada besarnya biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan atau seseorang.

Pemilik usaha menjalankan kegiatan usahanya untuk

mencari keuntungan yang maksismum, dan keuntungan

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

maksimum hanya akan didapat apabila pemilik usaha membuat

pilihan tepat terhadap jenis barang atau jasa yang akan

dijualnya.

4. Pasar

a. Pengertian Pasar

Pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah

barang atau jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok

yang menentukan permintaan terhadap produk dan para penjual

sebagai kelompok yang menentukan penawaran terhadap produk

(Mankiw, 2007:75). Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah

suatu situasi dimana pembeli (konsumen) dan penjual (produsen

dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah

mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah

(kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang mejadi objek

transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual, mendapatkan

manfaat dari adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli

mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan

memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan

imbalan pendapatan untuk selanjutnya digunakan untuk

membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau

pedagang.

Pasar dapat terbentuk dengan adanya syarat-syarat sebagai

berikut:

1) adanya penjual

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2) adanya pembeli

3) tersedianya barang yang akan diperjualbelikan

4) terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara penjual

(pedagang) dan pembeli (konsumen) memiliki peran dan fungsi

penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Adapun fungsi pasar

ada tiga macam, yaitu (Sadono, 1994:220):

1) Fungsi Distribusi

Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan

jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan

transaksi. Pasar memiliki fungsi distribusi menyalurkan

barang-barang hasil produksi kepada konsumen. Melalui

transaksi jual beli, produsen dapat memasarkan barang hasil

produksinya baik secara langsung maupun tidak langsung

kepada konsumen atau kepada pedagang perantara lainnya.

Melalui transaksi jual beli itu pula, konsumen dapat

memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhannya secara mudah dan cepat.

2) Fungsi Pembentukan Harga

Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu

dilakukan tawar menawar, sehingga diperoleh kesepakatan

harga antara penjual dan pembeli. Dalam proses tawar

menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembeli

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dan penjual) digabungkan untuk menentukan kesepakatan

harga, atau disebut harga pasar.

3) Fungsi Promosi

Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi,

karena di pasar banyak dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan

promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya

memasang spanduk, membagikan brosur penawaran,

membagikan sampel atau contoh produk kepada calon pembeli,

dan sebaginya.

b. Faktor-faktor Yang Menentukan Struktur Pasar

1. Jumlah penjual atau produsen

Jumlah produsen akan menentukan jumlah penjual dalam

suatu industri atau pasar. Semakin banyak produsen yang

memproduksi barang yang sama maka akan semakin keras

persaingan dalam pasar. Hal ini akan mendorong produsen

bekerja secara efisien, atau kualitas produknya semakin

unggul. Meskipun produk yang dihasilkan sama tetapi

orang dapat membedakan karena merek, kualitas atau

kemasan. Struktur pasar yang demikian ini tetap dalam

persaingan yang sering disebut persaingan monopolistik.

Jika dalam pasar hanya ada satu penjual merupakan pasar

monopoli. Disamping itu jika dalam pasar untuk barang

tertentu terdapat cukup banyak produsen disebut struktur

pasar oligopoli.

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2. Jenis atau sifat barang yang dihasilkan perusahaan akan

menentukan pula struktur sifat atau jenis barang yang

mempengaruhi struktur pasar. Misalkan barang yang

dihasilkan sama dan homogin atau berbeda dan tidak dapat

diganti dengan produk yang dihasilkan oleh produsen lain.

c. Jenis-Jenis Struktur Pasar

Dalam perekonomian, bentuk-bentuk pasar dapat

dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: (i) pasar persaingan sempurna,

(ii) pasar monopoli, (iii) pasar persaingan monopolistis, dan (iv)

pasar oligopoli (Sadono, 1994:227)

1) Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna di dalam teori ekonomi

mikro pada umumnya adalah suatu pasar yang ditandai oleh

tidak adanya sama sekali persaingan yang bersifat pribadi

diantara perusahaan-perusahaan individu yang ada

didalamnya.

Berikut adalah ciri-ciri pasar persaingan sempurna:

a) Jumlah penjual dan pembeli masing-masing banyak

dan mereka masing-masing bertindak sebagai penerima

harga.

b) Jenis barang yang diperjualbelikan bersifat homogen

(sama).

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c) Adanya kebebasan bagi penjual dan pembeli untuk

keluar masuk pada bidang usaha atau pasar barang yang

bersangkutan.

d) Setiap pembeli dan penjual memiliki pengetahuan yang

sempurna tentang keadaan pasar

e) Adanya mobilitas sumber daya yang ada secara

sempurna, artinya pembeli mudah untuk mendapatkan

sumber daya produksi.

Pada pasar yang bersaing sempurna terdapat

kebebasan keluar masuk dalam pasar atau industri. Seorang

produsen yang memandang bahwa dalam pasar suatu

produk menguntungkan, ia bebas memasuki pasar tanpa ada

rintangan apapun. Tantangan yang dihadapi adalah harus

berani bersaing. Jika keuntungan yang diperoleh merupakan

keuntungan yang cukup baik menurut pandangan mereka,

maka mereka tetap dalam pasar.

Sebagai implikasi adanya kebebasan keluar masuk

pasar atau industri, adalah adanya kebebasan untuk

mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki

(modal, tenaga kerja, dan sebagainya). Dalam pasar

persaingan sempurna tidak diperlukan promosi, karena

penjual dan pembeli relatif banyak.

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Pasar Monopoli

Pengertian monopoli murni adalah suatu pasar hanya

ada satu penjual atau produsen yang tidak ada substitusinya.

Struktur pasar yang demikian ini di mana hanya ada satu

penjual atau produsen tidak dipengaruhi harga dan produk

dari produsen lain.

Pasar monopoli adalah suatu pasar yang mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut:

a) Hanya ada satu penjual

b) Tidak ada penjual lain yang menjual output yang dapat

mengganti secara baik (close subtitute) output yang

dijual monopolis.

c) Ada halangan (baik alami maupun buatan) bagi

perusahaan lain untuk memasuki pasar.

3) Pasar Persaingan Monopolistik

Model pasar persaingan monopolistis dibandingkan

dengan model pasar persaingan sempurna atau monopoli

relatif masih baru. Ciri-cirinya adalah:

a) Di pasar terdapat cukup banyak penjual dan juga

pembeli

b) Produk yang dihasilkan produsen heterogen

c) Terdapat kebebasan bagi perusahaan untuk masuk dan

keluar dari pasar.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d) Dalam batas-batas tertentu produsen dapat

mempengaruhi harga (meskipun tidak sekuat monopoli)

e) Diperlukan promosi untuk memperluas pasar

4) Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli yaitu pasar yang terdiri dari beberapa

produsen saja, namun ada kalanya pasar oligopoli terdiri

dari dua perusahaan saja, yang dinamakan duopoli (Sadono,

1994:311).

Dalam pasar oligopoli tidak terdapat keseragaman dalam

sifat-sifat berbagai industri. Sebagian perusahaan

menghasilkan barang yang sangat bersamaan, tetapi ada

pula perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang

berbeda corak. Biasanya struktur industri dalam pasar

oligopoli terdapat beberapa perusahaan raksasa yang

menguasai sebagian besar pasar oligopoli, antara 70%

sampai 80% dari seluruh nilai penjualan.

Ciri-ciri pasar ologopoli:

a) Jika dalam pasar hanya terdapat dua penjual disebut

duopoly

b) Jika produk yang dijual homogen disebut pure

poligopoly

c) Jika produk yang dijual adalah berbeda disebut

differentiated oligopoly

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

d) Kemungkinan produsen baru dapat masuk dalam pasar

atau industri, dan kemudian masuknya produsen

tersebut tidak sulit seperti monopoli

e) Tindakan seorang produsen dalam pasar oligopoli akan

mempengaruhi produsen lain

5) Pasar Tradisional

Menurut Laksono yang dimaksud sebagai pasar

gtradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh

pemerintah. Pemerintah daerah, Swasta, Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha

berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola

pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat, atau

koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan

proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

5. Teori Permintaan dan Penawaran

a. Permintaan

Permintaan dalam ekonomi adalah kombinasi harga dan

jumlah suatu barang yang ingin dibeli oleh konsumen pada

berbagai tingkat harga suatu periode tertentu. Permintaan suatu

barang sangat dipengaruhi oleh pendapatan dan harga barang

tersebut. Apabila harga barang naik sedang pendapatan tidak

berubah maka permintaan barang tersebut akan turun.

Sebaliknya, jika harga barang turun, sedang pendapatan tidak

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

berubah maka permintaan barang akan mengalami kenaikan atau

bertambah (Soekirno, 1985).

Dalam analisis permintaan hanya ada satu faktor yang

berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta yaitu harga

produk, sedangkan faktor-faktor lain seperti selera, pendapatan

dan faktor diluar itu dianggap sebagai ceteris paribus (tidak

berubah). Dengan demikian dapat diketahui hubungan antara

jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tersebut

(Sudarsono, 1983). Hukum permintaan menyatakan bahwa, bila

harga suatu barang naik sedangkan faktor-faktor lain dianggap

ceteris paribus maka jumlah barang yang diminta konsumen

akan mengalami penurunan.

b. Penawaran

Penawaran adalah hubungan antara harga dan jumlah

barang yang ditawarkan. Secara lebih spesifik, penawaran

menunjukkan seberapa banyak produsen suatu barang mau dan

mampu menawarkan per periode pada berbagai kemungkinan

tingkat harga, hal lain diasumsikan konstan. Hukum penawaran

menyatakan bahwa jumlah yang ditawarkan biasanya secara

langsung berhubungan dengan harganya, hal lain diasumsikan

konstan. Jadi semakin rendah harganya, jumlah yang ditawarkan

semakin sedikit dan sebaliknya semakin tinggi harganya,

semakin tinggi juga jumlah yang ditawarkan.

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

6. Pengertian Pedagang

Pedagang merupakan orang yang berusaha dibidang produksi

dan berjualan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan kelompok

konsumen tertentu di dalam masyarakat dalam suasana lingkungan

informal. Mereka adalah orang yang menjalankan kegiatan dalam

usaha memindahkan hak atas orang lain secara terus menerus

sebagai sumber penghidupannya (Irawan Bayu Swastha, 1992: 289).

Pedagang kecil pada awalnya diartikan sebagai orang yang

menjual barang-barang dan jasa langsung kepada konsumen akhir

bagi yang pemanfaatan yang sifatnnya perseorangan dan bukan

untuk usaha. Arti sempit pedagang kecil atau pengecer adalah

sebuah lembaga untuk melakukan suatu usaha menjual barang

kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi atau non-bisnis

(Irawan Bayu Swastha, 1992: 291).

Menurut Forbes (dalam Marning dan Effendi, 1985: 335-

358), struktur perdagangan sektor informal dapat dilihat secara tepat

dengan menggolongkan para pedagang dalam tiga kategori, yaitu:

a. Penjual Borongan (Punggawa)

Punggawa adalah istilah umum yang digunakan di seluruh

Sulawesi Selatan untuk menggambarkan pihak yang mempunyai

cadangan dan penguasaan modal yang lebih besar dalam

perekonomian dan digunakan secara luas di kota dan di desa.

Istilah punggawan ini tidak mempunyai pengertian yang tepat,

namun diantara pedagang sektor informal, istilah ini dapat

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

digunakan untuk menggambarkan para wiraswasta yang

memodali dan mengorganisir barang-barang dagangan.

b. Pengecer Besar

Pedagang besar adalah pedagang-pedagang besar yang

mempunyai warung di pasar. Warung atau kios tersebut adalah

tempat yang permanen, dalam artian bahwa bangunannya tidak

berpindah-pindah, namun kekuatan penggunaan tempat tersebut

tergantung pada persetujuan dan tata tertib pemerintah setempat.

c. Pengecer Kecil

Kategori pengecer kecil ini mencakup pedagang pasar

yang berjualan di luar pasar, tepi jalan, maupun mereka yang

menempati kios-kios di pinggiran pasar. Perbedaan dari

pengecer besar adalah mereka hanya membayar sedikit saja

untuk menggunakan tempat-tempat tersebut, tidak seperti

pedagang yang memperoleh tempat yang tetap dalam pasar yang

resmi.

Seperti yang disebutkan sebelumnya pedagang merupakan

orang yang berusaha di bidang produksi dan berjualan barang-

barang untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen

tertentu di dalam masyarakat dalam suasana lingkungan

informal. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan tersebut adalah

untuk memperoleh keuntungan yang maksimum.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pedagang

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan pedagang antara

lain :

1). Modal

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya

spesialisasi dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaan-

perusahaan yang menjadi besar, maka modal mempunyai arti yang

lebih menonjol lagi. Masalah modal dalam perusahaan merupakan

masalah yang tidak akan pernah berakhir karena bahwa masalah

modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai macam aspek.

Hingga saat ini di antara para ahli ekonomi juga belum terdapat

kesamaan opini tentang apa yang disebut modal (Sulistiyono, 2009).

Sumber modal, yaitu terdiri dari :

a. Sumber Intern

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang

di bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Alasan

perusahaan menggunakan sumbar dana intern yaitu:

1) Dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak

mempunyai kewajiban untuk membayar bunga maupun dana

yang di pakai.

2) Setiap saat tersedia jika diperlukan.

3) Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan

dana perusahaan.

4) Biaya pemakaian relatif murah.

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan

sendiri di dalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan

(depresiasi).

1) Laba Ditahan

Laba ditahan adalah laba bersih yang di simpan untuk

diakumulasikan dalam suatu bisnis setelah deviden

dibayarkan. Juga di sebut laba yang tidak dibagikan

(undistributed profits) atau surplus yang diperoleh (earned

surplus).

2) Depresiasi

Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat

disusutkan sepanjang masa manfaat yang di estimasi.

Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan

baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Sumber Ekstern

Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal

dari luar perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana

ekstern adalah:

1) Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas.

2) Dapat di cari dari berbagai sumber.

3) Dapat bersifat fleksibel.

Sumber dari pada modal ekstern adalah (Sulistiyono, 2009):

1) Supplier

Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

bentuk penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek

(kurang dari 1 tahun), maupun jangka menengah (lebih dari 1

tahun dan kurang dari 10 tahun). Penjualan kredit atau barang

dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu tahun terjadi

pada penjualan barang dagang dan bahan mentah oleh supplier

kepada langganan. Supplier atau manufaktur (pabrik) sering pula

menjual mesin atau peralatan lain hasil produksinya kepada suatu

perusahaan yang menggunakan mesin atau peralatan tersebut

dalam jangka waktu pembayaran 5 sampai 10 tahun.

2) Bank

Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

(financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana, serta

sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalulintas

pembayaran.

3) Pasar Modal

Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang

mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi

yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal

(investor) di suatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana

jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak, atau dengan

kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya

penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka

panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau

lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek untuk

ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah

mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang

mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang

mempunyai defisit tabungan.

Modal dapat dibagi menjadi modal aktif dan modal pasif.

Modal aktif ialah modal yang tertera di sebelah debit dari neraca,

yang menggambarkan bentuk-bentuk dimana semua dana yang

didapat perusahaaan ditanamkan, sedangkan pengertian dari

modal pasif adalah modal yang tertera di sebelah kredit dari

neraca yang menggambarkan sumber-sumber dari mana dana

diperoleh.

Besar kecilnya modal yang digunakan akan sangat

berpengaruh terhadap keuntungan usaha yang diraih pengusaha.

Semakin besar modal yang digunakan berarti dapat memproduksi

barang dengan jumlah semakin banyak, sehingga akan

meningkatkan pendapatan yang diperoleh pengusaha.

Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibedakan menjadi

modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri merupakan modal

yang berasal dari pemilik perusahaan (pengusaha), sedangkan

modal asing adalah modal yang didapat dari hasil pinjaman atau

kredit dari lembaga keuangan yang ada. Kekuatan modal yang

tertumpu pada kekuatan sendiri akan lebih baik daripada modal

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

berasal dari luar, karena modal dari luar tentu memiliki

konsekuensi biaya bunga dan ketergantungan dari pihak luar.

2). Jam Berdagang

Jam berdagang / jam kerja adalah waktu yang dimanfaatkan

seseorang untuk menjajakan barang atau jasa tertentu. Adapun waktu

yang dimaksudkan disini adalah lamanya jam yang benar-benar

digunakan seseorang untuk kegiatan berdagang, maka ia akan

menjual barang yang mereka punya, jadi semakin banyak barang

yang mereka jual berarti semakin menaikan pendapatan mereka.

Otomatis keuntungan yang mereka dapat juga semakin meningkat.

Jones dan Bondan telah membagi lama kerja seseorang dalam satu

minggu menjadi tiga kategori. Aris & Hatmaji (1985:175):

a. Seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu, maka

ia dikategorikan bekerja dibawah jam normal.

b. Seseorang yang bekerja antara 35 sampai 45 jam perminggu,

maka ia dikategorikan bekerja pada jam normal.

c. Seseorang yang bekerja diatas 45 jam perminggu, maka ia

dikategorikan bekerja dengan jam panjang.

Sedangkan potensi atau kemampuan seseorang dalam

melaksanakan suatu pekerjaan dihitung menurut waktu per jam

adalah berlainan. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Yang dimaksud jam

kerja per hari dalam penelitian ini adalah waktu yang digunakan oleh

pedagang dalam menjajakan barang dagangannya setiap hari. Jam

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kerja dan waktu kerja pada pedagang menunjukan pola yang tidak

tetap tergantung pada berbagai hal seperti jenis dagangan, kecepatan

waktu terjual dan sebagainya.

3) Pengalaman Usaha

Pengalaman usaha adalah lamanya seseorang menggeluti

usaha yang dijalankan. Ada suatu asumsi bahwa semakin lama

seseorang menjalankan usahanya maka akan berpengalaman

seseorang menggeluti usaha yang dijalankannya. Lamanya usaha

yang dijalankan menjadi tolok ukur untuk mempertahankan dan

meningkatkan produksinya.

4). Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja merupakan salah satu variabel yang

cukup berpengaruh terhadap besarnya keuntungan para pedagang.

Semakin banyak jumlah tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki

maka para pelangganpun akan terlayani dengan baik karena adanya

efisiensi waktu sehingga kualitas dari pelayanan tersebut akan

tampak baik.

5). Produk Yang Dijual

Jenis produk yang dijual dapat dibedakan berdasarkan harga,

ukuran, penampilan atau atribut lain.

B. Penelitian Terdahulu

1. Eka Wahyu Setyobudi (2010) menganalisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Keuntungan Pedagang Barang Antik di Pasar

Windujenar Surakarta Tahun 2010. Hipotesis yang dikemukakan

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

yaitu modal dagang, pengalaman berdagang, jumlah tenaga kerja,

tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan

usaha pedagang barang antik di pasar Windujenar Surakarta.

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa berdasarkan hasil analisis

regresi linear berganda model log linear diketahui t statistik dari

variabel modal 5,219, berdasarkan hasil uji t untuk taraf

signifikansi 5% diketahui bahwa faktor modal mempunyai

pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang

benda antik. Dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,598, hal

tersebut menunjukan bahwa peningkatan jumlah modal sebesar

Rp 1 menyebabkan kenaikan keuntungan sebesar Rp 598,-

dengan asumsi variabel independen yang lain tetap. Hubungan

antara variabel modal dengan variabel keuntungan sesuai dengan

hipotesis yang diajukan, yaitu adanya pengaruh yang signifikan

antara modal dengan keuntungan pedagang pasar windujenar.

berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda

diketahui t statistik dari variabel pengalaman usaha 0,447 dengan

taraf signifikan 5%, maka dapat diketahui bahwa faktor

pengalaman usaha tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya

keuntungan yang diperoleh pedagang benda antik. Dengan nilai

koefisien regresi sebesar 0,048, artinya jika pengalaman usaha

pedagang bertambah 1 tahun lamanya maka akan berakibat pada

keuntungan yang diperoleh mengalami kenaikan Rp 48,- dengan

asumsi variabel yang lainnya konstan. Karena kenaikan

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

keuntungan per tahun sangat rendah maka pengalaman usaha

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan

yang diterima pedagang.

2. Wulaningsih (2005) menganalisis factor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer

Surakarta. Hipotesis yang dikemukakan yaitu bahwa total

penjualan, modal kerja, lama usaha jumlah tenaga kerja, umur,

jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha

pedagang Pasar Klewer Surakarta; dan dugaan bahwa faktor

modal kerja diduga berpengaruh paling besar terhadap

keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer Surakarta. Hasil

penelitiannya menunjukan bahwa berdasarkan uji t, maka variabel

yang positif dan signifikan mempengaruhi keberhasilan usaha

pedagang Pasar Klewer Surakarta pada derajat signifikansi 10%

yaitu total penjualan dengan nilai t sebesar 5,235 dan probabilitas

0,000, modal kerja dengan nilai t sebesar sebesar 3,227 dan

probabilitas 0,002, dan lama usaha dengan nilai t sebesar 2,791

dan propbabilitas 0,006. Sedangkan variabel yang negatif dan

signifikan mempengaruhi keberhasilan usaha pedagang Pasar

Klewer Surakarta pada derajat signifikan 10% yaitu jumlah

tenaga kerja dengan nilai t sebesar -3,285 dan probabilitas 0,001,

dan umur pedagang dengan nilai t sebesar -2,443 dan probabilitas

0,017. Sedangkan variabel jumlah pelanggan tetap, tingkat

pendidikan, letak kios, status persaingan dan jenis kelamin adalah

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

negatif dan tidak signifikan mempengaruhi keberhasilan usaha

pedagang Pasar Klewer Surakarta. Berdasarkan perhitungan

terhadap uji F, diperoleh nilai F hitung yaitu sebesar 20,470

dengan probabilitas 0,000, maka disimpulkan bahwa secara

bersama-sama faktor total penjualan, modal kerja, lama usaha,

jumlah tenaga kerja, umur, jumlah pelanggan tetap, tingkat

pendidikan, letak kios, status persaingan, jenis kelamin

mempunyai pengaruh yang signifikan / nyata terhadap

keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer Surakarta pada

tingkat signifikan 10%, hal ini berarti hipotesis pertama adalah

terbukti kebenarannya. Berdasarkan nilai R-Square, diperoleh

nilai Adjusted R-Square sebesar 0,684% atau 68,4%, yang berarti

bahwa 68,4% variasi variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan

oleh variasi variabel total penjualan, modal kerja, lama usaha,

jumlah tenaga kerja, umur, jumlah pelanggan tetap, tingkat

pendidikan, letak kios, status persaingan, dan jenis kelamin,

sedangkan sisanya 31,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar

model. Berdasarkan hasil regresi, nilai koefisien beta terbesar

yaitu total penjuaan, jadi hipotesis kedua tidak terbukti

kebenarannya.

3. Turis Harningsih (2011) menganalisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Keberhasilan Pedagang Barang Antik di Pasar

Windujenar Surakarta. Hipotesis yang dikemukakan yaitu modal,

waktu usaha, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang,

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

hambatan atau kendala terhadap keberhasilan Pedagang Barang

Antik di Pasar Windujenar Surakarta. Hasil analisis data

menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis

regresi linear berganda yang telah dilakukan sebelumnya

diketahui t statistik dari variabel modal 5,874110 dan nilai t

tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan pada taraf signifikansi 5%

variabel modal mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang

diperoleh pedagang benda antik di Pasar Windujenar. Hal ini

berarti hubungan antara variabel modal dengan variabel laba

sesuai dengan hipotesis yang telah ditulis sebelumnya. Nilai

koefisien regresi dari variabel modal sebesar 0,036194, berarti

peningkatan jumlah modal sebesar Rp 1,- menyebabkan kenaikan

laba sebesar Rp 36.194,- dengan asumsi variabel independen

yang lain tetap. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda

diketahui t statistik dari variabel tingkat pendidikan 0,446045 dan

nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan pada taraf

signifikansi 5% variabel tingkat pendidikan tidak mempunyai

pengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh pedagang benda

antik di Pasar Windujenar. Berdasarkan hasil analisis regresi

linear berganda diketahui t statistik dari variabel pengalaman

berdagang 2,414764 dan nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga

disimpulkan pada taraf signifikansi 5% variabel pengalaman

berdagang mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang

diperoleh pedagang benda antik di Pasar Windujenar.

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t

statistik dari variabel waktu usaha 2.035406 dan nilai t tabelnya ±

2,00, sehingga disimpulkan pada taraf signifikansi 5% variabel

waktu usaha mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang

diperoleh pedagang benda antik di Pasar Windujenar. Hal ini

berarti hubungan antara variabel waktu usaha dengan variabel

laba sesuai dengan hipotesis yang telah ditulis sebelumnya. Nilai

koefisien regresi dari variabel waktu usaha sebesar 4818,507,

berarti peningkatan waktu usaha sebesar 1 jam menyebabkan

kenaikan laba sebesar Rp 4.818,507,- dengan asumsi variabel

independen yang lain tetap. Hal ini menunjukkan dengan

meningkatnya waktu usaha maka akan meningkatkan

kemungkinan pedagang untuk melakukan transaksi lebih banyak,

sehingga potensi untuk memperoleh laba tinggi semakin besar.

4. Bintang Ramadhan (2009) menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi keuntungan industri batik di Kecamatan Laweyan

Surakarta. Hipotesis yang dikemukakan yaitu besarnya pengaruh

faktor modal kerja, tenaga kerja, bahan baku, dan penjualan

terhadap tingkat keuntungan pengusaha industri kecil pembuatan

batik di Kecamatan Laweyan Surakarta; manakah dari faktor

modal, tenaga kerja, bahan baku dan penjualan yang mempunyai

pengaruh dominan terhadap tingkat keuntungan pengrajin batik di

Kecamatan Laweyan Surakarta. Hasil analisis menunjukan

dengan α = 5% bahwa secara individu maupun secara bersama-

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

sama keempat variabel modal kerja, tenaga kerja, bahan baku, dan

penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan

pengusaha industri batik. Dan dilihat dari koefisien regresinya,

variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap

keuntungan pada indutri batik di Kampung Batik Laweyan

Surakarta adalah penjualan, berarti hal ini sesuai dengan hipotesis

dalam penelitian.

5. Erose Perwitasagi Putra (2010), menganalisis pengaruh modal,

tenaga kerja dan bahan baku terhadap keuntungan pengusaha

batik Laweyan Surakarta. Hipotesis yang di kemukakan adalah

variabel modal, tenaga kerja dan bahan baku berpengaruh positif

terhadap keuntungan para pengusaha batik di kampung batik

Laweyan Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian yang

bersifat diskriptif kuantitatif dengan mengambil data primer

dengan menggunakan pendekatan linear berganda yaitu dengan

Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari analisis menunjukan

bahwa variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keuntungan pengusaha batik di Laweyan.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Untuk mewujudkan arah dari penyusunan penelitian ini, serta

memperoleh dalam menganalisa masalah yang dihadapi, maka

diperlukan suatu kerangka pemikiran yang akan memberikan gambaran

tahap-tahap penelitian untuk mendapatkan kesimpulan. Secara

sederhana kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Adapun faktor-faktor / variabel yang diperkirakan berpengaruh

terhadap keuntungan dapat dilihat Gambar 2.9 berikut ini:

Gambar 2.9

Diagram Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keuntungan

Pedagang Batik

Berdasarkan skema di atas dapat dikatakan bahwa keuntungan

pedagang benda antik dipengaruhi oleh modal, jam berdagang,

pengalaman usaha, jumlah tenaga kerja serta jenis produk yang dijual.

Modal yang dimiliki oleh pedagang batik memberikan keleluasaan bagi

pedagang untuk menentukan keputusan bisnis, usaha apa yang akan

dijalankan oleh pedagang.

Setelah memiliki cukup modal, jam berdagang juga memiliki

peran dalam tingkat keuntungan pedagang batik. Jika jam berdagang

ditambah dan diimbangi dengan penjualan, maka keuntungan yang akan

didapat oleh pedagang akan bertambah pula.

MODAL

JAM BERDAGANG

PENGALAMAN BERDAGANG

TENAGA KERJA

KEUNTUNGAN

PRODUK YANG DIJUAL

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dan pengalaman untuk berdagang juga diperlukan dalam

menentukan strategi dalam hal produksi, berjualan, maupun promosi.

Pedagang yang memiliki pengalaman usaha yang lebih, dapat

mengetahui seluk beluk dalam berjualan. Dan hal ini akan berdampak

dalam meningkatnya keuntungan yang akan diterima pedagang.

Setelah usaha para pedagang menjadi besar, maka kebutuhan

akan tenaga kerja guna membantu dalam proses jual beli semakin besar

pula. Hal ini berhubungan pula dengan jumlah tenaga kerja yang di

gunakan pedagang dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat

memaksimalkan keuntungan yang diperoleh para pedagang.

Produk yang dijual juga dapat memberikan keuntungan bagi para

pedagang yang ada di Pasar Grosir Setono Pekalongan. Karena

kebutuhan yang akan dibeli oleh konsumen juga berbeda-beda

bentuknya.

D. Hipotesis Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka

hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

a. Diduga faktor modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

tingkat keuntungan pedagang di Pasar Grosir Setono Pekalongan

b. Diduga faktor jam berdagang berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tingkat keuntungan pedagang di pasar Grosir Setono

Pekalongan

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

c. Diduga faktor pengalaman berdagang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat keuntungan pedagang di pasar Grosir

Setono Pekalongan

d. Diduga faktor tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tingkat keuntungan pedagang di Pasar Grosir Setono

Pekalongan

e. Diduga faktor produk yang dijual berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tingkat keuntungan pedagang di Pasar Grosir Setono

Pekalongan

Diduga faktor modal mempunyai pengaruh dominan terhadap tingkat

keutungan pedagang batik di pasar Setono Pekalongan

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskripstif kuantitatif yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh modal, jam berdagang,

pengalaman berdagang, dan tenaga kerja terhadap keuntungan pada

pedagang yang berada di Pekalongan dengan mengambil studi kasus di

Pasar Batik Setono Pekalongan.

B. Populasi, sample dan Metode Teknik Sampling

1. Ukuran Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2004:105)

Populasi dari penelitian ini adalah Pasar Setono Pekalongan.

Elemen dari populasi penelitian ini adalah semua kios yang terdapat

di Pasar Setono Pekalongan. Jumlah populasi di Pasar Batik Setono

adalah 252 kios.

2. Ukuran Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas

sejumlah anggota yang terpilih dari populasi. Dengan kata lain

sejumlah tertentu tapi tidak semua elemen populasi akan menjadi

sampel (Sekaran, 2003: 266).

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Salah satu cara untuk mengambil sampel adalah dengan

metode slovin, namun kelemahan dari metode ini adalah jumlah

sampelnya yang tidak lebih dari seratus berapapun jumlah

populasinya. Menurut metode slovin pengambilan sampel dari

populasi yang sudah diketahui jumlahnya dapat diambil dengan

rumus sebagai berikut (G. Sevilla et al 1993:161-163):

n= )(1 2eN

N

+

= )1,0(2521

2522+

= )01,0(2521252

+

= 52,21252+

= 52,3252

= 71,59 = 72

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang dapat di tolerir

(nilai kritis).

3. Pengambilan Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel

yang akan digunakan dalam penelitian. Pada dasarnya terdapat dua

cara pengambilan sampel, yaitu Random Sampling dan Nonrandom

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Sampling. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan

secara acak sederhana (simple random sampling), seluruh individu

dalam populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi anggota

sampel. (Djarwanto, 2000:45).

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden yaitu

para pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

Sumber data ini diperoleh dengan cara:

a. wawancara adalah pengumpulan data dengan wawancara secara

tatap muka dengan responden, hal ini dilakukan untuk membantu

metode kuisioner.

Contoh: dialog antara peneliti dengan responden.

b. Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan

pencatatan secara sistematis pada objek penelitian, hal ini

dilakukan untuk melengkapi data yang kurang lengkap.

Contoh: mengamati kehidupan responden

c. Kuisioner adalah pengumpulan data dengan menggunakan

sejumlah daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada reponden

untuk memperoleh data primer.

Contoh: daftar pertanyaan untuk responden

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti

kantor organisasi pedagang pasar grosir batik Setono Pekalongan,

Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Pekalongan, Biro Pusat Statistik, dan data lain yang bersumber dari

referensi studi kepustakaan melalui jurnal, artikel, dan bahan lain

dari berbagai situs website yang mendukung.

D. Definisi Operasional Variabel

Ada dua jenis variabel yang perlu didefinisikan untuk keperluan

dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel Dependen

Keuntungan/laba adalah penghasilan yang diperoleh para pedagang

dari hasil penjualan dagangan setiap bulannya dikurangi biaya

operasional perbulannya, seperti biaya kulakan, biaya produksi,

biaya transportasi, biaya retribusi, dan lain-lainnya. Keuntungan per

bulan dinyatakan dalam rupiah.

2. Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas), yaitu variabel yang

mempengaruhi variabel terikat. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Modal

Modal usaha merupakan jumlah uang yang digunakan

pengusaha untuk menjalankan operasional usahanya, baik modal

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

sendiri maupun modal dari pihak lain (modal pinjaman). Modal

usaha diukur dalam satuan rupiah

b) Jam Berdagang

Yang dimaksud dengan jam berdagang adalah lamanya pedagang

berada dipasar untuk menjual barang dagangannya, artinya

waktu yang diperlukan oleh pedagang ketika sedang berdagang

dalam satu hari di pasar. Variabel ini dinyatakan dalam satuan

jam perbulan.

c) Pengalaman Berdagang

Adalah lamanya seorang pedagang menggeluti pekerjaannya

yaitu berdagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan. Atau

bisa didefiniskan waktu yang telah dihabiskan oleh pedagang

semenjak usaha itu berdiri dan sampai sekarang. Variabel ini

dinyatakan dalam satuan bulan.

d) Tenaga Kerja

Banyaknya tenaga kerja manusia dan karyawan yang terlibat

langsung dalam proses berdagang. Dalam peneltian ini satuan

yang digunakan untuk mengukur variabel tenaga kerja adalah

satuan orang.

e) Produk yang Dijual

Adalah suatu jenis produk yang di jual di Pasar Grosir Batik

Setono Pekalongan, macam produk yang dijual disuatu kios

berbeda dengan kios lainnya. Jenis produk yang di jual di Pasar

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Grosir Batik Setono Pekalongan ada 3 macam, yaitu batik,

souvenir, dan makanan

E. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan alat analisis Regresi Linier Berganda

dengan metode Ordinary Least Square (OLS) adapun model yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Y = α0 + α1X1 + α2X2 + α3X3 + α4X4 + DM + ei

Dimana:

Y = Keuntungan

X1 = Modal

X2 = Jam Berdagang

X3 = Pengalaman Berdagang

X4 = Tenaga Kerja

Dm = Dummy Variabel

0 = batik

1 = souvenir

2 = makanan

α0 = konstanta

ei = variabel pengganggu

1. Uji Statistik

Untuk memperoleh hasil regresi yang terbaik secara statistik

disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) beberapa kriteria untuk

memenuhi criteria BLUE adalah 1) Uji F, 2)Uji t 3) Uji R2 (Sulaiman,

2004: 14). Kriteria digunakan untuk menguji hipotesis secara statistik di

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dalam analisis regresi sederhana dan regresi berganda dilakukan melalui

pendekatan uji signifikan (test significant). Uji signifikan secara umum

merupakan prosedur untuk mengetahui seberapa besar signifikansi

kebenaran suatu hipotesis nol (H0), atau untuk menentukan apakah

sampel-sampel yang diamati berbeda secara nyata dari hasil-hasil yang

diharapkan.

Menurut Ghozali (2001: 4) untuk mengukur ketepatan fungsi

regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai

statistic goodness of fitnya. Secara statistik, nilai statistic goodness of

fitnya dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien

determinasinya. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik

apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana

H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam pengujian

hipotesis ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t adalah pengujian secara sendiri-sendiri terhadap semua

koefisien regresi.

1) Hipotesis: H0: β1 = 0

2) t tabel = t α/2 : N-K

Dimana:

α = derajat signifikansi = 5% ; α = 0,0

N = jumlah sampel (observasi)

K = banyaknya parameter atau koefisien regresi plus konstanta

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Ho ditolak Ho ditolak

H0 diterima

-t tabel t tabel

3) – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, H0 diterima dan Ha ditolak.

Kesimpulannya β1 sama dengan nol (β1 tidak signifikan pada

tingkat α). Dapat dikatakan bahwa X1 secara statistik tidak

penting (tidak berpengaruh terhadap Y pada tingat α)

4) t hitung ≤ -t tabel atau t hitung ≥ t tabel, H0 ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulannya β1 berbeda dengan nol (β1 tidak signifikan pada

tingkat α). Dapat dikatakan bahwa X1 secara statistik penting

(berpengaruh terhadap Y pada tingkat α)

5) Cara lain yang dapat digunakan untuk menguji signifikan

tidaknya koefisien regresi adalah dengan melihat p-value dari

hasil print-out software pengolahan data.

Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima ; tidak signifikan.

Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak ; signifikan.

b. Uji Signifikan Simultan

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi secara bersama-sama

semua koefisien regresi.

1) Hipotesis: H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

2) Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

3) Ftabel = F α, N-K, K-1

4) F hitung = F statistic

5) F hitung < F tabel ; H0 diterima, Ha ditolak. Kesimpulannya adalah

bahwa β1, β2, β3, β4 tidak sama dengan nol. Dalam hal ini dapat

dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara bersama-sama tidak

signifikan pada tingkat α.

6) F hitung > F tabel ; H0 ditolak, Ha diterima. Kesimpulannya adalah

bahwa β1, β2, β3, β4 tidak sama dengan nol. Dalam hal ini dapat

dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara bersama-sama tidak

signifikan pada tingkat α.

c. Koefisien

Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2), dapat digunakan untuk mengetahui

berapa persen (%) variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh

variabel independen. Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan

yang paling baik dalam analisis regresi, yang ditunjukan oleh besarnya

koefisien determinasi R2 adjusted antara nol dan satu. Koefisien

determinasi nol berarti variabel independen bila mendekati satu berarti

variabel independen semakin berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ho Ditolak Ho Diterima

F tabel

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

d. Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui keeratan dependen (kuat lemahnya) hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen.

1) Jika 0,7 ≤ r ≤ 1, maka hubungan antara variabel X dan Y adalah kuat

(khusus untuk 0,9 ≤ r ≤1 hubungan tersebut sangat kuat)

2) Jika 0,5 ≤ r ≤ 0,7, maka hubungan antara variabel X dan Y dapat

dikatakan sedang.

3) Jika 0,1 ≤ r ≤ 0,5, maka hubungan antara variabel X dan Y dapat

dikatakan lemah.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikoliniearitas

Mutikolinearitas adalah masalah yang timbul berkaitan

dengan adanya hubungan linier di antara variabel-variabel penjelas.

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui terjadi tidaknya

korelasi diantara variabel independen dalam proses regresi. Jika

dalam model terdapat multikolinearitas maka model tersebut

memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak

dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi.

Untuk menguji bermasalah atau tidaknya multikolinearitas,

dilakukan pengujian dengan metode klein, yaitu membandingkan

nilai (r2) dengan nilai R2. Apabila nilai R2 > (r2) berarti terjadi gejala

multikolinearitas.

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah kondisi dimana sebaran atau varian

faktor pengganggu (disturbance) tidak konstan sepanjang observasi.

Heterokedastisitas terjadi jika muncul gangguan dalam fungsi regresi

yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam

sampel kecil ataupun besar (tetapi masih tetap tidak bisa dan

konsiten).

Untuk menguji adanya masalah asumsi heteroskedastisitas,

digunakan uji white-heteroskedasticity yang diperoleh dalam

program Eviews. Apabila nilai OBS*R2 lebih kecil dari X2 maka

tidak signifikan secara statistik. Berarti model tersebut tidak terdapat

masalah heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terdapat trend di dalam

variabel yang diteliti sehingga mengakibatkan e juga mengandung

trend. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Autokorelasi terjadi

adanya korelasi yang kuat antara et dengan series et-1. Dengan kata

lain, data berkorelasi dengan dirinya sendiri (Kuncoro, 2001: 106)

Prosedur uji autokorelasi mengikuti kerangka sebagai

berikut:

1) Lakukan regresi dengan OLS dan diperoleh nilai residual e

2) d= 2 2

]1.1[ei

eieiS

-S-

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3) Bandingkan dengan tabel d sesuai dengan n (besar sampel), dan

alpha (derajat uji), gunakan alpha 5% dan dalam label terdapat

dL dan dU;d) jika d<dL atau d > dan 4-dL, maka signifikan

terdapat autokorelasi.

4) Jika d>dU atau d<4-dU, berarti tidak terdapat autokorelasi. Jika

nilai d berada di antara dU dan dL, uji Durbin Waston

menyatakan sebagai daerah tidak dapat disimpulkan.

Autokorelasi

Autokorelasi negatif

Positif Ragu-ragu Tidak ada Ragu-ragu

korelasi

0 dL dU 4-dU 4-dL

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kota Pekalongan

1. Aspek Geografis

Kota Pekalongan adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah,

Indonesia. Kota Pekalongan dikenal mendapat julukan kota batik,

karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif.

a. Kondisi Geografis

Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara

pulau Jawa, dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas

permukaan laut dengan posisi geografis antara:

60 50’ 42’’ - 60 55’ 44’’ Lintang Selatan

1090 37’ 55’’ - 1090 42’ 19’’ Bujur Timur

Serta berkoordinat fiktif 510,00 – 518,00 Km membujur dan

517,75 – 526,75 Km melintang.

Batas-batas administratif sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Kabupaten Batang

Sebelah Selatan: Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang

Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Keadaan tanah di Pekalongan berwarna agak kelabu

dengan jenis tanah Aluvial kelabu kuning dan Aluvial

yohidromorf.

Jarak terjauh dari Utara ke Selatan ± 9 Km dan dari Barat

ke Timur ± 7 Km.

Gambar 4.1 Peta Kota Pekalongan

b. Luas Daerah

Secara administratif Kota Pekalongan terbagi menjadi 4

kecamatan yang terbagi lagi menjadi 47 kelurahan dengan luas

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

daerah mencapai 45,25 Km2 dari luas Jawa Tengah. Jarak dari

Kota Pekalongan ke beberapa Ibu Kota adalah:

1. Semarang : 101 Km

2. Jakarta : 384 Km

3. Bandung : 266 Km

4. Surabaya : 488 Km

5. Yogyakarta : 219 Km

6. Kajen : 28 Km

7. Batang : 8 Km

8. Pemalang : 35 Km

9. Tegal : 65 Km

10. Slawi : 80 Km

11. Brebes : 78 Km

c. Keadaan Iklim

Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan

iklim, geografi dan perputaran / pertemuan arus udara. Oleh

karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan

stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan selama tahun 2008

berkisar antara 0 mmbulan Juli sampai dengan 734 mm (Bulan

Februari).

Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada

hubungan erat satu sama lain. Walaupun demikian, di beberapa

tempat di Indonesia hubungan tersebut agaknya tidak selalu ada.

Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

angin bertiup dari Barat dan Barat Laut. Karena itu musim

tersebut disebut Musim Barat. Pada musim kemarau angin timur

bertiup dari Benua Australia, keadaan angin pada saat itu juga

kencang.

2. Aspek Demografi

a. Jumlah Penduduk Menurut Umur

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari

pembangunan. Dengan melihat komposisi penduduk menurut umur

di Kota Pekalongan, dapat diketahui besarnya angka

ketergantungan (Dependency Ratio) yang ada. Angka

ketergantungan menunjukan banyaknya penduduk yang bekerja dan

yang sudah tidak bekerja, yaitu menggantungkan hidupnya baik

secara ekonomi, sosial dan medis terhadap penduduk yang

produktif. Untuk mengetahui angka ketergantungan penduduk di

Kota Pekalongan dapat dilihat dengan melalui pembagian

komposisi penduduk sebagai berikut :

1) Penduduk golongan usia muda (belum produktif)

2) Penduduk golongan usia kerja (usia produktif)

3) Golongan penduduk usia tua (sudah tidak produktif)

Kepadatan penduduk di Kota Pekalongan cenderung

meningkat seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Rasio

ketergantungan Kota Pekalongan cukup kecil, hal ini disebabkan

karena jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun lebih besar dari

penduduk usia 0 – 14 tahun dan usia 65 tahun ke atas.

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Jumlah penduduk Kota Pekalongan menurut jenis kelamin dan

kelompok umur seperti terlihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Penduduk Pekalongan Menurut Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 (jiwa)

Kelompok Usia

Jenis Kelamin Jumlah Laki-

laki Perempuan

0 – 4 13,095 13,125 26,220

5 – 9 14,085 13,691 27,776

10 – 14 14,288 13,999 28,287

15 – 19 15,510 16,198 31,708

20 – 24 12,921 13,831 26,752

25 – 29 11,226 12,224 23,450

30 – 34 10,186 11,244 21,430

35 – 39 9,586 10,783 20,369

40 – 44 8,640 8,711 17,351

45 – 49 7,034 6,521 13,555

50 – 54 4,796 5,037 9,833

55 – 59 3,530 3,992 7,522

60 – 64 3,191 4,178 7,369

65 + 5,127 7,162 12,289

Jumlah 133,215 140,696 273,911 Sumber: BPS Kota Pekalongan

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah penduduk Kota

Pekalongan tahun 2008 sebesar 273,911 jiwa, terdiri dari

133,215 laki-laki dan 140,696 perempuan. struktur penduduk

menurut kelompok usia produktif tertinggi pada kelompok

umur 15 – 19 tahun sebesar 31,708 jiwa. Kelompok umur 60

- 64 tahun merupakan kelompok dengan jumlah penduduk

terkecil dengan jumlah 7,369 jiwa. Selain itu dari tabel di

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

atas juga dapat dilihat mayoritas penduduk di Kota

Pekalongan berada dalam usia produktif.

Dalam hubungan ini muncul teori tentang beban

ketergantungan yaitu penduduk tergantung dari hasil

produksi angkatan kerja atau sebaliknya beban tanggungan

yang dipikul oleh angkatan kerja untuk memenuhi kebutuhan

hidup bagi penduduk secara menyeluruh. Secara matematis

dapat dituliskan sebagai berikut :

Angka ketergantungan =

Dari hasil perhitungan dengan memasukkan angka – angka

dari tabel 4.1 kedalam rumus diatas, maka akan diperoleh angka –

angka ketergantungan sebagai berikut :

[82.283 + 12.289] : 179.339 = 0,52

Ini berarti bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif

harus menanggung sekitar 52 jiwa yang tidak produktif.

b. Kepadatan Penduduk Geografis

Kepadatan penduduk dapat terjadi secara alamiah karena

adanya tingkat kelahiran yang lebih tinggi dibanding tingkat

kematian. Selain itu, kepadatan juga dapat disebabkan adanya

faktor penarik yang dimiliki oleh suatu daerah. Faktor penarik

itu misalnya adalah lapangan usaha yang luas dan kelayakan

penghidupan akibat adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang

tinggi.

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Pada tahun 2008 jumlah penduduk di Pekalongan

mencapai 273,911 jiwa yang tersebar dalam 4 (empat)

kecamatan, yaitu: (i) Pekalongan Barat, (ii) Pekalongan Timur,

(iii) Pekalongan Selatan, dan (iv) Pekalongan Utara. Dengan

total luas daerah 45,25 km2, maka tingkat kepadatan penduduk

kota Pekalongan mencapai 6.053 jiwa/km2. Pada tabel 4.2 dapat

dilihat bahwa pada tahun 2008 tingkat kepadatan penduduk

tertinggi terdapat di Kecamatan Pekalongan Barat yang

mencapai angka 8.691 jiwa/km2. Sedangkan tingkat kepadatan

penduduk terendah terdapat di Kecamatan Pekalongan Selatan

dengan tingkat kepadatan mencapai 4.701 jiwa/km2.

Tabel 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan

Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Di Kota Pekalongan Tahun 2008

Kecamatan Luas

Wailayah

Jumlah Penduduk Rasio Jenis

Kelamin

Tingkat Kepada

tan Laki-laki

Perempuan Jumlah

Pekalongan Barat

10,05 42.349 44.994 87.343 94,12 8.691

Pekalongan Timur

9,52 30.542 33.103 63.645 92,26 6.685

Pekalongan Selatan

10,80 25.186 25.582 50.768 98,45 4.701

Pekalongan Utara

14,88 35.138 37.017 72.155 94,92 4.849

Jumlah 45,25 133.215 140.696 273.991 94,68 6.053

Sumber: BPS Kota Pekalongan

c. Penduduk dan Mata Pencaharian

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber

daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam berbagai hal

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pembangunan sehingga untuk mendapatkan tenaga kerja yang

terampil sangat terkait dengan hal-hal yaitu pendidikan, di Kota

Surakarta pencari kerja terbanyak diduduki lulusan SMU/MA,

sedangkan pekerja terbanyak dibidang perdagangan.

Untuk mengetahui karakterisitik banyaknya penduduk

yang bekerja menurut jenis kelamin dan lapangan pekerjaan di

Kota Pekalongan Tahun 2008 seperti pada tabel 4.3 sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin

dan Lapangan Pekerjaan di Kota Pekalongan Tahun 2008 (jiwa)

Lapangan Usaha Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

Pertanian 538 41 579

Pertambangan dan Penggalian

0 0 0

Industri 5.895 5.250 11.145

Listrik, Gas dan Air 42 12 54

Kontruksi 111 5 116

Perdagangan 981 650 1.631

Angkutan dan Komunikasi 565 40 605

Keuangan dan Jasa Perusahaan

817 35 852

Jasa-jasa 307 427 728

Jumlah 9.250 6.460 15.710

Sumber: BPS Kota Pekalongan

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa

pada tahun 2008 total penduduk yang bekerja sebanyak

15.710 jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki yang

bekerja sebanyak 9.250 jiwa, sedangkan penduduk

perempuan yang bekerja sebanyak 6.460 jiwa. Pada tahun

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2008, penduduk Kota Pekalongan paling banyak bekerja di

sektor industri sebanyak 11.145 jiwa, diikuti oleah sektor

perdagangan sebesar 1.631 jiwa. Dan Sektor yang paling

kecil menyerap tenaga kerja adalah sektor pertambangan dan

penggalian serta sektor listrik, gas dan air.

3. Kondisi Perekenomian Kota Pekalongan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pekalongan.

Struktur perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh

besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi

barang dan jasa. Keadaan perekonomian suatu daerah dapat dilihat

melalui angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), karena

hingga saat ini PDRB masih digunakan sebagai ukuran

kesejahteraan ekonomi atau tingkat perkembangan ekonomi suatu

daerah.

Dengan melihat PDRB dapat diketahui besarnya kontribusi

masing-masing sektor yang ada. Kontribusi suatu sektor adalah

suatu peranan yang diberikan oleh masing-masing sektor terhadap

PDRB. Dari masing-masing sektor dapat digunakan untuk

mengetahui indukator perubahan struktur ekonomi.

PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang ditimbulkan dari

semua unit produk dalam suatu wilayah tertentu dalam jangka

waktu yang tertentu pula. Sektor – sektor penyusun PDRB dapat

dikelompokan dalam tiga kelompok jenis lapangan usahannya yaitu

kelompok primer yang terdiri dari berbagai jenis sektor pertanian,

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pertambangan dan penggalian. Kelompok sekunder yang terdiri

dari sektor industri, listrik, gas dan air bersih, serta kelompok

bangunan. Dan kelompok tersier terdiri dari sektor pengangkutan

dan komunikasi, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, sewa

dan jasa perusahaan, serta sektor jasa. Distribusi presentase

masing-masing sektor terhadap total PDRB Kota Pekalongan

Tahun 2008 dapat dilihat dalam tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4 Distribusi presentase masing-masing sektor terhadap total

PDRB Kota Pekalongan Tahun 2008

No

Sektor Ekonomi

Distribusi Presentase

Berlaku Konstan

1 Pertanian 7,97 9,09

2 Pertambangan dan

Galian

- -

3 Industri Pengolahan 20,04 20,87

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih

1,69 1,15

5 Bangunan 14,69 12,79

6 Perdagangan, Hotel

dan Restoran

23,25 27,13

7 Pengangkutan dan

Komunikasi

11,71 10,26

8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan

7,66 7,09

9 Jasa-jasa 12,99 11,62

Total PDRB 100,00 100,00

Sumber: BPS Kota Pekalongan

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Pada tabel 4.4 bisa kita lihat peranan distribusi presentase

tiap-tiap sektor PDRB menggambarkan peranan atau sumbangan

sektor dalam pembentukan nilai PDRB setiap tahun berjalan.

Sektor-sektor yang mempunyai andil besar terhadap total PDRB

pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku menurut urutan terbesar

yaitu sektor perdagangan sebesar 23,25 persen. Industri pengolahan

sebesar 20,04 persen dan bangunan sebesar 14,69 persen.

Sedangkan menurut harga konstan sumbangan sektor perdagangan

sebesar 27,13 persen, sektor industri pengolahan sebesar 20,87

persen, dan sektor bangunan sebesar 12,79 persen.

4. Pasar Batik Setono Pekalongan

Sektor informal menjadi bagian penting dalam perumusan

kebijakan ketenagakerjaan. Hal ini disebabkan kemampuan sektor

informal dalam menyerap tenaga kerja yang jumlahnya tidak

sedikit. Bahkan ditengah krisis justru sektor inilah yang mampu

bertahan dan menjadi solusi bagi perekonomian untuk keluar dari

krisis tersebut. Salah satu contoh dari sektor informal adalah pasar

tradisional.

Dalam penulisan ini di ambil obyek Pasar Batik Setono

Pekalongan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan para

pedagang di lihat dari faktor modal, jam berdagang, pengalaman

berdagang, dan jumlah tenaga kerja.

Nama Setono tidak asing lagi bagi para traveler yang

melewati Pekalongan, karena disebelah kiri jalan bila menempuh

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

perjalanan dari Jakarta akan melihat pemandangan yang banyak

dikenal orang ialah Pasar Batik Setono. Sebenarnya Setono adalah

nama kampung yang secara administratif bernama desa Dekoro.

Desa ini dulunya adalah kejayaan batik Pekalongan. Banyak orang

asli desa ini yang sukses dalam bisnis batik, sehingga di desa ini

terdapat koperasi batik yang sangat maju dan masih bertahan,

meskipun tidak sehebat dulu.

Tepatnya tanggal 8 Juli 2000 yang diresmikan langsung oleh

Bapak Walikota Pekalongan pada saat itu Bapak Drs. Samsudiat,

MM dan dengan berbagai upaya promosi dan juga dukungan dari

pihak Pemkot Pekalongan (karena wilayah Setono termasuk dalam

pemekaran wilayah pemkot Pekalongan) akhirnya pasar ini berdiri

dengan nama Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan dengan jumlah

awal hanya 50 kios batik. Pada tahun yang sama dibangun kembali

±126 kios dan terus bertambah sampai sekarang mencapai ±252 kios

dan dengan berdirinya Pasar Grosir Setono Pekalongan ini semua

perajin yang bernaung di wilayah kota Pekalongan dan sekitarnya

dapat memasarkan hasil produksinya di Pasar Grosir Setono

Pekalongan.

Awal didirikannya Pasar Grosir Setono adalah untuk

menampung pengusaha kecil dan menengah untuk memasarkan

produksi batik di Kota Pekalongan karena sebelumnya produksi

batik yang berada di Kota Pekalongan justru banyak dijual di luar

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

kota. Pasar Grosir Batik Setono menempati bangunan yang dulunya

adalah bekas pabrik tekstil yang sudah lama tidak beroperasi.

Ratusan pedagang yang terdapat di Pasar Grosir Setono

menempati kios-kios, counter dan los yang ada di dalam pasar.

Pedagang Pasar Grosir Batik Setono tak hanya menjual pakaian batik

namun juga aneka barang-barang kebutuhan lainnya yang bercorak

batik seperti sprei, sarung bantal, peci, sandal, tas, dompet, dan

berbagai macam makanan khas Kota Pekalongan. Banyaknya

pedagang yang ada di Pasar Grosir Batik Setono membuat pembeli

memiliki banyak pilihan produksi batik.

Fasilitas yang terdapat di Pasar Grosir Batik Setono juga

terbilang memadai seperti tersedianya lahan parkir yang cukup luas

yang bisa menampung kendaraan roda dua, kendaraan roda empat

bahkan bus, mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri), toilet, mushola

dan kios-kios yang menawarkan aneka makanan dan minuman. Kios,

counter dan los yang menawarkan produksi batik juga tertata cukup

apik sehingga memberi rasa nyaman kepada pembeli saat berada di

Pasar Grosir Batik Setono

B. Karakteristik Pedagang

Dalam sub bab ini dilakukan deskripsi data yang dikumpulkan dari

lapangan berdasarkan daftar pertanyaan yang dibagikan kepada

pedagang Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

1. Karakteristik Umur dan Jenis Kelamin

Jumlah 72 responden yaitu pedagang Pasar Grosir Batik

Setono Pekalongan dalam penelitian ini sebanyak 45 orang berjenis

kelamin laki – laki dan 27 orang berjenis kelamin perempuan, seperti

terlihat Tabel 4.5 juga menunjukan pengelompokan pedagang Pasar

Grosir Batik Setono Pekalongan berdasarkan umur. Persentase

jumlah laki – laki yang bekerja sebagai pedagang paling banyak

pada usia 25-29 tahun yaitu sebesar 14 pedagang. Sedangkan untuk

perempuan persentase terbesarnya pada umur 20-24 tahun sebesar 9

pedagang, berdasar data tersebut dapat menunjukan bahwa pedagang

berasal dari golongan menengah yang tingkat pendapatannya relatif

cukup, sehingga meskipun usia masih muda tetap dituntut untuk

mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri bahkan

masih dibebani orang lain, misalnya anaknya atau anggota keluarga

lain.

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Menurut Jenis kelamin

Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Dari tabel 4.5 diatas diketahui bahwa sebagian besar pedagang

berjenis kelamin laki-laki yaitu 62,5% sedangkan jenis kelamin

perempuan yaitu 37,5%.

2. Status Perkawinan

Hasil penelitian di lapangan dapat diketahui status

perkawinan pedagang yang menjadi responden, seperti yang terlihat

pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan

Status perkawinan

Laki - laki Perempuan Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Belum kawin 9 12,5 11 15,28 20 27,78

Kawin 33 45,83 19 26,39 52 72,22

Total 42 58,33 30 41,67 72 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2011

No Kelompok

umur (tahun)

Laki - laki Perempuan Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 20 – 24 4 5,56 9 12,5 13 18,06

2 25 - 29 10 13,89 4 5,55 14 19,44

3 30 – 34 6 8,33 2 2,77 8 11,11

4 35 - 39 9 12,5 3 4,17 12 16,67

5 40 - 44 2 2,78 3 4,17 5 6,95

6 45 - 49 5 6,94 3 4,17 8 11,11

7 50 - 54 4 5,56 1 1,39 5 6,94

8 55 - 59 5 6,94 0 0 5 6,94

9 60 - 64 0 0 2 2,78 2 2,78

Total 45 62,5 27 37.5 72 100

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dari Tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berstatus kawin atau sudah menikah yaitu sebesar

72,22%.

3. Modal

Seperti pada Tabel 4.7, besarnya modal rata-rata yang

dimiliki pedagang Pasar Grosir batik Setono Pekalongan guna

menjalankan usahanya sebagian besar antara Rp. 1.000.000 sampai

Rp. 100.000.000 sebesar 36,11%. Terlihat bahwa pedagang di Pasar

Grosir batik Setono Pekalongan yang memiliki modal antara Rp.

110.000.000 sampai Rp 200.000.000 sebesar 18,06%, untuk

pedagang yang memiliki modal antara Rp 210.000.000 sampai

dengan Rp 300.000.000 sebesar 9,72%, kemudian yang memiiki

modal antara Rp 310.000.000 sampai dengan Rp 400.000.000

sebesar 11,11%. Untuk pedagang di Pasar Grosir batik Setono

Pekalongan yang memiliki modal antara Rp 410.000.000 sampai

dengan Rp. 500.000.000 sebesar 11,11%, sedangkan yang memiliki

modal antara Rp 510.000.000 sampai dengan Rp. 600.000.000

sebesar 6,94%. Untuk pedagang di Pasar Grosir batik Setono

Pekalongan yang memiliki modal antara Rp. 610.000.000 sampai

dengan Rp. 700.000.000 sebesar 6,94%.

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 4.7 Karakteristik responden Menurut Modal Usaha

Modal ( juta ) Jumlah %

1.000.000 – 100.000.000 26 36,11

110.000.000 – 200.000.000 13 18,06

210.000.000– 300.000.000 7 9,72

310.000.000– 400.000.000 8 11,11

410.000.000 – 500.000.000 8 11,11

510.000.000 – 600.000.000 5 6,94

610.000.000 – 700.000.000 5 6,94

Jumlah 72 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2011

Maka modal yang banyak digunakan pedagang yaitu Rp

1.000.000 sampai Rp 100.000.00 dengan persentase 36,11%.

4. Pengalaman Usaha

Pengalaman usaha pedagang, baik dalam menjual barang

dagangannya maupun usaha lain sebelumnya dapat dilihat dari Tabel

4.8. Sebanyak 11,4% pedagang sudah bekerja antara 1 sampai

dengan 5 tahun. Sebanyak 29,1% pedagang sudah bekerja antara 6

sampai dengan 10 tahun, sebanyak 18% pedagang sudah bekerja

antara 11 sampai dengan 15 tahun. Sebanyak 13,8% pedagang sudah

bekerja antara 16 sampai dengan 20 tahun. Sebanyak 12,5%

pedagang sudah bekerja antara 21 sampai dengan 25 tahun.

Sebanyak 9,7% pedagang sudah bekerja antara 26 sampai dengan 30

tahun. Sebanyak 0% pedagang sudah bekerja antara 31 sampai

dengan 35 tahun. Sebanyak 5,5% pedagang sudah bekerja antara 36

sampai dengan 40 tahun.

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 4.8 Karakteristik Responden

Menurut Pengalaman Usaha Lama usaha

(tahun) Jumlah %

1- 5 8 11,4 6 – 10 21 29,1 11 - 15 13 18 16 - 20 10 13,8 21 - 25 9 12,5 26 - 30 7 9,7 31 - 35 0 0 36 - 40 4 5,5 Total 72 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2011

lama usaha antara 6 sampai 10 tahun adalah jawaban terbanyak

maka dapat dikatakan pedagang telah cukup berpengalaman dalam

menjalankan usahanya untuk memperoleh keuntungan.

5. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh pedagang Pasar Grosir

batik Setono Pekalongan dapat dilihat pada Tabel 4.9 dari 72

responden pedagang. Sebanyak 25% diantaranya memiliki tenaga

kerja sebanyak 1 orang, berdasarkan penelitian menunjukan bahwa

pemilik juga termasuk dalam tenaga kerja, maka pemilik bekerja

sendiri. Pedagang yang memiliki tenaga kerja sebanyak 2 orang

sebesar 41,67%. Pedagang yang memiliki tenaga kerja sebanyak 3

orang sebesar 16,67%, pedagang yang memiliki tenaga kerja

sebanyak 4 orang sebesar 4,16%, sedangkan pedagang yang

memiliki tenaga kerja sebanyak 5 orang sebesar 9,72%, dan

pedagang yang memiliki tenaga kerja sebanyak 6 orang sebesar

2,78%.

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.9 Karakteristik Responden

Menurut Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja (

orang ) Jumlah %

1 18 25

2 30 41,67

3 12 16,67

4 3 4,16

5 7 9,72

6 2 2,78

Total 72 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2011

Berdasarkan tabel tersebut rata-rata menunjukan bahwa jumlah

tenaga kerja yang paling banyak digunakan oleh pedagang Pasar

Grosir batik Setono Pekalongan yaitu dengan jumlah 2 orang

pekerja.

6. Pendapatan perbulan

Dari 72 responden sebanyak 42 responden memperoleh

pendapatan sebesar 100.000 – 3.000.000 per bulan, sebanyak 20

responden memperoleh pendapatan 3.100.000 – 6.000.000 dan

sebanyak 6 responden memperoleh pendapatan sebesar 6.100.000 –

9.000.000 per bulan. Sedangkan 3 responden memperoleh

pendapatan sebesar 9.100.000 – 12.000.000 dan pendapatan sebesar

12.100.000 – 15.000.000 per bulan diperoleh oleh 1 orang responden

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 4.10 Karakteristik Responden Menurut Rata – Rata

Pendapatan Per Bulan

Rata – rata pendapatan per bulan (rupiah) Jumlah %

100.000 – 3.000.000 42 58,33%

3.100.000 – 6.000.000 20 27,78%

6.100.000 – 9.000.000 6 8,33%

9.100.000 – 12.000.000 3 4,17%

12.100.000 – 15.000.000 1 1,39%

Total 72 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2011

7. Jam Berdagang

Dari tabel 4.11 dapat dilihat jam berdagang para pedagang di

Pasar Grosir batik Setono Pekalongan. Pedagang bekerja antara 1

sampai dengan 4 jam, sebanyak 0%. Sebanyak 61,11% pedagang

bekerja antara 5 sampai dengan 8 jam, sedangkan sebanyak 38,89%

pedagang sudah bekerja antara 9 sampai dengan 12 tahun. Dan dari

karakteristik menurut jam berdagang yang paling banyak adalah 5

sampai 8 jam per hari sebanyak 38,89%.

Tabel 4.11 Karakteristik Responden Menurut Jam Berdagang

Sumber : Penelitian Lapangan 2010

Jam berdagang (jam)

Jumlah %

1 - 4 0 0

5 - 8 22 61,11

9 - 12 14 38,89

Total 36 100%

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

8. Tingkat Pendidikan

Menurut data tingkat pendidikan diketahui pendidikan SD

yaitu 0 orang dengan persentase terbesar 0%, tingkat pendidikan

SMP yaitu 8 orang dengan presentase 11,11%, untuk tingkat

pendidikan SMA yaitu 20 orang dengan presentase 27,77%, tingkat

pendidikan D3 yaitu 11 orang dengan presentase 15,28%, dan

tingkat pendidikan S1 yaitu 33 orang dengan presentase 45,83%.

Dapat disimpulkan bahwa para pedagang memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang dapat diterapkan dalam menjalankan usahanya

untuk memperoleh keuntungan.

Tabel 4.12 Karakteristik Responden

Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

SD 0 0 SMP 8 11,11 SMA 20 27,77

D3 11 15,78

S1 33 45,83

Jumlah 72 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Maka dari data diatas tingkat pendidikan paling banyak di

ketahui pedagang yaitu S1 sebanyak 45,83% dan tekecil yaitu

pendidikan SD sebesar 0%.

9. Produk Yang Dijual

Produk batik yang dijual di Pasar Grosir batik Setono

Pekalongan sebanyak 59,72%, beberapa jenis souvenir yang dijual di

Pasar Grosir batik Setono Pekalongan sebanyak 25%, dan makanan

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

yang dijual di Pasar Grosir batik Setono Pekalongan sebanyak

15,28%.

Tabel 4.13 Karakteristik Responden

Menurut Produk Yang Dijual

Sumber : Penelitian Lapangan 2011

Di dalam tabel 4.13 produk yang paling banyak dijual di Pasar

Grosir batik Setono Pekalongan adalah batik.

10. Hambatan Usaha

Hambatan usaha yang dialami oleh pedagang di Pasar Grosrir

Batik Setono Pekalongan secara garis besar dapat dikelompokkan

menjadi 4 (empat) macam, yaitu: (i) terbatasnya modal (ii)

banyaknya pesaing. Berikut adalah rincian karakteristik pedagang

menurut hambatan yang dialami :

a. Terbatasnya modal

Modal merupakan salah satu faktor untuk melakukan

usaha. Sebab dengan adanya modal yang besar pedagang atau

pengusaha akan dapat menjalankan usahanya, sehingga

keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.

Produk Yang Dijual Jumlah %

Batik 43 9,72

Souvenir 18 25

Makanan 11 15,28

Total 72 100%

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 4.14 Karakteristik Responden

Menurut Terbatasnya Modal

Hambatan Jumlah Persentase

Ada 41 56,94 Tidak Ada 31 43,06 Total 72 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa pedagang yang

mengaku mempunyai hambatan berupa terbatasnya modal

sebanyak 41 orang atau 56,94% dari total responden.

Sedangkan sisanya 31 orang atau sekitar 43,06% mengaku

tidak mempunyai hambatan

b. Banyaknya pesaing

Para pedagang di Pasar Grosir batik Setono Pekalongan

dapat dikatakan mengalami persaingan yang tinggi. Hal ini

dikarenakan barang yang dijual oleh pedagang-pedagang di

Pasar Grosir batik Setono Pekalongan hampir memiliki

karakteristik yang sama. Semakin tinggi tingkat persaingannya

maka kemungkinan memperoleh laba juga semakin kecil.

Tabel 4.15 Karakteristik Responden

Menurut Tingkat Persaingan yang Tinggi

Hambatan Jumlah Persentase

Ada 59 81,94 Tidak Ada 13 18,06 Total 72 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Dari tabel di atas terlihat bahwa pedagang yang

mengaku mempunyai hambatan berupa tingkat persaingan

yang tinggi sebanyak 59 orang atau 81,94% dari total

responden. Sedangkan sisanya 13 orang atau sekitar 18,06%

mengaku tidak mempunyai hambatan.

C. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan

Dalam penelitian ini variabel independen yakni modal, jam

berdagang, pengalaman usaha, dan jumlah tenaga kerja yang

mempengaruhi variabel dependen yakni keuntungan pedagang perhari.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen, digunakan alat analisis regresi

berganda, dengan model regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = α0 + α1X1 + α2X2 + α3X3 + α4X4 + α5 D1+ α6 D2+ ei

Dimana:

Y = Keuntungan

X1 = Modal

X2 = Jam Berdagang

X3 = Pengalaman Berdagang

X4 = Tenaga Kerja

Dm = Dummy Variabel

0 = batik

1 = souvenir

2 = makanan

α1-α2 = koefisien regresi

α0 = konstanta

ei = variabel pengganggu

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi

Nama Variabel Notasi

Koefisien

Regresi

Standar Error

Statistik t

Signifikan

Konstanta Modal Jam berdagang Pengalaman Usaha Jumlah Tenaga Kerja Produk Yang Dijual

C X1 X2 X3 X4 DM

6158.561 0.005175 28487.09 88757.48 596822.4 -395606.8

2082372. 0.001510 234039.0 30003.66 187388.2 443198.6

0.002957 2.983064 -0.121719 2.958222 3.184952 -0.892617

0.9976 0.0040 0.9035 0.0043 0.0022

0.3753

F hitung F sign R2 Adj R2

18.730 0,000 0,586 0,555

Sumber: Print out computer

Hasil analisis regresi diatas diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Y = 6158,561 + 0,005175 + 28487,09 + 88757,48 +

596822,4 - 3,95606,8 Dm +

Berdasarkan hasil regresi diatas akan dilakukan uji statistik yang

meliputi uji t (uji tiap-tiap individu secara variabel) dan uji F (secara

bersama-sama). Selain itu akan dilakukan uji asumsi klasik yang

meliputi multikolinearlitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

1. Uji Statistik

a. Uji t

Salah satu uji statistika adalah uji t, yaitu untuk menguji apakah tiap-

tiap variable independen secara individual berpengaruh/signifikan

terhadap variabel dependen. Dalam pengujian ini menggunakan

tingkat signifikan (α) 0,05 dan df = 72.

1). Pengujian terhadap β1 (variabel modal)

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

a) Hipotesis statistik

H0 : β1 = 0 (variabel modal tidak signifikan mempengaruhi

besarnya keuntungan)

Ha : β1 ≠ 0 (variabel modal signifikan mempengaruhi

besarnya keuntungan)

b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = 2.983 (Tabel 4.16)

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 72 = 1.658 (Tabel Distribusi t)

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-1.658 1.658 2.983

Gambar 4.2 Uji t untuk variabel modal

d) Kesimpulan : t hitung > t tabel atau 2.983 > 1.658

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf

signifikansi 0,05. Karena t hitung (2.983) lebih besar dari t tabel

(1.658), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya

variabel modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

keuntungan yang diperoleh pedagang .

2). Pengujian terhadap β2 (variabel jam berdagang)

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

a) Hipotesis statistik

H0 : β2 = 0 (variabel jam berdagang tidak signifikan

mempengaruhi besarnya keuntungan)

Ha : β2 ≠ 0 (variabel jam berdagang signifikan mempengaruhi

besarnya keuntungan)

b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = -0.121 (Tabel 4.16)

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 72 = 1.658 (Tabel Distribusi t)

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-1.658 -0.121 1.658

Gambar 4.3 Uji t untuk variabel jam berdagang

d) Kesimpulan : t hitung < t tabel atau -0.121 < 1.658

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf

signifikansi 0,05. Karena t hitung (-0.121) lebih kecil dari t tabel

(1.658), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Kesimpulannya

variabel jam berdagang tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang.

3). Pengujian terhadap β3 (variabel pengalaman usaha)

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

a) Hipotesis statistik

H0 : β3 = 0 (variabel pengalaman usaha tidak signifikan

mempengaruhi besarnya keuntungan)

Ha : β3 ≠ 0 (variabel pengalaman usaha signifikan

mempengaruhi besarnya keuntungan)

b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = 2.958 (Tabel 4.16)

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 72 = 1,658 (Tabel Distribusi t)

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-1.658 1.658 2.958 Gambar 4.4 Uji t untuk variabel pengalaman usaha

d) Kesimpulan : t hitung > t tabel atau 2.958 > 1.658

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf

signifikansi 0,05. Karena t hitung (2.958) lebih besar dari t tabel

(1.658), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya

variabel pengalaman usaha mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang.

4). Pengujian terhadap β4 (variabel tenaga kerja)

a) Hipotesis statistik

H0 : β4 = 0 (variabel tenaga kerja tidak signifikan

mempengaruhi besarnya keuntungan)

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Ha : β4 ≠ 0 (variabel tenaga kerja signifikan mempengaruhi

besarnya keuntungan)

b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = 3.184 (Tabel 4.16)

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 72 = 1.658 (Tabel Distribusi t)

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-1.658 1.658 3.184

Gambar 4.5 Uji t untuk variabel tenaga kerja

d) Kesimpulan : t hitung > t tabel atau 3.184 > 1.658

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf

signifikansi 0,05. Karena t hitung (3.184) lebih besar dari t tabel

(1.658), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya

variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang.

5). Pengujian terhadap β5 (Variabel dummy produk yang dijual)

a) Hipotesis statistik

H0 : β4 = 0 (variabel produk yang dijual tidak signifikan

mempengaruhi besarnya keuntungan)

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Ha : β4 ≠ 0 (variabel produk yang dijual signifikan

mempengaruhi besarnya keuntungan)

b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = -0,892 (Tabel 4.16)

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 72 = 1.658 (Tabel Distribusi t)

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-1.658 -0,892 1.658

Gambar 4.5 Uji t untuk variabel produk yang dijual

d) Kesimpulan : t hitung < t tabel atau -0,892 < 1.658

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada

taraf signifikansi 0,05. Karena t hitung (-0.892) lebih kecil

dari t tabel (1.658), maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Kesimpulannya variabel produk yang dijual tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima

oleh pedagang.

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

b. Uji F

Uji F atau analisis varian digunakan untuk menguji tingkat

signifikan hubungan antara variabel independen secara bersama –

sama atau serentak dengan variabel dependen.

Adapun langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1). Hipotesis

H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5

(tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

modal, jam berdagang, pengalaman usaha, jumlah tenaga

kerja, dan produk yang dijual dengan besarnya keuntungan

usaha)

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5

(terdapat hubungan yang signifikan antara variable modal,

jam berdagang, pengalaman usaha, jumlah tenaga kerja, dan

produk yang dijual dengan besarnya keuntungan usaha)

2). Menentukan derajat signifikan dengan α = 0,05

3). Perhitungan uji F

Nilai F hitung = 18.730 (Tabel 4.16)

F tabel = F0,05 ; (72 – 6) ; (6 – 1) = 2.29 (Tabel Distribusi F)

Ho Ditolak Ho diterima

2,29 18.730

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Gambar 4.6 Uji F

Jadi F hitung (23.285) lebih besar daripada F tabel (2,45), maka

H0 ditolak dan menerima Ha. Sehingga kesimpulannya semua

variabel independen secara bersama – sama signifikan pada

tingkat signifikan (α) 5%. Ini berarti faktor modal, jam berdagang,

pengalaman usaha, jumlah tenaga kerja dan produk yang dijual.

secara bersama-sama berpengaruh terhadap keuntungan pedagang

di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

c. Koefisien Determinasi ( R2 )

R² merupakan koefisien determinasi yang digunakan untuk

mengetahui seberapa besar variasi variabel dependen dapat

dijelaskan oleh variasi variabel independen.

Berdasarkan tabel 4.16, nilai R2 didapat 0,586 Ini berarti

sekitar 58,6% variasi variabel dapat dijelaskan dalam model dan

sisanya sekitar 41,4% dijelaskan oleh variabel diluar model.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat

korelasi atau hubungan antar variabel independen. Cara untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolineritas salah satunya dengan

metode Klein, yaitu dengan membandingkan R2 (koefisien

determinasi) regresi awal dengan r2 parsial (koefisien korelasi antar

variabel independen).

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Dengan kriteria pengujian:

1). Jika nilai r2 > R2 maka ada masalah multikolinearitas

2). Jika nilai r2 < R2 maka tidak ada masalah multikolinearitas

Jika dalam model tersebut terdapat multikolinearitas maka

model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga

koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi.

Tabel 4.17 Uji Multikolinearitas

Model Nilai R2 Kesimpulan

R2x1 0,490 0,586 Bebas multikolinearitas

R2x2 0,096 0,586 Bebas multikolinearitas

R2x3 0,363 0,586 Bebas multikolinearitas

R2x4 0,167 0,586 Bebas multikolinearitas

R2Dm 0,481 0,586 Bebas multikolinearitas

Sumber: Print out komputer

Karena nilai R2x1, x2, x 3, x4, Dm lebih kecil dari R2 model pertama,

maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dalam model

atau variabel independen tidak saling berkorelasi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika muncul dalam fungsi regresi

yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga penaksir OLS

tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun besar (tetapi masih

tetap bias dan konsisten).

Salah satu cara untuk mendeteksi Heteroskedastisitas adalah

dengan uji white-heteroskedasticity yang diperoleh dalam program

Eviews.

Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel 4.18 Uji Heteroskedastisitas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.982441 Probability 0.050927 Obs*R-squared 17.65998 Probability 0.060977

Sumber: Print out computer

Kesimpulan:

X2 = (df = 10, α = 5%) = 18,307 > Obs*R2 berarti disimpulkan bahwa

tidak ada masalah heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-

Watson yang bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara

variable gangguan sehingga penaksir menjadi tidak efisien. Dari hasil

perhitungan olah data didapat nilai Durbin-Watson test sebesar 1,807

(tabel 4.18). Sedangkan nilai Durbin-Watson test pada α = 5% (N =

72, k = 5) diperoleh nilai = 1,49 dan nilai = 1,77

Auto ragu-ragu ragu-ragu auto

Korelasi tidak ada autokorelasi korelasi

Positif negatif

0 dl du dw 4 - du 4 - dl 4 1,49 1,77 1,87 2,23 2,51

Gambar 4.7 Uji Durbin-Watson

Page 104: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Kesimpulan :

Nilai Durbin-Watson terletak pada kritik pengujian dl > Durbin-

Watson hitung du < dw < 4-du, 1,77 < 1,87 < 2.23, berarti tidak

terjadi autokorelasi.

3. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi

a. Pengaruh Modal Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Setono

Pekalongan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda model

linear diketahui t statistik dari variabel modal 2,983, berdasarkan

hasil uji t untuk taraf signifikansi 5% diketahui bahwa faktor modal

mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh

pedagang . Dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.005, hal tersebut

menunjukan bahwa peningkatan jumlah modal sebesar Rp 1.000.000

menyebabkan kenaikan keuntungan sebesar Rp 4.505,- dengan

asumsi variabel independen yang lain tetap. Hubungan antara

variabel modal dengan variabel keuntungan sesuai dengan hipotesis

yang diajukan, yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara modal

dengan keuntungan pedagang di Pasar Setono Pekalongan. Karena

sebagian besar modal berasal dari modal sendiri diharapkan

pedagang menambah modal yang berasal dari sumber lain. Dalam

mengahadapi persaingan, pedagang diharapkan meningkatkan

promosi menjadi lebih intensif untuk menarik konsumen dan

Page 105: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

meningkatan pendapatan, modal dan tentunya keuntungan dari hasil

penjualan barang yang ada di Pasar Batik Setono Pekalongan.

b. Pengaruh Jam Berdagang Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar

Setono Pekalongan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t

statistik dari variabel jam berdagang -0,121 dengan taraf signifikan

5%, maka dapat diketahui bahwa faktor jam berdagang tidak

mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh

pedagang . Dengan nilai koefisien regresi sebesar -28487, artinya

jika jam berdagang bertambah 1 jam lamanya maka akan berakibat

pada keuntungan yang diperoleh mengalami penurunan sebesar

Rp 28.487,- dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Karena

dengan penambahan jam berdagang tanpa diimbangi dengan

penjualan, hanya akan menambah biaya yang dikeluarkan seperti

biaya listrik, biaya makan. hal ini akan mengakibatkan

penurunannya menurun.

c. Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar

Setono Pekalongan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t

statistik dari variabel pengalaman usaha 2,983 dengan taraf

signifikan 5%, maka dapat diketahui bahwa faktor pengalaman

usaha mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang

diperoleh pedagang . Dengan nilai koefisien regresi sebesar 88757,

artinya jika pengalaman usaha pedagang bertambah 1 tahun lamanya

Page 106: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

maka akan berakibat pada keuntungan yang diperoleh mengalami

kenaikan Rp 88.757- dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pedagang dalam

meningkatkan penjualan dipengaruhi oleh pengalaman pedagang,

semakin tinggi pengalaman pedagang akan semakin mengetahui

tentang bisnisnya sehingga hal ini akan memudahkan bagi pedagang

untuk menjual produknya.

d. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan Pedagang

Pasar Setono Pekalongan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t

statistik dari variabel jumlah tenaga kerja 3.184, berdasarkan hasil

uji t untuk taraf signifikansi 5% diketahui bahwa faktor tenaga kerja

mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh

pedagang. Dengan nilai koefisien regresi sebesar 59682, semakin

banyak pedagang menggunakan faktor tenaga kerja, akan

mempengaruhi keuntungan pedagang. Hubungan antara variabel

tenaga kerja dengan variabel keuntungan sesuai dengan hipotesis

yang diajukan, yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara tenaga

kerja dengan keuntungan pedagang. Sebagian pedagang Pasar

Setono Pekalongan, tenaga kerja yang digunakan adalah keluarga

pedagang dan pedagang sendiri.

e. Pengaruh Produk Yang Dijual Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar

Setono Pekalongan.

Page 107: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diketahui t

statistik dari variabel produk yang dijual -0,892 berdasarkan hasil uji

t untuk taraf tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa faktor produk

yang dijual tidak mempunyai pengaruh terhadap besrnya keuntungan

yang diperoleh pedagang. Dengan nilai koefisien regresi sebesar

-39560, hal ini berarti bahwa produk yang dijual tidak menjamin

berhasil tidaknya pedagang dalam menjalankan usahanya, termasuk

juga dalam memperoleh keuntungan yang meningkat atau dengan

kata lain tidak ada perbedaan keuntungan antara pedagang yang

bervariasi menjual barang dagangannya.

Page 108: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil analisis data yang diperoleh dari pedagang dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil regresi, analisis statistik dengan menggunakan uji

t, diketahui bahwa variabel modal yang dibutuhkan pedagang

mempunyai pengaruh yang signifikan/positif terhadap besarnya

keuntungan yang diperoleh pedagang Pasar Setono Pekalongan, jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa modal yang dibutuhkan pedagang

terbukti mempunyai pengaruh terhadap keuntungan pedagang.

2. Berdasarkan hasil regresi, analisis statistik dengan menggunakan uji

t, diketahui bahwa variabel jam berdagang tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap besarnya keuntungan pedagang,

jadi hipotesis yang menyatakan bahwa pengalaman usaha yang

dibutuhkan pedagang mempunyai pengaruh terhadap keuntungan

ternyata tidak terbukti.

3. Berdasarkan hasil regresi, analisis statistik dengan menggunakan uji

t, diketahui bahwa variabel pengalaman usaha yang dibutuhkan

pedagang Pasar Setono Pekalongan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap besarnya keuntungan pedagang , jadi hipotesis

yang menyatakan bahwa pengalaman usaha yang dibutuhkan

pedagang terbukti mempunyai pengaruh positif.

Page 109: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

4. Berdasarkan hasil regresi, analisis statistik dengan menggunakan uji

t, diketahui bahwa variabel jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

pedagang Pasar Setono Pekalongan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap besarnya keuntungan pedagang, jadi hipotesis

yang menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

pedagang terbukti mempunyai pengaruh terhadap keuntungan

pedagang

5. Berdasarkan hasil regresi, analisis statistik dengan menggunakan uji

t, diketahui bahwa variabel dummy produk yang dijual tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya keuntungan

pedagang, jadi hipotesis yang menyatakan bahwa produk yang dijual

oleh pedagang mempunyai pengaruh terhadap keuntungan tidak

terbukti.

B. Saran-saran

1. Para pedagang di Pasar Setono Pekalongan hendaknya berusaha

untuk menambah modal guna memperlancar usaha . Jika mengambil

kredit dari perbankan mengalami kesulitan para pedagang dapat

mencoba memperoleh dana ke berbagai macam lembaga keuangan

yang lain seperti lembaga keuangan mikro, koperasi, pegadaian dan

sebagainya.

2. Dalam rangka meningkatkan keuntungan usaha, disarankan kepada

para pedagang untuk lebih meningkatkan keterampilan atau keahlian

Page 110: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

yaitu memiliki sifat kewirausahaan untuk menunjang keuntungan

usaha yang dijalankan.

3. Berdasarkan kuesioner yang berkaitan dengan harapan responden

terhadap masa depan usahanya, tersirat bahwa pemerintah Kota

Pekalongan kurang memperhatikan kelangsungan usaha tersebut.

Sehingga diharapkan pemerintah dapat lebih aktif memantau

perkembangan usaha . Misalkan pengadaan penyuluhan dan

pelatihan pada tingkat Kelurahan untuk pengembangan usaha,

pemberian modal melalui koperasi simpan pinjam yang ada di

Kelurahan dan sebagainya.

4. Paguyuban pedagang di Pasar Setono Pekalongan yang telah ada

hendaknya lebih diaktifkan lagi untuk mewadahi aspirasi para

pedagang. Dengan semakin aktifnya paguyuban, diharapkan terjalin

kekerabatan antar pedagang.