bab iii pekan batik internasional dan .batik indonesia. tema yang diusung adalah batik ku, batik
Post on 06-Mar-2019
220 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
BAB III
PEKAN BATIK INTERNASIONAL DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PEKALONGAN
A. Latar Belakang Pekan Batik Internasional
Pekalongan yang menyandang gelar Kota Batik, sesungguhnya sudah
memiliki potensi sebagai kota tujuan wisata. Julukan itu tidak datang dengan
sendirinya tanpa sebuah alasan, akan tetapi datang dari suatu tradisi yang cukup
lama mengakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, ragam
kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik berkembang karena faktor sejarah,
perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran
baru. Industri batik di Kota Pekalongan yang mengalami pasang surut bahkan
sempat mati suri akibat guncangan krisis ekonomi, sepertinya tidak mau menyerah
begitu saja. Pada tahun 2003 ketika kegiatan batik mulai menunjukan geliat bangkit
seiring dengan munculnya pasar grosir batik yang tumbuh subur sebagai penyangga
industri perdagangan Kota Pekalongan. Pasar grosir ini menjadi tujuan wisata
belanja khas Kota Pekalongan bagi para pelancong. Melihat fenomena ini, para
pecinta batik membentuk Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan (PPBP). Dari
wadah ini akhirnya digelar festival batik yang pertama pada September 2003 dan
yang kedua pada September 2005 yang memperoleh dukungan dari Yayasan Batik
Indonesia (YBI) serta tokoh batik lainnya seperti Iwan Tirta (Wawancara dengan
M.Wahyu 27 Juni 2016).
Kemudian pada tahun 2007 berubah menjadi Pekan Batik Internasiona l.
Pengelolaanya diambil alih oleh Pemda. Pekan Batik Internasional merupakan gelar
budaya, wisata dan bisnis dalam dunia perbatikan di Kota Pekalongan. Pekan Batik
Internasional ini diadakan pada tahun ganjil, biasanya digelar dalam rangka Hari
Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober. Pekan Batik Internasional (PBI)
ini merupakan pengembangan dari event terdahulu khususnya Festival Batik yang
diprakarsai Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan (PPBP), yang saat ini
pengelolaanya dilakukan sepenuhnya oleh Pemda dan dilaksanakan oleh Event
Organizer.
Pekan Batik merupakan agenda rutin dan menjadi tradisi Pemerintah Kota
Pekalongan mendukung pariwisata dan promosi karya batik serta produk unggulan
Nusantara. Pada tahun 2015 Kota Pekalongan sudah menjadi anggota jaringan Kota
Kreativ Dunia, satu-satunya kota di Indonesia yang terpilih oleh UNESCO pada
bidang kerajinan dan kesenian rakyat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pada
kegiatan PBI 2015 mengundang UNESCO dan anggota Kota Kreativ Dunia untuk
datang sebagai peserta dan tamu undangan.
Kegiatan ini didukung oleh berbagai stakeholder terkait di Indonesia yakni,
Kementerian Pariwisata RI, Kementerian Perdagangan RI, Kementerian
Perindustrian RI, Kementerian Koperasi dan UKM RI, Kementerian Kominfo,
Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah RI Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah, Badan Ekonomi Kreativ RI,Asosiasi Pemerintah Kota
Seluruh Indonesia, BUMN, BUMD, Swasta dan UMKM.
B. Awal Pengelolaan Pekan Batik Internasional
1. Festival Batik Pekalongan
Event perdana Festival Batik tahun 2003 yang diselenggarakan di rumah
Dinas eks Residen Pekalongan (Bakorwil III Jateng) dengan menampilkan berbagai
kegiatan pameran koleksi batik nusantara ini tergolong sukses, tamu undangan yang
hadir tidak hanya tingkat lokal tetapi juga menteri dan para tamu mancanegara,
kerabat keraton Yogyakarta ikut menyaksikannya. Bahkan saat itu kemeja raksasa
setinggi pohon kelapa yang terbuat dari batik berhasil memecahkan rekor dan
dicatat oleh Museum rekor Indonesia (MURI) sebagai kemeja batik terbesar di
Indonesia. Gema Pekalongan sebagai Kota Batik semakin meluas. Tahun 2005
ajang festival batik kembali digelar pada bulan Sepetember Tahun 2005.
Penyelenggaraan kali kedua yang mengusung tema Dari Pekalongan
membatik dunia sangat besar pengaruhnya. Salah satu acara penting dalam
Festival Batik Pekalongan Tahun 2005 adalah seminar dengan tema "Cara
Mempersiapkan Mendirikan Museum Batik dan Pengelolaannya". Selain seminar
Museum Batik masih ada acara menarik lainya yaitu Batik on The Road, dimana
1000 meter batik akan di batik oleh 1000 orang pembatik di jalan protokol
Pekalongan ( jl Hayam Wuruk ). Direncanakan event tersebut akan memecahkan
Guiness Book of Record. Seperti tahun sebelumnya Festival Batik Pekalongan 2005
ini juga di meriahkan dengan Pameran Batik - batik antik, fashion show, workshop
pembuatan bahan warna alam untuk batik dan Gala Diner (Wawancara dengan
Trigandi Imamudin 17 Maret 2016).
Tema Festival Batik Pekalongan 2005 Dari Pekalongan Membatik Dunia
berikut perjuangan untuk mendapatkan Guinnes World Record untuk kategori batik
terpanjang telah menggugah kesadaran pentingnya branding, baik untuk batik
pekalongan maupun city branding itu sendiri. Target dari festival adalah
memperluas medan magnet festival batik pekalongan untuk dicatat di lembaga -
lembaga internasional. Bukan hanya Internasional di label event saja.
2. Sejarah Pekan Batik Internasional (tiap tahun)
Saat itu ada dua agenda yang dirancang oleh pemerintah pusat yakni Kota
yang menjadi alternatif event Pekan Batik Internasional yaitu antara Kota Makasar
dan Kota Pekalongan sebagai pilihan event yang akan dihadiri secara langsung oleh
Wapres Jusuf Kalla yang terkait dengan pengembangan industri yang berbasis
ekonomi kreativ pada saat tahun 2007. Walikota dr. HM Basyir Ahmad yang
melihat peluang itu dengan cepat melakukan pendekatan agar event itu bisa jatuh
di Kota Pekalongan. Dengan susah payah bersama jajaranya dalam rentang waktu
kurang dari dua bulan terpaksa harus bolak-balik Pekalongan-Jakarta, semua
dilakukan tidak lain untuk meyakinkan pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian
Perdagangan Industri, Pariwisata serta Kementrian Koperasi dan UKM. Kegigihan
dan jerih payah yang di fasilitasi oleh Yayasan Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
pusat yang dimotori oleh Iman Sucipto Umar disamping para pakar batik lokal
maupun pusat seperti Asmoro Dhamais, Iwan Tirta, Fatciah Ahmad, Umar Ahmad,
Dudung Ali Syabana, Fatchur Rochman, Balqis Diab dan beberapa lainya
membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Pekan Batik Internasional 2007
yang berlangsung selama lima hari ditetapkan di Kota Pekalongan (1-5 September).
(Riyanto DC, 2008: 10).
Pekan Batik Internasional (PBI) yang berlangsung di kota Pekalongan 1-5
September 2007 mengundang beberapa pembatik dari negara asing untuk membuka
stan. Dari pembatik asing itu, diharapkan Pekalongan menjadi daya tarik pengusaha
dari luar negeri. PBI dibuka oleh Wapres Jussuf Kalla itu akan mengadakan
beberapa kegiatan antara lain temu wicara dengan UKM Batik Nusantara bersama
Wapres, launching kampung batik di Kauman Kota Pekalongan, pameran batik,
street party yang diisi pesta kuliner, parade batik, malam apresiasi batik dan tour
budaya serta beberapa seminar yang menghadirkan pembicara Iwan Tirta dan
mantan Menparpostel Joove Ave. Bahkan dalam kegiatan itu, sudah dimulai sejak
Juni lalu berupa lomba menulis tentang Batik, lomba desain, tasyakuran setahun
museum batik serta bindang batik kontemporer. Wali Kota mengharapkan, dengan
kegiatan itu, batik Pekalongan makin dikenal dunia, sehingga ke depan pameran itu
akan mendunia sehingga kota di pantura itu bisa menjadi transaksi batik tingkat
dunia (Trias, Purwadi. 2007. Pekan Batik Internasional Undang Negara Asing,
Suara Merdeka 08 Agustus 2007).
Dengan adanya event Pekan Batik Internasional tahun 2007 ini. Secara tidak
langsung akan berdampak pada produk batik Pekalongan itu sendiri, selain itu juga
akan memperoleh pengakuan dari daerah lain bahkan luar negeri serta sebagai
upaya juga memperkenalkan ciri dan kualitas yang khas batik Pekalongan. Setelah
suksesnya diselenggarakanya PBI tahun 2007 pihak Pemerintah Kota Pekalongan
melanjutkan dengan diselenggarakan PBI tahun 2009 ini tepatnya pada tanggal 29
April sampai dengan tanggal 3 Mei 2009. Pekan Batik Internasional 2009
mempunyai tujuan yaitu untuk menunjukan Kota Pekalongan pantas menjadi icon
batik di Indonesia. Dari pihak Pemerintah Kota Pekalongan sendiri bertujuan untuk
memperkenalkan batik Pekalongan kepada UNESCO.
Melalui Pekan Batik Internasional semua jenis hasil produksi batik
Pekalongan dipromosikan di ajang PBI. Workshop tentang cara pembuatan
batikpun tak luput untuk dipamerkan, sehingga benar-benar menunjukkan bahwa
batik adalah budaya luhur bangsa Indonesia. Pekan Batik Internasional kedua ini,
dibuka oleh Menteri Perdagangan RI, Marie Elka Pangestu bertempat di Museum
Batik Indonesia. Tema yang diusung adalah Batik ku, Batik Kita, Batik Dunia. Satu
Nusa, Satu Bangsa, Satu Batik Indonesia. Tema pertama dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa batik adalah warisan yang sudah mendunia dan dimiliki serta
berasal dari warisan dan karya kreativ nenek moyang seluruh masyarakat Indonesia,
sedangkan tema kedua untuk membangkitkan semangat rasa memiliki terhadap
produk dalam negeri, sehingga masyarakat merasa bangga memakai batik sebagai
icon bud