analisis efisiensi komponen biaya dan pendapatan...

6
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi yang bersifat penyiaran (broadcast) yaitu radio merupakan salah satu media sebagai sarana komunikasi massa. Keberadaannya ditandai dengan fungsinya yang semakin akrab di telinga masyarakat. Radio sudah menjadi salah satu alternatif kebutuhan bagi masyarakat baik di kota maupun daerah untuk mendapatkan sumber informasi yang bersifat pendidikan maupun hiburan. Sebagai salah satu sarana menjangkau masyarakat, radio merupakan perangkat yang murah, aksesibel, dan memiliki daya jangkauan siaran yang cukup kuat sehingga dapat memberikan pengaruh besar dalam segala aspek. Maka dari itu radio merupakan media yang memiliki jangkauan selektif terhadap segmen pasar tertentu khususnya di Indonesia yang wilayahnya luas. Kebutuhan akan radio masih dirasa perlu khususnya di daerah-daerah dan radio telah menjawab kebutuhan untuk meyakinkan komunikasi yang dapat memacu perubahan masyarakat, berbeda dengan media cetak atau yang lainnya, radio merupakan media auditif yang bersifat atraktif. Perkembangan industri stasiun radio di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2009, jumlah stasiun radio di Indonesia adalah 1,288 stasiun, terdiri dari 384 frekuensi AM dan 904 frekuensi FM (Sumber: Data Stasistik Ditjen Postel Semester II Tahun 2009), di akhir tahun 2014 berkembang menjadi 2,018 stasiun terdiri atas 134 AM dan 1884 FM (Sumber: Data Statistik Ditjen Postel Semester II Tahun 2013). Secara keseluruhan pertumbuhan radio dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 sebesar 48.23% dengan total pertumbuhan rata-rata 9.65% disetiap tahunnya. Pertumbuhan stasiun radio dan persaingan antar sesama radio mengurangi pendapatan yang diperoleh dari iklan. Secara garis besar, efek kesejahteraan netto kompetisi stasiun radio tergantung dari kepentingan dan pilihan individu dalam mendengarkan radio. (Campbell 2006). Tabel 1 Pertumbuhan stasiun radio di Indonesia Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Radio AM & FM 1,288 1,488 1,636 1,751 1,986 2,018 Pertambahan radio 200 148 155 235 32 Pertumbuhan radio (%) 15.53 9.95 7.73 13.42 1.61 Sumber : Data Statistik Ditjen Postel Semester II (2013) Pertumbuhan jumlah radio yang signifikan ternyata tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah pendengar radio (radio reach) dalam populasi, jumlah lama waktu mendengarkan radio (time spent listening) dan jumlah alokasi belanja iklan radio (RadEx). Data Radio Reach atau jumlah pendengar radio (Lampiran 1) di kota- kota besar di Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, tidak mengalami pertumbuhan, dari tahun ke tahun bahkan beberapa di antaranya mengalami penurunan yaitu di kota Jakarta dan Semarang. Jumlah pendengar di kota Palembang yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kota-kota besar

Upload: vanthien

Post on 12-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis efisiensi komponen biaya dan pendapatan ...repository.sb.ipb.ac.id/2805/5/E48-05-Binuko-Pendahuluan.pdf1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi yang bersifat penyiaran (broadcast)

1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi yang bersifat penyiaran (broadcast) yaitu radio merupakan salah

satu media sebagai sarana komunikasi massa. Keberadaannya ditandai dengan

fungsinya yang semakin akrab di telinga masyarakat. Radio sudah menjadi salah

satu alternatif kebutuhan bagi masyarakat baik di kota maupun daerah untuk

mendapatkan sumber informasi yang bersifat pendidikan maupun hiburan.

Sebagai salah satu sarana menjangkau masyarakat, radio merupakan perangkat

yang murah, aksesibel, dan memiliki daya jangkauan siaran yang cukup kuat

sehingga dapat memberikan pengaruh besar dalam segala aspek. Maka dari itu

radio merupakan media yang memiliki jangkauan selektif terhadap segmen pasar

tertentu khususnya di Indonesia yang wilayahnya luas. Kebutuhan akan radio

masih dirasa perlu khususnya di daerah-daerah dan radio telah menjawab

kebutuhan untuk meyakinkan komunikasi yang dapat memacu perubahan

masyarakat, berbeda dengan media cetak atau yang lainnya, radio merupakan

media auditif yang bersifat atraktif.

Perkembangan industri stasiun radio di Indonesia dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2009, jumlah stasiun radio di Indonesia

adalah 1,288 stasiun, terdiri dari 384 frekuensi AM dan 904 frekuensi FM

(Sumber: Data Stasistik Ditjen Postel Semester II Tahun 2009), di akhir tahun

2014 berkembang menjadi 2,018 stasiun terdiri atas 134 AM dan 1884 FM

(Sumber: Data Statistik Ditjen Postel Semester II Tahun 2013). Secara

keseluruhan pertumbuhan radio dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014

sebesar 48.23% dengan total pertumbuhan rata-rata 9.65% disetiap tahunnya.

Pertumbuhan stasiun radio dan persaingan antar sesama radio mengurangi

pendapatan yang diperoleh dari iklan. Secara garis besar, efek kesejahteraan netto

kompetisi stasiun radio tergantung dari kepentingan dan pilihan individu dalam

mendengarkan radio. (Campbell 2006).

Tabel 1 Pertumbuhan stasiun radio di Indonesia

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Radio AM & FM 1,288 1,488 1,636 1,751 1,986 2,018

Pertambahan radio 200 148 155 235 32

Pertumbuhan radio (%) 15.53 9.95 7.73 13.42 1.61 Sumber : Data Statistik Ditjen Postel Semester II (2013)

Pertumbuhan jumlah radio yang signifikan ternyata tidak berbanding lurus

dengan pertumbuhan jumlah pendengar radio (radio reach) dalam populasi,

jumlah lama waktu mendengarkan radio (time spent listening) dan jumlah alokasi

belanja iklan radio (RadEx).

Data Radio Reach atau jumlah pendengar radio (Lampiran 1) di kota-

kota besar di Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, tidak

mengalami pertumbuhan, dari tahun ke tahun bahkan beberapa di antaranya

mengalami penurunan yaitu di kota Jakarta dan Semarang. Jumlah pendengar di

kota Palembang yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kota-kota besar

Page 2: Analisis efisiensi komponen biaya dan pendapatan ...repository.sb.ipb.ac.id/2805/5/E48-05-Binuko-Pendahuluan.pdf1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi yang bersifat penyiaran (broadcast)

2

lainnya, hal ini menunjukkan bahwa persaingan antara stasiun radio dalam

merebut pendengar semakin ketat, karena jumlah pendengar yang diperebutkan

cenderung tidak bertambah (Sumber: Keputusan Musyawarah Nasional XIV

PRSSNI 2015).

Demikian juga data time spent listening (Lampiran 2) atau lamanya waktu

mendengar dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 tidak mengalami

pertumbuhan, bahkan di kota-kota besar di Indonesia mengalami penurunan.

Lamanya waktu mendengar per minggu rata-rata 15.5 jam atau 2.2 jam per hari.

Menurut penelitian yang dilakukan Kamalzadeh (2013) bahwa waktu efektif yang

dibutuhkan pendengar kurang dari 1 (satu) jam, sedangkan waktu pasif

mendengarkan hanya berkisar 2 sampai 4 jam perhari di stasiun radio di Canada.

Hal ini menunjukkan kualitas isi siaran radio belum membuat pendengar

menikmati siaran radio dalam waktu yang lama atau program yang ditawarkan

kepada pendengar kurang menarik. Persaingan media-media di Indonesia dari

tahun ke tahun semakin ketat. Media-media dengan karakteristik masing-masing

menunjukkan keunggulannya, menampilkan inovasi secara sistem, teknologi dan

meyakinkan para pengiklan akan efektifitas medianya.

Data dari Nielsen (Lampiran 3) menunjukan bahwa, media televisi yang

paling signifikan pertumbuhannya dibandingkan dengan media yang lainnya

seperti koran, majalah, tabloid, radio serta media outdoor. Pertumbuhannya rata-

rata dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 sebesar 22.12%, hal ini

berbanding terbalik jika dibandingkan dengan pertumbuhan radio yang hanya

7.34%. Di sisi lain media-media ini yang diperhitungkan di masa digital saat ini.

Pertumbuhan rata-rata belanja iklan media (AdEx) dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2014 disetiap tahunnya sebesar 19.3% dan didominasi oleh

media televisi dan majalah.

Tabel 2 Pertumbuhan belanja iklan media (AdEx) dan belanja iklan radio (RadEx)

di Indonesia dari tahun 2008 sampai 2014 (Miliar rupiah)

Expenditure 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

AdEx 44,492 51,081 62,685 74,538 91,053 110,879 127,910 Growth of AdEx

(%) 14.81 22.72 18.91 22.16 21.77 15.36

RadEx 559 592 635 671 740 814 854 Growth of

RadEx (%) 5.90 7.26 5.67 10.28 10.00 4.91

Share RadEx (%) 1.26 1.16 1.01 0.90 0.18 0.73 0.67

Sumber : Media scene 2008 – 2014

Jika dibandingkan dengan belanja iklan radio (RadEx), data menunjukkan

bahwa rasio belanja iklan radio (RadEx) terhadap belanja iklan media (AdEx)

dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 rata-rata sebesar 0.88% dan setiap

tahunnya mengalami penurunan. Pertumbuhan rata-rata belanja iklan radio

(RadEx) disetiap tahunnya yang sebesar 7.34% tidak sebanding dengan

pertumbuhan rata-rata jumlah stasiun radio yang mencapai 9.65% per tahun.

Dapat dipastikan bahwa semakin banyak stasiun radio yang akan memperebutkan

belanja iklan yang jumlahnya terbatas dan juga semakin ketat dari tahun ke tahun. Penurunan ini terjadi akibat bergesernya animo pengiklan yang mengalokasikan

Page 3: Analisis efisiensi komponen biaya dan pendapatan ...repository.sb.ipb.ac.id/2805/5/E48-05-Binuko-Pendahuluan.pdf1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi yang bersifat penyiaran (broadcast)

3

ke medium lainnya yang dirasakan lebih tepat dan efektif. Terbitnya medium-

medium baru yang mulai menggantikan dan merebut kue iklan radio. Medium

baru dengan teknologi baru misalnya internet, memang berdampak langsung

khususnya di negara-negara maju.

Rumusan Masalah

PT. Dian Swara merupakan perusahaan swasta murni milik sebuah

keluarga. Perusahaan ini melakukan kegiatan perusahaannya dalam bidang radio

penyiaran dan event organizer. Selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun

2014 pendapatan perusahaan mengalami penurunan, presentase pertumbuhan rata-

rata dari tahun ke tahun hanya berkisar 1.27%. Menurunnya pendapatan

perusahaan terjadi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 disebabkan oleh

persaingan di dalam bisnis jasa penyiaran radio yang ketat yang ditandai dengan

jumlah pertumbuhan radio dan juga kondisi porsi kue iklan yang kecil sehingga

berdampak kepada penurunan pendapatan yang diperoleh dari iklan spot dan

sindikasi program. Berdasarkan survey bahwa jumlah stasiun radio swasta di

daerah Purwokerto berjumlah 6 (enam) perusahaan radio yang sejenis. Pendapatan

perusahaan dari event juga mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh

keadaan krisis ekonomi Eropa. Keadaan tersebut menyebabkan beberapa pihak

Principle dan Agency memberlakukan kebijakaan internalnya dari tahun 2012

sampai dengan tahun sekarang. Menurut hasil wawancara dari manajemen PT.

Dian Swara, bahwa dengan fenomena tersebut, banyak perusahaan-perusahaan

melakukan cut-off pada seluruh biaya promosinya, sedangkan dari kebijakan

internal beberapa Principle yaitu adanya perubahan tempat penyelengaraan event,

yang semula titik penyelenggaraannya didaerah Purwokerto dan sekitarnya

berpindah ke daerah lain. Menurut Kader et al. (2010) dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa tidak ada peningkatan secara signifikan efisiensi biaya

terhadap kebijakan pemerintah.

Tabel 3 Kinerja perusahaan PT. Dian Swara tahun 2009 sampai tahun 2014

(dalam juta rupiah)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 Pendapatan 1,148 1,437 1,585 547 560 750

Biaya 1,101 1,379 1,500 492 500 671 Pertumbuhan biaya (%) 0.96 0.96 0.95 0.90 0.89 0.90

Laba sebelum pajak 47 57 85 55 60 79

Pajak 6 7 11 7 7 10 Laba bersih 41 50 74 48 52 69

Piutang 285 277 268 177 211 409

Sumber : Laporan Neraca dan Rugi Laba PT.Dian Swara

Pada Tabel 3 biaya perusahaan mengalami fluktuatif dengan rata-rata

pertumbuhannya 0.55% dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Seiring

dengan penurunnya pendapatan, rasio biaya terhadap pendapatan dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2014 sangat tinggi dengan rata-rata sebesar 0.93%.

Berdasarkan wawancara dengan manajemen, hal ini disebabkan oleh tingginya

Page 4: Analisis efisiensi komponen biaya dan pendapatan ...repository.sb.ipb.ac.id/2805/5/E48-05-Binuko-Pendahuluan.pdf1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi yang bersifat penyiaran (broadcast)

4

biaya kegiatan off-air dan operasional dan juga langkah dari manajemen didalam

menekankan penggunaan modal dan asset untuk mengakselerasi pertumbuhan

pendapatan, dalam istilah ekonomi dikatakan dengan Capital Intensive.

Berdasarkan kondisi tersebut jajaran manajemen juga berusaha melakukan

efisiensi biaya-biaya operasionalnya sehingga di masa yang akan datang

pendapatan perusahaan dapat terus ditingkatkan. Penelitian yang dilakukan oleh

Pin-Wen (2002) mendefinisikan bahwa mergernya beberapa bank di Taiwan

tidak meningkatkan secara signifikan efisiensi biayanya.

Piutang perusahaan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 cenderung

mengalami kenaikan. Days of receivable adalah periode rata-rata yang diperlukan

untuk mengumpulkan piutang adalah 112 hari. Bagi suatu perusahaan jasa, yang

mendapat perhatian pertama adalah kemampuan perusahaan di dalam menagih

atau mengumpulkan piutangnnya. Semakin besar days of receivable, jika

perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul

karena tidak tertagihnya piutang, berarti perusahaan telah memperhitungkan

labanya terlalu besar (Munawir 1991). Menurut Sharaf et al. (2015) dalam

penelitiaannya mengemukakan bahwa adanya hubungan yang negatif signifikan

antara receivable collection period, iventories collection period dan leverage ratio

terhadap pendapatan perusahaan. Perusahaan harus mampu meningkatkan

pendapatan dan melakukan efisiensi biaya-biaya operasional. Efisiensi biaya-

biaya pada perusahaan dilakukan tidak hanya dalam keadaan menurunnya

produktivitas dan profitabilitas suatu perusahaan, tetapi harus terus dijalankan dan

menjadi salah satu pilar strategi dalam perusahaan (Mulia 2014).

Dengan kondisi seperti ini, efisiensi yang dilakukan PT. Dian Swara pada

komponen biaya dan pendapatan apakah sudah tepat. Dapatkah perusahaan ini

memiliki kemampuan untuk dapat bersaing dengan kompetitor yang ada terutama

dalam industri yang sejenis. Dengan mengkaji serta membandingkan komponen

biaya dan pendapatan secara tepat beserta faktor-faktor yang lain dengan

menggunakan pendekatan efisiensi, maka dimasa depan diharapkan pendapatan

perusahan dapat meningkat.

Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana perkembangan komponen-komponen biaya dan pendapatan

pada perusahaan PT. Dian Swara?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi efisiensi biaya dan pendapatan

di PT. Dian Swara?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari kegiatan penelitian

ini adalah :

1. Menganalisis perkembangan komponen-komponen biaya dan pendapatan

pada perusahaan PT. Dian Swara.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi biaya dan

pendapatan di PT. Dian Swara.

Page 5: Analisis efisiensi komponen biaya dan pendapatan ...repository.sb.ipb.ac.id/2805/5/E48-05-Binuko-Pendahuluan.pdf1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi yang bersifat penyiaran (broadcast)

5

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk perusahaan yang

bersangkutan, dan peneliti sendiri. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini berguna

untuk memberikan gambaran atau informasi bagi manajemen mengenai

komponen-komponen biaya dan pendapatan di dalam pengambilan keputusan

dengan menggunakan DEA (Data Envelopment Analysis). Bagi peneliti sendiri,

kegunaan penelitian ini adalah untuk melatih kemampuan menganalisis suatu

masalah yang dihadapi perusahaan berdasarkan data dan fakta serta mencari

media latihan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh, kususnya bagi institusi

yang berkaitan.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada aspek finansial perusahaan.

Data finansial bersumber dari laporan keuangan perusahaan dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2014. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat

dianalisa komponen biaya dan pendapatan yang terdapat di PT. Dian Swara.

2 TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Radio

Penyiaran atau broadcasting adalah proses penyampaian siaran yang

dimulai dari penyiapan materi produksi, proses produksi, penyiapan bahan siaran,

kemudian pemancaran sampai kepada penerimaan siaran tersebut oleh

pendengar/pemirsa disuatu tempat. Djamal dan Fachruddin (2011) sejarah

penemuan teknologi ditandai oleh tiga tonggak sejarah, yaitu berawal dari teori

matematis yang dikemukakan oleh Maxwell pada tahun 1864 yang dilanjutkan

pengembangannya oleh Herzt pada tahun 1887, dan diimplementasikan secara

praktis oleh Marconi pada tahun 1901 dengan pengiriman sinyal telegraf trans

atlantic dari Cornwall, Inggris ke New Foundland, Kanada. Amstrong

menemukan penerima superheterodyne dan mendapatkan paten pada tahun 1918,

dan pada tahun 1933 dia menemukan sistem pemancar FM (frequency

modulation) dan mendapatkan hak paten dari pemerintah Amerika pada Desember

1933. Sistem FM merupakan alternatif pemancaran radio secara AM (amplitude

modulation). Dikarenakan sistem AM mempunyai hambatan teknis yaitu :

interferensi noise external seperti kilat dan loncatan api busi kendaraan bermotor.

Akibatnya penangkapan sinyal sistem AM kurang jernih. Pada tahun 1961 siaran

radio FM mulai diperkenalkan di masyarakat Amerika, ternyata siaran FM

memiliki kelebihan dibandingkan dengan sistem radio AM. Hal ini dikarenakan

sistem FM kebal terhadap noise karena interferensi, walaupun jangkauan FM

tidak sejauh sistem AM, tetapi karena kualitas dan perangkat kerasnya lebih

murah dibandingkan dengan AM, maka radio FM dapat menjadi pesaing

eksistensi stasiun radio AM.

Page 6: Analisis efisiensi komponen biaya dan pendapatan ...repository.sb.ipb.ac.id/2805/5/E48-05-Binuko-Pendahuluan.pdf1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi yang bersifat penyiaran (broadcast)

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB