analisis dan perancangan 3d modelling …repository.amikom.ac.id/files/publikasi_10.11.3790.pdf ·...

20
ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING KARAKTER DAN BACKGROUND GAME THE HERO OF MAJAPAHIT MENGGUNAKAN METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Anselmus Aris Budi Prasetyanto 10.11.3790 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

Upload: trinhanh

Post on 01-Sep-2018

258 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING KARAKTER DAN BACKGROUND GAME THE HERO OF MAJAPAHIT MENGGUNAKAN

METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Anselmus Aris Budi Prasetyanto

10.11.3790

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2014

Page 2: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh
Page 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

ANALYSIS AND DESIGNING OF 3D MODELLING CHARACTERS AND BACKGROUNDS OF THE HERO OF MAJAPAHIT GAME USING SUBDIVISION

MODELLING & DIGITAL SCULPTING METHODS

ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING KARAKTER DAN BACKGROUND GAME THE HERO OF MAJAPAHIT MENGGUNAKAN METODE SUBDIVISION

MODELLING & DIGITAL SCULPTING

Anselmus Aris Budi Prasetyanto Tonny Hidayat

Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Subdivision modeling is a technique where the 3D polygonal modeling starts with geometric shapes. This method is done in stages starting with a low resolution mesh, the revised form, then divide into sub-mesh and adding detail. The process is repeated in order to get a good polygonal detail and can deliver 3D concept in question. Subdivision modeling typically uses Autodesk 3ds Max software, and will be used in modeling the basic characters and backgrounds.

Digital Sculpting (Indonesian: mematung secara digital) is a mesh and voxel geometry-based 3D modeling technique. Object is represented by a mesh surface that can pull and push the mesh around it, such as sculpting use clay. Volume objects are the basic elements and will create the subtle modeling and seem real. Digital Sculpting typically use Pixologic ZBrush software, and will be used in the characters and backgrounds modelling that require high detail and beautifully aesthetics.

In this paper, the authors will apply the two methods in making 3D modeling "Characters & Backgrounds of The Hero of Majapahit Game" which the render result looks eyecatching, detail, and looks real.

Keywords : 3D, Modelling, Subdivision Modelling, Digital Sculping

Page 4: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri hiburan global adalah salah satu bidang yang berkembang sangat pesat

dan selalu memunculkan beberapa kemajuan dalam beberapa dekade terakhir. Dapat

dikatakan ini terjadi karena beberapa faktor pendukung yang seiring dan sejalan dalam

mendorong perkembangan industri hiburan, semisal perkembangan teknologi,

kecanggihan sistem pembuatannya.

Menurut William Starlings, pada zaman sekarang yang segala sesuatu

menggunakan teknologi tidak lepas dari multimedia yang melengkapi teknologi tersebut.

Multimedia mempunyai peranan penting dari segala aspek, karena multimedia

merupakan pemicu (trigger) pembaca memperoleh sesuatu yang ‘lebih’ dibandingkan

topik yang dipelajari.

Teknik pembuatan modelling grafis sudah berhasil disingkap oleh akal cerdas

manusia beberapa abad yang lalu. Mulai dari berbasis sketsa 2D hingga modelling dalam

bentuk 3D, baik teknik manual maupun digital. Di era modern ini, grafis 3D telah

berkembang pesat dan mampu menjadi sarana pembelajaran dan ide kreatifitas,

terutama dalam bidang modelling, game, dan perfilman.

Saat ini banyak sekali berkembang game dan film 3D yang mengangkat tema

Thriller, Sci – Fi, Action, History, Fantasy, dan sebagainya yang memerlukan beberapa

penataan dan design yang luar biasa dalam hal karakter, background maupun properti

serta peralatan pendukung yang akan dilibatkan didalamnya. Namun, untuk saat ini

sangat jarang yang mengangkat tema mengenai sejarah lokal di Indonesia. Oleh karena

hal tersebut, penulis ingin membuat beberapa 3D modelling karakter dan background

yang mengangkat tema sejarah lokal di Indonesia, yaitu dari cerita Damarwulan yang

berasal dari Kerajaan Majapahit. 3D modelling karakter dan background The Hero of

Majapahit ini akan dibuat menggunakan 2 Metode, yaitu Metode Subdivison Modelling

dan Metode Digital Sculpting, dimana 3D modelling karakter dan background tersebut

kelak dapat digunakan di suatu industri game 3D, atau bahkan industri perfilman 3D.

1.2 Metode Pengumpulan Data

Penulis mendapatkan data melalui berbagai macam metode, yaitu:

a. Metode Kepustakaan, yaitu proses pengumpulan data melalui buku-buku,

tutorial-tutorial dan segala materi yang berkaitan dengan proses produksi 3D

modelling yang dapat diperoleh di perpustakaan.

Page 5: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

2

b. Metode Observasi, yaitu memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan

berbagai 3D modelling karakter dan background pada game dan film 3D terkenal.

c. Metode Study Literatur, yaitu mengambil data melalui cara pemanfaatan fasilitas

internet, dengan menjelajahi situs-situs yang berhubungan dengan 3D modelling.

d. Metode Wawancara, yaitu penulis bertanya dan berkonsultasi langsung dengan

orang-orang yang telah lama menggeluti pembuatan 3D modelling, terutama di

bidang 3D game.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis adalah penelitian suatu

peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb.) untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dsb.).1 Analisis juga diartikan sebagai

penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri

serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman

arti keseluruhan.

2.2 Definisi Perancangan

Menurut Al-Bahra bin Ladjamudin, Perancangan2 adalah suatu kegiatan yang

memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-

masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang

terbaik.

2.3 Definisi 3D Modelling

Menurut William Vaughan, 3D modelling3 adalah hasil dari representasi dari

proses secara matematika yang membentuk objek 3D. Hasil dari proses tersebut adalah

apa yang sekarang ini disebut dengan 3D model atau 3D Mesh.

1 Website Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id/analisis, diakses tanggal 28

September 2013 pukul 01.16 WIB

2 Al-Bahra bin Ladjamudin, Analisis & Desain Sistem Informasi, 2005 hal.39

3 William Vaughan, Digital Modelling (USA: New Riders), 2011 hal. 4

Page 6: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

3

2.4 Definisi Karakter dan Background4

Menurut W.B. Saunders (1977: 126), karakter adalah penggambaran tokoh, sifat

nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati

pada individu. Background memiliki arti latar belakang yang bisa diartikan sebagai bidang

atau celah yang terlihat paling jauh ketika melihat suatu objek. Dalam bidang desain

grafis, background adalah istilah untuk layer yang berada pada posisi paling bawah.

2.5 Dasar 3 Dimensi

Menurut Vaughan, untuk memproduksi sebuah karya 3 dimensi yang baik, dapat

dibagi menjadi beberapa tahapan produksi5 yang masing–masing dikerjakan oleh

bagian–bagian yang berbeda, yakni : Story, Visual Design, Storyboard, Edit, Audio,

Modelling, Scene Setup, Texturing, Rigging, Animation, Effects, Lighting, Rendering,

Compositing.

Dalam proses produksinya, Vaughan memberi skema6 yang menggambarkan

tahapan kerja masing-masing bagian seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Ilustrasi produksi menurut William Vaughan

4 Anggota IKAPI, Kamus Istilah Komputer untuk Orang Awam (Palembang: Maxikom), 2009 hal. 16

5 William Vaughan, Digital Modelling (USA: New Riders), 2011 hal. 23

6 William Vaughan, Digital Modelling (USA: New Riders), 2011 hal. 24

Page 7: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

4

2.6 Metode Subdivison Modelling

Subdivision Modelling7 merupakan teknik pemodelan polygonal 3D dimana

dimulai dengan bentuk geometris. Metode ini dikerjakan secara bertahap mulai dengan

mesh resolusi rendah, revisi bentuk, kemudian membagi menjadi sub-mesh dan

menambahkan detail. Proses tersebut diulang–ulang agar mendapatkan detail polygonal

yang baik dan bisa menyampaikan konsep 3D yang dimaksud. Subdivision modelling

biasanya menggunakan software Autodesk 3Ds Max. Terdapat istilah-istilah yang

terdapat dalam pemodelan 3D berbasis Subdivision yaitu: Vertex, Edge, Polygon, Mesh,

Triangle, Quad, N-Gon, Pole, dan N-Pole.

Pemodelan dengan menggunakan Subdivisional hampir serupa dengan

pemodelan polygon karena dibuat dari kumpulan titik – titik, edge, dan polygon. Namun,

juga memiliki kelebihan dari pemodelan permukaan NURBS. Sehingga termasuk dalam

kategori tersendiri. Bagian permukaan (SubD) adalah algoritma perbaikan yang

menciptakan permukaan halus melengkung dari polygonal mesh kasar (juga disebut

mesh basis). Proses ini mengambil basis mesh dan menciptakan permukaan halus

menggunakan simpul asli sebagai titik kontrol, juga disebut sebagai sangkar kontrol.

Jumlah polygon, atau subdivisi, dihasilkan dari SubD dapat disesuaikan ke tingkat yang

bervariasi kepadatannya, dan benda-benda halus yang kompleks dapat dibuat secara

cepatdan cara yang dapat diprediksi dari sangkar dasar yang sederhana. Hal ini

membuat SubD pilihan yang populer bagi kebanyakan pemodel digital.

Proses produksi pada Metode Subdivision Modelling sebagai berikut:

a. Geometry Modelling

b. Texturing

c. Lighting

d. Rendering

e. Exporting (dilakukan jika ingin mengexport ke software lain)

2.7 Metode Digital Sculpting

Digital Sculpting merupakan teknik pemodelan 3D berbasis geometri mesh dan

voxel. Objek diwakili oleh permukaan mesh yang dapat menarik dan mendorong mesh

sekitarnya, seperti mematung menggunakan tanah liat. Volume objek merupakan elemen

7 William Vaughan, Digital Modelling (USA: New Riders), 2011 hal. 112

Page 8: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

5

dasar dan akan tercipta modelling yang halus dan tampak nyata. Digital Sculpting

umumnya menggunakan software Pixologic ZBrush atau Autodesk Mudbox. Biasa

digunakan dalam modelling karakter, background, dan segala properti yang

membutuhkan detail tinggi dan estetika yang indah.8 Mayoritas software digital sculpting

menggunakan geometri berbasis mesh, di mana obyek diwakili oleh permukaan mesh

saling poligon yang dapat mendorong dan menarik sekitar. Proses ini mirip dengan saat

membentuk suatu benda dari logam yang meleleh. Software digital sculpting lainnya

menggunakan geometri berbasis voxel, di mana volume objek adalah elemen dasar .

Bahan dapat ditambahkan dan dihapus, seperti patung tanah liat.

Digital Sculpting masih merupakan metode yang sangat baru, tetapi telah

menjadi sangat populer dalam beberapa tahun belakangan ini. Sculpting sering dapat

mempermudah pembuatan detail mesh yang sangat rumit yang tidak mungkin dibuat

dengan menggunakan teknik pemodelan 3D tradisional . Hal ini membuat lebih bagus

untuk mencapai hasil modelling yang photorealistic dan hyperrealistic. Sculpting terutama

digunakan dalam High poly organic modelling (penciptaan model 3D yang terdiri dari

kurva atau permukaan tidak; teratur, kebalikan dari Hard Surface modelling). Hal ini bisa

untuk membuat source meshes untuk model low poly game yang digunakan dalam video

game. High poly sculpts juga banyak digunakan dalam karya seni untuk film, desain

industri, seni, ilustrasi fotorealistik, dan prototyping dalam pencetakan 3D.

Proses produksi pada Metode Digital Sculpting sebagai berikut:

a. Sculpt Modelling

b. Texturing

c. Lighting

d. Rendering

e. Exporting (dilakukan jika ingin mengexport ke software lain)

3. ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1 Ide Modelling

Pencarian ide untuk pembuatan 3D modelling karakter dan background dilakukan

dengan cara mencari referensi melalui tayangan film laga “Damarwulan” yang

8 http://theorangeduck.com/page/digital-sculpting , diakses 29 September 2013 pukul 08.35 WIB

Page 9: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

6

ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta. Pencarian ide juga dilakukan dengan

cara mencari sejarah kerajaan Majapahit melalui buku, kitab – kitab kuno, dan internet.

Dari pencarian ide ini penulis memilih konsep 3D modelling tokoh – tokoh utama dan

backgound tempat yang ada dalam legenda Damarwulan dari Kerajaan Majapahit.

3.2 Tema

Perancangan 3D Modelling ini mengangkat tema sejarah dan kepahlawanan

pada jaman Kerajaan Majapahit, dimana mengacu pada seorang tokoh utama, yaitu

Damarwulan.

3.3 Sketsa Desain Modelling

Gambar 3.1. Sketsa Damarwulan, Minakjinggo, Ratu Kencana Wungu dan Dewi

Anjasmara

Gambar 3.2. Sketsa Patih Logender, Patih Udara dan Kebo Marcuet

Page 10: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

7

3.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT Metode Subdivison

Modelling Metode Digital Sculpting

Strength

(Kekuatan)

Perubahan permukaan poligon lebih leluasa

Paling mudah digunakan

Relatif mudah dikontrol, dibentuk, dan diberi warna ataupun material

Tingkat detail yang tinggi.

Hasil render yang halus.

Bisa membentuk model sesuai keinginan kita tanpa harus memperhatikan banyaknya jumlah polygon yang rumit.

Mempunyai nilai estetika yang indah.

Weakness

(Kelemahan)

Tingkat detail dan kehalusan hasil render sangat tergantung pada jumlah poligon yang rumit.

Lama pengerjaan relatif lebih lama.

Perubahan yang dilakukan pada suatu permukaan, akan sangat mempengaruhi permukaan yang lainnya.

Dibutuhkan kesabaran dan waktu pengerjaan yang cukup lama.

Tingkat ketelitian harus tinggi.

Opportunities

(Peluang)

Akan banyak dipakai dalam 3D modelling karakter, background dan segala model 3D yang mempunyai tepian sudut (edge).

Akan banyak dipakai dalam pembuatan modelling karakter, background dan pernak-pernik yang membutuhkan estetika & tingkat detail yang tinggi.

High poly sculpts akan banyak digunakan dalam film, game, desain industri, seni, ilustrasi photorealistic, ilustrasi hyperrealistic, dan prototyping dalam

pencetakan 3D.

Threat Semakin banyak bermunculan metode –

Masih banyak yang belum familiar dan

Page 11: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

8

(Ancaman) metode baru dalam pemodelan 3D yang mengandalkan basis mesh, kurva, & voxel yang menghasilkan hasil rendering lebih halus dan detail daripada Subdivision Modelling.

kesulitan dalam penerapannya.

Banyak yang menganggap Digital Sculpting lebih rumit daripada metode-metode lain yang sudah lama digunakan.

3.5 Analisis Kebutuhan Sistem

3.5.1 Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional merupakan jenis kebutuhan yang berisi hal apa saja yang

bisa dilakukan oleh suatu produk / sistem. Kebutuhan fungsional juga berisi informasi apa

saja yang harus ada dan dihasilkan oleh suatu produk / sistem. Diharapkan produk 3D

modelling yang dihasilkan mampu melakukan fungsi – fungsi sebagai berikut :

1. Pengguna dapat menggunakan 3D modelling karakter & background

“The Hero of Majapahit” dalam pembuatan game, atau untuk pembatan

film animasi 3D.

2. Pengguna dapat mengambil referensi dari 3D modelling karakter &

background “The Hero of Majapahit” sebagai acuan.

3. Pengguna dapat dengan mudah memodifikasi kembali 3D modelling

karakter & background “The Hero of Majapahit”.

4. Pengguna dapat menggabungkan 3D modelling karakter & background

“The Hero of Majapahit” dengan berbagai unsur multimedia lainnya.

3.5.2 Kebutuhan Non Fungsional

3.5.2.1 Analisis Kebutuhan Hardware

Analisis ini menyangkut kebutuhan perangkat keras (hardware) dalam proses

produksi 3D Modelling karakter dan background The Hero of Majapahit. Hardware yang

penulis gunakan adalah :

a. Processor Intel Core i5-3570 3rd Gen Ivy Bridge

b. RAM 8GB DDR3(2x4GB) GSkill Kit

c. VGA NVIDIA GTX 660Ti 2GB DDR5

Page 12: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

9

d. MSI Z77A-G45 DDR3 OB Thunderbolt

e. Seagate 1TB SATA3 Harddisk

f. Dell 2320 LED Monitor

g. Power Supply 1200 Va

h. DVD ROM Samsung

3.5.2.2 Analisis Kebutuhan Software

Analisis ini menyangkut kebutuhan perangkat lunak (software) dalam proses

produksi 3D Modelling karakter dan background The Hero of Majapahit. Software yang

penulis gunakan adalah :

1. Microsoft Windows 7 Ultimate 64bit (Sistem Operasi)

2. Autodesk 3Ds Max 2013 (untuk Subdivision Modelling)

3. Pixologic ZBrush 4R5 (untuk Digital Sculpting)

4. Adobe Photoshop CS6 (untuk pembuatan UV Map)

5. DAZ Bryce 7 Pro (untuk pembuatan 3D background)

4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Produksi

Proses setelah Pra produksi adalah proses produksi. Dalam proses ini akan

dijelaskan proses pembuatan karakter dan background 3D dari modelling hingga proses

rendering. Untuk proses produksi yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

a. Modelling (Geometry / Sculpt)

b. Texturing

c. Lighting

d. Rendering

e. Exporting (dilakukan jika ingin mengexport ke software lain)

Page 13: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

10

4.2 Metode Subdivision Modelling

4.2.1 Geometry Modelling

Geometry modelling merupakan tahap pembentukan model karakter dan

background dari sketsa model yang sudah dirancang sebelumnya yang nantinya akan

digunakan dalam pembuatan game menggunakan bentuk – bentuk geometris dasar,

kemudian membentuknya hingga menjadi bentuk model yang sudah ditentukan. Dalam

tahap modelling ini, penulis mengambil contoh dalam pembuatan model karakter Ratu

Kencana Wungu.

Gambar 4.1. Hasil akhir tahap modelling Ratu Kencana Wungu

4.2.2 Texturing

Texturing merupakan proses pemberian material atau karakteristik tertentu pada

permukaan objek agar terkesan lebih realistis. Texturing bisa mengambil material dari

bawaan software modelling, maupun bisa membuat sendiri image material yang

diinginkan.

Page 14: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

11

Gambar 4.2. Proses texturing ke polygon yang telah diseleksi

4.2.3 Lighting

Lighting merupakan proses pemberian efek cahaya pada suatu sudut pandang di

objek agar terlihat nyata.

Gambar 4.3. Proses peletakkan titik lighting

4.2.4 Rendering

Rendering merupakan proses akhir dari keseluruhan proses pemodelan di

komputer. Semua data yang dimasukkan dalam modelling, texturing dan lighting akan

diterjemahkan dalam sebuah bentuk output.

Gambar 4.4. Hasil rendering

4.2.5 Exporting

Exporting merupakan proses perubahan suatu format file ke format file lain. Hal

ini dilakukan apabila file modelling akan digunakan dalam software lain.

Page 15: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

12

Gambar 4.5. Pengaturan Exporting

4.3 Metode Digital Sculpting

4.3.1 Sculpt Modelling

Sculpt modelling merupakan modelling dengan cara yang hampir mirip dengan

mematung menggunakan tanah liat. Sculpt modelling bisa menggunakan objek mesh

atau sphere yang sudah disediakan, atau bisa juga dengan menggunakan file *.obj dari

hasil export model software lain. Penulis mengambil contoh pembuatan mahkota Ratu

Kencana Wungu.

Gambar 4.6. Hasil akhir sculpt modelling mahkota

Page 16: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

13

4.3.2 Texturing

Gambar 4.7. Hasil texturing

4.3.3 Lighting

Gambar 4.8. Pengaturan Lights Shadow

4.3.4 Rendering

Gambar 4.9. Hasil rendering menggunakan ZBrush

Page 17: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

14

4.3.5 Exporting

Gambar 4.10. Proses exporting pada ZBrush

4.4 Perbandingan Hasil Metode Modelling

Aspek yang dibandingkan Metode Subdivision Modelling

Metode Digital Sculpting

Jumlah Poligon Jumlah poligon lebih sedikit daripada jumlah poligon Digital Sculpting.

Jumlah poligon lebih banyak daripada jumlah poligon Subdivision Modelling.

Tingkat Detail Jumlah segment lebih sedikit dan renggang, sehingga detail kurang.

Jumlah segment lebih banyak dan lebih rapat, sehingga hasilnya sangat detail.

Tingkat Kehalusan Segment poligon masih nampak jika jumlah iterasi smooth kurang dari 3.

Terlihat sangat halus karena susunan segment poligon yang rapat.

Proses Texturing Lebih mudah & lebih flexible. Berbagai format image dan material dapat digunakan untuk texturing.

Lebih rumit dan terbatas. Hanya format material / texture tertentu yang bisa digunakan.

Proses Lighting Lebih variatif dengan berbagai macam pilihan lighting & pengaturan letak spotlight yang mudah.

Pengaturan lighting kurang jelas & pengaturan letak spotlightnya membingungkan bagi pengguna yang belum paham.

Proses Rendering Lebih praktis & pengaturan rendering yang mudah dimengerti, karena input, proses & output rendering bisa dilihat & disimpan secara langsung.

Lebih rumit & kurang praktis, karena untuk dapat menyimpan hasil output rendering, harus melakukan exporting ke software lain dulu.

Page 18: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

15

Gambar 4.11. Perbandingan 3D modelling menggunakan Subdivison Modelling & Digital

Sculpting

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian yang telah penulis lakukan, dalam Analisis dan Perancangan

3D Modelling Karakter dan Background Game The Hero of Majapahit Menggunakan

Metode Subdivision Modelling & Digital Sculpting dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Metode Subdivision Modelling lebih cocok digunakan untuk pembuatan 3D

modelling karakter, background, dan segala 3D modelling yang mempunyai

tepian sudut (edge).

2. Metode Digital Sculpting lebih cocok digunakan untuk pembuatan 3D

Modelling karakter, background, dan segala 3D modelling yang

membutuhkan tingkat detail dan kehalusan tinggi serta nilai estetika yang

indah yang mendekati kondisi asli pada dunia nyata (ilustrasi photorealistic,

ilustrasi hyperrealistic, dan prototyping dalam pencetakan 3D).

3. Kelebihan metode Subdivision Modelling adalah paling mudah digunakan,

perubahan permukaan poligon lebih leluasa, dan lebih mudah dalam coloring

dan teksturing. Kelemahan metode Subdivision Modelling adalah tingkat

detail dan kehalusan hasil render sangat tergantung pada jumlah poligon

yang rumit.

Page 19: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

16

4. Kelebihan metode Digital Sculpting adalah bisa membentuk model sesuai

keinginan kita tanpa harus memperhatikan banyaknya jumlah polygon yang

rumit, mempunyai tingkat detail yang tinggi dan hasil render yang lebih halus

daripada metode yang lainnya. Kelemahan metode Digital Sculpting adalah

perubahan yang dilakukan pada suatu permukaan, akan sangat

mempengaruhi permukaan yang lainnya & dibutuhkan ketelitian yang tinggi.

5. Metode Digital Sculpting ke depannya akan lebih banyak digunakan dalam

3D modelling, karena dalam game sekarang lebih banyak mengacu pada

detail yang hampir menyerupai dengan kondisi dunia nyata (hyperrealistic).

6. Penggunaan Autodesk 3Ds Max dalam metode Subdivision Modelling

merupakan pilihan yang tepat karena software tersebut merupakan software

modelling berbasis polygon yang lengkap. Penggunaan Pixologic ZBrush

dalam metode Digital Sculpting merupakan pilihan yang tepat karena ZBrush

merupakan software berbasis mesh dan voxel. Sedangkan untuk pembuatan

background game yang bagus, penggunaan software Bryce 7 Pro dirasa

tepat, karena software tersebut bisa memeberikan efek realistic pada 3D

background yang dihasilkan..

5.2 Saran

Dalam pembuatan 3D modelling, diharapkan kesadaran yang tinggi dalam tiap

proses yang dilalui. Salah satunya adalah dengan tidak membebani beberapa job kepada

satu individu, atau bahkan memberikan satu individu job ganda dalam beberapa pos

yang ada dalam proses produksi.

Industri pembuatan game berskala besar memiliki ratusan pendukung dari

berbagai studio yang memiliki keunggulan di bidang masing – masing. Sehingga dengan

mengakomodir dan memaksimalkan keunggulan yang ada akan didapat hasil akhir yang

menakjubkan. Untuk menghasilkan hasil akhir yang menakjubkan tersebut, dibutuhkan

juga sepesifikasi komputer yang tinggi dalam proses texturing dan rendering, baik

rendering 3D modelling maupun rendering 3D animasi.

Page 20: ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3790.pdf · METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH ... then divide into sub-mesh

17

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bahra, Ladjamudin. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Autodesk, Inc. 2013. Autodesk 3Ds Max. http://www.autodesk.com/products/ autodesk-3ds-max/overview. diakses 30 September 2013 pukul 17.40 WIB

IKAPI. 2009. Kamus Istilah Komputer untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom

Hendratman, Hendi. 2012. The Magic of 3D Studio Max. Bandung: Penerbit Informatika

Keller, Eric. 2011. E-Book Introducing ZBrush 4. USA: Sybex

Holden, Daniel. 2012. Subdivison Modelling. http://theorangeduck.com/page/

subdivision-modelling. diakses 29 September 2013 pukul 08.20 WIB

Holden, Daniel. 2012. Digital Sculpting. http://theorangeduck.com/page/digital-

sculpting. diakses 29 September 2013 pukul 08.35 WIB

Kemdikbud. 2012. Pengertian Analisis. http://kbbi.web.id/analisis. Diakses tanggal 28 September 2013 pukul 01.16 WIB

Keraf, Gorys. 2001. Argumentasi dan Narasi. Surabaya: Erlangga

Munir. 2012. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Nasution, S. 2004. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Pixologic, Inc. 2012. Pixologic ZBrush. http://pixologic.com/zbrush/features/

overview/. diakses 30 September 2013 pukul 18.05 WIB

Seaut, Cedric. 2010. E-Book Character Modelling. USA: 3D Total

Vaughan, William. 2011. E-Book Digital Modelling. USA: New Riders

Wikimedia Foundation, Inc. 2011. DAZ 3D Bryce 7. http://en.wikipedia.org/

wiki/Bryce_(software). diakses 30 September 2013 pukul 18.20 WIB