analisis dan li dul (autosaved)

13
Analisis Masalah 1. Satu tahun yang lalu pernah mengeluh sakit di daerah tengkuk dan berobat ke praktek dan dokter mengatakan Tn. Menderita penyakit darah tinggi namun hanya berobat satu bulan kemudian tidak pernah berobat lagi. d.Mengapa daerah tengkuk terasa sakit ? jawab: banyak sekali penyebab daerah tengkuk terasa sakit seperti salah berbaring.namun kalau ditinjau dari kasus ini,memang nyeri tengkuk merupakan salah satu gejala hipertensi,akibat berkurangnya pasokan darah ke daerah sekitar leher.jika iti terjadi ke otak maka timbul sakit kepala. 2. Riwayat darah tinggi dalam keluarga (+), ayah meninggal karena stroke. Tidak ada riwayat merokok dan tidak pernah menderita sakit paru. Tn. B senang makan makanan cemilan yang digoreng b. bagaimana hubungan riwayat hipertensi dan stroke orangtua dan tn. B pada kasus ini ? jawab: jelas bahwa hipertensi dapat diturunkan dari orang tua(herediter) secara genetic.anak yang salah satu orang tuanya menderita hipertensi kemungkinan untuk diturunkan adalah 25 % sedangkan apabila kedua orang tuanya terkena maka kemungkinan 60% untuk diturunkan. untuk kasus stroke pada orang tua tidak ada hubungannya dengan kasus ini karena stroke sendiri merupakan

Upload: arvin-arliando

Post on 10-Apr-2016

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

medical

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Dan LI Dul (Autosaved)

Analisis Masalah

1. Satu tahun yang lalu pernah mengeluh sakit di daerah tengkuk dan berobat ke praktek dan

dokter mengatakan Tn. Menderita penyakit darah tinggi namun hanya berobat satu bulan

kemudian tidak pernah berobat lagi.

d.Mengapa daerah tengkuk terasa sakit ?

jawab: banyak sekali penyebab daerah tengkuk terasa sakit seperti salah berbaring.namun

kalau ditinjau dari kasus ini,memang nyeri tengkuk merupakan salah satu gejala

hipertensi,akibat berkurangnya pasokan darah ke daerah sekitar leher.jika iti terjadi ke otak

maka timbul sakit kepala.

2. Riwayat darah tinggi dalam keluarga (+), ayah meninggal karena stroke. Tidak ada

riwayat merokok dan tidak pernah menderita sakit paru. Tn. B senang makan makanan

cemilan yang digoreng

b. bagaimana hubungan riwayat hipertensi dan stroke orangtua dan tn. B pada kasus

ini ?

jawab: jelas bahwa hipertensi dapat diturunkan dari orang tua(herediter) secara

genetic.anak yang salah satu orang tuanya menderita hipertensi kemungkinan untuk

diturunkan adalah 25 % sedangkan apabila kedua orang tuanya terkena maka

kemungkinan 60% untuk diturunkan.

untuk kasus stroke pada orang tua tidak ada hubungannya dengan kasus ini karena

stroke sendiri merupakan manifestasi dari hipertensi itu sendiri yang melewati

ambang batas pada keadaan-keadaan tertentu.

7. Dokter puskesmas menyimpulkan Tn. B menderita penyakit jantung hipertensi

a. Apa level kompetensi seorang dokter umum pada kasus ini ?

Page 2: Analisis Dan LI Dul (Autosaved)

Jawab: pada kasus jantung hipertensi atau hipertensi esensial kompetensi dokter umum

indonesia berdasarkan SKDI adalah 4A yaitu Lulusan dokter mampu membuat diagnosis

klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

b. apa saja peran dokter umum terkait level kompetensi pada kasus ini ?

jawab: untuk membuat diagnosis klinik maka dokter harus mampu menganamnesis

pasien secara komprehensif dan melakukan pemeriksaan fisik ataupun penunjang

lainnya.

Untuk penatalaksanaan

Prognosis pada kasus ini tergantung seberapa besar hipertrofi ventrikel kiri.karena

semakin besar LVH maka semakin besar kemungkinan komplikasi terjadi.

Untuk pengobatan terbagi atas 2 jenis yaitu terapi non Farmakologis dan

Farmakologis.

c. apa saja risk factor pada kasus ini ?

jawab: Faktor genetik (tidak dapat dimodifikasi atau dikendalikan) :

Usia, hipertensi umumnya berkembang antara 35 – 55 tahun

Etnis,  etnis Amerika keturunan Afrika (40 %)menempati risiko tertinggi terkena

hipertensi

Keturunan, beberapa peneliti meyakini bahwa 30-60% kasus hipertensi adalah

diturunkan secara genetis.

Jenis kelamin,wanita lebih resisten terkena hipertensi karena faktor hormonal,kecuali

saat setelah menopause.

Faktor lingkungan  (dapat dimodifikasi)

Diet, makanan dengan kadar garam tinggi dapat meningkatkan tekanan darah seiring

dengan bertambahnya usia.

Page 3: Analisis Dan LI Dul (Autosaved)

Obesitas/kegemukan, tekanan darah meningkat seiring dengan peningkatan berat

badan.

Merokok, dapat meningkatkan tekanan darah dan cenderung terkena penyakit jantung

koroner.

Kondisi penyakit lain, seperti diabetes melitus tipe 2 cenderung meningkatkan risiko

peningkatan tekanan darah 2 kali lipat.

Jarang berolahraga dapat meningkatkan tekanan darah sehubungan dengan

pembentukan plak pada pembuluh darah

Obat-obatan dan minuman yang beralkohol

Stress(tekanan),ini hanya bersifat sementara.

Learning Issues

JANTUNG HIPERTENSI

A.    Pengertian

Penyakit jantung hipertensi atau Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah

yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left

ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit

jantung kronis (CHF), yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak

sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan.

Penyakit jantung hipertensi merujuk kepada suatu keadaan yang disebabkan oleh

peningkatan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak

terkendali dapat mengubah struktur miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung.

Page 4: Analisis Dan LI Dul (Autosaved)

Perubahan-perubahan ini dapat mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit arteri

koroner, gangguan sistem konduksi, disfungsi sistolik dan diastolik miokard yang nantinya

bermanifestasi klinis sebagai angina (nyeri dada), infark miokard, aritmia jantung (terutama

fibrilasi atrium) dan gagal jantung kongestif.

B.     Etiologi

Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung,  dan seiring dengan

berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung

memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang

meningkat, ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap

menitnya (cardiac output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan makin

terlihat.

Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan stroke.

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik ( menurunnya suplai

darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan

jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang

menebal.

Tekanan darah tinggi juga berpenaruh terhadap penebalan dinding pembuluh darah

yang akan mendorong terjadinya aterosklerosis (peningkatan kolesterol yang akan

terakumulasi pada dinding pembuluh darah). Hal ini juga meningkatkan resiko seangan

jantung dan stroke. Penyakit jantung hipertensi adalah penyebab utama penyakit dan

kematian akibat hipertensi.

C.     Patofisiologi

Patofisiologi dari penyakit jantung hipertensi adalah satu hal komplek yang melibatkan

banyak faktor yang saling mempengaruhi, yaitu hemodinamik, struktural, neuroendokrin,

seluler, dan faktor molekuler. Di satu sisi, faktor-faktor ini memegang peranan dalam

perkembangan hipertensi dan komplikasinya, di sisi lain peningkatan tekanan darah itu

sendiri dapat memodulasi faktor-faktor tersebut. Adapun patofisiologi berbagai efek

hipertensi terhadap jantung berbeda-beda dan akan dijelaskan berikut ini.

1.      Hipertrofi ventrikel kiri

Page 5: Analisis Dan LI Dul (Autosaved)

Hipertrofi ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy / LVH) terjadi pada 15-20%

penderita hipertensi dan risikonya meningkat dua kali lipat pada pasien obesitas.

Hipertrofi ventrikel kiri merupakan pertambahan massa pada ventrikel (bilik) kiri

jantung. Hal ini merupakan respon sel miosit terhadap stimulus yang menyertai

peningkatan tekanan darah. Hipertrofi miosit terjadi sebagai mekanisme kompensasi

peningkatan tekanan afterload. Stimulus mekanis dan neurohormonal yang menyertai

hipertensi akan mengaktivasi pertumbuhan sel miokard, ekspresi gen dan berujung

kepada hipertrofi ventrikel kiri. Selain itu aktivasi sistem renin-angiotensin akan

menyebabkan pertumbuhan intestitium dan komponen sel matriks.

Berbagai bentuk hipertrofi ventrikel kiri telah diidentifikasi, di antaranya hipertrofi

ventrikel kiri konsentrik dan hipertrofi ventrikel kiri ekstenstrik. Pada hipertrofi ventrikel

kiri konsentrik terjadi peningkatan massa dan ketebalan serta volume dan tekanan

diastolik. Pasien dengan hipertrofi ventrikel kiri konsentrik umumnya memiliki prognosis

yang lebih buruk. Adapun pada hipertrofi ventrikel kiri eksentrik  terjadi peningkatan

hanya pada lokasi tertentu, misalnya daerah septal. Walaupun hipertrofi ventrikel kiri

bertujuan untuk melindungi terhadap stress yang ditimbulkan oleh hipertensi, namun

pada akhirnya dapat menyebabkan disfungsi miokard sistolik dan diastolik.

2.      Abnormalitas atrium kiri

Abnormalitas atrium kiri meliputi perubahan struktural dan fungsional, sangat

sering terjadi pada pasien hipertensi. Hipertensi akan meningkatkan volume diastolik

akhir (end diastolic volume / EDV) di ventrikel kiri sehingga atrium kiri pun akan

mengalami perubahan fungsi dan peningkatan ukuran. Peningkatan ukuran atrium kiri

tanpa disertai gangguan katup atau disfungsi sistolik biasanya menunjukkan hipertensi

yang sudah berlangsung lama / kronis dan mungkin berhubungan dengan derajat

keparahan disfungsi diastolik ventrikel kiri. Pasien juga dapat mengalami fibrilasi atrium

dan gagal jantung.

3.      Gangguan katup

Hipertensi berat dan kronik dapat menyebabkan dilatasi pada pangkal aorta

sehingga menyebabkan insufisiensi katup. Hipertensi yang akut mungkin menyebabkan

insufisiensi aorta, yang akan kembali normal jika tekanan darah dikendalikan. Selain

Page 6: Analisis Dan LI Dul (Autosaved)

menyebabkan regurgitasi (aliran balik) aorta, hipertensi juga akan mempercepat proses

sklerosis aorta dan regurgitasi katup mitral.

4.      Gagal jantung

Gagal jantung merupakan komplikasi yang sering terjadi pada hipertensi kronis.

Pasien dengan hipertensi dapat menunjukkan gejala-gejala gagal jantung namun dapat

juga bersifat asimptomatis (tanpa gejala). Prevalensi (gagal jantung) disfungsi diastolik

asimptomatis pada pasien hipertensi tanpa disertai hipertrofi ventrikel kiri adalah

sebanyak 33 %. Peningkatan tekanan afterload kronik dan hipertrofi ventrikel kiri dapat

mempengaruhi fase relaksasi dan pengisian diastolik ventrikel.

Disfungsi diastolik sering terjadi pada penderita hipertensi, dan terkadang disertai

hipertrofi ventrikel kiri. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan afterload, penyakit

arteri koroner, penuaan, disfungsi sistolik dan fibrosis. Disfungsi sistolik asimptomatis

biasanya mengikuti disfungsi diastolik. Setelah beberapa lama, hipertrofi ventrikel kiri

gagal mengkompensasi peningkatan tekanan darah sehingga lumen ventrikel kiri

berdilatasi untuk mempertahankan cardiac output. Dalam waktu yang lama, fungsi

sistolik ventrikel kiri akan menurun. Penurunan ini mengaktifkan sistem neurohormonal

dan renin-angiontensin, sehingga meretensi garam dan air dan meningkatkan

vasokonstriksi perifer, yang akhirnya malah memperburuk keadaan dan menyebabkan

disfungsi sistolik.

Apoptosis (kematian sel terprogram yang dirangsang oleh hipertrofi miosit dan

ketidakseimbangan stimulus dan inhibitornya) diduga memainkan peranan penting dalam

peralihan fase “terkompensasi” menjadi fase “dekompensasi”. Peningkatan mendadak

tekanan darah dapat menyebabkan edema paru tanpa adanya perubahan fraksi ejeksi

ventrikel kiri. Secara umum dilatasi ventrikel kiri (asimtomatik atau simtomatik) dapat

memperburuk keadaan dan meningkatkan risiko kematian. Disfungsi ventrikel kiri serta

dilatasi septal dapat menyebabkan penebalan ventrikel kanan dan disfungsi diastolik.

5.      Iskemia miokard

Pada pasien hipertensi dapat timbul iskemia miokard yang bermanifestasi sebagai

nyeri dada / angina pektoris. Hal ini dikarenakan hipertensi menyebabkan peningkatan

tekanan di ventrikel kiri dan transmural, peningkatan beban kerja yang mengakibatkan

hipertrofi ventrikel kiri. Suplai oksigen yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan otot

Page 7: Analisis Dan LI Dul (Autosaved)

jantung yang membesar akan menyebabkan nyeri dada. Hal ini diperparah jika terdapat

penyulit seperti aterosklerosis.

6.      Aritmia jantung

Aritmia jantung yang sering ditemukan pada pasien hipertensi adalah fibrilasi

atrium, kontraksi prematur ventrikel dan takikardia ventrikel. Berbagai faktor berperan

dalam mekanisme arituma seperti miokard yang sudah tidak homogen, perfusi buruk,

fibrosis miokard dan fluktuasi pada saat afterload.

Sekitar 50% pasien dengan fibrilasi atrium memiliki penyakit hipertensi.

Walaupun penyebab pastinya belum diketahui, namun penyakit arteri koroner dan

hipertrofi ventrikel kiri diduga berperan dalam menyebabkan abormalitas struktural di

atrium kiri. Fibrilasi atrium dapat menyebabkan disfungsi sistolik dan diastolik serta

meningkatkan risiko komplikasi tromboembolik seperti stroke.

Kontraksi prematur ventrikel, aritmia ventrikel dan kematian jantung mendadak

ditemukan lebih sering pada pasien dengan hipertrofi ventrikel kiri. Penyebab aritmia

seperti ini diduga akibat proses penyakit arteri koroner dan fibrosis miokard yang

berjalan bersamaan.

D.    Manifestasi Klinis

Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan.

Bila simtomatik, maka biasanya disebabkan oleh:

1.      Peninggian tekanan darah itu sendiri seperti berdebar-debar, rasa melayang (dizzy)

dan impoten

2.      Cepat capek, sesak napas, sakit dada, bengkak kedua kaki atau perut. Gangguan

vaskular lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan retina,

transient cerebral ischemic

3.      Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipsia, poliuria, kelemahan otot

pada aldosteronisme primer, peningkatan berat badan cepat dengan emosi yang labil pada

sindrom Cushing. Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala,

palpitasi, banyak keringat, dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)

E.     Pemeriksaan Penunjang

Page 8: Analisis Dan LI Dul (Autosaved)

1.      Pemeriksaan Laboratorium

a.       Urinalisis: protein, leukosit, eritrosit dan silinder

b.      Pemeriksaan darah lengkap: hemoglobin / hematokrit, elektrolit darah: kalium,

BUN / kreatinin, Gula darah puasa, serta pemeriksaan total kolesterol

c.       Pemeriksaan TSH: bisa meningkat pada pasien dengan hipotiroidisme dan

menurun pada hipertiroidisme

2.      Pemeriksaan Radiologi

a.       EKG: menunjukan hipertropi ventrikel kiri (LVH) pada sekitar 20 – 50% kasus

b.      Foto dada: memperlihatkan adanya kardiomegali, tambahan untuk dilatasi LVH, pada

penyakit dengan stadium lanjut, serta penumpulan sudut kostofrenikus pada pasien yang

mengalami efusi pleura

c.       CT scan, MRI, dan MRA (magnetic resonance angiografi) abdomen dan dada:

memperlihatkan adanya massa adrenal atau membuktikan adanya koarktasio aorta . CT

scan dan MRI jantung, walaupun tidak dilakukan secara rutin telah membuktikan secara

eksperimental terjadinya LVH

d.      TTE (transthoracic echocardiography) bisa sangat berguna dalam mengenali

gambaran penyakit jantung hipertensi, dengan indikasi konfirmasi gangguan jantung atau

murmur atau hipertensi dengan kelainan katup.

F.      Penatalaksanaan

Penatalaksanaan (pencegahan dan pengobatan) Hipertensi secara garis besar dibagi

menjadi dua jenis, yaitu:

1.      Penatalaksanaan Non Farmakologis

Tabel Modifikasi gaya hidup untuk mengatasi hipertensi

Penurunan berat badan Memperoleh dan mempertahankan BMI ideal, dan pencegahan obesitas

Reduksi garam < 5 gr NaCl / hariAdaptasi rencana diet jenis-DASH Diet yang kaya buah-buahan, sayur-sayuran,

konsumsi makanan rendah asam lemak jenuh dan kolesterol

Pengurangan konsumsi alkohol Mengurangi konsumsi alcohol bagi mereka yang mengkonsumsi alcohol

Page 9: Analisis Dan LI Dul (Autosaved)

Aktivitas fisik Aktivitas latihan fisik secara teratur, seperti jalan cepat selama 30 menit / hari

2.      Pentalaksanaan Farmakologis

Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti

obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE, vasodilator

langsung, dapat digunakan dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain

yang ada pada penderita

Daftar pustaka

KKI,2012”standar kompetensi dokter Indonesia” diunggah pada tanggal 10 september 2014

www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/207311029/Bab.2.pdf