analisis dampak lingkungan 3

13
Tugas Mandiri “Psikologi Lingkungan” DAMPAK-DAMPAK LINGKUNGAN Disusun oleh : Nama : DOMIKUS RESTU PRASTIAN.A Kelas : NPM : 11130015 Prodi : BK

Upload: black-memories

Post on 08-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 3

Tugas Mandiri

“Psikologi Lingkungan”

DAMPAK-DAMPAK LINGKUNGAN

Disusun oleh :

Nama : DOMIKUS RESTU PRASTIAN.A Kelas : NPM : 11130015Prodi : BK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Page 2: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 3

2012

Page 3: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 3

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek Abiotik, Biotik, danKultural. Dasar hukum AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2009 tentang “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup”.Dokumen AMDAL terdiri dari : Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-

ANDAL) Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

AMDAL digunakan untuk: Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan

hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha

dan atau kegiatan Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu

rencana usaha dan atau kegiatan

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah: Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu

rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan atau

menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006

Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002

Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH NO. 08/2006

Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008

Page 4: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 3

EROSI TANAH

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.

A. Penyebab Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi disebabkan oleh kemunduran sifat – sifat kimia dan fisik tanah, yakni:

kehilangan unsur hara dan bahan organik, menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air, meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah, serta berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pada akhirnya

menyebabkan memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktivitas

Hal ini dikarenakan lapisan atas tanah setebal 15 sampai 30 cm mempunyai sifat– sifat kimia dan fisik lebih baik dibandingkan lapisan lebih bawah.Banyaknya unsur hara yang hilang bergantung pada besarnya kandungan unsur hara yang terbawa oleh sedimen dan besarnya erosi yang terjadi.Di tempat lain, erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut diendapkan di tempat lain yaitu, di dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi dan di atas tanah pertanian.

B. DampakDampak erosi dibagi menjadi dampak ditempat asal terjadinya erosi (on

site) dan dampak pada daerah diluarnya (off site).Dampak erosi tanah di tapak (on-site) merupakan dampak yang dapat

terlihat langsung kepada pengelola lahan yaitu berupa penurunan produktifitas. Hal ini berdampak pada kehilangan produksi peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah yang akhirnya menimbulkan terjadinya tanah kritis.

Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya adalah terjadinya penghanyutan partikel-partikel tanah, perubahan struktur tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan, serta perubahan profil tanah. Sedangkan pengaruh pada kesuburan kimia tanah menurut Goeswono Soepardi dalam bukunya “Sifat dan Ciri Tanah” adalah kehilangan unsur hara karena erosi selama rata-rata 2 tahun yang diperoleh dari percobaan di Missouri yaitu N 66 kg per hektar, kemudian P2O5 41 kg per hektar,K2O 729 kg per hektar, MgO 145 per kg per hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg per hektar per tahun.

Tanah yang dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil (ketebalan 15 - 35 cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air hujan, sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang (A.G Kartasapoetra,1986:45).

Page 5: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 3

Sementara itu, Jung L sekitar tahun 1953 telah melakukan penelitian yang telah membuktikan adanya penghanyutan bahan organik yang diakibatkan erosi, seperti halnya pada table berikut: Bagian lereng P2O5 (mg/100g tanah) K2O (mg/100g tanah) Humus (%) puncak 10,0 14,3 1,69 tengah 4,7 9,8 1,58 bawah 7,2 16,8 1,71

Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site) merupakan dampak sangt besar pengaruhnya. Sedimen hasil erosi tanah dan kontaminan yang terbawa bersama sedimen menimbulkan kerugian dan biaya yang sangat besar dalam kehidupan. Arsyad (1989) mengemukakan bentuk dampak off-site antara lain:1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk2. Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan3. Memburuknya kualitas air, dan4. Kerugian ekosistem perairan

C. Upaya Mengurangi ErosiSeperti pada bagian sebelumnya, bahwa erosi tidak dapat begitu saja

dihilangkan namun dapat dikurangi dengan daya manusia. Walaupun sebenarnya faktor yang sangat berpengaruh dalam mempercepat laju erosi adalah manusia, namun tidak berarti bahwa manusia tidak bias berbuat apa-apa dalam mengurangi terjadinya erosi. Setiap orang pasti akan mampu berupaya seperti itu, tinggal kesadaran masing-masing yang harus ada mengenai permasalahan tersebut.

Upaya yang dapat dilakukan oleh manusia ialah: Pertama, sebagai manusia harus sadar akan permasalahan erosi dan

dampak yang akan timbul dan menyerang kita sendiri. Kedua, janganlah merusak ekosistem hutan karena hutan adalah tempat

yang sangat berpengaruh dalam terjadinya erosi disekitarnya. Jika menebangi pohon di hutan segera diganti dengan pohon baru.

Ketiga, lakukan segera pengolahan tanah pertanian secara bijak dengan cara membuat sengkedan-sengkedan ataupun terasering untuk menahan laju erosi agar tidak terlalu besar.

Keempat, Hijaukan kembali (reboisasi) dan lakukan konservasi hutan-hutan yang telah gundul akibat keserakahan kita sebagai manusia.

Page 6: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 3

KEBAKARAN HUTAN

Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan yang memiliki dampak negatif yang cukup dahsyat. Dampak kebakaran hutan diantaranya menimbulkan asap yang mengganggu aktifitas kehidupan manusia, antara lain mewabahnya penyakit infeksi saluran pernafasan akut pada masyarakat, dan menganggu sistem transportasi yang berdampak sampai ke negara tetangga. Dampak yang paling besar adalah musnahnya plasma nutfah yang berakibat pada kerusakan ekosistem lingkungan, serta mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas hutan yang pada akhirnya akan menimbulkan banyak kerugian.

A. Penyebab kebakaran hutan lain, antara lain: Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang

panjang. Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara

sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan. Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan

gunung berapi. Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang

dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau

B. Dampak Secara umum dampak kebakaran hutan terhadap lingkungan sangat

luas, antara lain kerusakan ekologi, menurunnya keanekaragaman sumber daya hayati dan ekosistemnya, serta penurunan kualitas udara. Dampak kebakaran menyangkut berbagai aspek, baik fisik maupun non fisik, langsung maupun tidak langsung pada berbagai bidang maupun sektor, berskala lokal, nasional, regional, maupun global. Sebagian dapat disebutkan antara lain pada aspek kesehatan, penurunan kualitas lingkungan hidup (kesuburan lahan, biodiversitas, pencemaran udara, dst.), emisi GRK yang selanjutnya menimbulkan permanasan global dan perubahan iklim.

4 (empat) aspek yang terindentifikasi sebagai dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan adalah :

Dampak Terhadap Sosial, Budaya dan Ekonomi Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan Dampak Terhadap Hubungan Antar negara Dampak terhadap Perhubungan dan Pariwisata

Hidayat, dkk., 2003 mengatakan bahwa akibat yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan tidak hanya berskala lokal, melainkan berskala nasional dan bahkan berskala regional. Asap yang timbul dari kebakaran hutan dan lahan dapat mengganggu negara tetangga kita seperti Singapura dan Malaysia. Untuk itulah berbagai upaya baik pada tingkat nasional, regional maupun internasional sudah dilakukan guna menangatasi kebakaran hutan dan lahan.

Page 7: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 3

Menteri Kesehatan RI, 2003 menyatakan bahwa kebakaran hutan menimbulkan polutan udara yang dapat menyebabkan penyakit dan membahayakan kesehatan manusia. Berbagai pencemar udara yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan, misalnya : debu dengan ukuran partikel kecil (PM10 & PM2,5), gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.

C. Cara Pencegahannya Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dilakukan antara lain Memantapkan kelembagaan dengan membentuk dengan membentuk Sub

Direktorat Kebakaran Hutan dan Lembaga non struktural berupa Pusdalkarhutnas, Pusdalkarhutda dan Satlak serta Brigade-brigade pemadam kebakaran hutan di masing-masing HPH dan HTI;

Melengkapi perangkat lunak berupa pedoman dan petunjuk teknis pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan;

Melengkapi perangkat keras berupa peralatan pencegah dan pemadam kebakaran hutan;

Melakukan pelatihan pengendalian kebakaran hutan bagi aparat pemerintah, tenaga BUMN dan perusahaan kehutanan serta masyarakat sekitar hutan;

Kampanye dan penyuluhan melalui berbagai Apel Siaga pengendalian kebakaran hutan;

Pemberian pembekalan kepada pengusaha (HPH, HTI, perkebunan dan Transmigrasi), Kanwil Dephut, dan jajaran Pemda oleh Menteri Kehutanan dan Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Peningkatan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Upaya pencegahan dan penanggulangan yang telah dilakukan selama ini

ternyata belum memberikan hasil yang optimal dan kebakaran hutan masih terus terjadi pada setiap musim kemarau. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:

Kemiskinan dan ketidak adilan bagi masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan.

Kesadaran semua lapisan masyarakat terhadap bahaya kebakaran masih rendah.

Kemampuan aparatur pemerintah khususnya untuk koordinasi, memberikan penyuluhan untuk kesadaran masyarakat, dan melakukan upaya pemadaman kebakaran semak belukar dan hutan masih rendah.

Upaya pendidikan baik formal maupun informal untuk penanggulangan kebakaran hutan belum memadai.

Page 8: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 3

Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

A. Penyebab Utama Pencemaran Udara :Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor.Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa :- Sepeda motor 207 %- Mobil penumpang 177 %- Mobil barang 176 %- Bus 138 %

B. Dampak1. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

2. Dampak terhadap tanamanTanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara

tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

C. Solusi : Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi

industri yang melakukan pencemaran udara. Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat

diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.

Page 9: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN 3

Menghemat Energi yang digunakan. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan, yaitu:1. Secara Administratif

Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.

2. Secara TeknologisCara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan.

3. Secara EdukatifCara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.