analisis campur kode dalam dialog interaktif …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf ·...

134
ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE AGUSTUS-SEPTEMBER 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Disusun Oleh Faradhita Dian Maharani NIM : 131224035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lenga

Post on 23-Jul-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF

INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

PERIODE AGUSTUS-SEPTEMBER 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun Oleh

Faradhita Dian Maharani

NIM : 131224035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

iv

MOTTO

Muliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah pendidikan mereka.

( H. R.At-thabrani dan khatib )

Saya benci setiap menit latihan, namun saya berkata ‘jangan menyerah’.

Menderitalah dahulu, lalu jalani hidup anda sebagai seorang juara.

( Muhammad Ali)

Sekuat apapun perasaanmu pada satu nama, pada akhirnya akan tetap

kalah dengan ketetapannya.

(Faradhita Dian Maharani)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada :

Allah SWT yang telah menjadikan saya sebagai manusia yang senantiasa berpikir,

berilmu, beriman, dan bersabar dalam menyelesaikan karya ini.

Kedua orang tua tercinta Bapak Sugiyanto dan Ibu Tukinah yang tiada pernah

hentinya selama ini memberikan semangat, doa, dorongan, nasehat, dan kasih

sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan sehingga saya selalu kuat

menghadapi setiap rintangan yang ada. Adikku tersayang Dwi Andika Dimas

Candy Satrio yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dan doa untuk

saya agar dapat menyelesaikan karya ini dengan baik.

Keluarga besar Wiryo Suwito dan Arjo Utomo yang telah mendukung saya untuk

menyelesaikan karya ini dengan baik.

Sahabat terbaikku Kiki, Siska, Anin, Natali, Indah, Winda, Riska, Timo, Lukas,

Sam, dan Andreas yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam

mengerjakan skripsi. Sahabat yang telah melewati suka duka bersama dan saling

mendoakan untuk sebuah kelancaran dalam proses pencapaian gelar S.Pd.

Teman-teman sejawat terbaik di PBSI 2013 kelas A dan B serta keluarga besar

PBSI.

Tidak lupa juga skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang selalu

bertanya „kapan lulus?‟. Pertanyaan itu saya jadikan sebagai cambuk agar saya

mampu bangkit dan lebih bertanggung jawab untuk menyelesaikan karya ini,

terima kasih kalian luar biasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

vi

ABSTRAK

Maharani, Faradhita Dian. 2018. Analisis Campur Kode dalam Dialog

Interaktif Indonesia Lawyers Club di TvOne Periode Agustus-September

2017. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini membahas tentang wujud Campur Kode (CK) dan tujuan

terjadinya campur kode dalam acara dialog interaktif. Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan, menjelaskan wujud campur kode dan penyebab terjadinya

CK dalam acara dialog interaktif Indonesia Lawyers Club (ILC).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian

ini berisi tuturan yang mengandung CK. Subjek penelitian ini adalah tokoh-tokoh

yang ada dalam acara dialog interaktif ILC. Penelitian ini juga memaparkan

tujuan terjadinya CK dalam acara dialog interaktif ILC. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode rekam, metode simak, dan metode catat.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kontekstual. Metode

kontekstual ini terperinci pada konteks Sosiolinguistik. Sebuah konteks yang

membahas dimensi-dimensi konteks sosial seperti percakapan sehari-hari dalam

masyarakat, penggunaan ragam baku, serta dialek-dialek kedaerahan yang

digunakan sebagai media mengidentifikasi data, klasifikasi data, dan

menginterpretasi data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wujud campur kode terdiri atas 30

tuturan campur kode internal, 54 tuturan campur kode eksternal, dan 5 tuturan

campur kode untuk unsur tercampur. Adapun tujuan terjadinya campur kode

dalam acara dialog interaktif ILC yaitu untuk memberitahukan sesuatu, untuk

mempertegas, menjelaskan, menghormati lawan tutur, sekadar bergengsi,

membangkitkan rasa humor, dan untuk menunjukkan kedekatan penutur dengan

mitra tutur.

Kata kunci : campur kode, tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

vii

ABSTRACT

Maharani, Faradhita Dian. 2018. Analysis Code-Mixing in the Interactive

Dialogue Program Indonesia Lawyers Club in TvOne Period August-

September 2018. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Indonesia Language

and Literature Education Study Program. Departement of Languages and

Arts Education, Faculty of Teacher Training and Education. Sanata

Dharma University.

This research discuss about the form of code-mixing and its purpose in

interactive dialogue. This research is aimed to describe and explain the forms and

purpose of code-mixing in the event of interactive dialogue program ILC.

This research is a qualitative descriptive research since this research

contains speeches which contain code mixing. Subjects of this research are

debaters in ILC. This research is also explaining the purposes of each code-mixing

in ILC. Methodology used in this research is record method, listen method, and

note-taking method. Method used in analyzing data in this research is contextual

method, which is detailed in the context of sosiolinguistics. A context that takes

into account social contextual dimensions such as dalily conversation in society,

the us of standart variation, as well as regional dialects is used as a medium for

identifying, classifying, and interpreting data.

The result of this research shows that there are 3 code-mixing form found,

they are consists of internal code-mixing (30 speeches), external code-mixing (54

speeches), and mixed element code-mixing (5 speeches). There are also purposes

code-mixing appear in the program. The purposes are to inform, to emphasize, to

explain something, to show respect toward each others, to merely show prestige,

to bring the humorous atmosphere, and to show the intimacy toward each others.

Keyword: code-mixing, purpose

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmad dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Campur Kode Dalam Dialog Interaktif Indonesia

Lawyers Club di TvOne Periode Agustus-September 2017. Skripsi ini disusun

sebagai syarat untuk menyelesaikan studi dalam kurikulum Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia ( PBSI ), Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni ( JPBS ), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP ), Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan

dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan banyak

dukungan, pendampingan, dan saran selama penulis menempuh

pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia ( PBSI ),

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Danang Satria Nugraha, M.A. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah membantu dan mendukung

penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

xi

4. Prof. Dr.Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan setia,

penuh perhatian, dan sabar membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan

memberikan banyak masukan yang sangat berharga bagi penulis dari awal

hingga akhir penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata

Dharma yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing,

mengarahkan, dan memberikan bantuan kepada penulis dari awal

perkuliahan sampai selesai.

6. Segenap karyawan sekretariat Program Studi PBSI yang dengan sabar

memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam menyelesaikan

berbagai urusan administrasi.

7. Bapak Sugiyanto dan Ibu Tukinah yang selalu mendampingi, memberi

dukungan dan doa yang tiada habisnya.

8. Adik tersayang Dwi Andika Dimas Candy Satrio yang senantiasa

memberikan motivasi, semangat, dan doa untuk saya agar dapat

menyelesaikan karya ini dengan baik.

9. Sahabat yang selalu mendukung Kiki, Natali, Sisca, Indah, Riska, Winda,

Anin, Lukas, Timo, Andreas, Sam dan semua sahabat PBSI angkatan 2013

yang telah berjuang bersama selama menjalani perkuliahan di PBSI.

10. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih

untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ....................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................................ vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................................... viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 5

1.5 Batasan Istilah .............................................................................................................. 6

1.6 Sistematika Penelitian .................................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Relevan ........................................................................................................ 9

2.1 Landasan Teori .............................................................................................................. 10

2.1.1 Sosiolinguistik ....................................................................................................... 11

2.1.2 Kode ...................................................................................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

xiv

2.1.3 Bahasa ................................................................................................................... 13

2.1.3.1 Variasi Bahasa ............................................................................................. 14

2.1.4 Campur Kode ........................................................................................................ 19

2.1.4.1 Jenis Campur Kode ..................................................................................... 21

2.1.4.2 Faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode ................................................ 25

2.1.5 Tuturan .................................................................................................................. 27

2.1.6 Interferensi ............................................................................................................. 27

2.1.7 Kedwibahasaan ...................................................................................................... 28

2.1.7.1 Bentuk Kedwibahasaan ............................................................................... 29

2.1.8 Konteks .................................................................................................................. 30

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................................. 34

3.2 Sumber Datadan Data Penelitian .................................................................................. 35

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 35

3.4 Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 36

3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................................................... 36

3.6 Triangulasi..................................................................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data .............................................................................................................. 39

4.2 Hasil Analisis ................................................................................................................ 39

4.2.1 Wujud Campur Kode ke Dalam ( Inner Code-Mixing) ......................................... 39

4.2.1.1 Penyisispan Kata ......................................................................................... 40

4.2.1.2 Penyisipan Frasa .......................................................................................... 42

4.2.1.3 Pengulangan Kata ........................................................................................ 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

xv

4.2.2 Wujud Campur Kode ke Luar (Outer Code-Mixing) ............................................ 45

4.2.2.1 Penyisipan Kata ........................................................................................... 46

4.2.2.2 Penyisipan Frasa .......................................................................................... 48

4.2.2.3 Pengulangan Kata ........................................................................................ 50

4.3 Temuan Tambahan ................................................................................................... 51

4.4 Tujuan Campur Kode ............................................................................................... 53

4.4.4.1 Tujuan Campur Kode ke Dalam .................................................................. 53

4.4.4.2 Tujuan Campur Kode ke Luar ..................................................................... 59

4.5 Pembahasan ................................................................................................................... 64

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ....................................................................................................................... 67

5.2 Saran .............................................................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 70

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................................... 72

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa berperan penting dalam aktifitas

komunikasi. Untuk menunjukkansuatu maksud, komunikator (pengirim

pesan) berusaha menyampaikan informasi kepada komunikan (penerima

pesan) agar dapat dimengerti oleh komunikan. Untuk dapat di mengerti,

komunikator harus menggunakan bahasa yang baik dan mudah dipahami

oleh komunikan.

Dalam suatu masyarakat, manusia tidak mungkin dapat berkomunikasi

apabila anggota masyarakat tersebut tidak menggunakan bahasa sebagai

media atau sarananya. Manusia bukan makhluk individu, melainkan

makhluk sosial yang di dalam kesehariannya membutuhkan yang namanya

bahasa. Tanpa adanya bahasa, manusia belum bisa dikatakan sebagai

makhluk sosial (Nababan, 1986: 46). Lebih singkatnya, bahasa adalah

bentuk alat komunikasi paling utama yang dimiliki manusia untuk

menyampaikan sebuah pesan, ide, gagasan, ataupun konsep pada lawan

tuturnya.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman baik suku,

budaya, dan bahasa Indonesia memiliki tiga kelompok bahasa, yaitu

bahasa nasional, bahasa daerah, dan bahasa asing. Keberagaman ini bukan

menjadi tembok raksasa yang menghadapi setiap suku bangsa untuk dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

2

berinteraksi melainkan sebagai salah satu faktor pemersatu setiap orang

Indonesai dalam berkomunikasi. Kenyataan tersebut mengakibatkan

adanya variasi kode-kode yang telah dikuasai masyarakat menjadikan

masyarakat yang multilingual, yaitu menguasai banyak bahasa dan

masyarakat yang bilingual, yaitu menguasai dua bahasa.

Setiap bahasa memiliki frase yaitu gabungan dua kata atau lebih yang

tidak dapat dipisahkan dan melampaui batas fungsi. Bahasa juga memiliki

kalimat yaitu satuan bahasa secara gramatis terdiri satu atau lebih klausa

yang ditata menurut pola tertentu dan dapat berdiri sendiri sebagai satu

kalimat. Kalimat sebagaimana kita ketahui, dibentuk dari kata atau

kelompok kata. Di dalam pembentukan atau penyusunan kalimat, setiap

bahasa mempunyai tipologi atau pola kalimat, baik itu bahasa indonesia,

bahasa daerah, dan bahasa asing, kemungkinan terjadinya kontak bahasa

sangatlah besar. Mackey (Suwito, 1983) memberikan pengertian kontak

bahasa sebagai pengaruh bahasa yang satu kepada bahasa yang lain, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Kontak bahasa terjadi apabila

seorang penutur yang menguasai dua bahasa yang dikuasainya secara

bergantian.

Akibat kontak bahasa dan kedwibahasaan dapat menimbulkan saling

pengaruh antara dua bahasa yang bersangkutan. Peristiwa kontak bahasa

akan terjadi campur kode tuturan. Peristiwa yang terjadi dalam dialog

interaktif Indonesia Lawyers Club, penulis menemukan tuturan yang

digunakan baik pembawa acara maupun tokoh narasumber dalam dialog

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

3

tersebut menggunakan campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa

Daerah, bahasa Indonesia dengan bahasa Asing, dan bahasa Indonesia

dengan bahasa Daerah dan bahasa Asing.

Kode dapat didefinisikan sebagai suatu sistem tutur yang penerapan

unsur bahasanya mempunyai ciri khas sesuai dengan latar belakang

penutur, relasi penutur dengan lawan bicara, dan situasi tutur yang ada

(Rahardi, 2010:25).

Campur kode adalah gejala penutur menyelipkan serpihan-serpihan

bahasa daerah atau asing (Appel dalam Chaer dan Agustina, 2010:107).

Tingkat pendidikan, status sosial atau profesi merupakan hal yang sangat

berperan terhadap gejala pencampuran kode bahasa satu dengan bahasa

lain. Hal inilah yang dapat dicermati dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club di Tvone.

Indonesia Lawyers Club atau yang sebelumnya bernama Jakarta

Lawyers Club adalah salah satu acara dialog interaktif yang menampilkan

dialog-dialog mengenai masalah hukum, kriminalitas, selama 210 menit

dan dipandu oleh Karni Ilyas. Acara dialog interaktif Indonesia Lawyers

Club selalu menghadirkan narasumber dari latar belakang yang berbeda-

beda sehingga bahasa yang muncul pada interaksi sangat berbeda.

Terkadang pada saat acara berlangsung Karni Ilyas melakukan campur

bahasa. Seperti percampuran bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau

bahasa Indonesia ke bahasa Daerah pada saat-saat tertentu. Tentunya

peristiwa ini didasari oleh faktor-faktor tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

4

Dewasa ini, perkembangan masyarakat dalam hal penguasaan bahasa

sudah sangat banyak, menjadikan mereka untuk saling bersaing di dalam

dunia bahasa, sehingga tidak jarang kita temui masyarakat yang

menggunakan pergantian penggunaan bahasa satu dengan bahasa yang lain

dalam proses komunikasi. Hal tersebut sangat menarik untuk dikaji.

Dengan demikian berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik

untuk mengkaji dan mengangkat masalah ini ke dalam bentuk karya tulis

yang berbentuk skripsi guna memperdalam pemahaman tentang

penggunaan campur kode dengan judul skripsi yang diangkat yaitu

“Analisis Campur Kode Dalam Dialog Interaktif Indonesia Lawyers Club

Tv One Periode Agustus-September 2017”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka dapat diambil

rumusan masalah utama yaitu campur kode apa sajakah yang terjadi dalam

acara dialog interaktif Indonesia Lawyers Club?

Berdasarkan rumusan masalah utama tersebut dapa disusun sub

masalah sebagai berikut :

1. Wujud campur kode apa sajakah yang terjadi dalam dialog interaktif

ILC?

2. Tujuan apa saja yang menyebabkan terjadinya campur kode dalam

dialog interaktif ILC?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini

bertujuan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk campur kode dalam acara dialog

interaktif ILC.

2. Mendeskripsikan tujuan terjadinya campur kode dalam acara dialog

interaktif ILC.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu manfaat praktis

dan manfat teoritis.

1. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi pembaca mengenai penggunaan campur kode dalam

acara Indonesia Lawyers Club. Penelitian ini adalah sebagai bentuk

aplikasi pemahaman penulis terhadap teori kebahasaan, khususnya

tetang teori campur kode dalam pemahaman bahasa Indonesia

berdasarkan kajian sosiolinguistik. Di samping itu, hasil penelitian

ini dapat memberi masukan bagi pembaca mengenai proses

interaksi campur kode berserta hal-hal yang melingkupinya.

2. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan acuan

yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan teori atau kajian

sosiolinguistik, khususnya mengenai campur kode. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

6

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi

peneliti-peneliti selanjutnya.

1.5 Batasan Istilah

1. Sosiolinguistik

Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat

interdisipliner dengan ilmu sosiologi dengan objek penelitian

hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial didalam suatu

masyarakat tutur (Chaer dan Agustina, 2010: 4).

2. Kedwibahasaan

Kedwibahasaan adalah the alternative use of two more

languages by the same individual (kebiasaan menggunakan dua

bahasa atau lebih oleh seseorang) Mackey (dalam Aslinda dan

Leni, 2007: 24). Kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa

seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara

bergantian (Nababan, 1988: 2).

3. Kode

Kode adalah suatu sistem tutur yang penerapan unsur

bahasanya mempunyai ciri khas dengan latar belakang penutur,

relasi penutur dengan lawan bicara dan situasi tutur yang ada (

Rahardi 2001:22).

4. Interferensi

Interfersi adalah penyimpangan-penyimpangan dari norma-

norma salah satu bahasa yang terjadi dalam tuturan para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

7

dwibahasawan sebagai akibat dari pengenalan mereka lebih dari

satu bahasa yaitu sebagai hasil dari kontak bahasa (Weinrich

1953:1 dalam Aslinda dan Leni, 2007: 66). Interfernsi dapat

dikatakan sebagai perubahan dari suatu bahasa ke bahasa lain

dengan adanya sentuhan lain dari penutur yang bilingual.

5. Campur Kode

Campur kode adalah suatu keadaan berbahasa dimana orang

mencampur dua bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa

tanpa sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut pencampuran

itu (Nababan, 1991: 32).

1.6 Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini akan dipaparkan dalam 5 bab, yaitu bab I

pendahuluan, bab II landasan teori, bab III metodologi penelitian,bab IV hasil

penelitian, dan bab V penutup.

Bab I adalah Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan

sistematika penyajian. Bab II adalah landasan teori.bab ini berisi penelitian

terdahulu, kerangka berpikir dan landasan teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Adapun teori yang digunakan ialah a) Sosiolinguistik, b) Kode,

c) Bahasa; Variasi Bahasa, d) Campur Kode; Jenis Campur Kode; Faktor

Penyebab Terjadinya Campur Kode, e) Tuturan, f) Interverensi, g)

Kedwibahasaan; Bentuk Kedwibahasaan, dan h) Konteks. Bab III memuat

metodologi penelitian. Bab ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

8

dalam penelitian ini, yaitu jenis penelitian,sumber data dan data penelitian,

metode pengumpulan data,instrumen penelitian, teknik analisis data, dan

triangulasi.

Bab IV berisi hasil penelitian. Bab ini berisi hasil analisis data dan

pembahasan. Pada bab ini pertama-tama disajikan deskripsi data, kemudian

disajikan hasil pembahasan dari hasil analisis data sesuai dengan rumusan

masalah yang telah ditentukan yakni tentang campur kode yang meliputi

bentuk dan tujuan penyebab terjadinya campur kode. Bab V adalah penutup.

Bab ini berisi kesimpulan penelitian, implikasi hasil penelitian yang meliputi

aspek fonologi, morfologi, dan sintaksis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Relevan

Ada beberapa penelitian dalam kajian sosiolinguistik yang menjadi acuan

dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian yang pernah dilakukan terdapat

beberapa bentuk dan faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode.

Penelitian yang dilakukan oleh Sinung Lebda Wisesa (2010) berjudul

Campur Kode dalam Iklan Majalah Hai. Dalam penelitian ini, Sinung mengambil

data berupa kalimat-kalimat di dalam iklan majalah hai yang mengandung gejala

campur kode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) wujud satuan lingual yang

bercampur dibagi menjadi dua, campur kode ke dalam berupa penggunaan unsur-

unsur bahasa Jawa ke dalam kalimat berbahasa Indonesia dan campur kode ke

luar berupa penggunaan bahasa Inggris ke dalam kalimat bahasa Indonesia, (2)

faktor penyebab campur kode meliputi tidak ada ungkapan yang tepat, style, gaya,

dan istilah. (3) gejala campur kode yang ditemukan di dalam penelitian ini

meliputi tiga tataran, yaitu: tataran kata, frasa, dan klausa. (Sinung, 2010: vii).

Penelitian yang dilakukn oleh Yemi Eka Putranto (2005) berjudul

Campur Kode Tuturan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas I, II,

III SD Negeri Banyuraden, Gamping, Sleman Tahun Ajaran 2010/2011. Dalam

penelitian ini, data yang diperoleh oleh peneliti dianalisis berdasarkan dua

kategori yaitu asal bahasa dan satuan lingual. Berdasakan asal bahasa ditemukan

campur kode ke dalam dan campur kode ke luar. Tataran satuan lingual yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

10

paling banyak ditemukan peneliti dalam penelitian ini adalah kata dan yang paling

sedikit adalah klausa.

Ekaristi (2004) pernah melakukan penelitian yang berjudul Campur Kode

dalam Novel Belantik Karya Ahmad Tohari. Dalam penelitian tersebut, Ekaristi

mengambil data berupa tuturan-tuturan dan kalimat-kalimat yang diangapnya

mengandung gejala campur kode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)

satuan lingual yang bercampur bahasa asing dan bahasa daerah, (2) bahasa yang

bercampur berupa campur kode ke dalam yang bersumber dari bahasa Jawa dan

campur kode keluar berasal dari bahasa Inggris, (3) semua satuan lingual yang

tercampur mempunyai makna denotatif, (4) faktor penyebab campur kode

meliputi partisipan, kunci, situasi, tujuan, instrumen, dan norma.

Penelitian alih kode dan campur kode yang akan dilakukan mempunyai

kesamaan dan perbedaan tema dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinung

Lebda Wisesa, Yemi Eka Putranto, dan Ekaristi, yaitu tentang alih kode dan

campur kode. Penelitian yang dilakukan sekarang berjudul Wujud Campur Kode

Dalam Dialog Interaktif Indonesia Lawyers Club di TvOne Periode Agustus-

September 2017 masih relevan dengan penelitian terdahulu. Hasil penelitian yang

dilakukan diharapkan dapat menambah penelitian tentang dan campur kode.

2.2 Landasan Teori

Peneliti akan memaparkan beberapa materi yang terkait dengan

penelitian yang akan dilakukan peneliti. Materi tersebut digunakan untuk

pedoman atau landasan dalam menganalisis data penelitian dan diharapkan dapat

memperkuat keakuratan data yang diperoleh. Teori yang digunakan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

11

penelitian ini yaitu: a) Sosiolinguistik, b) Kode, c) Bahasa; Variasi Bahasa, d)

Campur Kode; Jenis Campur Kode; Faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode,

e) Tuturan, f) Interverensi, g) Kedwibahasaan; Bentuk Kedwibahasaan, dan h)

Konteks. Adapun uraian selanjutnya disampaikan pada paparan sebagai berikut.

2.2.1 Sosiolinguistik

Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan lazimnya dibagi atas bidang-

bidang bawahan atau cabang. Demikian pula ilmu linguistik juga lazimnya dibagi

menjadi bidang bawahan yang bermacam-macam. Misalnya, ada linguistik

antropologis, yaitu cara menyelidiki linguistik yang dimanfaatkan oleh para ahli

antropologis budaya; ada juga linguistik sosiologis, atau sering disebut

sosiolinguistik, untuk meneliti bagaimanakah dalam bahasa itu dicerminkan hal-

hal sosial dalam golongan penutur tertentu. Akan tetapi, bidang-bidang bawahan

tadi semuanya mengandaikan adanya pengetahuan linguistik yang mendasarinya.

Adapun bidang-bidang dalam ilmu linguistik yakni struktur kata yang disebut

morfologis, strukturr antar kata dalam kalimat yang disebut sintaksis dan

masaalah makna yang disebut dengan semantik (Verhaar, 2004:9).

Salah satu kajian ekstralinguistik adalah sosiolinguistik yang berasal dari

kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah

mengenai manusia di dalam masyarakat. Linguistik adalah bidang ilmu yang

mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek

kajiannya (Chaer, 2010: 2). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya

dengan penggunaan bahasa itu sendiri dalam masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

12

Dalam penelitian ini peristiwa kebahasaan yang akan dibahas adalah

wujud dan tujuan campur kode dalam dialog interaktif Indonesia Lawyers Club di

TvOne periode Agustus-September 2017. Peristiwa campur kode yang

dimaksudkan adalah berupa tuturan yang mengandung campur kode serta tuturan

tokoh yang menyebabkan campur kode.

2.2.2 Kode

Sehubungan dengan pengertian kode, Syamsudin, dkk (1997: 123)

mengatakan bahwa kode ialah sistem tutur yang penerapannya unsur ciri khas

sesuai dengan latar belakang penutur, relasi penutur dengan lawan bicara dan

situasi yang ada. Kode dapat didefinisikan sebagai suatu sistem tutur yang

penerapan unsur bahasanya mempunyai ciri khas sesuai dengan latar belakang

penutur, relasi penutur dengan lawan bicara, dan situasi tutur yang ada. Kode

biasanya berbentuk varian bahasa yang secara nyata dipakai berkomunikasi

anggota suatu masyarakat bahasa (Poedjosoedarmo, 1978: 30). Suwito (1983: 67)

juga mengemukakan bahwa kode adalah salah satu varian di daalam hierarki

kebahasaan yang dipakai dalam komunikasi. Dengan demikian dalam sebuah

bahasa dapat terkandung beberapa buah kode yang merupakan varian bahasa itu.

Kode biasanya berbentuk varian-varian bahasa yang secara nyata dipakai dalam

berkomunikasi dan berinteraksi anatara orang satu dengan orang lain. Bagi

masyarakat yang monolingual, kode terjadi dari varian-varian satu bahasa, tetapi

bagi masyarakat multilingual kode terjadi dar varian satu bahasa atau lebih dari

dua bahasa. Menurut Suwito (1985: 67) Kode adalah untuk menyebutkan salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

13

satu varian didalam hierarki kebahasaan, misalnya varian regional, kelas sosial,

raga, gaya, kegunaan, dan sebagainya.

Selanjutnya Wardhaugh (dalam Kunjana, 2001: 22) mengemukakan

bahwa kode itu memiliki sifat netral. Dikatakan netral karena kode itu tidak

memiliki kecenderungan interpretasi yang menimbulkan emosi. Lebih lanjut dia

juga mengatakan bahwa kode adalah semacam sistem yang dipakai oleh dua

orang atau lebih untuk berkomunikasi.

Bagi suatu masyarakat ekabahasa (monolingual), kode merupakan varian

dari bahasanya yang satu. Akan tetapi, bagi masyarakat yang dwibahasa atau

aneka bahasa (multilingual), inventarisasi kode itu menjadi lebih luas dan

mencakup carian dua bahasa atau lebih. Kode itu dengan sendirinya mengandung

makna yang sifatnya menyerupai makna unsur-unsur bahasa yang lain.

2.2.3 Bahasa

Menurut KBBI (2007), bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang

arbitrer (manasuka), yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk

melakukan kerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Selanjutnya KBBI

(2007) memberikan definisi konteks sebagai situasi yang ada hubungannya

dengan suatu kejadian. Di dalam suatu proses komunikasi, bahasa dan konteks

tentunya saling mempengaruhi. Individu dapat saja melakukan komunikasi

dengan menggunakan bahasa tersebut apabila konteksnya tertentu pula.

Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai alat komunikasi yang utama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

14

bahasa harus mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, konsep, atau perasaan

penuturnya.

Bahasa berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa

yang ada di sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya (Chaer

dan Agustina, 1995: 21). Fungsi dari bahasa adalah sebagai alat ekspresi diri, alat

komunikasi, alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, serta sebagai

kontrol sosial (Keraf, 1984: 3). Menyadari fungsi bahasa sangat penting dapat

dikatakan bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan

lumpuh tanpa bahasa. Bahasa dipergunakan manusia dalam segala aktivitas

kehidupan.

2.1.3.1 Variasi Bahasa

Variasi bahasa atau ragam bahasa adalah penggunaan bahasa menurut

pemakainya, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, hubungan

pembicara, lawan bicara, dan orang orang yang dibicarakan serta medium

pembicaraan (KBBI, 2003: 920). Sebuah bahasa telah memiliki sistem dan

subsistem yang dapat dipahami secara sama oleh para penutur bahasa tersebut.

Meskipun penutur itu berada dalam masyarakat tutur yang sma, tidak merupakan

kumpulan manusia homogen, wujud bahasa yang konkret menjadi tidak seragam

atau bervariasi. Keragaman dan kevariasian bahasa ini tidak hanya terjadi karena

para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga kegiatan dan interaksi sosial

yang mereka lakukan sangat beragam (Chaer dan Agustina, 2010:61).

Pada variasi bahasa ini, terdapat dua pandangan. Pertama, variasi atau

ragam bahasa dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

15

keragaman fungsi bahasa itu. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada

untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang

beraneka ragam. Variasi bahasa dibedakan menjadi empat, yaitu variasi bahasa

dari segi penutur, pemakaian, keformalan, dan sarana (Chaer dan Agustina, 2010:

62).

1) Variasi Bahasa dari Segi Penutur

Variasi bahasa dapat dilihat dari segi penuturnya mempunyai

beberapa macam keragaman di dalamnya. Setidaknya ada empat

keragaman dari segi penutur yaitu

a. Idiolek

Idiolek merupakan variasi bahasa yang bersifat perseorangan

karena setiaporang mempunyai variasi bahasanya masing-masing.

Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara pilihan kata, gaya

bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Namun secara garis besar

yang paling dominan adalah “warna” suara, jika kita cukup

akrabdengan seseorang maka kita akan mengenalinya meskipun kita

hanya mendengar suaranya tanpa melihat orangnya.

b. Dialek

Variasi bahasa yang kedua ialah dialek. Dialek adalah variasi

bahasa dari kelompok penutur yang jumlahnya relatif yang berada

dalam satu tempat wilayah atau area tertentu. Halliday (1972: 14)

menyebut dialek sebagai the variety acconding to users, bahwa dialek

adalah variasi bahasa yang ditentukan menurut pengguna bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

16

c. Kronolek

Kronolek ialah variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok

sosial pada masa tertentu. Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada

tahun lima puluhan yang cenderung menggunakan penulisan kata

dengan huruf “d” dan “j”. Variasi bahasa yang digunakan pada tahun

itu cenderung kearah perbedaan lafal, ejaan, morfologi, maupun

sintaksis.

d. Sosiolek

Sosiolek merupakan variasi bahasa yang berkenaan dengan status,

golongan, dan kelas sosial penuturnya (Chaer dan Agustina 2010: 62).

Pekerjaan, profesi, jabatan, lingkungan adalah salah satu perbedaan

dari para penutur yang dapat menyebabkan adanya variasi sosial.

Perbedaan variasi bahasa itu tampak pada bidang kosakata yang

mereka gunakan.

2) Variasi dari Segi Pemakaian

Variasi bahasa berkenaan dengan penguasaannya, pemakaiannya

atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam atau register. Variasi bahasa

berdasarkan pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan

untuk keperluan dan bidang apa. Misalnya bidang pendidikan, keilmuan

perekonomian pelayaran, pertanian, militer, jurnalistik, dan sastra.

Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register.

Pengertian register ini biasanya berhubungan dengan masalah. Dialek

berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa di mana dan kapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

17

maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk

kegiatan apa.

3) Variasi dari Segi Keformalan

Berdasarkan tingkat keformalannya variasi atau ragam bahasa ini

atas lima macam yaitu ragam beku (frozen) ragam resmi (formal), ragam

usaha (konsultatif) ragam santai (casual) dan ragam akrab (Martin Joos

dalam Chaer dan Agustina 2010: 70).

a. Ragam Beku (Frozen)

Ragam beku adalah ragam bahasa yang digunakan dalam

situasi-situasi khidmat atau upacara-upacara kenegaraan khotbah di

masjid, dan tata cara pengambilan sumpah. Disebut ragam beku

karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap tidak

boleh diubah.

b. Ragam Resmi ( Formal)

Ragam resmi atau formal adalah variasi bahasa yang

digunakan dalam pidato kenegaraan rapat dians buku-buku

pelajaran dan sebagainya. Kaidah dalam ragam resmi ini sudah

ditetapkan secara mantap dan sebagai suatu standar. Ragam resmi

ini pada dasarnya sama dengan ragam bahasa beku atau standar

yang digunakan dalam situasi resmi.

c. Ragam Usaha (Konsultatif)

Ragam usaha adalah variasi bahasa yang digunakan dalam

pembicaraan biasa di sekolah, dan rapat-rapat atau pembicaraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

18

yang berorientasi pada hasil produksi. Ragam usaha ini adalah

ragam yang paling operasional karena ragam ini berada diantara

ragam formal dan informal.

d. Ragam Santai (Casual)

Ragam santai atau casual yakni variasi bahasayang digunakan

oleh penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti anggota

keluarga atau teman karib (Chaer dan Agustina 2010: 71). Ragam

santai ini banyak menggunakan alegro yakni bentuk kata atau

ujaran yang dipendekkan. Kosakatanya banyak dipenuhi unsur

leksikal dialek dan unsur bahasa daerah.

e. Ragam Akrab

Ragam akrab ini hampir seperti ragam santai tetapi variasi

baha4sa ini biasanya digunakan penutur yang hubungannya sudah

akrab seperti anggota keluarga atau antar teman yang sudah

menjalin pertemanan lama. Ragam ini ditandai dengan penggunaan

bahasa yang tidak lengkap pendek-pendek dan dengan artikulasi

yang seringkali tidak jelas.

4) Variasi dari Segi Sarana

Variasi inimeliputi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini

dapat disebut adannya ragam lisan atau ragam tulis atau juga ragam

berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu misalnya

menggunakan surat telepon atau telegram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

19

2.2.4 Campur Kode

Pranowo (1996: 12) mengungkapkan campur kode (code mixing) adalah

pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa yang

satu ke dalam bahasa lain secara konsisten. Campur kode merupakan pemakaian

dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu

ke dalam bahasa yang menyisip di dalam bahasa lain (Rokhman 2013: 39). Suatu

keadaan berubah ketika seorang penutur mencampur dua atau lebih bahasa atau

ragam bahasa dalam suatu tindak berbahasa (speech act) tanpa ada sesuatu dalam

situasi berbahasa itu yang menuntut percampuran bahasa itu sendiri itulah yang

disebut campur kode (Nababan dalam Suandi, 2014: 139).

Campur kode (code-mixing) terjadi apabila seorang penutur menggunakan

suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur

bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti

latar belakang sosial, tingkat pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri

menonjolnya berupa kesantaian atau situasi informal. Namun bisa terjadi karena

keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya,

sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya

mendukung satu fungsi. Campur kode termasuk juga konvergense kebahasaan

(linguistic convergence).

Thelander (dalam Chaer dan Agustina 2010: 115) mengatakan bahwa

campur kode terjadi apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun

frasa-frasa yang digunakan terdiri dari klausa dan frasa campuran dan masing-

masing klausa atau frasa itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri. Nababan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

20

(1984) mengatakan bahwa campur kode dapat terjadi karena penutur ingin

menunjukkan keterpelajarannya, tetapi tanpa disadari justru bahasa yang

diucapkan merupakan kata yang tidak baku atau tidak tepat pengucapannya.

Kemudian Fasold (dalam Chaer dan Agustina 2010: 115) yang mengatakan bahwa

campur kode terjadi apabila seseorang menggunakan satu kata atau frasa dari satu

bahasa.

Campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara penutur,

bentuk bahasa dan fungsi bahasa. Artinya, penutur yang mempunyai latar

belakang tertentu cenderung memilih campur kode untuk mendukung fungsi-

fungsi tertentu. Pemilihan bentuk campur kode demikian dimaksudkan untuk

mewujudkan status sosial dan identitasnya dalam masyarakat.

Contoh campur kode yang diambil dari buku Chaer dan Agustina (2010:

124), dapat dikemukakan sebagai berikut :

Mereka akan merried bulan depan.

(Mereka akan menikah bulan depan)

Nah karena saya sudah kadhung apik sama dia ya saya tanda tangan saja.

(Nah, karena saya sudah benar-benar baik dengan dia, maka saya tanda

tangan saja)

Contoh di atas adalah kalimat-kalimat bahasa Indonesia yang di dalamnya

terdapat serpihan-serpihan dari bahasa Inggris dan bahasa Jawa yang berupa kata

dan frasa. Ciri yang menonjol dala campur kode ini adalah kesantaian atau situasi

informal. Dalam situasi berbahasa formal jarang terjadi campur kode kalaupun

terdapat campur kode dalam keadaan itu karena tidak ada kata atau ungkapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

21

yang tepat untuk menggantikan bahasa yang sedang dipakai sehingga perlu

memakai kata atau ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing (Nababan.

1986: 32). Seorang penutur misalnya, dalam berbahasa Indonesia banyak

menyelipkan bahasa daerahnya, maka penutur itu dapat dikatakan telah

melakukan campur kode (Aslinda dan Syafyahya, 2010: 87).

2.2.1.4 Wujud dan Faktor Campur Kode

Peneliti membahas wujud-wujud campurkode untuk mempertajam

pisau analisis data. Seperti apa yang dikatakan Fasold bahwa batasan dari campur

kode itu sendiri adalah kata dan frasa di luar gramatika tersebut sudah bukan

campur kode itu sendiri melainkan alih kode.

2.2.1.5 Jenis-jenis Campur Kode

Jendre (2001) membedakan campur kode menjadi tiga golongan, yaitu

campur kode ke dalam (inner code mixing), campur kode keluar (outer code

mixing) dan campur kode Campuran. Campur kode ke dalam adalah jenis kode

yang menyerap unsur-unsur bahasa daerah yang sekerabat. Umpamanya gejala

campur kode pada peristiwa tuturan bahasa Indonesia terdapat di dalamnya unsur-

unsur bahasa daerah seperti bahasa Sumbawa, Lombok, Bima, bahasa Jawa, dan

sebagainya. Campur kode ke luar adalah campur kode yang menyerap unsur-

unsur bahasa asing (Jendre, 2001:132). Misalnya, dalam peristiwa campur kode

pada pemakaian bahasa Indonesia terdapat sisipan dari bahasa asing seperti

bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jepang, bahasa Cina, dan lain sebagainya.

Sedangkan campur kode campuran adalah campur kode yang di dalam (mungkin

klausa atau kalimat) telah menyerap unsur bahasa Sumbawa/Lombok/Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

22

(bahasa daerah) dan bahasa asing (Jendra, 1991:132). Selanjutnya Jendra telah

tegas mengatakan bahwa campur kode campuran merupakan unsur serapan yang

diterima oleh bahasa penyerap dengan pembagian menjadi dua bagian seperti

(inner dan outer code mixing) telah pula dilakukan. Misalnya, “seorang

mahasiswa hendaknya bisa eling dan established”. Kalimat tersebut menunjukkan

sebuah kalimat yang bercampur kode campuran. Jika kita melihat kata eling yang

berasal dari bahasa daerah yaitu bahasa Bali, kalimat tersebut merupakan campur

kode ke dalam. Namun jika kita melihat kata established yang berasal daribahasa

asing (bahasa Inggris) maka kalimat diatas merupakan kalimat yang bercampur

kode ke luar. Jadi secara keseluruhan kalimat di atas dimasukkan dalam kalimat

yang bercampur dengan kode campuran karena dalamkalimat di atas terdapat

unsur bahasa daerah(bahasa Bali) dan bahasa asing (bahasa Inggris).

Campur kode ke dalam dan campur kode keluar dapat berupa peyisipan

kata, frasa, klausa, ungkapan, reduplikasi, daan baster. Sehingga berdasarkan

unsur-unsur kebahasaannya Suwito (1993: 92) membedakan wujud campur kode

menjadi beberapa macam antara lain :

1) Penyisipan unsur-unsur yag berwujud kata.

Kata merupakan unsur terkecil dalam pembentukan kalimat yang

sangat penting peranannya dalam tata bahasa, yang dimaksud kata adalah

satuan bahasa yang berdiri sendiri, terdiri dari morfem tunggal dan

gabungan morfem. Menurut bentuknya, kata dapat dibagi menjadi 4

kategori yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

23

a. Kata Dasar

Kata dasar adalah satuan terkecil yang mendasari pembentukan

kata yang lebih kompleks (Tarigan 1985: 9). Contohnya adalah

“sepeda” dalam kata “bersepeda” kata dasar “tidur” memperoleh

afiks-an menjadi “tiduran”.

b. Kata Berimbuhan

Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses

pengimbuhan atau (afiksasi) baik di awal (prefiks), di tengah (infiks),

di akhir (sufiks). Prefiks adalah suatu unsur yang diletakkan di depan

kata dasar. Indiks adalah morfem yang diselipkan di tengah kata dasar.

Sufiks adalah morfem terikat yang diletakkan di belakang kata dasar.

c. Kata ulang

Kata ulang adalah pengulangan satuan gramatik baik seluruhnya

maupun sebagian, baik fonem maupun tidak (Ramlan, 1981: 83).

Pengulangan kata dapat dibagi menjadi empat yaitu (1) kata ulang

seluruh yaitu pengulangan seluruh bentuk dasar seperti buku-buku,

rumah-rumah, dan sebagainya; (2) kata ulang sebagian yaitu

pengulangan sebgaian dari bentuk dasarnya, seperti melambai-lambai,

membaca-baca; (3) kata ulang berkombinasi dengan afiks yaitu kata

ulang dasar yang dikombinasikan dengan afiks seperti, mobil-

mobilan, kuda-kudaan; (4) kata ulang perubahan fonem, seperti bolak-

balik, gerak-gerik, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

24

d. Kata Majemuk

Ramlan (2009: 76) mengatakan bahwa kata majemuk adalah

gabungan dua kata yang menimbulkan suatu kata baru. Kata yang

terjadi gabungan dua kata itu lazim dengan kata majemuk. Misalnya

rumah sakit, meja makan, panjang tangan dan sebagainya. Dapat

disimpulkan bahwa kata majemuk yaitu kata yang terdiri dari dua kata

sebagai unsurnya.

2) Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frasa

Penyisipan frasa adalah penyisipan unsur frasa yang berasal dari

bahasa asing atau bahasa daerah yang masuk ke dalam tuturan yang

menggunakan suatu bahasa pokok tertentu. (Ramlan, 1987: 151) frasa

ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak

melampaui batas fungsi klausa. Unsur klausa yang terdiri dari dua atau

lebih yang tidak melampaui batas fungsi itu merupakan satuan gramatik

yang disebut frasa. Fasold (dalam Chaer dan Agustina. 2010:115),

menjelaskan kriteria gramatika campur kode yaitu apabila seseorang

menggunakan satu kata atau frasa dari suatu bahasa.

3) Penyisipan unsur-unsur yang berwujud perulangan

Perulangan adalah proses dan hasil pengulangan satuan bahasa

sebagai alat fonologis atau gramatikal, misalnya rumah-rumah, lari-lari,

dsb (Kridalaksana, 2008: 193). Kata ulang atau reduplikasi adalah satuan

gramatik, baik sebagian atau seluruhnya, baik fonem maupun tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

25

(Ramlan, 1981: 63). Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan

satuan yang diulang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 2001: 64).

4) Penyisipan unsur-unsur berwujud ungkapan atau idiom

Ungkapan adalah konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih,

masing-masing anggota memiliki makna yang ada bersama yang lain

(Kridalaksana, 2001: 81). Ungkapan dapat berfungsi untuk

menghidupkan dan mendorong perkembangan bahasa dan akan

menciptakan keindahan bahasa agar tidak membosankan.

5) Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa.

Harimukti (2001:110) mendefinisikan klausa adalah satuan

gramatikal yang berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terduru

dari subjek dan predikat serta berpotensi untuk menjadi kalimat.

2.2.4.1 Faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode

Campur kode tidak muncul karena tuntutan situasi, tetapi ada hal lain yang

menjadi faktor terjadinya campur kode itu. Suwito (1983) memaparkan beberapa

faktor yang melatar belakangi terjadinya campur kode yaitu sebagai berikut.

1) Faktor Peran

Peran adalah status sosial, pendidikan, serta golongan dari peserta

bicara atau penutur bahasa tersebut.

2) Faktor Ragam

Ragam ditentukan oleh bahasa uang digunakan oleh penutur pada

waktu melakukan campur kode, yang akan menempat pada hirarki status

sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

26

3) Faktor keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan

Faktor ini adalah tampak pada peristiwa campur kode yang

menandai sikap dan hubungan penutur terhadap orang lain, dan

hubungan orang lain terhadapnya.

Jendra (1991: 134-135) mengatakan bahwa “setiap peristiwa wicara

(speech event) yang mungkin terjadi atas beberapa tindak tutur (speech act) akan

melibatkan unsur: pembicara dan pembicara lainnya (penutur dan mitra tutur),

media bahasa yang digunakan, dan tujuan pembicaraan”. Lebih lanjut, Jendra

(1991) menjelaskan bahwa ketiga faktor penyebab itu dapat dibagi lagi menjadi

dua bagian pokok, umpamanya peserta pembicaraan dapat disempitkan menjadi

penutur, sedangkan dua faktor yang lain (faktor media bahasa yang digunakan dan

faktor tujuan pembicaraan) dapat dipersempit lagi menjadi faktor kebahasaan:

1) Faktor Penutur

Pembicara kadang-kadang sengaja bercampur kode terhadap mitra

bahasa karena dia mempunyai maksud dan tujuan. Pembicara kadang-

kadang melakukan campur kode antara bahasa yang satu ke bahasa

yang lain karena kebiasaan dan kesantaian.

2) Faktor Bahasa

Dalam proses belajar mengajar media yang digunakan dalam

berkomunikasi adalah bahasa lisan. Penutur dalam pemakaian

bahasanya sering mencampurkan bahasanya dengan bahasa lain

sehingga terjadi campur kode. Umpamanya hal itu ditemput dengan

jalan menjelaskan atau mengamati istilah-istilah (kata-kata) yang sulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

27

dipahami dengan istilah—istilah atau kata-kata dari bahasa daerah

maupun bahasa Asing sehingga dapat lebih mudah dipahami.

2.2.5 Tuturan

Tuturan adalah hasil komunikasi yang berupa ucapan atau ujaran (Chaer

dan Agustina 2004: 47). Komunikasi dalam bentuk tuturan dapat terjadi dalam

acara diskusi rapat, sidang, serta proses pembelajaran di kelas antara guru dengan

siswa, dan lain sebagainya. Komunikasi ini berupa ucapan atau ujaran

menyampaikan informasi berupa pikiran gagasan maksdu perasaan maupun emosi

secara langsung. Dengan ini dapat dikatakan bahwa tuturan merupakan suatu

peristiwa yang terjadi atau sedang berlangsung interaksi linguistik dalam suatu

bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur

yang melibatkan suatu waktu tempat, dan situasi tertentu untuk saling tukar

informasi.

Suwito (1983: 30) menyebutkan lima faktor yang menentukan suatu

tuturan, yaitu penutur lawan tutur, pokok pembicaraan tempat dan suasana. Faktor

ini menentukan terjadinya suatu kontak bahasa. Kontak bahasa yang dapat

dijumpai pada peristiwa persentuhan bahasa antara beberapa bahasa yang dikuasai

penutur dan mitra tutur. Hal ini dapat berakibat pada munculnya kemungkinan

pergantian pemakaian bahasa oleh penutur dlam konteks sosialnya. Peristiwa atau

gejala semacam ini terlihat dala wujud kedwibahasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

28

2.2.6 Interferensi

Chaer dan Agustina (2010: 120) interferensi adalah digunakannya unsur

bahasa lain dalam menggunakan suatu bahasa, yang dianggap sebagai suatu

kesalahan karena menyimpang dari kaidah atau aturan bahasa yang digunakan.

Jendra (1995 : 187) menyatakan bahwa interferensi sebagai gejala penyusupan

sistem suatu bahasa kedalam bahasa lain.

Weinreich (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 120) mengemukakan bahwa

interferensi adalah perubahan sistem atau bahasa sehubungan dengan adanya

persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh

penutur bilingual. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

interferensi adalah kekeliruan atau kesalahan yang menyimpang akibat kebiasaan-

kebiasaan ujaran atau dialek ibu ke dalam bahasa keseharian yang dipakai.

2.2.7 Kedwibahasaan

Istilah kedwibahasaan oleh para ahli bahasa dianggap mengandung

pengertian yang relatif, oleh karena batasan seorang untuk dapat disebut

dwibahasawan itu bersifat arbitrer dan hampir tidak dapat ditentukan secara pasti

(Anwar, 2006: 11).Kedwibahasaan atau bilingualisme merupakan kebiasaan

menggunakan dua bahasa dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang

lain.menurut Bloomfield (dalam Suwito, 1985: 40) mula-mula kedwibahasaan

diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan dua bahasa yang sama baiknya

oleh seorang penutur.

Nababan (1991: 27) mengemukakan tentang kedwibahasaan yaitu

ketika kita melihat seseorang memakai dua bahasa dalam pergaulan dengan orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

29

lain, dia berdwibahasa dalam arti dia melaksanakan kedwibahasaan yang kita akan

sebut bilingualisme. Jadi bilingualisme ialah kebiasaan menggunakan dua bahasa

dalam interaksi dengan orang lain.

Abdul Chaer dan Agustina (2004: 84) berpendapat masyarakat tutur

yang terbuka, artinya yang mempunyai hubungan dengan masyarakat tutur lain,

tentu akan mengalami apa yang disebut kontak bahasa dengan segala peristiwa-

peristiwa kebahasaan sebagai akibatnya. Peristiwa-peristiwa kebahasaan yang

memungkinkan terjadi sebagai akibat adanya kontak bahasa itu adalah apa yang

disebut kedwibahasaan. Sementara itu, Pranowo (1996: 9) menyatakan bahwa

kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa secara bergantian baik secara

produktif maupun reseptif oleh seorang individu atau masyarakat.

Berdasarkan beberapa definisi kedwibahasaan di atas, peneliti

mengacu pada pendapat Pranowo karena definisi yang diberikan memiliki batasan

yang jelas yaitu a) pemakaian dua bahasa b) dapat sma baiknya atau salah satunya

yang lebih baik, c) pemakaian dapat produktif maupun reseptif, dan dapat oleh

individu maupun oleh masyarakat.

2.2.7.1 Bentuk Kedwibahasaan

Orang yang memiliki kemampuan menggunakan dua bahasa dengan

sama baiknya disebut kedwibahasawan (Pranowo, 1996: 8). Untuk dapat

menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai kedua bahasa itu

(pertama bahasa ibunya [B1] dan yang kedua bahasa lain yang menjadi bahasa ke

dua [B2]), orang yang dapat menggunakan kedua bahasa itu disebut orang yang

bilingual (kdwibahasawan), (Chaer dan Agustina, 2010: 84).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

30

Dwibahasawan adalah pembicara yang memakai dua bahasa secara

bergantian dalam sistem komunikasi. Seseorang yang terlibat dalam praktik

penggunaan dua bahasa secara bergantian itulah yang disebut biliungal atau

dwibahasawan (Weinrich dalam Aslinda dan Syafyahya 2010: 26). Mempelajari

bahasa kedua apalagi bahasa asing tidak dengan sendirinya akan memberi

pengaruh terhadap bahasa aslinya. Seorang yang mempelajari bahasa asing

kemampuan bahasa asing atau B2-nya akan selalu berada pada posisi di bawah

penutur asli bahasa tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai dwibahasawan di atas

peneliti mengacu pada pendapat Chaer dan Agustina yang mengatakan “untuk

dapat menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai kedua

bahasa itu (pertama bahasa ibunya [B1] dan yang kedua bahasa lain yang menjadi

bahasa kedua [B2] ), orang yang dapat menggunakan kedua bahasa itu disebut

orang yang bilingual (dwibahasawan)”.

Masyarakat tutur yang tertutup yang tidak tersentuh oleh masyarakat

tutur lain karena tidak mau berhubungan dengan masyarakat tutur lain, akan tetap

menjadi masyarakat tutur yang statis dan tetap menjadi masyarakat yang

monolingual. Sebaliknya masyarakat tutur yang terbuka yang mempunyai

hubungan dengan masyarakat tutur lain akan mengalami kontak bahasa dengan

segala peristiwa kebahasaan. Peristiwa-peristiwa kebahasaan yang dapat terjadi

antara lain adalag interferensi, integrasi alih kodedan campur kode (Chaer dan

Agustina 2010: 84). Berdasarkan beberapa akibat kedwibahasaan di atas, dalam

penelitian ini peneliti membatasi pada peristiwa campur kode.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

31

2.2.8 Konteks

Konteks menurut KBBI (2007), konteks sebagai situasi yang ada

hubungannya dengan suatu kejadian. Dalam setiap peristiwa tutur, konteks sangat

diperlakukan untuk menafsirkan maksud dari tuturan penutur. Sebagai deskripsi

konteks, penutur akan cenderung menggunakan bahasa Indonesia dalam suasana

tuturan formal. Namun dalam penelitian ini, konteks dalam tuturan tokoh di acara

dialog interaktif Indonesia Lawyers Club dapat terjadi dengan menggunakan

bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.

Menurut Hymes (dalam Aslinda dan Syafahya, 2007: 34), menyatakan

bahwa menurut pengamatannya situasi tutur adalah situasi ketika tuturan dapat

dilakukan dan dapat pula tidak dilakukan, situasi tidak murni komunikatif dan

tidak mengatur adanya aturan berbicara, tetapi mengacu pada konteks yang

menghasilkan aturan berbicara. Sebuah peristiwa tutur terjadi dalam satu situasi

tutur dan peristiwa tutur itu mengandung satu atau lebih tindak tutur.

Dari pendapat diatas, dapat diketahui bahwa dalam suatu komunikasi,

tuturan tidak lepas dari konteks yang saling mempengaruhi terhadap tindak

komunikasi. Poedjosoedarmo (dalam Rahardi, 2001), menyatakan konsep tuturan

yang sebetulnya merupakan pengembangan dari konsep tuturan yang disampaikan

oleh Hymes di atas.

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian mengenai campur kode dalam dialog interaktif Indonesia

Lawyers Club memiliki kerangka berpikir. Kerangka berpikir digunakan sebagai

dasar teori dan pemikiran dari seluruh proses penelitian yang akan dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

32

Tujuan dari adanya kerangka berpikir ini adalah untuk memudahkan peneliti

dalam menjelaskan alur penelitian campur kode dalam dialog interaktif Indonesia

Lawyers Club. Dalam kerangka berpikir ini, peneliti berusaha membahas

permasalahan yang diangkat, yakni wujud campur kode dan faktor apa saja yang

menyebabkan terjadinya campur kode. Pembahasan masalah tersebut akan

dijelaskan dengan konsep, teori, dan metode yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

Peneliti menggunakan teori sosiolinguistik sebagai pisau analisis dalam

penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini adalah campur kode dalam tuturan

tokoh, maka peneliti berpikir bahwa teori sosiolinguistik sangat tepat digunakan

sebagai pisau analisis dalam penelitian ini. Komponen penting dalam teori

sosiolinguistik yang menjadi fokus peneliti adalah tuturan yang mengandung

campur kode. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif yang hasil datanya berupa data deskriptif dalam bentuk lisan maupun

tuturan. Peneliti memberi gambaran menyeluruh mengenai data penelitian

berdasarkan proses pengumpulan data dan analisis data.

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi

mengumpulkan data-data untuk menjawab permasalahan yang diangkat oleh

peneliti. Data yang telah terkumpul dari sumber data akan diproses melalui

analisis data. Analisis data merupakan penelusuran melalui temuan-temuan yang

diperoleh peneliti. Proses analisis daya dimulai dengan menelaah seluruh data

yang telah didapatkan dari sumber data. Analisis data merupakan cara peneliti

untuk mengolah data yang sudah terkumpul guna menjawab permasalahan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

33

penelitian. Dari hasil kegiatan pengumpulan data dan analisis data, peneliti

berupaya untuk menuliskan hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian merupakan

sasaran yang ingin dicapai dalam penelitiannya. Dalam hasil penelitian, peneliti

menguraikan secara runtut proses penelitian yang kemudian mendeskripsikan

secara singkat dalam poin-poin yang lebih spesifik.

Kerangka Berpikir

DIALOG

INTERAKTIF

SOSIOLINGUISTK

TUJUAN

CAMPUR KODE

KODE

KODE

KODE

CAMPUR KODE

KELUAR

CAMPUR KODE

KE DALAM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan

dan Taylor (1975:5) dalam Moelong (2010:4) mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif karena hasil penelitian berupa kata-

kata atau tulisan yang dimaksudkan untuk menggambarkan sejelas-jelasnya

informasi mengenai gejala yang ada dan mementingkan proses daripada hasil.

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud menemukan gejala campur kode

dalam tuturan dialog interaktif ILC. Penelitian ini menyajikan dengan sebenar-

benarnya kenyataan mengenai gejala campur kode dalam tuturan dialog interaktif

ILC.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu pendekatan

metodologis dan pendekatan teoritis. Pendekatan metodologis yang digunakan

berupa bentuk-bentuk verbal bahasa yang berwujud tuturan pada ILC. Pendekatan

teoritis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik karena data

yang diteliti berupa ujaran yang terdapat pada ILC yang difokuskan pada bentuk

dan tujuan yang menyebabkan terjadinya campur kode.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

35

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah tuturan percakapan atau dialog interaktif

yang terdapat dalam acara Talkshow “Indonesia Lawyers Club” di Tvone.

Sumber data diperoleh dengan merekam percakapan dalam Talkshow “Indonesia

Lawyers Club” periode Agustus-September 2017. Dialog interaktif Indonesia

Lawyers Club (ILC) mulai awal tahun 2017 tayang setiap hari Selasa pukul 19.30

WIB.

Data penelitian ini berupa penggalan tuturan yang mengandung campur

kode dalam acara Talkshow “Indonesia Lawyers Club” di Tvone. Tidak semua

percakapan dalam acara Talkshow “Indonesia Lawyers Club”di Tvone dapat

dijadikan sebagai data penelitian, sehingga harus dianalisis terlebih dahulu untuk

menentukan data yang tepat.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data rekam, simak dan

catat. Teknik rekam yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara

merekam percakapan informan, terutama yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Teknik rekam digunakan dengan pertimbangan bahwa data yang diteliti

berupa data lisan. Teknik ini dilakukan dengan berencana, dan sitematis.Teknik

simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan menyimak

penggunaan bahasa (Mahsun, 2012:92). Teknik simak dalam penelitian dilakukan

dengan cara menyimak percakapan dalam acara dialog interaktif ILC yang di

dalamnya terdapat campur kode. Teknik berikutnya adalah teknik catat. Teknik

catat dilakukan dengan menggunakan alat tulis tertentu. Teknik catat ini dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

36

dengan cara mencatat tuturan percakapan yang ada pada ILC ke dalam kolom

tabel data yang telah disiapkan. Di bawah ini contoh tabel data campur kode.

Tabel data Campur Kode Keluar dalam Acara Dialog Interaktif Indonesia

Lawyers Club

Gambar 1. Tabel Data

Keterangan :

Ttr : Tuturan

01 : Nomor Data

30-09-17 : Tanggal menyimak

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpul data adalah peneliti sendiri. Pengumpulan

data yang dilakukan oleh peneliti akan dibantu dengan catatan yang telah dibuat

sebelumnya oleh peneliti tentang kajian sosiolinguistik. Peneliti memiliki peranan

penting dalam perencanaan dan pelaksanaan pengumpulan data.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data tersebut berhubungan dengan perbandingan data,

yakni kegiatan yang dilakukan dengan cara membandingkan verbal yang ada

dalam acara dialog interaktif ILC yang kemudian diubah kedalam tulisan baik itu

frasa, klausa atau kalimat. Peneliti akan melakukan katagorisasi yang dilakukan

dengan cara mengelompokkan data yang sesuai dengan ciri-ciri tertentu. Analisis

No Data : 01/30-09-17

Ttr : KI : “Sebelumnya saya minta applause dulu

untuk Tata Janeta untuk Negeri Diatas

Awan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

37

data tentang tuturan yang dicurigai mengandung campur kode ini bermaksud

mengorganisasikan data sehingga mampu menjawab rumusan masalah yang

dikemukakan dan bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasinya sekaligus

bermanfaat untuk penelitian berikutnya.

Dalam teknik pengolahan data ini, peneliti dapat menjawab beberapa

rumusan masalah penelitian. Pada teknik pengolahan data ini pun akan dijelaskan

langkah-langkah secara rinci yang ditempuh peneliti dalam menganalisis atau

mengolah data yang sudah diperoleh melalui teknik pengumpulan data. Adapun

teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi tuturan yang diduga mengandung campur kode pada

dialog interaktif Indonesia Lawyers Club.

2. Mengklasifikasi berdasarkan jenis campur kode ke dalam atau ke luar pada

dialog interaktif Indonesia Lawyers Club.

3. Menginterpretasi atau menafsirkan maksud dari tuturan yang ada pada

dialog interaktif Indonesia Lawyers Club yang mengandung campur kode.

4. Peneliti menyusun hasil penelitian.

3.6 Trianggulasi

Untuk menguji dengan benar derajat keabsahan penelitian data digunakan

trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada (Sugiyono). Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini guna

mencari kepercayaan dan keabsahan maka digunakan trianggulasi sumber, teknik.

Trianggulasi sumber digunakan untuk membandingkan data yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

38

terkumpul dengan para ahli agar memiliki kesamaan pandangan, pendapat, dan

pemikiran. Trianggulasi teknik digunakan untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian ini berupa tuturan dialog interaktif Indonesia Lawyers

Club di TvOne periode Agustus-September 2017. Data setiap percakapan dibagi

menjadi beberapa dialog untuk dianalisis dan dikategorikan ke dalam wujud kode

yang termasuk campur kode ke dalam dan ke luar beserta penyebab, sehingga

didapatkan 89 data yang ditabulasikan. Data tersebut kemudian dianalisis dan

dikategorikan ke dalam jenis kode yang termasuk campur kode ke dalam dan

campur kode ke luar beserta faktor penyebabnya, sehingga data tersebut terbagi

dalam 30 data campur kode ke dalam dan 54 data campur kode ke luar. Dari

keseluruhan data campur kode baik ke dalam maupun ke luar terdapat 5 data yang

pada masing-masing tuturannya termasuk dalam jenis campur kode ke dalam dan

ke luar.

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Wujud Campur Kode ke Dalam (inner Code-Mixing)

Campur kode (code mixing) adalah pemakaian dua bahasa atau lebih

dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa lain secara

konsisten (Pranowo, 1996: 12). Suatu keadaan berubah ketika seorang penutur

mencampur dua atau lebih ragam bahasa dalam suatu tindak berbahasa (speech

act) tanpa ada sesuatu berbahasa itu yang menuntut percampuran bahasa itu

sendiri itulah yang disebut campur kode (Nababan dalam Suandi, 2014: 139).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

40

Fasold (dalam Chaer dan Agustina 2010: 115) mengatakan bahwa campur kode

terjadi apabila seseorang menggunakan satu kata atau frasa dari satu bahasa.

Suwito (1983: 76) membedakan campur kode menjadi dua golongan. Yaitu

campur kode ke dalam dan campur kode ke luar. Campur kode ke dalam adalah

campur kode yang menggunakan bahasa asli dengan segala variasinya. Campur

kode ke dalam terbagi menjadi tiga jenis bentuk penyisipan bahasa dalam

komunikasi. Ketiga penyisipan tersebut adalah penyisipan kata, penyisipan frasa,

dan pengulangan kata. Dari ketiga penyisipan tersebut, masing-masing memiliki

faktor-faktor yang menyebabkan penutur harus menyisipkan kode-kode dalam

berkomunikasi. Pada penelitian ini, peneliti menemukan 36 data campur kode ke

dalam.

4.2.1.1 Penyisipan Kata

Penyisipan kata yang dimaksud dalam campur kode ini adalah penyisipan

yang menggunakan kata tidak baku, kata yang bercampur dialek, dan kata

yang tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penyisipan kata

ini digunakan agar mitra tutur mengerti maksud dari apa yang diinginkan

penutur. Pada penelitian ini, peneliti menemukan 24 data campur kode

penyisipan kata, yaitu sebagai berikut.

1. BSM : “tapi betapapun juga ada konspirasi, tapi kezaliman,

kebiadaban itu ndak boleh berlangsung dong, kita punya sila ke dua

to “Kemanusiaan yang adil dan beradab” jangan diubah menjadi

“Kemanusiaan yang dzholim dan biadab”. (CK/ILC/04/300917)

Konteks : Peristiwa tutur dilakukan oleh tokoh BSM dalam acara

Indonesia Lawyers Club yang tayang pada 1 Agustus 2017. Tokoh

menegaskan argumennya terkait dengan dasar negara Indonesia yang

terdiri dari lima sila. Pada sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang

adil dan beradab” bukan “kemanusiaan yang dzholim dan biadab”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

41

2. SS : “Ini yang kita lihat teman-teman di DPR ini

sekarang membuat lembaga DPR ini perkoncoan tidak lagi dia peka

terhadap masyarakat”. (CK/ILC/44/300917)

Konteks : Peristiwa tutur dilakukan oleh tokoh SS dalam acara

Indonesia Lawyers Club yang tayang pada 5 September 2017. Dalam

argumennya tokoh menyindir tentang lembaga DPR yang lebih

mengutamakan pertemanan tanpa memperdulikan masyarakat.

3. HA : “tetapi juga menemukan tingkat kealotan dari masing-

masing peristiwa itu”. (CK/ILC/19/300917)

Konteks : Tokoh HA dalam tuturannya di Indonesia Lawyers Club

menjelaskan tentang tingkat kesusahan atau kerumitan dari masing-

masing peristiwa yang sedang terjadi.

4. NS : “bahwa semua itu tidak menghitung ngawur, saya itu

bermitra dengan Gapoktan. Sehingga kalau jualpun itu akhirnya akan

dibeli orang yang merasa dibelikan itu bisa dikatakan pahlawan, kalau

lagi musim rendeng untuk mendapatkan itu tidak semua orang”.

(CK/ILC/30/300917)

Konteks : Tokoh HA dalam tuturannya menjelaskan bahwa proses

menjual hasil panen dilakukan dengan perhitungan yang benar tidak

hanya asal-asalan dan tidak semua orang bias mendapatkan panenan

itu saat musim hujan.

Data nomor 1 merupakan contoh tuturan campur kode penyisipan kata.

Hal tersebut dapat dilihat pada tuturan “tapi betapapun juga ada konspirasi, tapi

kezaliman, kebiadaban itu ndak boleh berlangsung dong, kita punya sila ke dua

to” Dalam tuturan tersebut terdapat penyisipan kata ragam tidak baku “ndak”

yang dalam bentuk baku “tidak”. Data nomor 2 merupakan contoh tuturan campur

kode penyisipan kata yang dapat dilihat pada tuturan “Ini yang kita lihat teman-

teman di DPR ini sekarang membuat lembaga DPR ini perkoncoan tidak lagi dia

peka terhadap masyarakat”. Dalam tuturan tersebut terdapat penyisipan kata

“konco” yang dalam bahasa Indonesia berarti “teman”. Data nomor 3 merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

42

contoh tuturan campur kode penyisipan kata yang dapat dilihat pada tuturan

“tetapi juga menemukan tingkat kealotan dari masing-masing peristiwa itu”.

Dalam tuturan tersebut terdapat penyisipan kata “alot” yang dalam bahasa

Indonesia berarti “liat;tidak mudah putus”. Data nomor 4 merupakam contoh

tuturan campur kode penyisipan kata yang dapat dilihat pada tuturan “bahwa

semua itu tidak menghitung ngawur, saya itu bermitra dengan Gapoktan.

Sehingga kalau jualpun itu akhirnya akan dibeli orang yang merasa dibelikan itu

bisa dikatakan pahlawan, kalau lagi musim rendeng untuk mendapatkan itu tidak

semua orang”. Dalam tuturan itu terdapat penyisipan kata “ngawur” yang dapat

diartikan dalam bahasa Indonesia “asal-asalan” dan penyisipan kata “rendeng”

yang berasal dari bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia berarti musim hujan.

Hal ini sejalan dengan pendapat (Nababan dalam Suandi, 2014: 139)Suatu

keadaan berubah ketika seorang penutur mencampur dua atau lebih bahasa atau

ragam bahasa dalam suatu tindak berbahasa (speech act) tanpa ada sesuatu dalam

situasi berbahasa itu yang menuntut percampuran bahasa itu sendiri.

4.2.1.2 Penyisipan Frasa

Ramlan (1987: 151) mengatakan bahwa frasa isalah satuan gramatik yang

terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi klausa.

Dalam campur kode ke dalam, peneliti menemukan penyisipan frasa di dalam

tuturan campur kode dalm Indonesia Lawyers Club. Pada penelitian ini,

peneliti menemukan 2 data campur kode penyisipan frasa, yaitu :

5. KI : “Sujiwo ini bikin cemburu semua laki-laki,

datang dari ndeso bawa sekian banyak, biasanya dia hanya bawa satu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

43

Sujiwo dan Eya Grimonia, selamat wong ndeso”. (CK/

ILC/37/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 8 Agustus 2017 dengan tema

Maknyus Menuai Kasus. KI mengatakan bahwa sosok Sujiwo Tedjo

yang datang dari desa biasanya hanya membawa satu teman, namun

kali ini membawa banyak teman.

6. ST : “apakah kalau tidak ada ya kita bergaul

memperbanyak teman kan itu tugasnya pembukaan undang-undang

dasar akeh e bolo-bolomu, lagipula secara beras kita sudah tidak

punya kebudayaan sekarang”. (CK/ILC/79/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 8 Agustus 2017 dengan tema

Maknyus Menuai Kasus. ST memaparkan argumennya mengenai

beras dengan menggunakan gaya dan bahasa yang berlatar belakang

sebagai seorang seniman.

Data nomor 5 merupakan contoh tuturan campur kode ke dalam penyisipan

frasa. Pada data tersebut, penutur menggunakan frasa dalam bahasa jawa. Penutur

menggunakan frasa “wong ndeso” yang berarti “orang desa”. Data nomor 6

merupakan contoh tuturan campur kode ke dalam penyisipan frasa. Pada data

nomor 6 penutur juga menggunakan frasa dalam bahasa Jawa. Penutur

menggunakan frasa “akeh e bolo-bolomu” yang berarti “banyaknya teman-

temanmu”. Penutur melakukan penyisipan frasa dalam bahasa Jawa karena

bermaksud untuk memberitahukan sesuatu terkait topik pembicaraan. Hal ini

seperti pendapat Fasold (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 115) yang menjelaskan

kriteria gramatika campur kode yaitu apabila seseorang menggunakan satu kata

atau frasa darisuatu bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

44

4.2.1.3 Pengulangan Kata

Kata ulang atau reduplikasi adalah satuan gramatik, baik sebagian atau

seluruhnya, baik fonem maupun tidak (Ramlan, 1981: 63). Hasil pengulangan

itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk

dasarnya (Ramlan, 2001: 64). Dalam penelitian ini, peneliti menemukan

adanya pengulangan kata pada tuturan tokoh dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club, pada penelitian ini, peneliti menemukan 6 data

campur kode pengulangan kata, yaitu :

7. KI : “pemirsa kita lanjutkan diskusi kita, harusnya

ke juru bicara KPK Febri Diansyah, tapi karena Buya Safii Maarif

sudah siap di Jogja, kami bergabung dulu dengan pendiri Maarif

Institute Buya Safii Maarif”

BSM : “sampun-sampun, sudah siap saya bung Karni”.

(CK/ILC/03/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017 dengan tema

Mencari Peneror Novel. KI sebagai pembawa acara dalam dialog

tersebut menyapa salah seorang tokoh atau narasumber ILC yang

sudah siap menyampaikan argumennya melalui panggilan video

dikarenakan sedang berhalangan hadir langsung di studio.

8. RIK : “yang jelas pada penyiraman tidak ada saksi yang

melihat, jadi yang dimaksud ini adalah sebelum kejadian kurang lebih

kalau di ancer-ancer waktu kejadian 5 menit sebelum kejadian

mereka”. (CK/ILC/10/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017 dengan tema

Mencari Peneror Novel. RIK menegaskan bahwa kurang lebih 5 menit

sebelum kejadian penyiraman tidak ada saksi yang melihat.

9. SR : “bahkan kalau kita lihat data dari asosiasi penggilingan

ada kurang lebih 120ribu penggilingan yang ada di indonesia itu

kurang lebih duaribu yang gēdé- gēdé”. (CK/ILC/24/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 8 Agustus 2017 dengan tema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

45

Maknyus Menuai Kasus. SR dalam tuturannya menjelaskan bahwa

ada kurang lebih 120 ribu penggilingan yang ada di Indonesia itu

kurang lebih dua ribu penggilingan yang besar.

Dari keempat data diatas yang ditemukan, peneliti menemukan adanya

campur kode pengulangan kata. Pengulangan kata yang digunakan dalam tuturan

tersebut adalah pengulangan kata dalam bahasa Jawa. Kata yang diulang yaitu 7)

“sampun-sampun” yang dalam bahasa Indonesia berarti “sudah-sudah”, 8)

“ancer-ancer” yang berarti dalam bahasa Indonesia berarti “kira-kira”, dan 9)

“gēdé- gēdé” yang dalam bahasa Indonesia berarti “besar-besar”. Maksud penutur

menggunakan pengulangan kata dalam tuturannya tersebut adalah untuk

menyampaikan atau memberitahukan sesuatu kepada mitra tutur. Hal ini sejalan

dengan pendapat (Ramlan, 1981: 63) kata ulang atau reduplikasi adalah satuan

gramatik, baik sebagian atau seluruhnya, baik fonem maupun tidak. Hasil

pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan

bentuk dasarnya.

4.2.2 Wujud Campur Kode ke Luar (Outer Code-Mixing)

Suatu keadaan berubah ketika seorang penutur mencampur dua atau lebih

bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak berbahasa (speech act) tanpa ada

sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut percampuran bahasa itu sendiri

itulah yang disebut campur kode (Nababan dalam Suandi, 2014: 139). Campur

kode ini biasanya terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa

secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsure bahasa lainnya.

Campur kode biasanya terjadi karena ketidaksengajaan dengan suasana baik

formal maupun informal. Campur kode ke luar terbagi menjadi empat jenis bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

46

penyisipan bahasa dalam komunikasi. Keempat penyisipan tersebut adalah

penyisipan kata, penyisipan frasa, dan pengulangan kata, dan penyisipan Klausa.

Pada penelitian ini, peneliti menemukan 58 data campur kode keluar.

4.2.2.1 Penyisipan Kata

Penyisipan kata yang dimaksud dalam campur kode ini adalah penyisipan

yang menggunakan kata tidak baku, kata yang bercampur dialek, dan kata yang

tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penyisipan kata ini

digunakan agar mitra tutur mengerti maksud dari apa yang diinginkan penutur.

Pada penelitian ini, peneliti menemukan 34 data campur kode penyisipan kata,

yaitu sebagai berikut.

10. KI : “sebelumnya saya minta applause dulu untuk Tata

Janeta yang sudah membawakan lagu Negeri Diatas Awan”.

(CK/ILC/01/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017. KI mengajak

para penonton beserta tokoh-tokoh yang sudah hadir di dalam studio

untuk mengapresiasi Tata Janeta yang sudah membuka acara dengan

menyanyikan lagu Negeri diatas Awan.

11. RM : “Belum ada persiapan karenakan masih sama baby terus

ketika saya sudah siap turun rumah saya sudah banyak orang, ada baju

gamis pak Novel yang sudah basah, ada cangkir atau apa yang sudah

terkena air keras terus saya disuruh segera menyusul pak Novel yang

sudah dibawa ke Rumah Sakit”. (CK/ ILC/13/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesai Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017. RM selaku

isteri dari Novel Baswedan menceritakan tentang peristiwa yang

dialami oleh suaminya setelah shalat subuh.

12. FY : “Kapolri sudah membuka diri, silahkan KPK dalam hal

ini join dalam tim meskipun dia dalam hal umum tidak mempunyai

wewenang”. (CK/ ILC/21/300917)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

47

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017. FY

menyarankan kepada KPK untuk bergabung dengan tim penyidik

meskipun tidak mempunyai wewenang dalam hal umum.

13. KZ : “kalau istilah orang-orang Romawi, orang-orang Yunani

namanya Rekonsiasi kita islah saja”. (CK/ILC/88/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 19 September 2017. KZ

memberitahukan istilah Rekonsiasi untuk orang-orang Romawi dan

Yunani.

14. SG : “kalau untuk medium bias kita lihat bahwa dari warna,

bijipun sudah kelihatan, warna agak lebih hitam terus kalau yang

medium dia tingkat brokennya lebih tinggi”. (CK/ILC/77/300917)

Konteks : dalam tuturannya tokoh SG bermaksud menjelaskan

tentang kualitas dari beras yang termasuk dalam ukuran sedang.

Dari kelima data di atas merupakan contoh tuturan campur kode keluar

penyisipan kata. Keempat data tersebut tiga diantaranya menggunakan penyisipan

kata dalam bahasa inggis kemudian salah satu dari data tersebut menggunakan

penyisipan kata dalam bahasa Arab.tuturan yang menggunakan bahasa Inggris

yaitu kata 10) “applause” yang dalam bahasa Indonesia “tepuk tangan”, KI

bermaksud mengajak audiensi, bintang tamu, dan semua orang di dalam studio

untuk mengapresiasi Tata Janeta yang telah membuka acara dengan sebuah lagu.

11) “baby” yang dalam bahasa Indonesia “bayi”, RM bermaksud menceritakan

belum adanya persiapan ketika peristiwa terjadi. 12) “join” yang dalam bahasa

Indonesia “ikut serta”, FY bermaksud memberitahukan sesuatu kepada KPK. 13)

“islah” dalam bahasa Indonesia “perdamaian”, KZ bermaksud memberitahukan

sesuatukepada mitra tuturnya. 14) “broken” dalam bahasa Indonesia yang berarti

“patah”. Dari beberapa data tuturan campur kode diatas, sejalan dengan pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

48

(Nababan dalam Suandi, 2014: 139) Suatu keadaan berubah ketika seorang

penutur mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak

berbahasa (speech act) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang

menuntut percampuran bahasa itu sendiri.

4.2.2.2 Penyisipan Frasa

Frasa ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak

melampaui batas fungsi klausa (Ramlan, 1987: 151). Dalam penelitian campur

kode keluar, peneliti menemukan penyisipan frasa pada tuturan tokoh. Pada

penelitian ini, peneliti menemukan 13 data campur kode penyisipan frasa, yaitu

sebagai berikut.

15. NU : “ada semacam fenomena over promotion, promosi yang

sangat proaktif untuk mengajak umat kita untuk Haji, Umroh yang

sangat berlebihan”. (CK/ ILC/52/300917)

Konteks : peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 22 Agustus 2017 dengan tema

First Travel. NU menceritakan tentang agen biro jasa Haji yang sudah

menipunya.

16. DAS : “Faktanya selama ini tetap ada double loyality yang

terjadi, misalnya penyidik-penyidik dari kepolisian biasanya lebih

patuh kepada atasannya di kepolisian”. (CK/ ILC/59/300917)

Konteks : peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 5 September 2017. DAS

menjelaskan bahwa penyidik dari kepolisian lebih patuh kepada

atasannya.

17. AB : “Tetapi pastinya nanti next time kita akan lakukan

pemeriksaan terhadap yang bersangkutan”. (CK/ ILC/66/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesai Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017. AB

menjelaskan bahwa aka nada pemeriksaan terhadap yang

bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

49

18. TA : “Konsumen yang membeli adalah konsumen yang well

inform dia mungkin melihat karena beberapa lebel beras yang

mengatakan beras cocok untuk diabet”. (CK/ILC/76/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesai Lawyers Club tayang pada 8 Agustus 2017 dengan tema

Maknyus Menuai Kasus. TA memberitahukan tentang konsumen yang

paham atau mengerti akan beras.

19. RR : “tiga juta hektar tambahan itu nanti akan membuat

Indonesia bias jadi rice bowlnya Asia Tenggara dan Asia Selatan.

(CK/ILC/78/300917)

Konteks : dalam tuturannya tokoh RR bermaksud memberitahu

keuntungan yang akan diraih oleh Indonesia berkat tiga juta hektar

tambahan tempat untuk menanam padi.

Dari keempat data diatas merupakan contoh campur kode keluar

penyisipan frasa. Pada masing-masing data tersebut, penutur menggunakan frasa

dalam bahasa Inggris, yaitu 15) “Over promotion” dalam bahasa Indonesia yang

berarti “promosi berlebih”. 16) “double loyality” dalam bahasa Indonesia yang

berarti “ loyalitas ganda”. 17) “next time” dalam bahasa Indonesia yang berarti

“lain waktu”. 18) “well inform” dalam bahasa Indonesia yang berarti

“berpengetahuan luas”. 19) “rice bowl” dalam bahasa Indonesia berarti “mangkuk

padi” atau dapat juga diartikan sebagai “lumbung padi”. Dari masing-masing

contoh tuturan tersebut, penutur melakukan penyisipan frasa dalam bahasa asing

bermaksud untuk memberitahukan sesuatu kepada lawan tuturnya. Hal ini sejalan

dengan pendapat dari Fasold (dalam Chaer dan Agustina. 2010:115), menjelaskan

kriteria gramatika campur kode yaitu apabila seseorang menggunakan satu kata

atau frasa dari suatu bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

50

4.2.2.3 Pengulangan Kata

Pengulangan kata adalah sekelompok kata dalam kalimat yang mengalami

reduplikasi yang berarti bahwa dalam kalimat tersebut terdapat kata-kata yang

diulang. Berdasarkan proses terjadinya, kata ulang bias terjadi menjadi beberapa

bentuk. Misalnya, pengulangan bunyi kata, pengulangan kata semu, pengulangan

kata berimbuhan, dan pengulangan sebagian kata. Menurut (Ramlah, 1981: 63)

kata ulang atau reduplikasi adalah satuan gramatik, baik sebagian atau seluruhnya,

baik fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan

satuan yang diulang merupakan bentuk dasarnya. Dalam penelitaian ini peneliti

menemukan 2 data campur kode keluar pengulangan kata.

20. HA : “Dokter memberikan treatment-treatment, kalau

bahasanya orang jakarta lebih bersosialita, lebih bergaul menikmati

udara keluar menikmti kota”. (CK/ ILC/16/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017 dengan tema

Mencari Peneror Novel. HA memberitahukan mengenai penanganan

Dokter terhadap korban Novel Baswedan selama masa penyembuhan.

21. RM : “Alhamdulillah itu setelah diketahui segera ditangani dan

itu sudah tidak ada problem-problem lagi yang terhirup

ditenggorokan dan di paru-paru sudah tidak ada lagi”. (CK/

ILC/12/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017 dengan tema

Mencari Peneror Novel. RM menceritakan perkembangan kesehatan

suaminya setelah melewati proses perawatan yang ditangani oleh

Dokter.

Dari dua data diatas merupakan data campur kode ke luar pengulangan

kata yang ditemukan oleh peneliti dalam acara dialog interaktif Indonesia

Lawyers Club. Kata yang diulang yaitu 20) “treatment-treatment”, yang dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

51

bahasa Indonesia berarti “perlakuan-perlakuan” dan 21) “problem-problem”

yang dalam bahasa Indonesia berarti “masalah-masalah”. Maksud penutur

menggunakan pengulangan kata dalam tuturannya adalah untuk memberitahukan

dan menjelaskan sesuatu kepada mitra tuturnya. Hal ini sejalan dengan pendapat

(Ramlan, 1981: 63) kata ulang atau reduplikasi adalah satuan gramatik, baik

sebagian atau seluruhnya, baik fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu

disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasarnya.

4.3 Temuan Tambahan

Selain bentuk campur kode ke dalam dan campur kode keluar, di dalam

penelitian ini juga ditemukan adanya suatu bentuk campur kode yang bahasa

tercampurnya berasal dari bahasa daerah dan bahasa asing. Temuan jenis campur

kode ini jumlahnya sangat terbatas, yaitu 5 unsur tercampur.

22. NS : “Di Demak kalau panen raya tidak semua penggilingan

itu mempunyai dryer, itu kadang-kadang sudah panen. Pada saat

jemur boro-boro sinar matahari yang ada hujan”. (CK/

ILC/28/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 8 Agustus 2017 dengan tema

Maknyus Menuai Kasus. NS menceritakan kondisi penggilingan beras

yang tidak semuanya mempunyai fasilitas memadai.

23. SI : “jadi kalau ada harga sembilan ribu

kemudian harga limabelas ribu kan hanya orang mendhem yang

harga beras sembilan ribu dibeli limabelas ribu atau duapuluh ribu.

Kemudian kalau terjadi kartel itu siapa yang mempunyai

kewenangan? Menteri Pertanian ujug-ujug pergi kesana padahal

bukan tugasnya. Tolonglah kalau perkara itu belum jelas jangan over

exposed jangan bergembor-gembor di media karena itu sangat

menggangu”. (CK/ ILC/31/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 8 Agustus 2017 dengan tema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

52

Maknyus Menuai Kasus. SI menjelaskan tentang permasalahan yang

sedang terjadi di bidang pertanian.

24. RR : “Saya ingat dulu ada mantan presiden kité yang doktor

pertanian. Saya pikir tadinya mau all out dalam bidang pertanian,

ternyata tidak.” (CK/ ILC/35/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 8 Agustus 2017 dengan tema

Maknyus Menuai Kasus. RR menceritakan tentang salah seorang

Kepala Negara yang mempunyai gelar doctor pertanian.

25. RIK : “Kemudian berkaitan dengan masalah-masalah mereka

yang menanyakan sampai dimana sih progresnya kok sepertinya

mandhék, stag, Ini kita sampaikan”. (CK/ ILC/73/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017 dengan tema

Mencari Peneror Novel. RIK memberitahukan tentang beberapa

elemen masyarakat yang menanyakan progres dari penyelidikan kasus

yang dialami Novel Baswedan.

26. SS : “Pak Rikwanto boleh mengklaim bahwa pekerjaannya

sudah sedemikian monggo. Ini saya ingat statement dari Kapolda

yang sebelumnya”. (CK/ ILC/75/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017. SS menegaskan

menegaskan argument dari pak Rikwanto.

Data di atas merupakan contoh data campur kode yang bahasa

tercampurnya berasal dari dua bahasa yang ditemukan oleh peneliti pada tuturan

tokoh yang ada dalam acara dialog interaktif Indonesia Lawyers Club.data nomor

22) terdapat kata ”dryer” dan ”boro-boro”, kata “dryer” berasal dari bahasa

Jawa sedangkan kata “boro-boro” berasal dari bahasa Jawa. 23) terdapat kata

“mendhem” berasal dari bahasa Jawa, “ujug-ujug” berasal dari bahasa Jawa, dan

“over exposed” yang berasal dari bahasa Inggris. 24) “kite” berasal dari bahasa

Indonesia dialek Jakarta/Betawi, “all out” berasal dari bahasa Inggris. 25)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

53

“mandhék” berasal dari bahasa Jawa, “stop” berasal dari bahasa Inggris, dan data

26) “monggo” berasal ari bahasa Jawa, “statement” berasal dari bahasa Inggris.

Maksud penutur menggunakan gabungan kata dalam masing-masing contoh data

di atas yang berasal dari dua bahasa yang berbeda sebagai unsur tercampur dalam

tuturannya adalah untuk memberitahukan dan menjelaskan sesuatu kepada mitra

tuturnya.

4.4 Tujuan Campur Kode

Campur kode dilakukan seseorang karena ada beberapa macam tujuan

yang ingin disampaikan dalam suatu tuturan. Penutur tidak asal bertutur dalam

melakukan percampuran bahasa yang digunakan. Berikut adalah beberapa data

yang ditemukan oleh peneliti mengenai tujuan yang ingin disampaikan oleh

penutur.

4.4.1 Tujuan Campur Kode ke Dalam

Campur kode adalah suatu keadaan berubah ketika seorang penutur

mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak

berbahasa (speech act) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang

menuntut percampuran bahasa itu sendiri (Nababan dalam Suandi, 2014: 139).

Seorang penutur dalam suatu tindak berbahasa atau melakukan

komunikasi akan mengandun beberapa macam tujuan yang ingin disampaikan

dalam tuturannya. Berikut adalah beberapa data yang ditemukan oleh peneliti

mengenai tujuan yang ingin disampaikan oleh penutur berdasarkarkan wujud

campur kode ke dalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

54

4.4.1.1 Memberitahukan sesuatu

Campur kode rata-rata terjadi pada saat seseorang melakukan dialog

atau perbincangan dengan lawan tutur menggunakan dua bahasa atau

lebih, misalnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Pada data di bawah

ini dialog terjadi dalam suasana tutur informal. Hal ini dapat dilihat pada

dialog di bawah ini.

27. KI : “pemirsa kita lanjutkan diskusi kita, harusnya

ke juru bicara KPK Febri Diansyah, tapi karena Buya Safii Maarif

sudah siap di Jogja, kami bergabung dulu dengan pendiri Maarif

Institute Buya Safii Maarif”.

BSM : “sampun-sampun, sudah siap saya bung Karni”.

(CK//ILC/03/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 1 Agustus 2017 dengan tema

Mencari Peneror Novel. KI sebagai pembawa acara dalam dialog

tersebut menyapa salah seorang tokoh atau narasumber ILC yang

sudah siap menyampaikan argumennya melalui panggilan video

dikarenakan sedang berhalangan hadir langsung di studio.

28. RIK : “yang jelas pada penyiraman tidak ada saksi yang

melihat, jadi yang dimaksud ini adalah sebelum kejadian, kurang

lebih kalau di ancer-ancer waktu kejadian 5 menit setelah kejadian

penyiraman”. (CK/ILC/10/300917)

Konteks : Dalam tuturannya RIK memberitahukan bahwa kejadian

penyiraman tersebut tidak ada saksi yang melihat tepat pada saat

penyiraman terjadi, baru kurang lebih 5 menit kemudian para warga

mengetahui jika ada kejadian penyiraman tersebut.

29. BU : “banyak bapak-bapak kami yang sêpuh-sêpuh tidak

boleh masuk”. (CK/ILC/64/300917)

Konteks : Dalam tuturannya tokoh memberitahu bahwa bapak-

bapak yang sudah tua atau sêpuh tidak boleh masuk kedalam ruangan

dimana sedang berlangsungnya suatu konferensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

55

Pada data di atas, penutur menggunakan penyisipan pengulangan kata

yang menyebabkan terjadinya campur kode ke dalam. Data di atas menunjukan

salah satu faktor penyebab terjadinya campur kode ke dalam adalah tujuan untuk

memberitahukan sesuatu. Hal tersebut dapat dilihat dari ketiga tuturan tokoh,

BSM yang mengatakan, “sampun-sampun”, dalam tuturan tersebut BSM

menyisipkan pengulangan kata “sampun-sampun” yang dalam bahasa Indonesia

berarti “sudah atau sudah-sudah”. “Ancer-ancer” merupakan penyisipan

pengulangan kata yang dilakukan oleh RIK, yang dalam bahasa Indonesia berarti

“kira-kira atau perkiraan” dan tuturan BU yang mengatakan “sêpuh-sêpuh”

dalam bahasa Indonesia berarti “tua atau tua-tua”. Dalam suasana informal dan

santai, campur kode yang digunakan ketiga tokoh diatas bermaksud ingin

memberitahukan sesuatu kepada mitra tuturnya. Hal ini sejalan dengan pendapat

Nababan (1992) memaparkan pengertian tentang campur kode sebagai

pencampuran dua bahasa atau lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi

yang menuntut percampuran itu. Ditambahkan pula, percampuran bahasa tersebut

disebabkan oleh kesantaian atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan

biasanya terjadi dalam situasi informal.

4.4.1.2 Mempertegas Sesuatu

Peristiwa campur kode ke dalam di bawah ini disebabkan karena

faktor penutur ingin mempertegas sesuatu. campur kode yang terjadi pada

tuturan di bawah ini adalah campur kode penyisipan kata. Percampuran

kode tersebut dapat terjadi karena penutur ingin mempertegas sesuatu

kepada mitra tuturnya. Hal itu dapat dilihat pada data di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

56

30. BSM : Tapi betapapun juga ada konspirasi, tapi kezaliman,

kebiadapan itu ndak boleh berlangsung dong, kita punya sila ke dua

to “Kemanusiaan yang adil dan beradab” jangan diubah menjadi

“Kemanusiaan yang dzholim dan biadab”. (CK/ILC/04/300917)

Konteks : Peristiwa tutur dilakukan oleh tokoh BSM dalam acara

Indonesia Lawyers Club yang tayang pada 1 Agustus 2017. Tokoh

menegaskan argumennya terkait dengan dasar negara Indonesia yang

terdiri dari lima sila. Pada sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang

adil dan beradab” bukan “kemanusiaan yang dzholim dan biadab”.

Data di atas merupakan peristiwa campur kode ke dalam dengan faktor

penyebab penutur ingin mempertegas sesuatu. Pada data di atas tokoh

menggunakan penyisipan kata ragam tidak baku. Dalam tuturannya tokoh

menggunakan kata “ndak” yang seharusnya “tidak”. Penyisipan kata yang

digunakan tokoh bermaksud untuk mempertegas tuturannya. Peristiwa campur

kode di atas terjadi dalam suasana serius. Hal ini sejalan dengan pendapat

Nababan (1992) memaparkan pengertian tentang campur kode sebagai

pencampuran dua bahasa atau lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi

yang menuntut percampuran itu.

4.4.1.3 Membangkitkan Rasa Humor

Salah satu faktor penyebab terjadinya campur kode ke dalam

adalah untuk membangkitkan rasa humor. (Nababan dalam Suandi, 2014:

139) mengatakan bahwa suatu keadaan berubah ketika seorang penutur

mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak

berbahasa (speech act) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang

menuntut percampuran bahasa itu sendiri itulah yang disebut campur kode.

Pada peristiwa tutur dibawah ini, peneliti menemukan salah satu faktor

penyebab campur kode adalah untuk membangkitkan rasa humor. Berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

57

adalah contoh data campur kode ke dalam dengan faktor penyebab untuk

membangkitkan rasa humor.

31. KI : “Sujiwo ini bikin cemburu semua laki-laki, datang dari

ndeso bawa sekian banyak, biasanya dia hanya bawa satu, Sujiwo dan

Eya Grimonia, selamat wong ndeso”. (CK/ ILC/37/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 8 Agustus 2017 dengan tema

Maknyus Menuai Kasus. KI mengatakan bahwa sosok Sujiwo Tedjo

yang datang dari desa biasanya hanya membawa satu teman, namun

kali ini membawa banyak teman.

Pada peristiwa tutur di atas, merupakan salah satu contoh campur kode ke

dalam dengan faktor penyebab untuk membangkitkan rasa humor. Pada

tuturannya, KI menggunakan campur kode penyisipan kata dan penyisipan frasa

dalam bahasa Jawa. Hal ini dapat dilihat pada tuturan “datang dari ndeso bawa

sekian banyak” dan “selamat wong ndeso”. Penyisipan kata “ndeso” dan

penyisipan frasa “wong ndeso” yang dalam bahasa Indonesia berarti “desa” dan

”orang desa”. Dalam tuturannya penutur menggunakan ragam informal dengan

maksud untuk membangkitkan rasa humor. Hal ini sejalan dengan pendapat

Nababan (1992) memaparkan pengertian tentang campur kode sebagai

pencampuran dua bahasa atau lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi

yang menuntut percampuran itu.

4.4.1.4 Menunjukkan Kedekatan Penutur dan Mitra Tutur

Penelitian dalam acara dialog interaktif Indonesia Lawyers Club

ini, peneliti menemukan data campur kode ke dalam dengan faktor

penyebab untuk menunjukkan kedekatan penutur dan mitra tutur. peristiwa

campur kode ini terjadi dalam suasana formal ke informal. Penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

58

menggunakan penyisipan kata ragam tidak baku dalam tuturannya. Hal ini

dapat dilihat pada tuturan di bawah ini.

32. RW : “saya tadi hanya menyampaikan bahwa”

SS :“sebentar-sebentar Bro, giliran saya ngomong

kamu diem dulu. Abang ngomong kamu diem”. (CK/ILC/72/300917)

Konteks : Peristiwa tutur dalam acara dialog interaktif Indonesia

Lawyers Club tayang pada 15 Agustus 2017. SS meminta RW

memberikan kesempatan dirinya untuk berbicara.

Data di atas, merupakan data campur kode ke dalam dengan menggunakan

penyisipan kata ragam tidak baku. SS menggunakan kata ragam tidak baku

“diem” yang dalam bentuk baku “diam”. Maksud dari penggunaan kata ragam

tidak baku tersebut adalah untuk menunjukkan kedekatan penutur dengan mitra

tuturnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Nababan (1984), yang mengatakan

campur kode dapat terjadi karena penutur ingin menunjukkan keterpelajarannya,

tetapi tanpa disadari justru bahasa yang diucapkan merupakan kata yang tidak

baku atau tidak tepat pengucapannya.

4.4.1.5 Menjelaskan Sesuatu

Faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode pada data di

bawah ini adalah tujuan untuk menjelaskan sesuatu. Dalam tuturannya,

tanpa disadari bahasa yang dipakai penutur mengalami campur kode

penyisipan kata dalam bahasa Jawa. Hal ini dapat dilihat pada data di

bawah ini.

33. NS : “bahwa semua itu tidak menghitung ngawur, saya itu

bermitra dengan Gapoktan. Sehingga kalau jualpun itu akhirnya akan

dibeli orang yang merasa dibelikan itu bisa dikatakan pahlawan, kalau

lagi musim rendheng untuk mendapatkn itu tidak semua orang”. (CK/

ILC/30/300917)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

59

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 8 Agustus 2017 dengan tema

Maknyus Menuai Kasus. NS menejlaskan bahwa perhitungan harga

jual tidak dilakukan secara sembarangan.

Pada data di atas, peneliti menemukan faktor tujuan untuk menjelaskan

sesuatu dalam tuturan tokoh. Tokon bercampur kode menggunakan penyisipan

kata dalam bahasa Jawa “ngawur” yang dalam bahasa Indonesia berarti

“sembarangan” dan “rendheng” yang dalam bahasa Indonesia berarti musim

“penghujan”. Hal ini sejalan dengan pendapat Chaer (2010) bahwa campur kode

dapat terjadi karena penutur ingin menafsirkan atau menjelaskan sesuatu kepada

mitra tutur.

4.4.2 Tujuan Campur Kode Keluar

Campur kode adalah suatu keadaan berubah ketika seorang penutur

mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak

berbahasa (speech act) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang

menuntut percampuran bahasa itu sendiri (Nababan dalam Suandi, 2014: 139).

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan lima faktor penyebab terjadinya

campur kode keluar, yaitu sebagai berikut.

4.4.2.1 Memberitahukan Sesuatu

Menurut Chaer (2010) bahwa campur kode dapat terjadi karena

penutur ingin menafsirkan atau menjelaskan sesuatu kepada mitra

tuturnya. Dalam penelitian ini, penelii menemukan salah satu contoh data

yang mengandung faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu untuk

memberitahukan sesuatu. Pada tuturannya, tanpa disadari bahasa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

60

dipakai penutur mengalami campur kode penyisipan kata dalam bahasa

Inggris. Hal ini dapat dilihat pada data di bawah ini.

34. SS : “Saya tadi sangat prihatin atas pernyataan

saudara Taufik Hadi menyangkut, menghantam personalitynya

saudara Febri dia tidak pantas katanya menjadi juru bicara dan lain-

lain”. (CK/ ILC/45/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 15 Agustus 2017. SS

memberitahukan bahwa beliau tidak setuju dengan pernyataan

saudara Taufik Hadi terhadap saudara Febri.

Pada data di atas, tuturan yang mengandung penyisipan kata dalam bahasa

Inggris “personality” yang dalam bahasa Indonesia berarti “kepribadian”.

Penutur menggunakan kata dalam bahasa Inggris karena bermaksud untuk

memberitahukan sesuatu kepada mitra tuturnya serta ingin menunjukkan

keterpelajarannya dalam menguasai bahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat

(Nababan dalam Suandi, 2014: 139) bahwa suatu keadaan berubah ketika seorang

penutur mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak

berbahasa (speech act) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang

menuntut percampuran bahasa itu sendiri.

4.4.2.2 Menegaskan Sesuatu

Menurut Nababan (1991: 32) campur kode adalah suatu keadaan di

mana orang mencampur dua bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak

bahasa dalam situasi berbahasa yang menuntut percampuran itu. Pada data

campur kode di bawah ini terjadi karena faktor penyebab penutur ingin

menegaskan sesuatu kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

61

35. NB : “yang dimaksud powerful itu apa, sehingga saya dapat

melihat apakah benar saya sebagaimana definisi itu”. (CK/

ILC/58/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 29 Agustus 2017. NB

menegaskan hal apa yang membuat mitra tutur mempunyai

pandangan tersendiri terhadap NB.

Pada tuturan di atas, tuturan terjadi dalam suasana informal. NB

menggunakan penyisipan kata dalam bahasa Inggris yaitu “powerful” yang

berarti “sangat kuat”. Penyisipan kata dalam bahasa Inggris tersebut dimaksudkan

oleh penutur untuk menegaskan sesuatur. Selain itu, penutur menggunakan

penyisipan kata dalam bahasa Inggris karena penutur ingin menunjukkan

keterpelajarannya dalam berbahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Nababan,

(1984) yang mengatakan bahwa campur kode dapat terjadi karena penutur ingin

menunjukkan keterpelajarannya, tetapi tanpa disadari justru bahasa yang

diucapkan tidak baku atau tidak tepat penggunaannya.

4.4.2.3 Menjelaskan Sesuatu

Penyebab campur kode muncul biasanya karena penutur dan mitra

tutur menyisipkan bahasa asing atau ragam bahasa yang tidak baku dalam

tuturannya. Seperti yang dikatakan oleh Nababan (1991: 32) bahwa

campur kode adalah suatu keadaan di mana orang mencampur dua bahasa

atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa dalam situasi berbahasa

yang menuntut percampuran itu. Pada percakapan di bawah ini, campur

kode terjadi karena faktor penyebab penutur ingin menjelaskan sesuatu

kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

62

36. DAS : “Faktanya selama ini tetap ada double loyality yang

terjadi, misalnya penyidik-penyidik dari kepolisian biasanya lebih

patuh kepada atasannya di kepolisian”. (CK/ ILC/59/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 5 September 2017. DAS

menjelaskan bahwa penyidik dari kepolisian lebih patuh kepada

atasannya.

Pada data di atas, tuturan terjadi dalam suasana informal ke formal.

Penutur menggunakan penyisipan frasa dalam bahasa Inggris yaitu “double

loyality” yang berarti “loyalitas ganda”. Penyisipan frasa dalam bahasa asing

tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan sesuatu yang ingin disampaikan

penutur. Penutur menggunakan frasa tersebut karena juga ingin menunjukkan

keterpelajarannya dalam berbahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Nababan,

(1984) yang mengatakan bahwa campur kode dapat terjadi karena penutur ingin

menunjukkan keterpelajarannya, tetapi tanpa disadari justru bahasa yang

diucapkan tidak baku atau tidak tepat penggunaannya.

4.4.2.4 Menghormati Lawan Tutur

Faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode pada data di

bawah ini adalah tujuan untuk meenghormati lawan tutur. Dalam

tuturannya, tanpa disadari bahasa yang dipakai penutur mengalami campur

kode penyisipan kata dalam bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat pada data

di bawah ini.

37. HA : “Saya minta maaf ke teman-teman penyidik, saya tahu

penyidik kerja udah tidak pulang barangkali dari airport langsung

verivikasi ke mana crosscheck dari saksi dan ke yang lain-lain”.

(CK/ILC/17/30092017)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club tayang pada 15 Agustus 2017. HA meminta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

63

maaf terhadap teman-teman penyidik dan menghargai tanggung jawab

dan kerja keras penyidik dalam melakukan pekerjaannya.

Peristiwa tutur di atas terjadi dalam suasana informal ke formal. Tuturan

yang mengandung penyisipan kata dalam bahasa Inggris “airport” dalam bahasa

Indonesia berarti “lapangan terbang/bandara” dan “crosscheck” atau dalam

bahasa Indonesia berarti “pemeriksaan kembali”. Penutur menggunakan

penyisipan tersebut karena bermaksud untuk menghormati lawan tuturnya.

Campur kode keluar ini sejalan dengan pendapat dari (Nababan dalam Suandi,

2014: 139) bahwa suatu keadaan berubah ketika seorang penutur mencampur dua

atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak berbahasa (speech act)

tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut percampuran bahasa

itu sendiri.

4.4.2.5 Sekadar Bergaya atau Bergengsi

Pada data di bawah ini, tuturan yang ditemukan oleh peneliti dalam

acara dialog interaktif Indonesia Lawyers Club menunjukkan sebagai

faktor sekedar bergengsi yang menyebabkan munculnya campur kode.

Walaupun faktor situasi, lawan bicara, topik,dan faktor sosio-situasional

tidak mengahrapkan adanya campur kode atau terjadinya campur kode,

sehingga tampak adanya pemaksaan, tidak wajar, dan cenderung dan

cenderung tidak komunikatif.gejala seperti ini banyak ditemukan pada

gaya bahasa anak remaja atau selebritis. Campur kode dapat terjadi apabila

penutur kesulitan menyampaikan kata yang ingin disampaikan pada mitra

tutur (Nababan, 1984). Pada data di bawah ini, penutur menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

64

penyisipan kata untuk sekedar bergengsi. Hal tersebut dapat dilihat pada

data di bawah ini.

38. ES : “kalau tidak dicopot saya minta pertanggung

jawaban kepada klien saya, you harus tanggungjawab dimana uang

itu”. (CK/ ILC/50/300917)

Konteks : Peristiwa tutur terjadi dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lwyers Club tayang pada 22 Agustus 2017. ES akan

meminta pertanggung jawaban dari kliennya dan akan meminta

uangnya kembali.

Data di atas merupakan contoh peristiwa tutur campur kode keluar dengan

faktor penyebab untuk sekedar bergengsi. Dalam suasana tuturan formal ke

informal. Maksud penutur menggunakan penyisipan kata tersebut untuk sekedar

bergengsi pada mitra tuturnya. Penggunaan kata “you” menunjukkan bahwa hal

tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Nababan, (1984) yang

mengatakan bahwa campur kode dapat terjadi karena penutur ingin menunjukkan

keterpelajarannya, tetapi tanpa disadari justru bahasa yang diucapkan tidak baku

atau tidak tepat penggunaannya.

4.5 Pembahasaan

Dalam acara dialog interaktif Indonesia Lawyers Club yang tayang di TV

One, peneliti menemukan campur kode. Pada acara tersebut peneliti banyak

mendapatkan informasi baru, penejelasan mengenai suatu topik hangat yang

sedang dibicarakan, pro dan kontra dalam suatu kasus di Indonesia dan lain

sebagainya. Data campur kode ke dalam berjumlah 30 data, campur kode keluar

sebanyak 54 data, dan 5 data untuk unsur tercampur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

65

Dalam acara dialog interaktif Indonesia Lawyers Club, menemukan

beberapa tujuan terjadinya campur kode. Terdapat 23 data campur kode keluar

dengan tujuan untuk memberitahukan sesuatu, 8 data dengan tujuan mempertegas

sesuatu, 21 data dengan tujuan menjelaskan sesuatu, 1 data dengan tujuan

menghormati lawan tutur, dan 1 data dengan tujuan sekedar bergengsi.

Sedangkan dalam campur kode kedalam terdapat 14 data dengan tujuan

memberitahukan sesuatu. 5 data dengan tujuan mempertegas sesuatu, 1 data

dengan tujuan membangkitkan rasa humor, 1 data dengan tujuan menunjukkan

kedekatan penutur dengan mitra tutur, dan 9 data dengan tujuan menjelaskan

sesuatu. Untuk mengkaji tuturan-tuturan yang mengandung campur kode dalam

acara dialog interaktif Indonesia Lawyers Club peneliti menggunakan teori dari

Pranowo, Abdul Chaer, Suandi, Fasold, dan Nababan.

Dialog interaktif Indonesia Lawyers Club merupakan salah satu program

yang ada di TV One. Indonesia Lawyers Club mulai pertengahan tahun 2017

tayang seminggu sekali dengan menyuguhkan tema yang berbeda setiap

episodenya. Tema yang diangkat dalam Indonesia Lawyers Club ini selalu topik

dan isu yang sedang hangat diperbincangkan dikalangan masyarakat. Topik yang

diangkat dalam ILC ini tidak lepas dari masalah-masalah yang ada di Indonesia,

seperti kasus di bidang politik, hokum, ekonomi, dan lain sebagainya.

Campur kode merupakan salah satu ruang lingkup sosiolinguistik yang

tidak lepas dari konteks. Konteks adalah latar belakang pengetahuan yang sama-

sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur yang memungkinkan mitra tutur untuk

memperhitungkan tuturan dan memaknai arti tuturan dari si penutur (Grice dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

66

Rusminto, 2015: 50). Dalam acara dialog interaktif Indonesia Lawyers Club,

untuk memahami setiap tututran tokoh dalam acara tersebut, setiap tokoh harus

memahami setiap konteks tuturan yang ada.

Menurut Fasold (dalam Chaer dan Agustina 2010: 115) yang mengatakan

bahwa campur kode terjadi apabila seseorang menggunakan satu kata atau frasa

dari satu bahasa. Selain itu, Suwito (1983:76) membedakan campur kode menjadi

dua golongan, yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing) dan campur kode

keluar (outer code mixing). Campur kode ke dalam adalah campur kode yang

menggunakan bahasa asli dengan segala variasinya, dan campur kode keluar

adalah campur kode yang menggunakan bahasa asing. Kemudian, Nababan

(1984) mengatakan bahwa campur kode dapat terjadi karena penutur ingin

menunjukkan keterpelajarannya, tetapi tanpa disadari justru bahasa yang

diucapkan merupakan kata yang tidak baku atau tidak tepat pengucapannya.

Dalam acara dialog interaktif Indonesia Lawyers Club, peneliti

menemukan tujuan terjadinya campur kode yang dibagi menjadi tujuan campur

kode ke dalam dan tujuan campur kode keluar. Pada campur kode kedalam,

tujuan yang ditemukan peneliti dalam penelitiannya adalah tujuan untuk

memberitahukan sesuatu, mempertegas sesuatu, membangkitkan rasa humor,

menunjukkan kedekatan dengan mitra tutur, dan untuk menjelaskan sesuatu.

Kemudian tujuan terjadinya campur kode keluar adalah tujuan untuk

memberitahukan sesuatu, mempertegas sesuatu, menjelaskan sesuatu,

menghormati lawan tutur, dan untuk sekadar bergaya atau bergengsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

67

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian campur kode dalam dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club periode Agustus-September 2017, maka dikemukakan

simpulan sebagai berikut.

1. Wujud campur kode pada tuturan tokoh dalam acara dialog interaktif

Indonesia Lawyers Club periode Agustus-September 2017 terbagi dalam 3

jenis yaitu campur kode kedalam, campur kode keluar dan temuan

tambahan yakni campur kode campuran. Dalam penelitian ini campur kode

ke dalam dan campur kode keluar terbagi menjadi tiga jenis bentuk

penyisipan bahasa dalam komunikasi. Penyisipan yang ditemukan berupa

penyisipan kata, penyisipan frasa, dan pengulangan kata. Dalam campur

kode campuran peneliti menemukan tiga jenis bentuk penyisipan bahasa

dalam komunikasi, yaitu penyisipan kata dan pengulangan kata,

penyisipan kata dan penyisipan frasa, kemudian penyisipan kata.

2. Campur kode memiliki fungsi terkait dengan tujuan berkomunikasi.

Dalam kegiatan komunikasi pada masyarakat multilingual, campur kode

pada umumnya dialkukan untuk suatu tujuan. Penelitian ini peneliti

menemukan beberapa tujuan terjadinya campur kode pada tuturan tokoh

dalam acara Indonesia Lawyers Club. Temuan itu sebanyak tujuh tujuan

terjadinya campur kode, diantaranya adalah untuk memberitahukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

68

sesuatu, mempertegas sesuatu, menjelaskan sesuatu, menghormati lawan

tutur, menunjukkan kedekatan dengan mitra tutur, membangkitkan rasa

humor, dan sekedar bergengsi.

Tujuan penggunaan campur kode yang dipaparkan diatas barulah

sebagian. Sebuah penelitian/kajian sosiolinguistik yang lebih khusus, dapat

memberikan gambaran lebih banyak tentang berbagai tujuan campur kode, serta

berbagai implikatur lainnya yang terkandung dalam sebuah peristiwa tutur.

Keberagaman jenis campur kode dapat dilihat melalui analisis data berupa

tuturan-tuturan yang diungkapkan oleh tokoh-tokoh dalam acara tersebut. Hasil

analisis menunjukkan bahwa wujud campur kode berdasarkan teori dari Pranowo,

Nababan, Fasold, Abdul Chaer, dan Suwito dapat ditemukan melalui dialog

interaktif Indonesia Lawyers Club. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa penggunaan campur kode dalam dialog interaktif Indonesia

Lawyers Club tersebut digunakan penutur untuk membahas topik permasalahan

atau mengemukakan pendapat yang diangkat dalam dialog tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

69

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian dengan judul

“Analisis Campur Kode Dalam Dialog Interaktif Indonesia Lawyers Club

TvOne Periode Agustus- September 2017”, masih banyak fenomena kebahasaan

yang belum banyak diteliti dalam acara dialog interaktif tersebut, karena peneliti

hanya terfokus meneliti campur kode dalam acara tersebut yaitu mengenai bentuk

campur kode dan penyebab terjadinya campur kode. Peneliti menyarankan agar :

1. Peneliti lanjutan dapat meneliti mengenai ciri alih kode, tujuan alih

kode dan pola interaksi alih kode atau fenomena campur kode, prinsip

kesantunan, prinsip kerjasama, dan yang lainnya yang ada dalam acara

dialog interaktif Indonesia Lawyers Club sesuai dengan kebutuhan

peneliti dan menunjang sebagai penelitian kajian sosiolinguistik.

2. Dalam penelitian ini peneliti menemukan data campur kode yang

bahasa tercampurnya berasal dari dua bahasa yaitu bahasa Jawa dan

bahasa Inggris. Diharapkan peneliti lanjutan dapat menemukan

temuan-temuan lain agar dapat menyempurnakan penelitian terdahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

70

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, dan Alek Abdullah. 2013. Linguistik Umum. Jakarta:

Erlangga.

Alawiyah, Astuti. 2016. Alih Kode dan Campur Kode dalam Acara

dalam Acara Talk Show Just Alvin Di Metro TV dan

Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

Alwasilah, Chaedar. 1985. Sosiologi bahasa. Bandung: Angkasa.

Aslinda & Syafyaha, Leni. 2007. Pengantar Sosiolinguistik.

Bandung: PT Refika Aditama.

Aslinda & Syafyaha, Leni. 2010. Sosiolinguitisk. Bandung: Refika

Aditama.

Chaer, Abdul dan Agustina Leoni. 2004. Sosiolinguistik

Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Chaer, Abdul dan Agustina Leoni. 2010. Sosiolinguistik

Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekaristi, Nur Vicincia. 2004. Campur Kode dalam Novel Belantik

Karya Ahmad Tohari. (Skripsi). Yogyakarta: Sanata Dharma.

Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa

Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa.

Ende: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta:

Gramedis Pustaka Utama.

Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Nababan, PWJ. 1984. Sosiolinguistik;suatu pengantar. Jakarta: PT

Gramedia.

Pateda, Mansoer. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa

Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

71

Poedjosoedarmo, Supomo. 1986. ”Kode dan Alih Kode”.

Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.

Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Putranto, Eka Yemi. 2012. Campur Kode Tuturan Guru Dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas I, II, III SD Negeri

Banyuraden, Gamping, Sleman Tahun Ajaran 2010/2011.

(Skripsi). Yogyakarta: Sanata Dharma.

Rahardi, Kunjana. 2010. Kajian Sosiolinguistik Ihwal Kode dan

Alih Kode. Bogor: Ghalia Indonesia.

Ramlan, M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Rusminto, Nurlaksana E. 2015. Analisis Wacana: Sebuah kajian

Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suandi, I Nengah. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik (Teori dan

Problem). Surakarta: Henary Offiset.

Wasesa, Sinung Lebda. 2010. Campur Kode Dalam Iklan Majalah

Hai. (Skripsi). Yogyakarta: Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

72

BIOGRAFI PENULIS

Faradhita Dian Maharani lahir di Sleman, 23

Januari 1995 dari pasangan Bapak Sugiyanto dan Ibu

Tukinah. Beralamat di Sidorejo, Caturharjo, Sleman,

Yogyakarta. Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri Bintaos

pada tahun 2001-2006. Pada tahun 2007-2009, ia melanjutkan pendidikan

menengah pertama di SMP N 1 Tepus. Selanjutnya, pada tahun 2010-2012 ia

menempuh pendidikan menengah kejuruan di SMK N 3 Wonosari, Yogyakarta.

Pada tahun 2013, ia tercatat sebagai mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa pendidikan di Universitas Sanata

Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Analisis

Campur Kode Dalam Dialog Interaktif Indonesia Lawyers Club TV One Periode

Agustus-September 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

73

TRIANGULASI HASIL PENELITIAN

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

PERIODE AGUSTUS-SEPTEMBER 2017

Triangulator dimohon untuk memeriksa kembali data yang diperoleh peneliti untuk keperluan keabsahan data. Triangulator yang

dipercaya untuk memeriksa data penelitian adalah penyidik yang memiliki kemampuan dalam bidang sosiolinguistik.

Petunjuk pengisian :

1. Triangulator dimohon untuk memberikan tanda centang (√ ) pada kolom setuju atau tidak setuju berdasarkan jenis dan faktor penyebab

campur kode dalam tuturan tokoh-tokohIndonesia Lawyers Club.

2. Triangulator dimohon untuk memberikan kritik dan saran pada kolom komentar.

Keterangan :

CK : Campur Kode

ILC : Indonesia Lawyers Club

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

74

No No. Data Tuturan Perubahan

Kode

Jenis

Campur

Kode

Faktor

Penyebab

dan

Tujuan

Campur Kode

Indikator Konteks

Situasi

Triangul

a-tor

Komentar

I E S TS

1. CK/ILC/

01/30091

7

KI : “sebelumnya

saya minta

applause dulu

untuk Tata Janeta

yang sudah

membawakan

lagu Negeri

Diatas Awan”.

Penyisipan

kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menggunakan

bahasa Inggris

untuk

mengapresiasi

Tata Janeta

yang sudah

menyanyikan

lagu berjudul

Negeri diatas

Awan.

Membahas

tentang topik

pembicaraan

dengan

suasana

santai.

2 CK/ILC/

02/30091

7

KI : “malam ini

terpaksa saya

jelaskan karena

banyak banget

yang bertanya,

bahwa yang

benar,

narasumber untuk

beras tersebut

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menegaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menegaskan

sesuatu yang

dalam

tuturannya

terdapat

bahasa

asingnya.

Membahas

tentang topik

pembicaraan

dengan

suasana

santai.

TABULASI CAMPUR KODE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

75

yang udah

conform sampai

hari minggu

kemarin pada

senin pagi

mengatakan

bahwa persoalan

sudah selesai”.

3 CK//ILC/

03/30091

7

KI :

“pemirsa kita

lanjutkan diskusi

kita, harusnya ke

juru bicara KPK

Febri Diansyah,

tapi karena Buya

Safii Maarif

sudah siap di

Jogja, kami

bergabung dulu

dengan pendiri

Maarif Institute

Buya Safii

Maarif”.

BSM :

“sampun-

sampun, sudah

siap saya bung

Karni”.

Penyisipan

pengulanga

n kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam tuturan

Buya Safii

Maarif

menggunakan

pengulangan

kata dalam

bahasa jawa

yaitu

“sampun-

sampun” yang

menunjukkan

munculnya

campur kode.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dengan

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

76

4 CK/ILC/

04/30091

7

BSM : “tapi

betapapun juga

ada konspirasi,

tapi kezaliman,

kebiadapan itu

ndak boleh

berlangsung

dong, kita punya

sila ke dua to

“Kemanusiaan

yang adil dan

beradab” jangan

diubah menjadi

“Kemanusiaan

yang dzholim dan

biadab”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

mempertegas

sesuatu

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menegaskan

sesuatu dengan

menggunakan

kata dalam

bahasa tidak

baku.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius.

5 CK/

ILC/05/3

00917

BSM : “pulihkan

kembali,

walaupun

kemarin kritik

luar biasa banyak

sekali, macam-

macam ada e-ktp,

ada simulasi SIM,

apa ndak kapok-

kapoknya kita

berbuat jahat”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

mempertegas

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menegaskan

sesuatu

menggunakan

kata ragam

tidak baku.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

77

6 CK/

ILC/06/3

00917

FD : “ya

memang

kewenangan ada

di Polri saya kira,

namun kemarin

ketika presiden

memanggil kalau

memang ada

kebijakan-

kebijakan lain

sesuai dengan

peraturan UU

yang berlaku bagi

kami di KPK

tentu saja poin

yang paling

penting adalah

agar pelaku

penyerangan itu

memang bisa

diungkap segera

dan diproses

sehingga kita bisa

tahu sebenarnya

siapa

mastermeind

dari peristiwa

tersebut”.

Penyisipn

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menggunakan

bahasa asing di

tengah-tengah

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

78

7 CK/

ILC/07/3

00917

KI :

“hari-hari terakhir

ada

perkembangan

bahwa Tito

dipanggil ke

istana oleh

Presiden.

Mungkin pak

Rikwanto udah

dapat briefing

dari kapolri, apa

yang dibahas

dengan

Presiden?”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

mempertegas

sesuatu

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menggunakan

kata tidak baku

dan bahasa

asing dalam

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

8 CK/

ILC/08/3

00917

RIK : “setelah

kembali penyidik

langsung mencari

siapa yang

dimaksud saksi

kunci, dan

memang

ditemukan, kita

melakukan

pemeriksaan

terhadap yang

bersangkutan, kita

melakukan

crosscheck dan

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menggunakan

bahasa asing

dan kata tidak

baku dalam

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

79

sebagainya

akhirnya kita

makin mendapatkan

gambaran jelas

tentang peristiwa

yang ada”.

9 CK/

ILC/09/3

00917

RIK : “ini kita

sampaikan,

memang dalam

proses penyidikan

itu kita urut

timelinenya

seolah-olah

tanggal 1 kita

melakukan apa, 2

melakukan apa, 3

melakukan apa,

terus ada terus

tidak”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dengan

menggunakan

bahasa asing.

Membahas

tentang topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

10 CK/

ILC/10/3

00917

RIK :

“yang jelas pada

penyiraman tidak

ada saksi yang

melihat, jadi yang

dimaksud ini

adalah sebelum

kejadian kurang

lebih kalau di

Penyisipan

Pengulanga

n Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

menggunakan

pengulangan

kata dalam

bahasa Jawa.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam situasi

santai tapi

serius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

80

ancer-ancer waktu kejadian 5

menit sebelum

kejadian

penyiraman”.

11 CK/

ILC/11/3

00917

AY : “kita gelar

kembali kita

lakukan kembali,

jadi kita tidak ada

bosennya kita

menerima

informasi dari

msayarakat

karena kita buka

semua apa yang

kita lakukan”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

mempertegas

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

mempertegas

sesuatu dengan

menggunakan

bahasa Jawa.

Membahas

topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

12 CK/

ILC/12/3

00917

RM :

“Alhamdulillah

itu setelah

diketahui segera

ditangani dan itu

sudah tidak ada

problem-

problem lagi

yang terhirup

ditenggorokan

dan di paru-paru

sudah tidak ada

lagi”.

Penyisipan

Pengulanga

n Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu

menggunakan

pegulangan

kata dalam

bahasa Inggis.

Membahasa

topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

81

13 CK/

ILC/13/3

00917

RM : “belum ada

persiapan

dikarenakan

masih sama baby

terus ketika saya

sudah siap turun

rumah saya sudah

banyak orang, ada

baju gamis pak

Novel yang sudah

basah, ada

cangkir atau apa

yang sudah

terkena air keras

terus saya disuruh

segera menyusul

pak Novel yang

sudah dibawa ke

Rumah Sakit”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dengan

menggunakan

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

14 CK/

ILC/14/3

00917

DM : “Pak Novel

beberapa waktu

yang lalu di

media televisi

ataupun secara

gamblang beliau

sampaikan bahwa

ada seorang

pamen dari

Mabes Polri yang

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dengan

menggunakan

bahasa Jawa.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

82

menyerahkan

pamen Densus

Mabes Polri”.

15 CK/

ILC/15/3

00917

DM : “kemudian

kami juga tindak

lanjuti dengan

kemudian datang

ke TKP dan

dibackup oleh

senior-senior

kami dan teman-

teman kami dari

wilayah maupun

Bareskrim dan

Mabespolri”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dengan

menggunakan

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

16 CK/

ILC/16/3

00917

HA : “Dokter

memberikan

treatment-

treatment, kalau

bahasanya orang

jakarta lebih

bersosialita, lebih

bergaul

menikmati udara

keluar menikmti

kota”.

Penyisipan

Pengulanga

n Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dengan

menggunakan

pengulangan

kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

83

17 CK/

ILC/17/3

00917

HA : “saya minta

maaf ke teman-

teman penyidik,

saya tahu

penyidik kerja

udah tidak pulang

barangkali dari

airport langung

verikasi ke mana

crosscheck dari

saksi dan ke yang

lain-lain”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menghormati

lawan tutur.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menggunakan

bahasa Inggris

dalam

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

18 CK/

ILC/18/3

00917

HA : “saya

melihat langsung

kemarin press

conferencenya

Kapolri setelah

selesai bertemu

dengan Presiden”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dengan

menggunakan

bahasa Inggris

di tengah-

tengah tuturan

dengan bahasa

Indonesianya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

19 CK/

ILC/19/3

00917

HA : “tetapi juga

menemukan

tingkat kealotan

dari masing-

masing peristiwa

itu.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dengan

terdapatsisipan

kata bahasa

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

84

Jawa dalan

tuturannya.

20 CK/

ILC/20/3

00917

DA :

“perkembangan

kesehatannya

justru

menunjukkan

trend yang sangat

positif. Karena

itulah ada

penjagaan secara

intens di

lingkungan

tempat tinggal

Novel”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dengan

menggunakan

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

21 CK/

ILC/21/3

00917

FY : “Kapolri

sudah membuka

diri, silahkan

KPK dalam hal

ini join dalam tim

meskipun dia

dalam hal umum

tidak mempunyai

wewenang”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

mempertegas

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dengan

menggunakan

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

22 CK/

ILC/22/3

00917

SS :

“sementara di

tingkat midleman

itu mendapat

sampai 330 juta

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dengan

menggunakan

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

85

setahun. Memang

ternyata ada juga

fleksibilitas

mereka di

masing-masing

region itu tapi

tetap saja harga

tidak bisa

kompetitif”.

bahasa Inggris

di tengah-

tengah

tuturannya

yang

menggunakan

bahasa

Indonesia.

santai.

23 CK/

ILC/23/3

00917

SW : “kita

berharap kasus ini

menjadi

momentum untuk

kita bersama-

sama seluruh

stake holder menata

perberasan kita”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu

menggunakan

bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius.

24 CK/

ILC//24/

300917

SR : “bahkan

kalau kita lihat

data dari asosiasi

penggilingan ada

kurang lebih

seratus duapuluh

ribu penggilingan

yang ada di

Indonesia itu

Penyisipan

Pengulanga

n Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu

menggunakan

bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkanpe

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

86

kurang lebih

duaribu yang

gēdé- gēdé”.

ngulangan kata

dalam bahasa

Jawa.

25 CK/

ILC/25/3

00917

SD :

“harga penetapan

pemerintah itu

namanya sale

price flor price”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberikan

suatu

informasi

tentang harga

penetapan

pemerintah

menggunakan

bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai

26 CK/

ILC/26/3

00917

MD :

“kalau

penggilingan pada

tradisional yang

kecil itu tingkat

pecahnya tinggi

headnya itu

kurang lebih

hanya 45%”.

MD : “untuk itu

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu

menggunakan

bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkan

beberapa kata

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

87

penggilingan padi

apapun dia tidak

akan bisa

bersaing apapun

itu karena dilihat

dari technical

tadi teknologinya.

Untuk itu juga

agar mereka tetap

bisa survive

mungkin juga ada

solusi. Apakah

perlu mereka

diberikan subsidi

oleh pemerintah

agar penggilingan

padi itu bisa

survive yang

kecil khususnya”.

dalam bahasa

Inggris.

27 CK/

ILC/27/3

00917

MD : “berikutnya

perlu dipikirkan

rice to rice, jadi

mungkin

penggilingan pada

yang kecil itu

cukup dia pecah

kulit. Selanjutnya

untuk pecah kulit

Penyisipan

Frasa dan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu

menggunakan

bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkan

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

88

menuju ke glossy

sampai dengan

beras itu

kondisinya

mengkristal.

Sekarang sudah

jadi passion saya

itu ya”.

beberapa frasa

dan kata dalam

bahasa Inggris.

28 CK/

ILC/28/3

00917

NS : “di

Demak kalau

panen raya tidak

semua

penggilingan itu

mempunyai

dryer, itu

kadang-kadang

sudah panen.

Pada saat jemur

boro-boro sinar

matahari yang ada

hujan”.

Penyisipan

Kata dan

Pengulanga

n Kata

√ √ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberikan

suatu

informasi

menggunakan

bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris

dan

pengulangan

kata dalam

bahasa Jawa.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

29 CK/

ILC/29/3

00917

NS : “munafik

hadirnya, wong

ternyata memang

mohon maaf

sekali lagi, pabrik

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu

menggunakan

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

89

besar datang itu

pasti ada ijinnya”.

bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Jawa.

serius.

30 CK/

ILC/30/3

00917

NS : “bahwa

semua itu tidak

menghitung

ngawur, saya itu

bermitra dengan

Gapoktan.

Sehingga kalau

jualpun itu

akhirnya akan

dibeli orang yang

merasa dibelikan

itu bisa dikatakan

pahlawan, kalau

lagi musim

rendeng untuk

mendapatkn itu

tidak semua

orang”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu

menggunakan

bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Jawa.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

sanatai tapi

serius.

31 CK/

ILC/31/3

00917

SI : “jadi

kalau ada harga

sembilan ribu

kemudian harga

limabelas ribu

Penyisipan

Kata dan

Penyisipan

Pengulanga

n Kata

√ √ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu

menggunakan

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

90

kan hanya orang

mendhem yang

harga beras

sembilan ribu

dibeli limabelas

ribu atau

duapuluh ribu.

Kemudian kalau

terjadi kartel itu

siapa yang

mempunyai

kewenangan?

Menteri Pertanian

ujug-ujug pergi

kesana padahal

bukan tugasnya.

Tolonglah kalau

perkara itu belum

jelas jangan

overexposed

jangan

bergembor-

gembor di media

karena itu sangat

menggangu”.

bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Jawa,

bahasa Inggris

dan

menyisipkan

pengulangan

kata dalam

bahasa Jawa.

serius tapi

santai.

32 CK/

ILC/32/3

00917

AS :

“apakah misalnya

Buya safii sudah

melakukan

Penyisipan

Kata

√ Untuk

mempertegas

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menegaskan

sesuatu dengan

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

91

surveillance terhadap

produknya PT

Ibu. Kalau dia

melakukan

surveillance apakah ada

ketidak sesuaian,

apakah ada

potensi unsur-

unsur pidana

disana. Kalau

ditemukan gejala

seperti itu apakah

ada regulasi yang

mengatur mereka

harus mereport

kepada

kepolisian”.

mengulang-

ulang kata “

apakah”

dalam

tuturannya dan

menggunakan

bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris.

suasana

serius.

33 CK/

ILC/33/2

00917

Prof. HD :

“bukan untuk

membuat

rengginan, bukan

untuk membuat

ketupat, bukan

untuk membuat

lontong dan lain-

lain sebagai

intermediate atau

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dalam bahasa

Indonesia

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

92

untuk membuat

kukis dan lain

sebagainya. Tapi

saya lihat dari sisi

gizinya next slide

saja, itukan

didalam tabel gizi

ada informasi

nilai gizi”.

34 CK/

ILC/34/3

00917

RR :

“Pejabat bulognya

kagak tahu,

menterinya kagak

tahu, 2-3 tahun

yang lalu”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dengan

menyisipkan

kata ragam

tidak baku.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

35 CK/ILC/

35/30091

7

RR : “saya ingat

dulu ada mantan

presiden kité

yang doktor

pertanian. Saya

pikir tadinya mau

all out dalam

bidang pertanian,

ternyata tidak.”

Penyisipan

Kata dan

Penyisipan

Frasa

√ √ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

Kata dari

bahasa daerah

Betawi dan

menyisipkan

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

93

frasa dalam

bahasa Inggris.

36 CK/

ILC/36/3

00917

ST : “ulu yang

namanya beras itu

harus dimasak di

dandhang, saya

tanya ke orang-

orang kimia apa

artinya

dandhang, ditus

artinya air itu

netes sehingga

kadar gulanya

turun”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

Kata dalam

bahasa Jawa.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

37 CK/

ILC/37/3

00917

KI : “Sujiwo ini

bikin cemburu

semua laki-laki,

datang dari ndeso

bawa sekian

banyak, biasanya

dia hanya bawa

satu, Sujiwo dan

Eya Grimonia,

selamat wong

ndeso”.

Penyisipan

frasa

√ Untuk

membangkitkan

rasa Humor.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

berusaha

membangkitka

n rasa humor

dengan

menggunaka

tuturan dengan

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Jawa.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

94

38 CK/

ILC/38/3

00917

BS : “kunjungan

Raja Salman ke

Indonesia sebagai

headline, koran

Tempo memasang

headline yang

berjudul “Data

pribadi rawan

bocor”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

ansesuatu

dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

Kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

39 CK/

ILC/39/3

00917

BS : “kepada pak

Johanes Marliem

untuk wawancara

melalui facetime

karena kami bisa

mengecek

wajahnya. Dari

komunikasi audio

visual itu

kemudian kami

mengcapture lalu

kami kirimkan

kepada orang-

orang yang sudah

bertemu”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

Kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

95

40 CK/

ILC/40/3

00917

BS : “jadi lima

ratus empat puluh

miliyar ini adalah

dana rekaman

sorry dana yang

menurut dia.

Menurut dia fee

dari rekaman

setiap sidik jari

yang kita rekam”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

dalam bahasa

Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

41 CK/

ILC/41/3

00917

RR : “sekaligus

mungkin akan

menjadi semacam

warning bahwa

hal-hal yang

berkaitan dengan

e-ktp ini”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

Kata dari

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

42 CK/

ILC/42/3

00917

FH : “ada

bagi-bagi uang

bancakan uang

sebesar 2,3

Triliyun pada

periode

september-

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

96

oktober 2010”. menyisipkan

Kata dari

bahasa Jawa.

43 CK/

ILC/43/3

00917

PRG :

“kalau saya

bandingkan

dengan kasus

yang sekarang

kita banyak

bercerita tentang

behind scene

daripada kasus

ini. Sekalipun

rekaman itu sudah

dibuka di

pengadilan tidak

automatic

rekaman itu suatu

barang bukti yang

tidak bisa diolah”.

Penyisipan

Frasa dan

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

frasa dan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

44 CK/

ILC/44/3

00917

SS : “ini

yang kita lihat

teman-teman di

DPR ini sekarang

membuat lembaga

DPR ini

perkoncoan tidak

lagi dia peka

terhadap

Penyisipan

Kata

√ Untuk

meberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menginformasi

kan sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

Kata

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

97

masyarakat”. menggunakan

bahasa Jawa.

45 CK/

ILC/45/3

00917

SS : “saya tadi

sangat prihatin

atas pernyataan

saudara Taufik

Hadi

menyangkut,

menghantam

personalitynya

saudara Febri dia

tidak pantas

katanya menjadi

juru bicara dan

lain-lain”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menginformasi

kan sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

46 CK/46/3

00917

AD : “tidak ada

keinginan untuk

turutlah sharing

dalam konteks

duka yang

kontruktiflah. Di

Indonesia

mengedepankan

privacy ride

dikatakan sama

pak Marliem

seperti itu”.

Penyisipan

Kata dan

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

Kata dan

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

98

47 CK/47/3

00917

HH : : “kemudian

kita cari-cari info,

kita tanya sana-

sini kemudian

kita push agent,

kita cari informasi

kapan kita

berangkat.

Kemudian last

minute sampai

dengan tanggal 8

akhirnya tidak

ada info jadwal

perjalanannya”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

48 CK/

ILC/48/3

00917

MT :

“akhirnya di

bulan Januari kita

melihat tidak ada

pemberangkatan

karena high

season katanya”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menginformasi

kan sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

49 CK/

ILC/49/3

00917

AR :

“maksud saya ini

juga harus ada

treatment dan

Penyisipan

Kata

√ Untuk

mempertegas

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menegaskan

sesuatu dalam

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

99

juga formula dari

Kemenag”.

tuturannya

dengan

menyisipkan

dalam bahasa

Inggris.

suasana

serius tapi

santai.

50 CK/

ILC/50/3

00917

ES : “kalau tidak

dicopot saya

minta

pertanggung

jawaban kepada

klien saya, you

harus

tanggungjawab

dimana uang itu”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk sekedar

bergengsi.

Dalam dialog

tersebut, dalam

tuturannya

tokoh

menyisipkan

dalam bahasa

Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius.

51 CK/

ILC/51/3

00917

MC :

“karena

pemerintah Arab

Saudi ini

khususnya

kementrian Haji

begitu care, dia

tidak mau begitu.

Ada orang datang

ke Saudi itu

iftiros dipinggir

jalan itu tidak

mau. Hanya

mungkin ya

pertamanya dia

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

Kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

100

berangkatkan

supaya nanti bisa

dapat customer

yang lebih banyak

lagi”.

52 CK/

ILC/52/3

00917

NU : “ada

semacam

fenomena over

promotion,

promosi yang

sangat proaktif

untuk mengajak

umat kita untuk

Haji, Umroh yang

sangat

berlebihan”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

53 CK/ILC/

53/30091

7

Ade Armando

:

“1999 Ambon,

kristen Islam itu

pembunuhan

terhadap kaum

Tionghoa masih

real belum jauh

dari sekarang

masih terjadi”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

101

54 CK/

ILC/54/3

00917

JG : “tadi

ada seorang

teman di twitter

saya nulis tapi

belum sempat

saya screenshoot.

Katanya dia

sudah searching

di google info-

info tentang

saracen itu baru

beredar sekitar

seminggu ini”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

55 CK/

ILC/55/3

00917

GN: “mereka

bahkan dengan

mudah

meneruskan

sharing atau

forward ke

orang-orang yang

mereka kenal

tanpa mengcek

dulu. Jadi benar-

benar terstruktur

ini bukan kerja

random kerja

yang rapi”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menejelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

102

56 CK/

ILC/56/3

00917

AF : “apakah

betul anda pernah

memposting

ini?”.

JG : “iya”

AF : Nah,

monggo pak

polisi ini adalah

pengakuan”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

mempertegas

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menegaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

Kata dalam

bahasa Jawa.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius.

57 CK/ILC/

57/30091

7

RG : “saya akan

terangkan

kedangkalan itu

dengan cepat

beredar di sosial

media real time.

Padahal Hoax

mempunyai

fungsi

balanching”.

Penyisipan

Frasa dan

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

frasa dan kata

dalam bahasa

Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

58 CK/

ILC/58/3

00917

NB : “yang

dimaksud

powerful itu apa,

sehingga saya

dapat melihat

apakah benar saya

sebagaimana

definisi itu”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

mempertegas

sesuatu

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menegaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

103

bahasa Inggris.

59 CK/

ILC/59/3

00917

DAS : “faktanya

selama ini tetap

ada double

loyality yang

terjadi, misalnya

penyidik-penyidik

dari kepolisian

biasanya lebih

patuh kepada

atasannya di

kepolisian”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

60 CK/

ILC/60/3

00917

ZAM : “kejadian

kemarin itu

adalah kejadian

bedhol yang

kemudian tiba-

tiba, itu menurut

saya

mempengaruhi

apa yang terjadi

pada hari ini”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menginformasi

kan sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Jawa.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

61 CK/

ILC/61/3

00917

RA : “saya kaget

ini pak, baru

dengar bahwa

kasus Probo

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

104

Sutejo barang

buktinya dibuat,

made by bukan

barang bukti hasil

kejahatan”.

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris.

suasana

santai.

62 CK/

ILC/62/3

00917

RA : “soal

style leadership

penting, kasus

seperti ini

kejadian kalau

saya lihat Aris

tadi cerita ini

mungkin masalah

tersumbat”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

63 CK/

ILC/63/3

00917

HS : “tapi kami

tidak menerima

BPJS”, it’s oke

tidak apa-apa

yang penting anak

saya diselamatkan

dulu. Dia

menyodorkan

price list disitu

dituliskan uang

muka 19.800.00

dan sewa kamar

perhari 900

Penyisipan

Kata dan

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

105

somethinglah.

Dia keep uang

saya. Kita bagi

tugas.

Saya by phone

rumah sakit yang

ada picunya. Saya

minta tolong ke

teman-teman saya

untu bantu saya,

karena ini

memang urgent.

pada saat saya

menghubungi

teman-teman

saya, tiba-tiba ada

suster yang lari-

lari sepertiorang

panik masuk

ruangan anak

saya. Perasaan

saya tidak enak

ini ada something

ini sepertinya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

106

64 CK/

ILC/64/3

00917

BU : “banyak

bapak-bapak kami

yang sêpuh-

sêpuh tidak boleh

masuk”.

Penyisipan

Perulangan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menginformasi

kan sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

perulangan

kata dalam

bahasa Jawa.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

65 CK/

ILC/65/3

00917

BU : “jangan

sampai kita

mendapatkan

beban sejarah the

boredom of the

history, lets open

at up kalau tidak

habislah negara

ini”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

mempertegas

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menegaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

Frasa dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai tapi

serius.

66 CK/

ILC/66/3

00917

AB : “tetapi

pastinya nanti

next time kita

akan lakukan

pemeriksaan

terhadap yang

bersangkutan”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menginformasi

kan sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

107

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Inggris.

67 CK/

ILC/67/3

00917

KI : “ada

sorotan juga ke

Polri kok gak

seperti kasus-

kasus lain, Polri

dalam hal ini

seolah-olah tidak

ada kemajuan

dalam penyidikan

ini. Padahal yang

lain dalam tempo

gak sampai 3

bulan sudah

terungkap”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa yang

tidak baku.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

68 CK/

ILC/68/3

00917

Jend. Pol TK

: “ada

videonya, ada

orang yang

menyebut nama

Novel, dia

merasa ditekan

memberikan

pengakuan palsu,

namanya Nico

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa yang

tidak baku.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

108

kalo gak salah

itu langsung

cepat dicari

anggota”.

69 CK/ILC/

69/30091

7

Jend. Pol TK :

“kita tangkep

mungkin ada

hubungannya,

dikorek sampai

kaitannya dengan

kelapa gading

Novel ternyata

belum nyambung

juga. Nah tim

terus

bergerak,jalan,

nah sekarang

yang terbaru saya

kira kita berhasil

meneukan saksi

yang melihat dua

orang berspeda

motor itu

beberapa menit

sebelum kejadian

penyiraman”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

tidak baku.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

109

70 CK/ILC/

70/30091

7

RM : “Pak Novel

sampaikan kalau

saya pergi lebih

berhati-hati dan

rumahnya selalu

dikunci, tapi

semuanya tidak

membuat pak

Novel yang

merubah

kebiasaannya,

beliau tetap

bekerja

sebagaimana

mestinya sampe

hari itu sampe

kejadian itu”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa yang

tidak baku.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

71 CK/

ILC/71/3

00917

AA : “jadi

saya ketemu

Novel bersama

Dahnil itu

minggu lalu, kita

ngobrol banyak

hal secara

informal, dan

saya pikir kayak

bertamu

bisabukan kayak

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Dalam dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu dalam

tuturannya

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa tidak

baku.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

110

orang

menjenguk”.

72 CK/ILC/

72/30091

7

RW : “saya tadi

hanya

menyampaikan

bahwa”

SS : “sebentar-

sebentar Bro,

giliran saya

ngomong kamu

diem dulu. abang

ngomong kamu

diem”.

Penyisipan

Kata

√ Untuk

menunjukkan

kedekatan

penutur dan

mitra tutur.

Pada dialog

tersebut, tokoh

menyisipkan

kata tidak baku

dalam

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius tapi

santai.

73 CK/

ILC/73/3

00917

RIK : “kemudian

berkaitan dengan

masalah-masalah

mereka yang

menannyakan

sampai dimana

sih progresnya

kok sepertinya

mandhék, stop,

ini kita

sampaikan”.

Penyisipan

Kata

√ √ Untuk

menjelaskan

sesuatu.

Pada dialog

tersebut tokoh

menyisipkan

kata dari

bahasa Jawa

dan bahasa

Inggris dalam

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dalam

suasana

serius

mengenai

suatu topik

pembicaraan

yang

berkaitan

dengan

pertanyaan

dari pihak

lain tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

111

progres KPK

dalam

menangani

kasus yang

menimpa

Novel

Baswedan.

74 CK/ILC/

74/30091

7

RW : “tadikan

dibangun dari

kesan penyidik

tidak melakukan

apa-apa atau

écék-écék saja”.

Penyisipan

pengulanga

n kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

menggunakan

pengulangan

kata dalam

bahasa Jawa.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dengan

suasana

serius.

75 CK/ILC/

75/30091

7

SS : “Pak

Rikwanto boleh

mengklaim

bahwa

pekerjaannya

sudah

sedemikian

monggo. Ini saya

ingat statement

dari Kapolda

yang

sebelumnya”.

Penyisipan

kata

√ √ Untuk

memberitahukan

sesuatu.

Pada dialog

tersebut, tokoh

menggunakan

penyisipan

kata dalam

bahasa Jawa

dan bahasa

Inggis.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dengan

suasana

serius saat

dialog

berlangsung

dengan topik

pembicaraan

terkait kasus

Novel

Baswedan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

112

76 CK/ILC/

76/30091

7

TA :

“konsumen yang

membeli adalah

konsumen yang

well inform dia

mungkin melihat

karena beberapa

lebel beras yang

mengatakan

beras cocok

untuk diabet”.

Penyisipan

frasa

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

mengenai

beras yang

cocok untuk

diabet,

dengan

suasana

santai tapi

serius.

77 CK/ILC/

77/30091

7

SG :

“kalau untuk

medium bisa kita

lihat bahwa dari

warna, bijipun

sudah kelihatan,

warna agak lebih

hitam terus kalau

yang medium dia

tingkat

brokennya lebih

tinggi”.

Penyisipan

kata

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

karakteristik

beras dengan

menyisipkan

bahasa Inggris

di sela-sela

tuturannya.

Membahas

suatu topik

dengan

suasana

santai tapi

serius.

78 CK/ILC/

78/30091

7

RR : “tiga juta

hektar tambahan

itu nanti akan

membuat

Indonesia bisa

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dengan

Membahas

suatu topik

pembicaraan

tentang

perkembanga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

113

jadi rice

bowlnya Asia

Tenggara dan

Asia Selatan”.

menyisipkan

frasa bahasa

Inggris dalam

tuturannya.

n lahan

pertanian

beras di

Indonesia,

dengan

suasana

serius.

79 CK/ILC/

79/30091

7

ST :

“apakah kalau

tidak ada ya kita

bergaul

memperbanyak

teman kan itu

tugasnya

pembukaan

undang-undang

dasar akeh e

bolo-bolomu,

lagipula secara

beras kita sudah

tidak punya

kebudayaan

sekarang”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dengan

menyisipkan

farasa bahasa

Jawa dalam

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

yang

dilakukan

oleh

seseorang

yang berlatar

belakang

seniman

dengan

memaparkan

argumennya

menggunaka

n gaya

seorang

seniman yang

santai tapi

tetap serius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

114

80 CK/ILC/

80/30091

7

RR :

“dalam sepuluh

tahun kita harus

jadi rice bowl

atau food

bowlnya Asia

Tenggara”.

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dalam

argumennya

dengan

meyisipkan

frasa bahasa

Inggris dalam

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dengan

suasana

santai tapi

serius

tentang

perkembanga

n pertanian

beras dalam

jangka waktu

sepuluh

tahun.

81 CK/ILC/

81/30091

7

FH : “kasus

century 6,7

Triliyun jelas itu

vonisnya

mengatakan Budi

Mulia dan

kawan-kawan

sampai hari ini

KPK diam kok,

dan itu duit

rakyat juga, anda

tidak pernah

teriak karena itu

konco-konco

Penyisipan

pengulanga

n kata

√ Untuk

menegaskan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

menegaskan

sesuatu dengan

menggunakan

pengulangan

kata bahasa

Jawa dalam

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

tentang kasus

century yang

tidak ada

tindak lanjut

dari pihak

KPK dengan

suasana

serius dan

bersifat

informal

karena nada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

115

anda mungkin”. bicara sedikit

emosional.

82 CK/ILC/

82/30091

7

GL : “ada dugaan

terkait dengan

kasus yang

sedang dibongkar

di negeri kami,

siapa tahu

ortoritas Amerika

nemu hal-hal

yang terkait

dengan kasus

tersebut”.

Penyisipan

kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

terkait proses

penyelidikan

atas kasus

kematian

Johanes

Marliem

dengan

menyisipkan

kata bahasa

Jawa dalam

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

terkait

kematian

Johanes

Marliem

dengan

suasana

serius.

83 CK/ILC/

83/30091

7

ES :

“membiarkan

tanggal 18 itu

boleh berjalan

sampai Januari

2018 kenapa

cicing wae.”

Penyisipan

frasa

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

menyisipkan

frasa dalam

bahasa Sunda

ditengah-

tengah

tuturannya

yang

menggunakan

bahasa

Indonesia

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dengan

suasana

serius yang

bersifat

informal

dengan gaya

sedikit

emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

116

dimana bahasa

Sunda itu

meru;pakan

bahasa Ibu dari

tokoh yang

bersangkutan.

84 CK/ILC/

84/30091

7

GN : “mereka

memainkan isu

yang begitu

rawan untuk

menjadi konflik

ditengah kondisi

masyarakat kita

yang traditional

literasi read dan

digital literasi

readnya rendah.”

Penyisipan

Frasa

√ Untuk

menjelaskan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

menjelaskan

sesuatu tentang

kondisi

masyarakat

Indonesia

terkait topik

pembicaraan

Saracen, tokoh

menjelaskan

dengan bahasa

Indonesia yang

ditengah

tuturannya

menyisipkan

frasa dallam

bahasa Inggris.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dengan

suasana

santai tapi

serius.

85 CK/ILC/

85/30091

7

JP : “kalau

misalnya nanti

polisi membuat

Densus anti

Penyisipan

kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

Membahas

suatu topik

pembicaraan

terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

117

korupsi, kalau

jaksanya tidak

siap mandhék”.

dengan

menyisipkan

kata dalam

tuturannya

menggunakan

bahasa Jawa.

pembentukan

Densus anti

korupsi

dengan

suasana

santai tapi

serius.

86 CK/ILC/

86/30091

7

Heri :

“anggapan saya

berarti BPJS ini

di budget tiga

hari sembuh

tidak sembuh

pulang”.

Penyisipan

kata

√ Untuk

mempertegas

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

mempertegas

argumen

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris

di tengah-

tengah

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

terkait

sepengetahua

nnya tentang

BPJS dengan

suasana

santai tapi

dengan nada

sedikit

emosional.

87 CK/ILC/

87/30091

7

HP : “makanya

silahkan nanti ke

tim apakah benar

bahwa tindakan

disini itu sudah

maksimal

sehingga ke

ruang picu itu

Penyisipan

kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Inggris

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dengan

suasana

serius terkait

pelayanan

rumah sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

118

hanya next

karena hanya ada

tiga alternatif

dari ruang IGD

ke picu, pulang,

atau ke ruang

inap biasa”.

di sela-sela

tuturannya.

dimana bayi

Debora

dirawat.

88 CK/ILC/

88/30091

7

KZ : “kalau

istilah orang-

orang Romawi,

orang-orang

Yunani namanya

Rekonsiasi kita

islah saja”.

Penyisipan

kata

√ Untuk

memberitahukan

sesuatu

Pada dialog

tersebut, tokoh

memberitahuk

an sesuatu

dengan

menyisipkan

kata dalam

bahasa Arab di

sela-sela

tuturannya.

Membahas

suatu topik

pembicaraan

dengan

suasana

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF …repository.usd.ac.id/32830/2/131224035_full.pdf · ANALISIS CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE PERIODE

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI