analisa tingkat keausan tyre pada unit hd785-7 di...

77
ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI PT. BORNEO ALAM SEMESTA SITE MELAK TUGAS AKHIR THOMAS CAHYO UTOMO NIM:150309262091 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK MESIN BALIKPAPAN 2018

Upload: vuongnhi

Post on 09-Mar-2019

339 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7

DI PT. BORNEO ALAM SEMESTA SITE MELAK

TUGAS AKHIR

THOMAS CAHYO UTOMO

NIM:150309262091

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

JURUSAN TEKNIK MESIN

BALIKPAPAN

2018

Page 2: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7

DI PT. BORNEO ALAM SEMESTA SITE MELAK

TUGAS AKHIR

KARYA INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK

MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI POLITEKNIK NEGERI

BALIKPAPAN

THOMAS CAHYO UTOMO

NIM:150309262091

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

JURUSAN TEKNIK MESIN

BALIKPAPAN

2018

Page 3: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

ii

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7

DI PT. BORNEO ALAM SEMESTA SITE MELAK

Disusun Oleh:

THOMAS CAHYO UTOMO

NIM: 150309262091

Page 4: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Thomas Cahyo Utomo

Tempat/Tgl Lahir : Balikpapan, 14 Maret 1997

NIM : 150309262091

Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul

ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI

PT. BORNEO ALAM SEMESTA SITE MELAK adalah bukan

merupakan hasil karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,

kecuali dalam kutipan yang kami sebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia mendapat sanksi akademis.

Page 5: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada

Ayahanda dan Ibunda tercinta

Siswo dan Nur Indah Winarti,

Saudara dan Saudari saya

Arif Nur Iskandar

Fandi Nur Siswanto

Shakila Nur Afifah,

Serta keluarga-keluarga lainnya yang tak bisa saya sebutkan semua

Page 6: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

v

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda

tangan di bawah ini :

Nama : Thomas Cahyo Utomo

NIM : 150309262091

Program Studi : Teknik Mesin Alat Berat

Judul TA : Analisa Tingkat Keausan Tyre Pada Unit HD785-

7 Di PT. Borneo Alam Semesta Site Melak

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak

kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau

format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Page 7: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

vi

ABSTRACT

Part of the tyre is very important for the unit in operation in the mine because tyre

itself is the second largest expense in the company, as well as things that can not

be underestimated because the cost incurred is not small for the company for the

tire, the level of management tyre more improved. The function of the tire is to

provide comfort in driving as well as the capacity of the unit load. This analysis is

conducted with the aim of analyzing the tire wear rate in order to get the cause of

the problem. So the analysis of the causes of tyre problems are collected based on

the data obtained by using TUR (tread utilization rate) and using Fishbone

diagram so that the data obtained in the form of documentation damage and

Technical failure Report. Analyzes conducted in the discussion then obtained the

level of wear and tear from the highest position of tyre at number 6 and the

smallest in the number 1 with the best wear brand of Michelin with several causes

of tire wear, among others, the method of care as well as checking and other

means and the condition of the road surface rarely performed repairs so that

damage to the tire resulted in faster wear and damage.

Keywords: Tire, Wear, Brand, Quality, Efficiency

Page 8: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

vii

ABSTRAK

Bagian dari tyre merupakan hal yang sangat sekali penting bagi unit dalam

pengoperasian di tambang karena tyre sendiri adalah pengeluaran terbesar kedua

di perusahaan, sekaligus hal yang tidak bisa dipandang sebelah mata karena cost

yang dikeluarkan tidaklah sedikit bagi perusahaan untuk tyre tersebut maka

tingkat dari management tyre lebih ditingkatkan. Fungsi dari tyre yaitu

memberikan kenyamanan dalam berkendara serta sebagai kapasitas dari beban

unit. Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan analisa tingkat

keausan tyre agar mendapatkan penyebab dari permasalahanya. Sehingga analisa

mengenai penyebab permasalahan tyre di kumpulkan berdasarkan data yang di

peroleh dengan menggunakan TUR (tread utilization rate) serta menggunakan

diagram Fishbone sehingga data yang di peroleh berupa dokumentasi gambar

kerusakan dan Technical failure Report. Analisa yang dilakukan pada

pembahasan maka didapatkan hasil tingkat keausan dari posisi tyre tertinggi di

nomor 6 dan terkecil di nomor 1 dengan merk keausan terbaik yaitu Michelin

dengan beberapa penyebab dari keausan tyre antara lain yaitu metode perawatan

serta sarana pengecekan dan lain sebagainya serta kondisi permukaan jalan yang

jarang dilakukan perbaikan sehingga kerusakan yang terjadi pada tyre

mengakibatkan keausan yang lebih cepat serta kerusakanya.

Kata Kunci : Tyre, Wear, Merk, Kualitas, Efisiensi

Page 9: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan

praktek kerja lapangan dengan judul Analisa Tingkat Keausan Tyre Pada

Unit HD785-7 Di PT. Borneo Alam Semesta Site Melak.

Di dalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan meliputi gambaran

tentang Analisa Tingkat Keausan Tyre Pada Unit HD785-7 Di PT.

Borneo Alam Semesta Site Melak.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ramli, S.E., M.M. sebagai Direkur Politeknik Negeri Balikpapan

2. Ida Bagus Dharmawan, S.T., M.Si sebagai Wakil Direktur I Politeknik Negeri

Balikpapan merangkap pembimbing 1, yang telah membimbing dan

memberikan pengarahan selama pengerjaan Tugas Akhir ini.

3. Zulkifli, S.T., M.T sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin sekaligus merangkap

sebagai pembimbing II.

4. Daru Kusumo, S.T. sebagai pembimbing industri yang telah membimbing

dan memberikan pengarahan selama pengerjaan laporan praktek kerja

lapangan ini.

5. Seluruh staf dan karyawan jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri

Balikpapan dan rekan-rekan atas diskusi dan konsultasi yang diberikan.

6. Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa memberikan segala hal yang tidak

ternilai kepada anaknya.

7. Seluruh teman angkatan 2015 Teknik Mesin yang telah banyak membantu

selama penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini hingga selesai.

8. Seluruh karyawan PT. Borneo Alam Semesta site Kutai Barat.

Page 10: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

ix

9. Semua pihak yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah karya yang sempurna,

dan masih banyak ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan

masukan yang membangun sangat diharapkan.

Balikpapan, Desember 2017

Penulis

Page 11: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR........................................................ ii

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ iv

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................... v

PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................................................................. v

KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

1.3. Batasan Masalah ............................................................................................ 4

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4

1.6. Sistematika Penulisan .................................................................................... 5

BAB II ..................................................................................................................... 6

LANDASAN TEORI .............................................................................................. 6

2.1. Produktivitas & Keausan ............................................................................... 6

2.2. Pengenalan Ban ............................................................................................. 7

Page 12: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

xi

2.2.1. Struktural ..................................................................................................... 9

2.2.2 Penggunaan Yang Tepat ............................................................................ 10

2.2.3. Pressure ..................................................................................................... 12

2.2.4 Pemeriksaan Ban ....................................................................................... 15

2.2.5 Pemilihan Telapak Ban ............................................................................. 17

2.2.6 Keamanan Ban .......................................................................................... 19

Tabel 2.1 Tekanan Udara Maximal Ban ............................................................... 21

2.2.7 Kerusakan Ban .......................................................................................... 23

2.2.8 Tanda pada tyre ......................................................................................... 28

BAB III ................................................................................................................. 29

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 29

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................ 29

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 29

3.3. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................................... 29

3.3.1. Peralatan: ................................................................................................... 29

3.3.2. Bahan: ........................................................................................................ 29

3.4. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 29

3.5. Diagram Alir ................................................................................................ 30

3.6. Time Frame .................................................................................................. 31

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .............................................................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 32

4.1. Masalah Terjadinya Tyre Wear ................................................................... 32

4.2. Hasil Pengumpulan Data ............................................................................. 32

4.3. Persentase Failure Type ............................................................................... 35

4.4. Perhitungan Keausan Tyre ........................................................................... 38

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan TUR HD785-7 ......................................................... 39

Page 13: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

xii

4.5. Analisa Keausan Tyre .................................................................................. 40

4.6. Pembahasan ................................................................................................. 41

Tabel 4.2 Standar Design Road ............................................................................ 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 51

5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 51

5.2. Saran ............................................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54

Page 14: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Cost Per Hours ......................................................................... 3

Gambar 2.1 Perbedaan ban bias dan ban radial ...................................................... 9

Gambar 2.2 Tekanan Angin .................................................................................. 10

Gambar 2.3 Pengaruh Terhadap Beban ................................................................ 11

Gambar 2.4 Pemeriksaan Ban Berkala.................................................................. 12

Gambar 2.5 Beban Defleksi .................................................................................. 13

Gambar 2.6 Dampak Tekanan Angin.................................................................... 13

Gambar 2.7 Rotasi Ban ......................................................................................... 15

Gambar 2.8 Flap Tyre ........................................................................................... 15

Gambar 2.9 Dampak Ban Ganda .......................................................................... 16

Gambar 2.10 Telapak Ban RIB ............................................................................. 17

Gambar 2.11 Pola Telapak Lug ............................................................................ 18

Gambar 2.12 Pola Telapak RIB LUG ................................................................... 18

Gambar 2.13 Pola Telapak Block ......................................................................... 19

Gambar 2.14 Keausan Irregular Wear ................................................................. 23

Gambar 2.15 Kerusakan Telapak Ban .................................................................. 24

Gambar 2.16 Kerusakan Tread Cut Penetration ................................................... 25

Gambar 2.17 Kerusakan Cut Brust ....................................................................... 25

Gambar 2.18 Kerusakan Tread Chipping.............................................................. 26

Gambar 2.19 Kerusakan Worn Out ....................................................................... 26

Gambar 2.20 Kerusakan Cut Separation .............................................................. 27

Gambar 2.21 Kerusakan Sidewall Cut .................................................................. 27

Gambar 2.22 Tanda Pada Tyre.............................................................................. 28

Gambar 3.1. Flowchart Penelitian ......................................................................... 30

Gambar 4.1 Tyre yang tidak dilakukan maintananance ........................................ 33

Page 15: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

xiv

Gambar 4.2 Tyre yang tidak dilakukan maintanance ........................................... 33

Gambar 4.3 gambar tidak dilakukan repair pada rim ........................................... 33

Gambar 4.4 lock tidak dilakukan perawatan dan penyimpanan yang kurang baik 34

Gambar 4.5 lokasi penyimpanan tyre yang kurang memadai ............................... 34

Gambar 4.6 Kondisi Jalan di PT. BAS ................................................................. 35

Gambar 4.11 Grafik Diagram failure Statistic ...................................................... 36

Gambar 4.8 Kerusakan tyre akibat sidewall cut.................................................... 36

Gambar 4.9 Kerusakan tyre akibat sidewall cut.................................................... 37

Gambar 4.10 Kerusakan tyre akibat sidewall cut.................................................. 37

Gambar 4.11 Grafik Tingkat Keausan Posisi Tyre ............................................... 40

Gambar 4.12 Posisi Tyre HD785-7 ....................................................................... 40

Gambar 4.13 Grafik Tingkat Keausan Berdasarkan Merk Ban ............................ 41

Gambar 4.14 Diagram Fishbone Analisa Penyebab ............................................. 43

Page 16: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tekanan Udara Maximal Ban ............................................................... 21

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .............................................................. 31

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan TUR HD785-7 ......................................................... 39

Tabel 4.2 Standar Design Road ............................................................................. 45

Page 17: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ....................................................................................................... 55

LAMPIRAN 2 ....................................................................................................... 59

LAMPIRAN 3 ....................................................................................................... 60

Page 18: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batu bara merupakan salah satu bahan bakar fosil yang merupakan sumber

energi terpenting untuk pembangkit listrik dan sebagai bahan bakar pokok untuk

produksi baja dan semen. Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batu

bara terbesar di dunia. Indonesia menjadi eksportir terdepan batu bara thermal

yang di ekspor terdiri dari jenis kualitas menengah dan jenis kualitas rendah yang

sebagian besar permintaannya berasal dari China dan India.

Industri batu bara Indonesia terbagi dengan hanya sedikit produsen besar dan

banyak pelaku skala kecil yang memiliki tambang batu bara dan konsesi tambang

batu bara. Namun hal ini telah menjadi salah satu penyumbang pendapatan yang

besar bagi pendapatan Indonesia. Namun, karena batu bara merupakan salah satu

sumber daya alam nonhayati, perlu diperhatikan proses penambangannya hingga

akhir proses pengolahan dari batu bara tersebut dituntut adanya proses yang

efisien.

Dengan semakin pesatnya perkembangan perusahaan pertambangan tentunya

harus diikuti dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu

pengetahuan dan teknologi ini penting untuk menemukan metode yang tepat dan

paling ekonomis dalam kegiatan penambangan. Disamping itu diperlukan pula

peralatan-peralatan yang menunjang untuk melakukan aktifitas pertambangan

mulai dari penggalian sampai di ekspor melalui jalur laut menggunakan kapal. (

www.indonesia-investment.com)

Salah satu peralatan yang banyak digunakan dalam dunia pertambangan

adalah peralatan angkut seperti Dump Truck. Dump Truck adalah jenis kendaraan

yang dipergunakan dalam mengangkut bahan material seperti pasir, kerikil, atau

tanah untuk keperluan dalam bidang konstruksi. Dump Truck ini memindahkan

material pada jarak menengah sampai dengan jarak jauh (±500 meter). Sedangkan

untuk membongkar muatanya alat berat ini mengangkat bagian baknya dengan

menggunakan teknologi hidrolik. Kapasitas muatan sebuah off road highway ini

ditentukan pada kapasitas dump bodynya dan muatan tersebut dapat

Page 19: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

2

mempengaruhi penggerak akhir dump truck yang mana adalah roda yang

terdiri dari velg, rim, lock, dan tyre.

Tyre adalah satu-satunya bagian yang berhubungan dengan permukaan

jalan,tenaga yang terdapat pada engine ini diteruskan pada tyre sehingga

kendaraan yang menggunakan udara bertekanan ini memiliki fungsi untuk

meredam dan memperlembut kejutan dari permukaan jalan serta kenyamanan

dalam berkendara. Walaupun sangat sederhana bagian yang memiliki peran sangat

penting ini dapat menyebabkan kerusakan serta pengeluaran yang sangat besar

sehingga penggunaan ban yang bersentuhan dengan permukaan jalan ini

memindahkan daya pengeremanya ke lintasan, menjadikan fungsi tyre ini tidak

hanya untuk menopang beban pada kendaraan tetapi juga mengontrol gerak awal,

percepatan, perlambatan, pengereman dan belokan (www.itsilmu.com, 2017).

Tyre merupakan salah satu unsur penting dalam pengoperasian dump truck,

oleh karena itu tyre sehubungan dengan peran yang penting ini diperlukan cara

pemakaian dan perawatan ban yang lebih baik agar tidak hanya diperoleh manfaat

keselamatan saja, tetapi juga manfaat keekonomisan, kenyamanan, dan

sebagainya. sehingga memerlukan perawatan yang rutin seperti pengecekan

tekanan angin secara tepat, rotasi pada ban, pergantian pada ban, serta

penggunaan yang tepat.

Sehingga ban merupakan komponen penting karena cost yang dikeluarkan

untuk pengadaan tyre pada truk ini merupakan yang tertinggi kedua setelah bahan

bakar minyak (BBM). Untuk menekan biaya dan melakukan perawatan ban

pemilik perusahaan angkutan kerap mendatangkan orang atau perusahaan yang

mampu melakukan tire management system (TMS)

Namun selama ini, tire management system hanya dipahami oleh perusahaan

angkutan sebagai software dan bukan melakukan upaya perawatan menyeluruh

guna mengoptimalkan pemakaian ban itu sendiri. Padahal TMS dapat menjadi

alternatif bagi pengusaha angkutan, karena upaya ini menjanjikan penurunan cost

ownership ban secara keseluruhan.

Page 20: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

3

Gambar 1.1 Grafik Cost Per Hours

Sumber : PT. Borneo Alam Semesta

Tanpa adanya TMS pengusaha angkutan akan mengalami kerugian sekitar

50-100% dari optimalisasi pemakaian ban pada umumnya. Salah satu contoh dari

kerugian tidak menggunakan TMS adalah lupa memasang tutup pentil ban yang

mengakibatkan masuknya kotoran ke dalam pentil. Hal kecil ini bisa

menyebabkan angin keluar dari ban secara perlahan dan mengalami run

flat (kempes menggelinding) yang berakibat pada kerusakan ban secara total.

TMS mulai dilirik sekitar tahun 2000 an atau pada saat ban truck radial mulai

dilirik oleh perusahaan angkutan yang bermain di on road. Kalau di medan off

road, seperti halnya perusahaan tambang yang menggunakan giant tire, mereka

sudah familiar menggunakan TMS sejak awal, Fleet Manager Development

Asean Commercial PBU PT Goodyear Indonesia.

Sehingga banyaknya kesalahan persepsi dari pengusaha angkutan bila proses

TMS lebih dari sekedar penggunaan software. TMS yang sebenarnya adalah suatu

proses menyeluruh yang dimulai dari proses pemilihan ban baru, pemasangan

pada hub roda truk, tekanan angin yang sesuai, perawatan ban, perawatan kaki

kaki kendaraan, mengatur muatan, dll. Guna mendapatkan layanan TMS yang

benar, Retread Sales Manager PT Goodyear Indonesia. sehingga disarankan agar

para pemilik angkutan mempercayakan TMS dan berkonsultasi pada pihak

pabrikan ban.

Memadukan upaya TMS yang benar antara penggunaan software dan

memperlakukan ban sesuai dengan ketentuan dalam TMS menjadikan upaya ini

dapat memaksimalkan cost ownership ban. Selain itu, yang tidak kalah penting

$2.75

$- $- $- $-

$3.05

$1.62

$-

2

0 0 0 0

2

1

0

$-

$0.50

$1.00

$1.50

$2.00

$2.50

$3.00

$3.50

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des

Co

st P

er

Ho

urs

Month

COST PER HOURS by SCRAP TYRES - SIZE 27.00X49

Page 21: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

4

dalam proses TMS, yakni melakukan vulkanisir secara baik dan benar pada ban

yang telah mencapai batas pemakaian. (www.truckmagz.com, 2016)

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang didapat yaitu :

1. Pada tyre posisi berapa mengalami tingkat keausan tertinggi ?

2. Apa merk yang mengalami tingkat keausan tertinggi ?

3. Apa yang menyebabkan keausan tyre semakin meningkat ?

1.3. Batasan Masalah

Dikarenakan pada waktu OJT dan pengambilan data yang terbatas, sehingga

penulis hanya melakukan analisa terhadap penggunaan serta tingkat keausan tyre

pada unit HD785-7 di PT.Borneo Alam Semesta.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perawatan tyre terhadap efisiensi

penggunaan tyre.

2. Utntuk mengetahui apa saja dampak yang terjadi terhadap kerusakan dan

keausan pada penggunaan tyre.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Dapat menambah wawasan dalam materi pembelajaran mengenai efisiensi

penggunaan tyre.

2. Dapat mengetahui bagaimana pengaruh perawatan tyre terhadap efisiensi

penggunaan tyre

3. Dapat mengelola biaya dalam perawatan tyre berdasarkan dari pengaruh

perawatan terhadap efisiensinya.

Page 22: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

5

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini disusun menjadi 5 bab,

yaitu:

a. BAB I PENDAHULUAN : Berisikan latar belakaang, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

b. BAB II LANDASAN TEORI : Pada bagian ini berisi uraian tentang teori

dasar yang berhubungan dengan kajian topik yang sedang dibahas dalam

tugas akhir.

c. BAB III METODOLOGI PENELITIAN : Metodologi Penelitian memuat

rincian tentang proses dan alur penelitian yang terdiri dari jenis penelitian

(bersifat analisis, perancangan, pembuatan, dll), cara penelitian, tempat

dan waktu penelitian (dimana penelitian dan kapan dilaksanakan).

d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN : merupakan rincian tentang hasil

penelitian yang terdiri dari data pendukung dan pembahasan terhadap hasil

setiap penelitian tersebut.

e. BAB V PENUTUP : terdiri dari kesimpulan dan saran saran. Kesimpulan

berisikan tentang rincian poin poin hasil penelitian sedangkan saran-saran

merupakan suatu kajian tentang kendala, kekurangan pada pelaksanaan

penelitian ini agar pelaksanaan penelitian lanjutan dapat diperbaiki dan

disempurnakan.

f. DAFTAR PUSTAKA : penulis untuk mencari sumber informasi dari

berbagai jenis media.Perkembangan itu diikuti oleh perkembangan

berbagai format penulisan kutipan dan daftar pustaka.

g. LAMPIRAN : Berisikan ketentuan pembuatan lampiran ( judul lampiran,

isi dan pengelompokkan lampiran ).

Page 23: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Produktivitas & Keausan

Menurut Wastana (2016), perawatan merupakan aspek yang sangat penting

dalam perusahaan dan juga pengoperasian suatu system. Penerapan active

maintenance pada PT. Serasi Logistics Indonesia menjadi salah satu kebijakan

maintenance kendaraan seiring dengan waktu kondisi kendaraan yang mengalami

penurunan kemampuan kinerjanya, memperpanjang umur pakai kendaraan,

mencapai tingkat biaya maintenance secara efektif dan efisien dan menjamin

keselamatan orang yang menggunakan sarana/kendaraan. Penerapan active

maintenance PT. Serasi Logistic Indonesia sangat efektif dan terbukti mampu

menurunkan biaya maintenance. Total biaya maintenance setelah penerapan

active maintenance mengalami penurunan sebesar 39,3 % jika dikomparasi

dengan tahun sebelum penerapan active maintenance. Penurunan biaya

maintenance kendaraan ini pada setiapnya bulan menjadi kontribusi peningkatan

keuntungan perusahaan sebesar 9,3 %.

Menurut Fajerin (2010), Kualitas merupakan rangkaian keseluruhan

karakteristik dan keistimewaan dari suatu produk atau jasa dalam memuaskan

sebagian atau keseluruhan kebutuhan dari konsumen. Konsumen sebagai pemakai

produk semakin kritis dalam memilih atau memakai produk oleh karena itu

keadaan ini mengakibatkan peranan kualitas semakin penting.

Adetya (2016), Produktivitas dump truck sangat tergantung dari waktu

edarnya (cycle time). Salah satu elemen penting yang menentukan cycle time

adalah kondisi ban. Apabila ban memiliki kinerja yang baik, maka cycle time yang

diperoleh akan kecil dan akhirnya akan meningkatkan produktivitas dump truck

itu sendiri. Pengelolaan ban yang efektif dan efisien diperlukan untuk memperoleh

kinerja ban yang optimal. Hal itu dapat dilakukan dengan mengevaluasi indikator

kinerja ban (key performance indicator) yang terdiri dari : umur pakai (lifetime),

tingkat penggunaan tapak ban (tread utilization rate atau TUR), dan ton kilometer

perjam (ton kilometer perhour atau TKPH). Umur pakai (lifetime) ban untuk merk

Page 24: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

7

Yokohama 3145 jam, Bridgestone 2828 jam, Michelin 7080 jam, dan Triangle

1942 jam. Target umur pakai untuk ban Yokohama dan Triangle adalah 8190 jam,

sementara untuk ban Bridgestone dan Michelin adalah 8090. Tingkat Pemanfaatan

Tapak Ban (tread utilization rate atau TUR) untuk ban Yokohama = 32,88%;

Bridgestone = 46,26%; dan Michelin = 56,82%. Target yang ditetapkan oleh

pabrikan adalah 85%. TKPH aktual ban merk Triangle adalah sebesar 321,467

sementara TKPH rating dari pabrikan adalah 270. Umur pakai dan tingkat

penggunaan semua merk ban yang digunakan pada unit dump truck tidak

memenuhi target, sementara TKPH aktual melebihi target yang ditetapkan pabrik

ban. Hasil tersebut menandakan kinerja ban tidak bagus, karena ban rusak

sebelum waktunya. Penyebab rusaknya ban antara lain : tekanan ban yang tidak

sesuai standar, kondisi jalan angkut yang buruk (kemiringan terlalu besar, licin,

banyak tumpahan material), beban overload, slip. Oleh karena itu, diperlukan

perbaikan-perbaikan pada manajemen penggunaan ban.

2.2. Pengenalan Ban

Ban adalah merupakan salah satu suku cadang dari kendaraan bermotor yang

mempunyai fungsi khusus dan sangat penting dalam menentukan keselamatan

dalam berkendaraan. Sehubungan dengan fungsinya pada kendaraan yang sangat

penting tersebut, maka perlu cara pemakaian dan perawatan ban yang lebih baik

agar tidak hanya diperoleh manfaat keselamatan saja, tetapi juga manfaat

keekonomisan, manfaat kenyamanan, dan sebagainya.

Tujuan dari petunjuk keselamatan adalah memberikan pengetahuan mengenai

cara memilih, menggunakan serta merawat yang tepat agar ban selalu dalam

kondisi prima. Petunjuk keselamatan ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan

masalah tersebut agar pemakai tidak salah dalam menentukan pemilihan ban yang

sesuai dengan type kendaraan, kondisi operasi dan cara-cara perawatannya.

Pressure Tyre (ban OTR) atau Tekanan angin suatu hal yang berpengaruh

sangat besar terhadap tinggi rendahnya lifetime suatu ban. Oleh karena itu

penentuan angka tekanan angin yang akan diberikan harus benar benar dilakukan

secara tepat. Tekanan angin yang berlebihan berpengaruh buruk terhadap umur

Page 25: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

8

ban, dan sebaliknya kekurangan tekanan angin juga tidak kalah buruknya

mempengaruhi penurunan umur ban.

Setiap manufacturer ban sudah menyertakan data recommended pressure

sesuai dengan pembebanan ban tersebut. Berikut adalah salah satu contoh cara

menentukan tekanan suatu ban. Kita akan menentukan tekanan angin ban untuk

ukuran 27.00R49 dengan model unit Komatsu HD785 dan rata rata muatannya

adalah 91,075 ton. Sebelum menentukan pembebanan aktual suatu ban, kita harus

mengetahui berat unit HD785 pada saat kosongan atau biasa disebut Empty

Vehicle Weight (EVW) dalam contoh ini adalah 66,93 ton. Selanjutnya juga kita

butuh data distribusi beban antara front axle dengan rear axle pada saat kosongan

maupun muatan, dalam contoh ini 48% vs 52% pada saat kosongan dan 32% vs

68% pada saat muatan. Data EVW dan distribusi beban ini bisa kita dapatkan dari

specification book unit tersebut. Dalam penentuan beban, tentu kita harus

memakai data pembebanan yang paling tinggi, dalam hal ini adalah pada saat

kondisi bermuatan. Pada saat muatan, EVW + muatan adalah 91,075 + 66,93 =

158,005 ton disebut Gross Vehicle Weight. Distribusi beban di front axle adalah

32% x 158,005 = 50,562 ton. Karena di front axle ada 2 ban berarti masing

masing ban menahan beban seberat 25,28 ton. Distribusi beban di Rear axle

adalah 68% X 158,005 = 107,443 ton. Karena di rear axle ada 4 ban berarti

masing masing ban menahan beban seberat 26,86 ton.

Dari perhitungan tersebut kita dapatkan bahwa untuk setiap ban depan rata

rata menahan beban seberat 25,28 ton, sedangkan ban belakang menahan beban

seberat 26,86 ton. Angka ini kita gunakan untuk menentukan tekanan angin ban

berdasarkan data tabel yang diberikan manufacture tersebut.Dalam hal ini angka

tekanan angin untuk 25,28 ton adalah 94 psi, sedangkan untuk 26,86 ton adalah

102 psi. Dalam prakteknya seringkali yang diambil adalah angka yang tertulis

dalam tabel dalam hal ini adalah pembulatan ke atas sehingga untuk 25,28 ton

adalah 94 psi, dan untuk 26,86 ton adalah 102 psi.

Biasanya setiap manufacturer juga menyertakan data tekanan maximum yang

bisa diberikan pada ban. Apabila dari perhitungan di atas kita mendapatkan angka

Page 26: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

9

yang lebih tinggi dari tekanan maximum yang diberikan manufacturer, maka kita

harus konsultasikan kepada pihak manufacture yang bersangkutan

2.2.1. Struktural

Perbedaan mendasar dari ban bias dan radial terletak pada susunan benang yang

mengikat, berikut perbedaan detailnya :

Gambar 2.1 Perbedaan ban bias dan ban radial

Sumber: PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

a. Struktur Bias

Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari

banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka (frame) dari ban. Cord

ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut

terhadap keliling lingkaran ban

b. Struktur Radial

Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut

terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah

dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban

berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk

pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita

sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada

kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.

Beberapa istilah dalam struktur ban

Page 27: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

10

1. Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari

benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak

pola yang disebut Pattern.

2. Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang ( pada ban biasa terbuat dari

tekstil , sedang ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan diantara tread

dan Casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi

pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.

3. Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban

yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.

4. Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan

berfungsi seperti angkur yang melekat pada velg.

2.2.2 Penggunaan Yang Tepat

A. Tekanan Angin

Gambar 2.2 Tekanan Angin

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Tekanan angin harus dikontrol dan disesuaikan dengan muatan. Tidak boleh

kurang dari standard dan tidak boleh lebih tinggi dari standard. Karena dapat

menimbulkan kerusakan- kerusakan dan memperpendek umur ban.

Kontak permukaan ban harus seluruhnya melekat pada permukaan jalan.

Semakin luas kontak area telapak ban dengan permukaan jalan akan menyebabkan

daya cengkeram terhadap permukaan jalan lebih sempurna sehingga dapat

memperpanjang umur ban dan lebih aman dalam berkendaraan.

Page 28: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

11

B. Beban

Gambar 2.3 Pengaruh Terhadap Beban

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Kondisi beban/muatan berpengaruh terhadap umur ban. Apabila muatan

melebihi dari yang direkomendasikan, maka akan dapat menimbulkan kerusakan-

kerusakan pada ban. Oleh karena itu dianjurkan agar muatan tidak melebihi daya

dukung dari pada ban, selain dapat mengakibatkan kerusakan kendaraan juga

kurang aman dalam berkendaraan. Dalam pendistribusian muatan, dianjurkan agar

semua exel kendaraan dapat menanggung beban muatan yang sama beratnya.

C. Kecepatan

Kecepatan, beban dan tekanan angin saling berkaitan dalam menentukan

umur ban dan keamanan berkendaraan. Dianjurkan agar ketiga faktor tersebut

dilaksanakan secara wajar dan tidak berlebihan.

Batas kemampuan sebuah ban ditentukan oleh hasil perkalian antara beban

dan kecepatan yang hasil/ nilainya tidak boleh melampaui dari pada nilai standard

yang telah ditentukan oleh pabrik. Oleh karena itu agar nilai batas aman tidak

terlampaui, maka kecepatan kendaraan harus dikurangi untuk mengimbangi

peningkatan atau penambahan beban.

D. Kondisi Permukaan Jalan

Ban adalah bagian kendaraan yang langsung bersinggungan dengan

permukaan jalan selain menopang beban kendaraan, ban berfungsi untuk

menyerap kejutan oleh permukaan jalan, Kondisi site / lapangan ini dipengaruhi

dengan tetap yakni dari baiknya permukaan jalan yang menjadikan hasil dari

target perusahaan bisa tercapai, kondisi permukaan jalan berpengaruh terhadap

umur dari ban dan jalan yang berbatu atau aspal yang berlobang menyebabkan

kerusakan pada ban kerusakan dapat berupa sobekan pada tapak atau pada dinding

Page 29: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

12

ban kerusakan lainnya adalah putusnya benang nylon pada lapisan carcas ban,

yang ditandai dengan adanya tonjolan pada dinding atau tapak ban

2.2.3. Pressure

A. Pemeliharaan Tekanan Angin

Yang perlu dilakukan pemeriksaan berkala untuk dalam , diantaranya :

Gambar 2.4 Pemeriksaan Ban Berkala

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Pemeriksaan Tekanan Angin

Sesuaikan tekanan angin dengan berat muatan, atau naikkan tekanan ke

standard maximum lalu periksa tekanan angin paling sedikit sekali dalam satu

bulan. dan jugapemeriksaan tekanan angin hanya dilakukan pada saat ban

dalam keadaan dingin serta untuk ban cadangan, tekanan angin harus di atas

tekanan standard

B. Manfaat Keselamatan

Pencegahan pecah ban secara tiba-tiba

Kondisi ban dengan tekanan angin yang kurang, menyebabkan defleksi

dengan cepat dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan

pembangkitan panas pada ban dipercepat dan lebih tinggi mengakibatkan

pemisahan pada lapisan ban, sehingga ban bisa pecah secara tiba-tiba.

Page 30: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

13

Gambar 2.5 Beban Defleksi

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Jarak pengereman yang lebih baik.

Dengan tekanan angin yang sesuai dengan beban, akan menghasilkan kontak

area permukaan ban dengan jalan yang lebih luas sehingga daya cengkeram

dan kemampuan pengereman menjadi lebih baik. Sebaliknya, tekanan angin

yang tidak sesuai dengan beban akan menghasilkan kontak area yang sempit,

pengurangan daya cengkeram, sehingga akan mengurangi kemampuan

pengereman.

Kestabilan mengemudi terutama pada kecepatan tinggi atau tikungan.

Tekanan angin yang sesuai dengan beban akan membuat dinding samping

pada ban menjadi kuat untuk menahan gaya pada saat kendaraan menikung

atau berpindah lajur. Tekanan angin yang kurang akan menyebabkan dinding

samping pada ban menjadi lemah, sehingga pada saat menikung atau

berpindah lajur, kendaraan menjadi kurang stabil. Tekanan angin yang kurang

akan menyebabkan ban lebih cepat rusak.

C. Manfaat Keekonomisan

Umur Pemakaian Ban Yang lebih lama

Gambar 2.6 Dampak Tekanan Angin.

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Page 31: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

14

Tekanan angin kurang akan mengakibatkan keausan telapak ban terjadi lebih

cepat pada bagian ujung telapak ban, sehingga umur ban menjadi lebih pendek

dari yang seharusnya.

Tekanan angin lebih akan menyebabkan gesekan telapak ban dengan

permukaan jalan hanya terjadi pada bagian tengah telapak ban, sehingga umur ban

menjadi lebih pendek dari yang seharusnya. Kontak Area permukaan ban pada

tekanan angin kurang. Tekanan angin yang sesuai dengan beban akan

menyebabkan telapak ban yang bergesek dengan permukaan jalan menjadi lebih

merata pada semua bagian, sehingga memaximalkan umur pemakaian ban.

Kontak area permukaan ban pada tekanan angin standar

Daya Tahan Terhadap Kerusakan Yang Lebih Baik.

Tekanan angin yang tidak sesuai dengan beban akan menyebabkan kerusakan

pada ban antara lain :

-retak pada alur telapak ban.

-retak pada dinding samping ban.

-lepas lapisan karena panas:

-telapak ban aus tidak merata

D. Manfaat Kenyamanan

Tekanan angin yang tidak sesuai, akan menyebabkan keausan tidak merata

pada telapak ban, sehingga akan menimbulkan

-Suara mendengung pada telapak ban

-Getaran kendaraan yang berlebihan, karena telapak ban aus tidak merata.

Rotasi ban

Guna memperpanjang umur ban maka perlu melakukan rotasi ban yang baik

dan benar dengan cara sebagai berikut :

Page 32: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

15

Gambar 2.7 Rotasi Ban

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

2.2.4 Pemeriksaan Ban

Pemeriksaan ban perlu dilakukan dengan 2 cara berikut :

1. Pemeriksaan pada waktu pasang.

a. Tentang Ban Dalam.

Ban dalam harus diganti apabila :

-Sudah melipat.

-Sudah lunak karetnya.

-Sudah ada bagian yang tipis.

-Sudah banyak tambalannya.

b. Tentang Flap.

Flap yang harus diganti apabila :

-Sudah retak, sudah kaku, sudah sobek.

Gambar 2.8 Flap Tyre

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Page 33: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

16

c. Tentang Tutup Pentil.

Tutup Pentil harus selalu terpasang agar tekanan angin tetap stabil. dan

menjaga agar kotoran/air tidak masuk ke dalam pentil untuk menjamin

kelancaran kerja sistim pegas di dalam pentil sehingga tyre cap dapat

bekerja dengan sempurna.

d. Tentang velg.

Yang harus diperhatikan tentang velg adalah :

-velg yang bengkok atau cacat harus diperbaiki.

-Apabila terdapat karat atau kotoran lainnya harus dibersihkan.

e. Tentang Ban Ganda.

Yang harus diperhatikan tentang Ban Ganda adalah :

-Tinggi harus sama

-Tekanan Angin harus sama.

-Tidak boleh saling bersentuhan.

Gambar 2.9 Dampak Ban Ganda

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

2. Pemeriksaan pada waktu pelepasan

Luka atau cacat di sekitar bead ban tubeless akan menimbulkan kebocoran

udara, maka waktu pasang pakailah bahan pelumas yang direkomendasikan.

Cairan dan benda asing lainnya yang ada dalam ban, kemungkinan akan

mengganggu fungsi ban tersebut. Maka sebelum memasang ban ke pelek,

periksalah bagian dalam ban dan bersihkan apabila ada benda asing dan cairan.

Setelah memasang ban tubeless pada pelek, pastikanlah tidak ada kebocoran udara

dari bagian yang bersentuhan antara ban dan pelek (sekeliling bagian bead) dan

Page 34: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

17

dari lubang pentil (gerakkan pentil ke atas-bawah dan ke kiri dan ke kanan).

Untuk mencegah getaran yang abnormal dan keausan tidak rata pada ban, ban

harus di-balance.

Ban yang ada petunjuk seperti arah putaran dll, harus dipasang pada roda

kendaraan sesuai petunjuk tersebut. Karena ada kemungkinan bahaya ledakan

waktu dipakai, pastikan ban tidak menyentuh bagian badan kendaraan. Hindari

agar roda tidak menjulur ke luar dari badan kendaraan. Merubah ukuran ban dan

type ban akan merubah karakter pergerakannya, maka agar menjadi terbiasa,

menyetirlah dengan hati-hati.

2.2.5 Pemilihan Telapak Ban

Jenis dan sifat pola telapak ban serta tujuan penggunaannya

Gambar 2.10 Telapak Ban RIB

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

a. Sifat pola telapak ban RIB adalah :

-Tahanan gesekan kecil.

-Mengurangi selip ke samping.

-Stabilitas pengendalian baik.

-Kenyamanan baik.

-Tidak berisik.

Alur semacam ini dibuat agar dapat mengalirkan air apabila berjalan pada

permukaan basah sehingga dapat terhindar dari kemungkinan slip ke samping

Dipakai untuk jalan raya dengan kecepatan tinggi.

Page 35: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

18

b. Sifat pola telapak LUG adalah :

Gambar 2.11 Pola Telapak Lug

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

-Daya tarik dan pengereman yang lebih baik.

-Daya cengkeram yang baik.

Alur melintang pada telapak ban dibuat untuk traksi agar ban dapat tetap

bergerak pada permukaan jalan tanah/lumpur untuk menghindari slip, dipakai

untuk jalan tanah yang lunak.

c. Sifat pola telapak RIB LUG

Gambar 2.12 Pola Telapak RIB LUG

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

-Sifat gabungan dari pola telapak RIB dan LUG.

Tujuan pembuatan alur ini adalah untuk memperoleh manfaat kedua macam

pola telapak, baik RIB maupun LUG. Dipakai untuk jalan berbatu, jalan tanah

dan jalan aspal tidak rata.

Page 36: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

19

d. Sifat pola telapak Block

Gambar 2.13 Pola Telapak Block

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

-Traction dan Braking power baik sehingga performancenya baik.

-Pengendalian pada jalan tanah maupun jalan aspal, cukup baik.

Pola telapak BLOCK mempunyai sifat dan manfaat seperti pola telapak RIB

LUG tersebut.

2.2.6 Keamanan Ban

1. Mencegah Bahaya Waktu Pakai

A. Pengisian Angin

Bahaya

Untuk menghindari bahaya peledak,isilah angin dengan memasang

alat pengaman terlebih dahulu seperti memasukan ban kedalam pagar

pengaman sebelum memompanya

Peringatan

Tekanan maksimum untuk mendudukan kedua sisi bead pada

dudukan pelek ban mobil penumpang adalah 44 PSI (3.1kg/cm²).

B. Cacat pada ban

Bahaya

Ban yang ada retak pada karetnya atau cacat bagian luarnya sampai

benang, tidak boleh dipakai, karena akan turun kekuatannya dan

kemungkinan besar akan timbul kerusakan yang membahayakan. Apakah

ban tersebut dapat diperbaiki atau tidak konsultasikan dengan toko

penjualnya.

2. Menjaga Keamanan dan Kinerja

A. Hal yang harus diperhatikan ketika memilih ban

Peringatan

Page 37: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

20

Pakailah ban standar atau ban pengganti yang telah ditetapkan oleh

pembuat kendaraan. Pakailah ban dengan ukuran, konstruksi dan jenis

yang sama untuk keseluruhan rodanya, kecuali bila pembuat kendaraan

menetapkan ban yang berbeda ukuran untuk masing-masing porosnya,

maka ikutilah instruksi tersebut. Mencampur pemakaian ban yang

berbeda ukuran dan konstruksi pada satu poros, dikhawatirkan akan

menimbulkan kecelakaan karena adanya perbedaan kinerja. Maka

hindarilah hal tersebut kecuali dalam keadaan darurat. Pakailah pelek

yang sesuai dengan ukuran dan jenis bannya. Ban tubeless haruslah

menggunakan pelek tubeless

B. Memeriksa cacat dan benda Asing

Peringatan

Pastikan tidak ada kerusakan pada pelek seperti retak, berubah

bentuk dan karat yang berlebihan. Pastikan tidak ada keretakan, paku,

pecahan logam, batu dan benda asing lainnya.

Uji Jalan

Pada waktu pemakaian baru, jarak sampai 200 km kecepatan tidak

boleh lebih dari 60km/jam, supaya terbiasa dengan ban tersebut

C. Hal yang harus diperhatikan sewaktu memasang ban ke pelek

Luka atau cacat di sekitar bead ban tubeless akan menimbulkan

kebocoran udara, maka waktu pasang pakailah bahan pelumas yang

direkomendasikan. Cairan dan benda asing lainnya yang ada dalam ban,

kemungkinan akan mengganggu fungsi ban tersebut. Maka sebelum

memasang ban ke pelek, periksalah bagian dalam ban dan bersihkan

apabila ada benda asing dan cairan. Setelah memasang ban tubeless pada

pelek, pastikanlah tidak ada kebocoran udara dari bagian yang

bersentuhan antara ban dan pelek (sekeliling bagian bead) dan dari

lubang pentil (gerakkan pentil ke atas-bawah dan ke kiri dan ke kanan).

Untuk mencegah getaran yang abnormal dan keausan tidak rata pada

ban, ban harus di-balance. Ban yang ada petunjuk seperti arah putaran

dll, harus dipasang pada roda kendaraan sesuai petunjuk tersebut. Karena

Page 38: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

21

ada kemungkinan bahaya ledakan waktu dipakai, pastikan ban tidak

menyentuh bagian badan kendaraan. Hindari agar roda tidak menjulur ke

luar dari badan kendaraan. Merubah ukuran ban dan type ban akan

merubah karakter pergerakannya, maka agar menjadi terbiasa,

menyetirlah dengan hati-hati.

Peringatan

Yang dimaksud dengan type adalah pembagian ban berdasarkan

perbedaan konstruksi carcass. Perlu tidaknya pemakaian ban dalam, kelas

kecepatan dan pola telapak ban.

D. Hal yang harus diperhatikan yang berhubungan dengan tekanan

angin.

Peringatan

Aturlah regulator tekanan angin agar terhindar dari bahaya meledak.

Tekanan udara tertinggi dari regulator compressor:

Tabel 2.1 Tekanan Udara Maximal Ban

Tekanan Angin – Max Ban Adjust valve Compressor

Sampai 58 PSI (4,1 kg/cm²) 74 PSI (5,2 kg/cm²)

Sampai 88 PSI (6,2 kg/cm²) 102 PSI (7,2 kg/cm²)

Kurang dari 145 PSI (10,2 kg/cm²) 145 PSI (10,2 kg/cm²)

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Aturlah tekanan angin sesuai rekomendasi pembuat kendaraan pada

saat ban dingin kelebihan atau kekurangan tekanan angin dikhawatirkan

akan merusak ban dan menyebabkan kecelakaan. Pada waktu sedang

berjalan atau baru saja berjalan, karena panas, tekanan udara akan

menjadi tinggi, maka kondisi ini tidak bisa dijadikan acuan. Periksalah

angin ban cadangan secara berkala dan isilah angin dengan tekanan yang

tertinggi dari yang ditetapkan oleh pembuat kendaraan (vehicle maker).

Janganlah menurunkan tekanan angin dari yang telah ditetapkan dalam

kondisi apapun (panas, basah,dll)

Page 39: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

22

E. Batas Keausan Ban

Peringatan

Batas pemakaian ban adalah bila tinggi kembang yang tersisa tinggal

1,6 mm (bila tinggi kembang tinggal 1,6 mm, alur akan kelihatan putus).

Ban yang sudah gundul, akan menurunkan kinerjanya dan bahaya slip

pada jalan basah. Penggunaan di jalan tol, batas keausan ban sedan 2,4

mm.

F. Pokok-Pokok Berkendara Dengan Aman

Waktu sedang jalan, bila terasa pengendalian tidak stabil atau suara

yang abnormal dan getaran berlebihan segera berhenti di tempat yang

aman, check ban dan kendaraannya. Meskipun tidak ada kelainan secara

kasat mata, secepatnya periksakan ke toko atau bengkel khusus ban.

Karena berbahaya, hindarilah maju, mundur, berputar, berhenti,

manambah kecepatan dll secara tiba-tiba. Terutama pada bagian yang

basah, karena mudah slip dan dikhawatirkan akan terjadi kecelakaan,

maka mengemudilah sesuai dengan kondisi jalan. Karena ada

kemungkinan akan merusak ban, maka janganlah menabrakkan sisi

samping ban ke trotoar dan hindarilah melindas benda-benda yang ada di

jalan(batu,lubang,dll). Pada waktu berkendaraan, senantiasa jagalah

kecepatan dan jarak aman antar kendaraan. Terutama jagalah jarak yang

aman pada jalan yang basah.

G. Keselarasan roda

Pastikanlah dan aturlah keselaranan roda sesuai standar pembuat

kendaraan sehingga tidak terjadi perbedaan dalam alur kembang tyre dan

juga keausan dapat menjadi tidak rata dikarenakan tidaknya keselarasan.

H. Bahan pelindung dan mempercantik ban

Janganlah memakai bahan yang dapat berpengaruh buruk terhadap

ban seperti bahan untuk yang mengkilapkan ban. Apabila mengoles ban

dengan cairan pelicin untuk pemasangan, atau dengan bahan pengkilap

Page 40: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

23

ban, hati-hatilah jangan sampai terkena permukaan telapak, apabila

terkena ada kemungkinan ban akan tergelincir.

I. Penyimpanan ban.

Simpan ban dengan menghindari tempat-tempat yang terkena sinar

matahari langsung, hujan, air, jenis-jenis minyak, tempat-tempat sumber

pemanas (heater), dan tempat-tempat yang menimbulkan bunga api

seperti peralatan listrik, dll.

J. Rotasi

Untuk mencegah getaran yang abnormal, bising dan juga untuk

memperpanjang umur ban, maka lakukanlah pergantian posisi ban

(rotasi), secara berkala setiap 4000-5000Km hal ini dilakukan agar

lifetime tyre dapat sesuai dengan target dan juga memperkecil terjadinya

keausan.

K. Kelebihan muatan

Muatan berlebih menjadi penyebab kerusakan dan memperpendek

umur ban, juga akan menyebabkan kerusakan pada pelek seperti retak,

dll. Maka hindarilah pemakaian muatan yang terlalu berlebihan

L. Hal-hal yang harus diperhatikan

Ban yang didalamkan alur kembangnya, dilubangi dan di-re-proses,

janganlah dipakai karena ada kemungkinan akan menyebabkan

kecelakaan.

2.2.7 Kerusakan Ban

A. Keausan Tidak Rata (Irregular Wear)

Gambar 2.14 Keausan Irregular Wear

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Page 41: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

24

Penyebab:

1. Tekanan angin kurang / lebih

2. Spooring tidak pas

3. Kaki-kaki dan suspensi tidak bekerja dengan baik

Pencegahan :

1. Gunakan tekanan angin standar

2. Lakukan spooring secara berkala

3. Periksa kondisi sistem kaki-kaki/ suspense

B. Kerusakan bagian telapak ban (spot wear)

Gambar 2.15 Kerusakan Telapak Ban

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Penyebab :

1. Pengereman mendadak

2. Suspensi yang rusak

3. Balance roda tidak bagus

Pencegahan :

1. Hindari pengereman mendadak

2. Ganti suspensi yang rusak

3. Lakukan balancing secara berkala

Page 42: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

25

C. Tread Cut Penetration

Gambar 2.16 Kerusakan Tread Cut Penetration

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Penyebab :

Ban melindas benda tajam hingga menembus

Pencegahan :

Hati-hati berjalan pada jalan rusak/banyak benda tajam

D. Cut brust

Gambar 2.17 Kerusakan Cut Brust

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Penyebab :

1. Membentur/melindas benda tajam hingga pecah

2. Tekanan angin terlalu tinggi

Pencegahan :

1. Berhati-hati ketika mlelewati jalan rusak

2. Sesuaikan tekanan angin dengan standar

Page 43: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

26

E. Tread Chipping

Gambar 2.18 Kerusakan Tread Chipping

Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013

Penyebab :

1. Kondisi jalan kasar dan tajam.

2. Kasar ketika mengemudi.

3. Salah dalam pemakaian tipe ban.

Pencegahan :

1. Kurangi kecepatan saat melewati jalan rusak.

2. Pakai tipe ban yang sesuai dengan kondisi jalan

(PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2013)

F. Worn Out (Keausan)

Gambar 2.19 Kerusakan Worn Out

Sumber : PT. Bridgestone Damage Inspection Guide, 2005

Definisi :

1. Tread habis kondisi rata/licin tidak ada chunk, RTD minimum adalah 0.

2. Min RTD lebih dari 0, tetapi sebagian tread chunked dan belt terbuka

Chunking bukan disebabkan oleh road hazard, misalnya cut-separasi.

3. Dalam hal tertentu/khusus kriteria min RTD ditentukan berdasarkan

kesepakatan antara pihak penambang dan Bridgestone.

Penyebab :

Pemakaian ban secara normal.

Page 44: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

27

G. Cut Separation

Gambar 2.20 Kerusakan Cut Separation

Sumber : PT. Bridgestone Damage Inspection Guide, 2005

Definisi :

Separasi diawali dari cut yang dalam pada tread

Penyebab :

1. Tekanan angin yang tidak tepat dan overloading.

2. External cut, drilling dari batuan dan nampak seperti lemahnya daya lekat

antara karet tread dan kawat belt atau breaker.

H. Sidewall Cut

Gambar 2.21 Kerusakan Sidewall Cut

Sumber : PT. Bridgestone Damage Inspection Guide, 2005

Definisi :

Sidewall cut yang disebabkan oleh peralatan harus diklasifikasikan sebagai

kecelakaan.

Penyebab :

Terkena atau membentur batuan tajam

Page 45: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

28

2.2.8 Tanda pada tyre

Gambar 2.22 Tanda Pada Tyre

Sumber: Chitra Paratama, 2017

Contoh tanda : 35/65R33 XLDD2 A TL P L3T

35 = lebar tyre (S=35 inchi)

/65 = Aspek rasio (H/S)

R = Konstruksinya Radial

33 = Diameter bead seatnya (=33 inchi)

X = Michelin Radial

LD = Tread Pattern (type kembangnya)

D2 = Tread depth (kedalaman kembangnya)

A = Type Tyre

TL = Tubeless

P = Simbol kekuatan tyre

L5 = Standar kode identifikasi

T = Kelengkapan dari michelin identifikasi

(Chitra Paratama, 2017)

Page 46: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah analisa tingkat keausan tyre pada unit HD785-7 di PT.

Borneo Alam Semesta Site Melak.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di PT. Borneo Alam Semesta Site Melak

Kecamatan Muara Lawa, Kutai Barat, Kalimantan Timur dan Kampus Politeknik

Negeri Balikpapan, Jalan Soekarno Hatta Km 8 Balikpapan-Kalimantan Timur.

Waktu penelitian dimulai dari Oktober-November 2017 dan April-juni 2018

3.3. Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian tentang analisa tingkat keausan tyre pada unit HD785-7 di PT.

Borneo Alam Semesta Site Melak membutuhkan peralatan dan bahan sebagai

berikut:

3.3.1. Peralatan:

Tyre tread depth gauge

Pressure gauge

3.3.2. Bahan:

Tyre Unit HD785-7 merk Michelin

Tyre Unit HD785-7 merk Bridgestone

Tyre Unit HD785-7 merk Goodyear

3.4. Prosedur Penelitian

1. Obeservasi lapangan dan melakukan visual check.

2. Melakukan pengukuran dan pengambilan data dengan alat ukur tread depth

gauge dan pressure gauge pada tyre unit HD785-7 merk Michelin,

Bridgestone, Goodyear.

3. Menganalisa data kerusakan, perawatan, dan penggantian tyre

4. Menyimpulkan hasil analisa

Page 47: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

30

5. Menyarankan cara yang baik dalam penggunaan dan perawatan tyre kepada

industry

3.5. Diagram Alir

Gambar 3.1. Flowchart Penelitian

Sumber: Dokumen Pribadi, 2018

Data Primer

1. Foto Kerusakan

2. wawancara

Data Sekunder

1. Tyre failure report (

TFR )

2. Foto

Perumusan

Masalah

Start

Studi Lapangan Studi Pustaka

Dokumentasi Observasi literatur Internet

Hasil Pengukuran

Finish

Analisa

Kesimpulan & Saran

Pengolahan

Tahap Perumusan

Tahap

Pengumpulan Data

Tahap Pengolahan

Data

Page 48: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

31

3.6. Time Frame

Rincian kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan pada waktu yang tentukan, hal ini

ditunjukkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Jenis Kegiatan

Bulan

Oktober-

November

2017

Maret

2018

April

2018

Mei

2018 Juni 2018 Juli 2018

1

Tinjauan

Pustaka &

Observasi

2

Membuat

Proposal

Tugas Akhir

3

Seminar

Proposal

Tugas Akhir

4 Mengolah

Data

5 Menganalisis

Data

6

Membuat

Laporan Tugas

Akhir

7 Ujian Tugas

Akhir

Sumber : Dokumen Pribadi, 2018

Keterangan:

: Sudah Dilakukan

: Belum Dilakukan

Page 49: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Masalah Terjadinya Tyre Wear

Diketahui masalah dari salah satu tingkat keausan yang terjadi di PT. Borneo

Alam Semesta pada unit HD785-7 mengalami tingkat keausan yang di tandai dengan

pengeluaran perusahaan yang terjadi peningkatan pada bulan juni sehingga

menyebabkan tingkat pengeluaran yang tinggi. Serta jarangnya dilakukan perawatan

terhadap tyre dan pengecekan terhadap kondisi tyre tersebut dikarenakan tidak adanya

sarana untuk pengecekan di lokasi tambang. Jika tidak segera dilakukan perbaikan dapat

menyebabkan kerusakan komponen dan memakan pengeluaran yang lebih besar.

4.2. Hasil Pengumpulan Data

Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi selanjutnya melakukan kegiatan

pemeriksaan & pengukuran komponen yang terkait permasalahaan tersebut diharapkan

dapat diketahui akar permasalahan tersebut

PT. BAS terdiri dari beberapa Department, salah satu-nya ialah Department

Plant. Department Plant PT. BAS sendiri memiliki beberapa section antara lain : Team

Overhoul, Team Service, Team Medium Truck (DT), Team A2B, Team Welder & Team

Tyre. Selama masa OJT, dalam pekerjaan ketika OJT membantu melakukan pekerjaan

pada Team Tyre . Sehingga pekerjaan yang dilakukan pada Team Tyre selama 30 hari.

Diantara 30 hari tersebut,ditemukanya diantaranya 10 kali bagaimana pemeliharaan tyre

dan cepatnya terjadi keausan tyre pada unit HD785-7 .

Dari hasil pengamatan selama melakukan perawatan dan perbaikan tyre pada unit

HD785-7 dapat ditemukanya adanya metode perbaikan yang dilakukan mekanik tidak

sesuai shop manual hal tersebut dibuktikan dengan gambar 4.1berdasarkan hal tersebut

bahwa perlu dilakukanya kajian serta metode perawatan tyre pada unit HD785-7di PT.

Borneo Alam Semesta, adapun hasil tyre yang tidak dilakukan maintenance sebagai

berikut :

Page 50: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

33

Gambar 4.1 Tyre yang tidak dilakukan maintananance

(Sumber : Dokumentasi, 2017)

Dari gambar bahwa dapat dilihat betapa perawatan pada tyre sangat lah penting

dikarenakan umur dari dan keausan mencapai lifetmenya.

Gambar 4.2 Tyre yang tidak dilakukan maintanance

(Sumber : Dokumentasi, 2017)

Gambar pada 4.2 dilihat jika melalaikan perawatan dari tyre akibatnya keausan pada

thread lebih cepat dan mengakibatkan kerusakan pada komponen lainya.

Gambar 4.3 gambar tidak dilakukan repair pada rim

(Sumber : Dokumentasi, 2017)

Page 51: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

34

Gambar pada dilihat jika melalaikan perawatan dari tyre akibatnya keausan pada lock

lebih cepat dan mengakibatkan karat pada komponen lainya sehingga mempengaruhi

kualitas ketika akan dilakukan kembali pemasangan.

Gambar 4.4 lock tidak dilakukan perawatan dan penyimpanan yang kurang baik

(Sumber : Dokumentasi, 2017)

Lock diatas adalah bagaimana tingkat kerusakan jika tidak memperhatikan dari sebuah

perawatan dan penyimpananya,sehingga terjadinya dampak karatan terhadap locknya

untuk itu ketika akan meletakan dan menyimpan lock haruslah ditempat yang tidak

terkena basah untuk menghindari korosi pada nantinya.

Gambar 4.5 lokasi penyimpanan tyre yang kurang memadai

(Sumber : Dokumentasi, 2017)

Dari gambar diatas adalah stok dan penempatan tyre yang telah rusak yang dimana tyre

tersebut masih bisa untuk di repair ulang untuk digunakan kembali sebagai stok

tambahan.

Page 52: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

35

Gambar 4.6 Kondisi Jalan di PT. BAS

(Sumber : Dokumen Pribadi, 2017)

Kondisi jalan site di PT. BAS berikut adalah diketahui kondisinya bergelombang bahwa

harus dilakukan tindakan pemerataan dengan mengkonfirmasi pengawas lapangan serta

pengawas tyre untuk diperbaiki.

4.3. Persentase Failure Type

Diketahui dari jumlah dan tingkat kerusakan diatas bahwa banyak sekali dampak

yang akan terjadi terhadap tyre itu sendiri maka dari itu bentuk dari suatu hal kecil

seperti karat harus sangat cepat di tindaki atau diperbaiki agar tidak terjadi

keberlanjutan korosi terhadap bagian yang ada pada tyre itu sendiri, sekaligus

memperbaiki dari suatu prosedur terhadap perbaikanya juga agar dapat digunakan

selama mugkin dan meminimalisir cost dari perusahaan kedepanya dan menjaga

lifetimenya agar sesuai target yang seharusnya.

jika dapat mengantisipasi kerusakan yang terjadi pada nantinya maka dapat dikatan

bahwa prosedur maintanance terjadi dengan baik dan sempurna karena cost yang

dikeluarkan untuk kerusakan tidak begitu tinggi, berikut adalah grafik kerusakan

typenya di PT. Borneo Alam Semesta :

Page 53: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

36

Gambar 4.11 Grafik Diagram failure Statistic

Sumber : (PT . Borneo Alam Semesta, 2017)

Grafik 4.1 diatas menunjukan tyre failure pada unit komatsu HD785-7 dari

jumlah keseluruhan kerusakan terbesar adalah sidewallcut 60%,cut separation 20%, dan

worn out 20% kerusakan tersebut karena sidewall cut, schedule rotation,kurangnya

maintenance jalan, undulasi yang tinggi, serta overloading.

Dari hasil pengamatan selama melakukan perawatan dan perbaikan tyre pada unit

HD785-7, akhirnya ditemukan adanya kesalahan terhadap operator serta kurangnya

pengarahan kepada operator tentang bagaimana pengecekan kendaraan sebelum

melakukan loading (P2H). Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Gambar 4.6 berikut

hasil dampak dari kerusakan yang terjadi akibat sidewall cut:

Gambar 4.8 Kerusakan tyre akibat sidewall cut

(Sumber : Dokumentasi, 2017)

Sidewall Cut 60%

Cut Separation 20%

Worn Out 20%

27.00 X R. 49 Failure Statistic

Page 54: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

37

Pada gambar sudah sangat jelas bahwa untuk harus melakukan pengecekan pressure

tyre sehingga tidak terjadinya dampak seperti gambar 4.6 serta untuk menunjang dan

mengurangi kesalahan yang terjadi.

Gambar 4.9 Kerusakan tyre akibat sidewall cut

(Sumber : Dokumentasi, 2017)

Bentuk kerusakan yang terjadi saaat operasi ditambang yakni sidewall cut yang

menjadikan robeknya tyre pada sampingnya.

Gambar 4.10 Kerusakan tyre akibat sidewall cut

(Sumber : Dokumentasi, 2017)

Serat yang terjadi pada bagian tyre ikut merusak dari dalam sehingga akibat benturan

ataupun kondisi permukaan jalan yang kurang baik kerusakan tersebut tidak dapat

diperbaiki karena merusak terhadap bagian pada tyre itu sendiri.

Page 55: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

38

Diagram failure statistic menunjukan persentase kerusakan tyre dengan kerusakan

masing masing disebabkan oleh sidewall cut 60%,worn out 20%,Cut separation 20%

Beberapa faktor kerusakan diantara lainya :

a) Poor maintenance road, yang meliputi loading area, haul road dan dumping area

yang kurang terawat (hamparan batu,undulasi,dll)

b) Normal wear, yang dimana tyre sudah melampaui target site dan masih beroperasi

maksimal

c) Kebiasaan mengemudi yang terlalu dekat dengan tanggul yang membuat sidewall

menjadi robek (cut) momen pengereman mendadak yang dapat menyebabkan

impact

4. Jarangnya pengecekan dan pemeriksaan tyre pada saat beroperasi dilapangan

merupakan pengaruh yang ada di PT. Borneo Alam Semesta sehingga tingkat

kerusakan yang terjadi tidak dapat diantisipasi dengan cepat maupun tepat.

4.4. Perhitungan Keausan Tyre

Berdasarkan hasil perhitungan selama melakukan perawatan dan perbaikan tyre

pada unit HD785-7,maka dihitung tingkat dari keausan tyre berdasarkan posisinya. Hal

tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan menggunakan standar KPI (Key

Performance Indicator) sebagai tolak ukur keberhasilan sampai seberapa optimum

tingkat penggunaan tread terhadap tyre dengan rumus (Tread Utilization Rate)

𝑻𝑼𝑹 =𝑶𝑻𝑫−𝑹𝑻𝑫

𝑶𝑻𝑫 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan :

OTD = Original Tread Depth

RTD = Remaining Tread Depth

TUR = Tread Utilization Rate

Standard International TUR = 85%

Page 56: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

39

Jika mencapai tingkat keausannya sampai dengan 85% maka tyre harus dilepas

maupun diganti tetapi jika masih dibawah 85% dari standar, maka dapat dilakukan

perawatan dengan cara yaitu rotation tyre (Hal 13).

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan TUR HD785-7

POSISI

Tyre UNIT HD785-7

RATA-

RATA

HASIL

TUR No 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16 17

1 26* 10 26 25 19 19 14 3 23 22 11 5 11 25 7 16%

2 23* 34 26 11 19 37 14 3 23 1 33 10 12 4 5 17%

3 32 36 67₀ 40 29 26 15 23 16 18 38 30 29 25 26 30%

4 47 29 48₀ 27 25 27 22 30 38 19 33 22 37 23 34 31%

5 29 26 33 22 12 34 30 26 21 32 30 33 44^ 33 29 29%

6 33 34 33 29 33 23 24 37 40^ 37 32 23 27 33 26 32%

Sumber: Dokumen Pribadi, 2018

Keterangan : *Merk Tyre Michelin

: ^ Merk Tyre Goodyear

: ₀ Merk Tyre Bridgestone

Berdasarkan tabel diatas adalah hasil dari perhitungan TUR HD785-7 diketahui

bahwa keseluruhan nilai diambil lalu di rata-rata agar didapat nilai dari posisi dan merk

tyre yang digunakan di PT. BAS untuk diketahui tingkat keausanya dan saran

penggunaan yang lebih baik kepada perusahaan.

Hasil yang terdapat pada kolom di unit adalah hasil dari perhitungan TUR lalu

dijadikan satu keseluruhan untuk dilakukan analisa dan dirata-ratakan agar dapat berapa

tingkat persen untuk setiap nomor posisi tyre itu sendiri dan juga merk yang ada serta

dapat dijadikan acuan untuk perusahaan tentang posisi dan merk yang digunakan.

Hal ini dapat juga untuk memperbaiki dari TMS (tyre management System) untuk

membenahi kesalahan dan tindakan agar dapat diupayakan lebih maksimal dalam

penggunaan,perawatan,dan pemilihan tyre itu sendiri.

Page 57: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

40

4.5. Analisa Keausan Tyre

Berikut analisa tingkat keausan posisi tyre menggunakan TUR (Treadh Utiliziation

Rate) :

Gambar 4.11 Grafik Tingkat Keausan Posisi Tyre

Sumber : Dokumen Pribadi, 2018

Dari gambar diatas adalah dimana dapat diketahui tingkat keausanya yang

tertinggi terdapat pada posisi tyre pada nomor 6 dengan persentase sebesar 32% karena

kurangnya perbaikan jalan serta pengecekan ke lapangan serta terhambatnya sarana

untuk pengecekan unit kelapangan.

Gambar 4.12 Posisi Tyre HD785-7

(Sumber : Bridgestone, 2005)

diketahui gambar diatas adalah posisi tyre berdasarkan penempatan dan nomor dengan

tingkat keausanya yang dimana dapat diketahui posisi pada tyre tersebut sehingga

memudahkan letak pada tyre itu sendiri.

16% 17%

30% 31% 29% 32%

0%

10%

20%

30%

40%

Pos.1 Pos.2 Pos.3 Pos.4 Pos.5 Pos.6

Tingkat Keausan Posisi Tyre

1

3

2

4

6

5

Page 58: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

41

Berikut analisa tingkat keausan tyre pada 3 merk tyre menggunakan TUR (Treadh

Utiliziation Rate).

Gambar 4.13 Grafik Tingkat Keausan Berdasarkan Merk Ban

Sumber : Dokumen Pribadi, 2018

Dari gambar diatas adalah dimana dapat diketahui tingkat keausanya yang tertinggi

terdapat pada merk goodyear dengan persentase sebesar 58% yang kedua adalah

bridgestone dengan persentase 42% dan terakhir yang paling kecil keausanya ada pada

merk Michelin dengan persentase 25%..

4.6. Pembahasan

4.6.1 Posisi

Diketahui bahwa tyre posisi nomor 6 yang mengalami tingkat keausan tertinggi

sebesar 32% dan juga tyre posisi nomor 4 sebesar 31% penyebabnya diantara lain

karena beban yang diterima tyre umtuk posisi tersebut merupakan tumpuan terbanyak

sehingga ketika melakukan manuver maupun driving pada operator dengan tidak

memperhatikan dari beban yang dibawanya hal tersebut menyebabkan kerusakan dan

keausan pada tyre tersebut maka sebaiknya operator ketika melakukan loading dapat

mengurangi beban yang dibawanya agar dapat tercapai lifetime dari tyre tersebut.

kurangnya teguran untuk melakukan perbaikan jalan sekaligus dalam perawatanya,

sehingga beban yang dibawa pada unit dengan kondisi jalan yang tidak memungkinkan

25%

58%

42%

0%

20%

40%

60%

80%

MICHELIN GOODYEAR BRIDGESTONE

Tingkat Keausan Pada 3 Merk Tyre

MICHELIN

GOODYEAR

BRIDGESTONE

Page 59: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

42

atau rusak menjadikan keausan serta kerusakan seperti gambar 4.1 untuk itu tindakan

dan penanganan untuk tyre harus cepat dan tepat karena seringkali dipandang sebelah

mata sehingga perusahaan tidak sadar bahwa cost yang dikeluarkan untuk tyre ternyata

lebih tinggi daripada kebutuhan service dan A2B.

Untuk posisi tyre di nomor 3 didapat hasil sebesar 30% keausanya karena

keausanya tidak berbeda jauh dengan posisi tyre nomor 4 begitu juga untuk posisi 5

maka penyebab yang terjadipun sama yaitu kerusakan atopun keausan mengikuti karena

tyre tersebut berdampingan sehingga menyebabkan kerusakan dan keausan pada tyre

nantinya, maka sebaiknya pemeliharaan tetap terjaga.

PT BAS menerapkan metode tambang terbuka yang dimana kaitannya dengan

aktivitas pengangkutan di jalan tambang. jalan pertambangan sering dijumpai kerusakan

di badan jalan seperti jalan berlubang serta permukaan jalan yang tidak rata. Hal ini

biasanya disebabkan oleh kondisi jalan yang geometri dan daya dukung tanahnya belum

memenuhi standar kelayakan.

Geometri yang standar adalah lebar jalan pada jalan lurus 27 meter, lebar jalan

angkut pada tikungan 35 meter, superelevasi maksimal 10 %, cross-slope 2%-4% dan

grade maksimum 8%.

4.6.2 Merk

Berdasarkan grafik analisa tingkat keausan penyebab dari permasalahan yang

terjadi ada pada kondisi permukaan jalan dan perawatan yang kurang ditandai dengan

kerusakan seperti pada gambar 4.1, maka dilakukannya pengukuran seperti yang tertera

pada grafik 4.2 dan 4.3 sehingga dapat diketahui upaya pencegahan serta diharapkan

dapat memberikan solusi untuk mengurangi terjadinya permasalahan yang sama.

Ketika mendapatkan laporan permasalahan pada unit langsung dilakukan tindakan

terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan pengumpulan data oleh mekanik

dengan melakukan Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung

pada tyre, melihat kondisi tyre, mengamati permasalahan yang terjadi dan lingkungan

Page 60: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

43

sekitar untuk memperoleh informasi agar menyelesaikan masalah yang terjadi pada tyre

tersebut baik pada merk yang digunakanya juga.

Untuk peggunaan merk di PT.BAS disarankan untuk menggunakan merk michelin

karena ketika dilakukan pengukuran seperti gambar 4.13 untuk merk tersebut

merupakan yang terkecil sebesar 25% sedangkan untuk merk bridgestone yang kedua

42% dan yang terakhir paling tinggi yaitu goodyear 58% jadi hal yang dihitung tersebut

menggunakan rumus TUR bahwa hanya diketahui keausanya berdasarkan merk yang

dipakai di PT. BAS tersebut, maka dapat dijadikan acuan utnuk perusahaan agar juga

dapat memperbaiki dari bagian Tyre Management Systemnya supaya dapat diberi juga

penghematan dalam segi cost terhadap perusahaan.

Pada masalah ini merk dengan keadaan yang baik ketika dilakukan visual check

dilapangan bersama mekanik Tyreman bahwa untuk kerusakan lebih minim di merk

Michelin dan perusahaan PT. BAS menggunakan tyre bridgestone untuk

memperhitungkan dari segi cost yang dikeluarkan terhadap jenis-jenis terhadap merk

tyre tersebut.

4.6.3 Penyebab

Gambar 4.14 Diagram Fishbone Analisa Penyebab

Sumber : Dokumen Pribadi, 2018

Tyre wear

sarana

road

Man power

Methode

a. Maintenance tidak standar a. Kondisi lapangan

a. Kurangnya mobilisasi a. Kesalahan tindakan

b. operator

b. Design road

Page 61: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

44

Berdasarkan diagram Fishbone penyebab dari permasalahan yang terjadi pada tyre

wear yang ditandai dengan adanya kerusakan dan keausan pada tyre HD785-7l, maka

dilakukannya analisa penyebab utama dari permasalahan yang terjadi sehingga dapat

menemukan upaya pencegahan serta diharapkan dapat memberikan solusi untuk

mengurangi terjadinya permasalahan yang sama dikemudian hari lalu dapat di gunakan

sebagai tindakan yang lebih baik lagi.

Dari beberapa penyebab permasalahan di atas berdasarkan dari analisa yang diteliti

diharapkan dapat menjadi pertimbangan sehingga tidak terjadinya permasalahan yang

sama, penyebab yang di analisa berdasarkan dari data yang di peroleh. Berikut yang

diketahui dalam mengenai beberapa penyebab yang terjadi pada diagram Fishbone di

atas adalah sebagai berikut :

1. Man power ( kesalahan tindakan, operator )

Penyebab ini bisa jadi faktor utama, banyak faktor yang menyebabkan kenapa tyre

wear ini bisa rusak terlihat pada (Gambar 4.10 Kerusakan tyre akibat sidewall cut). tyre

yang digunakan pada unit HD785-7 ini merupakan tipe radial dengan ukuran 27.00R49

dengan model unit Komatsu HD785 dan rata rata muatannya adalah 91,075 ton.

terdapat pada teori BAB II sub bab 2.2 pengenalan ban. Salah satu faktor penyebab

kerusakan pada tyre yaitu kesalahan tindakan dan juga kondisi dari operator pada acara

menggunakan unitnya bahwa hasil dari kondisi tyre yang terjadi merupakan kerusakan

yang sangat sering terjadi di lapangan sehingga tindakan yang harus dilakukan juga

tidak benar seperti menggunakan alat yang tidak sesuai saat melakukan perawatanya

disini dibtuhkan skill dan knowledge untuk mengetahuinya sehingga menjadikan dalam

jangka waktu kedepan konstruksi tyre dapat ikut merusak sekaligus dalam hal

pengoperasian unit dimana operator dalam hal driving kecepatan operasi pada unit

sangat melebihi dari batas yang di anjurkan memang tidak ada batasan untuk lajunya

kendaraan tetapi harus disesuaikan dengan anjuran nilai TKPH( Ton Kilometer Per

Hour) karena jika nilai dari laju kendaraan ditambah dengan beban unit yang dibawa

dapat berpotensi meningkatkan nilai dari TKPH tersebut, penting sekali untuk dapat

memperkisarkan laju dari unit HD785-7 tersebut sehingga dapat menjaga dari

pemakaian ban dan kelancaran dalam operasi di lapangan lalu pada managementnya

Page 62: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

45

juga haruslah tepat sebagaimana pencatatanya harus dilakukan agar dapat diketahui

kapan dilakukan repair ataupun penggantian tyre.

2. Road (design road, kondisi lapangan )

Dapat dilihat kondisi lapangan pada (Gambar 4.6 kondisi lapangan) yang menjadi

penyebab dari permasalahan ini akibat dari kondisi area lapangan atau design roadnya.

Perlu diketahui kondisi lapangan di daerah pertambangan pasti sangat banyak sekali

kerusakan seperti bergelombang,tidak rata, dan juga banyaknya batuan yang terjatuh

setelah loading karena dapat menaikan dari beban dinamis pada tyre itu sendiri maka

dari itu adanya juga teguran dari pengawas dilapangan untuk memberitahukan kepada

operator untuk segera membersihkan atau memperbaiki kondisi yang ada di site untuk

memudahkan operasi dan loading pada unit yang lewat sehingga tidak terjadi yang

namanya unscheduled breakdown tyre pada saat operasi karena akan menghambat

pengoperasian setelahnya untuk dilakukannya perbaikan lalu untuk design road atau

bentuk jalan yang baik yaitu untuk kemiringan jalan yang baik adalah ± 10% tetapi

untuk tetap idealnya agar dapat menjaga lifetime ban adalah 5-6% sedangkan untuk

lebarnya suatu kondisi jalan yaitu 4 kali lebar dari unit terbesar yang ada di site lalu

dilihat juga untuk lapisan terhadap kondisi tanah tersebut agar tidak mempengaruhi

beban yang dibawa oleh unit dan juga dapat menerima terusan dari load yang

dibawanya berikut adalah tabel dari kondisi jalan standar yang baik :

Tabel 4.2 Standar Design Road

STANDARD PARAMETER FOR ROAD DESIGN GEOMETRY &

TRAFFICABILITY

NO. Description Unit

STANDARD

PARAMETER

REMARKS Coal

Hauling

Road

Pit

Mining

Road

1 Design Speed km / hr 70 60

2 Lebar Jalan M Min. 3,5 L Min. 3,5 L

L : Lebar

Kendaraan

terbesar

Page 63: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

46

3 Grade Jalan % Max. 3 % Max. 8 %

4 Horizontal

Curve Radius M Min. 50 m Min. 50 m Curve S-C-S

5 Super Elevasi M Max. 4 % Max. 5 % Tikungan

6 Cross Fall %

Max.2%,

Shouder 4-8

%

Max.5%,

Shouder 4-

8 %

Badan Jalan

7 Sight Distance M Min. 200 m Min. 80 m Jarak Pandang (

Clear area )

8 Drainage % Min.slope 1

%

Min.slope

1 %

Kemiringan parit

drainasi

9 Kemiringan

slope (cut ) % 60% 60%-70%

10 Tinggi

Jenjang M maks. 10 m maks. 6 m

11 Kemiringan

slope (fill ) % 45% 60%

12 Safety Berm M Min. 2/3 D Min. 2/3 D D : Tinggi ban

Sumber : (PT . Borneo Alam Semesta, 2017)

Notes:

a) Sight distance : yaitu jarak pandang yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk berhenti

atau menyalip / menyiap

b) Jarak pandang minimal = jarak pandangan henti ( Stopped distance )

c) Stopped distance tergantung kec. Rencana jalan

3. Sarana (kurangnya mobilisasi)

permasalahan yang terjadi disini adalah kurangnya sarana dan juga support terhadap

pengawas bahwa untuk diberikanya sarana kelapangan agar dapat diketahui dan dapat

dilakukan pengecekan pada setiap tyrenya sehingga lifetime dapat terjaga maka

seharusnya perusahaan tetap harus memberikan kendaraan agar pencatatan dan

kerusakan yang terjadi nantinya dapat diketahui lebih dini kekurangan sarana ini sangat

mempengaruhi juga terhadap efisiensi mekanik karena kurangnya pekerjaan yang

Page 64: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

47

diterima dan hanya untuk menunggu ketika berita urgent ataupun terjadinya keadaan

yang mengharuskan tyre diperbaiki.

4. Method (maintenance tidak standar)

Penyebab dari permasalahan dari metode adalah perawatan berkala yang dilakukan

juga tidak menggunakan barang atau alat yang benar seperti pelepasan ban yakni

menggunakan besi panjang bahwa diketahui dapat merusak bagian yang lainya seperti

rim,lock dan kontruksi lainya sehingga dapat melukai bagian tersebut pembersihan rim

yang setelah dilakukan pelepasan tidak dilakukan sehingga menjadi kotor dan juga lebih

cepat berkarat hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan tidak dapat lagi digunakan

dikemudiannya hal-hal yang berkaitan dengan metode atau prosedur tidak standar yang

tidak di rekomendasikan atau di setujui tetapi alasan mekanik yang menggunakan

metode ini bertujuan untuk mengefisiensi dari segi waktu dan cepatnya pekerjaan,

Improvement tidak standar yang seperti ini perlu di pertimbangkan dan dilakukan

analisa terlebih dahulu dengan memperhatikan baik-baik fungsi asli dari komponen

yang dilakukan tersebut, kemudian melakukan pengambilan langkah Improvement yang

tepat atas kesepakatan berbagai pihak berdasarkan analisa, pertimbangan atau

perhitungan yang telah dilakukan. Karena perawatan yang tidak standar inilah yang

dapat menjadi penyebab tyre wear ini.

4.6.4 Langkah Pencegahan

Terdapat langkah pencegahan yang aktual dilakukan saat pengerjaan perbaikan

sedang berlangsung, salah satu tindakan pencegahan yang dilakukan tersebut adalah

maintenance tyre secara berkala sehingga keausan tidak menjadi lebih tinggi. Saat

melakukan langkah perawatan dilakukannya pengecekan sebagai berikut yaitu

Suatu proses kerja yang berkaitan dengan :

a) Ketika pressure rendah (underinflation) dan tyre dalam posisi sedang digunakan

untuk operasi di tambang dengan tidak memperhatikan beban pada dumpnya

maka dapat terjadi timbulnya panas akibat penggunaanya untuk pertambangan

sehingga temperature dan kondisi pemakaian tersebut dapat menimbulkan panas

berlebih didalam tyre tersebut (heat separation) hal ini dapat juga membuat

Page 65: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

48

lifetime dari tyre itu sendiri menjadi lebih cepat dilakukan pergantian serta

kerusakan maupun fatigue dan keausan pinggir/samping (shoulder) ban menjadi

tidak merata akibat pressure rendah, yang menjadikan konsumsi bahan bakar

lebih cepat tinggi atau boros akibat pressure rendah.

b) Ketika pressure tinggi (overinflation) dan tyre dalam posisi sedang digunakan

untuk operasi di tambang dengan tidak memperhatikan beban pada dumpnya

maka dapat terjadi timbulnya keausan pada crown area (bagian tengah) lalu

dapat mengurangi daya tahan terhadap potongan serta mudah sekali rusak jika

terkena benturan maupun kondis jalan yang tidak merata maupun kurang baik

sehingga jika berlebihnya tekanan angin maka hal tersebut harus disesuaikan

dengan standar pressure berdasarkan pada total loadnya, jika ban

kempes,bocor,pecah, unit harus stop seketika tidak juga boleh dijalankan karena

akan merusak tyre tersebut maupun pasangan pada tyre, jika berhasil menjaga

tyre pressure dengan konsisten maka masalah tyre 30% sudah teratasi untuk itu

dianjurkan control tyre pressure pada saat maintenance di pit stop atau pada saat

crew operator sedang dalam istirahat.

lalu setelah dari pressure check lakukanlah dan bentuk team yang bekerja untuk

melakukan pengecekan agar dapat mengetahui dampak dan resiko yang terjadi pada

tyre itu sendiri dari akibat kerusakan yang diterima sebelum ataupun sesudah dengan

cara ketika unit dalam keadaan stand by atau operator makan siang maka sediakan 3-4

orang untuk membawa peralatan pengecekan seperti tangga 0.5 m,tang,alat pencungkil

ban,pressure gauge,tread depth gauge, dan jangan lupa lakukan pencatatan data dengan

form isian, unit untuk setiap tyrenya haruslah dicheck 2 x 1 minggu untuk yakin agar

tidak ada unit yang tidak dicheck setiap 3-4 hari serta jika angin dibawah standar jangan

lupa untuk segera menambahkanya.

Untuk melakukan bongkar pasang tyre ketika melakukan assembly dan disassembly

tyre maka jangan lupa memperhatikan faktor safety sehingga keamanan dalam bekerja

tetap terjaga untuk melakukan pembongkaran pada tyre jangan lupakan terhadap

kebersihan pada bagian yang sering terjadinya keausan serta kerusakan/karatan terhadap

Page 66: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

49

hub,nut,stud jadi bagian ini ketika melepas haruslah dibersihkan dan diberi cairan anti

karat dan pelumas agar mengurangi dari kerusakan yang terjadi.

Pada satu axle tidak boleh campur antara radial dan bias karena spesifikasi teknis

dan ukuran berbeda serta tidak boleh ada perbedaan tinggi rendah ban pada unit tersebut

karena dapat mengakibatkan keausan yang tidak merata pada nantinya dan tidak boleh

juga ada perbedaan pattern yang mencolok dalam twin tire, jika tyre sejak dipasang

pada axle depan sudah mencapai TUR 60% maka sebaiknya dipindahkan ke belakang

ataupun merotasi tyre tersebut.

Sehingga hanya boleh dilakukan oleh tireman yang sudah well-trained, tidak boleh

ganti – ganti repair yang dilakukan, antara lain :menambal ban dalam milik HD785-7

dengan cara membersihkan dahulu ban dalam dengan bersih, bilas dan tunggu sampai

kering, kikis daerah sekitar ban dalam yang berlubang dengan air grender setelah

dikikis,gunakan kuas bersihkan bekas grender, lalu siram liquid buffer untuk

menghilangkan serpihan rubber yang tersisa, lalu dioleskan blue cemen ke sekitar

daerah ban yang telah dikikis, diamkan selama 1 menit lalu ambil patc dan tempelkan,

lalu diamkan kembali selama 5 menit sambil diratakan penambahan, ban dalam siap

dipergunakan kembali.

Perawatan terhadap rim sangat penting sehingga setiap selesai pasang ban ke unit

yang bekerja setelah 1 trip maka harus di re-torque lagi untuk memastikan kekencangan

yang tepat pada hub maupun nut, pada dasarnya rim tidak boleh di las agar tida terjadi

perbedaan bentuk rim terhadap yang lain serta cegah karatan pada rim dengan cara beri

anti karat pada spare rim pada waktu pengisian angina dan hindari air yang masuk dari

saluran compressor.

Jangan lupa juga melakukan Maintain tire changer, Tire removal, Air Hydraulic

Jack, Truck tire, Compressor, Pressure gauge secara teratur agar ketika digunakan

tidak dalam keadaan rusak dan siap ketika terjadi unscheduled breakdown karena

perawatan terhadap alat-alat yang digunakan dapat mempermudah untuk melakukan

perawatan ataupun perbaikan sekaligus pastikan ada check listnya dan review secara

Page 67: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

50

berkala untuk diketahui seberapa lama penggunaan tyre dan juga waktu ketika

dilakukan perbaikan, rotasi, dan juga pergantian tyre itu sendiri.

Setelah Beberapa step kerja yang rawan kecelakaan banyak sekali kesalahan pada

saat membongkar pasang tire dan rim maupun keselamatan dari tyreman itu sendiri,

sehingga pastikan anginnya betul-betul sudah habis terbuang sebelum dibuka karena

jika angin masih terdapat sisa didalamnya dapat menyebabkan rim terlompat ketika

akan melepaskanya dari tyre lalu pastikan juga memakai jack stand yang standard

untuk memastikan keamanan dari resiko bahaya ban meluncur dan juga untuk

memudahkan pembukaan tyre itu sendiri lalu pastikan landasan jack cukup keras untuk

menerima beban besar serta jangan pernah lupa pasang danger tag pada truck sebelum

bekerja untuk mengetahui bahwa pembongkaran tyre sedang berjalan sehingga ketika

ada orang yang akan menghidupkanya dapat mengetahui dan tetap selamat.

Page 68: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Keimpulan yang dapat diambil dalam penulisan tugas akhir dari analisa tingkat

keausan tyre pada unit HD785-7 di PT. Borneo Alam Semesta Site Melak ini adalah

sebagai berikut :

1. Berdasarkan perawatan di site saat melakukan On The Job Training di PT.

Borneo Alam Semesta Site Melak Kutai Barat, tingkat keausan tyre

berdasarkan posisinya disebabkan oleh kurangnya teguran untuk melakukan

perbaikan jalan sekaligus dalam perawatanya, sehingga beban yang dibawa

pada unit dengan kondisi jalan yang tidak memungkinkan atau rusak

menjadikan keausan serta kerusakan pada komponen lainya untuk itu tindakan

dan penanganan untuk tyre harus cepat dan tepat jika terlambat dalam

penangananya lifetime tyre tidak bisa dicapai.

2. Dari hasil pengukuran tingkat keausan 3 merk tyre yang digunakan pada unit

HD785-7 maka untuk penggunaan merk yang lebih baik dalam pengguanaanya

maka didapatkan merk michelin yg lebih tepat karena dari hasil pengukuran

yang didapat tingkat keusanya merupakan tingkat keausan yang peling terkecil

dengan seluruh rata-rata yang dihitung.

3. Dari permasalahan ini terdapat beberapa penyebab yang terjadi sehingga

terjadinya keausan serta kerusakan terhadap tyre HD785-7 yaitu man power

dengan kesalahan tindakan dan juga kondisi dari operator dalam cara

pengoperasian unitnya, design kondisi permukaan jalan yang bergelombang,

sarana dalam pengecekan kondisi tyre, dan juga metode dalam perawatanya.

5.2. Saran

Diharapkan untuk operator untuk merawat unitnya dan melakukan P2H secara rutin

agar dapat mencegah terjadinya low pressure pada unitnya, dan ketika mengalami

Page 69: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

52

low pressure, diharapkan dapat langsung mematikan mesin dan menghubungi

atasan yang bersangkutan, untuk mencegah terjadinya keausan yang lebih parah.

Berikut beberapa saran dari penulis tugas akhir adalah sebagai berikut :

1. Selalu memastikan unit dalam keadaan siap untuk beroperasi dan memberikan

perawatan khusus dengan melakukan Daily Check (P2H) rutin untuk

menghindari permasalahan yang sama.

2. Memberikan arahan terhadap operator terhadap kecepatan dan beban yang

terkait tentang keausan tyre sehingga dapat menutupi kekurangan yang ada.

3. Perusahaan dapat membenahi dalam pemberian sarana kepada section tyre agar

dapat melakukan pengecekan dan perawatan.

4. Melakukan pembenahan site terhadap kondisi lapangan agar tidak terjadi

peningkatan kerusakan tyre akibat kondisi lapangan.

5. Memberikan Mekanik kebebasan mengeluarkan pendapat atau ide terbaru untuk

melakukan pembaharuan terhadap komponen dari suatu permasalahan dan

mempertimbangkannya.

6. Memberikan rambu-rambu yang diperlukan guna mengantisipasi terjadinya

insiden terhadap alat angkut ketika bekerja di tengah malam.

Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi pada tyre wear di PT.BAS, ditarik

kesimpulan demi keberlangsungan unit untuk menjaga lifetimenya, berikut apabila

maintanance tyre diabaikan :

a) Maka kedepanya tyre mengalami keausan seperti gambar 4.1 dan kemungkinan

besar repair cost yang akan digunakan lebih banyak. .

b) Serta menghambat operasi produksi batu bara yang ada.

c) Unit yang selalu melakukan maintanance tyre antara lain umur pakai tyre akan

lebih cepat tercapai dan sesuai dengan targetnya.

d) Dapat mengakibatkan breakdown unscehdule.

e) Dapat memberikan cost berlebih pada perusahaan untuk komponen lainnya.

Page 70: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

53

Rekomendasi Perbaikan

Perawatan harus dilakukan dengan secara rutin dengan proses management

pemilihan tyre (selection), pemakaian tyre (operation), pemeliharaan tyre

(maintanance), pencatatan analisa dan kesimpulan (analysis), dengan baik dan berkala.

Page 71: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

54

DAFTAR PUSTAKA

Adetya, david. (2016). Evaluasi Kinerja Ban Dump truck Pada Pengangkutan di Tambang

Lempung-Pasiran PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Desa Hambalang,

Kecamatan Citeurup Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

Fajerin, Agung Aditya. (2010). Analisa Dampak Kegagalan Proses Produksi Terhadap

Kerusakan Produk Ban Dengan Metode FMEA (Failure Mode And Effect

Analysis) di PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk. Tangerang: Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran”.

https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara/item236?

http://www.1st-indoban.com/2014/05/menentukan-standar-pressure-tyre-otr.html

https://www.truckmagz.com/ask-the-expert-ingin-cost-ban-jadi-murah-tms-solusinya/

http://www.itsilmu.com/2017/02/pengertian-ban-secara-lengkap.html

https://www.truckmagz.com/ask-the-expert-ingin-cost-ban-jadi-murah-tms-solusinya/

http://www.mesincad.com/2017/06/pengertian-ban-fungsi-ban-konstruksi.html

http://www.bridgestone.co.id/tire-information_pemakaian-dan-perawatan.html

http://www.bridgestone.co.id/tire-information_pengetahuan-ban.html

http://www.bridgestone.co.id/information_keamanan-ban.html

http://www.bridgestone.co.id/information_kerusakan-ban.html

PT. Chitra Paratama, (2017). Handout: Pengetahuan Dasar Tire. Balikpapan: Chitra

Paratama,

Wastana. (2016). Studi Komparatif Biaya Perawatan, Biaya Perbaikan dan Biaya Ban

Dalam Penerapan Active Maintenance Terhadap Profitabilitas Pt. Serasi Logistics

Indonesia Surabaya. Journal Of Management. Vol. 02 No. 02. Hmln 1-12.

Page 72: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

55

LAMPIRAN 1

Page 73: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

56

Page 74: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

57

Page 75: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

58

Page 76: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

59

LAMPIRAN 2

Merk OTD RTD TUR

MICHELIN 73 54 26

MICHELIN 73 56 23

GOODYEAR 73 24 67

GOODYEAR 73 38 48

BRIDGESTONE 73 41 44

BRIDGESTONE 73 44 40

MICHELIN 25%

GOODYEAR 58%

BRIDGESTONE 42%

Page 77: ANALISA TINGKAT KEAUSAN TYRE PADA UNIT HD785-7 DI …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309262091_2018.pdf · Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul ANALISA

60

LAMPIRAN 3