bab ii proposisi nilai 2.1 framework analisa 2.2 analisa
TRANSCRIPT
21
BAB II
PROPOSISI NILAI
2.1 Framework Analisa
Dalam membuat Proposisi Nilai untuk BMC Teen Edu, diperlukan sebuah
Framework Analisa yang membuat tercapainya Optimalisasi Ketajaman Analisa.
Gambar 2.1 Framework Analisa
2.2 Analisa Lingkungan Makro
Baik di industri pendidikan maupun industri lainnya, akan ada faktor eksternal yang
akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis. Ada 5 faktor eksternal yang turut
mempengaruhi suatu industri, diantaranya :
1. Faktor Ekonomi
2. Faktor Politik dan Hukum
Macro Analysis
•PESTLE
Industry Analysis
•Porter’s 5 Forces
Competitor
Business
•TOWS KSFs Consumer
Insights
Customer Value
Propositions
22
3. Faktor Sosial Budaya
4. Faktor Teknologi
5. Faktor Demografi
Dari 5 faktor tersebut, tools analisa yang tepat adalah dengan menggunakan Analisa
PESTLE.
2.2.1 Analisa PESTLE
Menurut Kotler dalam bukunya Marketing Management 14 Ed, PESTLE terkait
dengaan pengaruh lingkungan eksternal dalam suatu bisnis. PESTLE merupakan
suatu alat yang bermanfaat untuk meringkas faktor eksternal yang terjadi dalam
operasional perusahaan.
Gambar 2.2 PESTLE Breakdown
Berikut ini adalah factor - faktor yang dipertimbangkan dalam analisa PESTLE :
Political
Economic
Social
Technological
Legal
Environmental
23
2.2.1.1 Faktor Politik
Bidang politik memiliki pengaruh besar terhadap peraturan bisnis, tingkat
daya beli konsumen dan dan factor - faktor bisnis yang lain seperti:
1. Situasi politik secara umum.
2. Kebijakan pemerintah akan mempengaruhi undang-undang yang
mengatur pajak atau bisnis.
3. Kebijakan pemerintah pada aturan etika pemasaran.
4. Kebijakan pemerintah dalam menentukan arah ekonomi.
5. Pandangan pemerintah terhadap budaya dan agama.
6. Perjanjian kerjasama negara dengan pihak asing seperti Uni Eropa,
NAFTA, ASEAN.
Tidak dapat dipungkiri bahwa negara berwenang untuk mengatur dan
menentukan semua aspek kehidupan bernegara termasuk didalamnya
aturan dan Undang-Undang yang dipakai untuk pola dasar sistem
pendidikan.
Aspek ekonomi dan aspek politik tidak dapat dipisahkan, karena
pembangunan ekonomi memerlukan politik yang stabil, sedang stabilitas
politik juga memerlukan stabilitas ekonomi, satu sama lain saling
pengaruh-mempengaruhi dan saling memperkokoh.
Bilamana dalam suatu negara kehidupan politiknya sedang kacau,
mustahil dapat diciptakan suatu keseimbangan yang serasi di dalam sistem
24
pendidikan. Kondisi politik negara yang stabil sangat krusial bagi
berkembangnya pendidikan di Indonesia.
2.2.1.2 Faktor Ekonomi
Menjelaskan bagaimana situasi ekonomi perdagangan dalam jangka pendek
dan maupun jangka panjang.Hal ini benar terutama berlaku untuk pemasaran
internasional. Faktor - faktor yang harus diperhatikan antara lain :
1. Suku bunga
2. Tingkat inflasi.
3. Tingkat pendapatan per kapita.
4. Prospek ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dalam
jangka panjang,
Dikutip dari www.cnnindonesia.com, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,67 persen pada kuartal II 2015,
melambat dari periode yang sama tahun lalu (year on year) mencapai 5,12
persen. Perekonomian nasional juga melambat jika dibandingkan dengan
kuartal sebelumnya yang tumbuh 4,71 persen secara tahunan. Kendati
demikian, menurut Kepala BPS Suryamin, angka 4,67 persen tersebut dinilai
lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat
(2,3% pada kuartal II 2015) dan Singapura (1,7% pada kuartal II 2015).
kendati pertumbuhan ekonomi melambat, sektor pendidikan yang mengalami
pertumbuhan sebesar 6,31 persen dari kuartal I ke kuartal II di tahun 2015.
25
Pada October 2015, suku bunga atau BI Rate adalah 7.5%. Inflasi per
September 2015 6,83%.
2.2.1.3 Faktor Sosial dan Budaya
Sosial dan pengaruh budaya pada bisnis berbeda dari satu negara ke
negara.Sangat penting bahwa faktor yang dipertimbangkan. Faktor antara lain:
1. Agama yang dominan.
2. Faktor bahasa.
3. Kebiasaan konsumen.
4. Faktor gender.
5. Penyebaran usia penduduk
Data yang didapat dari World Bank menyatakan bahwa pada tahun 2014 terdapat
sekitar 252,8 juta jiwa di Indonesia. (www.data.worldbank.org). Pada tahun 2014,
terdapat 28,5% dari populasi yang merupakan anak berusia anak usia 0-14 tahun dan
diperkirakan Indonesia akan mengalami surplus demografi pada tahun 2030 dimana
jumlah populasi manusia usia produktif akan lebih besar daripada usia non-produktif.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk akan muncul permintaan akan
pendidikan formal maupun non-formal di dalam masyarakat.
2.2.1.4 Faktor Teknologi
Teknologi sangat penting bagi keuntungan kompetitif, dan merupakan
pemacu utama globalisasi. Pertimbangkan yang berikut:
1. Teknologi dapat digunakan menjadikan produk dan layanan yang
akan dibuat menjadi lebih murah dan kualitas yang lebih baik.
26
2. Teknologi dapat menawarkan konsumen maupun bisnis dengan
produk dan layanan yang lebih inovatif seperti: layanan perbankan
internet, telepon selular, dll.
3. Teknologi dapat merubah cara barang maupun jasa didistribusikan.
Teknologi menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dengan
konsumen.
Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP) pada
tahun 2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60
dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang
dilihat dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan
teknologi, difusi inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah pengguna
internet dan besaran sumbangan ekspor teknologi terhadap barang ekspor,
difusi inovasi teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna telepon dan
pemakai listrik, tingkat pendidikan penduduk berdasarkan rata-rata lama
sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, dan angka partisipasi kasar penduduk
yang menempuh pendidikan tinggi di bidang iptek.
2.2.1.5 Faktor Legal
Menjelaskan bagaimana aspek legal yang berlaku dalam negara, dan
masyarakat pada umumnya. Hal ini ditunjukkan oleh Undang-Undang,
maupun Peraturan Pemerintahan yang berlaku.
27
Di Indonesia sendiri pendidikan diatur dalam Undang Undang UU NO 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam pasal 26 mengenai pendidikan nonformal, dijelaskan bahwa
(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukanlayananpendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkappendidikanformal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjanghayat.
(2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik denganpenekananpada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangansikapdan kepribadianprofesional.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak
usiadini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesetaraan, serta pendidikanlainyang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan pesertadidik.
(1) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis
taklim,serta satuan pendidikan yang sejenis.
(2) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekalpengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap
28
untuk mengembangkandiri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
Penyelenggaraan pendidikan nonformal (PNF) merupakan upaya dalam
rangka mendukung perluasan akses dan peningkatan mutu layanan pendidikan
bagi masyarakat. Jenis layanan dan satuan pembelajaran PNF sangat beragam,
yaitu meliputi: (1) pendidikan kecakapan hidup, (2) pendidikan anak usia dini,
(3) pendidikan kesetaraan seperti Paket A, B, dan C, (4) pendidikan
keaksaraan, (5) pendidikan pemberdayaan perempuan, (6) pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja (kursus, magang, kelompok belajar usaha),
serta (7) pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
Lembaga pendidikan non formal memberikan ruang kesadaran baru pada
masyarakat, bahwa upaya pendidikan bukan sekedar kegiatan untuk meraih
sertifikasi atau legalitas semata. Lebih daripada itu, upaya pendidikan
sejatinya merupakan kegiatan penyerapan dan internalisasi ilmu, yang pada
akhirnya diharapkan mampu membawa peningkatan taraf kehidupan bagi
individu maupun masyarakat dalam berbagai aspek.
Keunggulan lain yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan non formal
sebenarnya ada pada fleksibilitas waktu yang dimiliki. Selain bisa dijalankan
secara manunggal, pendidikan non formal bisa dijalankan pula secara
berdampingan dengan pendidikan formal. Tak mengherankan apabila
29
belakangan lembaga pendidikan non formal tumbuh dengan pesat, berbanding
lurus dengan tingginya minat masyarakat terhadap jenis pendidikan tersebut.
2.2.1.6 Faktor Environmental
Menjelaskan bagaimana lingkungan yang ada untuk mendukung bisnis yang
sedang dibangun.
Berdasarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan
fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan
menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.
2.3 Analisa Industri
Analisa Industri berguna untuk mengetahui kondisi dari sebuah industri, dalam hal ini
pendidikan. Dalam melihat industry yang ada dan menempatkan Teen Edu sebagai
pusat dari bisnis ini, tools yang paling tepat adalah dengan menggunakan Analisa
Kekuatan Porter, atau Porter’s Five Forces.
30
2.3.1 Analisa Porter’s Five Forces
Five Competitive Forces adalah sebuah metode analisa dalam dunia
pemasaran yang digunakan untuk membantu menghadapi persaingan, untuk
memberikan gambaran yang kuat mengenai bagaimana tingkat persaingan dalam
suatu industri, baik dari sisi supply chain (supplier dan pelanggan) serta pasar
(pemain baru dan substitusi).
Gambar 2.3 Gambar Analisa Porter’s Five Forces Teen Edu
31
Analisis Five Competitive Forces terdiri 5 (lima) area cara pandang, yaitu:
2.3.1.1 Threat of New Entrants – Medium
Bagaimana tingkat kesulitan/ kemudahan bagi para pesaing baru untuk masuk
ke dalam suatu industri. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity, hambatan
masuk seperti hak paten, distribusi, skill atau core competence, economies of scope,
cost advantage, dan lainnya.
Besarnya jumlah populasi anak usia 15-19 tahun di Indonesia menyebabkan
peningkatan permintaan akan pendidikan pendidikan formal maupun pendidikan non-
formal. Peningkatan kondisi ekonomi masyarakat dan kesadaran akan pentingnya
ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan keberadaan lembaga pendidikan non-
formal sedikit demi sedikit bermunculan untuk memenuhi permintaan pasar tersebut.
Namun untuk saat ini kesempatan yang ada belum banyak dilirik oleh para pemain
lainnya sehingga menjadikan Teen Edu sebagai salah satu pelopor dalam metodologi
pendidikan non-formal remaja yang terintegrasi.
Selain hal-hal tersebut Teen Edu juga menggunakan teori Resource Based
View, dimana Teen Edu telah melakukan berbagai macam mitigasi untuk
menurunkan kemungkinan terjadinya resiko bisnis seperti copycat ide bisnis oleh
pesaing bisnis serupa. Salah satu cara mitigasi yang dilakukan oleh Teen Edu adalah
dengan menonjolkan SDM yang berkualitas yang telah diseleksi langsung oleh Teen
Edu, yang dalam hal ini adalah coach yang akan setia menemani siswa dalam
menjalani proses INITIATING di Teen Edu. Sehingga sekalipun ide bisnis nya dapat
32
di copycat oleh lawan pesaingnya, namun mereka tidak akan pernah dapat memiliki
SDM serupa yang telah mengerti benar proses yang harus mereka jalankan.
2.3.1.2 Bargaining Power of Customers - Medium
Bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh pelanggan. Hal ini antara lain
dipengaruhi oleh: jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli,
ketersediaan barang, besarnya permintaan pembeli, sensitivitas harga, tingkat
diferensiasi, dan sebagainya.
Metode pendidikan Teen Edu yang breaktrough dan belum umum di
masyarakat menyebabkan timbulnya tantangan untuk menciptakan kepercayaan
customer.Para Customer yang memiliki banyak keinginkan bisa dengan mudah
mencari servis substitusi lainnya yang sesuai dengan keinginan mereka di dalam
pasar.
2.3.1.3 Threat of Substitute Products - High
Analisis ini hanya memfokuskan pada satu bisnis atau strategi binis
tertentu.Bagaimana substitusi terhadap barang/ jasa. Sejauh mana konsumen dapat
memperoleh barang substitusinya dengan mudah. Semakin banyak dan dekat
barang substitusi, maka pelanggan juga bisa beralih dengan mudah. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya switching cost, kecenderungan untuk
substitusi, diferensiasi produk, dan lainnya.
Customers memiliki substitusi servis pendidikan non-formal seperti
bimbingan belajar (bimbel), kursus-kursus yang lebih spesifik seperti kursus
fotografi, memasak, computer, dan sebagainya. Terdapat juga substisuti servis lain
berupa seminar-seminar khusus yang dapat diikuti oleh calon customers.
33
2.3.1.4 Bargaining Power of Suppliers - Medium
Supplier merupakan tempat dimana dapat membeli input yang digunakan
untuk bahan produksi. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor penting diantaranya:
switching cost ke supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi supplier, ketersediaan
barang substitusi, tingkat diferensiasi input, hingga tingkat hubungan dengan
supplier.
Supplier seperti tenaga pengajar memiliki bargaining power yang menengah.
Lembaga-lembaga pendidikan formal ataupun non-formal yang sudah berdiri sejak
lama dapat saja menawarkan paket yang lebih menarik bagi tenaga-tenaga pengajar
tersebut.
2.3.1.5 Competitive Rivalry Within an Industry - Low
Bagaimana intensitas persaingan dalam industri. Semakin banyak jumlah
pesaing, dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin tinggi
tingkat persaingan. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: jumlah
pesaing, perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan
harga, exit barriers, dan sebagainya.
Belum ada lembaga pendidikan non-formal dengan sistem terintegrasi seperti
Teen Edu. Teen Edu dapat menjadi pelopor di dalam pasar yang apabila berhasil
menjalankan operasinya dengan baik akan meningkatkan kepercayaan customer
sehingga mempermudah ekspansi ataupun pengembangan bisnis selanjutnya.
34
2.4 Analisa Pesaing
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Teen Edu adalah sebuah pelaku bisnis
pendidikan yang bergerak dalam berbagai key activities.Teen Edu tidak hanya
mencari dan mengetest bakat konsumen seperti yang dilakukan oleh para psikolog
dan talentfinder.Teen Edu tidak hanya mendidik konsumennya secara teori seperti
yang dilakukan oleh banyak tempat kursus dan bimbel. Teen Edu adalah pelaku
bisnis yang menjembatani konsumen sedarimulanya yaitu sejak pencarian minat &
bakat, mendidik akademis dan mental mereka secara teori, mempersiapkan mereka
untuk masuk dalam praktek kerja nyata lapangan, menghubungkan mereka kepada
universitas yang mampu mendukung minat dan bakat mereka, bahkan menjaga
mereka sampai bisa mempunyai koneksi untuk masuk kedalam dunia kerja
perusahaan tempat profesi yang dipilih oleh konsumen.
Terdapat 3 jenis pesaing besar yang harus diperhatikan oleh Teen Edu. Pesaing-
pesaing tersebut adalah:
2.4.1 Bimbingan Belajar (Bimbel)
Metode pendidikan Teen Edu yang breakthrough merupakan suatu hal baru serta
bersifat jangka panjang karena program-programnya yang fokus mempersiapkan
perkembangan bakat dan minat siswa secara terintegrasi.Para orangtua dan siswa
dapat saja lebih fokus ke rencana jangka pendek yaitu lulus Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan sederajat kemudian melanjutkan ke universitas.Bimbingan
35
belajar merupakan praktek umum yang sudah sering dilakukan oleh para siswa
untuk memperoleh tujuan rencana jangka pendek tersebut.
2.4.2 Kursus dan pelatihan yang fokus terhadap suatu
keahlian tertentu
Kursus-kursus yang spesifik seperti kursus design grafis, programming, fotografi,
memasak, dan lain sebagainya menjadi pilihan bagi para remaja dan dewasa muda
yang sudah mantap mengejar karir di suatu bidang tertentu.
2.4.3 Seminar-seminar profesi dengan para ahli
Lembaga-lembaga yang mengadakan seminar dengan para ahli di suatu profesi
tertentu juga merupakan salah satu kompetitor Teen Edu.Generasi muda yang
ingin mempelajari lebih dalam tentang suatu pekerjaan dapat mengikuti seminar-
seminar yang diadakan untuk membuka wawasan mereka terhadap suatu profesi.
2.4.4 Kidzania
Saat ini di Indonesia, masih belum ditemukan kompetitor yang sejenis dengan
konsep dan key activities yang sama dengan Teen Edu. Namun ditengah maraknya
munculnya tempat les / kursus yang hanya mengajarkan konsumen nya ilmu secara
teori, Teen Edu melihat Kidzania sebagai pelaku bisnis pendidikan yang berani
mengambil metode lain yang tidak hanya mengajar konsumen secara teori saja, tetapi
berfokus pada memberikan pengalaman nyata kepada para konsumennya.
36
2.5 Analisa Bisnis
Berdasarkan David Aaker (2010), tujuan dari analisa bisnis atau pasar adalah
untuk menentukan potensi sebuah pasar dan memahami perkembangan kesempatan
dan ancaman dalam sebuah bisnis.
2.5.1 Analisa TOWS
Matriks TOWS analisis merupakan alat lanjutan yang digunakan untuk
mengembangkan empat pilihan strategi, yaitu SO, WO, ST, dan WT. Matriks TOWS
digunakan untuk mempertemukan faktor kunci internal dan eksternal untuk membuat
satu strategi dalam suatu perusahaan. Analisa harus didasarkan pada kondisi yang
sedang terjadi dengan persaingan yang sedang berjalan.
Adapun tujuan dari analisa matris TOWS adalah untuk menggambarkan berbagai
alternative yang dapat dijalankan berdasarkan pada faktor kunci internal dan
eksternal.Dalam hal ini analisa TOWS bukanlah untuk menentukan strategi yang
terbaik, tetapi strategi dapat ditentukan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
lain dan tidak semua strategi yang dihasilkan dapat dijalankan. Berikut ini adalah
penjelasan dari Matriks TOWS:
1. Strategi SO adalah strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan faktor
internal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan faktor eksternal.
2. Stretegi WO adalah strategi yang dibuat untuk memperbaiki kelemahan faktor
internal dengan menggunakan kesempatan faktor eksternal. Selain itu, WO juga
37
digunakan untuk menunjukkan kesempatan yang ada dalam jangkauan yang dapat
diraih oleh perusahaan jika dapat memperbaiki kelemahan faktor internal
3. Strategi ST adalah strategi yang dibuat untuk mengantisipasi ancaman faktor
eksternal dengan menggunakan kekuatan faktor internal yang ada.
4. Strategi WT adalah strategi yang terjadi jika perusahaan menghadapi factor -
faktor kelemahan dan ancaman yang tidak dapat ditangani lagi dengan menggunakan
kekuatan dan peluang yang ada. Bentuk-bentuk dari pelaksanaan WT adalah
restrukturisasi, likuidasi dan merger.
38
Tabel 2.1 Matriks TOWS Teen Edu
Matriks
TOWS
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
Strengths (S) Weakness ( W )
1. Tidak ada pelaku bisnis
yang sejenis
2. Praktik dan Aplikasi
Kegiatan Belajar
Mengajar yang berbeda.
3. Menggunakan hanya
Human Resources
(SDM) yang
professional dan expert
di bidangnya
4. Sistem Pembelajaran
yang Fun dan Aplikatif
1. Kepercayaan masih belum
tumbuh.
Opportunities ( O ) SO Strategi WO Strategi
FA
KT
OR
-FA
KT
OR
EK
ST
ER
NA
L
1. Pangsa pasar siswa
banyak
2. Pola Pikir Maju, sesuai
trend lifestyle
3. Bisnis Pendidikan yang
tidak pernah berhenti,
kebutuhan Primer
1. Membuat strategi
diferensiasi Edutainment,
seperti:
a.Initiating Goals
1. Membuat Co-branding
dengan Company lain untuk
meningkatkan kepercayaan
Threats ( T ) ST Strategi WT Strategi
2. Kompetisi Pelaku baru,
Formal & Non Formal
Education
3. Policy and Government
2. Membuat Professional
Networking dengan
Education Institution
serta berafiliasi dengan
berbagai institusi
3. Assesment sebagai daya
jual atau nilai tambah
yang tidak ada di tempat
lain.
2.Membangun Relationship
yang nyata dan berorientasi
kepada basis konsumen
39
2.6 Key Success Factors Analysis
KSF (Key success factor) adalah faktor-faktor internal organisasi (sumber
daya dan kompetensi) yang paling kritis atau paling penting yang mungkin digunakan
oleh suatu organisasi untuk menangani peluang dan ancaman agar dapat bertahan dan
memenangkan persaingan. Key success factors adalah tolak ukur dan aspek-aspek
kinerja perusahaan yang sangat penting terhadap keunggulan bersaing (competitive
advantage) (Blocher, et.al.,1999). Untuk merumuskan key success factors terdapat
tiga langkah yang perlu dilakukan (Blocher, et.al, 1999):
1. Melakukan analisis strategi terhadap perusahaan dengan menggunakan
analisis TOWS. Menentukan strategi perusahaan secara keseluruhan (cost leadership,
diferensias, dan/atau fokus) dan critical success factors yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut. (Thompson, 2005).
2. Mengembangkan rencana program yang relevan untuk meningkatkan
competitive advantage.
3. Mengembangkan sistem informasi strategic untuk mendukung strategi
perusahaan secara keseluruhan.
KSF dibobot sesuai dengan pengaruhnya terhadap tujuan organisasi.
40
Gambar 2.4 Key Succes Factor Teen Edu
Adapun penjabaran key success factors dari Teen Edu adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis TOWS diketahui bahwa Teen Edu memiliki strength
dimana belum ada pelaku bisnis yang sejenis, praktik dan aplikasi kegiatan belajar
mengajar yang integrated dan berbeda dari lembaga lainnya, menggunakan Human
Resources (SDM) yang professional dan expert di bidangnya serta sistem
pembelajaran yang fun dan aplikatif. Dari sisi opportunity diketahui bahwa ada
pangsa pasar siswa jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun, dan pola pikir yang
semakin maju sesuai trend lifestyle dimana pendidikan telah menjadi kebutuhan
pokok.
Lebih lanjut strategi perusahaan secara keseluruhan adalah perpaduan antara
diferensiasi dan fokus. Diferensiasi Teen Edu adalah jasa edutainment yang
integrated, dengan program belajar experiential learning yang menyenangkan
menggunakan ICT based, group discussion, professional sharing, dan educational
KSF Teen Edu
Experiential Learni
ng Centre
Talent Based
Initiating
41
travel. Sedangkan fokus dalam strategi bisnis Teen Edu lebih merupakan program
pelayanan untuk pengenalan dan pemantapan pemilihan jurusan perkuliahan dan
alternatif prospek karir bagi siswa SMA.
2. Dalam menjalankan operasinya, Teen Edu terus mengembangkan kurikulum,
meningkatkan proses kegiatan belajar dan mengajar, membangun relasi dengan
berbagai pihak yang dapat mendukung perkembangan siswa, dan mengembangkan
sistem ICT agar relevan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.
3. Langkah ketiga adalah mengembangkan system informasi strategic untuk
membantu pencapaian critical success factors. Teen Edu menerapkan Information
Communication and Technology (ICT) baik dalam pembelajaran maupun pengenalan
jasa kepada masyarakat.
2.7 Consumers Insight
Consumers Insight dari Teen Edu didapat dengan melakukan survey kepada 30
orang siswa SMA kelas 1 dan 2 di daerah BSD. Dan menghasilkan kesimpulan
seperti berikut:
Tabel 2.2 Customer Insight
No Insight
1 Peningkatan Permintaan Pendidikan
- Jumlah penduduk ke 4 di dunia
- Populasi anak 0-14 tahun yang surplus
- Perlu nya mereka dididik
42
- Meningkatnya kebutuhan
2 Perubahan pola pikir dan lifestyle
- Generasi baru yang lahir sudah memiliki perbedaan dengan
generasi sebelumnya
- Banyak hal baru yang terbuka dan mudah didapat
- Lembaga penyedia pendidikan harus berubah
3 Masih ada keraguan dalam diri siswa untuk menentukan karir dan masa
depan
- Tujuan yang belum jelas dari pemilihan jurusan perkuliahan
- Berbagai macam factor dan alasan
- Bisa tidak berguna jika tidak sesuai dengan keluaran jurusan
- Perlu adanya wadah yang menginisiasi mereka
2.8 Customer Value Proposition
Blok ini memecahkan masalah-masalah pelanggan dan memuaskan kebutuhan
pelanggan melalui proposisi nilai. Bagaimana manfaat yang ditawaekan dari suatu
bisnis kepada segmen pasar mereka. Nilai ini akan menentukan segmen pasar yang
dipilih atau sebaliknya.
Berikut adalah value propositions yang ditawarkan oleh Teen Edu :
Talent Based Learning Experience
Teen Edu menawarkan sebuah program belajar yang menekankan pada pentingnya
siswa-siswi untuk mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin melalui proses
43
learning by doing. Untuk mendukung proses pembelajaran tersebut, Teen Edu
mempunyai program pembelajaran yang terangkum dalam INITIATING dengan
penjabaran sebagai berikut :
i. Inspiring
Bagi setiap siswa-siswi yang baru pertama kali tergabung dalam Teen
Edu, mereka akan diberikan sejumlah informasi, pengenalan dan motivasi
mengenai berbagai macam karir yang telah disediakan oleh Teen Edu.
Disediakan juga sarana berupa test psikologi yang membantu siswa-siswi untuk
menentukan pilihan. Pada tahap ini diharapkan agar siswa-siswi dapat
menentukan pilihan karir, sekaligus mendapatkan gambaran singkat mengenai
prospek dan kehidupan pada karir yang mereka minati berdasarkan hasil test
mereka.
ii. Integrating
Setelah siswa-siswi telah menentukan pilihan karir, mereka akan
mendapatkan pendidikan baik berupa teori maupun praktek yang diajarkan
secara langsung oleh tenaga pengajar yang telah diseleksi oleh Teen Edu. Pada
tahap ini siswa-siswi diharapkan telah mendapatkan berbagai macam ilmu yang
dibutuhkan baik secara teori maupun praktek sebagai penunjang karir yang
dipilih.
iii. Assisting
Setelah siswa-siswi mendapatkan ilmu-ilmu yang mereka perlukan,
mereka akan dibantu dalam pemilihan program-program tambahan dan kegiatan
44
pendukung yang akan mendukung pemilihan jurusan dan pemilihan karir
mereka di masa depan.
iv. Nurturing
Setelah siswa-siswi telah melewati tahap inspiring, integrating dan
assisting, mereka diharapkan telah mempunyai gambaran dan pengalaman
hidup profesi karir yang mereka pilih. Pada tahap ini Teen Edu akan membantu
menemani siswa-siswi untuk melanjutkan pendidikannya ke tahap berikutnya
yaitu universitas. Berikut adalah beberapa contoh bantuan yang dapat Teen Edu
berikan :
a. Menghubungkan siswa-siswi dengan universitas-universitas yang ada,
secara khusus universitas yang mempunyai kerjasama dengan Teen
Edu.
b. Membantu siswa-siswi dalam mengurus proses pendaftaran universitas
yang bersangkutan.
c. Membantu merekomendasi siswa-siswi lulusan Teen Edu kepada
pihak universitas dalam bentuk sertifikat kelulusan oleh Teen Edu.
d. Menjaga dan menemani siswa-siswi selama proses pembelajarannya
di universitas melalui media Teen Edu Alumni, yaitu sebuah website
yang akan memberikan informasi maupun bantuan mengenai jurusan-
jurusan yang dipilih.
45
Initiating Future Career for Pre University Student
Teen Edu menawarkan sebuah program belajar yang menyenangkan bagi siswa-siswi
yang mempunyai high education orientation dengan tujuan untuk mempersiapkan
mereka dengan berbagai gambaran dan pengalaman sebelum masuk ke tingkat
universitas. Melalui program-program yang telah dirancangkan oleh Teen Edu, siswa-
siswi akan melewati beberapa tahap dan simulasi permainan yang dapat
dikelompokan sebagai berikut :
Pengenalan karir
Seminar dan motivasi oleh profesional
Pembelajaran teori
Praktek di lapangan
Simulasi kehidupan karir
Pemantapan prospek karir
Optimizing Talent Potential with Practical Approach
Teen Edu mempunyai harapan yaitu membangun suatu generasi anak
muda yang excellent dalam bidang-bidang profesi yang mereka tempati. Untuk
membantu terealisasinya harapan tersebut, Teen Edu membuat beberapa sarana /
kebijakan yang mampu mendukung tercapainya potensi maksimal siswa-
siswinya. Berikut adalah beberapa sarana / kebijakan yang dibuar oleh Teen Edu:
1. Teen Edu Knowledge Centre Curriculum
46
Teen Edu juga mempunyai kurikulum yang disusun oleh tim yang
tentunya bermutu dan berkualitas yang akan membuat para siswa bisa
mengoptimalkan potensi talenta yang ada seperti melalui pendekatan praktik
yang didapatkan ketika mengikuti proses yang ada.
2. Trial and Free Assesment
Setiap calon murid yang ragu ingin mendaftar Teen Edu akan
mendapatkan kesempatan berupa free assesment yang membantu mereka untuk
mendapatkan gambaran singkat mengenai potensi mereka. Kemudian mereka
juga akan mendapatkan free trial berupa 2x izin untuk mengikuti kelas-kelas
yang ada sesuai dengan keinginan mereka, dengan syarat bahwa merekalah yang
harus mengikuti alur pembelajaran yang sedang berlangsung pada kelas tersebut.
3. 2nd Guaranteed Assesment
Teen Edu menjamin apabila siswa-siswi yang mendaftar mengikuti
semua program yang ada, maka mereka akan menemukan potensi maksimal
mereka. Namun apabila terjadi suatu hal dimana siswa-siswi merasa bahwa
mereka tidak akan maksimal pada kelas karir yang dipilihnya, dan dapat
memberikan alasan yang jelas. Mereka akan diberikan kesempatan kedua untuk
memilih kelas karir yang baru tanpa dikenakan biaya lagi.
4. Networking Community
Dalam proses pembelajarannya Teen Edu juga menekankan agar setiap
siswa-siswinya untuk hidup dalam satu komunitas, dimana setiap angkatan yang
ada akan terjalin hubungannya dan dituntun untuk membentuk suatu grup yang
nantinya akan menjadi cikal bakal grup alumni apabila mereka sudah lulus.
47
Tujuan utama dari program ini adalah untuk melatih skill networking siswa-siwi
Teen Edu. Sehingga mereka tidak hanya lulus dengan skill saja, tetap juga
mempunyai kemampuan untuk melebur dalam masyarakat dengan baik.
5. Summer School Program (SSP)
Teen Edu juga membuka suatu Summer School Program dikhususkan
bagi siswa-siswi yang hendak mendaftar Teen Edu namun memiliki masalah
dengan waktu sehari-hari yang dimiliki. SSP akan diadakan 2x dalam satu tahun,
yaitu sekitar bulan juni dan desember setiap tahunnya.