bab ii proposisi nilai 2.1 framework analisa 2.2 analisa

27
21 BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa Dalam membuat Proposisi Nilai untuk BMC Teen Edu, diperlukan sebuah Framework Analisa yang membuat tercapainya Optimalisasi Ketajaman Analisa. Gambar 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa Lingkungan Makro Baik di industri pendidikan maupun industri lainnya, akan ada faktor eksternal yang akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis. Ada 5 faktor eksternal yang turut mempengaruhi suatu industri, diantaranya : 1. Faktor Ekonomi 2. Faktor Politik dan Hukum Macro Analysis •PESTLE Industry Analysis •Porter’s 5 Forces Competitor Business •TOWS KSFs Consumer Insights Customer Value Propositions

Upload: nguyennga

Post on 17-Jan-2017

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

21

BAB II

PROPOSISI NILAI

2.1 Framework Analisa

Dalam membuat Proposisi Nilai untuk BMC Teen Edu, diperlukan sebuah

Framework Analisa yang membuat tercapainya Optimalisasi Ketajaman Analisa.

Gambar 2.1 Framework Analisa

2.2 Analisa Lingkungan Makro

Baik di industri pendidikan maupun industri lainnya, akan ada faktor eksternal yang

akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis. Ada 5 faktor eksternal yang turut

mempengaruhi suatu industri, diantaranya :

1. Faktor Ekonomi

2. Faktor Politik dan Hukum

Macro Analysis

•PESTLE

Industry Analysis

•Porter’s 5 Forces

Competitor

Business

•TOWS KSFs Consumer

Insights

Customer Value

Propositions

Page 2: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

22

3. Faktor Sosial Budaya

4. Faktor Teknologi

5. Faktor Demografi

Dari 5 faktor tersebut, tools analisa yang tepat adalah dengan menggunakan Analisa

PESTLE.

2.2.1 Analisa PESTLE

Menurut Kotler dalam bukunya Marketing Management 14 Ed, PESTLE terkait

dengaan pengaruh lingkungan eksternal dalam suatu bisnis. PESTLE merupakan

suatu alat yang bermanfaat untuk meringkas faktor eksternal yang terjadi dalam

operasional perusahaan.

Gambar 2.2 PESTLE Breakdown

Berikut ini adalah factor - faktor yang dipertimbangkan dalam analisa PESTLE :

Political

Economic

Social

Technological

Legal

Environmental

Page 3: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

23

2.2.1.1 Faktor Politik

Bidang politik memiliki pengaruh besar terhadap peraturan bisnis, tingkat

daya beli konsumen dan dan factor - faktor bisnis yang lain seperti:

1. Situasi politik secara umum.

2. Kebijakan pemerintah akan mempengaruhi undang-undang yang

mengatur pajak atau bisnis.

3. Kebijakan pemerintah pada aturan etika pemasaran.

4. Kebijakan pemerintah dalam menentukan arah ekonomi.

5. Pandangan pemerintah terhadap budaya dan agama.

6. Perjanjian kerjasama negara dengan pihak asing seperti Uni Eropa,

NAFTA, ASEAN.

Tidak dapat dipungkiri bahwa negara berwenang untuk mengatur dan

menentukan semua aspek kehidupan bernegara termasuk didalamnya

aturan dan Undang-Undang yang dipakai untuk pola dasar sistem

pendidikan.

Aspek ekonomi dan aspek politik tidak dapat dipisahkan, karena

pembangunan ekonomi memerlukan politik yang stabil, sedang stabilitas

politik juga memerlukan stabilitas ekonomi, satu sama lain saling

pengaruh-mempengaruhi dan saling memperkokoh.

Bilamana dalam suatu negara kehidupan politiknya sedang kacau,

mustahil dapat diciptakan suatu keseimbangan yang serasi di dalam sistem

Page 4: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

24

pendidikan. Kondisi politik negara yang stabil sangat krusial bagi

berkembangnya pendidikan di Indonesia.

2.2.1.2 Faktor Ekonomi

Menjelaskan bagaimana situasi ekonomi perdagangan dalam jangka pendek

dan maupun jangka panjang.Hal ini benar terutama berlaku untuk pemasaran

internasional. Faktor - faktor yang harus diperhatikan antara lain :

1. Suku bunga

2. Tingkat inflasi.

3. Tingkat pendapatan per kapita.

4. Prospek ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dalam

jangka panjang,

Dikutip dari www.cnnindonesia.com, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan

pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,67 persen pada kuartal II 2015,

melambat dari periode yang sama tahun lalu (year on year) mencapai 5,12

persen. Perekonomian nasional juga melambat jika dibandingkan dengan

kuartal sebelumnya yang tumbuh 4,71 persen secara tahunan. Kendati

demikian, menurut Kepala BPS Suryamin, angka 4,67 persen tersebut dinilai

lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat

(2,3% pada kuartal II 2015) dan Singapura (1,7% pada kuartal II 2015).

kendati pertumbuhan ekonomi melambat, sektor pendidikan yang mengalami

pertumbuhan sebesar 6,31 persen dari kuartal I ke kuartal II di tahun 2015.

Page 5: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

25

Pada October 2015, suku bunga atau BI Rate adalah 7.5%. Inflasi per

September 2015 6,83%.

2.2.1.3 Faktor Sosial dan Budaya

Sosial dan pengaruh budaya pada bisnis berbeda dari satu negara ke

negara.Sangat penting bahwa faktor yang dipertimbangkan. Faktor antara lain:

1. Agama yang dominan.

2. Faktor bahasa.

3. Kebiasaan konsumen.

4. Faktor gender.

5. Penyebaran usia penduduk

Data yang didapat dari World Bank menyatakan bahwa pada tahun 2014 terdapat

sekitar 252,8 juta jiwa di Indonesia. (www.data.worldbank.org). Pada tahun 2014,

terdapat 28,5% dari populasi yang merupakan anak berusia anak usia 0-14 tahun dan

diperkirakan Indonesia akan mengalami surplus demografi pada tahun 2030 dimana

jumlah populasi manusia usia produktif akan lebih besar daripada usia non-produktif.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk akan muncul permintaan akan

pendidikan formal maupun non-formal di dalam masyarakat.

2.2.1.4 Faktor Teknologi

Teknologi sangat penting bagi keuntungan kompetitif, dan merupakan

pemacu utama globalisasi. Pertimbangkan yang berikut:

1. Teknologi dapat digunakan menjadikan produk dan layanan yang

akan dibuat menjadi lebih murah dan kualitas yang lebih baik.

Page 6: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

26

2. Teknologi dapat menawarkan konsumen maupun bisnis dengan

produk dan layanan yang lebih inovatif seperti: layanan perbankan

internet, telepon selular, dll.

3. Teknologi dapat merubah cara barang maupun jasa didistribusikan.

Teknologi menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dengan

konsumen.

Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP) pada

tahun 2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60

dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang

dilihat dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan

teknologi, difusi inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah pengguna

internet dan besaran sumbangan ekspor teknologi terhadap barang ekspor,

difusi inovasi teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna telepon dan

pemakai listrik, tingkat pendidikan penduduk berdasarkan rata-rata lama

sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, dan angka partisipasi kasar penduduk

yang menempuh pendidikan tinggi di bidang iptek.

2.2.1.5 Faktor Legal

Menjelaskan bagaimana aspek legal yang berlaku dalam negara, dan

masyarakat pada umumnya. Hal ini ditunjukkan oleh Undang-Undang,

maupun Peraturan Pemerintahan yang berlaku.

Page 7: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

27

Di Indonesia sendiri pendidikan diatur dalam Undang Undang UU NO 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Dalam pasal 26 mengenai pendidikan nonformal, dijelaskan bahwa

(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukanlayananpendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,

dan/atau pelengkappendidikanformal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjanghayat.

(2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta

didik denganpenekananpada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

fungsional serta pengembangansikapdan kepribadianprofesional.

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak

usiadini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,

pendidikan keaksaraan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,

pendidikan kesetaraan, serta pendidikanlainyang ditujukan untuk

mengembangkan kemampuan pesertadidik.

(1) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga

pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis

taklim,serta satuan pendidikan yang sejenis.

(2) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang

memerlukan bekalpengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap

Page 8: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

28

untuk mengembangkandiri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,

dan/atau melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Penyelenggaraan pendidikan nonformal (PNF) merupakan upaya dalam

rangka mendukung perluasan akses dan peningkatan mutu layanan pendidikan

bagi masyarakat. Jenis layanan dan satuan pembelajaran PNF sangat beragam,

yaitu meliputi: (1) pendidikan kecakapan hidup, (2) pendidikan anak usia dini,

(3) pendidikan kesetaraan seperti Paket A, B, dan C, (4) pendidikan

keaksaraan, (5) pendidikan pemberdayaan perempuan, (6) pendidikan

keterampilan dan pelatihan kerja (kursus, magang, kelompok belajar usaha),

serta (7) pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan

peserta didik.

Lembaga pendidikan non formal memberikan ruang kesadaran baru pada

masyarakat, bahwa upaya pendidikan bukan sekedar kegiatan untuk meraih

sertifikasi atau legalitas semata. Lebih daripada itu, upaya pendidikan

sejatinya merupakan kegiatan penyerapan dan internalisasi ilmu, yang pada

akhirnya diharapkan mampu membawa peningkatan taraf kehidupan bagi

individu maupun masyarakat dalam berbagai aspek.

Keunggulan lain yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan non formal

sebenarnya ada pada fleksibilitas waktu yang dimiliki. Selain bisa dijalankan

secara manunggal, pendidikan non formal bisa dijalankan pula secara

berdampingan dengan pendidikan formal. Tak mengherankan apabila

Page 9: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

29

belakangan lembaga pendidikan non formal tumbuh dengan pesat, berbanding

lurus dengan tingginya minat masyarakat terhadap jenis pendidikan tersebut.

2.2.1.6 Faktor Environmental

Menjelaskan bagaimana lingkungan yang ada untuk mendukung bisnis yang

sedang dibangun.

Berdasarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan

sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan

fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan

kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana

menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan

menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi

perkembangan kehidupan manusia.

2.3 Analisa Industri

Analisa Industri berguna untuk mengetahui kondisi dari sebuah industri, dalam hal ini

pendidikan. Dalam melihat industry yang ada dan menempatkan Teen Edu sebagai

pusat dari bisnis ini, tools yang paling tepat adalah dengan menggunakan Analisa

Kekuatan Porter, atau Porter’s Five Forces.

Page 10: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

30

2.3.1 Analisa Porter’s Five Forces

Five Competitive Forces adalah sebuah metode analisa dalam dunia

pemasaran yang digunakan untuk membantu menghadapi persaingan, untuk

memberikan gambaran yang kuat mengenai bagaimana tingkat persaingan dalam

suatu industri, baik dari sisi supply chain (supplier dan pelanggan) serta pasar

(pemain baru dan substitusi).

Gambar 2.3 Gambar Analisa Porter’s Five Forces Teen Edu

Page 11: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

31

Analisis Five Competitive Forces terdiri 5 (lima) area cara pandang, yaitu:

2.3.1.1 Threat of New Entrants – Medium

Bagaimana tingkat kesulitan/ kemudahan bagi para pesaing baru untuk masuk

ke dalam suatu industri. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity, hambatan

masuk seperti hak paten, distribusi, skill atau core competence, economies of scope,

cost advantage, dan lainnya.

Besarnya jumlah populasi anak usia 15-19 tahun di Indonesia menyebabkan

peningkatan permintaan akan pendidikan pendidikan formal maupun pendidikan non-

formal. Peningkatan kondisi ekonomi masyarakat dan kesadaran akan pentingnya

ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan keberadaan lembaga pendidikan non-

formal sedikit demi sedikit bermunculan untuk memenuhi permintaan pasar tersebut.

Namun untuk saat ini kesempatan yang ada belum banyak dilirik oleh para pemain

lainnya sehingga menjadikan Teen Edu sebagai salah satu pelopor dalam metodologi

pendidikan non-formal remaja yang terintegrasi.

Selain hal-hal tersebut Teen Edu juga menggunakan teori Resource Based

View, dimana Teen Edu telah melakukan berbagai macam mitigasi untuk

menurunkan kemungkinan terjadinya resiko bisnis seperti copycat ide bisnis oleh

pesaing bisnis serupa. Salah satu cara mitigasi yang dilakukan oleh Teen Edu adalah

dengan menonjolkan SDM yang berkualitas yang telah diseleksi langsung oleh Teen

Edu, yang dalam hal ini adalah coach yang akan setia menemani siswa dalam

menjalani proses INITIATING di Teen Edu. Sehingga sekalipun ide bisnis nya dapat

Page 12: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

32

di copycat oleh lawan pesaingnya, namun mereka tidak akan pernah dapat memiliki

SDM serupa yang telah mengerti benar proses yang harus mereka jalankan.

2.3.1.2 Bargaining Power of Customers - Medium

Bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh pelanggan. Hal ini antara lain

dipengaruhi oleh: jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli,

ketersediaan barang, besarnya permintaan pembeli, sensitivitas harga, tingkat

diferensiasi, dan sebagainya.

Metode pendidikan Teen Edu yang breaktrough dan belum umum di

masyarakat menyebabkan timbulnya tantangan untuk menciptakan kepercayaan

customer.Para Customer yang memiliki banyak keinginkan bisa dengan mudah

mencari servis substitusi lainnya yang sesuai dengan keinginan mereka di dalam

pasar.

2.3.1.3 Threat of Substitute Products - High

Analisis ini hanya memfokuskan pada satu bisnis atau strategi binis

tertentu.Bagaimana substitusi terhadap barang/ jasa. Sejauh mana konsumen dapat

memperoleh barang substitusinya dengan mudah. Semakin banyak dan dekat

barang substitusi, maka pelanggan juga bisa beralih dengan mudah. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya switching cost, kecenderungan untuk

substitusi, diferensiasi produk, dan lainnya.

Customers memiliki substitusi servis pendidikan non-formal seperti

bimbingan belajar (bimbel), kursus-kursus yang lebih spesifik seperti kursus

fotografi, memasak, computer, dan sebagainya. Terdapat juga substisuti servis lain

berupa seminar-seminar khusus yang dapat diikuti oleh calon customers.

Page 13: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

33

2.3.1.4 Bargaining Power of Suppliers - Medium

Supplier merupakan tempat dimana dapat membeli input yang digunakan

untuk bahan produksi. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor penting diantaranya:

switching cost ke supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi supplier, ketersediaan

barang substitusi, tingkat diferensiasi input, hingga tingkat hubungan dengan

supplier.

Supplier seperti tenaga pengajar memiliki bargaining power yang menengah.

Lembaga-lembaga pendidikan formal ataupun non-formal yang sudah berdiri sejak

lama dapat saja menawarkan paket yang lebih menarik bagi tenaga-tenaga pengajar

tersebut.

2.3.1.5 Competitive Rivalry Within an Industry - Low

Bagaimana intensitas persaingan dalam industri. Semakin banyak jumlah

pesaing, dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin tinggi

tingkat persaingan. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: jumlah

pesaing, perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan

harga, exit barriers, dan sebagainya.

Belum ada lembaga pendidikan non-formal dengan sistem terintegrasi seperti

Teen Edu. Teen Edu dapat menjadi pelopor di dalam pasar yang apabila berhasil

menjalankan operasinya dengan baik akan meningkatkan kepercayaan customer

sehingga mempermudah ekspansi ataupun pengembangan bisnis selanjutnya.

Page 14: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

34

2.4 Analisa Pesaing

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Teen Edu adalah sebuah pelaku bisnis

pendidikan yang bergerak dalam berbagai key activities.Teen Edu tidak hanya

mencari dan mengetest bakat konsumen seperti yang dilakukan oleh para psikolog

dan talentfinder.Teen Edu tidak hanya mendidik konsumennya secara teori seperti

yang dilakukan oleh banyak tempat kursus dan bimbel. Teen Edu adalah pelaku

bisnis yang menjembatani konsumen sedarimulanya yaitu sejak pencarian minat &

bakat, mendidik akademis dan mental mereka secara teori, mempersiapkan mereka

untuk masuk dalam praktek kerja nyata lapangan, menghubungkan mereka kepada

universitas yang mampu mendukung minat dan bakat mereka, bahkan menjaga

mereka sampai bisa mempunyai koneksi untuk masuk kedalam dunia kerja

perusahaan tempat profesi yang dipilih oleh konsumen.

Terdapat 3 jenis pesaing besar yang harus diperhatikan oleh Teen Edu. Pesaing-

pesaing tersebut adalah:

2.4.1 Bimbingan Belajar (Bimbel)

Metode pendidikan Teen Edu yang breakthrough merupakan suatu hal baru serta

bersifat jangka panjang karena program-programnya yang fokus mempersiapkan

perkembangan bakat dan minat siswa secara terintegrasi.Para orangtua dan siswa

dapat saja lebih fokus ke rencana jangka pendek yaitu lulus Sekolah Menengah

Atas (SMA) dan sederajat kemudian melanjutkan ke universitas.Bimbingan

Page 15: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

35

belajar merupakan praktek umum yang sudah sering dilakukan oleh para siswa

untuk memperoleh tujuan rencana jangka pendek tersebut.

2.4.2 Kursus dan pelatihan yang fokus terhadap suatu

keahlian tertentu

Kursus-kursus yang spesifik seperti kursus design grafis, programming, fotografi,

memasak, dan lain sebagainya menjadi pilihan bagi para remaja dan dewasa muda

yang sudah mantap mengejar karir di suatu bidang tertentu.

2.4.3 Seminar-seminar profesi dengan para ahli

Lembaga-lembaga yang mengadakan seminar dengan para ahli di suatu profesi

tertentu juga merupakan salah satu kompetitor Teen Edu.Generasi muda yang

ingin mempelajari lebih dalam tentang suatu pekerjaan dapat mengikuti seminar-

seminar yang diadakan untuk membuka wawasan mereka terhadap suatu profesi.

2.4.4 Kidzania

Saat ini di Indonesia, masih belum ditemukan kompetitor yang sejenis dengan

konsep dan key activities yang sama dengan Teen Edu. Namun ditengah maraknya

munculnya tempat les / kursus yang hanya mengajarkan konsumen nya ilmu secara

teori, Teen Edu melihat Kidzania sebagai pelaku bisnis pendidikan yang berani

mengambil metode lain yang tidak hanya mengajar konsumen secara teori saja, tetapi

berfokus pada memberikan pengalaman nyata kepada para konsumennya.

Page 16: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

36

2.5 Analisa Bisnis

Berdasarkan David Aaker (2010), tujuan dari analisa bisnis atau pasar adalah

untuk menentukan potensi sebuah pasar dan memahami perkembangan kesempatan

dan ancaman dalam sebuah bisnis.

2.5.1 Analisa TOWS

Matriks TOWS analisis merupakan alat lanjutan yang digunakan untuk

mengembangkan empat pilihan strategi, yaitu SO, WO, ST, dan WT. Matriks TOWS

digunakan untuk mempertemukan faktor kunci internal dan eksternal untuk membuat

satu strategi dalam suatu perusahaan. Analisa harus didasarkan pada kondisi yang

sedang terjadi dengan persaingan yang sedang berjalan.

Adapun tujuan dari analisa matris TOWS adalah untuk menggambarkan berbagai

alternative yang dapat dijalankan berdasarkan pada faktor kunci internal dan

eksternal.Dalam hal ini analisa TOWS bukanlah untuk menentukan strategi yang

terbaik, tetapi strategi dapat ditentukan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

lain dan tidak semua strategi yang dihasilkan dapat dijalankan. Berikut ini adalah

penjelasan dari Matriks TOWS:

1. Strategi SO adalah strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan faktor

internal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan faktor eksternal.

2. Stretegi WO adalah strategi yang dibuat untuk memperbaiki kelemahan faktor

internal dengan menggunakan kesempatan faktor eksternal. Selain itu, WO juga

Page 17: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

37

digunakan untuk menunjukkan kesempatan yang ada dalam jangkauan yang dapat

diraih oleh perusahaan jika dapat memperbaiki kelemahan faktor internal

3. Strategi ST adalah strategi yang dibuat untuk mengantisipasi ancaman faktor

eksternal dengan menggunakan kekuatan faktor internal yang ada.

4. Strategi WT adalah strategi yang terjadi jika perusahaan menghadapi factor -

faktor kelemahan dan ancaman yang tidak dapat ditangani lagi dengan menggunakan

kekuatan dan peluang yang ada. Bentuk-bentuk dari pelaksanaan WT adalah

restrukturisasi, likuidasi dan merger.

Page 18: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

38

Tabel 2.1 Matriks TOWS Teen Edu

Matriks

TOWS

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL

Strengths (S) Weakness ( W )

1. Tidak ada pelaku bisnis

yang sejenis

2. Praktik dan Aplikasi

Kegiatan Belajar

Mengajar yang berbeda.

3. Menggunakan hanya

Human Resources

(SDM) yang

professional dan expert

di bidangnya

4. Sistem Pembelajaran

yang Fun dan Aplikatif

1. Kepercayaan masih belum

tumbuh.

Opportunities ( O ) SO Strategi WO Strategi

FA

KT

OR

-FA

KT

OR

EK

ST

ER

NA

L

1. Pangsa pasar siswa

banyak

2. Pola Pikir Maju, sesuai

trend lifestyle

3. Bisnis Pendidikan yang

tidak pernah berhenti,

kebutuhan Primer

1. Membuat strategi

diferensiasi Edutainment,

seperti:

a.Initiating Goals

1. Membuat Co-branding

dengan Company lain untuk

meningkatkan kepercayaan

Threats ( T ) ST Strategi WT Strategi

2. Kompetisi Pelaku baru,

Formal & Non Formal

Education

3. Policy and Government

2. Membuat Professional

Networking dengan

Education Institution

serta berafiliasi dengan

berbagai institusi

3. Assesment sebagai daya

jual atau nilai tambah

yang tidak ada di tempat

lain.

2.Membangun Relationship

yang nyata dan berorientasi

kepada basis konsumen

Page 19: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

39

2.6 Key Success Factors Analysis

KSF (Key success factor) adalah faktor-faktor internal organisasi (sumber

daya dan kompetensi) yang paling kritis atau paling penting yang mungkin digunakan

oleh suatu organisasi untuk menangani peluang dan ancaman agar dapat bertahan dan

memenangkan persaingan. Key success factors adalah tolak ukur dan aspek-aspek

kinerja perusahaan yang sangat penting terhadap keunggulan bersaing (competitive

advantage) (Blocher, et.al.,1999). Untuk merumuskan key success factors terdapat

tiga langkah yang perlu dilakukan (Blocher, et.al, 1999):

1. Melakukan analisis strategi terhadap perusahaan dengan menggunakan

analisis TOWS. Menentukan strategi perusahaan secara keseluruhan (cost leadership,

diferensias, dan/atau fokus) dan critical success factors yang dimiliki oleh perusahaan

tersebut. (Thompson, 2005).

2. Mengembangkan rencana program yang relevan untuk meningkatkan

competitive advantage.

3. Mengembangkan sistem informasi strategic untuk mendukung strategi

perusahaan secara keseluruhan.

KSF dibobot sesuai dengan pengaruhnya terhadap tujuan organisasi.

Page 20: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

40

Gambar 2.4 Key Succes Factor Teen Edu

Adapun penjabaran key success factors dari Teen Edu adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis TOWS diketahui bahwa Teen Edu memiliki strength

dimana belum ada pelaku bisnis yang sejenis, praktik dan aplikasi kegiatan belajar

mengajar yang integrated dan berbeda dari lembaga lainnya, menggunakan Human

Resources (SDM) yang professional dan expert di bidangnya serta sistem

pembelajaran yang fun dan aplikatif. Dari sisi opportunity diketahui bahwa ada

pangsa pasar siswa jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun, dan pola pikir yang

semakin maju sesuai trend lifestyle dimana pendidikan telah menjadi kebutuhan

pokok.

Lebih lanjut strategi perusahaan secara keseluruhan adalah perpaduan antara

diferensiasi dan fokus. Diferensiasi Teen Edu adalah jasa edutainment yang

integrated, dengan program belajar experiential learning yang menyenangkan

menggunakan ICT based, group discussion, professional sharing, dan educational

KSF Teen Edu

Experiential Learni

ng Centre

Talent Based

Initiating

Page 21: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

41

travel. Sedangkan fokus dalam strategi bisnis Teen Edu lebih merupakan program

pelayanan untuk pengenalan dan pemantapan pemilihan jurusan perkuliahan dan

alternatif prospek karir bagi siswa SMA.

2. Dalam menjalankan operasinya, Teen Edu terus mengembangkan kurikulum,

meningkatkan proses kegiatan belajar dan mengajar, membangun relasi dengan

berbagai pihak yang dapat mendukung perkembangan siswa, dan mengembangkan

sistem ICT agar relevan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.

3. Langkah ketiga adalah mengembangkan system informasi strategic untuk

membantu pencapaian critical success factors. Teen Edu menerapkan Information

Communication and Technology (ICT) baik dalam pembelajaran maupun pengenalan

jasa kepada masyarakat.

2.7 Consumers Insight

Consumers Insight dari Teen Edu didapat dengan melakukan survey kepada 30

orang siswa SMA kelas 1 dan 2 di daerah BSD. Dan menghasilkan kesimpulan

seperti berikut:

Tabel 2.2 Customer Insight

No Insight

1 Peningkatan Permintaan Pendidikan

- Jumlah penduduk ke 4 di dunia

- Populasi anak 0-14 tahun yang surplus

- Perlu nya mereka dididik

Page 22: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

42

- Meningkatnya kebutuhan

2 Perubahan pola pikir dan lifestyle

- Generasi baru yang lahir sudah memiliki perbedaan dengan

generasi sebelumnya

- Banyak hal baru yang terbuka dan mudah didapat

- Lembaga penyedia pendidikan harus berubah

3 Masih ada keraguan dalam diri siswa untuk menentukan karir dan masa

depan

- Tujuan yang belum jelas dari pemilihan jurusan perkuliahan

- Berbagai macam factor dan alasan

- Bisa tidak berguna jika tidak sesuai dengan keluaran jurusan

- Perlu adanya wadah yang menginisiasi mereka

2.8 Customer Value Proposition

Blok ini memecahkan masalah-masalah pelanggan dan memuaskan kebutuhan

pelanggan melalui proposisi nilai. Bagaimana manfaat yang ditawaekan dari suatu

bisnis kepada segmen pasar mereka. Nilai ini akan menentukan segmen pasar yang

dipilih atau sebaliknya.

Berikut adalah value propositions yang ditawarkan oleh Teen Edu :

Talent Based Learning Experience

Teen Edu menawarkan sebuah program belajar yang menekankan pada pentingnya

siswa-siswi untuk mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin melalui proses

Page 23: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

43

learning by doing. Untuk mendukung proses pembelajaran tersebut, Teen Edu

mempunyai program pembelajaran yang terangkum dalam INITIATING dengan

penjabaran sebagai berikut :

i. Inspiring

Bagi setiap siswa-siswi yang baru pertama kali tergabung dalam Teen

Edu, mereka akan diberikan sejumlah informasi, pengenalan dan motivasi

mengenai berbagai macam karir yang telah disediakan oleh Teen Edu.

Disediakan juga sarana berupa test psikologi yang membantu siswa-siswi untuk

menentukan pilihan. Pada tahap ini diharapkan agar siswa-siswi dapat

menentukan pilihan karir, sekaligus mendapatkan gambaran singkat mengenai

prospek dan kehidupan pada karir yang mereka minati berdasarkan hasil test

mereka.

ii. Integrating

Setelah siswa-siswi telah menentukan pilihan karir, mereka akan

mendapatkan pendidikan baik berupa teori maupun praktek yang diajarkan

secara langsung oleh tenaga pengajar yang telah diseleksi oleh Teen Edu. Pada

tahap ini siswa-siswi diharapkan telah mendapatkan berbagai macam ilmu yang

dibutuhkan baik secara teori maupun praktek sebagai penunjang karir yang

dipilih.

iii. Assisting

Setelah siswa-siswi mendapatkan ilmu-ilmu yang mereka perlukan,

mereka akan dibantu dalam pemilihan program-program tambahan dan kegiatan

Page 24: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

44

pendukung yang akan mendukung pemilihan jurusan dan pemilihan karir

mereka di masa depan.

iv. Nurturing

Setelah siswa-siswi telah melewati tahap inspiring, integrating dan

assisting, mereka diharapkan telah mempunyai gambaran dan pengalaman

hidup profesi karir yang mereka pilih. Pada tahap ini Teen Edu akan membantu

menemani siswa-siswi untuk melanjutkan pendidikannya ke tahap berikutnya

yaitu universitas. Berikut adalah beberapa contoh bantuan yang dapat Teen Edu

berikan :

a. Menghubungkan siswa-siswi dengan universitas-universitas yang ada,

secara khusus universitas yang mempunyai kerjasama dengan Teen

Edu.

b. Membantu siswa-siswi dalam mengurus proses pendaftaran universitas

yang bersangkutan.

c. Membantu merekomendasi siswa-siswi lulusan Teen Edu kepada

pihak universitas dalam bentuk sertifikat kelulusan oleh Teen Edu.

d. Menjaga dan menemani siswa-siswi selama proses pembelajarannya

di universitas melalui media Teen Edu Alumni, yaitu sebuah website

yang akan memberikan informasi maupun bantuan mengenai jurusan-

jurusan yang dipilih.

Page 25: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

45

Initiating Future Career for Pre University Student

Teen Edu menawarkan sebuah program belajar yang menyenangkan bagi siswa-siswi

yang mempunyai high education orientation dengan tujuan untuk mempersiapkan

mereka dengan berbagai gambaran dan pengalaman sebelum masuk ke tingkat

universitas. Melalui program-program yang telah dirancangkan oleh Teen Edu, siswa-

siswi akan melewati beberapa tahap dan simulasi permainan yang dapat

dikelompokan sebagai berikut :

Pengenalan karir

Seminar dan motivasi oleh profesional

Pembelajaran teori

Praktek di lapangan

Simulasi kehidupan karir

Pemantapan prospek karir

Optimizing Talent Potential with Practical Approach

Teen Edu mempunyai harapan yaitu membangun suatu generasi anak

muda yang excellent dalam bidang-bidang profesi yang mereka tempati. Untuk

membantu terealisasinya harapan tersebut, Teen Edu membuat beberapa sarana /

kebijakan yang mampu mendukung tercapainya potensi maksimal siswa-

siswinya. Berikut adalah beberapa sarana / kebijakan yang dibuar oleh Teen Edu:

1. Teen Edu Knowledge Centre Curriculum

Page 26: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

46

Teen Edu juga mempunyai kurikulum yang disusun oleh tim yang

tentunya bermutu dan berkualitas yang akan membuat para siswa bisa

mengoptimalkan potensi talenta yang ada seperti melalui pendekatan praktik

yang didapatkan ketika mengikuti proses yang ada.

2. Trial and Free Assesment

Setiap calon murid yang ragu ingin mendaftar Teen Edu akan

mendapatkan kesempatan berupa free assesment yang membantu mereka untuk

mendapatkan gambaran singkat mengenai potensi mereka. Kemudian mereka

juga akan mendapatkan free trial berupa 2x izin untuk mengikuti kelas-kelas

yang ada sesuai dengan keinginan mereka, dengan syarat bahwa merekalah yang

harus mengikuti alur pembelajaran yang sedang berlangsung pada kelas tersebut.

3. 2nd Guaranteed Assesment

Teen Edu menjamin apabila siswa-siswi yang mendaftar mengikuti

semua program yang ada, maka mereka akan menemukan potensi maksimal

mereka. Namun apabila terjadi suatu hal dimana siswa-siswi merasa bahwa

mereka tidak akan maksimal pada kelas karir yang dipilihnya, dan dapat

memberikan alasan yang jelas. Mereka akan diberikan kesempatan kedua untuk

memilih kelas karir yang baru tanpa dikenakan biaya lagi.

4. Networking Community

Dalam proses pembelajarannya Teen Edu juga menekankan agar setiap

siswa-siswinya untuk hidup dalam satu komunitas, dimana setiap angkatan yang

ada akan terjalin hubungannya dan dituntun untuk membentuk suatu grup yang

nantinya akan menjadi cikal bakal grup alumni apabila mereka sudah lulus.

Page 27: BAB II PROPOSISI NILAI 2.1 Framework Analisa 2.2 Analisa

47

Tujuan utama dari program ini adalah untuk melatih skill networking siswa-siwi

Teen Edu. Sehingga mereka tidak hanya lulus dengan skill saja, tetap juga

mempunyai kemampuan untuk melebur dalam masyarakat dengan baik.

5. Summer School Program (SSP)

Teen Edu juga membuka suatu Summer School Program dikhususkan

bagi siswa-siswi yang hendak mendaftar Teen Edu namun memiliki masalah

dengan waktu sehari-hari yang dimiliki. SSP akan diadakan 2x dalam satu tahun,

yaitu sekitar bulan juni dan desember setiap tahunnya.