analisa skdn adenoviprakash

4
ANALISA SKDN Disusun oleh : Ade john Nursalim (030.04.002) Novi Lutfiyanti (030.06.182) Prakash kumar T (030.06.341) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PERIODE 18 JUNI 2012 1 SEPTEMBER 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2012

Upload: kevin-radittya

Post on 03-Aug-2015

76 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA SKDN adenoviprakash

ANALISA SKDN

Disusun oleh :

Ade john Nursalim (030.04.002)

Novi Lutfiyanti (030.06.182)

Prakash kumar T (030.06.341)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 18 JUNI 2012 – 1 SEPTEMBER 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2012

Page 2: ANALISA SKDN adenoviprakash

ANALISA SKDN

SKDN adalah indikator pelayanan di posyandu atau di pos penimbangan balita.

Indikator – indikator SKDN adalah :

S adalah jumlah semua balita yang ada di wilayah kerja posyandu dalam hal ini

wilayah kerja kami adalah Kelurahan Kebon baru.

K adalah jumlah balita yang ada di wilayah kerja posyandu yang mempunyai KMS

(Kartu Menuju Sehat).

D adalah jumlah balita yang datang di posyandu dan menimbang berat badannya

bulan ini.

N adalah jumlah balita yang ditimbang berat badannya mengalami peningkjteashatan

berat badan dibanding bulan sebelumnya.

Setelah didapatkan data – data yang diperlukan dari setiap indikator maka dapat

dilakukan analisis SKDN. Analisis SKDN terdiri dari :

1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita yaitu jumlah balita

yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada diwilayah kerja

posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x 100%) hasilnya minimal

harus mencapai 80% apabila dibawah 80 % maka dikatakan pertisipasi

masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat

badan sangat rendah. Di Kelurahan Kebon Baru di dapatkan presentasi

tinggkat pastisipasi bulan April sebesar 77,42 %, Mei 77,03 %, Juni 78,54 %.

Hasil ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam

penimbangan berat badan balita di Kelurahan Kebon Baru 3 bulan terakhir

sangat rendah. Hal ini akan berakibat pada balita yang tidak ditimbang akan

Page 3: ANALISA SKDN adenoviprakash

tidak terpantau oleh petugas kesehatan dan memungkinkan balita ini tidak

diketahui pertumbuhan berat badannya.

2. Tingkat liputan program yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi

dengan jumlah seluruh balita yang ada di wilayah posyandu atau dengan

menggunakan rumus (K/S x 100 %), hasil yang dicapai harus 100%. Pada

hasil perhitungan yang didapatkan di Kelurahan Kebon Baru pada bulan April

di dapatkan hasil 94,4 %. Pada bulan mei didapatkan 94,4 %. Pada bulan juni

didapatkan 94,4 %. dimana tingkat liputan program di wilayah Kelurahan

Kebon Baru tidak mencapai 100% yang berarti tidak semua balita mempunyai

KMS. Hasil tersebut sangat merugikan bagi balita yang masih dalam fase

pertumbuhan karena balita tersebut kehilangan kesempatan untuk mendapat

pelayanan sebagaimana yang terdapat dalam KMS tersebut. Oleh karena itu

akan dihitung tingkat kehilangan kesempatan ini menggunakan rumus { ( S-

K)/S x 100%} yaitu jumlah balita yang ada diwilayah posyandu dikurangi

jumlah balita yang mempunyai KMS, hasilnya dibagi dengan jumlah balita

yang ada, semakin tinggi presentasi kehilangan kesempatan maka semakin

rendah kemauan orang tua balita untuk mendapatkan KMS. Pada Kelurahan

Kebon Baru presentasi kehilangan kesempatan pada bulan april sebesar 5,5%,

pada bulan mei sebesar 5,5%, pada bulan juni sebesar 5,5%.

3. Indikator-indikator lainnya dalam SKDN adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah

balita yang naik berat badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita

yang ditimbang. Pada Kelurahan Kebon Baru di dapatkan hasil pada bulan

April sebesar 45,7 %, Mei sebesar 45,41 %, dan Juni sebesar 44,44 %. Hasil

ini menunjukan kurang dari 50% balita yang ditimbang berat badannya

meningkat. Presentase pencapaian ini masih jauh dari gold standart dimana

seharusnya seluruh balita yang ditimbang mengalami peningkatan berat

badan.

4. Indikator lainnya adalah Indikator Drop Out yaitu balita yang sudah

mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi

Page 4: ANALISA SKDN adenoviprakash

kemudian tidak pernah datang lagi di posyandu untuk selalu mendapatkan

pelayanan kesehatan. Rumusnya adalah jumlah balita yang telah mendapat

KMS dibagi dengan jumlah balita ditimbang hasilnya dibagi dengan balita

yang punya KMS yaitu (K-D)/ K x 100 %. Pada Kelurahan Kebon Baru di

dapatkan presentase drop out pada bulan April sebesar 17,98%, Mei 18,4%

dan Juni 16,8%. Hasil ini menunjukan bahwa presentase dropuot di Kelurahan

Kebon Baru t masih cukup besar.

5. Indikator pencapaian program adalah jumlah balita yang ditimbang berat

badannya mengalami peningkatan berat badan dibanding bulan sebelumnya di

bagi seluruh balita yang ada dalam wilayah kerja posyandu. Rumus nya (N/S)

x 100%. Hasil yang didapatkan di Kelurahan Kebon Baru pada bulan april

sebesar 35,38%, Mei sebesar 34,98% dan Juni sebesar 34,90%. Hasil ini

menunjukan pencapaian program SKDN masih kurang dari 50% di Kelurahan

Kebon Baru dan hasil ini belum sesuai dengan gold standart pencapaian

program kegiatan.

Dari semua indikator tersebut diatas indikator yang paling sederhana di posyandu

adalah “ANAK SEHAT BERTAMBAH UMUR BERTAMBAH BERAT BADAN ”

dan ini juga adalah slogan dari keberadaan posyandu sekaligus berlaku sebagai output

untuk semua kegiatan di posyandu.