analisa penggunaan biaya alat berat pada proyek pembangunan jalan strategis ruas lanna (1)

24
ANALISA PENGGUNAAN BIAYA ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN STRATEGIS RUAS LANNA – PATTALASSANG 1) A.Muh.Subchan Wahid, Ibnu Hisyam, 2) Mardiana Amir, S.T., M.T , Dr.Ir. Akhmad Azis, M.T. Abstrak. Analisa penggunaan biaya alat berat pada proyek pembangunan jalan strategis ruas lanna – pattalassang bertujuan untuk memilih dan menghitung alat berat yang dipakai secara efektif dan efisien. salah satu faktor penting dalam keberhasilan proyek sehingga diperlukan analisa penggunaan biaya alat berat yang dapat menghasilkan efektifitas serta efisiensi terhadap proyek, serta mengetahui kemampuan dan kinerja suatu alat berat dalam satu siklus pekerjaan serta dapat menjadikan pekerjaan menjadi lebih ekonomis dan tepat sasaran. Alat Berat atau Heavy Equipment, adalah alat bantu yang di gunakan oleh manusia untuk meringankan pekerjaan yang berat / susah di kerjakan dengan tenaga manusia agar tercapai efektifitas dan efisiensi kerja. Pemilihan alat berat juga sangat penting dalam menngerjakan proyek, harus sesuai serta penggunaan alat-alat berat yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan akan berpengaruh pada proses pengerjaan dan menyebabkan kerugian, antara lain menurunnya produktivitas alat, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian biaya repair yang tidak semestinya. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan kapasitas aktual alat berat, harga satuan pekerjaan, daftar kuantitas harga, dan rekapitulasi pekerjaan untuk dianalisa dengan benar sehingga menghasilkan nilai yang berguna dan dapat di pertanggung jawabkan. Manfaat dari penilitian ini mahasiswa dapat mengetahui dan dapat menghitung penggunaan biaya alat berat yang menghasilkan efektifitas dan efisiensi, serta memberikan informasi yang berguna bagi pelaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan biaya alat berat yang dianalisis oleh penulis secara keseluruhan lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan biaya alat berat biaya proyek. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam penggunaan alat, harga alat, waktu siklus, metode kerja, serta faktor koreksi yang digunakan. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Jalan merupakan salah satu jenis transportasi darat yang memegang peranan penting bagi kelancaran pembangunan serta pemerataannya. Pembangunan sarana transportasi mempunyai peranan penting, sebab itu disadari makin meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut. Lancar atau tidaknya transportasi akan membawa dampak yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat, terutama di bidang ekonomi. 1) Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang 1

Upload: rizki-pratama-p

Post on 16-Sep-2015

109 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

teknik sipil

TRANSCRIPT

ANALISA PENGGUNAAN BIAYA ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN STRATEGIS RUAS LANNA PATTALASSANG1)A.Muh.Subchan Wahid, Ibnu Hisyam,2)Mardiana Amir, S.T., M.T , Dr.Ir. Akhmad Azis, M.T.Abstrak. Analisa penggunaan biaya alat berat pada proyek pembangunan jalan strategis ruas lanna pattalassang bertujuan untuk memilih dan menghitung alat berat yang dipakai secara efektif dan efisien. salah satu faktor penting dalam keberhasilan proyek sehingga diperlukan analisa penggunaan biaya alat berat yang dapat menghasilkan efektifitas serta efisiensi terhadap proyek, serta mengetahui kemampuan dan kinerja suatu alat berat dalam satu siklus pekerjaan serta dapat menjadikan pekerjaan menjadi lebih ekonomis dan tepat sasaran.Alat Berat atau Heavy Equipment, adalah alat bantu yang di gunakan oleh manusia untuk meringankan pekerjaan yang berat / susah di kerjakan dengan tenaga manusia agar tercapai efektifitas dan efisiensi kerja. Pemilihan alat berat juga sangat penting dalam menngerjakan proyek, harus sesuai serta penggunaan alat-alat berat yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan akan berpengaruh pada proses pengerjaan dan menyebabkan kerugian, antara lain menurunnya produktivitas alat, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian biaya repair yang tidak semestinya.Pada penelitian ini dilakukan perhitungan kapasitas aktual alat berat, harga satuan pekerjaan, daftar kuantitas harga, dan rekapitulasi pekerjaan untuk dianalisa dengan benar sehingga menghasilkan nilai yang berguna dan dapat di pertanggung jawabkan. Manfaat dari penilitian ini mahasiswa dapat mengetahui dan dapat menghitung penggunaan biaya alat berat yang menghasilkan efektifitas dan efisiensi, serta memberikan informasi yang berguna bagi pelaksanaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan biaya alat berat yang dianalisis oleh penulis secara keseluruhan lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan biaya alat berat biaya proyek. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam penggunaan alat, harga alat, waktu siklus, metode kerja, serta faktor koreksi yang digunakan.

I. PENDAHULUANLatar BelakangJalan merupakan salah satu jenis transportasi darat yang memegang peranan penting bagi kelancaran pembangunan serta pemerataannya. Pembangunan sarana transportasi mempunyai peranan penting, sebab itu disadari makin meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut. Lancar atau tidaknya transportasi akan membawa dampak yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat, terutama di bidang ekonomi. Proyek pembangunan jalan ruas Lanna-Pattallassang, merupakan ruas trans daerah yang sangat vital untuk menghubungkan antar kabupaten, sehingga sekiranya pemerintah perlu meningkatkan kualitas pada ruas jalan tersebut. Karena itu, di perlukan langkah-langkah yang tepat baik perencanaan maupun dalam pelaksanaan. Perlunya pengetahuan lebih lanjut mengenai produktivitas masing-masing alat sebagai upaya yang tepat agar menghasilkan pekerjaan yang efektif dan efisien.

Rumusan Masalah1. Berapakah biaya alat berat berdasarkan data lapangan pada proyek pembangunan Jalan Strategis Ruas Lanna-Pattallassang ?2. Apakah penyebab sehingga terjadinya perbedaan antara analisa berdasarkan data lapangan dengan kontrak ?Tujuan Penelitian1. Untuk menghitung biaya alat berat dengan berdasarkan data lapangan.2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan antara analisa berdasarkan data lapangan dan kontrak.Manfaat PenelitianDengan adanya penulisan proyek akhir ini diharapkan dapat memberi masukan atau manfaat kepada mahasiswa tentang proses penggunaan alat berat yang efektif dan efisien. Sedangkan bagi pengembangan atau aplikasi keilmuan adalah memberikan gambaran penggunaan alat berat yang baik sehingga dalam pemilihan peralatan, menghitung jumlah kebutuhan alat, dan mengestimasi biaya penggunaan peralatan berat dapat memberikan hasil yang optimal.II. TINJAUAN PUSTAKADasar TeoriAlat Berat atau Heavy Equipment, adalah alat bantu yang di gunakan oleh manusia untuk mengerjakan pekerjaan yang berat / susah untuk di kerjakan dengan tenaga manusia / membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan yang berat. misal untuk membuat sebuah danau, manusia menggunakan alat berat untuk mengerjakannya.Penggunaan alat-alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian biaya repair yang tidak semestinya.Oleh karena itu sebelum menentukan type dan jumlah peralatan dan attachmetnya, sebaiknya kita fahami lebih dahulu fungsi dan aplikasinya.Selain Faktor ini biasanya pihak executive di sebuah perusahaan alat berat, sangat memikirkan mengenai spare part dan kecepatan dalam perbaikan unit untuk mereduce down time unit saat sedang rusak. namun hal - hal seperti ini biasanya di pikirkan sejak awal oleh si pembeli dan si penyuply saat investasi unit di awal.1. Macam-macam Alat berat dan Fungsinya : Eksistensi alat berat dalam proyek-proyek dewasa ini baik proyek konstruksi maupun proyek manufaktur sangatlah penting guna menunjang Pemerintah baik dalam pembangunan infastruktur maupun dalam eksplore hasil-hasil tambang, misalnya semen dan batubara. Keuntungan-keuntungan dengan menggunakan alat-alat berat antara lain waktu yang sangat cepat, tenaga yang besar dan nilai-nilai ekonomis. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu, sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmentnya sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi dan aplikasinya.Berikut macam-macam alat berat beserta fungsinya, agar dapat di pahami dalam penggunaannya.1.1. Pengertian Alat-alat beratAlat-alat berat merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting didalam proyek, terutama proyek proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar Tujuan dari penggunaan alat alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.a. Alat Pengolah LahanKondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader. Bulldozer dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudut sehingga dapat berfungsi sebagai Buldozer yang bisa untuk menggusur tanah. Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun ke samping, tergantung ada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.b. Alat PenggaliJenis alat ini dikenal jga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.c. Alat Pengangkut MaterialCrane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jara jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon.Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.d. Alat Pemindahan MaterialYang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.e. Alat PemadatPemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain adalah 1). Berdasarkan cara geraknya ; ada yang bergerak sendiri, tapi adajuga yang di tarik dengan traktor. 2). Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja(SteelWheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic).3). Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya. 4). Dilihat dari susunan roda gilasnya ; ada yang dengan roda tiga(Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle TandemRoller. Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator).f. Alat Pemroses MaterialAlat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concretebatch plant dan asphalt mixing plant.g. Alat Penempatan Akhir MaterialAlat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.1.2.2. Klasifikasi operasional Alat BeratAlat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini :a. Alat dengan PenggerakAlat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.b. Alat Statis Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant. Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam : Crane gelegar, crane kolom putar, crane putar, crane portal, crane menara, crane kabel, dan mobil crane. Beberapa jenis Crane banyak digunakan dalam proyek-proyek bangunan sipil yang berkaitan dengan pemindahan tanah adalah mobile crane, sebab craneini dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis membutuhkan mobilitas alat yang relatif tinggi2. Fungsi alat beratDirancang untuk melakukan berbagai aplikasi kehutanan dengan konfigurasi Log Loader, Harvester /Processor, dan Road Builder.Backhoe Loader merupakan gabungan dari dua alat berat yang berbeda fungsinya.Bagian depan dilengkapi dengan bucket dan berfungsi sebagaimana loader dan bagian belakang dilengkapi dengan perlengkapan yang sama dengan yang digunakan pada excavator. Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu:(1) Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang / track shoe (Crawler Excavator) dan,(2) Excavator yang menggunakan ban (Wheel Excavator). Excavator digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan.Sifat Kembang Susut Tanah Volume dan kerapatan tanah secara umum mengalami perubahan yang cukup besar apabila tanah itu digali, diangkut, diletakkan dan dipadatkan. Karena adanya perubahan volume pada kondisi tersebut, maka perlu diketahui dan ditetapkan adanya volume di tempat aslinya, dalam keadaan lepas dan setelah dipadatkan. Yang dimaksud kembang susut tanah adalah perubahan baik berupa penambahan atau pengurangan volume tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk asalnya. Volume pekerjaan tanah umumnya diukur dalam tiga kondisi seperti terlihat pada gambar berikut:a. Kondisi asli (Bank Cubic Meter/BCM), u`kuran alam yaitu keadaan tanah yang masih sesuai dengan kondisi asli alamnya. Dalam keadaan ini butiran-butiran tanah masih terkonsolidasi dengan baik. b.Kondisi lepas (Loose Cubic Meter/LCM), yaitu kondisi tanah sesudah mengalami gangguan atau telah digali, misalnya keadaan tanah di depan Doser Blade, di atas Dump Truck dan dalam Bucket. Tanah yang telah tergali dari tempat asalnya ini akan mengalami perubahan volume, yaitu mengalami pengembangan. Hal ini diakibatkan oleh adanya perubahan rongga udara butir-butir tanah, sehingga volumenya menjadi besar. Besarnya penambahan volume tergantung dari factor kembang tanah (swelling factor) yang besarnya dipengaruhi oleh jenis tanah. c.Kondisi padat (solid measure / SM) yaitu keadaan tanah setelah ditimbun kembali dan diadakan pemadatan. Pada keadaan ini tanah mengalami proses pemadatan sehingga volumenya menyusut tanpa mengalami perubahan berat. Perubahan volume pada keadaan ini terjadi karena adanya penyusutan rongga udara di antara partikel-partikel tanah tersebut. Besarnya volume dalam keadaan padat ini tergantung dari jenis tanah, kadar air tanag dan usaha pemadatan. Kapasitas Produksi masing masing Alat1. Kapasitas Produksi Excavator Prosedur kerja / Panduan Excavator Posisi excavator dalam keadaan datar. Mengendalikan attachment dengan benar, misalnya untuk gerakan menggali, mengangkat, dan sebagainya. Untuk membalik arah dapat memutar revolving unit. Rumus umum perhitungan kapasitas produksi Excavator adalah sebagai berikut :Q =Faktor Koreksi (FK) : Dimana : V = Kapasitas bucket Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181) Fd = Faktor koreksi akibat kedalaman (Lampiran 7 Hal.181) Ft = Faktor Koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) FB = Faktor bucket (Lampiran 7 Hal.182 dan Tabel 2.1) Fa = Faktor efisiensi alat (Lampiran 7 Hal.180) Ts1 = t1 + t2 = waktu menggali atau memuat + lain-lain Fk = Faktor pengembangan bahan (Kondisi Lepas)Tabel 2.1 Faktor bucket (bucket fill factor) (FB)Kondisi MaterialExcavator

Tanah Liat1,0 1,10

Pasir dan Batu Pecah0,95 1,00

Tanah Cadas dan Keras0,80 0,90

Batuan Hasil Ledakan0,60 0,75

Batuan Hasil Ledakan Besar0,40 -0,50

Sumber : Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Peralatan ( P5 ). Edisi I Direktorat Jenderal Pengairan. Hal. 81.2. Kapasitas Produksi Loader Prosedur kerja / Panduan Wheel loader Menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan. Apabila material harus dimuatkan ke alat angkutan, misalnya truk. Cara pemuatannya dengan lintasan V atau L. Rumus perhitungan kapasitas produksi Loader adalah sebagai berikut :Q = (V x 60 x FK)/ (Ts1 x Fk) Faktor Koreksi (FK) : Dimana : V = Kapasitas bucket FB = Faktor bucket (Tabel 2.2) Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181) Fa = Faktor efisiensi alat (Lampiran 7 Hal.180) Ts1 = t1 + t2 = waktu menggali atau memuat + lain-lain Fk = Faktor pengembangan bahan (Kondisi Lepas)Tabel 2.2 Faktor bucket (bucket fill factor) (FB)Kondisi PenumpahanWheel Loader

Mudah0,8 1,0

Sedang0,6 0,8

Agak Sukar0,5 0,6

Sukar0,4 0,5

Sumber: Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan MenggunakanPeralatan(P5 ). Edisi I Direktorat Jenderal Pengairan. Hal. 81.Tabel 2.3 Waktu siklus standarKapasitas BucketKondisi Kerjas/d 3 m33,1 m3 s/d 5 m3 5,1 m3

Mudah0,400,500,60

Sedang0,500,600,65

Agak Sukar0,650,650,70

Sukar0,700,750,75

Sumber : Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Peralatan (P5 ). Edisi I Direktorat Jenderal Pengairan. Hal. 81.3. Kapasitas Produksi Dump Truck Prosedur Kerja / Panduan Dump truck Posisi truck harus stabil dan rata ketika proses pemuatan material. Saat penumpahan muatan (dumping) dilakukan secara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan berputar sebagai engsel. Kapasitas produksi Dump Truck dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Q = Faktor Koreksi (FK) : Dimana : V = Kapasitas bak Fk = Faktor pengembangan bahan (Kondisi Lepas) Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181) Ts2 = waktu siklus (waktu tempuh isi + kosong + lain-lain) Fa = Faktor efisiensi alat (Tabel 2.4)Tabel 2.4Efisiensi Kerja Dump Truck (Fa)Kondisi Kerja Efisiensi Kerja

Baik 0,83

Sedang 0,80

Kurang Baik 0,75

Buruk0,70

Sumber: Seminar Application of Heavy Equipment for IrigationProjects PT. United Tractors. Hal 110.Tabel 2.5Kecepatan rata-rata maksimum Dump Truck Kecepatan Maksimum

Datar Bermuatan 40 km/jam

Kosong60 km/jam

Naik Bermuatan 20 km/jam

Kosong40 km/jam

Menurun Bermuatan 20 km/jam

Kosong40 km/jam

Sumber : Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Peralatan ( P5 ). Edisi I Direktorat Jenderal Pengairan. Hal. 804. Kapasitas Produksi Vibrator Roller Prosedur Kerja / Panduan Vibrator roller Pada pekerjan tanah setelah tanah dihamparkan dapat dilakukan pemadatan. Roller pada alat menggilas tanah serta vibrator pada alat yang membantu menyusutkan tanah. Diperluakan lintasan yang sesuai untuk mengefektifkan pemadatan, dengan cara maju dan memundurkan alat. Kapasitas produksi Vibrator Roller dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Q = (V x 1000)x(N(b-bo)+bo) x t x FK / nFaktor Koreksi (FK) : Dimana : V = Kecepatan operasi alat Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181) b = Lebar efektif pemadatan n = Jumlah lintasan t = Tebal pemadatan Fk = Faktor pengembangan bahan (Kondisi Lepas) Fa = Faktor efisiensi alat (Lampiran 7 Hal.180)

5. Kapasitas Produksi AMP ( Aspal Mixing Plant )Kapasitas produksi AMP (Aspal Mixing Plant) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Q = (v x FK) / d1 x t Faktor Koreksi (FK) : Dimana : V = Kapasitas alat D1 = Berat Jenis Aspal Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180) Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)6. Kapasitas Produksi Asphalt Finisher Kapasitas produksi Asphalt Finisher dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Q = (v x b x FKx 60)Faktor Koreksi (FK) : Dimana : V = Kapasitas alat b = lebar hamparan Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180) Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)7. Kapasitas Produksi Asphalt Sprayer(Hand Sprayer) Kapasitas produksi Asphalt Finisher Asphalt Sprayer(Hand Sprayer)dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Q = (pas x FK x 60)Faktor Koreksi (FK) : Dimana : V = Kapasitas alat Pas = kapasitas pompa aspal Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180) Ft = Faktor koreksi efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Ha.181)8. Kapasitas Produksi Air CompressorRumus air compressor berikut adalah sebagai pembersih area proyek (permukaan jalan) yang akan dilabur aspal. Kapasitas produksi (luas permukaan) / jam = QQ = V x ApDimana : V = Kapasitas alat Ap = Aplikasi lapisan (liter)9. Kapasitas Produksi Motor GraderKapasitas produksi Motor Grader dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Q = (Lh x (N(b-bo)+bo) x t x FK x 60 /Ts3 x nFaktor Koreksi (FK) : Dimana : Lh = panjang hamparan b = lebar efektif blade t = tebal lapis aggregate Fa= faktor efisiensi alat (Tabel 2.6) Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181) n = jumlah lintasan Ts3= waktu siklusTabel 2.6Lebar (panjang) pisau efektif, lebar overlapPanjangPisau (m)Panjang / Lebar / Pisau Efektif (m)

Sudut Pisau 60Sudut Pisau 45

2,21,91,6

2,52,21,8

2,82,42,0

3,052,62,2

3,12,72,2

3,42,92,4

3,73,22,6

4,03,52,8

4,33,73,0

Sumber : Pedoman Praktis Penggunaan Peralatan Mekanis PT. Hutama Karya 1982.Tabel 2.7Faktor efisiensi kerja (Fa)Kondisi KerjaEfisiensi Kerja

Road repair, leveling0,8

Snow removal (V-type plow)0,7

Spreading, grading0,6

Treaching, snow-removal0,5

Sumber : P4edoman Praktis Penggunaan Peralatan MekanisPT.HutamaKarya1982.10. Kapasitas Produksi Tandem RollerKapasitas produksi Tandem Roller dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Q = (Vx 1000) x (N(b-bo) + bo) x t x FK / nFaktor Koreksi (FK) : Dimana : b=Lebar efektif pemadatan V = Kecepatan alat Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180) Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181) t = Tebal pemadatan bo = lebar overlap n = Jumlah lintasan 11. Kapasitas Produksi Pneumatic Tire RollerKapasitas produksi Pneumatic Tire Roller dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Q = Faktor Koreksi (FK) : Dimana : b=Lebar efektif pemadatan V = Kecepatan alat Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180) Ft = Faktor koreksi efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181) t = Tebal pemadatan n = Jumlah lintasan 12. Kapasitas Produksi Water Tank TruckKapasitas produksi Water Tank Truck dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Q = (pa x FK x 60)/Wc x 1000 Faktor Koreksi (FK) : Dimana : V = Kapasitas tangki air Wc = Kebutuhan air/ m3 Pa = kapasitas pompa air Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180) Ft = Faktor efisensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181) n = Pengisian tangki / jam13. Kapasitas Produksi Truck MixerKapasitas produksi Truck Mixer dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Kapasitas Produksi (Q) = Faktor Koreksi (FK) : Dimana : V = Kapasitas alat Fa = Faktor efisiensi kerja ( Lampiran 7 Hal.180) Ft = Faktor efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181) Ts = Waktu siklus14. Kapasitas Produksi Batchin PlantKapasitas produksi Batchin Plant dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Q = Faktor Koreksi (FK) : Dimana : V = Kapasitas alat / jam Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180) Ft = Faktor efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180) Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181) Ts = waktu siklusIII. METODE PENELITIANLangkah PenelitianLangkah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan observasi, dan panduan wawancara. Observasi atau survey lapangan dilakukan dengan mengamati secara visual, pengukuran dan perhitungan di lapangan untuk memperoleh gambaran dan informasi yang sebenarnya tentang kondisi yang terjadi di lapangan. Panduan wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak berstruktur yaitu wawancara yang dilakukan tanpa ada batasan waktu dan daftar urutan pertanyaan, tapi berpegang pada pokok penting permasalahan yang sesuai dengan tujuan wawancara.Data dan Sumber DataData penelitian ini berupa tabel, grafik, dan teks,. Data ini bersumber dari pengamatan dan pencatatan langsung dilapangan serta studi pustka yang dilakukan pada time schedule proyek. Selain itu,data penelitian ini bersumber pula dari hasil wawancara dengan Site Manager, Pengawas dari pihak kontraktordan pihak- pihak lainnya yang terkait di proyek tersebut.Metode dan Teknik Pengumulan DataMetode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah penelitian lapangan yaitu dengan teknik observasi yaitu pengamatan yang dilakukan di lapangan dan wawancara. Observasi menyaratkan pencatatan dan perekamansistematis mengenai sebuah peristiwa, danperilaku-perilaku informan dalam situasi tertentu,bukan seperti yang belakangan diingat, diceritakan kembali dandigeneralisasikan oleh peneliti itu sendiri. Metode observasi seringdikaitkan dengan wawancara.Metode Analisis DataMetode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dirancang untuk mengetahui objek tertentu atau benar-benar fokus pada sautu permasalahan saja. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk melakukan tes terhadap teori yang sudah ada sebelumnya, hanya saja ingin membuktikan kebenaran teori yang sudah ada tersebut.Prosedur Penelitian1. Tahap Persiapan Pada tahap ini meliputi kegiatan kajian kepustakaan, dan perencanaan teknik-teknik yang dapat memudahkan proses pengambilan data dan mobilisasi tenaga.2. Tahap Pengumpulan DataMetode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu dengan teknik observasi yaitu pengamatan yang dilakukan di lapangan dan wawancara. a. Observasi atau survey lapangan dilakukan dengan mengamati secara visual, pengukuran dan perhitungan di lapangan untuk memperoleh gambaran dan informasi yang sebenarnya tentang kondisi yang terjadi di lapangan. Melihat dan membandingkan time schedule dengan realisasi yang telah terlaksana di lapangan.b. Tipe wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak berstruktur yaitu wawancara yang dilakukan tanpa ada batasan waktu dan daftar urutan pertanyaan, tapi berpegang pada pokok penting permasalahan yang sesuai dengan tujuan wawancara. Narasumber dipilih pihak-pihak yang terlibat dalam proyek diantaranya adalah Site Manager dan pengawas dilapangan.c. Data-data yang dibutuhkan Data-data yang dibutuhkan untuk penelitian ini antara lain: 1) Daftar jumlah alat 2) Jam kerja alat 3) Laporan Mingguan ProyekMerupakan prestasi proyek yang telah dicapai dalam 1 minggu. Dalam laporan ini, terdapat volume dan bobot (%) kemajuan pekerjaan dalam periode minggu tersebut.3. Tahap Analisa Data Hasil SurveyData yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. 4. Perencaan dari Hasil Analisa DataDari hasil analisa maka dapat diketahui faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pada proyek tersebut sehingga dapat pula diketahui cara pengendalian alat berat pada proyek pembangunan jalan lanna-pattallassang. Selain itu dengan pengolahan data yang baik maka perbandingan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan rencana awal dengan perencanaan dengan menggunakan Microsoft Excel dapat diketahui.IV. HASIL DAN PEMBAHASANRekapitulasi Analisa Alat Berat pada Item Pekerjaan

Pembahasan1. Berdasarkan hasil perhitungan rencana anggaran biaya yang dibuat diperoleh kapasitas produksi alat tiap pekerjaan :1.1. Pekerjaan galian biasa dengan volume 3.844,80 m3dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut : (a). Excavator : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 82,70 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 98,14m3/jam.(b) Dump truk : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 20,07 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 26,13m3/jam. Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8 jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus dumptruck yang lebih cepatdari data lapangan 4,21 menit sedangkan dari kontrak 4,52 menit dan penambahan faktor koreksi yaitu faktor bucket (FB), faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), Faktor kedalaman (Fd), faktor pengembangan bahan (Fk), dan faktor efesiensi waktu (Ft).1.2. Pekerjaan timbunan biasa dengan volume 4.005 m3dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Excavator : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 91,89 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 100,29 m3/jam.(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 28,46 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 34,40 m3/jam.(c). Motor grader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 374,40 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 413,40 m3/jam.1.3. Pekerjaan timbunan pilihan dengan volume 2.008,80 m3dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Wheel loader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 264,56 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 330,94 m3/jam.(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 99,39 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 127,22 m3/jam.(c). Motor Grader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 400,91 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 442,67 m3/jam.Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8 jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus dumptruck yang lebih cepat dari data lapangan 0,85 menit sedangkan dari kontrak 0,91 menit dan penambahan faktor koreksi yaitu faktor bucket (FB), faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), faktor pengembangan bahan (Fk), dan faktor efesiensi waktu (Ft).1.4. Penyiapan badan jalan dengan volume 8.544 m3dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Motor grader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 3257,14 m2, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 3596,43 m2.(b). Vibrator Roller : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 614,20 m2, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 661,07 m2.Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8 jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, dan penambahan faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).1.5. Pekerjaan urugan pilihan dengan volume 2.403 m3dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Wheel loader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 264,56 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 330,94 m3/jam.(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 99,39 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 127,22 m3/jam.(c). Motor grader: berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 400,91 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 442,67 m3/jam.(d). Tandem roller : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 82,79 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 89,11 m3/jam.1.6. Pekerjaan Lapis pondasi Agregat kelas A dengan volume 3.738 m3 dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Wheel loader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 211,65 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 264,75 m3/jam.(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 8,98 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 30,63 m3/jam.(c). Motor grader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 256,78 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 276,38 m3/jam.Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8 jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus dumptruck yang lebih cepat dari data lapangan 11,35 menit sedangkan dari kontrak 11,41 menit, proporsi campuran agregat yang berbeda dan penambahan faktor koreksi yaitu faktor bucket (FB), faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).1.7. Pekerjaan Lapis pondasi Agregat kelas B dengan volume 1.708,80 m3 dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Wheel loader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 211,65 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 264,75 m3/jam.(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 9,32 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 11,52 m3/jam.(c). Motor grader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 256,78 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 276,38m3/jam.Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8 jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus dumptruck yang lebih cepat dari data lapangan 11,35 menit sedangkan dari kontrak 11,41 menit, proporsi campuran agregat yang berbeda dan penambahan faktor koreksi yaitu faktor bucket (FB), faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).1.8. Pekerjaan lapis resap pengikat dengan volume 15.886,5liter dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Aspalt Distributor : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 4800 liter/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 5.300 liter/jam.(b). Air compressor : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 4800 liter/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 5.300 liter/jam.Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8 jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, dan penambahan faktor koreksi yaitu faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).1.9. Pekerjaan lapis perekat dengan volume 2.803,5 liter dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Aspalt distributor : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 4800 liter/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 5.300 liter/jam.(b). Air compressor : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 4800 liter/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 5.300 liter/jam.Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8 jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, dan penambahan faktor koreksi yaitu faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).1.10. Pekerjaan Laston lapis Aus (AC-WC) dengan volume 18.690 m3 dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Wheelloader: berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 1.146,56 m2, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 1.434,21m2.(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 48,05m2, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 66,64 m2.(c). AMP : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 451,09 m2, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 485,51 m2.1.11. Pekerjaan Laston lapis Aus (AC-BC) dengan volume 1.121,40 m3 dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Wheelloader: berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 45,86 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 80,89m3/jam.(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 1,41m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 1,90 m3/jam.(c). AMP : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 43,30 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 19,42 m3/jam.Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8 jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus dumptruck yang lebih cepat dari data lapangan 48,53 menit sedangkan dari kontrak 51,95 menit, komposisi campuran agregat yang berbeda dan penambahan faktor koreksi yaitu faktor bucket (FB), faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).1.12. Pekerjaan perkerasan semen beton k-250 dengan volume 83,40 m3 dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :(a). Concrete Pan Mixer: berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 4,597 m3, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 4.948m3.(b). Truck mixer : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 2,18 m3, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 2,44m3.(c). Water tank : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 17,66 m3, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini sebesar 19,01m3.Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8 jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus truck mixer yang lebih cepat dari data lapangan 109,63 menit sedangkan dari kontrak 114,26 menit dan penambahan faktor koreksi yaitu faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).V. KESIMPULAN DAN SARANDari hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan antara lain :1. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh total biaya penggunaan alat berat pada proyek pembangunan jalan strategis ruas lanna pattalassang sebesar Rp. 675.394.563. Hal ini dikarenakan biaya berdasarkan data lapangan merupakan real cost.2. Biaya penggunaan alat yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan bahwa banyak item pekerjaan yang memiliki biaya penggunaan alat yang lebih rendah daripada yang terdapat pada kontrak. Hal ini karena adanya perbedaan dalam penggunaan alat, harga alat dan material, metode kerja, serta faktor koreksi yang digunakan padakontrak dengan biaya penggunaan alat yang dianalisis penulis.Sebagai hasil akhir penulisan ini, kami menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:Sebaiknya dalam pelaksanaan suatu proyek agar dihindari hal hal yang dapat memicu terganggunya pelaksanaan proyek serta kerugian bagi pelaksana seperti teknik pelaksanaan yang tidak efektif, penggunaan alat yang tidak tepat, serta penggunaan alat lama yang berlebihan sehingga akan mempengaruhi produksi pekerjaan, biaya, serta waktu pelaksanaan yang lama.DAFTAR PUSTAKAAsiyanto, 2005. Construction Project Cost Management, Jakarta : PT. Pradnaya Paramita.Azhari Ryans dan Muh. Rifky N. Manangin, 2012. Tinjauan rencana anggaran pelaksanaan proyek jalan centrepoint of indonesia (CPI) paket I. Makassar.Ervianto Wuldfram I, 2004.Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta : Andi.Rochmanhadi. 1992.Alat Alat Berat dan Penggunaannya. Jakarta : Y B P P URostianty, Susi Fatena. 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Bandung : PT. Rineka Cipta.Rukman Riswanda dan Nurhadi, 2012. Tinjauan terhadap rencana anggaran biaya pada proyek peningkatan jalan sengkang impa impa tarumpakkae. Makassar.Soeharto Imam, 2001. Manajemen Proyek : Teori Conseptual Sampai Oprasional, Jakarta : Erlangga.

1) Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang2)Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang1