analisa laporan keuangan

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi dalam laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi. Namun di lain sisi ditemukan bahwa ternyata laporan keuangan masih memiliki keterbatasan dalam informasi yang disajian di dalamnya. Dengan melakukan analisis lebih lanjut terhadap laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis tren akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Disinilah salah satu arti penting dari analisis laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi alat yang penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang cukup penting dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi. Laporan keuangan menyajikan mengenai apa yang telah terjadi, sementara itu pengguna juga membutuhkan informasi yang memungkinkan mereka untuk dapat memproyeksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Misalnya dapat digunakan

Upload: wahyukusumaningsih

Post on 02-Feb-2016

97 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Analisa laporan keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: analisa laporan keuangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Informasi dalam laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi

yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu

keputusan ekonomi. Namun di lain sisi ditemukan bahwa ternyata laporan

keuangan masih memiliki keterbatasan dalam informasi yang disajian di

dalamnya. Dengan melakukan analisis lebih lanjut terhadap laporan keuangan

melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis tren akan diperoleh prediksi

tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Disinilah salah satu

arti penting dari analisis laporan keuangan.

Laporan keuangan menjadi alat yang penting untuk memperoleh informasi

yang berkaitan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh

suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang cukup

penting dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi. Laporan keuangan

menyajikan mengenai apa yang telah terjadi, sementara itu pengguna juga

membutuhkan informasi yang memungkinkan mereka untuk dapat memproyeksi

apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Analisis laporan keuangan

dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Misalnya dapat digunakan sebagai

alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger; sebagai alat

forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang; sebagai

proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah

lainnya; atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, makalah

ini berisi tentang analisis informasi dan laporan keuangan serta perbandingannya

untuk tiga perusahaan sektor keuangan yakni PT Mandala Multifinance Tbk,

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan PT Wahana Ottomitra Multiartha

Page 2: analisa laporan keuangan

Tbk pada Tahun 2009-2013, sehingga akan dapat dilihat diantara ketiga

perusahaan tersebut mana yang memiliki kinerja yang lebih baik.

Page 3: analisa laporan keuangan

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. PT MANDALA MULTIFINANCE Tbk

PT Mandala Multifinance Tbk (Perusahaan), didirikan dengan nama

PT Vidya Cipta Leasing Corporation berdasarkan akta Notaris Joenoes

Enoeng Maogiman, S.H., No. 147 tanggal 13 Agustus 1983. Pada tahun

1990, nama Perusahaan diubah menjadi PT Lautan Berlian Leasing, yang

kemudian diubah lagi menjadi PT Gracia Dinamika Multifinance pada tahun

1996. Selanjutnya, sesuai dengan akta Notaris H. Asmawel Amin, S.H., No.

155 tanggal 31 Januari 1997, Perusahaan melakukan perubahan nama

menjadi PT Mandala Multifinance. Pada tahun 2005, Anggaran Dasar

Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No. 34 tanggal 28 April 2005

yang dibuat di hadapan Notaris Leolin Jayayanti, S.H., sehubungan dengan

rencana penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat,

peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan, perubahan nilai nominal

saham menjadi Rp 100 per saham serta perubahan nama Perusahaan menjadi

PT Mandala Multifinance Tbk

Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan

dari Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No. 323/KMK.017/1997

tanggal 21 Juli 1997, yang merupakan perubahan Keputusan Menteri Keuangan

No. KEP-002/KM.11/1984 tanggal 6 Januari 1984 tentang Pemberian Izin

Usaha Leasing kepada PT Mandala Multifinance (dahulu PT Vidya Cipta

Leasing Corporation) yang telah diperpanjang terakhir dengan Keputusan

Menteri Keuangan No. KEP-133/KM.13/1988 tanggal 18 Juli 1988.

Dengan diperolehnya izin tersebut maka Perusahaan, sebagai perusahaan

pembiayaan,

dapat melakukan kegiatan dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang,

usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Pada saat ini, Perusahaan

bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen. Perusahaan berdomisili di Jalan

Page 4: analisa laporan keuangan

Menteng Raya No. 24 A-B, Jakarta Pusat dan memiliki 230 jaringan kantor

pelayanan yang beroperasi di 26 propinsi di Indonesia.

Ikhtisar laporan keuangan PT Mandala Multifinance Tbk:

  2009 2010 2011 2012 2013

POS NERACA  

AKTIVA LANCAR 1.970.082

2.995.203

3.640.524

3.930.146

3.831.908

PIUTANG PEMBIAYAAN 1.796.239

2.857.548

3.497.049

3.744.786

3.587.134

KEWAJIBAN LANCAR 1.584.749

2.544.891

3.057.878

3.174.288

2.840.814

EKUITAS 472.954

584.025

724.536

888.478

1.125.544

   

POS LABA RUGI  

PENDAPATAN PEMBIAYAAN 636.556

843.389

1.167.805

1.277.938

1.397.033

JUMLAH BEBAN 524.308

676.994

929.542

1.000.529

1.080.580

LABA SEBELUM PAJAK 148.187

176.897

240.777

291.385

345.956

LABA BERSIH 108.105

132.663

180.261

218.002

258.929

   

POS LAPORAN ARUS KAS  

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 299.502

(151.854)

(826.274)

525.266

575.566

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI (21.925)

(59.901)

(27.047)

(15.452)

(20.693)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

858.080

172.114

(319.536)

(489.984)

(526.829)

           

2. PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (“Perseroan”) didirikan pada

tanggal 13 Nopember 1990 berdasarkan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H.,

No. 131. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-19.HT.01.01.TH.91 tanggal 8 Januari

1991 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 421 pada Berita Negara

Republik Indonesia No. 12 tanggal 8 Pebruari 1991.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan

terakhir

dilakukan dengan akta notaris Sinta Dewi Sudarsana, S.H., No. 2 tanggal 13

Maret 2009, mengenai Perubahan Anggaran Dasar PT Adira Dinamika Multi

Page 5: analisa laporan keuangan

Finance Tbk untuk menyesuaikan dengan ketentuan Keputusan Ketua Badan

Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. Kep-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei

2008 tentang

Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum

Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

Perseroan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dari

Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No. 253/KMK.013/1991 tanggal 4

Maret 1991. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup

kegiatan perseroan dalam bidang perusahaan pembiayaan meliputi sewa guna

usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen dan usaha kartu kredit. Pada saat ini,

Perseroan terutama bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen.

Perseroan berdomisili di Graha Adira Lantai 10-12, Jalan Menteng Raya No. 21,

Jakarta Pusat dan memiliki 319 jaringan usaha yang terdiri dari kantor cabang,

kantor perwakilan dan titik pelayanan, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Perseroan memulai operasi komersialnya pada tahun 1991.

Sejak Januari 2004, PT Bank Danamon Indonesia Tbk menjadi pemegang saham

pengendali

Perseroan. PT Bank Danamon Indonesia Tbk merupakan anak perusahaan dari

Asia Financial

(Indonesia) Pte. Ltd., dimana pemegang saham akhir adalah Temasek Holding

Pte. Ltd., sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Singapura dan

sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura.

Pada tanggal 23 Maret 2004, Perseroan melakukan Penawaran Umum

Perdana atas 100.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) setiap

saham dengan harga penawaran sebesar Rp 2.325 (nilai penuh) setiap saham.

Seluruh saham ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

pada tanggal 31 Maret 2004.

Pada tanggal 30 Nopember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia. Seluruh saham yang ditawarkan

melalui Penawaran Umum Perdana ini merupakan saham divestasi milik

Page 6: analisa laporan keuangan

pemegang saham pendiri; dengan demikian, Perseroan tidak menerima dana hasil

penjualan saham.

Ikhtisar laporan keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk:

             2009 2010 2011 2012 2013

POS NERACA  

AKTIVA LANCAR 4.127.732

7.330.149

16.560.992

25.100.210

30.616.759

PIUTANG PEMBIAYAAN 2.561.914

6.543.826

13.271.996

22.215.763

27.008.117

KEWAJIBAN LANCAR 1.677.146

3.804.856

12.468.083

20.424.690

24.972.426

EKUITAS 2.652.403

3.794.759

4.421.369

5.035.767

6.021.985

   

POS LABA RUGI  

PENDAPATAN PEMBIAYAAN 2.777.866

2.118.888

3.008.350

4.180.012

5.054.872

JUMLAH BEBAN 2.286.419

1.965.462

3.191.974

4.856.267

5.733.339

LABA SEBELUM PAJAK 1.658.347

1.931.723

2.111.539

1.896.657

2.331.287

LABA BERSIH 1.212.400

1.467.906

1.583.321

1.419.377

1.756.290

   

POS LAPORAN ARUS KAS  

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 1.476.367

9.493.151

9.804.270

3.136.223

1.538.188

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI 33.717

87.386

135.728

110.340

97.846

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN 1.526.820

9.723.523

12.217.549

2.701.758

651.524

           

3. PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA, Tbk

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (“Perusahaan”) didirikan di

Republik Indonesia dengan nama PT Jakarta-Tokyo Leasing berdasarkan Akta

No.179 tanggal 23 Maret 1982 dan kemudian diubah dengan Akta Perubahan

Naskah Pendirian No.96 tanggal 15 Desember 1982. Nama Perusahaan

mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No.5 tanggal 15

Maret 2000 yang dibuat di hadapan Anna Wong, S.H., Notaris di Tangerang,

dimana nama Perusahaan diubah dari PT Wahana Ometraco Multi Artha

menjadi PT Wahana Ottomitra Multiartha. Anggaran Dasar Perusahaan

mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Pernyataan

Keputusan Rapat

Page 7: analisa laporan keuangan

No.54 tanggal 12 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Ny. Poerbaningsih Adi

Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, antara lain, mengenai perubahan Anggaran

Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan dalam bidang lembaga

pembiayaan meliputi:

a. Sewa guna usaha

b. Anjak piutang

c. Pembiayaan konsumen

d. Kartu kredit.

Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai lembaga pembiayaan dari

Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan

No.135/KMK.06/2001 tanggal 20 Maret 2001 tentang Pemberian Izin Usaha

Dalam Bidang Leasing kepada PT Jakarta-Tokyo Leasing yang telah beberapa

kali diperpanjang, terakhir dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan

No.KEP-105/KM.13/1988 tanggal 7 Juli 1988 dan diubah dengan Surat

Keputusan Menteri Keuangan No.327/KMK.017/1997 tanggal 21 Juli 1997.

Pada saat ini, Perusahaan terutama bergerak dalam bidang

pembiayaan konsumen. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Mega

Glodok Kemayoran, Office Tower B, Lantai 2, Jalan Angkasa Kav. B-6,

Bandar Kemayoran, Jakarta, dan memiliki kantor cabang dan kantor unit

dengan total 205 (dua ratus lima) lokasi yang antara lain di wilayah

Jakarta, Bogor, Ciputat, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Surabaya,

Denpasar, Medan, Semarang, Solo, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Lampung,

Banjarmasin, Samarinda, Makassar, Gorontalo, Kendari dan Pare-Pare.

Perusahaan mulai memfokuskan kegiatannya pada pembiayaan konsumen untuk

kendaraan

bermotor roda dua sejak tahun 1997.

Pada tanggal 30 Nopember 2004, Perusahaan memperoleh Pernyataan

Efektif Pendaftaran Penawaran Umum Perdana Saham dari Ketua Badan

Pengawas Pasar Modal “BAPEPAM”) dengan surat No.S-3551/PM/2004

Page 8: analisa laporan keuangan

untuk melakukan penawaran 200.000.000 lembar saham dengan nilai nominal

Rp20.000 atau Rp100 (dalam nilai penuh) per lembar saham dan harga

penawaran sebesar Rp700 (dalam nilai penuh) per lembar saham. Saham

Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (sekarang

Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 13 Desember 2004.

Ikhtisar laporan keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk:

  2009 2010 2011 2012 2013

POS NERACA  

AKTIVA LANCAR 2.450.334 3.464.864 3.798.324 3.267.929 3.749.843

PIUTANG PEMBIAYAAN 2.089.523 3.162.620 3.261.083 2.804.079 3.378.921

KEWAJIBAN LANCAR 2.236.433 3.139.441 3.469.872 2.903.939 3.318.459

EKUITAS 336.387 459.260 436.654 444.280 510.637

   

POS LABA RUGI  

PENDAPATAN PEMBIAYAAN 636.313 554.323 744.947 798.541 801.488

JUMLAH BEBAN 1.295.168 1.298.098 1.637.302 1.580.763 1.496.441

LABA SEBELUM PAJAK 92.602 193.914

15.774

28.118

89.263

LABA BERSIH 60.671 137.861

5.394

7.628

66.355

   

POS LAPORAN ARUS KAS  

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 895.761 (232.827)

(453.462) 226.038

(500.055)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI (20.906)

(44.646)

(15.243)

(3.908)

(8.729)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN (833.291) 189.138 643.181

(192.638) 403.790

           

Page 9: analisa laporan keuangan

BAB III

PEMBAHASAN

1. LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF

Analisa perbandingan laporan keuangan dari satu perusahaan

merupakan analisa horizontal yang membandingkan antara setiap pos-pos

yang sama dalam laporan keuangan untuk periode beberapa tahun

(periode) sehingga dapat diketahui perkembangan (tren) atau

kecenderungannya. Analisa komparatif dari tahun ke tahun setiap

perusahaan disajikan dalam lampiran makalah ini.

Untuk perbandingan antar perusahaan dapat dibandingkan antar pos

yang sama , dimana yang diperbandingkan adalah hasil penilaian yang

diperoleh dari kinerja masing-masing perusahaan selama 5 tahun. Dalam

makalah ini disajikan perbandingan fluktuasi kenaikan (penurunan) pos

aktiva lancar, piutang pembiayaan, kewajiban lancar, pendapatan, ekuitas,

serta laba bersih masing-masing perusahaan.

1.1. Perbandingan fluktuasi aktiva lancar

  ADIRA WAHANA MANDALA

2010 43,69% 29,28% 34,23%

2011 55,74% 8,78% 17,73%

2012 34,02% -16,23% 7,37%

2013 18,02% 12,85% -2,56%

2010 2011 2012 2013

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

ADIRAWAHANAMANDALA

Dari data tersebut terlihat ke tiga perusahaan mengalami fluktuasi

kenaikan dan penurunan aktiva lancar dari tahun 2009 sampai tahun 2014.

Perusahaan Wahana pada tahun terakhir mengalami lompatan yang cukup

besar kenaikan aktiva lancarnyanya yakni sebesar 12,85 % dari turun 16, 23

% tahun 2012. Sementara perusahaan Adira, meski tidak sampai mengalami

Page 10: analisa laporan keuangan

penurunan, namun pada tahun 2013 kenaikannya adalah yang terendah

dibanding 4 tahun sebelumnya, yakni 18%. Perusahaan Mandala pada tahun

terakhir justru mengalami penurunan jumlah aktiva lancarnya sebesar 2, 56 %

1.2. Perbandingan fluktuasi piutang pembiayaan

  ADIRA WAHANA MANDALA

2010 60,85% 33,93% 37,14%

2011 50,69% 3,02% 18,29%

2012 40,26% -16,30% 6,62%

2013 17,74% 17,01% -4,39%

2010 2011 2012 2013

-30.00%-20.00%-10.00%0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%

ADIRAWAHANAMANDALA

Perusahaan mengalami kenaikan (penurunan) piutang pembiyaan dengan

bervariasi. Dari data terlihat Perusahaan Adira mengalami penurunan kenaikan

piutang pembiayaannya pada titik terendah sebesar 17,74% pada tahun 2013.

Terlihat bahwa perusahaan Wahana dapat memperbaiki kinerjanya, dari turun

sebesar 16,30% pada tahun 2012, akhirnya dapat menaikkan piutangnya

sebesar 17% pada tahun 2013. Sementara perusahaan Mandala pada tahun

2013 mengalami penurunan 4,39%.

1.3. Perbandingan fluktuasi kewajiban lancar

  ADIRAWAHANA

MANDALA

2010 55,92% 28,76% 37,73%2011 69,48% 9,52% 16,78%2012 38,96% -19,49% 3,67%2013 18,21% 12,49% -11,74% 2010 2011 2012 2013

-40.00%

-20.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

ADIRAWAHANAMANDALA

Page 11: analisa laporan keuangan

Dari data tersebut terlihat perusahaan mengalami fluktuasi yang beragam

terhadap kenaikan dan penurunan kewajiban lancarnya. Semakin kecil

perusahaan memiliki kewajiban semakin menunjukkan peningkatan

kinerjanya, artinya operasi perusahaan dapat didanai dengan modal dan

asetnya sendiri.

1.4. Perbandingan fluktuasi ekuitas

  ADIRA WAHANA MANDALA

2010 30,10% 26,75% 19,02%

2011 14,17% -5,18% 19,39%

2012 12,20% 1,72% 18,45%

2013 16,38% 12,99% 21,06%

2010 2011 2012 2013

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

ADIRAWAHANAMANDALA

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan Mandala memiliki fluktuasi

ekuitas yang lebih stabil dibanding kedua perusahaan lainnya. Disusul oleh

perusahaan Adira, kemudian perusahaan Wahana, yang sempat mengalami

penurunan ekuitas sebesar 5,18%.

1.5. Perbandingan fluktuasi pendapatan pembiayaan

  ADIRA WAHANA MANDALA

2010 -31,10% -14,79% 24,52%

2011 29,57% 25,59% 27,78%

2012 28,03% 6,71% 8,62%

2013 17,31% 0,37% 8,52%2010 2011 2012 2013

-40.00%

-30.00%

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

ADIRAWAHANAMANDALA

Page 12: analisa laporan keuangan

Pada tahun 2010 perusahaan Adira mengalami penurunan pendapatan dari

tahun 2009 sebesar 31,10%, demikian juga perusahaan Wahana dengan

penurunan sebesar 14,79%. Perrusahaan Mandala, meski dengan omset yang

lebih kecil dibanding perusahaan Adira, namun belum pernah mengalami

penurunan pendapatan sejak tahun 2010 – 2013, meski kenaikan

pendapatannya hanya berkisar 8,52% hingga 24, 52%.

1.6 Perbandingan fluktuasi laba bersih

  ADIRAWAHANA MANDALA

2010 17% 56% 19%

2011 7% -2456% 26%

2012 -12% 29% 17%

2013 19% 89% 16%

2010 2011 2012 2013

-3000%

-2500%

-2000%

-1500%

-1000%

-500%

0%

500%

ADIRAWAHANAMANDALA

Dari grafik tersebut terlihat bahwa perusahaan Adira dan Mandala memiliki

kenaikan laba yang relatif stabil dibanding perusahaan Wahana. Perusahaan

Wahana pada tahun 2011 mengalami penurunan laba yang sangat signifikan,

hingga mencapai 2456%, hal ini dsebabkan ada peningkatan beban pendanaan,

beban gaji dll, sementara pendapatan pembiayaan naik secara tidak signifikan

dengan pertambahan beban.

Dari analisa komparatif tersebut dapat dilihat perkembangan perusahaan

dari tahun ke tahun, dan pihak yang berkepentingan terhadap laporan tersebut

dapat membaca dan membandingkan trend kenaikan (penurunan) dari setiap

pos yang ada di dalam laporan keuangan untuk menilai kinerja manajemen,

disamping dengan melihat rasio keuangan yang akan dijelaskan kemudian.

2. ANALISIS COMMON SIZE

Page 13: analisa laporan keuangan

Analisis common size disebut juga dengan analisis vertikal, di mana dalam

analisis ini pos-pos akan dievaluasi berapa proporsinya terhadap aktiva atau

pasiva ( untuk laporan posisi keuangan), proporsi terhadap penjualan (untuk

laporan laba rugi komprehensif) serta proporsi terhadap arus kas masuk

( untuk laporan arus kas). Laporan ini berguna untuk membandingkan antar

perusahaan, di mana akan diketahui perbedaan komposisi dan distribusi pos.

Berikut disajikan perbandingan analisis common size untuk beberapa pos

laporan keuangan pada ketiga perusahaan

2.1 PERBANDINGAN PROPORSI BEBAN TERHADAP PENDAPATAN

  2009 2010 2011 2012 2013

PT adira 58% 50% 60% 72% 73%

PT Mandala 77,96% 79,28%79,43% 77,45% 75,75%

Pt Wahana 93,33% 87,00%99,05% 98,25% 94,37%

2009 2010 2011 2012 20130%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

PT adiraPT MandalaPt Wahana

Dari data tersebut dapat dilihat proporsi beban terhadap pendapatan dari ketiga

perusahaan berkisar antara 50% s 99,05%. PT Wahana pada Tahun 2011

mencapai anggka 99,05% hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan

yang sangat signifikan terhadap beban pendanaan, gaji karyawan dan

cadangan kerugian piutang. PT Mandala cenderung untuk stabil antara 75%-

79%. Dan PT Adira juga mengalami perubahan proporsi beban pada posisi

stabil (50%-73%).

Rekomendasi, dari ketiga perusahaan tersebut, sebaiknya PT Wahana

berusaha untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi bebannya,

misalnya dengan pengurangan karyawan, dan menurunkan beban cadangan.

Page 14: analisa laporan keuangan

2.2. PERBANDINGAN PROPORSI KAS TERHADAP AKTIVA 

  2009 2010 2011 2012 2013

PT adira 11,25% 8,14% 16,54% 8,83% 4,08%

PT Mandala 5,19% 2,32% 2,01% 2,38% 3,13%

Pt Wahana 9,43% 3,72% 7,90% 10,10% 6,09%

2009 2010 2011 2012 20130.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

18.00%

PT adiraPT MandalaPt Wahana

Blabalaaaaa..........

2.3 PERBANDINGAN PROPORSI PIUTANG TERHADAP AKTIVA 

  2009 2010 2011 2012 2013

PT adira59,17% 86,11%

78,58% 87,26% 87,14%

PT Mandala87,29% 91,33%

92,46% 92,17% 90,44%

Pt Wahana81,22% 87,88%

83,48% 83,75% 88,24%

2009 2010 2011 2012 20130.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%100.00%

PT adiraPT MandalaPt Wahana

Bla bla baaaaa..........

2.4. PERBANDINGAN PROPORSI KEWAJIBAN TERHADAP PASIVA 

Page 15: analisa laporan keuangan

  2009 2010 2011 2012 2013

PT adira38,74% 50,07%

73,82% 80,22% 80,57%

PT Mandala77,02% 81,33%

80,84% 78,13% 71,62%

Pt Wahana86,93% 87,24%

88,82% 86,73% 86,66%

2009 2010 2011 2012 20130.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%100.00%

PT adiraPT MandalaPt Wahana

Bla balabla........

2.5. PERBANDINGAN PROPORSI PENERIMAAN KAS TERHADAP ARUS KAS MASUK 

  2009 2010 2011 2012 2013

PT adira56,66% 49,22%

51,30% 57,58% 59,81%

PT Mandala58,24% 52,37%

63,48% 61,60% 60,07%

Pt Wahana53,32% 41,22%

48,04% 60,45% 54,24%

2009 2010 2011 2012 20130.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

PT adiraPT MandalaPt Wahana

Blabala........

3. ANALISIS RASIO

Meliputi analisis rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas operasi,

profitabilitas .

3.1 Likuiditas

Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang

berupa hutang – hutang jangka pendek (short time debt)

3.1.1. Current ratio

Page 16: analisa laporan keuangan

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar

dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi

kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa

kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100%

ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio

lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100%.

Rasio lancar dirumuskan :

Current Ratio = Total Current Asset x 100%

Total Current Liability

Perbandingan current ratio

  2009 20102011 2012 2013

ADIRA 2,5 1,9

1,3

1,2

1,2

MANDALA 1,2 1,2

1,2

1,2

1,3

WAHANA 1,1 1,1

1,1

1,1

1,1

2009 2010 2011 2012 2013 - 

 0.5 

 1.0 

 1.5 

 2.0 

 2.5 

 3.0 

ADIRAMANDALAWAHANA

Dari data di atas jelas terlihat bahwa PT Adira memiliki current rasio

tertinggi dibanding PT Mandala dan PT Wahana, yaitu rata-rata 1,6.

Artinya Setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin atau di tanggung oleh 1,6

Page 17: analisa laporan keuangan

aktiva lancar. Pada tahun 2009 adalah posisi yang paling aman dari PT

Adira yang memiliki current ratio 2,5.

Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan untuk meningkatan current

ratio antara lain :

Jika memungkinkan, tahun ini mungkin tidak membayar dividend,

melainkan membayar dividend dengan saham.

Jangan ada alokasi budget untuk Aset Tetap. Jika terlanjur ada,

buat revisi budget.

Harus melihat lihat satu kwartal ke depan; apakah rasio ini bisa

diperbaiki atau tidak. Jika bisa, penggunaan kas bisa dinormalkan.

Jika tidak, maka harus diperketat.

3.1.1.Perbandingan quick ratio

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling

likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin

baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Rasio. Angka rasio ini tidak harus

100 % atau 1:1.

Rasio cepat dirumuskan :

Quick Ratio = Total Current Asset – Inventory x 100%

Total Current Liability

  2009 2010 2011 20122013

ADIRA 2,4

1,9

1,3

1,2

1,2

MANDALA 1,2

1,2

1,2

1,2

1,3

WAHANA 1,1

1,1

1,0

1,1

1,1

Page 18: analisa laporan keuangan

2009 2010 2011 2012 2013 - 

 0.5 

 1.0 

 1.5 

 2.0 

 2.5 

 3.0 

ADIRAMANDALAWAHANA

Analisa yang sama dengan perhitungan current ratio dapat kami

berikan untuk mengevaluasi dari sisi quick ratio, di mana PT Adira tetap

menenpati peringkat yang paling tinggi dibanding dua perusahaan lainnya.

3.2 Solvabilitas

Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan

dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari

kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur

sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dan rasio ini

menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman

(Bank)

3.2.1 Debt to equity ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui perbandingan antara total utang dengan modal sendiri. Rasio

ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai

dari utang. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah

modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang dan biasanya rasio ini

dinyatakan dalam persentase. Bagi bank semakin besar rasio ini akan

semakin tidak menguntungkan, karena semakin besar resiko yang

ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan, namun

bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik.

Page 19: analisa laporan keuangan

Rasio ini dirumuskan :

Debt to equity ratio = Total Debt x 100%

Owner’s Equity

Perbandingan Debt to equity ratio

  2009 2010 2011 2012 2013

ADIRA 0,63

1,00

2,82

4,06

4,15

MANDALA 3,35

4,36

4,22

3,57

2,52

WAHANA 6,65

6,84

7,95

6,54

6,50

2009 2010 2011 2012 2013 - 

 1.00 

 2.00 

 3.00 

 4.00 

 5.00 

 6.00 

 7.00 

 8.00 

 9.00 

ADIRAMANDALAWAHANA

Seperti diuraikan di atas, untuk debt to equity ratio, bagi

perusahaan pembiayaan dan perbankan, semakin besar rasionya justru

semakin tidak mengutungkan, karena semakin besar resiko yang

ditanggung apabila terjadi kegagalan. Dari data tersebut terlihat PT

Wahana memiliki resiko debt to equity yang paling besar dibanding kedua

perusahaan lainnya, yakni rata-rata 6,89% , artinya ada 6,89 % modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang. Sedangkan PT Adira memiliki

resiko yang paling rendah., yakni rata-rata 2,53% disusul PT mandala,

dengan rata-rata 3,61%

Rekomendasi yang dapat diberikan kepada PT Wahana sebaiknya

mengurangi hutang ke pihak ketiga untuk menyediakan pembiayaan

Page 20: analisa laporan keuangan

kepada nasabah, atau dapat juga mengurangi volume pembiayaan sampai

dengan tingkat kolektibilitas yang stabil.

3.2.2 Debt to asset ratio (debt ratio)

Debt ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar

utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva dan biasanya

dinyatakan dalam persentase.

Rasio ini dirumuskan :

Debt Ratio = Total Debt x 100%

Total Asset

Perbandingan Debt to asset ratio (debt ratio)

  2009 2010 2011 2012 2013 rata-rata

ADIRA 0,39

0,50

0,74

0,80

0,81 0,65

MANDALA 0,77

0,81

0,81

0,78

0,72 0,78

WAHANA 0,87

0,87

0,89

0,87

0,87 0,87

2009 2010 2011 2012 2013 - 

 0.10 

 0.20 

 0.30 

 0.40 

 0.50 

 0.60 

 0.70 

 0.80 

 0.90 

 1.00 

ADIRAMANDALAWAHANA

Page 21: analisa laporan keuangan

Dari data tersebut terlihat bahwa PT Adira memiliki rasio yang

paling bagus, yakni hanya 65% aktiva didanai dengan hutang. Sedangkan

PT Mandala dan PT Wahana masing –masing 78% dan 87% aktivanya

didanai dengan hutang. Rekomendasi yang dapat diberikan sebagai upaya

untuk menekan pendanaan aktiva melalui hutang antara lain dalam hal

pembelian aset tetap, hendaknya memilih supplier yang tidak menetapkan

harga yang tinggi dan kalau memungkinkan dilakukan dengan sewa

peralatan.

3.3 Aktifitas operasi

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan,

persediaan, penagihan piutang, dan lainnya). Atau rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Dari

hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih

efisien atau sebaliknya dalam mengelola aset yang dimilikinya.

3.3.1. Perputaran piutang (receivable turnover)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama

penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang

ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi

rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang

semakin rendah (bandingkan dengan tahun sebelumnya) dan tentunya

kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin

rendah maka ada over investment dalam piutang.

Rasio ini dirumuskan :

Receivable turnover = Net Sales on Credit x 1 time

Averange Receiveble

Perbandingan rasio perputaran piutang

Page 22: analisa laporan keuangan

  2009 2010 2011 20122013 rata-rata

ADIRA 1,08

0,32

0,23

0,19

0,19 0,40

MANDALA 0,35

0,30

0,33

0,34

0,39 0,34

WAHANA 0,30

0,18

0,23

0,28

0,24 0,25

2009 2010 2011 2012 2013 - 

 0.20 

 0.40 

 0.60 

 0.80 

 1.00 

 1.20 

ADIRAMANDALAWAHANA

Dari data tersebut dapat dilihat ketiga perusahaan memiliki rasio

perputaran piutang yang tidak berbeda jauh, keculai untuk PT Adira pada

tahun 2009, yang memiliki perputaran paling tinggi yaitu sebesar 1,08.

Melihat kondisi perputaran piutang yang relatif kecil tersebut kami

memberikan rekomendasi kepada ketiga perusahaan agar dapat

ditingkatkan dengan jalan memperketat kebijaksanaan penjualan kredit

misalnya dengan jalan memperpendek waktu pembayaran.

3.4. Profitabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan

mendapatkan

laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan

penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya

3.4.1 Margin laba bersih (net profit margin)

Rasio ini diukur antara profit margin dengan penjualan dan diukur

dalam persentase.

Page 23: analisa laporan keuangan

Rasio ini dirumuskan :

Net Profit margin = Laba Bersih x 100%

Laba Operasional

Perbandingan Net profit margin

  20092010 2011 2012 2013

rata-rata

ADIRA 0,44

0,69

0,53

0,34

0,35

0,47

MANDALA 0,17

0,16

0,15

0,17

0,19

0,17

WAHANA 0,10

0,25

0,01

0,01

0,08

0,09

2009 2010 2011 2012 2013 - 

 0.10 

 0.20 

 0.30 

 0.40 

 0.50 

 0.60 

 0.70 

 0.80 

ADIRAMANDALAWAHANA

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa PT Adira memiliki rasio

laba bersih terhadap pendapatan pembiayaan paling bagus yaitu rata-rata

47% untuk jangka waktu 2009 -2013. Sedangkan PT Wahana pada tahun

2011 dan 2012 hanya pada kisaran 1%, hal ini menunjukkan laba yang

diperoleh sangat kecil, artinya perolehan pendapatan hanya digunakan

untuk menutup sebagian besar beban perusahaan.

3.4.2. Return on Investment (ROI)

ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah

aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang

Page 24: analisa laporan keuangan

efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang

dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya

rasio ini diukur dengan persentase. Rasio ini menunjukkan produktifitas

dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula

sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari

keseluruhan operasi perusahaan.

Rasio ini dirumuskan :

ROI = Earning After Tax x100%

Total Asset

Perbandingan ROI

  2009 2010 2011 2012 2013 rata-rata

ADIRA 28% 19% 9% 6% 6% 0,14

MANDALA 5% 4% 5% 5% 7%

0,05

WAHANA 2% 4% 0% 0% 2% 0,02

2009 2010 2011 2012 20130%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

ADIRAMANDALAWAHANA

Seperti pada analisis sebelumnya PT Adira memiliki ROI yang

paling besar diantara kedua perusahaan lainnya yaitu rata-rata sebesar 14%

yang menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang di peroleh adalah

sebesar 14% dari total aktiva. Semakin tinggi berarti semakin baik kinerja

perusahaan

Page 25: analisa laporan keuangan

3.4.3. Return on Equity (ROE)

Rasio ini menunjukkan berapa persen laba bersih bila diukur dari

modal pemilik. Semakin besar rasio ini semakin bagus.

Rasio ini dirumuskan :

ROE = Earning After Tax x100%

Owner’s Equity

Perbandingan ROE

  2009 2010 2011 2012 2013 rata-rata

ADIRA 46% 39% 36% 28% 29% 0,35

MANDALA 23% 23% 25% 25% 23% 0,24

WAHANA 18% 30% 1% 2% 13% 0,13

2009 2010 2011 2012 20130%5%10%15%20%25%30%35%40%45%50%

ADIRAMANDALAWAHANA

Perusahaan yang memiliki ROE tinggi adalah yang lebih baik,

dalam hal ini PT Adira memiliki rata-rata ROE sebesar 35% yang berarti

tingkat return (penghasilan) yang di peroleh pemilik perusahaan atas modal

yang di investasikan adalah sebesar 35%. Di antara ketiga perusahaan

tersebut PT Wahana memiliki ROE yang paling rendah, yaitu sebesar 13%

CAMEL....

Page 26: analisa laporan keuangan

Sebagai perbandingan dengan rasio yang digunakan untuk analisa

perbankan adalah rasio berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai

penilaian tingkat kesehatan perusahaan sektor keuangan (bank), yalitu

dengan metode CAMEL

Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal

yang dimiliki bank untuk menunjang akt iva yang mengandung atau

menghasilkan risiko,

misalnya kredit yang diberikan. Permodalan yang cukup adalah berkaitan

dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko

yang

mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-akt iva produktif yang

mengandung risiko serta untuk membiayai penanaman dalam benda tetap

dan

inventaris.

Rasio ini dirumuskan :

CAR = Ekuitas – Aset Tetap x 100%

Pinjaman yang Diberikan + Sekuritas

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan sebagai

bank

yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. Ketetapan

CAR

sebesar 8% bertujuan untuk:

a. Menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan.

b. Melindungi dana pihak ketiga bank bersangkutan.

.c. Untuk memenuhi ketetapan standar BIS (Bank for International

Settlement)

Dari ketiga perusahaan tersebut dapat di hitung CAR nya sebagai berikut :

Page 27: analisa laporan keuangan

1.

Sehingga ketiganya dianggap sehat karena memiliki Car sekurang-

kurangnya 8%.

4. ANALISIS PROYEKSI

Asumsi yang digunakan dalam melakukan analisa proyeksi adalah

berdasarkan rata-rata pertumbuhan pendapatan serta perbandingan

antara beban dengan pendapatan tahun sebelumnya.

Asumsi pertumbuhan serta proyeksi Laporan Laba Rugi untuk

setiap perusahaan disajikan dalam tabel di bawah ini :

PT MANDALA

Pertumbuhan pendapatan 21,21%

Beban pendanaan 22,23%

Gaji dan kesejahteraan karyawan 27,25%

B. Umum dan administrasi 10,98%

Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai 2,51%

Penyusutan 21,01%

beban imbalan kerja karyawan 0,40%

lain-lain 10,39%

Manfaat (beban) pajak -6,10%

Dari asumsi

tersebut dapat

diramalkan Laba

rugi PT Mandala

untuk tahun 2014

sebagai berikut

  2014PENDAPATAN  Pembiayaan konsumen bersih 1.690.410

Bunga 1.14

0 Lain-lain 34.559 Jumlah Pendapatan 1.726.109    BEBAN  Beban pendanaan 387.558

Gaji dan kesejahteraan karyawan 494.758 B. Umum dan administrasi 173.862 Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai 36.756 Penyusutan 34.181

beban imbalan kerja karyawan 5.71

8 lain-lain 163.658 Jumlah Beban 1.296.491    Laba sebelum beban pajak 429.618

Manfaat (beban) pajak (81.718

)Laba bersih 347.900    Pendapatan Komprehensif lain - Jumlah laba komprehensif 347.900

Page 28: analisa laporan keuangan

PT ADIRA

Pertumbuhan pendapatan 20,41%

Gaji dan Tunjangan 21,84%

Umum dan Administrasi 9,65%

Penyisishan Kerugian 15,54%

Beban bunga dan keuangan 20,71%

Pemasaran 2,19%

Perolehan pembiayaan konsumen tetap

Bagi Hasil untuk Investor dana tetap

Lain-lain 1,15%

Beban Pajak -7,13%

Dari asumsi tersebut dapat diramalkan Laba rugi PT Adira untuk tahun 2014 sebagai berikut :

  2014Pendapatan  Pembiayaan Konsumen 6.086.571 Sewa Pembiayaan 130.026 Lain-Lain 3.494.019 Jumlah Pendapatan 9.710.616    Beban  Gaji dan Tunjangan 2.146.358 Umum dan Administrasi 853.216 Penyisishan Kerugian 1.448.394 Beban bunga dan keuangan 2.016.544 Pemasaran 180.516 Perolehan pembiayaan konsumen - Bagi Hasil untuk Investor dana - Lain-lain 93.994 Jumlah Beban 6.739.023    Laba Sebelum Pajak 2.971.593 Beban Pajak (534.000)Laba Bersih Tahun berjalan 2.437.592    Pendapatan Komprehensif Lainnya (11.670)Jumlah Pend. Komprehensif Thn.Berjln 2.425.922

PT WAHANA

Page 29: analisa laporan keuangan

Total Pendapatan 3,55%

Umum dan administrasi 27,98%

Gaji dan Tunjangan 33,49%

Pendanaan 20,90%

Cadangan Kerugian 9,36%

Penyusutan 2,22%

Lain-lain 0,42%

Beban Pajak 1,44%

Dari asumsi tersebut dapat diramalkan Laba rugi PT Wahana untuk tahun 2014 sebagai berikut :

  2014Pendapatan  Pembiayaan Konsumen 1.086.016

Pendapatan Bunga 13.74

4 Pendapatan Administrasi 731.989 Lain-Lain 316.880 Total Pendapatan 2.148.629    Beban  Umum dan administrasi 567.809 Gaji dan Tunjangan 708.911 Pendanaan 400.643 Cadangan Kerugian 162.254

Penyusutan 36.02

4

Lain-lain 6.73

9 Total beban 1.882.381    Laba Sebelum Pajak 266.248

Beban Pajak 23.23

9 Laba Tahun Berjalan 243.009 Pendapatan Komprehensif lain  Total Laba Komprehensif tahun berjalan 243.009

5. ANALISIS KEBANGKRUTAN DENGAN MODEL Z-SCORE

Page 30: analisa laporan keuangan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan berbagai analisis yang telah diuraikan dalam bab

sebelumnya, yang meliputi analisis komparatif, analisis common size,

analisis rasio, serta analisis kebangkrutan, dapat kami simpulkan bahwa

PT Adira dibandingkan kedua perusahaan lainnya memiliki aset yang

lebih besar, sehingga pembiayaan yang dapat disalurkan juga lebih

banyak. Selain faktor modal yang besar, kinerja pengelolaan manajemen

juga cukup bagus, dilihat dari rasio keuangan yang rata-rata paling unggul

di banding PT Wahana dan PT Mandala. Meski demikian jika melihat

trend kenaikan pos-pos laporan keuangan terlihat PT Mandala memiliki

kecenderungan yang lebih bagus, seperti pada kenaikan pendapatan

mencapai rata-rata 17,36%, sedangkan PT Adira hanya 10,95%. Demikian

juga pada peningkatan laba, PT Mandala mengungguli PT Adira dengan

rata-rata kenaikan laba sebesar 19,51%. Dilihat dari trend seperti ini dapat

dikatakan bahwan PT Mandala memiliki kemampuan untuk menarik

nasabah cukup besar sehingga ada peningkatan pemberian pembiayaan,

namun dari segi pengelolaan keuangan masih harus ditingkatkan, sehingga

mencapai proporsi yang lebih bagus lagi untuk setiap item rasio

keuangannya. Sedangkan PT Wahana, dari data tersebut dapat kami

simpulkan memiliki kinerja yang kurang baik, selain trend kenaikan

kinerja yang paling rendah bahkan sempat pada posisi penurunan laba

yang drastis, hingga 2456%, juga memiliki rasio keuangan yang paling

rendah dibanding kedua perusahaan lainnya.

Bagi calon nasabah dapat menentukan pilihan pembiayaannya pada

alternatif PT Adira maupun PT Mandala. Meski dari segi permodalan PT

Mandala lebih kecil dari PT Adira, namun memiliki kinerja keuangan

yang cukup stabil.

Page 31: analisa laporan keuangan

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan di atas, maka saran yang

dapat kami berikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak manajemen sebaiknya melakukan evaluasi dan

meningkatkan kinerja perusahaan, terutama pada nilai-nilai

rasio yang tidak menunjukkan angka yang terlalu tinggi,

misalnya pada rasio likuiditas, solvabilitas,

profitabilitas ,NPM, CAR

2. Kepada nasabah yang akan melakukan transaksi pembiayaan

kepada perusahaan agar memiliki pengetahuna tentang kinerja

perusahaan tersebut. Penilaian terhadap perusahaan tidak

hanya pada besarnya aset namun juga perkembangan (trend)

usahanya, jadi meskipun aset kecil namun sebuah perusahaan

dapat dikatakan stabil dan berkembang apabila memiliki rasio

keuangan yang bagus seperti pada PT Mandala.