analisa jurnal keperawatan jiwa

19
ANALISA JURNAL KEPERAWATAN JIWA TERAPI KELOMPOK SUPORTIF ASERTIF MENURUNKAN NILAI PERILAKU KEKERASAN PASIEN SKIZOFRENIA BERDASARKAN MODEL KEPERAWATAN INTERAKSI KING Di susun guna memenuhi tugas stase manajemen Pendidikan Profesi Ners Disusun Oleh : Kelompok B4 Aanvullen Addina Nur Hidayati 201420206001 Eka Kurnia Putra Jaelani 201420206014 Endah Nugrahandini 201420206016 Titis Utami 201420206044

Upload: eka-kurnia-putra-djaelani

Post on 10-Jul-2016

580 views

Category:

Documents


122 download

DESCRIPTION

Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

ANALISA JURNAL KEPERAWATAN JIWA

TERAPI KELOMPOK SUPORTIF ASERTIF MENURUNKAN NILAI PERILAKU KEKERASAN PASIEN SKIZOFRENIA

BERDASARKAN MODEL KEPERAWATAN INTERAKSI KING

Di susun guna memenuhi tugas stase manajemenPendidikan Profesi Ners

Disusun Oleh :

Kelompok B4 Aanvullen

Addina Nur Hidayati 201420206001

Eka Kurnia Putra Jaelani 201420206014

Endah Nugrahandini 201420206016

Titis Utami 201420206044

PENDIDIKAN PROFESI NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAHYOGYAKARTA

2016

Page 2: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

TERAPI KELOMPOK SUPORTIF ASERTIF MENURUNKAN NILAI PERILAKU KEKERASAN PASIEN SKIZOFRENIA

BERDASARKAN MODEL KEPERAWATAN INTERAKSI KING

1. Fenomena Pengambilan Judul

Perilaku kekerasan adalah perilaku yang bisa membahayakan baik pada diri

sendiri, orang lain maupun lingkungan. Tindakan keperawatan pada pasien

dengan perilaku kekerasan lebih berfokus pada pengendalian perilaku kekerasan

secara eksternal yaitu pengikatan fisik (restrain) dan pembatasan gerak ( isolasi)

serta tindakan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipsikotik

sehingga seringkali setelah intervensi pasien melakukan perilaku kekerasan

ulang ketika berkumpul dengan lingkungan semula.

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang paling banyak ditemukan

dimana pasien mengalami perubahan kognitif, emosi, persepsi dan aspek lain dari

perilaku (Kaplan dan Saddock, 2005).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Buckley (2007), menunjukan bahwa

terapi suportif dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien

skizofrenia terutama klien dengan perilaku kekerasan. Kemampuan kognitif klien

meningkat secara bermakna sebesar 95% dan perilaku sebesar 98% setelah

diberikan terapi suportif. Penelitian tersebut berfokus pada kemampuan klien

dengan perilaku kekerasan untuk berfikir dan berperilaku positif setelah diberikan

terapi kelompok suportif. Salah satu terapi yang baik untuk pasien dengan

gangguan perilaku kekerasan adalah latihan terapi aktivitas kelompok asertif.

Pelaksanaan asertif dapat terlihat melalui bahasa tubuh, mendengar dan

percakapan (Ermawati, dkk, 2009).

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi

yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat

klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang

maladaptif (keliat, 2005, hal 1).

Page 3: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

Ruang Gatotkaca RSJ Grhasia Yogyakarta adalah salah satu ruang pemulihan

pasien dengan gangguan jiwa dimana kasus perilaku kekerasan yang timbul pada

pasien tidak tampak menonjol karena pasien sudah termasuk dalam kondisi stabil

terkontrol. Hal ini memungkinkan untuk dilakukan Terapi Kelompok secara

komprehensif.

2. Resume Penelitian

a. Nama Peneliti : Khamida

b. Waktu dan tempat penelitian :

Tempat penelitian di RS Jiwa Menur Surabaya, waktu tidak disebutkan

c. Tujuan penelitian:

Menganalisa pengaruh terapi kelompok suportif asertif terhadap perilaku

kekerasan pada pasien skizofrenia berdasarkan model keperawatan interaksi

King.

d. Design Penelitian :

Desain penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan pre-post test

control group design. Variabel bebas adalah Terapi kelompok suportif asertif

dengan menggunakan instrumen modul atau pedoman pelaksanaan terapi

kelompok suportif asertif yang dimodifikasi. Dan variabel terikatnya perilaku

kekerasan menggunakan instrumen observasi dengan skala pengukuran

perilaku kekerasan dari Keliat (2003) yang merupakan hasil adopsi dari

Morison (1994) yang sudah melalui uji validitas pearson product moment dan

uji reliabilitas dengan Alfa Cronbach. Populasi penelitian adalah pasien

dengan masalah perilaku kekerasan di ruang rawat inap RS Jiwa menur

Surabaya. Sampel 20 responden diambil secara simple random. Pengolahan

data menggunakan uji statistik Paired t Test, Wilcoxon Signed Ranks Test dan

Mann Whitney.

3. Strategi PICO

a. Person

Populasi penelitian ini adalah pasien dengan masalah perilaku kekerasan di

rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Kriteria sampel : Usia 25 – 55

tahun, pasien sudah mendapatkan terapi generalis minimal Sp 1 ( membina

hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan

gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta

cara mengontrol secara fisik 1 ), tidak ada penyakit fisik berat yang

Page 4: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

menyertai, pasien dapat berkomunikasi verbal , dan pasien dapat menulis dan

membaca.

Besar sampel ditentukan dengan rumus hypothesis testing for two population

means (two side test) dari sample size determination in health studies WHO

soft-ware. hasil penelitian sebelumnya tentang Pengaruh Assertiveness

Training (AT) terhadap Perilaku Kekerasan pada Klien Skizofrenia di RSUD

Banyumas (Wahyuningsih,D 2009) diperoleh nilai σ = 4.14, μ1= 8.83, μ2=

15.11. Jika dalam penelitian ini menggunakan α = 5% dan β=10%, maka

setelah dimasukkan soft ware diperoleh besar sampel 10. Dengan demikian,

besar sampel dalam penelitian ini adalah 10 orang untuk setiap kelompok.

Seleksi pasien yang akan dijadikan responden dilakukan oleh tim observer di

ruang Wijaya Kusuma, jika memenuhi kriteria sampel maka dijadikan

responden, selanjutnya dilakukan pre test selama 3 hari (3 x 24 jam atau 3

shift perhari), jika responden belum 3 hari sudah dipindah ke ruang Gelatik

atau Kenari maka pre test dilanjutkan oleh tim observer di ruang Gelatik atau

Kenari, akan tetapi jika responden dipindah diruang selain Gelatik atau

Kenari, maka responden tersebut di droup out atau dikeluarkan dari sampel.

(4) Responden yang telah ditentukan berdasarkan kriteria sampel dibagi

menjadi 2 kelompok yaitu sebagai kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol, dengan cara; responden yang dipindah diruang Gelatik dijadikan

kelompok perlakuan dan responden yang dipindah di ruang Kenari dijadikan

kelompok Kontrol.

b. Intervention

Intervensi dilaksanakan selama 2 minggu, yaitu: tiga hari pertama

dilaksanakan Pre test (3 shift perhari) oleh tim observer, hari ke empat sampai

ke sembilan dilaksanakan Terapi kelompok suportif asertif selama 4 sesi

untuk kelompok perlakuan, dengan rincian: hari ke empat dilaksanakan sesi

pertama (melatih pasien cara-cara mengatasi perilaku kekerasan. Hari ke lima

dilaksanakan sesi kedua (melatih berperilaku asertif). Hari ke tujuh

dilaksanakan sesi ketiga (melatih pasien menggunakan sistem dukungan

kelompok (support system) dalam mengendalikan perilaku kekerasan). Hari

ke sembilan dilaksanakan sesi keempat ( evaluasi). Dan kedua kelompok pada

hari ke 10 sampai dengan 12 dilakukan post test ( 3 x 24 jam) oleh tim

observer yang jaga pada setiap shift (shift pagi, sore dan malam).

Page 5: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

c. Comparison :

Kelompok kontrol tidak diberi terapi kelompok suportif asertif, hanya diberi

tindakan medis dan perawatan rutin harian sesuai protap rumah sakit (terapi

generalis).

d. Outcome :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi kelompok

suportif asertif kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol mengalami

perilaku kekerasan yang tidak terkendali dengan rerata nilai perilaku

kekerasan kelompok perlakuan adalah 96,1 dan kelompok kontrol 75,1. Dan

setelah diberikan terapi kelompok suportif asertif baik pada kelompok

perlakuan maupun kelompok kontrol mengalami penurunan nilai perilaku

kekerasan, namun pada kelompok perlakuan penurunan nilai perilaku

kekerasan lebih besar dari pada kelompok kontrol, pada kelompok perlakuan

rerata penurunan nilai sebesar 37,7, sedangkan kelompok kontrol sebesar

20,2. Hasil uji didapatkan pada kelompok perlakuan ada perbedaan nilai

perilaku kekerasan sebelum dan sesudah diberikan terapi kelompok suportif

asertif (p= 0,005), dan pada kelompok kontrol ada perbedaan antara nilai

perilaku kekerasan sebelum dan sesudah diberikan terapi (p=0,000), serta ada

pengaruh pemberian terapi kelompok suportif asertif terhadap perilaku

kekerasan (p= 0,045).

4. Implikasi Keperawatan

Terapi kelompok suportif asertif yang diberikan pada pasien dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan model keperawatan Interaksi King, yaitu dengan

menggunakan dua sistem yang saling berinteraksi yaitu sistem personal (individu)

dan sistem interpersonal (kelompok). Hal ini sesuai dengan teori model

keperawatan King yang diungkapkan oleh Tomey & Alligood (2006) yang

menyatakan bahwa didalam sistem interaksi yang dinamis terdiri dari tiga sistem

yang saling berinteraksi, yaitu sistem personal (individu), sistem interpersonal

(kelompok) dan sistem sosial. Dalam pelaksanaan terapi kelompok suportif

asertif, sistem personal (individu) digunakan terutama pada sesi pertama dan

kedua. Sesi pertama diberikan untuk melatih cara-cara mengendalikan perilaku

kekerasan dan sesi kedua melatih bersikap asertif, dimana setelah diberikan sesi

pertama dan kedua itu pasien mempunyai persepsi dan gambaran diri yang positif

sehingga dapat berperilaku asertif dalam menghadapi stressor. Untuk sistem

Page 6: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

interpersonal (kelompok) pada sesi ke tiga dan empat, yaitu mengajak pasien

secara bersama-sama dengan kelompoknya untuk saling memberikan dukungan

dalam berperilaku asertif sehingga pasien dapat lebih adaptif dalam menghadapi

stressor. Sedangkan pada system sosial tidak banyak diterapkan pada penelitian

ini, karena responden masih dirumah sakit dan belum bias melibatkan keluarga

pasien.

5. Simpulan dan Saran

Simpulan

Pasien dengan perilaku kekerasan pada kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol mengalami perilaku kekerasan yang tidak terkendali sebelum diberikan

terapi kelompok suportif asertif dan kelompok perlakuan mengalami penurunan

nilai perilaku kekerasan lebih besar dari pada kelompok kontrol setelah diberikan

terapi kelompok suportif asertif. Terapi kelompok suportif asertif berdasarkan

model keperawatan Interaksi King dapat menurunkan perilaku kekerasan pasien

dengan cara mengoptimalkan system personal dan secara interpersonal saling

memberikan dukungan dalam kelompok.

Saran

Diharapkan adanya pemberian terapi aktivitas kelompok suportif asertif sebagai

upaya untuk membantu klien mengendalikan perilaku kekerasan. Dan perlu

penelitian tentang terapi kelompok suportif asertif dengan melibatkan keluarga,

sebagai persiapan perawatan pasien setelah keluar dari rumah sakit (di rumah).

Serta penelitian kualitatif untuk melengkapai informasi tentang sejauh mana

terapi kelompok supotif asertif berpengaruh menurunkan perilaku kekerasan,

6. Critical Appraisal

a. Judul

Judul berjumlah 15 kata, terdapat objek penelitian, tidak terdapat alamat

peneliti, tidak terdapat tahun.

Analisa

Judul sesuai dengan buku Sugiyono 2006 yang menyebutkan bahwa judul

penelitian maksimal 20 kata. Judul sudah menggambarkan variabel

penelitian. terdapat variabel terikat yaitu perilaku kekerasan serta variabel

bebas yaitu terapi kelompok suportif asertif. Dalam judul belum

Page 7: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

mencantumkan tempat dan tahun penelitian sehingga akan mengurangi

validitas informasi yang akan didapatkan.

b. Abstrak

Introduction: Violent behavior can endanger ourselves, others and environment. One of the more optimal treatments which is highly needed is the assertive supportive group therapy by using the approach of King’s model of nursing interaction, in which the patient together with his group is asked to give support to do the assertive behavior to each other. The study was purposed to analyze the effects of assertive supportive group therapy on violent behavior done by the Schizophrenic patients based on the King’s interaction nursing model. Method: The design of this study was the pre-post test control group. The population involved the patients with violent behavior hospitalized in the in-patient ward of RSJ Menur Surabaya. The samples of 20 respondents were taken by using simple random sampling technique. The independent variable was the assertive supportive group therapy, whereas the dependent one was violent behavior. Furthermore, the data were collected by filling out the observation sheet. The data were processed by using Paired T-test, Wilcoxon’s Signed Rank Test, and Mann-Whitney’s statistic test. Result: The result of study showed that before receiving this therapy, the average value of violent behavior in the treatment group was 96.1, whereas the average value found in the control group was 75.1. After receiving the assertive supportive group therapy, the average value of violent behavior in the treatment group was 58.4, whereas the average value found in the control group was 54.8. Moreover, the result of statistic test in the treatment group showed that the value difference of violent behavior before and after the treatment was p = 0.005, whereas the value difference found in the control group was p = 0.000, and the effects of the assertive supportive group therapy on violent behavior was p = 0.045. Discussion: The assertive supportive group therapy with King’s model of nursing interaction could decrease the patient’s violent behavior by optimizing the personal system and interpersonally giving support to one another within the group. Therefore, the qualitative study is needed to complete the information about how the assertive supportive group therapy brings some effects to decrease violent behavior.

Hasil temuan

Abstrak berjumlah 346 kata, latar belakang yang menjelaskan mengapa

penelitian ini penting untuk diteliti sudah dicantumkan dalam abstrak.

Tujuan penelitian sudah dijelaskan, Metode penelitian sudah dijelaskan

dengan desain eksperimen dengan pre-post test control group.

Populasi penelitian adalah pasien dengan masalah perilaku kekerasan di ruang

rawat inap RS Jiwa Menur Surabaya. Besar sampel 20 responden diambil

secara simple random . Di abstrak sudah dicantumkan hasil , saran dan

simpulan penelitian.

Page 8: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

Analisa:

Abstrak dalam jurnal sesuai dengan kaidah penulisan. Terdiri dari materi

riset, tujuan riset, metode statistik, desain penelitian, populasi dan sampel

hasil penelitian dan kesimpulan. Abstrak dalam jurnal sudah menerangkan

dengan jelas content dan bahwa abstrak sebaiknya harus memberikan

informasi yang utuh sesuai dan bersifat informatif yang meliputi materi,

tujuan, metode, populasi, hasil dan kesimpulan sehingga pembaca mudah

mendapatkan informasi yang cukup tentang isi naskah sebelum membaca

keseluruhan isi naskah.

c. Pendahuluan

Hasil temuan

1) Serious of the problem

Masalah keperawatan perilaku kekerasan sebesar 40%, yang merupakan

masalah keperawatan terbesar kedua setelah halusinasi dan pasien

melakukan perilaku kekerasan ulang ketika sudah berkumpul kembali

dengan teman-temannya, tiga pasien perilaku kekerasan yang sudah

dilakukan perawatan atau penanganan maka dua diantaranya akan terjadi

perilaku kekerasan ulang

2) Political Concen

Tidak tercantum

3) Magnitude of the problem

Perilaku kekerasan yang terjadi pada pasien perlu penanganan secara

tepat, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, karena pasien

dengan perilaku kekerasan dapat membahayakan diri pasien itu sendiri,

orang lain, maupun lingkungan sekitar, misalnya bunuh diri atau

membunuh orang lain.

4) Menegeabelity

Tidak dicantumkan

5) Comunity concern

Tidak dicantumkan

6) Gap of knowledge

Tindakan keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan lebih

berfokus pada pengendalian perilaku kekerasan secara eksternal, yaitu

Page 9: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

pengikatan fisik (restrain) dan pembatasan gerak (isolasi) serta tindakan

kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipsikotik.

d. Tujuan Penelitian

Membuktikan pengaruh terapi kelompok suportif asertif terhadap perilaku

kekerasan pasien skizofrenia berdasarkan model keperawatan interaksi

King.

Analisa

Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa tujuan penelitian adalah suatu

indikasi kearah mana atau data (informasi) apa yang akan dicari melalui

penelitian itu. Tujuan penelititian dirumuskan dalam bentuk pernyataan

yang konkret, dapat diamati (observabel) dan dapat diukur (measurable).

Dalam penelitian ini penulis tidak menjabarkan kedalam tujuan khusus

yang lebih spesifik lagi.

e. Metode Penelitian

Hasil temuan

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pre-post testgroup

control. Populasi dalam penelitian sudah dijelaskan, cara pengambilan

sample menggunakan simple random sampling dalam penelitian ini

berjumlah 20 responden di RSJ Menur Surabaya tidak dijelaskan mengenai

kriteria inklusi dan eksklusi. Cara analisa dengan uji statistik Paired t Test,

Wilcoxon Signed Ranks Test dan Mann Whitney.

Analisa

Populasi sudah dijelaskan. Metode penelitian yang digunakan peneliti sudah

sesuai.

Kekurangannya yaitu :

Tidak dijelaskan mengenai kreteria inklusi dan eksklusi sehingga pembaca

tidak mengetahui apakah sudah tepat penentuan respondennya. Namun

dilihat dari karakteristik responden bisa menjadi gambaran responden yang

terlibat. Jugabelum dicantumkan inform consent dan ethical approval dari

komite etik berkaitan dengan hak pasien.

Page 10: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

f. Hasil dan Pembahasan

Hasil temuan

Hasil dalam penelitian dijelaskan dalam bentuk 4 tabel.

Analisa

Dalam penelitian dijelaskan dalam bentuk tabel, terdapat 3 tabel

yang tidak diberi penjelasan dari hasil dalam tabel tersebut sehingga

pembaca tidak mudah memahami tabel.Penulisan tabel belum tepat karena

banyak menggunakan garis horisontal. Pembahasan sudah menjelaskan

setiap hasil yang didapatkan dan dibandingkan dengan penelitian lain juga

teori yang mendukung.. Dalam penelitian sudah dicantumkan kesimpulan

hasil penelitian, hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.

g. Review riset sebelumnya

a. Hasil temuan

Dalam penelitian ditemukan penelitian sebelumnya. Peneliti sudah

membandingkan dengan penelitian yang hampir serupa dengan tema

penelitiannya.

Analisa

Dalam jurnal perlu dicantumkan review penelitian sebelumnya, hal

itu bertujuan untuk memperkuat isi permasalahan riset yang diangkat.

h. Daftar Pustaka

a. Hasil temuan:

Penelitian menggunakan 33 referensi, dengan 19 dari buku, 5 penelitian

dan 3 jurnal dan 5 internet. Referensi yang digunakan merupakan sumber

<10 tahun yaitu dari tahun 2003- 2013.

b. Analisa:

Dalam jurnal sudah dicantumkan dan diuraikan tinjauan literatur yang

terkait dengan masalah, tetapi masih ada yang dicantumkan di daftar

pustaka tetapi tidak didapatkan di dalam isi jurnal ini dan sudah

menguraikan hasil-hasil penelitian yang mendukung untuk memperkuat

pentingnya masalah tersebut diteliti.

Penulisan daftar pustaka sudah sesuai dengan Hidayat, 2007 yaitu

1) Penulisan disusun sudah sesuai abjad.

Page 11: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

2) Urutan penulisan yaitu nama (tanpa gelar), tahun terbit, judul buku,

kota terbit dan nama penerbit.

3) Jika dirujuk dari internet, urutannya nama pengarang, judul, alamat

situs keterangan, tanggal tetapi tidak mencantumkan pukul berapa di

unduh.

i. Kesimpulan Jurnal

Jurnal ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu :

Kelebihan :

1) Penjelasan mengenai desain dan intervensi penelitian sudah lengkap.

2) Instrumen yang digunakan juga sudah jelas disebutkan.

3) Penelitian ini sangat aplikatif dan bisa digunakan sebagai acuan.

Kekurangan :

1) Peneliti tidak mencantumkan tempat dan tahun penelitian dalam judul

penelitian yang mana hal ini sangat penting untuk validasi.

2) Waktu penelitian juga tidak diterangkan secara jelas.

3) Beberapa komponen dalam pendahuluan belum tercantum seperti; political

concern, comunity concern, menegeability.

4) Tujuan juga tidak menjabarkan dalam tujuan khusus dan tujuan umum.

5) Tidak menjelaskan kriteria inklusi dan eksklusi secara jelas.

6) Confounding factor juga belum dijelaskan.

j. Rekomendasi

Dari Jurnal ini kelompok kami sudah mencoba menerapkan Terapi kelompok

di Ruang Gatotkaca pada tanggal 12 April 2016 jam 07.30 – 08.00. dari hasil

terapi kelompok suportif dan asertif yang sudah dilakukan didapatkan hasil pasien

merasa puas dan lebih meresapi. Namun belum didapatkan hasil nyata adanya

penurunan perilaku kekerasan ada atau tidak karena baru dilakukan sekali dan

tidak menggunakan lembar observer yang tervalidasi dan reliabilitasnya

terpenuhi.

Diharapkan terapi kelompok suportif asertif ini bisa dilaksanakan di RS

Grhasia DI Yogyakarta ini agar perilaku kekerasan yang menjadi masalah pasien

bisa cepat teratasi dan tidak menunjukkan perilaku kekerasan ulang. Jurnal ini

bisa dilakukan di ruang maintenance

Page 12: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Khamida. 2013. Terapi kelompok Suportif Asertif menurunkan Nilai perilaku Kekerasan Pasien Skizofrenia Berdasarkan Model Keperawatan interaksi King, diakses dari http://www.google.com/ journal unusa.ac.id . Tanggal 8 April 2016 jam 19.00.

Riwidikdo, Handoko.2012. Statisik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Notoatmojo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Saryono.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Sastroasmoro.2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi ketiga. Jakarta. Sagung Seto

Sugiyono.2010. Statistik Untuk Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta

Page 13: Analisa Jurnal Keperawatan Jiwa