analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011...

73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user LAPORAN KHUSUS ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 BERDASAR DATA OVERTIME, ABSENSI SAKIT DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TAHUN 2010 PADA TENAGA KERJA PRODUKSI PT DUPONT AGRICULTURAL PRODUCTS INDONESIA SURABAYA PLANT, JAWA TIMUR Dahlia Ragil Harnanik R.0008028 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

Upload: others

Post on 19-Jan-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAPORAN KHUSUS

ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011

BERDASAR DATA OVERTIME, ABSENSI SAKIT DAN

PRODUKTIVITAS KERJA PADA TAHUN 2010

PADA TENAGA KERJA PRODUKSI PT DUPONT

AGRICULTURAL PRODUCTS INDONESIA

SURABAYA PLANT, JAWA TIMUR

Dahlia Ragil Harnanik

R.0008028

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2011

Page 2: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul : Analisa Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Tahun

2011 Berdasar Data Overtime, Absensi Sakit dan Produktivitas Kerja Tahun

2010 PadaTenaga Kerja Bagian Produksi PT. Dupont Agricultural

Products Indonesia Surabaya Plant, Jawa Timur

Dahlia Ragil Harnanik, NIM : R.0008028, Tahun : 2011

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan

Penguji Tugas Akhir

Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kedokteran UNS Surakarta

Pada Hari Tangga

Pembimbing I Pembimbing II

Hardjanto, dr., MS, Sp.Ok Endang G. Sahir, Dra, MSc., A.And

Ketua Program

D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS

Sumardiyono, SKM., M.Kes

NIP. 19650706 198803 1 002

Page 3: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PENGESAHAN PERUSAHAAN

Tugas Akhir dengan judul : Analisa Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Tahun

2011 Berdasar Data Overtime, Absensi Sakit dan Produktivitas Kerja

Tahun 2010 Pada Tenaga Kerja Produksi PT. Dupont Agricultural

Products Indonesia Surabaya Plant

Dahlia Ragil Harnanik, NIM : R.0008028, Tahun : 2011

Telah disetujui dan disahkan

Pada Hari Tangga

Pembimbing I Pembimbing II

Agustha Anang Marsudi Sukawi

(SHE Leader) (Safety Leader)

Page 4: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

ABSTRAK

Dahlia Ragil Harnanik, 2011. ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN

KERJA TAHUN 2011 BERDASAR OVERTIME, ABSENSI SAKIT DAN

PRODUKTIVITAS KERJA TAHUN 2010 PADA TENAGA KERJA PRODUKSI

PT. DUPONT AGRICULTURAL PRODUCTS INDONESIA SURABAYA

PLANT, JAWA TIMUR. PROGRAM D-III HIPERKES DAN KK FK UNS.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara overtime, absensi

sakit dan produktifitas yang dikorelasikan dengan hasil survei tentang kelelahan pada

tenaga kerja bagian produksi di PT. Dupont Agricultural Product Indonesia Surabaya

Plant.

Kerangka pemikiran penelitian ini adalah tenaga kerja dimana tenaga kerja

tersebut melakukan proses produksi untuk memenuhi target yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Apabila target tersebut tidak tercapai maka tenaga kerja harus melakukan

overtime untuk memenuhi target tersebut. Overtime yang terlalu tinggi dapat

mengakibatkan tenaga kerja lelah dan mudah sakit sehingga tenaga kerja sering absen

dari kerja. Hal ini akan berakibat fatal apabila tidak dikelola dengan baik karena akan

berdampak pada produktifitas tenaga kerja yang secara langsung akan mempengaruhi

kelangsungan suatu perusahaan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode analisis yang

menganalisa hubungan antara overtime yang tinggi selama tahun 2010, absensi tenaga

kerja karena sakit dan produktivitas tenaga kerja selama tahun 2010 yang dikorelasikan

dengan hasil survei tentang pengukuran kelelahan secara subyekif pada bulan Maret

2011. Penelitian ini dilakukan melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara

kepada karyawan serta studi kepustakaan.

Berdasarkan hasil pengolahan data disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

antara overtime dan tingginya angka absensi karena sakit. Namun terdapat hubungan

yang signifikan antara tingginya angka absensi karena sakit dengan produktivitas yang

menurun. Selain hal itu dapat diambil keputusan pula bahwa overtime yang tinggi

selama kurun waktu 1 tahun tepatnya pada tahun 2010 menimbulkan efek lelah terhadap

tenaga kerja bagian produksi setelah dilakukan pengukuran kelelahan secara subyektif

pada tahun 2011.

Kata kunci : Overtime, Kelelahan, Produktivitas

Kepustakaan : 10, 1996 - 2011

Page 5: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan

Analisa Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Tahun 2011 Berdasar Data

Overtime, Absensi Sakit Dan Produktivitas Kerja Tahun 2010 Pada Tenaga Kerja

Produksi PT. Dupont Agricultural Products Indonesia Surabaya Plant, Jawa

Timur

Laporan ini disusun untuk melengkapi persyaratan kelulusan program studi

Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri

Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr.S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Diploma III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Hardjanto, dr., MS, Sp.Ok selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

4. Ibu Endang G. Sahir, Dra, MSc., A. And selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini

5. Bapak Agustha Anang Marsudi selaku pembimbing perusahaan yang telah

membimbing dan mengarahkan pada waktu penelitian.

6. Bapak Sukawi selaku shift leader PT. DAPI Surabaya Plant yang telah membantu

dalam penyusunan laporan ini.

7. Seluruh karyawan PT. Dupont Agricultural Products Indonesia Surabaya Plant atas

segala bantuan dan dukungan yang diberikan.

8. Kedua orang tua yang saya sayangi atas segala doa, cinta, dukungan dan motivasi

sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Serta teman-teman D.III Hiperkes dan KK yang telah membantu dalam penyusunan

tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari

sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis. Penulis berharap semoga

tugas akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta, 24 Maret 2011

Penulis,

Dahlia Ragil H.

Page 6: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN .......................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 3

BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 5

B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 35

C. Hipotesis ................................................................................. 36

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 37

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 37

C. Populasi Penelitian .................................................................. 37

D. Teknik Sampling ..................................................................... 38

Page 7: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

E. Sampel Penelitian ................................................................... 38

F. Variabel penelitian .................................................................. 38

G. Definisi Operasional ............................................................... 38

H. Sumber Data ........................................................................... 39

I. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................... 40

J. Analisis Data ........................................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 42

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 42

B. Pembahasan ................................................................................ 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 60

A. Simpulan .................................................................................... 60

B. Saran ........................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 63

LAMPIRAN

Page 8: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia ......................................... 13

Tabel 2. Klasifikasi Metabolisme, Respirasi, Temperatur Badan dan Denyut Jantung

Sebagai Media Pengukur Beban Kerja .................................................... 20

Tabel 3. Shift Kerja di PT. Dupont Agricultural Product

Indonesia Surabaya Plant ......................................................................... 46

Tabel 4. Data Overtime Tenaga Kerja Bagian Produksi

Tahun 2010 .............................................................................................. 47

Tabel 5. Data Absensi Sakit .................................................................................. 48

Tabel 6. Data Produktivitas Kerja ......................................................................... 49

Tabel 7. Hasil Uji Korelasi Antara Data Overtime

dengan Absensi Sakit .............................................................................. 50

Tabel 8. Hasil Uji Korelasi Antara Absensi Sakit dengan Produktivitas .............. 51

Tabel 9. Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Pada tenaga kerja

Produksi Tahun 2011 ............................................................................... 53

Tabel 10. Data Intensitas Kebisingan ...................................................................... 54

Tabel 11. Data Intensitas Penerangan ...................................................................... 55

Tabel 12. Data pengukuran intensitas getaran ......................................................... 56

Tabel 13. Data Hasil Monitoring Debu ................................................................... 56

Tabel 14. Data Hasil Pengukuran Gizi Tenaga Kerja .............................................. 58

Page 9: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Penyebab Kelelahan ................................................................ 7

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran ................................................................ 35

Gambar 3. Bagan Mekanisme Proses Produksi di Bagian Formulasi .................. 42

Gambar 4. Bagan Mekanisme Proses Produksi di Bagian Ekstrusi ..................... 43

Gambar 5. Bagan Mekanisme Proses Produksi

di Bagian Packaging menggunakan mesin volpak ............................. 44

Gambar 6. Mekanisme Proses Produksi menggunakan mesin

bottling di bagian packaging ............................................................... 45

Gambar 7. Grafik data overtime tenaga kerja produksi tahun 2010 ..................... 47

Gambar 8. Grafik data absensi sakit tenaga kerja produksi tahun 2010 ............... 48

Gambar 9. Grafik data produktivitas kerja

karyawan produksi tahun 2010 ........................................................... 49

Gambar 10. Grafik Korelasi antara Overtime, Absensi Sakit

dan Produktivitas Kerja ...................................................................... 51

Page 10: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang

Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Magang

Lampiran 3. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja

Lampiran 4. Data Hasil Pengukuran Menggunakan Kuesioner

Lampiran 5. Produktivitas Tahun 2010

Lampiran 6. Laporan Presentasi Perusahaan

Page 11: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatan yang optimal sebagai modal

dasar untuk dapat melakukan pekerjaan dan bisa menciptakan produktivitas yang

tinggi. Pekerja baik di sektor swasta maupun pemerintah, perusahaan formal

maupun informal yang porsinya lebih dari 70 % dari seluruh populasi negeri ini,

pada hakekatnya merupakan jantungnya organisasi dan motornya produktivitas.

(Puskesja Depkes RI, 2006).

Seirama dengan lajunya pembangunan, maka semakin pesat pula

perkembangan di berbagai sektor kegiatan ekonomi. Pembangunan nasional

yang kita laksanakan sekarang ini pada hakikatnya adalah pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Disamping dampak positif akibat tumbuh kembangnya semua sektor tersebut,

tidak jarang pula timbul akibat yang merugikan baik seluruh aset produksi

maupun pada para pekerja. Oleh karena pembangunan hasilnya untuk manusia

dan diselenggarakan oleh manusia, maka unsur tenaga kerja dan lingkungan

kerja hendaknya jangan sampai dikorbankan atau dikesampingkan dalam

pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Maka perlu adanya upaya perlindungan

dan pengamanan bagi tenaga kerja sebagai sumber daya manusia untuk

Page 12: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Upaya perlindungan tenaga kerja pada hakikatnya merupakan langkah

menuju terciptanya tenaga kerja yang sehat, selamat dan sejahtera, serta

sekaligus mengamankan setiap kegiatan produksi sehingga akan tercapai

tingkat produktifitas yang tinggi. Salah satu upaya untuk menuju tercapainya

tujuan diatas adalah melalui adanya Higene Perusahaan, Kesehatan dan

Keselamatan Kerja. Tujuan utama Higene Perusahaan, Kesehatan dan

Keselamatan Kerja adalah mencegah penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat

kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja,

perawatan dan mempertinggi effisiensi dan daya produktifitas tenaga kerja,

pemberantasan kelelahan kerja dan melipat-gandakan kegairahan serta

kenikmatan kerja, demikian juga perlindungan bagi masyarakat sekitar

lingkungan perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran oleh

bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan dan perlindungan masyarakat

luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah: Adakah pengaruh antara overtime dan absensi sakit

pada karyawan yang meningkat serta produktivitas kerja dari tenaga

kerja bagian produksi yang menurun pada tahun 2010 dengan hasil survei

kelelahan pada bulan Maret 2011 di PT. Dupont Agricultural Products

Indonesia Surabaya Plants, Jawa Timur ?

Page 13: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara data overtime dan absensi sakit

pada karyawan yang meningkat serta produktivitas kerja pada tenaga kerja

bagian produksi yang menurun pada tahun 2010 dengan hasil survei

kelelahan pada bulan Maret 2011 di PT. Dupont Agricultural Products

Indonesia Surabaya Plant.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di PT. Dupont Agricultural

Products Indonesia Surabaya Plant dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, yaitu :

1. Perusahaan

a. Diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan dalam hal

penyesuaian antara beban kerja dengan kapasitas kerja yang dimiliki oleh

tenaga kerja.

b. Diharapkan dapat memberi informasi dan pengetahuan terutama bagi

tenaga kerja tentang manajemen kelelahan yang harus dilakukan dengan

peningkatan produktivitas kerja.

c. Diharapkan dapat menciptakan kerjasama yang bermanfaat antara

institusi tempat magang dengan jurusan D. III Hiperkes dan KK FK

UNS.

2. Program D. III Hiperkes dan KK

a. Sebagai sarana pemantapan keilmuan bagi mahasiswa dengan

mempraktekkan di dunia kerja.

Page 14: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

b. Sebagai sarana untuk membina kerjasama dengan institusi lain di bidang

K3.

c. Sebagai sarana pengembangan keilmuan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) bagi peserta program melalui tambahan referensi khususnya

tentang aspek kelelahan kerja, produktivitas dan ergonomi guna

meningkatkan kualitas mahasiswa dalam penerapan ilmu K3 di

perusahaan.

3. Mahasiswa

a. Dapat menerapkan keilmuan K3 yang diperoleh di bangku kuliah

khususnya mengenai aspek kelelahan dan ergonomi pada kondisi kerja

yang sebenarnya.

b. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap institusi atau

organisasi tempat magang khususnya dalam hal aspek kelelahan kerja

dan ergonomi.

c. Sebagai sarana untuk memperdalam dan menambah pengetahuan penulis

tentang kelelahan kerja dan produktivitas.

Page 15: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Tempat Kerja

Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau

terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering

dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber

atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2 Undang-

undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Sehingga yang

termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan

sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan

dengan tempat kerja tersebut.

2. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun untuk masyarakat. Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang

bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

3. Kelelahan

a. Pengertian Kelelahan

Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda beda, tetapi

semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan

Page 16: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

r P.K., 2009). Kelelahan (fatigue) adalah rasa capek

yang tidak hilang waktu istirahat (Yayasan Spirita, 2004). Istilah

kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan

suatu kegiatan, walaupun itu bukan satu-satunya gejala. Secara umum

gejala kelelahan yang lebih dekat adalah pada pengertian kelelahan fisik

atau physical fatigue dan kelelahan mental atau mental fatigue (A.M.

Sugeng Budiono dalam Skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006). Dengan kelelahan

fisik otot kita tidak dapat melakukan kegiatan apapun semudah seperti

sebelumnya. Dengan kelelahan mental kita tidak dapat memusatkan

pikiran seperti dulu (Yayasan Spirita , 2004).

b. Penyebab Kelelahan

Sebagaimana diketahui, bahwa dalam kehidupan sehari-hari

kelelahan yang mempunyai beragam panyebab yang berbeda, namun

demikian secara umum penyebab kelelahan dapat dikelompokkan dalam

beberapa aspek.

Page 17: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Gambar1. Bagan Penyebab Kelelahan

(Sumber: A.M. Sugeng Budiono dalam skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006)

Penyebab kelelahan dikelompokkan seperti gambar di atas oleh

Grandjean (1988) merupakan diagram teoritik dengan efek kombinasi

dari penyebab kelelahan dan usaha yang diperlukan untuk memperbaiki

keadaan tersebut (A.M. Sugeng Budiono dalam Skripsi Tri Yuni Ulfa,

2006).

Jantung berdenyut kira-kira 70 kali dalam satu menit pada

keadaan istirahat. Frekuensi melambat selama tidur dan dipercepat oleh

emosi, olahraga, demam dan rangsang lain (W.F. Ganong dalam Skripsi

Tri Yuni Ulfa, 2006). Berbagai macam kondisi kerja dapat menaikkan

denyut jantung seperti bekerja dengan temperatur yang tinggi, tingginya

pembebanan otot statis, dan semakin sedikit otot yang terlibat dalam

suatu kondisi kerja (Eko Nurmianto, 2004).

Intensitas dan

lamanya kerja

fisik dan psikis

Faktor

lingkungan

kerja :

1. Kebisingan

2. Penerangan

Irama detak jantung

Masalah-masalah psikis :

1. Tanggung jawab

2. Kecemasan

3. Konflik

Nyeri dan

penyakit lainnya

Gizi/ Nutrisi

Tingkat

kelelahan

Penyembuhan

Page 18: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Kebisingan merupakan bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki

oleh telinga (Sritomo Wignjosoebroto, 2003). Rangsang bunyi bising

yang diterima oleh telinga akan menyebabkan sensasi suara gemuruh dan

berdenging. Timbulnya sensasi suara ini akan menggerakkan atau

menguatkan sistem inhibisi atau penghambat yang berada pada thalamus

(W.F. Ganong dalam skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006).

Selain itu penerangan atau pencahayaan juga dapat

menyebabkan kelelahan. Pencahayaan yang kurang mengakibatkan mata

pekerja menjadi cepat lelah karena mata akan berusaha melihat dengan

cara membuka lebar-lebar. Lelahnya mata ini akan mengakibatkan pula

lelahnya mental dan lebih jauh lagi bisa menimbulkan rusaknya mata

(Sritomo Wignjosoebroto, 2003).

Intensitas dan lamanya upaya fisik dan psikis dalam bekerja

dengan melakukan gerakan yang sama dapat menyebabkan waktu

putaran menjadi lebih pendek, sehingga pekerja sering melakukan

gerakan yang sama secara berulang-ulang (A.M. Sugeng Budiono dalam

Skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006). Kondisi kerja yang berulang-ulang dapat

menimbulkan suasana monoton yang berakumulasi menjadi rasa bosan,

dimana rasa bosan dikategorikan sebagai penyebab kelelahan (Eko

Nurmianto, 2004).

Pembebanan otot secara statis dalam waktu yang cukup lama

akan mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries) yaitu nyeri otot,

tulang, tendon dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang

Page 19: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

bersifat berulang atau repetitive (Eko Nurmianto, 2004). Suasana kerja

dengan otot statis, aliran darah menurun, sehingga asam laktat

terakumulasi dan merngakibatkan kelelahan otot lokal (Eko Nurmianto,

2004).

Pekerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas

kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik (A.M. Sugeng Budiono dalam

Skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006). Tubuh memerlukan zat-zat dari makanan

untuk pemeliharaan tubuh, dan diperlukan juga untuk pekerjaan yang

meningkat sepadan dengan lebih beratnya pekerjaan

2009).

Faktor psikologis juga memainkan peranan besar dalam

menimbulkan kelelahan. Seringkali pekerja-pekerja tidak mengerjakan

apapun juga, tetapi mereka .K., 2009).

Sebabnya ialah adanya tanggung jawab, kecemasan dan konflik.

Kelelahan dapat dihilangkan dengan berbagai cara yaitu

melakukan rotasi sehingga pekerja tidak melakukan pekerjaan yang sama

selama berjam-jam, memberi kesempatan pada pekerja untuk berbicara

dengan rekannya, meningkatkan kondisi lingkungan kerja seperti

mereduksi kebisingan, memperbaiki lingkungan kerja (A.M. Sugeng

Budiono dalam skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006), memberikan waktu istirahat

yang cukup (Eko Nurmianto, 2004).

c. Gejala Kelelahan

Page 20: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Gambaran mengenai gejala kelelahan (Fatigue Symptons) secara

subyekif dan obyektif antara lain : perasaan lesu, ngantuk dan pusing,

tidak / berkurangnya konsentrasi, berkurangnya tingkat kewaspadaan,

persepsi yang buruk dan lambat, tidak ada/berkurangnya gairah untuk

bekerja, menurunnya kinerja jasmani dan rohani (A.M. Sugeng Budiono

dalam skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006).

Gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang ada hubungannya dengan

kelelahan yait ):

1) Pelemahan Kegiatan ditandai dengan gejala: perasaan berat di kepala,

badan merasa lelah, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau

pikiran, dan lain-lain.

2) Pelemahan Motivasi ditandai dengan gejala lelah berbicara, menjadi

gugup, tidak dapat berkonsentrasi, cenderung untuk lupa, tidak tekun

dalam pekerjaannya, dan lain-lain.

3) Pelemahan Fisik ditandai dengan gejala: sakit kepala, kekakuan di

bahu, merasa nyeri di punggung, merasa pernapasan tertekan, tremor

pada anggota badan, spasme dari kelopak mata, dan merasa pening.

d. Cara Mengurangi Kelelahan

Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan

kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja, misalnya

dengan pengaturan jam kerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat

).

Page 21: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pengetrapan ergonomi sangat membantu, monotoni dan

tegangan dapat dikurangi dengan penggunaan warna serta dekorasi pada

lingkungan kerja. Demikian pula organisasi proses produksi yang tepat,

selanjutnya usaha ditujukan kepada kebisingan, tekanan panas,

pengudaraan dan penerangan yang b ). Untuk

mencegah dan mengatasi memburuknya kondisi kerja akibat faktor

kelelahan pada tenaga kerja disarankan agar (A.M. Sugeng Budiono

dalam skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006):

1) Memperkenalkan perubahan pada rancangan produk

2) Merubah metode kerja menjadi lebih efisien dan efektif

3) Menerapkan penggunaan peralatan dan piranti kerja yang memenuhi

standar ergonomi

4) Menjadwalkan waktu istirahat yang cukup bagi seorang tenaga kerja

5) Menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman

bagi tenaga kerja

6) Melakukan pengujian dan evaluasi kinerja tenaga kerja secara

periodik.

7) Menerapkan sasaran produktivitas kerja berdasarkan pendekatan

manusiawi dan fleksibilitas yang tinggi.

e. Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan

Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada faktor faktor yang

mempengaruhinya. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi kelelahan

antara lain adalah:

Page 22: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Faktor dari individu

a) Usia

Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam usia

pertengahan 20-an dan kemudian menurun dengan bertambahnya

usia (Lambert dan David dalam skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006). WHO

menyatakan batas usia lansia adalah 60 tahun ke atas (Margatan

dan Arcole dalam skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006). Sedangkan di

Indonesia umur 55 tahun sudah dianggap sebagai batas lanjut usia

(Margatan dan Arcole dalam skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006). Dengan

menanjaknya umur, maka kemampuan jasmani dan rohani pun

akan menurun secara perlahan lahan tapi pasti. Aktivitas hidup

juga berkurang, yang mengakibatkan semakin bertambahnya

ketidakmampuan tubuh dalam berbagai hal (Margatan dan Arcole

dalam skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006). Pada usia lanjut jaringan otot

akan mengerut dan digantikan oleh jaringan ikat. Pengerutan otot

menyebabkan daya elastisitas otot berkurang termasuk juga daya

angkat beban. Penurunan kekuatan daya angkat beban pada usia 50

tahun yang semula 36 kg tangan kanan dan 23 kg tangan kiri

menjadi 34 kg tangan kanan dan 21 kg pada tangan kiri (Margatan

dan Arcole dalam Tri Yuni Ulfa, 2006). Proses menjadi tua disertai

kurangnya kemampuan kerja oleh karena perubahan pada alat-alat

tubuh, sistim kardiovaskular, sistem penafasan, sistem pencernaan,

imunitas dan hormonal. 2009)

Page 23: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b) Status Gizi

Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu ciri

kesehatan yang baik, sehingga tenaga kerja yang produktif

terwujud. Status gizi merupakan salah satu penyebab kelelahan.

Seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki

kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga

sebaliknya (A.M. Sugeng Budiono dalam Skripsi Tri Yuni Ulfa,

2006). Pada keadaan gizi buruk, dengan beban kerja berat akan

mengganggu kerja dan menurunkan efisiensi dan ketahanan tubuh

sehingga mudah terjangkit penyakit sehingga mempercepat

timbulnya kelelahan. Status gizi seseorang dapat diketahui melalui

nilai IMT (Indeks Massa Tubuh). IMT merupakan alat yang

sederhana untuk memantau status gizi seseorang khususnya yang

berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT

dihitung dengan rumus berat badan dalam kilogram dibagi dengan

kuadrat tinggi badan dalam meter (I Dewa Nyoman Supariasa,

2002). Hasil pengukuran dikategorikan sesuai ambang batas IMT

pada tabel berikut.

Tabel 1. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia No Kategori IMT 1 Kurus Kekurangan berat badan tingkat

berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat

ringan 17,0-18,5

2 Normal 18,5-25,0 3 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat

ringan > 25,0-27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Sumber: I Dewa Nyoman Supariasa (2002)

Page 24: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c) Kondisi Kesehatan

Ada beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan,

penyakit tersebut antara lain :

(1) Penyakit Jantung

Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah

satu penyebab penyakit dan kematian yang paling tinggi pada

populasi pekerja, khususnya di negara industri dan di negara

berkembang tampak meningkat terus (Departemen Kesehatan

RI, 2003). Penyakit jantung meliputi gangguan pada pembuluh

darah arteri (pembuluh darah yang menyuplai darah ke seluruh

jaringan jantung yang mengalami penyempitan atau

penyumbatan) serta gangguan jaringan jantung (otot jantung)

akibat yang ditimbulkannya (berkurang dan berhenti aliran

darah). Penyumbatan ini menimbulkan gangguan jantung berupa

rasa sakit/nyeri pada dada (Sitepoe dan Mangku dalam Tri Yuni

Ulfa, 2006).

Ketika bekerja, jantung dirangsang sehingga kecepatan

denyut jantung dan kekuatan pemompaannya menjadi

meningkat (Arthur C. Guyton, 1997). Selain itu jika ada beban

ekstra yang dialami jantung misalnya membawa beban berat,

dapat mengakibatkan meningkatnya keperluan oksigen ke otot

jantung. Kekurangan suplai oksigen ke otot jantung

menyebabkan dada sakit (Iman Soeharto, 2004). Kekurangan

Page 25: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

oksigen jika terus menerus, maka terjadi akumulasi yang

selanjutnya terjadi metabolisme anaerobik dimana akan

menghasilkan asam laktat yang mempercepat kelelahan

(Gempur Santoso, 2004).

(2) Penyakit Gangguan Ginjal

Pengaruh kerja terhadap faal ginjal terutama

dihubungkan dengan pekerjaan yang perlu mengerahkan tenaga

dan yang dilakukan dalam cuaca kerja panas. Kedua duanya

mengurangi peredaran darah kepada ginjal dengan akibat

gangguan penyediaan zat zat yang diperlukan oleh ginjal

).

Terdapat mekanisme multipel yang mengendalikan

kecepatan ekskresi urin. Cara paling penting yang dilakukan

oleh tubuh dalam mempertahankan keseimbangan asupan dan

keluaran cairan seperti juga keseimbangan asupan dan keluaran

hampir semua elektrolit dalam tubuh ialah dengan

mengendalikan kecepatan ginjal dalam mengekskresi zat-zat ini

(Arthur C. Guyton, 1997).

Penambahan air yang berlebihan pada cairan

ekstraselular akan menyebabkan penurunan konsentrasi natrium

plasma. Kondisi yang dapat menyebabkan hilangnya natrium

pada dehidrasi hipoosmotik dan berhubungan dengan penurunan

volume cairan ekstraselular yaitu dengan berkeringat.

Page 26: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(Arthur C. Guyton, 1997). Pengeluaran keringat yang banyak

dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung

meningkat 2009) sehingga kelelahan akan

mudah terjadi.

(3) Penyakit Asma

Asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk

dan mengi. Gejala tersebut sebagai akibat adanya

bronkokontriksi pada asma, diameter bronkiolus lebih banyak

berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi, karena

peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa

menekan bagian luar bronkiolus (W.F. Ganong, 1996). Karena

bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan

selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang

menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.

Penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik

dan adekuat tetapi sukar sekali melakukan ekspirasi (Arthur C.

Guyton, 1997). Keadaan ini menyebabkan disapnea atau

kekurangan udara. Aktivitas otot pernapasan yang kurang

seringkali membuat seseorang merasa dalam keadaan disapnea

berat (Arthur C. Guyton, 1997) sehingga diperlukan banyak

tenaga untuk bernapas. Hal ini yang akan dapat menyebabkan

terjadinya kelelahan.

(4) Tekanan Darah Rendah

Page 27: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Penurunan kapasitas karena serangan jantung mungkin

menyebabkan tekanan darah menjadi amat rendah sedemikian

rupa, sehingga menyebabkan darah tidak cukup mengalir ke

arteri koroner maupun ke bagian tubuh yang lain (Iman

Soeharto, 2004). Dengan berkurangnya jumlah suplai darah

yang dipompa dari jantung, berakibat berkurang pula jumlah

oksigen sehingga terbentuklah asam laktat. Meningkatnya

kandungan asam laktat merupakan indikasi atau tanda adanya

kelelahan dalam seorang tenaga kerja. (Eko Nurmianto, 2003)

(5) Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah

satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Tekanan darah yang

tinggi secara terus menerus menyebabkan kerusakan sistem

pembuluh darah arteri dengan perlahan lahan. Arteri tersebut

mengalami suatu proses pengerasan. Pengerasan pembuluh

pembuluh tersebut dapat juga disebabkan oleh endapan lemak

pada dinding. Proses ini menyempitkan lumen (rongga atau

ruang) yang terdapat di dalam pembuluh darah, sehingga aliran

darah menjadi terhalang (Iman Soeharto, 2004). Terbatasnya

aliran darah pada otot (ketika berkontraksi), otot menekan

pembuluh darah dan membawa oksigen juga semakin

memungkinkan terjadinya kelelahan (Gempur Santoso, 2004).

d) Keadaan Psikologis

Page 28: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Manusia bekerja bukan seperti mesin, karena manusia

juga mempunyai perasaan perasaan, pikiran pikiran, harapan

harapan dan kehidupan sosialnya. Hal tersebut berpengaruh pula

pada keadaan dalam pekerjaan. Faktor ini dapat berupa sifat,

motivasi, hadiah hadiah, jaminan keselamatan dan

kesehatannya, upah dan lain 2009).

Faktor psikologi memainkan peran besar, karena

penyakit dan kelelahan itu dapat timbul dari konflik mental yang

terjadi di lingkungan pekerjaan, akhirnya dapat mempengaruhi

kondisi fisik pekerja (A.M. Sugeng Budiono dalam skripsi tri

yuni ulfa, 2006). Masalah psikologis dan kesakitan kesakitan

lainnya amatlah mudah untuk mengidap suatu bentuk kelelahan

kronis dan sangatlah sulit melepaskan keterkaitannya dengan

masalah kejiwaan (A.M. Sugeng Budiono dalam Skripsi Tri

Yuni Ulfa, 2006).

2) Faktor Dari Luar

a) Beban Kerja

Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri

dalam hubungan dengan beban kerja. Mungkin diantara mereka

lebih cocok untuk beban fisik, atau mental, atau sosial. Namun

sebagai persamaan yang umum, mereka hanya mampu memikul

beban pada suatu berat tertentu. Bahkan ada beban yang dirasa

optimal bagi seseorang. Inilah maksud penempatan seorang tenaga

Page 29: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Derajat tepat suatu

penempatan meliputi kecocokan, pengalaman, ketrampilan,

2009).

Begitu juga dengan oksigen, bahwa setiap individu

mempunyai keterbatasan maksimum untuk oksigen yang

dikonsumsi. Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi

oksigen akan meningkat secara proporsional sampai didapat

kondisi maksimumnya. Beban kerja yang lebih tinggi yang tidak

dapat dilaksanakan dalam kondisi aerobik, disebabkan oleh

kandungan oksigen yang tidak mencukupi untuk suatu proses

aerobik. Akibatnya adalah manifestasi rasa lelah yang ditandai

dengan meningkatrnya kandungan asam laktat (Eko Nurmianto,

2004).

Derajat beratnya beban kerja tidak hanya tergantung pada

jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada

jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. Konsumsi

energi dapat menghasilkan denyut jantung yang berbeda-beda,

selain itu temperatur sekeliling yang tinggi, tingginya pembebanan

otot statis serta semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu

kondisi kerja dapat meningkatkan denyut jantung. Dengan

demikian denyut jantung dipakai sebagai indeks beban kerja (Eko

Nurmianto, 2004). Adapun hubungan antara metabolisme,

respirasi, temperatur badan dan denyut jantung sebagai media

Page 30: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pengukur beban kerja ditunjukkan pada tabel di bawah ini (Eko

Nurmianto, 2004).

Tabel 2. Klasifikasi metabolisme, respirasi, temperatur badan dan

denyut jantung sebagai media pengukur beban kerja

Beban Kerja Konsumsi

Oksigen

(liter/menit)

Respirasi

(liter/meni

t)

Temper

atur

Badan

(ºC)

Denyut

Jantung

(/menit)

(1) (2) (3) (4) (5)

Sangat ringan 0,25-0,3 6-7 37,5 60-70

Ringan 0,5-1 11-20 37,5 75-100

Agak Berat 1-1,5 20-31 37,5-38 100-125

Berat 1,5-2 31-43 38-38,5 125-150

Sangat Berat 2-2,5 43-56 38,5-39 150-175

Luar Biasa

Berat

2,5-4 60-100 >39 >175

Sumber: Eko Nurmianto (2004)

3) Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik yang mempengaruhi kelelahan pada tenaga kerja

adalah seperti kebisingan, cuaca kerja dan getaran.

a) Kebisingan

Kebisingan merupakan suara yang tidak diinginkan (A.M.

Sugeng Budiono dalam Skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006). Kebisingan

ialah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Tidak

dikehendaki karena terutama dalam jangka panjang bunyi-bunyian

tersebut dapat mengganggu ketenangan kerja (Sritomo

Wignjosoebroto, 2003). Untuk menanggulangi kebisingan di

perusahaan, dalam lokakarya hiperkes di Cibogo tahun 1974

ditetapkan bahwa NAB (Nilai Ambang Batas) kebisingan di tempat

Page 31: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kerja adalah 85 dBA. Penentuan angka tersebut didasarkan atas

pertimbangan:

(1) Penelitian oleh negara-negara yang telah maju menunjukkan

bahwa intensitas suara 82-84 dBA dengan frekuensi 3000-6000

Hz telah dapat mengakibatkan kerusakan organ Corti secara

menetap untuk waktu kerja selama lebih dari 8 jam sehari.

(2) Penelitian yang dilakukan di dalam dan di luar negeri

menunjukkan bahwa pada frekuensi 300-6000 Hz, pengurangan

pendengaran tersebut disebabkan oleh kebisingan. Pengurangan

pendengaran diawali dengan pergeseran ambang dengar

sementara. Pada saat ini terjadi kelelahan yang akan pulih

kembali secara lambat, dan akan semakin bertambah lambat lagi

jika tingkat kelelahan semakin tinggi (A.M. Sugeng Budiono

dalam skripsi Tri Yuni Ulfa, 2006).

b) Iklim Kerja

Efisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh iklim kerja dalam

daerah nikmat kerja, jadi tidak dingin dan kepanasan. Iklim kerja

adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan

gerakan, dan suhu radiasi. Untuk ukuran suhu nikmat bagi orang

Indonesia adalah 24 26°C. Suhu dingin mengurangi efisiensi

dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Suhu panas

berakibat terutama menurunnya prestasi kerja pikir. Penurunan

sangat hebat sesudah 32°C. Suhu panas mengurangi kelincahan,

Page 32: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,

mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf

perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang

2009).

Kelembaban sangat dipengaruhi oleh suhu udara. Suatu

keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan

menimbulkan pengurangan panas secara besar-besaran (karena

sistem penguapan). Pengaruh lainnya adalah semakin cepatnya

denyut jantung karena semakin aktifnya peredaran darah untuk

memenuhi kebutuhan akan oksigen. Apabila pasokan oksigen tidak

mencukupi kekurangan oksigen jika terus menerus, maka terjadi

akumulasi yang selanjutnya terjadi metabolisme anaerobik dimana

akan menghasilkan asam laktat yang mempercepat kelelahan

(Gempur Santoso, 2004).

c) Getaran

Getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis

yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh dan dapat

menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh kita.

Menambahnya tonus otot-otot oleh karena getaran di bawah

frekuensi 20 Hertz (Hz) menjadi sebab kelelahan. Kontraksi statis

ini menyebabkan penimbunan asam laktat dalam alat-alat dengan

akibat bertambah panjangnya waktu reaksi. Sebaliknya frekuensi di

atas 20 Hz menyebabkan pengenduran otot. Getaran-getaran

Page 33: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

mekanis yang terdiri dari campuran aneka frekuensi bersifat

menegangkan dan melemaskan tonus otot secara serta merta

berefek melelahkan 2009). Besarnya getaran ini

ditentukan oleh intensitas, frekuensi getaran dan lamanya getaran

itu berlangsung. Sedangkan anggota tubuh manusia juga memiliki

frekuensi alami dimana apabila frekuensi ini beresonansi dengan

frekuensi getaran akan menimbulkan gangguan-gangguan antara

lain mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat datangnya

kelelahan, gangguan-gangguan pada anggota tubuh seperti mata,

syaraf, otot-otot dan lain-lain.(Sritomo Wignjosoebroto, 2003).

f. Macam Kelelahan

2009), kelelahan dapat dibedakan menjadi 2

macam:

1) Kelelahan Umum

Gejala utama kelelahan umum adalah perasaan letih yang

luar biasa dan terasa aneh. Semua aktivitas menjadi terganggu dan

terhambat karena timbulnya gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya

gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa

(A.M. Sugeng Budiono dalam skripsi Tri

Yuni Ulfa, 2006). Perasaan adanya kelelahan umum adalah ditandai

dengan berbagai kondisi antara lain kelelahan visual yang disebabkan

oleh illuminasi, luminasi dan seringnya akomodasi mata; kelelahan

seluruh tubuh; kelelahan mental; kelelahan urat saraf; stress; dan rasa

Page 34: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

malas bekerja (Eko Nurmianto, 2004). Sebab sebab kelelahan umum

adalah monotoni, intensitas dan lamanya kerja, mental dan fisik,

keadaan lingkungan, sebab sebab mental seperti tanggung jawab,

kekhawatiran dan konflik serta penyakit. Pengaruh-pengaruh ini

berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah

mur P.K., 2009).

2) Kelelahan Otot (Muscular fatigue)

Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejala sakit nyeri yang

luar biasa seperti ketegangan otot dan daerah sekitar sendi. Gejala

kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar

(External sign). Tanda-tanda kelelahan otot pada percobaan

percobaan, otot dapat menjadi lelah adalah sebagai berikut :

a) Berkurangnya kemampuan untuk menjadi pendek ukurannya.

b) Bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi.

c) Memanjangnya waktu laten yaitu waktu diantara perangsangan dan

saat mulai kontraksi

(A.M. Sugeng Budiono dalam Tri Yuni Ulfa, 2006).

Derajat beratnya beban kerja tidak hanya tergantung pada

jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada

jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. Sejumlah

konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh

sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot. (Eko

Nurmianto, 2004)

Page 35: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Dalam suasana kerja statis, aliran darah menurun, sehingga

asam laktat terakumulasi dan mengakibatkan kelelahan otot lokal. Di

samping itu juga dikarenakan beban otot yang tidak merata pada

sejumlah jaringan tertentu yang pada akhirnya akan mempengaruhi

kinerja seseorang. (Eko Nurmianto, 2004).

Kelelahan tenaga kerja bagian moulding termasuk jenis

kelelahan umum yang disebabkan oleh keadaan lingkungan tempat

bekerja.

g. Pengukuran Kelelahan

Menurut para ahli ergonomi menyatakan adanya keterkaitan

antara kelelahan dengan tingkat stres, atau lebih tepatnya kelelahan

dengan produktivitas kerja. Hal ini ditunjukkan melalui reaksi tubuh

terhadap jenis-jenis stres yang berbeda-beda, oleh karena itu perlu

dilakukan pengukuran untuk mendapatkan solusi bagi kecenderungan

implikasi kelelahan yang diderita oleh tenaga kerja dan pengaruhnya

terhadap kinerja perusahaan (A.M. Sugeng Budiono dalam Tri Yuni

Ulfa, 2006).

Pengukuran kelelahan selama ini hanya mampu mengukur

beberapa manifestasi

cara yang langsung dapat mengukur sumber penyebab kelelahan itu

sendiri. Namun demikian, diantara sejumlah metoda pengukurun

terhadap kelelahan yang ada, umumnya terbagi dalam enam kelompok

yang berbeda, yaitu : Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan,

Page 36: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

perasaan kelelahan secara subjektif, Electroencephalography (EEG),

mengukur frekuensi subjektif kedipan mata (Flicker Fusion Eyes),

pengukuran psikomotorik menggunakan alat reaction timer, pengujian

mental menggunakan Bourdon Wiersma Test. (A.M. Sugeng Budiono

dalam Tri Yuni Ulfa, 2006).

2009) untuk mengetahui kelelahan

dapat diukur dengan 4 cara yaitu menggunakan waktu reaksi (reaksi

sederhana atas rangsang tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan

koordinasi), konsentrasi (pemeriksaan Buordon Wiersma, uji KLT), uji

Flicker fusion EEG (pemeriksaan yang menggunakan suatu alat

Bentuk pengukuran dengan metode di atas seringkali dilakukan sebelum,

selama, dan sesudah melakukan aktivitas suatu pekerjaan dan sumber

kelelahan dapat disimpulkan dari hasil pengujian tersebut. (A.M. Sugeng

Budiono dalam Tri Yuni Ulfa, 2006). Pengukuran kelelahan tenaga kerja

pada penelitian ini menggunakan metode pengukuran perasaan kelelahan

secara subjektif.

4. Produktivitas

a. Pengertian Produktivitas

Menurut Mathis dan Jackson (2001) memberikan definisi produktivitas

sebagai berikut:

dari pekerjaan yang telah dikerjakan, dengan mempertimbangkan sumber

daya yang digunakan untuk

Page 37: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Ada tiga faktor yang mempengaruhi efisiensi dan efektifitas kerja yang

selanjutnya akan mempengaruhi kinerja dan memberikan gambaran

mengenai produktivitasnya, antara lain:

1) Faktor pertama: kemampuan alami, yang melibatkan pemilihan orang

dengan bakat dan minat yang tepat untuk pekerjaan yang diberikan.

2) Faktor kedua: usaha yang telah dilakukan seseorang, dipengaruhi oleh

banyak masalah Sumber Daya Manusia, seperti motivasi, insentif,

rancangan pekerjaan.

3) Faktor ketiga: dukungan organisasi, termasuk, peralatan yang

disediakan, mengetahui tingkat harapan, dan dan keadaan tim yang

produktif.

Pengertian produktivitas dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu

(Sinungan, 2008):

1) Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah

ratio daripada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan

peralatan produksi yang dipergunakan (input).

2) Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu

mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik

daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

3) Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga

faktor esesnsial, yakni: Investasi termasuk penggunaan pengetahuan

dan teknologi serta riset; manajemen; dan tenaga kerja.

Page 38: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Pada umumnya produktivitas adalah kemampuan tenaga kerja

menghasilkan sejumlah produk dalam waktu tertentu. Produktivitas

tenaga kerja ditunjukkan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang

dihasilkan perusahaan sebagai total tenaga kerja yaitu jam kerja yang

dipakai untuk menjelaskan suatu pekerjaan.

Menurut NPBS (National Productivity Board Singapore) dalam

Sulaksmono (2009) menyebutkan bahwa pada prinsipnya produktivitas

adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk

bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk melakukan

peningkatan perbaikan. Perwujudan sikap dan mental tersebut dalam

berbagai kegiatan :

1) Yang berkaitan dengan diri sendiri dapat dilakukan melalui

peningkatan: pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi,

kerukunan kerja.

2) Yang berkaitan dalam pekerjaan kita dapat dilakukan melalui :

manajemen dan metoda kerja yang lebih baik, penghematan biaya,

tepat waktu, sistem dan teknologi yang lebih baik.

b. Penjabaran Pengertian Produktivitas

Produktivitas merupakan interkasi terpadu antara tiga faktor mendasar,

yaitu: Investasi, Manajemen, Tenaga kerja ( Sinungan, 2008):

1) Investasi

Komponen pokok dari investasi ialah modal, karena modal

merupakan landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidaklah

Page 39: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

cukup, untuk itu harus ditambah dengan komponen teknologi. Serta

melalui riset akan dapat dikembangkan penyempurnaan produk atau

bahkan dapat menghasilkan formula-formula baru yang sangat penting

artinya bagi kemajuan suatu usaha. Keterpaduan antara modal

teknologi dan riset akan membawa perusahaan berkembang sehingga

outputnya akan bertambah pula.

2) Manajemen

Hal-hal yang dihadapi dalam manajemen terutama dalam

organisasi modern, ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai

pengaruh langsung dari kemajuan-kemajuan yang diperoleh dalam

bidang ilmu pengetahuan atau teknologi yang mempengaruhi aspek

organisasi seperti proses produksi distribusi, pemasaran, dan lain-lain,

yang harus diimbangi melalui pendidikan dan pengembangan. Dari

pendidikan, latihan, pengembangan akan menghasilkan tenaga skill

yang menguasai aspek-aspek teknis dan aspek-aspek manajerial.

a) Technical Skill : Tenaga kerja yang mempunyai kualifikasi tertentu,

terampil, dan ahli di bidang teknis.

b) Managerial Skill : Mampu mengadakan atau melakukan kegiatan-

kegiatan analisa kuantitatif dan kualitatif dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi organisasi.

3) Tenaga Kerja

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor

tenaga kerja, adalah:

Page 40: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a) Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masa

depannya.

b) Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana

keterbukaan.

c. Peningkatan Produktivitas

Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam empat bentuk (Sinungan,

2008):

1) Dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, diperoleh

jumlah produksi yang sama.

2) Dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, diperoleh hasil

produksi yang lebih banyak.

3) Dengan menggunakan sumber daya yang sama diperoleh hasil

produksi yang lebih banyak.

4) Dengan menggunakan sumber daya yang lebih banyak diperoleh hasil

produksi yang jauh lebih banyak.

Pada era globalisasi, perkembangan industri akan semakin pesat.

Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi

dan perluasan lapangan pekerjaan. Karena itulah saat ini pemerintah

banyak mengambil kebijakan dalam pembangunan industri, melalui

perbaikan sarana dan prasarana kerja. Peningkatan mutu kualitas SDM,

peningkatan kesejahteraan pegawai dan keselamatan bagi pekerjanya.

Selanjutnya pekerja dikatakan produktif bila mampu

menghasilkan produk yang lebih banyak dan tenaga kerja lain untuk

Page 41: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

satuan waktu yang sama. Produktivitas pada dasarnya akan berkaitan erat

pengertiannya dengan sistem produksi yaitu sistem di mana faktor-faktor

semacam tenaga kerja dan modal dikelola dalam suatu cara yang

terorganisir untuk melanjutkan barang dan jasa secara efektif dan efisien.

d. Pengukuran Produktivitas

Untuk mengetahui tingginya produktivitas kerja dapat ditentukan dengan:

1) Produktivitas dengan parameter hasil.

2) Produktivitas dengan parameter waktu baku.

Menurut Sinungan (2008) secara umum pengukuran produktivitas berarti

perbandingan yang dapat dibedakan dalam 3 jenis yaitu :

1) Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara

historis yang tidak menunjukkan kepuasan.

2) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, tugas, seksi,

proses).

3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang

terbaik sebab memusatkan perhatian pada sasaran / tujuan.

Menurut Anto Dajan dalam Anonim (2010), produktivitas kerja dapat

diukur dengan menggunakan rumus :

Rpo = K/M

Keterangan :

Rpo = rasio produktivitas dan juga dinamakan indeks produktivitas.

K = kuantitas (output) barang yang dihasilkan.

M = jumlah jam kerja per orang.

Page 42: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

e. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

1) Jenis Kelamin

Ukuran dan daya tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria

lebih sanggup menyelesaikan pekerjaan berat yang biasanya tidak

sedikitpun dapat dikerjakan wanita., kegiatan wanita pada umumnya

lebih banyak membutuhkan ketrampilan tangan dan kurang

memerlukan tenaga. Beberapa data menunjukkan bahwa tenaga kerja

wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang memerlukan

ketrampilan dan ketelitian daripada tenaga kerja pria. (Soeripto dalam

Anonim, 2010).

2) Umur

Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam umur

pertengahan 20 dan kemudian menurun dengan bertambahnya umur

dan akan berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun (Sugeng

Budiono dalam Anonim, 2010). Berkurangnya kebutuhan tenaga

tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik.

3) Status Kesehatan

Seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilangan

produktivitasnya secara nyata, bahkan tingkat produktivitasnya

menjadi nihil sekali. Keadaan sakit yang menahun menjadi sebab

rendahnya produktivitas untuk relatif waktu yang panjang. Keadaan

diantara sehat dan sakit juga menjadi turunnya produktivitas yang

Page 43: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

sering dapat dilihat secara nyata bahkan besar (Sugeng Budiono dalam

Anonim, 2010).

4) Gangguan Biologis Bagi Tenaga Kerja Wanita

Tenaga kerja wanita mempunyai berbagai gangguan yang

berhubungan dengan fungsi kelaminnya yang akan berpengaruh

terhadap produktivitas kerjannya, antara lain: Siklus haid yang tidak

teratur, kehamilan, masa nifas, menopause. (Sugeng Budiono dalam

Anonim, 2010)

5) Gangguan Biologis Bagi Tenaga Kerja Laki-laki

Gangguan biologis bagi tenaga kerja laki-laki yang mempengaruhi

produktivitas kerjanya adalah seperti gangguan disfungsi ereksi yang

dapat menyebabkan tenaga kerja mengalami strees kerja sehingga

angka produktivitasnya pun ikut menurun.

5) Masa Kerja

Adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja disuatu

tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun

negatif. Akan memberikan pengaruh positif pada kinerja bila dengan

semakin lamanya personal semakin berpengalaman dalam

melaksanakan tugasnya (Tulus MA dalam Anonim, 2010).

6) Pendidikan

Pendidikan dan pelatihan membentuk dan menambah pengetahuan

dan keterampilan tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan dengan

Page 44: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

aman, selamat dalam waktu yang cepat. Pendidikan akan

mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir dan bertindak dalam

menghadapi pekerjaan (Sugeng Budiono dalam Anonim, 2010).

7) Gangguan Lingkungan Kerja

Gangguan lingkungan juga dapat mempengaruhi para pekerja, yaitu :

(a) Gangguan Fisik Yang meliputi :

(1) Suhu

(2) Radiasi

(3) Kelembaban

(4) Suara

(5) Getaran

(b) Gangguan KimiaYang meliputi :

(1) Logam

(2) Debu

(3) Aerosol

(4) Gas

(5) Uap

(6) Kabut

(c) Gangguan Biologis Yang meliputi :

(1) Bakteri

(2) Virus

(3) Parasit

(Mariyati Sukarni dalam Agus Krisdianto, 2008)

Page 45: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran

Tenaga Kerja

Target Produksi

Over time

Tidak

mengalami

kelelahan

Produktivitas

tetap

Sesuai

target

Kurang dari

target

Sesuai

Target

Melebihi

Target

Lelah

Produktivitas

menurun

Sakit

KERUGIAN

P

E

N

G

E

N

D

A

L

I

A

N

PROFIT

Manajemen

Kelelahan

yang baik

Page 46: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Hipotesis

Ada hubungan antara overtime, absensi karena sakit, dan produktivitas kerja

selama tahun 2010 dengan pengukuran kelelahan kerja bagi tenaga kerja

bagian produksi pada Maret 2011 .

Page 47: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan

cross sectional, yaitu menganalisa suatu hubungan antara faktor resiko dengan

efek yang diobservasi hanya sekali pada saat yang sama. (Handoko Riwidikdo,

2009)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini diselenggarakan di :

Tempat : Bagian Produksi PT. Dupont Agricultural Products

Indonesia Surabaya Plant

Alamat : Desa Banjar Kemantren, Buduran Sidoarjo

( Kawasan PT. Maspion II)

Waktu : 07 Februari 2011 31 Maret 2011 (2 bulan), hari Senin

J Pukul 08.00 17.00 WIB.

C. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono dalam Sumardiyono (2010), populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek atau subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua tenaga kerja di bagian produksi, yaitu sebanyak 33 orang.

Page 48: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

D. Teknik Sampling

Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan teknik sampling total

sampel. Sehingga menggunakan seluruh bagian dari populasi yang ada yaitu

seluruh karyawan bagian produksi.

E. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono dalam Sumardiyono (2010), sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini

digunakan teknik sampling total dimana seluruh anggota populasi digunakan

sebagai sampel penelitian yaitu seluruh tenaga kerja bagian produksi di PT.

Dupont Agricultural Products Surabaya Plants yaitu sebanyak 33 orang.

F. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

1. Overtime tenaga kerja dengan skala interval

2. Absensi karena sakit dengan skala interval

3. Produktivitas tenaga kerja dengan skala rasio

Variabel terikat atau tergantung dalam penelitian ini adalah kelelahan kerja

dengan skala rasio

G. Definisi Operasional

1. Didefinisikan

a. Overtime adalah waktu kerja lembur yang dilakukan oleh tenaga kerja

jika bekerja melebihi 8 jam kerja perhari dan overtime ini tidak boleh

melebihi 3 jam perhari dan 12 jam per minggu.

Page 49: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

b. Produktivitas kerja adalah kemampuan tenaga kerja menghasilkan

sejumlah produk dalam waktu tertentu.

c. Sakit adalah ketahanan tubuh yang lemah diakibatkan karena infeksi

suatu penyakit ataupun karena pengaruh lingkungan.

d. Kelelahan adalah keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, yang

berakibat pada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh

untuk bekerja.

2. Alat Ukur

Pada penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner yaitu KAUPK2

(Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja) yang diberikan kepada

tenaga kerja bagian produksi.

3. Cara Pengukuran

a. Wawancara

b. Kuesioner

c. Data laporan bulanan PT.Dupont Agricultural Products Indonesia

Surabaya Plant.

H. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh penulis dalam melakukan

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang

diteliti dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara

langsung, yaitu :

Page 50: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a. Pengukuran kelelahan dengan menggunakan kuesioner

b. Pengamatan langsung terhadap proses produksi, keadaan lingkungan

tempat kerja dan keadaan tenaga kerja.

c. Wawancara langsung kepada tenaga kerja.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

perusahaan ataupun referensi yang relevan terhadap obyek yang diteliti,

yaitu :

a. Artikel maupun jurnal dari suatu media tertentu yang sesuai dengan

obyek yang diteliti.

b. Buku referensi yang berisi teori yang relevan terhadap obyek yang

diteliti.

c. Dokumen perusahaan..

I. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara:

1. Observasi

Suatu kegiatan yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap

obyek yang diteliti guna mendapatkan data penelitian.

2. Wawancara

Suatu aktivitas atau interaksi Tanya jawab terhadap pihak-pihak tertentu

dalam suatu departemen yang terkait dengan obyek permasalahan yang

diteliti.

Page 51: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Dokumentasi Perusahaan

Suatu kegiatan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen dari

perusahaan yang terkait dengan obyek permasalahan yang diteliti. Data

diambil dari Monthly Report di PT. Dupont Agricultural Product Indonesia

Surabaya Plant.

J. ANALISA DATA

Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji Pearson Correlation

sedangkan perhitungannya menggunakan program computer SPSS versi 12.0,

dengan interpretasi hasil sebagai berikut :

1. Jika P < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.

2. Jika P > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono, 2001).

Page 52: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Dupont Agricultural Products

Indonesia Surabaya Plant, bersamaan dengan pelaksanaan Praktek Kerja

Lapangan pada tanggal 7 Februari-31 Maret 2010. Sebelum pengukuran

diadakan pengamatan langsung terhadap lingkungan kerja, jalannya proses

produksi dan keadaan dari tempat tersebut.

1. Proses produksi

Proses Produksi yang ada di PT. Dupont Agricultural Products

Indonesia Surabaya Plant terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu

formulasi, ekstrusi dan packaging.

a. Formulasi

Ra

Gambar 3. Bagan Mekanisme Proses Produksi di Bagian Formulasi

Untuk raw material urea dan KCl sebelum di timbang dilakukan proses

stoke dahulu menggunakan mesin stoke granulator agar ukurannya

menjadi 20 mess. Sedangkan untuk 1 batch terdiri dari 4 drum yang

Raw

Material

Menimbang

sesuai resep

dari quality

Dimasukkan

ke drum biru Dinaikkan ke

chain hoist

Material

dimixer

Injeksi

Alfonic premix

Page 53: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

terdiri dari urea 20%, ally technical 20%, urea 20%, dan sisanya seperti

K2HPO4, Emery, KCl, Cab-O-Sil M5 sebesar 35%. Selain raw material

yang dimasukkan ke dalam mixer juga dimasukkan recycle material yang

ada sesuai dengan resep dari laboratorium.

b. Ekstrusi

Gambar 4. Bagan Mekanisme Proses Produksi Di Bagian Ekstrusi

Pada proses pembuatan premix menjadi granule dengan ukuran panjang

pallet 1-4 mm digunakan mesin Extruder 40 MM. Sedangkan clasifier

dari hasil produk adalah:

1) Find size : berupa hasil bahan yang lembut

2) Over size : berupa hasil bahan yang agak lembut

3) Extrudate : berupa hasil bahan yang kasar

4) Finish size

Untuk bahan yang over size dan extrudate maka di lakukan proses

rework yang dilakukan diproses formulasi untuk selanjutnya digunakan

kembali dalam proses formulasi dan extrusi.

c. Packaging

Dalam proses packaging digunakan 3 mesin utama untuk mengemas

produk yaitu: mesin volpak, modullar, dan filvo.

premix Chargin

g hopper Proses

section

dilelehkan

dengan

pemanasan

Pallet

tising

Produk

granule Cooling

table

clasifier Dikemas

per 25

kg

Page 54: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1) Mesin Volpak

Mesin ini khusus digunakan untuk mengemas produk Ally Plus 77

WP 40 gr dan Sindak 25 gr yang berbentuk powder. Mesin volpak ini

bekerja secara horisontal. Dan untuk material yang digunakan

didatangkan dari Shanghai China dan Geraween Australia. Berikut

adalah proses pengemasan dengan mesin volpak:

Gambar 5. Bagan mekanisme proses produksi di bagian packaging

menggunakan mesin volpak

2) Mesin Modullar

Mesin ini digunakan untuk mengemas produk granule yaitu Ally 20

WDG. Produk Ally 20 WDG dikemas dalam ukuran 5 gram dan 20

gram. Proses pengemasannya hampir sama dengan mesin volpak,

bedanya mesin ini beroperasi secara vertikal dan digunakan pada

mesin dilengkapi takaran yang bergeser ke samping kanan dan kiri.

3) Mesin Filvo

Mesin ini digunakan untuk mengemas produk granule. Dalam mesin

ini dilengkapi dengan feeding yang dapat mengatur jumlah dari

material yang dituang ke dalam botol secara otomatis, sedangkan

material Transfer

piab

holder Material

masuk

sachet

Produk

masuk ke

display box

Masuk ke

karton box

Diberi

batch

nomer

Page 55: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

kurangannya digunakan vibrator. Berikut proses yang terjadi

menggunakan mesin botling:

Gambar 5. Mekanisme proses produksi menggunakan mesin bottling di bagian

packaging

2. Shift Kerja

PT. Dupont Agricultural Products Indonesia Surabaya Plants membagi

sistem kerja kedalam tiga shift kerja yang telah ditentukan sebelumnya oleh

shift leader.

granule Granule

dituang ke

botol

Print batch

number

Mesin

silikagel

Mesin hat Tightener

mesin

Induction

sealer Security

seale

Srink

tunel

mesin

Karton

box

Batch

nomor Carton sealer

Strapping

brand tiap 2

box

Page 56: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 3. Shift Kerja Di PT. Dupont Agricultural Product Indonesia Surabaya Plant

No. Bagian Shift Masuk Pulang Keterangan

1 Produksi

Warehouse

Maintenance

WWT

Shift I 07.00 16.00 8 jam kerja, 1 jam

istirahat, kecuali untuk

shift Exchange

Shift II 15.30 23.30 7 jam kerja, 1 jam

istirahat, khusus hari

senin masuk jam 15.00

untuk safety meeting.

(kecuali untuk shift

exchange)

Shift III 23.00 07.00 7 jam kerja 1 jam

istirahat (kecuali untuk

shift exchange)

Long Shift

Pagi

07.00 19.00 8 jam kerja 1 jam

istirahat dan 3 jam

lembur ( kecuali untuk

shift exchange)

Long Shift

Siang

19.00 07.00 7 jam kerja 1 jam

istirahat dan 4 jam

lembur (kecuali untuk

shift exchange)

2 Staff/Office Senin-Jumat 08.00 17.00

Apabila dari masing-masing shift kerja di atas belum bisa mencapai target

yang di inginkan oleh perusahaan, maka tenaga kerja harus melakukan

overtime atau shift panjang menjadi 10 jam kerja ataupun 12 jam kerja

dengan kata lain meeka harus menambah jam kerja sebanyak 2 jam atau 4

jam.

Page 57: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Data Overtime

Berdasarkan Monthly Report PT. Dupont Agricultural Product Indonesia

Surabaya Plant didapatkan hasil data overtime tenaga kerja bagian produksi

tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Data overtime tenaga kerja bagian produksi tahun 2010

Bulan Overtime Target

Januari 2118 25%

Februari 2658 25%

Maret 2952 25%

April 2904 25%

Mei 3089 25%

Juni 2956 25%

Juli 3278 25%

Agustus 3105 25%

September 2624 25%

Oktober 3256 25%

November 3154 25%

Desember 3085 25%

Sumber: PT. Dupont Agricultural Products Indonesia Surabaya Plant

Dari data di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti berikut:

Gambar 6. Grafik Data Overtime Tenaga Kerja Produksi Tahun 2010

Sumber: PT. Dupont Agricultural Products Indonesia Surabaya Plant

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

jam

Bulan

grafik data overtime tahun 2010

Overtime

Page 58: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4. Data Absensi Karyawan Karena Sakit

Berdasarkan data absensi karyawan yang ada di HRD maka diperoleh data

absensi sakit tenaga kerja bagian produksi pada tahun 2010 di PT. Dupont

Agricultural Products Indonesia Surabaya Plant

Tabel 5. Data Absensi Sakit

Bulan Jumlah karyawan sakit Target

Januari 8 8

Februari 8 8

Maret 9 8

April 3 8

Mei 6 8

Juni 12 8

Juli 7 8

Agustus 9 8

September 2 8

Oktober 15 8

November 12 8

Desember 6 8

Sumber: PT. Dupont Agricultural Products Indonesia Surabaya Plant

Dari data diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Jum

lah

Bulan

Grafik Data Absensi Sakit

Sakit

Gambar 7. Grafik Data Absensi Sakit Tenaga Kerja Produksi Tahun 2010

Page 59: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

5. Data produktivitas tenaga kerja

Data produktivitas bagian produksi pada tahun 2010 di PT. Dupont

Agricultural Product Indonesia Surabaya Plant.

Tabel 6. Data Produktivitas Kerja

Bulan Produktivitas

Total

Target

Januari 19,34 15.16

Februari 21,25 15.16

Maret 21,067 15.16

April 20,971 15.16

Mei 19,596 15.16

Juni 19,768 15.16

Juli 18,91 15.16

Agustus 18,931 15.16

September 19,675 15.16

Oktober 14,629 15.16

November 14,629 15.16

Desember 19,619 15.16

Sumber: PT. Dupont Agricultural Products Indonesia Surabaya Plant

Dari data di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

0

5

10

15

20

25

kg

/m

an

ho

ur

Bulan

Grafik produktivitas kerja tahun 2010

Produktivitas

Gambar 8. Grafik Data Produktivitas Kerja Karyawan Produksi Tahun 2010

Page 60: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

6. Korelasi antara overtime dengan absensi sakit

Berdasarkan data-data di atas maka dapat dilakukan suatu uji korelasi atau

hubungan antara overtime dan absensi sakit tenaga kerja pada tenaga kerja

bagian produksi PT. Dupont Agricultural Product Indonesia Surabaya Plant.

Dari data di atas maka dilakukan uji korelasi menggunakan SPSS sehingga

diperoleh hasil uji sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Uji Korelasi Antara Data Overtime dengan Data Sakit

OVERTIME SAKIT

OVERTIME Pearson

Correlation 1 0,332

Sig. (2-tailed) . 0,292

N 12 12

SAKIT Pearson

Correlation 0,332 1

Sig. (2-tailed) 0,292 .

N 12 12

Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa thitung sebesar 0,332 dan ttabel pada

hitung< ttabel, yang

artinya tidak ada hubungan antara overtime dengan absensi sakit.

7. Hasil Uji Korelasi Antara Absensi Sakit dengan Produktivitas Kerja

Berdasarkan data-data diatas, telah dilakukan pengujian korelasi

menggunakan SPSS dan didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 61: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 8. Uji Korelasi Antara Absensi Sakit dengan Produktivitas

SAKIT PRODUKTIVITAS

SAKIT Pearson

Correlation 1 -0,649(*)

Sig. (2-tailed) - 0,022

N 12 12

PRODUKTIVITAS Pearson

Correlation -0,649(*) 1

Sig. (2-tailed) 0,022 -

N 12 12

* Korelasinya adalah signifikan pada level 0.05 (2-tailed).

Berdasarkan data di atas diketahui thitung sebesar 0,649 dan ttabel sebesar 0,576.

Sehingga dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel, dan dapat diambil kesimpulan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara absensi sakit dengan produktivitas

kerja.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Fre

ku

en

si

Bulan

Sakit

Overtime

produktivitas

Gambar 8. Grafik Korelasi antara overtime, absensi sakit dan produktivitas

Page 62: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

B. Pembahasan

Berdasarkan data hasil olahan menggunakan SPSS dapat di ambil

suatu kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara banyaknya overtime dan

angka absensi sakit. Namun tingginya overtime mengakibatkan banyak tenaga

kerja jatuh sakit hampir mencapai 17,7% untuk setiap bulannya. Sedangkan

untuk analisis hubungan antara sakit dengan produktivitas diperoleh hasil

bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara sakit dengan

produktivitas. Dari data di atas dapat dibuat pula perhitungan mengenai

penurunan produktivitas selama tahun 2010. Berdasarkan data absensi sakit

dan produktivitas didapatkan hasil bahwa terdapat penurunan produktivitas

selama 2 bulan. Penurunan tersebut hanya sebesar 10,94% yaitu sebesar 481,11

kg selama tahun 2010.

Banyaknya jumlah overtime yang dilakukan oleh tenaga kerja dan

telah melebihi target mengakibatkan tenaga kerja mengalami kelelahan

sehingga derajat kesehatan menurun dan menimbulkan sakit meskipun hanya

penyakit umum yang banyak disebabkan oleh infeksi maupun infestasi parasit.

Menurunnya derajat kesehatan tenaga kerja mengakibatkan pencapaian

produktivitas menurun pula.

Pengaruh overtime yang tinggi selama tahun 2010 terhadap efek

kelelahan yang diderita oleh tenaga kerja terlihat pada hasil survei mengenai

data pengukuran secara subyektif yang dilakukan menggunakan KAUPK2

(Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja). Hasil survei menggunakan

KAUPK2 tersebut adalah sebagai berikut:

Page 63: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 9. Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Tenaga Kerja Produksi Tahun

2011

Tingkat

Kelelahan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Lelah 1 3,03

Lelah 25 75,758

Tidak Lelah 7 21.212

Total 100

Sumber: Hasil survei maret 2011

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa tenaga kerja pada bagian produksi yang

merasa dirinya sangat lelah sebesar 3,03%, merasa lelah sebesar 75,758% dan

merasa tidak lelah sebesar 21,212%. Jadi dapat dikatakan bahwa hampir

sebagian tenaga kerja bagian produksi mengalami kelelahan akibat kerja yang

dilakukan selama kurun waktu 1 tahun.

Kelelahan tersebut terjadi akibat beberapa aspek diantaranya yaitu:

1. Beban Kerja

Beban kerja merupakan volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga

kerja, baik fisik maupun mental dan tanggung jawab. Beban kerja yang

melebihi kemampuan akan mengakibatkan kelelahan kerja. (Depkes, 1991)

2. Mental dan fisik

Kondisi mental dan fisik tenaga kerja yang kurang prima, sangat

berpengaruh terhadap potensi seseorang mengalami kelelahan kerja.

3. Keadaan lingkungan kerja yang kurang mendukung

Gangguan lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi kelelahan para

pekerja, yaitu berupa:

a. Gangguan Fisik yang meliputi :

1) Kebisingan

Page 64: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 10. Data Intensitas Kebisingan

Area Hasil Pengukuran

Formulasi 82,83 dB

Packaging 83,8 dB

Ekstrusi 90,875 dB

WWT (Heater) 72,82 dB

Warehouse 76,52 dB

Utility 86,7 dB

Blower 83,13 dB

Blower di WWT 89,78 dB

Taman 75,76 dB

2) Suhu

Suhu ruangan yang tinggi mengakibatkan tenaga kerja mudah

mengalami kelelahan dan mudah mengeluarkan keringat sehingga

tenaga yang harus digunakan dalam bekerja cukup banyak.

3) Penerangan

Page 65: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 11. Data Intensitas Penerangan

Bagian Area Hasil Keterangan

Modular Mesin 181 <NAB (200 lux)

Counting 100 <NAB (200 lux)

Boxing 130 <NAB (200 lux)

Cartoning 128 <NAB (200 lux)

Ruang MICO 109 <NAB (300 lux)

Filvo Filling 180 <NAB (200 lux)

Silica 185 <NAB (200 lux)

Induction seal 175 <NAB (200 lux)

Inkjet botol &

Barcode 168

<NAB (200 lux)

Cartoning 346 >NAB (200 lux)

Volpak Mesin 112 <NAB (200 lux)

Counting 191 <NAB (200 lux)

Boxing 175 <NAB (200 lux)

Kartoning 143 <NAB (200 lux)

Charging 200 Sesuai

Extrusi Ruang MICO 227 <NAB (300 lux)

Mesin 147 <NAB (200 lux)

Pelletizer 154 <NAB (200 lux)

Cooling Table 120 <NAB(200 lux)

Clasifier 125 <NAB(200 lux)

Druming 164 <NAB (200 lux)

Formulasi Ruang MICO 154 <NAB (300 lux)

Charging 130 <NAB (200 lux)

Mixer 120 <NAB (200 lux)

Stoke Urea 126 <NAB(200 lux)

Extrusi Ruang MICO 227 <NAB (300 lux)

Mesin 147 <NAB (200 lux)

Pelletizer 154 <NAB (200 lux)

Cooling Table 120 <NAB(200 lux)

Clasifier 125 <NAB(200 lux)

Druming 164 <NAB (200 lux)

Formulasi Ruang MICO 154 <NAB (300 lux)

Charging 130 <NAB (200 lux)

Page 66: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4) Getaran

Tabel 12. Data Pengukuran Intensitas Getaran

No Peralatan Lokasi Hasil pengukuran

(Velocity)

1 Air Compressor GA 75

(utility)

Horisontal

Vertikal

0,254 cm/s

0,06 cm/s

2 Chilled Water Pump

(Utility)

Horisontal

Vertikal

0,631 cm/s

0,635 cm/s

3 NPE Supply Blower Horisontal

Vertikal

0,0675 m/s2

0,77 cm/s

4 NPE Exhaust Blower Horisontal

Vertikal

0,0825 cm/s

0,082 cm/s

5 Extruder 40 MM Horisontal

Vertikal

0,0238 cm/s

0,0238 cm/s

6 Littleford Mixer Horisontal

Vertikal

0,39 cm/s

0,396 cm/s

7 Sanitary Evaporation

Pond Blower

Horisontal

Vertikal

0,195 cm/s

0,21 cm/s

8 Proses WW Circulation

Pump

Horisontal

Vertikal

0,0225 cm/s

0,0338 cm/s

b. Gangguan Kimia yang meliputi :

1) Debu

Tabel 13. Data Hasil Monitoring Debu

Bagian Area Hasil Pengukuran (mg/m3)

Packaging Ally 77 WP

(Counting

Sachet)

0,0052

Filvo 0,0031

Modullar 0,0026

Ekstrusi Diatas Meja 0,0000

Ekstrusi 0,0007

Formulasi Batching Urea 0,0049

Charging

Formulasi

0,0112

2) Gas

3) Uap dan kabut

c. Gangguan Biologis yang meliputi :

1) Bakteri

Page 67: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2) Virus

3) Parasit

d. Gangguan Fisiologis yang meliputi:

1) Konstruksi mesin

2) Sikap Kerja

3) Cara Kerja

e. Gangguan Psikologis yang meliputi:

1) Suasana Kerja

2) Konflik

3) Tanggung Jawab

4) Kekhawatiran

f. Faktor Individu

1) Umur

2) Masa kerja

3) Gizi kerja

Pengaruh-pengaruh atau faktor-faktor tersebut berkumpul di dalam tubuh dan

mengakibatkan perasaan lelah terhadap pekerjaan

1996:190) Masalah tersebut bila tidak ditangani dengan benar maka akan

berdampak pada penurunan produktifitas tahun 2011 karena kelelahan tersebut

apabila dibiarkan menahun akan berpengaruh pada kesehatan seseorang

sehingga akan mengakibatkan tenaga kerja sering absen karena sakit.

Sedangkan untuk produktivitas yang menurun dipengaruhi oleh berbagai faktor

seperti:

Page 68: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

1. Penyakit umum

Penyakit umum yang banyak terjadi di lingkungan kerja berupa penyakit

infeksi dan penyakit infestasi parasit.

2. Gizi Kerja

Kondisi gizi yang kurang diakibatkan oleh tidak cukupnya pengetahuan

tentang masalah gizi tetapi juga berkaitan dengan berjangkitnya penyakit

endemis dan juga penyakit parasit serta beban kerja yang terlalu besar

ditambah pengaruh kondisi buruk lingkungan kerja.

Tabel 14. Data Hasil Pengukuran Gizi Tenaga Kerja

Gizi Frekuensi Persentase (%)

Baik 21 63,64

Sedang 4 12,12

Kurang 2 6,06

Lebih 6 18,18

Total 100

3. Adanya problem-problem atau kendala pada waktu melakukan proses

produksi seperti:

a. Pada bulan April :

1) Induction seal problem

2) Motor conveyor rusak

3) Problem pisau yang tidak bisa memotong karena sparepart tidak sama

b. Pada bulan Mei:

1) FCU problem RH

2)

3) Perubahan pisau bearing

4) Bearing cam heater rusak

Page 69: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

5) Material karton habis (untuk botol)

c. Pada bulan Juni:

1) PIAB problem

2)

d. Pada bulan Juli:

1)

2) Bulk Jetmill

e. Pada bulan Agustus:

1) Re label

2)

f. Pada bulan September:

1) Jet print gantian dengan proses Algrip

2) Mesin tightiner problem

3) Re label

g. Pada bulan Oktober:

1) Conveyor belt putus

h. Pada bulan November:

1) Karton Habis

i. Pada bulan Desember:

1) Bearing gripper aus

4. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang tidak membantu untuk upaya mewujudkan

produktivitas yang maksimal seperti suhu, kelembaban, dan ventilasi udara

Page 70: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

di tempat kerja menyebabkan suhu efektif berada di luar zona yang biasa

untuk memfasilitasi kemudahan dan kenyamanan kerja bahkan merupakan

tekanan panas sebagai beban tambahan yang berat bagi pekerja dalam

melaksanakan pekerjaannya. Selain itu sebagai daerah tropis, heat stress

(tekanan panas) disana-sini melebihi indeks 1 (satu). Pencahayaan dan

penerangan yang demikian penting untuk kemudahan melakukan pekerjaan

sering diabaikan, dengan akibat kelelahan luar biasa pada mata dan

konsekuensinya sangat menurunkan efisiensi kerja serta terjadinya banyak

kesalahan dalam melakukan pekerjaan. Intensitas kebisingan jauh melebihi

85 dB(A) sehingga bukan saja mengganggu produktivitas tapi juga berada

pada taraf membahayakan bagi alat pendengaran pekerja. Selain penerangan

dan kebisingan, faktor lingkungan seperti debu, uap, gas dan lainnya dapat

juga mempengaruhi produktivitas kerja dengan menyebabkan efek negatif

pada kesehatan.

Page 71: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 60

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT. Dupont Agricultural

Product Indonesia Surabaya Plant tentang hubungan antara overtime dan sakit

dengan produktivitas kerja karyawan di bagian produksi maka diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara overtime dan absensi sakit

2. Ada hubungan yang signifikan antara absensi sakit dengan produktivitas

kerja

3. Overtime yang melebihi target selama tahun 2010 mengakibatkan 78,788%

tenaga kerja mengalami kelelahan kerja.

4. Akibat kelelahan yang terjadi tersebut menyebabkan penurunan

produktivitas pada tahun 2010 sebesar 10,94 % yaitu senilai 481,11 kg

dalam kurun waktu 1 tahun.

5. Kelelahan kerja yang terjadi di bagian produksi diakibatkan oleh beberapa

hal seperti:

a. Intensitas lamanya kerja

b. Mental dan fisik

c. Keadaan lingkungan

Page 72: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

d. Sebab sebab mental seperti tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik

serta penyakit.

6. Penurunan produktivitas kerja karyawan disebabkan oleh:

a. Ketidakseimbangan antara pemenuhan gizi kerja dengan beban

kerja yang ditanggung oleh setiap tenaga kerja.

b. Banyaknya kendala-kendala yang dialami ketika proses produksi

terjadi seperti perbaikan dan pembersihan mesin.

c. Lingkungan kerja yang kurang nyaman

d. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai seperti keterbatasan

penyediaan obat-obatan terhadap penyakit umum.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti yang disebutkan di atas

maka saran-saran yang dapat penulis berikan antara lain :

1. Penyediakan musik ditempat kerja sesuai dengan anjuran dokter perusahaan

dan pimpinan agar tenaga kerja tidak merasa jenuh dengan suasana sehingga

meminimalkan kelelahan.

2. Penambahan tenaga kerja

3. Penyediaan kantin bagi karyawan

4. Adanya sosialisasi tentang pentingnya gizi kerja terhadap peningkatan

produktivitas kerja kepada karyawan

5. Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja tentang pentingnya kesehatan

pada proses produksi guna meningkatkan produktivitas kerja yang akan

mewujudkan kemajuan dan keberhasilan perusahaan.

Page 73: ANALISA HASIL PENGUKURAN KELELAHAN TAHUN 2011 …eprints.uns.ac.id/5833/1/204301311201108191.pdflaporan khusus analisa hasil pengukuran kelelahan tahun 2011 berdasar data overtime,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

6. Manajemen sistem kerja yang baik, yaitu penyesuaian antara waktu kerja

dan waktu istirahat serta waktu cuti yang telah terjadwal sebelumnya.