analisa gangguan medan magnet kereta api listrik …

80
ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK TERHADAP PENGAMATAN GEOMAGNET Skripsi Oleh SYAMSUL HIDAYAT LUBIS NIM : 1111097000025 PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1439 H

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA

API LISTRIK TERHADAP PENGAMATAN

GEOMAGNET

Skripsi

Oleh

SYAMSUL HIDAYAT LUBIS

NIM : 1111097000025

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 2: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

i

Page 3: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API

LISTRIK TERHADAP PENGAMATAN GEOMAGNET” telah diuji dalam

sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Program Studi Fisika.

Tim Penguji

Penguji I Penguji II

Tati Zera, M.Si Ambran Hartono, M.Si

NIP. 196908 200501 2 002 NIP. 19710408 200212 1 002

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Litanya Octonovrilna, M.Si Dr. Sutrisno, M.Si

NIP. 19891024 200911 2 001 NIP.1959020 2198203 1 005

Mengetahui

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Fisika

Dr. Agus Salim, M.Si Arif Tjahjono, M.Si

NIP. 19720816 199903 1 003 NIP. 19751107 200701 1 015

Page 4: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya meyatakan bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh

gelar sarjana merupakan hasil karya tulis pribadi yang belum pernah diajukan

sebagai skripsi atau karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Adapun bagian – bagian tertentu dalam bagian penulisan skripsi ini yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi

pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya yang

sesuai dengan ketentuan berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya

plagiat dalam skripsi ini.

Jakarta, 29 Juni 2018

Syamsul Hidayat Lubis

1111097000025

Page 5: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN KEPADA :

Kedua Orang Tua saya

Ayah Bahrum Lubis dan Ibunda Yusminar Hasibuan

Adik-adik yang saya sayangi

Abdul Yasser Lubis

Melly Habibah Lubis

Hari Putra Lubis

Beserta kepada seluruh keluarga besar di Rumbio, Panyabungan Sumatera Utara

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapapun

Page 6: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

v

ABSTRAK

Peristiwa gangguan medan magnet yang dihasilkan oleh kereta api listrik DC

(Direct Current) tidak hanya berasal dari arus motor traksi, namun juga dari arus

kebocoran ke tanah. Medan magnet tersebut sebagian besar berasal dari arus

bocor, hal ini menjadi permasalahan besar bagi pengamatan geomagnet dan

penelitian elektromagnet lainnya. Perhitungan secara teoritis yang

memungkinkan adanya pendekatan kuantitatif dari dampak magnetik dari kereta

api listrik DC termasuk arus bocor ke tanah dapat di jelaskan pada penelitian ini.

Validitas dari model teoritis dapat diverifikasi dengan perngamatan langsung di

titik lokasi dari stasiun Tangerang sampai dengan stasiun Duri. Pengamatan

gangguan medan magnet kereta api listrik ini menggunakan sensor magnet tipe

LEMI – 018 MAGNETOMETER yang berada pada stasiun pengamatan

Geofisika klas 1 BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) kota

Tangerang. Perhitungan numerik menggunakan metode ARIMA (Auto

Regression Moving Average) pada software MATLAB mengindikasikan tingkat

gangguan maksimum sebesar 27,75 nT pada komponen F. Jarak antara sensor

magnet dengan rel kereta sekitar 340 meter sangat berpengaruh terhadap

pengamatan medan magnet bumi. Titik koordinat sensor, posisi gardu listrik

dengan kereta, dan arus utama serta arus kebocoran ke bumi menjadi faktor

penting dalam penelitian ini

Kata Kunci : Pengamatan Geomagnet, Kereta Api Listrik, Arus Bocor ke bumi,

Medan Magnet, Gardu listrik

Page 7: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

vi

ABSTRACT

The event of magnetic field disturbances generated by DC (Direct Current) electric

rail, particularly from the traction current, but also from the leakage current to the

ground. The magnetic field is derived from leakage current, which is a major

problem for geomagnetic observations and other electromagnetic studies. The

theoretical calculations which allow for a quantitative approach to the magnetic

impact of a DC electric train including the leakage current to the ground can be

explained in this study. The validity of the theoretical model can be verified by

direct observation at the point of location from Tangerang station to Duri station.

Observation of electric railway magnetic field disruption using magnetic sensor

type LEMI - 018 MAGNETOMETER located at geophysics observatory station

class 1 BMKG (Agency Meteorology Climatology and Geophysics) in Tangerang

city. Numerical calculations using the ARIMA (Auto Regression Moving Average)

method, with the MATLAB software we could indicate a maximum disturbance

level at 45 nT on Z Field. The distance between the magnetic sensor to the railway

is about 340 meters. That is very influential on the observation of the earth's

magnetic field. The coordinate points of the sensors, the position of the substation

with the train, and the mainstream and the earth leakage current become an

important variable in this study.

Keywords: Geomagnet Observation, Electric Railway, Earth Leakage Current,

Magnetic Field, Electricity Substation

Page 8: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Dengan memanjatkan puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT,

berkat nikmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir

dan menyusun laporan ini tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam selalu

tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan juga kepada para saudara

serta sahabatnya, sebagai penunjuk jalan kebenaran yang telah membimbing umat

muslim dari masa gelap gulita menuju masa yang terang benderang

Laporan tugas akhir dengan judul “Analisa Gangguan Medan Magnet

Kereta Api Listrik Terhadap Pengamatan Geomagnet” ini dibuat penulis untuk

memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata – Satu

(S1) di Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dalam melaksanakan tugas akhir ini penulis banyak menemukan hal baru

dan berbagai kesulitan. Namun demikian penulis dapat menyelesaikannya sesuai

waktu yang direncanakan berkat dari dorongan dan dukungan dari semua pihak.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan material.

2. Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta.

3. Arif Tjahjono ST, M.Si selaku ketua Program Studi Fisika yang selalu

memberikan kesempatan dan arahan kepada penulis.

4. Sutrisno M.Si dan Tati Zera M.Si, Selaku Dosen yang Membimbing penulis

dalam menyelesaikan penelitian tugas akhir ini.

5. Pimpinan perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi dan perpustakaan

umum yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi

kepustakaan;

6. Teguh Rahayu S.Kom. MM sebagai Kepala stasiun Geofisika klas 1 BKMG

Tangerang, terimakasih atas kesempatannya sehingga penulis dapat melakukan

penelitian berkaitan dengan geomagnet.

Page 9: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

viii

7. Litanya Oktonovrilna Hutagalung, S.Si, M.Si sebagai pembimbing penelitian

ini, terima kasih sudah bersabar dalam membimbing penulis

8. Staff stasiun Geofisika klas 1 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Tangerang atas segala bantuan dan dukungannya

9. Ryan Rizaldy Sebagai Kawan yang selalu membantu penulis dalam

menyelesaikan Penelitian tugas akhir ini

10. Seluruh kawan-kawan fisika 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Terima

kasih atas semua dukungannya

11. Keluarga besar KMPLHK RANITA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas

segala pengalaman dan pelajaran hidup yang diberikan

12. Dan semua pihak yang belum disebutkan diatas, yang telah membantu

terlaksananya pembuatan tugas akhir ini.

Jazaakumullah Khairan Katsiiran, semoga Allah membalas semua kontribusi kalian

dengan barokah yang lebih baik.

Jakarta, 29 Juni 2018

Penulis

Syamsul Hidayat Lubis

1111097000025

Page 10: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN SKRIPSI ................................................ iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Batasan Penelitian ...................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

1.5. Sistematika Penulisan ................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Kondisi Geologi Kota Tangerang ............................................. 6

2.2. Kereta Api Bertenaga DC .......................................................... 7

2.2.1 Sistem Catu Daya .............................................................. 8

2.2.2 Kereta Api Listrik ............................................................. 8

2.2.3 Pembagian Arus Antar Gardu ........................................... 9

2.3. Sejarah Magnet Bumi ................................................................. 10

2.4. Medan Magnet Bumi ................................................................ 12

2.4.1 International Geomagnetic Reference Field (IGRF) ........ 15

2.4.2 Variasi Diurnal dan Badai Magnetik ................................. 16

2.4.3 Pengaruh Geologi .............................................................. 19

2.5. Teori Metode Geomagnet .......................................................... 20

2.5.1 Gaya Magnetik ................................................................. 20

2.5.2 Kuat Medan Magnet .......................................................... 21

Page 11: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

x

2.5.3 Momen Magnetik .............................................................. 21

2.5.4 Intensitas Magnetik ........................................................... 21

2.5.5 Suseptibilitas Kemagnetan ................................................ 22

2.5.6 Induksi Magnetik .............................................................. 23

2.5.7 Hukum Biot-Savart ........................................................... 24

2.6. Instrumen Geomagnet ................................................................ 28

2.6.1 Fluxgate Magnetometer LEMI - 018 ................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat Penelitian....................................................................... 29

3.2. Tahapan Penelitian ..................................................................... 29

3.3. Diagram Alir Penelitian ............................................................. 30

3.4. Waktu dan Tempat .................................................................... 31

3.5. Alat dan Bahan ........................................................................... 31

3.6. Pengolahan Data ........................................................................ 33

3.6.1 Pengolagan Data Medan Magnet H dan F ........................ 34

3.6.2 Pengolagan Data Dengan MATLAB ................................ 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Interpretasi Data ......................................................................... 35

4.1.1 Pengaruh Waktu Perjalanan .............................................. 36

4.1.2 Pengaruh Medan Magnet Terhadap Stasiun...................... 40

4.1.3 Pengaruh Medan Magnet Terhadap Waktu 24 Jam .......... 42

4.1.4 Gangguan Selama Pengamatan ......................................... 44

4.2. Pembahasan Teoritis .................................................................. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................ 50

5.2. Saran ........................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 51

LAMPIRAN ................................................................................................. 53

Page 12: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

xi

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1.1 Batasan Wilayah Penelitian ....................................................... 4

Gambar 2.1 Peta Struktur Geologi Kota Tangerang ..................................... 6

Gambar 2.2 Rangkaian kereta api listrik ....................................................... 7

Gambar 2.3 Beberapa perangkat awal magnet .............................................. 10

Gambar 2.4 Miniatur bola magnet sebagai bumi .......................................... 11

Gambar 2.5 Medan Magnet Bumi ................................................................. 13

Gambar 2.6 Elemen Magnet Bumi................................................................ 14

Gambar 2.7 Variasi Intensitas, kemiringan dan gradien ............................... 15

Gambar 2.8 variasi medan magnet ................................................................ 16

Gambar 2.9 Perbandingan medan magnet pada siang dan malam hari......... 17

Gambar 2.10 Pengaruh angin matahari terhadap magnet bumi .................... 18

Gambar 2.11 Orientasi momen dipol mangnet dan nonmagnet .................... 21

Gambar 2.12 Suseptibilitas magnetik dari beberapa jenis batuan................. 22

Gambar 2.13 Kawat arus menimbulkan medan magnet ............................... 24

Gambar 2.14 Model magnet Biot – Savart.................................................... 25

Gambar 2.15 Model magnet Biot – Savart pada kawat panjang terhingga ... 26

Gambar 2.16 Model arah arus 𝐽1 ................................................................... 27

Gambar 2.17 Loop persegi arus kebocoran ke bumi..................................... 27

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ................................................................ 30

Gambar 3.2 LEMI-018 .................................................................................. 31

Gambar 3.3 Global Positioning System ........................................................ 31

Gambar 3.4 Stopwatch .................................................................................. 32

Gambar 3.5 Pengolahan data H ..................................................................... 34

Gambar 3.6 Pengolahan data F ..................................................................... 34

Gambar 4.1 Model koordinat panjang rel .................................................... 35

Gambar 4.2 Model koordinat sensor terhadap rel ........................................ 36

Gambar 4.3 Grafik komponen X pengaruh waktu ....................................... 37

Gambar 4.4 Grafik Komponen Y Pengaruh Waktu ..................................... 37

Page 13: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

xii

Gambar 4.5 Grafik Komponen Z Pengaruh Waktu ..................................... 38

Gambar 4.6 Grafik Komponen X Pengaruh Stasiun Kereta ........................ 40

Gambar 4.7 Grafik Komponen Y Pengaruh Stasiun Kereta ....................... 40

Gambar 4.8 Grafik Komponen Z Pengaruh Stasiun Kereta ........................ 41

Gambar 4.9 Grafik magnetik komponen X, Y, Z ...................................... 42

Gambar 4.10 Grafik magnetik komponen H, F, D, I .................................... 42

Gambar 4.11 Grafik Gangguan komponen X ............................................... 44

Gambar 4.12 Grafik Gangguan komponen Y ............................................... 44

Gambar 4.13 Grafik Gangguan komponen Z ................................................ 45

Gambar 4.14 Grafik Gangguan komponen F ................................................ 45

Gambar 4.15 Arus bocor dari rel ke bawah tanah ......................................... 46

Gambar 4.16 Kebocoran arus dari motor traksi dan pantograf ..................... 47

Gambar 4.17 Medan Magnet terhadap rel kereta .......................................... 48

Gambar 4.18 Medan Magnet terhadap sensor............................................... 48

Page 14: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1 Data pengamatan medan magnet bumi ...................................... 53

Lampiran 2 Data Magnetik interval satu jam ................................................ 61

Lampiran 3 Data Magnetik setiap stasiun kereta .......................................... 62

Lampiran 4 Plot Magnet................................................................................ 63

Lampiran 5 Moving Average ........................................................................ 66

Page 15: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penciptaan Besi merupakan unsur logam yang paling melimpah di bumi

(sekitar 36%). Dari sisi kapasitasnya, besi memiliki bentuk (struktur) yang unik.

Besi merupakan unsur logam dan memiliki sifat kemagnetan yang kuat, oleh sebab

itu batuan magnet disebut 𝐹𝑒2𝑂3 atau magnetit (Buschow, 2004). Keunikan dari

Pengaruh dari medan magnet ini yang menjadi fokus penelitan. Seperti yang

dijelaskan pada ayat Alquran surat Al Hadid ayat 25 :

Artinya :

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-

bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca

(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi

yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,

(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang

menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.

Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Dalam meneliti medan magnet, kita harus melakukan analisa secara

kualitatif dan kuantitatif mengenai efek dari gangguan medan magnet oleh arus

bocor kereta api listrik. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sumber gangguan

dan metode untuk mengurangi gangguan terebut. Penelitian mengenai magnet

sudah sejak lama dilakukan oleh bangsa-bangsa terdahulu seperti penemuan

kompas oleh bangsa cina 202 – 220 SM (Glaßmeier, 2009). Pada kasus ini, perlu

Page 16: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

2

adanya eksperimen dalam melakukan survei lapangan dan membuat model

perhitungan teoritis dalam mengidentifikasi gangguan medan magnet oleh kereta

api listrik DC.

Kereta api listrik DC (Direct Current) menghasilkan medan elektromagnet,

tidak hanya dari arus traksi, namun dari arus kebocoran ke bumi yang tidak

diinginkan. Hal ini menjadi sebuah masalah sendiri bagi penelitian geomagnetik.

Sejak kereta listrik diperkenalkan pada tahun 1880-an, geofisikawan diseluruh

dunia mengeluhkan gangguan yang dihasilkan oleh kereta api listrik. Arus yang

bocor ke tanah dari sistem kereta api listrik menghasilkan efek langsung lebih dari

puluhan kilometer pada pengukuran Telluric (padua, 2002). Sistem ini juga

mengganggu dalam pemantauan resistivitas tanah dan secara tidak langsung

menyebabkan gangguan pada pengukuran lain misalnya pada pengukuran

akselerator CERN LEP (Bravin, 1998).

Kereta api listrik menghasilkan medan magnetnya sendiri yang disebut

medan magnet lokal. Nilai maksimal ini merupakan hasil diskusi representatif dari

perwakilan observatorium geomagnetic ottawa (Pirjola, 2007). Oleh karena itu

perhitungan yang tepat dalam pengamatan geomagnetik dengan peralatan yang

cukup baik sangat penting dibutuhkan. Terdapat beberapa contoh sejarah yang

berhubungan dengan lokasi pengamatan geomagnet yang perlu dipindahkan lebih

jauh dari jalur kereta api listrik DC karena menyebabkan gangguan pengamatan

yang signifikan (Nevanlinna, 2004). Pada prinsipnya, arus traksi yang dibutuhkan

untuk menggerakkan kereta harus mengalir pada sirkuit tertutup dengan memberi

arus pada kabel atas dan meneruskan keseluruh rangkaian kereta. Medan magnet

dihasilkan traksi tersebut dekat dengan jalur lintasan rel kereta cukup signifikan,

pada praktiknya kereta mungkin memiliki kontak langsung dengan tanah melalui

relnya yang menyebabkan adanya arus bocor menuju bumi. Model yang

dipresentasikan pada penelitian medan magnetik yang disebabkan oleh kereta api

listrik DC dengan menggunakan hukum biot – savart, rumus ideal mengenai medan

magnet tanpa arus bocor dan untuk medan magnet pada arus yang bocor, sehingga

medan magnet total pada sistem tersebut yaitu jumlah kedua medan magnet tersebut

(Georgescu, 2002). Pengukuran gangguan magnetik yang dihasilkan oleh kereta api

Page 17: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

3

listrik dari stasiun Tangerang sampai dengan stasiun Duri akan dianalisa dan

hasilnya akan diketahui seberapa besar pengaruh gangguan magnetik dari kereta

api listrik tersebut terhadap pengamatan geomagnetik

Kota Tangerang sampai Jakarta Barat termasuk dalam cekungan jakarta

bagian barat yang tersusun oleh endapan alluvium pantai, endapan delta dan

sebagian tersusun dari material gunung api. Batuan yang menutupi kota tangerang

merupakan batuan kuarter dengan ditindih oleh endapan kipas alluvium yang terdiri

dari atas pasir halus – kasar (Pemkot Tangerang, 2014). Kondisi geologi tangerang

menyebabkan kecilnnya anomali magnetik lokal sehingga sangat cocok sebagai

tempat pengamatan geomagnetik. Namun pertumbuhan penduduk dan

pembangunan besar – besaran yang dilakukan oleh pemerintah kota Tangerang

menyebabkan gangguan medan elektromagnet yang ditimbulkan oleh aktifitas

kelistrikan seperti kereta api listrik dan transformator serta benda kelistrikan

lainnya menyebabkan adanya gangguan pengamatan medan magnet bumi. Analisa

secara kualitatif dan kuantitatif akan dilakukan pada penelitian ini sehingga model

teoritis dari gangguan aktifitas kereta api listrik tersebut dapat ditunjukkan.

Interpretasi dalam bentuk grafik gangguan medan magnet bumi yang tercatat oleh

sensor magnet terjadi karena pengaruh jarak antara kereta api listrik dengan stasiun

pengamatan magnet bumi di Stasiun Geofisika Klas1 BMKG Tangerang.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian pengaruh kereta api terhadap

pengamatan medan magnet bumi diantaranya :

1. Apakah aktifitas kereta api listrik mempengaruhi pengamatan medan magnet

bumi?

2. Bagaimana aktifitas kereta api listrik mempengaruhi pengamatan medan

magnet bumi?

3. Seberapa besar kereta api listrik dapat mempengaruhi pengamatan medan

magnet bumi ?

Page 18: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

4

1.3. Batasan Masalah

Ruang lingkup tugas akhir ini terbatas pada masalah proses pengolahan data

magnetik sampai proses interpretasi data magnetik yang menjadi gangguan atau

noise pada alat pengamatan magnetik di stasiun geofisika Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas 1 Tangerang Jl. Meteorologi No. 5 Tanah

Tinggi Tangerang dengan koordinat 06° 10′18" LS dan 106° 38′46" BT. stasiun

Tangerang 06° 10′ 37" LS dan 106° 37′ 54" BT sampai dengan stasiun Duri

dengan koordinat 06° 09′23" LS dan 106° 48′05" BT. Jarak antara stasiun

Tangerang sampai dengan stasiun Duri sekitar 19 km, seperti gambar dibawah ini :

Gambar 1.1 Batasan Wilayah Penelitian

Penelitian ini akan mendapatkankan nilai gangguan dan diinterpretasikan

dalam bentuk model yang berkaitan dengan nilai magnetik dan jarak kereta

terhadap stasiun pengamatan.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai gangguan medan magnet kereta api listrik terhadap

pengamatan geomagnet memiliki beberapa tujuan diantaranya :

1. Mengetahui pengaruh gangguan kereta api listrik terhadap pengamatan medan

magnet bumi

2. Mengetahui seberapa besar gangguan kereta api listrik terhadap pengamatan

medan magnet di stasiun geofisika klas 1 BMKG Tangerang

3. Mengetahui komponen utama penyebab gangguan pengamatan medan magnet

bumi

Page 19: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

5

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas dasar kegelisahan beberapa peneliti mengenai

gangguan medan magnet kereta api listrik dalam melakukan pengamatan

geomagnet. Manfaat dari hasil penelitian gangguan medan magnet ini diharapkan

menjadi sebuah rujukan dalam rekomendasi pembangunan observatorium

geomagnetik maupun pengembangan penelitian yang lebih komprehensif

kedepannya, sehingga dapat mengurangi gangguan medan magnet tersebut.

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini terdiri dari beberapa sistematika penulisan untuk

mempermudah pembahasan, penelitian ini sesuai dengan pedoman penulisan

skripsi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

penelitian ini dibagi menjadi dua segmen, dimana segmen pertama terdiri dari kata

pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar tabel sedangkan segmen kedua

dimulai dengan abstrak dan dilanjutkan dengan laporan penelitian. Laporan

penelitian skripsi ini terdiri dari lima bab, yang sistematika beserta dengan

deskripsinya dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Bab I Pendahuluan berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, sistematika penulisan, dan batasan masalah.

B. Bab II Tinjauan Pustaka, merupakan dasar-dasar teori dari literatur ilmiah

yang menjadi acuan yang digunakan di dalam penulisan penelitian meliputi

medan magnet, kereta api listrik dan teori dasar metode geomagnetik.

C. Bab III Metodologi Penelitian, berisikan uraian mengenai lokasi penelitian,

alat yang digunakan, akuisisi data, pengolahan data, dan interpretasi.

D. Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan, marupakan uraian yang menjelaskan

analisis data pengamatan dalam pengolahan data dan pembahasan hasil

penelitian.

E. Bab V Kesimpulan dan Saran, menjelaskan kesimpulan dari hasil pengukuran

dalam penelitian dan rekomendasi terkait penelitian yang dilaksanakan.

Page 20: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kondisi Geologi Kota Tangerang

Wilayah Kota Tangerang rata-rata berada pada ketinggian 10 – 18 meter

di atas permukaan laut. Bagian Utara memiliki rata-rata ketinggian 10 meter di atas

permukaan laut, sedangkan bagian Selatan memiliki ketinggian 18 meter di atas

permukaan laut, seperti Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Larangan, dan

Kecamatan Karang Tengah. Secara geologi, Kota Tangerang termasuk dalam

Cekungan Jakarta bagian Barat, yang tersusun oleh endapan alluvium pantai,

endapan delta dan sebagian tersusun dari material gunung api. Gambaran mengenai

kondisi geologis dan geografis kota Tangerang dapat dijelaskan pada gambar

berikut ini :

Gambar 2.1 Peta Geologi Kota Tangerang (Pemkot Tangerang, 2014)

Tinggian ini terdiri atas batuan Tersier yang memisahkan Cekungan Jawa

Barat Utara di bagian barat dengan Cekungan Sunda di bagian timur. Tinggian ini

dicirikan oleh kelurusan bawah permukaan berupa lipatan dan patahan normal,

berarah utara-selatan. pada suatu tinggian struktur yang dikenal dengan sebutan

Tangerang High. Endapan pematang pantai dengan struktur batuan yang terdiri atas

pasir halus – kasar, cangkang moluska; serta endapan alluvium yang terdiri atas

bongkah, kerakal, kerikil, pasir halus, dan lempung. Endapan batuan ini berasal dari

Page 21: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

7

material batuan yang terbawa oleh aliran sungai dan berumur antara 20.000 tahun

hingga sekarang. Endapan tersebut tersusun oleh material lempung, pasir halus dan

kasar, dan konglomerat serta mengandung cangkang moluska. Endapan alluvium

tersebut dapat membentuk endapan delta, endapan rawa, endapan gosong pasir

pantai, dan endapan sungai dengan bentuk meander atau sungai teranyam. Endapan

ini terdiri atas lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal, dan bongkah yang berumur

Kuarter dan tersebar pada daerah pedataran serta sekitar aliran sungai.

2.2. Kereta Api Bertenaga DC

Setiap tahun para pengguna KRL terus meningkat, oleh karena itu jumlah

Kereta Rel Listrik terus ditingkatkan dan ini harus diimbangi pula dengan

peningkatan penyediaan daya pada listrik aliran atasnya.

Gambar 2.2 Rangkaian kereta api listrik

Rangkaian kereta api listrik dapat digunakan untuk perjalanan jarak jauh

maupun Commuter line. Dalam beberapa kasus sering disebut sebagai Light Rapid

Tansit (LRT) atau Metro maupun Tram ketika beroperasi di jalan. Namun untuk

lebih mudah kita akan menyebutnya dengan kereta api listrik (KRL). Rangkaian

KRL bergerak pada jalur yang terdiri dari dua batang baja sebagai rel. lokomotif

kereta bertenaga electric – diesel menghasilkan arus listrik pada kereta itu sendiri,

atau dengan daya AC (Alternating Current) dimana rektifikasi terjadi dari arus AC

ke DC (Direct Current) di kereta.

Page 22: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

8

2.2.1 Sistem Catu Daya

Arus traksi kereta akan disuplai oleh rectifier pada gardu DC. Sistem kerja

recifier cukup rumit, namun dalam penelitian ini kita melakukan pendekatan yang

lebih umum. Pada rentang kerja normal, mereka memiliki nilai resistansi internal

yang konstan (biasanya berkisar 0,03 Ω). Masing – masing gardu akan memiliki

dua atau lebih recifier yang normalnya bekerja secara paralel.

Untuk menyalurkan arus dari gardu menuju kereta atau sebaliknya,

membutuhkan dua buah konduktor. Salah satu konduktor tersebut adalah kabel

tembaga diatas rangkaian kereta atau “rel ketiga” di sekitar permukaan tanah. Untuk

mempermudahnya kita akan fokus membahas sistem kelistrikan atas kereta. Tinggi

kabel dari permukaan tanah berkisar antara 4,5 – 5,5 m. Kita akan asumsikan jarak

antara kabel dengan rel sebesar 5 m. Pada umumnya arus listrik akan kembali

menuju gardu melalui kedua rel atau salah satunya. Kebocoran yang terjadi pada

proses kembalinya arus ini menyebabkan permasalahan pada pengamatan

geomagnet. Current International Standart (CIS) menentukan nominal tegangan

suplai DC sebesar 750, 1500, 3000 V. Dengan daya listrik berkisar 1 MW atau

lebih, maka arus traksi berkisar 1000 A atau lebih. Pada pemukiman padat

penduduk jarak antara gardu recifier ≤ 2 km, namun pada sistem “single track”

jaraknya mungkin sekitar 20 km atau lebih. Satu rel baja kereta api yang kontinu

memiliki resistansi sebesar 0,036 Ω/km (Lowes, 2009).

2.2.2 Kereta Api Listrik

Pada sebuah kereta listrik, rangkaian listrik kereta disuplai melalui alat

yang disebut Centenary atau listrik aliran atas. Kereta bergerak pada kecepatan

yang tepat di jalur dengan daya konstan, pergerakan ini hanya dipengaruhi oleh

gesekan dengan rel dan udara. Kereta membutuhkan akselerasi saat menaiki bukit,

dan kebutuhan daya mungkin lebih banyak pada kondisi ini. Sirkuit listrik terdiri

dari dua bagian vertikal yang pendek (melalui gardu dan kereta), dan dua horizantal

yang panjang (melalui bagian kabel atas dan rel kereta), keduanya memiliki jarak

lima meter. Arus traksi dari gardu dan arus bocor ke tanah ini yang menyebabkan

adanya medan magnet lokal. Untuk menyalurkan arus ke kereta yang berjalan

Page 23: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

9

digunakan piranti bernama pantograf. Terdapat tipe pantograf ada yang berbentuk

diamond – shaped atau single – arm, kedua tipe ini memiliki fungsi sama untuk

mengalirkan listrik dari sumber diatas ke converter kemudian diteruskan ke motor

sehingga KRL berjalan. Pantograf harus terus bersentuhan secara kontinu dengan

konduktor (Halgamuge, 2010). Pada awal perkembangan KRL, motor DC dominan

digunakan karena mudah pengaturannya. Sekarang ini untuk mengatur tegangan

pada KRL motor DC digunakan konverter AC – DC atau sering disebut chopper

DC. Dengan konverter ini pengaturan tegangan lebih mudah dan efisien. Untuk

menghasilkan torsi kereta, motor traksi DC memerlukan arus.

2.2.3 Pembagian Arus Antar Gardu

Sesuai dengan argumentasi diatas, apabila hanya terdapat satu gardu dan

satu kereta dalam satu jalur, untuk mendapatkan persamaan yang baik kereta dapat

dianggap sebagai generator arus impedansi internal yang tinggi. Apabila kita

menambah lebih banyak gardu, lalu untuk mendapatkan persamaan yang sama

kereta tetap digambarkan pada arus yang sama. Apabila kereta terletak diantara dua

gardu, arus akan terbagi menjadi dua, rasio dari arus menjadi kebalikan dari rasio

resistansi (aliran atas + gardu + rel) pada dua bagian arus. Pada praktiknya rasio ini

didominasi oleh resistansi pada kabel aliran atas.

Setiap kereta pada sistem perkeretaapian listrik akan memiliki arus

generator masing – masing, dengan pembagian arus antar gardu ditentukan oleh

posisi kereta pada jalur, terlepas dari kehadiran kereta lain. Kemudian distribusi

arus keseluruhan pada aliran atas dan rel dapat dijelaskan dengan persamaan aljabar

dari distribusi arus masing – masing kereta. Tentunya ini juga termasuk dengan

pembatalan dari kontribusi arus lain pada beberapa lokasi, namun pendekatan ini

memungkinkan penggunaan beberapa perhitungan sederhana, daripada

menyelesaikan beberapa persamaan simultan (Lowes, 2009).

Page 24: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

10

2.3. Sejarah Magnet Bumi

Minat umat manusia terhadap magnetisme berawal pada sifat tarik menarik

dari mineral Lode – stone, bentuk magnetik alami. Sering disebut sebagai loadstone

sebutan tersebut berasal dari bahasa inggris lama, kata “Load” bermakna “jalan”

ataupun “jalur”. Loadstone secara harfiah merupakan sebuah batu yang

menunjukan arah kepada para musafir. Awal pengamatan mengenai magnetisme

dibuat sebelum catatan penemuan yang akurat disimpan. Sehingga tidak mungkin

memastikan preseden sejarah. Meskipun begitu filsuf yunani menulis tentang

Lodestone sekitar tahun 800 SM dan komponen struktur magnetnya diketahui cina

pada tahun 300 SM. Bagi orang yunani kuno sains itu disamakan dengan

pengetahuan, dan dianggap sebagai elemen filsafat. Akibatnya, gaya tarik menarik

dari Lodestone dianggap berasal dari kekuatan metafisik. Beberapa filusuf

animisme bahkan meyakini bahwa Lodestone memiliki jiwa (Lowrie, 2007).

Magnet permanen lemah cukup banyak tersebar di alam dalam bentuk

Lodestone, batu yang kaya akan unsur magnetit yaitu 𝐹𝑒3𝑂4 yang dimagnetisasi

oleh arus listrik besar dari sambaran petir. Ulama dan orang – orang Sumeria,

Yunani kuno, Cina, dan orang Amerika kuno sudah terbiasa dengan keajaiban alami

dari magnet ini. Sebuah Lodestone yang diukir berbentuk sendok cina adalah awal

dari perangkat magentik. Dibuat untuk geomansi di Cina (Coey, 2009). Perangkat

magnetik kuno dapat dijelaskan seperti gambar berikut :

Gambar 2.3 Beberapa perangkat awal magnet, “South Pointer” digunakan untuk

penunjuk arah di Cina dan kompas pelaut portugis pada abad ke 15

Page 25: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

11

Pada abad pertengahan banyak fantasi mengerikan mengenai magnet,

namun semua itu dibantah oleh William Gilbert dalam bukunya pada tahun 1600

Monograf De Magnete, yang bisa dibilang merupakan teks ilmiah modern pertama.

Pemeriksaan arah bidang dipol pada permukaan bola Lodestone atau “Terella”, dan

mengaitkannya dengan pengamatan kemiringan yang saat itu telah diukur pada

banyak titik dipermukaan bumi. Gilbert mengidentifikasikan gaya dari sumber

magnetik yang menyelaraskan jarum kompas seperti bumi itu sendiri, bukan bukan

bintang seperti yang diasumsikan sebelumnya. Dia menduga bahwa bumi itu sendiri

adalah magnet raksasa.

Kekuatan magnet tampak seperti mengalir dari satu kutub keujung lainnya

sepanjang garis induksi yang bisa dibuat terlihat dengan menaburkan serbuk besi

pada kertas yang dipegang diatas magnet. Istilah “Fluks” biasanya digunakan untuk

mencari “induksi magnet” untuk vektor medan magnet B. Salah satu koloni yunani

kuno yang terkuat dan terkaya adalah kota pelabuhan Eferus, di muara sungai

meander provinsi Persia. Pada abad kelima sebelum masehi negara bagian yunani,

Thessaly mendirikan sebuah koloni di Meander dekat dengan Efesus yang disebut

Magnesia, setelah tahun 133 SM dimasukkan kedalam kekaisaran romawi sebagai

Magnesia ad Maeandrum..

Gambar 2.4 Miniatur bola magnet sebagai bumi (Gilbert, 1893)

Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan

magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang

berarti batu Magnesian. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang

mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet

Page 26: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

12

tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya

adalah magnet buatan. Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (North/

N) dan kutub selatan (South/ S). Walaupun magnet itu dipotong – potong, potongan

magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda

lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam.

Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi

dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh

magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik

yang rendah oleh magnet. Sifat kutub magnet adalah kutub sejenis jika didekatkan,

akan tolak menolak. Sedangkan kutub – kutub tidak sejenis jika didekatkan, akan

tarik menarik. Ruangan di sekitar magnet yang masih dipengaruhi adanya gaya

magnet disebut medan magnet. Kuat medan magnet ditunjukkan oleh garis – garis

magnet yang disebut fluks (Benedictus, 2017).

Pada Tahun 1935, Henry Gilibrano yang mempelajari data ini menyadari

bahwa medan magnet bumi berubah-ubah seiring dengan waktu. Medan magnetik

bumi dapat digambarkan sebagai batang magnet dengan dua kutub yang terletak di

dalam bumi tapi tidak tepat ditengah-tengah. Sumbu magnet bumi bergeser sejauh

1.200 km dari sumbu tengah bumi. Temperatur pada saat material kehilangan

kemampuan untuk mempertahankan sifat magnet dikenal sebagai suhu Curie.

Temperatur ini mungkin dicapai pada bagian bawah kerak bumi. Tekanan

berpengaruh sangat kecil pada suhu Curie. Pengukuran medan magnet

dipermukaan bumi merupakan resultan dari berbagai variabel (Santoso, 2002).

2.4 Medan Magnet Bumi

Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu

medan magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipol magnet

yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipol ini bergeser sekitar 11° derajat dari

sumbu rotasi bumi, yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak pada

tempat yang sama dengan kutub utara magnetik bumi. melalui perhitungan posisi

simetris dimana dipol magnetik memotong permukaan bumi, letak kutub utara bumi

adalah 79,7° N, 71,8° W dan 79,7° S; 108,2° E untuk kutub selatan (Lowrie, 2007).

Page 27: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

13

Gambar 2.5 Medan Magnet Bumi

Medan magnet bumi tergolong lemah, Intensitas maksimum ketika

mencapai dekat dengan kutub magnet sekitar 6 × 10−5 T. Instrumen modern untuk

menghitung medan magnet disebut dengan magnetometer memiliki sensitifitas

sebesar 10−9 T, satuan ini disebut nanotesla (nT) dan telah diadopsi dalam

geofisika sebagai intensitas medan magnet bumi. Sebagian besar survei geomagnet

dilakukan sampai tahun 1970 an menggunakan sistem satuan c.g.s, dimana medan

magnet B dihitung dalam satuan Gauss, setara dengan 10−4 T. Satuan eksplorasi

geofisika kemudian menjadi 10−5 𝐺𝑎𝑢𝑠𝑠, disebut sebagai Gamma (𝛾). Dengan

demikian satuan tersebut sama dengan 10−9 T atau nanotesla (nT).

Medan magnet bumi merupakan vektor yang dapat digambarkan pada

permukaan bumi dengan tiga komponen ortogonalnya atau komponen magnet X

(menunjuk kearah utara geografis), Komponen Y (menunjuk kearah timur) dan

komponen Z (arah vertikal kebawah). Dua komponen magnetik X dan Y dapat

digabungkan dapat menghasilkan komponen intensitas medan magnetik H dengan

H = √X2 + Y2, yang sejajar dengan arah jarum kompas. Dengan menambahkan

komponen vertikal Z, maka medan magnet total F diperoleh F = √X2 + Y2 + Z2.

Deklinasi D didefinisikan sebagai sudut antara H dengan utara geografis dan

inklinasi sebagai sudut antara budang horizontal bumi dengan vektor medan F

(Glaßmeier, 2002). Vektor magnetik dapat digambarkan sebagai komponen

Page 28: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

14

komponen kartesian paralel terhadap tiga sumbu ortogonal. Elemen medan magnet

bumi dapat diambil dari komponen kearah utara dan timur geografis bumi serta

vertikal kearah bawah. Alternatifnya, elemen geomagnet dapat juga digambarkan

dalam koordinat bola. Besar vektor magnet bisa didapatkan dari kuat medan magnet

F, dengan deklinasi sebagai sudut antara kutub utara magnetik dan utara geografis

dan Inklinasi sebagai sudut dari arah vektor magnet dibawah garis horizontal.

Gambar 2.6 Elemen Magnet Bumi

Bentuk kartesian (X, Y, Z) dan koordinat bola (F, D, I) dalam elemen

geomagnet dapat saling berkaitan dengan persamaan :

X = FcosIcosD ; Y = FcosIsinD ; Z = FsinI

D = acrtan (X

Y) ; I = arctan (

Z

√X2+Y2) (2.1)

Karena letaknya yang berbeda terdapat perbedaan antara arah utara magnet

dan geografi yang disebut sebagai deklinasi. Arah polarisasi benda magnet akan

ditentukan oleh nilai inklinasi dimana benda tersebut diletakkan. Dalam ilmu

geofisika makna utara dan selatan biasa digunakan untuk mendeskripsikan

perbedaan polaritas positif dan negatif, namun para geofisikawan beranggapan

bahwa kutub utara dan selatan magnetik adalah positif. Medan magnet utama bumi

Page 29: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

15

berasal dari arus listrik yang beredar dilapisan inti luar, namun sebagian besar dapat

dimodelkan sebagai sumber dipol dipusat bumi. salah satu komponen utama magnet

bumi adalah dipol magnet. Dipol tidak selaras dengan poros rotasi bumi karenanya

kutub magnetik menyimpang dari kutub geografis. Variasi dengan garis lintang dari

besar dan arah yang ideal dari bidang dipol sejajar sepanjang sumbu putar bumi.

Dekat garis ekuator, sudut kemiringan berubah hampir dua kali lebih cepat dari

sudut lintang seperti gambar dibawah ini (Milsom, 2003):

Gambar 2.7 Variasi Intensitas, kemiringan dan gradien sepanjang poros bumi

2.4.1 International Geomagnetic Reference Field (IGRF)

International Geomagnetic Reference Field (IGRF) atau referensi medan

magnet bumi internasional merupakan kesepakatan internasional dan secara umum

menggunakan model matematika dari medan magnet internal bumi. IGRF

dirancang untuk memberikan persamaan yang mudah diakses, pada bagian berskala

besar medan magnet bumi berawal dari bawah permukaan bumi. Sebagian besar

medan ini didominasi oleh arus listrik dari pergerakan cairan inti bumi. Fluktuasi

medan magnet yang cepat disebabkan karena variasi sistem arus listrik di lapisan

magnetosfer dan ionosfer. Pada medan magnet lemah karena batuan yang

dimagnetisasi tidak termasuk kedalam IGRF (Susan, 2014). Variasi medan magnet

utama bumi terhadap garis lintang, bujur dan waktu dapat dijelaskan dengan

pendekatan eksperimen, yang didefinisikan oleh 120 koefisien harmonik sferis ke

urutan n = 10 Panjang gelombang paling pendek adalah sekitar 4000 km. IGRF

Page 30: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

16

menyediakan Representasi yang masuk akal dari wilayah regional aktual di daerah

yang disurvei dengan baik, dimana IGRF dapat digunakan untuk menghitung

koreksi regional, namun perbedaannya sebanyak 250 nT dapat terjadi di daerah

dimana sedikit informasi tersedia pada saat perumusan.

Mayoritas pengguna IGRF saat ini terdiri dari ahli geofisika dengan fokus

penelitian pada interpretasi geologi survei magnetik regional dan lembaga

penelitian pemerintah yang berfokus pada riset medan magnet bumi. Karena

perubahan sekuler jangka panjang tidak dapat diprediksi kecuali oleh ekstrapolasi

dari observasi masa lalu, IGRF diperbaharui setiap lima tahun sekali. Pembaharuan

berkala ini berdasarkan pengamatan di observatorium dan juga direvisi secara

retrospektif untuk memberikan model definitif (DGRF). Koreksi IGRF sangat

penting Ketika survei udara atau kelautan yang dilakukan berbulan-bulan atau

bahkan bertahun-tahun. Secara terpisah IGRF dapat dibandingkan atau

dikombinasikan. Pada prakteknya IGRF sering digunakan menjadi acuan dalam

survey geomagnet dalam mencari distribusi anomali pada kegiatan ekplorasi.

2.4.2 Variasi diurnal dan badai magnetik

Medan magnet bumi juga bervariasi karena perubahan kekuatan dan arah

arus yang beredar di lapisan ionosfer. Dalam pola Solarquite (Sq) normal, medan

magnet hampir konstan pada malam hari tapi menurun antara fajar dan sekitar pukul

11 pagi, meningkat lagi sampai sekitar pukul 4 sore, dan kemudian perlahan – lahan

menurun pada tengah malam, seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.8 variasi medan magnet pada lintang pertengaham

Page 31: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

17

Kurva diurnal cenderung berhubungan langsung dengan waktu matahari

lokal namun perbedaan amplitudo bisa lebih dari 20 persen karena perbedaan

konduktivitas kerak bumi (Milsom, 2003).

Molekul terionisasi dalam ionosfer melepaskan elektron kuat, secara

horizontal dan membentuk cincin arus listrik. Bentuk ini sebagai sumber medan

magnetik luar yang terdeteksi pada permukaan bumi. Ionisasi paling kuat terjadi

disisi bumi pada siang hari. Dimana lapisan ekstra berkembang, matahari juga

menyebabkan pasang surut atmosfer, sebagian karena gaya tarik gravitasi tapi

terutama disebabkan karena sisi yang menghadap matahari memanas selama siang

hari. Gerakan partikel bermuatan melalui medan magnet bumi menghasilkan medan

listrik, menurut hukum lorentz dimana menggerakkan arus listrik di ionosfer,

khususnya komponen horizontal dari kecepatan partikel berinteraksi dengan

komponen medan magnet vertikal sehingga menghasilkan loop arus listrik

horizontal di ionosfer. Arus ini yang menyebabkan medan magnet di permukaan

bumi. Saat ini bumi berputar dibawah ionosfer teramati intensitas medan

geomagnetik berfluktuasi dengan disaran 10 – 30 nT pada permukaan bumi dalam

periode satu hari.

Gambar 2.9 Perbandingan medan magnet pada siang dan malam hari

Perubahan intensitas medan geomagnetik yang bergantung pada waktu

disebut sebagai variasi diurnal (variasi harian), besarnya variasi harian bergantung

pada garis lintang pengamatannya karena sangat mempengaruhi keakuratan

Page 32: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

18

pengukuran medan magnet selama survei berlangsung, variasi ini harus

dikompensasikan dengan mengoreksi pengukuran medan magnet dilapangan.

Berikut ini merupakan gambaran dari aktifitas matahari yang berpengaruh

pada medan magnet bumi :

Gambar 2.10 Pengaruh angin matahari terhadap magnet bumi

Kejadian badai matahari Geomagnet berhubungan dengan fenomena yang

timbul di matahari terutama pada saat matahari aktif, yaitu berupa lontaran massa

korona (Coronal Mass Ejection – CMA) yang menyebabkan gangguan terhadap

angin matahari dan berakibat pada peningkatan aktivitas medan magnet bumi

melalui kopling angin matahari – magnetosfer – ionosfer yang akan memicu

terjadinya badai geomagnet. Medan magnet bumi diangkasa telah diukur dari satelit

dan pesawat ruang angkasa. Medan magnet eksternal cukup rumit, seperti gambar

diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar sangat dipengaruhi oleh angin matahari,

aliran pertikel bermuatan listrik (terutama terdiri dari elektron, proton dan inti

helium) yang terus menerus dipancarkan oleh matahari. Angin matahari adalah

plasma, hal ini adalah istilah fisika untuk sebuah gas yang terionisasi dari partikel

dengan kepadatan rendah yang terbentuk hampir serupa dengan konsentrasi ion

yang dibebankan. Jarak bumi dari matahari (1 AU) dengan kerapatan angin

matahari sebesar 7 ion per cm3 dan menghasilkan medan magnet sekitar 6 nT.

Angin matahari berinteraksi dengan medan magnet bumi membentuk suatu daerah

disebut magnetosfer. Pada jarak lebih dari beberapa radii interaksi sangat

Page 33: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

19

mengubah medan magnet dari dipole sederhana. Kecepatan relatif angin matahari

relatif terhadap bumi sekitar 450 kms−1. Pada jarak yang sangat jauh disisi siang

hari angin matahari supersonik bertabrakan dengan bagian atmosfer yang tipis. Ini

menghasilkan sebuah efek yang mirip dengan gelombang kejut didepan sebuah

pesawat supersonik.

Aktifitas matahari berubah secara berkala dengan 11 tahun siklus bintik

matahari dan flare matahari. Emisi dari radiasi yang terkait dengan fenomena

matahari ini meningkatkan arus ionosfer, secara cepat ini menimbulkan anomali

medan magnetik yang kuat atau disebut badai magnetik dengan amplitudo

mencapai 1000 nT di permikaan bumi. Gangguan ionosfer juga menganggu

transmisi gelombang pendek ke glombang radio. Survei magnetik harus dihentikan

sementara ketika badai magnetik sedang berlangsung, badai ini dapat berlangsung

selama berjam – jam atau hari, tergantung dari lamanya aktifitas matahari.

2.4.4 Pengaruh Geologi

Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan

magnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak di dalam inti

bumi, namun tidak berhimpit dengan garis utara – selatan geografis Bumi.

Sedangkan kuat medan magnet sebagian besar berasal dari dalam bumi sendiri

(98%) atau medan magnet dalam (internal field), sedangkan sisanya (2%)

ditimbulkan oleh induksi magnetik batuan di kerak bumi maupun dari luar angkasa.

Pada dasarnya medan magnet internal berasal dari inti bumi (innercore) dan kerak

bumi (Alfhareza, 2014).

Nilai Curie untuk semua bahan magnetik secara geologis ada dikisaran

500 – 600°C. Suhu itu tercapai normalnya dibagian bawah permukaan kerak

benua, namun juga dibawah lapisan moho di dasar lautan. Lapisan mantel atas

adalah bagian magnetik lemah, sehingga basis efektif sumber magnet lokal adalah

isoterm Curie dibawah benua dan moho dibawah lautan. Deposit magnetit besar

dapat menghasilkan medan magnet sebanyak 200.000 nT. Anomali magnetik

memiliki bagian positif dan negatif. Dalam kasus ekstrim arah magnetometer

bahkan dapat merekam medan magnet negatif.

Page 34: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

20

Anomali dari ukuran ini tidaklah biasa, namun tanggul basalt dan arus

serta beberapa intrusi dasar yang lebih besar dapat menghasilkan medan magnet

ribuan atau bahkan puluhan ribu nanotesla. Medan magnet anomali lebih dari 1000

nT jarang sekali terjadi, bahkan di area ruang bawah tanah kristal yang Outcropping

sekalipun. Batuan sedimen umumnya menghasilkan perubahan kurang dari 10 nT,

seperti halnya perubahan magnetisasi tanah dalam arkeologi dibeberapa daerah

tropis, medan magnett puluhan nanotesla diproduksi oleh Maghemite yang

terbentuk sebagai pertumbuhan nodular pada laterit. Nodulnya mungkin muncul

untuk membentuk kerikil besi yang menimbulkan tingkat gangguan yang tinggi

dalam survey tanah.

2.5. Teori Metode Geomagnet

Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika untuk mengukur

variasi medan magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi

distribusi benda termagnetisasi dibawah permukaan bumi, sehingga meningkatakan

munculnya medan magnet bumi yang tidak homogen atau disebut anomali

magnetik. Variasi intensitas medan magnetik yan terukur kemudian ditafsirkan

dalam bentuk distribusi bahan magnetik dibawah permukaan, yang kemudian

dijasikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin dalam aplikasinya,

metode magnetik mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi.

Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut maupun

udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak

bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta dapat diterapkan pada propeksi

pencarian benda – benda arkeologi (Fristy, 2012).

2.5.1 Gaya Magnetik

Dasar teori dari metode magnetik adalah gaya coulomb antara dua kutub

magnet 𝑚1𝑑𝑎𝑛 𝑚2 (e.m.u) yang berjarak r (m) dalam bentuk berikut :

�� =𝑚1𝑚2

𝜇0𝑟2 𝑟 (2.1)

Page 35: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

21

Dimana �� adalah gaya yang bekerja diantara dua magnet dengan kuat medan

magnet 𝑚1𝑑𝑎𝑛 𝑚2. 𝜇 adalah permeabilitas suatu medium dengan satuan Henry per

meter (𝐻𝑚−1). Dalam medium hampa permeabilitas mutlak sama dengan 𝜇0 yang

nilainya 4𝜋×10−7 𝐻𝑚−1. Konstanta 𝜇0 adalah permeabilitas untuk ruang hampa

tidak berdimensi.

2.5.2 Kuat Medan Magnet

Kuat medan magnet (𝐻) pada suatu titik yang berjarak r dan

𝑚1didefinisikan sebagai gaya per satuan kuat kutub magnet, dapat dituliskan

sebagai berikut :

�� = ��

𝑚2=

𝑚1

𝜇0𝑟2 𝑟 (2.2)

2.5.3 Momen Magnetik

Dipol magnetik dapat dibayangkan sebagai dua kutub magnet dengan kuat

+m dan –m terpisah pada jarak 𝑙. Momen dipol magnetik dapat didefinisikan

sebagai berikut ;

�� = 𝑚𝑙𝑟 (2.3)

Gambar 2.11. (a) orientasi momen dipol nonmagnet dan (b) benda magnet

𝑟 adalah arah vektor satuan 𝑟 dari kedua kutub.

2.5.4 Intensitas Magnetik

Suatu benda magnetik yang ditempatkan pada suatu medan magnet dengan

kuat medan B , maka akan mengalami magnetisasi karena induksi. Magnetisasi

yang diukur dapat dinyatakan dalam persamaan ;

𝐼 =��

𝑉 . 𝐹 (2.4)

Satuan magnetisasi dalam cgs adalah gauss dan dalam SI adalah A/𝑚.

Page 36: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

22

2.5.5 Suseptibilitas Kemagnetan

Derajat suatu benda magnetik untuk mampu termagnetisasi ditentukan

oleh suseptibilitas magnetik benda tersebut. Berikut ini nilai suseptibilitas dari

beberapa batuan, diantaranya :

Gambar 2.12 Suseptibilitas magnetik dari beberapa jenis batuan

nilai suseptibilitas magnet yang ditunjukkan oleh persamaan:

�� = 𝑘�� (2.5)

Dengan �� adalah intensitas magnet dalam A/m, k adalah nilai suseptibilitas suatu

bahan dan tidak memiliki dimensi serta adalah kuat medan magnet dalam A/m.

Nilai k adalah parameter dasar yang digunakan dalam metode magnet. Nilai

suseptibilitas batuan semakin besar jika dalam batuan tersebut dijumpai banyak

mineral yang bersifat magnet. Besaran suseptibilitas adalah parameter dasar yang

dipergunakan dalam prospek magnetik, dimana semakin besar suseptibilitas batuan

maka semakin banyak dijumpai mineral yang bersifat magnetik (Sugiyo, 2015).

Meskipun ada sebuah variasi terbesar pada harga k. Pada sebuah batuan khusus dan

tipe yang berbeda, batuan sedimen merupakan jenis batuan yang memiliki nilai rata

– rata suseptibilitas terkecil dan batuan beku meiliki nilai tertinggi. Suseptibilitas

tergantung dari jumlah mineral ferromagnetik yang ada, umumnya magnetik

maupun kadang – kadang ilmenit dan pirotit (Syirojudin, 2010).

Page 37: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

23

2.5.6 Induksi Magnetik

Flux magnetik B merupakan nilai dari gaya magnetik yang dihasilkan oleh

medan magnet dengan satuan Weber. Kerapatan Fluks Magnet atau induksi magnet

adalah nilai dari garis gaya persatuan luas, satuannya Weber/𝑚2 atau Tesla.

Sebelumnya kerapatan Fluks magnetik atau induksi magnetik termasuk vektor

dengan fluks magnetik dapat ditulis sebagai berikut :

𝜙 = ∫ ��.𝑠

��. 𝑑𝑠 (2.6)

Suatu bahan magnet yang diletakkan dalam medan magnet luar �� akan

menghasilkan medan tersendiri 𝐻′ yang meningkatkan nilai total medan magnet

bahan tersebut. Induksi medan magnet didefinisikan sebagai medan magnet total

bahan yang dapat ditulis sebagai :

�� = �� + 𝐻′ (2.7)

dimana satuan ��, �� dan 𝐻′ dianggap sama dalam sistem satuan cgs.

Hubungan medan sekunder 𝐻′ dengan intensitas magnet adalah:

𝐻′ = 4𝜋𝐼 (2.8)

Sehingga :

�� = (1 + 4𝜋𝑘) �� (2.9)

Konstanta 1+4πk sama dengan permeabilitas magnet (μ) yang juga merupakan

perbandingan antara �� dan �� sehingga dapat ditulis sebagai:

�� = 𝜇�� (2.10)

Satuan B dalam emu adalah gauss, sedangkan dalam geofisika eksplorasi dipakai

satuan gamma (g) dengan 1 g = 10−5gauss = 1 nT.

2.5.7 Hukum Biot-Savart

Elemen medan magnet dB dihasilkan oleh elemen vektor arus I ds dari

persamaan hukum Biot – Savart. Medan magnet dapat dihasilkan dari suatu muatan

listrik q yang bergerak dengan kecepatan v. Medan magnet yang dihasilkan pada

jarak r dari muatan bergerak q sebesar:

Page 38: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

24

𝐵 =𝜇0𝑞(𝑉×��)

4𝜋 𝑟2 (2.11)

Kemudian r merupakan jarak dari muatan terhadap titik medan magnet

diukur dan r adalah vektor satuan dengan arah tegak lurus permukaan yang dibentuk

perkalian vektor v dan r. Arah dari garis – garis gaya magnet ditentukan dengan

kaidah tangan kanan. Sebuah kawat apabila dialiri oleh arus listrik akan

menghasilkan medan magnet yang Garis – garis gayanya berupa lingkaran yang

berada di sekitar kawat tersebut. Titik A dengan P didefinisikan dengan a, yang

merupakan jarak suatu titik dengan kawat berarus. Persamaan ini dikenal sebagai

hukum Biot – Savart. Salah satu contoh penggunaan paling sederhana adalah pada

kawat lurus :

Gambar 2.13 Kawat arus menimbulkan medan magnet

Pada gambar diatas jarak antara titik A dengan P merupakan jarak tegak

lurus antara kawat dengan titik pengamatan. Kemudian kita bagi prosesnya pada

kondisi kawat BA sebagai salah satu kondisi dimana terdapat jarak antara titik

pengamatan P dengan kawat arus di titik tertentu, pada kasus ini didefinisikan

dengan vektor r. Setelah itu bentuk model magnetnya menjadi :

Page 39: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

25

Gambar 2.14 Model magnet Biot – Savart

Kemudian pada gambar diatas ini 𝑠𝑖𝑛 θ = cos 𝛼. Untuk kawat berarus

elemen arus I dl dimasukkan untuk mengganti qv, sehingga diperoleh :

∫ 𝑑𝐵 = ∫μ0I

dl×r

r2 (2.12)

B𝑃 =μ0I

4π ∫

dl sin θ

r2 (2.13)

Subtitusi nilai 𝑠𝑖𝑛 θ

𝑠𝑖𝑛 θ =rd𝛼

𝑑𝑙 (2.14)

B𝑃 =μ0I

4π ∫

dl

r2

𝑟𝑑𝛼

𝑑𝑙 (2.15)

B𝑃 =μ0I

4π ∫

𝑑𝛼

𝑟 (2.16)

Subtitusi nilai r dengan cos 𝛼 =𝑎

𝑟

B𝑃 =μ0I

4π ∫

cos𝛼 𝑑𝛼

𝑎 (2.17)

B𝑃 =μ0I

4π a∫ cos𝛼 𝑑𝛼

90

0 (2.18)

B𝑃 =μ0I

4π a sin𝛼|0

90 (2.19)

Besar medan magnet yang dihasilkan oleh setengah kawat yang sangat panjang BA,

maka batas 𝛼 terkecil adalah 𝛼 = 0 dan terbesar 𝛼 = 90 adalah :

Page 40: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

26

B𝑃 =μ0I

4π a (2.20)

Jika dianggap panjang kawat tak – terhingga, maka dengan cara ang sama

kawat AC pun akan menghasilkan medan magnet yang sama dititik P, oleh sebab

itu untuk menghitung besar medan magnet seluruh BAC adalah :

B𝑃 =μ0I

2π a (2.21)

Pada prinsipnya penyelesaian kasus medan magnet akibat kawat lurus

berarus I yang panjangnya berhingga ini sama dengan kasus kawat tak berhingga.

Besar medan magnet dititik P apabila kawat tidak sangat panjang seperti :

Gambar 2.15 Model magnet Biot – Savart pada kawat panjang terhingga

(Dirgahadipta, 2016)

Maka besar medan magnet pada titik P adalah :

B𝑃 =μ0I

4π a(cos𝜃 + 𝑐𝑜𝑠𝜑) (2.22)

Arus yang disuntikkan oleh gardu induk melalui feeding line menuju kereta

adalah 𝐽1. Dengan menggunakan aturan tangan kanan sistem koordinat kartesian

xyz dimana sumbu x paralel terhadap loop dengan gardu listrik dan kereta yang

berada pada masing – masing x = 0 dan x = L serta sumbu z ke arah bawah.

Page 41: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

27

Gambar 2.16 Model arah arus 𝐽1

Pada kondisi ideal, arus awal seharusnya mengalir kembali dari kereta

menuju gardu melalui rel, yaitu dari x = L menuju x = 0 pada z = 0 seperti pada

loop persegi 𝐽1 pada gambar diatas. pada prakteknya rel kereta dengan arusnya

digambarkan dengan model sebagai berikut :

Gambar 2.17 Loop persegi arus kebocoran ke bumi

Kita asumsikan bahwa arus bocor tersebut konstan (= j dx) sepanjang rel kereta.

Dengan satuan arus bocor densitas persatuan unit panjang (= j)

𝑗𝑟𝑎𝑖𝑙(𝑥) = 𝐽1 − ∫ 𝑗 𝑑𝑥 = 𝐽1 − 𝑗(𝐿 − 𝑥)𝐿

𝑥 (2.23)

Penjelasan pada komponen 𝑗(𝐿 − 𝑥) merepresentasikan penurunan 𝐽1 akibat

adanya kebocoran. Total arus bocor antara 𝑥 = 𝐿 dan 𝑥 = 0 dinotasikan dengan 𝑗0,

sama dengan 𝐽(0) = 𝑗𝐿, maka 𝑗 = 𝐽0/𝐿. Untuk menghitung medan magnet dititik

(x,y) pada permukaan tanah (z = 0), kita harus menambahkan kontribusi dari loop

arus “kebocoran” 𝑗 𝑑𝑥 = 𝐽0𝑑𝑥/𝐿 pada medan magnet yang dihasilkan dari loop

total tersebut (pirjola, 2007).

Page 42: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

28

2.6 Instrumen Geomagnet

torsi awal magnetometer pada awalnya menggunakan jarum kompas yang

dipasang pada Sumbu horizontal (jarum dipol) untuk mengukur medan magnet

vertikal. Metode ini digunakan sampai sekitar 1960, sampai mereka mulai

menggantikannya dengan fluxgate, Proton Precission dan Alkali Vapour

Magnetometers. Instrumen dari ketiga jenis ini sekarang dipasarkan dengan data

logger built-in dan sering dapat diatur untuk merekam secara otomatis pada interval

waktu tetap di Base Station. Ketiganya bisa dipakai sendiri atau secara bersamaan

sebagai gradiometer, meskipun kemudian perawatan harus dilakukan dengan

Instrumen presisi untuk memastikan bahwa medan polarisasi dari satu sensor tidak

Mempengaruhi pengukuran lain (Milsom, 2003).

2.6.1 Fluxgate Magnetometer LEMI – 018

Magnetometer LEMI – 018 untuk pengukuran yang tepat dalam menghitung

medan magnet bumi dan variasinya di laboratorium maupun akuisisi lapangan serta

pada pengamatan geomagnet yang diproduksi berdasarkan sensor flux – gate, ketiga

komponennya yang diimplementasikan dalam bagian yang sama. Alat Terdiri dari

dua unit sensor dengan dukungan yang dapat diatur atau ditangguhkan dan unit

elektronika yang keduanya dapat dihubungkan oleh kabel. Unit elektronika ini

memungkinkan operasi akuisisi otomatis, pemrosesan dan penyimpanan data

medan magnet dan variasinya dikartu FLASH yang tertanam, serta fitur Transmisi

ke pengguna eksternal melalui tampilan RS232 (RS – 422). Dilengkapi dengan

Penerima GPS (Global Positioning System) yang dapat menyediakan sinkronisasi

satelit Terhadap waktu dan koordinat dari lokasi magnetometer. Hal ini

memungkinkan pengorganisasian operasi sinkron dari satu set magnetometer yang

dipasang di daerah pengamatan. Volume besar dari memori internal yang tidak

mudah menguap memungkinkan untuk perekaman data dan konsumsi daya yang

kecil untuk penggunaan magnetometer pada pengukuran jangka panjang dalam

kondisi dipermukaan tanah (KJT Enterprises, 2017).

Page 43: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat Penelitian

Penelitian Tugas akhir dengan judul “Analisa Gangguan Medan Magnet

Kereta Api Listrik Terhadap Pengamatan Geomagnet” akan dilakukan di Stasiun

Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas 1

Tangerang Lokasinya berada di Jl. Meteorologi no. 5 Tanah tinggi Tangerang.

dengan koordinat 06° 10′18" LS dan 106° 38′46" BT dan stasiun kereta api listrik

dari stasiun Tangerang sampai stasiun Duri. jarak antara sensor magnetik dengan

stasiun kereta cukup dekat ±340 meter.

3.2. Tahapan Penelitian

Penelitian tugas akhir ini memiliki beberapa tahapan dalam pengambilan data

sampai interpretasi diantaranya :

A. Studi Pustaka

Mempelajari dan memahami data sekunder dari buku dan penelitian

sebelumnya merupakan informasi paling utama dalam sebuah penelitian.

Sumber yang didapatkan harus valid dan dapat dipertanggung jawabkan, oleh

sebab itu sumber referensi penelitian ini berasal dari buku, jurnal ilmiah dan

penelitian skripsi.

B. Akuisisi data

Pengambilan data langsung di lapangan untuk memperoleh data primer

mengenai nilai magnetik bumi saat terjadinya gangguan

C. Pengolahan data

Data hasil dari akuisisi akan diolah dalam bentuk pemisahan antara nilai

geomagnetik dan gangguan atau noise ketika kereta api melintas.

D. Interpretasi data

setelah pengolahan data maka hasilnya akan diinterpretasikan dalam bentuk

grafik dan atau pemetaan gangguan dari nilai magnetik tersebut

Page 44: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

30

E. Presentasi dan Evaluasi

Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa perbandingan antara nilai

gangguan dari anomali lokal yang di sebabkan oleh aktivitas kereta api listrik

dari perhitungan filter noise dan data lapangan.

3.3. Bagan Alir Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa proses, berikut merupakan Diagram alir dari

penelitian tugas akhir ini :

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

Studi Literatur

Identifikasi Masalah

Observasi Posisi Stasiun

Kereta Api Listrik

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Magnetik

Interpretasi

Selesai

1. Realtime Medan magnet X, Y, Z

2. Titik Koordinat kereta interval 5 detik

1. Microsoft Excel

2. Matlab

1. Grafik Medan Magnet

Terhadap Waktu

2. Grafik Medan Magnet

Terhadap Posisi Kereta

3. Grafik Medan Magnet

Terhadap Stasiun Kereta

4. Perhitungan Teoritis

Page 45: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

31

3.4. Waktu dan Tempat

Penelitian skripsi ini akan dilaksanakan pada :

Waktu : 07 Juni 2017 – Selesai

Judul : “Analisa Gangguan Medan Magnet Kereta Api Listrik Terhadap

Pengamatan Geomagnet ”

Tempat : Badan Metorologi Klimatologi dan Geofisika (Stasiun Geofisika

klas 1 Tangerang)

3.5. Alat dan Bahan

Penelitian tugas akhir ini membutuhkan beberapa peralatan pendukung dalam

menunjang terlaksananya pengamatan medan magnet diantaranya :

A. Fluxgate Magnetometer LEMI-018

Gambar 3.2 LEMI-018

B. GPS (Global Positioning System)

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan

penentuan posisi. GPS ini memiliki fungsi untuk menentukan suatu posisi

berdasarkan 4 faktor yaitu latitude, longitude, altitude and time

Gambar 3.3 Global Positioning System

Page 46: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

32

C. Stopwatch

Untuk mengukur waktu pemberhentian kereta di setiap interval lima detik

dan disetiap stasiun.

Gambar 3.4 Stopwatch

D. Worksheet

Untuk mencatat Real time, Lintang dan Bujur dan medan magnet dari

komponen X, Y, Z, H dan F total saat pengambilan data.

NO REAL

TIME LAT LONG

X

FIELD

Y

FIELD

Z

FIELD

H

FIELD

F

FIELD

1

2

3

4

5

Tabel 3.1 Worhsheet akuisisi

Page 47: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

33

E. Software pengolahan data

Pengolahan data magnetik pada penelitian ini menggunakan beberapa software

diantaranya :

1. Microsoft Office (Exel).

Software ini digunakan untuk mengumpulkan data pengamatan selama satu hari

dalam bentuk Sheet kemudian dapat diolah dengan mencari nilai H dan F

2. MATLAB R16

Software MATLAB digunakan untuk mengetahui nilai gangguan magnetik dengan

cara memisahkan nilai magnetik dengan nilai gangguannya.

3.6. Pengolahan Data

Akuisisi pengambilan data dilakukan dari stasiun Tangerang sampai dengan

stasiun Duri pada pukul 13:55:00 WIB sampai 14:16:00 WIB. Tercatat sebanyak

1262 data, oleh sebab itu data tersebut diperkecil dengan interval 5 detik sehingga

total data menjadi 253 data. Akuisisi data yang di ambil berupa data pencatatan

waktu, kemuadian data titik koordinat selama rentang perubahan waktu selama lima

detik berupa titik lintang selatan dan bujur timur dan data sensor magnet yang

mencatat medan magnet komponen X, Y, dan Z. Penentuan data magnetik berupa

perhitungan data Intensitas magnetik dan nilai medan magnet total dapat dihitung

secara manual dengan menggunakan Ms. Excel dengan menentukan resultan

vektornya. Gangguan magnet akibat dari aktivitas kereta api listrik sangat

berpengaruh terhadap pengamatan magnet bumi, penelitian ini akan menunjukan

beberapa pengaruh tersebut dengan interpretasi data pengamatan. Interpretasi ini

akan menunjukan pengaruh medan magnet setiap perubahan jarak selama lima

detik. Data interpretasi ini akan menunjukan seberapa besar pengaruh jarak stasiun

kereta api listrik terhadap rumah sensor. Interpretasi data selanjutnya pengaruh

medan magnet selama satu hari pengamatan, data ini menunjukan pengaruh

aktivitas kereta api listrik terhadap pengamatan medan magnet pada tanggal 7 Juni

2017. Interpretasi data mengenai filter data gangguan magnet menggunakan metode

ARIMA (Auto Regressive Integrated Moving-Average) akan menunjukan seberapa

besar nilai gangguan magnet kereta api listrik tersebut.

Page 48: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

34

3.6.1 Pengolahan Data Medan Magnet H dan F

Data mentah dari hasil pengamatan medan magnet pada penelitian ini yaitu waktu

dan medan magnet komponen X, Y, dan Z. Untuk mengetahui komponen H dan F

dengan menggunakan resultan vektor tersebut H = √X2 + Y2 seperti dibawah ini :

Gambar 3.5 Pengolahan data H

untuk mendapatkan nilai F yaitu dengan 𝐻 = √𝑋2 + 𝑌2 + 𝑍2 seperti dibawah ini :

Gambar 3.6 Pengolahan data F

Kemudian data tersebut dapat diolah kembali dengan menjadikan

semua komponen medan magnet dari X, Y, Z, H dan F menjadi bentuk

grafik dengan cara blok data→insert→chart.

3.6.2 Pengolahan data dengan MATLAB

Hasil pengamatan variasi medan magnet bumi akan tersimpan dalam bentuk

file .TXT kemudian data tersebut dapat di Smoothing menggunakan metode Auto

Regression Moving Average (ARIMA) pada software MATLAB. (Script

Terlampir).

Page 49: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

35

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Interpretasi Data

Penelitian ini menyajikan interpretasi data dalam bentuk pendekatan

Persamaan yang dijelaskan pada bagian sebelumnya dan memungkinkan

perhitungan medan magnet yang diciptakan oleh kereta api listrik yang berbeda

pengaruhnya pada setiap titik stasiun pemberhentian. Sebagian besar perhitungan

data dibuat menggunakan software Matlab dan Microsoft Excel. Pertimbangkan

kereta api listrik dari barat – timur lurus dengan jarak lebih dari 20 Km panjangnya.

Seperti model koordinat xy panjang lintasan rel kereta api listrik dibawah ini :

Gambar 4.1 Model koordinat panjang rel

Lintasan rel kereta terbentang dari barat menuju timur dan bergerak ke

arah utara dari stasiun Grogol menuju ke stasiun Duri. Selanjutnya diasumsikan

bahwa setiap kereta api listrik, secara independen diberi arus dari gardu induk

sebesar 1000 A (= J1) dengan kabel listrik sekitar 20 km dan 5 m tinggi rel menuju

kabel listrik. Perhatikan bahwa nilai 1000 A untuk arus J1 dapat dianggap sebagai

batas Maksimum. Model Arus kebocoran total nominal pada sistem ini dapat

diasumsikan sama dengan 20 A. Namun terkadang lebih dari 50% dari total arus

saat ini mungkin bocor ke tanah. Oleh karena itu, kita membahas komponen medan

magnet di lokasi tertentu sebagai fungsi arus bocor total. Model koordinat xy pada

tiga stasiun kereta api listrik terdekat dengan sensor magnet di stasiun pengamatan

Page 50: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

36

geomagnet BMKG Tangerang dengan titik P sebagai sensor magnet. Berikut ini

adalah model koordinat xy tersebut :

Gambar 4.2 Model koordinat sensor magnet terhadap rel

Kita akan mempersempit penelitian ini sebagai model Biot – Savart

dengan kondisi titik acuan P terhadap kabel listrik terhingga antara stasiun

Tangerang dengan Stasiun Batu Ceper. Titik P merupakan acuan pengamatan

dengan jarak 340 meter dari rel kereta, kemudian jarak stasiun Tangerang sampai

dengan Batu Ceper sekitar 3615 meter. Kedua titik stasiun ini dipilih karena

merupakan salah satu gardu menyuplai listrik kereta ketika bergerak dari stasiun

Tagerang menuju stasiun Duri maupun sebaliknya.

Pada bagian pembahasan menunjukan pengaruh perubahan jarak kereta

api listrik terhadap sensor medan magnet bumi, pembahasan selanjutnya mengenai

grafik medan magnet dari titik stasiun kereta terhadap sensor magnetik dan

selanjutnya mengenai grafik pengamatan medan magnet selama satu hari penuh

pada pengamatan tanggal 7 Juni 2017 di Stasiun Geofisika BMKG Tangerang.

interpretasi data gangguan hasil Smoothing menggunakan matlab, pembahasan

selanjutnya membandingkan data gangguan magnet dengan hasil teoritis medan

magnet dari model Biot – savart. Berikut ini interpretasi data tersebut :

4.1.1 pengaruh Waktu Perjalanan

Berikut ini merupakan grafik pengaruh perubahan medan magnet bumi

pada pengamatan di stasiun geofisika BMKG Tangerang terhadap waktu perjalanan

dalam interval waktu 5 detik keberangkatan kereta dari stasiun Tangerang dimulai

pada pukul 13:55:00 WIB sampai menuju stasiun Duri pada pukul 14:16:00 WIB,

Grafik pengamatan tersebut diantaranya :

Page 51: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

37

A. Pengamatan Komponen X

Gambar 4.3 Grafik komponen X pengaruh waktu

B. Pengamatan Komponen Y

Gambar 4.4 Grafik Komponen Y Pengaruh Waktu

38976,00

38978,00

38980,00

38982,00

38984,00

38986,00

13

:55

:00

13

:55

:55

13

:56

:50

13

:57

:45

13

:58

:40

13

:59

:35

14

:00

:30

14

:01

:25

14

:02

:20

14

:03

:15

14

:04

:10

14

:05

:05

14

:06

:00

14

:06

:55

14

:07

:50

14

:08

:45

14

:09

:40

14

:10

:35

14

:11

:30

14

:12

:25

14

:13

:20

14

:14

:15

14

:15

:10

Mag

net

ic F

ield

(n

T)

REALTIME (WIB)

X Field

410,00

412,00

414,00

416,00

418,00

420,00

422,00

13

:55

:00

13

:55

:55

13

:56

:50

13

:57

:45

13

:58

:40

13

:59

:35

14

:00

:30

14

:01

:25

14

:02

:20

14

:03

:15

14

:04

:10

14

:05

:05

14

:06

:00

14

:06

:55

14

:07

:50

14

:08

:45

14

:09

:40

14

:10

:35

14

:11

:30

14

:12

:25

14

:13

:20

14

:14

:15

14

:15

:10

Mag

net

ic F

ield

(n

T)

REALTIME (WIB)

Y field

Page 52: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

38

C. Pengamatan Komponen Z

Grafik 4.5 Grafik Komponen Z Pengaruh Waktu

Hasil observasi nilai magnetik yang tercatat pada sensor magnet di Stasiun

Geofisika BMKG Klas 1 Tangerang pada saat kereta berangkat dari stasiun

Tangerang sampai dengan stasiun Duri. Interpretasi data pengamatan magnetik

dengan rentang waktu lima detik dapat dilihat pengaruh jarak kereta api listrik

terhadap sensor magnet cukup signifikan pada observasi yang telah dilakukan pada

komponen magnet X, Y, dan Z.

Komponen magnetik X dan Y merupakan komponen utara dan timur

geografis bumi, dari grafik magnetik dapat dilihat bahwa pada awal keberangkatan

nilai magnetik kereta api listrik cukup tinggi karena traksi awal membutuhkan

banyak arus listrik untuk menggerakkan kereta, karena setelah bergerak konsumsi

arus listrik otomatis berkurang. Adanya grafik penurunan nilai magnet disebabkan

karena adanya pengereman pada kereta api listrik untuk berhenti di setiap stasiun.

Pada observasi lapangan kereta api listrik jurusan Tangerang – Duri memiliki dua

lintasan sehingga pasti ada kesempatan kedua kereta saling berpapasan.

Pada penelitan ini dapat dilihat penggunaan arus maksimum terjadi ketika

kereta berpapasan dengan nilai magnetik maksimum pada komponen X sebesar

39985,47 nT. Pada komponen Y terjadi gangguan terhadap aktifitas kereta api

listrik, gangguan pada komponen ini terlihat jelas terjadi pada saat kereta api listrik

-22220,00-22218,00-22216,00-22214,00-22212,00-22210,00-22208,00-22206,00-22204,00

13

:55

:00

13

:55

:55

13

:56

:50

13

:57

:45

13

:58

:40

13

:59

:35

14

:00

:30

14

:01

:25

14

:02

:20

14

:03

:15

14

:04

:10

14

:05

:05

14

:06

:00

14

:06

:55

14

:07

:50

14

:08

:45

14

:09

:40

14

:10

:35

14

:11

:30

14

:12

:25

14

:13

:20

14

:14

:15

14

:15

:10

Man

etic

Fie

ld (

nT)

REALTIME (WIB)

Z Field

Page 53: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

39

berangkat dari stasiun Tangerang menuju Duri kemudian berhenti di stasiun Tanah

Tinggi, karena sensor magnet BMKG berdekatan dengan stasiun tersebut.

Kemudian adanya kenaikan kembali di 14:08:30 WIB karena kereta api listrik dari

stasiun Duri menuju Tangerang sudah mendekati stasiun Tanah Tinggi.

pada komponen Z terlihat bahwa adanya kenaikan gangguan pada pukul

13:57:25 WIB sebesar -22209,71 nT dan kenaikan medan magnet kembali terjadi

pada pukul 14:09:10 WIB sebesar -22212,76 nT. kenaikan grafik pada awal

pengamatan disebabkan oleh penggunaan beban arus yang cukup besar untuk

menggerakan motor traksi. Dari grafik pengamatan komponen Z menjelaskan

bahwa pengaruh jarak sensor dengan kereta api listrik sangat berpengaruh karena

kedua titik maksimum pada grafik diatas terjadi karena aktifitas kereta api listrik

yang dekat dengan sensor magnet.

Pada pembahasan ini dapat kita analisa bahwa jarak antara kereta api listrik

terhadap sensor dan penggunaan arus traksi sangat berpengaruh pada pengamatan

magnet bumi. Komponen X dan Y sebagian besar dipengaruhi oleh lapisan ionsfer

bumi dan aktifitas magnetik matahari, namun gelombang elektromagnet yang

dihasilkan oleh aktifitas kereta api listrik juga dapat mempengaruhi pengamatan

magnetik. Pada komponen Z merupakan komponen vertikal ke bawah permukaan

bumi, gangguan pada komponen ini sebagian besar dipengaruhi oleh adanya arus

bocor ke bumi. Sistem kereta api listrik DC menyebabkan adanya arus bocor dari

aliran listrik atas maupun dari rel kereta api listrik tersebut.

Perjalanan kereta api listrik dari stasiun Tangerang sampai dengan stasiun

Duri berjarak sejauh lebih dari 20 kilometer. Terdapat sebelas stasiun

pemberhentian, pengamatan magnetik mencatat bahwa selama aktifitas kereta api

sensor magnet mendapat gangguan terbesar pada waktu dimana kereta api listrik

memiliki jarak terdekat dengan rumah sensor magnet. Terlihat jelas pada

pengamatan magnetik komponen Z, sehingga medan magnet yang bocor kebawah

permukaan bumi menjadi gangguan yang paling signifikan. Karena memang

dugaan induksi elektromagnet dari aktifitas kelistrikan pada rel kereta, sehingga

adanya kebocoran arus yang tidak diinginkan. Gangguan magnet juga dapat diteliti

dari perpindahan rangkaian kereta dari satu stasiun ke stasiun lainnya.

Page 54: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

40

4.1.2 Pengaruh Medan Magnet terhadap Stasiun

Akuisisi data titik koordinat ketika kereta melaju dari stasiun Tangerang

menuju stasiun duri tercatat dilakukan dengan melewati sebelas stasiun dari awal

keberangkatan sampai pemberhentian terakhir. Berikut ini merupakan grafik

pengaruh stasiun kereta api listrik terhadap pengamatan medan magnet :

A. Pengaruh Terhadap Komponen X

Gambar 4.6 Grafik Komponen X Pengaruh Stasiun Kereta

B. Pengaruh Terhadap Komponen Y

Gambar 4.7 Grafik Komponen Y Pengaruh Stasiun Kereta

38977,0038978,0038979,0038980,0038981,0038982,0038983,0038984,0038985,0038986,00

MA

GN

ETIC

FIE

LD (

nT)

TRAIN STATION

X FIELD

412,00413,00414,00415,00416,00417,00418,00419,00420,00

MA

GN

ETIC

FIE

LD (

nT)

TRAIN STATION

Y FIELD

Page 55: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

41

C. Pengaruh Terhadap Komponen Z

Gambar 4.8 Grafik Komponen Z Pengaruh Stasiun Kereta

Pada sebelas stasiun kereta api listrik terdapat enam stasiun yang menjadi

gardu yang berfungsi sebagai unit suplai listrik DC kereta diantaranya Stasiun Duri,

Stasiun Pesing, Stasiun Bojong Indah, Stasiun Kalideres, Stasiun Batu Ceper, dan

Stasiun Tangerang. Pada komponen X dapat kita lihat bahwa pengaruh magnetik

berada pada puncaknya pada saat kereta api listrik berada di stasiun Kalideres yaitu

sebesar 38985,18 nT. Kenaikan ini disebabkan oleh kereta api listrik dari arah

stasiun Tangerang menuju stasiun Duri berpapasan dengan kereta api listrik dari

arah Duri menuju stasiun Tangerang. Pengaruh nilai medan magnetik memiliki

perbedaan pengaruh diantara stasiun dengan gardu listrik dan non gardu listrik.

Pembahasan pada komponen Y dapat dijelaskan bahwa terdapat kenaikan

nilai magnetik pada saat kereta berada di stasiun Tanah Tinggi sebesar 416,54 nT

dan Batu Ceper sebesar 417,05 nT kemudian adanya kenaikan medan magnet

kembali ketika kereta berada di stasiun Taman Kota sebesar 418,80 nT dan Pesing

sebesar 418,73 nT. Hal ini disebabkan karena observasi dilakukan pada kereta

keberangkatan dari stasiun Tangerang menuju Duri. Nilai maksimum pada stasiun

Tanah Tinggi dan Batu Ceper disebabkan karena kedua stasiun tersebut berdekatan

dengan sensor magnet.

4.1.3 Pengaruh Medan Magnet Terhadap Waktu 24 Jam

-22220,00

-22218,00

-22216,00

-22214,00

-22212,00

-22210,00

-22208,00

-22206,00

MA

GN

ETIC

FIE

LD (

nT)

TRAIN STATION

Z FIELD

Page 56: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

42

Pengamatan magnet bumi dilakukan dengan presisi per satuan waktu.

Berikut ini merupakan grafik pengamatan magnetik pada tanggal 7 Juni 2017

selama dua puluh empat jam, variasi magnetik pada komponen X, Y, dan Z

diantaranya :

Gambar 4.9 Grafik magnetik komponen X, Y, Z selama satu hari

Kemudian grafik variasi magnetik pada komponen H, F serta sudut Inklinasi dan

Deklinasi selama pengamatan magnetik sebagai berikut :

Gambar 4.10 Grafik magnetik komponen H, F, D, I selama satu hari

Page 57: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

43

Bumi sebagai magnet raksasa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya aktifitas magnetik matahari dan anomali regional serta anomali

magnetik bawah permukaan bumi. Pengamatan aktifitas matahari seperti yang

dikutip pada spaceweather.com pada tanggal 7 Juni 2017 tercatat bahwa tidak

adanya bintik hitam atau Coronal Mass Ejection (CME) sehingga kemungkinan

besar efek gangguan dari observasi magnetik saat itu disebabkan oleh anomali

regional.

Pada grafik diatas dapat kita analisa bahwa aktifitas magnetik bumi

bersifat diurnal, karena untuk bagian muka bumi yang terkena matahari akan

terpapar gelombang elektromagnet sehingga nilai magnetik bumi pada siang hari

lebih besar daripada malam hari. waktu yang tercantum pada grafik diatas

merupakan waktu Greenwich sehingga untuk indonesia GMT +7 untuk waktu

indonesia bagian barat. Pada komponen X aktifitas magnetik bumi berada pada

puncaknya pada pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB sedangkan untuk nilai magnetik

minimum terjadi pada pukul 23.00 WIB – 01.00 WIB, hal ini menguatkan bahwa

nilai maksimum pada komponen X sangat dipengaruhi oleh bagian muka bumi yang

terpapar sinar matahari.

Gangguan magnetik akibat dari aktifitas kereta api listrik dapat kita analisa

secara lebih spesifik dengan mempertimbangkan bahwa jam operasional kereta api

listrik DC dimulai pukul 05.00 WIB – 11.00 WIB. Berdasarkan grafik diatas

Gangguan medan magnet dimulai pada pukul 05.00 WIB dan berhenti pada pukul

00.00 WIB, sensor magnet masih terjadi gangguan satu jam setelah jam operasional

kereta api listrik dimatikan disebabkan karena ketika gardu listrik dimatikan tidak

seluruh arus listrik benar – benar mati pada rangkaian rel kereta maupun kabel.

Setelah gardu dimatikan masih ada induksi medan listrik dari rel dan kabel sehingga

masih tercatat oleh sensor magnet.

Pengamatan pada komponen H dan F memiliki perbedaan yang menarik,

kedua perbedaan ini menegaskan bahwa pengaruh terbesar pada gangguan

magnetik terjadi pada komponen bawah permukaan bumi yaitu komponen Z yang

sangat mempengaruhi komponen F sedangkan komponen X dan Y yang sangat

mempengaruhi komponen H tidak terjadi gangguan yang terlalu signifikan.

Page 58: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

44

4.1.4 Ganggguan selama pengamatan

Data variasi medan magnet bumi kemudian akan di smoothing dengan

metode ARIMA menggunakan software MATLAB, kemudian untuk mengetahui

nilai gangguan magnet tersebut maka akan dicari selisih antara data variasi magnet

sebelum di smoothing dan data setelah di smoothing. Berikut ini grafik dari interval

gangguan variasi magnetik selama pengamatan pada tanggal 07 Juni 20017 dari

pukul 13:55:00 WIB sampai dengan 14:16:00 WIB :

A. Gangguan komponen X

Gambar 4.11 Grafik Gangguan komponen X

B. Gangguan Komponen Y

Gambar 4.12 Grafik Gangguan komponen Y

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

6:5

5:0

06

:55:4

46

:56:2

86

:57:1

26

:57:5

66

:58:4

06

:59:2

47

:00:0

87

:00:5

27

:01:3

67

:02:2

07

:03:0

47

:03:4

87

:04:3

27

:05:1

67

:06:0

07

:06:4

47

:07:2

87

:08:1

27

:08:5

67

:09:4

07

:10:2

47

:11:0

87

:11:5

27

:12:3

67

:13:2

07

:14:0

47

:14:4

87

:15:3

2

Mag

net

ic F

ield

(nT

)

Realtime (GMT +7)

Noise X Field

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

6:5

5:0

0

6:5

5:4

76

:56:3

4

6:5

7:2

16

:58:0

8

6:5

8:5

5

6:5

9:4

27

:00:2

97

:01:1

6

7:0

2:0

3

7:0

2:5

07

:03:3

77

:04:2

47

:05:1

1

7:0

5:5

87

:06:4

57

:07:3

27

:08:1

9

7:0

9:0

6

7:0

9:5

3

7:1

0:4

07

:11:2

7

7:1

2:1

47

:13:0

1

7:1

3:4

8

7:1

4:3

57

:15:2

2

Mag

net

ic F

ield

(nT

)

Realtime (GMT +7)

Noise Y Field

Page 59: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

45

C. Gangguan komponen Z

Gambar 4.13 Grafik Gangguan komponen Z

D. Gangguan Komponen F

Gambar 4.14 Grafik Gangguan komponen F

Data variasi nilai magnetik pada saat pengamatan akan di Smoothing

dengan menggunakan metode ARIMA sehingga dapat diketahui nilai gangguan

magnet tersebut. Interval gangguan dari aktivitas kereta api listrik yang terpantau

oleh sensor magnet pada setiap komponen magnetik memiliki variasi gangguan

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

6:5

5:0

0

6:5

5:4

76

:56:3

4

6:5

7:2

16

:58:0

8

6:5

8:5

5

6:5

9:4

27

:00:2

97

:01:1

6

7:0

2:0

3

7:0

2:5

07

:03:3

77

:04:2

47

:05:1

1

7:0

5:5

87

:06:4

57

:07:3

27

:08:1

9

7:0

9:0

6

7:0

9:5

3

7:1

0:4

07

:11:2

7

7:1

2:1

47

:13:0

1

7:1

3:4

8

7:1

4:3

57

:15:2

2

Mag

net

ic F

ield

(nT

)

Realtime (GMT +7)

Noise Z Field

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

6:5

5:0

0

6:5

5:5

3

6:5

6:4

6

6:5

7:3

9

6:5

8:3

2

6:5

9:2

5

7:0

0:1

8

7:0

1:1

1

7:0

2:0

4

7:0

2:5

7

7:0

3:5

0

7:0

4:4

3

7:0

5:3

6

7:0

6:2

9

7:0

7:2

2

7:0

8:1

5

7:0

9:0

8

7:1

0:0

1

7:1

0:5

4

7:1

1:4

7

7:1

2:4

0

7:1

3:3

3

7:1

4:2

6

7:1

5:1

9

Mag

net

ic F

ield

(nT

)

Realtime (GMT +7

F

Page 60: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

46

yang berbeda – beda, pada komponen X dan Y memiliki nilai gangguan maksimum

sebesar 15 nT dan 32 nT. Perbedaan gangguan ini kemungkinan besar disebabkan

karena kereta api listrik bergerak dari arah barat menuju timur sehingga komponen

Y yang merupakan komponen timur geografis bumi memiliki gangguan yang lebih

besar daripada komponen X yang merupakan komponen utara geografis bumi. Pada

grafik komponen Y juga dapat kita perhatikan bahwa nilai gangguan maksimum

dari pengamatan magnetik terjadi ketika kereta api listrik bergerak mendekati

sensor magnet.

Komponen medan magnet Z memiliki nilai gangguan maksimum sebesar

46,39 nT, Nilai ini merupakan gangguan terbesar dari seluruh komponen magnetik.

Perihal gangguan terbesar ini dapat dijelaskan bahwa adanya arus kebocoran ke

bumi yang cukup signifikan. Pada grafik komponen Z dapat diperhatikan bahwa

gangguan terbesar terjadi ketika rangkaian kereta api listrik bergerak mendekati

sensor magnet baik itu dari arah stasiun Tangerang ataupun sebaliknya. Kemudian

gangguan medan magnet total atau komponen F sebesar 27,75 nT. Kita dapat

beranggapan bahwa gangguan medan magnet komponen F ini mewakili ketiga

komponen lain.

4.2. Pembahasan Teoritis

Arus kebocoran ke bumi terjadi karena arus yang bocor melalui rel kereta

api listrik maupun dari motor traksi rangkaian kereta. arus kebocoran tersebut dapat

diilustrasikan dengan gambar berikut :

Gambar 4.15 Arus bocor dari rel ke bawah tanah (a) situasi sebenarnya. (b)

perkiraan teknisi kereta.

Page 61: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

47

Perhatikan bahwa sistem koordinat xy di permukaan tanah dapat

didefinisikan dengan sistem gardu induk kereta listrik, jadi ketika medan magnet

diproduksi oleh beberapa kereta listik yang bergerak secara simultan, kita memiliki

banyak sistem koordinat xy yang berbeda – beda. Medan magnet yang dipancarkan

oleh motor traksi yang berada dibawah rangkaian kereta api listrik serta pantograf

yang berada diatas rangkaian seperti gambar berikut :

Gambar 4.16 Kebocoran arus dari motor traksi dan pantograf

Penelitian ini mengadopsi model dari Penelitian Risto Pirjola tahun 2007,

kita memperoleh rumus teoritis untuk menghitung medan magnet pada setiap titik

pengamatan karena kereta api DC tergantung pada faktor jumlah pasangan kereta

dengan gardu, lokasi mereka, Jenis Kereta, panjang dan tinggi arus feeder Kabel

dan arus feeder serta kebocorannya.

Arus listrik dari sistem kereta api DC menghasilkan medan listrik dan

magnet yang mengganggu pengamatan geomagnet dan penelitian elektromagnet

lainnya hingga jarak puluhan kilometer. Dengan menggunakan kalibrasi instrumen

yang tepat dan pengamatan variasi kecil medan magnet dengan sensor yang sensitif

jelas mendikte tingkat gangguan maksimum yang diizinkan yaitu sekitar

10−2 nT = 10 pT.

Hasil perhitungan teoritis menggunakan persamaan rumus Biot – Savart

dengan mengguanakan data arus bocor ketanah sebesar 20 A, kemudian interpretasi

dibagi menjadi dua bentuk grafik penurunan medan magnet terhadap jarak. Model

A merupakan penurunan medan magnet pengaruh jarak sensor terhadap rel kereta

api, dengan jarak antara sensor magnet dan rel kereta sejauh 340 meter. Kemudian

Page 62: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

48

model B merupakan grafik penurunan medan magnet pengaruh jarak rangkaian

kereta api listrik terhadap sensor ketika disimulasikan bergerak dari stasiun menuju

titik tegak lurus dengan sensor magnet. Hasil perhitungan teoritis dari penurunan

medan magnet terhadap jarak dapat digambarkan seperti grafik dibawah ini :

Gambar 4.17 Medan Magnet pengaruh jarak sensor terhadap rel kereta

Gambar 4.18 Medan Magnet pengaruh jarak rangkaian kereta terhadap sensor

Grafik Biot – Savart A merupakan model perhitungan menggunakan

rumus Biot – Savart B𝑃 =μ0I

4π a(cos𝜃 + 𝑐𝑜𝑠𝜑), dengan arus sebesar 20 Ampere,

jarak sensor dari 0 – 1000 meter, dan 𝜇0 yang nilainya 4𝜋×10−7 𝐻𝑚−1. Kemudian

nilai cos𝜃 dan 𝑐𝑜𝑠𝜑 didapatkan dengan metode phytagoras dari segitiga sensor

magnet – stasiun batu Ceper – Stasiun Tangerang dengan prinsip posisi sensor

magnet yang berpindah – pindah secara kontinu. Kemudian grafik Biot – Savart B

menggunakan perhitungan yang sama dengan model A namun prinsipnya gerbong

kereta berpindah dari titik tegak lurus dari posisi sensor magnet pada jarak 340

-5,00E-08

5,00E-08

1,50E-07

2,50E-07

3,50E-07

4,50E-07

0 200 400 600 800 1000Med

an M

agnet

(T

)

Jarak (m)

Grafik Biot - Savart (A)

5,0000E-096,0000E-097,0000E-098,0000E-099,0000E-091,0000E-081,1000E-081,2000E-08

0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000

Med

an M

agnet

(nT

)

Jarak (m)

Grafik Biot - Savart (B)

Page 63: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

49

meter sampai dengan jarak 2000 meter. Pada dasarnya arus balik akan mengalir

sepanjang rel kereta akan kembali ke gardu induk. Medan magnet yang dihasilkan

oleh arus dari babel feeder dan arus balik akan cenderung untuk menghasilkan area

gangguan yang terbatas pada rel kereta. Berdasarkan pada perhitungan

menggunakan Hukum Biot – savart, gambar diatas menunjukkan bahwa gangguan

magnetik dengan arus bocor 20 A memiliki gangguan sebesar 4 μT pada jarak titik

pengamatan sangat dekat dengan rel kereta. Nilai ini mendekati model gangguan

medan magnet kereta api listrik pada penelitian Risto Pirjola pada tahun 2007. Jarak

stasiun Geofisika BMKG Tangerang dengan rel kereta memiliki jarak 340 m, pada

jarak ini perhitungan nilai gangguan medan magnet sebesar 11,5 nT dan pada jarak

1 km gangguan medan magnet sekitar 3,5 nT. Medan magnet yang dihasilkan oleh

kereta api listrik banyak tergantung pada besarnya arus bocor, gangguan ini dapat

bervariasi dengan perubahan kualitas insulasi dan kondisi cuaca.

Model perhitungan Biot – savart B menggunakan metode phytagoras

dalam menentukan jarak antara sensor dengan gerbong kereta. Hasil perhitungan

medan magnet pada model B menjelaskan bahwa jarak terdekat kita anggap ketika

posisi rangkaian kereta tegak lurus dengan posisi sensor magnet. Pada kondisi ini

prediksi nilai gangguan medan magnet maksimum sebesar 11,76 nT dan nilai

minimum medan magnet sebesar 6,50 nT. Untuk nilai arus bocor yang berbeda-

beda serta parameter yang tidak diketahui lainnya yang terkait dengan kereta DC.

Perhitungannya bisa dilakukan dengan parameter input yang dikoreksi

menggunakan rumus teoritis yang disajikan dalam penelitian ini. Akhirnya, model

teoritis didasarkan pada asumsi bahwa konduktivitas dari bumi tidak memiliki

variasi – variasi lateral arus bocor didistribusikan secara simetris ditanah. Kasus ini

mungkin menjadi subjek penelitian dimasa yang akan datang, penting juga

diperhatikan bahwa sudut pandang teknologi pada aliran arus antar struktur logam.

Isu tambahan yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut adalah fakta bahwa arus yang

menghidupkan kereta api listrik tidak sepenuhnya berasal dari listrik DC, kemudian

indikasi bahwa gangguan listrik bocor berupa pendaran gelombang elektromagnet,

ini berarti efek induksi di bumi dipengaruhi oleh bagian dari arus bocor tersebut

sehingga menimbulkan medan magnetik.

Page 64: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

50

BAB V

PENUTUP

4.3. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian gangguan magnet kereta api listrik terhadap

magnet bumi, maka didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut :

1. Aktifitas kereta api listrik sangat menyebabkan gangguan diantaranya

gangguan medan magnet total maksimum tercatat sebesar 27,75 nT pada

pengamatan magnetik komponen F dan medan magnet total perhitungan

teoritis sebesar 11,5 nT

2. Aktivitas gangguan magnetik mengalami penurunan gangguan pada

pukul 23.00 WIB – 03.00 WIB

3. Gangguan terbesar medan magnet terjadi pada komponen magnet vertikal

akibat pengaruh arus bocor ke tanah

4.4. Saran

Dalam penelitian ini analisa gangguan elektromagnet dari jalur kontak LRT

(Light Rapid Transit) untuk kereta api listrik kota Tangerang dilakukan berdasarkan

Peninjauan ulang dari bebagai jurnal penelitian dan interpretasi dengan

menggunakan pemodelan nilai gangguan pada aktifitas kereta api listrik. pada

penelitian sebelumnya yang dilakukan BMKG mendapatkan nilai gangguan

magnetik dari hasil smoothing data pengamatan menggunakan metode ARIMA

(Auto Regression Moving Average). penelitian ini mengemukakan perbandingan

perhitungan teoritis dan model gangguan magnet tersebut terhadap satuan jarak

stasiun pengamatan dengan jalur kereta api listrik. Penelitian ini merekomendasikan

adanya penelitian lanjutan yang komprehensif dengan melibatkan peneliti lintas

akademik untuk mendapatkan metode yang lebih efektif dan efisien dalam

mengurangi dampak gangguan elektromagnet dari aktifitas kereta api listrik.

Page 65: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

51

DAFTAR PUSTAKA

Buschow, K. H. J. dan F. R. Boer. (2004). Physics Of Magnetism and Materials.

Amsterdam: Kluwer Academic Publisher.

Georgescu, P., dkk.. (2002). Electric and magnetic perturbations generated by d.c.

electric railway, Romania: Geofizica, Bucuresti.

Gilbert, William, M. D. (1893). Lodestone and Magnetic Bodies and On The Great

Magnet The Earth, diterjemahkan oleh P. Fleury Mottelay. London: Bernard

Quaritch.

Glaßmeier, Karl – Heinz, dkk.. (2009). Geomagnetic Field Variations. Berlin:

Springer.

Halgamuge, Malka N., dkk.. (2010). Measurement And Analysis Of

Electromagnetic Fields from Trams, Trains And Hybrid Cars. Melbourne:

Radiation Protection Dosimetry, Vol. 141, No. 3.

Indrawadi, Benedictus Bayu. (2017) Pengembangan Mesin Magnetic Perpetual

Motion Dengan Acuan Pada Variabel Clearance Dan Sistem Overhead

Camshaft. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

J. M. D. Coey. (2009). Magnetism and Magnetic Materials. New York : Cambridge

University Press.

Lita, Fristy. (2012). Identifikasi Anomali Magnetik Di Daerah Prospek Panas Bumi

Arjuna – Welirang. Depok: Unversitas Indonesia.

Lowes, F. J. (2009). DC railways and the magnetik fields they produce – the

geomagnetik context. Newcastle: Earth Planets Space 61, i-xv.

Macmillan, Susan dan Christopher Finlay. (2014). The International Geomagnetic

Reference Field : The 12th Generation. Zürich: Earth, Planet and Space

Milsom, John. (2003). Field Geophysics Third Edition. London: Wiley.

padua, M. B., dkk.. (2002). Disturbances on Magnetotelluric Data Due to DC

Electrified Railway: A Case Study From Southeastern Brazil. Brazil: Earth

Planets Space.

Pemerintah Kota Tangerang. (2014). Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 10

Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kota Tangerang Tahun 2014-2018. Tangerang : Pemkot Tangerang.

Page 66: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

52

Pirjola, R., dkk.. (2007). Modelling the disturbance caused by a dc-electrified

railway to geomagnetik measurements. Madrid: Earth Planets Space 59.

943-949.

Reynolds, John M. (2011). An Introduction To Applied and Enviromental

Geophysics Second Edition. United Kingdom: Wiley – Blackwell.

Roy, kalyan kumar. (2007). .Potential Theory In Applied Geophysics. Calcutta :

springer.

Sandy, Alfhareza. (2015). Pemodelan 3D Reservoar Geothermal Berdasarkan

Data Anomali Magnetik Reduction To The Pole Daerah Ulubelu Kabupaten

Tanggamus. Lampung: Universitas Lampung.

Santoso, Djoko. (2013). Pengantar Teknik Geofisika. Bandung : Penerbit ITB.

Sugiyo, Endar Widi. (2015). Kajian Panas Bumi Daerah Medini – Gonoharjo

Berdasarkan Data Geomagnetik. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Syirojudin, Muhammad. (2010). Penentuan Karakteristik Sesar Cimandiri segmen

pelabuhan ratu – Citarik Dengan Menggunakan Metode Magnet Bumi.

Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Telford, W.M., dkk.. (1996). Applied Geophysics. United Kingdom: Cambridge

University Press.

Tokumoto, T and S. Tsunomura. (1984). Calculation of magnetik field disturbance

produced by electric railway. Tokyo: Mem. Kakioka Maguman. Obs. 20,

2,: 33-44.

William, Lowrie. (2007). Fundamental of geophysics second edition. New York:

cambridge university press.

Page 67: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

53

Lampiran 1

No Realtime

(WIB)

Latitude

(LS)

Longitude

(BT) X (nT) Y (nT) Z (nT) H (nT) F (nT)

1 13:55:00 061036,9 1063754,4 38982,33 414,36 -22214,55 38984,53 44869,59

2 13:55:05 061037,0 1063755,0 38982,34 414,41 -22214,48 38984,55 44869,57

3 13:55:10 061037,1 1063757,2 38982,34 414,47 -22214,42 38984,54 44869,53

4 13:55:15 061037,2 1063800,2 38982,34 414,49 -22214,43 38984,54 44869,54

5 13:55:20 061037,3 1063802,4 38982,26 414,61 -22214,17 38984,46 44869,34

6 13:55:25 061037,3 1063804,0 38982,05 414,92 -22213,29 38984,26 44868,73

7 13:55:30 061037,1 1063806,2 38981,74 415,27 -22212,28 38983,95 44867,96

8 13:55:35 061036,9 1063808,0 38981,87 415,23 -22212,53 38984,09 44868,20

9 13:55:40 061036,6 1063810,2 38981,78 415,28 -22212,66 38983,99 44868,18

10 13:55:45 061036,2 1063813,0 38981,73 415,34 -22212,74 38983,94 44868,18

11 13:55:50 061035,7 1063816,1 38981,65 415,37 -22212,81 38983,87 44868,15

12 13:55:55 061035,1 1063819,8 38981,61 415,38 -22212,90 38983,83 44868,16

13 13:56:00 061034,5 1063823,5 38981,59 415,41 -22212,94 38983,80 44868,16

14 13:56:05 061033,9 1063826,8 38981,58 415,45 -22212,95 38983,79 44868,16

15 13:56:10 061033,4 1063830,2 38981,57 415,48 -22212,91 38983,79 44868,13

16 13:56:15 061032,7 1063834,2 38981,35 415,71 -22212,27 38983,56 44867,62

17 13:56:20 061032,1 1063838,1 38981,22 415,95 -22211,60 38983,44 44867,18

18 13:56:25 061031,6 1063841,4 38981,28 416,00 -22211,52 38983,50 44867,19

19 13:56:30 061031,0 1063845,2 38981,32 416,03 -22211,47 38983,54 44867,21

20 13:56:35 061030,7 1063847,1 38981,11 416,26 -22210,89 38983,33 44866,73

21 13:56:40 061030,4 1063848,7 38980,88 416,49 -22210,29 38983,10 44866,24

22 13:56:45 061030,3 1063849,4 38980,84 416,54 -22210,15 38983,06 44866,13

23 13:56:50 061030,3 1063849,4 38980,63 416,70 -22209,84 38982,85 44865,80

24 13:56:55 061030,3 1063849,3 38980,52 416,80 -22209,69 38982,75 44865,63

25 13:57:00 061030,3 1063849,4 38980,49 416,87 -22209,70 38982,72 44865,61

26 13:57:05 061030,2 1063849,7 38980,46 416,91 -22209,72 38982,69 44865,60

27 13:57:10 061030,0 1063851,2 38980,47 416,95 -22209,71 38982,70 44865,60

28 13:57:15 061029,7 1063853,2 38980,49 416,96 -22209,69 38982,72 44865,61

29 13:57:20 061029,2 1063856,9 38980,57 416,93 -22209,77 38982,80 44865,71

Page 68: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

54

30 13:57:25 061028,6 1063900,9 38980,69 416,67 -22210,31 38982,92 44866,09

31 13:57:30 061027,5 1063907,8 38980,74 416,50 -22210,71 38982,97 44866,33

32 13:57:35 061026,9 1063911,8 38980,82 416,34 -22211,08 38983,04 44866,58

33 13:57:40 061026,2 1063916,2 38980,87 416,18 -22211,44 38983,09 44866,79

34 13:57:45 061025,4 1063920,7 38980,87 416,18 -22211,44 38983,09 44866,80

35 13:57:50 061025,0 1063923,6 38980,90 416,16 -22211,50 38983,12 44866,85

36 13:57:55 061024,5 1063926,5 38980,90 416,10 -22211,68 38983,12 44866,94

37 13:58:00 061024,0 1063929,9 38980,91 416,04 -22211,82 38983,13 44867,02

38 13:58:05 061023,3 1063934,0 38980,98 416,04 -22211,84 38983,20 44867,09

39 13:58:10 061022,7 1063938,0 38981,11 416,32 -22211,40 38983,33 44866,99

40 13:58:15 061022,2 1063941,3 38981,36 416,84 -22210,57 38983,59 44866,80

41 13:58:20 061021,7 1063944,2 38981,82 417,27 -22209,94 38984,05 44866,89

42 13:58:25 061021,2 1063947,5 38982,37 417,31 -22210,15 38984,60 44867,47

43 13:58:30 061020,7 1063950,6 38982,71 416,96 -22211,15 38984,94 44868,26

44 13:58:35 061020,3 1063953,0 38982,67 417,13 -22210,64 38984,90 44867,98

45 13:58:40 061020,1 1063954,7 38982,73 417,12 -22210,57 38984,97 44868,00

46 13:58:45 061019,9 1063955,8 38982,76 417,10 -22210,48 38984,99 44867,98

47 13:58:50 061019,9 1063956,1 38982,82 417,05 -22210,53 38985,05 44868,05

48 13:58:55 061019,9 1063956,0 38982,87 417,01 -22210,54 38985,10 44868,10

49 13:59:00 061020,0 1063956,1 38982,94 416,95 -22210,56 38985,17 44868,17

50 13:59:05 061019,9 1063956,6 38983,04 416,95 -22210,42 38985,27 44868,19

51 13:59:10 061019,7 1063957,8 38983,10 416,95 -22210,38 38985,33 44868,22

52 13:59:15 061019,3 1064000,2 38983,38 416,76 -22210,98 38985,61 44868,76

53 13:59:20 061018,9 1064003,0 38983,57 416,60 -22211,52 38985,79 44869,19

54 13:59:25 061018,2 1064007,0 38983,60 416,59 -22211,58 38985,83 44869,25

55 13:59:30 061017,7 1064010,5 38983,64 416,58 -22211,60 38985,86 44869,29

56 13:59:35 061017,2 1064013,3 38983,93 416,35 -22212,21 38986,15 44869,84

57 13:59:40 061016,7 1064016,6 38984,21 416,09 -22212,92 38986,43 44870,43

58 13:59:45 061016,2 1064020,2 38984,28 415,99 -22213,21 38986,50 44870,64

59 13:59:50 061015,7 1064023,2 38984,48 415,78 -22213,71 38986,70 44871,06

60 13:59:55 061015,2 1064026,4 38984,57 415,65 -22214,02 38986,79 44871,29

61 14:00:00 061014,7 1064029,1 38984,53 415,50 -22214,34 38986,74 44871,41

62 14:00:05 061014,2 1064032,3 38984,43 415,36 -22214,67 38986,65 44871,49

Page 69: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

55

63 14:00:10 061013,6 1064035,9 38984,34 415,24 -22214,95 38986,55 44871,54

64 14:00:15 061013,2 1064038,4 38984,27 415,18 -22215,15 38986,48 44871,58

65 14:00:20 061012,8 1064041,1 38984,18 415,19 -22215,23 38986,39 44871,54

66 14:00:25 061012,3 1064043,7 38984,08 415,45 -22214,78 38986,29 44871,23

67 14:00:30 061011,8 1064047,1 38984,09 415,66 -22214,41 38986,31 44871,06

68 14:00:35 061011,4 1064049,5 38984,15 415,85 -22214,02 38986,37 44870,93

69 14:00:40 061011,1 1064051,4 38984,28 416,02 -22213,68 38986,50 44870,87

70 14:00:45 061011,0 1064052,0 38984,47 416,04 -22213,71 38986,69 44871,05

71 14:00:50 061010,8 1064052,5 38984,73 416,05 -22213,70 38986,95 44871,27

72 14:00:55 061010,8 1064052,6 38985,07 416,11 -22213,52 38987,29 44871,48

73 14:01:00 061010,8 1064052,6 38985,40 416,23 -22213,24 38987,62 44871,63

74 14:01:05 061010,8 1064052,6 38985,47 416,22 -22213,27 38987,69 44871,70

75 14:01:10 061010,8 1064052,6 38985,42 415,94 -22213,78 38987,64 44871,91

76 14:01:15 061010,8 1064052,8 38985,20 415,43 -22214,72 38987,41 44872,18

77 14:01:20 061010,6 1064053,9 38984,81 414,93 -22215,71 38987,02 44872,32

78 14:01:25 061010,2 1064056,5 38984,53 414,65 -22216,41 38986,73 44872,42

79 14:01:30 061009,7 1064059,8 38984,55 414,69 -22216,47 38986,75 44872,47

80 14:01:35 061009,2 1064102,7 38984,53 414,65 -22216,70 38986,73 44872,56

81 14:01:40 061008,8 1064105,6 38984,58 414,67 -22216,74 38986,78 44872,63

82 14:01:45 061008,1 1064109,5 38984,67 414,69 -22216,75 38986,87 44872,71

83 14:01:50 061007,6 1064112,8 38984,74 414,71 -22216,76 38986,94 44872,77

84 14:01:55 061007,2 1064115,5 38984,80 414,71 -22216,79 38987,00 44872,85

85 14:02:00 061006,6 1064119,4 38984,85 414,71 -22216,83 38987,06 44872,91

86 14:02:05 061006,0 1064122,7 38984,86 414,68 -22217,01 38987,07 44873,01

87 14:02:10 061005,4 1064126,4 38984,91 414,67 -22217,09 38987,11 44873,09

88 14:02:15 061004,9 1064129,8 38984,92 414,68 -22217,16 38987,12 44873,13

89 14:02:20 061004,5 1064132,5 38984,87 414,64 -22217,37 38987,08 44873,20

90 14:02:25 061004,0 1064135,8 38984,73 414,65 -22217,55 38986,93 44873,16

91 14:02:30 061003,4 1064139,0 38984,63 414,66 -22217,62 38986,83 44873,11

92 14:02:35 061002,7 1064142,9 38984,54 414,65 -22217,71 38986,74 44873,07

93 14:02:40 061002,2 1064145,6 38984,43 414,62 -22217,80 38986,64 44873,02

94 14:02:45 061001,6 1064149,4 38984,33 414,62 -22217,85 38986,53 44872,96

95 14:02:50 061002,1 1064152,7 38984,30 414,65 -22217,84 38986,50 44872,93

Page 70: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

56

96 14:02:55 061000,5 1064156,1 38984,26 414,68 -22217,91 38986,46 44872,93

97 14:03:00 061000,0 1064200,1 38984,26 414,82 -22217,77 38986,47 44872,87

98 14:03:05 060959,4 1064203,5 38984,32 414,97 -22217,56 38986,53 44872,81

99 14:03:10 060958,9 1064206,9 38984,42 415,13 -22217,25 38986,63 44872,75

100 14:03:15 060958,3 1064210,5 38984,65 415,24 -22217,01 38986,86 44872,83

101 14:03:20 060958,0 1064212,0 38984,93 415,32 -22216,80 38987,14 44872,97

102 14:03:25 060957,9 1064213,0 38985,18 415,36 -22216,70 38987,39 44873,14

103 14:03:30 060957,6 1064213,8 38985,26 415,41 -22216,64 38987,47 44873,18

104 14:03:35 060957,5 1064213,7 38985,24 415,47 -22216,60 38987,45 44873,14

105 14:03:40 060957,5 1064213,8 38985,19 415,52 -22216,55 38987,40 44873,07

106 14:03:45 060957,6 1064213,7 38985,08 415,56 -22216,46 38987,30 44872,94

107 14:03:50 060957,5 1064213,7 38984,96 415,57 -22216,45 38987,17 44872,82

108 14:03:55 060957,4 1064214,5 38984,84 415,53 -22216,59 38987,06 44872,80

109 14:04:00 060957,1 1064216,1 38984,70 415,45 -22216,89 38986,91 44872,82

110 14:04:05 060956,7 1064218,9 38984,74 415,46 -22216,93 38986,96 44872,87

111 14:04:10 060956,2 1064222,3 38984,74 415,50 -22216,88 38986,95 44872,85

112 14:04:15 060955,7 1064225,2 38984,76 415,54 -22216,80 38986,98 44872,83

113 14:04:20 060955,2 1064228,4 38984,81 415,57 -22216,76 38987,02 44872,85

114 14:04:25 060954,5 1064232,4 38984,77 415,59 -22216,79 38986,98 44872,83

115 14:04:30 060953,9 1064235,8 38984,71 415,62 -22216,80 38986,92 44872,78

116 14:04:35 060953,4 1064239,1 38984,65 415,64 -22216,85 38986,86 44872,75

117 14:04:40 060952,6 1064243,9 38984,61 415,71 -22216,81 38986,83 44872,70

118 14:04:45 060952,0 1064247,6 38984,53 415,78 -22216,77 38986,75 44872,62

119 14:04:50 060951,3 1064252,0 38984,46 415,85 -22216,72 38986,68 44872,53

120 14:04:55 060950,9 1064254,7 38984,39 415,94 -22216,65 38986,61 44872,44

121 14:05:00 060950,5 1064257,0 38984,34 416,03 -22216,58 38986,56 44872,35

122 14:05:05 060950,1 1064259,7 38984,26 416,11 -22216,57 38986,48 44872,28

123 14:05:10 060949,6 1064302,5 38984,18 416,15 -22216,62 38986,40 44872,24

124 14:05:15 060949,2 1064305,1 38984,12 416,18 -22216,65 38986,34 44872,20

125 14:05:20 060948,7 1064307,4 38984,02 416,17 -22216,81 38986,24 44872,19

126 14:05:25 060948,4 1064309,5 38983,92 416,14 -22216,98 38986,14 44872,19

127 14:05:30 060948,1 1064311,2 38983,83 416,13 -22217,14 38986,06 44872,20

128 14:05:35 060947,6 1064313,7 38983,76 416,13 -22217,30 38985,98 44872,21

Page 71: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

57

129 14:05:40 060947,3 1064315,3 38983,70 416,15 -22217,40 38985,93 44872,21

130 14:05:45 060947,0 1064317,2 38983,73 416,20 -22217,36 38985,95 44872,21

131 14:05:50 060946,7 1064319,3 38983,72 416,21 -22217,37 38985,94 44872,21

132 14:05:55 060946,4 1064320,7 38983,74 416,24 -22217,27 38985,96 44872,18

133 14:06:00 060946,2 1064322,3 38983,78 416,24 -22217,17 38986,00 44872,16

134 14:06:05 060946,2 1064323,0 38983,82 416,25 -22217,12 38986,04 44872,17

135 14:06:10 060946,0 1064323,2 38983,90 416,26 -22217,10 38986,12 44872,23

136 14:06:15 060946,0 1064323,2 38983,97 416,29 -22217,02 38986,19 44872,25

137 14:06:20 060946,0 1064323,3 38984,05 416,27 -22216,99 38986,27 44872,30

138 14:06:25 060945,9 1064323,3 38984,14 416,25 -22216,95 38986,37 44872,37

139 14:06:30 060945,9 1064323,3 38984,24 416,15 -22217,05 38986,46 44872,50

140 14:06:35 060945,8 1064323,2 38984,20 416,03 -22217,27 38986,42 44872,57

141 14:06:40 060945,8 1064323,3 38984,12 415,99 -22217,31 38986,34 44872,53

142 14:06:45 060945,6 1064323,9 38984,08 415,96 -22217,33 38986,30 44872,50

143 14:06:50 060945,5 1064325,8 38983,98 415,97 -22217,27 38986,20 44872,39

144 14:06:55 060945,0 1064328,7 38983,78 416,00 -22217,16 38986,00 44872,16

145 14:07:00 060944,5 1064331,6 38983,56 416,01 -22217,09 38985,78 44871,93

146 14:07:05 060944,0 1064334,4 38983,46 416,09 -22216,82 38985,68 44871,71

147 14:07:10 060943,4 1064347,7 38983,45 416,04 -22216,85 38985,67 44871,71

148 14:07:15 060942,9 1064340,6 38983,45 416,04 -22216,75 38985,67 44871,67

149 14:07:20 060942,4 1064343,9 38983,41 415,96 -22216,78 38985,63 44871,65

150 14:07:25 060941,8 1064347,2 38983,43 415,95 -22216,62 38985,65 44871,58

151 14:07:30 060941,3 1064349,9 38983,43 415,89 -22216,59 38985,65 44871,57

152 14:07:35 060940,7 1064353,6 38983,46 415,90 -22216,42 38985,67 44871,51

153 14:07:40 060940,2 1064356,3 38983,43 415,95 -22216,20 38985,65 44871,38

154 14:07:45 060939,6 1064359,7 38983,44 415,93 -22216,19 38985,66 44871,38

155 14:07:50 060939,0 1064402,9 38983,45 415,94 -22216,19 38985,67 44871,39

156 14:07:55 060938,4 1064406,0 38983,44 415,85 -22216,44 38985,66 44871,51

157 14:08:00 060937,2 1064409,9 38983,36 415,63 -22217,02 38985,57 44871,72

158 14:08:05 060936,8 1064411,0 38983,27 415,42 -22217,57 38985,48 44871,91

159 14:08:10 060936,6 1064411,4 38983,15 415,05 -22218,43 38985,36 44872,23

160 14:08:15 060936,5 1064411,6 38983,15 415,07 -22218,38 38985,36 44872,20

161 14:08:20 060936,5 1064411,6 38983,27 415,20 -22218,03 38985,48 44872,14

Page 72: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

58

162 14:08:25 060936,4 1064411,6 38983,38 415,31 -22217,77 38985,59 44872,10

163 14:08:30 060936,3 1064412,0 38983,47 415,43 -22217,47 38985,68 44872,04

164 14:08:35 060935,7 1064413,4 38983,56 415,56 -22217,20 38985,78 44871,98

165 14:08:40 060934,5 1064416,1 38983,58 415,68 -22217,04 38985,79 44871,92

166 14:08:45 060933,3 1064419,4 38983,59 416,13 -22216,32 38985,81 44871,58

167 14:08:50 060932,6 1064422,8 38983,60 416,84 -22215,28 38985,82 44871,07

168 14:08:55 060932,2 1064426,2 38983,55 417,71 -22214,05 38985,79 44870,43

169 14:09:00 060931,8 1064431,7 38983,37 418,60 -22212,79 38985,62 44869,66

170 14:09:05 060931,5 1064435,7 38983,36 418,67 -22212,76 38985,61 44869,64

171 14:09:10 060931,2 1064439,1 38983,23 418,41 -22213,48 38985,48 44869,88

172 14:09:15 060931,0 1064442,5 38982,99 418,27 -22214,01 38985,23 44869,93

173 14:09:20 060930,7 1064445,8 38982,56 418,34 -22214,12 38984,81 44869,62

174 14:09:25 060930,4 1064449,8 38982,28 418,48 -22214,01 38984,53 44869,32

175 14:09:30 060930,0 1064453,8 38982,15 418,68 -22213,67 38984,40 44869,04

176 14:09:35 060929,8 1064456,6 38982,05 418,85 -22213,41 38984,31 44868,83

177 14:09:40 060929,5 1064500,6 38981,98 418,93 -22213,42 38984,23 44868,77

178 14:09:45 060929,2 1064504,0 38981,88 418,99 -22213,48 38984,14 44868,72

179 14:09:50 060928,9 1064507,4 38981,87 418,99 -22213,69 38984,12 44868,81

180 14:09:55 060929,0 1064510,7 38982,03 418,83 -22214,31 38984,28 44869,25

181 14:10:00 060929,2 1064513,4 38982,03 418,63 -22214,99 38984,28 44869,58

182 14:10:05 060930,1 1064517,8 38981,95 418,66 -22215,07 38984,19 44869,56

183 14:10:10 060930,9 1064521,4 38981,83 418,69 -22215,18 38984,08 44869,51

184 14:10:15 060930,9 1064522,4 38981,75 418,80 -22215,13 38984,00 44869,41

185 14:10:20 060930,9 1064522,4 38981,64 418,86 -22215,22 38983,89 44869,36

186 14:10:25 060930,9 1064522,5 38981,56 418,97 -22215,19 38983,81 44869,28

187 14:10:30 060931,2 1064523,8 38981,44 419,02 -22215,28 38983,70 44869,22

188 14:10:35 060432,5 1064524,2 38981,34 419,01 -22215,45 38983,59 44869,22

189 14:10:40 060933,5 1064533,1 38981,24 419,07 -22215,44 38983,49 44869,13

190 14:10:45 060934,2 1064537,0 38981,14 419,15 -22215,29 38983,39 44868,96

191 14:10:50 060935,3 1064542,5 38981,10 419,22 -22215,09 38983,36 44868,84

192 14:10:55 060936,3 1064547,8 38981,12 419,43 -22214,51 38983,38 44868,57

193 14:11:00 060937,1 1064552,2 38981,14 419,65 -22214,00 38983,40 44868,33

194 14:11:05 060937,8 1064557,2 38981,13 419,85 -22213,55 38983,39 44868,10

Page 73: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

59

195 14:11:10 060938,4 1064601,6 38981,09 420,03 -22213,17 38983,35 44867,88

196 14:11:15 060938,6 1064602,6 38981,09 420,12 -22212,94 38983,35 44867,77

197 14:11:20 060939,0 1064606,0 38981,08 420,08 -22212,92 38983,35 44867,76

198 14:11:25 060939,6 1064611,1 38981,05 420,05 -22212,93 38983,32 44867,73

199 14:11:30 060939,8 1064612,2 38980,99 420,01 -22212,98 38983,26 44867,71

200 14:11:35 060940,4 1064616,3 38980,94 419,94 -22213,07 38983,20 44867,70

201 14:11:40 060940,6 1064618,3 38980,93 419,85 -22213,21 38983,19 44867,76

202 14:11:45 060940,9 1064620,6 38980,91 419,41 -22213,90 38983,17 44868,08

203 14:11:50 060941,5 1064621,5 38980,89 418,73 -22214,90 38983,14 44868,55

204 14:11:55 060941,1 1064621,4 38980,91 417,90 -22216,09 38983,15 44869,15

205 14:12:00 060941,1 1064621,4 38981,08 417,06 -22217,31 38983,31 44869,89

206 14:12:05 060941,2 1064621,7 38981,00 416,96 -22217,45 38983,23 44869,89

207 14:12:10 060941,5 1064623,4 38980,89 417,18 -22216,94 38983,12 44869,55

208 14:12:15 060941,6 1064625,7 38980,83 417,33 -22216,52 38983,07 44869,29

209 14:12:20 060941,8 1064629,0 38980,92 417,30 -22216,48 38983,15 44869,35

210 14:12:25 060941,9 1064632,9 38980,99 417,27 -22216,53 38983,22 44869,43

211 14:12:30 060942,0 1064636,3 38981,07 417,22 -22216,69 38983,30 44869,58

212 14:12:35 060942,2 1064640,3 38981,11 417,16 -22216,96 38983,34 44869,75

213 14:12:40 060942,4 1064645,0 38981,06 417,20 -22217,02 38983,29 44869,73

214 14:12:45 060942,6 1064649,1 38981,03 417,23 -22217,07 38983,27 44869,74

215 14:12:50 060942,7 1064652,4 38980,95 417,30 -22216,96 38983,18 44869,61

216 14:12:55 060942,8 1064655,9 38980,70 417,56 -22216,40 38982,94 44869,12

217 14:13:00 060943,0 1064659,7 38980,53 417,73 -22216,06 38982,77 44868,80

218 14:13:05 060943,2 1064704,1 38980,48 417,76 -22216,05 38982,72 44868,76

219 14:13:10 060943,3 1064707,8 38980,49 417,75 -22216,09 38982,73 44868,79

220 14:13:15 060943,5 1064711,0 38980,50 417,72 -22216,19 38982,74 44868,84

221 14:13:20 060943,6 1064714,5 38980,49 417,71 -22216,27 38982,73 44868,87

222 14:13:25 060943,7 1064716,3 38980,47 417,71 -22216,35 38982,70 44868,89

223 14:13:30 060943,8 1064718,3 38980,43 417,70 -22216,43 38982,67 44868,90

224 14:13:35 060943,9 1064719,4 38980,41 417,70 -22216,51 38982,65 44868,92

225 14:13:40 060943,9 1064719,8 38980,39 417,69 -22216,55 38982,63 44868,93

226 14:13:45 060943,8 1064719,8 38980,41 417,66 -22216,70 38982,65 44869,02

227 14:13:50 060943,8 1064719,9 38980,42 417,71 -22216,64 38982,66 44869,00

Page 74: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

60

228 14:13:55 060943,7 1064720,0 38980,47 417,74 -22216,64 38982,71 44869,04

229 14:14:00 060943,7 1064720,8 38980,54 417,79 -22216,55 38982,78 44869,05

230 14:14:05 060943,8 1064722,7 38980,59 417,87 -22216,44 38982,83 44869,05

231 14:14:10 060943,9 1064726,0 38980,63 417,93 -22216,39 38982,87 44869,06

232 14:14:15 060944,0 1064729,1 38980,61 417,97 -22216,41 38982,85 44869,05

233 14:14:20 060944,2 1064733,2 38980,60 418,04 -22216,40 38982,84 44869,03

234 14:14:25 060944,3 1064736,6 38980,59 418,10 -22216,41 38982,84 44869,04

235 14:14:30 060944,4 1064740,0 38980,60 418,14 -22216,40 38982,84 44869,04

236 14:14:35 060944,4 1064742,6 38980,61 418,19 -22216,37 38982,85 44869,03

237 14:14:40 060944,2 1064745,0 38980,59 418,22 -22216,36 38982,83 44869,01

238 14:14:45 060943,6 1064747,0 38980,56 418,26 -22216,35 38982,81 44868,98

239 14:14:50 060942,5 1064751,0 38980,50 418,25 -22216,47 38982,75 44868,99

240 14:14:55 060941,7 1064753,0 38980,41 418,24 -22216,60 38982,66 44868,97

241 14:15:00 060940,8 1064755,2 38980,31 418,24 -22216,73 38982,55 44868,95

242 14:15:05 060940,1 1064756,7 38980,22 418,28 -22216,78 38982,47 44868,90

243 14:15:10 060939,5 1064757,9 38980,16 418,36 -22216,75 38982,40 44868,83

244 14:15:15 060938,8 1064759,3 38980,07 418,43 -22216,79 38982,32 44868,77

245 14:15:20 060938,2 1064800,6 38979,98 418,49 -22216,85 38982,23 44868,72

246 14:15:25 060937,5 1064801,7 38979,90 418,54 -22216,91 38982,15 44868,69

247 14:15:30 060936,4 1064802,6 38979,86 418,57 -22216,94 38982,11 44868,67

248 14:15:35 060935,2 1064803,7 38979,83 418,57 -22216,97 38982,08 44868,65

249 14:15:40 060933,7 1064804,5 38979,81 418,57 -22216,99 38982,05 44868,64

250 14:15:45 060932,1 1064804,9 38979,78 418,58 -22216,98 38982,03 44868,62

251 14:15:50 060927,6 1064804,7 38979,76 418,61 -22216,98 38982,00 44868,59

252 14:15:55 060924,7 1064804,7 38979,75 418,62 -22216,98 38982,00 44868,59

253 14:16:00 060922,8 1064804,6 38979,76 418,66 -22216,93 38982,01 44868,57

Page 75: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

61

Lampiran 2

No

Realtime

(WIB) X(nT) Y(nT) Z(nT) H(nT) F(nT)

1 7:00:00 38957,94 422,17 -22245,11 38960,23 44863,62

2 8:00:00 38963,19 419,41 -22233,32 38965,44 44862,31

3 9:00:00 38973,10 412,83 -22227,91 38975,29 44868,18

4 10:00:00 38971,84 411,35 -22223,04 38974,01 44864,65

5 11:00:00 38975,70 405,14 -22224,72 38977,81 44868,79

6 12:00:00 38980,13 403,36 -22219,28 38982,21 44869,92

7 13:00:00 38984,95 408,69 -22219,61 38987,09 44874,32

8 14:00:00 38984,53 415,50 -22214,34 38986,74 44871,41

9 15:00:00 38971,45 424,31 -22225,12 38973,76 44865,47

10 16:00:00 38962,38 423,09 -22234,94 38964,68 44862,44

11 17:00:00 38952,12 418,17 -22242,72 38954,36 44857,34

12 18:00:00 38952,26 413,08 -22244,60 38954,45 44858,35

13 19:00:00 38952,68 414,48 -22242,09 38954,89 44857,49

14 20:00:00 38951,52 415,16 -22235,84 38953,73 44853,38

15 21:00:00 38954,19 417,02 -22231,58 38956,42 44853,61

16 22:00:00 38956,66 413,73 -22234,38 38958,85 44857,11

17 23:00:00 38954,70 415,17 -22236,22 38956,92 44856,33

18 0:00:00 38951,29 415,58 -22233,89 38953,50 44852,22

19 1:00:00 38956,71 419,65 -22228,72 38958,97 44854,40

20 2:00:00 38961,85 419,35 -22231,95 38964,11 44860,46

21 3:00:00 38961,53 420,95 -22232,24 38963,80 44860,34

22 4:00:00 38956,29 424,26 -22227,66 38958,60 44853,56

23 5:00:00 38958,75 424,94 -22229,33 38961,07 44856,53

24 6:00:00 38962,12 426,63 -22230,12 38964,45 44859,86

Page 76: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

62

Lampiran 3

No Stasiun Realtime

(WIB) X(nT) Y(nT) Z(nT) H(nT) F(nT)

1 Tangerang 13:55:00 38982,33 414,36 -22214,55 38984,53 44869,59

2 Tanah Tinggi 13:56:45 38980,84 416,54 -22210,15 38983,06 44866,13

3 Batu Ceper 13:58:50 38982,82 417,05 -22210,53 38985,05 44868,05

4 Poris 14:00:45 38984,47 416,04 -22213,71 38986,69 44871,05

5 Kalideres 14:03:25 38985,18 415,36 -22216,70 38987,39 44873,14

6 Rawa Buaya 14:06:05 38983,82 416,25 -22217,12 38986,04 44872,17

7 Bojong Indah 14:08:05 38983,27 415,42 -22217,57 38985,48 44871,91

8 Taman Kota 14:10:15 38981,75 418,80 -22215,13 38984,00 44869,41

9 Pesing 14:11:50 38980,89 418,73 -22214,90 38983,14 44868,55

10 Grogol 14:13:35 38980,41 417,70 -22216,51 38982,65 44868,92

11 Duri 14:15:40 38979,81 418,57 -22216,99 38982,05 44868,64

Page 77: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

63

Lampiran 4

A. Plot Magnet

langkah – langkah dalam mengetahui nilai noise dengan menggunakan

MATLAB R16. Berikut ini pengolahan data magnetik tersebut :

1 % Program PlotMag

2 % by Miyakawa and Bambang S. Prasetyo

3 % ---------------------------------------------------------------------------------------------

4 % MAG (:, 1) : Year

5 % MAG (:, 2) : Month

6 % MAG (:,3) : Day

7 % MAG (:,4) : Hour

8 % MAG (:,5) : Minute

9 % MAG (:,6) : Second

10 % MAG (:,7) : Data X

11 % MAG (:,8) : Data Y

12 % MAG (:,9) : Data Z

13 % MAG (:,10) : Temperature?

14 % MAG (:,11) : Temperature?

15 % MAG (:,12) : H = sqrt (X^2 + Y^2)

16 % MAG (:,13) : F = sqrt (X^2 + Y^2 + Z^2)

17 % MAG (:,14) : D = Angle (Y/X)

18 % MAG (:,15) : I = Angle (Z/H)

19 % --------------------------------------------------------------------------------------------

20 % Initial Parameter

22 % FILE = ‘2017 06 07 00 00 00.txt’; % Input File Name

23 % FILE = ‘2017 06 07 00 00 00.txt’;

24 % AvgTime = 180; % Moving Average Time In Second

25 % --------------------------------------------------------------------------------------------

26 % Load File

27 % MAG = load (FILE);

Page 78: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

64

28 % TIME = Datenum(MAG(:,1) ,MAG(:,2) ,MAG(:,3) ,MAG(:,4) ,MAG(:,5)

,MAG(:,6));

29 % MAG = (:,12) = sqrt(MAG(:,7).^2+MAG(:,8).^2); % H

30 % MAG = (:,13) = sqrt(MAG(:,7).^2+MAG(:,8).^2)+MAG(:,9).^2); % F

31 % MAG = (:,14) = unwrap (atan(MAG(:,8)./MAG(:,7)))/2/pi*360; % D

32 % MAG = (:,15) = unwrap (atan(MAG(:,9)./MAG(:,12)))/2/pi*360; % I

33 %---------------------------------------------------------------------------------------------

34 % Moving Average

36 % MAGavg = MAG;

37 % For ii = 7:15 % Moving Average using

MovingAverage.m

38 % MAGavg(:,ii) = Moving Average(MAG(:,ii),AvgTime);

39 % End

41 %---------------------------------------------------------------------------------------------

42 % Plot

43 Figure(1);

45 set(1, ‘name’,’Gambar Variasi Medan XYZ’,’Number Title’,’off’);

46 Subplot(3,1,1), Plot(TIME,MAG(:,7),TIME,MAGavg(:,7),’r’); Grid on;

datetick(‘x’,’HH:MM’);

47 Title ([′Data X :′ , datestr(TIME(1), 26)]);

48 xlabel(‘Time’); ylabel(‘nT’);

49 subplot(3,1,2), plot(TIME,MAG(:,8),TIME MAGavg(:,8),’r’); grid on;

datetick(‘x’,’HH:MM’);

50 Title ([′Data Y :′ , datestr(TIME(1), 26)]);

51 xlabel(‘Time’); ylabel(‘nT’);

52 subplot(3,1,3), plot(TIME,MAG(:,9),TIME MAGavg(:,9),’r’); grid on;

datetick(‘x’,’HH:MM’);

53 Title ([′Data Z :′ , datestr(TIME(1), 26)]);

54 xlabel(‘Time’); ylabel(‘nT’);

55 %---------------------------------------------------------------------------------------------

56 figure(2)

Page 79: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

65

57 set(2,’Name’,’Gambar Variasi Medan HF dan Deklinasi Inklinasi’,’Number

Title’,’off’);

58 subplot(4,1,1), plot(TIME,MAG(:,12), TIME,MAGavg(:,12),’r’); grid on;

datetrick(‘x’,’HH:MM’);

59 title([′H : ′, datestr(TIME(1), 26)]

60 xlabel(‘Time’); ylabel(‘nT’);

61 subplot(4,1,2), plot(TIME,MAG(:,13), TIME,MAGavg(:,13),’r’); grid on;

datetrick(‘x’,’HH:MM’);

62 title([′F : ′, datestr(TIME(1), 26)]

63 xlabel(‘Time’); ylabel(‘nT’);

64 subplot(4,1,3), plot(TIME,MAG(:,14), TIME,MAGavg(:,14),’r’); grid on;

datetrick(‘x’,’HH:MM’);

65 title([′D : ′, datestr(TIME(1), 26)]

66 xlabel(‘Time’); ylabel(‘Degree’);

67 subplot(4,1,4), plot(TIME,MAG(:,15), TIME,MAGavg(:,15),’r’); grid on;

datetrick(‘x’,’HH:MM’);

68 title([′I : ′, datestr(TIME(1), 26)]

69 xlabel(‘Time’); ylabel(‘Degree’);

70 %---------------------------------------------------------------------------------------------

76 % Save to File

71 [pathsrt, name, ext] = fileparts (FILE);

72 [fid, message] = fopen([name, ′_avg′, ext],’wt’);

73 fprintf(fid,’ %04d %02d %02d %02d %02d %02d %.2f %.2f %.2f %.2f %.2f

%.2f %.2f %.2f %.2f/n’,MAGavg’);

74 fclose(fid);

75---------------------------------------------------------------------------------------------

Page 80: ANALISA GANGGUAN MEDAN MAGNET KERETA API LISTRIK …

66

Lampiran 5

B. Moving Average

Berikut ini merupakan langkah program dalam menentukan Moving Average

pada data variasi data magnet. Berikut ini merupakan langkah – langkah

pemograman moving averange dengan software matlab 2016 :

1 function xx = MovingAverage (x,n)

2 % Apply Moving Average to vector data

3 % x = Data (vektor)

4 % n = Number of samples to averaged

5 % xx = moving averaged data

6 xx = zeros (lenght(x),1);

7 for ii = 1:lenght(x)

8 if ii ==1 │ │ ii == lenght(x)

9 xx(ii) = x(ii);

10 elseif ii < floor (n/2)+1

11 xx(ii) = sum (x(1:2*ii-1))/(2*ii-1);

12 elseif ii > lenght(x) – floor(n/2)

13 xx(ii) = sum(x(end-(lenght(x)-ii)*2:end))/(2*(lenght(x)-ii+1)-1);

14 else

15 xx(ii) = sum (x(ii-ceil(n/2)+1:ii+floor(n/2)))/n;

16 end

17 end

18 end