analisa data revisi lagi

11
1. Analisa Data No Data Penunjang Etiologi Masalah Masalah Kesehatan 1. a. Jumlah lansia 81Orang. Usia > 60 b. Jumlah lansia yang sakit - DM 2 orang - Hipertensi 4 orang - Rematik 61 orang - Katarak 23 orang - Osteoporosis 47 orang - Penyakit kulit 8 orang - Penyakit jantung 1 orang - Lain-lain 10 orang c. Tidak ada posyandu lansia, dan tidak ada kader Lansia d. Keinginan Terbentuknya Posyandu Lansia 100 % e. Kegiatan lansia dalam penggunaan waktu senggang 50 % adalah berkebun/ bekerja Kurangnya kemampuan masyarakat dalam merawat warga usila Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada Lansia 2. a. Tidak punya KMS 12,50 %, tidak mengerti isi KMS 12,86 % b. Berat badan balita turun 2,86 %, tetap 8,57 % c. Balita yang jarang 7 %– tidak pernah 2 % dalam kunjungan ANC d. Balita dengan imunisasi belum lengkap 11 % e. Alasan balita tidak di imunisasi karena kurang pengetahua ibu 47 % f. Kunjungan balita ke posyandu jarang 22 %, tidak pernah 3% g. Status kurang energi protein 6 % h. Balita yang tidak diimunisasi 1,25 %., tidak lengkap 16,25 % Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh kembang pada balita. Resiko terjadi gangguan tumbuh kembang balita diDusun Kebon Melati

Upload: andi

Post on 05-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

analisa

TRANSCRIPT

LAPORAN

1. Analisa Data

NoData Penunjang Etiologi MasalahMasalah Kesehatan

1.a. Jumlah lansia 81Orang. Usia > 60

b. Jumlah lansia yang sakit

DM 2 orang

Hipertensi 4 orang

Rematik 61 orang

Katarak 23 orang

Osteoporosis 47 orang

Penyakit kulit 8 orang

Penyakit jantung 1 orang

Lain-lain 10 orang

c. Tidak ada posyandu lansia, dan tidak ada kader Lansia

d. Keinginan Terbentuknya Posyandu Lansia 100 %

e. Kegiatan lansia dalam penggunaan waktu senggang 50 % adalah berkebun/ bekerja

Kurangnya kemampuan masyarakat dalam merawat warga usila

Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada Lansia

2.a. Tidak punya KMS 12,50 %, tidak mengerti isi KMS 12,86 %

b. Berat badan balita turun 2,86 %, tetap 8,57 %

c. Balita yang jarang 7 % tidak pernah 2 % dalam kunjungan ANC

d. Balita dengan imunisasi belum lengkap 11 %

e. Alasan balita tidak di imunisasi karena kurang pengetahua ibu 47 %

f. Kunjungan balita ke posyandu jarang 22 %, tidak pernah 3%

g. Status kurang energi protein 6 %

h. Balita yang tidak diimunisasi 1,25 %., tidak lengkap 16,25 %

Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh kembang pada balita.

Resiko terjadi gangguan tumbuh kembang balita diDusun Kebon Melati

3.a. Pencahayaan kurang 19,46 %

b. Jarak sumber air dengan wc ( 3 minggu tidak pernah 15 %

e. Kondisi pembuangan limbah yang menggenang/becek 57 %

f. Diare 3 %, ispa 40,91 %, penyakit kulit 20 %, batuk pilek 47 %, paru-paru 3 %

g. Demam 31 %, gatal-gatal 17 %,

h. Kepimilikan kandang ternak 16 %

i. Keluarga yang memiliki WC cemplung 20 %Kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.

Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll)

2. Prioritas Masalah

No.Masalah KesehatanKriteria PenapisanJumlah

Sesuai dengan peran perawat komunitasResiko terjadiResiko parahPotensi untuk pendidikan kesehatanInteres komunitasKemungkinan diatasiRelevan dengan programTersedia sumber tempatTersedia sumber waktuTersedia sumber danaTersedia sumber fasilitasTersedia sumber SDM

1.Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada usila

53453455555554

2.Resiko terjadi gangguan tumbuh kembang balita di dusun Kebun melati45354455533337

3.Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll)55552450000031

3. Perumusan diagnosa Keperawatan komunitas

Berdasarkan penapisan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah keperawatan dan prioritas sebagai berikut:

1. Terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada usila di Dusun Kebon Melati b/d Kurangnya kemampuan masyarakat dalam merawat warga usila ditandai dengan:

a. Jumlah lansia 81Orang. Usia > 60

b. Jumlah lansia yang sakit

DM 2 orang

Hipertensi 4 orang

Rematik 61 orang

Katarak 23 orang

Osteoporosis 47 orang

Penyakit kulit 8 orang

Penyakit jantung 1 orang

Lain-lain 10 orang

c. Tidak ada posyandu lansia, dan tidak ada kader Lansiad. Keinginan terbentuknya posyandu lansia 100 %e. Kegiatan lansia dalam penggunaan waktu senggang 50 % adalah berkebun/ bekerja

2. Gangguan tumbuh kembang balita di Dusun Kebon Melati berhubungan dengan Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh kembang pada balita.

a. Tidak punya KMS 12,50 %, tidak mengerti isi KMS 12,86 %

b. Berat badan balita turun 2,86 %, tetap 8,57 %

c. Balita yang jarang 7 % tidak pernah 2 % dalam kunjungan ANC

d. Balita dengan imunisasi belum lengkap 11 %

e. Alasan balita tidak di imunisasi karena kurang pengetahua ibu 47 %

f. Kunjungan balita ke posyandu jarang 22 % tidak pernah 3%

g. Status kurang energi protein 1,25 %, sedang 20,0 %

h. Balita yang tidak diimunisasi 1,25 %., tidak lengkap 16,25 %

3. Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan:

a. Pencahayaan kurang 19,46 %

b. Jarak sumber air dengan wc ( 3 minggu tidak pernah 15 %

e. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tergenang 57 % dan tidak mengalir lancer 4%.

f. Diare 3 %, ispa 40,91 %, penyakit kulit 20 %, batuk pilek 47 %, paru-paru 3 %

g. Demam 31 %, gatal-gatal 17 %,

h. Kepimilikan kandang ternak 16 %

4. Perencanaan

NoDiagnosaTujuanSasaranStrategiRencana KegiatanWaktuTempatPenanggung jawab

1.Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada usila berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam merawat warga usila.Setelah dilakukan tindakan keperawat-an selama 2 minggu diharapkan masya-rakat mampu mela-kukan perawatan pada warga lansia di wilayah Dusun Kebon Melati.

Jangka Pendek: Setelah dilakukan tindakan keperawa- tan:

Masyarakat Dusun Kebon Melati.

mampu mengidentifikasi masalah kesehatan pada lansia.

Masyarakat mampu mengidentifikasi rencana tindakan keperawatan pada lansia.

Masyarakat mampu melaksanakan perawatan pada lansia.

Terbentuk posyandu lansia di Dusun Kebon Melati.

sebagai wadah kegiatan kesehatan bagi lansia. Tokoh-tokoh masyarakat warga Kebun Melati

Pokjakes warga Kebun Melati Seluruh warga Kebun MelatiI. KIE

II. Gerak-anBerikan HE pada masyarakat Dusun Kebon Melati.

1. tentang pentingnya memperhatikan dan mengenal masalah kesehatan lansia.

2. Koordinasikan dengan tokoh masyarakat tentang pembentukan posyandu Lansia.3. Beri HE pada lansia tentang:

Perubahan perubahan yang terjadi pada lansia.

Pentingnya kelompok lansia..

4. Kolaborasi dengan pihak puskesmas untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan pada lansia5. pelatihan dan pembentukan kader kesehatan Lansia.6. pelaksanakan Posyandu Lansia11 mei 2007

jumat

6-7 mei 2007

11 mei 2007

jumat

21 Mei 2007

seninMusola alsamsudin

Rumah Kepala Dusun

Musola alsamsudin

Balai desa Sumber mulyoAgustin

Ali Mabrur

Fitria

Ridho jalal

2.Gangguan tumbuh kembang balita di Dusun Kebon Melati berhubungan dengan Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh kembang pada balita.

Setelah dilakukan tindakan keperawat-an masyarakat, gangguan tumbuh kembang balita tidak terjadi.

Jangka Pendek (3 Minggu):

III. Masyarakat tahu tentang deteksi dini tumbuh kembang balita.

IV. Masyarakat tahu tentang cara pemenuhan gizi seimbang pada balita.

Jangka Panjang (6 bulan):

Tidak ada balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang

Balita terjadi peningkatan berat badan.

Balita mengalami perkembangan sesuai usia. Tokoh-tokoh masyarakat warga Kebun Melati

V. Pokjakes warga Kebun Melati

VI. Ibu balita di warga Kebun MelatiVII. KIE

VIII. Gerak-an1. Pendekatan kepada tokoh masyarakat (formal dan informal) untuk menggalang dukungan pelaksanaan.

2. memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan topik:.

1. Deteksi dini tumbuh kembang.

2. Upaya pemenuhan kebutuhan gizi seimbang pada balita.

3. Tetapkan waktu pelaksanaan pemberian Vitamin A. bersama tukoh masyarakat dan Puskesmas.

4. Melalui tokoh masyarakat untuk menghimbau dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemberian Vitamin A.

5. Pembinaan kasus keluarga dengan anggota keluarga (balita) mengalami gizi buruk.

6. Cara pengelolaan makanan.

7. Memberikan makanan tambahan.

8. Penimbangan rutin.

15 Mei 200716 Mei 2007

Agustus

16 Mei 2007

Rumah tokohPosyandu Balita Kenanga

Posyandu Balita Kenanga

Posyandu Balita Kenanga

Ali MabrurFirdawati

Kader Balita

Sulis Setyo

3Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatanSetelah dilakukan tindakan keperawat-an masyarakat, Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat.

Jangka Pendek (3 Minggu):

IX. Masyarakat tahu tentang deteksi dini lingkungan yang kurang sehat.

X. Masyarakat tahu tentang cara penanggulangan sampah.

Jangka Panjang (6 bulan):

Tidak ada yang mengalami gangguan sistim imunitas

penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA,. Tokoh-tokoh masyarakat warga Kebun Melati

XI. Pokjakes warga Kebun Melati

XII. Ibu balita di warga Kebun MelatiXIII. KIE

XIV. Gerak-an1. Pendekatan kepada tokoh masyarakat (formal dan informal) untuk menggalang dukungan pelaksanaan.

2. memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan topik:.pengelolaan sampah.dan penanggulangan demam berdarah.

3. kerja bakti dalam memersihkan kaleng-kaleng dan smapah

6-7 Mei 2007Rumah Kepala Dusun 7 Mei 2007Ali Mabrur

M.Ridho