analisa campuran dua komponen

Upload: faris-junaidi

Post on 01-Mar-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

analisa mengenai campuran dua komponen kimia analisis

TRANSCRIPT

Lembaran pengesahan

Laporan praktikumAnalisis Instrumentasi

PercobaanANALISA CAMPURAN DUA KOMPONEN

Oleh :Nama : AthaillahNim : 0708103010036Kelompok : II (Dua)Tanggal percobaan : 16 Maret 2010Asisten : Cut Mawaddah

Mengetahui;Asisten,

Cut MawaddahDarussalam, 31 Maret 2010Praktikan,

Athaillah

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan dengan judul Analisa Campuran Dua Komponen dengan tujuan adalah untuk menentukan konsentrasi larutan campuran dua komponen dalam batas konsentrasi tertentu. Prinsip percobaan adalah mengukur nilai absorbansi dari suatu larutan dengan menggunakan alat spektronik 20 pada konsentrasi tertentu. Dari percobaan diperoleh maks untuk Cr3+ adalah 490 nm, untuk Ni2+ adalah 384 nm.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTerdapat dua kemungkinan bila dua komponen dicampurkan dalam suatu larutan, yaitu : Perubahan spektrum absorbs karena adanya interaksi kimia yang merubah warna sehingga sifat-sifat penyerapan dari larutan akan berubah. Absorbsi dan campuran dalam larutan bersifat aditif. Tidak terjadi interaksi kimia antar campuran, sehingga kita dapat melakukan analisa kedua komponen sekaligus secara spektrofotometri.Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kuarng dari 1 nm. Proses ini memerlukan penggunaan instrumen yang lebih rumit dan karenanya lebih mahal. Instrumen yang digunakan untuk maksud ini adalah spektrofotometer, dan seperti tersirat dalam nama ini, instrumen ini sebenarnya terdiri dari dua instrumen dalam satu kotak sebuah spektrometer dan sebuah fotometer.Suatu spektrofotometer standar terdiri atas spektrofotometer untuk menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang terseleksi yaitu bersifat monokromatik serta suatu fotometer yaitu suatu piranti untuk mengukur intensitas berkas monokromatik, digabungkan bersama dinamakan sebagai spektrofotometer.1.2 Tujuan PercobaanTujuan dilakukan percobaan adalah untuk menentukan konsentrasi larutan campuran dua komponen dalam batas konsentrasi tertentu.

BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN

Spektroskopi merupakan studi mengenai antaraksi cahaya dengan atom dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang atau kosposkuler. Radiasi elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah yang disebut daerah gelombang radio. Gelombang mikro IR, sinar tampak, UV, sinar X, dan sinar gamma (). Bahwasanya semakin besar (panjang gelombang) maka energi akan semakin kecil (Handayana, 1994).Spectrometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spectrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spectrometer digunakan untuk mengukur energy secara relative jika energy tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 2000).Berdasarkan hokum Lambert-Beer menyatakan A= log T = bc, di mana A merupakan absorban, T merupakan transmisi, b merupakan ketebalan kuvet, c merupakan konsentrasi dan merupakan ketetapan. Biasanya B selalu tetap, dan B- = k disebut tetapan ekstingsi. Tetapan ini merupakan fungsi dari panjang gelombang yang dipakai, dalam larutan yang mengandung n komponen (Team instrument, 2009).BAB IIIMETODELOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan BahanAlat alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah spektronik 20 D dan sel kuvet. Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan nikel (II)-klorida 0,1 M dan larutan cobalt (II) nitrat 0,1 M.

3.2 Cara Kerja3.2.1 keaditifan absorbans larutan Cr2+ + Co2+Disiapkan larutan larutan: 0,1 M Ni2+ 0,1 M Co2+ Larutan campuran Ni2+ dan Co2+ yang mengandung 0,1 M Ni2+ dan 0,1 M Co2+Diukur absorbans ketiga larutan diatas pada panjang gelombang sebagai berikut ( dengan air sebagai larutan blanko) : 375 400 405 425 440 455 470 480 490 500 520 530 550 570 575 580 625 nm.Berdasarkan data-data tersebut diatas yang diperoleh (dalam satu kertas grafik) spectrum absorbsi ketiga larutan diatas (absorban terhadap panjang gelombang).3.2.2 Nilai Ka. Dari grafik- grafik yang telah dibuat, ditentukan kira kira letak puncak maksimum spectrum Ni2+ dan spectrum Co2+. Kemudian masi dengan larutan Ni2+ dan Co2+ yang sama, tentukanlah serapan maksimum dengan teliti, yaitu dengan mengukur pada tiap panjang gelombang (range 1 nm) didaerah puncak maksimum. Puncak maksimum Cr3+ = Cr; puncak maksimum Co2+ = Co.b. Disiapkan larutan - larutan Ni3+ dan larutan larutan Co2+ , masing masing dengan konsentrasi Ni2+ : 0.02; 0.04; 0.06; 0.08; 0.10 MCo2+ : 0.02; 0.04; 0.06; 0.08; 0.10 MDiukur absorbans masing masing larutan pada Ni dan Co sehingga dapat dibuat 4 (empat) buah kurva standar.I. Kurva standar Ni2+ pada CoII. Kurva standar Co2+ pada NiIII. Kurva standar Co2+ pada CoIV. Kurva standar Ni2+ pada NiHitunglah nilai K masing masing kurva standar tersebut.3.3.3 Analisa contoh campuranDitetapkan komposisi campuran yang diberikan oleh asisten, dari absorban larutan campuran tersebut pada Ni, Co dan dari nilai nilai K yang telah diperoleh diatas.

BAB IVDATA PENGAMTAN DAN PEMBAHASAN

4.1Data Hasil PengamatanData hasil pengamatan yang diperoleh berdasarkan percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :1. 2. Tabel standar Cr3+ pada C = 0.003 MA

4500.895

4900.123

5000.063

5100.023

5200.009

5300.058

3. Tabel standar Ni2+ pada C = 0.01 MA

3780.192

3800.185

3820.181

3840.193

3860.186

4. Tabel standar Ni2+ pada max Co = 510CA

0.040.0040

0.060.0011

0.080.0070

0.100.0370

5. Tabel standar Co2+ pada max Ni = 382CA

0.040.012

0.060.025

0.080.053

0.100.057

6. Tabel standar Co2+ pada max Co = 510CA

0.040.100

0.060.143

0.080.235

0.100.261

7. Tabel standar Ni2+ pada max Ni = 382CA

0.040.096

0.060.123

0.080.197

0.100.280

4.2 PembahasanSpektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan radiasi sinar elektromagnetik oleh suatu senyawa kimia baik didaerah ultra violet, sinar tampak atau infra merah. Hukum Lambert-Beer mendasari pengukuran dengan metode analisis spektrofotometri yaitu bila suatu cahay monokromatis melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas yang dipancarkan sebanding dengan bertambah tebalnya larutan atau bila cahaya monokromatis melalui satu media yang transpran maka bertambah turunnya intensitas yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya kepekatan. Alat yang digunakan disebut dengan spektrofotometer, dalam percobaan ini kita menggunakan spektronik-20D.Hukum Lambert-Beer berlaku pada percobaan yang dilakukan, dapat dilihat dari pertambahan kosentrasi maka bertambah pula absorbansi sehingga kurva kalibrasi menunjukkan bahwa absorbansi merupakan fungsi kosentrasi yang diperlihatkan dengan garis lurus pada kurva kalibrasi. Absorbansi versus kosentrasi, untuk tiap larutan yaitu pada larutan K2Cr2O7 dan KCrO4. Pengukuran panjang gelombang dilakukan pada daerah = 625 nm dengan interval 10 nm.Larutan Cr3+ dan Co2+ merupakan larutan bewarna sehingga pengukuran panjang gelombang 375-625 nm sesuai digunakan pada analisis ini yang dikenal dengan daerah panjang gelombang sinar tampak. Pada percobaan ini terlebih dahulu ditentukan panjang gelombang maksimum (maks) sehingga dapat dilakukan analisis untuk kosentrasi yang tinggi digunakan untuk mencari maks seperti pada larutan Cr3+ maks = 490 nm, Ni2+ maks = 384 nm, setelah didapatkan maks kemudian dianaisis absorbansi pada kosentrarsi yang berbeda dan dibuat grafik kurva kalibrasi.

BAB VKESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :1. Hukum Lambert-Beer mendasari pengukuran dengan metode analisis spektrofotometri2. maks yang diperoleh dari hasil pengukuran adalah untuk Cr3+ maks = 490 nm, dan Ni2+ maks = 384 nm

DAFTAR PUSTAKA

Handayana, 1994, Kimia Analitik Instrumen, IKIP Semarang Press, Semarang.

Khopkar, S. M, 2000, Basic Concepts of Analytical Chemistry, Willy Eastern Limitid, UK.

Team Instrumen, 2009, Penuntun Prkatikum Analitis Instrumentasi, Unsyiah, Banda Aceh.

LAMPIRAN

A. Grafik antara panjang gelombang dengan kosentrasi dari larutan K2Cr2O7 10 ppm pada maks = 385nm

B. Grafik antara panjang gelombang dengan kosentrasi dari larutan K2Cr2O7 10 ppm pada maks

C. Grafik antara absorbans dengan kosentrasi dari larutan K2Cr2O7 pada maks = 385nm

D. Grafik antara absorbans dengan kosentrasi dari larutan KCrO4 pada maks = 375nm