analisa biaya proyek hps oe
DESCRIPTION
analisa biaya proyekTRANSCRIPT
1
ANALISA BIAYA PROYEK (HPS-EE/OE) UNTUK
PEKERJAAN KONSTRUKSI
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian dan tujuan 1. Pengertian: a) Engineer Estimate (EE) b) Rencana Anggaran Biaya (RAB) c) Owneers Estimate (OE)/HPS. d) Harga Pasar e) Harga Kontrak/SPK f) Daftar Harga Standar
3
2. Fungsi OE/HPS dan penerapannya dalam evaluasi harga
a. OE berfungsi sebagai acuan dalam melakukan evaluasi harga penawaran barang dan jasa, dengan tujuan agar didapat harga penawaran yang wajar
b. Harga penawaran calon pemenang lelang masih dianggap wajar dan lidak perlu dilakukan analisis tertulis secara profesional apabila penawaran telah lulus administrasi dan teknis serta harga penawaran tidak lebih rendah dari 80% OE dan tidak lebih tinggi OE.
c. Sebagai acuan untuk menetapkan besaran tambahan jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah,tidak wajar (lebih kecil 80% nilai HPS).*)
4
3. Perlakuan terhadap OE/HPS
a. Total Nilai OE/HPS bersifat tidak rahasia sedangkan rinciannya tetap rahasia sampai dengan acara pembukaan surat penawaran harga.
b. OE/HPS harus dibuat oleh Panitia dan disahkan oleh Kepala Kantor/Satuan Kerja, Pejabat Pembuat Komitmen (dahulu Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek)
5
B. Dasar pertimbangan penyusunan OE/HPS
1. Dasar penyusunan OE/HPS. a. Dokumen pengadaan (Spesifikasi/RKS/TOR/Syarat
Penawaran/ Syarat Kontrak, dll). (Bukan SNI; sekarang disyaratkan berbasis kinerja> SPM = Standar Pel.Min)
b. Harga pasar setempat pada saat penyusunan OE/HPS. c. Harga kontrak/SPK barang dan jasa untuk pekerjaan
sejenis setempat yang pernah/sedang dilaksanakan terutama dari hasil lelang. Bukan mencontoh proyek lain.
d. Engineer’s Estimate (EE). e. Informasi harga satuan yang dipublikasikan oleh BPS/
instansi yang kompeten. f. Kondisi lapangan/faktor lingkungan dan faktor lain yang
mempengaruhi, pelaksanaan pekerjaan
6
2. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan OE/HPS
a. Preferensi harga dan atau penggunaan produksi dalam negeri
harus di perhitungkan. b. PPN dan bea masuk diperhitungkan sesuai ketentuan yang
berlaku. c. Keuntungan yang wajar bagi rekanan umumnya maksimum
10%. d. Biaya tak terduga, biaya lain-lain dan PPh tidak boleh
dimasukkan dalam perhitungan.
7
C. Penerapan penyusunan OE/HPS
1. Jasa Konsultansi a. Mempelajari dan memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK/
TOR termasuk instruksi kepada penawar/syarat kontrak) b. Mempelajari dan mengumpulkan informasi/data-data
mengenai kondisi lapangan EE/RAB serta pagu dana yang tersedia.
c. Memilih dan menetapkan metoda kerja dan menyusun program dan jadwal pelaksanaan pekerjaan serta menyusun organisasi yang paling efisien.
8
d. Menetapkan jumlah kualifikasi tenaga ahli, tenaga teknis serta tenaga pendukung lainnya termasuk jadwal penugasan masing-masing personil, fasilitas/peralatan yang diperlukan dan lain-lain.
e. Menghitung biaya langsung personil dan biaya langsung non personil berdasarkan harga-harga satuan yang berlaku khususnya yang ditetapkan secara berkala oleh D e p a r t e m e n K e u a n g a n d a n B a p p e n a s s e r t a mempertimbangkan harga-harga satuan kontrak lalu/sedang berjalan.
f. Menghitung PPN sesuai ketentuan
9
2. Jasa Pemborongan. a. Mempelajari dengan cermat dokumen pengadaan, b. Meneliti kembali kondisi lapangan dan dibandingkan dengan
EE. c. Meneliti harga satuan dasar (upah tenaga kerja, bahan/
material dan peralatan) di pasaran. d. Memilih alternatif dan menetapkan metode kerja e. Melakukan analisa teknis (perhitungan komponen tenaga
kerja, bahan dan peralatan), shg perlu menguasai Spesifikasi secara detail
f. Menghitung harga satuan setiap mata pembayaran dengan
mempertimbangkan harga pasar, harga-harga kontrak yang lalu/sedang berjalan.
g. Menghitung harga total (keseluruhan) pekerjaan termasuk PPN sersuai ketentuanyang berlaku.
3. Pengadaan barang dan jasa lainnya : pm.
10
4. Pemahaman terhadap keberadaan OE/HP a. Apa yang dimaksud dengan OE/HPS b. Mengapa harus ada OE/HPS c. Apakah di semua negara dipersyaratkan adanya OE/HPS d. Siapa yang diperkenankan menghitung OE/HPS e. Kapan dimulai perhitungan OE/HPS dan kapan harus
ditetapkan/disahkan f. Apakah ada keterkaitan penyusunan OE/HPS dengan kegiatan-
kegiatan lainnya. g. Apa dibenarkan dana tersedia dalam DIP/Pagu lebih kecil dari
OE/HPS h. Bagaimana cara menghitung menyusun OE/HPS
11
i. Bagaimana perlakuan terhadap OE/HPS j. Apakah dengan adanya OE/HPS tidak akan terjadi harga yang
tidak wajar dalam pengadaan instansi pemerintah. k. Apakah di waktu-waktu yang akan datang fungsi OE/HPS
sebagai acuan penilaian kewajaran harga penawaran tetap dipertahankan di instansi pemerintah?
l. Harga satuan utk satu kontrak pada dasarnya tetap.
12
BAB II TEKNIK PENYUSUNAN ANALISA BIAYA
A. Data dasar dan petimbangan dalam membuat Analisa Biaya 1. HPP/EE yang ada 2. Harga pasar setempat 3. Harga kontrak/SPK sejenis 4. Informasi resmi setempat (BPS/Pemda) 5. Harga pabrikan/agen tunggal 6. Daftar harga standar yg dikeluarkan instansi berwenang 6. AHS pekerjaan bersangkutan 7. Keuntungan, pajak PPN diperhitungkan. Tidak boleh
diperhitungkan : biaya tak terduga,PPh,biaya lain.
13
B. Penyusunan Metode Kerja / Pelaksanaan
1. Membaca dan memahami seluruh dokumen lelang a. Penyusun harus mempelajari dan memahami seluruh
dokumen lelang termasuk gambar rencana, yang memberikan rincian pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Dari dokumen lelang dan gambar rencana diharapkan penyusun mendapat informasi yang lengkap mengenai : – Volume pekerjaan yang akan dikerjakan. – Denah lapangan yang ada. – Data pemeriksaan lapangan. – Kewajiban dan resiko yang dibebankan kepada
pelaksana pekerjaan (kontraktor).
14
2. Memeriksa dan mempelajari kondisi lapangan a. Kondisi umum lapangan, b. Kondisi umum cuaca tahunan, khususnya curah hujan. c. Akses transportasi ke lokasi proyek, d. Fasilitas bangunan/utilitas yang harus atau untuk sementara
harus dibuat/diadakan dan kemudian harus dikembalikan seperti asalnya.
e. Tersedianya pelabuhan f. Tersedianya plant, SDM/TK, material setempat, quarry
tanah/batu. g. Perda ttg retribusi, ijin, pajak, dll h. Peraturan ttg utilitas umum yg terkena i. Informasi pasar j. Dll.
15
3. Menyiapkan Uraian Metode Kerja/Pelaksanaan dan Penyusunan Program Kerja/Pelaksanaan
a. Uraian Metode Kerja/Pelaksanaan 1. Siapkan metode kerja dengan cermat sesuai spek, dg
mempertimbangkan jumlah dan jenis alat, tenaga kerja, bahan dan pengawasannya (Bagaimana kalau alat terbatas, mis. AMP)
2. Perhitungkan perbedaan output plant, tenaga kerja, jangka waktu pelaksanaan dan resiko setiap metode pekerjaan. Pilih yg paling efisien
3. Siapkan uraian rinci utk menjelaskan prosedur pelaksanaan mata pembayaran utama
4. Pertimbangkan perbedaan pekerjaan padat karya dan padat modal
5. Metode pelaksanaan menguraikan a.l cara menangani pekerjaan, keperluan alat dan keperluan bahan dan kualitasnya. Termasuk alat bantu yg hanya sekali pakai.
16
b. Penyusunan program pelaksanaan 1. Buat bar chart atau net work planning utk setiap mata pembayaran
pada tiap bagian pekerjaan 2. Berdasarkan waktu kritis/lintasan kritis dan floating time pada net
work planning, atur kebutuhan alat, bahan dan sumber daya lainnya.
17
C. Perhitungan Koefisiensi Bahan, Tenaga Kerja dan Alat.
1. Menghitung kebutuhan bahan setiap mata pembayaran a. Hitung kebutuhan bahan sesuai spek, kalau tidak ditentukan lain
dlm dokumen (lihat contoh) b. Bila ditentukan koefisien bahan dalam dokumen lelang, pakai
sebagai dasar perhitungan.
2. Menghitung Produktivitas Tenaga Kerja. a. Dihitung utk mendukung peralatan berdasarkan produktivitas alat,
sesuai metode kerja. (lihat contoh) b. Untuk pekerjaan manual (potong bengkok pembesian, galian
manual, ps bata, plesteran, dll) produktivitas dihitung dg cara ditaksir (pengamatan pekerjaan sejenis atau uji coba)
18
3. Menghitung Produktivitas Alat
a. Output peralatan diukur dalam satuan produk per jam. Dalam menaksir produksi (output) peralatan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
» Kinerja peralatan yang diberikan oleh pabrik. » Faktor efisiensi peralatan, operator, kondisi
lapangan dan material.
b. Produksi peralatan dihitung berdasarkan volume per siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam yang dinyatakan dalam rumus :
Q = q x N x E
19
60 • Q = q x -------- X E W S Q = Produksi alat per jam (m3/jam, m2/jam, m/jam) q = kapasitas alat per siklus (m3,m2,m) N = jumlah siklus dalam satu jam E = efisiensi kerja total ( efisiensi kerja operator dan mesin,
efisiensi karena kondisi lapangan, efisiensi karena jenis material yg ditangani)
WS = waktu siklus dalam menit.
20
D. Perhitungan Harga Satuan Dasar Alat, Upah dan Bahan 1. Perhitungan Harga Satuan Dasar Alat
• Harga satuan dasar alat yang digunakan adalah biaya yang dikeluarkan untuk operasional alat dalam satu satuan waktu (jam atau hari kerja).
Biaya operasi peralatan, terdiri dari : a. Biaya Pasti (Initial Cost atau Capital Cost). Biaya Pasti adalah biaya pemulihan (pengembalian)
modal berikut bunganya yang lazim disebut dengan biaya penyusutan atau depresiasi.
Perhitungan biaya pasti untuk segala jenis peralatan
pada dasarnya sama, dan besarnya dipengaruhi oleh suasana moneter (bunga bank) dan umur rencana alat. Terdiri dari
21
1) Biaya pasti per tahun :
A
i (1 +i)
P = N --------------- atau P = N x D A
(1+i) - 1 Di mana : P = biaya pasti N = Nilai modal yg diperhitungkan D = faktor angsuran/ pengembalian modal (capital recovery
factor) i = bunga bank (perhitungan investasi) A = Umur ekonomi peralatan dalam tahun (standar pabrik)
22
2) Biaya pasti per jam. (lihat hal. 14 dst) Untuk menghitung biaya pasti per jam, gunakan rumus : (B – C) D + F G = ---------------------- W Di mana : G = biaya pasti per jam B = Harga alat setempat C = Nilai sisa/salvage value. Biasanya 10% dari initial cost W = jumlah jam kerja dlm satu tahun ( 2000 jam @ 1600 jam
@1200 jam) F = Biaya asuransi peralatan dan pajak peralatan dlm 1 th. ( biasanya 2 %0 (per mil )) b. Biaya operasi langsung (direct operation cost) : biaya utk
mengoperasikan alat tsb. Setiap merk alat berbeda
23
• Biaya operasi langsung, menurut perhitungan teoritis
• Dapat dihitung dengan analisa sbb : 1. Biaya bahan bakar, pelumas, dan biaya perawatan (H,I,J)
a). Biaya Bahan Bakar (H) • Adalah kebutuhan bahan bakar tiap jam (biasanya diambil dari
manual peralatan yang bersangkutan). b). Pelumas (I)
• Yang dimaksud pelumas meliputi pelumas mesin, pelumas hidrolik, pelumas transmisi, pelumas power steering, grease dan lain-lain.
c). Biaya perawatan/workshop (J) • Biaya perawatan, meliputi biaya penggantian saringan pelumas,
saringan filter udara dan lain-lain.
24
2. Biaya perbaikan/suku cadang (K) • antara lain :
a). Biaya penggantian ban. b). Biaya penggantian bagian-bagian yang aus (bukan suku
cadang), misalnya belt conveyor, saringan agregat untuk stone crusher/AMP, dll.
c). Penggantian accu. d). Perbaikan alat
3. Biaya operator (M) • Biasanya terdiri dari upah operator dan upah pembantu
operator, dan besarnya didasarkan pada upah 1 (satu) jam kerja efektif.
25
• Biaya operasi langsung menurut perhitungan pendekatan.
• Mengingat banyaknya jenis dan merk peralatan, estimator akan mengalami kesulitan.Untuk memudahkan perhitungan, maka dengan menggunakan rumus pendekatan sebagai berikut :
1). Biaya bahan bakar, pelumas dan perawatan/perbaikan. a). Biaya bahan bakar
• Besarnya tergantung kapasitas mesin yang digunakan (dihitung dengan HP atau horse power).
(12,5 s/d 17,5) H = -----------------------X HP 100 Di mana : H = besarnya bahan bakar dlm 1 jam ( liter) HP = kapasitas mesin penggerak (dlm HP) 12,5 % untuk alat bertugas ringan 17,5 % untuk alat bertugas berat
26
b). Biaya pelumas (I) • Pelumas (termasuk greese), dihitung berdasarkan
kapasitas mesin yang digunakan (diukur dengan HP)
( 1 % s/d 2 % ) I = ---------------------------- X HP 100 Di mana : I = besarnya pelumas per jam (liter) HP = Kapasitas mesin penggerak (dlm HP) 1 % utk alat sederhana 2 % utk alat cukup kompleks
27
c). Biaya perbaikan dan perawatan (K) • Suku cadang, accu, perbaikan alat dan lain-lain yang berkaitan
dengan perbaikan dan perawatan, dihitung dg rumus :
K = (12,5 s/d 17,5 %) (B/ W) Di mana : B = Harga alat dlm rupiah W = jumlah jam kerja (dlm jam) 12,5 % utk alat bertugas ringan
17,5 % utk alat bertugas berat
2. Biaya Operator (M) : contoh perhitungan lihat lampiran.
28
c. BIAYA TIDAK LANGSUNG (indirect cost) 1. Adalah biaya di luar biaya pasti dan biaya operasi, contoh : biaya
overhead (biaya pemeliharaan, idle cost, resiko dan keuntungan. 2. PERHITUNGAN Harga Satuan Dasar Bahan a. Harga satuan dasar di temapat proses pekerjaan (termasuk biaya
angkutan, retribusi, bea masuk, dll. b. Harga Sat Dasar di luar PPN adalah harga pabrikan. c. Preferensi utk produk dalam negeri.
3. PERHITUNGAN Satuan Dasar Upah a. Berdasarkan Hari Orang Standar : 8 jam/hari + 1 jam istirahat b. Berdasarkan Jam Orang Standar, maka 1 jam orang dihitung 1 JO = 1 HO/ 7 jam (jam efektif) c. Mengacu UMR (kondisi khusus ada 3 acuan : UMR, harga pasar,
harga outsourching > ambil rata2)
29
E. PERHITUNGAN Biaya Langsung Biaya ini meliputi : upah tenaga, harga bahan, biaya peralatan, dll yang secara langsung mempengaruhi terwujudnya produksi/hasil pekerjaan. F. PERHITUNGAN Biaya Tidak Langsung 1. Overhead : Gaji pegawai pusat dan lapangan, biaya bank, pengobatan pegawai, travel dan entertainment, kantor, listrik, tlp, penyusutan alat, dll. Dihitung berdasarkan persentase thd biaya langsung. Menurut Keppres 80 max 10%. Untuk penawar tidak ditentukan, tergantung estimasinya sendiri. 2. Keuntungan dan resiko : dihitung berdasarkan persentase thd biaya langsung.
30
SATUAN MATA PEMBAYARAN
Harga Satuan Bahan DasarBerupa data otentik yang tersediaHarga Satuan Bahan Olahan- Masukan : 1. Jarak Quarry
2. Harga Satuan Bahan Baku □ Faktor Kembang Susut dan Faktor Kehilangan3. Harga Satuan Dasar Alat4. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja5. Kapasitas Alat □ Kuantitas (diperoleh dari Spesifikasi)6. Faktor Efisiensi Produk Alat7. Faktor Kehilangan Material
- Proses : 1. Biaya Kerja Alat □ Harga Satuan Dasar Bahan2. Kebutuhan Bahan Dasar3. Perhitungan Tenaga Kerja yang diperlukan4. Proses Pencampuran
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Bahan(misal agregat kasar & agregat halus)
- Masukan : 1. Asumsi2. Jenis Alat3. Kapasitas Alat4. Masukan Biaya Pasti :
a. Umur Ekonomis Alat □ Jenisb. Jam Kerja Alat per tahunc. Harga Pokok Alat □ Kapasitasd. Nilai Sisa Alate. Tingkat Suku Bunga Pinjaman □ Faktor Produksi
5. Masukan Biaya Operasi & Pemeliharaana. Tenaga Mesin (HP) □ Waktu Siklus Kerja (Cycle Time)b. Harga Satuan Tenagac. Harga Satuan Dasar Bahan Bakar □ Hasil Produksi/Satuan Waktud. Harga Satuan Dasar Minyak Pelumas
- Proses : 1. Biaya Pasti □ Kuantitas Jam Kerja2. Biaya Operasi & Pemeliharaan
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Alat □ Harga Satuan Dasar Alat
Hari Orang Standar (HO atau MD) □ KualifikasiJam Orang Standar (JO atau MH) □ JumlahBerupa data otentik yang tersedia □ Kuantitas Jam KerjaResume : Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja □ Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
KeuntunganResume : Biaya Umum & Keuntungan (OE/EE maks.15%) □ Biaya Umum & Keuntungan (OE/EE maksimum 15%)Sesuai surat Lampiran II Juknis Keppres No.18 Tahun 2000
ALAT
Harga Total
ALAT
POLA PIKIR PEMBUATAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
KELUARAN
ESTIMASI BIAYA
MASUKAN PROSES
BAHANBAHAN
PPN
Harga SatuanSetiap Mata Pembayaran
KuantitasPekerjaan
Harga PekerjaanSetiap Mata Pembayaran
Seluruh Mata Pembayaran
Biaya Umum
(10%)
Perkiraan (Estimasi) Biaya Proyek
(EE/OE)
TENAGA KERJA
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
TENAGA KERJA
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
31
• Selanjutnya adalah contoh2……….