analisa
DESCRIPTION
lapsusTRANSCRIPT
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, berdasarkan indikasi dilakukan tindakan Craniotomy
pada pasien 1 dengan General anestesi (Intubasi). Hal ini dipilih karena keadaan
pasien sesuai dengan indikasi general anestesi.
Pada pasien diatas dari pre operasi (anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang) didapatkan status fisik pasien diklasifikasikan sebagai
ASA III.
Setelah operasi selesai pasien dibawa ke Recovery Room (RR). Di ruang
inilah pemulihan dari anestesi umum atau anestesi regional dilakukan. RR terletak
berdekatan dengan ruang operasi sehingga apabila terjadi suatu kondisi yang
memerlukan pembedahan ulang tidak akan mengalami kesulitan. Pada saat di RR,
dilakukan monitoring seperti di ruang operasi, yaitu meliputi tekanan darah,
saturasi oksigen, EKG, denyut nadi hingga kondisi stabil. Pasien hendaknya
jangan dikirim ke ruangan sebelum sadar, tenang, reflek jalan nafas sudah aktif,
tekanan darah, nadi dalam batas normal. Pasien dapat keluar dari RR apabila
sudah mencapai skor Lockherte/Aldrete lebih dari delapan. Pada pasien diatas,
didapatkan skornya 9 sehingga pasien dapat dipindahkan ke tempat perawatan
selanjutnya.
Keadaan pasien 1 setelah dilakukan Craniotomy semakin membaik. Os
sadar penuh, tidak gelisah lagi, tidak tampak defisit neurologis akibat EDH yang
dialami.
Pasien 2 dirawat diruang ICU dengan status fisik ASA IV. Pada pasien ini
dilakukan tindakan nonoperative karena pasien tidak memiliki keluarga dan dalam
keadaan yang tidak stabil. Tingkat kesadaran os semakin menurun. Os akhirnya
meninggal pada hari sabtu 24 April 2015 pukul 04.55
37
38
Penilaian Pasien 1 (Tn. Zulyansyah) Pasien 2 (Mr.X)
Awal Outcome post
craniotomy
Awal Outcome terapi
nonoperative
B1 Airway bebas,
nafas spontan,
RR 22x/menit
Airway bebas,
nafas spontan,
RR 20x/m
Airway bebas
terpantau opa,
nafas spontan,
RR 24x/menit
Airway bebas
terpantau opa,
nafas dibantu
ventilator, RR
35x/m
B2 Akral hangat,
merah, kering,
nadi 80x/m
regular kuat,
TD 110/80
mmHg
Akral hangat,
merah, kering,
nadi 82x/m
regular kuat,
TD 100/50
mmHg
Akral hangat,
merah, kering,
nadi 68x/m
regular cukup,
TD 165/90
mmHg
Akral hangat,
merah, kering,
nadi
122x/menit
regular cukup,
TD 137/80
mmHg
B3 Apatis, GCS
12 E3V4M5,
pupil bulat,
isokor 3mm,
reflek cahaya
(+/+)
CM, GCS 15
E4V5M6,
pupil bulat,
isokor 3mm,
reflek cahaya
(+/+)
Sopor, GCS 6
E1V1M4,
pupil bulat,
isokor 3mm,
reflex cahaya
(+/+)
Sopor, GCS 4
E1V2M1,
pupil bulat,
OD 5 mm
midriasis OS 3
mm, reflek
cahaya +/+
B4 BAK
menggunakan
kateter,
produksi urin ±
50 cc/jam,
kuning jernih
BAK
menggunakan
kateter,
produksi urin
± 60 cc/jam,
kuning jernih
BAK
menggunakan
kateter,
produksi urin
± 40 cc/jam,
kuning jernih
Bak
menggunakan
kateter, urin ±
50 cc/jam,
kuning jernih
B5 Supel, BU (+) Supel, BU (+) BU (+) Supel, BU (+)
39
normal,muscul
ar defens (-),
mual (-),
muntah (+)
normal,muscul
ar defens (-),
mual (-),
muntah (+)
meningkat,
muscular
defense (-),
mual (-),
muntah (-)
normal,
muscular
defens (-),
mual (-),
muntah (-)
B6 Mobilitas (+)
edema (-)
sianosis (-)
ikterik (-)
skoliosis (-)
lordosis (-)
hemiparesis (-)
distrofi otot (-)
motorik dan
sensorik
normal
Mobilitas (+)
edema (-)
sianosis (-)
ikterik (-)
skoliosis (-)
lordosis (-)
hemiparesis (-)
distrofi otot (-)
motorik dan
sensorik
normal
Mobilitas (+)
edema (-)
sianosis (-)
ikterik (-)
skoliosis (-)
lordosis (-)
hemiparesis (-)
distrofi otot (-)
motorik dan
sensorik
normal
mobilitas (-)
edema (-)
sianosis (-)
ikterik (-)
skoliosis (-)
lordosis (-)
hemiparesis (-)
distrofi otot (-)
Komplikasi Tidak tampak defisit neurologis Kematian