analisa

1
Analisa : Berdasarkan hasil beberapa gambar yang didapatkan dari data yang sudah di inputkan, dimana data tersebut telah di tentukan terlebih dahulu. Pada simulasi ini, ada dua data, dimana dari data tersebut menghasilkan gambar – gambar yang berbeda pula. Namun dari tersebut ada beberapa elemen yang di inputkan mempunyai nilai sama, yaitu SOI. Pada simulasi pertama, di inputkan jumlah elemen sebanyak 7, spacing elemen = 0.4 λ, SOI (Signal Of Interest) = 1 dengan phase 45◦ dan Signal Not of Interest 1 dan phase kedua 30◦. Sehingga, beamforming linier array memiliki bentuk lobe/beam yang berbeda pula. Pada lobe yang mempunyai phase 45◦ mempunyai bentuk yang lebih lebar dan dan menonjol di karenakan ia sebagai SOI atau signal yang diinginkan sehingga disebut juga sebagai main lobe sedangkan pola lobe pada 30◦ tidak memiliki beam minimum karena sebagai SNOI yang tidak diinginkan . Pada simulasi kedua, di inputkan jumlah elemen sebanyak 10, spacing elemen = 0.5 λ, SOI (Signal Of Interest) = 1 dengan phase 60◦ dan Signal Not of Interest 2 dan phase kedua 45◦. Sehingga, beamforming linier array memiliki bentuk lobe/beam yang berbeda pula. Pada lobe yang mempunyai phase 45◦ mempunyai bentuk yang lebih lebar dan dan menonjol di karenakan ia sebagai SOI atau signal yang diinginkan sehingga disebut juga sebagai main lobe sedangkan pola lobe pada 30◦ tidak memiliki beam minimum karena sebagai SNOI yang tidak diinginkan . Hal tersebut di atas membuktikan bahwa beamforming merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membuat pola radiasi dari antena array dengan cara menambahkan nilai dari phasa sebuah sinyal dengan mengutamakan signal yang diinginkan, dan meminimalisir bahkan menull- kan pola dari signal yang tidak diinginkan.

Upload: nyami-indra

Post on 13-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

contoh analisa

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa

Analisa :

Berdasarkan hasil beberapa gambar yang didapatkan dari data yang sudah di inputkan, dimana data tersebut telah di tentukan terlebih dahulu. Pada simulasi ini, ada dua data, dimana dari data tersebut menghasilkan gambar – gambar yang berbeda pula. Namun dari tersebut ada beberapa elemen yang di inputkan mempunyai nilai sama, yaitu SOI.

Pada simulasi pertama, di inputkan jumlah elemen sebanyak 7, spacing elemen = 0.4 λ, SOI (Signal Of Interest) = 1 dengan phase 45◦ dan Signal Not of Interest 1 dan phase kedua 30◦. Sehingga, beamforming linier array memiliki bentuk lobe/beam yang berbeda pula. Pada lobe yang mempunyai phase 45◦ mempunyai bentuk yang lebih lebar dan dan menonjol di karenakan ia sebagai SOI atau signal yang diinginkan sehingga disebut juga sebagai main lobe sedangkan pola lobe pada 30◦ tidak memiliki beam minimum karena sebagai SNOI yang tidak diinginkan .

Pada simulasi kedua, di inputkan jumlah elemen sebanyak 10, spacing elemen = 0.5 λ, SOI (Signal Of Interest) = 1 dengan phase 60◦ dan Signal Not of Interest 2 dan phase kedua 45◦. Sehingga, beamforming linier array memiliki bentuk lobe/beam yang berbeda pula. Pada lobe yang mempunyai phase 45◦ mempunyai bentuk yang lebih lebar dan dan menonjol di karenakan ia sebagai SOI atau signal yang diinginkan sehingga disebut juga sebagai main lobe sedangkan pola lobe pada 30◦ tidak memiliki beam minimum karena sebagai SNOI yang tidak diinginkan .

Hal tersebut di atas membuktikan bahwa beamforming merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membuat pola radiasi dari antena array dengan cara menambahkan nilai dari phasa sebuah sinyal dengan mengutamakan signal yang diinginkan, dan meminimalisir bahkan menull-kan pola dari signal yang tidak diinginkan.