anak hiper aktif

20
BIMBINGAN KONSELING ANAK LUAR BIASA “ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS HIPERAKTIF” Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.,Kons Anggota Kelompok : I Ngh Budhi Saputra (1111011009) Putu Eka Darmayanti (1111011015) I Gd Agus Prawira M. (1111011017) Ni Lh Pt Anik Sugiantari (1111011034) I Wyn Soma Purmawan (1111011029) Sang Ayu Made Desiani (1111011013) I Pt Wahyu Budi Kusuma (1111011033) Ayu Padma Wirati (1111011062) I Md Sumadiyasa (1011011103) Fitri Ariastuti (1111011082)

Upload: sumadiyasa

Post on 22-Oct-2015

97 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Hiper Aktif

TRANSCRIPT

Page 1: Anak Hiper Aktif

BIMBINGAN KONSELING ANAK LUAR BIASA

“ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS HIPERAKTIF”

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.,Kons

Anggota Kelompok :

I Ngh Budhi Saputra (1111011009) Putu Eka Darmayanti (1111011015)

I Gd Agus Prawira M. (1111011017) Ni Lh Pt Anik Sugiantari (1111011034)

I Wyn Soma Purmawan (1111011029) Sang Ayu Made Desiani (1111011013)

I Pt Wahyu Budi Kusuma (1111011033) Ayu Padma Wirati (1111011062)

I Md Sumadiyasa (1011011103) Fitri Ariastuti (1111011082)

Ni Lh Gd Mudiyathi M. S.(1111011110) Ni Kadek Citarini (1111011083)

Ni Made Ayu Dwi Safitri (1111011038) Ni Kadek Dwi Asri Jayantini (1111011073)

Pande Kdk Ayu Sugianitri (1111011032) Rohmat Rozai (1111011087)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2013

Page 2: Anak Hiper Aktif

Anak Hiperaktif

A. Definisi.

Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku

yang tidak normal yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala

utama tidak mampu memusatkan perhatian. Begitu pula anak hiperaktif

adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian.

Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan

otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit

dikendalikan. Penyebab lainnya dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh

lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan

di kepala seperti geger otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau

pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan

perhatian dengan hiperaktivitas ( GPPH ) atau Attention Deficit And

Hyperactivity Disorder ( ADHD ). Kondisi ini juga disebut sebagai

gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain

dysfunction syndrome. Gangguan ini muncul pada masa perkembangan dini

( sebelum berusia 7 tahun ) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan

perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri prilaku ini dapat mewarnai berbagai

situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Terhadap kondisi siswa yang

demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di

samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena

anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaraan

guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang

diajarkan guru kepadanya.

Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-

hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif

menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak.

Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi

dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.

2

Page 3: Anak Hiper Aktif

Sani Budiantini Hermawan, Psi., “Ditinjau secara psikologis hiperaktif

adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi

neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.

Menurut Nelson yang dimaksud dengan pengertian hiperaktif adalah

merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian menandakan gangguan -

gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak, yang sampai saat ini dicap

sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau

disfungsi serebral minimal, Inilah makna definisi anak hiperaktif itu sendiri.

Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan

tetapi mereka membagi ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini :

1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian.

Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau

Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini

kebanyakan ada pada anak perempuan. Mereka sering kali melamun dan

dapat digambarkan seperti sedang berada “di awang - awang”. Adapun

prilaku yang nampak :

- Ketidakmampuan memperhatikan detil atau melakukan kecerobohan

dalam mengerjakan tugas, bekerja, atau aktivitas lain.

- Kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas

bermain.

- Kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang lain.

- Tidak mengikuti perintah dan kegagalan dalam menyelesaikan tugas.

- Kesulitan dalam mengorganisasikan tugas dan aktivitas.

- Kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang

memerlukan proses mental yang lama, misalnya tugas sekolah.

- Sering kehilangan barang miliknya.

- Mudah terganggu stimulus dari luar.

- Sering lupa dengan aktivitas sehari-hari.

2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsif.

Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi

bisa memusatkan perhatian. Tipe ini sering kali ditemukan pada anak -

anak kecil. Prilaku yang muncul antara lain :

- Gelisah atau sering menggeliat di tempat duduk.

3

Page 4: Anak Hiper Aktif

- Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain di mana

seharusnya duduk tenang.

- Berlari berlebihan atau memanjat - manjat yang tidak tepat

situasinya.

- Pada remaja atau dewasa terbatas pada perasaan tidak dapat tenang

atau gelisah.

- Kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan.

- Seolah selalu terburu - buru atau bergerak terus seperti mesin.

- Berbicara terlalu banyak.

- Sering menjawab pertanyaan sebelum selesai diberikan

(impulsivitas).

- Kesulitan menunggu giliran ( impulsivitas ).

- Menyela atau memaksakan pendapat kepada orang lain

(impulsivitas).

Terkadang gejala tersebut juga diikuti agresivitas dalam bentuk :

- Sering mendesak, mendesak, atau mengintimidasi orang lain.

- Sering memulai perkelahian.

- Menggunakan senjata tajam yang dapat melukai orang lain.

- Berlaku kasar secara fisik kepada orang lain.

- Menyiksa binatang.

- Menyanggah jika dikonfrontasi oleh korbannya.

- Memaksa orang lain untuk melakukan aktivitas seksual.

3. Tipe gabungan.

Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif.

Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini. Jadi yang dimaksud

dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang

menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh

perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif

selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau

mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan

perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka

seakan-akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan

mengasyikkan namun tidak kunjung datang.

4

Page 5: Anak Hiper Aktif

Walaupun cukup sulit membedakan perilaku atas normal dengan

prilaku hiperaktif tetapi sebenarnya ada perbedaan mencolok. Anak

hiperaktif pada masa bayinya kemungkinan mempunyai gejala-gejala

sebagai berikut :

- Terus-menerus menangis atau berteriak.

- Hanya sedikit memerlukan waktu tidur atau mempunyai pola tidur

yang tidak teratur.

- Sulit tidur dan terbangun terus – menerus.

- Sakit perut dan sulit makan.

- Mudah marah dan tidak suka dipeluk.

- Mudah terbangun setiap kali mendengar suara.

- Mempunyai air liur berlebihan dan sangat kehausan.

- Terus - menerus membenturkan kepala atau menggoyang -

goyangkan tempat tidurnya.

Ciri lain yang sering menyertai anak dengan hiperkinetik adalah

sebagai berikut :

- Kemampuan akademik tidak optimal.

- Kecerobohan dalam hubungan sosial.

- Kesembronoan dalam menghadapi situasi yang berbahaya.

- Sikap melanggar tata tertib secara impulsif ( melakukan sesuatu tanpa

berpikir ).

Kapan anak dapat dikatakan menderita gangguan hiperkinetik ( GPPH

/ ADHD ) adalah seperti berikut :

- Mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam belajar, mendengarkan

guru, dan dalam permainan.

- Hiperaktivitas, selalu bergerak dan tidak bisa tenang.

- Impulsivitas, melakukan sesuat tanpa berpikir terlebih dahulu.

Dampak bagi anak yang mengalami gangguan hiperkinetik adalah

sebagai berikut :

- Anak tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik.

- Anak sering tidak patuh dengan orang tua.

- Anak sulit diajak hidup disiplin.

5

Page 6: Anak Hiper Aktif

Apabila gangguan hiperkinetik ( ADHD ) tidak diobati maka akan

menimbulkan hambatan penyesuaian tingkah laku sosial dan kemampuan

akademik di lingkungan rumah dan sekolah. Hal ini dapat mengakibatkan

perkembangan anak tidak optimal dan timbulnya gangguan prilaku di

kemudian hari.

Faktor penyebab timbulnya gangguan ini pada anak antara lain

sebagai berikut :

- Faktor etiologi.

Dalam bidang neuoralogi yang sampai saat ini banyak dianut adalah

terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang

bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk

memelihara proses konsentrasi.

Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di

daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah

orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan.

- Faktor toksik.

Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet

memiliki potensi membentuk prilaku hiperaktif pada anak, karena

kadar timah lead dalam serum darah anak akan meningkat. Di samping

itu ibu yang mengonsumsi alkohol dan merokok, terkena sinar X pada

saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.

- Faktor genetik.

Didapatkan korelasi yang cukup tinggi dari hiperaktif yang terjadi

pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25% - 35%

dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan

menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.

- Faktor psikososial dan lingkungan.

Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru

di antara orang tua dan anaknya.

6

Page 7: Anak Hiper Aktif

B. Media Pendidikan / Alat Peraga.

1. Media / alat peraga.

Dalam membantu anak hiperaktif ada beberapa cara yang dapat

digunakan sesuai sumber yang telah kami peroleh. Beberapa cara mengatasi

menghadapi anak hiperaktif ini dengan penggunaan obat, pengaturan

makanan, hindari pemanjaan, menciptakan lingkungan yang tenang,

memilih acara TV dengan hati- hati, gunakan tenaga ekstra dengan tepat,

membimbing dalam kebenaran. Ini adalah tips mengatasi hiperaktif dari Dr.

Mary Go Setiawani ( 2000 : 137-141 ).

Selain dari pada cara tersebut, cara lain yang dapat digunakan salah

satunya dengan melalui pendidikan dengan menggunakan suatu media

pendidikan. Adapun media pendidikan yang kami gunakan adalah dengan

menggunakan media visual ( gambar ). Erianawati ( 2005 ) ada berbagai

bentuk media visual ( gambar ) yang dapat membantu proses belajar

mengajar terutama anak hiperaktif yaitu media gambar yang meliputi

gambar chart, gambar chart berseri ( flip chart ), foto, alat permainan visual

edukatif dan berbagai media visual gambar lainnya. Tujuan utama

penampilan berbagai jenis media visual ( gambar ) ini adalah untuk

memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa/anak.

Berdasarkan penelitian Erianawati ( 2005 ) diketahui bahwa metode

yang digunakan untuk anak hiperaktif adalah metode yang memberikan

gambaran konkret tentang “sesuatu”, sehingga anak dapat menangkap

pesan, informasi dan pengertian tentang “sesuatu” tersebut. Media visual

itu sangat diperlukan karena di samping anak hiperaktif ia juga kehilangan

konsentrasi, dan biasanya juga diimbangi dengan gangguan pemahaman

bahasa yang teramat dalam, apa yang tidak diketahui oleh anak hiperaktif

divisualkan lewat gambar-gambar, dan dengan gambar-gambar yang

berwarna, anak akan jadi lebih tertarik untuk melihat dan

memperhatikan apa yang disampaikan, di samping itu cara yang

termudah untuk menyampaikan kepada anak supaya mengerti adalah

dengan menggunakan media visual ( gambar ). Hampir semua mata

pelajaran dalam membelajarkan anak hiperaktif dengan menggunakan

7

Page 8: Anak Hiper Aktif

media visual (gambar), terutama dalam mengenalkan suatu benda atau hal

lain dalam membimbing anak untuk melakukan sesuatu.

Untuk itu sangat penting dalam membelajarkan anak hiperaktif

dengan menggunakan media visual ( gambar-gambar ), karena dengan

gambar-gambar itu anak lebih mudah belajar memahami segala sesuatu.

2. Desain.

- Judul media.

Adapun judul atau nama media yang kami buat untuk membantu anak

hiperaktif dalam upaya mengembangkan kemampuan dasar mereka

adalah “Object Card”.

- Tujuan.

Tujuan penggunaan media object card ini adalah untuk mengembangkan

salah satu dari beberapa kemampuan dasar peserta didik yaitu

kemampuan dasar kognitif anak.

- Cara membuat.

Adapun cara atau langkah dalam membuat media ini adalah sebagai

berikut :

Persiapkan alat-alat yang diperlukan seperti gunting, ketas karton,

lem, kertas biasa ( kertar sprint ), printer, koneksi internet ( opsional )

komputer/laptop. Printer, komputer/laptop, dan koneksi internet

diperlukan jika akan menggunakan gambar yang diperoleh dan

disimpan di komputer/laprop yang kemudian dicetak dengan printer,

sedangkan koneksi internet diperlukan jika ingin mencari gambar

terkait di internet.

Cari gambar yang terkait, yaitu gambar benda-benda yang ingin

digunakan nantinya di internet atau di komputer/laptop jika ada

kemudian cetak dengan printer. Jika sudah memiliki gambar yang

sudah siap dipakai ( sudah jadi ) lewati langkah ini.

Gambar yang sudah siap kemudian digunting dengan ukuran 12 x 9

cm yang nantinya digunakan untuk kartu gambar.

Gambar-gambar yang sudah dipotong tadi kemudian ditempel pada

kertas karton yang juga sudah di potong sesuai dengan ukuran untuk

kartu gambar ( 9 x 12 cm ).

8

Page 9: Anak Hiper Aktif

Kartu gambar dan foto gambar siap digunakan sebagai media

pembelajaran.

Contoh gambar yang dapat digunakan.

- Judul Media.

Media kedua yang kami gunakan adalah media bangun ruang yang

dengan berbagai rupa seperti bentuk kubus, balok, tabung, dll.\

- Tujuan.

Sama halnya dengan media object card, tujuan penggunaan media ini

adalah untuk mengembangkan kemampuan dasar anak yaitu kemampuan

dasar kognitif.

- Cara membuat.

Siapkan alat dan bahan seperti kertas karton, gunting, penggaris,

pensil, lem.

Tentukan bangun ruang yang akan dibuat termasuk ukuran dari

masing-masing bangun ruang tersebut.

Siapkan alat tulis/gambar seperti pensil dan penggaris untuk

digunakan menggambar desain bangun ruang pada kertas karton.

Gambar desain bangun ruang sesuai dengan ukuran yang telah

ditentukan sebelumnya pada kertas karton untuk memudahkan dalam

9

Page 10: Anak Hiper Aktif

membentuk bangun ruang yang dimaksud. Misalnya seperti contoh

gambar sebagai berikut :

Desain Kubus

Pada desain tersebut bagian dengan warna putih dan biru yang

nantinya menjadi bagian sisi bangun ruang kubus jika sudah jadi, dan

bagian warna abu-abu putih tersebut akan menjadi bagian kertas yang

diisi lem untuk merekatkan setiap bagian sisi bangun ruang. Demikian

pula dengan bangun ruang lainnya yang digambar/didesain terlebih

dahulu di kertas karton.

Setelah desain selesai, gunting kertas karton sesuai desain/ukuran

yang telah ditentukan.

Bentuk kertas karton tersebut menjadi bangun yang diinginkan dengan

menempelkan kertas karton yang satu dengan yang lainnya dengan

lem hingga terbentuk bangun ruang yang diinginkan.

Jika bangun ruang sudah terbentuk, maka lanjutkan memberi sedikit

hiasan agar lebih menarik.

10

Page 11: Anak Hiper Aktif

Media pembelajaran bangun ruang siap digunakan untuk mendidik

anak hiperaktif,

3. Proses Pendidikan / Pembelajaran.

- Proses pembelajaran.

Proses pembelajaran yang digunakan meniru proses pembelajaran

teori belajar operant conditioning di mana siswa atau peserta didik

diberikan suatu stimulus untuk melakukan sesuatu, dan kemudian

direspon oleh peserta didik, kemudian peserta didik pada akhirnya

mendapatkan konsekuensi dari respon yang diberikan oleh peserta didik.

Stimuli (S) Operant Response (R) Consequence (Reinforce-ment

atau Punishment)

Implikasi

Guru bertanya Peserta didik menjawab Dijawab benar, guru berkata: Bagus (reinforcement)

Peserta didik terdorong untuk mau menjawab

Guru menjelaskan

Peserta didik saling mengobrol dengan teman

Guru mengurangi jam istirahat selama 10 menit sebagai hukuman (punishment)

Peserta didik terdorong untuk tidak saling mengobrol dengan teman

Fisikadiujikan

Peserta didik mempelajari bahan berulang kali

Peserta didik mendapat nilai A

Peserta didik terdorong untuk belajar lagi dengan cara yang sama

- Skenario.

Materi yang diajarkan adalah menunjuk dan menyebutkan gambar.

Media yang digunakan adalah foto dari berbagai benda dan/atau kartu

gambar. Proses/prosedur pembelajarannya dilakukan dengan identifikasi

gambar, gambar diletakkan di meja di depan anak. Persiapkan

perhatian dan beri perintah “Tunjuk … ( nama benda gambar

tersebut )”. Prompt ( bantuan/arahkan ) anak untuk menunjuk gambar

tersebut dan beri reinforce ( beri hadiah/pujian ) responsnya. Kurangi

sedikit demi sedikit prompt hingga akhirnya tanpa prompt sepanjang

percobaan berikutnya dan berikan reinforce respons yang benar saja.

11

Page 12: Anak Hiper Aktif

Selain Identifikasi gambar anak juga melabel gambar, duduk di kursi

berhadapan dengan anak . persiapkan perhatian dan beri sebuah

gambar. Katakan “Ini apa?” Prompt ( bantuan/arahkan ) anak untuk

melabel ( menyebutkan nama benda-benda ) gambar tersebut dan

beri reinforce ( beri hadiah/pujian ) responsnya. Kurangi sedikit demi

sedikit prompt hingga akhirnya tanpa promt sepanjang percobaan

berikutnya dan berikan reinforce respons yang benar saja.

12

Page 13: Anak Hiper Aktif

REFERENSI

Fadhli, Aulia. 2010. Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta : Penerbit Pustaka

Anggrek.

Thompson, June. 2003. Toddlecare : Pedoman Merawat Balita. Jakarta :

Erlangga.

Priyatna, Andri. 2010. Not a Little Monster ! ( Memahami, Mendidik, dan

Mengasuh Anak Hiperaktif ). Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Hafidh, Mudzakkir. 2010. Pengertian Anak Hiperaktif. Diakses pada 10

November 2013 dari http://ideguru.wordpress.com/2010/04/08/pengertian-

anak-hiperaktif/.

Anonimous. 2013. Cara Mendidik Anak Hiperaktif. Diakses pada 10 November

2013 dari http://mendidikanakanak.blogspot.com/2013/03/cara-mendidik-

anak-hiperaktif.html.

Anonimous. 2013. Tanda Ciri Anak Hiperaktif. Diakses pada 10 November 2013

dari http://portalkesehatanku.blogspot.com/2013/08/tanda-ciri-anak-

hiperaktif.html.

Anonimous. 2012. Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Hiperaktif. Diakses pada

10 November 2013 dari http://anakhiperaktif.blogspot.com/.

Lapono, Nabisi. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan

tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

13