bab i pendahuluan a. latar belakang - core.ac.uk · pengguna jasa yang aktif bukan pasif dalam...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Media massa muncul dari kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan
informasi. Dalam perjalanannya media komunikasi massa atau media massa
berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi. Saat ini banyak sekali
ditemui berbagai karakteristik media massa, diantaranya adalah media elektronik
meliputi televisi, internet, radio, dan media cetak meliputi surat kabar, majalah,
tabloid dan semacamnya. Dalam melihat dan menilai posisi media massa jelas
yang pertama adalah melihat karakteristik media yang bersangkutan. Namun
secara umum media massa memiliki karakteristik yang sama yaitu
komunikatornya telah melembaga, komunikannya heterogen. Dikatakan heterogen
karena massa sendiri merupakan kumpulan dari individu dengan jumlah yang
tidak terbatas dan tidak mengenal satu dengan yang lain serta tentu saja anonim.
Selain itu karakteristik lain dari media massa adalah pesan disampaikan dalam
waktu yang serempak, tetapi umpan baliknya tidak bisa diterima secara langsung.
Salah satu media yang hingga saat ini menjadi sarana untuk bersosialisasi
dan dekat dengan masyarakat adalah televisi. Televisi ibarat kotak ajaib yang
menghibur khalayak media. Televisi sangat disukai karena sifatnya yang audio
visual, sehingga dapat menampilkan tayangan yang sesuai dengan aslinya dan
lebih mudah diterima khalayak. Selain kemudahan yang ditawarkan, Televisi
adalah sarana komunikasi yang memerlukan ruang dan setiap saat dapat dinikmati
2
oleh khalayak, misalnya sepulang dari kerja sambil melepas kepenatan setelah
beraktifitas seharian. Oleh karena itu televisi langsung mendapat respon yang
sangat bagus di hati masyarakat dan menyebabkan industri pertelevisian juga
berkembang pesat dan cepat.
Televisi juga menjadi tutor yang andal dalam membentuk watak dan
perilaku manusia. Pelajar usia dini yang tidak tahu cara berkelahi, karena sering
melihat video rekaman tindak kekerasan di TV menjadi mahir ketika berkelahi
dengan temannya. TV juga mampu menghipnotis kesadaran pemirsa sehingga
terlupa dari kenyataan yang dialaminya. Itulah berbagai kekuatan yang TV miliki.
Saat ini, TV menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia di
dunia. Perkembangan televisi di Indonesia di awali pada tahun 1962 dengan
hadirnya TVRI sebagai stasiun TV pertama yang beroperasi di Indonesia. Di akhir
tahun ‘80an ketika modernisasi telah berkembang dan mulai banyak anggota
masyarakat yang terdidik, maka memunculkan lapisan baru di masyarakat
Indonesia, yakni kelas menengah. Kelas ini mulai merasa jenuh dengan tayangan
yang diproduksi TVRI yang menjadi kaki tangan rezim pemerintahan. Kelas ini
mulai menuntut keberagaman isi penyiaran TV yang selanjutnya pemerintah
mengakomodasi keinginan publik tersebut dengan mengijinkan hadirnya televise
swasta. Perkembangan televisi siaran di Indonesia dimulai pada tanggal 24
Agustus 1962,yakni bertepatan langsung dengan pembukaan Pesta Olahraga se-
Asia atau Asen Games di Senayan.Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia
yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun panggilan stasiun
3
hingga sekarang.Selama tahun 1962-1963 televisi berada di udara rata-rata satu
jam sehari dengan segala kesederhanaannya.
Berkenaan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat
Indonesia yang tersebar ke berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi ,
maka pada tanggal 16 Agustus 1976 ,Presiden Suharto meresmikan penggunaan
satelit palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya
Palapa A sebagai generasi pertama diganti dengan A2,selanjutnya satelit palapa B.
Palapa B2,B2P,B2R,dan Palapa B4 diluncurkan tahun 1992 (Effendy, 1993:60-
61).Televisi yang menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia. Sejak tahun
1989,TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya,yakni RCTI yang bersifat
komersiil. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi ,SCTV , TPI , Indosiar ,
Antv, Metro TV , Trans TV,Lativi, yang berkedudukan di Jakarta ,dan JTV
berkedudukan di Surabaya.
Dengan munculnya berbagai stasiun televisi baik nasional maupun
swasta, tidak menutup kemungkinan timbul persaingan dalam pengemasan sajian
program acara, salah satunya adalah acara hiburan. Hiburan sudah menjadi
orientasi bagi industri pertelevisian, sehingga berbagai acara atau program
dikemas menjadi suatu hiburan, begitu juga sebaliknya, ketika khalayak menonton
televisi mereka juga memiliki anggapan untuk menikmati hiburan tersebut.
Permasalahan yang sering terjadi di pertelevisian saat ini adalah tidak
jarang penayangan program acara televisi terkadang tidak mencerminkan realitas
sosial yang berkembang di masyarakat bahkan yang lebih memprihatinkan lagi
4
adalah kurang memperhatikan kode etik moral budaya Indonesia, sehingga
terkesan melupakan keberadaan khalayak yang dapat berdampak bahwa pesan
atau informasi yang diterima khalayak lebih banyak menimbulkan efek sensasi
berlebihan dan cenderung negatif. Para pembuat program cenderung lebih
berorientasi pada untuk menjaring banyak para pemasang iklan, entah program
acara tersebut berkualitas atau tidak, asalkan disukai oleh pasar. Dengan tuntutan
iklan ini para pengelola televisi seringkali terjebak untuk melanggar tata nilai
yang ada dalam masyarakat, dan karena tuntutan rating, ada produser yang
terpaksa membuat acara bermutu rendah yang sebenarnya tidak ia setujui karena
bertentangan dengan idealisme dan keyakinannya sendiri
Khalayak sebagai pendengar sekaligus pemirsa dan pengguna jasa media
sangatlah berperan dalam perkembangan televisi, sebab tanpa ada respon yang
diberikan oleh penonton, televisi tidak akan berarti. Khalayak merupakan
pengguna jasa yang aktif bukan pasif dalam meraih setiap pesan yang
disampaikan. Oleh karena itu kepekaan dan kepedulian pembuat program acara
televisi dalam merefleksikan serta mengaktualisasikan realitas sosial yang ada di
masyarakat saat ini penting, agar keberadaan program acara televisi dapat
menggugah nila-nilai sosial masyarakat.
Sekarang ini banyak ditayangan reality show di beberapa stasiun tv swasta
di Indonesia. Reality show pada dasarnya merupakan program acara dengan
menghadirkan realita sosial di masyarakat sehingga tayangan tersebut diharapkan
dapat mengaktualisasikan kehidupan masyarakat yang sebenarnya. Beberapa
reality show yang sampai saat masih tayang di stasiun tv swasta di Indonesia saat
5
ini antara lain : Minta Tolong, Jika aku Menjadi ,Bedah Rumah. Namun dalam
kenyataan yang berkembang tidak semua reality show yang ditayangkan
mendapat respon positif dari masyarakat.
Seleb Ngamen merupakan sebuah reality show yang mengajak para
selebriti untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara mengamen
keliling baik dijalanan,ditempat makan ataupun masuk kedalam kendaraan
umum.Hasil ngamen tersebut akan disumbangkan kepada seseorang yang
memang membutuhkan tanpa diduga sebelumnya oleh penerima,biasanya yang
menerima sumbangan dari seleb ngamen tersebut pedagang balon,tukang
sampah,tukang ojek,tukang becak yang penghasilan mereka pas-pas an yang
kurang lebih 50 ribu perharinya.Seleb Ngamen yang ditayangkan di TV Swasta
ANTV setiap hari Rabu pukul 15.00 WIB dengan berdurasi kurang lebih 30
menit.(http:/www.an.tv/Downloads/seleb_ngamen.php.htm)
Adapun fenomena sosial yang dapat diamati oleh peneliti sehubungan
dengan tayangan Seleb Ngamen adalah banyaknya yang berpendapat bahwa”
Artis aja yang selalu hidup mewah mereka mau bersusah payah,kepanasan,demi
mengumpulkan uang untuk membagi kepada orang yang membutuhkan “dan
dalam fenomena tersebut bahwa orang yang mempunyai derajat/kedudukan tinggi
mampu berbagi risky dengan cara mengamen.Dari sini tindakan prososial yang
dilakukan para suporter bola Arema untuk membantu sesama.Dalam hal ini
peneliti membatasi daerah penelitian di wilayah Korwil Ngajum Kab. Malang
tidak lain hanya untuk mempermudah penelitian dan juga para suporter bola
6
Aremania tersebut telah banyak melakukan tindakan prososial seperti
penggalangan dana untuk membantu sesama dan sering melakukan Bakti Sosial.
Sejauh ini peneliti memilih Aremania Korwil Ngajum yang difokuskan
pada pria karena dari beberapa penelitian bahwa pria lebih mungkin daripada
wanita untuk menawarkan bantuan dalam situasi darurat yang memerlukan
pertolongan dan berbahaya.Sehingga kemungkinan pria mempersepsi biaya(cost)
menghadapi bahaya itu lebih kecil daripada wanita karena pria secara fisik lebih
kuat dan lebih mungkin memiliki kemampuan-kemampuan yang relevan.(
Hudaniah,Dayakisni,2003:184)
Jika program Reality Show “Seleb Ngamen” mampu memberikan
kontribusi positif terhadap perilaku pro sosial khalayak, maka dapat dikatakan
bahwa media televisi memiliki peran positif dalam meningkatkan kepekaan nilai-
nilai sosial pada masyarakat, seperti kesadaran masyarakat untuk menolong orang
yang membutuhkan pertolongan tanpa memandang status sosial. Hal tersebut
dapat menjadi referensi bagi pembuat program acara televisi untuk membuat
program-program acara di televisi berikutnya yang dapat memberikan memiliki
kontribusi positif bagi pemirsanya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti
dan mengkaji lebih jauh serta mendalam mengenai pengaruh terpaan tayangan
seleb ngamen di Antv terhadap perilaku pro sosial khalayak.
Dari latar belakang diatas, maka penelitian ini diberi judul : PENGARUH
TERPAAN TAYANGAN SELEB NGAMEN DI ANTV TERHADAP
7
PERILAKU PRO SOSIAL KHALAYAK ( Study pada Aremania Korwil
Ngajum , Kab. Malang )
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dalam penelitian ini
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : Apakah ada pengaruh antara
terpaan tayangan Seleb Ngamen di ANTV terhadap Perilaku Pro Sosial
Khalayak?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini
adalah : untuk mengetahui pengaruh antara terpaan tayangan Seleb Ngamen
terhadap perilaku prososial khalayak
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat :
1. Secara Teoritis
a. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang ilmu
komunikasi, terutama komunikasi massa yaitu peran media massa
televisi sebagai salah satu aspek kebutuhan masyarakat dalam
mendapatkan informasi.
8
b. Sebagai bahan kajian terhadap teori-teori komunikasi massa terkait
dengan hubungan terpaan suatu tayangan dalam media televisi
terhadap sikap atau perilaku masyarakat.
2. Secara Praktis
a. Sebagai kontribusi dan referensi bagi pengelola media massa
khususnya pembuat program acara televisi untuk membuat program
acara yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pemirsanya
b. Dapat memberikan gambaran tentang terpaan tayangan Seleb Ngamen
terkait dengan sikap perilaku pro sosial khalayak , sehingga dapat
diketahui hubungan dari terpaan tayangan tersebut terhadap perilaku
prososial khalayak.
E. TINJAUAN PUSTAKA
E.1 Komunikasi massa
Pada era teknologi sekarang ini hidup sehari saja tanpa komunikasi massa
adalah mustahil bagi kebanyakan orang. Namun demikian banyak diantara kita
yang tidak mengetahui bagaimana media beraksi dan bagaimana mereka
mempengaruhi kehidupan kita. Komunikasi massa adalah komunikasi yang
ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya, yang
kemudian disalurkan oleh pemancar dengan audio atau visual misalnya; televisi,
radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita (Devito,1997:507).Komunikasi
Massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
9
khalayak yang tersebar,heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Ada banyak beberapa pengertian mengenai komunikasi massa yang
dikemukakan oleh beberapa ahli dan pakar komunikasi. Jika melihat dari
pengertian dasar tentang komunikasi massa yaitu komunikasi atau proses
penyampaian pesan melalui media massa, baik itu beruapa media elektronik
ataupun cetak. Adapun definisi yang paling sederhana yang dikemukakan Bittner
(1980:10).Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang(Rahmad,2004:108).Ada pula komunikasi massa
yang dikemukakan Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986). Menurut
mereka, sesuatu dapat didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-
hal sebagai berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan
modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat
kepada khalayak yang luas dan tersebar .Pesan itu disebarkan melalui
media modern pula antara lain surat kabar,majalah,televisi,film,atau
gabungan diantara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebar pesan-
pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang
yang saling kenal atau mengetahui satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik .artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang.Karena itu diartikan milik publik.
10
4. Sebagai sumber ,komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan ikatan atau perkumpulan.Dengan kata lain,komunikatornya
tidak berasal dari seseorang ,tetapi melembaga.
5. Komunikasi massa diatur oleh gatekeeper( penapis informasi ).
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.
Dengan demikian ,media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang
bisa menyebarkan pesan secra serempak,cepat kepada audience yang luas dan
heterogen.Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi yang lain
adalah bisa mengatasi bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu.Bahkan media
massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak
terbatas(Nurudin,2009:9).
Ada beberapa tahap (memperhatikan perilaku,mengidentifikasi diri,terasa
fungsional,untuk merespon situasi,merasa puas dan pengukuhan)seseorang
membentuk perilaku sebagai pengaruh dari pesan-pesan dari tayangan
media.Media merupakan sumber pesan yang selalu menyediakan mode atau gaya
yang menarik sehingga membuat pemirsa ,terutama film dan acara televisi,meniru
,baik anak-anak atau dewasa dalam bentuk sikap ,respons,emosional,penampilan
atau tindakan.
11
E.2 Efek Komunikasi Massa
Efek komunikasi massa merupakan setiap perubahan yang terjadi
di dalam diri penerima, karena penerima pesan-pesan dari suatu sumber.
Perubahan ini meliputi perubahan,pengetahuan,sikap dan perubahan
perilakunya(Wiryanto,2003:39).Komunikasi bisa dikatakan efektif jika
menghasilkan efek-efek atau perubahan-perubahan seperti yang
diharapkan oleh sumber (Komunikator).seperti pengetahuan,sikap dan
perilaku..
Berbicara tentang efek komunikasi massa sebagaimana
dikemukakan oleh Rakhmad 2001:217 mengacu kepada pengetahuan
(kognitif),mempengaruhi sikap (afektif)dan atau menggerakkan perilaku
(behavioral).Pendapat tersebut berarti bahwa secara teoritis pesan yang
disampaikan melalui media massa akan berpengaruh atau memberikan
dampak kepada audience nya antara sebelum dan sesudah pesan tersebut
disampaikan.
Efek Kognitif disinilah adalah merupakan akibat pada diri individu
yang terkena terpaan media yang sifatnya informatif bagi dirinya.Dari
semula tidak tahu menjadi tahu,tidak jelas menjadi jelas.Efek ini berkaitan
dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan,atau
informasi.Tidak semua efek media massa negatif,media massa juga
memiliki efek prososial kognitif.Yaitu bagaimana media massa mampu
memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Disini media
12
massa juga memiliki peran dalam menyampaikan pengetahuan
,ketrampilan dan sebagainya(Winarni,2003:125).
Efek Afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang
dirasakan,disenangi,atau dibenci khalayak.Efek ini hubungannya dengan
emosi,sikap atau nilai.Maksudnya efek yang ditimbulkan media massa
tidak hanya sekedar khalayak tahu tentang orang,benda dan peristiwa yang
ada di dunia ini melainkan khalayak dapat merasakannya.Disini media
massa dapat menimbulkan rangsangan emosional pada khalayak.Misalnya
merasa sedih, senang gembira, marah, jengkel, dan sebagainya
(Winarni,2003:126).
Sedangkan Efek Behavioral menunjuk pada perilaku nyata yang
dapat diamati,yang meliputi pola-pola tindakan,kegiatan atau kebiasaan
berperilaku.Efek ini meliputi perilaku prososial dan anti sosial.Adapun
penelitian ini membahas tentang perilaku prososial ,dimana dalam istilah
psikologi sering disebut Prososial behavioral yaitu setiap bentuk perilaku
positif dari khalayak pengguna media massa untk khalayak lainnya.Dan
hal itu berarti terdapat hubungan yang positif antara stimuli yang kita
amati dengan karakteristik diri khalayak.
Sedangkan Donald k.Robert dalam Rakhmat(2001:218)
beranggapan bahwa efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah
diterpa pesan dan media massa.Karena fokusnya pesan,maka efek harus
berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.
13
Beberapa studi juga dilakukan sehubungan dengan media
massa.Khalayak pada umumnya lebih tertarik untuk membahas tentang
efek media massa.Bukan paa yang dilakukan pada media melainkan apa
yang media lakukan khalayaknya.
Menurut steven Chaffe dalam (Winarni,2003:122) ada tiga
pendekatan dalam melihat efek media massa ,yaitu :
a. Efek media massa berkaitan dengan pesan dan media.
b. Jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi
massa yang meliputi perubahan kognitif,afektif,dan behavioral.
c. Satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa ,meliputi
individu ,kelompok,organisasi,masyarakat,atau bangsa.
E.3 Landasan Teori
E.3.1 Teori S-O-R
Teori merupakan alat bantu utama di dalam melaksanakan
penelitian.Dengan teori ,serorang peneliti akan mampu mempertajam
proses berfikir.Pada penelitian ini ,peneliti menggunakan teori S-O-R
,sebagai singkatan Stimulus-Organisme-Respons ini semula berasal dari
psikologi dan kemudian menjadi sebuah teori komunikasikarena obyek
model dari psikologi dan ilmi komunikasi adalah sama yaitu manusia yang
jiwanya meliputi komponen- komponen : sikap ,opini, perilaku, kognisi,
efeksi,dan konasi. Menurut stimulus response ini,efek yang ditimbulkan
14
adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :
a. Pesan (Stimulus,S )
b. Komunikan ( Organisme,O )
c. Efek ( Response ,R )
Adapun gambar dari teori ini adalah sebagai berikut :
S
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan
mungkin diterima atau mungkin ditolak .Komunikasi akan berlangsung
jika ada perhatiam dari komunikan .Proses berikutnya adalah pengertian
dari komunikan dan kemampuan dari komunikan inilah yang melanjutkan
Stimulus
(Terpaan tayangan seleb ngamen)
Organisme
(Pemirsa/khalayak tayangan )
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Response
Sikap
15
proses berikutnya .Setelah komunikan mengolah dan menerimanya,maka
terjadi respon dari komunikan.
Teori ini sebagai proses pertukaran informasi atau gagasan bersifat
timbal balik dan memiliki banyak efek.Komunikasi dianggap sebagai
statis,yang menganggap manusia dianggap berperilaku karena kekuatan
atau kemauan bebasnya. Dr.Mar’at dalam bukunya Sikap Manusia
perubahan serta pengukurannya mengutip pendapat Hovland,Jany dan
Kelly yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga
variabel penting :
a. perhatian,
b. pengertian dan
c. penerimaan. ( Onong,2003 :255).
E.4 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Kemajuan pesat media dewasa ini, khususnya dalam cara
penyampaian pesan yang semakin beragam, memang membutuhkan
kejelian para penontonnya dalam menerjemahkan sekaligus menyikapi
pesan yang dibawa. Televisi dalam proses komunikasinya menyampaikan
pesan kepada masyarakat dengan gambar sebagai lambang utamanya.
Pesan (message) sendiri tediri dari dua aspek, yakni isi atau isi pesan (the
content of message) dan lambang (symbol) sebagai pengekspresiannya.
Pesan yang disiarkan media massa bersipat umum, karena memang demi
16
kepentingan umum. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Memang persoalannya disini adalah media tidak bisa bersifat
netral. Misalnya atribut-atribut tertentu yang dibawa dalam sebuah media
dapat mengkondisikan pesan-pesan yang dikomunikasikan. Seperti yang
dikatakan Marshall McLuhann, “the medium is the message”, medium itu
sendiri merupakan pesan. “Apa-apa yang dikatakan” ditentukan secara
mendalam oleh medianya. Terlebih lagi jika disadari bahwa dibalik pesan-
pesan yang disalurkan lewat media niscaya tersembunyi berbagi mitos.
Televisi sebagai media komunikasi massa dalam realitasnya
mempunyai keunggulan yang cukup besar dalam penyampaian pesan
diantara produk media massa lainnya. Televisi bersifat langsung, karena
pesan yang disampaikan kepada masyarakat tidak mengalami proses yang
berbelit-belit seperti halnya media cetak. Karena televisi bisa
menyampaikan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas
dan heterogen tanpa ada hambatan ruang dan
waktu.(Nurudin,2004:8).Selain kemampuan penyampaian pesannya yang
relatif cepat televisi juga menyiarkan suatu peristiwa yang tengah
berlangsung melalui siaran pandangan mata (live broadcast). Namun dari
sisi sosiologis kemampuan menyampaikan pesan secara umum, cepat dan
selintas untuk menjangkau khalayak luas dalam suatu rentang waktu
menyatakan suatu kekuatan sosial yang ada pada dampaknya.
17
Dalam penyampaian pesan-pesannya televisi sebagai media massa
tidak bisa dilepaskan dari fungsi komunikasi massa. Menurut De Vito
(1997) ada beberapa fungsi yang diemban komunikasi massa,yakni :
1. Menghibur, media massa sebagian besar melakukan fungsi sebagai media
yang memberikan penghiburan bagi khalayaknya.
2. Meyakinkan ( To Persude ) ini dapat berbentuk, Mengukuhkan atau
memeprkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang,Menggerakkan
seseorang untuk melakukan sesuatu,Menawarkan etika atau sistem nilai
tertentu.
3. Menginformasikan , Media memberikan informasi tentang peristiwa ,baik
yang bersifat lokal,regional,nasional,dan internasional,didapatkan dari
media.
4. Menganugerahkan Status , menurut Paul Lazarsfeld dan robert
K.Merton,”Jika anda benar-benar penting,Anda akan menjadi pusat
perhatian massa dan ,jika anda menjadi pusat perhatian massa,berati Anda
memang penting”,dan sebaliknya.
5. Membius , Fungsi membius media terjadi bila media menyajikan
informasi tentang sesuatu,penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah
diambil.
6. Menciptakan rasa kebersatuan , Media mampu menciptakan /membuat
kita/khalayak merasa menjadi anggota suatu kelompok.
18
a. Privatisasi , Media mampu / memiliki kecenderungan menciptakan
lawan dari rasa kesatuan dan hubungan yaitu membuat seseorang
untuk menarik diri dari kelompok sosial dan menguatkan diri kedalam
dunianya sendiri.
b. Parasosial , Hubungan yang dikembangkan oleh pemirsa /khalayak
dengan tokoh-tokoh dramatik.(Winarni,2003:46-47).
Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk didalam ilmu
komunikasi. Jadi jelas bahwa komunikasi massa merupakan salah satu
bidang saji dari sekian banyak bidang yang dipelajari dan diteliti oleh ilmu
komunikasi. Ditegaskan dalam Encyclopedia Internasional bahwa
komunikasi massa terbatas pada proses penyebaran pesan melalui media
massa, yakni surat kabar, televisi, film, dan buku; tidak mencakup proses
komunikasi tatap muka yang juga tidak kurang pentingnya, terutama
dalam kehidupan organisasi (Effendy, 2003: 254).
E.5 Terpaan dalam Media Massa
Terpaan didefinisikan sebagai kondisi dimana khalayak terkena
oleh pesan yang disebabkan oleh media massa. ( Effendi,1989 :35 ).
Terpaan program acara berkaitan dengan terpaan media yaitu khalayak
atau penonton telah terkena dampak atau mengetahui pesan-pesan yang
ditayangkan oleh media massa.
19
E.6 Perilaku Pro Sosial
Perilaku Prososial, definisi luasnya adalah segala bentuk tindakan yang
dilakukan atau di rencanakan untuk menolong orang lain tanpa mempedulikan
motif – motif si penolong. Sama dengan pengertian altruisme yaitu tindakan
sukarela yang di lakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menolong orang
lain tanpa mengharap imbalan apa pun ( kecuali mungkin perasaan telah
melakukan kebaikan.( http://www.google.com /PERILAKUPROSOSIAL.htm)
Prososial bisa di katakan adalah sebuah proses tindakan positif orang,
melihat manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk yang saling membutuhkan
satu dengan yang lain. Menurut Eisenberg & Mussen(Hudaniyah, 2003: 177),
tindakan yang dilakukan dalam prilaku sosial antara lain: sharring (berbagi),
cooperative (kerjasama), donating (menyumbang), helping (menolong), honesty
(kejujuran), generosity (kedermawanan) serta mempertimbangkan hal dan
kesejahteraan orang lain.
Dengan demikian kedermawaan , persahabatan kerjasama , menolong
,menyelamatkan ,dan pengorbanan merupakan bentuk-bentuk perilaku pro
sosial.Ada tiga indikator yang menjadi tindakan pro sosial,yaitu :
1. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada
pihak pelaku.
2. Tindakan itu dilahirkan secara sukarela
3. Tindakan itu menghasilkan kebaikan.
20
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara
usia dengan perilaku prososial dalam bukunya Dayakisni 2003:184. Alasannya
menyebutkan ,bahwa dengan bertambahnya usia individu akan makin dapat
memahami atau menerima norma-norma sosial,lebih empati dan lebih dapat
memahami nilai ataupun makna dari tindakan prososial yang ditunjukan. bukunya
Bahwa hubungan antara usia dengan perilaku prososial nampak nyata bila
dihubungkan dengan tingkat kemampuan dan tanggung jawab individu.
(Hudaniah,Dayakisni,2003:185)
E.7 Faktor-faktor Yang Mendasari Perilaku Prososial
Beberapa faktor yang mendasari seseorang untuk bertindak prososial ,
yaitu :
1. Self-gain
Harapan seseorang untuk memperolah atau menghindari kehilangan
sesuatu misalnya ingin mendapatkan pengakuan , pujian , atau takut
dikucilkan.
2. Personal values and norms
Adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh
individuselama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma
tersebut berkaitan dengan tindakan prososial,seperti berkewajiban
menegakkan kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbal balik.
21
3. Empathy
Kemampuan sesorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman
orang lain.Kemampuan untuk empati ini erat kaitannya dengan
pengambilan peran.jadi prasyarat untuk mampu melakukan empati ,
individu untuk memiliki kemampuan untuk melakukan pengambilan
peran.( Hudainiah,2001 : 88 )
E.8 Terpaan Media terhadap Perilaku Prososial
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa salah satu ciri komunikasi
massa adalah pesan bersifat umum dan diterima oleh khalayak dalam
jumlah yang banyak dan heterogen .hal ini berarti baik sebagai individu
,kelompok ,atau masyarakat ,pesan yang dimuat oleh media massa akan
memiliki efek-efek tertentu terhadapnya. Baik itu efek antisosial dan efek
prososial dalam perilaku sehari-hari.
Pada tingkat awal,media berpengaruh terhadap individu pada
proporsi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Karena apa yang
disajukan oleh media massa yaitu bahwa media massa mampu
menampilkan peristiwa atau kejadian tertentu pada khalayaknya. Pada
hakekatnya , pengaruh dari adanya media massa yang bersifat individu ini
meluas menjadi berpengaruh terhadap kelompok dan lahirnya masyarakat
( budaya massa ).(Winarni,2003:129 ).
22
Menurut Joseot R. Dominick dalam(Winarni,2003:129) menyebutkan
bahwa ada tiga wilayah prososial yang disebutkan oleh adanya terpaan dari
media massa yang memperoleh banyak penelitian,diantaranya adalah :
a. Efek Terapheutik : Bahwa media massa memiliki kemampuan
untuk mendorong sikap-sikap positif khalayaknya. Media massa
membantu mengatasi Phobia psikologis.Sepeti misalnya sikap
berani yang ditunjukkan pada anak-anak setelah menonton
tayangan televisi yang mengajarkan “ Tak perlu takut ke dokter,tak
perlu takut anjing,dll “
b. Pengembangan kendali diri ,yaitu studi-studi eksperimen yang
menunjukkan bagaimana pengajaran melalui televisi dapat
membentuk kendali diri. Hal ini terbukti dari film-film televisi
yang mengajarkan bagaimana harus bersifat baik,dan anak-anak
cenderung akan meniru aturan-aturan mana yang baik dan
buruk,mana yang salah dan yang benar. Dengan menonton media
massa ,anak-anak belajar mengendalikan diri.
c. Kerjasama , membagi dan membantu : studi-studi menunjukkan
bahwa media mengajarkan nilai-nilai kebaikan tentang bagaimana
harus kerjasam dengan temannya,bagaimana harus berbagi dan
membantu sesama.
23
E.9 Ada beberapa cara untuk meningkatkan perilaku prososial ( Brigham
1991) yaitu :
1. Melalui penayangan model perilaku prososial ,misalnya melalui media
komunikasi massa.Karena banyak perilaku manusia yang terbentuk
melalui belajar sosial terutama dengan meniru.Apalagi mengammati
model prososial dapat memiliki efek priming berasosiasi dengan
anggapan positif tentang sifat-sifat manusia dalam diri indivisu
pengamat.
2. Dengan menciptakan suatu superordinate identity,yaitu pandangan
bahwa setiap manusia secara keseluruhan .Dalam beberapa penelitian
ditunjukkan bahwa menciptakan superordinate identity dapat
mengurangi konflik dan menciptakan perilaku prososial dalam
kelompok besar serta meningkatkan kemampuan empati diantara
anggota-anggota kelompok tersebut.
3. Menekankan perhatian terhadap norma-norma prososial,seperti norma-
norma tentang tanggung jawab sosial. Norma-norma ini dapat
ditanamkan oleh orang tua ,guru ataupun melalui media massa.
E.11 Hipotesis
Menurut Sugiono ( 2009 : 70 ) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Penolakan dan penerimaan sangat
tergantung pada hasil-hasil pengujian dari semua fakta-fakta yang
24
dikumpulkan. Secara lebih spesifik hipotesis adalah dugaan awal atau
sementara dari tujuan masalah yang diajukan untuk kemudian di uji secara
empiris kebenarannya. Adapun penyusunan hipotesis yang diajukan
didasrkan pada hasil kajian oleh penelitian tentang teori-teori yang
digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian tersebut ,maka dapat
dirumuskan hipotesis pada penelitian ini adalah :
Hipotesis
Ho : Tayangan “ Seleb Ngamen “ tidak berpengaruh terhadap
perilaku Prososial khalayak
Hi : Tayangaan “Seleb Ngamen “ berpengaruh terhadap perilaku
prososial khalayak.
F.Metode Penelitian
F.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif ,tipe penelitian
eksplanatif survey,yaitu tipe yang digunakan untuk menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara variabel
yang satu dengan yang lain.(Sugiono,2004:10).Tipe penelitian eksplanatif
ini berfungsi untuk menjelaskan suatu fenomena yang dikaitkan dengan
suatu variabel.Fenomena yang akan diteliti adalah pengaruh dari
komunikasi massa melalui media massa televisi.sedangkan variabel yang
dikaitkan dengan fenomena tersebut adalah sebuah tayangan “Seleb
25
Ngamen “terhadap perilaku prososial Aremania di Korwil.Ngajum Kab .
Malang
F.2 Variabel Penelitian
a. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Variabel bebas : Terpaan tayangan Seleb Ngamen di ANTV ( X )
Variabel terikat : Perilaku Pro Sosial khalayak ( Y )
b. Definisi Konseptual
Pengertian definisi Konseptual adalah batasan tentang pengertian yang
diberikan peneliti terhadap variabel-variabel (konsep )yang hendak di
ukur,diteliti dan digali datanya (Hamidi,2010 :141 ) untuk itu perlu
diuraikan beberapa istilah yang terkandung dalam judul tersebut.
1). Terpaan tayangan Seleb Ngamen di ANTV
Terpaan tayangan seleb ngamen merupakan keadaan dimana
khalayak atau penonton telah terkena dampak atau mengetahui pesan-
pesan yang ditayangkan oleh reality show seleb ngamen. Seleb Ngamen
merupakan sebuah reality show yang mengajak para selebriti untuk
mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara mengamen keliling
baik dijalanan,ditempat makan ataupun masuk kedalam kendaraan
26
umum.Hasil ngamen tersebut akan disumbangkan kepada seseorang yang
memang membutuhkan tanpa diduga sebelumnya oleh penerima.
2 ). Perilaku Pro Sosial khalayak
Perilaku Prososial, adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau di rencanakan untuk menolong orang lain tanpa mempedulikan
motif – motif si penolong. Prososial bisa di katakan adalah sebuah
proses tindakan positif orang, melihat manusia sebagai makhluk sosial
atau makhluk yang saling membutuhkan satu dengan yang lain.
Menurut Eisenberg & Mussen (Hudaniyah,2003:177),tindakan yang
dilakukan dalam prilaku sosial antara lain:sharring(berbagi),
cooperative(kerjasama),donating(menyumbang),helping(menolong),
honesty (kejujuran),generosity(kedermawanan).
c. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel
diukur berdasarkan karakterisik variabel tersebut yang dapat diamati.
1. Terpaan tayangan Seleb Ngamen ( variabel X )
Terpaan tayangan seleb ngamen merupakan keadaan dimana
khalayak atau penonton telah terkena dampak atau mengetahui pesan-
pesan yang ditayangkan oleh reality show seleb ngamen. Seleb Ngamen
merupakan sebuah reality show yang mengajak para selebriti untuk
mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara mengamen keliling
27
baik dijalanan,ditempat makan ataupun masuk kedalam kendaraan
umum.Hasil ngamen tersebut akan disumbangkan kepada seseorang yang
memang membutuhkan tanpa diduga sebelumnya oleh penerima.
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah “Terpaan
tayangan Seleb Ngamen di ANTV yang dalam hubungannya dengan
variabel lain bertindak sebagai penyebab yang mempengaruhi variabel
lain.Hal ini dikarenakan tayangan “Seleb Ngamen”sebagai stimulus yang
mempengaruhi perilaku prososisal khalayak..Yang menjadi indikator
dalam variabel ini adalah :
a) Intensitas menonton tayangan Seleb Ngamen ,
b) tingkat perhatian terhadap tayangan Seleb Ngamen di ANTV ,
c) tingkat pemahaman tentang makna pesan yang terkandung dalam
tayangan Seleb Ngamen di ANTV
2. Perilaku Pro Sosial (variabel Y )
Variabel terikat adalah variabel yang terjadinya diakibatkan atau
yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Perilaku ProSosial Khalayak ini
merupakan tindakan / sikap yang membantu orang lain dengan cara
berbagi, bekerjasama,dan menyumbang yang mempunyai akibat sosial
positif.
Dalam penelitian ini perilaku prososial merupakan variabel terikat
yang besar kecil nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu tayangan
28
“Seleb Ngamen”.Hal ini dikarenakan karena perilaku prososial merupakan
pengaruh dari adanya sebuah tayangan “Seleb Ngamen”di ANTV. Adapun
indikator perilaku pro sosial dalam penelitian ini adalah semua tindakan
positif yang dilakukan untuk menolong orang lain seperti :
a) Menyumbang (Donating)
b) Menolong ( Helping )
c) Kedermawaan
d) Kerjasama ( Cooperatif )
Tabel 1.1
Operasional Variabel penelitian
VARIABEL INDIKATOR BUTIR PERTANYAAN
Variabel X
Terpaan
tayangan
Seleb
Ngamen
Intensitas
menonton
1. Intensitas menonton tayangan Seleb Ngamen
2. Durasi menonton tayangan seleb Ngamen di
ANTV
3. Kesediaan tidak berganti channel pada saat ada
tayangan Seleb Ngamen
4. Tingat keseringan dalam menonton Seleb
Ngamen
Tingkat
Perhatian
5. Tingkat perhatian terhadap tokoh atau peran
dalam tayangan Seleb Ngamen
6. Tingkat perhatian terhadap adegan dalam
tayangan Seleb Ngamen di ANTV
29
7. Tingkat perhatian terhadap alur cerita pada
Seleb Ngamen di ANTV
Tingkat
Pemahaman
8. Tingkat pemahaman terhadap makna pesan
yang terkandung dalam tayangan seleb Ngamen
9. Tingkat pemahaman terhadap alur cerita dalam
tayangan Seleb Ngamen
10. Kemampuan untuk memahami atau larut dalam
tayangan Seleb Ngamen
Variabel Y
Perilaku pro
Sosial
Khalayak
Menyumbang
Kedermawaan
Kerjasama
( Cooperatif )
Menolong
1. Memberikan bantuan berupa pakaian pada
orang lain yang membutuhkan.
2. Menyumbangkan sebagian uang kepada
orang lain
3. Bersedia membagi rizki dengan orang lain
yang tidak mampu
4. Tidak bersikap sombong pada orang lain.
5. Tidak melukai perasaan orang lain.
6. Mengikuti kegiatan penggalangan dana
7. Mau bekerjasama dengan orang lain dlm
penggalangan dana untuk kebaikan
8. Tidak bersikap pamrih kepada orang lain
9. Bersikap ikhlas kepada orang lain
10. Mau menolong orang lain yang
membutuhkan bantuan
30
F.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Ngajum Kec.Ngajum Kab.Malang
, dengan luas wilayah +- 1055,636 m2. Jumlah penduduk di Desa Ngajum
10.937 jiwa terdiri dari 5501 perempuan dan 5436 laki-laki.Lokasi dipilih
karena berdasarkan observasi awal pada Aremania Korwil Ngajum banyak
yang menonton tayangan seleb ngamen di ANTV,selain itu Aremania juga
sering melakukan tindakan prososial diantaranya penggalangan dana
dibidang sosial guna untuk membantu sesama.
F.4 Populasi dan Sampel
a. Karakteristik Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari pengambilan
subyek penelitian. Berdasarkan penelitian pra survey yang
dilakukan ,maka yang dapat menjadi populasi pada penelitian ini
adalah Aremania Korwil.Ngajum
Kriteria yang dapat dijadikan populasi adalah :
1. Pernah menonton tayangan Seleb Ngamen di ANTV
2. Memiliki usia yang memungkinkan untuk berprilaku
prososial,yaitu usia 17 th sampai 50 tahun.
3. Berjenis kelamin laki-laki
31
4. Suporter Aremania yang bertempat tinggal di Desa Ngajum
Kec. Ngajum Kab. Malang
Dan dari hasil pra penelitian tersebut diperoleh jumlah populasi
sebanyak 105 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan bertempat
tinggal di Desa Ngajum.Jadi dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
populasi pada penelitian ini adalah Aremania Korwil Ngajum Kab.
Malang yang memiliki kriteria tersebut diatas.
b. Sampel
Sampel adalah cara tertentu(yang secara metodologis dibenarkan)
yang digunakan untuk menarik anggota sample dari anggota populasi
sehingga peneliti memperoleh kerangka sample dalam ukuran yang
telah ditentukan.(Hamidi,2010:133).Dalam penelitian sampel yang
diambil sebanyak 74 responden yang berjenis kelamin laki-laki,yang
pernah menonton dan yang bertempat tinggal di Desa Ngajum yang
sebagai anggota dari Aremania Korda Ngajum Korwil Ngajum.
Cara pengambilan data dari penelitian ini menggunakan
Probability Sampling,bahwa suatu sampel akan mewakili dari populasi
jika anggota sampel yang dipilih dari populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk terpilih menjadi sampel.(Hamidi,2010:134). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan tipe Total Sampling,
32
Hal ini dilakukan peneliti karena dari semua angket yang
berjumlah 105 yang diberikan kepada responden hanya 74 yang
dikembalikan oleh responden kepada peneliti,jadi teknik pengambilan
sampelnya adalah Total sampling yang digunakan dalam penelitian ini.
Semua subyek yang terdaftar dalam anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel atau dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa subyek dalam populasi bersifat
homogen.Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama
kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi
sampel.Oleh karena itu hak setiap subyek sama,maka penelitian
terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa
subyek untuk dijadikan sampel.(Arikunto,2002:111).
F.5 Skala Pengukuran
Dalam penelitian skala pengukuran yang digunakan adalah skala
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap ,pandapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang obyek penelitian . Dengan skala
likert , variabel yang diukur dijabarkan menjadi sub veriabel yang
kemudian dijabarkan lagi menjadi komponen-komponen yang terukur dan
dijadikan pertanyaan yang kemudian dijawab oleh
responden.(Riduwan,2008:12).
Kelima penilaian tersebut akan diberikan bobot nilai sebagai berikut :
1. Sangat setuju mempunyai bobot nilai 5
33
2. Setuju mempunyai bobot nilai 4
3. Ragu-ragu mempunyai bobot nilai 3
4. Tidak setuju mempunyai bobot nilai 2
5. Sangat tidak setuju mempunyai bobot 1
F.6 Sumber Data
Dalam penelitian sumber data yang digunakan yaitu data primer.
Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
dengan cara diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan
daftar pertanyaan dengan menggunakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan tersebut. Peneliti juga
memberikan keleluasan responden untuk menentukan jawabannya sendiri
terkait dengan terpaan tayangan Seleb Ngamen di ANTV dan perilaku Pro
Sosial khalayak.
F.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
melalui kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan
angket pada responden untuk mengetahui tanggapan responden terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.Angket yang digunakan bersifat
tertutup dimana angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai
dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang(x). Jenis
Skala dalam penelitian ini adalah Skala Interval,yakni skala yang
34
menunjukkan jarak antara satu data dengan data lain yang mempunyai
bobot yang sama(Riduwan,2008:9).
Angket yang digunakan bersifat Angket Tertutup yaitu angket yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakterristik dirinya. ( Riduwan
,2008 : 27 )
a) Dokumentasi
Untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian yang
berupa catatan, transkip ,buku , surat kabar ,majalah , foto-foto ,dan data
yang relevan penelitian(Riduwan,2008:31).Contohnya dalam penelitian ini
,untuk mengetahui nama dan jumlah Aremania Korwil Ngajum Kab.
Malang serta letak dan kondisi Geografis Desa Ngajum.
F.8 Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan tingkat kemampuan instrumen penelitian,
mengikuti apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Sugiono (2001: 267) validitas
merupakan hasil penelitian dimana terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur. Pengujian validitas dalam penelitian ini
35
mempergunakan analisis korelasi product moment, dengan
mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total sebagai jumlah skor
item. Adapun formulasi korelasi product moment (Sugiono, 2010 : 250)
adalah sebagai berikut:
r = n XYn X X Y
( )( ) ( ) )
Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
- ( X) ( Y) . n( Y ) - (22 2 2−
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
X = Skor butir pertanyaan
Y = Total skor variabel
n = Jumlah responden
Pengujian dilakukan pada taraf α = 0,05 dengan kriteria pengujian:
a. Jika probabilitas < 0,05 maka butir pertanyaan valid
b. Jika probabilitas > 0,05 maka butir pertanyaan tidak valid
Adapun perhitungan untuk pengujian validitas dilakukan dengan bantuan
program komputer SPSS 10.
36
b. Uji Reliabilitas
Uji ini dimaksudkan untuk menunjukkan sejauhmana alat ukur
dapat diandalkan atau dipercaya, sehingga hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran berulang-ulang terhadap gejala-
gejala yang sama pula. Reliabilitas mengacu pada homogenitas alat ukur,
dimana berbagai macam pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui
suatu hal mempunyai kaitan antara satu dengan yang lainnya.
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formula Alpha
Cornbach (Arikunto ,1997) dengan rumus sebagai berikut :
r = 1- kk
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡ Σ2
2
- 1σσ
Keterangan :
r = Koefisien reliabilitas
k = Jumah butir pertanyaan
σi2 = varian butir pertanyaan
σ2 = varian skor tes
F.9 Teknik Analisa Data
a. Regresi Linier Sederhana
Teknik analisis regresi linier sederhana ini dalam penelitian ini
dipergunakan untuk mengetahui pengaruh variabel tayangan Seleb
37
Ngamen di ANTV terhadap perilaku Pro Sosial Khalayak. Adapun model
yang digunakan adalah :
Y = a + bX
dimana :
Y = Perilaku Prososial
a = Konstanta
b = Koefisien regresi variabel tayangan Seleb Ngamen di ANTV
X = Variabel tayangan Seleb Ngamen di ANTV
b. Uji hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan Uji t. Adapun
formulasi uji t dalam penelitian ini menggunakan rumus (Algifari, 2000:9)
sebagai berikut:
Sbbt =
Dimana :
t = nilai thitung
b = koefisien regresi
Se = standard error koefisien regresi
Rumusan hipotesis dinyatakan dengan :
Ho : b = 0 : Apabila thitung < ttabel atau atau -thitung > -ttabel pada taraf α =
0,05 atau probabilitas ≥ 0,05 maka Ho diterima (Hi ditolak)
artinya variabel tayangan seleb ngamen di ANTV tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel pro sosial pada
tingkat kepercayaan 95%.