bab i pendahuluan a. latar belakang - core.ac.uk · pengguna jasa yang aktif bukan pasif dalam...

38
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media massa muncul dari kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan informasi. Dalam perjalanannya media komunikasi massa atau media massa berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi. Saat ini banyak sekali ditemui berbagai karakteristik media massa, diantaranya adalah media elektronik meliputi televisi, internet, radio, dan media cetak meliputi surat kabar, majalah, tabloid dan semacamnya. Dalam melihat dan menilai posisi media massa jelas yang pertama adalah melihat karakteristik media yang bersangkutan. Namun secara umum media massa memiliki karakteristik yang sama yaitu komunikatornya telah melembaga, komunikannya heterogen. Dikatakan heterogen karena massa sendiri merupakan kumpulan dari individu dengan jumlah yang tidak terbatas dan tidak mengenal satu dengan yang lain serta tentu saja anonim. Selain itu karakteristik lain dari media massa adalah pesan disampaikan dalam waktu yang serempak, tetapi umpan baliknya tidak bisa diterima secara langsung. Salah satu media yang hingga saat ini menjadi sarana untuk bersosialisasi dan dekat dengan masyarakat adalah televisi. Televisi ibarat kotak ajaib yang menghibur khalayak media. Televisi sangat disukai karena sifatnya yang audio visual, sehingga dapat menampilkan tayangan yang sesuai dengan aslinya dan lebih mudah diterima khalayak. Selain kemudahan yang ditawarkan, Televisi adalah sarana komunikasi yang memerlukan ruang dan setiap saat dapat dinikmati

Upload: hoangdiep

Post on 15-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Media massa muncul dari kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan

informasi. Dalam perjalanannya media komunikasi massa atau media massa

berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi. Saat ini banyak sekali

ditemui berbagai karakteristik media massa, diantaranya adalah media elektronik

meliputi televisi, internet, radio, dan media cetak meliputi surat kabar, majalah,

tabloid dan semacamnya. Dalam melihat dan menilai posisi media massa jelas

yang pertama adalah melihat karakteristik media yang bersangkutan. Namun

secara umum media massa memiliki karakteristik yang sama yaitu

komunikatornya telah melembaga, komunikannya heterogen. Dikatakan heterogen

karena massa sendiri merupakan kumpulan dari individu dengan jumlah yang

tidak terbatas dan tidak mengenal satu dengan yang lain serta tentu saja anonim.

Selain itu karakteristik lain dari media massa adalah pesan disampaikan dalam

waktu yang serempak, tetapi umpan baliknya tidak bisa diterima secara langsung.

Salah satu media yang hingga saat ini menjadi sarana untuk bersosialisasi

dan dekat dengan masyarakat adalah televisi. Televisi ibarat kotak ajaib yang

menghibur khalayak media. Televisi sangat disukai karena sifatnya yang audio

visual, sehingga dapat menampilkan tayangan yang sesuai dengan aslinya dan

lebih mudah diterima khalayak. Selain kemudahan yang ditawarkan, Televisi

adalah sarana komunikasi yang memerlukan ruang dan setiap saat dapat dinikmati

 

oleh khalayak, misalnya sepulang dari kerja sambil melepas kepenatan setelah

beraktifitas seharian. Oleh karena itu televisi langsung mendapat respon yang

sangat bagus di hati masyarakat dan menyebabkan industri pertelevisian juga

berkembang pesat dan cepat.

Televisi juga menjadi tutor yang andal dalam membentuk watak dan

perilaku manusia. Pelajar usia dini yang tidak tahu cara berkelahi, karena sering

melihat video rekaman tindak kekerasan di TV menjadi mahir ketika berkelahi

dengan temannya. TV juga mampu menghipnotis kesadaran pemirsa sehingga

terlupa dari kenyataan yang dialaminya. Itulah berbagai kekuatan yang TV miliki.

Saat ini, TV menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia di

dunia. Perkembangan televisi di Indonesia di awali pada tahun 1962 dengan

hadirnya TVRI sebagai stasiun TV pertama yang beroperasi di Indonesia. Di akhir

tahun ‘80an ketika modernisasi telah berkembang dan mulai banyak anggota

masyarakat yang terdidik, maka memunculkan lapisan baru di masyarakat

Indonesia, yakni kelas menengah. Kelas ini mulai merasa jenuh dengan tayangan

yang diproduksi TVRI yang menjadi kaki tangan rezim pemerintahan. Kelas ini

mulai menuntut keberagaman isi penyiaran TV yang selanjutnya pemerintah

mengakomodasi keinginan publik tersebut dengan mengijinkan hadirnya televise

swasta. Perkembangan televisi siaran di Indonesia dimulai pada tanggal 24

Agustus 1962,yakni bertepatan langsung dengan pembukaan Pesta Olahraga se-

Asia atau Asen Games di Senayan.Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia

yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun panggilan stasiun

 

hingga sekarang.Selama tahun 1962-1963 televisi berada di udara rata-rata satu

jam sehari dengan segala kesederhanaannya.

Berkenaan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat

Indonesia yang tersebar ke berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi ,

maka pada tanggal 16 Agustus 1976 ,Presiden Suharto meresmikan penggunaan

satelit palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya

Palapa A sebagai generasi pertama diganti dengan A2,selanjutnya satelit palapa B.

Palapa B2,B2P,B2R,dan Palapa B4 diluncurkan tahun 1992 (Effendy, 1993:60-

61).Televisi yang menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia. Sejak tahun

1989,TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya,yakni RCTI yang bersifat

komersiil. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi ,SCTV , TPI , Indosiar ,

Antv, Metro TV , Trans TV,Lativi, yang berkedudukan di Jakarta ,dan JTV

berkedudukan di Surabaya.

Dengan munculnya berbagai stasiun televisi baik nasional maupun

swasta, tidak menutup kemungkinan timbul persaingan dalam pengemasan sajian

program acara, salah satunya adalah acara hiburan. Hiburan sudah menjadi

orientasi bagi industri pertelevisian, sehingga berbagai acara atau program

dikemas menjadi suatu hiburan, begitu juga sebaliknya, ketika khalayak menonton

televisi mereka juga memiliki anggapan untuk menikmati hiburan tersebut.

Permasalahan yang sering terjadi di pertelevisian saat ini adalah tidak

jarang penayangan program acara televisi terkadang tidak mencerminkan realitas

sosial yang berkembang di masyarakat bahkan yang lebih memprihatinkan lagi

 

adalah kurang memperhatikan kode etik moral budaya Indonesia, sehingga

terkesan melupakan keberadaan khalayak yang dapat berdampak bahwa pesan

atau informasi yang diterima khalayak lebih banyak menimbulkan efek sensasi

berlebihan dan cenderung negatif. Para pembuat program cenderung lebih

berorientasi pada untuk menjaring banyak para pemasang iklan, entah program

acara tersebut berkualitas atau tidak, asalkan disukai oleh pasar. Dengan tuntutan

iklan ini para pengelola televisi seringkali terjebak untuk melanggar tata nilai

yang ada dalam masyarakat, dan karena tuntutan rating, ada produser yang

terpaksa membuat acara bermutu rendah yang sebenarnya tidak ia setujui karena

bertentangan dengan idealisme dan keyakinannya sendiri

Khalayak sebagai pendengar sekaligus pemirsa dan pengguna jasa media

sangatlah berperan dalam perkembangan televisi, sebab tanpa ada respon yang

diberikan oleh penonton, televisi tidak akan berarti. Khalayak merupakan

pengguna jasa yang aktif bukan pasif dalam meraih setiap pesan yang

disampaikan. Oleh karena itu kepekaan dan kepedulian pembuat program acara

televisi dalam merefleksikan serta mengaktualisasikan realitas sosial yang ada di

masyarakat saat ini penting, agar keberadaan program acara televisi dapat

menggugah nila-nilai sosial masyarakat.

Sekarang ini banyak ditayangan reality show di beberapa stasiun tv swasta

di Indonesia. Reality show pada dasarnya merupakan program acara dengan

menghadirkan realita sosial di masyarakat sehingga tayangan tersebut diharapkan

dapat mengaktualisasikan kehidupan masyarakat yang sebenarnya. Beberapa

reality show yang sampai saat masih tayang di stasiun tv swasta di Indonesia saat

 

ini antara lain : Minta Tolong, Jika aku Menjadi ,Bedah Rumah. Namun dalam

kenyataan yang berkembang tidak semua reality show yang ditayangkan

mendapat respon positif dari masyarakat.

Seleb Ngamen merupakan sebuah reality show yang mengajak para

selebriti untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara mengamen

keliling baik dijalanan,ditempat makan ataupun masuk kedalam kendaraan

umum.Hasil ngamen tersebut akan disumbangkan kepada seseorang yang

memang membutuhkan tanpa diduga sebelumnya oleh penerima,biasanya yang

menerima sumbangan dari seleb ngamen tersebut pedagang balon,tukang

sampah,tukang ojek,tukang becak yang penghasilan mereka pas-pas an yang

kurang lebih 50 ribu perharinya.Seleb Ngamen yang ditayangkan di TV Swasta

ANTV setiap hari Rabu pukul 15.00 WIB dengan berdurasi kurang lebih 30

menit.(http:/www.an.tv/Downloads/seleb_ngamen.php.htm)

Adapun fenomena sosial yang dapat diamati oleh peneliti sehubungan

dengan tayangan Seleb Ngamen adalah banyaknya yang berpendapat bahwa”

Artis aja yang selalu hidup mewah mereka mau bersusah payah,kepanasan,demi

mengumpulkan uang untuk membagi kepada orang yang membutuhkan “dan

dalam fenomena tersebut bahwa orang yang mempunyai derajat/kedudukan tinggi

mampu berbagi risky dengan cara mengamen.Dari sini tindakan prososial yang

dilakukan para suporter bola Arema untuk membantu sesama.Dalam hal ini

peneliti membatasi daerah penelitian di wilayah Korwil Ngajum Kab. Malang

tidak lain hanya untuk mempermudah penelitian dan juga para suporter bola

 

Aremania tersebut telah banyak melakukan tindakan prososial seperti

penggalangan dana untuk membantu sesama dan sering melakukan Bakti Sosial.

Sejauh ini peneliti memilih Aremania Korwil Ngajum yang difokuskan

pada pria karena dari beberapa penelitian bahwa pria lebih mungkin daripada

wanita untuk menawarkan bantuan dalam situasi darurat yang memerlukan

pertolongan dan berbahaya.Sehingga kemungkinan pria mempersepsi biaya(cost)

menghadapi bahaya itu lebih kecil daripada wanita karena pria secara fisik lebih

kuat dan lebih mungkin memiliki kemampuan-kemampuan yang relevan.(

Hudaniah,Dayakisni,2003:184)

Jika program Reality Show “Seleb Ngamen” mampu memberikan

kontribusi positif terhadap perilaku pro sosial khalayak, maka dapat dikatakan

bahwa media televisi memiliki peran positif dalam meningkatkan kepekaan nilai-

nilai sosial pada masyarakat, seperti kesadaran masyarakat untuk menolong orang

yang membutuhkan pertolongan tanpa memandang status sosial. Hal tersebut

dapat menjadi referensi bagi pembuat program acara televisi untuk membuat

program-program acara di televisi berikutnya yang dapat memberikan memiliki

kontribusi positif bagi pemirsanya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti

dan mengkaji lebih jauh serta mendalam mengenai pengaruh terpaan tayangan

seleb ngamen di Antv terhadap perilaku pro sosial khalayak.

Dari latar belakang diatas, maka penelitian ini diberi judul : PENGARUH

TERPAAN TAYANGAN SELEB NGAMEN DI ANTV TERHADAP

 

PERILAKU PRO SOSIAL KHALAYAK ( Study pada Aremania Korwil

Ngajum , Kab. Malang )

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dalam penelitian ini

dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : Apakah ada pengaruh antara

terpaan tayangan Seleb Ngamen di ANTV terhadap Perilaku Pro Sosial

Khalayak?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini

adalah : untuk mengetahui pengaruh antara terpaan tayangan Seleb Ngamen

terhadap perilaku prososial khalayak

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat :

1. Secara Teoritis

a. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang ilmu

komunikasi, terutama komunikasi massa yaitu peran media massa

televisi sebagai salah satu aspek kebutuhan masyarakat dalam

mendapatkan informasi.

 

b. Sebagai bahan kajian terhadap teori-teori komunikasi massa terkait

dengan hubungan terpaan suatu tayangan dalam media televisi

terhadap sikap atau perilaku masyarakat.

2. Secara Praktis

a. Sebagai kontribusi dan referensi bagi pengelola media massa

khususnya pembuat program acara televisi untuk membuat program

acara yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pemirsanya

b. Dapat memberikan gambaran tentang terpaan tayangan Seleb Ngamen

terkait dengan sikap perilaku pro sosial khalayak , sehingga dapat

diketahui hubungan dari terpaan tayangan tersebut terhadap perilaku

prososial khalayak.

E. TINJAUAN PUSTAKA

E.1 Komunikasi massa

Pada era teknologi sekarang ini hidup sehari saja tanpa komunikasi massa

adalah mustahil bagi kebanyakan orang. Namun demikian banyak diantara kita

yang tidak mengetahui bagaimana media beraksi dan bagaimana mereka

mempengaruhi kehidupan kita. Komunikasi massa adalah komunikasi yang

ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya, yang

kemudian disalurkan oleh pemancar dengan audio atau visual misalnya; televisi,

radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita (Devito,1997:507).Komunikasi

Massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah

 

khalayak yang tersebar,heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis

sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Ada banyak beberapa pengertian mengenai komunikasi massa yang

dikemukakan oleh beberapa ahli dan pakar komunikasi. Jika melihat dari

pengertian dasar tentang komunikasi massa yaitu komunikasi atau proses

penyampaian pesan melalui media massa, baik itu beruapa media elektronik

ataupun cetak. Adapun definisi yang paling sederhana yang dikemukakan Bittner

(1980:10).Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media

massa pada sejumlah besar orang(Rahmad,2004:108).Ada pula komunikasi massa

yang dikemukakan Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986). Menurut

mereka, sesuatu dapat didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-

hal sebagai berikut:

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan

modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat

kepada khalayak yang luas dan tersebar .Pesan itu disebarkan melalui

media modern pula antara lain surat kabar,majalah,televisi,film,atau

gabungan diantara media tersebut.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebar pesan-

pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang

yang saling kenal atau mengetahui satu sama lain.

3. Pesan adalah milik publik .artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan

diterima oleh banyak orang.Karena itu diartikan milik publik.

10 

 

4. Sebagai sumber ,komunikator massa biasanya organisasi formal seperti

jaringan ikatan atau perkumpulan.Dengan kata lain,komunikatornya

tidak berasal dari seseorang ,tetapi melembaga.

5. Komunikasi massa diatur oleh gatekeeper( penapis informasi ).

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.

Dengan demikian ,media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

bisa menyebarkan pesan secra serempak,cepat kepada audience yang luas dan

heterogen.Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi yang lain

adalah bisa mengatasi bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu.Bahkan media

massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak

terbatas(Nurudin,2009:9).

Ada beberapa tahap (memperhatikan perilaku,mengidentifikasi diri,terasa

fungsional,untuk merespon situasi,merasa puas dan pengukuhan)seseorang

membentuk perilaku sebagai pengaruh dari pesan-pesan dari tayangan

media.Media merupakan sumber pesan yang selalu menyediakan mode atau gaya

yang menarik sehingga membuat pemirsa ,terutama film dan acara televisi,meniru

,baik anak-anak atau dewasa dalam bentuk sikap ,respons,emosional,penampilan

atau tindakan.

11 

 

E.2 Efek Komunikasi Massa

Efek komunikasi massa merupakan setiap perubahan yang terjadi

di dalam diri penerima, karena penerima pesan-pesan dari suatu sumber.

Perubahan ini meliputi perubahan,pengetahuan,sikap dan perubahan

perilakunya(Wiryanto,2003:39).Komunikasi bisa dikatakan efektif jika

menghasilkan efek-efek atau perubahan-perubahan seperti yang

diharapkan oleh sumber (Komunikator).seperti pengetahuan,sikap dan

perilaku..

Berbicara tentang efek komunikasi massa sebagaimana

dikemukakan oleh Rakhmad 2001:217 mengacu kepada pengetahuan

(kognitif),mempengaruhi sikap (afektif)dan atau menggerakkan perilaku

(behavioral).Pendapat tersebut berarti bahwa secara teoritis pesan yang

disampaikan melalui media massa akan berpengaruh atau memberikan

dampak kepada audience nya antara sebelum dan sesudah pesan tersebut

disampaikan.

Efek Kognitif disinilah adalah merupakan akibat pada diri individu

yang terkena terpaan media yang sifatnya informatif bagi dirinya.Dari

semula tidak tahu menjadi tahu,tidak jelas menjadi jelas.Efek ini berkaitan

dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan,atau

informasi.Tidak semua efek media massa negatif,media massa juga

memiliki efek prososial kognitif.Yaitu bagaimana media massa mampu

memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Disini media

12 

 

massa juga memiliki peran dalam menyampaikan pengetahuan

,ketrampilan dan sebagainya(Winarni,2003:125).

Efek Afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang

dirasakan,disenangi,atau dibenci khalayak.Efek ini hubungannya dengan

emosi,sikap atau nilai.Maksudnya efek yang ditimbulkan media massa

tidak hanya sekedar khalayak tahu tentang orang,benda dan peristiwa yang

ada di dunia ini melainkan khalayak dapat merasakannya.Disini media

massa dapat menimbulkan rangsangan emosional pada khalayak.Misalnya

merasa sedih, senang gembira, marah, jengkel, dan sebagainya

(Winarni,2003:126).

Sedangkan Efek Behavioral menunjuk pada perilaku nyata yang

dapat diamati,yang meliputi pola-pola tindakan,kegiatan atau kebiasaan

berperilaku.Efek ini meliputi perilaku prososial dan anti sosial.Adapun

penelitian ini membahas tentang perilaku prososial ,dimana dalam istilah

psikologi sering disebut Prososial behavioral yaitu setiap bentuk perilaku

positif dari khalayak pengguna media massa untk khalayak lainnya.Dan

hal itu berarti terdapat hubungan yang positif antara stimuli yang kita

amati dengan karakteristik diri khalayak.

Sedangkan Donald k.Robert dalam Rakhmat(2001:218)

beranggapan bahwa efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah

diterpa pesan dan media massa.Karena fokusnya pesan,maka efek harus

berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.

13 

 

Beberapa studi juga dilakukan sehubungan dengan media

massa.Khalayak pada umumnya lebih tertarik untuk membahas tentang

efek media massa.Bukan paa yang dilakukan pada media melainkan apa

yang media lakukan khalayaknya.

Menurut steven Chaffe dalam (Winarni,2003:122) ada tiga

pendekatan dalam melihat efek media massa ,yaitu :

a. Efek media massa berkaitan dengan pesan dan media.

b. Jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi

massa yang meliputi perubahan kognitif,afektif,dan behavioral.

c. Satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa ,meliputi

individu ,kelompok,organisasi,masyarakat,atau bangsa.

E.3 Landasan Teori

E.3.1 Teori S-O-R

Teori merupakan alat bantu utama di dalam melaksanakan

penelitian.Dengan teori ,serorang peneliti akan mampu mempertajam

proses berfikir.Pada penelitian ini ,peneliti menggunakan teori S-O-R

,sebagai singkatan Stimulus-Organisme-Respons ini semula berasal dari

psikologi dan kemudian menjadi sebuah teori komunikasikarena obyek

model dari psikologi dan ilmi komunikasi adalah sama yaitu manusia yang

jiwanya meliputi komponen- komponen : sikap ,opini, perilaku, kognisi,

efeksi,dan konasi. Menurut stimulus response ini,efek yang ditimbulkan

14 

 

adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat

mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi

komunikan jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (Stimulus,S )

b. Komunikan ( Organisme,O )

c. Efek ( Response ,R )

Adapun gambar dari teori ini adalah sebagai berikut :

S

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan

mungkin diterima atau mungkin ditolak .Komunikasi akan berlangsung

jika ada perhatiam dari komunikan .Proses berikutnya adalah pengertian

dari komunikan dan kemampuan dari komunikan inilah yang melanjutkan

Stimulus

(Terpaan tayangan seleb ngamen)

Organisme

(Pemirsa/khalayak tayangan )

Perhatian

Pengertian

Penerimaan

Response

Sikap

15 

 

proses berikutnya .Setelah komunikan mengolah dan menerimanya,maka

terjadi respon dari komunikan.

Teori ini sebagai proses pertukaran informasi atau gagasan bersifat

timbal balik dan memiliki banyak efek.Komunikasi dianggap sebagai

statis,yang menganggap manusia dianggap berperilaku karena kekuatan

atau kemauan bebasnya. Dr.Mar’at dalam bukunya Sikap Manusia

perubahan serta pengukurannya mengutip pendapat Hovland,Jany dan

Kelly yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga

variabel penting :

a. perhatian,

b. pengertian dan

c. penerimaan. ( Onong,2003 :255).

E.4 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Kemajuan pesat media dewasa ini, khususnya dalam cara

penyampaian pesan yang semakin beragam, memang membutuhkan

kejelian para penontonnya dalam menerjemahkan sekaligus menyikapi

pesan yang dibawa. Televisi dalam proses komunikasinya menyampaikan

pesan kepada masyarakat dengan gambar sebagai lambang utamanya.

Pesan (message) sendiri tediri dari dua aspek, yakni isi atau isi pesan (the

content of message) dan lambang (symbol) sebagai pengekspresiannya.

Pesan yang disiarkan media massa bersipat umum, karena memang demi

16 

 

kepentingan umum. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang

berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Memang persoalannya disini adalah media tidak bisa bersifat

netral. Misalnya atribut-atribut tertentu yang dibawa dalam sebuah media

dapat mengkondisikan pesan-pesan yang dikomunikasikan. Seperti yang

dikatakan Marshall McLuhann, “the medium is the message”, medium itu

sendiri merupakan pesan. “Apa-apa yang dikatakan” ditentukan secara

mendalam oleh medianya. Terlebih lagi jika disadari bahwa dibalik pesan-

pesan yang disalurkan lewat media niscaya tersembunyi berbagi mitos.

Televisi sebagai media komunikasi massa dalam realitasnya

mempunyai keunggulan yang cukup besar dalam penyampaian pesan

diantara produk media massa lainnya. Televisi bersifat langsung, karena

pesan yang disampaikan kepada masyarakat tidak mengalami proses yang

berbelit-belit seperti halnya media cetak. Karena televisi bisa

menyampaikan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas

dan heterogen tanpa ada hambatan ruang dan

waktu.(Nurudin,2004:8).Selain kemampuan penyampaian pesannya yang

relatif cepat televisi juga menyiarkan suatu peristiwa yang tengah

berlangsung melalui siaran pandangan mata (live broadcast). Namun dari

sisi sosiologis kemampuan menyampaikan pesan secara umum, cepat dan

selintas untuk menjangkau khalayak luas dalam suatu rentang waktu

menyatakan suatu kekuatan sosial yang ada pada dampaknya.

17 

 

Dalam penyampaian pesan-pesannya televisi sebagai media massa

tidak bisa dilepaskan dari fungsi komunikasi massa. Menurut De Vito

(1997) ada beberapa fungsi yang diemban komunikasi massa,yakni :

1. Menghibur, media massa sebagian besar melakukan fungsi sebagai media

yang memberikan penghiburan bagi khalayaknya.

2. Meyakinkan ( To Persude ) ini dapat berbentuk, Mengukuhkan atau

memeprkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang,Menggerakkan

seseorang untuk melakukan sesuatu,Menawarkan etika atau sistem nilai

tertentu.

3. Menginformasikan , Media memberikan informasi tentang peristiwa ,baik

yang bersifat lokal,regional,nasional,dan internasional,didapatkan dari

media.

4. Menganugerahkan Status , menurut Paul Lazarsfeld dan robert

K.Merton,”Jika anda benar-benar penting,Anda akan menjadi pusat

perhatian massa dan ,jika anda menjadi pusat perhatian massa,berati Anda

memang penting”,dan sebaliknya.

5. Membius , Fungsi membius media terjadi bila media menyajikan

informasi tentang sesuatu,penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah

diambil.

6. Menciptakan rasa kebersatuan , Media mampu menciptakan /membuat

kita/khalayak merasa menjadi anggota suatu kelompok.

18 

 

a. Privatisasi , Media mampu / memiliki kecenderungan menciptakan

lawan dari rasa kesatuan dan hubungan yaitu membuat seseorang

untuk menarik diri dari kelompok sosial dan menguatkan diri kedalam

dunianya sendiri.

b. Parasosial , Hubungan yang dikembangkan oleh pemirsa /khalayak

dengan tokoh-tokoh dramatik.(Winarni,2003:46-47).

Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk didalam ilmu

komunikasi. Jadi jelas bahwa komunikasi massa merupakan salah satu

bidang saji dari sekian banyak bidang yang dipelajari dan diteliti oleh ilmu

komunikasi. Ditegaskan dalam Encyclopedia Internasional bahwa

komunikasi massa terbatas pada proses penyebaran pesan melalui media

massa, yakni surat kabar, televisi, film, dan buku; tidak mencakup proses

komunikasi tatap muka yang juga tidak kurang pentingnya, terutama

dalam kehidupan organisasi (Effendy, 2003: 254).

E.5 Terpaan dalam Media Massa

Terpaan didefinisikan sebagai kondisi dimana khalayak terkena

oleh pesan yang disebabkan oleh media massa. ( Effendi,1989 :35 ).

Terpaan program acara berkaitan dengan terpaan media yaitu khalayak

atau penonton telah terkena dampak atau mengetahui pesan-pesan yang

ditayangkan oleh media massa.

19 

 

E.6 Perilaku Pro Sosial

Perilaku Prososial, definisi luasnya adalah segala bentuk tindakan yang

dilakukan atau di rencanakan untuk menolong orang lain tanpa mempedulikan

motif – motif si penolong. Sama dengan pengertian altruisme yaitu tindakan

sukarela yang di lakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menolong orang

lain tanpa mengharap imbalan apa pun ( kecuali mungkin perasaan telah

melakukan kebaikan.( http://www.google.com /PERILAKUPROSOSIAL.htm)

Prososial bisa di katakan adalah sebuah proses tindakan positif orang,

melihat manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk yang saling membutuhkan

satu dengan yang lain. Menurut Eisenberg & Mussen(Hudaniyah, 2003: 177),

tindakan yang dilakukan dalam prilaku sosial antara lain: sharring (berbagi),

cooperative (kerjasama), donating (menyumbang), helping (menolong), honesty

(kejujuran), generosity (kedermawanan) serta mempertimbangkan hal dan

kesejahteraan orang lain.

Dengan demikian kedermawaan , persahabatan kerjasama , menolong

,menyelamatkan ,dan pengorbanan merupakan bentuk-bentuk perilaku pro

sosial.Ada tiga indikator yang menjadi tindakan pro sosial,yaitu :

1. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada

pihak pelaku.

2. Tindakan itu dilahirkan secara sukarela

3. Tindakan itu menghasilkan kebaikan.

20 

 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara

usia dengan perilaku prososial dalam bukunya Dayakisni 2003:184. Alasannya

menyebutkan ,bahwa dengan bertambahnya usia individu akan makin dapat

memahami atau menerima norma-norma sosial,lebih empati dan lebih dapat

memahami nilai ataupun makna dari tindakan prososial yang ditunjukan. bukunya

Bahwa hubungan antara usia dengan perilaku prososial nampak nyata bila

dihubungkan dengan tingkat kemampuan dan tanggung jawab individu.

(Hudaniah,Dayakisni,2003:185)

E.7 Faktor-faktor Yang Mendasari Perilaku Prososial

Beberapa faktor yang mendasari seseorang untuk bertindak prososial ,

yaitu :

1. Self-gain

Harapan seseorang untuk memperolah atau menghindari kehilangan

sesuatu misalnya ingin mendapatkan pengakuan , pujian , atau takut

dikucilkan.

2. Personal values and norms

Adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh

individuselama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma

tersebut berkaitan dengan tindakan prososial,seperti berkewajiban

menegakkan kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbal balik.

21 

 

3. Empathy

Kemampuan sesorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman

orang lain.Kemampuan untuk empati ini erat kaitannya dengan

pengambilan peran.jadi prasyarat untuk mampu melakukan empati ,

individu untuk memiliki kemampuan untuk melakukan pengambilan

peran.( Hudainiah,2001 : 88 )

E.8 Terpaan Media terhadap Perilaku Prososial

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa salah satu ciri komunikasi

massa adalah pesan bersifat umum dan diterima oleh khalayak dalam

jumlah yang banyak dan heterogen .hal ini berarti baik sebagai individu

,kelompok ,atau masyarakat ,pesan yang dimuat oleh media massa akan

memiliki efek-efek tertentu terhadapnya. Baik itu efek antisosial dan efek

prososial dalam perilaku sehari-hari.

Pada tingkat awal,media berpengaruh terhadap individu pada

proporsi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Karena apa yang

disajukan oleh media massa yaitu bahwa media massa mampu

menampilkan peristiwa atau kejadian tertentu pada khalayaknya. Pada

hakekatnya , pengaruh dari adanya media massa yang bersifat individu ini

meluas menjadi berpengaruh terhadap kelompok dan lahirnya masyarakat

( budaya massa ).(Winarni,2003:129 ).

22 

 

Menurut Joseot R. Dominick dalam(Winarni,2003:129) menyebutkan

bahwa ada tiga wilayah prososial yang disebutkan oleh adanya terpaan dari

media massa yang memperoleh banyak penelitian,diantaranya adalah :

a. Efek Terapheutik : Bahwa media massa memiliki kemampuan

untuk mendorong sikap-sikap positif khalayaknya. Media massa

membantu mengatasi Phobia psikologis.Sepeti misalnya sikap

berani yang ditunjukkan pada anak-anak setelah menonton

tayangan televisi yang mengajarkan “ Tak perlu takut ke dokter,tak

perlu takut anjing,dll “

b. Pengembangan kendali diri ,yaitu studi-studi eksperimen yang

menunjukkan bagaimana pengajaran melalui televisi dapat

membentuk kendali diri. Hal ini terbukti dari film-film televisi

yang mengajarkan bagaimana harus bersifat baik,dan anak-anak

cenderung akan meniru aturan-aturan mana yang baik dan

buruk,mana yang salah dan yang benar. Dengan menonton media

massa ,anak-anak belajar mengendalikan diri.

c. Kerjasama , membagi dan membantu : studi-studi menunjukkan

bahwa media mengajarkan nilai-nilai kebaikan tentang bagaimana

harus kerjasam dengan temannya,bagaimana harus berbagi dan

membantu sesama.

23 

 

E.9 Ada beberapa cara untuk meningkatkan perilaku prososial ( Brigham

1991) yaitu :

1. Melalui penayangan model perilaku prososial ,misalnya melalui media

komunikasi massa.Karena banyak perilaku manusia yang terbentuk

melalui belajar sosial terutama dengan meniru.Apalagi mengammati

model prososial dapat memiliki efek priming berasosiasi dengan

anggapan positif tentang sifat-sifat manusia dalam diri indivisu

pengamat.

2. Dengan menciptakan suatu superordinate identity,yaitu pandangan

bahwa setiap manusia secara keseluruhan .Dalam beberapa penelitian

ditunjukkan bahwa menciptakan superordinate identity dapat

mengurangi konflik dan menciptakan perilaku prososial dalam

kelompok besar serta meningkatkan kemampuan empati diantara

anggota-anggota kelompok tersebut.

3. Menekankan perhatian terhadap norma-norma prososial,seperti norma-

norma tentang tanggung jawab sosial. Norma-norma ini dapat

ditanamkan oleh orang tua ,guru ataupun melalui media massa.

E.11 Hipotesis

Menurut Sugiono ( 2009 : 70 ) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Penolakan dan penerimaan sangat

tergantung pada hasil-hasil pengujian dari semua fakta-fakta yang

24 

 

dikumpulkan. Secara lebih spesifik hipotesis adalah dugaan awal atau

sementara dari tujuan masalah yang diajukan untuk kemudian di uji secara

empiris kebenarannya. Adapun penyusunan hipotesis yang diajukan

didasrkan pada hasil kajian oleh penelitian tentang teori-teori yang

digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian tersebut ,maka dapat

dirumuskan hipotesis pada penelitian ini adalah :

Hipotesis

Ho : Tayangan “ Seleb Ngamen “ tidak berpengaruh terhadap

perilaku Prososial khalayak

Hi : Tayangaan “Seleb Ngamen “ berpengaruh terhadap perilaku

prososial khalayak.

F.Metode Penelitian

F.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif ,tipe penelitian

eksplanatif survey,yaitu tipe yang digunakan untuk menjelaskan

kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara variabel

yang satu dengan yang lain.(Sugiono,2004:10).Tipe penelitian eksplanatif

ini berfungsi untuk menjelaskan suatu fenomena yang dikaitkan dengan

suatu variabel.Fenomena yang akan diteliti adalah pengaruh dari

komunikasi massa melalui media massa televisi.sedangkan variabel yang

dikaitkan dengan fenomena tersebut adalah sebuah tayangan “Seleb

25 

 

Ngamen “terhadap perilaku prososial Aremania di Korwil.Ngajum Kab .

Malang

F.2 Variabel Penelitian

a. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Variabel bebas : Terpaan tayangan Seleb Ngamen di ANTV ( X )

Variabel terikat : Perilaku Pro Sosial khalayak ( Y )

b. Definisi Konseptual

Pengertian definisi Konseptual adalah batasan tentang pengertian yang

diberikan peneliti terhadap variabel-variabel (konsep )yang hendak di

ukur,diteliti dan digali datanya (Hamidi,2010 :141 ) untuk itu perlu

diuraikan beberapa istilah yang terkandung dalam judul tersebut.

1). Terpaan tayangan Seleb Ngamen di ANTV

Terpaan tayangan seleb ngamen merupakan keadaan dimana

khalayak atau penonton telah terkena dampak atau mengetahui pesan-

pesan yang ditayangkan oleh reality show seleb ngamen. Seleb Ngamen

merupakan sebuah reality show yang mengajak para selebriti untuk

mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara mengamen keliling

baik dijalanan,ditempat makan ataupun masuk kedalam kendaraan

26 

 

umum.Hasil ngamen tersebut akan disumbangkan kepada seseorang yang

memang membutuhkan tanpa diduga sebelumnya oleh penerima.

2 ). Perilaku Pro Sosial khalayak

Perilaku Prososial, adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau di rencanakan untuk menolong orang lain tanpa mempedulikan

motif – motif si penolong. Prososial bisa di katakan adalah sebuah

proses tindakan positif orang, melihat manusia sebagai makhluk sosial

atau makhluk yang saling membutuhkan satu dengan yang lain.

Menurut Eisenberg & Mussen (Hudaniyah,2003:177),tindakan yang

dilakukan dalam prilaku sosial antara lain:sharring(berbagi),

cooperative(kerjasama),donating(menyumbang),helping(menolong),

honesty (kejujuran),generosity(kedermawanan).

c. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel

diukur berdasarkan karakterisik variabel tersebut yang dapat diamati.

1. Terpaan tayangan Seleb Ngamen ( variabel X )

Terpaan tayangan seleb ngamen merupakan keadaan dimana

khalayak atau penonton telah terkena dampak atau mengetahui pesan-

pesan yang ditayangkan oleh reality show seleb ngamen. Seleb Ngamen

merupakan sebuah reality show yang mengajak para selebriti untuk

mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara mengamen keliling

27 

 

baik dijalanan,ditempat makan ataupun masuk kedalam kendaraan

umum.Hasil ngamen tersebut akan disumbangkan kepada seseorang yang

memang membutuhkan tanpa diduga sebelumnya oleh penerima.

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah “Terpaan

tayangan Seleb Ngamen di ANTV yang dalam hubungannya dengan

variabel lain bertindak sebagai penyebab yang mempengaruhi variabel

lain.Hal ini dikarenakan tayangan “Seleb Ngamen”sebagai stimulus yang

mempengaruhi perilaku prososisal khalayak..Yang menjadi indikator

dalam variabel ini adalah :

a) Intensitas menonton tayangan Seleb Ngamen ,

b) tingkat perhatian terhadap tayangan Seleb Ngamen di ANTV ,

c) tingkat pemahaman tentang makna pesan yang terkandung dalam

tayangan Seleb Ngamen di ANTV

2. Perilaku Pro Sosial (variabel Y )

Variabel terikat adalah variabel yang terjadinya diakibatkan atau

yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Perilaku ProSosial Khalayak ini

merupakan tindakan / sikap yang membantu orang lain dengan cara

berbagi, bekerjasama,dan menyumbang yang mempunyai akibat sosial

positif.

Dalam penelitian ini perilaku prososial merupakan variabel terikat

yang besar kecil nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu tayangan

28 

 

“Seleb Ngamen”.Hal ini dikarenakan karena perilaku prososial merupakan

pengaruh dari adanya sebuah tayangan “Seleb Ngamen”di ANTV. Adapun

indikator perilaku pro sosial dalam penelitian ini adalah semua tindakan

positif yang dilakukan untuk menolong orang lain seperti :

a) Menyumbang (Donating)

b) Menolong ( Helping )

c) Kedermawaan

d) Kerjasama ( Cooperatif )

Tabel 1.1

Operasional Variabel penelitian

VARIABEL INDIKATOR BUTIR PERTANYAAN

Variabel X

Terpaan

tayangan

Seleb

Ngamen

Intensitas

menonton

1. Intensitas menonton tayangan Seleb Ngamen

2. Durasi menonton tayangan seleb Ngamen di

ANTV

3. Kesediaan tidak berganti channel pada saat ada

tayangan Seleb Ngamen

4. Tingat keseringan dalam menonton Seleb

Ngamen

Tingkat

Perhatian

5. Tingkat perhatian terhadap tokoh atau peran

dalam tayangan Seleb Ngamen

6. Tingkat perhatian terhadap adegan dalam

tayangan Seleb Ngamen di ANTV

29 

 

7. Tingkat perhatian terhadap alur cerita pada

Seleb Ngamen di ANTV

Tingkat

Pemahaman

8. Tingkat pemahaman terhadap makna pesan

yang terkandung dalam tayangan seleb Ngamen

9. Tingkat pemahaman terhadap alur cerita dalam

tayangan Seleb Ngamen

10. Kemampuan untuk memahami atau larut dalam

tayangan Seleb Ngamen

Variabel Y

Perilaku pro

Sosial

Khalayak

Menyumbang

Kedermawaan

Kerjasama

( Cooperatif )

Menolong

1. Memberikan bantuan berupa pakaian pada

orang lain yang membutuhkan.

2. Menyumbangkan sebagian uang kepada

orang lain

3. Bersedia membagi rizki dengan orang lain

yang tidak mampu

4. Tidak bersikap sombong pada orang lain.

5. Tidak melukai perasaan orang lain.

6. Mengikuti kegiatan penggalangan dana

7. Mau bekerjasama dengan orang lain dlm

penggalangan dana untuk kebaikan

8. Tidak bersikap pamrih kepada orang lain

9. Bersikap ikhlas kepada orang lain

10. Mau menolong orang lain yang

membutuhkan bantuan

30 

 

F.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Ngajum Kec.Ngajum Kab.Malang

, dengan luas wilayah +- 1055,636 m2. Jumlah penduduk di Desa Ngajum

10.937 jiwa terdiri dari 5501 perempuan dan 5436 laki-laki.Lokasi dipilih

karena berdasarkan observasi awal pada Aremania Korwil Ngajum banyak

yang menonton tayangan seleb ngamen di ANTV,selain itu Aremania juga

sering melakukan tindakan prososial diantaranya penggalangan dana

dibidang sosial guna untuk membantu sesama.

F.4 Populasi dan Sampel

a. Karakteristik Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari pengambilan

subyek penelitian. Berdasarkan penelitian pra survey yang

dilakukan ,maka yang dapat menjadi populasi pada penelitian ini

adalah Aremania Korwil.Ngajum

Kriteria yang dapat dijadikan populasi adalah :

1. Pernah menonton tayangan Seleb Ngamen di ANTV

2. Memiliki usia yang memungkinkan untuk berprilaku

prososial,yaitu usia 17 th sampai 50 tahun.

3. Berjenis kelamin laki-laki

31 

 

4. Suporter Aremania yang bertempat tinggal di Desa Ngajum

Kec. Ngajum Kab. Malang

Dan dari hasil pra penelitian tersebut diperoleh jumlah populasi

sebanyak 105 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan bertempat

tinggal di Desa Ngajum.Jadi dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

populasi pada penelitian ini adalah Aremania Korwil Ngajum Kab.

Malang yang memiliki kriteria tersebut diatas.

b. Sampel

Sampel adalah cara tertentu(yang secara metodologis dibenarkan)

yang digunakan untuk menarik anggota sample dari anggota populasi

sehingga peneliti memperoleh kerangka sample dalam ukuran yang

telah ditentukan.(Hamidi,2010:133).Dalam penelitian sampel yang

diambil sebanyak 74 responden yang berjenis kelamin laki-laki,yang

pernah menonton dan yang bertempat tinggal di Desa Ngajum yang

sebagai anggota dari Aremania Korda Ngajum Korwil Ngajum.

Cara pengambilan data dari penelitian ini menggunakan

Probability Sampling,bahwa suatu sampel akan mewakili dari populasi

jika anggota sampel yang dipilih dari populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk terpilih menjadi sampel.(Hamidi,2010:134). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan tipe Total Sampling,

32 

 

Hal ini dilakukan peneliti karena dari semua angket yang

berjumlah 105 yang diberikan kepada responden hanya 74 yang

dikembalikan oleh responden kepada peneliti,jadi teknik pengambilan

sampelnya adalah Total sampling yang digunakan dalam penelitian ini.

Semua subyek yang terdaftar dalam anggota populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel atau dengan kata lain

dapat dikatakan bahwa subyek dalam populasi bersifat

homogen.Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama

kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi

sampel.Oleh karena itu hak setiap subyek sama,maka penelitian

terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa

subyek untuk dijadikan sampel.(Arikunto,2002:111).

F.5 Skala Pengukuran

Dalam penelitian skala pengukuran yang digunakan adalah skala

likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap ,pandapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang obyek penelitian . Dengan skala

likert , variabel yang diukur dijabarkan menjadi sub veriabel yang

kemudian dijabarkan lagi menjadi komponen-komponen yang terukur dan

dijadikan pertanyaan yang kemudian dijawab oleh

responden.(Riduwan,2008:12).

Kelima penilaian tersebut akan diberikan bobot nilai sebagai berikut :

1. Sangat setuju mempunyai bobot nilai 5

33 

 

2. Setuju mempunyai bobot nilai 4

3. Ragu-ragu mempunyai bobot nilai 3

4. Tidak setuju mempunyai bobot nilai 2

5. Sangat tidak setuju mempunyai bobot 1

F.6 Sumber Data

Dalam penelitian sumber data yang digunakan yaitu data primer.

Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

dengan cara diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan

daftar pertanyaan dengan menggunakan jawabannya sehingga responden

tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan tersebut. Peneliti juga

memberikan keleluasan responden untuk menentukan jawabannya sendiri

terkait dengan terpaan tayangan Seleb Ngamen di ANTV dan perilaku Pro

Sosial khalayak.

F.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

melalui kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan

angket pada responden untuk mengetahui tanggapan responden terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.Angket yang digunakan bersifat

tertutup dimana angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa

sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai

dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang(x). Jenis

Skala dalam penelitian ini adalah Skala Interval,yakni skala yang

34 

 

menunjukkan jarak antara satu data dengan data lain yang mempunyai

bobot yang sama(Riduwan,2008:9).

Angket yang digunakan bersifat Angket Tertutup yaitu angket yang

disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk

memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakterristik dirinya. ( Riduwan

,2008 : 27 )

a) Dokumentasi

Untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian yang

berupa catatan, transkip ,buku , surat kabar ,majalah , foto-foto ,dan data

yang relevan penelitian(Riduwan,2008:31).Contohnya dalam penelitian ini

,untuk mengetahui nama dan jumlah Aremania Korwil Ngajum Kab.

Malang serta letak dan kondisi Geografis Desa Ngajum.

F.8 Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan tingkat kemampuan instrumen penelitian,

mengikuti apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Sugiono (2001: 267) validitas

merupakan hasil penelitian dimana terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang

diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang hendak diukur. Pengujian validitas dalam penelitian ini

35 

 

mempergunakan analisis korelasi product moment, dengan

mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total sebagai jumlah skor

item. Adapun formulasi korelasi product moment (Sugiono, 2010 : 250)

adalah sebagai berikut:

r = n XYn X X Y

( )( ) ( ) )

Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

- ( X) ( Y) . n( Y ) - (22 2 2−

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = Skor butir pertanyaan

Y = Total skor variabel

n = Jumlah responden

Pengujian dilakukan pada taraf α = 0,05 dengan kriteria pengujian:

a. Jika probabilitas < 0,05 maka butir pertanyaan valid

b. Jika probabilitas > 0,05 maka butir pertanyaan tidak valid

Adapun perhitungan untuk pengujian validitas dilakukan dengan bantuan

program komputer SPSS 10.

36 

 

b. Uji Reliabilitas

Uji ini dimaksudkan untuk menunjukkan sejauhmana alat ukur

dapat diandalkan atau dipercaya, sehingga hasil pengukuran tetap

konsisten bila dilakukan pengukuran berulang-ulang terhadap gejala-

gejala yang sama pula. Reliabilitas mengacu pada homogenitas alat ukur,

dimana berbagai macam pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui

suatu hal mempunyai kaitan antara satu dengan yang lainnya.

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formula Alpha

Cornbach (Arikunto ,1997) dengan rumus sebagai berikut :

r = 1- kk

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ Σ2

2

- 1σσ

Keterangan :

r = Koefisien reliabilitas

k = Jumah butir pertanyaan

σi2 = varian butir pertanyaan

σ2 = varian skor tes

F.9 Teknik Analisa Data

a. Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis regresi linier sederhana ini dalam penelitian ini

dipergunakan untuk mengetahui pengaruh variabel tayangan Seleb

37 

 

Ngamen di ANTV terhadap perilaku Pro Sosial Khalayak. Adapun model

yang digunakan adalah :

Y = a + bX

dimana :

Y = Perilaku Prososial

a = Konstanta

b = Koefisien regresi variabel tayangan Seleb Ngamen di ANTV

X = Variabel tayangan Seleb Ngamen di ANTV

b. Uji hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan Uji t. Adapun

formulasi uji t dalam penelitian ini menggunakan rumus (Algifari, 2000:9)

sebagai berikut:

Sbbt =

Dimana :

t = nilai thitung

b = koefisien regresi

Se = standard error koefisien regresi

Rumusan hipotesis dinyatakan dengan :

Ho : b = 0 : Apabila thitung < ttabel atau atau -thitung > -ttabel pada taraf α =

0,05 atau probabilitas ≥ 0,05 maka Ho diterima (Hi ditolak)

artinya variabel tayangan seleb ngamen di ANTV tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel pro sosial pada

tingkat kepercayaan 95%.

38 

 

Hi : b ≠ 0 : Apabila thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel pada taraf α = 0,05

atau probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak (Hi diterima)

artinya variabel tayangan seleb ngamen di ANTV

berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku pro sosial

pada tingkat kepercayaan 95%.