bab ii komponen pasif
DESCRIPTION
smkn4padalarangTRANSCRIPT
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
BAB IIKOMPONEN-KOMPONEN PASIF
KOMPETENSI DASAR : Mengenal Komponen Elektronika
TUJUAN PEMBELAJARAN : Setelah pembelajaran, peserta diklat diharapkan dapat:
Menyebutkan jenis-jenis komponen pasif
Menghitung nilai resistansi berbagai jenis resistor
Menghitung nilai kapasistansi berbagai jenis kapasistor
Menguji komponen pasif
Mengidentifikasi jenis-jenis kapasitor
Memahami fungsi kapasitor
Memahami muatan pada kapasitor
Menyebutkan jenis-jenis Induktor
Menyebutkan macam-macam bahan inti
Memahami hubungan diameter kumparan dengan
Induktansi
A. Jenis-jenis Komponen Pasif
1. Resistor.
Di dalam rangkaian listrik terdapat sambungan-sambungan berbagai rangkaian
dengan menggunakan kawat tembaga, karena tembaga merupakan konduktor yang baik
untuk mengalirkan arus listrik. Tembaga memiliki tahanan listrik yang sangat rendah.
Akan tetapi sejumlah sambungan pada rangkaian membutuhkan tahanan listrik yang
lebih besar. Sehingga dibutuhkan komponen elektronika yang mempunyai tahanan besar,
yaitu diketemukannya resistor. Tahanan (resistor) berfungsi sebagai penahan arus.
Tahanan ini mempunyai simbol :
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 1 dari 36
Simbol amerika
Simbol eropa
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Gambar 2.1. Simbol-simbol resistor
Resistor ditemukan oleh GEORGE SIMON OHM, tahun 1827, seorang ahli fisika
berkebangsaan Jerman. Resistor atau tahanan mempunyai satuan Ω (ohm) untuk
menghormati sang penemu resistor itu sendiri. Kelompok-kelompok Resistor terdiri dari:
a. Resistor tetap (fixed resistor), yaitu resistor yang mempunyai nilai resistansi tetap,
tidak dapat berubah-ubah. Yang termasuk ke dalam resistor tetap adalah :
1. Resistor karbon, terbuat bahan karbon (sering kita temui di pasar elektronika)
2. Resistor metal film, terbuat dari bahan metal film
3. Resistor keramik, terbuat dari bahan keramik, dll.
Contoh bentuk-bentuk atau jenis-jenis resistor dapat dilihat seperti pada gambar di
bawah ini :
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 2 dari 36
Gambar 2.2. Bentuk fisik resistor berdaya rendah
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Resistor tetap mempunyai kode warna dalam menentukan nilai resistansinya.
Warna resistor ini berlaku secara internasional. Kode warna resistor terdiri dari empat
warna berbeda ataupun sama yang terdapat pada bodinya. Resistor yang mempunyai
empat kode warna adalah resistor jenis karbon, yang banyak dijual di pasar elektronik.
Pembacaan kode warna resistor dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
KODE WARNA CINCIN KE-1 CINCIN KE-2 CINCIN KE-3 (FAKTOR PENGALI)
TOLERANSI
Hitam 0 0 100
Coklat 1 1 101 ±1%
Merah 2 2 102 ±2%
Jingga 3 3 103
Kuning 4 4 104
Hijau 5 5 105 ±0.5%
Biru 6 6 106 ±0.25%
Ungu 7 7 107 ±0.1%
Abu-abu 8 8 108
Putih 9 9 109
Perak 10-2 ±10%
Emas 10-1 ±5%
Gambar 2.4. Tabel kode warna resistor dan nilai besarannya.
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 3 dari 36
Gambar 2.3. Bentuk fisik resistor berdaya tinggi
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Contoh pembacaan kode warna pada resistor karbon
Cincin warna ke-1 dengan warna : merah ; bernilai : 2
Cincin warna ke-2 dengan warna : merah ; bernilai : 2
Cincin warna ke-3 dengan warna : kuning ; bernilai : 104
Cincin warna ke-4 dengan warna : emas ; bernilai : 5%
Sehingga resistor di atas mempunyai nilai resistansi sebesar : 22 x 104 Ω +/- 5% atau
seharga dengan 220 kΩ +/- 5%.
Nilai toleransi dari resistor adalah untuk menentukan besaran nilai resistansi
maksimum dan minimum. Dari contoh di atas nilai toleransi dapat dihitung seperti
contoh di bawah ini.
Nilai toleransi resistansi = 220.000 Ω x 5 %
= 220.000 Ω x 5/100
= 220.000 Ω x 0,05
= 11000 Ω
Nilai resistansi maksimum (Rmax) = 220.000 + 11.000
= 231.000 Ω
= 231 kΩ
Nilai resistansi minimum (Rmin) = 220.000 – 11.000
= 209.000 Ω
= 209 kΩ
Contoh pembacaan kode warna pada resistor metal film
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 4 dari 36
Cincin warna ke-1
Cincin warna ke-2
Faktor Pengali
Toleransi
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Cincin warna ke-1 dengan warna : coklat ; bernilai : 1
Cincin warna ke-2 dengan warna : merah ; bernilai : 2
Cincin warna ke-3 dengan warna : merah ; bernilai : 2
Cincin warna ke-4 dengan warna : coklat ; bernilai : 101
Cincin warna ke-5 dengan warna : coklat ; bernilai : 1%
Sehingga resistor di atas mempunyai nilai resistansi sebesar : 122 x 101 Ω +/- 1%
atau seharga dengan 1220 Ω +/- 1%. Dengan cara yang sama seperti menghitung nilai
toleransi resistor karbon di atas, nilai R maksimum dan minimum dari resistor metal
film dapat dicari.
Nilai-nilai resistansi tahanan yang ada di pasar elektronika adalah :
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 5 dari 36
Cincin warna ke-1
Cincin warna ke-2
Cincin warna ke-3
Faktor Pengali
Toleransi
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Gambar 2.5. Nilai-nilai resistansi yang beredar di pasar elektronika
Daya pada Resistor tetap.
Resistor mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda dari resistor karena disesuaikan dengan pemakaian daya listriknya.
Semakin kecil ukuran resistor, semakin kecil daya listriknya. Semakin besar ukuran
resistor maka semakin besar daya listriknya.
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 6 dari 36
2,2 mm0,25 W
6,3 mm
3,2 mm0,5 W
9,2 mm
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Gambar 2.6. Bentuk dan ukuran resistor disesuaikan dengan daya listriknya
Penggunaan daya listrik resistor dapat dihitung dengan rumus :
Contoh soal :
Jika terdapat tegangan yang melewati resistor 820 ohm adalah sebesar 12 volt,
berapakah daya listriknya ?
Jawab :
Jadi resistor yang dapat digunakan pada daya tersebut adalah sebesar ¼ W.
Juga kita dapat mencari berapa daya listrik dari sebuah resistor yang akan kita
gunakan sebagai penahan arus dari sebuah lampu LED yang terpasang pada sebuah
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 7 dari 36
6 mm
14 mm
2 W
5K6 10%
9x9x50 mm
11 W
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
power supply misalnya. Dengan cara yang sama dengan contoh perhitungan di atas
kita lebih leluasa untuk mencari resistor-resistor yang akan digunakan pada sebuah
pesawat elektronika tanpa menemui kesulitan-kesulitan. Untuk resistor yang
mempunyai daya besar, banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian power supply
atau amplifier yang didesain untuk menghasilkan penguatan (output daya) yang besar.
Resistor Non Linear
Resistor jenis non linear tergolong ke dalam jenis resistor yang tetap jika tegangan
atau arus konstan atau tidak berubah. Tetapi pada beberapa rangkaian elektronika
resistor non linear ini akan berubah harga atau nilai tahanannya jika dalam rangkaian
tersebut (dalam rangkaian yang mengandung komponen-komponen resistor non
linear) tegangan dan arusnya berubah dikarenakan pengaruh dari temperature atau
cahaya yang sangat peka terhadap komponen-komponen jenis resistor non linear.
Komponen-komponen jenis resistor non linear adalah :
a. LDR ( Light Dependent Resistor) adalah resistor non linier yang
tergantung kepada cahaya.
b. NTC ( Negative Temperature co-efficient) adalah resistor non linier yang
tergantung kepada suhu rendah.
c. PTC ( Positive Temperature co-efficient) adalah resistor non linier yang
tergantung kepada suhu tinggi.
Simbol dan bentuk fisik dari resistor non linier adalah sebagai berikut :
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 8 dari 36
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Gambar 2. 7. Simbol dan bentuk fisik resistor non linier (NTC, PTC dan LDR)
b. Resistor tidak tetap atau disebut dengan resistor variable, yaitu resistor yang
mempunyai nilai resistansi yang dapat berubah-ubah. Yang termasuk ke dalam
resistor variabel adalah :
4. Potensiometer putar dan geser, adalah salah satu komponen resistor yang
dapat berubah-ubah nilai resistansinya dengan cara diputar ataupun digeser.
Potensiometer jenis ini banyak digunakan pada pesawat elektronika terutama
amplifier, radio, dan lain-lain. Pada amplifier seringkali kita temui komponen
ini untuk mengubah volume suara, pada rangkaian tone control untuk
mengubah frekuensi tinggi (treble) dan mengubah frekuensi rendah (bass)
Bentuk asli dan simbol dari potensiometer adalah sebagai barikut :
Gambar 2.8. Bentuk fisik potensiometer putar dan geser.
Penampang dari potensiometer adalah :
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 9 dari 36
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Gambar 2.9. Bagian-bagian penampang sebuah potensiometer putar
5. Trimpot, adalah singkatan dari trimmer potensiometer. Trimpot adalah suatu
komponen yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dan mempunyai daya
yang kecil yaitu berkisar antara 0,1 watt sampai dengan 0,5 watt. Trimpot
mempunyai ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Seperti yang ditunjukkan
pada gambar simbol dan bentuk trimpot di bawah ini :
Gambar 2.10. Simbol dan bentuk fisik trimpot
2. Rangkaian Resistor.
a. Rangkaian Seri
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 10 dari 36
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Apabila dua buah resistor atau lebih disambungkan satu sama lainnya,
terbentuklah sebuah rangkaian resistor. Dua buah resistor atau lebih tersebut
disambungkan pada ujung-ujungnya sehingga arus listrik mengalir melewati
masing-masing resistor secara bergiliran, maka resistor-resistor ini dikatakan
terhubung secara seri. Kita dapat menentukan nilai tahanan efektif resistor-
resistor seri dengan cara menjumlahkan nilai-nilai tahanan dari semua resistor
tersebut.
Contoh :
Pada suatu rangkaian terdapat 3 buah resistor yang dirangkaikan secara seri,
seperti pada gambar di bawah ini, tahanan efektifnya adalah 10 ohm + 10 ohm +
10 ohm = 30 ohm.
Gambar 2.11. Rangkaian seri resistor
Persamaan untuk mencari nilai tahanan efektif rangkaian seri adalah :
b. Rangkaian Paralel
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 11 dari 36
10 Ω 10 Ω 10 Ω
30 Ω
RTotal = R1 + R2 + R3……+ Rn
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Tahanan efektif dari dua buah resistor atau lebih yang terhubung secara paralel
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Contoh:
Tahanan efektif dari rangkaian di bawah ini dapat ditentukan dengan menghitung
1/Rtot = 1/10 + 1/10
= 2/10
= 0,2 Ω
Rtot = 1/0,2 Ω
= 5 Ω
c. Rangkaian Campuran.
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 12 dari 36
1 1 1 1 1 Rtot R1 R2 R3 Rn
+ ...+ +
10 Ω 10 Ω
Perhatikan :a. Nilai tahanan seri selalu lebih besar dari nilai tahanan masing-masing
resistor yang terpisah.b. Nilai tahanan paralel selalu lebih kecil dari nilai tahanan terkecil yang
ada dalam rangkaian.
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Di dalam sebuah rangkaian campuran, sebagian diantara resistor-resistor yang
ada di dalamnya terhubung secara seri sedangkan sebagian lainnya
terhubung secara parallel. Analisa terlebih dahulu kelompok-kelompok
tahanan di dalam rangkaian tersebut, yang semuanya terhubung secara seri
atau yang semuanya terhubung secara parallel. Gambarkan kembali rangkaian
tersebut dengan menggantikan tiap-tiap kelompok resistor dengan sebuah
tahanan ekivalen. Secara bertahap, sederhanakanlah rangkaian tersebut hingga
menghasilkan sebuah tahanan akhir tunggal. Perhatikan contoh di bawah ini :
Perhatikan 2 buah resistor yang terletak di dalam kotak dengan garis putus-
putus. Selesaikan terlebih dahulu perhitungan resistor yang terhubung secara
parallel tersebut, hitung dengan persamaan atau rumus untuk menghitung
tahanan efektif. Dari gambar di atas dapat dianalisa sebagai berikut :
1/Rtot = 1/10 + 1/10
= 2/10
= 0,2 ohm
Rtot = 1/0,2
= 5 Ω
penyederhanaan gambar rangkaiannya adalah :
Penyeselesaian akhirnya adalah :
Rtot = 5 Ω + 10 Ω
= 15 Ω
3. Pengukuran Resistor dengan Multimeter.
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 13 dari 36
10 Ω
10 Ω
10 Ω
5 Ω 10 Ω
15 Ω
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Gambar 2.12. Mengukur resistor dengan multimeter
Pada contoh gambar di atas, kode warna yang tertera dalam bodi resistor adalah
merah; merah; jingga; emas. Dengan melihat tabel di atas, maka diperoleh :
Merah pada cincin ke-1 mempunyai harga : 2
Merah pada cincin ke-2 mempunyai harga : 2
Jingga pada cincin ke-3 mempunyai harga pengali : 104
Emas pada cincin ke-4 mempunyai harga toleransi : 5 %, sehingga harga resistansi
dari tahanan tersebut adalah : 22 x 104 Ω +/- 5% atau 220 k Ω +/- 5%. Dalam
menganalisa harga resistansi dari sebuah tahanan dengan kode warna yang sama
dengan contoh di atas, maka langkah yang harus dilakukan dalam melakukan
pengukuran dengan menggunakan multimeter analog adalah sebagai berikut :
1. Posisikan range selector switch pada panel ohm meter, dan pada batas ukur x 1k,
agar multimeter dapat menunjukkan harga yang benar.
2. Letakkan kedua probe pada kedua kaki resistor dengan tidak memperhatikan
polaritas, karena resistor komponen elektronika yang tidak berpolar.
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 14 dari 36
Batas Ukur
Tahanan (ohm)
Range selector switchPada batas ukur 10x
Terminal (+) Terminal (-)
Resistorkarbon
10x
1kx
1x
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
3. Analisa hasil pengukuran dari data-data pengukuran yang sudah dicatat, dengan
cara dihitung. (lebih jelasnya dapat dilihat dari Buku Alat Ukur Listrik-
kurikulum KTSP 2006).
Apabila langkah-langkah seperti yang dituliskan di atas sudah dilakukan dengan
baik, akan tetapi jika dalam pengukuran resistor tersebut menemukan
ketidakcocokan nilai resistansinya antara hasil pengukuran dengan hasil menghitung
kode warnanya, maka kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang sering dilakukan
oleh seseorang dalam melakukan pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Nilai resistor hasil pengukuran akan berbeda dengan hasil analisa perhitungan
kode warna, karena adanya harga toleransi dari sebuah resistor.
2. Kesalahan dalam meletakkan multimeter pada saat melakukan pengukuran.
3. Multimeter tidak dikalibrasi terlebih dahulu
4. Tidak memposisikan range selector switch pada batas ukur ohm meter.
B. Jenis Kapasitor dan kegunaannya.
Sebuah kapasitor terdiri dari dua buah plat logam dengan sebuah lapisan isolator
(penyekat) diantara kedua pelat tersebut.
Gambar 2.13. Gambar Dielektrikum kapasitor.
Lapisan isolator yang digunakan dapat berupa sebuah lempengan plastik tipis, namun
dalam beberapa jenis kapasitor lapisan ini adalah udara. Apabila sebuah kapasitor
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 15 dari 36
Pelat logam
Kawat Terminal
Lapisan Isolator
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
disambungkan ke sebuah sumber listrik DC, elektron-elektron akan berkumpul pada
pelat yang tersambung ke terminal negatif sumber. Elektron-elektron ini akan menolak
elektron-elektron yang ada pada pelat di seberangnya. Elektron-elektron yang tertolak
akan mengalir menuju terminal positif sumber.
Gambar 2.14. Bahan dielektrikum kapasitor
Sebuah kapasitor yang disambungkan seperti ini ke sebuah sumber daya dengan seketika
akan menjadi bermuatan. Tegangan antara kedua pelatnya adalah sama dengan tegangan
sumber daya. Ketika kapasitor tersebut dilepaskan dari sumber daya, kapasitor tetap
mempertahankan muatannya. Karena lapisan isolator yang ada pada kapasitor, arus tidak
dapat mengalir melewati kapasitor. Kapasitor akan tetap bermuatan hingga waktu yang
tidak terbatas, maka kapasitor pada saat itu berfungsi menyimpan muatan listrik.
Jenis-jenis kapasitor yang banyak ditemui di pasar elektronika adalah sebagai berikut :
a. Poliester.
Bahan isolator yang digunakan adalah polyester yang mampu memberikan nilai
kapasitansi yang relatif tinggi. Kedua pelat kapasitor terbuat dari bahan kertas logam
(metal foil) atau dapat juga berupa lapisan bahan film yang disuntikan ke dalam bahan
isolator. Tumpukan kedua pelat dengan bahan isolator diantaranya dibentuk menjadi
sebuah gulungan untuk meminimalkan ukurannya dan dilapisi dengan bahan isolasi
plastik. Kapasitor-kapasitor polyester adalah kapasitor-kapasitor serbaguna dan sangat
umum digunakan.
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 16 dari 36
+++++++
-------
+ -Sumber daya
Lapisan Isolator
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Gambar 2.15. Simbol, Jenis kapasitor polyester dan poliestiren
b. Poliestiren.
Kapasitor-kapasitor jenis ini dibuat dengan cara yang sama dengan kapasitor polyester
Penggunaan poliestiren sebagai bahan isolator menghasilkan kapasitansi yang
relative lebih rendah dibandingkan dengan dengan polyester. Akan tetapi bahan ini
dapat menghasilkan nilai toleransi yang lebih rendah, sehingga sangat cocok untuk
digunakan dalam aplikasi-aplikasi rangkaian penala (tuning) dan rangkaian tapis
(filter). Bentuk seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.15.
c. Variabel.
Kapasitor-kapasitor jenis ini memiliki dua kumpulan pelat, dimana pelat-pelat
tersebut ditempatkan secara berselingan dan tersambung secara elektris. Salah satu
kumpulan pelat berada pada posisi tetap. Pelat-pelat pada kumpulan lainnya dapat
digeser-geser sehingga kita dapat mengubah jarak antara pelat-pelat kapasitor.
Perubahan jarak ini akan mengakibatkan berubahnya nilai kapasitansi. Kapasitor-
kapasitor jenis variable mempunyai ukuran besar, yang banyak digunakan untuk
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 17 dari 36
Simbolkapasitor
Jenis kapasitor Poliester Jenis kapasitor Poliestiren
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
aplikasi penalaan pada pesawat-pesawat penerima radio, memanfaatkan udara
sebagai isolatornya. Lapisan film plastik digunakan sebagai isolator pada kapasitor-
kapasitor trimmer berukuran kecil. Beberapa kapasitor trimmer memiliki sebuah
sekrup yang dapat diputar-putar untuk mengencangkan atau merenggangkan jepitan
antara pelat-pelat dan lapisan filmnya, sehinga menyebabkan berubahnya kapasitansi.
Gambar 2.16. poin a, b dan c adalah kapasitor variable, poin d adalah jenis trimmer.
d. Elekrolit kondensator (ELCO).
Kapasitor-kapasitor jenis ini digunakan untuk menyimpan muatan listrik dalam
jumlah besar. Kapasitansi dari jenis ini pada umumnya adalah 1 μF atau lebih dan
dapat mencapai hingga 10.000 μF. Dua jenis eletrolit kondensator yang paling banyak
digunakan adalah :
1. Elektrolisis alumunium
2. Kapasitor butir tantalum.
Elektrolit kondensator dapat menyimpan muatan listrik dalam jumlah besar selama
berjam-jam. Proses pengosongan muatan listriknya pun menjadi lama. Jadi hati-hati
terhadap kapasitor jenis ini. Antisipasi agar tidak terkena aliran listriknya, maka kaki
kapasitornya dihubung pendekan. Kapasitor jenis ini mempunyai polaritas
( mempunyai kutub) yang berarti bahwa kapasitor jenis ini mempunyai terminal
positif dan negatif. Kedua terminal ini harus dihubungkan dengan polaritas yang
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 18 dari 36
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
benar. Apabila pemasangan kutubnya salah, akan terjadi kapasitor tersebut meledak.
Pada kapasitor jenis butir tantalum dapat rusak hanya dalam beberapa detik karena
kesalahan polaritas sambungan.
Bahan isolator diantara kedua pelat elektrolit kondensator (khususnya tipe
alumunium) tidak sekuat bahan isolator pada jenis-jenis kapasitor lainnya. Dapat
terjadi kebocoran arus sebesar beberapa microampere diantara kedua pelat kapasitor.
Kapasitor-kapasitor jenis ini memiliki nilai toleransi yang cukup tinggi, biasanya +/-
20% atau lebih bahkan lebih besar lagi. Kapasitor-kapasitor jenis ini tidak dapat
digunakan pada rangkaian-rangkaian tapis presisi tinggi atau rangkaian timer
(pewaktu).
Kapasitor jenis butir tantalum dibuat dengan nilai-nilai kapasitansi yang lebih rendah
dibandingkan dengan tipe elektrolisis alumunium. Akan tetapi jenis ini pada
umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil, sehingga sangat berguna dalam aplikasi-
aplikasi yang melibatkan keterbatasan ruang.
Gambar 2.17. Jenis elektrolit kondensator
1. Kode Warna Kapasitor
Seperti halnya resistor, kapasitor pun mempunyai kode warna dalam menentukan
nilai kapasitansinya. Kapasitor ditemukan oleh Mikail Faraday. Kapasitor
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 19 dari 36
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
mempunyai satuan Farad, untuk menghormati yang menemukannya. Satuan terkecil
dari farad adalah μF (mikro farad), nF (nano farad) dan pF (piko farad) atau dapat
dituliskan :
Contoh kode warna pada kapasitor :
Gambar 2.18. Kode warna pada kapasitor
Pada contoh gambar 2.6. diperlihatkan contoh kode warna yang terdapat pada bodi
kapasitornya. Sama seperti pada resistor, setiap warna pada bodi kapasitor
mempunyai nilai tertentu untuk menganalisa dan menentukan nilai kapasitansinya.
KODE WARNACINCIN KE-1
dan KE-2
CINCIN KE-3 (FAKTOR PENGALI)
CINCIN KE-4 (TOLERANSI)
TEGANGAN KERJA
Hitam 0 x 1 pF ± 20%
Coklat 1 x 10 pF ± 1%
Merah 2 x 100 pF ± 2% 250V
Jingga 3 x 1 nF ± 2.5%
Kuning 4 x 10 nF 400V
Hijau 5 x 100 nF ± 5%
Biru 6 x 1 µF
Ungu 7 x 10 µF
Abu-abu 8 x 100 µF
Putih 9 x 1000 µF ± 10%
Gambar 2.19. Tabel kode warna kapasitor
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 20 dari 36
1 F = 106 μF = 109 nF = 1012 pF
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Jadi untuk menghitung nilai kapasitansi sebuah kapasitor seperti pada contoh
gambar 2.6., dapat dihitung sebagai berikut :
2. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor
Dalam suatu percobaan pada suatu rangkaian seperti di bawah ini
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 21 dari 36
A
VC1
R1
10K
B
A S1
1000 μ
6 V
0V
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Gambar 2.20. Rangkaian percobaan pengisian dan pengosongan kapasitor
Pada rangkaian percobaan tersebut memiliki sebuah saklar untuk mengisi dan
melepaskan muatan kapasitor. Rangkaian juga memiliki sebuah resistor untuk
membatasi arus menjadi lebih kecil. Karena adanya resistor ini, proses pengisian dan
pelepasan muatan kapasitor menjadi lebih lama. Langkah-langkah kegiatan praktek
untuk mengoperasikan rangkaian tersebut adalah :
1. Aturlah saklar agar berada pada posisi A untuk melepaskan muatan kapasitor
apabila kapasitor memang telah terisi.
2. Aturlah saklar agar berada pasa posisi B dan perhatikan meteran seiring dengan
terisinya muatan kapasitor.
3. Aturlah saklar untuk berada pada posisi A dan perhatikan meteran ketika kapasitor
melepaskan muatannya.
Dalam percobaan di atas, muatan mengalir terlalu cepat bagi kita sehingga tidak dapat
mengetahui secara persis apa yang terjadi. Perubahan tegangan juga dapat dilihat
secara lebih jelas, dengan menyambungkan sebuah oscilloscope pada titik dimana
voltmeter berada. Tampilan yang diperlihatkan oleh oscilloscope akan berbentuk
kurang lebih seperti berikut ini :
Gambar 2.21. Grafik pengisian muatan kapasitor
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 22 dari 36
6
volt 3
0 50 detik
Pengisian Muatan
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Ketika saklar diatur pada posisi A, tegangan pada kaki resistor yang tersambung ke
catu daya sebesar 6 volt, sedangkan tegangan kaki yang tersambung ke kapasitor
adalah 0 volt. Menurut hukum Ohm, arus yang melewati resistor adalah 6/10.000 =
600 μA. Pengisian muatan akan dimulai dan tegangan pada kapasitor (lihat grafik)
akan naik secara tajam. Tegangan R1 pada sisi catu daya tetap 6 volt, namun
tegangan pada sisi kapasitor mengalami kenaikan. Beda tegangan antara kedua
ujung resistor R1 akan berkurang. Hukum Ohm tetap berlaku, sehingga arus yang
melewati R1 berkurang. Ini berarti bahwa laju pengisian muatan C1 semakin
menurun dan kenaikan tegangan pada kapasitor akan melambat. Tegangan naik
semakin lambat hingga mencapai titik 6 volt, tidak ada perbedaan tegangan antara
kedua kaki R1 sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir melewati resistor ini.
Grafik berubah menjadi datar. Hal ini menandakan bahwa kapasitor telah terisi
penuh. Sebuah kurva yang berbentuk seperti grafik pada gambar 2.7. disebut
sebagai kurva eksponensial.
Hal sebaliknya akan terjadi ketika kapasitor melepaskan muatan listriknya. Pada
proses awal terjadi beda tegangan sebesar 6 volt antara ujung-ujung resistor R1,
sehingga arus sebesar 600 μA mengalir meninggalkan kapasitor, melewati R1,
menuju ke terminal 0 volt. Tegangan akan menjadi semakin kecil seiring dengan
pelepasan muatan kapasitor. Tegangan akan turun semakin lambat. Ketika tegangan
mencapai nol, kapasitor telah mengosongkan seluruh muatannya.
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 23 dari 36
volt
6
3
0 50 detik
Pengosongan Muatan
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Gambar 2.22. Grafik pengosongan muatan kapasitor
Pada proses pengisian dan pengosongan kapasitor, terjadi perubahan-perubahan
muatan listrik, hal tersebut terjadi karena kapasitor mempunyai fungsi sebagai
penyimpan arus listrik sementara. Pada kedua bahan dielektrikum yang membentuk
kapasitor terdapat muatan-muatan listrik yang berbeda. Pada bahan dielektrikum
pertama terdapat muatan positif dan pada sisi lainnya bermuatan negatif. Sedangkan
diantara kedua bahan dielektrikum tersebut terdapat tegangan kerja kapasitor.
Hubungan antara muatan yang berbeda pada kedua bahan dielektrikum dinyatakan
dalam Q dan tegangan antara kedua bahan dielektrikum tersebut dinyatakan dalam
V, sehingga kapasitas sebuah kapasitor dinyatakan dengan persamaan :
Dimana :
C =Kapasitas dalam farad (F)
Q =Banyaknya muatan dalam coulomb
V =Tegangan yang ada diantara keping dielektrikum dalam volt (V)
Besar kapasitas dari kondensator ini tergantung dari besar kecilnya luas pelat
kondensator dan jenis dielektrikumnya (ε), serta jarak antara kedua plat kondensator
tersebut. Oleh karena itu, kapasitas suatu kapasitor juga dapat dicari dengan
persamaan :
Dimana :
D =Luas bidang plat (cm2)
d =Jarak antara plat (cm)
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 24 dari 36
C = Q
V
C = ε .D
12,56 x d
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
ε =Konstanta dielektrikum
3. Hukum Coulomb
Pada tahun 1785, Charles Coulomb, mengadakan penelitian yang pertama
mengenai gaya yang ditimbulkan oleh dua buah benda bermuatan. Coulomb
membuat suatu kesimpulan sebagai berikut :
“Besarnya gaya interaksi antara dua buah benda titik yang bermuatan listrik
adalah berbanding lurus dengan perkalian antara masing-masing muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan titik tersebut”.
Besarnya gaya interaksi itu, dalam bentuk matematik dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Untuk muatan-muatan titik yang berada di ruang vakum (ruang hampa) atau di
udara,
(1.1)
Untuk muatan-muatan titik yang berada di medium dielektrik
(1.2)
Keterangan :
F : besarnya gaya interaksi yang dialami oleh masing-masing muatan,
satuannya Newton (N).
q1, q2 : besarnya masing-masing muatan, satuannya Coulomb ©.
ke : konstanta dielektrik dari medium (permitivitas relative).
k : konstanta pembanding dengan k = 1/ 4
e0 : permitivitas dalam vakum (ruang hampa).
0 = 8,854187818 X 10-12 C2/N.m2
Harga 0 biasanya diambil 8,9 X 10-12 C2/N. m2
r : jarak antara kedua muatan listrik satuannya meter (m).
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 25 dari 36
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Hubungan k dengan ke adalah :
(1.3)
= permitivitas dalam medium dielektrik.
Catatan :
1. Gaya interaksi adalah tarik menarik jika kedua muatan berlainan tanda dan tolak
menolak jika kedua muatan bertanda sama.
Gaya interaksi antara dua muatan listrik:
(a)dua buah muatan listrik ayang berlainan tanda.
(b)Dua buah muatan titik yang bertanda sama.
2. Gaya interaksi yang sering disebut gaya coulomb, merupakan besaran vector,
sehingga akan berlaku hukum penjumlahan secara vector.
3. Besarnya gaya coulomb yang dialami oleh muatan pertama akibat muatan kedua,
sama dengan besarnya gaya coulomb yang dialami oleh muatan kedua akibat
adanya muatan pertama.
4. permitivitas dalam udara dapat dianggap sama dengan ruang vakum (hampa
udara).
Berikut tabel dielektrikum kondensator :
Nama Isolasi Dielektrikum Nama Isolasi Dielektrikum
Udara
Gelas
Mika
Kertas Minyak
Kertas Biasa
Kertas Parafin
Fiber
Shellak
1
3 – 7
5 – 7
5
2,5
3
4 – 5
3 – 4
Karet Keras
Porselin
Ebonit
Bakelit
Marmer
Kondensa
Kerapar
Aquadex
2 – 3
5
3
2,5
7 – 9
40 – 80
80
80
Gambar 2.23. Tabel dielektrikum kapasitor
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 26 dari 36
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
4. Rangkaian Kapasitor.
a. Rangkaian Seri Kapasitor
Apabila dua buah kapasitor atau lebih disambungkan satu sama lainnya,
terbentuklah sebuah rangkaian kapasitor. Dua buah kapsitor atau lebih tersebut
disambungkan pada ujung-ujungnya sehingga arus listrik mengalir melewati
masing-masing kapasitor secara bergiliran, maka kapasitor-kapasitor ini
dikatakan terhubung secara seri. Kita dapat menentukan nilai kapasitas efektif
kapasitor-kapasitor seri dengan cara seperti contoh di bawah ini.
Pada suatu rangkaian terdapat 2 buah kapasitor yang dirangkaikan secara seri,
seperti pada gambar di bawah ini, kapasitansi efektifnya adalah :
1/Ctot = 1/10 + 1/10
= 2/10
= 0,2 F
Ctot = 1/0,2 Ω
= 5 F
Persamaan untuk mencari nilai kapasitansi efektif pada rangkaian seri adalah :
b. Rangkaian Paralel Kapasitor.
Kapasitansi efektif dari dua buah kapasitor atau lebih yang terhubung secara
paralel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 27 dari 36
CTotal = C1 + C2 + C3……+ Cn
1 1 1 1 1 Ctot C1 C2 C3 Cn
+ ...+ +
10 F 10 Ff
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Contoh:
Kapasitansi efektif dari rangkaian di bawah ini dapat ditentukan
dengan menjumlahkan besaran kapasitansinya.
Ctotal = 10 F + 10 F
= 20 F
5. Pengukuran Kapasitor dengan AVO meter
Gambar 2.24. Pengukuran kapasitor elektrolit dengan AVO meter
Mengukur kapasitor elektrolit dengan multimeter sangat mudah dilakukan, yaitu
dengan cara menempatkan kedua probe multimeter pada kedua kaki kapasitor
elektrolit yang mempunyai polaritas. Tempatkan probe (+) AVO meter ke kaki
positif kapasitor elektrolit dan tempatkan probe (-) AVO meter ke kaki negatif
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 28 dari 36
10 F 10 F
Ω
Kapasitor elektrolit
+ -
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
kapasitor elektrolit. Perhatikan pointer (jarum penunjuk pada AVO meter), apakah
menunjukkan suatu harga tahanan atau tidak, jika menunjukkan harga tahanan,
abaikan nilai tahanannya dan perhatikan jika pointer setelah menunjuk suatu harga
tertentu, posisinya bergerak kembali menuju angka nol (ke arah kiri dari AVO
meter), maka disimpulkan maka kapasitor tersebut dikatakan sistem pengisian dan
pengosongannya bekerja dengan baik. Apabila setelah dilakukan pengukuran dengan
cara yang sama, pointer tidak bergerak atau tidak menunjuk harga tahanan tertentu
atau pointer bergerak menunjuk harga dan tidak bergerak lagi ke angka nol, maka
disimpulkan bahwa kapasitor elektrolit tersebut tidak dapat digunakan atau
dikatakan rusak.
C. Kumparan/Induktor
Pada sebuah percobaan diperlihatkan bahwa ketika arus mengalir di dalam
sebuah kawat, sebuah medan magnet akan terbentuk di sekeliling kawat. Apabila
kawat digulung dan dibentuk menjadi sebuah kumparan, medan magnet yang
dihasilkan akan menyerupai medan magnet dari magnet batangan. Medan magnet
dipresentasikan oleh garis-garis gaya yang mengindikasikan arah medan magnet di
dalam dan di sekitar kumparan.
Gambar 2.25. Garis-garis gaya magnet
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 29 dari 36
U S
Arus yang
diberikanMedan Magnet
+ -
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Arus dapat menghasilkan sebuah medan magnet dan hal sebaliknya juga
berlaku. Pada gambar di bawah ini, sebuah magnet batangan yang digerakkan masuk
ke dalam sebuah kumparan menginduksikan arus pada kumparan.
Gambar 2.26. Induksi magnet
Arus akan mengalir dan beda tegangan akan dihasilkan hanya ketika magnet berada
dalam keadaan bergerak. Apabila kita membiarkan magnet diam, arus akan berhenti.
Apabila kita menggerakkan magnet keluar dari (atau menjauhi) kumparan, arus akan
mengalir ke arah yang berlawanan.
Perhatikan bahwa arus mengalir ke arah yang sama dengan arah aliran medan
magnet. Hal ini berarti bahwa arus induksi menghasilkan medan magnet dengan
kutub utaranya berada di ujung kumparan yang terdekat dengan magnet. Medan
magnet induksi ini berupaya menolak magnet (kutub-kutub sejenis saling tolak
menolak). Medan magnet ini berupaya untuk menghentikan gerakan magnet
memasuki kumparan.
1. Jenis-jenis dan bentuk Kumparan/induktor.
Kumparan atau induktor seperti halnya resistor dan kapasitor mempunyai berbagai
macam bentuk dan kegunaan. Beberapa bentuk dan kegunaannya adalah sebagai
berikut :
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 30 dari 36
SU
+ -Beda Tegangan induksi
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
a. Choke Coil, disebut juga dengan kumparan redam, yaitu kumparan yang
digunakan untuk frekuensi sebesar 50 Hz, mempunyai induktansi sebesar 8 Henry
dan tahanan dalamnya sebesar 350 0hm. Kumparan ini sering disebut dengan
nama trafo. Bentuk dan konstruksinya sering kita temui, khususnya pada
peralatan-peralatan elektronik, seperti adaptor pengganti baterai, bagian regulator
dari televisi, radio maupun amplifier. Bentuknya mempunyai ukuran yang
berbeda-beda, itu menandakan beda arusnya.
Gambar 2.27. Choke coil (trafo)
Piranti ini untuk menahan sinyal-sinyal AC frekuensi tinggi agar tidak melewati
satu bagian tertentu dari rangkaian. Sinyal-sinyal frekuensi rendah atau tegangan
DC akan dibiarkan lewat. Choke berukuran besar mempunyai bentuk seperti
trafo, sedangkan choke yang kecil terdiri dari butiran-butiran atau gelang-gelang
yang terbuat dari bahan ferit, yang dirangkaikan pada seutas kawat yang
membawa sinyal-sinyal frekuensi tinggi. Ferit adalah sebuah bahan yang
mengandung besi, sehingga bahan ini berperan sebagai inti yang menyediakan
saluran bagi garis-garis gaya magnet di sekitar kawat. Terkadang sebuah choke
dibuat dengan cara melilitkan kawat pada sebuah cincin ferit.
b. Kumparan Penala. Piranti ini digunakan pada pesawat-pesawat pemancar dan
penerima radio untuk menala (tuning) rangkaian elektronik di dalamnya agar
bekerja pada suatu frekuensi radio tertentu. Kumparan dililitkan pada sebuah
wadah plastik. Wadah ini memiliki sebuah inti ferit atau inti keramik debu besi
yang dapat diputar keluar masuk kumparan untuk menala rangkaian. Dua buah
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 31 dari 36
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
kumparan atau lebih dapat dililitkan pada sebuah wadah untuk membentuk sebuah
trafo.
Gambar 2.28. Kumparan penala (transformator frekuensi radio dengan inti udara)
2. Kode warna Induktor.
Kode warna inductor sama halnya dengan menganalisa kode warna pada resistor.
Hanya perbedaan yang mencolok adalah warna body-nya. Induktor lebih cenderung
berwarna hijau pada bodi komponennya. Induktor mempunyai satuan Henry.
KODE WARNA CINCIN KE-1 CINCIN KE-2 CINCIN KE-3 (FAKTOR PENGALI)
TOLERANSI
Hitam 0 0 100
Coklat 1 1 101 ±1%
Merah 2 2 102 ±2%
Jingga 3 3 103
Kuning 4 4 104
Hijau 5 5 105 ±0.5%
Biru 6 6 106 ±0.25%
Ungu 7 7 107 ±0.1%
Abu-abu 8 8 108
Putih 9 9 109
Perak 10-2 ±10%
Emas 10-1 ±5%
Gambar 2.29. Tabel kode warna induktor
Contoh pembacaan kode warna pada induktor :
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 32 dari 36
Cincin warna ke-1
Cincin warna ke-2
Faktor Pengali
Toleransi
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Cincin warna ke-1 dengan warna : kuning ; bernilai : 4
Cincin warna ke-2 dengan warna : merah ; bernilai : 2
Cincin warna ke-3 dengan warna : hitam ; bernilai : 100
Cincin warna ke-4 dengan warna : merah ; bernilai : 2%
Sehingga resistor di atas mempunyai nilai induktansi sebesar : 42 x 100 μH +/- 2%
atau seharga dengan 42 μH +/- 2%.
Nilai toleransi dari induktor adalah untuk menentukan besaran nilai induktansi
maksimum dan minimum. Menghitung nilai toleransi langkah-langkahnya sama
seperti menghitung nilai toleransi dari sebuah resistor.
3. Cara menggulung kumparan
Guna memperkecil efek kulit, dapat dipakai :
a. Kawat Litz, yang terdiri dari banyak kawat-kawat lembut yang dianyam menjadi
satu penghantar. Setiap kawat halus itu terisolasi dengan email.
b. Pita pipih dari tembaga (sebagai pengganti kawat bulat), terutama dipakai dalam
pemancar radio dengan daya tinggi (pada proses penggulungannya lilitan-lilitan
diberi spasi yang lebar, guna mengecilkan kapasitas liar).
c. Penghantar yang geronggong, dipakai dalam teknik frekuensi tinggi.
Guna mengecilkan kapasitas, diterapkan cara penggulungan yang macam-macam,
seperti pada gambar 2.30 berikut ini :
Gambar 2.30. Kumparan lapis ganda untuk mengecilkan kapasitas
Keterangan :
r = jari-jari kumparan (cm)
p = panjang (cm) √ (9r + 10p) L
N = banyaknya lilitan 0,39r2
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 33 dari 36
1 2 3 4
11 10
5 6 7
89121314d
p
r
N =
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
L = induktansi (μH)
4. Faktor kualitas Q
Perbandingan antara reaktansi induksi (XL) dan kerugian-kerugian yang ada pada
kumparan (r) disebut faktor kualitas (Q) atau :
Persamaan tersebut digunakan dalam sirkit-sirkit dengan daya pilah (selektivitas)
tinggi, diperlukan kumparan dengan faktor Q yang besar. Selain itu digunakan
dalam sirkit-sirkit yang perlu meluluskan suatu jalur frekuensi yang lebar,
diperlukan faktor Q yang kecil.
D. Evaluasi
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf a,b,c,d atau e.
1. Tahanan atau resistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai :
a. Penahan Tegangan c. Penahan Arus e. Penahan Panas
b. Penahan Daya Listrik d. Penahan Muatan
2. Resistor atau tahanan mempunyai satuan Ω (ohm) untuk menghormati sang penemu
resistor itu sendiri. Resistor ditemukan oleh :
a. Mikail Faraday c. Kirchoff e. Mikail Simon Ohm
b. George Boole d. George Simon Ohm
3. Resistor terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Resistor tetap dan resistor carbon c. Resistor Metal Film dan Kertas
b. Resistor Metal film dan resistor variable d. Resistor tetap dan resistor variable
c. Resistor Metal Film dan carbon
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 34 dari 36
Q = XL
r
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
4. Resistor mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda dari resistor karena disesuaikan dengan pemakaian :
a. Daya listriknya c. Arus listrik e. Panas atau suhu
b. Tegangan Listrik d. Muatan Listrik
5. Resistor jenis non linear tergolong ke dalam jenis resistor yang tetap jika tegangan
atau arus konstan atau tidak berubah, tetapi dipengaruh oleh :
a. Temperature dan cahaya. c. Arus listrik e. Panas atau suhu
b. Tegangan Listrik d. Muatan Listrik
6. Potensio meter putar dan geser, adalah salah satu komponen resistor yang dapat
berubah-ubah nilai resistansinya dengan cara diputar ataupun digeser, termasuk ke
dalam resistor jenis :
a. Resistor tetap c. Resistor Metal Film
b. Resistor metal film d. Resistor variable
c. Resistor karbon
7. Trimpot, adalah singkatan dari trimmer potensiometer. Trimpot adalah suatu
komponen yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dan mempunyai daya yang
kecil yaitu berkisar :
a. 0,1 watt s/d 0,5 watt. c. 0,5 watt e. 0,1 s/d 1 watt
b. 0,1 watt d. 1 watt
8. Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai :
a. Penyimpan Tegangan c. Penyimpan Arus e. Penyimpan Panas
b. Penyimpan Daya Listrik d. Penyimpan Muatan
9. Kapasitor mempunyai satuan Farad untuk menghormati sang penemu kapasitor itu
sendiri. Kapasitor ditemukan oleh :
a. Mikail Faraday c. Kirchoff e. Mikail Simon Ohm
b. George Boole d. George Simon Ohm
10. LDR singkatan dari kata :
a. Ligth Diode Resistor c. Led Dependent Resistor e. Led Diode Resistor
b. Ligth Dependent Resistor d. Lay out Dependent Resistor
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 35 dari 36
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika untuk Kelas X
Uraian
1. Apa fungsi dari resistor ?
2. Gambarkan symbol resistor untuk amerika dan symbol resistor untuk eropa ?
3. Berapakah nilai induktansi di bawah ini dilihat dari kode warnanya ?
4. Sebutkan bagian-bagian penampang dielektrikum sebuah kapasitor elektrolit !
Dadan Juansah, S.Pd. SST. Halaman 36 dari 36