an dan pengorganisasian komunitas.print
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………. 1
1.2 Tujuan ………………………………………………………….. 2
BAB II PENGEMBANGAN PENGORGANISASIAN KOMUNITAS
2.1 Pengembangan Komunitas
Definisi …………………………………………………………. 4
Ciri-ciri …………………………………………………………. 5
Langkah-langkah ……………………………………………….. 5
Prinsip-prinsip pengembangan komunitas ……………………... 9
Bentuk-bentuk program pengembangan komunitas ………….... 9
2.2 Pengorganisasian Komunitas
Definisi ……………………………………………………….. 10
Tujuan dan sasaran pengembangan komunitas ……………….. 12
Tokoh masyarakat dalam pengorganisasian komunitas ……..... 13
Katalis dalam pengorganisasian komunitas …………………… 14
Model pengorganisasian komunitas …………………………. . 12
Tahap-tahap pengorganisasian komunitas …………………… 16
BAB III KESIMPULAN ……………………………………………….... 21
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawatan Kesehatan masayarakat adalah selain mencakup perawatan
kesehatan keluarga juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
luas,membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan sendiri serta
memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemmpuan yang ada pada
mereka sebelum mereka meminta bantuan pada orang lain.
Perawatan kesehatan masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, sertta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu , keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawtan
kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pelayanan kesehatan utama atau primary health care merupakan
pendekatan yang praktis untuk melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat ditingkat individu, keluarga dan masyarakat, dalam bentuk yang dapat
diterima dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dengan melibatkan
partisipasi sepenuhnya dari masyarakat.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan di bidang kesehatan yang
didasari ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, dan
guyuban serta masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat, sejak lahir sampai
meninggal (Lokakarya Keperawatan, 1983).
Oleh karena itu, keperawatan merupakan sistem yang paling cocok untuk
peningkatan kesejahteraan dan peningkatan kesehatan masyarakat. Dari tujuan
dan sasaran kesehatan dan keperawatan adalah sama yaitu individu, keluarga, dan
masyarakat yang sehat ataupun sakit dengan pendekatan promtif dan preventif
yang bertujuan untuk memberikan kemampuan untuk hidup mandiri memenuhi
kebutuhan fisik sehari-hari.
Untuk dapat melatih kemandirian masyarakat diperlukan berbagai pengetahuan
yang harus dikuasai oleh Perawat Kesehatan Masyarakat, diantaranya adalah
Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, pendekatan edukatif, dan
berbagai teori pendekatan perubahan perilaku.
1.2 Tujuan
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk menjelaskan konsep pengembangan
dan pengorganisasian komunitas sebagai salah satu bagian dalam konsep
keperawatan komunitas.
BAB II
PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN KOMUNITAS
Definisi komunitas menurut Denver (1991) adalah keseluruhan elemen
masyarakat beserta kelembagaan yang ada di dalamnya. Sedangkan menurut
WHO (1974), masyarakat di definisikan sebagai suatu pengelompokkan sosial
yang ditentukan oleh batas-batas geografi serta kesamaan nilai-nilai dan interes.
Pada umumnya anggota-anggotanya saling mengenal dan berinteraksi. Komunitas
berfungsi dalam struktur sosial tertentu serta menerapkan dan membentuk norma-
norma tertentu pula.
Definisi masyarakat menurut Koentjaraningrat (1990) adalah sekumpulan
manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan
hidup manusia yangberinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat continue dan terikat oleh suatu rasa indentitas bersama. Ciri-ciri
masyarakat antara lain ialah adanya interaksi diantara sesama anggota masyarakat,
menempati wilayah dengan batas-batas tertentu, saling tergangtung satu sama
lain, memiliki adat istiadat atau kebudayaan, dan memiliki identitas bersama.
Pengetahuan mengenai pengorganisasian masyarakat dan perencanaan
program sangat penting bagi tenaga kesehatan masyarakat yang tugasnya memang
untuk mempromosikan dan melindungi kesehatan masyarakat. Perencanaan
program merupakan suatu proses merencanakan intervensi untuk membantu
memenuhi kebutuhan populasi target.
Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari suatu
pembangunan kesehatan nasional, selain itu juga merupakan bagian integral dari
pembangunan social dan ekonomi masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam
perencanaan, pengorganisasian, dan pengelolaan upaya kesehatan termasuk upaya
perawatan diri, pada akhirnya akan menjadi tumpuan kemandirian masyarakat
dalam hal kesehatan .
Berbagai kegiatan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan telah
banyak dilakukan di desa atau kelurahan dengan budaya kerjasama, gotong
royong, musyawarah, serta peluang-peluang kemandirian mereka seperti
kemandirian dalam pembiayaan kesehatan. Peran serta masyara kat merupakan
hal yang mutlak diperlukan dalam pembangunan kesehatan.
Untuk mengatasi persoalan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat,
tenaga professional kesehatan masyarakat harus memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang khusus. Mereka harus mampu mengidentifikasi masalah,
mengembangkan suatu rencana untuk menyelesaikan setiap masalah,
mengumpulkan sumber yang diperlukan untuk menjalankan rencana tersebut dan
kemudian mengevaluasi hasil untuk menentukan derajat kemajuan yang berhasil
dicapai.
2.1 PENGEMBANGAN KOMUNITAS
Definisi
Menghidupkan tenaga masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya
sendiri secara swadaya sebatas kemampuannya (Dasar – dasar keperawatan
keshatan masyarakat)
Suatu usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat
agar dapat menggunakan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai
kesejahteraan yang lebih baik (Keperawatan Kesehatan Komunitas)
Usaha untuk membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemampuan terorganisasi, berkomunikasi, dan
menguasai lingkungan fisiknya. (Bhattacarya)
Pengembangan yang bertujuan mempengaruhi kehidupan masyarakat dimana
keberhasilannya sangat tergantung pada kemauan masyarakat untuk aktif
bekerjasama. (T.R. Betten)
Usaha-usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat
agar dapat menggunakan semua kemampuan baik alam maupun tenaga yang
dimiliki secara lebih baik, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak
melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
(Yayasan Indonesia Sejahtera)
Ciri – Ciri
Ciri-ciri pengembangan komunitas adalah :
1. Langkah berantai, satu langkah mendahului langkah yang lain.
2. Intensitas setiap langkah bisa berbeda, tergantung pada situasi dan kondisi
yang ada di daerah atau masyarakat tersebut.
3. Tiap langkah mempunyai dasar rasional.
4. Mempunyai tujuan – tujuan proses belajar.
5. Secara kumulatif akan menghasilkan perubahan yang diharapkan.
6. Hakekatnya merupakan rangkaian yang mencerminkan lingkaran
pemecahan masalah dan proses perubahan.
Langkah – Langkah
Adapun langkah-langkah pengembangan komunitas dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pendekatan tingkat desa
Pendekatan desa bertujuan supaya para pemuka desa mengerti apa yang
dimaksud dengan pendekatan edukatif, mendukung pendekatan ini, serta
bersepakat untuk mensukseskannya
Pelaksanaan, dihadiri oleh kepala desa, Lembaga Ketahanan masyarakat desa
(LKMD), Pemuka masyarakat desa
Bentuk pendekatan tingkat desa berupa pertemuan khusus dan pertemuan
rutin, seperti dalam rembuk desa. Pertemuan khusus misalnya pertemuan
dengan para tenaga pembangunan desa (yang terdiri dari kader kesehatan,
kader pembangunan desa, promotor kesehatan, dll) Latar belakang
pembentukan untuk memudahkan masyarakat berkomunikasi dengan orang –
orang yang berasal dari lingkungan mereka sendiri dengan latar belakang
yang sama.
Kriteria tenaga pembangunan desa :
Berasal dari masyarakat, lingkungan, dimana mereka akan bekerja.
Diterima oleh masyarakat.
Kesediaan dan kemauan untuk bekerja membangun desanya
Mempunyai waktu untuk meaksanakan tugas membangun desa.
Bentuk tenaga pembangunan desa
Kader kesehatan
Kader pembangunan desa
2. Survei Diri (Community self survey ; css)
Survey diri merupakan suatu pengenalan lingkungan sendiri, baik situasi
maupun masalahnya yang dilaksanakan oleh tenaga pembangunan desa.
Tujuan survey diri adalah mendapatkan gambaran data dan masalah menurut
kacamata masyarakat sendiri, yang mungkin sekali tidak sama dengan yang
diperoleh petugas (provider), sehingga program yang dikembangkan bertolak
dari kebutuhan dan masalah yang betul – betul dirasakan oleh masyarakat
dan menurut asumsi provider.
Langkah – langkah
a. Orientasi atau latihan
Orientasi perbandingan menunjukkan kepada para tenaga pembangunan
desa keadaan desa lain yang sudah lebih maju. Tujuan orientasi agar dapat
membandingkan dengan desa mereka dan supaya mereka menyadari bahwa
desa mereka bukanlah keadaan desa yang telah ideal, melainkan masih perlu
dan bisa ditingkatkan.
Cara orientasi:
- Anjang sana ke desa lain
- Pemutaran slide dan film tentang desa yang lebih maju
- Orientasi dengan menceritakan melalui foto – foto tentang kemajuan yang
dicapai desa lain
Sebelum mengumpulkan data para tenaga pembangunan desa perlu mendapatkan
latihan dan penjelasan mengenai berbagai hal seperti berikut:
- Pengertian CSS dan mengapa perlu dilakukan
- Macam – macam data yang dikumpulkan
- Cara mengumpulkan data
- Cara mengolah data secara sederhana dan cara menyimpulkannya
- Cara menyajikan data secara sederhana dan mudah dipahami masyarakat
b. Pengumpulan data
Cara pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cara Observasi
(pengamatan) dan Wawancara (interview). Jenis data yang dikumpulkan
dapat berupa masalah yang dirasakan (KIA, KB, gizi, kesling, dan
sebagainya) dan penyebab masalah tersebut.
Penyajian data
Tujuan penyajian data :
- masyarakat menyadar situasi lingkungan mereka dan mengetahui masalah
yang mereka hadapi
- menarik perhatian masyarakat terhadap masalah yag dihadapi
- menggugah keinginan masyarakat untuk memperbaiki masalah tersebut
Cara penyajian data :
- Mengundang kepala – kepala keluarga untuk berkumpul khusus untuk
penyajian data
- Menyelipkan pada pertemuan – pertemuan rutin yang telah ada
Hasil yang diharapkan :
- Masalah yang disajikan dirasakan oleh masyarakat
- Prioritas masalah, yang dianggap perlu dipecahkan segera
- Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan secara aktif.
3. Perencanaan
Bentuk pertemuan tingkat desa berupa musyawarah masyarakat, lokakarya
mini, rembuk desa. Pertemuan ini merupakan lanjutan dalam menindaklanjuti
hasil penyajian data dari tenaga pembangunan desa terhadap keluarga –
keluarga. Pertemuan ini dihadiri oleh tenaga pembangunan desa, kepala desa
dan aparatnya yang terkait, LKMD dan unsur – unsur dibawahnya (PKK,
Karang taruna, dan sebagainya), pemuka – pemuka masyarakat desa,
provider tingkat kecamatan
Hal – hal yang dibicarakan
- Hasil CSS yang dilakukan tenaga pembangunan desa :
Masalah yang dirasakan masyarakat
Masalah yang diprioritaskan
Kesediaan peran serta masyarakat dalam pemecahan masalah
- Sumbangan pikiran dari berbagai pihak yang menghadiri
- Menyusun rencana penanggulangan masalah seperti :
Inventarisasi masalah
Menentukan berbagai alternatif pemecahan masalah
memprioritas masalah yang perlu penanggulangan secepatnya
Menyusun perencanaan program kerja pemecahan masalah yang telah
disepakati bersama.
4. Pelaksanaan dan penilaian
Pelaksanaan dan penilaian dalam pengambangan masyarakat meliputi :
Mempersiapkan tenaga pelaksana yang diambil dari tenaga-tenaga
pembangunan, seperti kader kesehatan, dasawisma, promoter kesehatan desa.
Pihak yang melakukan pelatihan adalah pusat kesehatan masyarakat dan
pelatihannya disesuaikan dengan kebutuhan. Strategi pelatihan sebagai
berikut :
- Menekankan latihan dan pengetahuan praktis yang lebih diarahkan pada
penerapan keterampilan
- Metodologi latihan praktis lebih banyak peragaan dan simulasi
- Metode diskusi kelompok untuk pengetahuan praktis.
Tenaga-tenaga pembangunan desa melaksanakan kegiatan sesuai dengan
rencana yang telah disusun, sehingga mereka diharapkan dapat menjadi
motivator pembangunan desa, sedangkan provider harus tetap memberikan
bimbingan teknis secara teratur.
Penilaian kegiatan yang telah dilaksanakan dilakukan sewaktu program
sedang berjalan dalam bentuk monitoring dan pada akhir program.
5. Pemantapan dan pembinaan
Bentuk-bentuk pemantapan dan pembinaan :
- Bimbingan langsung yang berkesinambungan dari provider
- Penampilan film-film atau slide pembangunan
- Kunjungan tamu luar
- Wisata karya tenaga pembangunan desa dan pemuka masyarakat untuk
menyajikan pengalamannya dalam pertemuan-pertemuan
- Perlombaan-perlombaan
- Penerbitan bulletin berkala
Prinsip-prinsip pengembangan komunitas
1. Program ditentukan oleh atau bersama dengan masyarakat
2. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat
3. Dalam melaksanakan kegiatan harus selalu diberikan bimbingan, pengarahan
dan dorongan agar suatu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya
4. Selama proses petugas harus bersedia mendampingi masyarakat dengan
mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses
Bentuk-bentuk program pengembangan komunitas
1. Program integrative: pengembangan masyarakat melalui koordinasi dinas-
dinas teknis terkait atau yang lebih dikenal dengan kerja lintas sektoral
2. Program adaptive: pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah
satu instansi atau departemen yang bersangkutan saja secara khusus
melaksanakan kegiatan tersebut atau yang lebih dikenal dengan kerja sama
lintas program
3. Program proyek: pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha-usaha
terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan
wilayah tersebut
2.2 PENGORGANISASIAN KOMUNITAS
Masalah kesehatan masyarakat bisa saja kecil dan sederhana ataupun besar
dan kompleks. Masalah kecil dan sederhana yang bersifat lokal dan melibatkan
sedikit orang dapat diselesaikan melalui bantuan sekelompok kecil masyarakat
dan pengaturan yang minimal. Masalah yang lebih besar dan kompleks yang
melibatkan seluruh lapisan masyarakat membutuhkan keterampilan dan sumber
daya yang signifikan untuk penyelesaiannya. Untuk masalah semacam itu, upaya
yang lebih besar harus dikerahkan untuk mengatur warga suatu komunitas agar
mau bekerjasama menerapkan solusi akhir untuk masalah tersebut.
Definisi
Pengorganisasian komunitas adalah suatu proses yang terjadi di
masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan, menentukan prioritas dari
kebutuhan tersebut, serta berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara
gotong royong.
Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat
dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas
dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk
berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas
berdasarkan sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal
dari luar, dengan usaha secara gotong-royong. (S.Notoatmodjo,1997).
Pada pengertian tersebut diatas ada 3 aspek penting yang terkandung di
dalamnya:
1. Proses
a. Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin pula tidak
b. Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari adanya kebutuhan
c. Dalam prosesnya ditemukan unsur-unsur kesukarelaan, kesukarelaan
timbul karena adanyakebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau
prakarsa untuk mengatasinya
d. Kesukarelaan terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kelompok atau masyarakat
e. Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya
ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya
menyadarkan mayarakat untuk mengatasinya
f. Selanjutnya menginstruksikan kepada masyarakat untuk bersama-sama
mengatasinya
2. Masyarakat, diartikan sebagai kelompok besar yang mempunyai :
a. Batas-batas geografis
b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari
kelompok yang lebih besar
c. Kelompok kecil yang menyadari masalah harus dapat menyadarkan
kelompok yang lebih besar
d. Secara bersama-sama mereka mencoba mengatasi masalah dan memenuhi
kebutuhannya
3. Memfungsikan masyarakat, untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka
harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk
membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesehatan masyarakat
b. Menyusun rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh
keseluruhan masyarakat
c. Melakukan upaya penyebaran rencana agar masyarakat dapat
menyebarkan rencana tersebut.
Salah satu faktor yang penting dalam pengorganisasian komunitas adalah
rencana kegiatan yang menurut Subiyakto A. (1978) terdapat dua bentuk seperti
yang diuraikan berikut ini :
1. Bentuk langsung (direct) yang langkah-langkahnya terdiri dari :
a. Identifikasi masalah atau kebutuhan yang dapat dilakukan melalui tokoh
masyarakat (key person) atau bisa juga melalui musyawarah kelompok
(komunitas).
b. Perumusan masalah yang dinyatakan dengan cara yang menggugah serta
dapat menarik minat dan partisipasi masyarakat. Sebaliknya bila tidak
dilakukan dengan baik mungkin dapat mendatangkan kegagalan.
c. Menggunakan nilai-nilai sosial sesuai dengan yang dianut oleh masyarakat
setempat.
2. Bentuk tidak langsung (Indirect)
Disini diperlukan adanya individu-individu yang meyakini tentang adanya
masalah/kebutuhan yang bila dilakukan tindakan tertentu akan memberi manfaat
kepada masyarakat. Selanjutnya orang-orang ini harus mampu meyakinkan pihak
lain tentang hal itu. Secara formal orang-orang ini misalnya pihak pemerintah,
tetapi bisa juga secara informal yakni melalui “key person” seperti dikemukakan
diatas.
Tujuan dan Sasaran Pengorganisasian Komunitas
Tujuan utama dari pengorganisasian komunitas dan adanya model
kemitraan dalam masyarakat adalah meningkatnya jumlah dan mutu kegiatan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara operasional dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Meningkatkan kemampuan pemimpin (tokoh masyarakat) dalam merintis
dan menggerakkan upaya kesehatan di masyarakat.
Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan.
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan secara mandiri
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali, menghimpun,
dan mengelola dana atau sarana masyarakat untuk upaya kesehatan.
Sasaran peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan adalah sebagai berikut:
Individu yang berpengaruh atau tokoh masyarakat, baik formal maupun
informal.
Keluarga
Kelompok masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan seperti organisasi profesi, lembaga
swadaya masyarakat, dan sebagainya.
Masyarakat umum di desa (kelurahan), kota, dan pemukiman khusus.
Tokoh Masyarakat dalam Pengorganisasian Komunitas
Dalam masyarakat biasanya terdapat beberapa orang tertentu yang menjadi
tempat bertanya dan meminta nasihat anggota masyarakat lainnya mengenai
urusan-urusan tertentu. Mereka ini seringkali memiliki kemampuan memengaruhi
orang lain untuk bertindak dengan cara-cara tertentu. Pengaruh perubahan yang
dimiliki tokoh masyarakat bisa secara formal (bupati, camat, lurah, BPD, dan
lainnya) maupun non-formal (kyai, ulama, kader, dan lainnya). Pengaruh formal
terjadi jika ditunjang oleh kekuatan atau birokrasi formal. Sedangkan pengaruh
non-formal diperbolehkan bukan karena jabatan resminya akan tetapi karena
kemampuan dan hubungan antar pribadi mereka dengan anggota masyarakat.
Pada tokoh masyarakat ini memainkan peranan penting dalam proses
penyebaran inovasi. Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua tokoh masyarakat
aktif terhadap inovasi. Mereka dapat mempercepat maupun memperlambat. Oleh
karena itu, perawat komunitas harus menaruh perhatian khusus kepada tokoh
masyarakat pada sistem social yang menjadi binaan. Keterlibatan tokoh
masyarakat sangat penting dalam pemberdayaan kesehatan masyarakat. Teknik
yang dapat digunakan untuk menentukan siapa tokoh dalam masyarakat adalah
sebagai berikut :
Teknik Sosiometri, dilakukan dengan menanyakan anggota masyarakat
kepada siapa mereka meminta nasihat atau mencari informasi. Pemimpin
adalah mereka yang banyak disebut oleh responden. Teknik ini adalah alat
ukur yang paling valid untuk menentukan individu yang dianggap
pemimpin oleh masyarakatnya. Kelemahannhya adalah sulit dilakukan
jika sistem social yang digunakan memiliki populasi besar.
Teknik Informat Rating,merupakan teknik focus dengan menyanyakan
langsung kepada narasumber di masyarakat yang dianggap mengenal
dengan baik situasi sistem sosial dalam mengunakan teknik ini petugas
harus dapat mengidentifikasi para narasumber yang betul-betul mengenal
masyarakat yang dimaksud.
Katalis dalam Pengorganisasian Komunitas
Katalis dapat diartikan sebagai seseorang atau sesuatu yang mendorong
adanya perubahan.katalis dapat mengarahkan pada dialog yang efektif dalam
komunitas, memfasilitasi tindakan kolektif, dan memecahkan masalah yang
umum terjadi. Enam jenis katalis adalah sebagai berikut :
Stimulus internal. Stimulus dari dalam komunitas dapat terjadi jika
masyarakat sadar akan masalah kesehatan yang ada diwilayahnya.
Agen perubahan. Seorang perawatn komunitas atau petugas dituntut untuk
berperan sebagai agen perubahan yang menyadarkan masyarakat akan
maslaah kesehata yang memerlukan perubahan sosial.
Inovasi. Perawat komnitas juga dituntun untuk berfikir kreatif dan
menciptakan pembaharuan dalam memecahkan masalah kesehatan yang
ada di komunitas.
Kebijakan. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau instansi formal
seharusnya dapat menstimulus komunitas untuk bertindak.
Ketersediaan teknologi. Perkembangan teknologi akan memudahkan
perkerjaan perawat komunitas ketika bersinggungan dengan masyarakat.
Media massa.media massa berfungsi untuk menubah opini public yang
dirancang untuk mengubah perilaku indivu atau kelompok agar dapat
mengadopsi hal-hal yang baru yang disampaikan oleh perawat komunitas.
Model Pengorganisasian Komunitas
Pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat
Menurut Ross (1995) terdapat tiga jenis pendekatan dalam pengorganisasian
masyarakat sebagai berikut :
1. Spesific content objective approach / Pendekatan bertujuan khusus
Adalah pendekatan baik perseorangan (promotor kesehatan desa), lembaga
swadaya atau badan tertentu yang telah merasakan adanya kepentingan bagi
masyarakat dapat mengajukan suatu program untuk memenuhi kebutuhan yang
dirasakan kepada instansi yang berwenang. Namun disini perlu memperhatikan
faktor waktu, yang pemenuhannya harus bersifat segera. Misalnya program
penanggulangan sampah.
2. General content objective approach / Pendekatan bertujuan umum
Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengkoordinasi berbagai usaha dalam
wadah tertentu. Disini masalah koordinasi merupakan hal yang penting, walaupun
disadari bahwa koordinasi tidak boleh bersifat paksaan. Sebaliknya dipilih
hal/masalah-masalah tertentu saja dahulu, karena perlu diingat bahwa koordinasi
memerlukan pematangan situasi terlebih dahulu (conditioning). Kegiatan ini bisa
dilakukan baik oleh pemerintah ataupun organisasi nonpemerintah
(nongovernment organization). Misalnya program pos pelayanan terpadu yang
melaksanakan 5 sampai 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus, seperti
KIA, KB, gizi, imunisasi, penanggulangan diare, penyediaan air bersih, dan
penyediaan obat-obat esensial.
3. Process objective approach / Pendekatan proses
Adalah pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan
oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi
masalah, analisa, menyusun perencanaan penanggulangan masalah, pelaksanaan
kegiatan sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan, dimana
masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki. Dan yang dipentingkan dalam pendekatan ini
adalah partisipasi masyarakat atau peran serta masyarakat dalam pengembangan
kegiatan. Salah satu contohnya adalah kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) yang
dibentuk dengan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Tahap-Tahap Pengorganisasian Masyarakat
Adi Sasongko, 1978 menyebutkan langkah-langkah dalam pengorganisasian
masyarakat sebagai berikut :
1. Persiapan Sosial
Dalam praktek perawatan kesehatan tujuan persiapan sosial adalah mengajak
partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan selanjutnya sampai
dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program
praktek perawatan kesehatan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam persiapan
sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan-persiapan yang harus dilakukan baik
aspek teknis, administratif dan program-prorgam kesehatan yang akan
dilaksanakan.
a. Pengenalan masyarakat
Tahap pengenalan masyarakat dapat dilakukan melali jalur formal
(informal leader), sebagai pihak yang bertanggung jawab secara teknis
administratif dan birokratif suatu wilayah yang akan dijadikan daerah binaan.
Pendekatan terhadap informal leader umumnya melalui pemerintahan
setempat yang bertanggung jawab terhadap wilayah tersebut dan pusat
kesehatan masyarakat (puskesmas) atau instansi terkait yang bertanggung
jawab dalam bidang kesehatan masyakat. Pendekatan ini didahului melalui
surat permintaan daerah binaan yang akan dijadikan lahan praktek dilengkapi
proposal rencana pembinaan suatu daerah binaan.
Pendekatan tokoh-tokoh informal hendaknya lebih ditujukan kepada
PKMD / LKMD, PKK, kader kesehatan dan dasa wisma atau promotor
kesehatan desa yang berkaitan erat dengan pemeliharaan dan perawatan
kesehatan masyarakat.
Hal ini penting dilakukan karena masyarakat Indonesia masih bersifat
paternalistik, dengan dikenalnya pemimpin-pemimpin masyarakat formal dan
informal, diharapkan penyebaran gagasan dan kegiatan mendapatkan
dukungan penuh dari masyarakat, sehingga mereka berpartisipasi secara
penuh dalam kegiatan tersebut.
b. Pengenalan masalah
Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh
yang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat pada saat ini, diperlukan
interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam. Hal ini
dapat dilakukan melalui survei kesehatan masyarakat dalam ruang lingkup
terbatas. Sehingga masalah-masalah yang dirumuskan benar-benar masalah
yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karena itu keterlibatan
masyarakat mulai saat ini sangat diperlukan, sehingga mereka menyadari
sepenuhnya masalah yang mereka hadapi dan mereka sadar bagaimana cara
mengatasi masalah tersebut, dan hal ini sangat menentukan keberhasilan
program perawatan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
c. Penyadaran masyarakat
Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :
Menyadari masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi
Secara sadar mereka mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan
penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
Mereka tahu cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan upaya pelayanan
kesehatan dan keperawatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang
ada pada mereka.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan
pelayanan kesehatan dan keperawatan diperlukan suatu mekanisme yang
terencana dan terorganisasi dengan baik, seperti kita ketahui berbagai istilah
yang sering dipergunakan dalam rangka menyadarkan masyarakat, yaitu :
Loka karya mini kesehatan
Musyawarah masyarakat desa
Rembuk desa
Hal-hal yang mendapat perhatian dalam penyadaran masyarakat adalah :
Libatkan masyarakat secara keseluruhan baik formal maupun informal,
sehingga mereka sadar bahwa itu adalah masalah mereka bersana yang
perlu segera diatasi
Dalam menyusun rencana penanggulangan masalah sesuaikan dengan
potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Hindari konflik dari berbagai kepentingan dalam masyarakat
Kesadaran dari kelompok-kelompok kecil masyarakat hendaknya
disebarkan kepada kelompok masyarakat yang lebih luas
Adakan interaksi dan interelasi dengan tokoh-tokoh masyarakat secara
intensif dan akrab, sehingga mereka dapat dimanfaatkan untuk usaha
motivasi, komunikasi sehingga dapat menggugah kesadaran masyarakat
Dalam mengatasi sifat-sifat paternalistik masyarakat dapat memanfaatkan
jalur kepemimpinan masyarakat setempat dalam mendapat legitimasi dari
pihak pemerintah setempat untuk mempercepat kesadaran masyarakat.
2. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam mini lokakarya, atau
dalam musyawarah masyarakat desa, maka langkah selanjutnya adalah
melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan yang telah disusun. Dan beberapa hal
yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan===
masalah kesehatan masyarakat adalah :
Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan
masalah
Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang
tersedia di masyarakat
Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai
kemampuan dalam penanggulangan masalah
3. Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka
waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian dapat dilakukan dalam 2 cara, yaitu:
Selama kegiatan berlangsung, disebut juga penilaian formatif, penilaian ini
dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai
perencanaan penanggulangan masalah yang disusun. Penilaian semacam ini juga
dapat disebut dengan monitoring. Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil
yang akan dicapai.
Setelah program selesai dilaksanakan, disebut juga penilaian sumatif, penilaian ini
dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan,
atau disebutkan juga penilaian pada akhir program. Sehingga dapat diketahui
apakah tujuan atau target tertentu dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan
telah tercapai atau belum.
4. Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan daripada kegiatan yang dilakukan,
dan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Perluasan kuantitatif, yaitu perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang
dilakukan, apakah pada wilayah setempat ataupun di wilayah lainnya sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat
Perluasan kualitatif, yaitu perluasan arti meningkatkan mutu atau kualitas
kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasaan dari
masyarakat yang dilayani.
BAB III
KESIMPULAN
Pengetahuan mengenai pengorganisasian masyarakat dan perencanaan
program sangat penting bagi tenaga kesehatan masyarakat yang tugasnya memang
untuk mempromosikan dan melindungi kesehatan masyarakat. Pengorganisasian
masyarakat merupakan suatu proses untuk membantu masyarakat dalam
mengenali masalah atau tujuan umum, memobilisasi sumber daya, dan dengan
cara lain membangun serta menerapkan strategi untuk mencapai tujuan yang telah
mereka tetapkan bersama.
Pembangunan masyarakat merupakan suatu orientasi bagi masyarakat
yang berbasis kekuatan bukan berbasis kebutuhan, dan lebih ditekankan pada
identifikasi, pengembangan, dan pengambilan hasil dari asset masyarakat. Untuk
dapat melatih kemandirian masyarakat diperlukan berbagai pengetahuan yang
harus dikuasai oleh Perawat Kesehatan Masyarakat, diantaranya adalah
Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, pendekatan edukatif, dan
berbagai teori pendekatan perubahan perilaku.
Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
McKenzie,James F. 2007. Kesehatan Masyarakat: Suatu Pengantar. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sumijatun,dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Keperawatan Kesehatan Komunitas
PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN KOMUNITAS
Annisa Fathi Fauzia 220110070132
Widadini 220110070116
Nurulita Istiqomah Alamsyah 220110070069
Dian Anggraeni 220110070060
Mariana Oktavia 220110070081
Siti Haryati 220110070028
Maria Nurrita 220110070109
Dita Pramestuti 220110070059
Winda Apria Sari 220110070080
Rosy Januar Halim 220110070130
Haerul Imam 220110070134
Agung Try Yuliana Yusup 220110070031
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
Langkah pengembangan masyarakat,
1. Pengembangan potensi : penyadaran masyarakat bahwa lingkungan
memiliki potensi
2. Tingkatkan kualitas potensi yang ada, misalkan desa dengan potensi salak
tinggi dengan memberikan pengetahuan mengenai olahan salak, sehingga
pemanfaatan bisa meningkat tidak hanya dengan sistim panen jual saja.
Peningkatan mutu ini bisa memberdayakan kelompok-kelompok
masyarakat (ibu pkk dan lain-lain) tanpa perlu membentuk kelompok baru.
Teori ini bukan murni teori keperawatan namun mengambil dari teori
sosial
Dalam bidang kesehatan. Ibu- rumah tangga yang notabene memiliki
kegiatan lebih sedikit dimanfaatkan dengan memberikan pelatihan untuk
peningkatan gizi anak, lihat juga kegiatan yang sering di ikuti ibu-ibu
tersebut sehingga dapat memanfaatkan waktu dengan baik.
Unsur-unsur :
1. Program yang terencana
2. Swadaya masyarakat (masyarakat harus dapat berdiri sendir tanpa terlalu
tergantung dengan tenaga kesehatan yang memberikan bantuan
pengembangan masyarakat.
3. Bantuan dari luar
4. Integrasi
Prinsip pengambangan masyarakat.
Kemungkinan kita akan menemukan dua hal, antara masyarakat aktif dan
masyarakat pasif. Jika terbentur dnegan msyarakat pasif maka dekati
perangkat desa yang biasanya memang lebih mudah menggerakan
masyarakatnya.
Contoh-contoh pendekatan masyarakat :
Potensi wilayah, kewilayahan, kondisi, ekonomi, politik. Manajement, politik,
sistem.
Wilayah : jika pertanian, pertanian memiliki musim taman
FMD : forum msyarakat desa. Kita memfungsikna, mengorganisasikan
masyarakat secara tersturktur.
Keduahal ini memiliki 2 kunci yaitu pengembangan kemandirian dan
pemberdayaan dengan tahapan-tahapan yang telah tersusun.
koleksifanfiction.wordpress.com
yang penting disini adalah komunkasi dengan masyarakat
ilmu yang kita berikan bukan materi