pedoman pengorganisasian

45
MANAJEMEN KEPERAWATAN TENTANG KETENAGAAN A. Latar Belakang Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam aspek keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan. Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan. Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri. Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi (P. Siagian). Manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (LiangLie) Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies,1989). Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan

Upload: yunanik

Post on 15-Nov-2015

451 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

organisasi adalah

TRANSCRIPT

MANAJEMEN KEPERAWATAN TENTANG KETENAGAANA. Latar Belakang Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam aspek keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan. Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan. Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi (P. Siagian). Manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (LiangLie)Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies,1989). Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itu sendiri.

BAB IITinjauan Teoritis

A. PENGERTIAN Ketenagaan adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan untuk tercapainya tujuan individu, organisasi dimana di berkarya

1. REKRUT TENAGA DAN SELEKSI Yang perlu diperhatikan : Profil karyawan keperawatan saat itu. - Program recruiting. - Metode recruiting. - Program pengembangan tenaga baru. - Prosedur penerimaan. * Data biografi. * Surat rekomendasi. * Wawancara. * Psychotest.2. PENJADWALAN Penentuan pola dins dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal atau unit tertentu.Pertimbangan pimpinan dalam penjadwalan :- Berapa lama jadual disiapkan ?- Hari apa kalender penjadualan mulai ?- Hari libur mingguan dapat dipecah/beruntun.- Waktu kerja maksimum dan minimum ?- Berapa lama waktu untuk mengajukan libur mingguan/cuti.- Berapa lama sebelumnya jadual dapat dilihat oleh staf.- Berapa lama penggantian/rotasi shift ?- Apakah ada tenaga ekstra (part time) ?- Bagaimana penjadualan yang disusun secara sentralisasi oleh Karu, supervisor, kepala instalasi rawat nginap ?- Bagaimana menciptakan komunikasi terbuka antara staf ?

2.1 PRINSIP PENJADUALAN1.Keseimbangan kebutuhan tenaga dan pekerjaan serta rekreasi.2.Siklus penjadualan serta jam kerja adil antar staf.3.Semua karyawan ditugaskan sesuai siklus.4.Bila jadual sudah dibuat penyimpangan dilakukan dengan surat permohonan.5.Jumlah tenaga serta komposisi cukup untuk tiap unit dan shift.6.Jadual harus dapat meningkatkan perawatan yang berkesinambungan dan pengembangan kerja tim.

2.2 PENYEBAB OVER STAF- Frekuensi dan variasi tidak dapat diramalkan.- Kecenderungan pimpinan membuat kompensasi dengan menghitung tenaga berdasarkan sensus maksimal.- Keluhan pasien tentang pelayanan.- Delegasi untuk diagnostik.

3. PENANGGULANGAN TENAGA Manfaat pertukaran dinas yang sesuai pola kehidupan perawat. - Perawat dapat menyusun pola hidupnya dalam keluarga. - Memudahkan kepala ruangan mengevaluasi.

3.1 . MACAM-MACAM CARA DINAS : - 7 jam/shift : 6 hari kerja : 40 jam/minggu. - 8 jam/shift : 5 hari kerja : 40 jam/minggu. - 10 jam/shift : 4 jam kerja : 4 jam/minggu.

3.2. PERHITUNGAN TENAGA KEPERAWATAN. 3.2.1.Peraturan Menkes RI No. 262/Menkes/Per/VII/1979Tentang perbandingan tempat tidur dengan jumlah perawat :RS tipe AB perbandingan minimal.3 4 perawat : 2 tempat tidur.

3.2.2.Hasil workshop perawatan di ciloto, 1971.Jumlah perawat : Pasien = 5 : 9/shift, dengan 3 shift/24 jam dengan perhitungan sbb :- Hari kerja efektif/tahun : 225 260 hari.- Libur mingguan : 52 hari.- Cuti tahunan : 12 hari.- Hari besar : 10 hari.- Sakit/Izin : 12 hari.- Cuti hamil rata-rata : 29 hari.

3.2.3.Menurut Depkes Filipina tahun 1984.-Jam rata-rata pasien dalam 24 jam.* Interna 3,4 jam.* Bedah 3,5 jam.* Bedah dan interna 3,4 jam.* Post partum 3,0 jam.* Bayi 2,5 jam.* Anak-anak 4,0 jam.Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk 1981 :- Level I (Minimal) : 3,2 jam.- Level II (Intermediate) : 4,4 jam.- Level III (Maksimal) : 5,6 jam.- Level IV (intensif care) : 7,2 jam.

Catatan : BOR = * PT* TT B. PERENCANAAN KETENAGAAN Merupakan Proses estimasi terhadap jumlah sumber daya keperawatan berdasarkan tempat, ketrampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan keperawatan dan Meramalkan atau memperkirakan siapa mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya serta Dilakukan dengan Analisis Kebutuhan Nakep.Tujuan : Analisis situasi tenaga keperawatan yaitu Untuk mengetahui jumlah tenaga perawat yang sesuai dengan kebutuhan (memadai), perlu dilakualn analisis kebutuhan jumlah tenaga perawat. Ada dua langkah dalam kegiatan ini yaitu:Pertama, melakukan analisis situasi tenaga perawat untuk mengetahui deskripsi jenis kegiatan, deskripsi beban kerja, deskripsi pola beban kerja dan deskripsi produktivitas kerja tenaga perawat.Secara garis besar metode yang dapat digunakan dalam kegiatan ini dibagi menjadi dua, yaitu: Work Sampling dan Time Study , dimana work sampling lebih mudah dan praktis dilakukan, terutama bila yang ingin diketahui beban kerja dan jenis penggunaan waktu saja, tanpa memperhatikan kualitas kerjanya.

C. KLASIFIKASI PASIENKlasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Menurut Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) membagi klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan menggunakan standar sebagai berikut :a. Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari1) kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri2) makanan dan minum dilakukan sendiri3) ambulasi dengan pengawasan4) observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift5) pengobatan minimal dengan status psikologi stabil6) perawatan luka sederhana.

b. Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari1) kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu2) observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam3) ambulasi dibantu4) pengobatan dengan injeksi5) klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat6) klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.

c. Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari1) semua kebutuhan klien dibantu2) perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan3) observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam4) makan dan minum melalui selang lambung5) pengobatan intravena perdrip6) dilakukan suction7) gelisah / disorientasi8) perawatan luka kompleks.

D. METODE PENUGASAN Prinsip pemilihan metode penugasan adalah : jumlah tenaga, kualifikasi staff dan klasifikasi pasien. Adapun jenis-jenis metode penugasan yang berkembang saat ini adalah sebagai berikut :1. Metode Fungsional

Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat luka kepada semua pasien di bangsal.

Kelebihan :1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tiugas yang jelas dan pengawasan yang baik.2) Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga.3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau belum berpengalaman.

Kelemahan :1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan.3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja.

2. Metode Perawatan Tim

Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif (Douglas, 1992).Tujuan Metode Tim :1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif2) Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar3) Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda Konsep Metode Tim :1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik jika didukung oleh kepala ruang.Kelebihan :1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.3. Memungkinkan komunikasi antar timsehingga konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan kepada anggota tim.

Kelemahan :1. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu )2. Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu3. Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur 3. Metode PrimerMetode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.Konsep dasar metode primer :1) Ada tanggungjawab dan tanggunggugat2) Ada otonomi3) Ketertiban pasien dan keluarga Kelebihannya :a. Model praktek profesionalb. Bersifat kontinuitas dan komprehensifc. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri kepuasan perawatd. Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya

Kelemahannya :a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.b. Biaya lebih besar

4. Metode KasusSetiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care.

Kelebihan :a. Perawat lebih memahami kasus per kasusb. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

Kekurangan :a. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawabb. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang aman

E. TANGGUNG JAWAB DALAM KETENAGAAN Dibawah ini dijelaskan beberapa tugas atau tanggung jawab Kepala Ruangan (Karu), Ketua Tim (Katim) dan Anggota Tim;Secara umum, masing kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda, antara lain :

1. Tanggung Jawab Karu :a) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari stafb) Membantu staf menetapkan sasaran dari ruanganc) Memberi kesempatan katim untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan managemend) Mengorientasikan tenaga barue) Menjadi narasumber bagi timf) Mendorong kemampuan staf untuk menggunakan riset keperawatang) Menciptakan iklim komunikasi terbuka

2. Tanggung Jawab Katim :

a) Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluargab) Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana keperawatan (renpra), menerapkan tindakan keperawatan dan mengevaluasi renprac) Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis melalui komunikasi yang konsistend) Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas asuhan keperawatan melalui konfrense) Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan oleh anggota timf) Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan

3. Tanggung Jawab Anggota Tim :

a) Melaksanakan perawatan sesuai renpra yang dibuat katimb) Memberikan perawatan total/komprehensif pada sejumlah pasienc) Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama katim tidak ada di tempatd) Berkontribusi terhadap perawatan *observasi terus menerus * ikut ronde keperawatan * berinterkasi dgn pasien & keluarga * berkontribusi dgn katim/karu bila ada masalah

F. Cara Perhitungan Jumlah dan Kategori Tenaga Keperawatan

a. Metode DouglasDalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga pearawat di rumah sakit,didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam teragantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada table di bawah ini:

Jumlah pasienKlasifikasi Pasien

MinimalParsialTotal

Pagi Siang Malam PagiSiangMalamPagiSiangMalam

1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40

30,150,420,300,810,450,211,080,900,60

dst

Contoh :Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total. Minimal Partial Total Jumlah Pagi 0.17 x 3 = 0.51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 orang

b. Metode Rasio

Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.Metoda ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan.Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :Tipe RSTM/TTTPP/TTTPNP/TTTNM/TT

A & B1/(4-7)(3-4)/21/31/1

C1/91/11/5

D1/151/21/62/3

KHUSUSDISESUAIKAN

Keterangan :TM = Tenaga MedisTT = Tempat TidurTPP = Tenaga Para Medis PerawatanTPNP = tenaga para medis non perawatanTNP = tenaga non medisCara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.

c. Metode GilliesGillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di satuy unit perawatan adalagh sebagai berikut:A x B x C = F = H(C - D) x E G

Keterangan :A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hariB = rata-rata jumlah pasien /hariC= Jumlah hari/tahunD = Jumlah hari libur masing-masing perawatE = jumlah jam kerja masing-masing perawatF = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahunG = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahunH = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

Prinsip perhitungan rumus Gillies :Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :a. waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = x 4 = 1 jam , keperawatan partial (partial care ) = x 4 = 3 jam , keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.

b. Waktu keperawatan tidak langsung menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari

c. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/kliend. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan rata rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus : Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 % Jumlah tempat tidur x 365 hari

*Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.* Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari minggu/libur = 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8 hari).* Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari)* Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan /cadangan ).* Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %

Contoh :Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari. Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total). Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam kerja perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)*Jumlah jam keperawatan langsung*Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam*Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam* Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jamJumlah jam = 63 jam*Jumlah keperawatan tidak langsung 17 orang klien x 1 jam = 17 jam*Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam

Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari : 63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari 17 orang

Jumlah tenaga yang dibutuhkan :

4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 = 15,06 orang ( 15 orang ) (365 73) x 7 2044

d. Metode SwansburgJumlah rata-rata pasien/ hari x jumlah perawat/ pasien/ hari Jam kerja/ hariContoh :Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari. Jumlah jam kontak langsung perawat klien = 5 jam /klien/hari.

1. total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jamjumlah perawat yang dibutuhkan : 85 / 7 = 12,143 ( 12 orang) perawat/hari

2. Total jam kerja /minggu = 40 jamjumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84 shift/minggujumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang (jumlah staf sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7 jam/shift).

Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari pagi : siang : malam = 47 % : 36 % : 17 % Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang

*Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang*Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang* Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang

G. Standar Ketenagaan Perawatan Dan Bidan Di Rumah SakitPelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja yang ada pada masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yangdigunakan adalah sebagai berikut :a. Rawat inapberdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan :1. tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus2. rata-rata pasien per hari3. jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien4. jam perawatan yang diperlukan/ ruanagan / hari5. jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hariNo Jenis kategoriRata rata pasien / hariRata- rat jam perawatpasien /hari *Jumlah jam perawat/hari (cxd)

Abcde

12345Pasien P.DalamPasien bedahPasien gawatPasien anakPasien kebidanan1081313,54104,52,535321013,52,5

Jumlah 2393,0

Keterangan :* berdasarkan penelitian dari luar negeriJadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:Jumlah jam perawatan = 93 = 13 perawatJam kerja efektif per shift 7Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi) dengan :1. Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)Jumlah hari miggu dalam setahun + cuti + hari besar x Jumlah perawat tersediaJumlah hari kerja efektif

52 +12 + 14 x 13 = 3,52862. Perawat atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (non-nursing jobs)Seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi= 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat/ bidan)

Tingkat ketergantungan pasienPasien diklasifikasikan berdasarkan pasda kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/asuhan kebidanan, meliputi:a. asuhan keperawatan minimalb. asuhan keperawatan sedangc. asuhan keperawatan agak beratd. asuhan keperawatan maksimalContoh kasus:No Kategori*Rata rata jumlah pasien / hariJumlah jam perawat/hari **Jlh jam perawatan ruangan/hari (cxd)

abcde

1234

Askep minimalAskepsedangAskep agak beratAskep maksimal 771112,003,084,156,1614,0021,5645,566,16

Jumlah 2687,37

Keterangan:* : uraian ada pada model Gillies di halaman depan** : berdasarkan penelitian di luar negeriJumlah perawat yang dibutuhkan adalahJumlah jam perawatan ruangan/ hari = 87,37 = 12,5 perawat Jam kerja efektif perawat 7

ditambah (factor koreksi) dengan :loss day:52 +12 + 14 x 12,5 = 3,4286non-nursing jobs 25%(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (12,5 + 3,4) x 25% = 3,9Jadi, jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi= 12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8 (dibulatkan menjadi 20 orang perawat/ bidan)b. Jumlah tenaga untuk kamar operasi1. Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi :a. jumlah dan jenis operasib. jumlah kamar operasic. Pemakain kamar operasi (diprediksi 6 jam perhari) pada hari kerjad. Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/ im)Tingkat ketergantungan pasien:a. Operasi besar: 5 jam/ operasib. Operasi sedang: 2 jam/ operasic. Operasi kecil: 1 jam / operasiJml. Jam perawatan/ hari x jml. Operasi) x jml perawat dlm tim x 2 jam kerja efektif/ hariContoh kasus:Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian:operasi besar: 6 orang; operasi sedang: 15 orang; operasi kecil: 9 orangcara penghitungan:{(6 x 5 jam) + (15 x 2) + (9 x 1)} x 2 = 19,71 + 1 (perawat cadangan inti) 7 jamc. Di Ruang PenerimaanKetergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menitKetergantungan di RR : 1 jam1,15 x 30 = 4,92 orang (dibulatkan 5 orang)7Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan olehCSSD.

d. Jumlah tenaga di Instalasi Gawat DaruratDasar perhitungan di gawat darurat adalah:a. rata-rata jumlah pasien perharib. Jumlah jam perawatan perharic. Jam efektif perhariContoh kasus:rata-rata jumlah pasien perhari = 50jumlah jam perawatan perhari = 4 jamJam efektif perhari = 7 jamJadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:50 x 4 = 28,6 = 29 orang + loss day ( 78 x 29) = 29 orang + 8 orang = 37 orang 7 286

PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI GAWAT DADURATBAB IPENDAHULUANRumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks yang difungsikan untukmenyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. Semakin luas pelayanan kesehatandan fungsi rumah sakit tersebut, maka akan semakin kompleks peralatan dan fasilitas yangdibutuhkan. Kerumitan tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi bahaya yangsangat besar, tidak hanya bagi pasien, tenaga medis dan tenaga non medis, tetapi jugapengunjung rumah sakit.Disadari ataupun tidak, potensi bahaya di rumah sakit sangat luas, selain penyakitpenyakit infeksi juga ada potensi bahayabahaya lain yang mempengaruhi kesehatan dankeselamatan manusia di rumah sakit. Yaitu potensi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi danpsikososial.Perkembangan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Indonesiaakhirakhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi kedokteran.Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus mengedepankan peningkatan mutupelayanan kepada masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan KeselamatanKerja (K3) di rumah sakit.Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian serius dalamupaya melindungki kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanankesehatan, maupun keberadaan sarana, prasarana, obatobatan dan logistik lainnya yang ada dilingkungan rumah sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dankedaruratan termasuk kebakaran dan bencana yang berdampak pada pekerja rumah sakit, pasien,pengunjung dan masyarakat disekitarnya.Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RS Era Medika tahun 2012 (K3 RS Tahun2012) ini merupakan pedoman yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan pengelolaan K3RS Era Medika dan dapat mengantikan peran standar K3 RS terdahulu yang dikenal denganKebakaran, Keselamatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana. Pedoman K3 RS Era Medika Tahun2012 ini sebagai acuan lebih komprehensif karena di dalamnya terdapat Standard KesehatanKerja yang mencakup standar penanggulangan kebakaran dan kewaspadaan terhadap bencana.Menyadari kompleksitas permasalahan K3 ini, untuk mengatur masalah terkaitkeselamatan dan kesehatan kerja, pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan perundangan diindonesia telahmenetapkan berbagai macam peraturan maupun perundangan terkait denganpermasalahan K3 ini, diantaranya dalam undang-undang Nomor 23 tahun1992 tentangKesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) harusdiselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahayakesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.Disamping itu pemerintah juga terus memperhatikan dan mengatur masalah K3 ini melaluibeberapa dokumen negara lainnya seperti : Pedoman Manajemen Kesehatan dan KeselamatanKerja yang tertuang dalam SK MENKES nomor 432/Menkes/SK/IV/2007 dan juga Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit yang tertuang dalam Kepmenkes RI nomor1087/Menkes/VIII/2010 yang diharapkan dapat menjadi dasar hukum pelaksanaan K3.Oleh karena itu, pihak pengelola RS Era Medika diharapkan dapat menerapkan upayaupaya yang mendukung terciptanya K3 di RS. Selain itu, agar penyelenggaraan K3 RS lebihefisien, efektif dan terpadu, maka direktur RS memandang perlu di buatnya suatu pedomanmanajemen K3 di RS Era Medika yang di dalam nya melibatkan pengelola dan seluruh pegawaiRS Era Medika untuk mendukung tercapainya kondisi kerja yang sehat dan selamat.Standart K3 RS Era Medika tahun 2012 ini dibuat dengan mengacu pada berbagai macamsumber baik itu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1087/Menkes/VIII/2010, standart K3 RStahun 2009 yang diterbitkan oleh Depkes RI, Pedoman Manajemen K3 RS No.432/Menkes/SK/IV/2007, dan juga sumbersumber lain yang diharapkan dapat diterapkan diseluruh Rumah Sakit sebagai bagian dalam pengelolaan Rumah Sakit dan sebagai salah satuparameter penilaian Akreditasi Rumah Sakit yang diamanatkan oleh UndangUndang no 44tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB IIGAMBARAN UMUM

PENGERTIANa.Kesehatan Kerja Menurut WHO / ILO (1995)Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatanfisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisipekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yangmerugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatulingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secararingkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepadapekerjaan atau jabatannya.b.Kesehatan dan Keselamatan KerjaUpaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatanpara pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.c.Manajemen K3 RS Era MedikaSuatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di RS RS EraMedika.B.TUJUAN DAN SASARAN PEDOMANTujuan dari pedoman K3 RS Era Medika tahun 2012 ini terdiri dari tujuan umum dantujuan khusus yang penjabarannya ditunjukkan sebagai berikut:a.Tujuan umumTerciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM RumahSakit Era Medika, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/ pengantar pasien,masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses pelayanan rumah sakitberjalan baik dan lancar.b.Tujuan khusus1.Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS2.Meningkatkan kesadaran dalam K3 bagi manajemen, pelaksana dan pendukungprogram.3.Terpenuhinya syaratsyarat K3 di setiap unit kerja4.Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK.5.Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh.6.Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah Sakit Era Medika.c.Sasaran K3RS Era Medika Tahun 2012 adalah:1.Pengelola rumah sakit (seluruh pegawai di semua unit kerja)2.SDM yang ada di rumah sakit (pasien dan pengunjung pasien)

C.MANFAATa.Manfaat bagi rumah sakit1.Meningkatkan mutu pelayanan dan citra rumah sakit2.Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakitb.Manfaat bagi pegawai1.Melindungi pegawai dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)2.Melindungi terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)c.Manfaat bagi pasien dan pengunjungMeningkatkan tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan di RS EraMedika yang meningkatkan kesadaran serta keselamatan dan kesehatan di RS EraMedika.D.UPAYA K3 DI RS ERA MEDIKAUpaya K3 di RS menyangkut tenaga kerja, cara/metode kerja, alat kerja, proses kerjadan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan danpemulihan. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante daritiga komponen K3 yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja.Adapun yang dimaksud dengan istilah tersebut diatas adalah:a.Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannyadengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.b.Beban Kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik maupun nonfisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat diperberat oleh kondisilingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik.c.Lingkungan Kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik,kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja dalammelaksanakan pekerjaannya

BAB V Stuktur Organisasi IGDSTRUKTUR ORGANISASI IGDRSU RAJAWALI CITRA Kepala instalasi IGDDr Christin MasitohSK: Pelaksana Pelayanan KeperawatanPurwati budi A, Amd KepRusti Indriyani, Amd KepShinta novitasari,Amd KepAgianevi H, Amd KepWijiati, Amd.KepRiwi Meikayati, Amd.KepKepala Penanggungjawab Pelayanan KeperawatanSiswantini Catur P, Skep, NsSK :Kepala Ruang IGDYunanik Ermayani, Amd KepSK :Kepala bagian keperawatanAri Widyawati, S Kep.NsSK : Kepala Sub Bag RajalWahyu Handayani,S kepSK :

BAB VI Uraian JabatanYunanik Ermayani, Amd.Kep1. Mengkoordinasikan program kerja keperawatan IGD dan protap dengan Manajemen Keperawatan.2. SDMa. Merencanakan jadwal jaga perawat, jadwal meeting IGD (meeting intern IGD, koordinasi rabu, pimpinan, dan manajemen).b. Merekap dan melaporkan evaluasi absensi tiap bulan.c. Merekap dan melaporkan overtime bulanan IGD ke bagian SDM.3. Keuangana. Menghitung jumlah sift bulanan perawat IGD.b. Melaporkan rekapan pulsa telepon IGD.c. Merekap dan melaporkan jumlah (prosentase dan bagian perseorangan) OK dan HCU.4. Membimbing perawat baru5. Bendahara zakat RSU Rajawali Citra6. Tim akreditasi

Purwati Budi Astuti, Amd.Kep1. Tim K3 dan pasien safety.2. Pengecekan dan bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan pulsa telepon khusus IGD.3. Merekap data pasien dengan pasien pengunjung.4. Tim akreditasi.

Rusti Indriyani, Amd.Kep1. Bendahara IGD (kas IGD, iuran pengajian, iuran PPNI, dan pengadaan barang.2. Mengelola buku diit pasien IGD, permintaan zakat, pengadaan air mineral untuk pasien IGD serta pelaporan ke bagian SDM tiap bulan.3. Menyusun dan menghitung jumlah pasien intoksikasi untuk pelaporan ke Dinas Kesehatan.4. Menyusun dan menetapkan perencanaan ATK diserahkan ke bagian SDM serta pelaporan inventaris ATK.5. Menyusun dan menetapkan perencanaan kebutuhan rumah tangga (plastik, tissue, handsoap, dll)

Shinta Novitasari, Amd.Kep 1. Merekap data pasien rujuk/ rujukan dari RS/ instansi kesehatan (dari luar dan ke luar).2. Menghitung jumlah pasien IGD tiap bulan (emergency dan non emergency).3. Menghitung dan merekap 10 penyakit terbanyak dan penyakit lain yang ada di IGD.

Agianevi Hardiana, Amd.Kep1. Mengkoordinasikan dan bertanggungjawab atas persediaan bahan dan obat di IGD (brand, tampon, kassa, dan stok obat).2. Merencanakan pengadaan barang dan alat yang belum ada atau rusak, diinventariskan dan didokumentasikan, serta pengecekan alat jika ada yang rusak kepada yayasan.3. Merekap dan pemantauan pasien infeksi setelah operasi (pasien kontrol).4. Tim INOS / PPI5. Membuat SOP (Standar Operasional Prosedur) keperawatan.6. Tim akreditasi

Wijiati, Amd.KepBertanggungjawab pelaporan SPM1. Merekap dan melaporkan kepuasan pelanggan untuk pelaporan ke bagian SDM.2. Menghitung dan merekap jumlah pasien meninggal (DOA dan DOS) disertai alur atau tindakan-tindakan yang sudah dilakukan.3. Menghitung dan melaporkan waktu tanggap (jam datang dan jam tertangani) setiap bulan.

Siswantini Catur Pamungkas, S.Kep.,Ns1. Menyusun protap keperawatan dan program kerja IGD dan berkoordinasi dengan kepala ruang IGD.2. Mengkoordinir dan pelaporan SPM setiap bulan ke bagian SDM.3. Sekretaris dan bertanggungjawab dalam administrasi IGD (mengetik jadwal, membuat undangan, notulen, dan daftar hadir tiap ada pertemuan/meeting).4. Melaporkan tugas SPM setiap bulan5. Tim manajemen keperawatan IGD6. Tim akreditasi

Riwi Meikayati,Amd.Kep.1. Memantau penyeterilan ruangan serta kebersihan IGD.2. Menyusun dan melaporkan bila ada pasien KLB dan bencana ke bagian managemen keperawatan.3. Mengkoordinir setiap ada tugas bakti sosial dan P3K ke luar RS (perawat dan ABHP).4. Merekap data pasien visum5. Menghitung dan mendokumentasikan kasus pasien life saving.

BABVII POLA KERTENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

POLA KETENAGAAN KEPERAWATANNo.JabatanKualifikasiJumlah yangadaJumlah yangdibutuhkanSelisih(+/-)1.Kepala Keperawatan1.Pendidikan S1 Keperawatan.2.Pengalaman sebagai kepalakeperawatan 2 tahun.3.Pengalaman dalam manajemenkeperawatan.4.Memiliki kemampuan memimpin.5.Berwibawa.2.Supervisor1.Pendidikan D3/S1 keperawatan.2.Memiliki kemampuan dalampengekokaan keperawatan.3.Kepala Unit GawatDarurat1.Pendidikan D3 Keperawatan.2.Pengalaman kerja 3 tahun diUGD.3.Mempunyai sertifikat PPGD/BCLS.4.Perawat Pelaksana UGD1.Pendidikan D3 Keperawatan.2.Mempunyai sertifikat PPGD.5.Kepala Poliklinik1.Pendidikan D3 Keperawatan.2.Pengalaman di ruang Poliklinik3 tahun.3.Mampu mengelola asuhankeperawatan di ruangPoliklinik.4.Pelatihan BLS/PPGD.

Kegiatan orientasi(sesuai manajemaen)

BAB X PERTEMUAN /RAPATPertemuan/ rapat dilakukan setiap satu bulan sekali pada hari Senin minggu pertama yang diikuti oleh IGD, OK, HCU, dan poli spesialis.

BAB XI PELAPORAN Pelaporan hasil rapat ditulis dalam buku meeting. IGD menjadi notulen, OK bertugas mengetik, dan HCU bertugas mengirimkan hasil meeting melalui email.

a. PELAPORAN HARIAN Pelaporan harian sudah terdokumentasi dalam buku register per-shift atau terdata dalam transaksi SIRS per-shift.

PELAPORAN BULANANPelaporan bulanan pasien sudah terhitung sesuai dengan kategori triase.

PELAPORAN TAHUNAN Pelaporan tahunan sudah terevluasi setiap tahunnya serta terdapat tindak lanjut

BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA

IGDFARMASIKASIRRMRANAPOBSGYNPOLI SPESIALISPENUNJANG MEDIS1. Laboratorium2. Radiologi3. Fisioterapi