ikma10fkmua.files.wordpress.com … · web viewbab i. pendahuluan. latar belakang. salah satu...
Post on 06-Feb-2018
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu fungsi puskesmas sebagaimana tercantum dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 128/Menkes/SK/II/2004 adalah
sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama bagi pelayanan kesehatan
perorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas merupakan
gerbang pertama yang harus dilalui ketika seseorang merasa sakit sebelum
merujuk ke tempat pengobatan lain.
Puskesmas di era perkembangan teknologi yang kian pesat seakan
menjadi sepi akan pengunjung. Masyarakat tampaknya lebih memilih untuk
berobat langsung ke rumah sakit meski dengan keluhan penyakit yang
tergolong ringan serta biaya yang jauh lebih mahal dengan alasan fasilitas
yang lebih lengkap dan memadai. Padahal, menurut fungsinya, puskesmas
adalah unit pelayanan kesehatan strata pertama. Masyarakat tanpa melalui
rujukan dari Puskesmas langsung memilih rumah sakit atau dokter spesialis
untuk berobat. Hal ini membuat fungsi tersebut kurang dapat dijalankan
dengan maksimal.
Sekalipun berbagai hasil telah dicapai, namun dalam pelaksanaannya
Puskesmas masih menghadapi berbagai masalah, diantaranya adalah
keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal. Sampai saat
ini Puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki serta
belum mampu mendorong kontribusi sumber daya dari masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya Puskesmas.
Sering kita jumpai banyak isu negatif di masyarakat tentang Puskesmas.
Antara lain adalah pelayanan tidak memuaskan, petugas kurang ramah,
fasilitas yang kurang, dan masih banyak persepsi lainnya. Hal ini membuat
Puskesmas hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Sehingga upaya-
upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan kurang bisa berjalan optimal
karena kurangnya peran serta dari masyarakat.
1
Peran serta yang diberikan masyarakat tergantung dari persepsi awal
mereka terhadap puskesmas. Wikipedia mengartikan persepsi adalah sebuah
proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris
mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu
seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada
kenyataan itu sendiri. Oleh sebab itu sering kita mendengar ungkapan Persepsi
menetukan aksi. Persepsi masyarakat tentang puskesmas akan berpengaruh
kepada sikap masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
oleh puskesmas. Dalam hal ini persepsi positif sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk kemajuan Puskesmas.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit utama dari penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan melingkupi pengertian yang
luas, bukan saja dalam hal fisik. Hal ini didasarkan pada pengertian dari
konsep sehat PBB, yaitu kondisi sempurna fisik, mental dan sosial bukan
hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan no 128 tahun 2004, definisi dari
puskesmas adalah adalah unit penyelenggara teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian
upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
3
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,
tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing
puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2.1.2 Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan,
upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya
masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
4
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat
inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.
2.1.3 Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
Indonesia Sehat 2010.
2.2 Analisis Persepsi
2.2.1 Definisi dari Persepsi
Perception is the process of attaining awareness or understanding of
the environment by organizing and interpreting sensory information
(wikipedia; 2011). Berdasarkan pengertian diatas, yang disebut sebagai
persepsi adalah suatu proses mencapai suatu kewaspadaan atau pemahaman
5
dari lingkungan dengan mengorganisir dan menginterpretasi informasi
sensorik. Persepsi manusia sangat erat kaitannya dengan alat indera, dan
pengolahan informasi oleh otak.
Bimo Walgito (2001) menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses
yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya
rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga
individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya. Hal ini
menjelaskan bahwa persepsi terjadi melalui proses internal seseorang akibat
dari tanggapan akan lingkungan.
Davidoff mengartikan persepsi sebagai proses pengorganisasian dan
penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga
didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam
diri individu.
Lebih lanjut, manusia lebih banyak berperilaku berdasarkan pada
persepsi yang mereka buat dari suatu kenyataan, bukan berdasarkan
kenyataan yang sebenarnya. Persepsi dengan begitu bersifat subjektif, oleh
sebab itu berbeda antara satu orang dan lainnya.
6
BAB III
ISI
Instrumen yang digunakan dalam makalah ini adalah kuesioner dengan
metode wawancara. Jumlah sampel survei yang kami gunakan adalah sebanyak 35
orang. Responden adalah warga kecamatan Mulyorejo dan dipilih secara acak.
Kuesioner tersebut berisi pertanyaan seputar persepsi masyarakat tentang
Puskesmas. Dan berikut adalah tabel hasil wawancara dengan masyarakat.
Simpulan PertanyaanPernah ke
Puskesmas
Tidak pernah ke
Puskesmas
1. Datang ke Puskesmas
2. Tindakan pertama saat sakit
a. Dibiarkan saja dulu
b. Beli obat di warung/
apotek
c. Ke puskesmas
d. Ke praktek dokter swasta
e. Lainnya, sebutkan
3. Alasan berobat ke
Puskesmas
4. Alasan tidak memilih ke
Puskesmas
24
6
12
2
3
Olah raga
-Murah
-Diajak orang tua
-Ada JPS
-Terjangkau
-Dekat
-Obat cocok
-Dosis rendah dulu
-Tidak ada pilihan
-Obat lengkap
-Layanan kurang
memuaskan
-Fasilitas kurang (alat
11
1
3
4
3
-
-Murah
-Mudah dijangkau
-Obat cocok
-Layanan kurang
-Anggota keluarga
dapat pengganti dari
7
5. Anggapan tentang
Puskesmas
a. Puskesmas adalah seperti
rumah sakit tapi kecil
b. Puskesmas adalah
tempat pengobatan
penyakit ringan
c. Puskesmas tempat
pengobatan masyarakat
menengah ke bawah
d. Puskesmas tempat
berobat pertama saat
sakit
6. Kualitas Pelayanan
kesehatan petugas
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Buruk
e. Sangat Buruk
7. Pendapat tentang program
a. Efektif
b. Kurang efektif
c. Tidak efektif
terbatas)
-Obat kurang bagus
-Obat tidak cocok
-Tidak ada biaya
untuk ke dokter
-Tenaga ahli kurang
-Lama sembuh
-Registrasi antri
4
6
11
4
1
12
9
-
1
10
13
1
kantor
-Efisien waktu
-Ingin cepat sembuh
-Obat tidak cocok
3
5
2
1
3
3
4
1
-
3
5
3
8
8. Waktu penanganan pertama
a. Cepat
b. Lambat
c. Lama
9. Harapan pelayanan dan
program ke depan
11
11
2
-Pasien dilayani
dengan baik walau
sudah siang selama
jam pelayanan belum
selesai.
-Meningkatkan
penanganan pasien.
-Membuat sistem
kerja yang lebih baik.
-Variasi obat
ditambah
-Menambah petugas
medis
-Pelayanan dengan
senyum.
-Pelayanan lebih cepat
-Menambah Pusling
-Tidak diskriminasi
-Realisasikan program
2
5
4
- Pelayanan lebih baik
- Lingkungan
puskesmas yang
bersih dan nyaman
untuk pengunjung
- Peralatan dan
pengobatan yang
lengkap.
Tabel 1: Data hasil wawancara
9
No. Upaya Kesehatan
Mengetahui Upaya Kesehatan oleh
Puskesmas
Pernah ke
Puskesmas
Tidak Pernah ke
Puskesmas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Promosi kesehatan
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Ibu dan Anak dan
Keluarga Berencana
Perbaikan Gizi
Pengobatan
Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular
Kesehatan Sekolah (UKS)
Kesehatan Olahraga
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Kerja
Kesehatan Gigi Mulut
Kesehatan Jiwa
Kesehatan Mata
Kesehatan Usia Lanjut
Pembinaan Pengobatan
tradisional
12
14
19
19
21
15
16
7
14
5
17
4
15
15
4
4
2
5
3
4
4
4
2
4
3
3
1
1
2
1
Tabel 2: Pengetahuan masyarakat tentang upaya kesehatan yang dilakukan
Puskesmas
10
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari survei yang kami lakukan, mayoritas responden menyatakan pernah
mengunjungi Puskesmas, yaitu 24 dari 35 responden atau sebesar 68,6 %. Akan
tetapi, kebanyakan responden yang mengaku pernah mengunjungi Puskesmas
hanya 17 % yang langsung pergi memeriksakan diri dan berobat ke Puskesmas
apabila sakit. Kebanyakan responden lebih memilih langsung membeli obat di
warung atau apotek (42,9%). Masyarakat beralasan berobat ke Puskesmas karena
murah, dekat (mudah dijangkau), dan penyakit yang diderita adalah penyakit
ringan. Sedangkan mayoritas responden yang tidak memilih berobat ke
Puskesmas beranggapan bahwa proses penyembuhan penyakit memerlukan waktu
yang lama, obat kurang bagus, fasilitas kurang memadai dan memerlukan waktu
yang lama untuk mendapat pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas dinilai belum bisa
memuaskan pasien. Waktu penanganan pasien dari mulai registrasi sampai
mendapatkan pelayanan kesehatan mayoritas dinilai lambat oleh para responden.
Selain itu, beberapa responden sudah memiliki dokter langganan apabila salah
satu anggota keluarganya sakit.
Opini responden tentang Puskesmas bervariasi mulai dari yang menganggap
puskesmas adalah rumah sakit yang kecil, tempat pengobatan penyakit yang
ringan sampai dengan yang terbanyak dipilih yakni sebagai tempat pengobatan
masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan responden yang beranggapan bahwa
Puskesmas adalah tempat berobat pertama saat sakit sesuai dengan fungsi
puskesmas yang sebenarnya hanya 14, 3%. Mayoritas masyarakat beranggapan
bahwa Puskesmas adalah tempat pengobatan masyarakat menengah ke bawah
(37,1%).
Responden mengetahui sebagian besar upaya kesehatan yang dilakukan
Puskesmas. Hanya beberapa upaya kesehatan saja yang belum banyak diketahui
oleh responden seperti kesehatan kerja dan kesehatan jiwa. Sebanyak 51%
responden menilai seluruh upaya kesehatan yang menjadi program Puskesmas
kurang efektif dalam penerapannya, sedangkan yang menilai program puskesmas
11
efektif sebanyak 37,1%. Dari keseluruhan responden baik yang pernah atau tidak
pernah mengunjungi puskesmas, sebanyak 42,9% menilai kualitas pelayanan di
Puskesmas sudah baik.
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
harapan masyarakat tentang puskesmas di masa mendatang diantara lain yaitu
memperbaiki mutu pelayanan, pelaksanaan program yang ada puskesmas lebih
direalisasikan, memperbaiki mutu tenaga medis (jumlah, tingkat keramahan,
kompetensi dan keterampilan) yang tersedia, menambah jumlah variasi obat yang
ada (tidak hanya generik), tidak diskriminasi terhadap pasien yang gakin maupun
yang mampu, serta menambah pusling (puskesmas keliling).
Dari hasil yang didapatkan di lapangan, membuktikan bahwa keberadaan
puskesmas yang merupakan pelayanan kesehatan strata pertama yang berperan
sangat besar dalam kesehatan masyarakat belum terlaksana secara optimal.
Puskesmas yang seharusnya dijadikan tempat rujukan pertama saat ini semakin
dilupakan. Keberadaannya yang jauh di bandingkan praktek-praktek dokter swasta
dan mutu pelayanan yang kurang turut mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat.
Peningkatan mutu pelayanan di puskesmas yang diharapkan oleh
masyarakat tidak juga terealisasi. Sekalipun perbaikan dari tahun ke tahun selalu
diupayakan oleh pemerintah maupun petugas kesehatan, hal tersebut tetap tidak
merubah pola pikir masyarakat. Salah satu upaya untuk memperbaiki persepsi
masyarakat tentang puskesmas yaitu dengan mensosialisasikan tugas dan fungsi
puskesmas itu sendiri.
Selain itu, karena faktor yang memperburuk citra puskesmas di masyarakat
salah satunya karena alur registrasi yang dirasa cukup lama, maka inisiatif yang
mungkin dilakukan adalah dengan membuat kartu berobat untuk setiap
pengunjung puskesmas. Ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan tingkat
kepraktisan di mata masyarakat. Faktor pelayanan menjadi titik kunci untuk
menarik minat masyarakat dalam menangani masalah kesehatannya.
12
BAB V
KESIMPULAN
Dari survei yang dilakukan terhadap 35 orang responden di wilayah
kecamatan Mulyorejo dapat disimpulkan bahwa :
Sebagian besar masyarakat pernah berkunjung ke puskesmas. Namun
pemahaman mereka tentang peran dan fungsi puskesmas sebagai pusat pelayanan
kesehatan strata pertama masih rendah. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat
kunjungan masyarakat ke puskesmas.
Untuk meningkatkan tingkat kunjungan masyarakat ke puskesmas, maka
hubungan timbal balik antara masyarakat dengan puskesmas harus terjalin dengan
baik. Masyarakat seharusnya memiliki kesadaran bahwa saran dan kritik yang
mereka berikan dapat meningkatkan mutu pelayanan puskesmas. Sebaliknya,
pihak puskesmas harus bisa menerima setiap masukan dari masyarakat dan
menjadikannya sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah perbaikan
yang akan diambil.
13
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 128/Menkes/SK/II/2004
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1837978-definisi-
persepsi/#ixzz1ZoiW015Z
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1837978-definisi-
persepsi/#ixzz1ZhvuLz1u
14
LAMPIRAN
1. Lembar kuesioner
Kuesioner
Nama :
Alamat :
1. Pernah ke puskesmas atau tidak?
a. Pernah
b. Tidak
2. Saat merasa sakit, apa yang anda lakukan?
a. Dibiarkan saja dulu
b. Beli obat di warung/ apotek
c. Ke puskesmas
d. Ke praktek dokter swasta
e. Lainnya, sebutkan:………………
3. Menurut anda mengapa orang memilih berobat ke puskesmas?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Menurut anda, mengapa orang tidak memilih berobat ke puskesmas?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Bagaimana anggapan anda tentang puskesmas?
a. Puskesmas adalah seperti rumah sakit tapi kecil
b. Puskesmas adalah tempat pengobatan penyakit ringan
c. Puskesmas tempat pengobatan masyarakat menengah ke bawah
d. Puskesmas tempat berobat pertama saat sakit
6. Bagaimana pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas puskesmas?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Buruk
15
e. Sangat Buruk
7. Apa yang anda ketahui tentang program-progam yang dilaksanakan oleh
puskesmas? (tabel)
8. Bagaimana komentar anda tentang program yang telah dilaksanakan?
a. Efektif
b. Kurang efektif
c. Tidak efektif
9. Bagaimanakah menurut anda proses penanganan pasien di puskesmas?
a. Cepat
b. Lambat
c. Lama
10. Bagaimana harapan anda untuk pelayanan dan program puskesmas yang
akan
datang? ..........................................................................................................
........................................................................................................................
..............
16
No. Upaya Kesehatan
Mengetahui Upaya Kesehatan oleh
Puskesmas
Pernah ke
Puskesmas
Tidak Pernah ke
Puskesmas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Promosi kesehatan
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Ibu dan Anak dan
Keluarga Berencana
Perbaikan Gizi
Pengobatan
Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular
Kesehatan Sekolah (UKS)
Kesehatan Olahraga
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Kerja
Kesehatan Gigi Mulut
Kesehatan Jiwa
Kesehatan Mata
Kesehatan Usia Lanjut
Pembinaan Pengobatan
tradisional
Tabel 2: Pengetahuan masyarakat tentang upaya kesehatan yang dilakukan
Puskesmas
17
top related