ikma10fkmua.files.wordpress.com€¦ · web viewproposal p-process. kanker otak. universitas...
TRANSCRIPT
PROPOSAL P-PROCESS
KANKER OTAK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
2010
I. LATAR BELAKANG
Di Indonesia terdapat berbagai macam penyakit. Penyakit-penyakit tersebut
dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu penyakit infeksi dan penyakit non infeksi. Penyakit
menular atau penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (seperti
virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka
bakar) atau kimia (seperti keracunan). Sedangkan penyakit tidak menular adalah Penyakit
yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau
metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Penyakit-penyakit tersebut contohnya ialah;
kanker otak, kanker kulit, hipertensi, anemia, dan sebagainya.
Salah satu penyakit non infeksi yang menyumbangkan angka kematian cukup besar di
Indonesia adalah kanker otak. Kanker otak adalah akibat dari pertumbuhan abnormal sel-sel
di otak. Kanker otak dapat timbul dari sel-serl otak primer, dari sel-sel yang membentuk
komponen otak lainnya (misalnya membran, pembuluh darah), atau dari pertumbuhan sel
kanker dari organ lain yang telah menyebar ke otak melalui aliran darah. Sebagian besar
kanker otak dapat menyebar melalui jaringan otak, tetapi jarang menyebar ke area lain dari
tubuh. Meskipun banyak pertumbuhan sel-sel abnormal pada otak yang popular disebut
tumor otak, tidak semua tumor otak adalah kanker. Kanker adalah istilah yang digunakan
untuk tumor ganas. Meskipun angka prevalensi di dunia tidak terlalu besar, tetapi
membutuhkan perhatian yang khusus untuk mencegah peningkatan kasus ini. Sedangkan otak
merupakan organ tubuh yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena otak berfungsi
sebagai pengatur segala aktivitas, pergerakan tubuh serta reaksi-reaksi kimia yang terjadi di
dalam tubuh. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum), dan batang otak (brain stem). Tiap bagian ini terbagi lagi menjadi bagian yang
lebih kecil, di mana masing-masing bagian kecil tersebut terbagi lagi dan seterusnya. Ruang
antar bagian terisi oleh cairan otak (cerebrospinal fluid), sedangkan bagian luarnya terlindungi
oleh tiga lapis selaput otak (meninges) dan tulang tengkorak. Setiap bagian dari otak dapat
terkena tumor. Dan akan menjadi masalah yang sangat serius apabila tumor tersebut sudah
berubah menjadi kanker.
II. ANALISIS
A. Analisis Masalah
Otak adalah pusat pengendalian pikiran dan seluruh tubuh. Otak bertanggung jawab atas
fungsi pengenalan, emosi, ingatan, dan segala bentuk pembelajaran. Otak juga mengatur dan
mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak
jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Secara umum, otak terbagi
atas tiga bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain
stem).
Masing-masing bagian otak memiliki fungsi yang berbeda. Otak besar (cerebrum) memiliki
fungsi yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya yang berkaitan
dengan kepandaian (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak kecil
(cerebellum) berfungsi untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi
gerakan otot yang terjadi secara sadar.
Sedangkan batang otak (brain stem), mengendalikan fungsi-fungsi kehidupan dasar misalnya
pernapasan dan laju denyut jantung, mengontrol tingkat kesiagaan, mengendalikan suhu tubuh,
mengendalikan proses pencernaan, dan menyampaikan informasi dari otak kecil
(cerebellum).Seperti bagian tubuh yang lain, otak juga bisa terkena tumor atau kanker. Tumor di
dalam otak dapat berkembang menjadi kanker. Gejala tumor atau kanker otak sangat variatif,
tergantung di mana tumor atau kanker itu bersarang dalam otak.
Penyebab Kanker Otak
1. Faktor keturunan.
2. Riwayat terkena benturan keras.
3. Pola hidup yang kurang sehat. Misalnya: merokok, konsumsi berlebihan makanan
berlemak, kurang serat, dsb.
4. Bahan karsinogenik: minyak goreng yang dipakai berulang-ulang, bahan kimia yang
termakan.
5. Radiasi. Paparan radiasi dalam gelombang tertentu dapat memicu berkembangnya sel
kanker.
Gejala Kanker Otak
1. Sakit kepala (menetap di daerah tertentu) disertai mual sampai muntah yang menyemprot.
2. Daya penglihatan berkurang.
3. Penurunan kesadaran.
4. Gangguan berbicara.
5. Gangguan pendengaran.
6. Gangguan berjalan/keseimbangan tubuh (bila tumor atau kanker terdapat di otak kecil).
7. Gangguan saraf.
8. Anggota gerak melemah atau kejang.
9. Jika terdapat di daerah frontal atau bagian depan otak, di mana banyak terdapat fungsi
intelektual dan perasaan, maka bisa mengalami gangguan dalam fungsi intelektual
termasuk daya ingat.
Komplikasi kanker otak:
Cardiac Tamponade. Komplikasi jantung yang ini terjadi ketikaada cairan yang
menumpuk di dalam struktur berbentuk seperti kantung, misalnya kantung yang mengelilingi
jantung. Cairan ini membuat tekanan pada jantung dan mengganggu kemampuannya untuk
memompa darah.
Superior Vena Cava Syndrome. Terjadi ketika sebagian kanker atau seluruhnya
menyumbat pembuluh (pembuluh cava superior) yang mengeringkan darah dari bagian atas
pembuluh cava superior sehingga menyebabkan pembuluh di bagian atas dada dan leher
menjadi bengkak, Wajah, leher dan bagian atas dada bisa menjadi bengkak karenanya.
Spinal Cord Compression. Terjadi ketika kanker menekan tulang belakang atau saraf
tulang belakang, menyebabkan rasa sakit dan kehilangan fungsi seperti berkemih.
Brain Dysfunction. Terjadi ketika fungsi otak tidak berjalan normal karena kanker yang
berkembang di dalamnya, baik jika itu kanker otak primer atau lainnya. Gejala yang muncul
pada kasus seperti ini bisa beragam, seperti pusing, mengantuk, sakit kepala, penglihatan tidak
normal, perasaan tidak nyaman yang tidak jelas, lemah, mual, muntah, dan kejang.
Pendarahan. Ketika kanker berkembang ke dalam dan mengikis pembuluh darah di
sekitarnya, maka pembuluh darah itu menjadi rentan untuk terluka, meradang, atau sobek.
Pendarahan bisa terjadi pada daerah yang mengandung banyak pembuluh darah besar, seperti
leher dan dada. Kanker bisa berdarah karena selnya tidak menempel dengan baik dan pembuluh
darahnya rapuh. Pendarahan ini bisa ringan maupun berat. Awalnya hanya bisa dideteksi dengan
tes. Seperti pada kasus kanker usus tahap pertama. Pada kanker tahap lanjut, pendarahan bisa
sangat parah sehingga mengancam nyawa.
Nyeri. Biasanya kanker tidak menyakitkan. Gejala awalnya seringkali penderita merasa
tidak nyaman. Namun kemudian rasa nyeri menjadi tidak tertahankan. Tetapi tidak semua jenis
kanker menyebabkan rasa nyeri yang hebat.
Kehilangan Berat badan dan Rasa Lelah. Umumnya, penderita kanker akan
kehilangan berat badannya dan merasakan perasaan selalu lelah yang akan semakin buruk seiring
dengan berkembangnya kanker. Apalagi jika sampai terjadi anemia.
Pembengkakan Kelenjar Getah Bening. Ketika kanker mulai terbentuk, organ
pertama yang langsung memberikan reaksi adalah kelenjar getah bening. Biasanya kelenjar getah
bening akan membengkak, tidak terasa sakit, tapi kelenjar ini menjadi keras seperti karet.
Depresi. Kenyataan bahwa kanker merupakan penyakit yang relatif sangat sulit
disembuhkan, maka penderitanya menjadi sangat mudah terserang depresi. Depresi ini biasanya
berkait dengan rasa sakit dan terutama ketakutan pada kematian.
Pencegahan Kanker Otak
1. Pola hidup sehat, seperti menghindari konsumsi alkohol, rokok, dan makanan yang
mengandung zat kimia/pengawet.
2. Melakukan pemeriksaan secara teratur bagi yang memiliki faktor resiko terkena kanker
otak, terutama yang memiliki riwayat penderita kanker otak. (pemeriksaan MRI dan CT-
Scan).
3. Konsumsi makanan/minuman yang mengandung antioksidan. Antioksidan dapat
membantu sel-sel tubuh menangkal radikal bebas penyebab kanker.
B. Analisis Sasaran
Dari 2003-2007, median umur diagnosis untuk kanker otak dan sisitem syaraf lainnya
adalah 56 tahun. Sekitar 13,0 % didiagnosis di bawah usia 20 ; 9,0% antara umur 20-34 tahun;
9,7% antara umur 35-44 tahun; 15,3% antara 45-54 tahun; 18,3% antara 55-64 tahun; 16,3%
antara 65-74 tahun; 14,1% antara 75-84 tahun dan 4,3% 85+ tahun.
Pada dasarnya semua jenis kalangan umur sangat memungkinkan untuk terkena kanker
otak, berdasarkan survey serta melihat jumlah kasus sebelumnya diketahui bahwa umur 40 tahun
ke atas sangat rentan terhadap kanker otak. Berbagai faktor menjadi penyebab munculnya tren
kasus kanker otak, bisa karena hereditas (mutasi gen) ataupun radiasi. Untuk menguatkan
argumen bahwa usia dini pun bisa terkena kanker otak adalah dengan melihat prevalensinya,
bayi sebagai contoh usia dini bisa terkena kanker otak dikarenakan adanya mutasi gen yang
diwariskan dari orang tuanya. Mutasi gen sendiri sangat erat hubungannya dengan radiasi.
Pancaran radiasi dapat menembus organ manusia hingga menyebabkan perubahan fisiologis pada
tubuh, terutama pada otak dan syaraf.
Oleh karena itu kami menjadikan sasaran remaja umur 15-22 tahun untuk melakukan
sosialisasi tentang kanker otak. Selain itu kelompok umur ini sangat berkaitan erat dengan gaya
hidup yang tidak sehat misalnya, merokok, penggunaan ponsel, makan-makanan yang
mengandung karsinogenik, sehingga memudahkan pemahaman terhadap informasi yang
diberikan oleh penyuluh.
C. Analisis Budaya atau Kebiasaan
Setiap kasus penyakit pasti diawali oleh kebiasaan atau adat dari suatu komunitas. Adat
pastinya didukung oleh adanya peraturan yang sangat mengikat agar setiap individu harus
melakukannya. Kebiasaan merokok, meminum minuman keras, dan lainnya. Adat – adat tersebut
cenderung bergulat dengan kehidupan kaum pria, contohnya merokok, seiring berjalannya waktu
seorang pria pasti akan beranjak menjadi dewasa dan tidak bisa lepas dari pergaulan, sebagai
tanda bahwa mereka masuk dalam suatu pergaulan adalah memperlihatkan keberanian mereka
untuk merokok agar diklaim sebagia pria yang ‘jantan’.
Selain itu, masa-masa remaja sangat berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan
mengkonsumsi makanan maupun minuman yang banyak mengandung bahan-bahan
karsinogenik. Contohnya, fastfood (misalnya mie instant), makanan dan minuman berpengawet
buatan, pemanis buatan, pewarna buatan, serta MSG.
D. Analisis Kebijakan dan Program
Kebijakan secara khusus mengenai kanker otak belum ada, namun yang ada hanyalah
tentang kebijakan mengenai faktor-faktor resikonya, seperti kebijakan merokok, pembatasan
penggunaan bahan pengawet buatan, dan sebagainya.
E. Analisis Media Komunikasi yang Tersedia
Pada sekolah sasaran terdapat beberapa media yang tersedia seperti ruang multi media
yang terdapat juga proyektor dan LCD. Pada ruang multi media juga terdapat media pemutar
video dan seperangkat komputer (PC) yang berada di depan ruangan. Dengan adanya media yang
tersedia dapat menunjang proses penyuluhan dan juga mendukung proses belajar-mengajar. Oleh
karena itu dengan memanfaatkan media yang tersedia diharapkan dapat mendukung kegiatan
penyuluhan.
II.1.1. Analisis Situasi
a. Keparahan dan penyebab masalah
Keparahan :
1. Merupakan silent killer, dengan gejala sakit kepala pada umumnya
sehingga terlihat asymptomatis.
2. Mortalitas 30 –70%
3. Faktor risiko : Semua kalangan umur yang terkena paparan.
4. Belum ada kebijakan tentang kanker otak di Indonesia sehingga penyakit
ini masih belum banyak mendapat perhatian dari semua lapisan
masyarakat.
5. Mayoritas masyarakat sendiri belum paham tentang bahaya kanker otak
serta gejala awal timbulnya penyakit.
Penyebab masalah :
1. Faktor keturunan.
2. Riwayat terkena benturan keras.
3. Pola hidup yang kurang sehat. Misalnya: merokok, konsumsi berlebihan
makanan berlemak, kurang serat, dsb.
4. Bahan karsinogenik: minyak goreng yang dipakai berulang-ulang, bahan
kimia yang termakan.
5. Radiasi. Paparan radiasi dalam gelombang tertentu dapat memicu
berkembangnya sel kanker.
b. Halangan terhadap perubahan perilaku yang diinginkan
1. Pengetahuan yang kurang mengenai kanker otak.
2. Kebiasaan masyarakat yang masih jauh dari kriteria pola hidup sehat.
3. Kehidupan manusia yang tidak bisa lepas dari radiasi.
4. Kebiasaan masyarakat yang sering meremehkan apabila merasakan pusing
atau sakit kepala, karena dianggap sebagai sakit kepala yang biasa.
c. Problem statement
Kanker otak merupakan suatu penyakit yang bisa terjadi karena adanya 2
faktor, yaitu internal dan eksternal. Mutasi gen yang terjadi merupakan faktor
hereditas yang tidak bisa dihindari, namun tetap bisa dicegah dengan cara
melakukan pola hidup sehat agar keturunan di masa yang akan datang tetap
terjaga dengan baik keadaan genetikanya. Selain hal tersebut kebiasaan
masyarakat sendiri juga menyumbangkan banyak hal yang dapat memicu
timbulnya kanker otak, seperti kebiasaan merokok, meminum alkohol,
menggunakan minyak goring secara berulang, dan kebiasaan lainnya yang
mengarah pada pola hidup yang tidak sehat. Kehidupan manusia yang tidak
bisa terlepas dari radiasi dapat memudahkan kanker otak menyerang mereka.
II.1.2. Analisis audiens
a. Analisis kemungkinan kerjasama
Untuk mensukseskan penyuluhan, tim penyuluh bekerja sama dengan
tokoh masyarakat sekitar seperti kepala sekolah dan para guru, sehingga
sasaran yang dituju mau serta mampu melakukan hal-hal yang diinginkan
peneliti.
b. Analisis sosial dan perilaku
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok tim penyuluh, remaja
mempunyai sifat :
1. Mengikuti tren yang ada di masyarakat maupun di media massa.
2. Mudah dipengaruhi, sehingga perilakunya masih bisa diubah, juga
pendirian mudah goyah.
3. Semakin dilarang untuk melakukan sesuatu, maka remaja semakin nekat
untuk melanggarnya.
4. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
5. Suka mencoba hal – hal yang baru.
6. Cenderung tidak memikirkan dampak dari perbuatan yang dilakukan.
7. Kurang peduli terhadap masalah kesehatan.
c. Akses komunikasi
Secara geografis, SMA Ta’miriyah terletak di wilayah Surabaya Utara
dimana kecanggihan dan perkembangan teknologi telah masuk di dalamnya.
Hal ini dapat dilihat dari fasilitas yang ada di SMA Ta’miriyah, yaitu adanya
laboratorium computer, internet, dll. Tim penyuluh menyimpulkan bahwa
siswa-siswa SMA Ta’miriyah bisa mengoperasikan dan memanfaatkan
computer, internet, dan media audiovisual lainnya.
Oleh karena itu, dengan kemudahan akses komunikasi ini, tim penyuluh
akan melakukan penyuluhan dengan menggunakan media audiovisual, yaitu
film. Film ini dibuat dan dimainkan sendiri oleh tim penyuluh agar mudah
dipahami dan menarik.
d. Kebutuhan pelatihan
Untuk mensukseskan penyuluhan ini, tim penyuluh memberi briefing
kepada pihak yang diajak bekerjasama yaitu kepala sekolah dan para guru.
II.2.Desain strategi (Strategic Design)
II.2.1. Tujuan komunikasi
a. SMART (Spesific, Measurable, Appropriate, Realistic, Timebound).
Tujuan tim penyuluh dalam melakukan penyuluhan ini adalah mencegah
terjadinya penyakit kanker otak pada remaja selain itu untuk menambah
pengetahuan mengenai kanker otak dan penyebabnya sehingga dapat dihindari
dan secara tidak langsung dapat menurunkan kejadian kanker otak di kemudian
hari. Sehingga sasaran bisa melanjutkan aktivitas mereka yang mendukung
tumbuh kembang mereka.
b. Memilih segmen dan kuantitas sasaran
Tim penyuluh memilih sasaran dari segmen pelajar muda setingkat SMA
sebanyak 30 orang untuk masing-masing kelas.
c. Sasaran primer : murid Kelas X SMA TA’MIRIYAH Surabaya, dengan
pertimbangan sebagai berikut:
Sekolah tersebut terletak di wilayah Surabaya Utara, yang dekat dengan
pusat kota.
Berdasarkan pengamatan, pada sasaran lebih mudah dipengaruhi oleh
pergaulan sekitar dalam perilaku merokok.
Sasaran sekunder: pihak SMA TA’MIRIYAH Surabaya, dengan
pertimbangan sebagai berikut:
Berdasarkan pengamatan, pihak sekolah belum pernah mengadakan
suatu kegiatan mengenai penyuluhan tentang kanker otak.
Pihak sekolah masih belum menerapkan sanksi bagi siswa yang
diketahui merokok dalam lingkungan sekolah.
II.2.2. Pendekatan program & posisioning
a. Model perubahan perilaku
Tim penyuluh menggunakan model Lawrence W. Green, yang mempunyai
3 faktor perilaku yaitu :
1. Predisposing Factor, meliputi pemberian tambahan pengetahuan
mengenai Kanker Otak (Penyebab dan cara pencegahannya),
pembiasaaan sikap hidup dan gaya hidup yang sehat, mendorong adanya
perubahan keyakinan ke arah yang lebih baik, serta pemberian hal-hal
yang dapat meningkatkan motivasi bagi sasaran untuk melaksanakan
pola hidup sehat dan gaya hidup yang dapat terhindar dari penyakit
kanker otak.
2. Enabling Factor, dalam hal ini tim penyuluh memberikan tambahan
kemampuan bagi sasaran agar mereka dapat melakukan tindakan
preventif secara mandiri terhadap resiko penyakit kanker otak. Selain
kemampuan internal adanya sarana penunjang merupakan hal penting
yang perlu diperhatikan. Sehinga pengadaan dan pelatihan pengunaan
sarana lingkungan fisik sangat diperlukan. Dan juga menciptakan
kondisi yang mendukung dalam hal hidup sehat dan gaya hidup yang
sehat dalam lingkungan rumah, sekolah dan juga masyarakat sekitar.
3. Reinforcing Factor merupakan faktor pendorong yang menunjang
terlaksananya program yang diinginkan. Faktor ini meliputi perilaku
petugas penyuluh, adanya dorongan dari peraturan sekolah yang bersifat
islami dan juga masih menjunjung tinggi akhlak islami. Namun hal yang
dapat diaplikasikan untuk dilaksanakan pada program tim penyuluh
adalah dorongan dari guru dan dorongan peraturan dari pihak sekolah.
b. Dasar strategi
Dalam penyuluhan kali ini tim penyuluh menggunakan strategi bina
suasana (social support) karena tim penyuluh melibatkan tokoh
pendidikan/guru dalam mendukung tujuan penyuluh. Selain itu, bina suasana
juga bisa menciptakan situasi yang kondusif, santai, sehingga pesan yang
disampaikan oleh penyuluh dapat dipahami sasaran dan juga dengan
menggunakan media penyuluhan melalui pemutaran video mengenai kanker
otak dan juga melalui pembagia stiker yang mengajak untuk mengindari
perilaku merokok.
c. Mengapa dan bagaimana mengubah perilaku hidup sehat
Perilaku sasaran yang tidak sehat dan juga gaya hidup mereka yang tidak
sehat misalnya, merokok dan juga sering mengonsumsi makanan yang
mengandung pengawet dan pewarna yang tidak aman untuk dikonsumsi. perlu
diubah untuk mengurangi factor risiko terkena kanker otak sehingga status
kesehatan mereka meningkat. Dengan begitu mereka akan bisa lebih aktif di
sekolah maupun hubungan social yang mendukung tumbuh kembang mereka.
d. Tentukan posisi à keuntungan bagi sasaran
1. Bisa terhindar dari ancaman kanker otak yang sangat mematikan
2. Bisa terhindar dari ancaman penyakit yang disebabkan oleh perilaku yang
tidak sehat.
3. Dapat memberikan pengetahuan akan penyebab dan cara pencegahan dari
penyakit kanker otak.
II.2.3. Saluran komunikasi
Dalam penyuluhan ini tim penyuluh menggunakan media film fiksi dengan
pertimbangan sebagai berikut:
Remaja usia SMA sangat identik dengan film-film yang menceritakan
tentang suatu proses hidup seseorang yang berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Direncanakan pada film ini menceritakan tentang proses hidup
seseorang yang pada akhirnya menderita kanker otak, yang pada prosesnya
juga memperlihatkan aktivitas yang dapat mencerminkan hal-hal yang bisa
menyebabkan tingginya risiko terkena kanker otak. Di samping itu, juga
akan dibumbui dengan nuansa humor, cinta, persahabatan, dan sebagainya.
Mayoritas remaja yang suka menonton film, dapat memberikan peluang
yang lebih besar untuk penyampaian pengetahuan tentang kanker otak ini
agar lebih bisa diterima.
Program
Judul Program : “2 Days Tribute For Cancer”
Rangkaian kegiatan dalam program ini dilaksanakan selama 2 hari di SMA
Ta’miriyah Surabaya. Kegiatan ini berupa pemutaran film dan diskusi studi
kasus di seluruh kelas. Dengan scenario film yang secara tersirat menyampaikan
pesan tentang gaya hidup seseorang yang menyebabkan penyakit kanker otak.
Film ini dikemas semenarik mungkin untuk memotivasi minat sasaran agar
pesan yang disampaikan dalam film ini lebih mengena. Setelah pemutaran film
yang berdurasi 1 jam, akan dibentuk kelompok kecil sebanyak 4 kelompok untuk
berdiskusi tentang studi kasus yang diberikan. Pemutaran film ini dilaksanakan
setiap jam 14.30-17.00. Untuk memaksimalkan penangkapan isi pesan
komunikator menyediakan waktu 2,5 jam penuh pada tiap kelas.
Selain film, tim komunikator juga menggunakan media poster yang akan
ditempel di mading sekolah dan pembagian stiker yang berfungsi sebagai media
pengingat untuk keberlanjutan program.
II.2.4. Susunan rencana implementasi
Rencana kegiatan:
A. Persiapan penyuluhan Waktu Pelaksana
1. Pertemuan kelompok
membahas tentang
persiapan pertemuan
dengan kepala/guru SMA
TA’MIRIYAH Surabaya.
Minggu I Maret
2011
Tim kelompok
2. Pertemuan dengan kepala
Puskesmas setempat untuk
meminta data penduduk
yang menderita kanker
Minggu II
Maret 2011
Tim kelompok
otak. Pertemuan dengan
kepala/guru SMA
Ta’miriyah Surabaya
untuk menentukan jadwal
penyuluhan.
3. Pemberitahuan kepada
murid kelas 1 SMA
Ta’miriyah Surabaya
tentang jadwal
penyuluhan.
Minggu III
Maret 2011
Tim kelompok
dan pihak
sekolah
B. Pelaksanaan penyuluhan Waktu Pelaksana
1. Menyiapkan media dan
alat-alat.
Minggu IV
Maret 2011
Tim kelompok
2. Pelaksanaan penyuluhan
dengan cara:
a. Pemutaran Film
b. Sharing
c. Games
Minggu I April
2011
Tim kelompok
3. Evaluasi hasil penyuluhan
a. Jangka pendek
Wawancara dengan
kepala/guru serta
murid kelas 1 SMA
Ta’miriyah
Surabaya.
Pengamatan
tingkah laku murid
kelas 1 SMA
Ta’miriyah
Surabaya.
b. Jangka panjang
Minggu I Mei
2011
Tim kelompok
Laporan tahunan
puskesmas 2011
Biaya:
Pemasukan:
Biaya mandiri : Rp 1.045.500
Pengeluaran :
1. Kesekretariatan
a. Pembuatan proposal Rp. 10.000,-
b. Penggandaan proposal +jilid Rp. 50.000,-
c. Pembuatan LPJ Rp. 20.000,-
d. Penggandaan LPJ Rp. 70.000,-
Rp. 150.000,-
2. Perlengkapan dan dokumentasi
a. Media (film) Rp. 150.000,-
b. Baterai Rp. 50.000,-
c. Kaset handycam Rp. 90.000,-
d. CD kosong Rp. 7.000,-
e. Poster Rp. 45.000,-
f. Stiker Rp. 75.000,-
g. Fee Parkir Rp. 50.000,-
Rp. 467.000,-
3. Konsumsi
a. Snack 360 x @ Rp. 2.000,- Rp. 720.000,-
Rp. 720.000,-
4. Acara
a. Plakat untuk SMA Rp. 80.000,-
Rp. 80.000,-
5. Lain-lain Rp. 8000 ,- +
Rp. 1.425.000 ,-
II.2.5. Rencana evaluasi dan monitoring
a. Indikator dan sumber data
Indikator keberhasilan program ini adalah 70% dari sasaran memahami
tentang faktor-faktor penyebab kanker otak sehingga timbul niatan dari dalam
diri masing-masing untuk berperilaku sehat. Selain itu, diperlukan adanya
pencegahan dini dengan melakukan early diagnosis.
b. Ukur hasil dan dampak
II.3. Pengembangan dan uji coba (Development and Testing)
II.3.1. Pengembangan
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan
Proyektor, kain putih untuk layar, sound system, pointer, laptop, kamera
digital, dan handycam.
b. Media
Tim penyuluh menggunakan media berupa film buatan sendiri dan poster.
II.3.2. Uji coba
a. Stakeholder yang sesuai dengan target
Tim penyuluh mengujicobakan media tim penyuluh kepada 30 murid
SMA kelas 1 yang berasal dari SMA Ta’miriyah, dengan asumsi bahwa 5
murid tersebut dapat menggambarkan karakteristik yang sama yang dimiliki
oleh 30 murid SMA kelas 1 yang berasal dari SMA Ta’miriyah Surabaya.
b. Isi pesan
1. Anjuran untuk tidak merokok.
2. Anjuran untuk tidak meminum alkohol.
3. Anjuran untuk tidak jajan sembarangan,mengantisipasi penggunaan minyak
goreng berulang yang merupakan pemicu kanker.
4. Anjuran untuk melaksanakan pola hidup sehat.
c. Untuk menentukan desain media maupun isi pesan, tim penyuluh melakukan
Expert review kepada mahasiswa UKM Sinematografi.
II.3.3. Revisi
Apabila terdapat kekurangan pada media yang telah tim penyuluh uji
cobakan, maka tim penyuluh melakukan revisi untuk memperbaikinya.
II.3.4. Uji coba ulang
Setelah direvisi, media tersebut tim penyuluh uji coba ulangkan kepada 5
murid kelas 1 SMA yang tidak berasal dari SMA Ta’miriyah Surabaya.
II.4. Implementasi dan monitoring (Implementation and Monitoring)
II.4.1. Produksi dan sebar
Peneliti membuat media penyuluhan dan menyebarluaskannya melalui
penyuluhan yang akan dilaksanakan.
II.4.2. Latih petugas lapangan
Untuk melaksanakan program penyuluhan ini, para penyuluh dan guru
sebagai pihak yang diajak kerja sama diberikan briefing mengenai materi kanker
otak.
II.4.3. Mengerahkan partisipan kunci
Guru-guru di SMA tersebut dirasa mampu untuk membantu mensukseskan
penyuluhan ini karena guru adalah sosok yang dekat dengan siswa yang
merupakan target penyuluhan tim penyuluh.
II.4.4. Manage dan monitoring program
Penyuluhan dikemas dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran dan
masalah materi kanker otak. Setelah itu, diadakan monitoring pada saat
penyuluhan berlangsung untuk mengetahui apakah prosesnya telah berjalan
sesuai dengan target atau tidak. Selain itu monitoring dilakukan untuk
mengawasi kinerja sumber daya, memberi dukungan, agar acara bisa berjalan
secara efektif dan efisien.
II.4.5. Mengembangkan program berdasar hasil monitoring
Penyuluhan yang telah diadakan monitoring atau pengawasan, direvisi
untuk menentukan apakah penyuluhan tersebut akan dilanjutkan atau dihentikan
hanya sampai penyuluhan pertama saja.
II.5. Evaluasi dan rencana ulang (Evaluation and Replanning)
II.5.1. Evaluasi untuk melihat pencapaian tujuan
Setelah diadakannya penyuluhan, dilakukan evaluasi. Aspek-aspek yang
akan dievaluasi meliputi persiapan, proses, dan hasil. Persiapan meliputi
kesiapan panitia, perlengkapan, media. Proses meliputi sepanjang proses
penyuluhan, materi penyuluhan, jalannya acara dan sebagainya. Sedangkan hasil
yang akan dievaluasi adalah meliputi follow up yang akan tim penyuluh lakukan.
Jadi, evaluasi akan dilakukan secara teratur dan berkala , yaitu pada akhir
setiap penyuluhan.
II.5.2. Analisa efek semua aktifitas dan media
Dilakukan analisis pada seluruh aktivitas selama penyuluhan berlangsung
dan media yang digunakan dalam penyuluhan, berpengaruh atau tidak pada
sasaran program.
II.5.3. Program improvement
Setelah dilakukan analisis, dapat diketahui apakah ada yang tidak sesuai
dengan tujuan program. Apabila terdapat tujuan program yang tidak sesuai,
dilakukan revisi dan diterapkan pada program yang selanjutnya.
II.5.4. Masukan bagi program selanjutnya
Setelah dilakukan revisi dan redesign pada program, dan bila ada perubahan,
maka perubahan tersebut dapat dijadikan masukan untuk program yang
selanjutnya agar kekurangan pada program yang pertama tidak terulang kembali
pada program yang berikutnya.
III. PENUTUP
Demikian proposal ini tim penyuluh susun. Besar harapan tim penyuluh kegiatan ini
dapat berjalan dengan baik dan lancar serta bermanfaat bagi semua pihak. Untuk itu tim
penyuluh ucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung terlaksananya
kegiatan