wasja, s.sos, m.ec - ap.surabaya.go.id 2.2 pengelolaan... · landasan kebijakan pengelolaan...

Post on 23-Apr-2019

218 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

WASJA, S.Sos, M.Ec.Dev

OUTLINE

Dasar Hukum & Azas Umum Pengelolaan Keuda

Struktur Kekuasaan Pengelolaan Keuda

Pelaksanaan, Penatausahaan & Pertanggungjawaban APBD

UU 17/2003 UU 1/2004 UU 15/2004 UU 25/2004 UU 33/2004

PP PP PP

UU 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah

PERMENDAGRI 13/06

misal: SAP, dstnya

PP 58/2005 (Omnibus

Regulation)

PERMENDAGRI 59/07 PP 18/016

PP 38/07

PERMENDAGRI 21/11

PERMENDAGRI 32/11 , 39/12, 14/16

PERMENDAGRI 64/13 PP 71/10

PP 24/05

PP 2/12

LANDASAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

UU 32/2004

PP

AZAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Taat pada peraturan perundang-undangan;

Efektif & Efisien;

Ekonomis;

Transparan; dan

Bertanggungjawab;

Berkeadilan;

Kepatutan dan manfaat untuk masyarakat

Persiapan

SIKLUS KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

A. Perencanaan umum

PBJP;

B. Perencanaan paket &

biaya PBJP;

C. Perencanaan strategi

PBJP;

D. Perencanaan

organisasi PBJP;

E. Perencanaan

pelaksanaan PBJP.

A. Perencanaan pemilihan penyedia;

B. Penyusunan dokumen pemilihan penyedia

dan HPS;

C. Pengumuman

D. Pendaftaran dan pengambilan dokumen

E. Penjelasan;

F. Pemasukan dan pembukaan dokumen

penawaran

G. Evaluasi dokumen penawaran;

H. Penetapan pemenang;

I. Sanggahan

J. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia

Barang/Jasa

K. Pembuatan kontrak.

A. Persiapan Pelaksanaan

Kontrak;

B. Pengelolaan program

manajemen mutu/risiko;

C. Pengendalian kontrak;

D. Penilaian prestasi;

E. Pengelolaan jaminan;

F. Penyelesaian perselisihan;

G. Penanganan kegagalan teknis;

H. Pengakhiran kontrak;

I. Penerimaan dan penyerahan;

J. Pelaporan.

UNSUR TUGAS DALAM SIKLUS PBJP

Pejabat-Pejabat terkait

Keuangan Daerah • Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuda

• Koordinator Pengelolaan Keuda

• PPKD

• BUD

• Kuasa BUD

• Pengguna Anggaran

• Kuasa Pengguna Anggaran

• PPTK

• PPK

• Bendahara Penerimaan & Bendahara Pengeluaran

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 7 s/d pasal 14

Tugas Pemegang Kekuasaan

Pengelolaan Keuda

mempunyai kewenangan menetapkan :

• kebijakan pelaksanaan APBD;

• kebijakan pengelolaan barang daerah;

• kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;

• bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;

• pejabat yang melakukan penerimaan daerah;

• pejabat yang mengelola utang dan piutang daerah;

• pejabat yang mengelolan barang milik daerah;

• pejabat yang menguji tagihan & memerintahkan pembayaran.

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 7 ayat 1

Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemda

dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan;

Tugas Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuda

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 5 ayat (3) dan (4)

Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dapat Melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada :

SEKDA selaku koordinator pengelola keuangan

daerah;

Kepala SKPKD selaku PPKD;

Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/ pengguna barang.

Pelimpahan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.

Tugas Koordinator Pengelolaan Keuda

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 6

Sekretaris Daerah sebagai koordinator pengelolaan keuda Membantu KDH menyusun kebijakan & mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan PEMDA termasuk pengelolaan KEUDA

Mempunyai tugas koordinasi di bidang :

• penyusunan & pelaksanaan kebijkn pengelolaan APBD & barang daerah;

• penyusunan rancangan RAPBD & RPAPBD;

• penyusunan Raperda APBD, PAPBD, & pertanggungjawaban pelaks. APBD;

• tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD & pejabat pengawas KEUDA;

• penyusunan laporan KEUDA dlm rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

• memimpin TAPD;

• menyiapkan domlak APBD & pengelolaan barang daerah;

• memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD/DPPA- SKPD; dan

Tugas PPKD

menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan

keuangan daerah;

menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan

APBD;

melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

melaksanakan fungsi BUD;

menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; dan

melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang

dilimpahkan oleh kepala daerah.

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 7 ayat 1

Kepala SKPKD selaku PPKD :

Tugas BUD

• menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;

• mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;

• melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

• memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan

pengeluaran kas daerah;

• melaksanakan pemungutan pajak daerah;

• menetapkan SPD;

• menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama

pemerintah daerah;

• melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;

• menyajikan informasi keuangan daerah; dan

• melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan

barang milik daerah.

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 7 ayat 2

Kepala SKPKD selaku BUD :

15

Tugas Pengguna Anggaran (1) • menyusun RKA-SKPD;

• menyusun DPA-SKPD;

• melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas

beban anggaran belanja;

• melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

• melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

pembayaran;

• melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

• mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain

dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;

• menandatangani SPM;

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 10

Tugas Pengguna Anggaran (2)

• mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab

SKPD yang dipimpinnya;

• mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang

menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;

• menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD

yang dipimpinnya;

• mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

• melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna

barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh

kepala daerah; dan

• bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala

daerah melalui sekretaris daerah.

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 10

Penunjukkan Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) oleh PA

• Kriteria penunjukkan KPA :

• Tingkatan Daerah;

• Besaran SKPD;

• Jumlah uang yg dikelola;

• Beban kerja;

• Lokasi;

• Kompetensi dan/atau rentang kendali; dan/atau

• Pertimbangan objektif lainnya.

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 10

Tugas Kuasa Pengguna Anggaran

• melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

anggaran belanja;

• melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;

• melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

pembayaran;

• mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain

dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;

• menandatangani SPM-LS dan SPM-TU;

• mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;

dan

• melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya

berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh pejabat pengguna

anggaran.

Permendagri 13 tahun 2006 dan Permendagri 59 tahun 2007 pasal 11 ayat 3a

Tugas PA/KPA dalam konteks

Pengadaan Barang/Jasa

Dalam rangka Pengadaan Barang/Jasa, Pengguna Anggaran

(PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bertindak

sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (Permendagri

21/2011 Pasal 10A)

Dikecualikan dari persyaratan :

Dapat menjadi Penandatangan SPM (Perpres 70/2012 pasal

12 ayat (2a))

memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa

(Perpres 70/2012 pasal 12 ayat (2b))

21

Tugas PPTK

Mengendalikan pelaksanaan kegiatan

Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan

Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan :

•dokumen administrasi kegiatan

•dokumen administrasi yg terkait dgn persyaratan pembayaran

Dasar & Kriteria Penunjukan PPTK

•Ditunjuk oleh PA/KPA

•Ditunjuk untuk melaksanakan Program dan Kegiatan SKPD/Unit

DASAR

Kompetensi Jabatan;

Anggaran kegiatan;

Beban kerja;

Lokasi;

rentang kendali; dan/atau

Pertimbangan objektif lainnya.

KRITERIA

Mengawal Proses Penyediaan Barang/Jasa

Menyiapkan Substansi Kegiatan

Mengkoordinasikan Tim Pelaksana Kegiatan

Mengawal Proses Kegiatan sesuai Output

Mengendalikan pelaksanaan kegiatan

Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan

Menghimpun Dokumen SPJ

Menghimpun Dokumen terkait Substansi Kegiatan

Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan :

Pelaksanaan Kegiatan Oleh PPTK

Belanja Kegiatan

Pegawai

Barang & Jasa

Modal

Pakai Habis

Bahan / Material

Jasa Kantor

Perawatan / Pemeliharaan

Cetak / Penggandaan

Sewa

Makanan / Minuman

Perjalanan Dinas

Honorarium

PPTK

SPK/ Kontrak

PA/KPA

Penyedia / Rekanan BAST

Invoice/Tagihan BP/BPP

BANK

KUASA BUD

PPK

Pegawai

27

• meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;

• meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

• melakukan verifikasi SPP;

• menyiapkan SPM;

• melakukan verifikasi harian atas penerimaan;

• melaksanakan akuntansi SKPD; dan

• menyiapkan laporan keuangan SKPD.

Tugas PPK-SKPD

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 13 ayat 2

PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK

Dasar Penunjukan PPK-SKPD

•Ditunjuk oleh PA

•Ditunjuk untuk melaksanakan Fungsi Tata Usaha Keuangan SKPD

•Tidak boleh Merangkap sebagai PPTK & Bendahara

DASAR

Tugas & Wewenang PPK-SKPD

Tugas

PPK-SKPD

Meneliti & Verifikasi SPP &

SPJ

Membuat

SPM

Melaksanakan Akuntansi &

Laporan Keuangan SKPD

Verifikasi Harian atas Penerimaan

30

Aspek Verifikasi

ketersediaan dana

ketepatan tujuan

pengeluaran

kebenaran pembebanan

anggaran

kebenaran tagihan

kelengkapan dokumen

kebenaran penatausahaan

Verifikasi SPJ

1.Teliti Kelengkapan dokumen SPJ dan Keabsahan Bukti2 Pengeluaran yg dilampirkan

2.Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian objek yg tercantum dalam ringkasan per rincian objek

3.Menghitung pengenaan PPN/ PPh atas beban pengeluaran per rincian objek

4.Menguji kebenaran sesuai dgn SPM dan SP2D yg diterbitkan peroide sebelumnya

32

Azas Umum Pelaksanaan APBD

Pendapatan

• Dilaksanakan melalui RKUD

• Harus didukung bukti lengkap dan sah

• Dilarang memungut selain yang ditetapkan dalam Perda

Belanja

• Harus didukung bukti lengkap dan sah

• tidak dapat dilakukan sebelum APBD ditetapkan kecuali belanja yang bersifat mengikat dan wajib

Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan

surat bukti yang menjadi dasar penerimaan dan/atau pengeluaran atas pelaksanaan

APBD bertanggung jawab terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari

penggunaan surat bukti dimaksud

Mekanisme Pembayaran Belanja

Pelaksanaan

Kegiatan

Pertanggungjawaban

Kegiatan

(SPP-SPM-SP2D)

Pembayaran Kegiatan

MEKANISME - LS

Pelaksanaan

Belanja

Pembayaran

Non Tunai

Pertanggungjawaban

Belanja UP

(SPP-SPM-SP2D)

MEKANISME – UP/GU

Permintaan TU

(SPP-SPM-SP2D)

Pertanggungjawaban

Belanja

Pembayaran

Non Tunai

MEKANISME – TU

Siklus Penatausahaan Pengeluaran SKPD

PA/P

B

PPK

SKPD

Bendahara

Pengeluaran PPTK Dokumen

Panitia Pemeriksa

Pihak

Ketiga

BANK

Kuasa

BUD

SPM (3)

- Teliti SPP-LS

- Teliti SPP-UP/GU/TU

- Verifikasi SPP (Dokumen & Fisik/Substansi)

- Membuat SPM

- Verifikasi SPJ

SP

2D

-UP

/G

U/T

U

SP

2D

-LS

Melaporkan

Perkembangan

Pelaksanaan

Kegiatan

SPD

(1)

(4)

(b)

(a)

(c)

ULP/Panitia

Pengadaan

SPK/Kontrak

Transfer (5a)

Tunai (5b)

Pem

erik

saan

Pen

un

jukkan

BA

ST

Pen

gaw

asan

KETENTUAN YG BERHUBUNGAN

DENGAN

PERPRES 16 /2018

Amanat Pasal 91 ayat (3) Prepres 16 Tahun 2018

Ketentuan lebih lanjut mengenai dokumen pendukung Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 untuk pendanaan yang bersumber dari APBD, dan pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ditetapkan dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri paling lama 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak Peraturan Presiden ini diundangkan.

Pasal 28 ayat 1 Pepres 16 Tahun 2018

Bentuk Kontrak terdiri dari :

a. Bukti pembelian/pembayaran

b. Kuitansi

c. Surat Perintah kerja (SPK)

d. Surat Perjanjian

e. Surat pesanan

Bukti pembelian/pembayaran ayat 2

Bukti pembelian/pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya

dengan nilai paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

Kuitansi Ayat 3

Kuitansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan nilai paling

banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Surat Perintah Kerja (SPK) Ayat 4

SPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c digunakan untuk :

1. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah),

2. Pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan nilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), dan

3. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dengan nilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Surat Perjanjian ayat 5

Surat perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d digunakan untuk :

1. Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan

2. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai paling sedikit di atas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Surat Pesanan ayat 6

Surat pesanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa melalui E-purchasing

atau pembelian melalui toko daring.

Pasal 56 Pepres 16 Tahun 2018

1. Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa pelaksanaan Kontrak berakhir, namun PPK menilai bahwa Penyedia mampu menyelesaikan pekerjaan, PPK memberikan kesempatan Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan.

2. Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimuat dalam adendum kontrak yang didalamnya mengatur waktu penyelesaian pekerjaan, pengenaan sanksi denda keterlambatan kepada Penyedia, dan perpanjangan Jaminan Pelaksanaan.

3. Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat melampaui Tahun Anggaran.

Pasal 138 4.a

Permendagri No 13/2006

Pekerjaan yang dapat dilanjutkan

dalam DPAL memenuhi kriteria :

a. Pekerjaan yang telah ada ikatan perjanjian

kontrak pada tahun anggaran berkenaan;

dan

b. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan

diakibatkan bukan karena kelalaian

pengguna anggaran/barang atau

rekanan, namun karena akibat dari force

major.

Sahabat Sejati Birokrasi

adalah Regulasi

top related