upaya guru dalam meningkatkan pemahaman...
Post on 06-Feb-2018
268 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SIKLUS AKUNTANSI
DI SMA NEGERI 1 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
(S.Pd)
ROSMIATI NIM : 106015000474
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010
ABSTRAK ROSMIATI, “Upaya Guru dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan”, Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata Kunci : Upaya Guru, Pelaksanaan Pembelajaran, Pemahaman Siswa. Berdasarkan masalah mengenai rendahnya pemahaman siswa tentang siklus akuntansi, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang bagaimana upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntansi. Penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas XII IPS dan bagaimana upaya guru akuntansi dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntansi. Dalam penelitian ini penulis mengamati upaya guru dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahapan perencanaan, tahapan proses pelaksanaan, dan tahapan evaluasi/penilaian. Dari hasil pengamatan/observasi dapat diketahui bahwa ketiga tahapan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru akuntansi SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan adalah baik. Karena sebagian besar komponen-komponen yang telah ditentukan dalam pelaksanaan pembelajaran telah terlaksana dengan baik. Meskipun ada beberapa komponen yang belum terlaksana dengan baik dan belum maksimal. Dari hasil pembelajaran yang baik, maka diperoleh hasil belajar siswa yang baik pula. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil ulangan siswa yang sudah mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu 75, hasil belajar (pemahaman) siswa juga mencapai nilai rerata kelas 75. Selain dari hasil observasi, penulis juga melakukan penyebaran angket yaitu tentang persepsi siswa terhadap guru akuntansi dalam melakukan proses pembelajaran. Hasil angket menunjukkan baik dengan rerata 58,03, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap guru akuntansi dalam melakukan proses pembelajaran adalah baik.
ABSTRACT ROSMIATI , “Teacher’s Effort in Improving Studen’s Coprehension about the
Accounting Cycle at SMAN 1 Kota Tangerang Selatan”. Skripsi, Social Science Education department, Faculty of Tarbiyah and Teachers, Training Syarif Hidayatullah Jakarta.
Key word: Theacher’s Effort, Process Learning, Student Comprehension. The writer intended to carry out the research about how does teacher’s effort improve students’ comprehension about accounting cycle based on the finding problem about tha students’ low comprehension on accounting cycle. The writer conducted the research at SMAN 1 Kota Tangerang Selatan to know student’ comprehension at XII social science class and how does the accounting teacher’s effort improve students’ comprehension about accounting cycle. In this research, the writer observed the teacher’s effort in conducting the teaching learning activities at the class. That’s consisted of three steps. They are planning step, acting step, and evaluation step. Based on the result of observation, it can be know that all of the stop of the teaching learning process conducted by the accounting teacher of SMAN 1 Kota Tangerang Selatan was good. It is because most of the component that have been determined in teaching learning process has been done well. While there were some components that have not been done well. From the good result of theaching learning process, so it can produce the good students’ achievement. It can be seen from the result of student’s test score that have achieved the minimum mastery criterion - Kriteria Ketuntasan Minimial (KKM) seventy five (75). In addition the students’ comprehension score achieved the class mean score (75/seventy five). Beside observation, the writer also gave the questionnaire about the students’ perception toward accounting teacher in doing the teaching learning process. The result of questionnaire showed that the mean score of questionnaire was 58,03. It can be conclude that the students’ perception toward the accounting teacher in conducting the teaching learning activities were good.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori ................................................................................... 7
1. Hakekat Guru ........................................................................... 7
a. Pengertian Guru .................................................................. 7
b. Peranan Guru ...................................................................... 8
c. Kompetensi Guru ............................................................... 11
d. Upaya Guru dalam Pembelajaran ....................................... 17
2. Hakekat Pemahaman Siklus Akuntansi ................................... 34
a. Pengertian Pemahaman ...................................................... 34
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa .... 35
c. Pengertian Siklus Akuntansi .............................................. 37
d. Gambaran Umum Perusahaan Dagang .............................. 51
B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 60
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian .......................................................... 61
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 62
iii
iv
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 64
D. Tekhnik Pengumpulan Data .......................................................... 64
E. Definisi Konseptual, Definisi Operasional, dan Kisi-Kisi
Instrumen ...................................................................................... 66
F. Tekhnik Analisis Data ................................................................... 69
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah ............................................................ 70
B. Deskripsi Data ............................................................................... 78
C. Analisis Data ................................................................................. 80
D. Interpretasi Data ............................................................................ 112
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 115
B. Saran .............................................................................................. 117
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 118
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses upaya yang dilakukan secara sadar
dan sengaja untuk meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat,
dari keadaan tertentu menuju keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai
pranata pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam
pembentukan peserta didik agar menjadi aset bangsa yang diharapkan, supaya
menjadi manusia yang produktif.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah
diterapkan pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yaitu:
Pendidikan nasional befungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, perlu ada perhatian khusus
dari berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi “profesionalisme guru,
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, tujuan pendidikan dan
1 UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang
SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 119.
1
2
pengajaran, program pendidikan dan kurikulum, perencanaan pembelajaran,
strategi belajar mengajar, media pembelajaran, bimbingan belajar, hubungan
antar sekolah dan masyarakat, serta manajemen pendidikan”.2
Keseluruhan aspek tersebut saling melengkapi dan berkaitan sebagai
bagian dari sistem pendidikan, sehingga upaya peningkatan mutu pendidikan
harus mencakup keseluruhan aspek tersebut.
Komponen pendidikan terdiri atas guru, siswa, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, media, sarana prasarana, kurikulum serta lingkungan.
Pengembangan pendidikan melalui tiap komponen harus benar-benar
dilakukan secara cermat dan saling berkaitan. Peningkatan kualitas
pendidikan tersebut menjadi tanggung jawab para praktisi pendidikan yaitu
pemerintah, masyarakat dan khususnya guru.
Para praktisi pendidikan (pendidik) menurut Peraturan Pemerintah RI
No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasoinal Pendidikan dalam penjelasan
Pasal 28 “adalah mereka yang berkualifikasi dan berkompetensi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong pelajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan”.3 Pihak-pihak tersebut dapat
melakukan upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui perbaikan metode
pembelajaran, kelengkapan alat bantu mengajar, pemilihan media yang
sesuai, serta penanganan-penanganan permasalahan praktis pendidikan secara
tepat.
Pentingnya peran guru dalam pendidikan tidak terlepas dari
kemampuan guru dalam menyampaikan materi pada siswa. Oleh karena itu
pada proses pembelajaran guru harus memiliki empat kompetensi yaitu
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi pedagogik dan
profesional guru adalah kompetensi yang berhubungan dengan penyelesaian
tugas-tugas keguruan dan pembelajaran. Beberapa kemampuan tersebut
2 http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHd6bb.dir/doc.pdf (Jumat, 01
Oktober 2010, 14.03 WIB). 3 UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang
SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 251.
3
adalah kemampuan penguasaan landasan kependidikan, psikologi pengajaran,
penguasaan materi pelajaran, penerapan berbagai model dan sumber belajar,
kemampuan menyusun program pembelajaran, kemampuan dalam
mengevaluasi pembelajaran, dan kemampuan mengembangkan kinerja
pembelajaran. Kompetensi sosial guru sangat diharapkan dapat memenuhi
semua alat, media, dan sumber belajar yang dibutuhkan siswa dalam belajar.
Dalam proses belajar mengajar, keaktifan peserta didik merupakan hal
yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pakar guru sehingga proses
belajar mengajar yang ditempuh akan benar-benar mendapatkan hasil yang
optimal. Guru hanyalah merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan
bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta
didik itu sendiri sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar
belakang masing-masing. Karena belajar adalah suatu proses dimana peserta
didik harus aktif.
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama, daya serap anak didik terhadap
bahan pelajaran yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada
yang sedang, dan ada yang lambat. Terhadap perbedaan daya siswa
sebagaimana kenyataan di atas, maka guru harus dapat menentukan
alat/media, serta strategi dan metode pembelajaran yang tepat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi serta materi pelajaran yang diajarkan. Metode dan
media mengajar yang tepat haruslah memperhatikan kemauan, dorongan,
minat, potensi dan kemampuan siswa dalam melakukan suatu kegiatan dalam
suatu proses pembelajaran.
Salah satu contoh dari hasil penelitian menyatakan bahwa kondisi
pembelajaran yang seringkali disajikan guru dalam pembelajaran Akuntansi
dinilai masih belum tepat sasaran dan bahkan cenderung penerapannya masih
dibatasi dengan konteks buku tertentu saja. Dari kecerobohan pembelajaran
tersebut mengakibatkan timbulnya verbalitas serta kurang berkembangnya
wawasan maupun pengetahuan pada siswa itu sendiri. Selain itu pada mata
pelajaran akuntansi yang sangat rendah dan proses belajarnya yang dilakukan
4
secara verbal dan dominasi metode ceramah. Hal ini menunjukkan bahwa
“guru masih belum memanfaatkan secara maksimal berbagai metode dan
media yang tepat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Sering
ditemukan dalam masyarakat, bahwa prestasi belajar siswa khususnya mata
pelajaran Akuntansi masih rendah”.4
Untuk tingkat SMA, pembelajaran akuntansi diberikan sebagai bagian
dari mata pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ini mencakup berbagai
kemampuan dalam berprilaku ekonomi dan pemahaman terhadap transaksi
keuangan. Ruang lingkup pembelajaran akuntansi di SMA dimulai dari dasar-
dasar konseptual, struktur, dan siklus akuntansi.
Selama ini pembelajaran akuntansi dianggap sebagai mata pelajaran
kurang menyenangkan. Akuntansi terkesan sangat rumit dan sulit untuk di
pahami. Apalagi materi yang berkaitan dengan siklus akuntansi, mulai dari
pencatatan ke dalam jurnal umum, jurnal khusus, posting ke buku besar,
sampai pada pembuatan laporan keuangan, bagi siswa hal tersebut merupakan
materi yang sangat sulit. Apalagi selama ini siswa masih mengalami kesulitan
mengklasifikasikan jenis-jenis akun dalam pencatan transaksi. Semangat dan
minat siswa untuk mempelajari akuntansi kurang baik. Akibatnya,
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari tidak sesuai dengan tujuan
yang di harapkan.
Hal di atas sesuai dengan hasil penelitian Imas Purnamasari yang
menyatakan bahwa:
Dari sembilan materi pelajaran akuntansi yang memiliki tingkat kesulitan untuk dipahami siswa secara berurut dimulai dari pemahaman pencatatan jurnal, posting ke buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian (adjustement), neraca lajur serta laporan keuangan. Dan materi tersebut hampir 75% siswa sering mengalami kesalahan dalam memahami konsep sehingga akan berujung pada kesalahan dalam pencatatan.5
4http://aliusmanhs.wordpress.com/2010/07/14/ptk-peningkatan-prestasi-belajar-
akuntansi-dengan-metode-resitasi-melalui-bahan-ajar-lembar-kerja-siswa-student-work-sheet/ , (Rabu, 13 Oktober 2010, 12.58 WIB)
5http://perpustakaan.upi.edu/artikel/administrasi/upload/21._imas_purmanasari__fpips_.pdf, (Jumat, 01 Oktober 2010, 14.26 WIB)
5
Melihat kondisi seperti itu maka diperlukan usaha-usaha yang dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa SMA dalam Pelajaran
Akuntansi. Hal ini merupakan tanggung jawab guru. Dengan kompetensi-
kompetensi dasar yang dimiliki, guru harus dapat mengemas pelaksanaan
proses pembelajaran, dengan menyiapkan materi dan bahan ajar yang akan
disampaikan yang dirancang dengan menggunakan metode, strategi, media
dan sumber belajar yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa, agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mendorong penulis untuk
meneliti tentang “Upaya Guru dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa
tentang Siklus Akuntansi di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Rendahnya pemahaman siswa tentang siklus akuntansi
2. Metode yang digunakan guru kurang tepat dalam proses pembelajaran
materi siklus akuntasi.
3. Guru dalam memberikan evaluasi tidak sesuai dengan tingkat pemahaman
siswa tentang siklus akuntansi.
4. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran siklus akuntansi tidak
sesuai dengan kondisi siswa
5. Rendahnya upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang
siklus akuntansi
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka batasan masalah
penelitian ini yaitu mengenai:
1. Pemahaman siswa tentang siklus akuntansi.
2. Upaya-upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus
akuntansi.
6
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat pemahaman siswa tentang siklus akuntansi di SMA
Negeri 1 Kota Tangerang Selatan? 2. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang
siklus akuntansi di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini
mempunyai tujuan antara lain: 1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang siklus akuntansi di
SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. 2. Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa
tentang siklus akuntansi di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat,
baik secara teoritis maupun secara praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini
menjadi sebuah sumbangsih gagasan dan tawaran solusi terhadap persoalan dalam upaya meningkatkan pemahaman siklus akuntansi dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat praktis kepada pihak-pihak terkait, meliputi: a. Bagi guru IPS Akuntansi, sebagai bahan masukan dan pedoman dalam
upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntansi. b. Bagi siswa, sebagai penerima ilmu lebih giat lagi dalam belajar
khusunya untuk meningkatkan pemahaman tentang siklus akuntansi. c. Bagi sekolah, sebagai umpan balik (feed back) agar terus mendukung
upaya-upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntansi.
d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dan mengetahui upaya-upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntansi.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Hakikat Guru
a. Pengertian Guru
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh
Balai Pustaka pengertian “guru adalah orang yang pekerjaannya (mata
pencaharian, profesinya) mengajar”.1 “Kata guru yang dalam bahasa
Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris teacher memiliki arti
sederhana, yakni A person whose occupation is teaching others,
artinya, guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang
lain”.2
jalur pe
Sedangkan di dalam BAB I mengenai ketentuan umum pasal 1
Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dijelaskan bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini
ndidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.3
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 288. 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 9, h. 222. 3 Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: Redaksi Sinar
Grafika, 2006), Cet. I, h.2.
7
8
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat penulis simpulkan
bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
serta didik dari semua tingkat jenjang pendidikan.
b.
etensi sebagai agen
pembel
(learning
agent)
hwa sebagian dari
waktu
engan siswanya.
Sardim
nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,
mengevaluasi pe
Peranan Guru
Dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 28, dikemukakan bahwa: “Pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan komp
ajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.4
Selanjutnya dalam penjelasannya dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan “pendidik sebagai agen pembelajaran
adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator,
pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik”.5
Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar, pendidik dan
pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri
guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah
laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa
(yang terutama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Dari
berbagai interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral
bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak ba
dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses
belajar mengajar dan berinteraksi d
Ada beberapa pendapat dari para ahli yang dikutip oleh
an, adalah sebagai berikut:
1. Prey Katz, menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-
4 UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang
SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h.185. 5 UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang
SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 251.
9
pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
2. Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subordinate) terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai
n materi
tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai
belajar mengajar, secara singkat dapat disebutkan
a. a cara mengajar informatif, laboratorium,
n dan sumber informasi kegiatan akademik
b.
semua i sedmikian rupa, sehingga dapat mencapai
c. otivator ini penting artinya dalam
an kegairahan dan pengembangan
d.
m hal ini harus dapat membimbing dan an kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan
e.
mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.
3. James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkapelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
4. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia, mengemukakan bahwa peranan guru di sekolah,
transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.6
Dari beberapa pendapat di atas maka secara rinci peranan guru
dalam kegiatan
sebagai berikut:
Informatif Sebagai pelaksanstudi lapangamaupun umum. Organisator Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, diorganisasefektivitas dan efisien dalam belajar pada diri siswa. Motivator Peranan guru sebagi mrangka meningkatkkegiatan belajar siswa. Pengarah/director Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalamengarahkyang dicita-citakan. Inisiator
6 Sardiman A.M, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers,
2010), Edisi ke-I, h. 143-144.
10
Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses
f.
g.
emudahan dalam proses belajar misalnya saja dengan menciptakan suasana
h. h
iatan belajar siswa. Misalnya menengah atau
i.
rjakan mata pelajaran yang diujikan, tetapi masih ada perlu
g harus dilakukan. Peran guru yang
beragam
Manan
tersebut
belajar. Sudah barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya. Transmitter Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan Fasilitator Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kmengajar, kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga belajar mengajar akan berlangsung secara efektif. Mediator Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengadalam kegmemberikan jalan ke luar kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa. Mediator juga diartikan penyedia media. Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media. Evaluator Kecenderungan guru dalam peranannya sebagai evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkat sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Untuk itu guru harus hati-hati dalam menjatuhkan nilai atau kriteria keberhasilan. Dalam hal ini tidak cukup hanya dilihat dari bisa atau tidaknya menge
pertimbangan-pertimbangan yang sangat unik dan kompleks, terutama yang menyangkut perilaku dan values yang ada pada masing-masing mata pelajaran.7
Kemudian para pakar pendidikan di Barat telah melakukan
penelitian tentang peran guru yan
telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988),
(1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran
adalah sebagai berikut :
1) Guru Sebagai Pendidik, 2) Guru Sebagai Pengajar, 3) Guru Sebagai Pembimbing, 4) Guru Sebagai Pelatih, 5) Guru Sebagai Penasehat, 6) Guru Sebagai Pembaharu (Inovator), 7)
7 Sardiman A.M, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, … , h. 144-145.
11
Guru Sebagai Model dan Teladan, 8) Guru Sebagai Pribadi, 9) Guru Sebagai Peneliti, 10) Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas, 11) Guru Sebagai Pembangkit Pandangan, 12) Guru Sebagai Pekerja Rutin, 13) Guru Sebagai Pemindah
mah, 14) Guru Sebagai Pembawa Cerita, 15) Guru Sebagai
, maka dapat penulis simpulkan
bahwa peranan guru adalah sebagai informatif, organisator, motivator,
tator, mediator, evaluator, aktor,
emansi
c. dalam Martinis, menjelaskan bahwa
“komp pilan, pengetahuan, bakat,
nilai-ni
kearah
ndakan baik dipandang dari sudut ilmu engetahuan, teknologi maupun etika. Dalam arti tindakan itu
akan menunjukan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut
KeAktor, 16) Guru Sebagai Emansipator, 17) Guru Sebagai Evaluator, 18) Guru Sebagai Pengawet, 19) Guru Sebagai Kulminator. 8
Dari beberapa pendapat di atas
pengarah, inisiator, transmitter, fasili
pator, dan sebagai kulminator.
Macam-Macam Kompetensi Guru
McShane dan Glinow
etensi/competencies adalah keteram
lai, pengarah, dan karakteristik pribadi lainnya yang mendorong
performansi unggul”.9
Abdul Majid Menjelaskan bahwa;
Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggungjawab yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus diunjukan sebagai kebenaran tipbenar ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan, efisien, efektif dan memiliki daya tarik dari sudut teknologi; dan baik ditinjau dari sudut etika.10 Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
8 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Rosdakarya, 2009), Cet.ke-8, h. 37-65 9 Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Gaung Persada Press
Jakarta, 2010), Cet. I, h. 1-2. 10 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 5-8.
12
akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional
dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja
harus
kompet
: (1) penyusunan perencanaan pembelajaran;
aan tindak lanjut
komponen kompetensi penguasaan akademik yang
Untuk lebih jelasnya rincian komponen kompetensi guru dapat
dilihat pada tabel 2.
el 2.1
Ko ru
pintar tapi juga pandai mentransfer ilmunya kepada peserta
didik.
Adapun standar kompetensi guru yang meliputi tiga komponen
ensi yaitu:
Pertama, komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran yang mencakup(2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3) penilaian prestasi belajar peserta didik; (4) pelaksanhasil penilaian. Kedua, komponen kompetensi pengembangan protensi yang diorientasikan pada pengembangan profesi. Ketiga, mencakup: (1) pemahaman wawasan kependidikan; (2) penguasaan bahan kajian akademik (Depdiknas, 2004: 9).11
1, sebagai berikut:
Tab
mpetensi GuKompetensi Pengelolaan Pembela ajar n
KOMPETENSI INDIKATOR
1. Penyusunan renca
pembelajaran
rategi
media /
penilaian
na a. Mampu mendeskripsikan tujuan/kompetensi pembelajaran
b. Mampu memilih/menentukan materi c. Mampu mengorganisir materi d. Mampu menentukan metode /st
pembelajaran lajar / e. Mampu menentukan sumber be
alat praga pembelajaran tf. Mampu menyusun perangka
g. Mampu menentukan teknik penilaian h. Mampu mengalokasikan waktu
2. Pelaksanaan in
belajar mengajar /media
teraksi a. Mampu membuka pelajaran b. Mampu menyajikan materi c. Mampu menggunakan metoded. Mampu menggunakan alat peraga e. Mampu menggunakan bahasan yang
komunikatif
11 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru,…,h. 5-8.
13
f. Mampu memotivasi siswa g. Mampu mengorganisasi kegiatan h. Mampu berinteraksi dengan siswa secara
mberikan umpan balik
enggunakan waktu
komunikatif i. Mampu menyimpulkan pembelajaran j. Mampu mek. Mampu melaksanakan penialaian l. Mampu m
3. Penilaian prestasi b
peserta didik
at
emeriksa jawab
aian
laian
ilaian
elajar a. Mampu memilih soal berdasarkan tingkkesukaran
b. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda
c. Mampu memperbaiki soal yang tidak valid d. Mampu me. Mampu mengklasifikasikan hasil-hasil
penelitian f. Mampu mengolah dan menganalisis hasil
penilaian g. Mampu membuat interpretasi kecenderungan
hasil penilh. Mampu menentukan korelasi anatar soal
berdasarkan hasil penii. Mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil
penilaian j. Mampu menyimpulkan dari hasil pen
secara jelas dan logis 4. Pelaksanaan tindak la
hasil penilaian p
belajar peserta didi
ram tindak lanjut hasil
siswa
kan tindak lanjut asi tindak lanjut is hasil evaluasi program tindak
njut a. Manyusun prog
restasi b. Mengklasifikasikan kemampuank c
penilaian
. Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian
d. Melaksanae. Mengevaluf. Menganalis
lanjut hasil penilaian Komponen Kompetensi Pengembangan Potensi
KOMPETENSI INDIKATOR
5. Pengembangan profesi uti informasi perkembangan IPTEK
n buku pelajaran/ karya
erbagai model
seach)
n karya seni b pelatihan terakreditasi
a. Mengikyang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah
b. Mengalihbahasakailmiah
c. Mengembangkan bpembelajaran
d. Menulis makalah e. Menulis/menyusun diklat pelajaran f. Menulis buku pelajaran g. Menulis modul h. Menulis karya ilmiah i. Melakukan penelitian ilmiah (action rej. Menemukan teknologi tepat guna k. Membuat alat praga/ media l. Menciptakam. Mengikuti
14
n. Mengikuti pendidikan kualifikasi pengembangan o. Mengikuti kegiatan
kurikulum Kompenen Kompetensi Penguasaan Akademik KOMPETENSI INDIKATOR 6. Pemahaman wawas
um dan hasil
an a. Memahami visi dan misi b. Memahami hubungan pendidikan dan
pengajaran c. Memahami konsep pendidikan dasar dan
menengah d. Memahami fungsi sekolah
n ume. Mengidentifikasi permasalahaoses pendidikan dalam hal pr
pendidikan f. Membangun sistem yang menunjukan
keterkaitan pendidikan dan luar sekolah 7. Penguasaan bahan kajian a. M
akademik
emahami struktur pengetahuan b. Menguasai substansi materi c. Menguasai substansi kekuasaan sesuai
dengan jenis pelajaran yang dibutuhkan siswa Sumb
petensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
petensi sosial”.13 Hal ini dipaparkan
sebagai berikut:
1)
erintah No.19 Tahun 2005 tentang
Standa
dikemu
didik, perancangan dan pelaksanaan belajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
er : (Ditentik-Depdiknas, 2004)12
Di dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 3, menjelaskan bahwa
kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia
dini meliputi “kom
kompetensi profesional, dan kom
Kompetensi Pedagogik
Dalam Peraturan Pem
r Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a
kakan bahwa:
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
rhadap pesertatepem
.
6.
12 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru..., h. 7-9
5 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru..., h. 6.
13 UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang SISDIKNAS, …, h.185-18
15
peserta didik untu14
k mengaktualisasikan berbagai potensi
2)
ampuan kepribadian yang mantap, stabil,
awa, menjadi teladan bagi peserta didik
dan ber
3)
g memungkinkan membimbing
standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standa
4)
ra efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar”.17
yang dimilikinya.
Kompetensi Kepribadian
Dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Standar
Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “kompetensi
kepribadian adalah kem
dewasa, arif, dan berwib
akhlak mulia”.15
Kompetensi Profesional
Dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “Kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yan
peserta didik memenuhi
r Nasional Pendidikan”.16
Kompetensi Sosial
Dalam Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan ”Kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul seca
14 UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang
SISDIKNAS, …, h. 252. 15 UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang
SISDIKNAS, …, h. 252. 16 UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang
SISDIKNAS, …, h.252. 17 UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang
SISDIKNAS, …, h. 252-253.
16
Adapun kompetensi dasar guru menurut Sardiman adalah
ajar
jar mengajar
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
diagnosis tingkah laku siswa, (c)
kema
g
a pilan menumbuhkan semangat belajar para siswa,
sebagai berikut:
1) Menguasai bahan 2) Mengelola program belajar meng3) Mengelola kelas 4) Menggunakan media /sumber 5) Menguasai landasan pendidikan 6) Mengelola interaksi bela7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8) Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan
penyuluhan sekolah,
10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian kependidikan guna keperluan pengajaran.18
Menurut Grasser dalam B. Uno, mengemukakan empat
kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni “(a) menguasai bahan
pelajaran, (b) kemampuan men
mpuan melaksanakan proses pengajaran, dan (d) kemampuan
mengukur hasil belajar siswa”.19
Sementara Nana Sudjana dalam B. Uno, membagi kompotensi
uru dalam ketiga bagian, yaitu sebagai berikut: a) Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan
intelekstual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, dan pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.
b) Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya.
c) Kompetensi perilaku/performance, kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/berprilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat abntu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keter m
18 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, …, h.164. 19 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), Cet.III, h. 131.
17
keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.20
Dari sekian banyaknya kompetensi-kompetensi yang harus
dimiliki seorang guru, maka guru diharapkan dapat mampu
menjalankan tugasnya sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, dan penilai agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
d. Upaya Gu
1)
paikan suatu maksud atau upaya
juga d
untuk melakukan sesuatu hal atau kegiatan
belajaran untuk mencapai tujuan
2) ion) ialah “proses atau upaya yang
dilakuk lain (dalam hal ini murid)
n, terdiri
optimal.
ru dalam Pembelajaran
Pengertian Upaya Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “upaya adalah
usaha atau syarat untuk menyam
iartikan sebagai usaha untuk melakukan suatu hal atau
kegiatan yang bertujuan”. 21
Sedangkan dalam penelitian ini upaya yang dimaksud
adalah upaya guru. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa upaya
guru adalah usaha guru
yang bertujuan, yaitu kegiatan pem
yang telah ditentukan.
Pengertian Pembelajaran Pembelajaran (instruct
an seseorang (misal guru) agar orang melakukan belajar”.22
Oemar Hamalik Menjelaskan, bahwa: Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapa
20 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, …, h. 131. 21 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 995. 22 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, …, h. 215.
18
dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. , meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.Prosedur
an bahwa pembelajaran
adalah
paya
yang dilakukan guru agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar
lingkungan belajar.
3)
o adalah sebagai
ujuan, Bahan Pelajaran, Kegiatan Belajar-Mengajar,
Metode 25
a)
engajaran yang lainnya seperti bahan pelajaran,
engajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan
evalu
b)
23 Sedangkan di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 dinyatak
”proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar”.24
Dengan demikian, berdasarkan pengertian-pengertian di
atas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran adalah u
atau interaksi dengan sumber belajar dan
Komponen-Komponen Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem. Sebagai suatu
sistem, proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang
satu sama lain saling berinteraksi. Komponen-komponen tersebut
menurut Pupuh Faturahman dan Sobry Sutikn
berikut: “T
, Sumber Belajar, Alat, dan Evaluasi”.
Tujuan
Tujuan adalah “komponen yang dapat mempengaruhi
komponen p
kegiatan belajar m26asi”.
Bahan Pelajaran
, 1995), Cet. I. h.
57.
an Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), Cet. I, h. 13.
23 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara
24 Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), …, h. 4. 25 Pupuh Fatuhurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar; Melalui
Penenman Konsep Umum d26 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet.3, h. 42.
19
Bahan pelajaran merupakan “medium untuk mencapai
pengajaran yang harus dipahami oleh peserta didik”.tujuan
c) Kegia
engajar adalah inti kegiatan dalam ndidikan, segala sesuatu yang telah diprogramkan akan
ksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam
d)
isikan bahwa metode
adala
k didik.
Deng
si dan kondisi. Penggunaan metode
27
tan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mpedilakegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang aktif, bukan guru.28
Metode
Metode pembelajaran adalah “cara-cara atau teknik
penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada
saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau
secara kelompok”.29
Syaiful Bahri Djamarah mendefin
h ”suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan”.30 Dalam kegiatan belajar mengajar metode
sangat diperlukan oleh guru, dan penggunaannya bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku
dengan menggunakan satu metode, tetapi sebaiknya
menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran
tidak membosankan tetapi dapat menarik perhatian ana
an memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode
maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang
paling sesuai dengan situa
mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
27 Pupuh Fatuhurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar; Melalui
Penenman Konsep Umum dan Konsep Islam, … , h. 14. 28 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, …, h. 44. 29 Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar; Micro Teaching,
(Ciputat: Ciputat Press, 2010), Cet. III, h. 49. 30 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, …, h. 47.
20
Oleh karena itu ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan seorang guru dalam penggunaan metode
belajaran, antara lain: pem
tuk mewujudkan hasil karya. (4) etode harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa.
e) Alat
pai mencapai tujuan, dan
”.
lis, batu tulis, batu kapur, gambar,
diagr
f)
a mendefinisikan bahwa “sumber belajar
adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk
(1) Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.
(2) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.
(3) Metode yang digunakan harus dapat memberikan esempatan bagi siswa unk
M
(5) Metode yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri.
(6) Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap dalam kehidupan sehari-hari.31
Alat adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran. Dalam proses pengajaran
alat mempunyai fungsi sebagai perlengkapan, alat sebagai
pembantu mempermudah usaha menca32alat sebagi tujuan
Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat verbal dan alat
bantu non verbal. Alat bantu verbal berupa suruhan, perintah,
larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu non verbal
berupa globe, papan tu
am, slide, video, dan sebagainya.
Sumber Belajar
Wina Sanjay
31 Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar;, ....…, h. 49-50. 32 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, …, h. 47.
21
mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan
yang hen
Beb
ses pembelajaran di dalam
kelas dian
an
ngaja dirancang oleh ,
n
, sekolah, dan masyarakat)
ajalah, surat kabar, radi, TV, dan lain-
n (buku pelajaran, peta, gambar, kaset,
dak dicapai”.33
erapa sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh
guru khususnya dalam setting pro
taranya:
(1) Manusia sebagai Sumber Manusia merupakan sumber utama dalam proses pembelajaran. Dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran, guru dapat memanfaatkan dalam setting proses belajar-mengajar.
(2) Alat dan Bahan Pelajaran Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru; sedangkan bahan pelajaran adalah egala sesuatu yang mengandung pesan yang aks
disampaikan kepada siswa. (3) Berbagai Aktivitas dan Kegiatan
Adalah segala perbuatan yang seguru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa
monstrasi, simulasi, melakukaseperti diskusi, depercobaan, dan lain sebagainya.
(4) Lingkungan atau Setting Adalah segala sesuatu yang dapat memungkinkan siswa belajar. Misalnya gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, kantin, dan lain sebagainya.34
Menurut Ny. Dr. Roestiyah, N.K. dalam Djamarah,
mengatakan bahwa sumber belajar adalah:
(1) Manusia (dalam keluarga(2) Buku/perpustakaan (3) Mass media (m
lain) (4) Alat pengajara
tape, papan tulis, spidol, dan lain-lain) (5) Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno)35
33 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta, ina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,…….,
h. 175-1
Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. V, h. 174. 34 W
76. 35 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, …, h. 48-49.
22
Sedangkan menurut Udin Saripudin Winataputra dalam
Djamarah, berpendapat bahwa terdapat sekurang-kurangnya
lima macam sumber belajar, yaitu:
Manusia Buku/perpustakan
g)
enurut Muhibbin Syah, evaluasi merupakan “penilaian
te
t Tardif dalam Muhibbin berarti
prestasi yang dicapai
seorang
karena
tercapa
onen dalam proses
pembelajar
proses pem
(1)
(1)(2)(3) Media massa (4) Alam lingkungan: alam lingkungan terbuka, alam
lingkungan sejarah dan alam lingkungan manusia. (5) Media pendidikan36
Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali terdapat di
mana-mana. Pemanfaatan sumber belajar tersebut tergantung
pada kreativitas guru, waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan
lainnya.
Evaluasi
M
rhadap keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah program”.37 Padanan kata evaluasi
adalah assessment yang menuru
“proses penilaian untuk menggambarkan
siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.”38 Oleh
itu, evaluasi berperan sebagai barometer untuk mengukur
i atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Ahmad Bahri ada empat komp
an yang harus dilakukan seorang guru agar tujuan dari
belajaran tercapai, yaitu:
Menentukan tujuan yang spesifik Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik
jar. Setiap pendidikdalam bentuk perilaku akhir pelaharus menyadari bahwa penentuan tujuan dalam proses pembelajaran adalah penting. Perumusan tujuan itu harus
36 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, …, h. 49-50. 37 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, …, h. 139 38 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, …, h. 139.
23
jelas yaitu bagaimana seharusnya pelajar berprilaku pada akhir pembelajaran.
(2) Mengadakan penilaian pendahuluan
ini didasarkan atas konsep belajar yang dimanifestasikan
l ini untuk mengetahui ada atau iri siswa dengan membandingkan
ondisi akhir setelah belajar. (3 an
erencanakan program
(uk mengukur
tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. 39
4) Ta
a)
rasional tentang sasaran dan rilaku bagai
upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan se
Dalam mengadakan penilaian pendahuluan, terlebih dahulu guru memeriksa perilaku awal siswa, langkah
dalam perubahan. Hatidaknya perubahan dantara kondisi awal dengan k
) Merencanakan program pengajarPada langkah ini guru mpembelajaran yang dapat mengantarnya untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki. Tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas sangat membantu guru dalam membuat program perencanaan.
4) Evaluasi Evaluasi berperan sebagai barometer unt
hapan Dalam Pembelajaran
Tahapan Perencanaan Pembelajaran
Wina Sanjaya berpendapat bahwa:
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan arakeputusan hasil berpikir sec
tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan peserta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan se
gala potensi dan sumber belajar yang ada.40
Untuk menyusun perencanaan pembelajaran perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Pemetaan standar kompetensi (b) Penentuan topik/tema dan materi pokok pembelajaran (c) Perumusan kompetensi dasar ke dalam indikator yang
sesuai dengan topik/tema (d) Pengembangan silabus (e) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran41
39 Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar; …, h. 33-34. 40 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), Cet. I, h. 28. 41 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, …., h. 28
24
Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting
dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya
sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar para
siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai
belajaran berlangsung. Seorang
guru
b) Tahap
rupakan “proses
r mengajar di sekolah yang merupakan inti
da
pe
da
penggunaan strategi mengajar. Maksudnya ialah bahwa setiap
penggunaan strategi mengajar harus selalu merupakan rangkaian
y
pre te , sebagai berikut:
(a)
P
untuk m ajaran yang akan dilaksanakan.
langkah awal sebelum proses pem
sebelum masuk ke ruang kelas, sudah mempersiapkan
sejumlah materi dan bahan ajar yang akan disampaikan kepada
siswa, agar penyampaian suatu perencanaan yang fleksibel dan
matang.
Ahmad Sabri menjelaskan rencana pembelajaran minimal
harus memuat lima unsur, yaitu “tujuan instruksional, bahan
pembelajaran, kegiatan belajar, metode dan alat bantu, dan
evaluasi/penilaian”.42
Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran me
berlangsungnya belaja
ri kegiatan kependidikan”.43 Dalam pelaksanaannya
mbelajaran harus melalui tiga tahapan, dimana tahapan-tahapan
lam proses mengajar memiliki hubungan erat dengan
ang utuh dalam tahapan-tahapan mengajar.
Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal:”
st, proses, dan post test”44
Pre Test (tes awal)
elaksanaan pembelajaran biasanya dimulai dengan pre test,
enjajagi proses pembel
42 Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …,
h. 116. 43 Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …,
h. 116. 44E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), Cet. I, h. 103-106.
25
Karena itu, pre test memegang peranan yang cukup penting
proses pembelajaran, yang berfungsi antara lain sebagai dalam
berikut:
ngetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan, dengan cara membandingkan hasil pre
(b)
dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan
ran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
elajaran
test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut ini:
(1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre test maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan.
(2) Untuk me
test dengan pos test. (3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah
dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.
(4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, kompetensi dasar mana yang telah dimiliki peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus.45
Proses
Proses
pembelaja
Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu
dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu
saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam
menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pemb
dan pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh
peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun
sosial.
(c) Post Test
Pada umumnya proses pembelajaran diakhiri dengan pos test.
Seperti halnya pre test, pos test memilki banyak kegunaan,
terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi pos
45 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, …, h. 104.
26
(1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan hasil pre test
. Sehubungan dengan ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan
t kesulitan
ukan perbaikan
tiga tahapan/kegiatan dalam
pr
intru
(a)
kegiatan yang dapat dilakukan oleh
dapat dijadikan salah satu tolok ukur
tuk mengecek atau menguji kembali ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajarinya.
dengan pos test. (2) Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-
tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya
pembelajaran kembali (remedial teaching). (3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti
kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan serta untuk mengetahui tingkabelajar.
(4) Sebagai bahan acuan untuk melakterhadap proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.46
Menurut Ahmad Sabri ada
oses pelaksanaan pembelajaran yaitu “tahap praintruksional,
ksional, serta tahap evaluasi dan tindak lanjut”.47
Tahap praintruksional/kegiatan pendahuluan
Tahap praintruksional adalah “langkah persiapan yang
ditempuh guru pada saat mulai memasuki kelas hendak
mengajar”.48 Beberapa
guru pada tahap ini antara lain:
(1) Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran,kemempuan guru mengajar
(2) Guru bertanya kepada siswa sampai di mana pembahasan pelajaran sebelumnya, hal ini dilakukan oleh guru un
46 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, …, h. 106. 47 Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …,
h. 4. 48 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, h.213.
27
(3) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana pemahaman siswa terhadap materi yang telah
elah diterima oleh siswa, dan menumbuhkan
nya dengan pelajaran yang
(b) Tahap
nal adalah “tahap inti dalam proses
n
pokok materi yang akan dibahas pada hari itu, yang telah disesuaikan dengan silabus dan
diberikan. (4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
(5) Mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya.49
Tujuan tahapan ini, pada hakikatnya adalah
mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap materi
pelajaran yang t
kondisi belajar dalam hubungan
segera akan diajarkan. Kegiatan ini penting untuk dilakukan,
sebab kegiatan belajar dan memahami materi pelajaran itu
kebanyakan bergantung pada pengenalan siswa terhadap
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang
akan diajarkan.
Intruksional/Kegiatan Inti
Tahap intruksio
pengajaran”.50 Pada tahap ini guru menyajikan materi
pelajaran (pokok bahan) yang disusun lengkap dengan
persiapan model, metode dan strategi mengajar yang
dianggap cocok.
Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiata
sebagai berikut:
(1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa
(2) Menuliskan
49 Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …,
h. 3-5. 50 Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan…., h. 214.
28
tujuan pembelajaran, sebab materi bersumber dari tujuan.
(3) Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi (4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya
diberikan contoh-contoh konkret. (5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk
emperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat
nya oleh para siswa.51
baiknya
(c) iatan Penutup
tang materi yang dibahas tadi, maka guru dapat memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada
mdiperlukan.
(6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis di papan tulis untuk dicatat oleh siswa, jika waktu memungkinkan penulisan kesimpulan ada baik
Kegiatan yang ditempuh dalam tahapan ini, se
dititik beratkan kepada siswa yang harus lebih aktif
melakukan kegiatan belajar. Untuk itu haruslah dipilih
pendekatan mengajar yang berorientasi kepada cara belajar
siswa aktif.
Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut/Keg
Tahap terakhir proses mengajar terdiri atas “kegiatan evaluasi
dan tindak lanjut (follow up)”.52 Pada tahap ini guru
melakukan penilaian keberhasilan belajar siswa yang
berlangsung pada tahap intruksional.
Kegiatan pada tahapan ini antara lain: (1) Mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa atau
kepada beberapa siswa, mengenai semua pokok materi pelajaran yang telah dibahas pada tahapan kedua.
(2) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70 % (persen), maka guru harus mengulang kembali materi yang belum dikuasai oleh siswa.
(3) Untuk memperkaya pengetahuan siswa ten
r Mengajar dan Micro Teaching, …,
h. 116-152 Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan…., h. 214.
51 Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belaja17.
29
hubungannya dengan topik atau pokok materi yang telah dibahas tadi.
(4) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya. Informasi ini perlu dilakukan agar siswa dapat mempelajari bahasan tersebut dari sumber-sumber yang dimilikinya.53
tahap yang telah dibahas di atas, merupakan
sua
c)
Syah evaluasi merupakan “penilaian
terhad
ah program”.54 Sedangkan menurut Ali
uatu proses menentukan nilai
t siswa
Ketiga
tu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu
sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur
waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga
rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh.
Evaluasi/Penilaian
Menurut Muhibbin
ap keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebu
Imron pengertian evaluasi adalah “s
seseorang dengan menggunkan patokan-patokan tertentu untuk
mencapai suatu tujuan”.55
Berdasarkan pengertian di atas, maka evaluasi memiliki
tujuan sebagai berikut:
(a) Merangsang kegia an(b) M emukan sebab kemajuan atau kegagalan belajar (c) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan dan bakat masing-masing siswa (d) Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa
yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan (e) Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dengan
metode mengajar.56
Merujuk pada tujuan evaluasi seperti dikemukakan di atas,
maka pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat yang sangat
en
53 Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …,
h. 8-9. 54 Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan…., h. 139. 55 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1986), Cet. I,
h. 114. 56 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar..., h. 17.
30
besar
ng diberikan oleh guru.
E
man
bela
indi
alah “alat
enjadi dua macam yaitu:
pada aspek analisis, sintesis, dan
valuasi”.60
baik berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun
berkenaan dengan produk suatu pendidikan dan desain proses
belajar mengajar di masa yang akan datang, karena dengan
evaluasi kita dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang
guru memberikan materi dan sejauh mana siswa dapat menyerap
materi ya
valuasi/penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh
a keberhasilan kegiatan pembelajaran berlangsung, kemajuan
jar tersebut dapat diidentifikasi dengan mengacu kepada
kator pencapaian yang telah ditentukan. Pada umumnya ada
dua tekhnik evaluasi yaitu dengan menggunakan tes dan non tes.
(a) Tes
Menurut Pupuh Fathurrohman tes ad
pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang
ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai
petunjuk itu”.57 Ditinjau dari bentuknya maka tes terbagi
atas:
(1) Tes tertulis ialah “tes yang soal dan jawaban diberikan
oleh siswa berupa bahasa tertulis”.58 Secara umum tes
tertulis dibedakan m
a) Tes essai disebut “juga tes uraian, karena menuntut
anak untuk menguraikan jawabannya dengan kata-
kata sendiri dan caranya sendiri”.59 Dan ini memiliki
keunggulan dari tes pilihan ganda, “tes essai
mengembangkan kemampuan berpikir siswa tingkat
tinggi, khusus
e
57 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 77. 58 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 79. 59 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 79. 60 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2004), Cet. II, h. 156.
31
b) Tes objektif ialah “tes yang itemnya dapat dijawab
denga
sehin
ereka
yang
objek
1)
eragaman dan kepastian tentang jawaban yang sesuai pertanyaan.
serta didik dapat memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Yang termasuk dalam bentuk tes ini adalah benar-
bannya menggunakan
akan mengucapkan jawaban
d
d
(b) Non
lai hasil belajar, ada yang bisa diukur dengan
men
Hal-
(1)
kan hasil
engamatan terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang
rjadi.
n memilih jawaban yang sudah tersedia
gga peserta didik menampilkan keberagaman
baik yang menjawab benar maupun mdata,
menjawab salah”.61 Ada dua macam tes
tif, yaitu:
Free response items Penyusunan tes objektif, jawaban bebas secara umum sama dengan seluruh objektif, yakni munculnya kes
2) Fixed response items Merupakan bentuk tes objektif karena butir-butir soal yang diberikan kepada peserta didik disertai dengan alternatif jawaban sehingga pe
salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan latihan penyusunan.62
(2) Tes lisan ialah “tes soal dan jawa
bahasa lisan. Peserta didik
engan kata-katanya sendiri sesuai dengan perintah yang
iberikan”.63
tes
Dalam meni
ggunakan tes dan ada pula yang tidak bisa dengan tes.
hal yang termasuk non tes seperti:
Unjuk kerja (performance)
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasar
p
te
61 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 81. 62 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 81. 63 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 84.
32
(2) Produk
Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap
kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi
nilaian produk ini tidak hanya melihat hasil
(3)
ng
arai dengan yang diwawancarai”.64
(4)
(5)
aftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang
(6)
a menilai karya-karya individu untuk
s
gaimana yang dikehendaki oleh
pembuat angket”.68
dan seni. Pe
akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya.
Wawancara
Wawancara adalah “komunikasi langsung antara ya
mewawanc
Skala sikap
Skala sikap merupakan “kumpulan pertanyaan-
pertanyaan mengenai suatu objek”.65
Check list
“Suatu d
akan diamati disebut dengan check list (daftar cek)”.66
Portofolio
Portofolio adalah “kumpulan pekerjaan seseorang dalam
bidang pendidikan berarti kumpulan dan tugas-tugas
siswa. Pada dasarny
uatu mata pelajaran tertentu”.67
(7) Angket
Angket adalah “suatu instrumen yang berisi daftar
pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan
maksud agar responden memberikan jawaban, informasi
dan keterangan seba
64 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 86. 65 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 86. 66 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 86. 67 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, …, h. 159. 68 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, …, h. 152.
33
Dari berbagai macam evaluai di atas, evaluasi/penilaian
tertulis seperti jawaban benar-salah, isian singkat dan
menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan).
Alat pi
evaluasi/penilaian tertulis dalam bentuk
esa
mi
me
evaluasi/penilaian itu semua, maka
ktu pelaksanaannya, tes digolongkan
me
(1)
k mengetahui
k bahasan yang baru saja diberikan telah
(2)
alam waktu tertentu. Tujuannya
a
mengetahui daya serap siswa
terhadap keseluruhan pokok bahasan yang dipaketkan untuk
satu periode tertentu”.71
lihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan
mengingat dan memahami.
Sedangkan alat
i digunakan untuk menilai berbagai jenis kemampuan,
salnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan
nyimpulkan.
Untuk melakukan
dapat dilihat dari segi wa
njadi beberapa jenis penilaian, yaitu:
Penilaian formatif
Formatif adalah “jenis penilaian yang dilaksanakan setelah
selesai pokok bahasan tertentu, yaitu untu
seberapa jauh poko
diserap oleh siswa”.69
Penilaian sub-sumatif
Sub-sumatif ini meliputi “sejumlah pengajaran tertentu
yang telah diajarkan d
dalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa agar
meningkatkan hasil prestasi belajar siswa”.70
(3) Penilaian sumatif
Penilaian sumatif adalah “tes yang dilaksankan pada akhir
periode tertentu, untuk
69 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, …, h. 140-141. 70 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 114. 71 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, …, h.141.
34
Perlu diingat bahwa penilaian dilakukan untuk hasil belajar siswa yang dapat
2. Hakikat Pemahaman Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
a. Pengertian Pemahaman
afektif, dan ranah psikom
man merupakan tipe
hasil
Purw
kema
konse
tidak
terhad
memperoleh informasi tentang digunakan sebagai diagnosis dan untuk menetapkan tindak lanjut yang perlu dilakukan guru dalam rangka meningkatkan pencapaian kompotensi siswa.
Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu “ranah kognitif, ranah
otorik”.72 Dari ketiga ranah itu, ranah
kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah
karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi
bahan pengajaran.
“Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi”.73
Dalam domain kognitif (Bloom) “pemaha
belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan”.74 Ngalim
anto menjelaskan “Pemahaman (comprehention) adalah tingkat
mpuan yang menuntut siswa mampu memahami arti atau
p, situasi serta fakta yang diketahuinya”. 75 Dalam hal ini siswa
hanya menghafal secara verbalitis, tetapi mengerti atau paham
ap konsep atau fakta yang ditanyakan.
Sedangkan Sardiman menjelaskan bahwa:
72 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdaka
didikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdaka
rya, 2009), Cet.XIV, h. 24. 73 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, …, h. 24. 74 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, …, h. 24. 75 Ngalim Purwanto, Ilmu Penrya, 1986), edisi ke-2, h. 45-46.
35
Pemahaman atau comprehension merupakan salah satu unsur psikologis dalam belajar. Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasinya serta aplikasi-aplikasinya, sehingga mememahami suatu situasi. Hal ini sangat
nyebabkan siswa dapat penting bagi siswa yang
sion atau sar yang
pemahaman
d
m
an ke dalam tiga kategori, yaitu:
han, yaitu , misalnya
mbedakan yang pokok dan
b. F
agian dari tipe hasil belajar yang
par
belajar. Memahami maksudnya, menangkap maksudnya, adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Comprehenpemahaman, memiliki arti yang sangat mendameletakkan bagian-bagian belajar proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.76 Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa
adalah kemampuan memaknai suatu materi atau informasi yang
ipelajari lebih dari sekedar mengingat, tetapi mampu menerapkan,
enganalisis, mensintesis dan mengevaluasi.
Adapun jenis-jenis pemahaman, di mana dalam Nana Sudjana
man dapat dibedakpemaha
1. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemamulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnyadari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
2. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, meyang bukan pokok.
3. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman akstrapolasi.77
aktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa
Pemahaman sebagai b
merupakan objek penilaian guru karena berkaitan dengan kemampuan
a siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
a. Faktor Intern; faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu: 1) Faktor jasmaniah; faktor kesehatan, dan cacat tubuh.
76 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, …, h. 42. 77 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, …, h. 24.
36
2) Faktor psikologis; intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
3) Faktor kelelahan. Faktor Ekstern; faktor yang ada di luar individu.
asyarakat; keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
78
di atas, Muhibbin
s
d ukan kegiatan mempelajari materi-
m
mem
baik yang bersifat bawaan
ologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
ecakapan nyata: prestasi yang telah dimiliki r kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3. Faktor kematangan fisik dan psikis.
b.1) Faktor keluarga; cara orang tua mendidik, relasi
antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah; kurikulum, kemampuan guru dalam merancang proses pelaksanaan pembelajaran, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, tugas rumah.
3) Faktor m
masyarakat.
Selain faktor intern dan ekstern
mena amb hkan satu poin faktor yang mempengaruhi hasil belajar
iswa, yaitu “Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
igunakan siswa untuk melak
ateri pelajar n” 79a .
Sedangkan Abu Ahmadi menggolongkan faktor-faktor yang
pengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
a. Yang tergolong faktor internal: 1. Faktor jasmaniah (fisiologi)
maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2. Faktor psikdiperoleh terdiri atas: a) Faktor intelektif:
- Faktor potensial: kecerdasan dan bakat - Faktor k
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsu
mpengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cibbin Syah,Psikologi Pendidikan…., h. 129
78 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Meet. V, h. 54-72. 79 Muh
37
b. an keluarga, an lingkungan
m
pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat
a guru harus mampu dalam
merancang pelaksanaan pembelajaran, yaitu menyusun perencanaan,
n, menentukan metode, strategi, media
dan al
perencanaan,
pelaks
Yang tergolong faktor eksternal: 1. Faktor sosial yang terdiri atas: lingkung
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dkelompok.
2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4. Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.80
Kemudian Abu Ahmadi juga menggolongkan faktor yang
empengaruhi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor stimulus belajar; panjangnya bahan pelajaran, kesulita bahan nringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.
b. Faktor-faktor metode; kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indra, bimbingan dalam belajar, kondisi-kondisi intensif,
c. Faktor-faktor individual; kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, dan motivasi.81
Dari sekian banyak faktor di atas, maka untuk mencapai hasil
belajar siswa pada tingkat pemahaman, salah satunya dapat
dipengaruhi oleh faktor guru. Di man
proses pelaksanaan pembelajara
at evaluasi. Untuk itu guru harus melakukan upaya-upaya dalam
proses pembelajaran, bagaimana menentukan
anaan, dan evaluasi pembelajaran yang disesuaikan dengan
kondisi siswa agar mencapai tingkat pemahaman yang optimal dalam
memahami suatu materi yang diajarkan.
80 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
Cet. II, h. 138. 81 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, …, h. 139-146.
38
c.
gungjawabkan”.83 Kata akuntansi sebenarnya diserap dari
kata
an dalam menjalankan profesinya. Sebagai
bidan
kegiatan-kegiatan suatu organisasi”.85 Sedangkan
apabi n
, penggolongan, peringkasan, pelaporan
“tahap-tahap
Pengertian Siklus Akuntansi
Siklus merupakan “proses berjalan terus-menerus dan berulang kembali sehingga merupakan suatu arus berputar”.82
Dari segi istilah, “kata akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris
to account yang berarti memperhitungkan atau
mempertang
accountancy yang berarti hal-hal yang bersangkutan dengan
accountant (akuntan) atau bersangkutan dengan hal-hal yang
dikerjakan oleh akunt
g pengetahuan, istilah yang umum digunakan adalah accounting
yang mempunyai pengertian lebih luas dari pada accountancy (yang
lebih berkaitan dengan profesi atau implementasi pengetahuan
akuntansi).
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang,
yaitu “definisi dari sudut pandang pemakai jasa akuntansi dan dari
proses kegiatannya”.84
Ditinjau dari sudut pandang pemakainya akuntansi dapat
didefinisikan sebagai “disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan
mengevaluasi
la ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisika
sebagai “proses pencatatan
dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi”.86
Siklus akuntansi (accounting cycle) adalah
kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan
82 Soemarso S.R. Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Salemba Empat, 2004), edisi ke-5
revisi, h.90. rlangga, 2006), h. 53. 83 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: E
84 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, …, h. 53. 85 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, …, h. 53. 86 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, …, h. 53-54.
39
laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan transaksi periode 87berikutnya”.
Siklus akuntansi terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
losing trial balance)
7) Pembuatan jurnal balik (reversing entries)88
Be
sik
pe
tra
bu
sal
lap angan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, serta
persiapa
1) a dua pihak (penjual
dan
a) Tahap Pencatatan 1) Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi 2) Pencatatan dalam jurnal ( buku harian) 3) Pemindah-bukuan (posting) ke buku besar
b) Tahap Pengikhtisaran 1) Pembuatan neraca saldo (Trial Balance) 2) Pembuatan jurnal penyesuaian (adjusting entries) 3) Penyusunan kertas kerja (work sheet) atau neraca lajur 4) Penyusunan laporan keuangan 5) Pembuatan jurnal penutup (closing entries) 6) Pembutan neraca saldo penutup (post c
rdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
lus akuntansi adalah tahap-tahap kegiatan akuntansi dalam satu
riode, yang terdiri dari tahap pencataan mulai dari pembuatan bukti
nsaksi, pencatatan dalam jurnal, pemindah-bukuan (posting) ke
ku besar sampai pada tahap pengikhtisaran yaitu pembuatan neraca
do, pembuatan neraca lajur dan jurnal penyesuaian, penyusunan
oran keu
n untuk pencatatan transaksi periode selanjutnya.
Pembuatan atau Penerimaan Bukti Transaksi
Transaksi adalah “suatu pertemuan antar
pembeli) yang saling menguntungkan, yang berdasarkan
data/bukti/dokumen pendukung lalu dimasukan ke jurnal setelah
melalui pencatatan”.89 Dalam istilah akuntansi, transaksi dapat
dikatakan sebagai suatu kejadian yang dapat mempengaruhi posisi
, h. 90. 87 Soemarso S.R. Akuntansi Suatu Pengantar, …, h. 90 88 Soemarso S.R. Akuntansi Suatu Pengantar, …89 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan…, h.58.
40
keuangan dari suatu badan usaha dan sebagai hal yang wajar untuk
dicatat.
Bukti transaksi adalah “dokumen sumber atau instrument
yang menandai bahwa transaksi yang sah telah terjadi”.90 Jenis-
jenis bukti transaksi yang biasanya digunakan adalah kwitansi, nota
.
isebut bukti intern dan bukti-bukti yang dibuat
dari pihak luar disebut bukti ekstern.
2) Penca
wa “jurnal adalah
untuk mencatat transaksi yang dilakukan institusi secara kronologis
atau berdasark dinya, den
akun yang harus didebet atau dikredit beserta jumlah nilai uangnya
mas asing”.92
B Jurn
penjualan, daftar gaji, faktur, dan sebagainya
Kegunaan bukti transaksi adalah untuk memastikan
keabsahan transaksi yang dicatat. Disamping itu, bukti transaksi
dapat digunakan sebagai rujukan, apabila terjadi masalah di
kemudian hari. Bukti transaksi dapat berasal dari (dibuat oleh)
perusahaan sendiri atau diperolah dari pihak luar. Bukti transaksi
dari pihak luar lebih kuat dibandingkan dengan yang dibuat oleh
perusahaan sendiri. Bukti-bukti yang dibuat dan disediakan oleh
perusahaan sendiri d
tatan dalam Jurnal (Buku Harian)
Jurnal merupakan “catatan berupa pendebitan dan
pengkreditan dari transaksi-transaksi secara kronologis beserta
penjelasan-penjelasan yang diperlukan dari transaksi-transaksi
tersebut”.91 Selanjutnya Bastian menjelaskan bah
an urut waktu yang terja gan menunjukkan
ing-m
entuk al
90 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan…, h.58 91 Al Haryono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi, (Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2001), Cet. I, h. 66. 92 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan…, h.58
41
B
anya mempunya dua kolom (jurnal
Tanggal
entuk jurnal yang digunakan suatu perusahaan akan
tergantung pada besarnya perusahaan dan sifat operasinya. Bentuk
jurnal yang paling sederhana h
umum) dan dapat digunakan untuk mencatat semua transaksi secara
kronologis. Contoh jurnal adalah sebaga berikut:
Tabel 2.2 Contoh Jurnal Umum
(A) Hal: 1
Nomor bukti Keterangan Ref
(H) Debit Kredit
(B) 200A (C) Jan 2 (D) 001 (I) Kas (E) (E) 4.000
Modal Ali (F) (F) 4.000 Setoran modal awal (G)
Proses pencatatan transaksi ke dalam jurnal disebut
um
) Nama akun yang didebit dicantumkan pada tepi paling ilai uangnya dalam
atau apabila penjelasan terlampau panjang untuk sebuah transaksi yang kompleks, atau apabila dapat
penjurnalan (journalizing). Prosedur yang diterapkan untuk jurnal
um adalah sebagai berikut:
(A) Setiap halaman jurnal diberi nomor urut untuk referensi (B) Tahun dicantumkan sekali saja pada baris paling atas
dari kolom “tanggal” disetiap halaman jurnal, kecuali apabila dalam halaman tersebut tahunnya berubah.
(C) Bulan dicantumkan sekali saja pada baris pertama sesudah tahun kolom “tanggal” disetiap halaman kecuali dalam halaman tersebut bulannya berubah.
(D) Tanggal dicantumkan sekali saja pada kolom “tanggal” untuk setiap hari, tanpa memandang jumlah transaksi yang ada pada hari itu. Tanggal yang dicatat adalah tanggal terjadinya transaksi, bukan tanggal dicatatnya transaksi dalam jurnal.
(Ekiri dalam kolom “keterangan”. Nkolom “debit”.
(F) Nama akun yang dikredit dicantumkan dibawah agak ke kanan dari akun yang didebit. Nilai uangnya dicatat dalam kolom “kredit”.
(G) Penjelasan singkat dapat dicatat dibawah agak ke kanan dari setiap ayat jurnal. Kadang-kadang penjelasan ini ditiadakan. Yaitu apabila sifat transaksi sudah jelas,
42
digantikan dengan referensi pada dokumen yang mendukungnya.
(H) Kolom referensi digunakan untuk mencatat nomor kode akun yang bersangkutan di buku besar. Kolom ini diisi pada waktu pemindahbukuan (posting) ke buku besar.
(I) Nomor bukti transaksi yang dijadikan dasar pencatatan dalam jurnal dicatat dalam kolom “nomor bukti”93
3) Pemindah-bukuan (Posting) ke Buku Besar
Proses memindahkan catatan yang telah di ukan d
jurnal ke buku besar disebut yaitu memindahkan jum
dalam lam sisi debit referensi dan
m dahkan lah dalam kolom kredit jurnal ke dalam sisi
kredit referensi.94 bukuan a jurna debit atau ke
m sing-ma
digambarkan seperti di bawah ini:
Tabel 2.3
mi d uku dala u Be
Jurnal Umum Hal : 1
Tanggal Nomor Keterangan Ref Debit Kredit
lak i dalam
posting, lah
kolom debit jurnal ke da
emin jum
Pemindah ya
sing akun yang dipengaruhinya di buku besar dapat
t l kredit
a
Pe ah-b an ke m Buk sar n
bukti (H)
200A Jan 2 001 Kas 11 4.000 li 4Modal A .000 Setoran modal awal
Nama Akun: Kas Nomor Akun: 11
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Debit Kredit 200A Jan 2 Saldo awal
93 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar, …, h. 95 94 Al Haryono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi…, h. 69-70.
E A
D
C
BC
43
4.000 Setoran modal (E) JU 1 4.000
. Kode untuk jurnal umum adalah JU adalah 1.
(D) Catat nomor kode akun (dalam hal ini kode akun kas, yaitu
” di jurnal i akun.95
Ner
nera
dala
sald
keua ng dicantumkan di dalamnya
dapat langs
lapo
5) Jur
(a) sting journal entries)
yang
sehingga
adaan di mana suatu
(A) Pindahkan tanggal yang terdapat dalam jurnal umum (2 Januari 200A) ke dalam kolom “tanggal” di akun yang bersangkutan (dalam hal ini diambil akun yang akan di debit, yaitu: kas).
(B) Pindahkan jumlah yang didebit dalam jurnal umum (Rp.4.000) ke dalam kolom “debit” di akun kas. Setelah pemindahan ini hitung saldo akun yang bersangkutan dan tuliskan hasilnya dalam kolom “saldo”.
(C) Catat kode dan nomor halaman jurnal ke dalam kolom “Ref” di akun kassedang halamannya
11) ke dalam kolom “Ref” di jurnal umum. (E) Penjelasan singkat dalam kolom “Keterangan
umum dapat dipindahkan ke kolom yang sama d4) Pembuatan Neraca Saldo (Trial Balance)
aca saldo (trial balance) kadang-kadang disebut juga
ca sisa atau neraca percobaan: daftar saldo akun-akun yang ada
m buku besar perusahaan pada suatu saat tertentu.96 Neraca
o merupakan titik awal yang baik untuk penyusunan laporan
ngan. Banyak dari jumlah ya
ung disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, dan
ran perubahan modal.
nal Penyesuaian dan Neraca Saldo Disesuaikan
Jurnal Penyesuaian (Adjusting Journal Entries)
Ayat jurnal penyesuaian (adju
dibuat untuk akun-akun tertentu, pada hakekatnya adalah
“untuk mengoreksi akun-akun tersebut
mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, beban, pendapatan,
dan modal yang sebenarnya”.97
Ada dua macam keadaan di mana jurnal penyesuaian
(adjustement) perlu dibuat. “Pertama, ke
. 95 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar,…, h. 96-97
96 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar,…, h. 110. 97 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar, …, h. 125.
44
transaksi telah terjadi, tetapi belum dicatat dalam akun. Kedua,
menyangkut keadaan di mana suatu transaksi telah dicatat
dalam suatu akun, tetapi saldonya perlu dikoreksi untuk
mencerminkan keadaan sebenarnya”.98
Saldo-saldo di dalam neraca saldo biasanya memerlukan
penyesuaian untuk mengakui hal-hal sebagai berikut:
(1) Penghasilan yang masih harus diterima (Piutang
masih harus dibayar (Hutang biaya): yaitu
an pada suatu periode
kan jumlah tersebut ke dalam beban (Harga pokok
nya persediaan barang dagangan
gangan: pembelian barang dagangan merupakan unsur penambah harga pokok
penghasilan): yaitu penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.
(2) Biaya yangbiaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.
(3) Penerimaan di muka (Hutang penghasilan): yaitu penghasilan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya merupakan penghasilan untuk periode yang akan datang.
(4) Pembayaran di muka (Persekot biaya, piutang biaya): yaitu biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan datang.
(5) Kerugian piutang: yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak bisa ditagih
(6) Penyusutan (Depresiasi): yaitu penyusutan dari aktiva tetap yang harus dibebankakuntansi.
(7) Persediaan barang dagangan : persediaan barang dagangan pada awal tahun merupakan bagian dari barang yang tersedia untuk dijual, merupakan salah satu unsur dari harga pokok penjualan, akan tetapi jumlah tersebut belum dimasukan sebagai beban untuk tahun itu, artinya masih merupakan aktiva. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian untuk memasu
penjualan). Sebalikakhir tahun yang menjadi unsur pengurang harga pokok penjualan perlu dikeluarkan dari beban untuk tahun itu. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian untuk mengeluarkan persediaan barang dagang akhir dari harga pokok penjualan.
(8) Pembelian barang da
98 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar, …, h. 125.
45
penjualan. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian
enyesuaian yang ada
s
6) (work-sheet) adalah “kertas
dapun manfaat menggunakan neraca lajur,
t
dapat
ma pasang kolom di mana tiap-tiap
om-
kolom neraca sal
(2) Ma lom “penyesuaian”
(3) lom neraca etelah disesuaikan
(4) inda -j lam olom
a i a o o
atau kolom-kolom neraca.
untuk menambah pembelian pada beban pada tahun itu. Sebaliknya retur dan pengurangan pembelian, dan potongan pembelian yang menjadi unsur pengurang harga pokok penjualan, perlu dikeluarkan dari unsure beban dari tahun itu dengan jurnal penyesuaian.99
(b) Neraca Saldo Disesuaikan
Setiap saldo akun yang ada di kolom neraca saldo
ditambah atau dikurangi dengan jurnal p
ehingga akan diperoleh saldo yang telah disesuaikan dalam
kolom neraca saldo disesuaikan.
Neraca Lajur / Kertas Kerja (Work-sheet)
Neraca lajur /kertas kerja
berkolom yang digunakan sebagai kertas kerja dalam penyusunan
laporan keuangan”.100 A
yaitu dapat mengurangi kesalahan terlupakannya salah satu aya
jurnal penyesuaian yang harus dilakukan, selain itu
digunakan untuk memriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan,
dan memungkinkan penyusunan secara logis.
Neraca lajur terdiri atas li
pasang kolom terdiri atas kolom debit dan kolom kredit. Prosedur-
prosedur yang harus dilakukan untuk menyusun neraca lajur terdiri
atas lima langkah sebagai berikut:
(1) Masukan saldo-saldo rekening buku besar ke dalam kol
do
sukan penyesuaian ke dalam kolom-ko
Mengisi ko -kolom saldo s
Mem hkan jumlah umlah di da kolom-k neraca
s ldo setelah d sesuaik n ke dalam k lom-k lom rugi dan laba
99 F. Winarni dan G. Sugiyarso, Konsep Dasar dan Siklus Akuntansi, (Yoyakarta: Media
Pressindo, 2006), Cet. III, h. 26-27. 100 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar, …, h. 127
46
(5) Menjumlahkan kolom-kolom rugi-laba dan kolom-kolom
n
No Akun
Nama Akun
eraca. Memasukan angka “laba bersih” atau “rugi bersih”
sebagai angka pengimbang ke dalam kedua pasang kolom di
atas dan sekali lagi menjumlahkan kolom-kolom tersebut.
Tabel 2.4
Bentuk Neraca lajur/ Kertas Kerja
Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian
Neraca saldo Disesuaikan
Laporan Laba/Rugi
Neraca
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
7) Laporan Keuangan
disajikan dan disiapkan oleh m
kepada pihak internal dan eksterna
bisnis dari suatu kesatuan usah
pertanggungjawaban dan kom
pihak yang m
“seperangkat laporan keuangan form
Neraca, Lap
(a)
merupakan “laporan yang memberikan gambaran utuh dari
suatu entitas pada suatu titik waktu, sehingga neraca sering
disebut sebagai potret posisi keuangan suatu entitas”.104
Laporan keuangan adalah “informasi keuangan yang
anajemen dari suatu perusahaan
l, yang berisi seluruh kegiatan
a yang merupakan salah satu alat
unikasi manajemen kepada pihak-101embutuhkannya”. Laporan keuangan merupakan
al (full set) yang terdiri dari:
oran laba rugi, dan Laporan perubahan modal”.102
Neraca (Balance Sheet/The Statement Of Financial Pasition)
Haryanto Yusup menjelaskan bahwa ”neraca adalah
suatu daftar menggambarkan aktiva (harta kekayaan),
kewajiban dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada
saat tertentu”.103 Sedangkan menurut Bastian bahwa neraca
101 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar, …, h. 130. 102 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar, …, h. 130. 103 Al. Haryanto Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi, …, h. 21. 104 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan…, h. 63.
47
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan
an daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan
mo
tah
dis
dik kayaan perusahaan, kemampuan
wajiban serta kemampuan perusahaan
me
(1)
ya yang dikuasai oleh
(2) )
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan
a transaksi pembelian secara kredit, baik
pe
neraca merupak
dal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir
un. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca
usun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat
etahui berapa jumlah ke
perusahaan membayar ke
mperolah tambahan pinjaman dari pihak luar.
Berikut ini adalah akun-akun dalam neraca:
Aset/ aktiva
Aktiva merupakan sumber da
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
memperoleh perusahaan.
Hutang (Lialibilities
terhadap orang atau perusahaan lain yang belum dipenuhi,
yang timbul karen
mbelian barang-barang ataupun jasa, tagihan pajak dari
pemerintah, kewajiban bayar bunga yang belum
dilaksanakan dan sebagainya.
(3) Modal Sendiri (Owner’s Equity)
Modal sendiri adalah kekayaan bersih dari pemilik / para
pemilik yang besarnya dapat diukur dengan cara mencari
selisih antara jumlah aktiva dengan jumlah hutang-hutang
perusahaan.
48
(b)
dalam upaya mencapai
tujuannya. Hasil operasi perusahaan diukur dengan
membandingkan antara pendapatan perusahaan dengan biaya
atan tersebut.
Apabila pendapatan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan,
em eroleh laba, dan apabila
terjadi sebaliknya (pendapatan leb kecil d ri biaya
enderita rugi
enyusunan lapora laba dipe gunakan untuk
penganalisaan laporan keuangan, oleh
ena itu laporan ini laba har secara lengkap
Tabel 2.5
Laporan Laba/Rugi Disajikan Secara Lengkap
an pengurangan harga
al
etur pembelian dan pengurangan harga elian
khir
xxxx xxxx
Laporan Laba Rugi (Income Statement Of Changes
Financial position)
Laporan laba rugi adalah “laporan yang menggambarkan
kinerja keuangan etitas (dalam satu periode akuntansi)”.105
Laporan laba rugi menggambarkan keberhasilan atau
kegagalan operasi perusahaan
yang dikeluarkan untuk memperolah pendap
maka dikatakan perusahaan m p
ih a ) maka
perusahaan m .
P n rugi r
memudahkan dalam
kar /rugi us disajikan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Penjualan Retur penjualan dPotongan penjualan Penjualan bersih Persediaan barang dagang awPembelian Beban angkut pembelian RPotongan pemb Pembelian bersihBarang tersedia untuk dijual Persediaan barang aHarga pokok penjualan
xxxx xxxx xxxx
xxxx
xxxx
xxx
xxx
x x
xxx xxx
xx
xxx
xxx
x x
xxx
xxx
x x
105 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan…, h. 65.
49
Laba kotor
eban operasi:
eban penyusutan peralatan toko
an serba-serbi
eban umum: ntor
Beban sewa kantor Beban penyusutan peralatan kantor Be Laba dari usaha Hal-hal di luar usPendapatan di luaPendapatan komiPendapatan bungaPendapatan penjual Beban di lBeban bBeban keru Laba sebelPajak penLaba ber
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
BBeban penjualan Beban angkut penjualan Beban iklan Beban sewa toko Beban perlengkapan toko BBeban komisi penjualan Beban penjual BBeban gaji bagian kaBeban asuransi Beban perlengkapan kantor
ban umum dan serba-serbi
aha r usaha: si an aktiva tetap
uar usaha: unga
gian penjualan tetap
um pajak ghasilan
sih sesudah pajak
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
(c) dal Sendiri
diri merupakan suatu ringkasan yang
sendiri selama
Laporan modal sendiri menunjukkan
perbed
berikut:
(1) Modal sendiri bertambah bila:
Laporan Mo
Laporan modal sen
menunjukkan perubahan terhadap modal
periode akuntansi.
aan besarnya modal sendiri pada awal dan akhir tahun/
periode. Ketentuan dalam laporan modal sendiri adalah sebagai
50
a) Adanya tambahan investasi dari pemilik
b) Adanya laba bersih
(2) Modal sendiri berkurang bila:
in untuk keperluan
aan
(d) L
sing Entries)
pada hakekatnya adalah ayat jurnal
entara apabila akan dimulai
eriode berikutnya.
Untuk membuat ayat jurnal penutup diperlukan satu akun
tkan data yng
terdap
akun prive
rial balance)
a) Terjadi pengambilan uang atau harta la
pribadi
b) Terjadi rugi bersih
c) Pengambilan sebagian modal perusah
aporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan “laporan yang
menggambarkan posisi kas dalam satu periode akuntansi”.106
Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian, yaitu: aktivitas
operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan.
8) Pembuatan Jurnal Penutup (Clo
Ayat jurnal penutup
untuk me-nol-kan saldo akun-akun sem
pencatatan data akuntansi p
tambahan yang dapat digunakan untuk mengikhtisa
at dalam akun-akun pendapatan dan beban. Akun tambahan
ini disebut Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary). Ada empat tahap
yang diperlukan untuk melakukan jurnal penutup, adalah sebagai
berikut:
a. Penutupan akun pendapatan
b. Penutupan akun beban
c. Penetupan akun Ikhtisar laba rugi
d. Penutupan
9) Neraca Saldo Penutup (post closing t
106 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan…, h. 66.
51
Setelah pembuatan jurnal penutup, tehap selanjutnya dalam
siklus akuntansi adalah penyusunan neraca saldo penutup (post
closing trial balance). Tujuan dibuatnya neraca saldo penutup
adalah memastikan bahwa buku besar telahseimbang sebelum
memulai pencatatan data akuntansi periode berikutnya. Neraca
saldo
n prive) telah ditutup dan
enyesuaian tertentu yang dibuat periode sebelumnya”.107 Jurnal
keharusan. Jurnal dibuat
riode berikutnya dapat dilakukan dengan
lebih
n.
Pada dasarnya ada empat macam jurnal penyesuaian yang
memerlukan jurnal pem
(a) Beban masi xpenses) (b) Beban dibayar dimuka ( a beban
te ula dicatat ) asih enues)
(d) terseb
tang
d. Gambaran Umum Perusahaan Dagang
1) Jenis
rkan pada kegiatan utama yang dijalankan,
secara garis besar jenis perusahaan dapat digolongkan menjadi:
penutup hanya akan terdiri dari akun neraca saja. Akun-akun
sementara (pendapatan, beban, da
bersaldo nol.
10) Jurnal Pembalik (reversing entries)
Jurnal pembalik (reversing antries) adalah “jurnal yang
dibuat pada awal suatu periode akuntansi untuk membalik jurnal
p
ini sebetulnya bukan merupakan suatu
agar pencatatan dalam pe
mudah. Hal ini tidak lepas dari pengaruh sistem akuntansi
yang diterapkan dan sifat manusia yang menghendaki kepraktisa
balik, yaitu:
h harus dibayar (accrued eprepaid expenses) apabilpada akun beban. rsebut mula-m
(c Pendapatan m harus diterima (accrued rev Pendapatan dipendapatan ter
ima dimuka (unearned revenues) apabila ut mula-mula dicatat pada akun pendapatan )108 (bukan akun u
-jenis Perusahaan
Apabila didasa
107 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar…, .h. 261. 108 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar…, .h. 253.
52
Tabel 2.6
Jenis-jenis Perusahaan
n Output yang Dihasilkan
Aktivitas yang Dilakukan Jenis PerusahaaJasa Jasa/fasilitas Menjual jasa atau layananDagang Produk/barang Membeli barang jadi dan menjualnya
kembali tanpa melakukan pengolahan lagi. Manufaktur Produk/barang Mengolah bahan baku menjadi barang jadi
dan kemudian menjual barang jadi tersebut.
Namun dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada
2)
men yang membutuhkan produk tersebut”.109
sec
Pe
3) Ak
pro
beb
yan
lain
perusahaan dagang.
Kegiatan/Aktivitas Perusahaan Dagang
Fungsi utama perusahaan dagang adalah “menjembatani
antara produsen yang menghasilkan suatu produk tertentu dengan
konsu
Melihat fungsi perusahaan dagang tersebut di atas, maka
ara garis besar, siklus kegiatan perusahaan dagang meliputi
kegiatan-kegiatan: “(a) Pembelian, (b) Pengeluaran uang, (c)
njualan, (d) Penerimaan uang”.110
un-Akun Perusahaan Dagang
Berbeda dengan perusahaan jasa yang menjual produk-
duk yang bersifat nonfisik, perusahaan dagang membeli dan
menjual produk yang memiliki bentuk fisik. Karena itu terdapat
erapa aktivitas dan beberapa akun di dalam perusahaan dagang
g tidak dimiliki perusahaan jasa. Akun-akun tersebut antara
:
109 Rudianto, Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan,
(Jakarta: Erlangga, 2009), h. 104. 110 Rudianto, Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan,
…, h. 104.
53
(a) Akun Pembelian adalah akun yang hanya digunakan untuk menampung aktivitas pembelian barang dagangan perusahaan.
(b) Akun Penjualan adalah akun yang hanya digunakan
riode akuntansi tertentu.
Tunai digunkan
ai atau alam waktu yang telah ditentukan.
(f) kun Retur Penjualan digunakan untuk menampung i dikembalikan
ak pembeli karena ada ketidaksesuaian
(g
beban yang dikeluarkan perusahaan untuk
4) K(1)
g n. Beberapa
untuk menampung penjualan barang dagangan perusahaan.
(c) Akun Persediaan adalah untuk menunjukkan jumlah barang dagangan yang dimiliki perusahaan pada awal atau akhir pe
(d) Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah digunakan untuk menampung harga pokok/harga beli barang yang dijual di dalam satu periode akuntansi.
(e) Akun Potongan Penjualan/Potonganuntuk menampung jumlah diskon atau pengurangan yang diberikan oleh pihak penjual kepada pelanggannya, karena telah membayar secara tundAsejumlah barang yang telah dijual tetapoleh pihpesanan.
) Akun Potongan Pembelian digunakan untuk menapung sejumlah diskon yang telah diberikan oleh pihak produsen/supplier kepada pihak pembeli karena telah membayar secara tunai atau dalam waktu yang telah ditetapkan.
(h) Beban pemasaran digunakan untuk keseluruhan menampungmenjual dan mendistribusikan barang dagangannya hingga sampai ke tangan konsumen.
(i) Beban administrasi dan Umum digunakan untuk menampung keseluruhan beban operasi kantor guna perencanaan dan pengendalian secara umum.111
etentuan Jual Beli dalam Perusahaan Dagang
Syarat Jual Beli
Perbedaan utama dalam syarat jual beli biasanya
berhubungan dengan siapa yang menanggung biaya
pengiriman dan biaya-biaya lain yang berhubun a
111 Rudianto, Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan,
…, h. 105.
54
syarat jual beli yang biasa terdapat dalam dunia usaha
diurai
g
Frieght, and Insurance (CIF): penjual harus ggung biaya pengiriman (pengangkutan) dan
but di atas, ketentuan
ungan dengan masalah
poton
ri sudut penjual, potongan ini
otongan
Ketentuan yang juga berlaku di penjualan kredit adalah
ggang waktu pembayaran utang dagang dan
ju
kan berikut:
(a) Loko Gudang: pada syarat jual beli ini pembeli menanggung biaya pengiriman barang dari gudanpenjual ke gudang sendiri.
(b) Franco Gudang : pada syarat ini, penjual menanggung biaya pengiriman sampai ke gudang pembeli.
(c) Free on Board: pembeli di luar negeri menanggung biaya pengiriman dari pelabuhan muat penjual sampai dengan pelabuhan bongkar yang digunakan oleh pembeli.
(d) Cost, menanasuransi kerugian atas barang tersebut.112
(2) Potongan Harga
Di samping syarat-syarat terse
dalam jual beli mungkin juga berhub
gan (discount). Ada dua macam potongan harga, yaitu:
(a) Potongan Tunai (cash discount) adalah potongan harga
yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat
dari jangka waktu kredit. Da
disebut potongnan penjualan (sales discount), sedangkan
dari sudut pembeli disebut potongan pembelilan (purchases
discount).
(b) Potongan Perdagangan (Trade discount) adalah p
yang diberikan karena perbedaan cara penjualan atau
perbedaan langanan yang dilayani.
(3) Ketentuan tentang pembayaran kredit
tentang rentang/ten
ga intensif potongan utang dagang yang ditawarkan agar
pembeli membayar lebih cepat
112 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar…, .h. 161-162.
55
(a) 2/10, n/30; ketentuan yang menyatakan bahwa potongan
seb
adalah 30 hari.
(b) EO
5) Buku Harian Khusus
Sesuai dengan k untuk sebuah perusahaan dagang,
buku harian khusus yang perlu disediakan adalah:
uku/Jurnal Penjualan (sales journal)
uk mencatat penjualan barang dagang
n ini terlibat
ngan secara tunai
dicatat sebagai debit pada akun kas dan kredit pada akun
cara tunai
dicatat
Tabel 2.7
Jurnal Penjualan
Tanggal No. Faktur Akun yang Didebit pembayaran Ref Piutang Dagang (D)
enjualan (K)
esar 2% diberikan bila pembayaran dilakukan dalam
jangka waktu 10 hari setelah tanggal transaksi, sementara
jangka waktu kredit yang diberikan
M (end of month); ketentuan yang menyatakan bhwa
pembeli harus melunasi utang dagang paling lambat pada
tanggal di bulan terjadinya transaksi jual beli.
egiatannya,
1. B
Digunakan unt
yang dilakukan secara kredit. Dalam jurnal haria
akun piutang daganng dan penjualan.
Sedangkan penjualan barang daga
penjualan. Dan dalam praktik, biasanya penjualan se
dalam buku penerimaan kas.
Syarat P
(1) (2) (3) (5) (4) (6) Keterangan Kolom:
Kolom ntuk m at ggal inya )untuk mencatat copy faktur
r pembantu g disepakati
dagang
(1)u enc at tan terjad transaksi (2(3)untuk mencatat nama debitor atau akun buku besa(4)untuk mencatat tanggal pembayaran yan(5)untuk memberi tanda bahwa jumlah tersebut sudah diposting ke buku besar
pembantu (6)untuk mencatat jumlah penjualan dan piutang
56
an.
Tanggal Keterang
2. Buku/Jurnal Penerimaan Kas (cash receipt journal)
Buku harian ini digunakan untuk mencatat semua
penerimaan uang, termasuk penjualan tunai dan penerimaan
tagih
Tabel 2.8
Jurnal Penerimaan Kas
an Ref Debit Kredit
Kas Pot. Penjualan
Piutang dagan Penjualan Serba serbi
g Ref Akun Jumlah (1) (2) (7) (8) (9) (10) (3) (4) (5) (6)
Keterangan: Kolom (1) untuk mencatat tanggal terj inya transaksi
(2) untuk mencatat debit asi (3) untuk mecatat tanda c rti telah dilakukan posting ke buku besar
pembantu (4) untuk mencatat jumlah uang yang di
uk at potongan tunai yang an ntu an
untuk ncatat j lah penjua unai untuk at or kode pada w pos ke b esar k
sing-masing akun kolom serba serbi ediakan kolom tersendiri (selain
(10 encatat jumlah uang untuk akun yang berada dalam kolom serba-
nal)
n
Tanggal Akun yandi debit
Kredit
ador yang melunhek yang bera
terima diberik(5) unt
(6) u mencat
k mencatat jumlah piutang dagang y g dilunasi (7)(8)
me mencat
um nom
lan takun aktu ting uku b untu
ma(9) untuk mencatat nama akun yang tidak dis
kolom 4-7) )untuk mserbi
3. Buku/Jurnal Pembelian (purchases jour
Buku harian ini digunakan untuk mencatat pembelian
barang secara kredit. Dalam buku harian ini akan terlibat aku
pembelian dan utang dagang.
Tabel 2.9
Jurnal Pembelian
g Ref
Debit
Pembelian Perlengkapan Serba-Serbi Utang Dagang Ref Akun Jumlah
(1) (2) (3 (4) (5) (6) (7) (8) (9) ) Keterangan kolom: Kolom (1) untuk mencatat tanggal terj nya transaksi
(2) untuk mencatat nama kredi r atau akun buku besar pembantu yang harus didebit
adito
57
(3) untuk member tanda itu sudah dicatat ke dalam buku besar pembantu
(4) untuk menca angan (5) untuk mencatat jumlah pembelian gkapan
or setela ke bu ar masing-m sin ko er
m atat n yang t dised k tersendiri k mencatat jumlah pembelian barang yang tidak tersedia kolom sendiri
na pembelian kredit
ment journal)
perusahaan, termasuk
ayaran utang.
Tanggal
bahwa jumlah
tat jumlah pembelian barang dag perlen
(6) untuk mencatat nomg akun
kode akunlom serba-s
h diposting ku bes untuka
encbi
(7) untuk(8) untu
aku idak iakan olom
(9) untuk menatat jumlah utang yang timbul kare
4. Buku/Jurnal Pengeluaran Kas (cash disburse
Buku harian ini digunakan untuk mencatat semua
pengeluaran uang yang dilakukan oleh
pembellian barang dagang tunai dan pemb
Tabel 2.10Jurnal Pengeluaran Kas
Keterangan Ref Debit Kredit
Utang dagang Pembelian Serba-serbi Kas Pot.
Pembelian Ref Akun Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Ketera
Kolomn
lom tersendiri (8) ntuk mencatat jumlah dari akun kolom serba-serbi (9) ntuk mencatat jumlah uang tunai yang dibayarkan
ang diterima darikreditor
encatat rincian akun piutang menurut nama
ngan kolom:
(1) untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi (2) untuk mencatat nama kreditor yang harus didebit atau keteranga(3) untuk mencatat tanda posting ke buku besar pembantu (4) untuk mencatat jumlah utang dagang yang dibayar (5) untuk mencatat pembelian tunai (6) untuk mencatat nomor kode akun yang tidak disediakan lajur tersendiri atau
kolom serba-serbi setelah diposting ke buku besar (7) untuk mencatat nama akun yang tidak disediakan ko
u u
(10) untuk mencatat jumlah potongan tunai y
Disamping keempat buku harian khusus tersebut di atas,
dalam perusahaan dagang juga diperlukan buku tambahan/buku
pembantu (subsidiary ledger).
Buku pembantu yang digunakan adalah:
(a) Buku pembantu piutang (accounts receivable subsidiary ledger),
fungsinya adalah m
58
langganan yang terdapat di buku besar. Jadi, akun piutang
dagang merupakan akun induk bagi buku piutang.
at rincian utang menurut nama kreditur.
6) Akuntansi di Perusahaan Dagang
a perusahaan dagang dari perusahaan jasa
adalah terjadinya transaksi jual beli barang dagang. Oleh
a)
b)
c)
d) saksi pembelian dan
7) Metode P
dua
sediaan barang dagangan di dalam perusahaan dagang, di mana
dan akhir periode akuntansi saja untuk menentukan harga
(b) M ntuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan di dalam perusahaan dagang, di mana
(b) Buku pembantu utang (accounts payable subsidiary ledger),
fungsinya adalah mencat
Akun pengendalinya adalah utang dagang.
Perbedaan utam
karenanya, akuntansi di perusahaan dagang berbeda dari di
perusahaan jasa terutama dalam empat (4) hal:
Penyediaan informasi keuangan tentang persediaan barang
dagangan (PBD).
Penyediaan informasi keuangan tentang harga perolehan dan
harga pokok penjualan barang dagang.
Penyediaan informasi keuangan tentang laba/margin bruto
(gross profit/ margin).
Penyediaan informasi tentang tran
penjualan barang dagang.
encatatan
Di dalam pencatatan aktivitas perusahaan dagang, terdapat
metode yang digunakan, yaitu:
(a) Metode periodik adalah metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan per
persediaan dicatat dan dihitung hanya pada awal
pokok penjualan. etode perpetual adalah metode yang digunakan u
59
persediaan dicatat dan dihitung se113
cara detail, baik pada waktu dibeli maupun dijual.
8) Har ba Bersih
a) arga perolehan barang
e. Penghitungan
HPP
Barang tersedia untuk dijual (BTUD) terdiri atas variabel:
Ata PerPemBeb
ga Pokok Penjualan, Laba Bruto, dan La
Harga Pokok Penjualan
Yang dimaksud HPP adalah h
dagang yng telah terjual selama satu period
dapat digunakan rumus:
HPP = barang tersedia untuk dijual (BTUD) – persediaan akhir
u dapat digambarkan sebagai berikut:
sediaan awal Rp xxxx belian Rp xxxx an angkut pembelian Rp xxxx +
Rp xxxx ur pembelian dan PH Rp xxxx ongan pembelian
BTUD = persedpembel
iaan awal + pembelian + beban angkut pembelian – (retur ian dan pengurangan harga + potongan pembelian)
RetPot +Rp xxxx Rp xxxx -
Pembelian bersih Rp xxxx + Rp xxxx
Persediaan akhir Rp xxxx -Barang tersedia untuk dijual
Harga pokok penjualan Rp xxxx
b) Laba Bruto
1. Laba Bruto
Salah satu informasi penting adalah tentang laba bruto
/margin). Laba bruto merupakan seisih antara
dan Laba Bersih
(gross profit
penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan (HPP).
Laba bruto ini mencerminkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari transaksi BD. Biaya operasional
113 Rudianto, Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan, , h. 106.
60
yang tidak terkait langsung dengan penjualan BD
diperhitungkan secara terpisah.
Laba kotor = penjualan bersih – HPP
an penjua n pat dicari dengan
h =
potongan penjualan)
Sedangk la bersih da :
Penjualan bersi penjualan – (retur penjualan dan PH +
2. Laba Bersih
Adalah hasil pengurangan laba ko
harus ditanggung selama perusahaan beroperasi, yaitu
inistrasi dan umum.
tor dengan beban yang
beban penjualan dan beban adm
B. Kerangka Berpikir
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
UPAYA GURU
PER• tandar kompetensi,
ator, dalam tema Penetapan jaring
• • Pen
ENCANAAN PEMBELAJARAN Pemetaan skompetensi dasar, indik
• an tema Penyusunan silabus
yusunan RPP
PROSES PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
EVALUASI • Merumuskan tes standar
yang akan digunakan untuk ya
ang ilai
an
menilai tercapai tidakntujuan
• Menentukan jenis tes ydiperlukan untuk menmasing-masing tujuan
• Analisis hasil tes untukmengetahui kemajubelajar siswa
KEGIATAN PENDAHULUAN a. Penciptaan kondisi awal b. Apersepsi c. Pre-test d. Motivasi
KEGIATAN INTI a. Menjelaskan topik dan
tujuan b. Penjelasan materi c. Interaksi Tanya jawab
KEGIATAN PENUa. Post-test b. Tindak lanjut c. Kesimpulan
TUP
d. Menutup pelajaran
TUJUAN YANG DITENTUKAN (Meningkatkan Pemahaman Siswa)
61
Dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran guru harus merumuskan
tiga tahapan pelaksanaan pembelajaran, diantaranya tahapan perencanaan
pembelajaran, tahapan proses pelaksanaan pembelajaran, dan tahapan
evaluasi.
Begitu pula dalam pembelajaran siklus akuntansi, guru harus
melakukan beberapa upaya dalam pembelajaran, sehingga tujuan dalam
meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntansi dapat tercapai
secara optimal. Dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus
akuntansi guru melakukan beberapa upaya guna mencapai tujuan tersebut,
yaitu melalui proses pembelajaran siklus akuntansi. Upaya-upaya yang
dilakukan guru dalam pembelajaran siklus akuntansi yaitu melalui tahapan-
tahapan pembelajaran, diantaranya yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah mengamati, dan melihat bagaimana upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntansi perusahaan dagang yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran akuntansi di kelas di lembaga SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Dengan demikian penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Dalam penelitian ini, sasaran yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan, memahami dan memaknai sistem pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan di depan, maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif analisis.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), melalui pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.1
Dengan demikian, melalui pendekatan kualitatif maka diharapkan akan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna dari fakta yang relevan. Pendekatan kualitatif pada dasarnya berusaha untuk
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. X, h.15.
61
62
mendeskripsikan permasalahan secara komprehensif, holistik, integratif, dan mendalam melalui kegiatan mengamati orang dalam lingkungannya dan berinteraksi dengan mereka tentang dunia sekitarnya.
Penelitian ini pada hakikatnya adalah mengamati satu orang guru IPS Akuntansi dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang pelaksanaan pembelajaran, serta mengamati upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntansi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kota Tangerang
Selatan. Yang beralamat di Jl. Pendidikan No. 49 Ciputat Kode Pos 15411.
Yang Terletak di pusat Kota Ciputat, berdekatan dengan Kantor Ciputat,
Koramil, Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan
Ciputat, Mesjid Agung Ciputat, Stadion Mini Ciputat, Pasar dan Pusat
Pembelanjaan Ciputat. Adapun batas-batasnya sebagai berikut :
Sebelah Utara : dengan Komplek Perumahan Kompas
Sebelah Selatan : dengan jalan Pendidikan
Sebelah Barat : dengan rumah penduduk
Sebelah Timur : dengan Gedung SMP PGRI 1 / SMA PGRI 56 C.2
2. Waktu Penelitian
Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari pengajuan judul, pengajuan proposal, perencanaan dan persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. Dan rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 8 (tujuh) bulan, mulai pada akhir bulan Maret sampai awal bulan November 2010.
2 Profil SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
63
Tabel 3.1
Waktu Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Waktu
1 Acc Proposal Skripsi 30 Maret 2010
2 Acc pembimbing oleh kajur Pendidikan IPS 30 Maret 2010
3 Menyerahkan surat bimbingan ke jurusan 30 Maret 2010
4 Bimbingan dan Konsultasi I 31 Maret 2010
5 Revisi hasil bimbingan 11 Mei 2010
6 Menyerahkan surat penelitian kepada sekolah
SMA Negeri 1 Kota Tangsel 25 Agustus 2010
7 Bimbingan dan Konsultasi II 27 Agustus 2010
8 Pembuatan instrumen penelitian 31 Agustus 2010
9 Observasi & wawancara awal 22 September 2010
10 Bimbingan dan konsultasi III 23 September 2010
11 Wawancara 30 September 2010
12 Bimbingan dan konsultasi IV 12 Oktober 2010
13 Observasi I 13 Oktober 2010
14 Mengolah data hasil observasi I 14 Oktober 2010
15 Bimbingan dan konsultasi 19 Oktober 2010
16 Observasi II 20 Oktober 2010
17 Penyebaran angket 20 Oktober 2010
18 Mengolah data hasil observasi II dan hasil angket 21 Oktober 2010
19 Bimbingan dan konsultasi 25 Oktober 2010
20 Observasi III 27 Oktober 2010
21 Analisis data, reduksi data, dan penyajian data 28 Oktober 2010
22 Bimbingan dan konsultasi 29 Oktober 2010
23 Revisi hasil bimbingan 30 Oktober 2010
24 Bimbingan dan konsultasi 8 November 2010
25 Konsultasi dan meminta tanda tangan pengesahan 11 November 2010
64
C. Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi
oleh Spradley dinamakan ”social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.3 Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin dipahami secara lebih mendalam ”apa yang terjadi” di dalamnya. Dalam penelitian ini, penulis mengamati situasi sosial atau objek penelitian tentang guru akuntansi (actors) dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran akuntansi (activity) di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan (place).
Sampel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang dianggap mengetahui tentang populasi/situasi sosial atau objek penelitian, dan untuk menentukan sampel tersebut penulis menggunakan teknik cluster sampling (area sampling). Yaitu siswa kelas XII IPS di SMA N 1 Kota Tangerang Selatan terdiri dari 4 (empat) kelas, namun yang digunakan untuk menjadi sampelnya hanya 1 (satu) kelas. Di mana kelas ini memiliki karakteristik yang relatif sama dengan ke tiga kelas yang lain atau dapat mewakili kelas-kelas yang lain.
D. Tekhnik Pengumpulan Data Dalam upaya pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan dua pendekatan penelitian yaitu: 1. Penelitian Kepustakaan
Bertujuan untuk menganalisa suatu pengertian yang bersifat teoritis dan untuk penulis menggunakan literatur yang mendukung pelaksanaan penelitian.
2. Penelitian Lapangan Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisa data
yang ada di lapangan sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan relesansinya.
3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
…, h.297-298.
65
Untuk memperoleh data dari lapangan penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi (1986) yang dikutip oleh Sugiyono,
bahwa ”Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua
di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan”.4 Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengamati proses pelaksanaan pembelajaran dalam mata
pelajaran siklus akuntansi dan mengamati keadaaan sekolah, sarana
dan prasarana, serta keadaan guru dan siswa di SMA Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan.
b. Pedoman Wawancara
Susan Stainback (1988) yang dikutip oleh Sugiyono,
mengemukakan bahwa ”interviewing provide the researcher a means
to gain a deeper understanding of how the participant interpret a
situation or phenomenon than can be gained through observation
alon”.5 ”Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-
hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan
situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan
melalui observasi”.6 Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi dari guru mata pelajaran akuntansi.
c. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan ”catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D,…, h. 203. 5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D,…,h. 318. 6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D,…, h. 319.
66
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif”.7
d. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan ”tekhnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.8
Dalam penelitian ini pembagian angket ditujukkan kepada siswa
kelas XII IPS SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan yang menjadi
sampel dalam penelitian.
E. Definisi Konseptual, Definisi Operasional dan Kisi-Kisi Instrumen
1. Definisi Konseptual
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Adapun kompetensi dasar guru adalah sebagai berikut:
a. Menguasai bahan
b. Mengelola program belajar mengajar
c. Mengelola kelas
d. Menggunakan variasi metode, serta media /sumber belajar
e. Menguasai landasan-landasan pendidikan
f. Mengelola interkasi belajar mengajar
g. Menilai prestasi siswa/kepentingan pengajaran
h. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan
sekolah, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
i. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
kependidikan guna keperluan pengajaran.
7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D,…, h.329 8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D,…, h. 199
67
2. Definisi Operasional Dengan beberapa kompetensi profesional yang dimiliki seorang
guru, tentu saja guru memiliki upaya yang maksimal agar tujuan pengajarannya dapat berhasil memberikan pamahaman terhadap pelajaran siklus akuntansi. Selain itu upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntansi yaitu dilakukan melalui proses pembelajaran siklus akuntansi. Dalam pembelajaran tersebut meliputi beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang diberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa mau belajar karena memang siswalah yang menjadi subjek utama dalam belajar. Hal itu dapat diharapkan dapat mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Pengelolaan pembelajaran yang berkualitas meliputi: 1. Kemampuan dalam mengelola program pembelajaran
a. Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran b. Mengenal dan dapat menggunakan proses pembelajaran yang tepat c. Melaksanakan program belajar-mengajar d. Mengenal kemampuan anak didik e. Merencanakan dan melaksanakan program remidial
2. Kemampuan melaksanakan pembelajaran a. Menguasai bahan materi yang akan diajarkan b. Menguasai pengelolaan kelas c. Mengunakan media/sumber belajar d. Menggunakan variasi metode dan strategi pembelajaran e. Memberikan penilaian prestasi siswa
3. Kemampuan melakukan interaksi belajar mengajar a. Melakukan tanya jawab dengan siswa b. Memberikan pertanyaan kepada siswa c. Membimbing siswa dalam menyelesaian kasus/ soal
4. Kemampuan melaksanakan penilaian terhadap hasil pembelajaran. a. Menentukan bentuk-bentuk penilaian
68
b. Memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa dan proses pembelajaran.
3. Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.2
Upaya Guru dalam Meningkatkan Pemahaman Siklus Akuntansi
Melalui Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran.
Dimensi Indikator Upaya Guru dalam meningkatkan pemahaman siklus akuntansi
Tahap perencanaan pembelajaran
a. Mempersiapkan kondisi belajar siswa b. Memberikan informasi / pelajaran tentang
masalah tugas c. Mempersiapkan sarana / prasarana untuk
melakukan pembelajaran (tempat, peserta, dan waktu)
Tahap pelaksanaan pembelajaran
a. Penyajian, guru menyampaikan bahan pelajaran (metode ceramah)
b. Asosiasi / komparasi, artinya memberi kesempatan pada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang diterimanya melalui tanya jawab (metode tanya jawab)
c. Generalisasi / kesimpulan, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan melalui hasil ceramah (metode tugas)
Tahap evaluasi/ penilaian/ tindak lanjut
Mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai materi yang telah diterima melalui: a. Tes tertulis (paper and pen) b. Benar salah (true-false) c. Pilihan ganda (multiple-choice) d. Menjodohkan (matching) e. Melengkapi (completion) f. Essay g. Unjuk kerja (performance) h. Penugasan (project) i. Hasil kerja (product) j. Sikap k. Uraian l. Isian terbatas m. Tes perbuatan
69
F. Tekhnik Analisa Data Menurut Sugiyono analisis data adalah Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.9 Miles and Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiyono,
mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.10 a. Data Reduction (Reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
b. Data Display (Penyajian data) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katogori, flowcart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiyono, menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Conclusion Drawing/verifikasi Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D,…, h. 335 10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D,…, h.337-345
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. II, 2004.
Bastian, Indra, Akuntansi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 2006.
B. Uno, Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.III, 2008.
Djmarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 2006.
Fatuhurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penenman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, Cet. I, 2007.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I. 1995.
Hasil Observasi I saat Pembelajaran di Kelas Terkait Mata Pelajaran Akuntansi, di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, 13 Oktober 2010.
Hasil Observasi II saat Pembelajaran di Kelas Terkait Mata Pelajaran Akuntansi, di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, 20 Oktober 2010.
Hasil Observasi III saat Pembelajaran di Kelas Terkait Mata Pelajaran Akuntansi, di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, 27 Oktober 2010.
Imron, Ali, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, Cet. I, 1986.
Jusup, Al Haryono, Dasar-Dasar Akuntansi, Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Cet. I, 2001.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Pustaka Bahasa DepdikNas, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2007.
_______, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Rosdakarya, Cet. VIII, 2009.
118
119
Profil SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1986.
Rudianto, Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan, Jakarta: Erlangga, 2009.
Ruhyati, Yati, Wawancara, di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, 30 September 2010.
Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar; Micro Teaching. Ciputat: Ciputat Press, Cet. III, 2010.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, Cet. V, 2008a.
______, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. I, 2008b.
Sardiman A.M, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali Pers, 2010.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, Cet. V, 2010.
Soemarso S.R. Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta: Salemba Empat, 2004.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. XIV, 2004.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.XIV, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, Cet. X, 2010.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. IX, 2004.
Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, Cet. I, 2006.
UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang SISDIKNAS, Bandung: Citra Umbara, 2006.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007.
120
Winarni, F. dan G. Sugiyarso, Konsep Dasar dan Siklus Akuntansi, Yoyakarta: Media Pressindo, Cet. III, 2006.
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, Cet. II, 2004.
______, dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, Cet. I, 2010.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHd6bb.dir/doc.pdf, 01 Oktober 2010.
http://aliusmanhs.wordpress.com/2010/07/14/ptk-peningkatan-prestasi-belajar-akuntansi-dengan-metode-resitasi-melalui-bahan-ajar-lembar-kerja-siswa-student-work-sheet/ , 13 Oktober 2010.
http://perpustakaan.upi.edu/artikel/administrasi/upload/21._imas_purmanasari__fpips_.pdf, 01 Oktober 2010.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/13/prosedur-umum-pembelajaran/, 15 Oktober 2010.
Eli Sukri Gozali, Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MTs Negeri Kadugede. http://mts-alhidayah.blogspot.com/2008/11/proposal-penelitian-skripsi.html, 13 Nopember 2010, 11.05 WIB.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara
LAMPIRAN 2 Lembar Observasi
LAMPIRAN 3 Angket Persepsi Siswa
LAMPIRAN 4 Hasil Wawancara
LAMPIRAN 5 Hasil Observasi I
LAMPIRAN 6 Hasil Observasi II
LAMPIRAN 7 Hasil Observasi III
LAMPIRAN 8 Hasil Angket Persepsi Siswa
LAMPIRAN 9 Hasil Data Angket Persepsi Siswa tentang Guru Akuntansi
dalam Melakukan Kegiatan Proses Pelaksanaan
Pembelajaran Akuntansi
LAMPIRAN 10 Lembar Uji Referensi
LAMPIRAN 11 Perhitungan Rentang Kategori Penilaian Hasil Observasi,
dan Hasil Angket
viii
top related