tim pengkaji - erepo.unud.ac.id
Post on 01-Oct-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
iiiiii
iii
Tim Pengkaji:
I Ketut Suamba
Wayan Windia
I Wayan Tika
Sumiyati
Ida Ayu Gede Bintang Madrini
I Putu Gede Budisanjaya
A A Ayu Wulandira Sawitri Djelantik
Putu Udayani Wijayanti
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena Atas Asung Kertha Wara
NugrahaNya, Laporan PenyusunanKebutuhan Luas Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyarini dapat diselesaikan.
Laporan ini disusun sesuai dengan amanat UU. No. 41 tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, yang menyatakan
bahwa makin meningkatnya pertambahan penduduk serta perkembangan
ekonomi dan industri mengakibatkan terjadinya degradasi, alih fungsi, dan
fragmentasi lahan pertanian pangan telah mengancam daya dukung
wilayah secara nasional dalam menjaga kemandirian, ketahanan, dan
kedaulatan pangan. Laporan ini memuat: Bab I Pendahuluan, Bab
II.Karakteristik Wilayah Kajian, Bab III. Kebijakan Pertanian di Kabupaten
Gianyar, Bab IV Ketersediaan dan Kebutuhan Lahan Pertanian Pangan,
Bab V. Rumusan Strategi dan Kebijakan, dan Bab VI Penutup.
PenyusunanKebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B) di Kabupaten Gianyar ini disusun sebagai acuan dalam menyusun
kebijakan dalam upaya mempertahankan lahan pertanian tanaman pangan
di Kabupaten Gianyar.
Gianyar,Oktober 2016Kepala Badan Perencanaan Pembangunan DaerahKabupaten Gianyar,
Ir. I Made Gede Wisnu Wijaya, MMPembina Utama MudaNIP. 19621130 199201 1 001
v
Executive Summary
Pangan merupakan hak azasi yang fundamental bagi segenapmasyarakat, dimana kemandirian, ketahanan dan kedaulatan panganmulai terancam akibat dari pertumbuhan penduduk, pertumbuhanekonomi, dan kecepatan alih fungsi lahan, serta upaya pembukaan lahanpertanian baru yang masih rendah.Pemanfaatan lahan pada sektorpertanian seringkali bersaing dengan sektor lain seperti industri,pemukiman, dan perdagangan.Apabila permasalahan tersebut tidak diatasimaka kebutuhan dan ketergantungan impor pangan akan meningkatsehingga membahayakan kedaulatan negara.
Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang perlindungan LahanPertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)mengamanatkan untukmelestarikan lahan pertanian secara abadi. Melalui Undang-undangtersebut diatas, setiap daerah diharapkan dapat menekan konversi lahandan juga mempertahankan ekologi dan kesuburannya. Bali telah diketahuimemiliki potensi dibidang pertanian yang dikenal dengan sistem irigasisubak yang telah diakui dunia. Subak, tidak saja mendukung pelestariandisektor pertanian namun juga sebagai pendukung sektor pariwisata Bali.Pelestarian sistem subak selanjutnya akan berintegrasi denganperlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, karena secaraotomatis dengan melestarikan keberadaan subak yang diakui sebagaiwarisan budaya dunia berarti sekaligus dapat mempertahankan lahan-lahan pertanian yang ada di Bali khususnya Kabupaten Gianyar.Disamping itu dengan menjadikannya sebagai lahan pertanian abadi dansubak abadi, maka kita tidak akan kehilangan jati diri sebagai masyarakatyang berbudaya yang selanjutnya menguntungkan sektor pariwisata yangmenawarkan kekhasan budaya Bali.
Berdasarkan atas pertimbangan tersebut di atas, maka PemerintahKabupaten Gianyar memandang perlu segera menyusun kebijakanperencanaan Pembangunan Ekonomi dengan Kegiatan PenyusunanKebutuhan Luas lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di KabupatenGianyar, khususnya diwilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, danSukawati. Tujuannya: (i) menganalisiskawasan lahanpertanianpanganberkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,diKabupaten Gianyar; (ii) menganalisis kondisi lahan pertanian tanamanpangan, kondisi curah hujan dan tinggi permukaan tanah daripermukaan laut di Kabupaten Gianyar pada kawasan lahanpertanianpangan berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, danSukawati,di Kabupaten Gianyar; (iii) menganalisis data produksi komoditastanaman pangan pada lahan pertanian kawasan lahan pertanian panganberkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,diKabupaten Gianyar: (iv) menyusun ketersediaan luas lahan pertanian
vi
pangan berdasarkan pertimbangan pertumbuhan penduduk dankebutuhan konsumsi pangan penduduk, pertumbuhan produktivitas dankebutuhan pangan nasional melalui musyawarah dengan petani di wilayahKecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar; dan(v) merumuskan strategi dan kebijakan dalam implementasi LahanPertanian Pangan Berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar,Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar.Adapun target/sasaranPenyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan(LP2B) di Kabupaten Gianyar:tersusunnya Dokumen Kebutuhan LuasLahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.Pendekatandalam menjawab berbagai permasalahan di atas dilakukan denganberbagai metode, diantaranya survey, Partisipatory Rural Apprasial(PRA),perbandingan supply (ketersediaan pangan) dan demand (kebutuhanpangan, Focus Group Discussion (FGD), serta analisis SWOT.
Identifikasi dalam penyusunan Kebutuhan Luas Lahan PertanianPangan Berkelanjutan di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawatimenunjukkan bahwa dari sisi luas lahan sawah, jumlah subak yang masihada saat ini, kesesuaian lahan, dan agroklimat, sangat mendukung untukdikembangkan menjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan.Produktivitas lahan pertanian tanaman pangan khususnya padi diKecamatan Gianyar mencapai sekitar 6.3 ton/ha, Kecamatan Blahbatuh6,8 ton/ha, dan Kecamatan Sukawati 5.9 ton/ha dan berpotensi untukditingkatkan menjadi 7,5 – 8,0 ton/ha.Berdasarkan analisis imbanganpangan antara ketersediaan dan kebutuhan di masa mendatang denganmempertimbangkan variable pertumbuhan penduduk, kebutuhankonsumsi pangan penduduk, produktivitas lahan, dan laju alih fungsilahan, maka Kecamatan Gianyar dan Blahbatuh mengalami defisit tahun2029, sedangkan Kecamatan Sukawati mengalami defisit tahun 2015.Strategi yang perlu diimplementasikan untuk pengembangan lahanpertanian pangan berkelanjutan adalah menetapkan beberapa subaksebagai lokasi pengembangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan(LP2B)di setiap kecamatan dengan membuat kesepakatan tertulis (MoU)disertai dengan pendampingan dan penyediaan anggaran oleh pemerintahdaerah. Beberapa subak dari ketiga kecamatan yang telah menyatakankomitmennya untuk mempertahankan lahan subaknya agar tidak terjadialih fungsi adalah Subak Sema, Gunung Jimbar Kaja, Angkling, Sumita,Mulung, Petak Jeruk, Sawan, dan Subak Lokeserana di KecamatanGianyar. Subak Getas di Kecamatan Blahbatuh, serta Subak Tapesan,Ujung, Penangin, Kalangan Kebon, Kalangan Kebon Manggar Besi, danSubak Wehen Kesanga di Kecamatan Sukawati.
Dalam upaya merealisasikan LP2B,direkomendasikan beberapa halsebagai berikut: (i) memberikan insentif bagi petani yang tetap menjagakelestarian lahan pertaniannya melalui subsidi pajak; (ii) memberikan
vii
jaminan kepada subak untuk mendapatkan air irigasi; (iii) memberikanbantuan atau subsidi input (sarana produksi pertanian) dan output(jaminan harga dan pasar produk hasil pertanian; (iv) memberikan subsidipremi asuransi pertanian; (v) mengembangkan aktivitas ekonomi subak(aktivitas on-farm dan off-farm) yang dikelola oleh subak itu sendiri; (vi)membuat perda dan awig-awig yang melarang alih fungsi lahan pertanian;dan (vii) melakukan pendampingan dalam bidang ekonomi dan produksi.
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. iiiExecutive Summary .............................................................................vDAFTAR ISI...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 11.1 Latar Belakang ............................................................................... 11.2 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 6
1.2.2 Maksud.................................................................................... 6
1.2.2 Tujuan..................................................................................... 6
1.3 Target/Sasaran .............................................................................. 71.4 Keluaran......................................................................................... 71.5 Ruang Lingkup............................................................................... 81.6 Lokasi............................................................................................. 91.7 Tahapan Kegiatan........................................................................... 91.8 Pelaksanaan Kegiatan .................................................................. 101.9 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 121.10 Dasar Hukum........................................................................ 13
BAB II KARAKTERISTIK WILAYAH KAJIAN..................................... 152.1.Keadaan Geografis........................................................................ 15
2.1.1 Letak dan Luas Wilayah......................................................... 15
2.1.2 Klimatologi, Hidrologi, dan Hidrogeologi................................. 17
2.2 Pemerintahan ............................................................................... 192.3 Penduduk dan Tenaga Kerja......................................................... 202.4 Pendidikan ................................................................................... 212.5 Pertanian...................................................................................... 222.6 Potensi Pengembangan Wilayah.................................................... 252.7 Wilayah Rawan Bencana .............................................................. 272.8 Gambaran Umum Kecamatan Gianyar ........................................ 282.9 Gambaran Umum Kecamatan Blahbatuh.................................... 412.10 Gambaran Umum Kecamatan Sukawati ................................ 50
BAB III KEBIJAKAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR.............. 603.1 Penetapan Kawasan Pertanian dalam Rencana Pola Ruang Wilayah
.............................................................................................. 603.2 Pembangunan Pertanian di Kabupaten Gianyar ........................... 643.3 Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Gianyar ..................................... 743.4 Tata Guna Lahan.......................................................................... 823.5 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.................. 83
ix
3.6 Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan ...................................... 863.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Gianyar ............... 88
BAB IV 93KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN LUAS LAHANPERTANIAN PANGAN............................................................ 93
4.1 Ketersediaan Lahan Pangan di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, danSukawati ...................................................................................... 93
4.2 Perkembangan Penduduk di Kecamatan Gianyar, KecamatanBlahbatuh, dan Kecamatan Sukawati........................................... 96
4.3 Perhitungan Kebutuhan Lahan Pertanian .................................... 974.4 Perhitungan Imbangan Pangan .................................................. 100
4.4.1 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan Gianyar ........ 100
4.4.2 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuh .... 103
4.4.3 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan Sukawati ...... 107
4.5 Potensi Pengembangan LP2B di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh,dan Sukawati ............................................................................. 111
BAB V RUMUSAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN.............................. 1135.1 Analisis SWOT............................................................................ 1135.2 Strategi dan Kebijakan ............................................................... 1165.3 Rencana aksi pelaksanaan strategi dan kebijakan dari penetapan
LP2B........................................................................................... 118
BAB VI PENUTUP ........................................................................... 1226.1 Kesimpulan ................................................................................ 1226.2 Rekomendasi .............................................................................. 123
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan hak azasi yang fundamental bagi segenap
masyarakat dan menjadi tanggung jawab negara untuk
memenuhinya.Untuk itu, mewujudkan kesejahteraan rakyat, upaya
membangun kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan sangat
penting direalisasikan. Permasalahan utama dalam mewujudkan
kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan adalah permintaan
pangan yang lebih cepat dari penyediaan pangan akibat dari pertumbuhan
penduduk, pertumbuhan ekonomi, daya beli dan pola konsumsi
masyarakat, dan kecepatan alih fungsi lahan serta upaya pembukaan
lahan pertanian baru yang masih rendah. Menurut (Andhytya S. dkk, 2013)
kemampuan lahan yang tersedia untuk menghidupi penduduk dunia
semakin berkurang dimana diprediksi dari tahun 2000-2050 penduduk
dunia akan mengalami kelaparan kalau peningkatan pangan dunia kurang
dari 3 kali produksi pangan saat ini.
Pemanfaatan lahan pada sektor pertanian seringkali bersaing
dengan sektor lain seperti industri, pemukiman, dan perdagangan. Upaya-
upaya peningkatan lahan pertanian berhadapan dengan beberapa
permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan pertanian yaitu
berkurangnya kesuburan lahan akibat adanya konversi atau alih fungsi
lahan pertanian ke non pertanian yang semakin tidak terkendali. Data
menunjukkan bahwa rata-rata pengurangan lahan pertanian per tahun
sekitar 1.200 ha akibat alih fungsi lahan ke non pertanian, sedangkan
luasan yang mengalami pengurangan kesuburan tanah juga semakin
banyak (Agus dan Irawan, 2006).Apabila permasalahan tersebut tidak
diatasi maka kebutuhan dan ketergantungan impor pangan akan
meningkat sehingga membahayakan kedaulatan negara. Untuk
mengantisipasi dan mengatasi permasalahan tersebut,
membangunkemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan harus
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 2
diarahkan pada kekuatan ekonomi domestik yang mampu menyediakan
pangan bagi seluruh penduduk terutama dari produksi dalam negeri dalam
jumlah dan keragaman yang cukup, aman, dan terjangkau serta
berkelanjutan. Dalam rangka menyediakan pangan tersebut, lahan
pertanian merupakan salah satu sumber daya pokok yang memiliki peran
dan fungsi strategis karena secara umum produksi pangan masih
tergantung kepada pola pertanian berbasis lahan. Namun demikian, akses
sektor pertanian khususnya pangan terhadap sumber daya lahan
dihadapkan kepada berbagai masalah, seperti terbatasnya sumberdaya
lahan yang digunakan untuk pertanian, sempitnya luas lahan pertanian
per kapita penduduk Indonesia, banyaknya petani gurem dengan luas
lahan garapan per keluarga petani kurang dari setengah ha, tingginya alih
fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, tidak terjaminnya
status penguasaan lahan (land tenure) dan pola pandang masyarakat
tentang tanah pertanian yang berbasis pada nilai tukar lahan (land rent
value).Hal tersebut disebabkan juga oleh kurangnya informasi yang
berhubungan dengan produktifitas dan kelayakan penggunaan lahan
tersebut, sehingga mengesampingkan ketersediaan lahan tanaman pangan
berkelanjutan dan menghiraukan manfaat asal dari lahan
tersebut.Penggunaan lahan yang tidak tepat untuk budidaya dapat
menyebabkan penyalahgunaan sumber daya alam dan penurunan kualitas
lingkungan,serta menimbulkan kemiskinan dan konflik sosial lainnya
(Dao:2005).
Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)sebenarnya sudah mengamanatkan
untuk melestarikan lahan pertanian secara abadi. Melalui Undang-undang
tersebut diatas, setiap daerah diharapkan dapat menekan konversi lahan
dan juga mempertahankan ekologinya dan kesuburan.Disamping
ituundang-undang tersebut menyatakan bahwa makin meningkatnya
pertambahan penduduk serta perkembangan ekonomi danindustri
mengakibatkan terjadinya degradasi, alih fungsi, dan fragmentasi lahan
pertanianpangan yang akan mengancam daya dukung wilayah secara
nasional dalam menjaga kemandirian,ketahanan, dan kedaulatan pangan.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 3
Dalam rangkamewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan perlu
diselenggarakan pembangunanpertanian berkelanjutan.Lahan pertanian
memiliki peran dan fungsi strategis bagi masyarakat Indonesia
yangbercorak agraris karena terdapat sejumlah besar penduduk Indonesia
yang menggantungkanhidup pada sektor pertanian.Dengan demikian,
lahan tidak saja memiliki nilai ekonomis,tetapi juga sosial, bahkan
memiliki nilai religius.Dalam rangka pembangunan pertanian
yangberkelanjutan, lahan merupakan sumber daya pokok dalam usaha
pertanian, terutama padakondisi yang sebagian besar bidang usahanya
masih bergantung pada pola pertanian berbasislahan.Lahan merupakan
sumber daya alam yang bersifat langka karena jumlahnya tidakbertambah,
tetapi kebutuhan terhadap lahan selalu meningkat.Alih fungsi lahan
pertanian merupakan ancaman terhadap pencapaian ketahanan
dankedaulatan pangan.Alih fungsi lahan mempunyai implikasi yang serius
terhadap produksipangan, lingkungan fisik, serta kesejahteraan
masyarakat pertanian dan perdesaan yangkehidupannya bergantung pada
lahannya.Alih fungsi lahan pertanian subur selama inikurang diimbangi
oleh upaya-upaya terpadu mengembangkan lahan pertanian
melaluipencetakan lahan pertanian baru yang potensial. Di sisi lain, alih
fungsi lahan pertanianpangan menyebabkan makin sempitnya luas lahan
yang diusahakan dan sering berdampakpada menurunnya tingkat
kesejahteraan petani. Oleh karena itu, pengendalian alih fungsilahan
pertanian pangan melalui perlindungan lahan pertanian pangan
merupakan salah satuupaya untuk mewujudkan ketahanan dan
kedaulatan pangan, dalam rangka meningkatkankemakmuran dan
kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya.
Amanat undang-undang ini harus diimplementasikan oleh semua
kabupaten di seluruh Indonesia termasuk Kabupaten Gianyar,
ProvinsiBali. Bali telah diketahui memiliki potensi dibidang pertanian yang
dikenal dengan sistem irigasi subak yang telah diakui dunia. Subak sendiri
yang merupakan bagian penting pertanian di Bali, tidak saja mendukung
pelestarian disektor pertanian namun juga sebagai pendukung sektor
pariwisata Bali. Pelestarian irigasi subak selanjutnya akan berintegrasi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 4
dengan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, karena secara
otomatis dengan melestarikan keberadaan subak yang diakui sebagai
warisan budaya dunia berarti sekaligus dapat mempertahankan lahan-
lahan pertanian yang ada di Bali khususnya Kabupaten Gianyar.
Disamping itu dengan menjadikannya sebagai lahan pertanian abadi dan
subak abadi, maka kita tidak akan kehilangan jati diri sebagai masyarakat
yang berbudaya yang selanjutnya menguntungkan sektor pariwisata yang
menawarkan kekhasan budaya Bali. Jika dilihat dari luas wilayah
Kabupaten Gianyar mencapai 36.800,00 Ha, dimana luas lahan sawah
pertanian di tahun 2013 mencapai 14.706,00 Ha.Luas lahan pertanian
selama kurun waktu 3 tahun terakhir terus mengalami penurunan.Tahun
2014 luas lahan pertanian menurun menjadi 14.575 Ha, dan di tahun
2015 menurun lagi menjadi 14.420 Ha. Di sisi lain jumlah penduduk
Kabupaten Gianyar terus mengalami peningkatan. Tahun 2014
berdasarkan proyeksi BPS Kabupaten Gianyar, jumlah penduduk mencapai
490.500 orang. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu
sebesar 486.00 orang. Tahun 2015 jumlah penduduk Gianyar mengalami
peningkatan sejumlah 0.94% dengan kepadatan meningkat
0.9%.Meningkatnya jumlah penduduk tentu mengakibatkan peningkatan
kebutuhan bahan pangan. Disisi lain diketahui bahwa, ketersediaan lahan
pertanian semakin menurun. Hal ini terjadi karena terjadinya alih fungsi
lahan yang digunakan untuk kebutuhan pembangunan industri,
perumahan dan infrastruktur lainnya.Berdasarkan hasil penelitian IDewa
Gede Agung Darma Putra, “Analisis Daya Dukung Lahan Berdasarkan Total
Nilai Produksi Pertanian Di Kabupaten Gianyar”.Tesis, Program Magister
Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana
Denpasar, 2015, menyebutkan bahwa: Dalam kurun waktu lima tahun dari
Tahun 2008 sampai Tahun 2012 status daya dukung lahan di Kabupaten
Gianyar dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :
1) Kelompok pertama adalah kecamatan yang kondisinya dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 adalah statusnya defisit adalah Kecamatan
Sukawati, Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan Gianyar, Kecamatan
Tampaksiring, Kecamatan Ubud. Kecamatan Sukawati, Blahbatuh, dan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 5
Gianyar adalah kecamatan yang sebagian wilyahnya berada di daerah
pesisir selatan dari Pulau Bali. Sedangkan Kecamatantan Ubud adalah
daerah bagian tengah dari Kabupaten Gianyar, dan Kecamatan
Tampaksiring merupakan daerah bagian utara yang merupakan daerah
pegunungan yang merupakan salah satu daerah hulu Kabupaten
Gianyar.
2) Kelompok ke dua adalah kecamatan yang kondisinya dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 adalah pada awalnya surplus, namun dalam
kurun waktu lima tahun berubah menjadi defisit. Kelompok ini adalah
Kecamatan Tegallalang yang merupakan daerah yang memiliki sawah
basah dan sawah kering.
3) Kelompok ke tiga, kecamatan yang kondisinya dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012 statusnya surplus.Kelompok ini adalah Kecamatan
Payangan yang merupakan lumbung pangan Kabupaten Gianyar.
Menurut perhitungan Panji Nur Rahmat, 2015: “Proyeksi Pangan
Provinsi Bali Tahun 2000 -2015” menyebutkan bahwa Indeks Ketersediaan
Pangan (beras) atau rasio kebutuhan terhadap persediaan pangan Provinsi
Bali dari tahun 2000 hingga tahun 2015 kurang dari 1, yang berarti
ketersedianlebih besar daripada kebutuhan. Hal ini menunjukkan bahwa
produksi beras di daerah tersebut sudah mampu mencukupi kebutuhan
beras penduduk pada wilayah tersebut. Bahkan masih ada sisa yang dapat
digunakan sebagai cadangan beras maupun didistribusikan ke daerah lain.
Namun perlu dicermati angka yang dihasilkan semakin meningkat dimana
indeks ketersediaan pangan semakin mendekati 1. Hal tersebut
mengindikasikan apabila dalam keadaan demikian terus, maka
ketersediaan beras akan semakin berkurang dan akhirnya kebutuhan akan
melebihi ketersediaan yang berarti akan terjadi kekurangan pangan (beras)
didaerah tersebut.Berdasarkan atas pertimbangan tersebut di atas, maka
Pemerintah Kabupaten Gianyar memandang perlu segera menyusun
kebijakan perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan Kegiatan
Penyusunan Kebutuhan Luas lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di
Kabupaten Gianyar.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 6
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.2 MaksudPenyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar dimaksudkan untuk:
1. Menyajikan informasi untuk membantu analisis kawasan lahan
pertanian pangan berkelanjutan di wilayah Kecamatan
Gianyar,Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.
2. Menyajikaninformasi lahan meliputi lahan pertanian tanaman
pangan, kondisi curah hujan dan tinggi permukaan tanah dari
permukaan laut di Kabupaten Gianyar pada kawasan lahan lahan
pertanian pangan berkelanjutan di wilayah Kecamatan
Gianyar,Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.
3. Menyajikaninformasi lahan, meliputi data produksikomoditas
tanaman pangan pada lahan pertanian kawasan lahan pertanian
pangan berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar,Blahbatuh, dan
Sukawati, di Kabupaten Gianyar.
4. Menyajikan informasi kebutuhan dan ketersediaan luas lahan
pertanian pangan dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk
dan kebutuhan konsumsi pangan penduduk, pertumbuhan
produktivitas dan kebutuhan pangan nasional melalui musyawarah
dengan petani di wilayah Kecamatan Gianyar,Blahbatuh, dan
Sukawati, di Kabupaten Gianyar.
5. Menyajikan rumusan strategi dan kebijakan dalam implementasi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di wilayah Kecamatan
Gianyar,Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.
1.2.2 TujuanPenyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B) di Kabupaten Gianyar bertujuan untuk:
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 7
1. Menganalisiskawasan lahanpertanianpangan berkelanjutan di wilayah
Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar.
2. Menganalisis kondisi lahan pertanian tanaman pangan, kondisi curah
hujan dan tinggi permukaan tanah dari permukaan laut di Kabupaten
Gianyar pada kawasan lahanpertanian pangan berkelanjutan di
wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten
Gianyar.
3. Menganalisis data produksi komoditas tanaman pangan pada lahan
pertanian kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan di wilayah
Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar.
4. Menyusun ketersediaan luas lahan pertanian pangan berdasarkan
pertimbangan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan konsumsi
pangan penduduk, pertumbuhan produktivitas dan kebutuhan pangan
nasional melalui musyawarah dengan petani di wilayah Kecamatan
Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar.
5. Merumuskan strategi dan kebijakan dalam implementasi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar,
Blahbatuh, dan Sukawati,di Kabupaten Gianyar.
1.3 Target/Sasaran
Adapun target/sasaran Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyartersusunnya
Dokumen Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)
di Wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten
Gianyar.
1.4 Keluaran
Adapun keluaran Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyaradalah Buku laporan
Kebutuhan Luas lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan wilayah
Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar, yang
memuat:
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 8
1. Data/informasi analisiskawasan lahan pertanianpangan berkelanjutan
di wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh,dan Sukawati, di Kabupaten
Gianyar.
2. Data/informasi analisiskondisi lahan pertanian tanaman pangan,
kondisi curah hujan dan tinggi permukaan tanah dari permukaan laut
di Kabupaten Gianyar pada kawasan lahan lahan pertanian pangan
berkelanjutan di wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh, danSukawati,
di Kabupaten Gianyar.
3. Data/informasi analisis produksi komoditas tanaman pangan pada
lahan pertanian kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan di
wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh,dan Sukawati, di Kabupaten
Gianyar.
4. Data/informasi analisis kebutuhan dan ketersediaan luas lahan
pertanian pangan dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk
dan kebutuhan konsumsi pangan penduduk, pertumbuhan
produktivitas dan kebutuhan pangan nasional melalui musyawarah
dengan petani di wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh,dan Sukawati,
di Kabupaten Gianyar.
5. Rumusan strategi dan kebijakan dalam implementasi Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan di wilayah KecamatanGianyar, Blahbatuh,dan
Sukawati, di Kabupaten Gianyar.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar terdiri dari:
1. Pengumpulan data/informasi analisiskawasanlahan pertanianpangan
berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan
Sukawati, di Kabupaten Gianyar.
2. Analisiskondisi lahan pertanian tanaman pangan, kondisi curah hujan
dan tinggi permukaan tanah dari permukaan laut di Kabupaten Gianyar
pada kawasan lahan lahan pertanian pangan berkelanjutan di wilayah
Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 9
3. Analisis produksi komoditas tanaman pangan pada lahan pertanian
kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan di wilayah Kecamatan
Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.
4. Analisa kebutuhan dan ketersediaan luas lahan pertanian pangan
dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan
konsumsi pangan penduduk, pertumbuhan produktivitas dan
kebutuhan pangan nasional melalui musyawarah dengan petani di
wilayah Kecamatan Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, di
Kabupaten Gianyar.
5. Menyusun rumusan strategi dan kebijakan dalam implementasi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan di wilayah Kecamatan Gianyar,
Blahbatuh, dan Sukawati, di Kabupaten Gianyar.
1.6 Lokasi
Lokasi pekerjaan Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar adalah wilayah
Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati.
1.7 Tahapan Kegiatan
Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar dilakukan dalam 5 (lima)
tahap yaitu:
1. Persiapan penelitian, meliputi persiapan administrasi umum,
penyusunan rencana kerja, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan rencana
anggaran biaya.
2. Pengumpulan dan penyusunan data meliputi data sekunder dan
primer yang diperoleh dari berbagi sumber informasi seperti BPS, dan
Pemerintah Kabupaten Gianyar dan sumber lain yang relevan dengan
kebutuhan data.
3. Analisis data meliputi kondisi gambaran umum wilayah,analisis
kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan, analisiskondisi lahan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 10
pertanian tanaman pangan, kondisi curah hujan dan tinggi
permukaan tanah dari permukaan laut, produksi komoditas tanaman
pangan, dan kondisi umum pertanian di wilayah Kecamatan Gianyar,
Blahbatuh, dan Sukawati, analisis kebutuhan pangan, ketersediaan
pangan, dan alih fungsi lahan sawah, proyeksi jumlah penduduk,
kebutuhan luas lahan pertanian pangan, prediksi kondisi pangan
masa depan,identifikasi lahan pangan produktif pada Peta RTRW atau
peta wilayah kecamatan yang tersedia.
4. Pelaksanaan penelitian lapangan dan fokus group diskusi dengan
petani untuk memperoleh gambaran konsisi danrumusan strategi dan
kebijakan dalam implementasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
5. Pelaporan.
1.8 Pelaksanaan Kegiatan
Sesuai dengan tahapan kegiatan di atas, pelaksanaan dari kegiatan
Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B) di Kabupaten Gianyar, meliputi:
1. Identifikasi gambaran umum situasi masyarakat dengan metode
survey.
Untuk memperoleh gambaran umum daerah sasaran dilakukan survey
pendahuluan dan pengolahan data sekunder (dari Badan Pusat
Statistik, Monografi Desa dan Kecamatan, dan Gianyar Dalam Angka).
Informasi diperoleh dengan melakukan konsultasi, konsolidasi, dan
observasi/wawancara terhadap key person yang ada pada setiap
sasaran. Data yang diperoleh digunakan sebagai bahan penyusunan
proposal yang dituangkan pada bagian analisis situasi.
2. Indentifikasi masalah menggunakan model participatory ruralapprasial(PRA).PRAmaksudnya, dalam melaksanakan identifikasi masalah perlu
melibatkan masyarakat. Dengan demikian dalam merumuskan
masalah, mengatasi masalah, penentuan proses, dan kreteria masalah
dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat/kelompok
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 11
sasaran.Penggunaan pendekatan ini diharapkan dapat: 1) dikenalnya
masalah secara tepat/efektif sesuai dengan persepsi, kehendak, dan
ukuran/ kemampuan serta kebutuhan mereka, 2) tumbuhnya
kekuatan (enpowering) masyarakat atau kelompok sasaran dalam
pengalaman merancang, melaksanakan, mengelola dan
mempertanggungjawabkan upaya peningkatan/pertumbuhan diri dan
ekonominya, dan 3) efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya
masyarakat atau kelompok sasaran.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui sosialisasi rencana kegiatan
Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
di Kabupaten Gianyarkepada masyarakat atau kelompok sasaran.
Sebelumnya dikonsultasikan dengan Bappeda, Camat, Kepala Desa,
dan Pekaseh Subak untuk kemudian memperoleh tanggapan/umpan
balik/masukan dari masyarakat atau kelompok sasaran yang akan
digunakan sebagai bahan revisi dari rancangan rumusan strategi dan
kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
3. Identifikasi dan analisis data
Data sekunder dan data primer yang telah dikumpulkan seperti
datapotensi lahan yang tersedia, luas lahan pertanian tanaman
pangan, produksi pangan dalam 5 tahun terakhir, jumlah penduduk,
kebutuhan pangan per kapita selanjutnya dianalisis secara
deskriftif.Dari data-data tersebut akan diperoleh perbandingan supply
(ketersediaan pangan) dan demand (kebutuhan pangan), sehingga akan
dapat ditentukan daya dukung pangan daerah terhadap kebutuhan
pangan penduduk.
4. Identifikasi persepsi masyarakat terhadap harapan masyarakat pada
kondisi pangan dan pertanian saat ini dan yang akan datang.
Data ini akan dikumpulkan melalui proses pertemuan dengan
masyarakat dalam forum diskusi dalam rangka identifikasi
permasalahan dan rumusan strategi yang diharapkan. Dari data ini
akan diketahui bagaimana dorongan masyarakat dalam
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 12
mempertahankan lahan pertaniannya dan komitmen masyarakat
dalam melaksanakan program pertanian pangan berkelanjutan
5. Merumuskan strategi dan kebijakan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan di Kabupaten Gianyar
Rumusan strategi ini akan disusun dalam rangka penguatan program
LP2B melalui penguatan kelembagaan terkait (subak, PPL dan
masyarakat).
6. Sosialisasi LP2B di seluruh wilayah Pemda Gianyar.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka desiminasi akhir kegiatan untuk
mendapatkan masukan dan saran dari semua pihak yang terkait
(pemerintah, masyarakat, dan akademisi) dalam upaya implementasi
kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten
Gianyar.
1.9 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data/informasi pekerjaanPenyusunan Kebutuhan
Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten
Gianyar,dikumpulkan dalam kegiatan inventarisasi data meliputi :
1. Data Primer
a. Data Fisik alamiah, meliputi: data tutupan lahan, iklim, kelerengan,
bentang alam, sistem lahan, hidrologi daerah aliran sungai,
hidrogeologis, dan hidrometeorologis
b. Data fisik buatan meliputi: prasarana jaringan irigasi (data
pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi yang diprioritaskan
untuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan), danpembangunan
jalan usaha tani dan/atau penyediaan sarana pertanian
c. Data dasar kondisi sumber daya manusia dan sosial ekonomi
pendukung kawasan pertanian pangan berkelanjutan meliputi:
jumlah penduduk keluarga petani dan pelaku lainnya, organisasi
petani, dan organisasi masyarakat perdesaan yang terkait.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 13
d. Data dasar status kepemilikan dan/atau penguasaan tanah
meliputi: luas tanah,status kepemilikan dan/atau penguasaan
tanah, dan penggunaan/pemanfaatan tanah.
e. Data dasar jenis komoditas tertentu yang bersifat pangan pokok
yang bersumber dari Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan,
meliputi data: jenis komoditas, produktivitas komoditas, dan pola
tanam komoditas.
1.10 Dasar Hukum
Dasar hukum Penyusunan Kebutuhan Luas Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Gianyar adalah:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat,
dan Nusa Tenggara Timur;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5068);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 14
6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan
Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5185);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5279);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5283);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5288);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); dan
11. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029;
12. Peraturan Daerah Kabupaten GianyarNomor 12 Tahun 2008 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Gianyar Tahun 2005 – 2025; dan
13. Peraturan Daerah Kabupaten GianyarNomor 16 Tahun 2012 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar Tahun 2010-
2030.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 15
BAB IIKARAKTERISTIK WILAYAH KAJIAN
2.1. Keadaan Geografis
2.1.1 Letak dan Luas WilayahGianyar merupakan salah satu dari sembilan Kabupaten/Kota di
Provinsi Bali, terletak antara 08018'48" - 08038'58" Lintang Selatan
115013'29" – 115022'23" Bujur Timur,dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Bangli
Sebelah Timur : Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli
Sebelah Selatan : Selat Badung dan Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Badung dan Kota Denpasar
Letak geografis masing-masing kecamatan di Kabupaten Gianyar
disajikan pada Tabel 2.1. berikut.
Tabel 2.1. Letak Geografis Per Kecamatan
Kecamatan Lintang Selatan Bujur Timur
1. Sukawati 80 30’ 59” -80 38’ 58” 1150 14’ 12,7” -1150 19’ 39,7”
2. Blahbatuh 80 31’ 09” -80 35’ 58” 1150 16’ 59,7” -1150 21’ 21,7”
3. Gianyar 80 26’ 23” -80 35’ 01” 1150 18’ 57,9” -1150 22’ 23,7”
4. Tampaksiring 80 22’ 09” -80 31’ 28” 1150 16’ 40,7” -1150 22’ 23,7”
5. Ubud 80 27’ 17” -80 34’ 43” 1150 13’ 45,7” -1150 16’ 51,7”
6. Tegalalang 80 19’ 40” -80 29’ 38” 1150 15’ 18,8” -1150 19’ 49,8”
7. Payangan 80 18’ 48” -80 29’ 40” 1150 13’ 29,0” -1150 17’ 36,7”
Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016
Luas Kabupaten Gianyar 368km2 atau 6,53% dari luas Bali secara
keseluruhan. Bila dilihat dari luas wilayah per kecamatan, Kecamatan
Payangan memiliki luas terbesar mencapai 75,88 km2 atau 20,62 % dari
luas Kabupaten, diikuti oleh Kecamatan Tegallalang 61,80 km2 (16,79%),
Kecamatan Sukawati 55,02 km2 (14,95%), Kecamatan Gianyar 50,59 km2
(13,75%), Kecamatan Tampaksiring 42,63 km2 (11,58%), dan Kecamatan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 16
Ubud 42,38 km2 (11,52 %), sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan
Blahbatuh 39,70 km2 (10,79%).
Tabel 2.2. Luas Wilayah Daerah Kabupaten GianyarPer KecamatanTahun 2015
No Kecamatan Luas (km2) Persentase (%) dariLuas Gianyar
Persentase (%)dari Luas Bali
1 Sukawati 55,02 14,95 0,98
2 Blahbatuh 39,70 10,79 0,70
3 Gianyar 50,59 13,75 0,90
4 Tampaksiring 42,63 11,58 0,76
5 Ubud 42,38 11,52 0,75
6 Tegallalang 61,80 16,79 1,10
7 Payangan 75,88 20,62 1,35
Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016
Luas lahan menurut penggunaannya terdiri dari luas tanah sawah di
Kabupaten Gianyar tahun 2015 mencapai 14.420 ha, sedangkan luas
bukan lahan sawah sebesar 12.542 ha dan lahan bukan pertanian seluas
9.838 ha.
Tabel 2.3. Luas Lahan di Kabupaten Gianyar Menurut Penggunaannya (Ha)
No Penggunaan Lahan 2013 2014 2015
I Lahan Pertanian 27.250,00 27.122,00 26 962,00
1.1 Tanah Sawah 14.706,00 14.575,00 14 420,00
a. Sawah beririgasi 14.706,00 14.575,00 14 420,00
b. Sawahtadah hujan - - -
c. Rawa Pasang Surut - - -
d. Rawa Lebak - - -
1.2 Lahan Pertanian bukanSawah
12.544,00 12.547,00 12 542,00
a. Tegal/Kebun 11.248,00 11.251,00 11 260,00
b. Ladang - - -
c. Perkebunan 7,00 7,00 7,00
d. Hutan Rakyat 1.116,00 1.116,00 1. 117,00
e. Padang Rumput - - -
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 17
No Penggunaan Lahan 2013 2014 2015
I Lahan Pertanian 27.250,00 27.122,00 26 962,00
f. Sementara tidakdiusahakan
- - -
g. Lainnya 173,00 173,00 158,00
II Lahan Bukan Pertanian 9.550,00 9.678,00 9.838,00
JUMLAH 36.800,00 36.800,00 36.800,00
Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016
2.1.2 Klimatologi, Hidrologi, dan HidrogeologiA. Klimatologi
Seperti umumnya keadaan musim di daerah lainnya, Kabupaten
Gianyar dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan.Musim kemarau pada sekitar bulan April – September dan musim
hujan sekitar bulan Nopember – Pebruari yang diselingi oleh musim
pancaroba. Berdasarkan data perkembangan pertanian Kabupaten Gianyar
tahun 2009-2013, rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan
Januarimencapai 2.390,0 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi di
Bulan Agustus sebesar 248.4 mm.
Tabel 2.4. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Gianyar pada Tahun2009 - 2013 (dalam Milimeter)
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rataJanuari 292,1 4.277,0 1.941,0 2.175,0 3.247,0 2.408,0 2.390,0Pebruari 318,4 2.981,0 1.760,5 1.134,0 1.441,0 1.244,5 1.479,9Maret 399,2 970,0 1.195,5 1.247,0 1.878,0 645,5 1.055,9April 84,8 911,0 1.637,5 1.686,0 490,0 26'83 961,9Mei 232,6 1.687,0 1.478,5 591,0 1.337,0 645,5 995,3Juni 43,1 175,5 1.382,0 716,0 51,5 1.528,0 649,4Juli 16,4 939,0 2.608,0 255,0 615,0 1.158,5 932,0Agustus 47,4 40,0 1.036,0 43,5 44,5 78,0 248.4September 69,9 1.676,5 3.442,5 122,0 10,0 63,0 897,3Oktober 282,7 1.625,5 2.901,0 376,0 744,0 246,0 1.029,2Nopember 317,6 616,0 989,0 1.256,0 1.014,0 1.604,5 966,2Desember 143,7 1.387,0 1.694,0 1.956,0 2.253,0 2.261,5 1.615,9Jumlah 2.247,9 17.285,5 22.065,5 11.557,5 13.125,0 11.883,0 13.027,4
Sumber: Data Perkembangan Pertanian Kabupaten Gianyar tahun 2009-2013
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 18
B. Hidrologi dan HidrogeologiKondisi aliran air permukaan di Kabupaten Gianyar menunjukkan
pola aliran paralel (sejajar). Ciri-ciri dari pola aliran paralel adalah aliran
sungai sejajar dengan lembah dalam (dibagian hulu/utara) dan semakin ke
hilir/selatan sungai makin melebar. Rincian panjang sungai di Kabupaten
Gianyar disajikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Sungai-Sungai Yang Ada di Kabupaten GianyarNo Nama Sungai Panjang Sungai (km)
1. Tukad Oos 45,50
2. Tukad Petanu 46,96
3. Tukad Kutul 6,00
4. Tukad Sangku 6,50
5. Tukad Pakerisan 44,60
6. Tukad Gelulung 8,50
7. Tukad Sangsang 37,12
8. Tukad Melangit 40,97
9. Tukad Nangka 7,00
10 Tukad Buluh 18,50
11. Tukad Cangkir 23,00
12. Tukad Ayung 31,76
Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016
Air tanah bebas adalah air yang tersimpan dalam lapisan tanah yang
di bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air. Tinggi rendahnya air tanah
bebas yang tersimpan dalam tanah sangat dipengaruhi oleh besarnya
intensitas curah hujan setempat dan penggunaan lahan di sekitarnya.
Hasil penelitian hidrogeologi menunjukkan kondisi air tanah dan
produktivitas akuifer (lapisan pembawa air) yang terdapat di Kabupaten
Gianyar adalah akuifer dengan aliran melalui celah dan ruang antar butir
yang terdiri dari:
o Akuifer produktivitas tinggi dan penyebarannya luas (akuifer dengan
keterusan dan kedalaman muka air sangat beragam, debit air
umumnya > 5 lt/dt).
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 19
o Akuifer dengan produktivitas sedang dan penyebaran luas (akuifer
dengan keterusan dan kedalaman muka air tanah sangat beragam,
debit air umumnya < 5lt/dt).
o Akuifer produktif (akuifer dengan keterusan sangat beragam,
umumnya air tanah tidak dimanfaatkan karena dalamnya muka air
tanahsetempat, muka air tanah dapat diturap.
Sedangkan berdasarkan peta tinjauan Hidrogeologi Kabupaten Gianyar
(MM Purbo Hadiwidjojo, 1972 dalam Inventarisasi Geologi Teknik, 2003),
menunjukkan bahwa debit aliran air tanah di Kabupaten Gianyar dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:
o Kandungan air tanah besar dengan debit 10 lt/dt terdapat di bagian
selatan.
o Kandungan air tanah sedang dengan debit 5 lt/dt tersebar di bagian
tengah.
o Kandungan air tanah rendah dengan debit < 1 lt/dt terdapat di
bagian utara daerah dataran tinggi.
2.2 Pemerintahan
Secara administratif Kabupaten Gianyar terbagi menjadi tujuh
kecamatan. Dari tujuh Kecamatan yang ada di Kabupaten Gianyar jumlah
Desa sebanyak 70. Jumlah Desa terbanyak ada di Kecamatan Gianyaryaitu
17desadan jumlah desa paling sedikit adalah Kecamatan Tegallalang yang
terdiri dari 7 desa. Banjar Dinas/Lingkungan yang ada di Kabupaten
Gianyar sebanyak 548, seperti disajikan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Gianyar
No Kecamatan Desa/Kelurahan BanjarDinas/Lingkungan
1 Sukawati 12 1112 Blahbatuh 9 673 Gianyar 17 964 Tampaksiring 8 705 Ubud 8 806 Tegallalang 7 657 Payangan 9 59
JUMLAH 70 548
Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 20
2.3 Penduduk dan Tenaga Kerja
Jumlah penduduk Kabupaten Gianyar pada tahun 2015 adalah
495.100 orang yang terdiri dari penduduk laki laki sebanyak 249.900 orang
dan penduduk perempuan 245.200 orang.
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Gianyar, Kepadatan DanSex Ratio Menurut Hasil Sensus Penduduk danSurveiPenduduk Antar Sensus (Supas)
No TahunJumlah Penduduk Kepadatan
per Km2Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 2011 241. 209 235. 919 477 .128 1 .297
2 2012 244. 600 240 .000 484. 600 1. 317
3 2013 245. 400 240 .600 486 .000 1 .321
4 2014 247 .500 243. 000 490. 500 1 .333
5 2015 249 .900 245. 200 495 .100 1 .345
Sumber: BPS Kab. Gianyar: Gianyar Dalam Angka 2016
Kepadatan penduduk Gianyar adalah 1.345 jiwa/km2 pada tahun
2015. Kepadatan tertinggi ada di Kecamatan Sukawati (2.170 jiwa/km2),
sedangkan kepadatan penduduk terendah di Kecamatan Payangan (559
jiwa/km2).
Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional menunjukkan
jumlah angkatan kerja pada tahun 2015 sebanyak 283.779orang dengan
rincian pekerjaan utama terbanyak ada di perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 100.304 orang, diikuti oleh industri pengolahan, jasa, dan
pertanian kehutanan perikanan masing-masing sebesar 48.897
orang,47.595 orang dan 39.268orang. Selengkapnya disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 2.8. Penduduk 15+ Tahun Yang Bekerja Seminggu YangLaluMenurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin diKabupaten Gianyar, 2015
No. Status Pekerjaan Utama/ Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pertanian, Perburuan,Kehutanan, dan Perikanan 22 .902 16. 366 39. 268
2 Pertambangan dan Penggalian - 597 597
3 Industri Pengolahan 24. 357 24 .522 48 .879
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 21
No. Status Pekerjaan Utama/ Laki-laki Perempuan Jumlah
4 Listrik, Gas dan Air 285 285 570
5 Konstruksi 26 .753 3 .091 29 .844
6 Perdagangan Besar dan Eceran,Restoran dan Hotel 41. 093 59 .211 100 .304
7 Transportasi, Pergudangan, danPerhubungan 7 .949 1. 312 9 .261
8 Lembaga Keuangan,Peransurasian, Real Estate, danJasa Perusahaan
4. 372 3 .089 7. 461
9 Jasa Masyarakat, Sosial, danPerorangan 26 .926 20 .669 47 .595
Jumlah 154 .637 129 .142 283 .779
Sumber: Gianyar Dalam Angka, 2016
2.4 Pendidikan
Pendidikan tahun 2015, terdapat Taman Kanak-Kanak sebanyak
128 buah, sementara Sekolah Dasar/MI ada 293 buah, SLTP 46 buah,
SMU 15 buah, dan SMK ada 29 buah.
Tabel 2.9. Banyaknya Sekolah Negeri dan Swasta MenurutJenisnya di Kabupaten Gianyar Tahun 2015
Kecamatan TK SD/MI SLTP/MTs SMU/MA SMK
1. Sukawati 33 58 7 2 6
2. Blahbatuh 14 40 5 2 3
3. Gianyar 26 56 9 3 8
4. Tampaksiring 10 30 6 3 3
5. Ubud 19 46 9 3 7
6. Tegalalang 11 30 6 1 1
7. Payangan 15 33 4 1 1
Jumlah 128 293 46 15 29
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Gianyar, 2016
Upaya Peningkatkan kecerdasan masyarakat, merupakan tujuan
pokok pendidikan. Indikator yang perlu ditingkatkan yakni partisipasi
sekolah penduduk, yang konsekwensinya perlu tersedia pasilitas fisik dan
dukungan peralatan pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 22
2.5 Pertanian
Lahan pertanian sawah di Kabupaten Gianyar adalah 14.420 hektar,
dan yang terluas terdapat di Kecamatan Sukawati yaitu 2.647 hektar,
Kecamatan Gianyar 2.457 hektar, dan Kecamatan Blahbatuh 2.171 hektar.
Luas pertanian bukan sawah di Kabupaten Gianyar adalah 12.542 hektar,
dengan lahan terluas ada di Kecamatan Tegallalang sebesar 3.465 hektar
Tabel 2.10. Luas Lahan sawahdan bukan sawah PerKecamatandi Kabupaten Gianyar, Tahun 2015 (Ha)
No Kecamatan LahanSawah
Lahan bukansawah
HutanRakyat Lainnya
1. Sukawati 2,647 847 - -
2. Blahbatuh 2,171 788 2 154
3. Gianyar 2,457 1,039 - -
4. Tampaksiring 1,478 17 26 4
5. Ubud 1,840 113 10 -
6. Tegallalang 1,852 3,465 885 -
7. Payangan 1,975 3,573 194 -
Jumlah 14,420 9,842 1,117 158
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gianyar, 2016
Petani di Kabupaten Gianyar pada umumnya sebagian besar
menggarap lahan dengan luas kurang dari 0,50 ha. Jumlah petani
penggarap lahan di Kabupaten Gianyar tahun 2015 mencapai 42.137
rumahtangga, dimana paling banyak terdapat di Kecamatan Payangan
sebanyak 8.021 RT,disusul di Kecamatan Tegallalang sebanyak 7.341 RT,
Kecamatan Gianyar sebanyak 6.375 RT,Kecamatan Sukawati sebanyak
5.923 RT, Kecamatan Tampaksiring sebayak 5.144 RT ,diikuti Kecamatan
Ubud sebanyak 5.070 RT,dan Blahbatuh mempunyai RT petani paling
rendah yaitu sebanyak 4.263 RT.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 23
Tabel 2.11.Perkiraan RumahTangga Tani PenggunaLahanMenurut Golongan Luas Lahan yangDikuasai PerKecamatan di Kabupaten Gianyar,Tahun 2015
No. KecamatanGolongan Luas lahan
JumlahPetaniKurang dari 0,50
HaDi Atas 0,50
Ha
1. Sukawati 4. 572 1 .351 5 .923
2. Blahbatuh 3 .402 861 4 .263
3. Gianyar 5. 181 1 .194 6 .375
4. Tampaksiring 4. 063 1. 081 5 .144
5. U b u d 4 .087 983 5 .070
6. Tegallalang 4 .740 2 .601 7 .341
7. Payangan 4 .814 3 .207 8 .021
Jumlah 30.859 11.278 42.137
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gianyar, 2016
Tanaman padi di Kabupaten Gianyar sebagian besar merupakan
padi di lahan sawah, sedangkan padi di lahan kering hanya terdapat di
Kecamatan Tegallalang seluas 17 ha. Tanaman padi sawah paling banyak
terdapat di Kecamatan Tampak siring seluas 6.286 ha disusul Kecamatan
Gianyar mencapai 5.603 ha, dan Kecamatan Sukawati seluas 4.954 ha.
Jumlah seluruh luas tanam padi di lahan sawah di Kabupaten Gianyar
tahun 2015 mencapai 31.285 ha. Luasan ini meningkat dibanding tahun
sebelumnya (2014) yang hanya sebesar29.654 ha.
Tabel 2.12.Luas Tanam Padi di Lahan Sawah dan LahanKering DiKabupaten Gianyar Dirinci perKecamatan Tahun 2015 (Ha)
No. Kecamatan Lahan Sawah LahanKering
JumlahTotal
1. Sukawati 4.954 - 4.9542. Blahbatuh 3.954 - 3.9543. Gianyar 5.603 - 5.6034. Tampaksiring 6.286 - 6.2865. U b u d 3.810 - 3.8106. Tegallalang 3.627 17 3.6447. Payangan 3.051 - 3.051
Jumlah 31.285 17 31.302
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 24
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gianyar 2016
Rata-rata produkstivitas padi di Kabupaten Gianyar selama lima
tahun terakhir termasuk stabil berkisar antara 5,5 ton/ha sampai 7,0
ton/ha dan rata-rata produktivitas tahun 2015 mencapai 6,112 ton/ha.
Produktivitas paling tinggi pada tahun 2015 terdapat di wilayah Kecamatan
Ubud sebesar 7,100ton /ha disusul oleh Kecamatan Blahbatuh dan
Gianyar masing-masing sebesar 6,796 ton /ha dan 6,327 ton /ha.
Tabel 2.13.Luas Panen Bersih, Banyaknya Produksi dan Rata-rataProduktivitas per Hektar Padi Sawah di KabupatenGianyarDirinci per Kecamatan Tahun 2015
No. Kecamatan Luas Panen(ha)
Rata-RataProduktivitas
(ton/ha)
Produksi(ton)
1. Sukawati 5,323 5.869 31,2402. Blahbatuh 4,937 6.796 33,5523. Gianyar 5,952 6.327 37,6604. Tampaksiring 3,408 5.990 20,4175. U b u d 4,088 7.100 29,0086. Tegallalang 3,578 5.600 20,0477. Payangan 3,074 5.560 17,088
Jumlah 30,990 192,518
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gianyar 2016
Tanaman pangan lainnya yaitu jagung di Kabupaten Gianyar banyak
terdapat di Kecamatan Sukawati terutama untuk jagung muda. Luas
panennya mencapai 147 ha dengan total produksi mencapai 574,62 ton
dan rata-rata produktivitasnya sebesar 3,909ton/ha. Sedangkan di
Kecamatan Payangan panen jagung paling kecil yaitu dengan luas panen 2
ha, rata-rata produktivitasnya sebesar 3,909ton/ha. Sementara di
Kecamatan Gianyar, Ubud dan Tampaksiringuntuk tahun 2015 tidak
terdapat panen jagung.
Tabel 2.14 Luas Panen Bersih, Banyaknya Produksi dan Rata-RataProduksi per Hektar Jagung di KabupatenGianyar Dirinci perKecamatan Tahun 2015
No. Kecamatan Luas Panen(Ha)
Rata-RataProduktivitas
(Kw/ha)Produksi (ton)
1. Sukawati 147 3,909 574,62
2. Blahbatuh - - -
3. Gianyar - - -
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 25
No. Kecamatan Luas Panen(Ha)
Rata-RataProduktivitas
(Kw/ha)Produksi (ton)
4. Tampaksiring - -
5. U b u d 26 3,909 101,63
6. Tegallalang 11 3,909 43,00
7. Payangan 2 3,909 7,82
Jumlah 186 727,07
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gianyar 2016
2.6 Potensi Pengembangan Wilayah
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar
Tahun 2010 sampai 2030 yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor
16 Tahun 2012, potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Gianyar
disesuaikan dengan kemiringan lahan wilayah Kabupaten Gianyar.
Adapun tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Gianyar adalah:
”Mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Gianyar yang berkualitas, aman,
nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali, dan berkelanjutan terintegrasi
dengan Kawasan Strategis Nasional Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar
dan Tabanan (Sarbagita) sebagai pusat pariwisata budaya yang didukung
sektor pertanian, perdagangan/jasa, dan industri kerajinan”.
Berdasarkan atas kemiringan lahan, Kabupaten Gianyar terdiri dari
wilayah tanah datar, wilayah landai, wilayah miring dan wilayah terjal.
Untuk lebih jelasnya berdasarkan atas fisiografi, kemiringan wilayah
Kabupaten Gianyar, disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.15.Kemiringan Lahan di Kabupaten Gianyar
No Uraian Kemiringan(derajat)
Luas (Ha)
1 Tanah Datar 0 – 2 15,377
2 Wilayah Landai 2 – 15 10,246
3 Wilayah Miring 15 – 40 5,755
4 Wilayah Terjal > 40 5,243
Total 36,800
Sumber: RTRW Kab. Gianyar
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 26
Berdasarkan atas sistem morfologi wilayah, Arah Pembangunan
Pengembangan Wilayah Kabupaten Gianyar dibagai dalam 4 (empat)
morfologi wilayah yaitu:
1. Wilayah I, yaitu daerah daratan dengan kemiringan lereng < 5% dengan
ketinggian antara 0 sampai 200 meter di atas permukaan laut. Daerah
ini meliputi Gianyar, Batuan, Blahbatuh, Kemenuh, Mas, Sukawati,
dan Guwang). Wilayah ini sangat baik dikembangkan untuk lahan
pertanian lahan basah, industri, pemukiman, dan pengembangan
pariwisata.
2. Wilayah II, yaitu dengan kemiringan antara 3 sampai 5%, ketinggian
antara 200 sampai 400 meter di atas permukaan laut, dan ada
beberapa wilayah dengan ketinggian antara 50 sampai 150 meter di
atas permukaan laut. Wilayah ini meliputi 24 % dari luas keseluruhan
Kabupaten Gianyar.Sebarannya meliputi daerah Tulikup, Ubud,
Tegallalang, Kedewatan, Bakbakan, dan Sayan. Daerah ini sangat
potensial dikembangkan pertanian lahan basah, namum daerah
tertentu sangat sulit adanya air sehingga cocok dikembangkan
tanaman perkebunan (tegalan) dan industri kerajinan dan pariwisata.
3. Wilayah III, yaitu dengan kemiringan 5 sampai 15% dengan ketinggian
400 sampai 750 meter di atas permukaan laut dengan iklim sejuk.
Sebaran wilayah ini meliputi Tampaksiring, Kedisan, Taro, Melinggih,
dan Puhu. Luas wilayah ini sekitar 30,35% dari luas seluruh
Kabupaten Gianyar. Wilayah ini sangat cocok untuk kawasan hutan
penyangga sumber daya air tanah, dan pengembangan tanaman
perkebunan, industri kerajinan, sawah dan tegalan, serta pemukiman.
4. Wilayah IV, yaitu dengan kemiringan lereng mencapai 15 sampai 30% ,
bahkan ada sampai 50% dengan ketinggian antara 750 sampai 850
meter di atas permukaan laut. Daerah ini beriklim sejuk dengan daerah
pegunungan, meliputi daerah Kerta, Sebatu, Manukaya, dan Buahan.
Wilayah ini sekitar 10,88 % dari luas seluruh Kabupaten Gianyar. Arah
pengembangan wilayah ini sangat cocok untuk kawasan hutan sebagai
wilayah resapan air, wilayah tegalan, kebun campuran, pemukiman,
dan pariwisata.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 27
Rencana pola ruang kawasan budidaya yang akan dikembangkan
dibedakan menurut karakteristik dalam pemanfaatan ruang, yaitu:
1. Kawasan pertanian, pertambangan, perindustrian, dan pemukiman
merupakan kegiatan budidaya intensifdalam memanfaatkan ruang.
Kawasan budidaya meliputi: kawasan peruntukan pertanian,
perkebunan, perikanan, pertambangan, permukiman, industri,
pariwisata, pertahanan dan keamanan Negara, dan kawasan
peruntukkan lainnya. Pengembangan kawasan pertanian meliputi
kawasan peruntukan pertanian lahan basah, lahan kering dan
holtikultura serta kawasan peruntukan peternakan.
2. Kawasan pariwisata yang berorientasi pada obyek dan daya tarik wisata
dipandang sebagai kegiatan yang fleksibel dalam memanfaatkan ruang
sehingga kawasan dapat tumpang tindih/terpadu pada kawasan
lainnya. Kawasan peruntukan pariwisata meliputi: kawasan pariwisata
alam dan buatan.
2.7 Wilayah Rawan Bencana
Potensi bencana di Kabupaten Gianyar sesuai dengan RTRW
Kabupaten Gianyar adalah rawan terhadap longsoran karena proses
gerakan tanah. Daerah tersebut umumnya berada pada daerah dengan
kemiringan lahan lebih dari 40%. Indikasi gerakan tanah di sekitar sungai
utamanya pada tebing yang kemiringannya cukup terjal, dengan
kemiringan lebih dari 30%.
Daerah-daerah yang berpotensi terjadi gerakan tanah karena faktor
kemiringan lahan meliputi: Kecamatan Ubud, Kecamatan Payangan,
Kecamatan Tegallalang, dan Kecamatan Tampaksiring. Selain potensi
longsor akibat pergerakan tanah karena kemiringan lahan, di Kabupaten
Gianyar juga terdapat potensi longsor akibat pemotongan lereng dan
pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi alamnya seperti karena
adanya penambangan. Potensi longsor ini dapat terjadi di beberapa lokasi
penambangan batu padas di Desa Kemenuh, Desa Singapadu, Lod
Tunduh, Kengetan, dan Taro. Demikian juga penambangan tanah liat yang
terjadi di Desa Keramas dan Desa Tulikup untuk bahan baku genteng dan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 28
batu bata merah dapat juga terjadi pergeseran tanah yang berakibat pada
bencana lonsor.
Upaya pencegahan terhadap bencana longsor, maka disarankan
daerah-daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 40% agar tetap
dijadikan kawasan lindung atau dengan mengawasi penggunaan lahan.
Tanaman yang cocok untuk daerah-daerah miring seperti kayu sengon,
tanaman perkebunan kopi dan coklat.
Selain potensi longsor di beberapa wilayah, potensi adanya banjir
juga berpotensi terutama di wilayah pesisir dan rawan abrasi pada daerah
pantai yang ada, seperti Pantai Lebih, Cucukan, Siyut, Keramas, Masceti,
Sampai Pantai Pabean Ketewel.
2.8 Gambaran Umum Kecamatan Gianyar
Kecamatan Gianyar terdiri dari 17 Desa/Kelurahan, terbagi dalam 94
dusun.Luas wilayah 50,59 km2 yang terdiri dari 91 subak.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 29
Tabel 2.16. Luas Desa Di Kecamatan Gianyar Tahun 2015No Nama Desa Jumlah Dusun Jumlah Subak Luas (km2)
1 Desa Lebih 3 4 2,052 Desa Tulikup 7 10 5,473 Desa Temesi 3 7 3,104 Desa Sidan 7 7 2,19
5 KelurahanSamplangan
4 7 2,76
6 Desa Serongga 4 4 1,75
7 KelurahanAbianbase
4 4 4,66
8 KelurahanGianyar
8 - 2,07
9 Kelurahan Beng 6 4 2,44
10 Kelurahan Bitra 7 8 4,72
11 Desa Bakbakan 9 5 4,60
12 Desa Siangan 11 7 3,59
13 Desa Suwat 4 3 1,90
14 Desa Petak 6 7 3,50
15 Desa Petak Kaja 4 7 3,25
16 Desa Sumita 6 3 1,68
17 Desa Tegal Tugu 3 4 0,86
Jumlah 96 91 50,59
Sumber Kecamatan Gianyar dalam Angka Tahun 2015
Jumlah penduduk Kecamatan Gianyar berjumlah 91.460 jiwa
yang terdiri dari: laki-laki 46.160 jiwa dan perempuan 45.300 jiwa dengan
jumlah kepala keluarga 20.297 KK dengan mata pencaharian utama
perajin dan bertani pada lahan sawah terbesar seperti berikut.
Tabel 2.17.Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Menurut Desa diKecamatan GianyarTahun 2015
No DesaJenis Pekerjaan
Pertanian
Peternakan
Perikanan
Perdagangan
Industri
Angkutan
Perbankan
Pemerintah
1 Desa Lebih 1.237 65 36 176 214 15 21 1.073
2 DesaTulikup
1.212 81 - 979 1.016 24 23 1.162
3 DesaTemesi
867 52 - 261 59 13 12 889
4 Desa Sidan 826 35 - 236 186 17 14 601
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 30
No DesaJenis Pekerjaan
Pertanian
Peternakan
Perikanan
Perdagangan
Industri
Angkutan
Perbankan
Pemerintah
5 KelurahanSamplangan
1.238 52 - 471 123 27 11 1.517
6 DesaSerongga
1.152 51 - 942 165 23 15 754
7 KelurahanAbianbase
604 13 6 456 166 39 13 991
8 KelurahanGianyar
- 14 - 2.181 708 217 59 2.428
9 KelurahanBeng
170 54 - 268 417 21 17 898
10 KelurahanBitra
1.187 102 - 572 401 52 19 1.027
11 DesaBakbakan
826 89 - 388 332 27 15 1.398
12 DesaSiangan
946 93 - 327 556 16 18 1.316
13 Desa Suwat 798 9 - 106 99 5 7 198
14 Desa Petak 1.642 33 - 158 608 8 9 527
15 Desa PetakKaja
1.381 27 - 250 228 6 11 598
16 DesaSumita
325 9 - 55 152 5 14 187
17 Desa TegalTugu
1.123 12 - 92 39 14 15 112
Sumber Kecamatan Gianyar dalam Angka Tahun 2015
Sektor pertanian di Kecamatan Gianyar didukung oleh luas lahan
pertanian yang cukup luas, dengan luas lahan sawah mencapai 2.457 Ha
dengan produktivitas rata-rata mencapai 6,327 ton/ha. Luas pertanian
bukan sawah seluas 1.039 Ha. Selengkapnya disajikan pada tabelberikut.
Tabel 2.18. Luas Wilayah Kecamatan Gianyar Menurut PenggunaanLahannya,2015
No. Desa Luas (Km2)Lahan
PertanianSawah (Ha)
LahanPertanian
Bukan Sawah(Ha)
Lahan BukanPertanian (Ha)
1. Desa Lebih 2,05 146,37 19,00 39,63
2. Desa Tulikup 5,47 295,00 107,41 144,59
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 31
No. Desa Luas (Km2)Lahan
PertanianSawah (Ha)
LahanPertanian
Bukan Sawah(Ha)
Lahan BukanPertanian (Ha)
3 Desa Temesi 3,10 194,00 62,00 54,00
4 Desa Sidan 2,19 148,00 56,33 14,68
5 KelurahanSamplangan
2,76 168,00 53,30 54,70
6 Desa Serongga 1,75 105,00 43,00 27,00
7 KelurahanAbianbase
4,66 121,00 163,56 181,44
8 KelurahanGianyar
2,07 - - 207,00
9 KelurahanBeng
2,44 85,00 23,18 135,82
10 KelurahanBitra
4,72 223,00 47,74 201,26
11 DesaBakbakan
4,60 216,00 132,01 112,00
12 Desa Siangan 3,59 240,00 77,24 41,72
13 Desa Suwat 1,90 95,00 66,83 28,17
14 Desa Petak 3,50 136,22 85,60 128,18
15 Desa PetakKaja
3,25 151,37 80,17 93,46
16 Desa Sumita 1,68 133,00 21,64 13,36
17 Desa TegalTugu
0,86 - - 86,00
Jumlah 50,59 2.457,00 1.039,00 1.563,00
Sumber: Kecamatan Gianyar dalam Angka 2015
Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Gianyar
didukung oleh adanya sumber daya penduduk yang cukup besar sebagai
tenaga kerja di sektor pertanian, selain itu pengembangan pertanian
terutamatanaman pangan guna memenuhi kebutuhan pangan
penduduknya. Adapun jumlah penduduk Kecamatan Gianyar disajikan
pada tabel berikut.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 32
Tabel 2.19. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kec. Gianyar,2015
No. Desa Luas (Km2) JumlahPenduduk
KepadatanPenduduk/Km2
1. Desa Lebih 2,05 6.898 3.365
2. Desa Tulikup 5,47 8.171 1.494
3 Desa Temesi 3,10 3.858 1.244
4 Desa Sidan 2,19 4.653 2.125
5 KelurahanSamplangan
2,76 4.770 1.728
6 Desa Serongga 1,75 4.891 2.795
7 KelurahanAbianbase
4,66 5.570 1.195
8 KelurahanGianyar
2,07 12.917 6.240
9 Kelurahan Beng 2,44 4.350 1.783
10 Kelurahan Bitra 4,72 8.583 1.819
11 Desa Bakbakan 4,60 5.331 1.159
12 Desa Siangan 3,59 6.165 1.717
13 Desa Suwat 1,90 1.796 945
14 Desa Petak 3,50 4.096 1.170
15 Desa Petak Kaja 3,25 3.935 1.211
16 Desa Sumita 1,68 2.778 1.653
17 Desa Tegal Tugu 0,86 2.699 3.138
Jumlah 50,59 91.460 1.808
Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015
Dilihat dari sumber mata pencahariannya, sebagian besar penduduk
Kecamatan Gianyar bekerja pada sektor pemerintahan, disusul sektor
pertanian, dan perdagangan. Adapun selengkapnya disajikan pada tabel
berikut.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 33
Tabel 2.20. Sumber Mata Pencaharian Penduduk Kec. Gianyar, 2015
No. Desa Pertanian
Peternakan
Perikanan
Perdagangan
Industri
Angkutan
Perbankan
Pemerintah
1. Desa Lebih 1.237 65 36 176 214 15 21 1.073
2. DesaTulikup
1.212 81 - 979 1.016 24 23 1.162
3 Desa Temesi 867 52 - 261 59 13 12 889
4 Desa Sidan 826 35 - 236 186 17 14 601
5 KelurahanSamplangan
1.238 52 - 471 123 27 11 1.517
6 DesaSerongga
1.152 51 - 942 165 23 15 754
7 KelurahanAbianbase
604 13 6 456 166 39 13 991
8 KelurahanGianyar
- 14 - 2.181 708 217 59 2.428
9 KelurahanBeng
170 54 - 268 417 21 17 898
10 KelurahanBitra
1.187 102 - 572 401 52 19 1.027
11 DesaBakbakan
826 89 - 388 332 27 15 1.398
12 DesaSiangan
946 93 - 327 556 16 18 1.316
13 Desa Suwat 798 9 - 106 99 5 7 198
14 Desa Petak 1.642 33 - 158 608 8 9 527
15 Desa PetakKaja
1.381 27 - 250 228 6 11 598
16 Desa Sumita 325 9 - 55 152 5 14 187
17 Desa TegalTugu
1.123 12 - 92 39 14 15 112
Jumlah 15.534 791 42 7.918 5.469 529 293 15.676
Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015
Sektor pertanian di Kecamatan Gianyar terutama tanaman padi
cukup baik, dimana produktivitasnya rata-rata mencapai63,27 Kw/ha,
Jumlah produksi padi paling tinggi terdapat di Desa Tulikup mencapai
5.977,40Ton dan paling kecil di Desa Suwat hanya sebesar 1.270,38Ton.
Luas panen padi di Kecamatan Gianyar mencapai 5.952 Ha, dengan
produksinya sebesar 37.660 Ton. Selengkapnya disajikan pada tabel
berikut.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 34
Tabel 2.21. Luas Panen dan ProduksiTanaman Padi di Kec. Gianyar, 2015No. Desa Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton)
1. Desa Lebih 124,44 1.434,84
2. Desa Tulikup 826,79 5.977,40
3 Desa Temesi 211,09 1.721,79
4 Desa Sidan 268,85 1.609,88
5KelurahanSamplangan 684,06 5.613,45
6 Desa Serongga 215,04 1.392,80
7KelurahanAbianbase 239,96 1.336,88
8KelurahanGianyar - -
9 Kelurahan Beng 412,61 2.092,81
10 Kelurahan Bitra 642,42 4.003,64
11 Desa Bakbakan 439,51 2.729,69
12 Desa Siangan 442,86 2.982,05
13 Desa Suwat 263,02 1.270,38
14 Desa Petak 273,85 1.959,81
15 Desa Petak Kaja 177,23 1.735,80
16 Desa Sumita 381,26 1.798,79
17 Desa Tegal Tugu - -
5.603,00 37.660,00
Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015
Tanaman kacang tanah di Kecamatan Gianyar luas panen 52 Ha. Jumlah
produksinya mencapai 83,88 Ton dan produktivitasnya sebesar 16,13
Kw/Ha. Tanaman kacang kedelai di Kecamatan Gianyardengan luas panen
60 Ha. Jumlah produksinya mencapai 63,90 Ton dan produktivitasnya
sebesar 10,65 Kw/Ha.Selengkapnya kondisi perkebunan disajikan pada
tabel berikut.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 35
Tabel 2.22. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Tanahdi Kec.Gianyar, 2015
No. Desa Luas Tanam(Ha)
Luas Panen(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(Kw/Ha)
1. Desa Lebih 4,02 4,27 12,91 16,57
2. Desa Tulikup 0,73 0,78 0,79 16,50
3 Desa Temesi 34,37 36,48 49,73 16,62
4 Desa Sidan - - - -
5KelurahanSamplangan - - - -
6DesaSerongga - - - -
7KelurahanAbianbase 1,83 1,94 4,80 16,35
8KelurahanGianyar - - - -
9KelurahanBeng - - - -
10KelurahanBitra - - - -
11DesaBakbakan - - - -
12DesaSiangan 0,73 0,78 0,79 16,47
13 Desa Suwat - - - -
14 Desa Petak 6,22 6,60 14,19 16,58
15Desa PetakKaja - - - -
16 Desa Sumita 1,10 1,16 0,79 16,59
17Desa TegalTugu - - - -
49,00 52,00 84,00 16,13
Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 36
Tabel 2.23. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Kedelaidi Kec.Gianyar, 2015
No. Desa Luas Tanam(Ha)
Luas Panen(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(Kw/Ha)
1. Desa Lebih - - - -
2. Desa Tulikup - - - -
3 Desa Temesi - - - -
4 Desa Sidan - - - -
5KelurahanSamplangan - - - -
6DesaSerongga - - - -
7KelurahanAbianbase - - - -
8KelurahanGianyar - - - -
9KelurahanBeng - - - -
10KelurahanBitra 6,90 6,00 6,40 10,65
11DesaBakbakan 51,75 45,00 48,00 10,65
12DesaSiangan 10,35 9,00 9,60 10,65
13 Desa Suwat - - - -
14 Desa Petak - - - -
15Desa PetakKaja - - - -
16 Desa Sumita - - - -
17Desa TegalTugu - - - -
69,00 60,00 64,00 10,65
Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015
Tanaman buah-buahan yang ada di Kecamatan Gianyar umumnya
adalah jambu biji, papaya, pisang, nangka, dan durian seperti disajikan
pada table berikut ini.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 37
Tabel 2.24. Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan diKecamatan Gianyar, 2015
No. Desa
Jambu Biji Pepaya Pisang
LuasTanam
(Ha)
Produksii(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
1. Desa Lebih 117,62 0,25 - - - -
2. DesaTulikup
138,51 0,27 - - - -
3. DesaTemesi
93,86 0,15 - - - -
4. Desa Sidan 103,81 0,15 313,00 8,45 - -
5. KelurahanSamplangan
130,90 0,245 - - - -
6. DesaSerongga
109,96 0,24 - - 413,40 4,69
7. KelurahanAbianbase
94,64 0,17 - - - -
8 KelurahanGianyar
62,76 0,09 - - - -
9 KelurahanBeng
85,67 0,15 - - - -
10 KelurahanBitra
131,04 0,24 - - - -
11 DesaBakbakan
234,47 0,36 54,00 1,46 - -
12 DesaSiangan
223,73 0,33 50,00 1,35 868,30 9,85
13 Desa Suwat 430,52 0,59 - - 661,36 7,50
14 Desa Petak 425,67 0,57 - - 744,28 8,44
15 Desa PetakKaja
797,93 0,76 - - 785,10 9,38
16 DesaSumita
882,93 0,89 - - 661,56 7,04
17 Desa TegalTugu
45,98 0,05 - - -
Jumlah 4110,0 5,48 417,00 11,27 4.134,00 46,90
Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 38
Tabel 2.25. Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan diKecamatan Gianyar, 2015
No. Desa
Nangka Durian
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
1. Desa Lebih 347,00 1,08 - -
2. Desa Tulikup 235,00 1,04 - -
3. Desa Temesi - - - -
4. Desa Sidan - - - -
5. Kelurahan Samplangan - - - -
6. Desa Serongga 324,00 1,08 - -
7. Kelurahan Abianbase - - - -
8 Kelurahan Gianyar - - - -
9 Kelurahan Beng - - - -
10 Kelurahan Bitra - - 95,80 3,01
11 Desa Bakbakan - - 106,44 3,35
12 Desa Siangan 629,00 2,26 149,02 4,69
13 Desa Suwat 791,59 1,72 170,30 5,36
14 Desa Petak 891,19 1,94 234,177,37 7,37
15 Desa Petak Kaja 940,07 2,15 223,52 7,03
16 Desa Sumita 792,14 1,61 85,15 2,68
17 Desa Tegal Tugu - - - -
Jumlah 4.950,00 12,88 1.064,40 33,49
Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015
Tanaman perkebunan rakyat yang dominan adalah kelapa dalam.
Selanjutnya ada kopi, cengkeh, kakao, dan dalam jumlah sedikit masih ada
tanaman panili.
Tabel 2.26. Tanaman Perkebunan Rakyat di Kecamatan Gianyar, 2015
No. Desa
Kopi Cengkeh Kelapa Dalam Kakao PaniliLuas
Tanam(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi (Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
1. DesaLebih
- - - - 30,00 29,97 - - - -
2. DesaTulikup
- - - - 11,00 10,99 - - - -
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 39
No. Desa
Kopi Cengkeh Kelapa Dalam Kakao PaniliLuas
Tanam(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi (Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
3. DesaTemesi
- - - - 19,60 19,58 - - - -
4. DesaSidan
0,10 0,07 3,00 0,47 23,80 23,77 0,10 0,05 0,10 0,02
5. KelurahanSamplangan
0,25 0,18 3,00 0,32 41,00 40,96 1,30 0,43 0,10 0,02
6. DesaSerongga
0,20 0,15 - - 21,30 21,28 - - - -
7. KelurahanAbianbase
- - - - 35,00 34,97 - - - -
8 KelurahanGianyar
- - - - 11,00 10,99 - - - -
9 KelurahanBeng
0,40 0,29 1,00 0,12 25,00 24,98 0,40 0,13 0,10 0,02
10 KelurahanBitra
0,25 0,18 - - 35,00 34,97 - - - -
11 DesaBakbakan
0,30 0,22 3,00 0,20 38,30 38,26 0,20 0,07 - -
12 DesaSiangan
0,10 0,07 2,00 0,16 27,00 26,07 0,50 0,16 0,20 0,04
13 DesaSuwat
0,25 0,18 2,00 0,24 11,00 10,99 0,50 0,16 - -
14 DesaPetak
0,40 0,29 1,00 0,24 41,00 40,96 0,10 0,03 - -
15 DesaPetak Kaja
0,40 0,29 1,00 0,24 39,30 39,26 0,20 0,07 0,20 0,04
16 DesaSumita
0,25 0,18 2,00 0,32 49,00 48,95 0,20 0,07 - -
17 Desa TegalTugu
- - - - - - - - - -
Jumlah 2,90 2,11 18,00 2,29 458,30 456,94 3,50 1,15 0,70 0,13
Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015
Sektor peternakan khusunya jenis unggas, yang banyak berkembang
di Kecamatan Gianyar antara lain: ayam kampung, ayam ras pedaging, itik,
angsa, dan merpati. Ayam kampung mencapai 46.713 ekor, ayam ras
pedaging mencapai 184.674 ekor,itik mencapai 48.746 ekor. Sedangkan
untuk sektor ternak, yang banyak diusahakan oleh masyarakat Kec.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 40
Gianyar antara lain: sapi, babi, dan kambing. Selengkapnya disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 2.27.Populasi Unggas, Ternak dan Ikan Air Tawar di Kecamatan Gianyar,2015
No. Desa Sapi Kambing BabiAyam RasPedaging
(ekor)
AyamBuras(ekor)
Itik(ekor)
UnggasLainnya(ekor)
IkanLaut
Ikan AirTawar
1. Desa Lebih 440 35 838 5.200 4.199 4,599 112 149,60
-
2. Desa Tulikup 361 67 886 - 3.804 2702 84 - -
3. Desa Temesi 251 41 1.166 - 2.734 8.160 78 - -
4. Desa Sidan 293 - 881 - 3.821 995 123
5. KelurahanSamplangan
579 66 877 12.900 3.577 5.817 75 - -
6. DesaSerongga
371 77 869 3.005 3.229 3.671 946 - -
7. KelurahanAbianbase
373 76 797 3.301 1.960 2.976 109 - 57,77
8 KelurahanGianyar
132 72 685 - 1.620 628 100 - -
9 KelurahanBeng
181 67 764 - 1.576 1.495 123 - -
10 KelurahanBitra
225 38 894 40.400 1.406 1.734 172 - -
11 DesaBakbakan
519 - 839 14.198 2.197 2.680 101 - -
12 Desa Siangan 307 - 908 42.000 3.891 2.851 97 - -
13 Desa Suwat 216 - 798 18.201 1.872 1.240 259 - -
14 Desa Petak 401 - 946 15.240 3.540 2.976 111 - -
15 Desa PetakKaja
309 - 865 9.904 2.622 2.251 85 - -
16 Desa Sumita 335 - 813 15.002 1.778 842 224 - -
17 Desa TegalTugu
278 - 879 5.323 2.887 3.129 140 - -
Jumlah 5.571 539 14.705 184.674 46.713 48.746 2.939 - -
Sumber: Kecamatan Gianyar Dalam Angka 2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 41
2.9 Gambaran Umum Kecamatan Blahbatuh
Kecamatan Blahbatuh terdiri dari 9 Desa, terbagi dalam 67 dusun. Luas
wilayah 39,70 km2, dengan luas lahan sawah 2.171 Ha yang termasuk
dalam 83 Subak.
Tabel 2.28. Luas Lahan Sawah Menurut Desa di KecamatanBlahbatuhTahun 2015
No Nama Desa Jumlah Dusun Jumlah Subak Luas ( Ha ).1 Desa Saba 8 16 349,002 Desa Pering 7 16 381,003 Desa Keramas 6 11 327,004 Desa Medahan 4 7 221,00
5 Desa Bona 6 5 130,00
6 Desa Belega 6 4 124,00
7 Desa Blahbatuh 12 8 274,00
8 Desa Buruan 7 9 215,00
9 Desa Bedulu 11 7 150,00
Jumlah 67 83 2.171,00
Sumber:Kecamatan Blahbatuh,Tahun 2015
Sektor pertanian di Kecamatan Blahbatuh didukung oleh luas lahan
pertanian yang cukup luas, dengan luas lahan sawah mencapai 2.171 Ha
dan luas pertanian bukan sawah seluas 788 Ha. Selengkapnya disajikan
pada berikut.
Tabel 2.29.Luas Wilayah Kecamatan Blahbatuh Menurut PenggunaanLahannya,2015
No. Desa Luas (Km2)Lahan
PertanianSawah (Ha)
LahanPertanian
Bukan Sawah(Ha)
Lahan BukanPertanian (Ha)
1. Desa Saba 6,60 349,00 174,43 136,57
2. Desa Pering 6,32 381,00 106,79 144,21
3 Desa Keramas 4,72 327,00 75,48 69,52
4 DesaMedahan
3,91 221,00 64,54 105,46
5 Desa Bona 2,20 130,00 15,77 74,23
6 Desa Belega 2,50 124,00 48,44 77,56
7 DesaBlahbatuh
4,67 274,00 85,47 107,53
8 Desa Buruan 4,21 215,00 96,75 109,25
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 42
No. Desa Luas (Km2)Lahan
PertanianSawah (Ha)
LahanPertanian
Bukan Sawah(Ha)
Lahan BukanPertanian (Ha)
9 Desa Bedulu 4,57 150,00 120,32 186,68
Jumlah 39,70 2.171,00 788,00 1.011,01
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Blahbatuh
didukung oleh adanya sumber daya penduduk yang cukup besar sebagai
tenaga kerja di sektor pertanian.Adapun jumlah penduduk Kecamatan
Blahbatuh disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.30. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kec. Blahbatuh,2015
No. Desa Luas (Km2) JumlahPenduduk
KepadatanPenduduk/Km2
1. Desa Saba 6,60 10.156 1.539
2. Desa Pering 6,32 8.015 1.268
3 Desa Keramas 4,72 9.415 1.995
4 Desa Medahan 3,91 5.708 1.460
5 Desa Bona 2,20 4.385 1.993
6 Desa Belega 2,50 5.213 2.085
7 Desa Blahbatuh 4,67 10.599 2.270
8 Desa Buruan 4,21 6.714 1.595
9 Desa Bedulu 4,57 9.395 2.056
Jumlah 39,70 69.600 1.807
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Dilihat dari sumber mata pencahariannya, sebagian besar penduduk
Kecamatan Blahbatuh bekerja pada sektor pertanian, disusul sektor
pemerintahan dan perdagangan. Adapun selengkapnya disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 2.31. Sumber Mata Pencaharian Penduduk Kec. Blahbatuh, 2015
No. Desa Pertanian
Peternakan
perikanan
Perkebunan
Perdagangan
industri Listrik angkuta
nPebanka
npemerin
tah
1. Desa Saba 2.722 308 79 76 723 495 42 93 135 408
2. Desa Pering 2.250 356 119 70 509 422 38 87 114 399
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 43
No. Desa Pertanian
Peternakan
perikanan
Perkebunan
Perdagangan
industri Listrik angkuta
nPebanka
npemerin
tah
3 DesaKeramas
2.202 308 59 58 710 502 47 121 118 490
4 DesaMedahan
2.007 289 63 59 656 465 37 87 110 495
5 Desa Bona 1.719 288 40 57 472 1.007 43 88 109 472
6 Desa Belega 1.988 279 41 143 477 654 47 90 104 509
7 DesaBlahbatuh
2.207 437 49 67 810 494 40 172 148 723
8 DesaBuruan
2.358 638 40 69 582 544 49 109 112 408
9 Desa Bedulu 1.897 640 98 79 866 503 46 130 133 472
Jumlah 19.350 3.543 588 678 5.805 5.086 389 977 1.083 4.376
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Pengembangan pertanian terutamatanaman pangan (khususnya
padi) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Luas
panen, produksi, dan produktivitas padi, disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.32. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi PadidiKecamatan Blahbatuh, Tahun 2015
No Desa Tanam(Ha) Panen( Ha)
Produktivitas(Kw/Ha )
Produksi(ton)
1 Desa Saba 527,73 663,52 67,70 4.473,68
2 Desa Pering 754,03 809,11 69,77 5.454,40
3 DesaKeramas 643,95 825,81 74,40 5.804,09
4DesaMedahan 474,20 577,60 72,19 4.059,58
5 Desa Bona 65,73 189,74 67,90 1.283,08
6DesaBelega 232,88 295,96 68,96 1.971,94
7DesaBlahbatuh 460,12 575,20 74,85 4.607,47
8DesaBuruan 547,12 652,20 66,08 4.022,77
9DesaBedulu 247,90 374.73 63,63 2.414,99
Jumlah 3.953,66 4.963,87 34.092,00
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 44
Disamping tanaman pangan berupa padi, juga diusahakan tanaman
lainnya seperti kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau, seperti disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 2.33. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Tanahdi Kec.Blahbatuh, 2015
No. Desa Luas Tanam(Ha)
Luas Panen(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(Kw/Ha)
1. Desa Saba 1,15 1,87 3,09 3,69
2. Desa Pering 0,78 1,53 2,46 3,51
3 DesaKeramas 0,32 0,47 0,70 3,16
4DesaMedahan 0,51 0,80 1,26 3,37
5 Desa Bona - - - -
6 Desa Belega - - - -
7DesaBlahbatuh 0,23 0,33 0,40 2,40
8 Desa Buruan - - - -
9 Desa Bedulu - - - -
Jumlah 2,99 5,00 7,91 16,13
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Tabel 2.34. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kedelaidi Kec.Blahbatuh, 2015
No. Desa Luas Tanam(Ha)
Luas Panen(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(Kw/Ha)
1. Desa Saba 3,57 2,89 40,59 8,13
2. Desa Pering 33,65 40,38 1,34 0,02
3 DesaKeramas 9,50 7,69 8,05 0,02
4DesaMedahan 1,19 1,44 1,34 0,54
5 Desa Bona 25,54 20,68 25,49 0,71
6 Desa Belega 24,35 26,92 30,18 0,65
7DesaBlahbatuh - - - -
8 Desa Buruan - - - -
9 Desa Bedulu - - - -
Jumlah 97,80 100,00 106,99 10,65
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 45
Tabel 2.35. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Hijaudi Kec.Blahbatuh, 2015
No. Desa Luas Tanam(Ha)
Luas Panen(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(Kw/Ha)
1. Desa Saba - - - -
2. Desa Pering - - - -
3 DesaKeramas - - - -
4DesaMedahan - - - -
5 Desa Bona 6,65 8,06 12,33 9,71
6 Desa Belega 7,35 8,94 13,67 5,74
7DesaBlahbatuh - - - -
8 Desa Buruan - - - -
9 Desa Bedulu - - - -
Jumlah 14,00 17,00 26,00 15,45
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Tanaman perkebunan berupa buah-buahan yang ada di Kecamatan
Blahbatuh meliputi: jambu biji, jambu air, sawo, nangka, pisang, alpukat,
durian, dan lainnya.
Tabel 2.36. Tanaman Perkebunan (Buah-Buahan)di Kecamatan Blahbatuh,2015
No. Desa
Jambu Biji Jambu Air Sawo Nenas
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
1. Desa Saba - 23,89 - 0,74 - 17,67 - 3,00
2. Desa Pering - 7,91 - 0,59 - 15,65 - -
3. DesaKeramas
- 24,89 - 0,76 - 16,74 - -
4. DesaMedahan
- 8,96 - 0,52 - 13,59 - -
5. Desa Bona - 10,26 - 0,43 - 6,12 - -
6. DesaBelega
- 6,95 - 0,38 - 5,33 - -
7. DesaBlahbatuh
- 6,28 - 0,48 - 6,23 - -
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 46
No. Desa
Jambu Biji Jambu Air Sawo Nenas
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
8 DesaBuruan
- 18,86 - 0,19 - 8,46 - -
9 DesaBedulu
- 6,00 - 0,10 - 10,21 - -
Jumlah - 14,00 - 4,20 - 100,00 - -
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Tabel 2.37. Tanaman Perkebunan (Buah-Buahan)di Kecamatan Blahbatuh,2015
No. Desa
Pepaya Pisang Nangka Rambutan
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
1. Desa Saba - 3.994,67 - 572,89 - 33,00 - 82,88
2. Desa Pering - 8.369,79 - 286,44 - 29,00 - 88,23
3. DesaKeramas
- - - 214,83 - 18,00 - -
4. DesaMedahan
- - - 143,22 - 26,00 - -
5. Desa Bona - - - 35,81 - 6,00 - -
6. DesaBelega
- - - - - 4,00 - -
7. DesaBlahbatuh
- - - 17,90 - 12,00 - 106,94
8 DesaBuruan
- - - 17,90 - 14,00 - 106,94
9 DesaBedulu
- - - - - 29,00 - 106,94
Jumlah - 16,245,00 - 1.288,99 - 860,00 - 384,99
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 47
Tabel 2.38.Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan di KecamatanBlahbatuh, 2015
No. Desa
Duku Alpukat Mangga
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
Luas Tanam(Ha)
Produksi(Ton)
1. Desa Saba - 11,10 59,00 33,27 - -
2. Desa Pering - - 32,00 15,02 - -
3. DesaKeramas
- - 28,00 12,87 - -
4. DesaMedahan
- - 10,00 4,29 - -
5. Desa Bona - - 9,00 3,24 - -
6. Desa Belega - - 8,00 2,14 - -
7. DesaBlahbatuh
- - 8,00 2,14 60,00 117,53
8 DesaBuruan
- - 12,00 6,43 57,00 108,86
9 DesaBedulu
- - 14,00 8,58 58,00 113,61
Jumlah - 11,10 180,00 87,98 175,00 340,00
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Tabel 2.39. Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan diKecamatan Blahbatuh, 2015
No. Desa
Durian Lainnya
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
1. Desa Saba - 17,92 - 26,29
2. Desa Pering - 19,76 - 18,50
3. Desa Keramas - 14,71 - 12,66
4. Desa Medahan - 16,54 - 10,71
5. Desa Bona - 3,22 - 8,76
6. Desa Belega - 2,30 - 6,88
7. Desa Blahbatuh - 5,97 - 8,76
8 Desa Buruan - 7,81 - 7,79
9 Desa Bedulu - 19,76 - 10,71
Jumlah - 107,99 - 111,00
Tanaman perkebunan lainnya yang dominan adalah kelapa dalam
dan sedikit ada kakao dan cengkeh.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 48
Tabel 2.40. Tanaman Perkebunan Rakyat di Kecamatan Blahbatuh, 2015
No. Desa
Kopi Cengkeh Kelapa Dalam KakaoLuas
Tanam(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi (Ton)
1. Desa Saba - - - - 54,00 52,25 1,00 -
2. DesaPering
- - - - 83,00 78,88 1,00 0,48
3. DesaKeramas
- - - - 45,00 43,38 - -
4. DesaMedahan
- - - - 47,00 43,35 - -
5. Desa Bona - - 0,40 0,02 31,00 29,58 0,50 -
6. DesaBelega
- - 0,20 0,02 37,00 34,51 - -
7. DesaBlahbatuh
- - 0,70 0,03 93,40 91,11 --
8 DesaBuruan
- - - - 38,00 36,48 1,000,45
9 DesaBedulu
2,00 0,73 0,60 0,01 57,00 55,22 5,501,12
Jumlah 2,00 0,73 1,90 0,08 485,40 466,76 9,00 2,05
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Sektor peternakan khusunya jenis unggas, yang banyak berkembang
di Kecamatan Blahbatuh antara lain: ayam kampong (buras), ayam ras
pedaging, itik, dan merpati. Ayam kampung mencapai 19.578 ekor, ras
petelur 1.000 ekor, ras pedaging mencapai 47.000 ekor, itik mencapai
11.300 ekor dan lainnya sebanyak 3.874 ekor.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 49
Tabel 2.41.Populasi Unggas, Ternak dan Ikan Air Tawar di KecamatanBlahbatuh, 2015
No. DesaAyam Ras
Petelor(ekor)
AyamRas
Pedaging(ekor)
AyamBuras(ekor)
Itik(ekor)
UnggasLainnya(ekor)
1. Desa Saba - 5.000 4.000 2.000 485
2. Desa Pering 1.000 7.000 3.500 1.500 425
3. Desa Keramas - 5.000 3.000 1.000 444
4. Desa Medahan - 3.000 2.500 1.000 225
5. Desa Bona - 5.000 1.100 1.000 425
6. Desa Belega - 7.000 1.700 2.000 403
7. Desa Blahbatuh - 5.000 2.000 1.000 575
8 Desa Buruan - 10.000 1.400 800 368
9 Desa Bedulu - - 378 1.000 524
Jumlah 1.000 47.000 19.578 11.300 3.874
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka 2015
Ternak lainnya yang banyak diusahakan oleh masyarakat
KecamatanBlahbatuh antara lain: sapi, babi, kambing, kelinci, dan
merpati. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.42.Populasi Ternak dan Ikan Air Tawar di Kecamatan Blahbatuh, 2015
No. Desa Sapi Kambing Babi Kelinci MerpatiIkanLaut
Ikan AirTawar
1. Desa Saba 409 - 703 10 225 6,21 0,01
2. Desa Pering 720 - 538 10 250 9,2 0,13
3. DesaKeramas
667 - 607 10 200 4,02 -
4. DesaMedahan
369 7 480 5 300 12,28 -
5. Desa Bona 378 17 485 20 275 - 0,03
6. Desa Belega 399 - 414 15 200 - -
7. DesaBlahbatuh
308 10 790 5 250 - 0,02
8 Desa Buruan 352 - 423 15 350 - 0,02
9 Desa Bedulu 290 6 192 10 275 - 0,17
Jumlah 3.852 40 4.632 100 2.325 31,71 0,38
Sumber: Kecamatan Blahbatuh Dalam Angka, 2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 50
2.10 Gambaran Umum Kecamatan Sukawati
Kecamatan Sukawati terdiri dari 12 Desa/Kelurahan dengan 111
dusun. Luas wilayah 55,02 km2 dan luas lahan sawah 2.647 ha yang
termasuk dalam 107 Subak.
Tabel 2.43. Luas Lahan Sawah Menurut Desa Di Kecamatan SukawatiTahun 2015
No Nama Desa Jumlah Dusun Jumlah Subak Luas ( Ha ).1 Desa Batubulan 16 13 234,002 Desa Batubulan Kangin 9 6 205,003 Desa Ketewel 15 13 337,004 Desa Guwang 7 12 216,00
5 Desa Celuk 3 13 127,006 Desa Singapadu 6 3 184,007 Desa Singapadu Tengah 5 7 144,008 Desa Singapadu Kaler 5 6 158,009 Desa Sukawati 13 7 387,0010 Desa Batuan 17 8 169,0011 Desa Batuan Kaler 4 6 161,0012 Desa Kemenuh 11 13 371,00
Jumlah 111 107 2.693,00
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Sektor pertanian di Kecamatan Sukawati didukung oleh luas lahan
pertanian yang cukup luas, dengan luas lahan sawah mencapai 2.693 ha
dan luas pertanian bukan sawah seluas 847 ha. Selengkapnya disajikan
padaberikut.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 51
Tabel 2.44. Luas Wilayah Kecamatan Sukawati Menurut PenggunaanLahannya,2015
No. Desa Luas (Km2)Lahan
PertanianSawah (Ha)
LahanPertanian
Bukan Sawah(Ha)
Lahan BukanPertanian (Ha)
1. Desa Batubulan 6,44 234,00 88,00 322,00
2. Desa Batubulan Kangin 3,60 205,00 27,00 128,00
3 Desa Ketewel 6,75 337,00 104,00 234,00
4 Desa Guwang 4,46 216,00 43,00 187,00
5 Desa Celuk 2,88 127,00 16,00 145,00
6 Desa Singapadu 3,70 184,00 60,00 126,00
7 Desa Singapadu Tengah 3,10 144,00 60,00 106,00
8 Desa Singapadu Kaler 3,25 158,00 56,00 111,00
9 Desa Sukawati 7,35 387,00 96,00 252,00
10 Desa Batuan 4,10 169,00 113,00 128,00
11 Desa Batuan Kaler 2,05 161,00 49,00 -5,00
12 Desa Kemenuh 7,34 371,00 135,00 228,00
Jumlah 55,02 2.693 847,00 1.962,00
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Sukawati
didukung oleh adanya sumber daya penduduk yang cukup besar sebagai
tenaga kerja di sektor pertanian. Adapun jumlah penduduk Kecamatan
Sukawati disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.45. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kec. Sukawati,2015
No. Desa Luas (Km2) JumlahPenduduk
KepadatanPenduduk/Km2
1. Desa Batubulan 6,44 21.443 3.330
2. Desa Batubulan Kangin 3,60 9.405 2.612
3 Desa Ketewel 6,75 12.991 1.925
4 Desa Guwang 4,46 7.357 1.649
5 Desa Celuk 2,88 5.131 1.782
6 Desa Singapadu 3,70 7.736 2.091
7 Desa Singapadu Tengah 3,10 5.991 1.933
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 52
No. Desa Luas (Km2) JumlahPenduduk
KepadatanPenduduk/Km2
8 Desa Singapadu Kaler 3,25 7.193 2.213
9 Desa Sukawati 7,35 14.809 2.015
10 Desa Batuan 4,10 11.450 2.785
11 Desa Batuan Kaler 2,05 4.145 2.024
12 Desa Kemenuh 7,34 11.777 1.604
Jumlah 55,02 119.400 2.170
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Distribusi penduduk berdasarkan jenis mata pencahariannya,
dominan bertani pada lahan sawah seperti disajikan tabelberikut.
Tabel 2.46.Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Menurut Desa diKecamatan SukawatiTahun 2015
No DesaJenis Pekerjaan
Petani Peternakan
Perdagangan Industri Angkut
anPerbank
anPemerintah
1 DesaBatubulan
954 88 2.700 2.082 167 151 2.251
2 DesaBatubulanKangin
1.001 55 588 1.679 109 56 584
3 Desa Ketewel 1.347 103 1.225 1.775 86 94 7104 Desa
Guwang886 22 971 2.170 103 51 382
5 Desa Celuk 365 17 846 134 34 52 599
6 DesaSingapadu
607 30 537 616 71 43 51
7 DesaSingapaduTengah
429 19 503 511 112 51 936
8 DesaSingapaduKaler
441 22 502 335 105 55 528
9 DesaSukawati
933 101 1.870 1.808 129 144 689
10 Desa Batuan 368 30 404 410 63 146 69811 Desa Batuan
Kaler422 33 546 184 34 41 482
12 DesaKemenuh
1.159 58 929 890 60 113 705
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 53
Pengembangan pertanian terutama tanaman pangan (padi),
ditujukan guna memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.Produktivitas
tanaman padi di Kecamatan Sukawati rata-rata mencapai 58,69 kw/ha
dengan jumlah produksi seperti disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.47. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi PadidiKecamatan Sukawati, Tahun 2015
No Desa Tanam(Ha) Panen( Ha) Produktivitas(Kw/Ha )
Produksi(Ton )
1 DesaBatubulan 553 464 61,14 2.712,56
2DesaBatubulanKangin
389 413 53,91 2.133,55
3 Desa Ketewel 808 998 70,45 6.716,25
4 Desa Guwang 421 491 58,59 2.754,27
5 Desa Celuk 281 417 65,08 2.594,52
6 DesaSingapadu 349 265 54,71 1.389,80
7DesaSingapaduTengah
273 243 51,37 1.198,15
8DesaSingapaduKaler
265 203 53,79 1.050,15
9 DesaSukawati 543 272 58,77 1.537,66
10 Desa Batuan 356 358 58,19 1.892,37
11 Desa BatuanKaler 316 297 50,88 1.450,72
12 DesaKemenuh 942 903 67,36 5.809,99
Jumlah 4.954 5.323 58,69 31.240,00
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Selain tanaman pangan berupa padi, luas usaha tanaman jagung di
Kecamatan Sukawati tahun 2015 mencapai 199 Ha , dengan luas panen
mencapai 147 Ha dan produksinya sebesar 574, 62 ton dan rata-rata
produktivitasnya 39,09 Kw/ha.
Tanaman kacang tanah dengan luas tanam mencapai 43 Ha, dan
luas panen43 Ha. Jumlah produksinya 69,00 Ton dan produktivitasnya
sebesar 16,13 Kw/Ha. Tanaman kacang kedelai di Kecamatan Sukawati
dengan luas tanam mencapai 598 Ha, dan luas panen598 Ha. Jumlah
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 54
produksinya632,00 Ton dan produktivitasnya sebesar 10,65
Kw/Ha.Selengkapnya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.48. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Jagungdi Kec.Sukawati, 2015
No. Desa Luas Tanam(Ha)
Luas Panen(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(Kw/Ha)
1. Desa Batubulan - - - -
2. Desa BatubulanKangin 37 28 108,88 38,78
3 Desa Ketewel 51 39 138,90 35,74
4 Desa Guwang 17 12 55,40 42,77
5 Desa Celuk 14 10 46,10 42,72
6 Desa Singapadu - - - -
7 Desa SingapaduTengah - - - -
8 Desa SingapaduKaler 5 4 15,45 35,76
9 Desa Sukawati 75 54 209,28 38,78
10 Desa Batuan - - - -
11 Desa Batuan Kaler - - - -
12 Desa Kemenuh - - - -
Jumlah 199 147 574,00 39,09
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Tabel 2.49. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Tanahdi Kec.Sukawati, 2015
No. Desa Luas Tanam(Ha)
Luas Panen(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(Kw/Ha)
1. Desa Batubulan - - - -
2. Desa BatubulanKangin - - - -
3 Desa Ketewel 26,04 19,98 38,27 15,83
4 Desa Guwang - - - -
5 Desa Celuk - - - -
6 Desa Singapadu - - - -
7 Desa SingapaduTengah - - - -
8 Desa SingapaduKaler - - - -
9 Desa Sukawati - - - -
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 55
No. Desa Luas Tanam(Ha)
Luas Panen(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(Kw/Ha)
10 Desa Batuan - - - -
11 Desa Batuan Kaler 16,96 13,02 30,73 16,43
12 Desa Kemenuh - - - -
Jumlah 43,00 43,00 69,00 16,13
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka, 2015
Tabel 2.50. Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Kacang Kedelaidi Kec.Sukawati, 2015
No. Desa Luas Tanam(Ha)
Luas Panen(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(Kw/Ha)
1. Desa Batubulan 54 54 56,87 10,57
2. Desa BatubulanKangin 147 147 155,09 10,99
3 Desa Ketewel - - - -
4 Desa Guwang - - - -
5 Desa Celuk 101 101 107,27 10,13
6 Desa Singapadu 100 100 105,98 10,57
7 Desa SingapaduTengah - - - -
8 Desa SingapaduKaler - - - -
9 Desa Sukawati - - - -
10 Desa Batuan 196 196 206,79 11,00
11 Desa Batuan Kaler - - - -
12 Desa Kemenuh - - - -
Jumlah 598 598 632,00 10,65
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Tanaman perkebunan (buah-buahan) yang dominan di Kecamatan
Sukawati adalah: jambu biji, jambu air, papaya, pisang, rambutan, dan
sedikit semangka.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 56
Tabel 2.51. Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan di KecamatanSukawati, 2015
No. Desa
Jeruk Jambu Biji Jambu Air Pepaya
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
1. DesaBatubulan
48 0,02 87 0,04 82 0,021 521 0,27
2. DesaBatubulanKangin
- - 74 0,04 79 0,020 435 0,19
3. DesaKetewel
- - 96 0,04 90 0,022 284 0,14
4. DesaGuwang
- - 76 0,04 62 0,016 237 0,13
5. Desa Celuk - - 55 0,03 59 0,016 275 0,14
6. DesaSingapadu
- - 80 0,04 77 0,019 245 0,12
7. DesaSingapaduTengah
- - 91 0,04 84 0,022 662 0,26
8 DesaSingapaduKaler
- - 100 0,05 78 0,019 623 0,22
9 DesaSukawati
- - 99 0,05 85 0,022 331 0,14
10 DesaBatuan
- - 84 0,04 86 0,022 142 0,19
11 DesaBatuanKaler
- - 79 0,04 61 0,016 48 0,09
12 DesaKemenuh
- - 88 0,05 82 0,021 23 0,08
Jumlah 48 0,02 1.009 0,48 925 0,24 3.826 1,98
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 57
Tabel 2.52. Tanaman Perkebunan Tanaman Buah-Buahan di KecamatanSukawati, 2015.
No. Desa
Pisang Rambutan Semangka
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
1. Desa Batubulan 2.387 0,39 96 0,06 - -
2. Desa BatubulanKangin
1.860 0,39 80 0,05 - -
3. Desa Ketewel 377 0,21 110 0,03 - -
4. Desa Guwang 1.470 0,27 89 0,03 50 1,90
5. Desa Celuk 407 0,23 70 0,02 - -
6. Desa Singapadu 495 0,21 93 0,05 - -
7. Desa SingapaduTengah
3.121 0,46 84 0,05 - -
8 Desa Singapadu Kaler 1.181 0,32 91 0,05 - -
9 Desa Sukawati 849 0,38 120 0,03 - -
10 Desa Batuan 456 0,19 69 0,04 - -
11 Desa Batuan Kaler 279 0,17 60 0,03 5 0,195
12 Desa Kemenuh 559 0,18 114 0,06 5 0,19
Jumlah 13.441 3,36 1.076 0,49 60 2,28
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Tanaman perkebunan lainnya yang dominan adalah kelapa dalam
dan sedikit ada tembakau, kakao, dan cengkeh.
Tabel 2.53. Tanaman Perkebunan Rakyat di Kecamatan Sukawati, 2015
No. Desa
Cengkeh Kelapa Dalam Tembakau KakaoLuas
Tanam(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
1. DesaBatubulan
- - 30,46 20,27 - - - -
2. DesaBatubulanKangin
0,30 0,02 21,00 20,01 20,85 21,27 - -
3. DesaKetewel
- - 59,70 49,56 - - - -
4. DesaGuwang
- - 29,00 23,13 - - - -
5. DesaCeluk
- - 7,50 6,19 - - - -
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 58
No. Desa
Cengkeh Kelapa Dalam Tembakau KakaoLuas
Tanam(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
LuasTanam
(Ha)
Produksi(Ton)
6. DesaSingapadu
0,70 0,03 43,50 36,21 - - - -
7. DesaSingapaduTengah
- - 27,50 21,44 - - - -
8 DesaSingapaduKaler
- - 106,80 94,43 - - - -
9 DesaSukawati
- - 52,72 42,86 142,15 170,43 - -
10 DesaBatuan
- - 38,50 34,61 - - - -
11 DesaBatuanKaler
- - 55,29 45,39 - - - -
12 DesaKemenuh
1,00 0,02 60,00 48,55 - - 0,50 0,20
Jumlah 2,00 0,07 531,97 442,65 163 191,70 0,50 0,20
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Sektor peternakan khusunya jenis unggas, yang banyak berkembang
di Kecamatan Sukawati antara lain: ayam kampung, ayam ras pedaging,
itik, dan unggas lainnya. Ayam kampung berjumlah 49.870 ekor, ayam ras
pedaging mencapai 37.500 ekor, itik mencapai 11.118 ekor, merpati 240
ekor dan angsa 117 ekor. Ternak lainnya, yang banyak diusahakan oleh
masyarakat KecamatanSukawati antara lain: sapi, babi, dan kambing.
Selengkapnya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.54.Populasi Unggas, Ternak dan Ikan Air Tawar di Kecamatan Sukawati, 2015
No. DesaAyam RasPedaging
(ekor)
AyamBuras(ekor)
Itik(ekor)
UnggasLainnya(ekor)
Sapi(ekor)
Babi(ekor)
Kambing
IkanAir
Laut(Ton)
IkanAir
Tawar(Ton)
1. DesaBatubulan
- 7.555 800 60 96 824 - - 31,83
2. DesaBatubulanKangin
- 525 570 55 44 679 10 - -
3. Desa Ketewel 19.000 7.050 1.275 55 93 1.131 - 323,20 -
4. Desa Guwang - 2.550 393 45 48 796 - - -
5. Desa Celuk - 1.625 96 10 - 230 - - -
6. Desa - 3.150 480 15 40 411 - - -
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 59
No. DesaAyam RasPedaging
(ekor)
AyamBuras(ekor)
Itik(ekor)
UnggasLainnya(ekor)
Sapi(ekor)
Babi(ekor)
Kambing
IkanAir
Laut(Ton)
IkanAir
Tawar(Ton)
Singapadu7. Desa
SingapaduTengah
4.500 3.530 995 10 23 368 - - -
8 DesaSingapaduKaler
3.000 3.150 3.660 54 47 788 - - -
9 DesaSukawati
5.000 5.050 569 14 63 930 - - -
10 Desa Batuan - 5.025 190 6 53 591 - - -
11 Desa BatuanKaler
2.000 1.660 475 - 63 305 - - -
12 DesaKemenuh
4.000 9.000 1.535 33 96 568 - - -
Jumlah 37.500 49.870 11.118 357 666 7.621 10 323,20 31,83
Sumber: Kecamatan Sukawati Dalam Angka 2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 60
BAB IIIKEBIJAKAN PERTANIAN DI KABUPATEN
GIANYAR
3.1 Penetapan Kawasan Pertanian dalam Rencana Pola RuangWilayah
Perda nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Gianyar tahun 2012 – 2032, memuat salah satu kebijakan dan
strategi penataan ruang Kabupaten Gianyar dalam pengembangan
infrastruktur wilayah adalah dengan pengembangan kawasan budidaya.
Tujuannya, mendukung kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan
menjamin ketersediaan pangan nasional. Dalam pasal 32, ditetapkan
rencana pola ruang wilayah Kabupaten Gianyar meliputi :
1. Penetapan kawasan lindung; dan
2. Penetapan kawasan budidaya, yang terdiri atas:
a. kawasan peruntukan pertanian;
b. kawasan peruntukan perkebunan
c. kawasan peruntukan perikanan;
d. kawasan peruntukan pertambangan;
e. kawasan peruntukan pemukiman
f. kawasan peruntukan industri;
g. kawasan peruntukan pariwisata;
h. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara;
i. kawasan peruntukan lainnya.
Pasal 44 menyebutkan, kawasan pertanian sebagaimana dimaksud
di atas meliputi:
1. Kawasan peruntukan pertanian lahan basah;
2. Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura, dan
3. Kawasan peruntukan peternakan.
Kawasan peruntukan pertanian lahan basah diarahkan disemua
wilayah kecamatan dengan pertimbangan produktivitas lahan, ketersediaan
prasarana irigasi, kemiringan lahan, tekstur, dan struktur tanah.
Komuditas unggulan pada lahan basah meliputi padi dan palawija.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 61
Selanjutnya lahan ini ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan
berkelanjutan diwilayah kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kriteria lahan sebagai lahan pertanian berkelanjutan menurut PP
No. 1 tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan adalah sebagai berikut.
1. Lahan berada pada kesatuan hamparan lahan yang mendukung
produktivitas dan efisiensi produksi dengan mempertimbangkan aspek
okonomi dan sosial budaya masyarakat.
2. Lahan memiliki potensi teknis dan kesesuaian lahan untuk peruntukan
pertanian pangan yang mempertimbangkan kelerengan, iklim, sifat
fisika,kimia, dan biologi tanah yang cocok untuk dikembangkan
menjadi lahan pertanian pangan dengan mempertimbangkan daya
dukung lingkungan.
3. Lahan didukung dengan infrastruktur dasar yang memadai seperti
sarana irigasi.
4. Lahan telah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian pangan dengan
mempertimbangkan produktivitas, intensitas pertanaman, ketersediaan
air, konservasi, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Penetapan kawasan di Kabupaten Gianyar dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) dipetakan dalam rencana pola ruang dan rencana pola
ruang hijau seperti disajikan pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 62
Gambar 3.1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Gianyar
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 63
Gambar 3.2. Kawasan Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 64
3.2 Pembangunan Pertanian di Kabupaten Gianyar
Pembangunan pertanian dalam rangka peningkatan produksi
pertanian, bisa diupayakan melalui: (i) ekstensifikasi (perluasan areal
tanam); dan (ii) intensifikasi, yakni peningkatan produksi persatuan luas
lahan melalui sentuhan teknologi produksi.
Keberhasilan program ekstensifikasi, nampaknya sangat pesimis
untuk bisa dicapai. Adanya kompetisi penggunaan lahan antara tanaman
pangan dan tanaman perkebunan dan pemanfaatan lainnya terjadi di
Kabupaten Gianyar. Banyak lahan yang dulu merupakan lahan tanaman
pangan, kini sudah beralih menjadi lahan kering. Konversi lahan pertanian
ke non pertanian pun terjadi.Keberhasilan program ini sangat dipengaruhi
oleh beberapa indikator yang saling terkait, seperti keadaan sumberdaya
lahan yang tersedia, kondisi sosial ekonomi dari petani, dan berbagai
regulasi yang mendukung. Untuk menunjang program ekstensifikasi, dapat
dilakukan upaya optimalisasi pemanfaatan “lahan tidur” dan “lahan
terlantar”. Selain melalui upaya pembangunan fisik, program ini hanya
dapat berhasil bila ditunjang dengan kebijakan insentif usaha tani,
fasilitasi pembiayaan dan penataan kelembagaan kepemilikan lahan.
Program intensifikasi, dilakukan melaluipenerapan teknologi baru
oleh petani yang dapat meningkatkan produktivitas usahatani, sehingga
produksi yang diperoleh meningkat. Namun upaya ini belum menunjukkan
hasil yang maksimal. Hal ini, tercermin dari produktivitas usaha tanaman
pangan yang relatif masih rendah, misalnya tanaman padi,
produktivitasnya baru mencapai 6,0 – 7,0 ton/ha dari produktivitas
potensial 8,0 – 10 ton/ha.
A. Produksi Padi SawahProduksi padi sawah di Kabupaten Gianyar selama l0tahun terakhir
menunjukkan keadaan yeng fluktuatif, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Produktivitas tertinggi tercapai pada tahun 2006 sebesar 6,234 ton/ha.
Tahun 2007 – 2009 mengalami penurunan, namun tahun 2010 - 2011
mengalami peningkatan, tahun 2012 – 2013 menurun lagi, dan terakhir
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 65
tahun 2014 mengalami peningkatan dan stagnan pada tahun 2015
mencapai 6,112 ton/ha.
Demikian juga halnya dengan jumlah produksi. Tahun 2006,
produksi padi sawah mencapai 189.294,62 ton gabah keringgiling (GKG).
Tahun berikutnya mengalami penurunan sampai tahun 2008. Patut
disyukuri, tahun 2015 jumlah produksi tertinggi mencapai 192.518,00 ton
GKG dengan produktivitas 6,112 ton/ha. Hal ini harus tetap
dipertahankan dan bila memungkinkan terus ditingkatkan dengan
berbagai program, seperti tetap tersedianya air irigasi, subsidi sarana
produksi pertanian, serta berbagai upaya untuk menanggulangi terjadinya
alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian.
Gambar 3.3 Areal Persawahan di Wilayah Kabupaten Gianyar
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 66
Tabel 3.1. Luas Penen, Produksi dan Rata-rata Produktivitas Padisawah diKabupaten Gianyar Tahun 2006-2015
No Tahun Luas (ha) Produksi (Ton)Rata-rata
Produktivitas(Ton/ha)
1 2006 30.490 189.298,62 6,234
2 2007 29.342 177.696,26 6,056
3 2008 29.126 175.425,90 6,023
4 2009 30.458 182.799,30 6,002
5 2010 29.871 184.441,69 6,175
6 2011 30.095 186.865,80 6,209
7 2012 29.888 173.590,63 5,808
8 2013 31.090 184.592,44 5,937
9 2014 30.519 186.532,13 6,112
10 2015 30.990 192.518,00 6,112
Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016
B. Produksi JagungProduksi jagung di Kabupaten Gianyar berfluktuasi dari tahun 2006
sampai tahun 2012 dan menurun terus dari tahun 2013 sampai tahun
2015. Kondisi ini sangat memprihatinkan, disertai dengan rata produksi
(produktivitas) sangat menurun hanya mencapai 2,931 ton/ha.
Tabel 3.2. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata ProduktivitasJagung diKabupaten Gianyar Tahun 2006 – 2015
Tahun Luas Panen (ha) Produksi (Ton)Rata-rata
Produktivitas(Ton/ha)
2006 282 1.559,87 5,531
2007 205 971,01 4,737
2008 277 1.431,39 5,167
2009 316 1.248,02 3,949
2010 421 2.169,71 5,218
2011 326 1.971,97 6,049
2012 614 3.248,97 5,291
2013 239 853,23 3,570
2014 247 724,00 2,931
2015 186 727,07 2,931
Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 67
Gambar 3.4 Areal Tanaman Jagung di Kabupaten Gianyar
Jika dibandingkan berdasarkan produktivitasnya, pada tahun2011
produktivitasjagung mencapai nilai tertinggi yaitu sebesar 6,049 ton/ha.
Kemudian terus menurun sampai tahun 2015 hanya mencapai2,93I
ton/ha. Hal ini diperparah lagi dengan turunnya luas panen, sehingga
total produksi tahun 2015 hanya mencapai 727,07 ton. Diharapkan
dengan adanya program “upsus pajale” (upaya khusus padi, jagung, dan
kedele) total produksi dan produktivitas jagung bisa meningkat.
C. Produksi Umbi-umbianUbi kayu dan ubi jalar termasuk 2 (dua) diantara enam komoditi
nasional palawija yang mendapat perhatian pemerintah. Ubi kayu dan ubi
jalar selain sebagai bahan makanan masyarakat, juga marupakan bahan
dasar tepung untuk keperluan pembuatan kue. Seiring dengan
kemajuanjaman, keberadaannya terkadang kurang menarik minat
masyarakatsebagai penambah penghasilan rumah tangga. Kecenderungan
petanimenanam ubi kayu dan ubi jalar hanya untuk produksi daunnya
dari pada umbinya.Karena daunnya bisa dipanen setiap hari, sedangkan
umbinya hanyabisa dipanen setiap enam bulan.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 68
Gambar 3.5 Produksi Ubi Kayu dan Ubi Jalar di Kabupaten Gianyar
Secara umum produksi ubi kayu di Kabupaten Gianyar juga
berfluktuasi. Pada tahun 2015 produksi ubi kayu sebanyak 3.815,90 ton
dengan produkivitas terendah 16,257 ton/ha. Namun karena luas panen
meningkat, maka total produksi juga meningkat dibanding tahun 2014.
Tebel 3.3. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu diKabupatenGianyar Tahun 2006- 2015
Tahun LuasPanen(Ha)
Produksi(Ton)
Rata-rataProduksi(Ton/Ha)
2006 291 7.565,54 25,998
2007 307 7.757,70 28,006
2008 223 4.634,58 20,783
2009 262 5.438,75 20,759
2010 310 6.519,36 21,030
2011 235 4.119,78 17,531
2012 258 4.397,00 17,043
2013 236 4.782,30 20,264
2014 179 2.910,00 16,257
2015 247 3.815,90 15,449
Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 69
Tidak berbeda dengan produksi ubi kayu, produksi ubi jalar juga
mengalami fluktuasi. Penurunan total produksi yang sangat tajam terjadi
dari tahun 2014 ke tahun 2015 hanya mencapai 746,05 ton, dengan
produktivitas terendah hanya mencapai 5,921 ton/ha.
Tabel 3.4. Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di KabupatenGianyar Tahun 2006-2015
Tahun Luas Panen(Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi
(Ton/Ha)
2006 469 7946,02 16,942
2007 405 5982,02 14,770
2008 295 4520,79 15,325
2009 353 8803,98 24,940
2010 468 8565,91 18,303
2011 380 2115,27 5,556
2012 447 7447,47 16,661
2013 325 5694,33 17,521
2014 198 2660,92 13,439
2015 126 746,05 5,921
Sumber : BPS kab. Gianyar 2016
D. Produksi Kacang KacanganProduksi kacang tanah di Kabupaten Gianyar terus
mengalamipenurunan sejak 3 (tiga) tahun terakhir. Pada tahun 2014
produksi kacang tanah sebesar 168 Ton dengan luas panen seluas 120
hektar. Sedangkan pada tahun 2013 produksi kacang tanah sebesar
405,33 Ton, dengan luas panen seluas 295 hektar. Terjadi penurunan
produksi dan luas areal dari tahun 2013 ke tahun 2014. Syukurnya tahun
2015 terjadi peningkatan luas areal dan peningkatan produksi menjadi
198,80 ton.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 70
Tabel 3.5. Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah diKabupatenGianyar Tahun 2006- 2015
Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rataProduksi (Ton/Ha)
2006 520 866,25 1,666
2007 831 1.376,03 1,656
2008 556 674,48 1,213
2009 486 897,89 1,848
2010 485 580,41 1,197
2011 304 580,40 1,204
2012 463 662,00 1,430
2013 295 405,33 1,374
2014 120 168,00 1,400
2015 142 198,80 1,400
Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016
Produksi kedelai pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding
tahun 2014. Penurunan terjadi pada luas areal penanaman maupun pada
produktivitasnya. Kondisi di lapangan, petani cenderung menanam padi
pada lahan sawahnya selama kondisi air irigasi memungkinkan. Petani
beranggapan, menanam padi jauh lebih menguntungkan dibanding dengan
palawija seperti kacang tanah, kedele, dan jagung.
Tabel 3.6. Luas Panen dan Produksi Kedelai diKabupatcn GianyarTahun 2006- 2015
Tahun LuasPanen (Ha) Produksi (Ton) Rata- rataProduksi(Ton/Ha)
2006 772 1.239,11 1,605
2007 822 1.570,55 1,911
2008 878 1.507,18 1,717
2009 1.760 2.955,08 1,679
2010 507 824,63 1,626
2011 313 824,63 1,625
2012 696 947,95 1,362
2013 391 523,16 1,338
2014 1.025 1.466,78 1,431
2015 928 988,32 1,065
Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 71
Gambar 3.6 Tanaman Kedelai di Kabupaten Gianyar
E. Produksi Buah-buahan dan Sayur-sayuranDari beberapa komoditas tanaman buah-buahan, tanaman jeruk
merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Gianyar dan terus
mengalami peningkatan produksi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Sentratanaman jeruk di Kabupaten Gianyar terdapat di Kecamatan
Payangan dan Kecamatan Tegallalang. Selain tanaman jeruktanaman
pisang juga merupakan tanaman yang diminati olehpetani, ini dapat dilihat
dari produki yang'dihasilkan sekitar 7.815 Ton selama tahun 2014
mengalami peningkatan sekitar 509 Tonjika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Tanaman buah-buahan yang mengalami peningkatan
produksi pada tahun 2014jika dibandingkan tahun 2013 antara lain
tanaman duku/langsat, nenas, salak, sirsak, sukun dan melinjo.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 72
Gambar 3.7. Sentra Tanaman Jeruk di Kabupaten Gianyar
Sementara tanamanbuah-buahan yang mengalami penurunan
produksi jika dibandingkan tahun sebelumnya adalah alpukat, mangga
rambutan, jambu biji, papaya. Tanaman yang mengalamipenurunan
produksi yang cukup tajam yaitu tanaman duriansekitar 8.055 Ton.
Sedangkan untuk komoditisayuran yang mengalami peningkatan antara
lain kubis dan cabai besar dengan masing-masing peningkatan sebesar
103,5 Ton dan 13,5 Ton.
Belum optimalnya produktivitas tanaman pangan di atas, perlu
dilakukan usaha memantapkan ketahanan pangan secara mandiri guna
terpenuhinya pasokanpangan dan terjaminnya akses pangan sesuai
kebutuhan bagi seluruh masyarakatdengan mengandalkan produksi
sendiri dan kemampuan daya beli masyarakat(Sayafa’aat dkk, 2005).
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atassub-sistem
ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Kinerja dari masing-masing sub-
sistemtersebut tercermin dalam hal stabilitas pasokan pangan, akses
masyarakat terhadappangan, serta pemanfaatan pangan (food utilization)
termasuk pengaturan menu dandistribusi pangan dalam keluarga. Apabila
salah satu atau lebih, dari ke tiga sub-sistemtersebut tidak berfungsi
dengan baik, maka akan terjadi masalah kerawanan pangan yangakan
berdampak peningkatan kasus gizi kurang dan/atau gizi buruk. Dalam
kondisidemikian, daerah dapat dikatakan belum mampu mewujudkan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 73
ketahanan pangan. Aspek ketersediaan pangan berkaitan dengan fungsi
utama pertanian sebagaipenghasil pangan.
Keberhasilan program pertanian akan menjamin terpenuhinyapangan
untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk dari segi kuantitas,
kualitas,keragaman, dan keamanannya. Ketersediaan pangan yang cukup
tidak menjamin ketahanan pangan.Pendekatan ketersediaan pangan
sebagai gambaran ketahanan pangan menjadi kurangtepat jika tidak
memperhitungkan akses individu atau rumah tangga terhadap
pangan.Bahkan pendekatan ketersediaan pangan secara implisit
mengasumsikan bahwaaksesibiltas setiap individu atau rumah tangga
terhadap pangan yang tersedia tidakmengalami hambatan. Kenyataan
menunjukkan bahwa asumsi ini yang sulit dipenuhi diIndonesia (Saragih,
2001). Dengan demikian selain upaya peningkatan produksi panganuntuk
meningkatkan ketersediaan pangan perlu juga upaya untuk
meningkatkanaksesibilitas rumah tangga terhadap pangan. Guna menjaga
dan meningkatkankemampuan produksi pangan daerah diperlukan
kebijakan yang kondusif meliputi insentifuntuk berproduksi secara efisien
dangan pendapatan yang memadai, serta kebijakanperlindungan dari
persaingan usaha yang merugikan petani. Menurut Saragih (2001)
kebiasaan atau pola makan bukan merupakan sesuatuyang tidak dapat
dirubah. Jika ada sesuatu yang terarah dan dilaksanakan secarakonsisten,
maka kebiasaan makan nasi dapat dirubah. Mengembalikan pola
konsumsikepada pangan lokal melalui diversifikasi konsumsi merupakan
pilihan strategis untukmeningkatkan pemanfaatan pangan lokal dan
mengurangi ketergantungan pangan beras, sehingga secara bertahap dapat
menciptakan kemandirian pangan di Kabupaten Gianyar.
Upaya diversifikasi konsumsi pangan lokal harus dilakukan mulai
dari merubahpersepsi masyarakat yang keliru mengenai pangan lokal
sebagai pangan inferior, tidakbergensi menjadi pangan yang superior dan
bergisi. Selain itu perlu upayamengembangkan sistem pengolahan pangan
lokal menjadi lebih praktis, menarik danbergizi. Perlu ada gerakan bersama
untuk cinta dan bangga konsumsi pangan lokal.Upaya ini harus dikemas
dalam suatu sistem yang terpadu dan terkoordinasi mulai darisistem
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 74
pengadaan benih, pengusahaan, pengolahan, pemasaran, dan konsumsi
panganlokal.
3.3 Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Gianyar
Konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh
kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi
fungsi lain. Konversi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk
penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar
meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin
bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan mutu kehidupan yang
lebih baik (Rustiadi dan Reti, 2008). Konversi lahan merupakan suatu
akibat adanya pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk
yang terus meningkat. Menurut Rustiadi dan Reti (2008), hal tersebut
tercermin dari : (1) pertumbuhan aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam
akibat meningkatnya permintaan kebutuhan terhadap penggunaan lahan,
(2) adanya pergeseran kontribusi sektor-sektor pembangunan primer,
khususnya dari sektor pertanian dan pengolahan sumberdaya ke sektor
sekunder (manufactur) dan sektor tersier (jasa). Dalam hukum ekonomi
pasar, alih fungsi lahan berlangsung dari aktivitas yang land rent-nya
rendah ke aktivitas yang land rent-nya tinggi. Land rent maksudnya adalah
nilai keuntungan bersih dari aktivitas pemanfaatan lahan per satuan luas
lahan dan waktu tertentu. Dampak lebih lanjut dari adanya konversi lahan
pertanian adalah terganggunya ketahanan pangan, yang merupakan salah
satu tujuan pembangunan nasional. Hal ini dapat dijelaskan karena
dengan berkurangnya lahan pertanian, akan mempengaruhi produksi
beras. Kondisi seperti ini tidak mudah untuk segera dipulihkan, karena:
1. konversi lahan bersifat irreversible, yaitu lahan pertanian yang telah
beralih fungsi menjadi lahan non pertanian bersifat permanen.
Karena dengan perubahan ini akan meningkatkan nilai lahan.
2. upaya pemulihan kondisi seperti semula dengan mencetak lahan
pertanian baru memerlukan waktu yang lama.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 75
3. keterbatasan sumberdaya lahan dan keterbatasan anggaran
pemerintah untuk melakukan rehabilitasi terhadap lahan pertanian
dengan cara mencetak lahan pertanian baru dan berbaikan irigasi.
4. keterbatasan inovasi teknologi dalam peningkatan produktivitas padi
sawah untuk dapat mengatasi masalah penurunan produksi karena
konversi lahan.
Menurut Irawan (2005), konversi lahan pada dasarnya terjadi akibat
adanya persaingan dalam pemanfaatan lahan antara sektor pertanian dan
sektor non pertanian. Sedangkan persaingan dalam pemanfaatan lahan
tersebut muncul akibat adanya tiga fenomena ekonomi dan sosial, yaitu 1)
keterbatasan sumberdaya lahan, 2) pertumbuhan penduduk dan 3)
pertumbuhan ekonomi.
Luas lahan yang tersedia relatif terbatas, sehingga pertumbuhan
penduduk akan meningkatkan kelangkaan lahan yang dapat dialokasikan
untuk kegiatan pertanian dan non pertanian. Sementara itu pertumbuhan
ekonomi cenderung mendorong permintaan lahan untuk kegiatan non
pertanian pada laju lebih tinggi dibanding permintaan lahan untuk
kegiatan pertanian karena permintaan produk non pertanian lebih elastis
terhadap pendapatan. Meningkatnya kelangkaan lahan akibat
pertumbuhan penduduk, yang dibarengi dengan meningkatkan permintaan
lahan yang relatif tinggi untuk kegiatan non pertanian akibat pertumbuhan
ekonomi, pada akhirnya menyebabkan terjadinya konversi lahan pertanian.
Gambar 3.8. Alih Fungsi Lahan Untuk Pemukiman
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 76
Konversi lahan pertanian ke non pertanian dapat menimbulkan
berbagaipermasalahan seperti penurunan kapasitas produksi pertanian,
penurunan daya seraptenaga kerja pertanian, hilangnya investasi
pertanian dan meningkatnya masalah sosial dan lingkungan. Dengan
demikian konversi lahan pertanian lebih banyak menimpapetani miskin
dan menambah kelompok masyarakat miskin yang baru.
Menurut Pantjar Simatupang dan Bambang Irawan faktor yang
mendorongkonversi lahan dapat datang dari sisi permintaan yaitu para
pemilik uang yang selaluberburu untuk membeli lahan di daerah yang
strategis, dan dari sisi pemilik lahan yangkarena berbagai faktor misalnya
pemilik merasa lebih untung menjual tanah kemudianmengalihkan
usahanya ke usaha non pertanian atau akibat fragmentasi lahan
milikkeluarga melalui pewarisan sehingga lahan pertanian menjadi sempit,
kurang layakdiusahakan sehingga cenderung dijual serta belum adanya
aturan yang membatasi alihfungsi lahan pertanian ke non pertanian.
Semakin bertambahnya lahan sawah yang dialihfungsikanmenjadi
lahan bukan sawah, merupakan dampak dari kurangmenariknya sektor
pertanian baik dari segi pendapatan maupun status sosial di masyarakat.
Masyarakat memilih pekerjaan yang lebih rnenguntungkan atau yang
memberikan penghasilan yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Seperti halnya diKabupaten Gianyar yang
merupakan daerah pariwisata. Dengan luas lahan pertanian yang sama,
hotel maupun art shopakan jauh lebih menguntungkan. Oleh karena itu
secara perlahan terjadi alih fungsi dari lahan pertanian ke lahan non-
pertanian.
Disisi lain kebutuhan pangan terus meningkat, sedangkan lahan
untuk pertanian semakinberkurang. Luas lahan sawah dari tahun ke
tahun akan terus mengalami penyempitan. Walaupun ada lahan,
masyarakat kurang menarik untuk bekerja di sektor pertanian. Seandainya
penggunaan lahan seperti sekarang ini tidakbisa dipertahankan, itu berarti
Kabupaten Gianyar harusmengimport pangan dari luar kabupaten ataupun
dari provinsi lain bahkan dari luar negeri. Sehubungan dengan hal tersebut
pemerintah Kabupaten Gianyar selalu mengupayakan untuk dapat
meningkatkan produksi padi dan tanaman bahan makanan utama lainnya
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 77
melaluipenyuluhan-penyuluhan kepada petani tentang peningkatan
produksi pertanian.
Pada laporan statistik pertanian, luas wilayah Kabupaten Gianyar
adalah 36.800 hekar. Kecamatan terluas adalah Kecamatan
Payangandengan luas 7.588 hektar, kemudiandiikuti oleh Kecamatan
Tegallalang dengan luas wilayah 6.180 hektar.
Tabel 3.7. Luas Lahan Kabupaten Gianyar Menurut Penggunaan Tahun2011 -2015
Penggunaan Lahan 2011 2012 2013 2014 2015
1. Lahan Sawah 14.732 14.729 14.706 14.575 14.420
2. Lahan Bukansawah 22.068 22.071 22.094 22.225 22.380
A. Lahan PertanianBukan Sawah 12.544 12.544 12.544 12.547 12.542
B. Lahan BukanPertanian 9.524 9.527 9.550 9.678 9.838
Jumlah 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800
Sumber : BPS Kab. Gianyar 2016.
Gambar 3.9. Alih Fungsi lahan Pertanian untuk Industri
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 78
Gambar 3.10. Luas Lahan Kabupaten Gianyar Menurut PenggunaanTahun 2011 -2015
9.000
11.000
13.000
15.000
17.000
19.000
21.000
23.000
25.000
2011 2012 2013 2014 2015
Luas
Laha
n (h
a)
Tahun
Lahan Sawah
Lahan BukansawahLahan PertanianBukan SawahLahan BukanPertanian
9.000
11.000
13.000
15.000
17.000
19.000
21.000
23.000
25.000
2011 2012 2013 2014 2015
Luas
Laha
n (h
a)
Tahun
Lahan Sawah
Lahan Bukan sawah
Lahan PertanianBukan SawahLahan BukanPertanian
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 79
Secara garis besar luas lahan di Kabupaten Gianyar dari tahun 2011
- 2015 mengalami penurunan. Terjadi alih fungsi dari lahan sawah menjadi
lahan bukan sawah. Pada tahun 2015, luas wilayah Kabupten Gianyar
adalah 36.800 hektar, dengan luas lahan sawah 14.420 ha (39,18%) dan
luas bukan sawah sebesar 22.380 ha (60,82%). Luas lahan sawah
menurun dibanding tahun 2014 dengan luas lahan sawah 14.575 ha
(39,61%) dan luas bukan sawah 22.225 ha (60,39%)
Secara rinci perubahan luas lahan sawah per kecamatan di
Kabupaten Gianyar dari tahun 2011 – 2015, disajikan pada Tabel 3.8
berikut.
Tabel 3.8. Perubahan Luas Lahan Sawah di Kabupaten GianyarTahun 2015(ha)
No. KecamatanLuas Lahan Sawah
2011 2012 2013 2014 2015
1 Sukawati 2.542 2.542 2.540 2.540 2.457
2 Blahbatuh 2.277 2.277 2.277 2.171 2.171
3 Gianyar 2.705 2.705 2.693 2.693 2.647
4 Tampaksiring 1.903 1.900 1.891 1.866 1.840
5 Ubud 1.975 1.975 1.975 1.975 1.975
6 Tegallalang 1.852 1.852 1.852 1.852 1.852
7 Payangan 1.478 1.478 1.478 1.478 1.478
Jumlah 14.732 14.729 14.706 14.575 14.420
Sumber : Data Perkembangan Pertanian Kabupaten Gianyar, 2011-2015
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 80
Gambar 3.11. Perkembangan Luas Sawah per Kecamatan di KabupatenGianyar.
Gambar 3.12. Perkembangan Luas Sawah di Kabupaten Gianyar
Sejak tahun 2012, luas lahansawah semakin berkurang karena
terjadinya alih fungsi lahan sawah ke non-pertanian. Hal ini perlu
diwaspadai karena akan mengancam ketersediaan pangan.
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
Luas
Saw
ah (h
a)
Kecamatan
2011
2012
2013
2014
2015
14.732 14.729 14.706
14.575
14.420
14.000
14.100
14.200
14.300
14.400
14.500
14.600
14.700
14.800
2011 2012 2013 2014 2015
Luas
Saw
ah (h
a)
Tahun
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 81
Penanganan masalah alih fungsi lahan pertanian, dapat ditempuh
melalui beberapa cara, diantaranya:
(1) memasukkan point tentang alih fungsi lahan dalam awig-awig (desa
pekraman dan subak)
(2) memberikan subsidi pajak pada lahan pertanian, subsidi harga
produk pertanian, subsidi saprotan, dan jaminan pasar produk
pertanian.
(3) asuransi usahatani
Pencegahan alih fungsi lahan dapat dilakukan dengan
mempertahankan pola tata ruang kawasan lindung dan
kawasanbudidaya.Kawasan lindung merupakan suatu kawasan yang
ditetapkan dengan fungsiutama melindungi kelestarian hidup dan
mencakup sumberaya alam, sumberdaya buatandan nilai-nilai budaya
pembangunan yang berkelanjutan. Kawasan budidaya adalahkawasan
yang dimanfaatkan secara terencana dan terarah yang
berkelanjutan,berwawasan lingkungan sehingga dapat berdaya guna dan
berhasil guna bagi hidup dan kehidupan manusia. Untuk memberi
perlindungan kepada lahan pertanian pangan dari kegiatan konversi lahan
maupun kompetisi penggunaan lahan yang berdampak padaberkurangnya
lahan untuk pengusahaan tanaman pangan, maka berdasarkan
amanatdari UU no 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Berkelanjutandiharapkan Pemerintah Daerah dapat menetapkan kawasan
potensial pertanian lahankering dan lahan basah tersebut menjadi
kawasan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan
diselenggarakandengan tujuan : (a) melindungi kawasan dan lahan
pertanian pangan secaraberkelanjutan, (b) menjamin tersedianya lahan
pangan secara berkelanjutan, (c) mewujudkan kemandirian, ketahanan dan
kedaulatan pangan, (d) melindungi kepemilikanlahan pangan milik petani,
(e) meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan petani danmasyarakat,
(f) meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani, (g)
meningkatkanpenyediaan lapangan kerja bagi kehidupan yang layak, (h)
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 82
mempertahankankeseimbangan ekologis dan (i) mewujudkan revitasilasi
pertanian.
Pada intinya LP2B tersebut ditujukan untuk mempertahankan
keberadaanlahan pertanian untuk pengusahaan tanaman pangan.
Penetapan lahan pertaniantanaman pangan berkelanjutan merupakan
salah satu opsi kebijakan yang oleh sebagianpihak dianggap paling tepat
untuk mencegah proses alih fungsi lahan pertanian. Jikadapat
dilaksanakan secara efektif maka pastilah konversi lahan di kawasan
tersebut tidakakan terjadi dan tersedia lahan yang cukup untuk
pengusahaan tanaman pangan.
3.4 Tata Guna Lahan
Sawah di Kabupaten Gianyar selain digunakan untuk budidaya
tanaman pangan dalam hal ini padisebagai penopang ketahanan pangan,
juga sebagai penyedia lapangan kerja, penjaga kelestarian budaya, dan
sebagai objek wisata. Lahan sawah juga memberikan manfaat bagi
lingkungan, yaitu sebagai pengendali banjir dan erosi, mendaur ulang air
dan limbah organik. Di samping nilai positif, sawah juga memiliki nilai
negatif yang berkaitan dengan lingkungan. Nilai negatif dimaksud adalah
dihasilkannya gas metan oleh sawah.
Sistem lahan sawah dipandang sebagai sistem pertanian yang
berkelanjutan. Hal ini disebabkan ekosistem sawah relatif stabil dengan
tingkat erosi dan pencucian hara yang kecil, serta tingkat efisiensi
penggunaan air yang relatif tinggi karena adanya lapisan kedap air di
bawah lapisan top soil (Rustiadi dan Reti, 2008). Menurut Notohadipawiro
(1991), lahan merupakan kesatuan berbagai sumberdaya daratan yang
saling berinteraksi membentuk suatu sistem struktural dan fungsional.
Sifat dan perilaku lahan ditentukan oleh jenis sumberdaya dominan dan
intensitas interaksi yang berlangsung antar sumberdaya.
Sumberdaya lahan dapat mengalami perubahan karena aktivitas
manusia. Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur
tangan (intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya,baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 83
dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu (1) penggunaan
lahan pertanian dan (2) penggunaan lahan bukan pertanian.
3.5 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Menurut Sabiham (2008), pertanian berkelanjutan adalah
pengelolaan sumberdaya untuk menghasilkan kebutuhan pokok manusia,
yaitu sandang, pangan dan papan, sekaligus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikannya. Definisi tersebut
mencakup hal-hal sebagai berikut: mantap secara ekologis, bisa berlanjut
secara ekonomis, adil, manusiawi, dan luwes. Dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian
yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten
guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan
kedaulatan pangan nasional. Sedangkan perlindungan lahan pertanian
pangan berkelanjutan sendiri diartikan sebagai sistem dan proses dalam
merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan dan
membina, mengendalikan dan mengawasi lahan pertanian pangan dan
kawasannya secara berkelanjutan. Menurut Rustiadi dan Reti (2008),
tersedianya sumberdaya lahan pertanian pangan yang berkelanjutan
merupakan syarat untuk ketahanan pangan nasional. Ketersedian lahan
pertanian pangan berkaitan erat dengan beberapa hal, yaitu : 1) Potensi
sumberdaya lahan pertanian pangan, 2) Produktivitas lahan, 3)
Fragmentasi lahan pertanian, 4) Skala luasan penguasaan lahan pertanian,
5) Sistem irigasi, 6) land rent lahan pertanian, 7) Konversi, 8) Pendapatan
petani, 9) Kapasitas SDM pertanian serta 10) kebijakan di bidang
pertanian.
Penetapan lahan pertanian abadi merupakan salah satu opsi
kebijakan yang oleh sebagian pihak dianggap paling tepat untuk mencegah
proses alih fungsi lahan pertanian. Pada dasarnya lahan pertanian abadi
adalah penetapan suatu kawasan sebagai daerah konservasi, atau
perlindungan, khusus untuk usaha pertanian. Alih fungsi lahan pertanian
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 84
ke penggunaan non pertanian sebaiknya dilarang dengan suatu ketetapan
peraturan perundang-undangan. Jika dapat dilaksanakan secara efektif
maka pastilah konversi lahan di kawasan konservasi tersebut tidak akan
terjadi. Secara teoritis, dengan asumsi dapat diefektifkan, opsi kebijakan
inilah yang paling ampuh untuk mencegah konversi lahan pertanian
(Simatupang dan Irawan, 2003)
Sejalan dengan Undang-Undang nomor 41 tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, dimana yang
dimaksud dengan “Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan” adalah
merupakan sebidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi
dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok
bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Yang
dimaksud dengan pangan pokok dalam undang-undang ini tidak menunjuk
langsung pada beras, tetapi juga termasuk bahan pangan pokok lain
seperti umbi-umbian, jagung dan lainnya. Sehingga yang dimaksud dengan
lahan pertanian berkelanjutan disini meliputi lahan sawah sebagai
penghasil bahan pangan pokok beras dan lahan kering sebagai sumber
pangan non beras.
Menyadari atas keberadaan hak milik masyarakat, terhadap lahan
masyarakat yang ditetapkan sebagai LP2B dan memperhitungkan nilai
ekonomi lahan serta hasil yang diperoleh dari pengusahaan lahan tersebut
oleh pemilik lahan, maka dalam rangka perlindungan dan pengendalian
LP2B dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah melalui
pemberian: insentif, disinsentif, mekanisme perizinan, proteksi dan
penyuluhan. Insentif dapat diberikan dalam bentuk : 1) keringanan PBB;
2) pengembangan infrastruktur pertanian; 3) pengembangan benih dan
varietas unggul; 4) kemudahan dalam mengakses informasi dan teknologi;
5) penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian; 6) jaminan
penerbitan sertifikat bidang tanah pertanian tanaman pangan serta 7)
penghargaan bagi petani berprestasi tinggi. Pemberian insentif diberikan
dengan mempertimbangkan: jenis lahan, kesuburan tanah, luas,kondisi
irigasi, produktivitas usahatani, lokasi, dll. Pemberian insentif
perlindungan LP2B lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah RI
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 85
Berkelanjutan. Pemberian insentif perlindungan LP2B bertujuan untuk : 1)
mendorong perwujudan LP2B yang telah ditetapkan; 2) meningkatkan
upaya pengendalian alih fungsi LP2B; 3) meningkatkan pemberdayaan,
pendapatan dan kesejahteraan petani; 4) memberikan kepastian hak atas
tanah bagi petani dan 5) meningkatkan kemitraan semua pemangku
kepentingan dalam rangka pemanfaatan, pengembangan dan perlindungan
LP2B. Pembiayaan perlindungan LP2B dibebankan pada APBN, APBD
Provinsi serta APBD Kabupaten/Kota. Ketentuan lebih lanjut tentang
Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan diatur
dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 2012.
Walaupun suatu kawasan telah ditetapkan sebagai LP2B, bukan
berarti bahwa lahan tersebut tidak dapat dialihkan kepemilikannya. LP2B
dapat dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain dengan tidak mengubah
fungsi lahan tersebut sebagai LP2B. Lahan yang ditetapkan sebagai LP2B
dilindungi dan dilarang untuk dialihfungsikan, tetapi dalam hal untuk
kepentingan umum, dapat dilakukan alih fungsi tetapi dengan syarat
harus melalui kajian kelayakan strategis, disusun rencana alih fungsi
lahan, dibebaskan terlebih dahulu haknya dari pemilik dan disediakan
lahan pengganti terhadap LP2B yang dialihfungsikan. Dalam UU. Nomor
41/2009 juga secara tegas mengatur bahwa orang atau badan yang
melanggar tentang ketentuan alih fungsi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan dapat dikenakan sanksi, baik sanksi administratif berupa
peringatan tertulis, penghentian sementara kegiatan sampai kepada
penutupan lokasi, pencabutan izin sampai kepada denda dan hukuman
penjara.
Memperhatikan uraian tersebut di atas, tampak jelas bahwa apabila
UU. Nomor 41/2009 benar-benar dapat diimplementasikan secara tertib
dan benar, maka merupakan suatu langkah strategis dalam upaya
mengerem laju alih fungsi lahan pertanian produktif. Tinggal sekarang
sejauhmana pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota mau
dan mampu mengimplementasikan UU Nomor 41/2009 tersebut serta
mencantumkan LP2B dalam rencana tata ruang wilayah masing-masing
guna mendukung upaya mewujudkan ketahanan pangan, kemandirian
pangan menuju kedaulatan pangan. Untuk saat ini Pemerintah Kabupaten
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 86
Gianyar belum menetapkan besaran luas dan lokasi Kawasan LP2B.
Untuk merealisasikan penetapan Kawasan LP2B, seyogyanya pemerintah
provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota membahas besaran luas dan
lokasi kawasan LP2B di Bali dalam rangka membatasi kemungkinan alih
fungsi lahan pertanian produktif di Bali, sehingga mampu memberikan
dukungan dalam jangka panjang dalam proses produksi pangan menuju
terwujudnya ketahanan pangan, kemandirian dan kedaulatan pangan
wilayah Bali.
3.6 Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan
Alasan utama pengendalian konversi lahan pertanian dapat dilihat
dari beberapa sudut pandang, yaitu :
1. Sudut pandang ketahanan pangan
Konversi lahan pertanian merupakan ancaman bagi ketahanan pangan
nasional, karena menyusutnya lahan sebagai sumber utama penghasil
pangan.
2. Sudut pandang pelestarian lingkungan
Sawah dipandang sebagai sistem pertanian yang berkelanjutan,karena
ekosistem sawah yang relatif stabil, dengan tingkat erosi dan pencucian
hara yang kecil. Selain itu sawah juga berperan sebagai wahana
konservasi air karena sawah memiliki lapisan kedap air di bawah
lapisan top soil. Dengan demikian adanya konversi lahan dipandang
akan sangat mengganggu upaya pelestarian lingkungan.
3. Sudut pandang struktur sosial budaya masyarakat
Konversi lahan akan mengganggu keseimbangan hubungan sistemik
antara petani dengan lahannya. Sawah yang merupakan bagian dari
subak merupakan pengikat kelembagaan, karena subak merupakan
salah satubemper kebudayaan di Bali. Menurut Simatupang dan
Irawan (2003), untuk mencegah dan mengendalikan kegiatan konversi
lahan pertanian, sejauh ini pemerintah lebih terfokus pada pendekatan
hukum yaitu dengan membuat peraturan dan perundang-undangan
yang bersifat melarang konversi lahan pertanian, khususnya lahan
sawah beririgasi teknis. Dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 87
acuan instrumen hukum yang digunakan yaitu: (1) RUTRW yang
mengatur lokasi kegiatan pembangunan termasuk lahan pertanian
yang dapat dikonversi ke penggunaan di luar pertanian dan (2)
peraturan yang mengatur prosedur pelaksanaan konversi lahan
pertanian.
Berikut adalah bentuk-bentuk peraturan sebagai upaya mencegah
dan mengendalikan konversi lahan:
1. Undang Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, yang di dalamnya mengatur tentang
asas, tujuan, ruang lingkup, perencanaan dan penetapan,
pengembangan, penelitian, pemanfaatan, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, sistem informasi, perlindungan dan pemberdayaan petani,
pembiayaan, sanksi administrasi, serta ketentuan pidana.
2. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029;
3. Peraturan Daerah Kabupaten GianyarNomor 16 Tahun 2012 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar Tahun 2010-
2030.
Mulyani, et al (2011) berpendapat bahwa agar terjadi keseimbangan
antara peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan pangan, strategi dan
upaya pemanfaatan sumber daya lahan adalah sebagai berikut.
1. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan yang ada saat ini agar
lebih produktif dan lestari, baik secara kuantitas (luasan) maupun
kualitas (kesuburan/produktivitas).
2. Perluasan areal pertanian antara lain dengan memanfaatkan lahan
potensial di lahan basah maupun lahan kering. Pemanfaatan lahan
potensial diprioritaskan untuk tanaman pangan, sedangkan
pengembangan tanaman perkebunan/bioenergi diarahkan pada lahan
kering dan lahan suboptimal.
3. Percepatan penyiapan dan pelaksanaan beberapa kebijakan dan
regulasi/kelembagaan, seperti reforma agraria untuk mempercepat
perluasan areal pertanian, pemberdayaan masyarakat perdesaan, serta
implementasi Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 dan Permentan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 88
Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Budi Daya Lahan
Pegunungan.
4. Menghindari konversi lahan dari pertanian produktif ke nonpertanian
dan dari lahan tanaman pangan ke tanaman nonpangan (perkebunan)
melalui perbaikan sistem insentif dan subsidi bagi petani tanaman
pangan dan penerapan secara tegas Undang-undang Nomor 41 Tahun
2009.
5. Inventarisasi dan percepatan re-evaluasi lahan potensial untuk
pengembangan pertanian, dengan memanfaatkan lahan terlantar yang
sudah dilepas, lahan cadangan (reforma agraria), dan lahan suboptimal
potensial, seperti lahan rawa pasang surut dan lebak.
3.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan PerlindunganLahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Gianyar
A. Peraturan Daerah dan Awig-Awig Subak Pendukung LP2BHasil analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
perlindungan lahan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Gianyar belum
diketahui secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena implementasi
Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 berlaku secara nasional,
sedangkan di Kabupaten Gianyar implementasi kebijakan perlindungan
lahan pertanian berkelanjutan baru sampai pada tahap identifikasi lokasi
dan belum ada suatu peraturan daerah yang mengatur tentang hal
tersebut meskipun Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
perlindungan lahan pertanian berkelanjutan telah ada sejak tahun 2009.
Dalam implementasinya, perlu ada peraturan yang jelas dan tegas
mengatur tentang lahan pertanian yang dilindungi, sanksi jika terjadi
konversi pada lahan yang dilindungi, serta insentif yang akan diterima
masyarakat jika melindungi lahan pertaniannya. Belum adanya aturan
daerah mengenai perlindungan lahan pertanian berkelanjutan ini
menyebabkan implementasi Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009
tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Gianyar
belum berjalan efektif. Hasil wawancara di lapangan menunjukkan bahwa
masyarakat hanya mengetahui bahwa konversi lahan pertanian sekarang
dilarang tetapi sanksi yang akan diterima jika masyarakat melanggarnya
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 89
belum pernah ada, sehingga praktek konversi lahan masih tetap terjadi.
Pemerintah sendiri tidak dapat memberikan sanksi karena tidak ada
aturan hukum yang mengatur tentang hal tersebut. Dengan ditetapkannya
lahan-lahan yang telah diidentifikasi sebagai lahan yang dilindungi,
selanjutnya dapat dilaksanakan kegiatan berikutnya yang merupakan
ruang lingkup dari perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan
seperti dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009, tentang
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Kegiatan lanjutan
tersebut diantaranya adalah pengembangan, penelitian, pemanfaatan,
pembinaan, pengendalian, dan pengawasan.
B. Sosialisasi LP2BSosialisasi yang dimaksud disini adalah kegiatan penyuluhan yang
dilakukan oleh petugas dalam rangka memberikan informasi kepada
masyarakat tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan.
Berdasarkan hasil FGD di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Gianyar,
Blahbatuh, dan Sukawati, masalah yang muncul adalah kepastian hukum,
hak dan kewajiban bila perlindungan lahan pertanian berkelanjutan
dilakukan di daerah tersebut. Menurut responden yang berhasil
diwawancarai di lapangan diperoleh gambaran bahwa sebagian besar
responden yaitu 90 % mengatakan kegiatan sosialisasi perlindungan lahan
pertanian berkelanjutan baru dilaksanakan. Belum adanya perda menjadi
hambatan dalam kegiatan sosialisasi karena lahan pertanian yang
dilindungi belum ditetapkan, sehingga tidak ada payung hukum yang jelas
seandainya terjadi pelanggaran, demikian pula dalam menyampaikan
informasi lahan-lahan mana yang dijadikan lahan yang dilindungi. Demi
kelancaran pelaksanaan kegiatan dan agar masyarakat yang menjadi
sasaran kegiatan mengetahui tentang perlindungan lahan pertanian
berkelanjutan, sangat diperlukan adanya sosialisasi. Sosialisasi perlu
dilakukan secara intensif dan kontinyu, mengingat masih banyaknya
kejadian konversi lahan pertanian.
Melalui kegiatan sosialisasi diharapkan masyarakat mengetahui
upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mempertahankan lahan
pertaniannya seandainya ada pihak-pihak yang ingin membeli lahan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 90
pertaniannya untuk dikonversikan menjadi bentuk penggunaan tertentu.
Materi sosialisasi disamping tentang perlindungan lahan pertanian, juga
tentang dampak dari konversi, baik dari sisi ekonomi, sosial maupun
lingkungan. Sehingga dapat menyadarkan masyarakat bahwa konversi
lahan pertanian merugikan baik dari segi ekonomi, sosial maupun dari
sudut pandangan lingkungan.
C. DanaMenurut Subarsono (2011), sumberdaya keuangan merupakan
faktor krusial untuk suatu program, seberapa besar dana dialokasikan
untuk pelaksanaan suatu kebijakan. Berdasarkan hasil wawancara dan
FGD di tiga Kecamatan diperoleh bahwa di Kabupaten Gianyar kegiatan
perlindungan lahan baru pada proses identifikasi lokasi. Dana dialokasikan
untuk pelaksanaan identifikasi tersebut hingga menghasilkan suatu
dokumen Rencana Tata Ruang Perlindungan Lahan pertanian Pangan
Berkelanjutan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2012, segala pembiayaan yang timbul dari kegiatan perlindungan lahan
pertanian berkelanjutan ini menjadi tanggung jawab pemerintah baik
pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. Dijelaskan dalam pasal 31 ayat
1 bahwa sumber pembiyaan perlindungan lahan pertanian berkelanjutan
berasal dari APBN, APBD provinsi, dan APBD kabupaten/kota. Pembiayaan
juga dapat diperoleh dari : a. dana tanggung jawab sosial dan lingkungan
dari badan usaha; b. kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan/atau
masyarakat; c. hibah; dan/atau d. investasi.
D. Respon PekasehPara pekaseh dan implementor kebijakan perlindungan lahan
pertanian berkelanjutan di Kabupaten Gianyar menunjukkan sikap bahwa
mereka memberikan respon yang baik terhadap kebijakan. Meskipun baru
pada tahap identifikasi lokasi yang dilakukan oleh Bappeda. Hal ini
menunjukkan bahwa para pemangku kepentingan bersama instansi terkait
telah berupaya melaksanakan isi kebijakan dari Undang-Undang Nomor 41
tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 91
Upaya pengendalian konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian
oleh pemerintah juga tertuang dalam RTRW yang ditetapkan dalam perda
Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Gianyar Tahun 2012-2032. Menurut Listyawati (2010), kunci
utama untuk mengatasi masalah konversi lahan adalah penataan rencana
tata ruang wilayah (RTRW). Disamping juga diperlukan komitmen antara
instansi terkait untuk pelaksanaannya. Optimalisasi lembaga perizinan
terkait dengan konversi lahan pertanian juga sangat penting, tidak hanya
dengan political will, tetapi juga political commitment dan law enforcement
yang tangguh.
E. Peraturan PendukungUndang-Undang No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam pelaksanaannya memiliki beberapa
peraturan pendukung. Peraturan yang mendukung pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 41 tahun 2009, adalah sebagai berikut:
1. Peraturaturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan
Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2012 tentang Insentif
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2012 tentang Sistem Informasi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
.
F. Standard Operating Procedures (SOP)Standard Operating Proceduresmerupakan salah satu aspek penting
dalam struktur birokrasi untuk pelaksanaan suatu program atau kegiatan.
Dalam implementasi kebijakan perlindungan lahan pertanian
berkelanjutan di Kabupaten Gianyar perlu ada SOP yang dijadikan sebagai
pedoman.
G. Koordinasi Antar Instansi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 92
Implementasi perlindungan lahan pertanian berkelanjutan
memerlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait, mengingat
permasalahan lahan pertanian ini merupakan permasalahan lintas
sektoral. Dari segi teknis, dinas pertanian sangat berkompeten dalam
permasalahan ini, tetapi jika ditinjau dari segi lahannya, pihak BPN lah
yang memiliki wewenang. Kebijakan perlindungan lahan merupakan
wewenang pemerintah daerah. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya
koordinasi antar instansi terkait demi suksesnya implementasi
perlindungan lahan pertanian berkelanjutan tersebut.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 93
BAB IVKETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN LUAS
LAHAN PERTANIAN PANGAN
4.1 Ketersediaan Lahan Pangan di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh,dan Sukawati
Sesuai dengan data yang terkompilasi pada tahun 2015 tercatat
luas lahan sawah untuk mendukung rencana realisasi lahan pertanian
pangan berkelanjutan (LP2B) di Kecamatan Gianyar seluas 2.457ha,
Kecamatan Blahbatuh seluas 2.171 ha, dan Kecamatan Sukawati 2.647
ha.Sementara rata-rata produktivitas lahan sawah tersebut pada tahun
yang sama adalah Kecamatan Gianyar 6.327 ton/ha, Kecamatan
Blahbatuh 6,796 ton/ha, dan Kecamatan Sukawati 5.869 ton/ha. Namun
demikian berdasarkan kompilasi data dari masing-masing wilayah
kecamatan sekitar lima belas tahun terakhir diperoleh rata-rata
produktivitas lahan sawah tersebut adalah sebagai berikut: Kecamatan
Gianyar 5,806 ton/ha, Kecamatan Blahbatuh 6,796 ton/ha, dan
Kecamatan Sukawati 6,193 ton/ha. Sementara dari analisis data yang
terkompilasi dari periode tahun yang sama diperoleh rata-rata tingkat
penyusutan lahan sawah untuk ketiga kecamatan tersebut adalah
Kecamatan Gianyar 0,297%/tahun; Kecamatan Blahbatuh 0,770%/tahun;
dan Kecamatan Sukawati 0,724%/tahun. Dalam analisis penyusutan
lahan sawah ini digunakan metode rata-rata, dengan pertimbangan jika
menggunakan metode analisis peramalan atau analisis kecenderungan
(trending) berdasarkan prinsip selisih kuadrat terkecil akan diperoleh
proyeksi yang bias. Dengan metode peramalan atau kecendrungan akan
diperoleh luas lahan sawah pada awal-awal proyeksi/peramalan yang
lebih besar dari tahun ini. Kasus ini terjadi karena ada kasus yang
bersifat ekstrem terhadap penyusutan lahan sawah pada obyek penelitian,
khususnya setahun terakhir di Kecamatan Gianyar.
Dari data tersebut di atas dapat dilihat Kecamatan Sukawati
merupakan kecamatan yang saat ini memiliki lahan sawah yang paling
luas, tetapi Kecamatan Blahbatuh memiliki tingkat produktivitas yang
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 94
paling tinggi. Sementara Kecamatan Gianyar mengalami penurunan luas
lahan yang paling kecil dibanding dua kecamatan lainnya, terlepas dari
adanya kasus alih fungsi lahan yang cukup ekstrim pada tahun terakhir
di Kecamatan Gianyar tersebut. Berdasarkan kecendrungan penurunan
luas lahan tersebut maka proyeksi perkembangan sekaligus ketersediaan
luas lahan pertanian sawah pada ketiga kecamatan tersebut untuk dua
puluh tahun ke depan dapat disajikan seperti pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1.Proyeksi Potensi Lahan Sawahpada Kecamatan Gianyar,Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Sukawati
TahunProyeksi Potensi Lahan Sawah (ha)
Kec. Gianyar Kec. Blahbatuh Kec. Sukawati2015 2457 2171 26472016 2450 2154 26282017 2442 2138 26092018 2435 2121 25902019 2428 2105 25712020 2421 2089 25532021 2414 2073 25342022 2406 2057 25162023 2399 2041 24982024 2392 2025 24792025 2385 2010 24612026 2378 1994 24442027 2371 1979 24262028 2364 1963 24082029 2357 1948 23912030 2350 1933 23742031 2343 1918 23562032 2336 1904 23392033 2329 1889 23222034 2322 1874 23062035 2315 1860 2289
Sumber: Hasil Analisis
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 95
Tercatat pula luas panen padi sawah pada Tahun 2015 di
Kecamatan Gianyar sebesar 5.603 ha, Kecamatan Blahbatuh 3,954 ha,
dan Kecamatan Sukawati 4.954 ha. Berdasarkan tingkat penurunan luas
lahan dari masing-masing kecamatan, maka proyeksi luas panen untuk
ketiga kecamatan tersebut adalah seperti disajikan pada Tabel 4.2
berikut.
Tabel 4.2.Proyeksi Potensi Luas Lahan Panen Padi Sawahdi KecamatanGianyar, Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Sukawati
TahunProyeksi Potensi Luas Lahan Panen Padi Sawah(ha)
Kec. Gianyar Kec. Blahbatuh Kec. Sukawati2015 5603 3954 49542016 5586 3924 49182017 5570 3893 48832018 5553 3863 48472019 5537 3834 48122020 5520 3804 47772021 5504 3775 47432022 5488 3746 47082023 5471 3717 46742024 5455 3688 46402025 5439 3660 46072026 5423 3632 45732027 5407 3604 45402028 5390 3576 45072029 5374 3548 44752030 5359 3521 44422031 5343 3494 44102032 5327 3467 43782033 5311 3440 43472034 5295 3414 43152035 5279 3388 4284
Sumber: Hasil Analisis
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 96
4.2 Perkembangan Penduduk di Kecamatan Gianyar, KecamatanBlahbatuh, dan Kecamatan Sukawati
Tercatat pada tahun 2010 dan tahun 2015 jumlah penduduk pada
tiga wilayah kecamatan yang menjadi obyek penelitian adalah Kecamatan
Gianyar 86.843 jiwa, Kecamatan Blahbatuh 65.875 jiwa, dan Kecamatan
Sukawati 110.429 jiwa. Sementara pada tahun 2015 tercatat jumlah
penduduk tersebut menjadi Kecamatan Gianyar 91.460 jiwa, Kecamatan
Blahbatuh 69.600 jiwa, dan Kecamatan Sukawati 119.400 jiwa.
Berdasarkan data tersebut maka diperoleh rata-rata laju pertumbuhan
penduduk pada tiga kecamatan tersebut seperti disajikan pada Tabel 4.3.
Dari kompilasi dan analisis data kependudukan tersebut diperoleh untuk
kondisi saat ini Kecamatan Sukawati memiliki jumlah penduduk dan rata-
rata laju pertumbuhan per tahunnya yang tertinggi.
Tabel 4.3. Jumlah dan Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk padaKecamatan Gianyar, Kecamatan Blahbatuh, dan KecamatanSukawati.
TahunJumlah dan Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk
Kec.Gianyar
Kec.Blahbatuh Kec. Sukawati
2010 86.843 jiwa 65.875 jiwa 110.429 jiwa
2015 91.460 jiwa 69.600 jiwa 119.400 jiwa
Rata-rataLaju
Pertumbuhan(%/tahun)
1,041 1,106 1,574
Sumber: Kabupaten Gianyar dalam Angka, 2016 dan Hasil Analisis
Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk seperti disajikan
pada Tabel 4.3 tersebut maka proyeksi jumlah penduduk untuk Kecamatan
Gianyar, Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Sukawati untuk duapuluh
tahun ke depan disajikan seperti pada Tabel 4.4. berikut.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 97
Tabel 4.4 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kecamatan Gianyar, KecamatanBlahbatuh, dan Kecamatan Sukawati Tahun 2015- 2035
TahunProyeksi Jumlah Penduduk (jiwa)
Kec. Gianyar Kec. Blahbatuh Kec. Sukawati2015 91.460 69.600 119.4002016 92.412 70.370 121.2792017 93.374 71.148 123.1882018 94.346 71.935 125.1272019 95.328 72.731 127.0972020 96.321 73.535 129.0972021 97.323 74.348 131.1292022 98.336 75.171 133.1932023 99.360 76.002 135.2902024 100.394 76.843 137.4192025 101.440 77.692 139.5822026 102.496 78.552 141.7792027 103.563 79.420 144.0112028 104.641 80.299 146.2782029 105.730 81.187 148.5802030 106.831 82.085 150.9192031 107.943 82.993 153.2942032 109.066 83.911 155.7072033 110.202 84.839 158.1582034 111.349 85.777 160.6472035 112.508 86.726 163.176
Sumber: Hasil Analisis
4.3 Perhitungan Kebutuhan Lahan Pertanian
Analisis kebutuhan dan ketersediaan pangan didasarkan pada total
kebutuhan beras dari semua jumlah penduduk per tahun. Penggunaan
metode ini berdasarkan pertimbangan kondisi lahan sawah pada tiga
wilayah kecamatan tersebut di atas 95% ditanami padi. Bahkan tercatat
pada lima tahun terakhir luas lahan untuk budidya jagung, singkong, dan
ubi sebagai komoditi pangan alternatif non beras hanya sekitar 2,5%. Dan
dari pengakuan masyarakat, penggunaan komoditi non beras tersebut
cendrung hanya untuk pakan ternak. Disamping itu, juga ada perilaku
konsumsi pangan masyarakat pada tiga wilayah kecamatan tersebut yang
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 98
hampir sepenuhnya menghandalkan beras sebagai bahan pangan
pokoknya.
Sebenarnya ada metode lain yang bisa digunakan dalam perhitungan
ini yaitu berdasarkan kebutuhan kalori yang mengacu pada kebutuhan
kalori standar sebesar 2.200 kal/kapita/hari. Mengingat kondisi untuk
tiga kecamatan yang menjadi obyek analisis kurang dari 5% melakukan
kegiatan budidaya sumber kalori dari non padi, juga perilaku masyarakat
yang menghandalkan beras sebagai bahan pangan pokoknya seperti yang
telah diuraikan di atas, maka pendekatan metode analisis yang
dipakaimengacu pada tingkat kebutuhan beras/kapita/tahun.
Jumlah kebutuhan beras untuk total penduduk per tahun dihitung
berdasarkan jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan beras penduduk
per tahun. Estimasi jumlah penduduk pada waktu mendatang dihitung
berdasarkan jumlah penduduk pada tahun ini dan tingkat laju
pertumbuhannya per tahun. Tingkat kebutuhan beras dihitung
berdasarkan nilai rata-rata nasional sekitar 140 kg beras/tahun.
Sebenarnya untuk Kabupaten Gianyar ada estimasi lima tahun terakhir
yang menyebutkan tingkat kebutuhan berasnya kurang dari 130
kg/kapita/tahun. Tetapi dalam hal ini untuk faktor keamanan dalam
anlisis digunakan nilai rata-rata standar nasional. Di satu sisi bisa saja
nilai kebutuhan perkapita beras di Kabupten Gianyar lebih besar dari nilai
130 kg/kapita/tahun, karena juga digunakan untuk kebutuhan upacara
keagamaan dan pariwista. Berdasarkan beberapa kajian empiris di
lapangan kebutuhan beras untuk kegiatan upacara keagamaan dapat
mencapai 7,5% dari total kebutuhan konsumsinya. Sementara kebutuhan
untuk memenuhi keperluan pariwisata diperkirakan kurang dari 1%
dibanding total kebutuhan konsumsinya.
Selanjutnya berdasarkan total beras yang diperlukan, maka dapat
dihitung total gabah kering panen (GKP) yang diperlukan berdasarkan
tingkat rendeman GKP yaitu sekitar 52%. Data rendeman ini diperoleh dari
pengalaman beberapa tokoh yang terlibat dalam penyosohan beras selama
beberapa tahun. Dari total GKP yang diperoleh dan rata-rata produktivitas
lahan dapat ditentukan jumlah lahan yang diperlukan untuk kepentingan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 99
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk masing-masing
kecamatan yang menjadi obyek analisis. Dalam analisis ini juga
mempertimbangkan kebutuhan lahan untuk sarana penyosohan, resiko
gagal panen, proyeksi alih fungsi lahan. Data resiko gagal panen
diperkirakan sekitar 10% berdasarkan data dari “Perkembangan Pertanian
Gianyar” selama empat belas tahun terakhir yang dikonfirmasikan dengan
pengalaman empiris beberapa petani. Sementara data luas lahan untuk
penyosohan yang diperoleh dari beberapa tokoh pemilik penyosohan yang
besarnya diperkirakan sekitar 5 ha untuk seluruh wilayah kecamatan.
Sementara luas lahan untuk bangunan sarana penunjang kegiatan
budidaya lainnya termasuk juga kandang ternak diperkirakan sekitar 10
ha.
Berdasarkan langkah perhitungan tersebut maka diperoleh proyeksi
kebutuhan luas panen padi untuk Kecamatan Gianyar, Kecamatan
Blahbatuh, dan Kecamatan Gianyar seperti disajikan pada Tabel 4.5
berikut.
Tabel 4.5.Proyeksi Kebutuhan Lahan Panen Padi Sawah di KecamatanGianyar, Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Sukawati.
TahunProyeksi Kebutuhan Lahan Panen Padi Sawah (ha)
Kec. Gianyar Kec. Blahbatuh Kec. Sukawati2015 4680 3048 57252016 4729 3082 58152017 4778 3115 59062018 4827 3150 59992019 4878 3184 60932020 4928 3219 61892021 4979 3255 62862022 5031 3291 63842023 5083 3327 64852024 5136 3364 65862025 5189 3401 66902026 5243 3438 67952027 5298 3476 69022028 5353 3514 70102029 5408 3553 71202030 5464 3592 7232
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 100
TahunProyeksi Kebutuhan Lahan Panen Padi Sawah (ha)
Kec. Gianyar Kec. Blahbatuh Kec. Sukawati2031 5521 3632 73462032 5578 3672 74612033 5636 3712 75782034 5695 3753 76972035 5754 3794 7818
Sumber: Hasil Analisis
4.4 Perhitungan Imbangan Pangan
4.4.1 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan GianyarBerdasarkan proyeksi kebutuhan dan ketersediaan lahan panen padi
sawah di Kecamatan Gianyar maka diperoleh proyeksi imbangan pangan
pada Kecamatan Gianyar seperti tercantum pada Tabel 4.6, dan Gambar
4.1 seperti berikut.
Tabel 4.6.Proyeksi Imbangan Pangan Berdasarkan Ketersediaan danKebutuhan Lahannya di Kecamatan Gianyar
Tahun
Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan GianyarKebutuhanLuas Panen
(ha)
KetersediaanLuas Panen
(ha)
Kondisi ImbanganPangan
2015 4680 5603 surplus2016 4729 5586 surplus2017 4778 5570 surplus2018 4827 5553 surplus2019 4878 5537 surplus2020 4928 5520 surplus2021 4979 5504 surplus2022 5031 5488 surplus2023 5083 5471 surplus2024 5136 5455 surplus2025 5189 5439 surplus2026 5243 5423 surplus2027 5298 5407 surplus2028 5353 5390 surplus2029 5408 5374 defisit2030 5464 5359 defisit
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 101
Tahun
Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan GianyarKebutuhanLuas Panen
(ha)
KetersediaanLuas Panen
(ha)
Kondisi ImbanganPangan
2031 5521 5343 defisit2032 5578 5327 defisit2033 5636 5311 defisit2034 5695 5295 defisit2035 5754 5279 defisitSumber: Hasil Analisis
Gambar 4.1. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di Kecamatan ianyartahun 2015 - 2035
Berdasarkan hasil analisis seperti disajikan pada Tabel 4.6. dan
Gambar 4.1. diperkirakan sampai tahun 2028 mendatang masih terjadi
kecukupan pangan di Kecamatan Gianyar. Tetapi setelah tahun 2028
tersebut diperkirakan terjadi kekurangan pangan di Kecamatan tersebut.
Dalam analisis tersebut diasumsikan wilayah Kecamatan Gianyar
merupakan suatu sistem yang tertutup. Artinya dalam analisis tersebut
diasumsikan tidak ada aliran keluar atau masuk baik berupa komoditi
gabah maupun produk beras ke atau dari wilayah kecamatan tersebut.
Upaya mengantisipasi hal tersebut untuk periode dua puluh tahun
ke depan adalah mencegah peningkatan alih fungsi lahan dan peningkatan
produktivitas lahan. Mencegah peningkatan alih fungsi lahan diartikan
sebagai upaya mencegah meningkatnya persentase alih fungsi lahan dari
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035
Ketersediaan
Kebutuhan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 102
rata-rata persentase saat ini yang besarnya sekitar 0,3%/tahun. Jika
kebijakan untuk mencegah meningkatnya alih fungsi lahan sawah dapat
diterapkan dan peningkatan produktivitas lahan sawah dapat dilakukan
sebesar 10% dari produktivitas rata-rata saat ini maka resiko kerawanan
pangan tersebut dapat ditanggulangi minimal untuk dua puluh tahun ke
depan. Ilustrasi imbangan tersebut disajikan pada Tabel 4.7 dan Gambar
4.2.
Tabel 4.7.Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Gianyar jikapeningkatan alih fungsi lahan dapat dicegah dan produktivitaslahan dapat ditingkatkan sekitar 10% dari nilai saat ini.
Tahun
Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Gianyar jikadengan perlakuan pencegahan alih fungsi lahan dan
peningkatan produktivitas.KebutuhanLuas Panen
(ha)
KetersediaanLuas Panen
(ha)
Kondisi ImbanganPangan
2015 4255 5603 surplus2016 4299 5586 surplus2017 4343 5570 surplus2018 4389 5553 surplus2019 4434 5537 surplus2020 4480 5520 surplus2021 4527 5504 surplus2022 4574 5488 surplus2023 4621 5471 surplus2024 4669 5455 surplus2025 4718 5439 surplus2026 4766 5423 surplus2027 4816 5407 surplus2028 4866 5390 surplus2029 4916 5374 surplus2030 4967 5359 surplus2031 5019 5343 surplus2032 5071 5327 surplus2033 5124 5311 surplus2034 5177 5295 surplus2035 5231 5279 surplusSumber: Hasil Analisis
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 103
Gambar 4.2. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di KecamatanGianyar tahun 2015 – 2035 jika produktivitas lahanbisa ditingkatkan sekitar 10% dan laju alih fungsilahan tidak meningkat.
Upaya peningkatan produktivitas 10% dari rata-rata saat ini
sebenarnya seperti yang diuraikan di atas adalah hal yang sangat realistis,
karena dengan introduksi beberapa teknologi budidaya padi belakangan ini
seperti SRI (System of Rice Intensification) dan Sistem Legowo, produktivitas
lahan sawah dapat mencapai sekitar 7,5 sampai 8,0 ton/ha. Dengan
demikian target menaikkan produktivitas 10% untuk mencapai sekitar 6,4
ton/ha dari rata-rata produktivitas saat ini sekitar 5,8 ton/ha adalah hal
yang tidak sulit.
4.4.2 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuh
Berdasarkan data yang sama seperti pada Kecamatan Gianyar, maka
diperoleh proyeksi imbangan pangan pada Kecamatan Blahbatuh dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2035 seperti tercantum pada Tabel 4.8
dan diilustrasikan pada Gambar 4.3 seperti berikut.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Ketersediaan
Kebutuhan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 104
Tabel 4.8.Proyeksi Imbangan Pangan Berdasarkan Ketersediaan danKebutuhan Luas Lahannya di Kecamatan Blahbatuh sampaidua puluh tahun mendatang.
Tahun
Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan BlahbatuhKebutuhanLuas Panen
(ha)
KetersediaanLuas Panen
(ha)
Kondisi ImbanganPangan
2015 3048 3954 surplus2016 3082 3924 surplus2017 3115 3893 surplus2018 3150 3863 surplus2019 3184 3834 surplus2020 3219 3804 surplus2021 3255 3775 surplus2022 3291 3746 surplus2023 3327 3717 surplus2024 3364 3688 surplus2025 3401 3660 surplus2026 3438 3632 surplus2027 3476 3604 surplus2028 3514 3576 surplus2029 3553 3548 defisit2030 3592 3521 defisit2031 3632 3494 defisit2032 3672 3467 defisit2033 3712 3440 defisit2034 3753 3414 defisit2035 3794 3388 defisitSumber: Hasil Analisis
Berdasarkan hasil analisis seperti disajikan pada Tabel 4.8, dengan
laju alih fungsi lahan dan tingkat produktivitas lahan seperti yang terjadi
saat ini, maka diperkirakan sekitar tiga belas tahun mendatang atau pada
tahun 2028 terjadi defisit/kerawanan pangan di Kecamatan Blahbatuh.
Ternyata secara temporal kasus ini terjadi hampir bersamaan dengan
Kecamatan Gianyar.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 105
Gambar 4.3. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di KecamatanBlahbatuh tahun 2015 – 2035
Analog dengan kasus pada Kecamatan Gianyar, maka upaya untuk
mencegah kerawanan pangan di Kecamatan Blahbatauh tersebut
dilakukan dengan mencegah meningkatnya alih fungsi lahan yang saat ini
rata-rata besarnya hampir 0,8%/tahun dan meningkatkan produktivitas
lahan sawah minimal 12,5%, dari rata-rata sekitar 6,8 ton/ha menjadi
sekitar 7,6 ton/ha. Jika hanya ditingkatkan 10%, akan ada resiko
kerawanan pangan sebelum tahun 2035. Jika upaya tersebut berhasil
dilaksanakan maka hasil analisisnya seperti disajikan pada Tabel 4.9 dan
Gambar 4.4 berikut.
Tabel 4.9.Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuh sampai duapuluh tahun mendatang jika peningkatan alih fungsi lahandapat dicegah dan produktivitas lahan dapat ditingkatkansekitar 12,5%.
Tahun
Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuh jikadengan perlakuan pencegahan alih fungsi lahan dan
peningkatan produktivitas.KebutuhanLuas Panen
(ha)
KetersediaanLuas Panen
(ha)
Kondisi ImbanganPangan
2015 2709 3954 surplus2016 2739 3924 surplus2017 2769 3893 surplus
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035
Ketersediaan
Kebutuhan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 106
Tahun
Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuh jikadengan perlakuan pencegahan alih fungsi lahan dan
peningkatan produktivitas.KebutuhanLuas Panen
(ha)
KetersediaanLuas Panen
(ha)
Kondisi ImbanganPangan
2018 2800 3863 surplus2019 2831 3834 surplus2020 2862 3804 surplus2021 2893 3775 surplus2022 2925 3746 surplus2023 2957 3717 surplus2024 2990 3688 surplus2025 3023 3660 surplus2026 3056 3632 surplus2027 3090 3604 surplus2028 3124 3576 surplus2029 3158 3548 surplus2030 3193 3521 surplus2031 3228 3494 surplus2032 3264 3467 surplus2033 3300 3440 surplus2034 3336 3414 surplus2035 3373 3388 surplusSumber: Hasil Analisis
.
Berdasarkan hasil analisis seperti pada Tabel 4.9, dengan menjaga
tidak terjadinya peningkatan alih fungsi lahan sawah dan berupaya
meningkatkan produktivitas lahan minimal 12,5% dari rata-rata saat ini
maka upaya menjaga kecukupan pangan sekitar dua puluh tahun
mendatang di Kecamatan Blahbatuh dapat diharapkan bisa terwujud.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 107
Gambar 4.4. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di Kecamatan Blahbatuhtahun 2015-2035 jika produktivitas mampu ditingkatkansekitar 12,5%.
4.4.3 Perhitungan Imbangan Pangan di Kecamatan SukawatiAnalog dengan analisis yang dilakukan pada Kecamatan Gianyar
dan Kecamatan Blahbatuh, maka diperoleh proyeksi imbangan pangan
pada Kecamatan Sukawati seperti tercantum pada Tabel 4.10 dan Gambar
4.5 seperti berikut.
Tabel 4.10.Proyeksi Imbangan Pangan Berdasarkan Ketersediaan danKebutuhan Luas Lahannya di Kecamatan Sukawati
Tahun
Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan SukawatiKebutuhanLuas Panen
(ha)
KetersediaanLuas Panen
(ha)
Kondisi ImbanganPangan
2015 5725 4954 defisit2016 5815 4918 defisit2017 5906 4883 defisit2018 5999 4847 defisit2019 6093 4812 defisit2020 6189 4777 defisit2021 6286 4743 defisit2022 6384 4708 defisit2023 6485 4674 defisit2024 6586 4640 defisit2025 6690 4607 defisit2026 6795 4573 defisit
0500
10001500200025003000350040004500
2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035
Ketersediaan
Kebutuhan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 108
Tahun
Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan SukawatiKebutuhanLuas Panen
(ha)
KetersediaanLuas Panen
(ha)
Kondisi ImbanganPangan
2027 6902 4540 defisit2028 7010 4507 defisit2029 7120 4475 defisit2030 7232 4442 defisit2031 7346 4410 defisit2032 7461 4378 defisit2033 7578 4347 defisit2034 7697 4315 defisit2035 7818 4284 defisit
Sumber: Hasil Analisis
Gambar 4.5. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di Kecamatan ukawatitahun 2015 – 2035
Dari hasil analisis yang disajikan pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.5
tersebut ternyata saat ini sebenarnya di Kecamatan Sukawati telah terjadi
defisit ketersediaan pangan jika dilihat dari imbangan lahan sawah yang
tersedia dibandingkan dengan yang dibutuhkan. Analog dengan analisis
yang dilakukan pada Kecamatan Gianyar dan Kecamatan Blahbatuh, maka
alternatif yang perlu dilakukan untuk mewujudkan ketersediaan pangan di
Kecamatan Sukawati adalah dengan pencegahan peningkatan alih fungsi
lahan, meningkatkan produktivitas lahan. Disamping itu perlu juga
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035
Ketersediaan
Kebutuhan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 109
dilakukan upaya menekan pertambahan penduduk. Dari data yang
terkompilasi Kecamatan Sukawati memiliki populasi jumlah penduduk dan
laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi.
Jika upaya menekan alih fungsi lahan menjadi sekitar 0,35%/tahun
mampu dilakukan, produktivitas lahan sawah mampu ditingkatkan
mendekati 7,7ton/ha atau naik sekitar 25%, serta bisa menekan laju
pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1 %/tahun, maka kecukupan
pangan di Kecamatan Sukawati hanya bertahan sampai sekitar 9-10 tahun
mendatang. Hal ini berarti kondisi saat ini dan di waktu mendatang
Kecamatan Sukawati memiliki potensi kerawanan pangan yang cukup
serius jika tidak ditopang oleh kecamatan lainnya di Kabupaten Gianyar
atau dari daerah lainnya dari luar Kabupaten Gianyar.
Tabel 4.11.Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Sukawati sampai duapuluh tahun mendatang jika peningkatan alih fungsi lahandapat diturunkan menjadi sekitar 0,35%/tahun, produktivitaslahan sawah dapat ditingkatkan menjadi sekitar 7,7ton/ha,dan laju pertumbuhan penduduk 1 %/tahun.
Tahun
Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Sukawatijika dengan perlakuan pencegahan alih fungsi
lahan,peningkatan produktivitas, dan penekananlaju pertumbuhan penduduk
KebutuhanLuas Panen
(ha)
KetersediaanLuas Panen
(ha)
Kondisi ImbanganPangan
2015 4580 4954 surplus2016 4603 4937 surplus2017 4626 4919 surplus2018 4649 4902 surplus2019 4672 4885 surplus2020 4695 4868 surplus2021 4719 4851 surplus2022 4742 4834 surplus2023 4766 4817 surplus2024 4790 4800 surplus2025 4813 4783 defisit2026 4837 4767 defisit2027 4862 4750 defisit2028 4886 4733 defisit
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 110
Tahun
Proyeksi Imbangan Pangan di Kecamatan Sukawatijika dengan perlakuan pencegahan alih fungsi
lahan,peningkatan produktivitas, dan penekananlaju pertumbuhan penduduk
KebutuhanLuas Panen
(ha)
KetersediaanLuas Panen
(ha)
Kondisi ImbanganPangan
2029 4910 4717 defisit2030 4935 4700 defisit2031 4959 4684 defisit2032 4984 4667 defisit2033 5009 4651 defisit2034 5034 4635 defisit2035 5059 4619 defisit
Sumber: Hasil Analisis
Gambar 4.6. Proyeksi Kondisi Imbangan Pangan di KecamatanSukawati tahun 2015-2035 jika produktivitas mampuditingkatkan sekitar 25%, laju penduduk ditekanmenjadi 1%/tahun dan alih fungsi lahan sekitar0,35%/tahun.
4300
4400
4500
4600
4700
4800
4900
5000
5100
2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035
Ketersediaan
Kebutuhan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 111
4.5 Potensi Pengembangan LP2B di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh,dan Sukawati
Berdasarkan analisis imbangan pangan antara ketersediaan dan
kebutuhan pangan di masa mendatang seperti diuraikan pada sub-bab
sebelumnya, Kecamatan Gianyar dan Blahbatuh akan mengalami defisit
tahun 2029, sedangkan Kecamatan Sukawati sudah mengalami defisit
tahun 2015. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan dan perlu
adanya upaya untuk mengatasinya.
Dari sisi ketersediaan pangan, khususnya ketersedian lahan
pertanian tanaman pangan, harus diupayakan supaya tidak terjadi alih
fungsi lahan pertanian ke non-pertanian. Disamping juga harus
diupayakan melalui peningkatan produktivitas lahan, terutama untuk
tanaman padi. Seperti contoh analisis simulasi untuk Kecamatan Gianyar.
Asumsinya, mencegah meningkatnya persentase alih fungsi lahan dari
rata-rata persentase saat ini yang besarnya sekitar 0,3%/tahun dan
peningkatan produktivitas lahan sawah dapat dilakukan sebesar 10% dari
produktivitas rata-rata saat ini, maka resiko kerawanan pangan tersebut
dapat ditanggulangi minimal untuk dua puluh tahun ke depan (tahun
2035). Dengan demikian, dengan upaya tidak meningkatnya prosentase
alih fungsi lahan dan upaya peningkatan produktivitas lahan akan dapat
menyeimbangkan antara ketersediaan dan kebutuhan pangan dalam waktu
yang lebih lama.
Berdasarkan hasil kajian dalam penelitian di lapangan, ada
beberapa subak yang sudah menyatakan kesanggupannya untuk
mempertahankan lahan sawahnya supaya tidak beralih fungsi ke lahan
non-pertanian. Para petani menyadari bahwa lahan sawahnya harus bisa
dipertahankan demi kepentingan anak-cucu atau keturunannya di
kemudian hari. Para petani akhirnya sepakat membuat awig-awig untuk
melarang alih fungsi lahan pertanian, diawali di tingkat desa adat dan ada
juga sampai di tingkat subak. Berikut, disajikan beberapa subak di
wilayah Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati yang berpotensi
untuk mempertahankan lahannya sebagai Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) atau sebagai subak lestari.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 112
Tabel 4.12. Subak yang berpotensi untuk mempertahankan lahannyasebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) diKecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, tahun 2016.
Kecamatan Nama Subak Luas (ha) DesaGianyar Sema 38 Petak KajaGunung Jimbar Kaja 32
Angkling 41 BakbakanSumita 89 SumitaMulung 28Petak Jeruk 11 SuwatSawan 17 SianganLokeserana 20Jumlah 276
Blahbatuh Getas 23 Getas
Sukawati Tapesan 27 BatuanUjung 34Penangin 45 BatubulanKalangan Kebon 36 SingapaduKalangan KebonManggar Besi
37
Wehen Kesanga 31 Singapadu KalerJumlah 210
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 113
BAB VRUMUSAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
5.1 Analisis SWOT
Penentuan strategi dan juga kebijakan sangat tergantung dari
analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dari kasus
yang akan dikaji. Strategi pada dasarnya adalah suatu rangkaian kebijakan
atau tindakan yang dilakukan secara terus menerus, dengan
memanfaatkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada. Hal
ini penting dalam proses pengelolaan, dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Strategi berasal dari kata strategos (bahasa Yunani), yang
merupakan gabungan antara stratos atau tentara, dan ego atau pemimpin.
Suatu strategi memiliki dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang
dituju. Jadi, strategi dapat juga dikatakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan dalam jangka panjang.
Marrus (2002) mengatakan bahwa strategi adalah suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
agar tujuan dapat tercapai. Sementara itu Quinn (1999) mengatakan
bahwa strategi adalah suatu bentuk rencana yang mengintegrasikan
tujuan-tujuan utama, kebijakan, dan rangkaian tindakan dalam suatu
organisasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Suatu strategi yang
diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan
pengalokasian sumberdaya yang dimiliki menjadi suatu bentuk yang dapat
dilaksanakan. Sementara itu David (2004) menyatakan bahwa strategi
adalah rencana yang disatukan, luas, dan berintegrasi yang
menggabungkan keunggulan strategi suatu kawasan dengan tantangan
lingkungan untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh suatu instansi atau organisasi. Strategi adalah
sebagai tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi
lingkungan tertentu yang dapat dianggap penting. Di mana tindakan
penyesuaian itu dilaksanakan dengan sadar berdasarkan pertimbangan
yang logis. Selanjutnya Rangkuti (2006) dengan mengutip berbagai sumber
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 114
mengatakan bahwa strategi merupakan sebuah respon secara terus
menerus maupun adaptif, terhadap peluang dan ancaman serta kekuatan
dan kelemahan yang dapat mempengaruhi suatu organisasi.
Berdasarkan bahasan tersebut di atas, maka sebelum menetapkan
strategi dalam rangka menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B) di Kecamatan Gianyar,Blahbatuh, danSukawatidi Kabupaten
Gianyar, maka perlu melakukan bahasan tentang SWOT sebagai berikut.
1. Kekuatan.Adapun kekuatannya adalah sebagai berikut.
Aspek pola pikir:
1.1. Masih adanya minat petani untuk mempertahankan lahan
sawahnya untuk usaha pertanian
1.2. Ada dukungan dan komitmen dari pemerintah terhadap
eksistensi lahan sawah.
Aspek sosial:
1.3. Adanya awig-awig di beberapa Lembaga Desa Adat atau di
tingkat Lembaga Subak untuk melarang terjadinya alih fungsi
lahan sawah.
Aspek kebendaan:
1.4. Masih tersedia lahan sawah (lahan pertanian pangan) di
kawasan kecamatan tersebut dengan produktivitas yang cukup
tinggi
1.5. Masih ada petani yang secara rutin masih bekerja di lahan
sawah.
2. KelemahanAdapun kelemahannya adalah sebagai berikut.
Aspek pola pikir:
2.1. Dukungan pemerintah kurangefektifuntuk mencegah alih
fungsi lahan sawah.
2.2. Generasi muda enggan untuk bertani.
Aspek sosial:
2.3. Lembaga subak tidak kokoh, karena struktur kelembagaannya
di pemerintahan sudah tidak eksis.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 115
2.4. Petani sudah berusia lanjut (rata-rata di atas 50 tahun).
Aspek kebendaan:
2.5. Sudah banyak terjadi alih fungsi lahan sawah.
2.6. Pendapatan petani dari sektor pertanian rendah.
2.7. Pajak PBB yang tinggi.
3. Peluang.Adapun peluang yang tersedia adalah sebagai berikut.
Aspek pola pikir:
3.1. Kepentingan pada produk pertanian (pangan) masih akan terus
berlanjut.
Aspek sosial:
3.2. Ada Undang-Undang dan peraturan pemerintah yang mengatur
tentang lahan pertanian berkelanjutan.
Aspek kebendaan:
3.3. Adanya upaya peningkatan produktivitas dengan penerapan
teknologi dalam usahatani.
4. Ancaman.Aspek pola pikir:
4.1. Kebijakan pemerintah pusat yang selalu tergesa-gesa meng-
import produk pertanian, kalau terjadi kenaikan harga.
Aspek sosial:
4.2. Undang-Undang tentang lahan sawah tersebut belum
dijabarkan di tingkat daerah.
4.3. Sektor pariwisata dan jasa lainnya terus mendesak sektor
pertanian.
Aspek kebendaan:
4.4. Ada gap pendapatan yang tinggi antara sektor pertanian dan
sektor pariwisata atau jasa lainnya.
4.5. Air irigasi terbatas dan ada persaingan terhadap penggunaan
air.
4.6. Terjadinya peningkatan jumlah penduduk.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 116
5.2 Strategi dan Kebijakan
Berdasarkan uraian kajian SWOT di atas, maka diperlukan strategi
dan kebijakan yang jelas serta perhatian yang kuat dari pemerintah, agar
lahan sawah di ketiga kecamatan di Kab. Gianyar tersebut dapat
dipertahankan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (Tabel 5.1)
Tabel 5.1. Strategi, kebijakan, program dan kegiatan dalam pengembanganLP2B
di KecamatanGianyar, Blahbatuh, dan Sukawatidi Kab. Gianyar.
Strategi Kebijakan Program KegiatanPengembanganlahan pertanianpanganberkelanjutan.
Menetapkanbeberapa subakdi setiapkecamatan,sebagai lokasipengembanganLahan PertanianPanganBerkelanjutan(LP2B).
1. Melakukanidentifikasiterhadapsubak untukpengembangan LP2B.
2. Membuatkesepakatandengansuatu subaktertentu disetiapkecamatanuntukpengembangan LP2B.
3. Menentukandanmenyepakatihak dankewajibansuatu subakberkaitdenganprogram LP2Btersebut.
1.Melakukanpendekatandenganpekaseh
2.Membuatkesepakatantertulis (MoU)
3.Menyediakananggarandalam APBDuntuk kegiatanini.
4.Melakukanpendampinganterhadapsubak tsb.
5.Melakukankoordinaasidengan SKPDterkait.
Menetapkan timMonitoring danEvaluasi (Monev)terhadappelaksanaanLP2B.
1. Melakukanidentifikasiterhadaplembaga ataupersonaliayang berkait.
2. MelakukanFGD tentangpelaksanaanLP2B
1. Melakukanrapat-rapatkoordinasidalam rangkapelaksanaanmonevpelaksanaanLP2B.
2. Melakukankunjungan ke
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 117
tersebut.3. Menetapkan
tim monevterhadappelaksanaanLP2B.
lapangan.3. Membuat
laporanmonev.
4. Mendorongaksi yangnyataterhadappelanggaranpelaksanaanLP2Btersebut.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 118
5.3 Rencana aksi pelaksanaan strategi dan kebijakan dari penetapan LP2B
Rencana aksi yang perlu dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan strategi dan kebijakan dari penetapan LP2B tersebut
adalah seperti tertera pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2.Rencana aksi dalam rangka pelaksanaan strategi dan kebijakan penetapan LP2B
HAK SUBAK KEWAJIBAN SUBAK MANFAAT KENDALA PROGRAM RENCANAKEGIATAN
SKPD1. Jaminan bebas
pembayaranpajak PBB(Pembayaranpajak PBB disubsidihingga100%).
1. Membuat awig-awigatau perarem untukmelarang alih fungsilahan sawah.
2. Membentuk lembagaekonomi subak(sebagai pengelola), dibawah struktursubak. Jugaberfungsi untukmengelola prosessubsidi pajak PBB100%.
Bagi petani :1. Biaya
produksisemakinringan.
2. Pendapatan petani,naik.
Bagi petani :1. Kesulitan dalam
membuat perarematau awig-awiguntuk melarang alihfungsi lahan sawah.
2. Ada resistensi dalamproses pembentukanlembaga ekonomisubak.
Bagi pemerintah :1. Melaksanakan
kesepakatansubsidi pajak PBB100%.
2. Melakukanpendampinganpada subak untukmengembangkanlembaga ekonomisubak.Pendampingandilakukanminimal selama 4-5 tahun.
3. Menyediakandana hibah bagipetani di kawasansubak tsb.
4. Mengembangkanperda tentangsubak
1. Distan2. Bappeda3. Probang/M
onev4. Dispenda5. Diskop dan
UKM6. Bag.
Hukum7. Bag.
Perlengkapan
8. Kecamata9. Sabha
Upadesa
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 119
HAK SUBAK KEWAJIBAN SUBAK MANFAAT KENDALA PROGRAM RENCANAKEGIATAN
SKPDberkelanjutan.
2. Jaminanmendapatkan airirigasi yangmencukupidengankonstruksijaringan irigasiyang senantiasaterpelihara.
2.Mencantumkandalam awig-awigsubak bahwatidak bolehadanyapengambilan airirigasi untukkepentinganlainnya tanpapersetujuananggota/kramasubak. Disamping itu,
mencantumkan jugadalam awig-awig untukpengembanganpertanian organik.
Bagi subak1. Pemanfaatan air
diprioritaskanuntuk pertanianbukan oleh pihaklain denganpertimbangan untukpelestarian subak
2. Ada potensi untukmengembangkanpertanian organic.
Bagi subakKesulitan untukmeyakinkan petani(dalam pengembanganawig-awig danpertanian organik)
1.Mengembangkanconsensus bahwasubakmendapatkanprioritaspenggunaan airirigasi. Pendudukmigran harusmelakukanadaptasi padakultur penduduksetempat.
2.Upaya konservasiair
3. Introduksioptimasipenggunaan airirigasi
1. Distan2. Bappeda3.Probang/Monev3. PU4.Disbud/SabaUpadesa5. BPMPD6. PDAM7. Camat danLurah8. LingkunganHidup9. Tata Ruang10. Dispar11. DinasPeternakandan Kelautan
3. Bantuan/subsidiinput (saranaproduksipertanian/saprotan).
Mengelola input untukpetani yang disubsidioleh pemerintah melaluiunit ekonomi padastruktur organisasisubak. Dengan demikianpetani akan bisa merasa
Pemerintah1. Menjamin lahan
pertanian tanamanpanganberkelanjutan (UU41/2007).
Pemerintah1. Harus menyediakan
anggaran subsudioutput yangsepadan.
2. Kendala dalammengadakan
Bagi Pemerintah:Pendampinganmanajemen unitekonomi
1. Distan2. Bappeda3.Probang/Monev4. Dispar5. Kabag
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 120
HAK SUBAK KEWAJIBAN SUBAK MANFAAT KENDALA PROGRAM RENCANAKEGIATAN
SKPDdiperhatikan olehpemerintah. Kemudiantetap dapatmempertahankan sawahdan subak tsb.
pendampingan bagipetani dan subak.
Hukum6.Diskop7.Disbud8.Kecamatan
4. Insentif subsidiharga output, dimana gabahpetani dibeliSelanjutnya,adanya jaminanpasar danpemasaranterhadapkomoditi yangdihasilkan padasubak
Membuat basisdata(data base)menyangkut namakrama/anggota subak, luaslahan, dan statuskepemilikan lahan.
Krama subak wajibberadaptasi padaregulasi yang dibentuk
Subsidi harga akanmeningkatkanpendapatan petani
Dengan adanyajaminan pasar danpemasaran, resikokerugian petani dapatdiperkecil.
.
Perlu dana yang cukupdari pemerintah
Mengembangkanperangkat regulasitentang teknispembelian komoditaspetani
1. Distan2. Bappeda3.Probang/Monev4. Disperindag5. Diskop6. Bag Hukum
5. Jaminanterhadap resikokegagalan(asuransi) padaaktivitasbudidaya padi.
Idem
Meniadakan resikokegagalan petani
Perlu dana yang cukupbesar untuk membantupembayaran premipetani (kalau sewaktu-waktu diperlukan).
Mengembangkanperangkat regulasiterkait pelaksanaanasuransi pertanian.
1. Distan2. Bappeda3. Probang/M
onev4. Kabag
Hukum6. Adanya jaminan
pendapatan yangdiperoleh subak,kalau munculaktivitas non-farmpada kawasan
idem
Bagi subak1. Dapat
mengembangkankegiatan nonpertanian,mis :agrowisata.
1. Kesulitan untukmengembangkanlembaga ekonomisubak (sebagaipengelola).
2. Adanya resistensi
1. Mengembangkanperangkat regulasiterkait dengankemunculanaktivitas non-farm( misalnya
1. Distan2. Bappeda3. Probang/M
onev4. Kabag
Hukum
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 121
HAK SUBAK KEWAJIBAN SUBAK MANFAAT KENDALA PROGRAM RENCANAKEGIATAN
SKPDsubak. 2. Meningkatkan
pendapatan petani
Pemerintah:1. Bisa
mengembangkanagrowisata kekawasan subak.
2. Dikembangkansebagai mediapembelajaranbudaya bagisiswa/generasimuda.
dari masyarakatnon petani
agroekowisata) disubak tsb.
2. Pendampingandan fasilitasipengembangandesign danpengelolaanagroekowisata.
5. Dispar
7. Adanyapendampingankepada petaniterkait denganusahapeningkatanintensitas tanampada lahan subak.
Petani wajib mengikutisemua kebijakan pihakpendamping, termasukdiantaranya disiplindalam penerapan polatanam.
Meningkatkanpendapatan petani
Komoditas palawijayang belummenguntungkandengan optimal.
Melakukan maping(pemetaan) tentangpermintaan pasarterhadap komoditasyang dihasilkan padakawasan subak.
1. Distan2. Bappeda3. Probang/M
onev4. Diskop5. Disperinda
g
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 122
BAB VIPENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penyusunan Kebutuhan Luas
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Gianyar, khusunya
di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, dapat disampaikan
simpulan sebagai berikut.
1. Luas lahan sawah yang mendukung perlindungan lahan pertanian
pangan berkelanjutan (LP2B) di Kecamatan Gianyar seluas 2.457ha
dengan jumlah subak sebanyak 90 subak, Kecamatan Blahbatuh seluas
2.171 ha dengan 83 subak, dan Kecamatan Sukawati 2.647 ha dengan
107 subak. Beberapa subak dari ketiga kecamatan tersebut telah
menyatakan komitmennya untuk mempertahankan lahan subaknya
agar tidak terjadi alih fungsi.
2. Lahan pertanian di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati
memiliki potensi teknis dan kesesuaian lahan untuk peruntukan
pertanian pangan dengan mempertimbangkan kelerengan, iklim, sifat
fisika, kimia dan biologi tanah yang cocok untuk dikembangkan menjadi
lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan mempertimbangkan daya
dukung lingkungan seperti ketersediaan air irigasi, infrakstruktur
irigasi, jalan usahatani, produktivitas, intensitas pertanaman, serta
konservasi berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
3. Produktivitas lahan pertanian tanaman pangan khususnya padi di
Kecamatan Gianyar mencapai sekitar 6.3 ton/ha, Kecamatan Blahbatuh
6,8 ton/ha, dan Kecamatan Sukawati 5.9 ton/ha dan berpotensi untuk
ditingkatkan menjadi 7,5 – 8,0 ton/ha.
4. Berdasarkan analisis imbangan pangan antara ketersediaan dan
kebutuhan di masa mendatang denganmempertimbangkan variable
pertumbuhan penduduk, kebutuhan konsumsi pangan penduduk,
produktivitas lahan, dan laju alih fungsi lahan, maka Kecamatan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 123
Gianyar dan Blahbatuh mengalami defisit tahun 2029, sedangkan
Kecamatan Sukawati mengalami defisit tahun 2015.
5. Strategi yang perlu diimplementasikan untuk pengembangan lahan
pertanian pangan berkelanjutan adalah menetapkan beberapa subak
sebagai lokasi pengembangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B)di setiap kecamatan dengan membuat kesepakatan tertulis (MoU)
disertai dengan pendampingan dan penyediaan anggaran oleh
pemerintah daerah.
6.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan di Kecamatan
Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati, maka untuk merealisasikan LP2B
direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut.
1. Memberikan insentif bagi petani yang tetap menjaga kelestarian lahan
pertaniannya melalui subsidi pajak.
2. Memberikan jaminan kepada subak untuk mendapatkan air irigasi.
3. Memberikan bantuan atau subsidi input (sarana produksi pertanian)
dan output (jaminan harga dan pasar produk hasil pertanian
4. Memberikan subsidi premi asuransi pertanian.
5. Mengembangkan aktivitas ekonomi subak (aktivitas on-farm dan off-
farm) yang dikelola oleh subak itu sendiri.
6. Membuat perda dan awig-awig yang melarang alih fungsi lahan
pertanian.
7. Melakukan pendampingan dalam bidang ekonomi dan produksi.
top related